• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

teripang, yaitu teripang gamat (Stichopus variegatus), teripang hitam ) dan teripang pasir (Holothuria scabra). Tahap kedua dilakukan ipang yang paling banyak mengandung steroid, yaitu dengan

anya polimerisasi lemak tidak jenuh dalam medium asam setat anhidrid dan asam sulfat pekat. Hasil uji warna dapat dilihat pada Gambar t menunjukkan bahwa baik teripang upun teripang pasir dapat dijadikan sumber steroid.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Seleksi Bahan Baku

Pemilihan bahan baku dilakukan untuk mengkaji potensi teripang sebagai sumber steroid alami yang dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan pemilihan jenis

(Holothuria nobilis pemilihan bagian ter

mengukur kandungan steroid pada bagian gonad, jeroan dan bagian tubuh tanpa gonad dan jeroan.

Identifikasi Steroid Teripang pasir, Teripang gamat dan Teripang hitam

Hasil penelitian uji warna dengan menggunakan pelarut Liebermann-Burchard menunjukkan bahwa ekstrak teripang gamat (Stichopus variegatus), teripang hitam (Holothuria nobilis) dan teripang pasir (Holothuria scabra) mengandung steroid. Keberadaan steroid ditandai dengan terbentuknya warna biru kehijauan pada campuran antara ekstrak teripang dengan pelarut Liebermann-Burchard. Warna tersebut timbul karena ad

a

13. Hasil pengujian secara kualitatif tersebu gamat, teripang hitam ma

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Stonik et al. (1998), Riani et al. (2006) dan Kustiariyah (2006). Stonik et al. (1998) menunjukkan bahwa teripang hitam (Holothuria nobilis) dan teripang pasir (Holothuria scabra) mengandung steroid. Hasil penelitian Kustiariyah (2006) juga membuktikan teripang pasir (Holothuria scabra) mengandung steroid, sedangkan hasil penelitian Riani et al. (2006) menunjukkan bahwa teripang gamat (Stichopus variegatus) juga mengandung steroid.

(2)

kandungan steroid teripang dilakukan dengan menggunakan UV-pectrophotometry pada panjang gelombang 240 nm. Perhitungan kandungan

stan a

a1 a2 a3 b

Gambar 13 Hasil pengujian kandungan steroid dengan uji warna pada ekstrak steroid teripang

Kandungan Steroid Teripang pasir, Teripang gamat dan Teripang hitam

Pengukuran s

steroid dilakukan dengan melakukan interpolasi dari hasil kurva standar. Kurva d r steroid disajikan pada Lampiran 12.

Hasil pengamatan kandungan steroid teripang gamat, teripang hitam dan teripang pasir dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teripang pasir mengandung steroid yang paling tinggi (58,46 x 10-4 g/g, bk)

dibandingkan dengan teripang gamat (12,72 x 10-4 g/g, bk) dan teripang hitam (13,29

x 10-4 g/g, bk). Dari hasil analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa teripang pasir

mempunyai potensi kandungan steroid paling tinggi. Atas dasar hasil tersebut, penelitian dilanjutkan terhadap teripang pasir, yaitu dengan mengkaji kandungan steroid dari bagian-bagian tubuh teripang.

Tabel 3 Kandungan steroid teripang gamat, teripang hitam dan teripang pasir*

Jenis Teripang pada 240 nm Absorbansi Pengenceran Kandungan Steroid dengan UV-Spectrophotometry (x 10-4 g/g, bk) Teripang gamat 0,324 - 12,72 ± 1,88 Teripang hitam 0,338 - 13,29 ± 1,75 Teripang pasir 0,149 10 kali 58,46 ± 2,94

*

Hasil dari tiga kali pengukuran

Catatan :

a1 = teripang pasir

a2 = teripang gamat

a3 = teripang hitam

(3)

Kara

)

ang yang sudah dewasa atau udah matang gonad dengan ciri-ciri yang dapat diamati yaitu tubuh berukuran lebih ari 19 cm dengan bobot lebih dari 200 gram. Teripang yang sudah matang gonad udah menghasilkan senyawa steroid untuk aktivitas reprodu sir ang digunakan dalam penelitian ini diperlihatkan pada Gamba

Teripang yang sudah dewasa mempunyai ciri antara l – 5 cm dengan bobot badan 200 – 500 gram. Rata-rata usia teripang mencapai

ewasa – ngan ciri-ciri

teripang

ang sudah de .

kehidup

aupun betina, yang berfungsi untuk melang

kteristik Fisik Teripang pasir (Holothuria scabra

Teripang pasir yang digunakan merupakan terip s

d

s ks nya. Teripang pai

y r 14.

0 ain panjang tubuh 2 3

d adalah 6,5 8 bulan (Fechter, 1969). Apabila dibandingkan de tersebut, maka teripang yang digunakan dalam penelitian ini merupakan y wasa atau matang gonad

Dewasa kelamin atau matang gonad merupakan suatu periode dalam an makhluk jantan (Hafez, 1992). Periode tersebut ditandai dengan kemampuan hewan untuk memproduksi benih pertama kali dan kemampuan untuk melakukan perkembangbiakan. Hormon-hormon reproduksi mulai diproduksi pada masa tersebut baik pada hewan jantan m

sungkan kegiatan reproduksi. Dari ciri-ciri fisik teripang yang digunakan dapat diambil kesimpulan bahwa teripang tersebut sudah memproduksi hormon steroid, sehingga apabila dilakukan ekstraksi akan didapatkan hormon tersebut.

21 cm

Gambar 14 Bentuk dan ukuran teripang pasir (Holothuria scabra)

(4)

Persentase Bagian Tubuh Teripang pasir

Penelitian pada tahap ini dilakukan untuk mengetahui kandungan steroid dalam bagian-bagian teripang, yaitu bagian gonad, bagian jeroan, dan bagian daging. Gonad adalah bagian dalam teripang yang menghasilkan hormon steroid. Bagian tersebut berwarna kuning untuk teripang betina dan berwarna putih untuk teripang jantan. Jeroan merupakan bagian dalam tubuh teripang setelah dibedah selain gonad.

pada Tabel 4.

Bagian tersebut terdiri dari saluran yang di dalamnya banyak terdapat pasir. Bagian daging adalah bagian teripang selain gonad dan jeroan. Bagian-bagian teripang setelah dibedah diperlihatkan pada Gambar 15. Pembedahan dilakukan pada bagian bawah tubuh dari bagian anterior ke bagian posterior. Perbandingan bagian-bagian teripang pasir dapat dilihat

Jeroan

Daging Gonad

Gambar 15 Gambar bagian tubuh teripang pasir (Holothuria scabra)

Tabel 4 Persentase bagian gonad, jeroan dan bagian daging teripang pasir

Bagian Persentase (%) Bobot*

Gonad 5,00 ± 0,17

Jeroan 11,25 ± 3,60

Daging 44,63 ± 12,54

Air dan kotoran 39,12 ± 11,82

Total 100

(5)

Persentase terbesar adalah bagian daging yang mencapai 44,63%. Bagian dag g

r. Osikel yang sangat kecil rtempel pada lapisan jaringan kulit luar yang tipis dan tidak berhubungan dengan suatu tulang yang kaku (Fetcher, 1969).

Air dan kotoran yang terdiri dari sisa-sisa makanan pada saluran pencernaan merupakan bagian teripang yang mencapai 39, er

berbentuk tabung memanjang terdiri dari tentakel, mulut, kerongkongan, tenggorokan, perut besar, usus halus, kloa em i kemampuan makan dengan cara menyaring air dan memakan partikel pasir atau sedimen tanah dan sisa-sisa makanan yang busuk. Hal ini menyebabkan di dalam saluran makanan banyak sekali terdapat pasir, sehingga bobot kotoran mencapai

9,12 %.

Analis

Analisis proksimat dilakukan untuk mengetahui kandungan lemak, protein, kadar abu, kadar air da karbohidra (gonad, jeroan dan bagian daging t ). Hasil analisa proksimat teripang pasir dapat dilihat pada Tabel 5.

Dari Tabe at bahwa kandungan l gi (4,18 %) terdapat pada bagian daging te i disebabkan g atau tubuh terdiri dari

yimpan lemak serta adanya emungkinan besar mengandung lemak yang akan disebarkan ke seluruh bagian tubuh. Lemak merupakan bahan padat pada suhu kamar in atau tubuh tersebut merupakan kumpulan otot yang kenyal berwarna putih dan kulit luar yang disertai duri dan jaringan sirkulasi air yang menempel pada dinding otot. Duri-duri pada teripang tidak dapat dilihat langsung dengan mata karena sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Duri-duri teripang merupakan butir-butir kapur mikroskopis yang letaknya tersebar dalam lapisan epidermis.

Dinding tubuh teripang terdiri dari kulit luar (kutikula) yang tebal yang merupakan lapisan pelindung tertutup kapur. Di bawah kulit luar terdapat dermal kortek dengan osikel yang berhimpit, dan lapisan paling dalam dekat rongga badan merupakan suatu kumpulan otot melintang dan membuju

te

ipang 12 %. Sistem pencernaan t

punya ka dan anus. Teripang m

3

is Proksimat Teripang pasir

n kadar t pada tiap-tiap bagian eripang

l 5 terlih emak terting ripang. Hal in bagian dagin jaringan otot serta osikel yang merupakan tempat men pembuluh darah yang k

(6)

karena

frondosa, lemak merupakan bagian terbesar dari gonad, sedang

kandungan asam lemak jenuhnya yang tinggi yang secara kimia tidak mengandung ikatan rangkap, sehingga mempunyai titik lebur yang lebih tinggi. Dalam jaringan tubuh, lemak yang ada berupa kolesterol dan trigliserida, sedangkan lemak yang ada dalam aliran darah adalah kolesterol, hormon steroid, asam lemak bebas, fosfolipid dan trigliserida (Iskandar, 1980). Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Davis dan MacDonald (2002) yang menyatakan bahwa pada teripang Cucumaria

kan bagian tubuh mempunyai kandungan lemak dan protein dalam jumlah yang relatif sama. Kandungan lemak dan protein pada gonad dan bagian daging atau tubuh teripang berbeda, sejalan dengan perubahan musim.

Tabel 5 Hasil analisa proksimat bagian gonad, jeroan dan bagian daging teripang pasir*

Bahan Kadar Air (%) Kadar Abu (%), bk Kadar Lemak (%), bk Kadar Protein (%), bk Karbohidrat (%), bk Gonad 89,76 ± 4,48 52,34 ± 4,18 3,61 ± 0,29 18,26 ± 0,13 25,79 ± 2,84 Jeroan 40,02 ± 2,40 8,44 ± 1,27 0,85 ± 0,09 36,88 ± 2,95 53,83 ± 4,87 Daging 88,99 ± 5,33 31,43 ± 2,20 4,18 ± 0,52 38,96 ± 4,18 25,43 ± 2,75 *Hasil dari tiga kali pengukuran

Kandungan protein yang paling tinggi ( 38,96 %) terdapat pada bagian daging teripang.

p

Protein dalam tubuh berfungsi sebagai cadangan makanan, zat embangun dan zat pengatur. Sebagai zat pengatur, protein merupakan bahan

selalu terjadi dalam tubuh. Protein dapat juga diguna

dan dan melibatkan saluran pencernaan. Oleh sebab itu

pembentuk jaringan-jaringan baru yang

kan sebagai sumber energi apabila tidak dipenuhi oleh karbohidrat dan lemak. Disamping itu protein dapat berfungsi sebagai enzim, membentuk antibodi serta membentuk kompleks dengan molekul lain. Siklus protein dapat terjadi dalam sel, dalam jaringan, atau dalam ba

maka kandungan terbesar protein pada teripang terdapat pada bagian tubuh, dan kandungan protein terbesar kedua (36,88%) terdapat pada jeroan yang terdiri dari saluran pencernaan.

Hasil penelitian menunjukkan kadar abu pada bagian daging mencapai 31,43 %, bk. Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Wibowo et al (1997)

(7)

yang menyatakan bahwa kadar abu pada teripang pasir sebesar 6,41 %, bb (kadar air 86,73%) atau setara dengan 48,30%, bk. Tingginya kadar abu tersebut diduga karena dinding tubuh teripang terdiri dari kutikula yang merupakan lapisan pelindung yang tertutup kapur dan adanya duri-duri yang merupakan butir-butir kapur mikroskopis yang tersebar pada lapisan epidermis (Fetcher, 1969), sehingga kadar abu daging teripang mencapai 31,43%, bk.

Secara keseluruhan dari hasil analisa proksimat dapat disimpulkan bahwa bagian tubuh teripang merupakan bagian yang mempunyai kandungan nutrisi paling tinggi dibandingkan dengan bagian gonad dan jeroan, terutama dari kandungan lemak dan protein. Kadar protein dan karbohidrat dalam jeroan juga relatif tinggi aitu 36,88 dan 53,83 %. Kandungan nutrisi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan

Analisa Kand

er

-

p

Kandungan steroid bagian gonad, jeroan dan bagian daging diperlihatkan

pad l 6. s ter apa n 46

x 1 k). ad ju dun ka m

jumlah yang le , 3 x k). erk sil

daging merupakan bagian dengan kandun

bagian daging merupakan bagian daging dengan kandun

y

pangan, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah teripang.

ungan St oid Bagian bagian Teri ang pasir

a Tabe Kandungan teroid yang tinggi terd t pada bagia daging (58, 0-4g/g b Bagian gon dan jeroan ga mengan g steroid, a n tetapi dala

bih kecil (30 79 dan 28,1 10-4g/g b Hal ini dip uat oleh ha

analisis proksimat sebelumnya bahwa bagian

gan lemak tertinggi. Kandungan steroid dalam jaringan tubuh dan pembuluh darah dapat berupa hormon steroid, asam lemak bebas, trigliserida maupun kolesterol.

Bagian daging teripang pasir merupakan tempat menyimpan lemak dalam bentuk kolesterol serta adanya pembuluh darah yang mengandung kolesterol dan hormon steroid. Hal tersebut diduga sebagai penyebab tingginya kandungan steroid pada bagian daging teripang. Bagian gonad juga mengandung steroid dalam jumlah yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bagian jeroan. Hal ini disebabkan gonad merupakan tempat utama produksi hormon steroid dalam tubuh hewan yang sudah dewasa atau matang gonad guna melangsungkan proses reproduksinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

gan steroid tertinggi, sehingga pada pembuatan produk digunakan bagian daging teripang pasir.

(8)

Tabel 6 Kandungan steroid pada bagian gonad, jeroan dan daging teripang*

Jenis teripang Absorbansi Pengenceran Kandungan steroid dengan pada 240nm UV-spectrophotometry (x 10-4 g/g, bk) Gonad 0,487 - 30,79 ± 1,86 Jeroan 0,260 - 28,13 ± 1,89 Daging 0,149 10 kali 58,46 ± 2,94 *Hasil d unakan LC-MS (Liquid Chromatography-Mass Spectroscopy), sedangkan pengujian struktur kimia

ance) dan FT-IR (Fo ie

medium asam asetat anhidrit dan asam sulfat pekat. Hasil tersebut sejalan

an 13. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dalam ekstrak ari lima kali pengukuran

Identifikasi dan Karakterisasi Steroid Teripang pasir

Identifikasi adanya steroid dilakukan dengan uji warna menggunakan pelarut liebermann-burchard. Pengujian di atas merupakan uji kualitatif untuk menentukan ada tidaknya steroid dalam bahan. Pengujian bobot molekul mengg

dan gugus fungsional menggunakan NMR (Nuclear Magnetic Reson ur r Transform-Infrared Spectroscopy).

Uji Warna pada Ekstrak Steroid Teripang pasir

Hasil penelitian uji warna dengan menggunakan pelarut Liebermann-Burchard (kloroform, asam asetat anhidrit dan asam sulfat) menunjukkan bahwa ekstrak mengandung steroid dengan terbentuknya larutan biru kehijauan pada larutan tersebut (Gambar 13). Warna tersebut timbul karena adanya polimerisasi lemak tidak jenuh dalam

dengan hasil penelitian Smith et al. (1973) yang melakukan uji warna pada ekstrak steroid dari Echinus esculentus menggunakan pelarut Liebermann-Burchard menghasilkan larutan berwarna biru kehijauan.

Pengujian dengan LC-MS (Liquid

Chromatography-Mass Spectroscopy

)

Pengujian dengan LC-MS dilakukan untuk mengetahui bobot molekul dari senyawa steroid yang ada pada ekstrak steroid teripang pasir. Spektrum LC-MS ekstrak steroid teripang pasir pada waktu retensi menit ke 4,33 disajikan pada Gambar 16. Waktu retensi dari semua komponen dan spektra massa LC-MS disajikan pada Lampir

(9)

teripang pasir terdapat tiga senyawa steroid yang dominan dengan bobot molekul

90 an

mencari senyawa steroi mempunyai bobot molekul sama dengan guna karakterisasi pada teripang

3 , 594 dan 744. Dari data bobot molekul tersebut dilakukan analisa deng

d yang data di atas,

senyawa steroid pasir.

562.0 628.4 694.8 Ma 761.2 827.6 894.0 ss (m/z) 0 57.3 0 10 20 30 40 % I n 50 60 70 80 te n s it y 90 100 745.0102 tensi menit ke 4,33

ian lengkap profil spektrum steroid H-NMR dan C-NMR disajikan pada Lampiran 14 dan 15. Hasil

1 at 4,05, d 745.9738 [M+H]+ Senyawa 3 746.8704 747.5395 780.9698

Gambar 16 Spektrum LC-MS pada waktu re

Pengujian dengan NMR (Nuclear Magnetic Resonance)

Analisa dengan NMR digunakan untuk mengetahui gugus fungsi dan ikatan yang terdapat pada suatu senyawa. Spektrum NMR merupakan puncak-puncak pergeseran kimia proton yang spesifik dalam medan magnet, nilai pergeseran kimia ini sesuai dengan letak proton dalam kerangka senyawa molekul yang dianalisa (Jenie et al., 2006; Hollis, 1973). Hasil analisa dengan menggunakan 1H-NMR disajikan pada Gambar 17, sedangkan rinc

1 13

teripang pasir pada

analisa dengan H-NMR menunjukkan bahwa pada steroid teripang pasir terdap ikatan rangkap (-CH=CH) terlihat pada δ 5,34 ppm, metil hidroksi (-HC-OH) pada δH H

an 4,04 ppm. Di samping itu terdapat beberapa gugus metil (-CH3) pada

(10)

Gambar 17 Spektrum 1H-NMR pada ekstrak steroid teripang pasir

engujian dengan FT-IR (Fourier Transform Infra Red)

arnya vibrasi ikatan kimia p

-CH=CH -CH-OH -CH3

P

FT-IR merupakan metode fisiko kimia untuk mengukur bes

ada gugus fungsi. Pada analisa dengan FT-IR ikatan tertentu menyerap radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang tertentu, sehingga gugus fungsi dalam suatu senyawa dapat diketahui (Thomas et al., 2000; Jackson et al., 1997). Hasil analisa ekstrak steroid teripang pasir dengan FT-IR disajikan pada Gambar 18, sedangkan bilangan gelombang masing-masing puncak spektrum disajikan pada Lampiran 16. Hasil analisa dengan FT-IR menunjukkan bahwa senyawa steroid teripang pasir mengandung gugus OH yang ditunjukkan dengan adanya puncak pada daerah 3633,89 cm-1, CH

3 pada daerah 1442,75 cm -1, 17-keton pada 1759,08 cm -1,

∆5 hydroxy steroid pada 1072,42 cm -1 ( Kemp et al., 1954) dan C-H pada 860,25 cm -1 (Colthup et al., 1975; Schader dan Steigner, 1973

;

Thomas et al., 2000).

(11)

-OH

-CH3

C-H

Gambar 18 Spektrum FT-IR pada ekstrak steroid teripang pasir

enyawa Steroid pada Teripang pasir

da teripang pasir

m t molekul

390 tersebut adalah 12β-hydroxy-20,24-dimethyl-13,18-oxa-25-norscalarane. Hal ini diperkuat dengan hasil analisa spektrum NMR dan FT-IR (Harborne, 1973). Spektrum 1H-NMR menunjukkan adanya CH (δ 1,49, 1,80 dan 3,50 ppm), CH

2 ( δ

S

Identifikasi dan karakterisasi senyawa steroid pa

menggunakan LC-MS, NMR (1H-NMR dan 13C-NMR) dan FT-IR menunjukkan bahwa

teripang pasir mengandung beberapa jenis steroid, dengan tiga senyawa steroid yang dominan yaitu 12β-hydroxy-20,24-dimethyl-13,18-oxa-25-norscalarane, 12,Oleanene-3,16,21,22,28-pentol dan senyawa steroid 24-O-[2,4-Di-O-methyl-D-xylopyranosyl-(12)-D-xylofuranoside] atau certonardoside H. Ke-tiga jenis steroid tersebut mempunyai rumus bangun seperti pada Gambar 19.

Senyawa steroid 12β-hydroxy-20,24-dimethyl-13,18-oxa-25-norscalarane mempunyai rumus molekul C26H46O2. Senyawa tersebut teridentifikasi berdasarkan

spektrum LC-MS yang menunjukan adanya senyawa dengan bobot molekul 390. Hasil analisa penelusuran jenis senyawa dengan bobot molekul 390 dengan

(12)

1,25, 1,28, dan 1,22 ppm) dan CH3 ( δ 0,88 dan 0,91 ppm). Spektrum 13C-NMR pada

Lampiran 15 menunjukkan adanya C sikloheksana (δ 29,42, 29,87 dan 32,02), CH sikloheksana (δ 77,11, 76,86, 56,19 dan 45,89), CH2 sikloheksana (δ 32,02, 39,52

dan 39,60) dan CH3 (δ 22,79). Senyawa (1) mempunyai titik didih 948,07 K dan titik

beku 591,19 K. O OH

OH OH OH O O HO -hy tol ne (1) (2) 12β droxy-20,24-dimethyl- 12,Oleanene-3,16,21,22,28-pen 13,18-oxa-25-norscalara

R

=

O O OH O OH O O HO O HO OH OH OH R 24-O-[2,4-Di-O-methyl-D-xylopyranosyl- (3) (12)- D

yang berbeda, perbedaan iklim dan lingkungan mempengaruhi metabolisme dalam -xylofuranoside]

Gambar 19 Struktur steroid teripang pasir (Holothuria scabra)

Senyawa (1) menurut hasil penelitian Stonik et al. (1998), tidak terdeteksi pada Holothuria scabra (teripang pasir). Adanya perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan tempat habitat yang akan menyebabkan perbedaan kandungan steroid (Murray et al., 1997). Ketersediaan makanan pada suatu tempat

(13)

tubuh teripang, sehingga akan mempengaruhi jenis produksi steroidnya. Menurut Ponomarenko et al. (2004) senyawa (1) juga terisolasi dari sponge Phyllospongia madagascarensis. Pada Sponge Phyllospongia papyraces senyawa tersebut mempunyai aktivitas sitotoksik yang dapat melawan sel kanker (Lan dan Li, 2007).

Senyawa steroid 12,Oleanene-3,16,21,22,28-pentol ditunjukkan oleh spektrum LC-MS dengan bobot molekul 594. Senyawa (2) tersebut mempunyai rumus molekul C30H52O. Hasil analisa penelusuran jenis senyawa dengan bobot

molekul 594 dengan menggunakan Dictionary of Natural Product diduga senyawa tersebut adalah 12,Oleanene-3,16,21,22,28-pentol. Identifikasi senyawa tersebut diperkuat dengan hasil analisa spektrum NMR dan FT-IR. Spektrum 1H-NMR

menunjukkan adanya CH (δ 1,49, 1,62, dan 4,04 ppm), CH2 ( δ 1,25, 1,49, 2,00, dan

3,50 ppm) dan CH3 ( δ 1,23 dan 0,88 ppm). Spektrum 13C-NMR pada Lampiran 15

menunjukkan adanya C sikloheksana (δ 153,94, 45,88 dan 39,60), CH sikloheksana (δ 77,36, dan 45,89), CH2 sikloheksana (δ 32,03, 39,52 dan 29,42) dan CH3 (δ

22,79). Senyawa (2) mempunyai titik didih 1531,59K dan titik beku 1006,10 K. Hasil alis ayla et al., 2002).

Senyawa steroid ke-tiga adalah 24-O-[2,4-Di-O-methyl-D-xylopyranosyl-(12)-D-xylofuranoside] mempunyai rumus molekul C39H68O13. Keberadaan senyawa (2)

tersebut ditunjukkan oleh spektrum LC-MS dengan bobot molekul 744. Hasil analisa penelusuran jenis senyawa dengan bobot molekul 744 menggunakan Dictionary of Natural Product diduga senyawa tersebut adalah 24-O-[2,4-Di-O-methyl-D-xylopyranosyl-(12)-D-xyl . Struktur molekul senyawa (3) teridentifikasi

leh spektrum 1H-NMR yait nya 7 gugus metil (CH

3) pada nilai

0,91 (H-25), 0,91 (H-24), 3,30

13C-NMR pada Lampiran 15 menunjukkan nilai

pergeseran kimia 107,5 (CH-28), 83,2 (CH-29), 77,9 (CH-30), 92,0 (CH-31), 61,9 (CH2-32), 103,7 (CH-33), 84,9 (CH-34), 76,7 (CH-35), 81,4 (CH-36), 64,0 (CH2-37),

penelitian sebelumnya komponen steroid ini juga ditemukan pada Styrax officin (Y ofuranoside] o u dengan ada pergeseran kimia 1,04 (H-27), 1,04 (H-26), 0,96 (H-19), (H-38) dan 3,30 (H-39). Spektrum 57,7 (CH3-38) dan 57,4 (CH3-39).

Senyawa (3) merupakan suatu senyawa saponin. Pada senyawa tersebut terikat disakarida yang terdiri dari xylosa dalam bentuk furanosa dan piranosa (Gambar 19). Menurut Wang et al. (2003), senyawa (3) atau disebut culcitoside atau certonardoside H1 ditemukan juga pada bintang laut Certonardoa semiregularis

(14)

dan mempunyai aktivitas sitotoksik. Saponin pada beberapa biota laut dilaporkan sebagai komponen antifungal dan mempunyai aktivitas mikrobial (Wang et al., 2005), anti tumor dan mempunyai aktivitas anti inflamasi (Connolly dan Hill, 2002). Saponin yang terdapat pada ginseng dilaporkan merupakan komponen aktif yang mempunyai efek ap

pada lingkungan ruangan pemeliharaan. Seluruh kandang ditemp

Mangkoewidjojo, 1988). Ketidakseimbangan gizi dalam

rodisiaka (Nocerino et al., 2000).

Hasil Bioassay pada Mencit Jantan

Bioassay dilakukan untuk mempelajari pengaruh pemberian produk dalam bentuk tepung teripang, ekstrak lemak teripang dan ekstrak steroid teripang terhadap perilaku seksual, kadar testosteron, bobot alat kelamin dan kualitas spermatozoa mencit jantan. Mencit yang digunakan adalah mencit jantan yang sudah dewasa yaitu yang sudah berumur lebih dari dua bulan. Sebelum dilakukan penelitian, dilakukan adaptasi di tempat yang akan dijadikan tempat penelitian.

Perubahan Bobot Badan Mencit

Adaptasi mencit sebelum percobaan dilakukan selama satu minggu untuk membiasakan mencit

atkan pada suatu ruangan yang mendapatkan ventilasi cukup dengan suhu ruangan berkisar antara 23 – 29oC dengan pengaturan cahaya alami, yaitu ruangan

mendapat cahaya terang selama siang hari dan gelap pada malam hari. Selama masa adaptasi dilakukan pengamatan agar mencit dapat terus digunakan dalam penelitian (kondisi sehat). Untuk menentukan kondisi kesehatan dan kenyamanan mencit dilakukan pengamatan terhadap perubahan bobot mencit dan kondisi fisik mencit. Hasil pengamatan terhadap bobot mencit percobaan selama penelitian diperlihatkan pada Gambar 20. Selama masa adaptasi tidak terjadi penambahan bobot mencit secara berarti.

Pertumbuhan bobot mencit sangat dipengaruhi oleh komposisi gizi ransum yang diberikan, yaitu harus seimbang dari segi nilai gizi dan jumlah serta sesuai dengan kebutuhannya (Smith dan

makanan dapat menimbulkan macam-macam gangguan, misalnya pertumbuhan badan lambat, peka terhadap penyakit, rambut rontok, kesulitan bergerak dan lain-lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mencit dalam kondisi

(15)

sehat dan siap untuk diberi perlakuan. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya kecenderungan bobot badan yang menurun dan kondisi fisik mencit yang lincah selama masa adaptasi.

39 33,2 33,0 32,6 31 33 35 Bobo t bad an me nci t 29 0 2 4 6 37 8 10 12 14 16 ja ntan , gr am

an 0,50 gram. Bobot badan mencit pada waktu disapih (um r 2

Hari ke

Gambar 20 Perubahan bobot badan mencit jantan

Bobot mencit mengalami peningkatan selama masa pertumbuhan, sedangkan sesudah masa dewasa tercapai laju pertumbuhan statis atau tetap, apabila mengalami kenaikan bobot hanya sedikit sekali sampai mencapai saat tua. Laju pertumbuhan absolut mencit dari umur tiga minggu hingga umur delapan minggu untuk jantan dan betina masing-masing 0,58 gram dan 0,37 gram/hari. Sudono (1981), melaporkan bahwa laju pertumbuhan tertinggi bobot mencit dicapai pada umur setelah disapih sampai umur 29 hari, baik jantan maupun pada betina masing-masing adalah 0,55 d

u 1 hari) adalah 7,69 gram pada jantan dan 7,63 pada betina. Bobot mencit jantan dewasa menurut Malole dan Pramono (1989) berkisar antara 20-40 gram, sedang mencit yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai bobot antara 32,6 – 33,2 gram. Hal ini menunjukkan bahwa mencit yang digunakan adalah mencit yang sudah dewasa.

(16)

Perilaku Seksual Mencit Jantan

Perilaku seksual mencit jantan dalam penelitian ini dikaji dari frekuensi perilaku kissing vulva dan mounting. Pengamatan dilakukan satu jam setelah pemberian tepung teripang, ekstrak lemak dan ekstrak steroid pada berbagai dosis kandungan steroid. Guna menghindari gangguan dari lingkungan, pengamatan perilaku seksual mencit jantan dilakukan dengan menggunakan bantuan kamera handycame.

Hasil pengamatan terhadap perilaku kissing vulva pada mencit jantan setelah pemberian tepung teripang, ekstrak lemak teripang dan ekstrak steroid teripang pada berbagai dosis kandungan steroid, kontrol tanpa pemberian dan pemberian metil testosteron dalam lima hari pengamatan disajikan pada Lampiran 17. Nilai rataan frekuensi perilaku kissing vulva pada mencit jantan dalam 30 menit sesudah diberi perlakuan disajikan pada Gambar 21. Frekuensi perilaku kissing vulva pada mencit jantan berkisar antara tiga sampai 25 kali dalam 30 menit. Hasil analisa pengaruh pemberian tepung, lemak dan steroid teripang terhadap jumlah kissing vulva pada mencit jantan dengan Chi kuadrat (

χ

2) disajikan pada Lampiran 18. Hasil analisa

menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata dalam hal jenis produk yang

diberikan terhad ri ketiga jenis

pro ,

engan penelitian Bancroft (2005), yang menyatakan bahwa nutrisi apat mempengaruhi libido atau perilaku seksual. Nutrisi yang lengkap akan

ap frekuensi perilaku kissing vulva pada mencit. Da

duk tepung teripang merupakan produk yang menghasilkan mencit dengan frekuensi perilaku kissing vulva tertinggi dibandingkan dengan pemberian ekstrak lemak dan ekstrak steroid.

Mencit jantan dengan perlakuan pemberian tepung teripang menunjukkan nilai rataan frekuensi perilaku kissing vulva sebanyak 14 sampai 25 kali dalam 30 menit, sedangkan mencit jantan dengan pemberian ekstrak lemak dan ekstrak steroid teripang menunjukkan frekuensi perilaku kissing vulva sebanyak tujuh sampai sebelas dan empat sampai delapan dalam 30 menit. Hal ini diduga karena di dalam tepung teripang selain mengandung steroid juga mengandung sejumlah nutrisi seperti lemak (1,23%), protein (12,60%), karbohidrat (40,26%), asam amino esensial (arginin, histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin dan valin) serta mineral (K, Ca, Mg, Fe, Cu dan Zn) yang diduga bersinergi dalam peningkatan libido. Hal ini sesuai d

(17)

meningkatkan perilaku seksual sedangkan kekurangan nutrisi dapat menurunkan perilak seksual. u

20 25 jant a n dalam 0 5 10 15 Fr ekuensi peri laku ki ssi ng vul v a 30 m en it Tepung teripang

Ekstrak lemak Ekstrak steroid Kontrol Metil testosteron Perlakuan mencit 10 μg/100 g bb 30 μg/100 g bb 50 μg/100 g bb

Gambar 21 Frekuensi perilaku kissing vulva mencit jantan sesudah perlakuan dalam 30 menit

Hasil pengamatan terhadap perilaku mounting pada mencit jantan setelah pemberian tepung teripang, ekstrak lemak teripang dan ekstrak steroid teripang pada berbagai konsentrasi steroid, kontrol tanpa pemberian dan pemberian metil testosteron disajikan pada Lampiran 19. Nilai rataan frekuensi perilaku mounting pada mencit jantan dalam 30 menit sesudah diberi perlakuan disajikan pada Gambar 22. Frekuensi perilaku mounting pada mencit jantan berkisar antara nol sampai enam kali dalam 30 menit. Hasil analisa pengaruh pemberian tepung, lemak dan steroid teripang terhadap jumlah mounting pada mencit jantan dengan Chi kuadrat (

χ

2) disajikan pada Lampiran 20.

(18)

0 1 2 3 4 5 6 7 F reku en si p erila ku mou n ti ng m en cit jan tan d alam 3 0 meni t Tepung teripang

Ekstrak lemak Ekstrak steroid Kontrol Metil testosteron

Perlakuan

10 μg/100 g bb 30 μg/100 g bb 50 μg/100 g bb

Gambar 22 Frekuensi perilaku mounting mencit jantan sesudah perlakuan dalam 30 menit

Hasil analisa menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata dalam hal

Dari ketiga jenis produk, tepung teripang merupakan produk yang menghasilkan

perilaku mounting dan kissing vulva merupakan ua jenis perilaku seksual yang keduanya dipengaruhi faktor yang sama (Almeida et al., 2000), sehingga apabila frekuensi perilaku kissing vulva meningkat, maka frekuensi perilaku mounting juga meningkat.

jenis produk yang diberikan terhadap frekuensi perilaku mounting mencit jantan.

mencit dengan frekuensi perilaku mounting tertinggi dibandingkan dengan pemberian ekstrak lemak dan ekstrak steroid. Mencit jantan dengan perlakuan pemberian tepung teripang menunjukkan nilai rataan frekuensi perilaku mounting sebanyak satu sampai enam kali dalam 30 menit, sedangkan mencit jantan dengan pemberian ekstrak lemak dan ekstrak steroid teripang menunjukkan nilai rataan frekuensi perilaku mounting sebanyak satu sampai dua dan nol sampai dua kali dalam 30 menit. Hasil ini sama dengan hasil penelitian pada perilaku kissing vulva bahwa pemberian tepung teripang dapat meningkatkan frekuensi perilaku kissing vulva pada mencit jantan. Hal ini disebabkan

(19)

Steroid yang terkandung dalam ketiga produk yaitu 12β-hydroxy-20,24-dimethyl-13,18-oxa-25-norscalarane dan 12,Oleanene-3,16,21,22,28-pentol diduga merupakan prekursor pembentukan hormon kelamin jantan. Steroid tersebut mempunyai cincin siklopentana yang sama dengan testosteron (Stryer, 1975), sehingga steroid pada produk teripang akan mudah dikonversi menjadi testosteron. Pembentukan hormon tersebut sampai konsentrasi tertentu akan meningkatkan libido. Senyawa steroid 24-O-[2,4-Di-O-methyl-D-xylopyranosyl-(12)-D-xylofuranoside] diduga diduga mempunyai efek aprodisiaka seperti yang terdapat pada ginseng (Nocerino et al., 2000). Hal ini terlihat dari frekuensi perilaku seksual mencit jantan setelah pemberian produk teripang yang mempunyai frekuensi kissing vulva (antara delapan sampai 30 kali dalam 30 menit) maupun mounting (satu sampai enam kali dalam 30 menit) lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol tanpa pemberian produk (perilaku kissing vulva sebanyak dua kali dan perilaku mounting sebanyak satu kali dalam 30 menit).

Lemak dalam bentuk kolesterol merupakan bahan pembentuk hormon steroi

rogesteron tuk dari kolesterol (Turner dan Bagnara, 1976). g (1,23%) diduga cukup

d (Linscheer dan Vergroesen, 1994). Hormon steroid seperti pregnenolon, p dan testosteron diben

Dengan adanya kandungan lemak dalam tepung teripan

menyediakan kolesterol sebagai bahan pembentuk hormon steroid. Protein pada tepung teripang mengandung sejumlah asam amino esensial yang tidak dapat disintesa di dalam tubuh. Asam amino esensial yang terdapat pada tepung teripang antara lain arginin, histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin dan valin. Selain asam amino esensial, tepung teripang juga mengandung asam amino nonesensial aspartat, alanin, glutamat, glisin, prolin, serin, sistein dan tirosin. Beberapa asam amino di atas yaitu arginin, histidin, leusin, glutamat, glisin, prolin, serin dan tirosin merupakan bahan pembentuk Gonadotrophin-Releasing Hormone (GnRHI: pGlu-His-Trp-Ser-Tyr-Gly-Leu-Arg-Pro-Gly-NH2). Gonadotrophin-Releasing Hormone (GnRH) tersebut merupakan hormon yang mengatur pembentukan hormon Lutenizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH) (Okada et al., 2003). LH adalah hormon yang menstimulasi pembentukan hormon steroid diantaranya testosteron yang berfungsi dalam peningkatan libido, sedangkan FSH merupakan hormon yang menstimulasi spermatogenesis (Hafez et al., 2000).

(20)

Dengan

ing berkisar rata-rata tiga kali dalam 30 menit. Hal ini

pemberian tepung teripang dengan dosis steroid 30 dan 50 μg/ 100 g bb demikian, adanya kandungan asam amino di atas pada tepung teripang, diduga merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan libido.

Tepung teripang juga mengandung sejumlah mineral diantaranya Zn (0,03 persen). Ketersediaan mineral Zn mempunyai efek aprodisiaka dalam tubuh (Agget dan Harries, 1979), sedangkan kekurangan mineral tersebut dapat menurunkan libido (Sen et al., 1991). Hal ini disebabkan testosteron sebagai hormon yang bertanggungjawab terhadap libido membutuhkan Zn dalam proses pembentukannya, sehingga dengan tersedianya Zn pada sediaan tepung teripang, diduga merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan perilaku seksual mencit jantan.

Perilaku kissing vulva dan mounting pada mencit yang diberi metil testosteron 42 μg/100 g bb mencit jantan (Nainggolan dan Simanjuntak, 2005) memperlihatkan jumlah kissing vulva yang lebih tinggi dari kontrol dan relatif sama selama lima hari pengamatan. Frekuensi perilaku kissing vulva rata-rata 16 kali dalam 30 menit, sedangkan frekuensi perilaku mount

menunjukkan bahwa pemberian hormon testosteron dapat meningkatkan libido dan dapat menekan pengaruh dari lingkungan, sehingga pengaruh hormon lebih dominan (Barrett et al., 2005). Dibandingkan dengan perlakuan pemberian ekstrak lemak dan ekstrak steroid, maka pemberian metil testosteron memperlihatkan frekuensi perilaku kissing vulva dan mounting yang lebih tinggi. Pemberian tepung teripang menghasilkan frekuensi perilaku kissing vulva dan mounting yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pemberian metil testosteron. Hal ini menunjukkan bahwa tepung teripang dapat digunakan sebagai aprodisiaka alami.

Pada pemberian tepung teripang, nilai rataan frekuensi kissing vulva berkisar antara 14 sampai 25 kali dalam 30 menit, sedangkan frekuensi perilaku mounting berkisar antara satu sampai enam dalam 30 menit. Frekuensi tertinggi perilaku kissing vulva rata-rata dari ketiga dosis pemberian adalah 25 kali dalam 30 menit pada pemberian tepung teripang dengan dosis steroid 10 μg/ 100 g bb mencit, sedangkan pada pemberian tepung teripang dengan dosis steroid 30 dan 50 μg/ 100 g bb mencit masing-masing menunjukkan frekuensi kissing vulva yang lebih rendah yaitu 14 dan 20 kali dalam 30 menit. Frekuensi tertinggi perilaku mounting rata-rata dari ketiga dosis pemberian adalah enam kali dalam 30 menit pada pemberian tepung teripang dengan dosis steroid 10 μg/ 100 g bb mencit, sedangkan pada

(21)

masing menunjukkan frekuensi mounting yang lebih rendah yaitu satu dan empat kali dalam 30 menit.

u, maka

eberapa faktor Hal tersebut diduga karena pada tepung teripang dengan dosis steroid 10 μg/100 g bb mencit jantan kadar hormon steroid dalam tubuh sudah mencapai konsentrasi yang efektif, sehingga dengan penambahan dosis steroid (30 dan 50 μg/100 g bb) yang diberikan respon dalam tubuh mencit justru akan negatif. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Robbins (1996) yang menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar hormon steroid dalam tubuh, semakin tinggi pula libido. Akan tetapi apabila konsentrasi hormon tersebut sudah mencapai titik tertent

responnya justru akan menurun. Hal ini disebabkan hormon androgen menunjukkan umpan balik negatif (Hafez et al., 2000). Hormon tersebut mempengaruhi pembentukan GnRH dan akan menekan pembentukan LH dan FSH, sehingga pembentukan hormon steroid terhambat. Menurunnya kadar steroid diantaranya testosteron akan menurunkan libido yang dapat dilihat dari menurunnya perilaku seksual. Hal ini terlihat pada perilaku mencit dengan perlakuan pemberian tepung teripang dengan dosis steroid 10 μg/100 g bb mencit jantan, frekuensi perilaku kissing vulva dan mountingnya lebih besar daripada mencit yang diberi tepung teripang dengan konsentrasi yang lebih tinggi. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa pemberian dosis steroid 10 μg/ 100 g bb pada mencit jantan merupakan dosis yang paling efektif, sehingga pada formulasi aprodisiaka digunakan tepung teripang dengan dosis steroid 10 μg/ 100 g bb mencit jantan.

Perilaku seksual merupakan perilaku yang dipengaruhi oleh b

seperti kandungan hormon steroid dalam tubuh, kondisi lingkungan, konsumsi makanan (nutrisi), adanya feromon dan kondisi fisiologis tubuh. Kandungan hormon androgen dalam tubuh mempengaruhi libido hewan jantan (Kercher, 2004). Pemberian hormon testosteron dapat meningkatkan perilaku seksual mencit jantan. Hal ini disebabkan hormon tersebut merupakan hormon yang bertanggung jawab terhadap perubahan libido pada hewan jantan. Pemberian testosteron pada manusia juga dapat meningkatkan perilaku seksual (Anderson et al., 1999). Faktor lingkungan seperti cuaca, cahaya dan kebisingan dapat mempengaruhi perilaku seksual mencit (Wee dan Clemens, 1989). Adanya feromon juga mempengaruhi libido mencit jantan. Feromon yang berupa bau urin mencit betina dapat meningkatkan libido mencit jantan (Kercher, 2004). Kondisi fisiologis juga mempengaruhi perilaku

(22)

seksual. Hal ini sesuai dengan pendapat Hafez (1987) yang menyatakan bahwa kondisi badan seperti stres serta adanya penyakit mempengaruhi perilaku seksual

pada Gambar 23 menunjukkan mencit. Kondisi stres dapat meningkatkan perilaku seksual akan tetapi menurunkan kesuburan spermatozoa (Almeida et al., 2000).

Kadar Testosteron

Testosteron merupakan hormon androgen (laki-laki) yang diproduksi pada saat hewan sudah dewasa atau matang gonad. Hormon ini berfungsi sebagai hormon pengatur pertumbuhan organ kelamin sekunder, perilaku seksual dan fungsi reproduksi, serta mempunyai efek anabolik protein yaitu meningkatkan densitas tulang, massa sel darah merah dan massa otot (Craig dan Stitzel, 1997).

Kadar testosteron darah mencit jantan setelah pemberian tepung teripang, ekstrak lemak dan ekstrak steroid pada berbagai konsentrasi kandungan steroid dengan pembanding kontrol tanpa pemberian hormon dan dengan pemberian metil testosteron disajikan pada Lampiran 21. Nilai rataan kadar testosteron darah mencit jantan pada berbagai perlakuan tersebut disajikan pada Gambar 23. Nilai rataan kadar testosteron darah mencit jantan berkisar antara 96 sampai 1795 ppm. Hasil uji sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan (pemberian ekstrak teripang, ekstrak lemak kasar dan ekstrak steroid) tidak memberikan pengaruh yang nyata (p> 0,05) terhadap kadar testosteron darah mencit jantan (Lampiran 22). Meskipun tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, hasil penelitian

adanya kecenderungan bahwa pemberian tepung teripang, ekstrak lemak dan ekstrak steroid teripang dapat meningkatkan kadar testosteron darah mencit jantan. Hal ini diduga karena kandungan nutrisi masing-masing perlakuan berbeda sehingga menyebabkan kandungan testosteron darah yang berbeda pula. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Volek et al. (1997) dan Hoffman et al. (2006), yang menyatakan bahwa kadar testosteron darah dipengaruhi oleh asupan nutrisi. Lemak mempunyai korelasi positif terhadap kadar testosteron darah, semakin tinggi asupan lemak maka semakin tinggi kadar testosteron darah, sedangkan protein dan karbohidrat berpengaruh terhadap kadar testosteron darah tetapi tergantung pada jenisnya. Lemak di dalam tubuh akan diubah menjadi kolesterol yang merupakan bahan pembentuk hormon steroid diantaranya testosteron.

(23)

1400 1600 1800 an, ppm 0 200 Tepung teripang

Ekstrak lemak Ekstrak steroid Kontrol Metil

testosteron Perlakuan 400 600 800 da r te st o st er o n da ra h m 1000 1200 K a nt t ja enc i 10 μg/100 g bb 30 μg/100 g bb 50 μg/100 g bb

Gambar 23 Kadar testosteron darah mencit jantan pada berbagai perlakuan

Pemberian tepung teripang menghasilkan mencit jantan dengan kandungan testosteron dalam darah paling tinggi dibandingkan dengan pemberian ekstrak lemak, ekstrak steroid, kontrol dan pemberian metil testosteron. Hal ini diduga karena adanya sinergi antara kandungan hormon steroid dengan nutrisi lain yang terkandung di dalam tepung teripang seperti asam lemak, asam amino esensial dan mineral yang menghasilkan hormon testosteron dalam tubuh. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Riani et al. (2006) yang menunjukkan bahwa pemberian tepung teripang pada anak ayam dapat meningkatkan kadar testosteron darah ayam.

Kandungan tetosteron darah mencit jantan setelah pemberian tepung teripang berkisar antara 674 ppm sampai 1795 ppm. Kandungan testosteron tertinggi terdapat pada mencit jantan setelah pemberian tepung teripang dengan dosis steroid 10 μg/100 g bb, sedangkan kandungan testosteron tertinggi terdapat pada mencit jantan setelah pemberian tepung teripang pada dosis steroid 50 μg/100 g bb mencit jantan. Hal ini menunjukkan bahwa steroid yang terkandung dalam produk dapat diubah langsung menjadi testosteron, sehingga semakin nggi konsentrasi ti

(24)

kandungan steroid tepung teripang yang diberikan, semakin tinggi kandungan testosteron dalam darah mencit.

Testosteron adalah hormon seksual yang diproduksi dalam testis yang proses sekresinya diatur oleh hormon LH (Lutenizing Hormone) (Turner dan Bagnara, 1976). Di dalam testis terdapat sel leydig yang berfungsi sebagai penghasil testosteron dan tubuli seminiferi yang berfungsi sebagai tempat terbentuknya spermatogenesis. Testosteron yang dihasilkan tersebut akan bekerja menstimulasi tahap akhir spermatogenesis, memperpanjang hidup sperma pada epididimal, meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan organ-organ seperti prostat, kelenjar vesikular, vas deferens, penis dan scrotum. Selain itu testosteron juga masuk ke dalam aliran darah yang akan berfungsi mengatur pertumbuhan karakteristik seksual sekunder dan libido (Pakarainen et al., 2005; Katzung, 2001). Testosteron dalam darah 99% terikat dengan alpha globulin dalam bentuk steroid-binding globulin, sedangkan sisanya dalam bentuk testosteron bebas yang dapat masuk ke dalam sel target. Di dalam sel target, enzim dalam sitoplasma akan mengubah testosteron menjadi dehidro

andungan testosteron darah mencit jantan setelah pemberian produk (tepung

Kualit

adalah konsentrasi, motilitas dan normalitas spermatozoa. testosteron (Turner dan Bagnara,1976).

K

teripang, ekstrak lemak dan ekstrak steroid) lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol dan pemberian metil testosteron. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pemberian tepung teripang, ekstrak lemak dan ekstrak steroid dapat meningkatkan kadar testosteron dalam darah mencit jantan. Hal ini diduga karena pemberian ketiga produk teripang tersebut dapat menyediakan hormon steroid dalam tubuh dan bahan-bahan aktif yang ada di dalam teripang dapat meningkatkan aktivitas sel-sel leydig sehingga dapat menaikkan kadar hormon testosteron.

as Spermatozoa Mencit

Spermatozoa mencit jantan diambil dari bagian kauda epididimis, yang merupakan tempat pematangan dan penyimpanan spermatozoa. Pengambilan dilakukan dengan cara menyayat bagian kauda epididimis dan memencet secara perlahan-lahan. Spermatozoa yang ada di dalam kauda epididimis merupakan sperma yang sudah matang (Hamner, 1970). Kualitas spermatozoa yang diteliti

(25)

1. Konsentrasi Spermatozoa

Hasil penelitian konsentrasi spermatozoa mencit jantan setelah diberi tepung teripang, ekstrak lemak dan ekstrak steroid disajikan pada Lampiran 23. Konsentrasi spermatozoa mencit jantan berkisar antara 33,33 sampai 208,33 juta/ml. Nilai rataan tertinggi terdapat pada perlakuan dengan pemberian tepung teripang dengan dosis steroid 10 μg/ 100 g bb dan pada pemberian metil testosteron yaitu adalah 208,33 juta/ml, sedangkan rataan terkecil terdapat pada perlakuan pemberian ekstrak steroid 50 μg/100g bb adalah 33,33 juta/ml. Nilai rataan konsentrasi spermatozoa mencit jantan dari semua perlakuan disajikan pada Gambar 24. Hasil pengujian sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan jenis produk tidak memberikan pengaruh yang nyata (p>0,05) terhadap konsentrasi spermatozoa (Lampiran 24). Hasil penelitian pada Gambar 24 memperlihatkan bahwa mencit kontrol tanpa pemberian produk dan tanpa pemberian metil testosteron mempunyai konsentrasi spermatozoa rata-rata 116,67 juta/ml, sedangkan mencit dengan pemberian tepung teripang dapat meningkatkan konsentrasi spermatozoa mencit jantan hingga 125,00 sampai 208,33 juta/ml.

tozoa. Pada tepung teripang diduga mempunyai kandungan protein (12,60 %), karbohidrat

ng cukup untuk dapat meningkatkan konsentrasi permatozoa mencit jantan.

Konsentrasi spermatozoa selain dipengaruhi oleh faktor genetik, umur dan kesehatan juga dipengaruhi oleh kandungan makanan dan hormon (Hamner, 1970). Pemberian protein dan kalsium dapat meningkatkan konsentrasi spermatozoa (Selvan, 2007). Pemberian makanan berenergi tinggi (karbohidrat) juga dapat meningkatkan konsentrasi spermatozoa (Pascual et al., 2004). Hal ini disebabkan karena protein merupakan bahan pembangun sel termasuk di dalamnya pembuatan spermatozoa, karbohidrat sebagai penyedia energi sedangkan kalsium merupakan mineral yang berperan penting dalam kinerja enzim pembentukan sperma

(40,26 %) dan kalsium (1,96 %) ya s

(26)

250 0 50 100 150 200 Ko n sen trasi s p er mato zo a, ju ta/mL Tepung teripang

Ekstrak lemak Ekstrak steroid Kontrol Metil testosteron

Perlakuan

10 μg/100 g bb 30 μg/100 g bb 50 μg/100 g bb

Gambar 24 Konsentrasi spermatozoa mencit jantan pada berbagai perlakuan

Nilai rata-rata konsentrasi spermatozoa mencit jantan pada pemberian tepung teripang disajikan Lampiran 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi spermatozoa mencit jantan tertinggi diperoleh pada mencit jantan yang diberi tepung teripang dengan dosis steroid 10 μg/ 100 g bb yaitu sebesar 208,33 juta/ml. Hal ini diduga karena pemberian tepung teripang pada dosis steroid 10 μg/ 100 g bb memberikan jumlah hormon dan nutrisi yang tepat untuk pembentukan spermatozoa, sehingga jumlah spermatozoa yang dihasilkan tinggi. Pemberian tepung teripang dengan konsentrasi steroid yang lebih tinggi menurunkan konsentrasi spermatozoa karena semakin tinggi pemberian hormon steroid justru akan menghambat pembentukan spermatozoa (McDonald, 1989).

onsentrasi spermatozoa berhubungan dengan spermatogenesis atau pembentukan sperma di dalam tubuli seminiferi dalam testis. Awal pembentukan spermatozoa diawali dengan adanya hormon Follicle Stimulating Hormone (FSH) (Weinbauer dan Nieschlag, 1993; Barrat, 1995), hormon testosteron yang dihasilkan oleh sel leydig berfungsi dalam pembentukan dan perkembangan spermatozoa. Hasil penelitian membuktikan bahwa pemberian tepung teripang tidak mengganggu

(27)

proses pembentuan spermatogenesis, bahkan pada dosis kandungan steroid 10 μg/ 100 g bb dapat meningkatkan konsentrasi spermatozoa mencit jantan.

Konsentrasi spermatozoa merupakan salah satu indikator kesuburan, hasil penelitian Fraser dan Drury (1975) pada mencit menunjukkan bahwa konsentrasi spermatozoa yang lebih tinggi (2,5 – 90 x105/ml) menghasilkan tingkat kesuburan

yang lebih tinggi pula (80-90 %) dibandingkan dengan konsentrasi spermatozoa 0,3-1,25x105 juta/ml yang menghasilkan tingkat kesuburan 43-64 %. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi speratozoa dapat meningkatkan kesuburan.

2. Morfologi Spermatozoa

Pengamatan terhadap morfologi spermatozoa dilakukan untuk mengetahui bentuk spermatozoa mencit dan beberapa bentuk spermatozoa yang abnormal. Sperma normal pada mencit dapat dilihat pada Gambar 25a. Abnormalitas pada mencit yang teramati meliputi adanya curved flagella, twisted flagella serta adanya iga abnormalitas terdapat pada bagian ekor spermatozoa. Seperti terlihat pada gambar tersebu

n yang disebabkan selama dalam perjala

droplet pada bagian ekor spermatozoa (Gambar 25b, 25c, dan 25d). Ket

t, curved flagella adalah pelipatan 90º pada ekor spermatozoa, sedangkan twisted flagella adalah pelipatan 360º pada bagian ekor.

Spermatozoa atau sel sperma terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian kepala dan ekor (Curry dan Watson, 1995), bagian kepala berisi DNA sebagai pembawa heriditas, sedangkan bagian ekor atau flagella berfungsi sebagai penyedia energi dalam pergerakan spermatozoa tersebut. Secara umum ada dua macam abnormalitas spermatozoa, yaitu abnormalitas primer dan abnormalitas sekunder (Toelihere, 1981). Abnormalitas primer adalah adanya kerusakan spermatozoa yang disebabkan pada proses spermatogenesis di dalam tubuli seminiferi sedangkan abnormalitas sekunder merupakan kerusaka

nan spermatozoa dari testis melalui kelenjar kelamin seperti epididimis, vas deferen dan seterusnya sampai adanya proses pengeluaran (ejakulasi).

(28)

a b

c d

Gambar 25 Sperma mencit normal (a), sperma dengan curved flagella (b),

sperma dengan twisted flagella (c), sperma dengan adanya droplet (d)

Dalam penelitian ini abnormalitas spermatozoa yang terdeteksi semuanya merupakan abnormalitas sekunder. Mayoritas abnormalitas berupa adanya sitoplasmik droplet, yaitu adanya droplet atau bulatan kecil pada bagian ekor. Menurut Bart dan Oko (1989), adanya droplet pada bagian distal bukan merupakan masalah yang serius, berbeda jika droplet tersebut berada pada daerah proksimal yang merupakan indikasi adanya abnormalitas pada saat spermiogenesis. Droplet tersebut merupakan sitoplasma yang akan menghilang dari ekor spermatozoa sejalan dengan proses pematangan spermatozoa pada epididimis dan dalam perjalanan spermatozoa dari epididimis ke saluran kelamin. Adanya droplet dapat merupakan indikator kurang matangnya sprematozoa, kematangan spermatozoa

ipengaruhi oleh salah satunya hormon testosteron yang diproduksi oleh sel leydig. Abnormalitas spermatozoa yang berupa curved dan twisted flagella terdeteksi dalam spermatozoa mencit pada penelitian ini tetapi dalam jumlah yang sangat sedikit. Kelainan tersebut dapat disebabkan pada saat penanganan oleh adanya d

(29)

agitasi yang keras, pemanasan berlebihan, komtaminasi dengan air, urin dan bahan an genetik maupun kekurangan nutrisi (defisiensi yang kecil merupakan abnormalitas yang atan yang sampai melingkar dapat menurunkan motilitas lipatan tersebut akan mengakibatkan gerakan tozoa dan bukan gerakan lurus ke depan. Arah gerakan e permatozoa di mana spermatozoa akan Pada penelitian ini adanya abnormalitas curved dan twisted flagella diduga disebabkan karena kesalahan genetik (González et al., 2004) atau karena agitasi yang berlebihan pada saat penanganan.

3. Normalitas Spermatozoa

Hasil pengamatan terhadap pengamatan makroskopis dan normalitas atozoa disajikan pada Pengamatan makroskopis merupakan pengamatan visual terhadap warna dan kekentalan semen. Warna dan kekentalan

njukkan kualitas spermatozoa secara kualilatif. Semakin gelap warna Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekentalan semen mencit pada pemberian tepung

lainnya (Toelihere, 1981), kesalah

selenium) dan hormon. Adanya lipatan minor sedangkan pelip

spermatozoa, di mana kondisi pe melingkar pada sperma

tersebut akan mempengaruhi k suburan s

kesulitan mencapai sel telur pada saat pembuahan.

sperm Tabel 7.

dapat menu

dan semakin kental semen menunjukkan semakin tinggi konsentrasi spermatozoa.

teripang lebih tinggi dibandingkan dengan kekentalan semen mencit pada pemberian ekstrak lemak dan ekstrak steroid. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian konsentrasi spermatozoa (Gambar 24), di mana pemberian tepung teripang menghasilkan spermatozoa dengan konsentrasi yang paling tinggi, sedangkan pemberian ekstrak steroid menghasilkan mencit dengan konsentrasi spermatozoa yang rendah.

Semen merupakan cairan kental yang mengandung spermatozoa (gamet) dan plasma semen yang dikeluarkan oleh organ kelamin jantan (Garner dan Hafez, 1987). Spermatozoa dihasilkan oleh tubuli seminiferi pada testis atas perintah hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang dipengaruhi oleh hormon gonadotropin. Spermatozoa kemudian berjalan melalui beberapa saluran antara lain epididimis dan vas deferen sebelum dikeluarkan. Pematangan sperma terjadi pada saluran epididimis. Sperma yang berada pada kauda epididimis merupakan sperma yang sudah matang dan siap untuk dikeluarkan. Plasma semen adalah cairan yang

(30)

dikeluarkan oleh kelenjar kelamin yang menyertai spermatozoa. Cairan plasma menyediakan nutrien dan sebagai media tempat berjalannya sperma menuju alat kelamin betina (Hamner, 1970).

Tabel 7 Hasil pengamatan makroskopis dan normalitas spermatozoa mencit jantan

Perlakuan Warna Konsistensi Normalitas (%)*

Tepung Teripang

10 μg/100 g bb Putih susu Kental 64,87 ± 8,50 30 μg/100 g bb Putih susu Kental 50,49 ± 3,76 50 μg/100 g bb Putih susu Kental 69,94 ± 2,95

Ekstrak Lemak

10 μg/100 g bb Putih susu Sedang 57,12 ± 8,37 30 μg/100 g bb Putih susu Sedang 59,17 ± 9,07 50 μg/100 g bb Putih susu Sedang 62,76 ± 8,21

Ekstrak Steroid

10 μg/100 g bb Putih susu Kental 69,23 ± 7,04 30 μg/100 g bb Putih susu Kental 81,74 ± 1,40 50 μg/100 g bb Putih susu Encer 52,95 ± 5,94 Kontrol Putih susu Sedang 62,69 ± 8,10 Metil Testosteron Krem Sedang 84,82 ± 2,30 *Hasil dari tiga kali pengukuran

Normalitas spermatozoa merupakan persentase jumlah spermatozoa yang normal dan abnormal. Gambar 26 menunjukkan normalitas spermatozoa pada mencit jantan sesudah diberi tepung teripang, ekstrak lemak, ekstrak steroid, kontrol tanpa pemberian, dan pemberian metil testosteron. Normalitas spermatozoa mencit jantan sesudah diberi perlakuan berkisar antara 59,68 % sampai 84,82 %. Nilai rataan tertinggi (84,82 %) dihasilkan oleh pemberian metil testosteron, sedangkan nilai rataan terkecil (59,68 %) dihasilkan oleh perlakuan pemberian ekstrak lemak teripang. Uji sidik ragam menunjukkan tidak adanya pengaruh yang nyata (p>0,05) antara perlakuan terhadap normalitas spermatozoa mencit jantan (Lampiran 25). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian produk teripang tidak mempengaruhi normalitas spermatozoa mencit jantan.

(31)

0 10 20 30 40 50 60 90 100 70 a, % 80 No rmalitas sp ermatozo

trak lemak kstrak steroid Kontrol Metil test 10 μg/100 g bb 30 μg/100 g bb Tepung teripang Eks E osteron Perlakuan 50 μg/100 g bb

Gambar 26 erm c n pada b akuan

atozo ah pemberian tepung teripang berkisar antara 50,49 % sampai 69,94 %. Normalitas spermatozoa mencit jantan sesudah d

ersebut berada pada daerah proksimal (dekat dengan kepala spermatozoa) yang merupakan indikasi adanya abnormalitas pada saat spermiogenesis. Adanya droplet proksimal tersebut dapat menandakan bahwa mencit yang digunakan masih muda, sedangkan pada hewan yang sudah tua hal ini

Normalitas sp atozoa men it janta erbagai perl

Nilai rataan normalitas sperm a sesud

iberi tepung teripang tidak jauh berbeda dengan nilai rataan normalitas spermatozoa mencit jantan kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian tepung teripang pada dosis steroid 10 μg/ 100 g bb sampai 50 μg/ 100 g bb tidak mempengaruhi normalitas spermatozoa mencit jantan.

Mayoritas abnormalitas berupa adanya sitoplasmik droplet, yaitu adanya droplet atau bulatan kecil pada bagian ekor. Droplet tersebut merupakan sitoplasma yang akan menghilang dari ekor spermatozoa sejalan dengan proses pematangan spermatozoa pada epididimis dan dalam perjalanan spermatozoa dari epididimis ke saluran kelamin (Fishcher et al., 2005). Menurut Bart dan Oko (1989), adanya droplet pada bagian distal (bagian ekor spermatozoa) bukan merupakan masalah yang serius, berbeda jika droplet t

(32)

mengidentifikasikan proses degenerasi epitel seminiferus. Selain hal tersebut, adanya sisa sitoplasma proksimal maupun distal biasanya mengidentifikasikan bahwa semen hewan terlalu sering digunakan sehingga pembentukan sperma tidak sampai maturasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa abnormalitas mayoritas berupa adanya droplet pada bagian distal, hal ini diduga karena terlalu seringnya sperma digunakan yaitu selama lima hari pengamatan berturut-turut.

4. Motilitas spermatozoa

Hasil penelitian pengaruh pemberian tepung, ekstrak lemak dan ekstrak steroid teripang pasir serta kontrol dan pemberian metil testosteron terhadap motilitas spermatozoa mencit jantan disajikan pada Tabel 8, sedangkan nilai rataan motilitas spermatozoa mencit jantan sesudah pemberian perlakuan disajikan pada Gambar 27. Nilai rataan motilitas spermatozoa mencit jantan berkisar antara 18,33 % sampai 71,67 %. Uji sidik ragam menunjukkan tidak adanya pengaruh yang nyata (p>0,05) antara perlakuan terhadap motilitas spermatozoa mencit jantan (Lampiran 26). Ha

otilitas permatozoa mencit jantan.

H

ermatozoanya tidak berbeda nyata.

l ini menunjukkan bahwa pemberian produk teripang tidak mempengaruhi m

s

asil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Selvan (2007) dan Pascual (2004) yang menyatakan bahwa penambahan nutrisi (protein dan karbohidrat) pada makanan tidak mempengaruhi motilitas spermatozoa. Selain itu tidak adanya pengaruh perlakuan terhadap motilitas spermatozoa diduga karena kandungan nutrisi yang mempengaruhi motililas spermatozoa yaitu antara lain asam lemak relatif sama diantara ketiga produk tersebut, sehingga motilitas sp

Asam lemak polyunsaturated fatty acids (PUFA) menyebabkan plasma membran menjadi licin sehingga mengakibatkan spermatozoa dapat bergerak dengan cepat (Wathes et al., 2007).

Gambar 27 memperlihatkan bahwa pemberian tepung teripang pada dosis steroid 10 μg/ 100 g bb menghasilkan mencit jantan dengan nilai rataan motilitas spermatozoa tinggi yaitu 60,00 % dengan arah gerakan lurus. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian tepung teripang tidak mengganggu motilitas spermatozoa mencit jantan.

(33)

Tabel 8 Hasil pengamatan motilitas spermatozoa mencit jantan

Perlakuan Arah gerakan Motilitas (%)

Tepung Teripang 10 μg/100 g bb Lurus 60,00 ± 5,00 30 μg/100 g bb Kanan kiri 31,67 ± 11,55 50 μg/100 g bb Lurus 63,33 ± 5,77 Ekstrak Lemak 10 μg/100 g bb Ke kanan kiri 21,67 ± 2,89 30 μg/100 g bb Ke kanan kiri 18,33 ± 7,64 50 μg/100 g bb Ke kanan kiri 26,67 ± 11,55 Ekstrak Steroid 10 μg/100 g bb Ke kanan kiri 66,33 ± 2,89 30 μg/100 g bb Ke kanan kiri 71,67 ± 2,89 50 μg/100 g bb Ke kanan kiri 57,67 ± 4,62 Kontrol Ke kanan kiri 50,00 ± 5,00 Metil Testosteron Lurus 41,7 ± 2,89 *Hasil dari tiga kali pengukuran

70 80 10 20 30 40 50 60 M o ti li tas sp er m ato zo a, % 10 μg/100 g bb 30 μg/100 g bb 50 μg/100 g bb 0 Tepung teripang

Ekstrak lemak Ekstrak steroid Kontrol Metil

testosteron

Perlakuan

Gambar 27 Motilitas spermatozoa mencit jantan pada berbagai perlakuan

(34)

gi nilai ini maka semakin tinggi kualitas spermatozoa. Motilitas juga merupakan dasar dalam

menentukan kuali mam tozo embuahi sel telur.

Sperma dengan motilitas yang tinggi diperlukan untuk proses pembuahan di dalam saluran kelamin betina. Motilitas spermatozoa ditentukan oleh bagian ekor sel sperma yang merupak ergi dan peralatan pergerakan sel

sperma (Curr 9 2003 rma atau flagella

mengandung r rs dan gerakan ekor yang

memberikan motilitas sel sperma. i disebabka oleh gerakan meluncur longitudinal secara ritmis fibril-fibri entuk helix mitokondria. Energi yang

dibutuhkan un k as kondr ah menjadi energi

kinetik sehingga ekor sel sperma dapat bergerak.

Energi untuk motilitas sperma al dari perombakan selubung mitokondria melalui reaksi ya menjadi adenosine diphosphat (ADP) dan adenosine monophosphat (AMP):

ATP ↔ ADP + HPO3═ + Energi

ADP↔ AMP + HPO3═ + Energi

Dalam perombakan tersebut akan dihasilkan energi yang dapat digunakan sebagai energi kinetik. Beberapa bahan organik yang dapat digunakan oleh spermatozoa sebagai sumber energi untuk kelangsungan hidup maupun motilitasnya yaitu, fruktosa, serbitol, GPC (Glycerolphosphorylcholine) dan plasmalogen (Toelihere, 1981). Fruktosa, serbitol dan GPC terdapat dalam cairan semen, sedangkan plasmalogen terdapat pada spermatozoa itu sendiri.

Bobot Alat-alat Kelamin Mencit Jantan

1. Bobot Testis Mencit Jantan

Hasil penelitian bobot testis mencit jantan setelah diberi tepung teripang, ekstrak lemak dan ekstrak steroid disajikan pada Lampiran 27. Bobot testis mencit

inggi rdapat pada mencit dengan perlakuan pemberian tepung teripang pada dosis

Motilitas menggambarkan keaktifan spermatozoa, semakin ting

tas dan ke puan sperma a dalam m

an tempat produksi en

y dan Watson, 1 95; Turner, ). Ekor spe fib il-fibril yang be ifat kontraktil meimbulkan

Gerakan in n l yang memb

tu bergerak dip ok oleh mito ia yang diub

yang dibutuhkan tozoa beras adenosine triphosphat (ATP) di dalam

penguraiann

jantan berkisar antara 0,0695 gram sampai 0,1081 gram. Bobot testis tert te

(35)

steroid 10 μg/ 100 g bb, sedangkan rataan terkecil terdapat pada mencit dengan pemberian ekstrak lemak dengan dosis steroid 10 μg/ 100 g bb.

Nilai rataan bobot testis mencit setelah pemberian tepung teripang, ekstrak lemak dan ekstrak steroid dengan pembanding kontrol tanpa pemberian hormon dan dengan pemberian metil testosteron disajikan dalam Gambar 28. Pengujian sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian tepung teripang, ekstrak lemak teripang maupun ekstrak steroid teripang tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap bobot testis (Lampiran 28), demikian juga bobot testis mencit kontrol baik mencit tanpa pemberian hormon maupun mencit yang diberi perlakuan metil testosteron. Tidak adanya perbedaan bobot testis tersebut diduga karena mencit sudah dalam keadaan dewasa atau matang gonad, dimana perkembangan bobot testis sudah mencapai maksimum, sehingga dengan pemberian ekstrak teripang tidak mempengaruhi bobot testis secara nyata.

0,0000 0,0200 0,1200 0,0400 0,0600 800 obot te st is me nc it j anta n , gr 0,0 0,1000 am

Ekstrak steroid Kontrol Metil testosteron 10 μg/100 g bb 30 μg/100 g bb 50 μg/100 g bb B Tepung teripang Ekstrak lemak Perlakuan

Gambar 28 Bobot testis mencit jantan pada berbagai perlakuan

Bobot testis mencit jantan setelah pemberian tepung teripang berkisar antara 0,0855 gram sampai 0,1081 gram. Bobot tertinggi terdapat pada mencit dengan

(36)

perlakuan pemberian tepung teripang dengan dosis steroid sebesar 10 μg/ 100 g bb, sedangkan nilai rataan terkecil terdapat pada mencit dengan pemberian tepung teripan

ulating Hormone) (Reeves, 1987).

Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa bobot testis berpengaruh terhadap produksi spermatozoa dan kualitas semen pada beberapa binatang seperti sapi dan domba (Jainudeen dan Hafez, 1987; Hidayat, 2002). Hal ini disebabkan karena semakin besar bobot testis semakin banyak sel leydig dan tubuli seminiferi di dalamnya dan akan berpengaruh terhadap produksi testosteron. Tingkat produksi testosteron berpengaruh terhadap kualitas dan jumlah produksi spermatozoa. Akan tetapi ada juga hewan yang bobot testisnya tidak mempengaruhi jumlah maupun kualitas spermatozoa, misalnya pada kambing Saanen (Sufi, 2003).

Untuk mengetahui adanya korelasi antara bobot testis mencit jantan dengan kualitas spermatozoa mencit jantan maka dilakukan uji korelasi. Hasil pengujian hubungan antara bobot testis mencit jantan dengan konsentrasi dan motilitas spermatozoa mencit jantan sesudah pemberian tepung teripang dan kontrol disajikan pada Gambar 29. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada korelasi positif antara bobot testis dengan konsentrasi spermatozoa dan motilitas spermatozoa mencit (p>0,05). Hal ini diduga karena produksi spermatozoa pada testis lebih dipengaruhi oleh faktor genetik (Roy et al., 2001) dan jumlah sel sertoli pada masa

g pada dosis steroid 30 μg/ 100 g bb. Pengujian sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian tepung

teripang pada berbagai dosis kandungan steroid tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap bobot testis mencit jantan. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian tepung teripang tidak mempengaruhi bobot testis mencit jantan.

Testis merupakan organ kelamin primer jantan yang mempunyai fungsi ganda yaitu menghasilkan hormon kelamin jantan atau testosteron dan memproduksi sel-sel benih jantan atau spermatozoa (Turner dan Bagnara, 1976). Hormon testosteron diproduksi oleh sel leydig atas pengaruh hormon LH (Lutenizing Hormone) dari kelenjar pituitary, sedangkan pembentukan spermatozoa dihasilkan di dalam tubuli seminiferi atas pengaruh FSH (Follicle Stim

(37)

20 25 30 35 40 0,0855 0,0967 0,1001 0,1030 0,1081

Mot

ilit

as

s

0 50 100

Konsentrasi

m

e

nc

it

ja

45 50 55 60 65 70

m

a

toz

o

a m

e

n

cit

ta

n

, %

150 200 250

spermatozoa

n

, ju

ta

/m

l

pe

r

jan

nta

Motilitas spermatozoa Konsentrasi spematozoa

Bobot testis mencit jantan, gram

Gambar 29 Grafik hubungan antara bobot testis dengan motilitas dan konsentrasi spermatozoa mencit jantan

2. Bobot Vesikel Seminalis Mencit Jantan

Nilai rataan bobot vesikel seminalis mencit jantan setelah pemberian tepung teripang, ekstrak lemak dan ekstrak steroid dengan pembanding kontrol tanpa pemberian hormon dan dengan pemberian metil testosteron disajikan pada Gambar 30. Bobot vesikel seminalis berkisar antara 0,0530 gram sampai 0,1345 gram (Lampiran 29). Hasil uji sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian perlakuan tidak mempengaruhi bobot vesikel seminalis mencit jantan (p>0,05) (Lampiran 30). Hal ini diduga karena mencit jantan yang digunakan sudah dewasa kelamin, di mana perkembangan organ seksual sudah mencapai optimum sehingga pemberian produk tidak mempengaruhi perkembangan organ tersebut.

(38)

0,0000 0,0200 0,0400 0,0600 0,0800 0,1000 0,1200 0,1400 0,1600 B obot ve si ke l se mi na li s me nc it j anta n , gr am Tepung teripang

Ekstrak lemak Ekstrak steroid Kontrol Metil testosteron

Perlakuan

10 μg/100 g bb 30 μg/100 g bb 50 μg/100 g bb

Gambar 30 Bobot vesikel seminalis mencit jantan pada berbagai perlakuan

Nilai rataan bobot vesikel seminalis mencit jantan setelah pemberian tepung i 0,1170 gram. Bobot vesikel seminalis pada p

estis. Aktivitas metabolisme dan motilitas spermatozoa distimulasi oleh cairan tersebut (McDonald, 1989).

teripang berkisar antara 0,1069 gram sampa

emberian tepung teripang pada berbagai dosis kandungan steroid lebih tinggi dibandingkan dengan bobot vesikel seminalis mencit jantan kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian tepung teripang tidak menghambat perkembangan bobot vesikel seminalis mencit jantan.

Vesikel seminalis adalah kelenjar kelamin yang mengeluarkan cairan keruh yang mengandung protein, kalium, asam sitrat, fruktosa dan beberapa enzim dalam konsentrasi yang tinggi (Toelihere, 1981), dengan komposisi terbesarnya adalah fruktosa dan prostaglandin (Jequier, 1995). Cairan tersebut merupakan komponen semen yang akan keluar bersama spermatozoa dari t

Gambar

Tabel 3   Kandungan steroid teripang gamat, teripang hitam dan teripang pasir*
Tabel 4  Persentase bagian gonad, jeroan dan bagian daging teripang pasir
Gambar  20   Perubahan bobot badan mencit jantan
Gambar 23  Kadar testosteron darah mencit jantan pada berbagai perlakuan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut ditunjukkan dari bagaimana warga mengatasi atau mencari pengobatan bila anak terjadi diare, tetap memberikan ASI pada bayi yang masih menyusu, memasak air

Demam berdarah merupakan penyakit yang ditularkan oleh vektor nyamuk. Perkembangan vektor penyakit dapat dipengaruhi terjadinya perubahan iklim melalui berbagai cara 1) unsur

Adapun teori yang mendukung tentang langkah-langkah yang harus diikuti dalam penggunaan metode pemberian tugas antara lain adalah menurut Djamarah dalam Binham

Oleh sebab itu peneliti menggunakan wawancara terstruktur yaitu dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT yang mana telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

Horretaz gain, Eskola 2.0 eta horrelako ekimenak egin dira, saiatu dira, bueno ez da izan guztiz arrakastatsua, askotan oin guztiak ez zeudelako lotuta, hau da:

Mengingat fungsi lembaga keuangan adalah sebagai mediasi yang terkadang tidak memungkinkan untuk melakukan pembelian langsung dalam setiap transaksi pembiayaan karena

Penulis menginginkan agar apresiator tidak merasakan beban dan melihat masalah yang dihadapi oleh penulis melainkan sebaliknya, apresiator menjadi fokus akan nilai baru yang