No. Daftar FPEB: 45/ UN40.FPEB.1.PL/ 2013
ANALISIS PERENCANAAN AGREGAT DENGAN BIAYA
RELEVAN YANG MINIMUM
(Studi Kasus di Perusahaan 45 Industry)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Sidang Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen
Universitas Pendidikan Indonesia
Risya Hurrotul Aini
055635
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Risya Hurrotul Ain, 2013
Analisis Perencanaan Agregat
dengan Biaya Relevan yang
Minimum (Studi Kasus di
Perusahaan 45 Industry)
Oleh
Risya Hurrotul Aini
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Risya Hurrotul Aini 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS PERENCANAAN AGREGAT DENGAN BIAYA
RELEVAN YANG MINIMUM
(Studi Kasus di Perusahaan 45 Industry)
Skripsi Disetujui dan Disahkan oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Chairul Furqon, S.Sos, MM Rofi Rofaida, SP., M.Si
NIP.197206152003121001 NIP.197302052005012003
Mengetahui:
Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Risya Hurrotul Ain, 2013
ABSTRAK
Risya Hurrotul Aini, 055635, Analisis Perencanaan Agregat dengan Biaya Relevan yang Minimum (Studi Kasus di Perusahaan 45 Industry),di bawah bimbingan Dr. Chairul Furqon, S.Sos, MM dan Rofi Rofaida, SP., M.Si.
Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan sektor usaha yang memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia, diantaranya adalah industri konveksi. Perkembangan teknologi menyebabkan persaingan yang tinggi pada industri tersebut. Hal ini pun dirasakan oleh perusahaan 45 Industry yang bergerak di bidang industri konveksi. Untuk memenangkan persaingan perusahaan harus tanggap dalam menghadapi tantangan dan peluang yang ada dengan memenuhi permintaan yang berfluktuatif dengan penggunaan kapasitas yang efektif dan efisien. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian tentang perencanaan agregat di perusahaan 45 Industry agar jumlah permintaan terpenuhi dengan biaya yang minimum.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah ramalan permintaan perusahaan 45 Industry tahun 2013, strategi pilihan kapasitas atau alternatif perubahan yang dapat diterapkan di perusahaan 45 Industry, dan perencanaan agregat yang dapat memberikan solusi optimum pada perusahaan 45 Industry dilihat dari biaya relevan yang minimum.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik penarikan sampel menggunakan purposive sampling.
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan alat bantu POM for Windows. Perencanaan agregat ini dianalisis menggunakan metode linear programming dengan tujuan untuk memperoleh hasil optimum (biaya yang minimum) dalam periode perencanaan. Dasar analisis dalam perencanaan agregat pada penelitian ini adalah hasil ramalan permintaan produk, kapasitas produksi perusahaan, dan biaya-biaya yang berhubungan dengan perencanaan agregat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah ramalan permintaan tahun 2013 setiap bulannya berkisar antara 9.217 pieces sampai dengan 12.906 pieces. Kemudian, berdasarkan hasil perhitungan kapasitas perusahaan 45 Industry dan hasil ramalan permintaan 2013 dapat diketahui alternatif strategi yang dapat digunakan, yaitu strategi 1: perencanaan agregat dengan menggunakan metode
ABSTRACT
Risya Hurrotul Aini, 055635, Analysis of Aggregate Planning with the Minimum Relevant Costs (Case Study on 45 Industry Company), under the guidance of Dr. Chairul Furqan, S. Sos, MM and Rofi Rofaida, SP., M.Sc.
Small and medium entreprises (SMEs) is a business sector that has an important role in economic growth in Indonesia, such as industrial convection. Technological developments led to high competition in the industry. It was felt by 45 Industry company which is engaged in industrial convection. To win the competition, the company should be able to respond to the challenges and opportunities that exist by meeting the fluctuating demand with effective and efficient utilization of the capacity. Based on that, a research was done in respect of company's aggregate planning in 45 Industry in order to meet the number of requests with a minimum cost.
The purposes of this study were to discover the forcasting of the number of demand in 45 Industry company in 2013, capacity option or alternative change study was descriptive analysis with the help of POM for Windows software. The aggregate planning was analyzed using linear programming method in order to obtain optimum results (minimum cost) in the period of plan. Basic analysis of the aggregate planning in this study was the result of product demand forecasting, the
company’s production capacity, and the costs which were associated with the aggregate planning.
Risya Hurrotul Ain, 2013
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... 1
DAFTAR TABEL ... 4
DAFTAR GAMBAR ... 6
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.2.1 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.2.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.3.1 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.3.2 Kegunaan Penelitian... Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... Error! Bookmark not defined.
2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Manajemen Operasi ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1.1 Definisi Manajemen Operasi.... Error! Bookmark not defined.
2.1.1.2 Fungsi Manajemen Operasi... Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Perencanaan Produksi ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2.1 Tujuan Perencanaan Produksi .. Error! Bookmark not defined.
2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Produksi
Error! Bookmark not defined.
2.1.2.3 Jenis-Jenis Perencanaan Produksi ... Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Peramalan ... Error! Bookmark not defined.
2.1.3.2 Jenis-Jenis Peramalan... Error! Bookmark not defined.
2.1.3.3 Tahap Peramalan ... Error! Bookmark not defined.
2.1.3.4 Metode Peramalan ... Error! Bookmark not defined.
2.1.4 Kapasitas ... Error! Bookmark not defined.
2.1.5 Biaya ... Error! Bookmark not defined.
2.1.6 Perencanaan Agregat ... Error! Bookmark not defined.
2.1.6.1 Definisi Perencanaan Agregat .. Error! Bookmark not defined.
2.1.6.2 Strategi Perencanaan Agregat .. Error! Bookmark not defined.
2.1.6.3 Evaluasi Situasi Perusahaan dalam Perencanaan AgregatError! Bookmark not defined.
2.1.6.4 Metode Perencanaan Agregat .. Error! Bookmark not defined.
2.1.6.5 Langkah-Langkah Perencanaan Agregat Error! Bookmark not defined.
2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN . Error! Bookmark not defined.
3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2 Metode Penelitian dan Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2.1 Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined.
3.2.2 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.3 Operasionalisasi Variabel... Error! Bookmark not defined.
3.4 Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Penarikan Sampel
Error! Bookmark not defined.
3.4.1 Sumber Data ... Error! Bookmark not defined.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
3.4.3 Teknik Penarikan Sampel ... Error! Bookmark not defined.
3.5 Rancangan Analisis Data dan Teknik Analisis Data... Error! Bookmark not defined.
3.5.1 Rancangan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
3.5.2 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.
Risya Hurrotul Ain, 2013
4.1.1 Profil Perusahaan ... Error! Bookmark not defined.
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan 45 Industry ... Error! Bookmark not defined.
4.1.3 Produk dan Jasa yang Dihasilkan Perusahaan 45 Industry ... Error! Bookmark not defined.
4.2 Proses Produksi ... Error! Bookmark not defined.
4.3 Analisis Peramalan Permintaan Tahun 2013 Error! Bookmark not defined.
4.4 Perhitungan Kapasitas Produksi Perusahaan 45 Industry .. Error! Bookmark not defined.
4.4.1 Jumlah Hari Kerja yang Tersedia untuk Tahun 2013 Error! Bookmark not defined.
4.4.2 Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Normal dan Lembur ... Error! Bookmark not defined.
4.4.3 Jumlah Kapasitas Peralatan yang Tersedia ... Error! Bookmark not defined.
4.5 Analisis Biaya-Biaya yang Berhubungan dengan Perencanaan Agregat
Error! Bookmark not defined.
4.5.1 Biaya Produksi Relevan pada Jam Kerja Normal ... Error! Bookmark not defined.
4.5.2 Biaya Produksi Relevan pada Jam Kerja Lembur .... Error! Bookmark not defined.
4.5.3 Biaya Subkontrak ... Error! Bookmark not defined.
4.6 Analisis Strategi Pilihan Kapasitas dan Alternatif Perubahan di Perusahaan 45 Industry ... Error! Bookmark not defined.
4.7 Analisis Perencanaan Agregat... Error! Bookmark not defined.
4.7.1 Analisis Strategi 1: Perencanaan Agregat dengan Menggunakan Metode Linear Programming untuk Mencapai Hasil Optimum dengan Menggunakan Kapasitas Produksi pada Jam Kerja Normal, Lembur, dan Subkontrak ... Error! Bookmark not defined.
4.7.1.1 Pembentukan Model Matematis Linear Programming
Strategi 1 ... Error! Bookmark not defined.
4.7.2 Analisis Strategi 2: Perencanaan Agregat dengan Menggunakan Perubahan Kapasitas Produksi dengan Perekrutan Tenaga Kerja Baru ... Error! Bookmark not defined.
4.7.2.1 Pembentukan Model Matematis Linear Programming
Strategi 2 ... Error! Bookmark not defined.
4.7.2.2 Perhitungan Linear Programming Strategi 2. Error! Bookmark not defined.
4.7.3 Perbandingan Total Biaya Relevan dari Strategi yang DiusulkanError! Bookmark not defined.
4.8 Analisis Hasil Perhitungan Alternatif Perencanaan Agregat dari Sisi Faktor Lainnya ... Error! Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
Risya Hurrotul Ain, 2013
DAFTAR TABEL
1.1 Data Permintaan 45 Industry Periode Januari 2010-Desember 2011 ... 6
1.2 Data Permintaan 45 Industry Tahun 2012 ... 7
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian... 40
4.1 Perbandingan Nilai MAD antara Metode Aditif dan Multiplikatif dalam Metode Peramalan Dekomposisi Seri Waktu ... 51
4.2 Hasil Peramalan Permintaan 45 Industry Tahun 2013 ... 52
4.3 Jumlah Hari Kerja Tahun 2013 untuk Bagian Produksi 45 Industry ... 54
4.4 Perhitungan Biaya Tenaga Kerja pada Jam Kerja Normal ... 57
4.5 Biaya Produksi Relevan pada Jam Kerja Normal ... 57
4.6 Perhitungan Biaya Tenaga Kerja pada Jam Kerja Lembur ... 58
4.7 Biaya Produksi Relevan pada Jam Kerja Lembur ... 59
4.8 Jumlah Kapasitas Produksi Setiap Bulan pada Jam Kerja Normal untuk Tahun 2013 ... 60
4.9 Jumlah Kapasitas Produksi Setiap Bulan pada Jam Kerja Lembur untuk Tahun 2013 ... 61
4.10 Perbandingan Jumlah Ramalan Permintaan dengan Kapasitas Produksi Perusahaan 45 Industry untuk Tahun 2013 ... 61
4.11 Solusi Optimum Hasil Perhitungan Metode Linear Programming Strategi 1 ... 68
4.12 Kesimpulan Biaya Relevan pada Strategi 1 Berdasarkan Perhitungan Solusi Optimum dengan Menggunakan Metode Linear Programming ... 71
4.13 Perhitungan Kapasitas Produksi dengan Perekrutan Tenaga Kerja Baru .... 73
4.14 Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Tambahan... 74
4.16 Perbandingan Jumlah Ramalan Permintaan dengan Kapasitas Produksi Setelah Perekrutan Tenaga Kerja Baru ... 75
4.17 Perhitungan Biaya Tenaga Kerja pada Jam Kerja Lembur Setelah
Perekrutan Tenaga Kerja ... 76
4.18 Biaya Produksi Relevan pada Jam Kerja Lembur Setelah Perekrutan
Tenaga Kerja Baru ... 76
4.19 Solusi Optimum Hasil Perhitungan Metode Linear Programming
Strategi 2 ... 81
4.20 Kesimpulan Biaya Relevan pada Strategi 2 Berdasarkan Perhitungan Solusi Optimum dengan Menggunakan Metode Linear Programming ... 84
Risya Hurrotul Ain, 2013
DAFTAR GAMBAR
2.1 Hubungan Fungsi Manajemen Operasi dan Lingkungannya ... 14
2.2 Proses Transformasi ... 15
2.3 Tugas dan Tanggung Jawab dalam Kegiatan Perencanaan... 19
2.4 Hubungan dalam Rencana Agregat ... 27
2.5 Kerangka Pemikiran: “Analisis Perencanaan Agregat dengan Biaya Relevan yang Minimum (Studi Kasus di Perusahaan 45 Industry)”... 36
3.1 Rancangan Analisis Data 45 Industry ... 44
4.1 Struktur Organisasi Perusahaan 45 Industry ... 47
4.2 Alur Proses Produksi Sablon Pakaian ... 49
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan sektor usaha yang memiliki
peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Menurut Keputusan
Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi
rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan
kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha
yang tidak sehat”. UKM merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia. Jumlah
UKM di Indonesia sampai tahun 2011 adalah 52.000.000. UKM sangat berperan
penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia dikarenakan menyumbang 60%
dari PDB (Produk Domestik Bruto) dan menyerap 97% tenaga kerja.
Salah satu usaha kecil dan menengah adalah industri konveksi.
Perkembangan industri konveksi di Indonesia sangat baik, bahkan sangat populer
dengan istilah bisnis konveksi. Mengutip artikel dari andalas clothing
(www.andalasclothing.com, 10 Juli 2012), sebenarnya istilah bisnis konveksi
berawal dari bisnis garment. Dalam proses manufaktur garment terdapat suatu
proses mengubah kain, yang merupakan barang setengah jadi, menjadi pakaian
siap pakai (barang jadi). Proses mengubah material setengah jadi menjadi pakaian
terdiri dari tiga bagian besar, yaitu proses memotong (cutting) bahan baku kain
sesuai dengan pola pakaian, proses menjahit (making) sehingga menghasilkan
sebuah produk pakaian, dan proses merapikan (trimming) seperti merapikan
2
Risya Hurrotul Ain, 2013
tertinggal di dalam pakaian tersebut. Tiga proses inilah, yang dikenal dengan
istilah CMT (cut, make, trim), yang dikerjakan dalam industri konveksi.
Yang membedakan antara bisnis konveksi dan bisnis garment terletak pada
proses produksinya. Di pabrik garment proses produksi dilakukan berdasarkan
jenis proses. Misalnya, ketika sedang proses membuat kerah baju maka seluruh
pekerja akan mengerjakan proses pembuatan kerah. Sedangkan di pabrik konveksi
proses produksi dilakukan secara keseluruhan oleh tiap-tiap operator jahit.
Misalnya, satu orang operator jahit akan menjahit satu baju, mulai dari menjahit
kerah, lengan, dan seterusnya sampai menjadi pakaian yang utuh. Setelah satu
baju selesai selanjutnya operator jahit tersebut menjalankan proses yang sama
untuk membuat pakaian lainnya.
Berdasarkan terminologinya, konveksi merupakan cara bagi pabrik-pabrik
garment untuk menyelesaikan pesanan yang diterima. Apabila ada pesanan yang
kontraknya sudah ditandatangani dan ternyata tidak mungkin untuk dikerjakan
oleh pabrik akibat pabrik sedang running sebuah proses, maka pesanan tersebut
akan disubkontrakkan atau dikonveksikan kepada pemanufaktur-pemanufaktur
kecil. Pemanufaktur-pemanufaktur kecil inilah yang kemudian disebut sebagai
konveksi. Dari sinilah awal mula lahirnya bisnis konveksi di Indonesia.
Hampir di setiap daerah di Indonesia terdapat industri konveksi. Hal
tersebut disebabkan karena produk yang dihasilkan oleh industri konveksi adalah
pakaian yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu,
pasar untuk industri konveksi selalu ada. Pangsa pasar yang jelas membuat
3
untuk memulai industri konveksi tidaklah sulit. Hal tersebut dikarenakan entry
barier dalam memulai industri konveksi tidak terlalu besar.
Dengan kedua faktor yang telah disebutkan pada paragraf sebelumnya,
maka tidak heran apabila industri konveksi menjamur di setiap daerah. Salah satu
kota di Indonesia yang pertumbuhan industri konveksinya sangat pesat adalah
kota Bandung. Industri konveksi di Bandung telah ada sejak tahun 1950-an. Tidak
dapat dipungkiri bahwa persaingan dalam industri konveksi sangat ketat. Bahkan
para pengusaha industri konveksi lokal harus mampu bersaing dengan produk
asing terutama produk dari Cina yang membanjiri pasar domestik.
Selain itu, perkembangan industri konveksi pun diiringi dengan
perkembangan teknologi dalam cara penyelesaian pekerjaan konveksi. Dimulai
dengan cara sablon tradisional yaitu dengan menggunakan screen dan meja
sablon, sampai dengan cara yang lebih moderensaat ini yaitu salah satunya dengan
menggunakan teknologi digital printing. Walaupun ada teknologi yang lebih
modern seperti digital printing, namun penggunaan cara tradisional yang lebih
banyak digunakan dalam melakukan produksi dalam usaha konveksi. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu pertama biaya peralatan sablon tradisional
jauh lebih murah dibandingkan dengan peralatan digital printing. Dengan
peralatan sablon tradisional biaya modal untuk memulai usaha konveksi sablon
lebih terjangkau. Sedangkan dengan menggunankan digital printing biaya modal
yang dibutuhkan jauh lebih besar dan hanya terjangkau oleh kalangan menengah
ke atas. Yang kedua, melalui cara sablon yang tradisional hasil akan lebih
4
Risya Hurrotul Ain, 2013
Yang ketiga, yaitu digital printing hanya bisa memproses kain-kain tertentu,
sedangkan cara sablon tradisional dapat memproses segala macam bahan kain.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut dapat dikatakan bahwa usaha konveksi
yang menggunakan alat-alat tradisional masih dapat bertahan dan terus
berkembang walaupun teknologi moderen seperti digital printing berkembang.
Dengan perkembangan teknologi maka persaingan dalam dunia usaha konveksi
pun lebih ketat. Para pengusaha industri konveksi harus peka terhadap permintaan
pasar agar tidak kalah bersaing. Permintaan pasar terhadap suatu produk tentunya
akan mengalami fluktuasi. Perusahaan akan menghadapi dua kemungkinan, yaitu
peningkatan dan penurunan jumlah permintaan. Jika perusahaan menanggapi
kedua hal tersebut sebagai suatu tantangan dan peluang yang dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin, maka akan berdampak terhadap kegiatan produksi
perusahaan yang efektif dan efisien, kepuasan konsumen, dan membuat
perusahaan dapat bertahan dalam industrinya.
Untuk memenuhi jumlah permintaan dengan sebaik mungkin, perusahaan
harus melakukan proses perencanaan yang tepat. Dengan adanya perencanaan
yang tepat maka kegiatan produksi dapat dilakukan dengan lancar sehingga akan
meraih hasil yang efektif dan efisien. Proses perencanaan dapat mengatasi
masalah-masalah jangka pendek, menengah, maupun panjang yang dihadapi
perusahaan. Selain itu, proses perencanaan pun dapat membantu perusahaan untuk
mengatasi isu-isu kapasitas dan strategis.
Untuk memenuhi jumlah permintaan yang fluktuatif dapat digunakan
5
jangka menengah (3-18 bulan) untuk memenuhi estimasi permintaan para
pelanggan dengan menyesuaikan tingkat produksi, jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan, jumlah persediaan yang dimiliki, dan variabel lain yang dapat
dikendalikan. Perencanaan ini dilakukan untuk meminimisasi biaya sepanjang
periode perencanaan.Hasil dari perencanaan agregat adalah tercapainya suatu
rencana produksi yang menggunakan sumber daya organisasi secara efektif dan
efisien.
Salah satu pelaku usaha industri konveksi di Bandung adalah perusahaan
45 Industry. 45 Industry merupakan perusahaan home industry yang bergerak
dalam bidang konveksi, khususnya konveksi sablon. Selain itu, perusahaan 45
Industry sering mendapatkan pesanan pembuatan pakaian seperti baju, jaket, topi,
dan lain-lain. Namun, dalam perencanaan agregat dikhususkan pada satu jenis
produk, yaitu dalam hal ini penelitian dikhususkan pada permintaan sablon
pakaian.Perusahaan 45 Industry sering dihadapkan padapermintaan pasar yang
sangat fluktuatif. Perusahaan sering kali menghadapi permintaan yang over
capacity sehingga permintaan pasar yang ada tidak dapat dimanfaatkan untuk
dijadikan peluang mendapatkan laba semaksimal mungkin.Hal tersebut
dikarenakan kapasitas yang dimiliki perusahaan tidak sanggup untuk memenuhi
permintaan pelanggan. Apabila 45 Industry mengalami over capacity biasanya
pemilik terpaksa menolak pesanan dari pelanggan atau melakukan subkontrak
dengan konveksi sablon lain sehingga melewati kesempatan untuk mendapatkan
laba yang maksimal. Berikut ini adalah data permintaan 45 Industry dalam
6
Risya Hurrotul Ain, 2013
Tabel 1.1
Data Permintaan 45 Industry Periode Januari 2010-Desember 2011
Sumber: Data Bagian Penjualan 45 Industry
Dapat dilihat pada Tabel 1.1 jumlah permintaan dari setiap bulannya
berfluktuasi. Berdasarkan wawancara dengan pemilik yang telah dilakukan pada
pra penelitian, produksi sendiri yang telah dilakukan pada tabel di atas
pengerjaannya menggunakan tenaga kerja normal dan lembur. Kemudian, dapat
dilihat jumlah permintaan pasar yang produksinya dibantu dengan subkontrak.
Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan mengalami over capacity sehingga
dilakukan subkontrak kepada pesaing. Selain data permintaan periode Januari
7
Tabel 1.2
Data Permintaan 45 Industry Tahun 2012
Bulan
Total (per tahun) 121793 105041 16752
Sumber: Data Bagian Penjualan 45 Industry
Dari data di atas dapat dibandingkan jumlah tiap bulan dari tahun ke tahun
mengalami fluktuasi. Kemudian, pada tahun 2012 jumlah permintaan pelanggan
yang pengerjaan produksinya dilakukan dengan cara subkontrak bertambah
banyak. Dengan melakukan produksi dengan cara subkontrak menunjukkan
bahwa laba yang diperoleh 45 Industry tidak maksimal. Meningkatkan kapasitas
sementara melalui cara subkontrak seperti yang sering dilakukan 45 Industry tentu
memiliki resiko. Selain memakan biaya, tindakan subkontrak dapat menyebabkan
pelanggan berpindah ke pesaing.Selain itu, sering kali sulit untuk menemukan
pemasok subkontrak yang sangat tepat, yaitu pemasok yang selalu memasok
8
Risya Hurrotul Ain, 2013
Industry berencana untuk memaksimalkan atau meningkatkan kapasitas
produksinya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masalah yang dihadapi 45
Industry adalah jumlah permintaan yang berfluktuasi dan sering terjadinya
ketidaksesuaian kapasitas produksi baik over capacity maupun under capacity.
Selain itu, sering kalinya 45 Industry melakukan peningkatan kapasitas melalui
cara subkontrak yang mengakibatkan perolehan laba tidak maksimal. Untuk
memenuhi permintaan yang fluktuatif dan agar dapat menghadapi terjadinya
ketidaksesuaian kapasitas produksi baik over capacity maupun under capacity
maka diperlukan perencanaan agregat. 45 Industry merupakan perusahaan yang
menggunakan job-order system yang berarti produksi dilakukan berdasarkan
pesanan, dan pada umumnya perusahaan tidak memiliki persediaan barang jadi.
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu perencanaan produksi yang tepat. Selain itu,
perencanaan agregat yang tepat akan berakibat pada optimalisasi penggunaan
sumberdaya perusahaan sehingga biaya yang dikeluarkan dalam periode
perencanaan dapat efektif dan efisien. Berdasarkan hal ini penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai “Analisis Perencanaan Agregat dengan Biaya
Relevan yang Minimum (Studi Kasus di Perusahaan 45 Industry)”.
1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Perusahaan konveksi seperti 45 Industry tidak memiliki persediaan barang
9
dalam memenuhi permintaan pasar yang berfluktuasi dibutuhkan suatu
perencanaan agregat yang tepat. Menurut Heizer dan Render (2005:432) yang
dimaksud dengan perencanaan agregat adalah sebagai berikut:
“Perencanaan agregat juga dikenal sebagai penjadwalan agregat adalah menyangkut penentuan jumlah dan kapan produksi akan dilangsungkan dalam waktu dekat, sering kali 3 sampai 18 bulan ke depan. Manajer operasi berupaya untuk menentukan cara terbaik untuk memenuhi ramalan permintaan dengan menyesuaikan tingkat produksi, tingkat kebutuhan tenaga kerja, tingkat persediaan, waktu lembur, tingkat nilai subkontrak, dan semua variabel yang dapat dikendalikan.”
Dari pengertian tersebut dapat diartikan pula perencanaan agregat adalah
perencanaan yang dilakukan oleh manajer operasi untuk memenuhi estimasi
permintaan dalam jangka waktu 3-18 bulan ke depan dengan cara menyesuaikan
variabel-variabel yang dapat dikendalikan (sumberdaya organisasi) dengan tujuan
untuk meminimisasi biaya produksi dalam jangka waktu periode perencanaan.
Dalam melakukan perencanaan agregat terdapat beberapa strategi yang
dapat dilakukan.Strategi tersebut terdiri dari pilihan kapasitas dan pilihan
permintaan. Berdasarkan survei pra penelitian yang telah dilakukan oleh penulis
di 45 Industry dapat diketahui strategi yang telah dilakukan adalah pilihan
kapasitas.Hal tersebut terbukti dari seringnya 45 Industry melakukan subkontrak
apabila mengalami over capacity. Subkontrak merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan kapasitas.
Keputusan mengenai peningkatkan kapasitas produksi merupakan suatu
keputusan yang memakan biaya. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan agregat
agar dapat memanfaatkan peningkatan kapasitas produksi dengan biaya minimum
10
Risya Hurrotul Ain, 2013
agregat tidak dilakukandengan baik, maka akan menyebabkan kenaikan total
biaya produksi melalui pemanfaatan kapasitas produksi yang buruk yang tidak
dapat meminimisasi biaya yang ada. Kenaikan total biaya ini akan berpengaruh
terhadap harga jual. Apabila harga jual meningkat maka perusahaan akan kalah
dalam persaingan.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka penulis merumuskan masalah penelitian
sebagai berikut:
1. Berapakah jumlah peramalan permintaan perusahaan 45 Industry untuk tahun
2013 berdasarkan data permintaan tahun 2010, 2011, dan 2012?
2. Strategi pilihan kapasitas atau alternatif perubahan apa saja yang dapat
digunakan pada perusahaan 45 Industry?
3. Perencanaan agregat seperti apa yang dapat menghasilkan solusi optimum jika
dilihat dari biaya produksi relevan yang minimum di perusahaan 45 Industry?
1.3Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian dan rumusan masalah yang telah
diuraikan pada bagian sebelumnya maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui:
1. Jumlah peramalan permintaanperusahaan 45 Industry untuk tahun 2013
11
2. Strategi pilihan kapasitas atau alternatif perubahan yang dapat digunakan di
perusahaan 45 Industry.
3. Perencanaan agregat yang dapat menghasilkan solusi optimum jika dilihat dari
biaya produksi relevan yang minimum di perusahaan 45 Industry.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dikelompokkan dalam dua aspek, yaitu aspek
teoritis dan aspek praktis.
1. Aspek Teoritis
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
bagi perkembangan ilmu manajemen khususnya manajemen operasi yang
terkait dengan perencanaan agregat.
2. Aspek Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pertimbangan
tambahan bagi perusahaan mengenai pentingnya keputusan mengenai
peningkatan kapasitas dan perencanaan agregat untuk memenuhi permintaan
dengan biaya minimum. Kemudian, diharapkan dapat memberikan saran bagi
perusahaan yang berupa alternatif yang dapat diusulkan agar dapat dijadikan
bahan pembanding bagi perusahaan dengan perencanaan yang telah dilakukan
Risya Hurrotul Ain, 2013
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1Objek Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah perencanaan
agregat.Perencanaan agregat ini dianalisis menggunakan metode linear
programming dengan tujuan untuk memperoleh hasil optimum (biaya yang
minimum) dalam periode perencanaan.Dasar analisis dalam perencanaan agregat
pada penelitian ini adalah hasil ramalan permintaan produk, kapasitas produksi
perusahaan, dan biaya-biaya yang berhubungan dengan perencanaan
agregat.Peramalan permintaan dalam penelitian ini difokuskan pada penggunaan
metode time series dalam perhitungannya.Penelitian ini dilakukan di perusahaan
45 Industry sebuah usaha konveksi sablon yang terletak di jalan Terusan Sawah
Kurung IV no. 35/99 Bandung.Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juni 2012
sampai selesai.
3.2Metode Penelitian dan Desain Penelitian
3.2.1 Metode Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian harus dipilih metode yang tepat.Hal
tersebut dikarenakan penggunaan metode yang tepat sangat mempengaruhi hasil
dari penelitian.Kesesuaian metode penelitian dapat mempermudah dilakukannya
penelitian sehingga mampu mencapai tujuan dan kegunaan tertentu yang telah
38
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
deskriptif.Penelitian deskriptif menurut Soedibjo (2005:5) adalah “penelitian yang
bertujuan untuk menjelaskan atau menggambarkan secara rinci tentang situasi
atau suatu kejadian dimana si peneliti melakukan pengamatan dan menjelaskan
apa hasil pengamatan yang diperolehnya”. Adapun ciri-ciri metode deskriptif
menurut Winarno Surakhmad (1994:140) dijelaskan sebagai berikut:
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang sedang terjadi pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.
2. Data yang terkumpul mula-mula disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering disebut metode analitik).
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk mengetahui gambaran
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang ada serta sifat-sifat dari
fenomena-fenomena yang diselidiki.Penggunaan metode ini ditujukan untuk
menggambarkanjumlah peramalan permintaan untuk tahun 2013, untuk
mengetahui strategi pilihan kapasitas atau alternatif perubahan yang dapat
digunakan, dan untuk mengetahui perencanaan agregat yang dapat menghasilkan
solusi optimum jika dilihat dari biaya produksi relevan yang minimum pada
perusahaan 45 Industry.
3.2.2 Desain Penelitian
Menurut Umar (2000:73) desain penelitian adalah rencana kerja dan
struktur penyelidikan yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas
39
Risya Hurrotul Ain, 2013
Operasional Metode Penelitian Ilmiah (2005:40-41) desain penelitian dapat
diartikan sebagai rencana, struktur, dan strategi.
1. Sebagai rencana dan struktur, desain penelitian merupakan perencanaan penelitian, yaitu penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan, gambaran hubungan antarvariabel, perumusan hipotesis sampai rancangan analisis data, yang dituangkan secara tertulis ke dalam suatu bentuk usulan atau proposal penelitian.
2. Sebagai strategi, desain penelitian merupakan penjelasan rinci tentang apa yang akan dilakukan peneliti dalam rangka pelaksanaan penelitian.
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah suatu desain
penelitian kasus dan penelitian lapangan.Desain penelitian ini menganalisis
perencanaan agregatyang dapat memberikan solusi optimum pada perusahaan.
Kemudian, penulis akan merekomendasikan perencanaan agregat alternatif yang
dapat diterapkan di 45 Industry.
3.3Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiono (2007:34) ia menyatakan bahwa “Variabel penelitian
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulan”.
Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah perencanaan agregat di
40
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Konsep
Teoritis Indikator Ukuran Skala Ukur
Perencanaan
permintaan Unit (piece) Nominal
Tenaga kerja
yang tersedia Jumlah bahan baku (unit), biaya bahan baku (rupiah)
Nominal
Kapasitas eksternal/ Subkontrak
Biaya subkontrak (rupiah) Nominal
Persediaan di
3.4Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Penarikan Sampel
3.4.1 Sumber Data
Dalam penelitian ini data yang dapat digunakan oleh peneliti adalah data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang secara khusus
dikumpulkan oleh peneliti langsung dari sumber aslinya. Data primer dalam
penelitian ini diperoleh dari pemilik dan dari pegawai yang bekerja di 45 Industry
berupa data permintaan, kapasitas produksi, biaya tenaga kerja, biaya subkontrak,
dan biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan perhitungan perencanaan
agregat. Kemudian, data sekunder adalah data yang sudah tersedia yang
dikumpulkan oleh pihak lain, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak
dipublikasikan. Pada penelitian ini data sekundernya yaitu berupa artikel-artikel,
41
Risya Hurrotul Ain, 2013
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh penulis dengan melakukan penelitian langsung di
organisasi yang menjadi objek penelitian. Teknik pengumpulan yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
a. Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab dengan pemilik perusahaan dan para
pegawai mengenai hal-hal yang berhubungan dengan data-data dan
informasi yang dibutuhkan untuk penelitian.
b. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara mendatangi langsung tempat usaha 45
Industry untuk memperoleh data.
c. Dokumentasi
Yaitu memperoleh data langsung dari tempat penelitian berupa laporan
penjualan, data permintaan, jadwal kerja, jam kerja, dan data-data lainnya
yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.
2. Studi Kepustakaan (Library Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan teori-teori yang
berkenaan dan mendukung penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan
membaca, mempelajari, serta mendalami berbagai literatur yang berkaitan
42
3.4.3 Teknik Penarikan Sampel
Dalam suatu penelitian penentuan populasi dan sampel perlu dilakukan
untuk mendapatkan data yang akurat dari sumber data yang dapat
dipertanggungjawabkan. Populasi menurut Sugiyono (2008:80) merupakan
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi
bukan hanya orang, akan tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain.
Adapun yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah perusahaan 45 Industry.
Sugiyono (2008:116) menyatakan bahwa “Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang digunakan sebagai sumber data dan yang dapat
mewakili seluruh populasi”. Teknik penarikan sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah menggunakan purposive sampling. Menurut Soedibjo
(2005:111), “Purposive sampling merupakan sampling yang didasarkan pada
tujuan-tujuan tertentu”. Penulis menggunakan purposive sampling agar kriteria
sampel yang diperoleh benar-benar sesuai dengan penelitian. Dikarenakan
penelitian ini mengenai perencanaan agregat maka dibutuhkan data sekunder,
maka sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah data permintaan tahun
2010, 2011, dan 2012, data peralatan yang digunakan untuk memproduksi
pesanan, data mengenai jumlah tenaga kerja baik normal maupun lembur, data
mengenai biaya tenaga kerja baik normal maupun lembur, biaya subkontrak, dan
43
Risya Hurrotul Ain, 2013
3.5Rancangan Analisis Data dan Teknik Analisis Data
3.5.1 Rancangan Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data mengenai data
permintaan tahun 2010, 2011, dan 2012 di 45 Industry sebagai dasar dalam
perhitungan peramalan permintaan tahun 2013. Perhitungan peramalan
permintaan tersebut menggunakan metode time series. Metode time series yang
digunakan adalah metode additive decomposition (seasonal) dan multiplicative
decomposition (seasonal). Hasil peramalan permintaan tersebut adalah sebagai
dasar analisis perencanaan agregat. Kemudian, penulis melakukan perhitungan
kapasitas produksi perusahaan dengan cara melakukan evaluasi situasi perusahaan
dengan mengumpulkan data mengenai kapasitas yang dimiliki 45 Industry, yaitu
alat-alat yang digunakan untuk memproduksi pesanan, jumlah tenaga kerja baik
normal maupun lembur, biaya tenaga kerja baik normal maupun lembur, biaya
subkontrak, dan biaya lainnya yang terkait dengan perhitungan biaya produksi.
Dari data-data tersebut dapat diketahui kapasitas produksi yang dimiliki 45
Industry. Setelah itu, hasil peramalan permintaan 2013 dibandingkan dengan
jumlah kapasitas perusahaan. Dari perbandingan tersebut dapat diketahui
kemampuan kapasitas perusahaan dalam memenuhi ramalan permintaan 2013.
Selanjutnya dilakukan perencanaan agregat berdasarkan hasil ramalan permintaan
2013 dan hasil perhitungan kapasitas perusahaan. Perhitungan perencanaan
agregat disesuaikan dengan variabel-variabel yang dapat dikendalikan dalam
44
Gambar 3.1
Rancangan Analisis Data 45 Industry
3.5.2 Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini
adalah analisis deskriptif. Analisis ini digunakan untuk mengetahui gambaran
alternatif perencanaan agregat yang dapat diterapkan pada 45 Industry. Metode Sebagai dasar analisis
perencanaan agregat
Data kapasitas produksi perusahaan: jumlah tenaga kerja, biaya tenaga kerja, biaya subkontrak, dan biaya lainnya yang terkait dengan biaya produksi.
Hasil kapasitas yang dimiliki perusahaan
Perhitungan perencanaan agregat sesuai dengan alternatif strategi (menggunakan metode linear
programming) Dihitung dengan menggunakan metode time series (metode
45
Risya Hurrotul Ain, 2013
yang digunakan dalam perhitungan data-data adalah metode peramalan dengan
menggunakan metode time series (metode additive decomposition (seasonal) dan
multiplicative decomposition (seasonal)), dan teknik perencanaan agregat dengan
menggunakan metode linear programming. Untuk memudahkan perhitungan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan pengelolaan data yang telah dilakukan di perusahaan 45
Industry, penulis dapat menyimpulkan beberapa keterangan sebagai berikut:
1. Hasil ramalan permintaan perusahaan 45 Industry tahun 2013 adalah berkisar
antara 9.217 pieces sampai dengan 12.906 pieces. Hasil ramalan permintaan
tahun 2013 jauh lebih meningkat dibandingkan periode-periode sebelumnya.
Peramalan tersebut dihitung berdasarkan data permintaan periode Januari
2010 sampai Desember 2012. Peramalan dilakukan dengan menggunakan
metode time series berdasarkan pola permintaan trend, dan dalam analisisnya
digunakan metode additive decomposition (seasonal) dan multiplicative
decomposition (seasonal), dan untuk mempermudah perhitungannya
digunakan program POM for windows. Hasil perhitungan peramalan dipilih
yang nilai MAD-nya minimum, yaitu hasil peramalan dengan menggunakan
metode aditif. Hasil peramalan dapat dilihat pada Tabel 4.2.
2. Kebijakan dan kondisi perusahaan sangat berpengaruh dalam menentukan
strategi kapasitas atau alternatif perubahan yang dapat digunakan. Berdasarkan
hasil perhitungan kapasitas perusahaan 45 Industry dan hasil ramalan
permintaan 2013 dapat diketahui alternatif strategi yang dapat digunakan,
85
Risya Hurrotul Ain, 2013
a. Strategi 1: perencanaan agregat dengan menggunakan metode linear
programming untuk mencapai hasil optimum di sisi biaya dengan
menggunakan kapasitas produksi pada jam kerja normal, lembur, dan
subkontrak.
b. Strategi 2: perencanaan agregat dengan menggunakan perubahan kapasitas
produksi denganperekrutan tenaga kerja baru. Alternatif ini dipilih
didasarkan pada hasil optimal yang diperoleh bahwa ramalan permintaan
tahun 2013 dapat dipenuhi dengan menggunakan seluruh waktu kerja
normal dan lembur (menggunakan 300 hari kerja lembur penuh), dan
sebagian dengan subkontrak. Apabila peningkatan kapasitas menggunakan
waktu kerja lembur yang terus-menerus, maka akan berdampak pada
pengurangan produktifitas tenaga kerja. Oleh karena itu, perusahaan 45
Industry perlu untuk meningkatkan kapasitas produksinya dengan cara
perekrutan tenaga kerja baru.
3. Perencanaan agregat yang dapat menghasilkan solusi optimum jika dilihat dari
biaya produksi relevan yang minimum adalah strategi 2, yaitu perencanaan
agregat dengan menggunakan perubahan kapasitas produksi dengan
perekrutan tenaga kerja baru. Strategi kedua ini menghasilkan solusi optimum
yang lebih kecil pada sisi biaya, yaituRp114.016.398,5, sedangkan strategi
pertama (menggunakan kapasitas produksi pada jam kerja normal, lembur, dan
subkontrak) hasil optimumnya adalah Rp125.648.463,1. Dengan perekrutan
tenaga kerja baru ini perusahaan dapat melakukan efisiensi biaya produksi
86
untuk diterapkan di perusahaan 45 Industry adalah strategi 2, yaitu dengan
menambah kapasitas produksi perusahaan melalui perekrutan tenaga kerja
baru.
5.2Saran
Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan yang telah dilakukan
sebelumnya, maka penulis memberikan beberapa saran untuk perusahaan 45
Industry, diantaranya adalah:
1. Dalam mengimplementasikan strategi perencanaan agregat perusahaan harus
mengevaluasi terlebih dahulu kondisi perusahaan, seperti kapasitas produksi
yang dimiliki dan biaya-biaya produksi relevan, agar strategi yang diterapkan
dapat memberikan solusi optimum dalam hal biaya.
2. Apabila perusahaan hendak mengimplementasikan strategi 1, maka sebaiknya
pimpinan perusahaan mengawasi kinerja para tenaga kerja. Hal tersebut
dikarenakan penerapan strategi 1 menggunakan jam kerja normal dan lembur
yang terus-menerus tanpa adanya waktu libur lembur yang dapat berakibat
pada penurunan tingkat produktifitas tenaga kerja. Selain itu, sebaiknya
perusahaan dapat mengatur jam kerja lemburnya, misalnya jam kerja lembur
pada hari kerja diganti di hari libur nasional dengan tetap masuk kerja.
3. Perusahaan dapat mengimplementasikan strategi 2 dengan cara merekrut
tenaga kerja baru yang memang sudah berpengalaman sehingga kapasitas
87
Risya Hurrotul Ain, 2013
perekrutan tenaga kerja baru yang sudah berpengalaman perusahaan tidak
membutuhkan biaya untuk pelatihan tenaga kerja yang bersangkutan.
4. Penerapan kedua alternatif perencanaan agregat ini ada kemungkinan tidak
sesuai dengan kenyataan. Apabila terjadi ketidaksesuaian perusahaan 45
Industry dapat menerapkan strategi perencaan agregat dengan
mempertimbangkan jumlah tenaga kerja yang perlu untuk direkrut. Tenaga
kerja tersebut dapat berupa tenaga kerja paruh waktu, atau sebagian tenaga
kerja tetap.
5. Penggunaan metode linear programming menghasilkan solusi optimum dalam
segi biaya sesuai dengan kapasitas yang berlaku di perusahaan. Namun,
perusahaan perlu melakukan analisis lebih lanjut untuk memikirkan alternatif
perubahan kapasitas untuk mencari biaya relevan yang lebih efisien dalam
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Assauri, Sofjan. 1993. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi 4. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Gaspersz, Vincent. 2001. Ekonomi Manajerial: Pembuatan Keputusan Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Herjanto, Eddy. 2006. Manajemen Operasi, Edisi ketiga. Jakarta: Grasindo.
Krajewsky, Lee J dan Larry P Ritzman. 1996. Operational Management: Strategy Analysis, 4th Edition. Pearson, Prentice Hall.
Kusnendi, dan Edi Suryadi. 2005. Panduan Operasional Metode Penelitian Ilmiah. Bandung: UPI.
Prasetya, Hery dan Fitri Lukiastuti. 2011. Manajemen Operasi. Yogyakarta: CAPS.
Reid, R. dan Sanders dan Nada R Sanders. 2005. Operations Management: An Integrated Approach, 2nd Edition. John Wiley & Sons, Inc.
Render, Barry dan Jay Heizer. 2005. Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, Jilid pertama edisi pertama. Jakarta: Salemba Empat.
Soedibjo. 2005. Metodologi Penelitian. Bandung: Stiemik Pasim.
Subagyo Pangestu, Marwan Asri, T. Hani Handoko. 2000. Dasar-Dasar Operations Research. Yogyakarta: BPFE.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
89
Risya Hurrotul Ain, 2013
Internet
http://poloshirtpolos.com/artikel-konveksi-garment/sejarah-bisnis-konveksi-indonesia[10 Juli 2012]
http://sumurmunding.wordpress.com/2011/01/07/mrp-perencanaan-agregat/ [10
Juli 2012]