• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea) PADA TANAH YANG TERAKUMULASI LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DI PERKEBUNAN PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea) PADA TANAH YANG TERAKUMULASI LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DI PERKEBUNAN PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Gayatri Anggi, 2013

Analisis Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea) Pada Tanah Yang Terakumulasi Logam Berat Kadimium (Cd) Di Perkebunan Pangalengan Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN KUBIS ( Brassica oleracea ) PADA TANAH

YANG TERAKUMULASI LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DI PERKEBUNAN

PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Program Studi

Jurusan Pendidikan Biologi

Disusun Oleh :

Gayatri Anggi

0908889

PROGRAM STUDI BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

(2)

Gayatri Anggi, 2013

Analisis Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea) Pada Tanah Yang Terakumulasi Logam Berat Kadimium (Cd) Di Perkebunan Pangalengan Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2013

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN KUBIS ( Brassica oleracea ) PADA TANAH

YANG TERAKUMULASI LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DI PERKEBUNAN

PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG

Oleh

Gayatri Anggi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Gayatri Anggi 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Gayatri Anggi, 2013

Analisis Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea) Pada Tanah Yang Terakumulasi Logam Berat Kadimium (Cd) Di Perkebunan Pangalengan Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu GAYATRI ANGGI

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN KUBIS ( Brassica oleracea ) PADA TANAH YANG TERAKUMULASI LOGAM BERAT Kadmium (Cd) DI PERKEBUNAN

PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIBIMBING :

Pembimbing I

Dra. R. Kusdianti, M.Si

NIP. 196402261989032004

Pembimbing II

Rini Solihat, S.Pd, M.Si

NIP. 197902132001122001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

(4)

Gayatri Anggi, 2013

Analisis Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea) Pada Tanah Yang Terakumulasi Logam Berat Kadimium (Cd) Di Perkebunan Pangalengan Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea) PADA TANAH YANG TERAKUMULASI LOGAM BERAT KADMIUM

(Cd) DI PERKEBUNAN PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG

PLANT GROWTH ANALYSIS OF CABBAGE (Brassica oleracea) ON SOIL HEAVY METAL ACCUMULATED CADMIUM (Cd) AT

PANGALENGAN ESTATE DISTRICT OF BANDUNG

Gayatri Anggi., Kusdianti., Rini Solihat.

Program Studi Biologi, Jurusan Pendidikan Biologi, FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia

Jl. Dr.Setiabudi No. 229 Bandung 40154

Abstrak

Salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas sayuran adalah dengan adanya tindakan pengendalian hama dan pemberian pupuk. Adanya pemberian pupuk dan pestisida dalam sistem pertanian dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi tanaman dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan tanaman kubis pada tanah yang terakumulasi logam kadmium (Cd). Sampel tanaman kubis didapatkan dari lahan Pertanian Pangalengan Bandung. Parameter yang diamati adalah kadar klorofil, biomassa dan kadar logam Cd pada pupuk, pestisida, tanah dan tanaman. Hasil penelitian menunjukkan biomassa tanaman bertambah dari awal penanaman hingga masa panen seiring dengan adanya penambahan kadar klorofil pada tanaman. Hasil analisis logam Cd yang terdapat pada tanah (3.65 ppm) dan tanaman (0.217 ppm) menunjukkan hasil yang melebihi ambang batas. Hal tersebut menunjukkan akumulasi logam berat Cd pada tanaman tidak memberikan dampak pada pertumbuhan tanaman, tetapi akumulasi logam Cd pada tanaman melebihi ambang batas. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman kubis dapat mengakumulasi logam.

Kata kunci : Brassica oleracea, Logam Kadmium, Kadar Klorofil, Biomassa, Lingkungan

Abstract

(5)

Gayatri Anggi, 2013

Analisis Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea) Pada Tanah Yang Terakumulasi Logam Berat Kadimium (Cd) Di Perkebunan Pangalengan Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

on plants above the threshold level prove that the cabbage plant can accumulate metal.

(6)

iv Gayatri Anggi, 2013

Analisis Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea) Pada Tanah Yang Terakumulasi Logam Berat Kadimium (Cd) Di Perkebunan Pangalengan Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………...……… i

KATA PENGANTAR………..………..…… ii

DAFTAR ISI………...………...……. iv

DAFTAR TABEL……….…………..……… vi

DAFTAR GAMBAR………..……… vii

DAFTAR LAMPIRAN………...……. ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..……….. 1

B. Rumusan Masalah………. 3

C. Pertanyaan Penelitian……… 3

D. Batasan Masalah……… 4

E. Tujuan Penelitian…...……… 4

F. Manfaat Penelitian………. 5

BAB II KAJIAN PERTUMBUHAN TANAMAN KUBIS DAN ANALISIS PENCEMARAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd ) A. Deskripsi Tanaman Kubis (Brassica oleracea)……… 6

B. Logam Berat Kadmium (Cd)………... 10

C. Pencemaran Lahan Pertanian oleh Logam Cd……… 13

D. Logam Cd dalam Tanaman………. 15

E. Klorofil………...….. 16

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………. 19

B. Desain Penelitian……….. 19

C. Populasi dan Sampel………... 21

D. Lokasi dan Tempat Penelitian………. 21

E. Analisis Data…….……….. 21

(7)

Gayatri Anggi, 2013

Analisis Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea) Pada Tanah Yang Terakumulasi Logam Berat Kadimium (Cd) Di Perkebunan Pangalengan Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Alur Penelitian………. 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Lokasi Perkebunan Kubis……….. 27

B. Teknik Penanaman Kubis……… 28

C. Analisis Hasil Kandungan Logam pada Tanaman Kubis, Tanah, Pupuk dan Pestisida………...……… 41

D. Analisis Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea)………….. 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………. 57

B. Saran………..……. 57

DAFTAR PUSTAKA……….. 58

LAMPIRAN………. 62

(8)

1

Gayatri Anggi, 2013

Analisis Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea) Pada Tanah Yang Terakumulasi Logam Berat Kadimium (Cd) Di Perkebunan Pangalengan Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sayuran dalam kehidupan manusia sangat berperan dalam pemenuhan

kebutuhan pangan dan peningkatan gizi, karena sayuran merupakan salah satu

sumber mineral dan vitamin yang dibutuhkan manusia (Nugrohati dan Untung,

1986). Salah satu contoh tanaman jenis sayuran adalah Kubis (Brassica oleracea).

Kubis merupakan salah satu sayuran yang sangat digemari oleh banyak kalangan

masyarakat yang digunakan untuk dimasak dan dikonsumsi. Kubis, selain

memiliki kandungan vitamin, gizi dan serat yang tinggi, juga memiliki kandungan

antioksidan tinggi yang dapat mengurangi resiko terkena penyakit. Namun

disamping hal tersebut, konsumsi sayuran oleh masyarakat saat ini masih dibawah

kebutuhan gizi yang seharusnya.

Konsumsi sayuran yang masih rendah tersebut disebabkan banyak hal antara

lain tingkat pengetahuan rata-rata masyarakat yang masih rendah dan

produktivitas sayuran yang rendah. Faktor-faktor pembatas produktivitas yang

penting adalah adanya serangan berbagai jenis hama tanaman dan masalah

penanganan pasca panen yang dapat menurunkan kuantitas dan kualitas sayuran

(Nugrohati dan Untung, 1986).

Salah satu usaha agar produktivitas sayuran dapat ditingkatkan diperlukan

tindakan pengendalian hama dan penanganan pasca panen yang efektif dan efisien

(Nugrohati dan Untung, 1986). Pestisida banyak digunakan untuk mengendalikan

organisme pengganggu tanaman (OPT), seperti pada tanaman kubis. Pestisida

yang diberikan pada tanaman memiliki kandungan bahan kimia yang beragam.

Kandungan bahan kimia tersebut antara lain seperti pronefos, detakmetrin,

klorfiripros, tulubenzuron, dan permetrin. Pestisida yang digunakan pada tanaman

seringkali dipakai secara berlebihan, karena penggunaan tersebut maka tanah yang

ditanami tanaman kubis kemungkinan besar akan mengalami akumulasi residu

dari pestisida tersebut, residu yang terdapat di tanah salah satu contohnya adalah

(9)

Gayatri Anggi, 2013

Analisis Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea) Pada Tanah Yang Terakumulasi Logam Berat Kadimium (Cd) Di Perkebunan Pangalengan Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain penggunaan zat pengendali hama tanaman seperti pestisida, tanaman

juga memakai bahan organik seperti pupuk kandang atau kompos yang

merupakan bagian penting dalam sistem tanah. Peran utama kompos adalah untuk

menangani masalah tanah-tanah kritis, memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah

dan menambah unsur hara (Kim, 1991). Zat kimia yang terkandung pada pupuk

diantaranya adalah nitrogen, nitrat, tembaga, ammonium, fosfor, kalium,

magnesium, besi, mangan dan lainnya untuk mencukupi kebutuhan tanaman dan

tumbuh subur (Hartatik dan Widowati, 2007).

Penggunaan pestisida dan pupuk pada pertanian pada kenyataannya terbukti

dapat menekan jumlah serangan hama penyakit dan meningkatkan kesuburan

tanaman. Namun dengan adanya pemberian pupuk kimia dan pestisida tersebut

juga dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi tanaman dan khususnya

bagi manusia. Dengan penggunaan pestisida dan pupuk secara berlebihan pada

tanaman dapat menyebabkan terjadinya deposit bahan kimia yang ada pada pupuk

dan pestisida yang akhirnya menjadi residu pada tanah dan tanaman

(Tarumingkeng, 1992).

Penggunaan pestisida dan pupuk kimia selain menyebabkan adanya

akumulasi bahan kimia juga menyebabkan terjadinya akumulasi logam di dalam

tanah. Pupuk dikategorikan sebagai sumber pencemar karena adanya kandungan

unsur serta senyawa tertentu yang masuk kedalam suatu sistem dimana unsur

maupun senyawa tersebut tidak diperlukan dalam jumlah banyak atau dapat

membahayakan komponen dalam lingkungan tersebut. Dampak negatif pestisida

terhadap lingkungan adalah adanya residu pestisida di dalam tanah yang dapat

meracuni organisme non target, terbawa sampai ke sumber-sumber air dan

meracuni lingkungan bahkan terbawa pada mata rantai makanan sehingga dapat

meracuni konsumen, bahkan ke hewan dan manusia (Prabowo, 2008). Polutan

yang sering menjadi masalah di tanah yaitu logam berat. Logam berat pada

kondisi lingkungan yang alami tidak menjadi masalah. Namun akibat campur

tangan manusia terhadap lingkungan seperti pemupukan dan pestisida yang terus

menerus, maka logam berat tersebut terakumulasi dan menjadi ancaman bagi

(10)

3

Gayatri Anggi, 2013

Analisis Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea) Pada Tanah Yang Terakumulasi Logam Berat Kadimium (Cd) Di Perkebunan Pangalengan Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Zat pencemar yang berasal dari pupuk dan pestisida biasanya berupa logam

berat maupun senyawa yang merupakan residu dari pupuk. Akumulasi tersebut

terjadi karena penggunaan pupuk yang berlebihan dan tidak berimbang terutama

pada tanaman kubis yang disebut sebagai tanaman bioakumulator. Tanaman

bioakumulator merupakan kemampuan dari tanaman maupun organisme

untuk menyerap logam-logam berat seperti Cd dan logam berat lainnya. Sommers

(1980) dalam penelitiannya mendapatkan bahwa kemampuan menerima dan

mentranslokasikan logam berat ke berbagai tanaman berbeda untuk setiap jenis

tanaman. Bahkan spesies yang sama, namun tanaman yang berbeda dapat

menunjukkan variasi kadar logam berat yang cukup besar. Dinyatakan pula

bahwa tanaman sayuran seperti selada, kubis dan bayam cenderung

mengakumulasi logam Cd dalam jumlah yang lebih besar dibanding kedelai,

jagung dan gandum bila tanaman tersebut ditanam pada kondisi yang sama.

Sebuah penelitian menyatakan bahwa tanaman yang masuk dalam famili

Brassicaceae memiliki kemampuan sebagai akumulator logam, diantaranya sawi

india yang mampu mengakumulasi timah dengan konsentrasi 4 - 500 mg/L

(Henry dalam Bayu et al, 2010). Tanaman tersebut juga mampu mengakumulasi

uranium dengan konsentrasi uranium hingga 6 mg/kg (Huhle, 2008).

Berdasarkan hal tersebut, maka pada penelitian ini dilakukan analisis

pertumbuhan tanaman kubis pada tanah yang terakumulasi logam berat kadmium

(Cd) akibat penggunaan pupuk dan pestisida.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Bagaimana pertumbuhan tanaman kubis yang tumbuh pada tanah yang

terakumulasi logam berat kadmium (Cd) di Perkebunan Pangalengan Kabupaten

Bandung? ”

C. Pertanyaan Penelitian

Dari rumusan masalah yang ada maka dapat diuraikan menjadi beberapa

(11)

Gayatri Anggi, 2013

Analisis Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea) Pada Tanah Yang Terakumulasi Logam Berat Kadimium (Cd) Di Perkebunan Pangalengan Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimana kadar klorofil pada tanaman kubis yang tumbuh pada tanah yang

terakumulasi logam berat Cd?

2. Bagaimana rata-rata berat kering dan basah tanaman kubis?

3. Bagaimana kadar unsur Cd dalam sampel tanaman dan tanah pertanian kubis?

4. Bagaimana kandungan materi organik terlarut pada tanah yang terakumulasi

logam berat Cd?

D. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa batasan masalah sebagai berikut:

1. Analisis pertumbuhan yang diamati meliputi kandungan klorofil dan biomasa

tanaman

2. Bagian yang diambil untuk analisis logam berat adalah tanah dan daun

tanaman kubis

3. Analisis logam dilakukan pada awal, pertengahan dan akhir tanam (masa

panen).

4. Faktor abiotik yang diamati meliputi suhu udara, kelembaban udara, intensitas

cahaya, pH tanah, kecepatan angin, suhu tanah, kelembaban tanah, dan Materi

Organik Terlarut (MOT) .

E. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pertumbuhan

tanaman kubis yang tumbuh pada tanah yang terakumulasi logam berat kadmium

(Cd) di perkebunan kubis Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan residu logam berat Cd pada tanaman kubis di perkebunan

yang tercemar logam berat.

2. Mendeskripsikan residu logam berat Cd pada tanah di perkebunan kubis yang

(12)

5

Gayatri Anggi, 2013

Analisis Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea) Pada Tanah Yang Terakumulasi Logam Berat Kadimium (Cd) Di Perkebunan Pangalengan Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai

penggunaan pupuk dan pestisida yang mengandung bahan kimia dan dapat

memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan pertumbuhan tanaman

pangan khususnya tanaman kubis.

2. Manfaat Praktis

Dari penelitian yang telah dilakukan, diharapkan dapat bermanfaat secara

langsung khususnya dapat memberikan pengetahuan bagi para petani

mengenai pertumbuhan dari tanaman kubis dan sumber informasi baru bagi

para petani untuk mengetahui mengenai pencemaran logam berat Cd dan

(13)

19

Gayatri Anggi, 2013

Analisis Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea) Pada Tanah Yang Terakumulasi Logam Berat Kadimium (Cd) Di Perkebunan Pangalengan Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian

deskriptif merupakan salah satu jenis metode penelitian yang dilakukan untuk

menggambarkan dan menginterpretasi objek secara sistematis, faktual dan

berhubungan antar fenomena yang diamati sehingga metode ini berkehendak

untuk mengadakan akumulasi data dasar semata (Nazir, 1988).

B. Desain Penelitian

Penelitian ini diawali dengan melakukan kegiatan pra penelitian yang

dilakukan survei kondisi dan rona lingkungan pada lahan perkebunan yang akan

digunakan sebagai lahan penelitian. Pada survei di dalamnya terdiri dari kegiatan

wawancara yakni dengan mengumpulkan informasi mengenai kondisi dan rona

lingkungan dari perkebunan selama beberapa waktu belakangan dan informasi

mengenai pemakaian pupuk dan pestisida yang digunakan pada perkebunan kubis,

sehingga dapat memenuhi pertumbuhan dan zat yang diperlukan dalam

penanaman kubis. Selanjutnya dilakukan tahapan pra penelitian, yaitu dengan

melihat kondisi lokasi perkebunan, sehingga dapat mempermudah untuk

menentukan lokasi dan titik-titik pengamatan. Faktor abiotik lingkungan

perkebunan diukur pada titik pengamatan yang telah ditentukan untuk mengetahui

kondisi suhu, kecepatan angin, dan faktor lainnya sehingga diharapkan dapat

mendukung penelitian yang nantinya akan dilaksanakan di lokasi tersebut.

Tahapan pra penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengenal dengan jelas

kondisi lapangan lokasi penelitian, sehingga dapat membantu pemilihan teknik

pengamatan yang tepat untuk penelitian yang akan dilaksanakan. Selain itu

dilakukan pula pengujian sampel tanah pada lokasi sampling plot atas dan bawah

yang bertujuan untuk mengetahui titik plot mana yang akan digunakan untuk

(14)

20

Gayatri Anggi, 2013

Analisis Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea) Pada Tanah Yang Terakumulasi Logam Berat Kadimium (Cd) Di Perkebunan Pangalengan Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahapan selanjutnya adalah melakukan penelitian. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan dalam penelitian adalah metode acak, yakni dengan

menentukan titik sampling yang didasarkan pada perbedaan ketinggian dan

kondisi tanah perkebunan kubis yang miring. Berikut adalah gambaran mengenai

metode pengambilan sampel secara random pada dua kontur berbeda di kebun

kubis yang akan dilakukan pada penelitian ini (Gambar 3.1).

Pengumpulan data sampel tanaman kubis dikoleksi secara random. Dari

masing-masing lokasi penelitian yang telah ditentukan diambil tiga buah tanaman

kubis. Sampel tanaman kubis A adalah kubis yang dicuplik dari tanah paling

tinggi, dan seterusnya hingga sampel kubis F merupakan kubis yang dicuplik dari

tanah yang lebih rendah. Sampel-sampel ini kemudian diukur kriteria

pertumbuhan yang telah ditentukan.

Tanah pada bagian kebun yang memiliki kontur paling tinggi dan rendah

diambil untuk proses penghilangan kadar air dan kemudian disaring untuk

dilakukan pengujian logam Cd. Seluruh pengujian logam baik pada tanaman dan

krop kubis maupun pada tanah perkebunan dilakukan selama empat kali, yaitu Gambar 3.1 Gambaran metode pengamatan kubis

Atas

Bawah A

B

C

D

E

F

Keterangan:

(15)

Gayatri Anggi, 2013

Analisis Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea) Pada Tanah Yang Terakumulasi Logam Berat Kadimium (Cd) Di Perkebunan Pangalengan Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada awal tanam, akhir masa tanam dan saat panen. Pada akhir pengamatan ketika

krop muncul dan saat panen, maka uji logam Cd dilakukan pada daun luar

tanaman kubis dan krop kubis. Pengambilan data pertumbuhan kubis diambil

dalam rentang waktu dua minggu sampai masa panen. Selanjutnya dilakukan

pengujian logam Cd di laboratorium. Kemudian dilakukan pengolahan data.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dari objek penelitian adalah semua kubis yang ada di salah satu

area perkebunan kubis di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Sampel yang akan

diamati adalah daun kubis dan tanah perkebunan yang dikumpulkan dari dari

lokasi penelitian.

D. Lokasi dan Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di Perkebunan Kubis di daerah Pangalengan,

desa Margaluyu, Bandung, Jawa Barat. Pengambilan data dilakukan antara bulan

Februari-Mei 2013. Pengambilan waktu penelitian ini dilakukan dengan

perhitungan waktu masa panen kubis.

E. Analisis data

Data hasil parameter pertumbuhan yang telah didapatkan kemudian

dianalisis secara deskriptif dengan menginterpretasikan data tersebut karena

penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Kandungan logam Cd pada

tanaman dan tanah dibandingkan dengan data Badan Standarisasi Nasional SNI

7387:2009 mengenai batas maksimum pencemaran logam dalam pangan dan

tanah.

F. Langkah-Langkah Penelitian

Beberapa langkah yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari tiga tahap,

(16)

22

Gayatri Anggi, 2013

Analisis Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea) Pada Tanah Yang Terakumulasi Logam Berat Kadimium (Cd) Di Perkebunan Pangalengan Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Survei

a. Menentukan lokasi penelitian.

b. Mengamati rona lingkungan lokasi penelitian.

c. Melakukan wawancara pada warga dan petani di sekitar lokasi penelitian, dan

pemilik kebun (Lampiran 4).

d. Mengukur luas area penelitian.

2. Pra Penelitian

a. Menentukan faktor abiotik lokasi pengamatan (Lampiran 4).

b. Menentukan teknik pengamatan yang digunakan.

c. Menyimpulkan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu kali

pengamatan.

d. Melakukan wawancara pada petani kubis mengenai teknik pemberian pupuk

dan pestisida, serta cara pembuatan formula pestisida yang digunakan untuk

mengurangi hama (Lampiran 4).

3. Penelitian Inti

Setelah dilakukannya survei dan tahap pra penelitian, penelitian dilanjutkan

pada tahap penelitian inti. Berikut ini adalah runtutan tahap-tahap penelitian inti

yang dilakukan setiap dua minggu sekali:

a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan selama penelitian.

(Lampiran 1).

b. Mencuplik sampel tanaman kubis pada plot yang telah ditentukan. Jika krop

kubis telah terbentuk, maka krop ditimbang di lokasi pengambilan sampel

segera sesaat setelah tanaman dicabut dari tanah yakni pada minggu ke 14

pada saat panen, hal ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan kubis

kehilangan kadar air. Sedangkan untuk daun terluar sebelum terdapat krop

dilakukan dari minggu pertama, hingga masa panen secara berkala setiap 2

minggu.

c. Mencuplik sampel tanah. Sampel tanah ini diambil sebanyak tiga kali yaitu

(17)

Gayatri Anggi, 2013

Analisis Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea) Pada Tanah Yang Terakumulasi Logam Berat Kadimium (Cd) Di Perkebunan Pangalengan Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Mengukur faktor abiotik pada lokasi pengamatan atas dan bawah.

e. Mengamati pertumbuhan tanaman kubis yaitu biomassa (berat basah dan berat

kering) dan kadar klorofil tanaman (Lampiran 4).

Untuk pengukuran kadar klorofil (klorofil a, klorofil b) ditentukan

menggunakan metode Arnon (Dube et al,2001). Daun tanaman segar yang

dijadikan sampel pengamatan diambil daun ke-3 terbawah dan kemudian

dimasukkan ke dalam termos yang berisikan es untuk menjaga agar klorofil yang

terdapat dalam sel-sel pada daun tanaman tidak mudah hilang dan bertujuan pula

agar tanaman tetap segar dan tidak layu. Daun sebanyak 0,2 gram dihaluskan

dengan menggunakan mortar (Gambar 3.1).

Gambar 3.2 Penghalusan daun kubis (Sumber: Dokumen pribadi)

Daun yang telah dihaluskan kemudian ditambahkan aseton sebanyak 20 ml.

Penggunaan aseton tersebut bertujuan untuk melarutkan klorofil yang terdapat di

dalam sel sel daun, selain itu juga untuk mengikat agar klorofil tidak mudah

menguap ke udara. Larutan klorofil tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi

(Gambar 3.2), yang kemudian disentrifugasi pada kecepatan 1500 rpm selama 10

(18)

24

Gayatri Anggi, 2013

Analisis Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea) Pada Tanah Yang Terakumulasi Logam Berat Kadimium (Cd) Di Perkebunan Pangalengan Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.3. Sampel Larutan Klorofil

(Sumber: Dokumen pribadi)

Gambar 3.4. Alat Sentrifugasi (Sumber: Dokumen pribadi)

Setelah disentrifugasi selama 10 menit, kadar klorofil daun diukur dengan

menggunakan Spektrofotometer. Panjang gelombang (λ) yang digunakan adalah

663 dan 645 nm (Gambar 3.4). Hasil pengukuran kemudian dihitung dan

dimasukan ke dalam rumus klorofil sebagai berikut (Arnon , 1949):

Total Klorofil (mg/L) = (20,2) x (A.645) + (8,02) x (A.663)

Klorofil a (mg/L) = (12,7) x (A.663) - (2,69) x (A.645)

(19)

Gayatri Anggi, 2013

Analisis Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea) Pada Tanah Yang Terakumulasi Logam Berat Kadimium (Cd) Di Perkebunan Pangalengan Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.5. Pengukuran Kadar Klorofil dengan Spektrofotometer (Sumber : Dokumen Pribadi)

Untuk pengukuran biomassa yang meliputi berat basah dan berat kering

tanaman dilakukan sesaat setelah tanaman kubis dicabut dari tanah. Penimbangan

berat basah tanaman kubis dilakukan dengan menggunakan timbangan digital.

Sama halnya dengan pengukuran krop tanaman, ketika krop kubis telah terbentuk,

maka pengukuran berat segar krop dilakukan sesaat setelah sampel tanaman

dicabut dari tanah, hal ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan pengurangan

atau perubahan berat segar krop kubis tersebut. Seluruh sampel tanaman kubis

dikeringkan dengan menggunakan oven dengan suhu 70oC selama ±24 jam hingga

beratnya konstan untuk menghasilkan berat kering dari tanaman kubis.Tanaman

kubis yang telah dicuplik dari perkebunan dan di keringkan kemudian ditimbang

berat keringnya untuk kemudian dilakukan proses pengabuan menggunakan

furnace. Hasil proses tersebut dari tanaman kubis tersebut kemudian digunakan

untuk pengujian logam Cd.

f. Pengujian kandungan logam Cd pada sampel kubis.

Sampel tanah, batang, daun dan akar yang telah dikeringkan kemudian

ditimbang masing-masing berat/sampel. Sampel batang, daun dan akar yang telah

dikeringkan di abukan dengan menggunakan furnace pada suhu 600°C selama ± 8

jam, sementara sampel tanah yang telah dikeringkan disaring hingga mencapai

ukuran kurang dari 0,1 mm. Setelah semua sampel disaring kemudian didestruksi

dengan menggunakan 10 ml HNO3 pekat 6,5%. Hasil destruksi diuapkan

dipemanas selama ± 5 menit, dan ditambahkan akuades sampai volumenya 50 ml.

Kemudian diukur kadar kadmiumnya dengan Atomic Absorbtion Spectometery

(20)

26

Gayatri Anggi, 2013

Analisis Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea) Pada Tanah Yang Terakumulasi Logam Berat Kadimium (Cd) Di Perkebunan Pangalengan Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Alur Penelitian

Dalam penelitian ini memiliki beberapa tahap kegiatan yang dilakukan.

Kegiatan tersebut dapat dilihat pada alur penelitian sebagai berikut (Gambar 3.6).

Gambar 3.6 Alur Penelitian. PRA PENELITIAN

PENGAMBILAN DATA

Sampling Pengujian Laboratorium (Uji

akumulasi logam Cd dan gas kromatografi)

PENENTUAN JUDUL

PEMBUATAN PROPOSAL

SEMINAR PROPOSAL

SURVEY LOKASI PENELITIAN

Pengamatan rona lingkungan perkebunan

Pengumpulan informasi kondisi perkebunan

Penyimpulan waktu dan plotting Pendataan mengenai

bibit yang akan ditanam

Pengumpulan informasi mengenai pemakaian pestisida

(21)

57

Gayatri Anggi, 2013

Analisis Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea) Pada Tanah Yang Terakumulasi Logam Berat Kadimium (Cd) Di Perkebunan Pangalengan Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan keseluruhan hasil yang telah didapatkan, analisis

kandungan klorofil dan biomassa pada tanaman kubis dari awal tanam hingga

masa panen terlihat mengalami peningkatan. Pengujian adanya akumulasi

logam kadmium yang terdapat pada lahan perkebunan kubis hasil

menunjukkan adanya kandungan cukup tinggi pada tanah (3.65 ppm) dan

tanaman (0.217 ppm) yang melebihi ambang batas yang telah ditetapkan.

B. SARAN

Pada penelitian ini memiliki beberapa hal yang berupa kelebihan dan

kekurangan, berikut beberapa saran yang diberikan penyusun untuk

penelitian-penelitian selanjutnya :

1. Penghitungan parameter pertumbuhan tanaman dilakukan pada satu

individu tanaman kubis, sehingga lebih terlihat secara jelas

perkembangannya.

2. Dilakukan pengukuran kadar air dalam tanah dan kadar oksigen dalam

tanah.

(22)

Gayatri Anggi, 2013

Analisis Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea) Pada Tanah Yang Terakumulasi Logam Berat Kadimium (Cd) Di Perkebunan Pangalengan Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alloway, B. 1995. “Heavy Metals in Soil”. Sydney : University of Sydney Library.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). (2009). Penetapan Batas

Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Makanan. Indonesia:

Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Bayu, I. 2010. Akumulasi Logam Kobalt Dari Tanah Andosol Menggunakan Tanaman Sawi India (Brassica juncea). Jurnal Program Studi Teknik Lingkungan. Institut Tekhnologi Bandung. Bandung

Cronqiust, A. (1981). An Integrated System Of Classification Flowering Plants. New York: Columbia University Press.

Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: UI-Press.

Djojosumarto, P. 2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Cetakan ke -5. Jakarta : Penerbit Kanisius.

Dube, A., Zbytniewski, R., Kowalkowski, T., Cukrowska, E. dan Buszewski, B. (2001). “Adsorption and Migration of Heavy Metals in Soil”. Polish Journal of Environmental Studies. 10, ( 1). 1-10.

Gardner, F., Pearce, B., dan Mitchell, L. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Diterjemahkan oleh : Susilo, H. Jakarta : Universitas Indonesia Press.

Ghosh, M. dan Singh, S. P. 2005. A review on phytoremediation of heavy metals and utilization of its byproducts. Applied Ecology and Environmental Research 3(1):1-18.

Gray, S. 2012. “Potato Plant”. Tersedia.[Online]:

http://dmt-sbi3u.wikispaces.com/Solanum+Tuberosum. (24 Februari 2013)

Harborne, J.B., 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern menganalisa tumbuhan, Terbitan kedua. Bandung : Penerbit ITB, 123-129.

Harjadi, S. 1989. Pengantar Agronomi. Bogor : Departemen Agronomi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hartatik, W dan Widowati, L.R. 2007. Pupuk Kandang. [Online]. Tersedia:

balittanah.litbang.deptan.go.id dokumentasi/buku/pupuk/pupuk4.pdf. (05

Maret 2013)

(23)

Gayatri Anggi, 2013

Analisis Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea) Pada Tanah Yang Terakumulasi Logam Berat Kadimium (Cd) Di Perkebunan Pangalengan Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kholidiyah N, 2010. Respon Biologis Tumbuhan Eceng Gondok (Eichornia crassipes Solms) sebagai Biomonitoring Pencemaran Logam Berat Cadmium (Cd) dan Plumbum (Pb) pada Sungai Pembuangan Lumpur Lapindo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo. Skripsi. Dipublikasikan. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Kim, H. 1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah, Jakarta : penerbit Gajah Mada University Press. Cetakan kedua.

Lakitan, B. 1995. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan.Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Leilanie, J. 2011. Water Air Soil Polut. Insecticide Residues in Eggplant Fruits, Soil and Water In the largest eggplant-producing area in the Philippines. 220: 413-422.

Manahan, SE. 1977. Enviromental Chemistry. Second Edition. Boston: Williard Press

Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nieuwhof, M. 1969. Cale Crops, Botany Cultivation and Utilization. London : Leonard-Hill.

Nugrohati, S. dan K. Untung. 1986. Pestisida dalam Sayuran. Seminar Keamanan Pangan dalam Pengolahan dan Penyajian. Yogyakarta : 1 – 3 September.

Nugroho, B., 2001. Ekologi Mikroba Pada Tanah Terkontaminasi Logam Berat. Bogor : Jurnal Institut Pertanian Bogor.

Olivares E, 2003. The Effect of Lead on Phytochemistry of Tithonia diversifolio: Exposed to Roadside Automotive Pollution or Grown in Pots of Pb Suplemented Soil. Brazilian Journal Plant Physiology, 15(3): 149-158.

Palar, H. 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam berat. Jakarta : Penerbit Rineka Citra.

(24)

Gayatri Anggi, 2013

Analisis Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea) Pada Tanah Yang Terakumulasi Logam Berat Kadimium (Cd) Di Perkebunan Pangalengan Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Permadi, A. H., I. Djatnika, Mieke A., Nunung N., Nur H., Nurmalinda, Rellus M. S., Sudarwohadi S., Suwandi, Wiwin S., & Yusdar H. (1993). Kubis. Bandung: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Penelitian Holtikultura Lembang.

Prabowo. 2008. Atasi Hama Belalang secara Organik. Bogor, Jawa Barat.

Purwowidodo, M. 1993. Telaah Kesuburan Tanah. Bandung : Cetakan ke-10. Penerbit Angkasa.

Sekara, A., Poniedzialek, M., Ciura, J., Jedrszczyk, E. 2005. Cadmium and lead accumulation and distribution in the organ of nine crops: implications for phytoremediation. Polish Journal of Environmental Studies, Vol 14, No 4, page 509-516.

Sembiring, E. dan Sulistyawati, E. (2006). Akumulasi Pb dan pengaruhnya pada

kondisi daun Swietenia macrophylla King. Makalah pada Seminar

Nasional Penelitian Lingkungan di Perguruan Tinggi Kampus Institut Teknologi Bandung: tidak diterbitkan.

Setyorini, D., Soeparto, & Sulaeman (2003). “Kadar Logam Berat dalam Pupuk”.

Jurnal Puslitbangtanak. 219-229.

Siswanto, D. 2009. “Respon Pertumbuhan Kayu Apu (Pistia stratiotes L.),

Jagung (Zea mays L.), dan Kacang Tolo (Vigna sinensis L.) terhadap Pencemar Timbal (Pb). Malang : Universitas Brawijaya.

Sommers, L. E. 1980. Toxic Metal in Agricultural Crops dalam Bitton, B. L. Damron, G. T. Edds dan J. M. Davidson, Ed. Sludge : Health Risk of and Application. Michigan : Proc. Ann Arbor Science Publisher, Inc.

Sudarmaji, J. dan Corrie I.P., 2008. Limbah Logam Berat B3. Sumber: Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol. 2, No. 2, Januari 14 2006: 129-142. Http://izul.i8.com/download/LimbahB3.pdf. [01 Agustus 2013].

Sutedjo, 2008. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta : Rineka Cipta.

Suwandi, Y. dan N. Nurtika. 1993. Budidaya tanaman kubis, Kubis. Edisi Pertama. Balithort Lembang-BAPPENAS.h.23-38

Taiz, L., Zeiger, E.1991. Plant Physiology. Sunderland : Sinauer Associates, Inc., Publisher.

Tarumingkeng, R. C. 1992. Dinamika dalam Lingkungan: Aspek Pestisida di Indonesia. Bogor : Lembaga Pusat Penelitian Pertanian.

(25)

Gayatri Anggi, 2013

Analisis Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea) Pada Tanah Yang Terakumulasi Logam Berat Kadimium (Cd) Di Perkebunan Pangalengan Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Widowati, W. 2008. Efek Toksik Logam. Yogyakarta : Penerbit ANDI.

Winter, H. 1982. The hazards of cadmium in man and animals. J. App. Toxicol. 2(2):61-67.

Gambar

Gambar 3.1 Gambaran metode pengamatan kubis
Gambar 3.2 Penghalusan daun kubis        (Sumber: Dokumen pribadi)
Gambar 3.3. Sampel Larutan Klorofil        (Sumber: Dokumen pribadi)
Gambar 3.5. Pengukuran Kadar Klorofil dengan Spektrofotometer (Sumber : Dokumen Pribadi)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Bagi Wajib Pajak yang tidak melaksanakan kewajiban perpajakan di bidang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, yang mengakibatkan pajak yang terutang

Manusia terinfeksi Salmonella typhi secara fecal - oral, biasanya melalui makanan yang kurang terjaga kebersihannya dan atau kurang masak.. Salmonella typhi adalah bakteri

Universitas

[r]

Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 secara elektronik melaluib.

Dari hasil pengujian yang ditunjukkan oleh tabel 7 sampai tabel 8, ternyata terlihat bahwa sistem pengenalan kata ini tidak dapat digunakan untuk mengenali suara orang lain