• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP RELOKASI PERMUKIMAN KORBAN BENCANA ALAM BANJIR (STUDI KASUS SITUBONDO) ERY FARIDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONSEP RELOKASI PERMUKIMAN KORBAN BENCANA ALAM BANJIR (STUDI KASUS SITUBONDO) ERY FARIDA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP RELOKASI PERMUKIMAN KORBAN BENCANA ALAM BANJIR (STUDI KASUS SITUBONDO)

ERY FARIDA

320 820 1838

(2)

LATAR BELAKANG PENELITIAN

n Bencana Banjir di Situbondo sehingga menyebabkan meluapnya sungai sampeyan yang mengakibatkan perumahan dan

permukiman di bantaran sungai sampeyan hancur.

n Pemprop Jatim bekerjasama dengan Pemkab Situbondo melakukan mitigasi bencana alam termasuk menyediakan perumahan untuk korban bencana alam atau relokasi.

n Setelah diadakan penelitian di lokasi permukiman yang baru ternyata sebagian besar dari korban bencana alam yang

mendapatkan bantuan perumahan belum mau pindah ke perumahan yang baru

n Sejauh ini belum diketahui dengan jelas kondisi taraf hidup pasca relokasi masyarakat korban bencana alam yang sudah menempati permukiman baru.

(3)

VARIABEL PENELITIAN

n Aspek Fisik

a. Keamanan : keamanan dari tindak kriminal dan bahaya bencana alam b. Sarana : ketersediaan lapangan kerja, pendidikan, kesehatan,

peribadatan, perbelanjaan, rekreasi c. Keindahan : keindahan lansekap permukiman

d. Lokasi : kedekatan dengan tempat kerja, kemudahan pencapaian menuju pusat kegiatan (aksesibilitas).

e. Prasarana Lingkungan : jalan, jaringan air bersih, pembuangan air limbah, sanitasi dan drainase, pembuangan

sampah, jaringan listrik

n Aspek Non Fisik

a. Karakteristik sosial : usia, jenis kelamin, etnis, kebiasaan agama, kesehatan, kedekatan dengan orang yang berasal dari komunitas yang sama

b. Karakteristik Ekonomi : kesejahteraan, jenis pekerjaan, jumlah pendapatan, jumlah pengeluaran, kepemilikan aset

(4)

TAHAP ANALISIS

Tahap Pertama

• Pendahuluan

• Tinjauan Pustaka dan Kajian Literatur

• Konsep Relokasi Pemukiman Korban Bencana Alam Tahap Kedua

Menentukan aspek-aspek relokasi permukiman berdasarkan kondisi paska relokasi permukiman.

Tahap Ketiga

Menganalisis data dengan menggunakan teknik analisis Chi Square dan Sign Test

Tahap Keempat

Menganalisis antara pendahuluan, literatur dan konsep relokasi permukiman bencana alam

Tahap Kelima

Penarikan kesimpulan dari hasil analisis

(5)

GAMBARAN UMUM SITUBONDO

n Situbondo merupakan daerah di Jawa Timur yang sering mengalami bencana banjir.

n Kabupaten Situbondo terdiri dari 17 wilayah kecamatan

dengan luas seluruhnya

1.638,50 km2 atau 163.850 Ha.

Adapun batas-batasnya :

q Sebelah utara = Selat Madura

q Sebelah Timur = Selat Bali

q Sebelah Selatan = Kab. Bondowoso dan Banyuwangi

q Sebelah Barat = Kab. Probolinggo

n Di wilayah Kabupaten Situbondo, terdapat beberapa kecamatan yang merupakan kawasan rawan bencana alam.

Kawasan rawan bencana alam dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu:

1. Kawasan rawan bencana banjir adalah Kecamatan Besuki, Bungatan, Kendit, Panarukan, Situbondo, Panji.

2. Kawasan rawan bencana angin adalah Kecamatan Sumbermalang, Jatibanteng

3. Kawasan rawan bencana longsor adalah Kecamatan Jatibanteng, Sumbermalang, Bungatan, Kendit

(6)

PETA KAWASAN RAWAN BENCANA ALAM SITUBONDO

(7)

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Pada tanggal 11 Pebruari 2008 warga yang ada dipinggiran

sungai kembali dilanda kepanikan menyusul naiknya debit air

sungai sampeyan, ketinggian

air dipintu DAM Lima Kotakan sempat menunjukkan angka 3,6 m.

Kepanikan juga terlihat di kantong bencana yang paling parah terjadi di Kel. Ardirejo, Kec. Panji,

Kel. Duwuhan, Kel. Patokan,

Sumber Kolah dan Wringin Anom

(8)

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Sesuai dengan data yang didapat dari BPS Kabupaten Situbondo. Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat korban bencana alam adalah :

Komposisi penduduk menurut kategori usia produktif kategori non produktif mencapai 38% yang meliputi

24% usia muda (dibawah 15 tahun) 14% usia tua (diatas 55 tahun).

Kategori produktif merupakan kelompok usia kerja yang berada

pada usia 15-55 dan mencapai 62% sekitar 385.406 jiwa.

Penduduk yang tidak/belum tamat SD mendominasi komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan.

Indikasi tersebut menggambarkan bahwa penduduk Kabupaten Situbondo mempunyai kecenderungan tingkat kesulitan mendapatkan pekerjaan dilihat dari tingkat pendidikannya

Komposisi Penduduk Sesuai Umur

0-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 55-

Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tidak Tamat SD Sekolah Dasar SLTP SLTA D3-S1

(9)

Pendapatan Responden Sebelum Relokasi

70%

22%

6% 2%

< Rp. 400.000

Rp. 500.000 - 600.000

Rp. 700.000 - 800.000

Rp. 900.000 - 1.000.000

Mata Pencaharian Penduduk

Pertanian Perdagangan Jasa Lainnya Buruh/Kuli PNS

Pengeluaran Responden Sebelum Relokasi

68%

24%

4% 4%

< Rp. 400.000 Rp. 500.000 - 600.000 Rp. 700.000 - 800.000 Rp. 900.000 - 1.000.000

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Dua sektor ekonomi utama adalah sektor pertanian dan sektor perdagangan.

Perekonomian Ini juga

dipengaruhi karena penduduk yang tidak/belum tamat SD mendominasi komposisi Penduduk menurut tingkat pendidikan

(10)

ANALISA DATA

n Secara fisik perumahan sesuai dengan unsur berikut dikaji dalam kaitan dengan keadaan perumahan penduduk (Silas, 1989) : besar rumah dan tingkat hunian, pemilikan, keadaan struktur, keadaan fasilitas rumah, penggunaan air

n Sebagai pembanding adalah Commnity Maping Lab. Perkim Jurusan Arsitektur ITS

n Keamanan status lahan, pengalaman-pengalaman yang buruk seperti penggusuran dan pembongkaran paksa menyebabkan mereka yang direlokasi ingin mendapatkan kepastian dan

keyakinan. mengenai status lahan dan bangunan yang dijanjikan kepada mereka (Soussan, Datta dan Clemett-Relokasi Mirpur- Baunia)

n Ketersediaan infrastruktur dan pelayanan. Lingkungan perumahan bukan semata-mata mengenai rumah saja tetapi aspek terburuk dalam suatu permukiman kumuh adalah kondisi infrastruktur dan pelayanan yang tidak jauh berbeda dengan kondisi rumah itu

sendiri. (Miyata-area waduk Birecik)

STUDY LITERATURE

PENELITIAN LAIN

(11)

JAWABAN RESPONDEN

NO URAIAN LEBIH BAIK SAMA SAJA LEBIIH BURUK

1 Kondisi Rumah 27 15 8

2 Air Bersih 4 25 21

3 Kondisi Listrik 3 4 42

4 Kondisi MCK 10 20 20

5 Kondisi Jalan 50 0 0

6 Kebanjiran 50 0 0

7 Kebakaran 50 0 0

8 Kriminalitas 46 2 2

(12)

Perbandingan Kondisi Permukiman Sesuai Community Maping Lab. Perkim

No Aspek Permukiman Permukiman Lama Permukiman Baru 1 Kondisi Rumah

Status Lahan Sedang Buruk

Status Bangunan Sedang Sedang

Asal Penduduk Baik Baik

Pekerjaan Sedang Sedang

Pendapatan Sedang Buruk

2 Jenis Prasarana

Ibadah Baik Baik

Pendidikan Baik Buruk

Kesehatan Baik Buruk

Ekonomi Baik Buruk

Ruang Terbuka Sedang Baik

(13)

No Aspek Permukiman Permukiman Lama Permukiman Baru

3 Jenis Sarana

Sumber Air Baik Buruk

Sanitasi/Air Limbah Baik Baik

Sampah Baik Buruk

Drainase/Got Buruk Sedang

Jalan Buruk Baik

4 Status Penduduk

Kondisi Bangunan Rumah Sedang Baik

Kondisi Lantai Baik Sedang

Kondisi Ventilasi Sedang Baik

Genangan Hujan Buruk Baik

Kepadatan Bangunan Sedang Baik

Pembagian Ruang Sedang Sedang

Kepadatan Hunian Sedang Sedang

(14)

DOKUMENTASI WILAYAH STUDY

(15)

STUDY LITERATURE

Lokasi dan kualitas tempat relokasi baru adalah faktor penting dalam Perencanaan relokasi, karena sangat menentukan hal-hal berikut ini

kemudahan menuju ke lahan usaha, jaringan sosial, pekerjaan ( Davidson et al)

PENELITIAN LAIN

HASIL PENELITIAN DI WILAYAH STUDY

Lokasi relokasi permukiman mempunyai jarak yang cukup jauh dari lokasi kerja para korban yang rata-rata bekerja di pusat kota Situbondo.

Salah satu faktor penolakan tempat penampungan adalah tempat

penampungan yang dibangun tersebut jauh dari tempat kerja dan tempat sekolah anak-anak para pengungsi.

Lokasi dari permukiman kembali merupakan hal yang utama, bagi masyarakat miskin perkotaan lokasi sangat terkait dengan akses terhadap peluang-peluang ekonomi tertentu. Mereka juga terhubung kepada jaringan sosial yang cenderung terkonsentrasi secara spasial di beberapa bagian kota. Ketika lokasi permukiman kembali terletak di pinggir kota, hal tersebut akan memiliki dampak yang negatif terhadap taraf hidup mereka yang direlokasi. (Aceh-Nias)

(16)

Dalam aspek non fisik terdiri dari dua kondisi yaitu kondisi sosial dan ekonomi, menurut Silas (1989) mengenai pengadaan perumahan paling sedikit terdapat tiga faktor kependudukan yang perlu diketahui lebih jelas, yaitu tingkat pendapatan, lapangan kerja dan pendidikan.

STUDI LITERATURE

Relokasi yang dilaksanakan guna meningkatkan taraf hidup masyarakat yang terkena relokasi tersebut kurang dapat memenuhi panduan relokasi permukiman secara umum (yang mengharuskan taraf hidup semula dari populasi yang terkena dampak bencana harus dapat dipulihkan setelah permukiman kembali tersebut telah rampung). (BRR- AcehNias)

PENELITAN LAIN

Dalam pengujian ini akan dilakukan pengujian dengan menggunakan sign test dan uji chi square. Uji chi square untuk mengetahui hubungan antara variabel kesejahteraan masyarakat relokasi bencana alam terhadap penyelenggaraan sarana yang telah

diberikan. Sarana tersebut antara lain pengadaan rumah, air bersih, listrik, sanitasi, jalan, banjir, kebakaran dan kriminalitas. Sign Test untuk menguji perbedaan

pendapatan dan pengeluaran sebelum dan sesudah relokasi

ANALISA DATA

(17)

JAWABAN RESPONDEN

NO. URAIAN Sebelum Relokasi Sesudah Relokasi 1 Kesehatan

Diare 18 12

Muntaber 12 4

Kulit 12 20

Tidak Menderita Penyakit 10 14

2 Kegiatan Masyarakat

Gotong royong Kebersihan 9 10

Pengajian 12 9

Siskamling 13 12

Posyandu 5 7

Arisan 6 9

Tidak Aktif 5 3

(18)

NO. URAIAN Sebelum Relokasi Sesudah Relokasi 3 Pendapatan

< Rp.400.000 35 39

Rp.500.000-Rp.600.000 11 9

Rp.700.000- Rp.800.000 3 1

Rp.900.000-Rp.1.000.000 1 1

4 Pengeluaran

< Rp.400.000 34 40

Rp.500.000-Rp.600.000 12 5

Rp.700.000- Rp.800.000 2 2

Rp.900.000-Rp.1.000.000 2 3

5 Kepemilikan Asset

Sepeda Motor 10 10

Televisi 35 25

Tabungan 3 3

Tidak Memiliki Satupun 2 2

JAWABAN RESPONDEN

(19)

Hasil Uji Chi Square dengan SPSS

Sarana

Nilai Chi

Square Korelasi Signifikansi

Kondisi Rumah 0,099 0,223 Signifikan

Air Bersih 0,59 (-)0,127 Tidak signifikan

Listrik 0,524 (-)0,141 Tidak signifikan

Sanitasi 0,732 0,102 Tidak signifikan

Jalan - - -

Banjir - - -

Kebakaran - - -

Kriminalitas 0,039 (-)0,175 Signifikan

Faktor Signifikansi Perbedaan

Pendapatan 0,004 Negative

Pengeluaran 0,312 Sama

Hasil Uji Sign Test dengan SPSS

(20)

KESIMPULAN

1. Kondisi permukiman pasca relokasi korban bencana alam banjir yang dilaksanakan oleh dinas terkait belum sesuai dengan kaidah- kaidah permukiman.

2. Aspek fisik dan non fisik yang dapat menentukan keberhasilan sistem relokasi permukiman adalah kondisi sosial, ekonomi dan kondisi perumahan.

3. Permukiman yang baru dapat memberikan perubahan pada kondisi ekonomi terutama pada pendapatan dan kepemilikan aset,

sedangkan kondisi sosial terjadi perubahan pada kesehatan bagi korban bencana alam.

4. Pemerintah daerah kabupaten mengambil langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan pengungsi dengan melakukan relokasi korban bencana. Walaupun program relokasi permukiman bantaran sungai Sampeyan telah berjalan cukup lama, tetapi kondisi taraf hidup masyarakat yang dipindahkan dari kawasan tersebut masih belum diketahui dengan jelas.

(21)

5.

Banyak responden memiliki kepuasan terhadap kondisi saat ini, dimana dari keterangan yang mereka berikan bahwa semenjak menetap di wilayah studi banyak sekali adanya upaya perbaikan dan lebih baik daripada

sebelumnya berada di bantaran sungai Sampeyan.

6.

Banyak responden menyatakan bahwa mereka merasa tidak lebih baik terkait kondisi keamanan lingkungan saat ini dibandingkan ketika mereka bermukim di

bantaran sungai Sampeyan. Hal ini bisa dimaklumi karena kondisi perumahan saat ini terletak di dataran yang tinggi terbuat dari tembok permanen dan

mempunyai jarak antar rumah yang aman dari bahaya kebakaran sehingga mereka bersepakat bahwa kondisi perumahan saat ini lebih baik. Meskipun dari sisi

keamanan belum sepenuhnya optimal.

KESIMPULAN

(22)

SARAN

n Konsep relokasi pemukiman bagi korban bencana banjir di Kabupaten Situbondo diharapkan dilakukan dengan lebih

memperhatikan aspek-aspek yang dilakukan melalui pengamatan empirik peneliti, referansi dan literatur yang terkait, serta studi empirik penelitian di kawasan bencana lainnya, sehingga lebih

membuat masyarakat yang akan tinggal di kawasan tersebut tetap merasa seperti tinggal di lingkungan sebelumnya.

n Bagi pemerintah daerah diharapkan dapat lebih memperhatikan

lokasi pemukiman yang mempunyai radius cukup jauh dari ancaman bencana serupa, untuk mencegah terjadinya bencana alam serupa dan untuk meminimalkan timbulnya kerugian yang diterima korban baik dari segi fisik maupun psikis

n Dalam merumuskan konsep relokasi permukiman bagi korban

bencana banjir di Situbondo sebaiknya dilengkapi dengan sarana dan prasarana umum (terminal utama maupun terminal bayangan

angkutan umum, halte, pangkalan ojek, pangkalan becak. tempat parkir) yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan maupun pusat kota dengan lokasi pemukiman. Disediakannya rute trayek angkutan umum yang melewati pengembangan pemukiman bagi korban

bencana sesuai dengan kebijakan yang di keluarkan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Situbondo.

(23)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

yaitu nota yang dibuat oleh kepala gudang untuk mencatat produk-produk perusahaan yang dikeluarkan dari gudang untuk keperluan contoh bagi calon pembeli, hadiah bagi toko pembeli,

Sehingga dengan adanya banyak kegiatan yang positif memberikan kepercayaaan yang penuh bahwa mereka masih bisa aktif dan berperan dalam hidupnya. Dan merekapun harus

Namun dari hasil perhitungan uji verifikasi ditemukan beberapa perioda yang melebihi kapasiats gudang maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan pengali Lagrange

Dengan demikian yang dimaksud peserta didik (murid) adalah manusia yang sedang mengalami perrtumbuhan dan perkembangan jasmani maupun rohani. Pendidikan dirancang dan

Fungsi hiburan ini ditunjukkan kepada masyarakat yang sedang bergotong-royong dalam kegiatan panen disawah, dijaman dahulu fungsi musik etnis Angklung Paglak sangat

Tabel tersebut menunjukkan bahwa pada saluran pemasaran 4, farmer’s share (bagian yang.. Artinya, melalui saluran pemasaran ini, hanya sekitar 40,63% dari harga yang

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Brian Tristiadi, menyatakan bahwa skripsi dengan judul : ANALISIS PERBEDAAN PENGARUH INFORMASI LABA DAN RUGI TERHADAP KOEFISIEN

Karena luas selimut kerucut berbentuk lingkaran yang Karena luas selimut kerucut berbentuk lingkaran yang tidak sempurna1 maka luas selimut kerucut sama tidak