• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

Na ma : Eko Kiswanto No. Mhs : 97320098

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKA RTA

(2)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana jenjang Strata I

Program Study Psikologi Pada Fakultas Psikologi UII

Yogyakarta

Oleh

EKO KISWANTO

97320098

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

(3)

Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi

Sebagian Dari Syarat-syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana S I Psikologi

Pada Tanggal 2 3 AUG

Dewan Penguji:

1. Muh. Bachtiar, Drs. H., MM

2. Qurotul Uyun, S. Psi., M.Si

3. Uly Gusniarti, S.Psi

Mengesahkan, Fakultas Psikologi

Universitas Islam Indonesia

'-—"•--:->._ Dekan

Dr. Sukarti

(4)

Kupersembahkan Karya sederhana ku ini untuk :

♦ Allah SWT dengan ridho-Nya

•> Ayah dan Ibukii yang selalu mendo'akan ku dalam menempuh pendidikan

♦ Istri tercintaku dan Adik-adikku tercinta dalam sahara penantian

(5)

Waktu bagaikan peluru yang lepas dari senapan. sekali terlewatkan tidak akan

bisa kita tarik lagi, begitu juga dengan kata-kata keluar lewat lidah tak akan bisa

kita tarik lagi. Janganlah hidup kita untuk menyia-nyiakan waktu, dan jagalah

lidah kita agar tidak melukai hati orang yang kita ajak bicara.

" Carilah dari apa yang diberikan Allah kepadamu pahala akherat, dan jangan lupa

bagianmu dari kehidupan dunia. Berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat

baik kepadamu, dan janganlah menimbulkan kerusakan dibumi. Allah sungguh

tidak senang kepada orang yang menimbulkan kerusakan" (Al Qashash : 77)

(6)

Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan ridha, rahmat dan hidayah-Nya serta sholawat dan salam senantiasa dihaturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW dan keluarga beserta sahabat

Beliau sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul :Hubungan Antara Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja Karyawan. Skripsi ini dibuat guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

Dalam proses penulisan skripsi ini sejak awal sampai selesai, kami sangat

berhutang budi kepada berbagai pihak yang telah rela dan ikhlas membimbing dan

memberi bantuan kepada kami. Untuk itu, kami menghaturkan ucapan terima kasih yang tak terhingga, antara Iain kepada:

1. Ibu Dr. Sukarti, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia

beserta seluruh jajaran pimpinan Fakultas Psikologi UII.

2. Bapak H.Drs.Muh.Bachtiar, MM. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan segala kebaikan hatinya banyak memberikan arahan dan masukan serta motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini secepatnya.

3. Bapak Fuad Nashori selaku Dosen Pembimbing akademik

4. Bapak Harno suwito beserta Ibu yang senantiasa selalu mengorbankan harta dan menyerukan do'a serta kasih sayangnya yang tiada tara.

(7)

6. Istriku Riama Amelia tercinta yang selalu memberikan semangatnya,

perhatiannya, pengertiannya, pengorbananya sehingga aku bisa menyelesaikan skripsiku.

7. Adik-adikku yang aku sayangi, Tati, Johan, Onik dan zalfa (pindut) yang

selalu membuatku semangat dalam mengerjakan skripsi.

8. Teman-teman Emboen creative yang selalu memberikan masukan dan

dorongan, Warno, Sani , Teddy, AriQue, Just Opick dalam penyelesaian

skripsiku.

9. Teman-teman angkatan 97 yang telah lulus, Wahyu, A'an, Seto dan TT. 10. Segenap Dosen dan Karyawan serta seluruh keluarga besar Fakultas

Psikologi Universitas Islam Indonesia yang telah banyak memberikan

bantuan.

Akhirnya kepada Allah semuanya saya kembalikan. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini jauh dari sempurna sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun

sangat penulis harapkan dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin

ya robbal Alamin.

Penulis

(8)

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN MOTTO

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL x DAFTAR LAMPIRAN xi BAB I. PENGANTAR A. Latar Belakang , ] B. Tujuan Penelitian 8 C. Manfaat Penelitian 8 D. Keaslian Penelitian 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kepuasan Kerja ]2

1. Pengertian Keouasan Kerja 12

2. Dimensi-dimensi Kepuasan Kerja 15

(9)

B. Iklim Oraganisasi \g

l.Pengertian Iklim Organisasi 19

2. Aspek-aspek Iklim Organisasi 21

C. Hubungan antara Iklim Organisasi Dan Kepuasan Kerja 22

D. Hipotesis 24

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian 25

B. Definisi Operasional 25

C. Subyek Penelitian 26

D. Metode Pengumpulan Data 26

E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 30

F. Metode Analisis Data 31

BAB IV. LAPORAN PEN ELITIAN

A. Orientasi Kancah Dan Persiapan Penelitan 32

1. Orientasi Kancah 32

2. Persiapan Penelitian 33

B. Pelaksanaan Penelitian 35

C. Hasil Penelitian 38

(10)

3. Uji Asumsi 43 4. Uji Hipotesis 44 D. Pembahasan 44 BAB V. PENUTUP A. KESIMPULAN 49 B. SARAN-SARAN 49 DAFTAR PUSTAKA 50 LAMPIRAN 52 IX

(11)

Halaman

Tabel 1. Kisi-kisi Skala Kepuasan Kerja 28

Tabel 2. Kisi-kisi Skala Iklim Organisasi 30

Tabel 3. Kisi-kisi Data Keadaan SDM PT Dian Mandala 33

Tabel 4. Kisi-kisi Skala Iklim Organisasi Setelah Uji Coba 36

Tabel 5. Kisi-kisi Skala Kepuasan Kerja Setelah Uji Coba 37

Tabel 6. Kisi-kisi Profil Subjek Penelitian Berdasar Umur 38 Tabel 7. Kisi-kisi Profil Subjek Penelitian Berdasar Umur 39

Tabel 8. Kisi-kisi Diskripsi Data Penelitian 39

Tabel 9 Kisi-kisi Kreteria Kategarisasi Skala Iklim Oraganisasi 40

(12)

LAMPIRAN A

Alat Ukur Yang Dipakai Dalam Penelitian

LAMPIRAN B

Hasil Uji Coba Alat Ukur

LAMPIRAN C

Hasil Analisis Data LAMPIRAN D

Surat Bukti Penelitian

XI Halaman 53 53 72 72 94 94 101 101

(13)

A. Latar Belakang Masalah

Belakangan ini istilah modal manusia {human capital) telah menjadi sangat familiar digunakan oleh banyak kalangan. Istilah ini pada awalnya sangat

kontroversial. Banyak kalangan berpendapat bahwa istilah human capital

berkonotasi memperlakukan orang sebagai budak atau mesin atau sebagai faktor produksi lainnya yang tidak perlu adanya perhatian dan pemuasan kebutuhan

psikologis. Terlepas dari kontroversi di atas, sumber daya manusia atau tenaga kerja adalah salah satu faktor produksi yang diperlukan selain faktor produksi

lainnya, dalam suasana kerja yang menganggap karyawan adalah mesin atau budak dalam suatu perusahaan, maka disitu akan terjadi kejenuhan dan penurunan

prestasi atau produktivitas kerja karyawan. Oleh karena itu perlu adanya jalinan hubungan baik antara pengusaha dengan karyawan, dan karyawan dengan

karyawan guna menciptakan suasana kerja yang diinginkan dengan tidak

memandang rendah karyawan. (Solihin, 1995).

Dalam sebuah proses produksi, sering digunakan konsep "5 M" {"Man",

"Money", "Material", "Machine", "Method") sebagai input produksi. Kelima

input tersebut (dapat ditambah dengan input "I" yaitu: "Information") akan menghasilkan output (keluaran). Konsep ini benar, tetapi pengusaha sering melupakan, bahwa manusia memiliki keunikan yang membedakannya dengan faktor produksi Iain. Karena keunikan ini, maka jelas manusia tidak dapat

(14)

kenyamanan dalam melakukan pekerjaan, salah satunya suasana kerja yang sehat, itulah yang membedakan dengan faktor produksi yang lain (Atmosoeprapto,

2001).

Usaha-usaha tersebut, sesungguhnya sangat positifjika ditinjau dari segi

kepentingan perusahaan. Karyawan yang merasa kebutuhan akan harga diri,

martabat kemanusiaan dan kepuasan kerjanya diperhatikan dan diakomodir

perusahaan sehingga diharapkan sikapnya pun akan semakin positif terhadap

atasan, perusahaan, maupun pekerjaannya. Selanjutnya sikap positif tersebut dapat

dijadikan landasan kokoh bagi peningkatan kinerja karyawan. Apabila sikap

karyawan yang ditunjukkan semakin positif terhadap atasan dan pekerjaan, maka

akan semakin kokoh dan majulah sebuah perusahaan tersebut.

Upaya memuaskan karyawan sesungguhnya memiliki dua dimensi (Lukito, 1996). Pertama, untuk menghargai harkat martabat kemanusiaan

karyawan. Kedua, untuk meletakkan landasan psikologis bagi peningkatan

produktivitas kerja karyawan. Kedua hal tersebut merupakan kebutuhan karyawan yang semestinya harus terpenuhi dan dipenuhi oleh perusahaan, untuk meningkatkan produktifitas karyawan dan semangat kerja yang tinggi. Pihak perusahaan pun harus mempunyai peraturan yang jelas terhadap jaminan kesejahteraan karyawan sesuai tingkatan dan prestasi kerja karyawan itu sendiri.

Saat ini seiring dengan makin kuatnya semangat humanisasi yang bertiup dalam dunia kerja, penciptaan iklim organisasi yang dapat memuaskan karyawan

(15)

kepuasan yang positif, yakni kepuasan yang akan mendorong peningkatan kinerja,

bukan jenis kepuasan yang melemahkan dan menumpulkan kreativitas dan produktivitas kerja. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak/sejumlah karyawan merasakan adanya ketidakpuasan, salah satunya

Diana Wong, warga negara Malaysia, memperoleh gelar doktor dari

universitas Bielefeld, Jerman. Tesis doktornya mengenai orang-orang Melayu

Kedah yang bekerja sebagai tenaga kerja pada perusahaan-perusahaan di perkebunan di Malaysia. Dia menjelaskan bahwa ada hubungan positif antara

iklim managemen perusahaan dan kepuasan kerja para pekerja di perkebunan.

Semakin kondusif iklim kerja yangdiciptakan para pengusaha maka akan semakin

memberi kepuasan kerja bagi para pekerja, hal ini nampak pada produksi kerja

yang semakin meningkat dan raut wajah yang berseri (Soemardjan. 1988).

Wawancara yang dilakukan dengan divisi produksi.di perusahaan Dlan Mandala, penulis memperoleh informasi bahwa para karyawan di perusahaan tersebut mengalami perasaan tertekan pada waktu perusahaan mempunyai order

yang banyak. Para karyawan merasa pekerjaan tidak sesuai dengan gaji yang ia

terima, karena disaat pes^nan barang yang melonjak atasan menyuruh para

karyawan melembur untuk mengejar target. Jam kerja tambah akibat melembur,

tetapi gaji yang diterima para karyawan tidak disesuaikan dengan tenaga yang

(16)

tidak sesuai dengan pekerjaan karyawan yang memaksimalkan tenaganya untuk

memenuhi target yang dicapai. Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui

bahwa kepuasan karyawan di perusahaan Dian Mandala kurang terpenuhi oleh

pihak perusahaan. Tentunya akan menimbulkan permasalahaan seperti, kemalasan

karyawan dengan memanfaatkan produk perusahaan. Suasana kerja yang

kondusifpun tidak tercapai oleh perusahaan.

Bertolak dari wawancara tersebut, maka perasaan-perasaan karyawan

menyangkut pekerjaan harus mendapat perhatian serius dari pihak manajemen

maupun pemilik perusahaan. Untuk itu, sangat penting dilakukan usaha

penciptaan iklim organisasi yang dapat memuaskan rasa kemanusiaan karyawan.

Iklim manajemen perusahaan memiliki hubungan positif dengan kepuasan kerja

para pekerja perusahaan.

Di tengah situasi persaingan bisnis yang semakin ketat dan perusahaan

lingkungan bisnis yang semakin cepat, posisi strategis sumber daya manusia atau

manusia yang bersumberdaya semakin disadari (Mangkunegara &Prabu. 2000).

Kualitas sumber daya manusia adalah kunci pemenangan persaingan bisnis. Untuk

mencapai kualitas tinggi sumber daya manusia tersebut, di samping perlu terus

diupayakan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan kerja {knowledge and skill

of work) karyawan, sangat penting pula dibangun sikap kerja {work attitude)

(17)

yang kesemuanya ini sangat penting untuk pemenangan persaingan bisnis.

Selain itu, menurut Bachtiar (1996) ketidakpuasan kerja cenderung

membawa pengaruh negatif bagi perusahaan. Karyawan-karyawan yang

mengalami ketidakpuasan akan memanifestasikan ketidak-puasannya dengan

macam-macam cara yang dapat mengarah ke perilaku kontra produktif. Protes, absentisme dan bentuk-bentuk pengurangan input kerja lainnya, bahkan sabotase

dan pengunduran diri adalah beberapa manifestasi ketidakpuasan kerja yang dapat

terjadi. Dengan demikian jelaslah bahwa ketidakpuasan yang dimaksudkan di sini

adalah yang bersifat negatif, bukan jenis ketidakpuasan yang justru memicu

kreativitas positif.

Dari berita-berita yang dimuat dimedia masa, banyak perusahaan di

Indonesia yang kurang memperhatikan kesejahteraan dan kurangnya usaha

menjalin hubungan baik dengan karyawan. Masalah tersebut sering menimbulkan rasa tidak puas dikalangan karyawan. Seperti yang terjadi di perusahaan PJKA

yang karyawannya mogok kerja dan melakukan demo demi memperjuangkan hak-haknya sebagai karyawan. Masa kerja yang tidak ada penghargaan atau pertimbangan dari pihak perusahaan sebagai aspek untuk menaikkan gaji dan

status sebagai pegawai negeri menjadikan para karyawan merasa tidak

diperhatikan oleh pihak perusahaan PJKA. Akhirnya para karyawanpun demo dan

(18)

dengan masalah profit. Hal ini dilandasi alasan bahwa semakin baik perusahaan

dalam melayani atau memperlakukan karyawan, semakin besar kepuasan yang

akan dirasakan karyawan (NJdraha, 1997). Selanjutnya, kepuasan karyawan akan mempengaruhi tingkat produktivitas kerja karyawan. Semakin besar kepuasan

karyawan, akan semakin tinggi semangat berproduktivitas kerja. Demikian pula

halnya tingginya produkiivitas kerja akan meningkatkan nilai pelayanan perusahaan kepada konsumen {external service value), sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan dan target produksi bisa tercapai, yang pada akhirnya akan meningkatnya revenue growth dan profitability perusahaan. Produk dan pelayanan yang baik tidak mungkin dihasilkan oleh para karyawan

yang tidak mendapatkan kepuasan dalam bekerja. Di lain pihak, kepuasan kerja

karyawan hanya dimungkinkan kalau mereka mendapatkan pelayanan yang baik

dari perusahaannya.

Hendaknya pihak perusahaan memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan karyawan dan membina sebuah kerjasama antara atasan dengan bawahan, bawahan dengan bawahan, guna menciptakan suasana kerja yang maksimal dan kondusif. Karyawan pada dasarnya adalah seorang manusia yang mempunyai kebutuhan dasar yang sebagian harus terpenuhi. Menurut Maslaw (Kuswadi. 2004) kebutuhan aktualisasi diri {self-aktualization) berkaitan dengan keinginan atau kebutuhan manusia untuk diakui orang lain tentang kemampuannya dalam

(19)

pekerjaannya (motivasi rendah). Pentingnya sebuah perusahaan dalam

menciptakan iklim organisasi yang harmonis dan berkesinambungan sehingga

akan menciptakan sebuah kepuasan kerja bagi para karyawan, Oleh karena itu

peneliti ingin mengkaji lebih lanjut pengaruh iklim organisasi terhadap kepuasan

kerja karyawan.

Dari uraian diatas, peneliti merumuskan :

"Apakah ada hubungan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja karyawan?". Seandainya dperoleh jawaban bahwa ada hubungan, maka peneliti

berharap hal ini bisa digunakan sebagai dasar untuk memecahkan atau setidaknya

mengurangi permasalahan yang timbul dalam dunia industri di tanah air mengenai iklim organisasi yang kurang diperhatikan oleh perusahan untuk mencapai kepuasan karyawan, sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan.

Seandainya jawaban yang diperoleh tidak ada hubungan, maka peneliti

dapat mengetahui bahwa ada faktor lain yang lebih mempengaruhi kepuasan kerja

karyawan sehingga bisa dijadikan acuan oleh peneliti lain yang ingin meneliti topik yang sama pada subjek yang berbeda.

Peneliti memilih iklim organisasi sebagai faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja diantara sekian faktor psikologis yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah dengan alas an karena peneliti memahami teori-teori mengenai iklim organisasi dan belum adanya penelitian secara khusus yang meneliti mengenai

(20)

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui tentang hubungan antara iklim organisasi dan kepuasan kerja karyawan di Perusahaan Dian Mandala, Sleman.

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat memperkaya Ichasanah dunia pustaka khususnya bagi ilmu psikologi

Industri.

2. Manfaat Praktis

Bagi dunia Pengusaha khususnya perusahaan yang menyangkut masalah

ketenagakerjaan, hasil penelitian ini dapat dimanfatkan untuk menentukan

iklim organisasi yang bagaimana dan seperti apa agar dapat memuaskan

(21)

kehidupan nyata, khususnya di perusahaa

D. Keaslian Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian replikasi yang di modivikasi,

karena sebelumnya sudah ada yang meneliti yang mengangkat variabel iklim

organisasi dan kepuasan kerja. Tetapi belum ada yang mengaitkan variabel iklim

organisasi dengan kepuasan kerja karyawan di Indonesia, melainkan diluar negeri

sudah ada penelitian yang mengaitkan kedua variabel yang mengambil sampel

diperkebunan , tetapi mempunyai alat ukur yang berbeda, teori yang berbeda.

Adapun penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti lain adalah sebagai

berikut:

Nurkhayati (2001) pernah meneliti tentang motivasi dan kepuasan

terhadap prestasi kerja karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

apakah motivasi dan kepuasan kerja dapat mempengaruhi prestasi kerja. Hasil

dari penelitiannya ialah; ada pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja, ada

pengaruh kepuasan terhadap prestasi kerja, ada pengaruh secaara bersama-sama

antara motivasi dan kepuasan terhadap prestasi kerja. Nurkhayati melakukan

penelitian pada tahun 2001 dengan objek penelitian di Perusahaan Batik dan

(22)

orang karyawan dengan menggunakan indikator prestasi kerjanya adalah: kualitas,

kuantitas, hubungan kerja, dan catatan prilaku karyawan.

Sulistyo (1999) meneliti tentang pengaruh budaya perusahaan terhadap

kepuasan kerja karyawan. Penelitian ini untuk mengetahui apakah budaya

perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan dan faktor

budaya manakah yang mempengaruhi paling dominan terhadap kepuasan kerja

karyawan. Hasil penelitiannya adalah, bahwa budaya perusahaan mempunyai

pengaruh yaang signifikan terhadap variabel tidak bebas (kepuasan kerja), praktek

kerja karyawan merupakan faktor dominan dalam mempengaruhi kepuasan kerja

karyawan.

Diana Wong, warga negara Malaysia, memperoleh gelar doktor dari

universitas Bielefeld, Jerman. Tesis doktornya mengenai orang-orang Melayu

Kedah yang bekerja sebagai tenaga kerja pada perusahaan-perusahaan di

perkebunan di Malaysia. Dia menjelaskan bahwa ada hubungan positif antara

iklim managemen perusahaan dan kepuasan kerja para pekerja di perkebunan.

Semakin kondusif iklim kerja yang diciptakan para pengusaha maka akan semakin

memberi kepuasan kerja bagi para pekerja, hal ini nampak pada produksi kerja

yang semakin meningkat dan raut wajah yang berseri.(Sumardjan. 1988)

Peneliti memperkirakan bahwa tentu masih banyak penelitian yang senada

baik yang dilakukan oleh peneliti luar negeri maupun dalam negeri. Namun yang

(23)
(24)

A. Kepuasan Kerja

1. Pengertian Kepuasan Kerja

Salah satu indikasi keberhasilan pengelolaan suatu perusahaan, dilihat dari

sikap karyawannya, apakah karyawan merasa puas dengan kondisi kerja yang ada sekarang. Orang sering menganggap bahwa memperhitungkan kepuasan kerja adalah suatu pemborosan dan akan memanjakan karyawan, mereka tidak berpikir

jangka panjang tentang apa yang akan diperoleh apabila perusahaan memiliki

karyawan-karyawan yang merasa puas bekerja di perusahaan tersebut.

Menurut Mangkunegara & Prabu (1999) tercapainya kepuasan kerja, tidak

saja menunjang kelancaran kegiatan organisasi, namun lebih dari itu merupakan

sarana pencapaian tujuan perusahaan. Demikian pula sebaliknya, tingkat kepuasan kerja yang rendah akan menghambat pencapaian tujuan perusahaan, karena hal

ini tercermin dalam perilaku karyawan yang berkonotasi tidak menguntungkan,

misalnya:

a. Karyawan akan menunjukkan prestasi kerja yang rendah, dimana hal ini akan

menurunkan produktivitas kerja karyawan.

b. Turn over dan absensi yang tinggi. Dari berbagai penelitian terbukti bahwa karyawan yang tidak merasa puas dalam bekerja akan cenderung malas untuk

(25)

masuk kerja, dengan berbagai alasan. Oleh karenanya apabila ada tawaran pekerjaan yang dirasakan lebih baik, sang karyawan yang sedang merasa tidak puas ini, cenderung untuk pindah memenuhi tawaran tersebut.

c. Kesehatan fisik dan mental karyawan terganggu, sebab apabila karyawan merasa tidak puas dalam melakukan aktivitas kerja (tidak bisa merasa enjoy dalam bekerja), akan dihinggapi rasa cepat bosan dan cepat merasa lelah, stress atau yang lebih jauh lagi kesehatan fisik karyawan akan dapat terganggu.

Banyak ahli atau pakar teori organisasi yang berusaha mendefinisikan

kepuasan kerja, diantaranya Luthans (Rahmawati.1999) yang mengungkapkan bahwa kepuasan kerja karyawan merupakan hasil persepsi karyawan tentang bagaimana pekerjaan mereka dapat memberikan sesuatu yang dianggap

penting. Hal ini berarti bahwa kepuasan kerja akan tercapai apabila karyawan merasa apa yang didapat dalam bekerja sudah memenuhi hal-hal yang

dianggap penting. Oleh karena masalah ini adalah masalah persepsi, maka

kepuasan kerja yang ditunjukkan oleh seseorang berbeda dengan orang lain, karena hal yang dianggap penting oleh masing-masing orang adalah berbeda.

Pakar lain, Kreittner dan Kinichi (Atmosoeprapto. 2001) mengemukakan

bahwa kepuasan kerja adalah respon emosional terhadap beberapa faktor suatu pekerjaan. Ini berarti bahwa kepuasan kerja tidak mempunyai kesatuan konsep, seseorang relatif akan puas dengan salah satu aspek pekerjaan tetapi dapat juga merasa tidak puas dengan aspek lainnya.

(26)

Sementara itu, Gibson (Rahmawati.1999) menyatakan bahwa kepuasan

kerja merupakan sikap {attitude) seseorang tentang suatu pekerjaan. Sikap ini

dapat positif(kepuasan) atau negatif (ketidakpuasan).

Kepuasan kerja merupakan penghargaan terhadap kebutuhan "harga diri"

antara lain melalui pero ehan pengakuan dan penghargaan dari orang lain

(Sondang. 2002). Kiranya relevan untuk menekankan lagi dalam membahas

teknik ini bahwa manusia berkarya tidak lagi untuk sekedar mencari nafkah

meskipun hal itu tetap penting melainkan sebagai wahana untuk mengangkat

harkat dan martabatnya. Penghargaan atau pengakuan atas hasil kerja dapat

diwujudkan oleh perusahaan melalui berbagai bentuk, seperti promosi, kenaikan

pangkat, kenaikan gaji, piagam pengahargaan, dan Iain-lain.

Kepuasan kerja tergantung pada tingkat intrinsik dan ekstrinsik hasil

{outcome), dan bagaimana seseorang memandang hasil itu. Cara pandang tentang

hasil yang diperoleh berbeda untuk masing-masing orang, dimana cara pandang

ini dipengaruhi oleh beberapa hal :

a. Seberapa penting seseorang dalam menempatkan suatu pekerjaan.

b. Keaktifan berpartisipasi di dalam pekerjaan

c. Mereka merasa kerja sebagai puas selfesteem (penghargaan terhadap

diri sendiri).

d. Mereka merasa kerja telah konsisten terhadap pekerjaannya.

Dengan demikian, kepuasan kerja adalah merupakan hal yang bersifat

(27)

dengan sistem dan nilai yang berlaku dalam dirinya. Karena kebutuhan setiap

individupun berbeda.

Dalam suatu organisasi perusahaan, perasaan puas atau tidak puas dalam

bekerja akan mempengaruhi sikap para karyawan dalam melaksanakan segala

aturan yang berlaku yang pada akhirnya akan tercermin melalui cara kerja mereka

dalam melayani konsumen.

Dari pendapat beberapa pakar tersebut, hal yang dapat digaris bawahi

adalah kepuasan kerja merupakan sikap dalam bekerja dan responnya terhadap

apa yang diperoleh dari pekerjaan. Respon ini bisa bersifat positif (kepuasan) atau

sebaliknya bersifat negatif yang tidak lain berkonotasi adanya ketidakpuasan.

Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja akan tercapai apabila

karyawan merasa bahwa segala kebutuhan dan harapan pada suatu pekerjaan telah

terpenuhi.

2. Dimensi-dimensi Kepuasan Kerja

Luthans (Rahmawati.1999) mengungkapkan bahwa ada tiga dimensi

kepuasan kerja:

a. Kepuasan kerja adalah suatu emosi yang merupakan respon terhadap situasi

kerja. Hal ini tidak dapat dilihat tetapi hanya dapat diduga. Atau hal ini tidak

dapat dinyatakan tetapi akan tercermin dalam sikap karyawan.

b. Kepuasan kerja dinyatakan dengan perolehan hasil yang sesuai atau bahkan

melebihi yang diharapkan. Misalnya seseorang bekerja sebaik yang mampu

dilakukannya dan berharap mendapat reward yang sepadan. Pada

(28)

kenyataannya oleh perusahaan dia mendapat gaji sesuai dengan yang

diharapkan dan oleh atasannya dia mendapat pujian karena prestasinya itu,

maka karyawan seperti ini akan merasa puas dalam bekerja.

c. Kepuasan kerja ini biasanya dinyatakan dalam sikap. Seseorang tidak akan

mengatakan puas apabila dia merasa puas dalam bekerja, tetapi hal ini akan

tercermin melalui sikapnya, misalnya dia akan semakin loyal pada

perusahaan, bekerja dengan baik berdedikasi tinggi pada perusahaan, tertib

dan mematuhi aturan yang ditetapkan serta sikap-sikap lain yang bersifat

positif.

3. Faktor - faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

Menurut Robbins (Yuliani. 2002) faktor-faktor yang mempengaruhi

kepuasan kerja diantaranya adalah:

a. Pekerjaan yang menan tang

Karyawan cenderung akan memilih pekerjaan yang -memberikan mereka

kesempatan untuk menggunakan ketrampilan dan kemampuannya, pekerjaan yang

bervariasi, adanya kebebasan dan pemberian umpan balik atau reward berkaitan

dengan pekerjaan yang mereka lakukan.

b. Penghargaan yang dirasakan adil

Karyawan menginginkan sistem pembayaran dan kebijakan promosi yang

sesuai dengan harapan mereka, promosi akan menyediakan kesempatan untuk

berkembang bagi mereka dengan tanggung jawab yang lebih berat dan

(29)

c. Kondisi yang mcnunjang

Fasilitas dan peralatan yang disediakan perusahaan yang bisa meningkatkan

kinerja dan memaksimalkan potensi dan produktifitas karyawan sehingga masalah

teknis yang dihadapi bisa teratasi.

d. Rekan kerja yang saling mendukung

Adanya kerjasama yang dinamis antara karyawan satu dengan yang satunya,

sehingga terjadi adanya saling mengisi dan tercipta suasana kerja yang sehat.

e. Kesesuaian pekerjaan dengan ketrampilan

Penempatan kerja yang disesuaikan dengan bidang ilmu sehingga totalitas

dalam pekerjaannya menjadi maksimal dan prafesioanal.

f. Sifat hubungan interpersonal.

Kondisi ini dapat dilihat dari iklim relationships yang terdapat dalam

organisasi, apakah ada kebersamaan dan saling percaya antar anggota organisasi.

Bagaimana hubungan antar unit-unit fungsional (misalnya unit produksi dengan

unit pemasaran).

4. Aspek- aspek kepuasan kerja

Aspek kepuasan kerja menurut Milton (Sigit.1999) terbagi menjadi 8,

yaitu

1. Kepuasan terhadap pekerjaan (The work it self), termasuk didalamnya

minat intrinsik, variasi, kesempatan untuk belajar, tingkat kesulitan,

(30)

banyaknya kegiatan, kesempatan untuk sukses, tanggung jawab terhadap

pekerjaan danjumlah pekerjaan.

2. Kepuasan terhadap bayaran {pay), meliputi jumlah bayaran, keadilan dan

metode pern bayaran.

3. Kepuasan terhadap promosi {promotion), meliputi kesempatan untuk

mengembangkan karir, keadilan dalam penentuannya.

4. Kepuasan terhadap pengakuan {recognition), meliputi pujian atas

prestasinya, penghargaan atas pekerjaan, kritik mengenai pekerjaannya.

5. Kepuasan terhadap kondisi kerja {work condition), meliputi jam kerja,

waktu istirahat, peralatan, temperature, ventilasi, kelembapan, lokasi dan

lay-out fisik.

6. Kepuasan terhadap penyeliaan {supervision), meliputi hubungan

interpersonal gaya pengawasan, dan dukungan atasan kepada bawahan.

7. Kepuasan terhadap rekan kerja {co-worker), meliputi kesediaan untuk

saling menolong, memberi dukungan dan bersahabat.

8. Kepuasan terhadap perusahaan managemen {company dan management)

meliputi perhatiannya terhadap karyawan seperti pelayanan kesehatan dan

(31)

B. Iklim Organisasi

1. Pengertian Iklim Organisasi

Iklim organisasi merupakan lingkungan manusia. Manusia tidak dapat

melihat organisasi atau menyentuhnya, tetapi hal itu ada. Seperti udara di dalam

suatu ruang, iklim mengelilingi dan mempengaruhi segala yang terjadi dalam

organisasi. Sebaliknya, iklim dipengaruhi oleh semua yang terjadi di dalam

organisasi. Hal ini merupakan suatu konsep sistem Davis dan Newstrom, (Yuliani.

2002)

Iklim organisasi dapat mempengaruhi motivasi, performance, dan

kepuasan kerja, dengan menciptakan berbagai macam pengharapan tentang

konsekuensi-konsekuensi apa yang akan terjadi dari kegiatan yang berbeda. Para

karyawan mengharapkan penghargaan yang jelas, kepuasan-kepuasan dan

frustrasi-frustasi yang didasarkan pada persepsi karyawan terhadap iklim

organisasi Davis dan Newstrom, (Yuliani. 2002). Iklim organisasi juga turut

menentukan perilaku dan sikap karyawan di dalam perusahaan dan juga memiliki

porsi yang besar dalam menunjang pencapaian tujuan perusahaan (Miner, 1988).

Menurut Reicher & Schneider (1990) iklim organisasi {organizational

climate) dapat dipahami sebagai persepsi anggota organisasi tentang norma

organisasi yang berkaitan dengan aktivitas kerja organisasi bersangkutan. Asumsi

dasar teori ini menurut Reza (1998) adalah persepsi dan perilaku individu

masing-masing anggota organisasi akan dipengaruhi oleh persepsi dan perilaku anggota

lain dalam sistem organisasi tersebut. Ketika pihak manajemen organisasi

(32)

memandang bahwa kualitas merupakan suatu hal yang mesti dilakukan dalam

aktivitas kerja organisasi, maka persepsi dan perilaku anggota organisasi akan didorong oleh values kualitas dalam aktivitas kerja anggota organisasi.

Menurut Lewin (Reza. 1998) berbagai pola kepemimpinan manajerial akan

menciptakan iklim sosial yang berbeda pula dalam organisasi. Adakalanya karyawan merasa nyaman bekerja dalam pola kepemimpinan yang bersifat

demokratis, namun ada juga yang merasa produktif bila dipimpin oleh manajer

otoriter.

Pendapat Lewin tersebut banyak dikembangan untuk aplikasi bisnis dan

industri oleh banyak ahii. Salah satunya, McGregor (Sondang.2002) yang menggunakan konsep iklim organisasi dalam buku klasiknya, The Human Side of

Enterprise.

McGregor (Sondang. 2002) menyatakan bahwa seorang manajer akan

menciptakan iklim organisasi yang merefleksikan kepercayaannya terhadap karyawan. Jika seorang manajer percaya bahwa karyawannya perlu diarahkan

untuk bekerja, bekerja untuk uang, belum bisa dipercaya untuk mengambil

keputusan, maka manajer menciptakan iklim theory X. Namun sebaliknya, jika

manajer percaya bahwa karyawan cukup cerdas untuk bekerja, kreatif dan mampu mengambil keputusan seperlunya, maka manajer tersebut telah menciptakan iklim

theory X. Dalam pandangan McGregor (Sondang. 2002) kepercayaan manajer

(33)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi

adalah persepsi anggota organisasi tentang norma organisasi yang berkaitan

dengan aktivitas kerja organisasi bersangkutan.

2. Aspek-aspek Iklim Organisasi

Menurut Robbins (Yuliani. 2002) ada 7(tujuh) aspek penting dalam iklim

organisasi. Aspek pertama adalah iklim organisasi yang beroerientasi pada hasil.

Kadar seberapa jauh seorang manager memfokuskan pada hasil produksi atau

keluaran dan bukan memfokuskan pada cara untuk mencapai hasil tersebut. Aspek

kedua adalah iklim organisasi yang mementingkan atau mengorientasikan pada

orang. Kadar seberapa jauh keputusan manajemen dapat mempengaruhi para

pekerja atau orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut. Aspek ketiga adalah

iklim organisasi yang menitik beratkan pada kegiatan tim. Seberapa besar atau

sering pekerjaan-pekerjaan perusahaan disusun berdasarkan pada tim dan bukan

pada perseorangan. Sering lebih dikenal aspek kebersamaan. Aspek keempat

adalah aspek persaingan atau aspek agresifitas. Seberapa tingginya kadar

persaingan diantara para karyawan dalam mengerjakan pekerjaannya dan bukan

menekankan aspek kerjasama atau saling menolong. Aspek kelima adalah aspek

stabilitas. Kadar seberapa kuat keputusan dan tindakan organisasi menekankan

usaha untuk mempertahankan status quo. Aspek keeanam adalah aspek inovasi

dan pengambilan keputusan. Kadar seberapa besar karyawan didorong untuk

berinovasi dan cepaat mengambil keputusan atau tindakan. Aspek ketujuh adalah

aspek yang menekankan pada ketelitian. Kadar seberapa jauh para karyawan

(34)

diharapkan mampu menunjukkan ketepatan waktu, analisis, dan ketelitian dalam setiap menjalankan tugas pekerjaannya.

C. Hubungan antara Iklim Organisasi dan Kepuasan Kerja

Hubungan antara iklim organisasi dan kepuasan kerja akan tercapai dengan baik, bila terjadi harmonisasi antara kebutuhan individual karyawan dengan nilai-nilai dan atau norma yang terkandung dalam budaya perusahaan (organisasi). Hal ini diungkapkan dalam gambar The Service Profit Chain, oleh Schlesinger dan Heskett (dalam Mangkunegara & Prabu, 2000) sebagai berikut:

Internal Karyawan Karyawan External Produktivitas Target Service Kepuasan Loyalitas Service MeningKat Produksi

Quality Quality Tercapai

PROFIT

Dalam The Service Profit Chain, Internal Service Quality menerangkan pelayanan perusahaan terhadap kebutuhan dan kesejahteraan karyawan, hubungan yang harmonis antara atasan dengan bawahan, bawahan dengan bawahan sehingga menciptakan kepuasan karyawan. Suasana perusahaan yang mendukung terciptanya kerja yang dinamis dan harmonis, seringkali menjadi faktor utama dalam menunjang produktivitas kerja karyawan. Apabila karyawan merasa puas terhadap pelayanan perusahaan dan suasana kerja yang harmonis maka loyalitas

terhadap pekerjaannya meningkat. Dengan meningkatnya loyalitas kerja karyawan

(35)

meningkatnya produktivitas karyawan sehingga target produksi tercapai. Dengan

tercapainya target produksi maka profit perusahaan akan meningkat.

Keterangan bagan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pelayanan

perusahaan dalam memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan karyawan,

hubungan baik {Relationship) antara atasan dengan bawahan, bawahan dengan

bawahan dapat menciptakan karyawan yang mempunyai produktivitas tinggi.

Dengan demikian iklim organisasi sangat berpengaruh terhadap terciptanya

kepuasan kerja karyawan dan peningkatan produktivitas kerja.

Iklim organisasi juga terkait dengan masalah kepercayaan atasan terhadap

bawahannya, masalah kepercayaan juga sering menjadi suasana dilingkungan

kerja menjadi tidak harmonis, sehingga tingkat kepuasan pada karyawan menurun

Feinberg & Mortimer (1996). Iklim organisasi dan kepuasan kerja karyawan

didalam suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kepercayaan antar karyawan

diperusahaan tersebut. Kepercayaan adalah suatu modal bagi setiap individu untuk

membangun sebuah organisasi yang kuat dan maju, sebuah perusahaan akan maju

apabila produk-produknya juga terpercaya kualitasnya. Produk yang berkualitas

tentunya dikerjakan oleh karyawan yang mendapat kesejahteraan yang berkualitas

juga, kesejahteraan yang berkualitas menciptakan iklim yang sehat dan harmonis

(36)

D. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan pustaka yang dikemukakan di atas, dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:Ada korelasi antara iklim

(37)

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Tergantung : Kepuasan kerja karyawan 2. Variabel Bebas : Iklim organisasi

B. Definisi Operasional

1. Iklim organisasi

Iklim organisasi adalah persepsi anggota organisasi tentang norma

organisasi yang berkaitan dengan aktivitas kerja organisasi bersangkutan. Iklim

organisasi diukur dengan skala iklim organisasi.

2. Kepuasan kerja karyawan

Kepuasan kerja karyawan merupakan sikap karyawan dalam bekerja dan responnya terhadap apa yang diperoleh dari pekerjaan. Respon ini bisa bersifat positif (kepuasan) atau sebaliknya bersifat negatif yang tidak lain berkonotasi

adanya ketidakpuasan. Kepuasan kerja karyawan diungkap dengan skala kepuasan

kerja.

(38)

C. Subjek Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek penelitian

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti

untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Soegiono, 2001). Pada

penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh karyawan perusahaan Dian

Mandala, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan padatanggal 28 Juli 2005.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Soegiono, 2001). Pada penelitian ini, yang menjadi sampel adalah

sebagian dari karyawan perusahaan Dian Mandala, Sleman, Yogyakarta, umur 25

ke atas.

Teknik pengambilan sampel dari populasi pada penelitian ini adalah

angket dititipkan melalui divisi produksi, yang kemudian angket tersebut

disebarkan kepada karyawan di perusahaan Dian Mandala kepada 80 karyawan

bagian produksi.

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data cialam penelitiaan ini dengan menggunakan metode

Skala. Metode skala ini digunakan dengan pertimbangan bahwa variabel-variabel

dalam penelitian ini, yaitu Skala Kepuasan kerja karyawan dan Skala Iklim

organisasi.

Adapun alasan digunakan skala sebagai alat pengumpul data penelitian

(39)

1. Data yang diungkap berupa konstrak atau konsep psikologis yang

menggambarkan aspek kepribadian individu.

2. Pertanyaan sebagai stimulus pada skala tertuju pada indikator

perilaku guna memancing subyek guna merefleksikan keadaan diri

subyek yang tidak didasarinya. Pertanyaan digunakan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin indikasi dari aspek kepribadian

yang lebih abstrak pada variable penelitian.

3. Skala memungkinkan subyek tidak menyadari arah jawaban yang dikehendaki dan kesimpulan apa yang sesungguhnya diungkap oleh

pertanyaan-pertanyaan dalam skala.

4. Skala hanya mengungkap suatu atribut tunggal.

5. Skala psikologi dapat dipertanggungjawabkan, karena hasil ukurnya

teruji dari segi reliabilitas dan validitasnya. Dalam penelitian ini, digunakan dua macam Skala, yaitu ;

1. Skala Kepuasan Kerja Karyawan

Penyusunan Skala Kepuasan Kerja Karyawan ini didasarkan konsep yang

dikemukakan oleh Milton (Sigit.1999). Aspek Kepuasan Kerja ini meliputi;

1.Kepuasan terhadap pekerjaan {The work it self),2. Kepuasan terhadap bayaran

{pay),3. Kepuasan terhadap promosi {promotion)^. Kepuasan terhadap pengakuan {recognition), 5. Kepuasan terhadap kondisi kerja {work condition), 6. Kepuasan

terhadap penyeliaan {supervision), 7. Kepuasan terhadap rekan kerja {co-worke ),

(40)

subjek. Dalam penelitian ini alternatifjawaban tersebut yaitu : Sangat Setuju (SS),

Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Skala ini terdiri 60 aitem. Penyekoran Skala ini dilakukan dengan

menjumlahkan nilai-nilai yang diperoleh subjek pada setiap aitem yang

dinyatakan secarafavorable dan unfavorable. Untuk aitem favorable SS mendapat

nilai 4, Smendapat nilai 3, TS mendapat nilai 2 dan STS mendapat nilai 1. Untuk

aitem unfavorable jawaban SS mendapat 1, Smendapat nilai 2, TS mendapat nilai

3 dan STS mendapat nilai 4

Pembagian

aitem-aitem

pada

skala

Kepuasan

Kerja

dengan

memperhatikan aitem-aitem Favourable dan unfavourable. Distribusi penyebaran

dilihat pada tabel 1.

Tabel 1

Distribusi Aitem Skala Kepuasan Kerja Sebelum ujicoba.

Aspek-aspek Favourable Unfavourable Jumlah

Kepuasan terhadap pekerjaan

1,3,5.46

21,23,43,47

8

Kepuasan terhadap bayaran

2,4,6,48

24,26,49,50

8

Kepuasan terhadap promosi

7,9,45,51

25,27,29,52

8

Kepuasa terhadap pengakuan

8,10,41,53

28,30.32

7

Kepuasan terhadap kondisi kerja

11,13,15

3133,54

g

Kepuasan terhadap penyeliaan

12,14,16,55

34,36.38.56

8

Kepuasan terhadap rekan kerja

17,18,57

35,37,39,58

7

Kepuasan terhadap perusahaan 19,20,22,59 40,42,44,60 8

managemen

(41)

2. Skala Iklim Organisasi

Skala iJclim organisai yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Skala Iklim Organisasi , berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Robbins

(dalam Yuliani, M 2002) ada 7 (tujuh) aspek penting dalam iklim organisasi.

Aspek pertama adalah iklim organisasi yang beroerientasi pada hasil. Aspek

kedua adalah iklim organisasi yang mementingkan atau mengorientasikan pada

orang. Aspek ketiga adalah iklim organisasi yang menitik beratkan pada kegiatan

team. Aspek keempat adalah aspek persaingan atau aspek agresifitas. Aspek

kelima adalah aspek stabilitas. Aspek ke enam adalah aspek inovasi dan

pengambilan keputusan. Asaek ketujuh adalah aspek yang menekankan pada

ketelitian. Dalam menjawab aitem-aitem tersebut, subjek diharuskan memilih

salah satu di antara empat alternatifjawaban yang dirasakan paling sesuai dengan

kondisi subjek. Dalam penelitian ini alternatif jawaban tersebut yaitu : Sangat

Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Skala ini terdin 60 aitem. Penyekoran Skala ini dilakukan dengan

menjumlahkan nilai-nilai yang diperoleh subjek pada setiap aitem yang

dinyatakan secarafavorable dan unfavorable. Untuk aitem favorable SS mendapat

nilai 4, S mendapat nilai 3, TS mendapat nilai 2 dan STS mendapat nilai 1. Untuk

aitem unfavorable jawaban SS mendapat 1, S mendapat nilai 2, TS mendapat nilai

(42)

Tabel 2

Distribusi Aitem Skala Iklim Organisasi Sebelum ujicoba.

Aspek-aspek

Favourable

unfavourabl

Jumlah

e

iklim organisasi yangberorientasi

1,1 7.22,47

2 27 33 60

pada hasil.

"' ' '

"klim organisasi yang mementingkan 3.18,23,48

34,4.10,46 4

9

atau mengorientasikan pada orang. 9

iklim organisasi yang

19.25.26.50

11,35,42,29,

9

menitikberatkan pada kegiatan team.

51'

aspek persaingan alau aspek

7.20.37.52

5.12.24 53

8

agresifitas.

_aspek stabilitas.

8,36,30,16,54

41,6,28.55

9

aspek inovasi dan pengambilan

43,44.15.31,5

38.13.14 57

9

keputusan.. g

aspek yang menekankan pada

32.40.45.58

21,39,9 59

8

ketelitian

Jumlah 30 30

60

E. Validitas dan Reliabilitas

Data yang telah dikumpulkan, selanjutnya diolah" dan dianalisis guna

memperoleh kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian. Namun demikian,

sebelum data tersebut dianalisis, perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas

terhadap alat pengumpulan data yaitu kuesioner yang disebarkan kepada sampel

penelitian.

Validitas dan reliabilitas suatu alat ukur merupakan hal yang sangat

penting dalam suatu penelitian ilmiah, sehingga sebelum alat ukur dipergunakan

perlu diuji teriebih dahulu validitas dan reliabilitasnya (Azwar, 1997). Hal ini

(43)

dilakukan dengan maksud bahwa suatu alat yang valid dan reliabel akan menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Validitas suatu alat ukur memiliki arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam menjalankan fungsi ukurnya. Alat ukur

dikatakan valid apabila alat tersebut mampu memberikan data atau hasil ukur

dengan tepat dan gambaran yang cermat sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran (Azwar, 1997).

Reliabilitas suatu alat ukur berhubungan dengan sejauhmana hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukurannya dapat dipercaya apabila dalam beberpa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur belum berubah

(Azwar, 1997).

Uji validitas dan reliabilitas butir angket iklim organisasi dan angket

kepuasan kerja karyawan mempergunakan fasilitas komputer program SPSS.

F. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara statistik. Dalam penelitian ini

digunakan teknik korelasi product moment yang terangkum dalam program SPSS, yaitu untuk mencari koefisien korelasi antara iklim organisasi dengan kepuasan

(44)

A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

Dalam sub bab ini akan diberikan beberapa gambaran singkat mengenai

kondisi yang spesifik dari kancah penelitian dan semua persiapan yang telah

dilakukan.

1. Orientasi Kancah

Penelitian ini dilakukan di PT. Dian Mandala yang terletak di

Kabupaten Sleman Propinsi D.I. Yogyakarta. Perusahaan ini didirikan pada

tahun 1998 yang masih dikelola oleh Yayasan Bantuan Pengembangan

Industri. Tujuan didirikannya perusahaan ini adalah untuk memasarkan dan

mendistribusikan produk-produk kerajinan yang berkualitas ekspor berupa

dompet, tas, tempat korek, ikat pinggang, dll, yang semua barang tersebut

terbuat dari kulit ikan pari.. Agar dapat memperoleh hasil yang maksimal

perusahaan mempunyai strategi untuk menghadapi perusahaan lain yang

bergerak dalam bidang yang sama.

Perusahaan menyadari pentingnya peranan sumber daya manusia

dalam mewujudkan strategi usaha di bidang kerajinan kulit. Selain itu, seiring

dengan perkembangan usaha perusahaan maka sumber daya manusia yang ada

akan diutamakan dalam hal kualitas. Dalam upaya meningkatkan mutu sumber

daya manusia, perusahaan memberikan kesempatan bagi karyawannya untuk

berpartisipasi dalam program pelatihan. Perusahaan juga memperhatikan serta

(45)

memenuhi ketentuan-ketentuan pemerintah yang berhubungan dengan kesejahteraan karyawan berupa penetapan besarnya gaji dan tingkat upah di

atas Upah Minimum Propinsi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Berikut ini data mengenai sumber daya manusia yang ada di PT. Dian Mandala.

Tabel 3

Data Keadaan Sumber Daya Manusia PT. Dian Mandala

Deskripsi Jumlah Jenis Kelamin Laki-laki 215 orang Perempuan 16 orang Total 231 orang Usia 20-25tahun 112 orang 26 - 35 tahun 85 orang

Di atas 35 tahun 34 orang

Total 231 orang Pendidikan

SLTP

28 orang

SLTA

173 orang

SI 30 orang Total 231 orang

Sumber: Data PT. Dian Mandala

2. Persiapan Penelitian a. Perijinan

Persiapan administrasi penelitian ini mencakup pengurusan surat ijin penelitian dari Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia. Surat ijin

(46)

Indonesia Nomor 386/Dek/70/FP/V/2005 ditujukan kepada Direktur PT. Dian

Mandala. Untuk mengambil data penelitian. Surat pengurusan ijin ini berlaku

mulai padatanggal 1 Juli 2005.

b. Persiapan Alat ukur

Persiapan alat ukur adalah penyusunan alat ukur yang digunakan

dalam mengambil data penelitian. Alat ukur terdiri dari skala iklim organisasi dan skala kepuasan kerja karyawan. Sebelum digunakan untuk keperluan

pengambilan data teriebih dahulu dilakukan uji coba alat ukur. Tujuannya

adalah untuk mengetahui tingkat reliabilitas serta menentukan kelayakan aitem yang digunakan untuk penelitian.

Skala iklim organisasi yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan skala iklim organisasi, berdasarkan teori yang dikemukakan

oleh Robbins (2002) ada 7 (tujuh) aspek penting dalam iklim organisasi. Aspek pertama adalah iklim organisasi yang beroerientasi pada hasil. Aspek kedua adalah iklim organisasi yang mementingkan atau mengorientasikan pada orang. Aspek ketiga adalah iklim organisasi yang menitik beratkan pada kegiatan team. Aspek keempat adalah aspek persaingan atau aspek agresifitas. Aspek kelima adalah aspek stabilitas. Aspek keeanam adalah aspek inovasi dan pengambilan keputusan.. Aspek ketujuh adalah aspek yang menekankan

pada ketelitian.

Penyusunan skala kepuasan kerja karyawan ini didasarkan konsep yang dikemukakan oleh Milton (dalam Sigit, 2003). Aspek kepuasan kerja ini

(47)

bayaran {pay), kepuasan terhadap promosi {promotion), kepuasan terhadap

pengakuan {recognition), kepuasan terhadap kondisi kerja {work condition),

kepuasan terhadap penyeliaan {supervision), kepuasan terhadap rekan kerja

{co-worker), dan kepuasan terhadap manajemen perusahaan {company and

management).

Uji coba dilakukan dengan maksud untuk melihat validitas dan

reliabilitas alat ukur, sehingga dapat diketahui tingkat kelayakan untuk

dipergunakan dalam penelitian yang sesungguhnya. Secara teknis uji coba

dilakukan dengan membagi-bagikan skala kepada subjek yang langsung

dilakukan oleh penulis kepada 40 orang subjek.

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Pelaksanaan Uji Coba

Pelaksanaan uji coba alat ukur dilakukan pada tanggal 8 Juli 2005 di

kompiek pertamina cilacap, dengan membagi-bagikan skala ke rumah-rumah

subjek penelitian. Juralah skala yang disebar 40 angket, dan setelah

penyebaran ternyata semua angket dikembalikan dan terisi dengan baik,

sehingga angket tersebut memenuhi kriteria untuk dianalisis.

2. Hasil Uji Coba Penelitian

Perhitungan untuk menguji validitas dan reliabilitas aitem pada skala

tersebut dilakukan dengan bantuan fasilitas skala pada SPSS 10.00 for

windows. Hasil analisis data dengan menggunakan batas kritis 0,30.

Aitem-aitem memiliki daya beda Aitem-aitem yang lebih besar atau sama dengan batas

(48)

kritis yang telah ditentukan dapat dipakai dalam skala penelitian. Skala iklim

organisasi dan skala ke?uasan kerja karyawan menggunakan batas kritis 0,30. Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas alat ukur diperoleh hasil

analisis sebagai berikut : a. Skala Iklim Organisasi

Hasil analisis data dengan menggunakan koefesien korelasi aitem total diatas 0,30. Untuk skala iklim organisasi korelasi aitem total dari aitem-aitem

valid bergerak antara 0,3068 - 0,7514 sebanyak 7 aitem yang gugur dari 60

aitem, sehingga 53 aitem yang dapat terpakai. Uji reliabilitas menggunakan

teknik reliabilitas alpha pada SPSS 10.00 for windows. Sehingga dapat

diperoleh skor alpha sebesar 0,9547. Penyebaran aitem dalam pengambilan

data penelitian setelah uji coba dapat di lihat pada tabel 4 sebagai berikut: Tabel 4

Distribusi Aitem Skala Iklim Organisasi Setelah Ujicoba.

Aspek Nomor Butir Jumlah jumlah

Favourable Unfavourable Semula Valid

1,(17), 22, 47 2, 27, (33), 60 8 B 3,18,23,48 34,4,10,46,49 C 19,25,26,50 11,35,42,29,51 D 7,20,(37), 52 5,12,24,53 8, (36), 30, (16), 54 41,6,28,55 43,44, (15), 31,56 38,13,14,57 G 32,40,45,58 21,39,9,(59) Jumlah 30 30 60 53

(49)

b. Skala Kepuasan Kerja Karyawan

Hasil analisis data dengan menggunakan koefesien korelasi aitem total

diatas 0,30. Untuk skala kepuasan kerja karyawan korelasi aitem total dari

aitem-aitem valid bergerak antara 0,323 - 0,7749 sebanyak 9 aitem yang

gugur dari 60 aitem, sehingga 51 aitem yang dapat terpakai. Uji reliabilitas

menggunakan teknik reliabilitas alpha pada SPSS 10.00 for windows. Sehingga dapat diperoleh skor alpha sebesar 0,9463. Penyebaran aitem dalam

pengambilan data penelitian setelah uji coba dapat di lihat pada tabel 5

sebagai berikut:

Tabel 5

Distribusi Aitem Skala Kepuasan Kerja Karyawan Ujicoba.

Aspek

Nomor Butir

Jumlah Jumlah

Favourable Unfavourable Semula Valid

1,3, (5), 46 21, (23), 43, 47

B

2, 4, 6, 48

24, 26, (49), 50

C 7,9,45,(51) 25,27,29,52 D 8, 10,(41), 53 28,30,32 11,(13), 15 31,33,54 F 12, (14), 16, 55 34,36,38,56 G 17,18,57 35, 37, (39), 58 H 18, 20, (22), 59 40,42,44.60 Jumlah 30 30 60 51

(50)

C. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah karyawan PT. Dian Mandala yang terletak

di Kabupaten Sleman Propinsi D.I Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada

tanggal 28 Juli 2005 dengan metode penyebaran angket kepada karyawan PT.

Dian Mandala. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

purposive sampling atau penelitian yang mempunyai tujuan atau target

tertentu dalam memilih sampel secara tidak acak. Ada dua jenis metode dalam

pemilihan sampel ini, yaitu: pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan

tertentu dan berdasarkan kuota (Soegiono, 1998). Dalam penelitian ini jumlah

karyawan yang digunakan sebagai sampel penelitian adalah sebanyak 80

orang. Angket dititipkan kepeda devisi produksi kemudian dibagikan kepada

80 subjek atau karyawan di bagian produksi.

Adapun profil subjek penelitian berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 6

Profil Subjek Penelitian Berdasarkan Umur

Usia Jumlah Persentase

25-30 tahun 31 orang 38,75

31-35 tahun 34 orang 42,5

Di atas 36 tahun 15 orang 18,75

(51)

Tabel 7

Profil Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 64 orang 80

Perempuan 16 orang 20

Jumlah 80 orang 100%

2. Deskripsi Data Penelitian

Informasi tentang gambaran data penelitian, secara singkat dapat

dilihat pada tabel deskrispi data penelitian yang berisi fungsi-fungsi statistik

dasar. Masing-masing variabel untuk skala iklim organisasi dan skala

kepuasan kerja karyawan disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 8

Deskripsi Data Penelitian

Skor yang dimungkinkan Skor yang diperoleh

Variabel (hipotetik) (empirik)

Miri Max Mean SD Min Max Mean SD

Iklim

Organisasi

53

212

132'5 26'5

I39

196

170,09 11,83

Kepuasan Kerja ,,

Karyawan

'

51

204

127,5 25,5

108

162

142,3

13,87

Contoh perhitungan untuk variabel iklim organisasi

a. Jumlah Soal Valid : 53

b. Skor {x) minimum teoritik : 53 x 1 = 53 c. Skor (x) maksimum teoritik : 53 x 4 = 212

(52)

c. SD (a) teoritik : (212 - 53): 6 = 26,5

Kriteria kategcrisasi ini ditetapkan untuk mengetahui informasi

tentang keadaan kelompok subjek pada variabel yang diteliti. Cara ini

dilakukan berdasarkan asumsi bahwa skor subjek dalam kelompoknya

merupakan estimasi teriadap skor subjek dalam populasinya dan skor tersebut

terdistribusi secara normal (Azwar, 1999),

Peneliti menggolongkan subjek dalam penelitian ini kedalam tiga

kategori diagnostik yaiiu tinggi, sedang dan rendah. Kategori ini berdasarkan

sebaran hipotetik, yaitu nilai maksimal dikurangi nilai minimal, sehingga

diperoleh perkiraan besarnya standar hipotetik. Skor empiris yang berada pada

satu deviasi standar di atas mean hipotetik dikategorikan tinggi, sementara

untuk satu deviasi standar dibawah mean hipotetik dikategorikan rendah.

Berdasarkan sebaran hipotetik dari skor skala iklim organisasi dalam deskripsi hasil penelitian di atas dapat diuraikan hasil kategori iklim organisasi untuk mengetahui keadaan kelompok subjek penelitian dapat dilihat pada tabel

9 berikut:

Tabel 9

Kriteria Kategorisasi Skala Iklim Organisasi

Kategori

Rentang Skor

Jumlah

Prosentase

Sangat Tinggi 172,25-212 31 38,8%

Tinggi 145,75-172,25 47 58,8%

Sedang

119,25- 145,75

2

2,5%

Rendah

92,75- 119,25

(53)

Perhitungan untuk skala iklim organisasi

kategori Rumus

Sangat Tinggi {^ + [5a)<x

'"gg* (u, + 0,5 a ) < x < (ut + 1,5 a )

Sedang

(u, -0,5 o- ) < x<(u, +0,5a )

Rendah

(u, -l,5a)< x<(u, -0,5a)

Sangat Rendah

x<(ut-l,5a)

a. Rerata teoritik (ut) : (212 + 53): 2 = 132,5

b. SD (a) teoritik : (212-53): 6 = 26,5

c. Misalnya untuk kategori sangat baik = (u.t + 1,5 a ) = 132,5+ (1,5x26,5) = 172,25

Standar deviasi hipotetik (a) sebesar 26,5. Mean hipotetiknya (ut) sebesar

132,5, sehingga batas kelompok sangat tinggi adalah 172,25 - 212; kelompok

tinggi adalah 145,75 - 172,25; kelompok sedang adalah 119,25 - 145,75;

kelompok rendah adalah 92,75 119,25; dan kelompok sangat rendah adalah 53

-92,75. Dari penggolongan di atas dapat diketahui bahwa iklim organisasi dalam

penelitian ini berdasarkan penilaian responden adalah tinggi.

Berdasarkan pada sebaran hipotetik skor skala kepuasan kerja karyawan

pada deskripsi hasil penelitian di atas, dapat diketahui pula uraian hasil

kategorisasi untuk mengetahui keadaan kelompok subjek penelitian dari skala

kepuasan kerja karyawan, kategorisasi tersebut dapat dilihat pada tabel 10 berikut

(54)

Tabel 10

Kriteria Kategorisasi Skala Kepuasan Kerja

Kategori Rentang Skor Jumlah Prosentase

Sangat Tinggi 165,75-204

Ti"ggi

140,25-165,75

49

61,3%

Sedang

114,75-140,25

25

31,3%

Rendah

89,25 - 114,75

6

7,5%

Sangat rendah 51 - 89,25

Perhitungan untuk skala kepuasan kerja

Kategori Rum us

Sangat tinggi

(u.t +l,Sa)< x

Tinggi (fJt+0,5 a ) < x < (u, + 1,5 a )

Seda"g

(m -0,5a)<x<(u.t +0,5q)

Rendah

(u,-l,5o)< x<Qj, -Q,5a)

Sangat Rendah *<(ut - 1,5 a)

Rerata teoritik (u,,) : (204 + 51): 2 = 127,5

SD (a) teoritik : (204 - 51) : 6 = 25,5

Misalnya untuk kategori sangat tinggi

=(p., + 1,5 CT )

= 127,5+ (1,5x25,5)

= 165,75

Standar deviasi hipotetik (a) sebesar 25,5. Mean hipotetiknya (ut) sebesar

127,5, sehingga batas kelompok sangat tinggi adalah 165,75 - 204; kelompok

tinggi adalah 140,25 - 165,75; kelompok sedang adalah 114,75 - 140,25;

kelompok rendah adalah 89,25 114,75; dan kelompok sangat rendah adalah 51

(55)

-89,25. Dari penggolongan di atas dapat diketahui bahwa kepuasan kerja dalam

penelitian ini berdasarkan penilaian responden adalah tinggi.

3. Uji Asumsi

Sebelum dilakukan analisis data penelitian atau uji hipotesis, maka teriebih

dahulu dilakukan uji asumsi yang mencakup uji normalitas dan uji linearitas. Uji

normalitas dan uji linearitas merupakan syarat sebelum melakukan pengujian nilai

korelasi, agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang

seharusnya.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan pada tiap variabel untuk mengetahui

apakah data statistik parametrik yang diperoleh dapat memenuhi distribusi

normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

menggunakan teknik One Sample Kolmogorov-Smirnov. Untuk

mengetahui uji normalitas dapat diketahui dengan melihat nilai

signifikansinya. Apabila nilai signifkansi lebih besar dari 0,05 (p>0,05)

maka dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal.

Hasil uji normalitas pada skala iklim organisasi diperoleh hasil Z sebesar 0,524 dengan signifikansi sebesar 0,947 dengan demikian data

yang diperoleh dari skala iklim organisasi berdistribusi normal karena

p>0,05. Pada skala kepuasan kerja karyawan hasil uji normalitasnya diperoleh Z sebesar 0,923 dengan signifikansi sebesar 0,361, karena

(56)

normal. Hasil uji normalitas ini menunjukkan bahwa skor subjek pada

kedua alat ukur tersebut memiliki sebaran normal,

b. Uji Linearitas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui pola bentuk hubungan

antara variabel bebas dan variabel tergantung apakah hubungannya linier

atau tidak. Hasil uji linieritas hubungan antara iklim organisasi dan

kepuasan kerja karyawan diperoleh hasil F sebesar 1,243 dengan

signifikansi 0,249, karena p>0,05 maka dapat dinyatakan bahwa iklim

organisasi dengan kepuasan kerja karyawan mempunyai korelasi yang

linier.

4. Uji Hipotesis

Hubungan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja karyawan

dapat diketahui dengan cara melakukan uji hipotesis. Hasil analisis data

dengan menggunakan korelasi Product Moment pada program SPSS 10 for

Windows, diperoleh angka yang menunjukkan koefisieji korelasi (r) sebesar

0,551 dengan signifikansi sebesar 0,000, karena /7<0,01 berarti terdapat

hubungan yang sangat signiflkan antara iklim organisasi dengan kepuasan

kerja karyawan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan diterima.

D. Pembahasan

Hasil analisis data menggunakan teknik korelasi Product Moment dari

Pearson menghasilkan koefisien korelasi (r) yang sangat signiflkan sebesar 0,551

(57)

sangat signiflkan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja karyawan. Ini

berarti hipotesis yang diajukan terbukti kebenarannya. Hubungan yang terjadi

antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja karyawan adalah hubungan positif

atau searah, artinya semakin baik kondisi iklim kerja maka akan semakin tinggi

tingkat kepuasan kerja karyawan.

Dari analisis data penelitian juga dapat diketahui bahwa penilaian

responden terhadap iklim organisasi menunjukkan 38,8% sangat tinggi, 58,8%

tinggi, dan 2,5% sedang, sehingga dapat dinyatakan bahwa iklim organisasi di

PT. Dian Mandala adalah baik (tinggi). Sedangkan penilaian responden terhadap

kepuasan kerja menunjukkan 61,3% tinggi, 31,3% sedang, dan 7,5% rendah,

sehingga dapat dinyatakan bahwa kepuasan kerja karyawan PT. Dian Mandala

adalah tinggi.

Berdasarkan hasil analisis tampak bahwa variabel iklim organisasi

memberikan sumbangan sebesar 30,3% terhadap variabel kepuasan kerja

karyawan. Hal ini berarti masih ada 69,7% faktor lain yang mempengaruhi

kepuasan kerja karyawan yang tidak diteliti pada penelitian ini.

Sementara Menurut Cohen dan Manion (Sukardi, 2003) bahwa harga r

sebesar =0,35 -0,65 menunjukkan hubungan sedang, umumnya signiflkan pada

lebih dari 1%, hubungan tersebut berguna untuk analisis prediksi. Artinya

hubungan yang terjadi antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja karyawan

termasuk sedang.

Faktor-fakor lain yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut Robbins

(58)

akan memilih pekerjaan yang memberikan mereka kesempatan untuk

menggunakan ketrampilan dan kemampuannya, pekerjaan yang bervariasi, adanya

kebebasan dan pemberian umpan balik atau reward; 2) Penghargaan yang

dirasakan adil, karyawan menginginkan sistem pembayaran dan kebijakan

promosi yang sesuai dengan harapan mereka, promosi akan menyediakan

kesempatan untuk berkembang bagi mereka dengan tanggung jawab yang lebih

berat dan meningkatkan status sosial; 3) Kondisi yang menunjang, fasilitas dan

peralatan yang disediakan perusahaan yang bisa meningkatkan kinerja dan

memaksimalkan potensi dan produktifitas karyawan sehingga masalah teknis yang

dihadapi bisa teratasi; 4) Rekan kerja yang saling mendukung, adanya kerjasama

yang dinamis antara karyawan satu dengan yang satunya, sehingga terjadi adanya

saling mengisi dan tercipta suasana kerja yang sehat; 5) Kesesuaian pekerjaan

dengan ketrampilan, penempatan kerja yang disesuaikan dengan bidang ilmu

sehingga totalitas dalam pekerjaannya menjadi maksimal dan profesional.

Ada beberapa aspek yang dapat memberikan kepuasan kerja menurut

Milton (dalam Handoko, 2000), yaitu : 1) Kepuasan terhadap pekerjaan {the work

it self), termasuk didalamnya minat intrinsik, variasi, kesempatan untuk belajar,

tingkat kesulitan, banyaknya kegiatan, kesempatan untuk sukses, tanggung jawab

terhadap pekerjaan dan jumlah pekerjaan; 2) Kepuasan terhadap bayaran {pay),

meliputi jumlah bayaran, keadilan dan metode pembayaran; 3) Kepuasan terhadap

promosi {promotion), meliputi kesempatan untuk mengembangkan karir, keadilan

dalam penentuannya; 4) Kepuasan terhadap pengakuan {recognition), meliputi

pujian atas prestasinya, penghargaan atas pekerjaan, kritik mengenai

(59)

pekerjaannya; 5) Kepuasan terhadap kondisi kerja {work condition), meliputi jam

kerja, waktu istirahat, peralatan, temperature, ventilasi, kelembapan, lokasi dan

lay-out fisik; 6) Kepuasan terhadap penyeliaan {supervision), meliputi hubungan

interpersonal gaya pengawasan, dan dukungan atasan kepada bawahan; 7)

Kepuasan terhadap rekan kerja {co-worker), meliputi kesediaan untuk saling

menolong, memberi dukungan dan bersahabat; dan 8) Kepuasan terhadap

perusahaan dan manajemen {company and management) meliputi perhatiannya

terhadap karyawan seperti pelayanan kesehatan dan pemberian libur tahunan.

Kepuasan kerja karyawan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan telah menerapkan kebijaksanaan yang tepat terutama mengenai iklim dalam organisasi. Menurut Gitosudarmo (2000) iklim organisasi dapat mempengaruhi

motivasi, performance, dan kepuasan kerja dari karyawan. Para karyawan

mengharapkan penghargaan yang jelas, kepuasan-kepuasan dan frustrasi-frustasi yang didasarkan pada persepsi karyawan terhadap iklim organisasi.

Iklim organisasi juga turut menentukan perilaku dan sikap karyawan di

dalam perusahaan dan juga memiliki porsi yang besar dalam menunjang

pencapaian tujuan perusahaan. Menurut Cohen (1995) iklim organisasi

dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mencakup: sifat hubungan interpersonal,

sifat hirarki, sifat pekerjaan serta fokus dari support dan penghargaan organisasi

terhadap anggotanya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim organisasi di PT. Dian

Mandala adalah baik (tinggi), hal ini mengindikasikan bahwa pihak manajemen telaha menciptakan iklim organisasi yang merefleksikan kepercayaannya terhadap

(60)

karyawan. Dalam pandangan McGregor (1999) kepercayaan manajer akan

bawahannya akan membentuk iklim organisasi. Jika seorang manajer percaya

bahwa karyawannya perlu diarahkan untuk bekerja, bekerja untuk uang, belum

bisa dipercaya untuk mengambil keputusan, maka manajer menciptakan iklim

teori X. Namun sebaliknya, jika manajer percaya bahwa karyawan cukup cerdas

untuk bekerja, kreatif dan mampu mengambil keputusan seperlunya, maka

Gambar

Tabel 1. Kisi-kisi Skala Kepuasan Kerja 28

Referensi

Dokumen terkait

masyarakat suku Jawa, carok pada masyarakat suku Madura, pantang pada masyarakat suku di Sumatera Barat, serta jenga pada masyarakat suku di pulau Bali. Kesemua

perilaku bidan Puskesmas di Kota Medan terhadap kanker serviks. dan

Nomor 450), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2072 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2072 Nomor SaOl;.. Peraturan

Berat dari TETRAMILK B ini adalah 1,5 kg (tanpa heat stored), sedangkan jika ditambah dengan susu pada kedua wadah dan kotak heat stored maka beratnya menjadi 2 kg. Berat

(2) proses konseling dengan menggunakan teknik Reframing dalam komunikasi inklusi sebagai upaya penanganan anak korban kekerasan seksual di UPTD Dinas Sosial

Responden diharapkan menjawab semua pertanyaan dengan jujur dan berdasarkan uraian tertulis di lembar kuesioner dan memberikan tanda checklist (√) untuk kolam yang tersedia..

Tes ini digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan awal anak dalam pemahaman konsep bilangan 1-10 yang mencakup membilang benda/objek, menyebutkan banyak benda

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Lokasi penelitian ini di SMP N 2 Ngrampal Sragen, tepatnya kelas VIII/F. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi,