• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROPOSAL PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PENELITIAN DASAR

UNIVERSITAS LAMPUNG

ANALISIS SOCIAL SUPPORT, CUSTOMER REVIEW QUALITY, SOCIAL COMMERCE TRUST TERHADAP E- COMMERCE SATISFACTION STUDI PADA TOKOPEDIA

INDONESIA

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

2021

(2)

1 DAFTAR ISI

Halaman Sampul Daftar Isi

Ringkasan ... 2

BAB I. PENDAHULUAN ... 2

1.1. Latar Belakang………. .3

1.2. Rumusan Masalah………. .5

1.3. Tujuan Khusus………...6

1.4. Urgensi Penelitian ...6

1.5. Manfaat Penelitian...6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………..7

2.1 E-commerce………....7

2.2. Social Commerce………...7

2.3. Social Support ……….………....8

2.4. Customer Review Quality………...9

2.5. Social Commerce Trust………...9

2.6. Hipotesis Penelitian………...10

2.7 Roadmap Penelitian………...……….10

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN………...13

3.1. Jenis Penelitian ………..13

3.2. Populasi dan Sampel………...13

3.3. Uji Awal Kuisioner ………13

3.4. Teknik Analisis Data………...15

3.5. Operasional Variabel………..16

BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN………...17

3.1. Biaya Penelitian………...17

3.2. Jadwal Penelitian…….………...18

DAFTAR PUSTAKA………...20

(3)

2 RINGKASAN

E-commerce merupakan kegiatan jual beli barang atau jasa dan transmisi dana serta data melalui jaringan elektronik, terutama internet (Kenneth C, dan Traver, 2017). Social commerce atau perdagangan sosial telah mendapatkan popularitas baik dalam praktik maupun penelitian.

Konsumen semakin menggunakan sosial commerce sebagai sumber informasi produk terkait dan berpartisipasi dalam media sosial aktivitas seperti ulasan pelanggan, dan rekomendasi dari pelanggan. Dengan kata lain, sosial commerce mencakup jual beli di media sosial atau difasilitasi oleh alat media sosial. Tokopedia mengintegrasikan Facebook, Instagram, Twitter untuk sosial commerce situs. Dengan mengklik tautan media sosial untuk produk tertentu, konsumen dapat memberikan informasi produk di halaman Facebook mereka dan menulis pendapat mereka.

Konsumen dapat melihat informasi yang diposting dan mengunjungi halaman produk di Tokopedia dengan mengklik posting.

Penelitian ini nantinya akan melihat bagaimana social support, customer review quality, social commerce trust serta e-commerce satisfaction di Tokopedia Indonesia. Adapun penulis memilih Tokopedia dikarenakan Tokopedia menjadi e-commerce asal Indonesia dan berpengaruh tidak hanya di Indonesia tetapi di Asia Tenggara. Saat ini Tokopedia juga turut mendukung para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan perorangan untuk mengembangkan usaha mereka dengan memasarkan produk secara daring dengan Pemerintah dan pihak-pihak lainnya.

Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode kuantitatif yang merupakan pendekatan yang menyangkut pendugaan parameter, pengujian hipotesis, pembentukan selang kepercayaan, dan hubungan antara dua sifat (peubah) atau lebih bagi parameter-parameter yang mempunyai sebaran (distribusi normal) tertentu yang diketahui. Selanjutnya dianalisis menggunakan metode, analisis faktor, dan uji hipotesis dengan menggunakan PLS. Unit analisis pada penelitian ini adalah konsumen dari Tokopedia.

Kata Kunci : Social support, Customer Review Quality, Social Commerce Trust, dan E-commerce

Satisfaction.

(4)

3 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

E-commerce merupakan kegiatan jual beli barang atau jasa dan transmisi dana serta data melalui jaringan elektronik, terutama internet (Kenneth C, dan Traver, 2017). Dengan perkembangan teknologi informasi dan software, hal ini membuat transaksi konvensional menjadi mungkin untuk dilakukan secara elektronik. Tentu saja dengan ada proses teknologi E-commerce menjadi lebih mudah untuk bertransaksi. E-Commerce mulai muncul tahun 1990-an melalui perubahan paradigma transaksi jual beli dan pembayaran dari cara konvensional ke dalam bentuk digital elektronik berbasiskan komputer, smartphone, laptop dan jaringan internet. Social commerce atau perdagangan sosial telah mendapatkan popularitas baik dalam praktik maupun penelitian. Ini mengacu hingga “aktivitas komersial apapun yang difasilitasi atau dilakukan secara luas oleh media sosial. Web 2.0 dalam proses belanja online konsumen atau interaksi bisnis dengan pelanggan (Lin, Wang 2017).

Mengeksplorasi media sosial-mengaktifkan aktivitas komersial dan nilai bisnisnya, seperti branding, layanan konsumen, dan kinerja perusahaan (Kim 2018, Liang & Turban 2011, Lin wang 2017, Zhang&Guo&Liu,2017, Zhou&Zhang&Zimmerman,2013 ). Sosial commerce telah menjadi tempat populer yang menawarkan banyak informasi tentang produk dan layanan yang dikontribusikan oleh pemasar dan volunteer konsumen.

Konsumen semakin menggunakan sosial commerce sebagai sumber informasi produk terkait dan berpartisipasi dalam media sosial aktivitas seperti ulasan pelanggan, dan rekomendasi dari pelanggan. Dengan kata lain, sosial commerce mencakup jual beli di media sosial atau difasilitasi oleh alat media sosial. Misalnya, konsumen dapat melihat informasi produk diposting oleh teman mereka di Facebook dan memutuskan untuk membeli produk.

Laporan terbaru (Global Web Index, 2018) menunjukkan bahwa 45% konsumen berinteraksi

dengan ulasan produk selama proses pembelian. Sosial commerce merupakan saluran baru

bagi konsumen untuk memperoleh konsumen dan menghasilkan informasi, yang berguna

untuk evaluasi produk konsumen dan keputusan pembelian (Goh,Heng,Lin 2013, Hajli &Sims

2015, Pagani &Mirabella 2011, Zhang &Benyoucef, 2016). Social commerce menawarkan

pendekatan yang efektif bagi perusahaan untuk berinteraksi secara mendalam dengan

(5)

4 pelanggan mereka dan membangun hubungan, yang penting bagi perusahaan untuk mencapai keuntungan dan meningkatkan kinerja mereka.

Penelitian tentang social commerce terutama berfokus pada aktivitas perdagangan melalui media (Liang,Ho, W, Turban 2011, Ng. Cs, 2013, Olbrich & Holsing, 2011, Zhang & Benyoucef&

Zhao, 2016). Menurut (Zhang et al, 2014) bahwa partisipasi pengguna dan pengalaman virtual mempunyai pengaruh signifikan terhadap niat social commerce di media sosial. Jenis lain dari fenomena social commerce mengintegrasikan media sosial ke dalam e-commerce tradisional.

Dalam konteks ini, konsumen dapat membagikannya informasi terkait belanja di media sosial melalui situs e-commerce.

Tokopedia mengintegrasikan Facebook, Instagram, Twitter untuk sosial commerce situs.

Dengan mengklik tautan media sosial untuk produk tertentu, konsumen dapat memberikan informasi produk di halaman Facebook mereka dan menulis pendapat mereka. Konsumen dapat melihat informasi yang diposting dan mengunjungi halaman produk di Tokopedia dengan mengklik posting. Anteseden untuk kepuasaan e-commerce adalah kepercayaan (trust) telah dipelajari sebagian besar dengan memahami perilaku konsumen yang mengarah pada hasil di perdagangan elektronik. (B.A, Whinston & Zhang 2013, Bhattacherjee, A.2002, Gefen, D. 2002, Kim, Ferrin, Rao, 2009, McKnight, D.H.; Choudhury, V.; and Kacmar, C, Pavlou,2003).

Penelitian (Lin, Wang, dan Hajli, 2019) menunjukkan bahwa trust atau kepercayaan konsumen itu penting bagi vendor elektronik untuk mendorong transaksi online konsumen. Menurut (Zhang dan Wang, 2012), sosial commerce terdiri dari berbagai aspek termasuk manusia, manajemen, teknologi, dan informasi. Di sini platform media sosial mencakup platform umum seperti Facebook dan komunitas belanja sosial tertentu (Olbrich, R., and Holsing, C., 2011). Komunitas belanja sosial ini menyediakan fitur seperti rekomendasi, peringkat, dan profil konsumen.

Konsumen dapat melakukan pembelian dengan mengklik link situs e-commerce yang

berpartisipasi. Oleh karena itu, belanja sosial adalah konteks media sosial khusus dari sosial

commerce Demikian pula, penelitian lain menunjukkan bahwa perdagangan sosial melibatkan

beberapa fitur termasuk fitur sosial, fitur komersial, dan teknologi fitur (Huang, Z.,Benyoucef,

2013, & Huang, Z., Benyoucef, M, 2015). Trust menjadi hal yang sangat penting untuk social

ecommerce. Selain itu, berkembang pemahaman tentang fenomena perdagangan sosial yang

muncul dan terutama perannya dalam membangun kepercayaan konsumen dan mendorong

(6)

5 perilaku pembelian. Penelitian ini nantinya akan melihat bagaimana social support, customer review quality, social commerce trust serta e-commerce satisfaction di Tokopedia Indonesia.

Adapun penulis memilih Tokopedia dikarenakan Tokopedia menjadi e-commerce asal Indonesia dan berpengaruh tidak hanya di Indonesia tetapi di Asia Tenggara. Saat ini Tokopedia juga turut mendukung para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan perorangan untuk mengembangkan usaha mereka dengan memasarkan produk secara daring dengan Pemerintah dan pihak-pihak lainnya. Dapat dilihat tabel dibawah ini persaingan e-commerce di Indonesia tahun 2020.

Tabel 1 Persaingan E-Commerce Tahun 2020

Sumber: iprice.co.id

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Tokopedia menjadi took online yang berpengaruh di Indonesia terlihat dari data pengunjung website sebesar 114,655,600 dengan social commerce twitter 710,400 pengguna, Instagram 2.400.000 pengikut, dan facebook 6.372.160 pengguna dan masih akan terus bertambah kedepannya terlihat sampai tahun 2020.

Dari penjelasan diatas penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Social Support, Customer Review Quality, Social Commerce Trust Terhadap E-Commerce Satisfacion

Studi Pada Tokopedia Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah

Analisis Social Support, Customer Review Quality, Social Commerce Trust Terhadap E- Commerce Satisfacion Studi Pada Tokopedia Indonesia. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

Toko Online Pengunjung Web

Bulanan

Ranking App Store

Ranking Play Store

Twitter Instagram Facebook

Shopee 129,320,800 1 1 541,700 7,100,000 19,908,390

Tokopedia 114,655,600 2 4 710,400 2,400,000 6,372,160

Bukalapak 338,583,100 7 7 199,600 1,363,070 2,514,260

Lazada 36,260,600 3 3 411,400 2,600,000 30,461,740

Blibli 22,413,100 6 5 514,800 1,389,780 8,539,020

(7)

6 1. Apakah social support berpengaruh terhadap social commerce trust studi pada Tokopedia

Indonesia?

2. Apakah Customer Review Quality berpengaruh terhadap social commerce trust studi pada Tokopedia di Indonesia ?

3. Apakah social commerce trust berpengaruh terhadap e-commerce satisfaction studi pada Tokopedia di Indonesia ?

1.3 Tujuan Khusus

Penelitian mempunyai tujuan antara lain:

1. Untuk mengetahui pengaruh.social support terhadap social commerce trust studi pada Tokopedia di Indonesia

2. Untuk mengetahui pengaruh customer review quality terhadap social commerce trust studi pada Tokopedia di Indonesia

3. Untuk mengetahui pengaruh social commerce trust terhadap e-commerce satisfaction studi pada Tokopedia di Indonesia

1.4. Urgensi Penelitian

Adapun urgensi penelitian ini adalah saat pandemic covid 19 perdagangan elektronik (e- commerce) meningkat dikarenakan dapat mengurangi interaksi dan mengurangi penyebaran virus covid 19. Perdagangan elektronik ini membantu juga dalam UMKM di Indonesia, seperti Tokopedia yang membantu menjadi platform untuk perdagangan yang cukup dirumah saja dan dapat belanja 24 jam keperluan dan kebutuhan sehari-hari. penulis memilih Tokopedia dikarenakan Tokopedia menjadi e-commerce asal Indonesia dan berpengaruh tidak hanya di Indonesia tetapi di Asia Tenggara. Saat ini Tokopedia juga turut mendukung para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan perorangan untuk mengembangkan usaha mereka dengan memasarkan produk secara daring dengan Pemerintah dan pihak-pihak lainnya, terlihat juga dari persaingan e-commerce Tokopedia menjadi urutan ke 2 di pengunjung web bulanan.

1.5.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini nantinya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat

informasi terkait social support, customer review quality, social commerce trust terhadap e-

commerce satisfaction dan hasilnya dapat mencapai kepuasan di perdagangan elektronik yaitu apa

yang diharapkan atau di eskpektasikan sesuai dengan yang didapatkan setelah adanya dukungan

sosial, reviewa atau ulasan dari pelanggan dan kepercayaan dari Tokopedia kepada konsumen.

(8)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian E-Commerce

E-commerce adalah kegiatan jual beli barang/jasa atau transmisi dana/data melalui jaringan elektronik, terutama internet. Dengan perkembangan teknologi informasi dan software, hal ini membuat transaksi konvensional menjadi mungkin untuk dilakukan secara elektronik. Tentu saja dengan ada proses teknologi E-commerce menjadi lebih mudah untuk bertransaksi. E-Commerce mulai muncul tahun 1990-an melalui perubahan paradigma transaksi jual beli dan pembayaran dari cara konvensional ke dalam bentuk digital elektronik berbasiskan komputer, smartphone, laptop dan jaringan internet. Menurut (Chaffey, 2007). E-commerce merupakan semua bentuk proses pertukaran informasi antara organisasi dan stakeholder berbasiskan media elektronik yang terhubung dengan jaringan internet.

Munculnya e-commerce mempunyai 3 faktor utama di era digital ini. Ketiga faktor tersebut antara lain (1). Adanya evolusi komputer beserta dengan hardware dan software, (2).

Perkembangan jaringan komputer dan internet, (3). Perubahan gaya hidup dan pola pikir manusia di era digital (Pratama, Eka 2015). Berdasarkan definisi-definisi diatas mengenai e-commerce maka diketahui manfaat e-commerce di dalam membantu pengguna komputer dan pelaku bisnis (pedagang, distributor, produsen) maupun konsumen akhir di dalam melakukan jual beli barang dan jasa serta transaksi secara cepat dan mudah berbasikan internet.

2.2. Social Commerce

Sosial commerce mencakup jual beli di media sosial atau difasilitasi oleh alat media sosial.

Misalnya, konsumen dapat melihat informasi produk diposting oleh teman mereka di Facebook,

Instagram, Twitter, Whatsapp, Telegram, dan lain sebagainya serta memutuskan untuk membeli

produk. Sosial commerce merupakan saluran baru bagi konsumen untuk memperoleh konsumen

dan menghasilkan informasi, yang berguna untuk evaluasi produk konsumen dan keputusan

pembelian (Goh,Heng,Lin 2013, Hajli &Sims 2015, Pagani &Mirabella 2011, Zhang &Benyoucef,

2016). Social commerce menawarkan pendekatan yang efektif bagi perusahaan untuk berinteraksi

(9)

8 secara mendalam dengan pelanggan mereka dan membangun hubungan, yang penting bagi perusahaan untuk mencapai keuntungan dan meningkatkan kinerja mereka.

2.2. Social Support

Social support atau dukungan sosial diartikan sebagai motivasi di aktivitas sosial commerce.

Social support adalah informasi yang membuat subjek percaya bahwa dirinya, dihargai,. Itu dapat dibentuk oleh pertukaran sumber daya (yaitu, pesan verbal dan pesan nonverbal) antara dua atau lebih individu. Dukungan sosial telah diidentifikasi sebagai faktor utama yang membedakan perdagangan sosial dan perdagangan tradisional. Dukungan informasional datang dalam bentuk berbagi informasi terkait produk atau memberikan nasihat, rujukan, dan rekomendasi. Dukungan emosional datang dalam bentuk berbagi emosi atau suasana hati individu menyatakan atau mengungkapkan keprihatinan, empati, dan perhatian satu sama lain. Dukungan sosial telah terbukti memotivasi pengguna untuk berpartisipasi dalam sosial kegiatan perdagangan, memfasilitasi hubungan sosial di antara pengguna. Misalnya, dengan dukungan sosial yang lebih kuat, pengguna lebih cenderung berinteraksi satu sama lain dan bertukar pengetahuan tentang masalah tertentu, serta mengungkapkan kekhawatiran dalam komunitas berbasis media sosial, yang dapat mengarah pada persepsi yang lebih tinggi tentang kinerja situs.

Social support atau dukungan sosial dapat diperoleh konsumen melalui aktivitas perdagangan sosial seperti ulasan pelanggan dari berbagai media sosial. Social support atau dukungan sosial yang kuat, konsumen akan dapat memperoleh pengetahuan tentang produk, layanan, atau merek dan meningkatkan pemahaman mereka tentang masalah yang terkait dengan belanja, sehingga meningkatkan kepercayaan subjektif mereka dalam perdagangan sosial. Social support juga merupakan hal yang penting dalam membangun kepercayaan karena membantu konsumen mengevaluasi secara memadai produk melalui pengamatan pengetahuan produk orang lain dan pengalaman pembelian, dan mengatasi persepsi ketidakpastian dan risiko dalam pembelian proses.

Dari perspektif ini, dukungan sosial dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap social

commerce melalui persepsi psikologis mereka, sehingga membentuk kepercayaan perdagangan

sosial (Lin, Wang, Hajli 2019):.. Oleh karena itu, persepsi konsumen tentang kepercayaan

perdagangan sosial akan menjadi lebih tinggi ketika mereka mengalami dukungan sosial yang

lebih kuat dalam konteks sosial perdagangan. Jadi, hipotesis pertama sebagai berikut

(10)

9 Hipotesis 1: Social support berhubungan positif dengan social commerce trust.

2.3. Customer Review Quality atau Kualitas Ulasan Pelanggan

Penelitian sebelumnya telah mengusulkan bahwa kualitas informasi adalah faktor yang penting dalam mempengaruhi kepuasan individu dan adopsi teknologi. Dalam e-commerce, informasi berasal dari vendor e-commerce dan kritis karena memberikan nilai kepada konsumen dan mengurangi ketidakpastian yang terkait dengan proses belanja.

Sebaliknya, dalam perdagangan sosial, informasi (yaitu, ulasan produk) datang dari konsumen lain. Dalam skenario seperti ini, konsumen mungkin akan merasakannya ulasan dari konsumen lain memiliki kualitas tinggi jika ulasan ini relevan dan bermanfaat. Jadi, dengan tingkat customer review yang lebih tinggi dengan kualitas, lingkungan perdagangan sosial lebih mungkin diterima dan digunakan oleh konsumen, meningkatkan kepercayaan perdagangan sosial mereka (Lin, Wang, Hajli 2019):. Jadi hipotesis kedua sebagai berikut:

Hipotesis 2: Customer review quality berhubungan positif dengan social commerce trust.

2.4. Social Commerce Trust

Pada social commerce atau perdagangan sosial, Trust atau kepercayaan konsumen pada sesama konsumen penting, saat mereka berinteraksi satu sama lain untuk bertukar informasi terkait produk. Dengan social commerce trust atau kepercayaan perdagangan sosial yang tinggi, konsumen memandang bahwa situs e-commerce dan media sosial terintegrasi dan fitur perdagangan sosial bekerja dengan baik dan memenuhi persyaratan mereka selama proses belanja.

Menurut Lin, Wang, dan Hajli, 2019) konsumen memandang e-commerce adalah lingkungan yang nyaman untuk berbelanja dan merasa puas (e-commerce satisfaction). Dengan demikian, mereka lebih bersedia untuk melakukan pembelian.

Maka hipotesis H3 adalah:

Hipotesis 3: Social commerce trust berhubungan positif dengan e-commerce satisfaction

(11)

10 2.5 Hipotesis Model

H1

H3 H2

2.6 Roadmap Penelitian

Peta jalan penelitian ini memiliki argumen utama atas dukungan oleh pihak-pihak terkait terhadap pencapaian kepuasaan konsumen di e-commerce. Subjek penelitian dalam keilmuan manajemen pemasaran mengenai social support, customer review quality, social commerce trust terhadap e-comemerce satisfaction di Tokopedia Indonesia karena perkembangan e-commerce atau perdagangan elektronik yang semakin hari semakin tumbuh. Saat pandemic covid 19 perdagangan elektronik (e-commerce) meningkat dikarenakan dapat mengurangi interaksi dan mengurangi penyebaran virus covid 19. Perdagangan elektronik ini membantu juga dalam UMKM di Indonesia, seperti Tokopedia yang membantu menjadi platform untuk perdagangan yang cukup dirumah saja dan dapat belanja 24 jam keperluan dan kebutuhan sehari-hari. penulis memilih Tokopedia dikarenakan Tokopedia menjadi e-commerce asal Indonesia dan berpengaruh tidak hanya di Indonesia tetapi di Asia Tenggara

Social Support

Customer Review Quality

Social commerce

trust

E-Commerce

Satisfaction

(12)

11 Gambar 2. Skema road map penelitian

Pada tahun 2019, penelitian mengarah ke niat pembelian sebagai dampak kepercayaan konsumen pada situs web perjalanan online. Hasil penelitian menunjukan bahwa enam dari tujuh variable penelitian yang berbasis pada konsumen, perusahaan, dan website yaitu Experience and Proficiency, Propensity to Trust, Reputation of Website, Perceived Size of Website, Perceived Ease of Use, Website Quality, terbukti berpengaruh terhadap kepercayaan konsumen pada website online travel, dan kepercayaan konsumen terbukti dapat menumbuhkan niat konsumen untuk melakukan pembelian pada situs perjalanan online. Satu variabel berbasis website yaitu Perceived Usefulness tidak terbukti berpengaruh terhadap kepercayaan konsumen pada website online travel

Penelitian pada tahun 2020 peneliti ingin mengembangkan dan melihat bagaimana industri fast food yang berkembang di Indonesia, dan produsen dari Indonesia Richesee Factory. Perkembangan penelitian ini ingin melihat customer based brand equity, kepuasan, dan loyalitas variabel yang diangkat dari penelitian-penelitian sebelumnya.

Hasil temuan dimana customer based brand quity dan kepuasan berpengaruh terhadap loyalitas di richesee factory Indonesia.

“Analisis Social Support, Customer Review Quality, Social Commerce Trust Terhadap E- Commerce Satisfacion Studi Pada Tokopedia Indonesia

Persepsi Kepercayaan dan Metode Pembayaran Marketplace Studi Pada Online Shopee di Indonesia (2020)

“Pengaruh Customer Based Brand Equity dan Kepuasan Konsumen terhadap Loyalitas studi kasus pada Richesee Factory Indonesia” (2020)

Niat Pembelian Sebagai Dampak Kepercayaan Konsumen Pada Situs Web Perjalanan

Online (2019)

(13)

12 Penelitian selanjutnya pada tahun 2020 penulis yaitu dengan judul “Persepsi Kepercayaan dan Metode Pembayaran Marketplace Studi Pada Online Shopee di Indonesia (2020)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh reputasi, privasi, ukuran, keamanan, familiarity web dan kemudahan membentuk pengaruh positif terhadap kepercayaan dan variable kepercayaan akan berpengaruh positif terhadap mode pembayaran dengan mengunakan sistem pembayaran elektronik EPS, kartu kredit dan cash on delivery pembelian produk pada online shop di Indonesia.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yang diharapkan menjawab tujuan dilakukannya penelitian ini, yaitu: (1). Pengaruh persepsi keamanan,manfaat dan kemudahan yang memberikan pengaruh siginifikan kepada kepercayaan sedangkan reputasi, privasi, ukuran dan familiarity web tidak berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan. (2). Kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap metode pembayaran mengunakan elektronik (EPS), kartu kredit dan juga cash on delivery pembelian pada online Shopee di Indonesia. (3). Kepercayaan pembayaran menggunakan sistim pembayaran elektronik (EPS) yang akan digunakan sebagai media transaksi berpengaruh sebesar 66,2 % lebih tinggi dibandingan pembayaran mengunakan kartu kredit dan pembayaran tunai pada saat pengiriman.

Pada tahun 2021 penulis mengembangkan penelitian kearah social support, customer review quality, social commerce trust terhadap e-commerce satisfaction. Objek penelitian ini adalah Tokopedia yang berasal dari Indonesia dan sudah digunakan di Kawasan Asia Tenggara.

(14)

13 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode kuantitatif yang merupakan pendekatan yang menyangkut pendugaan parameter, pengujian hipotesis, pembentukan selang kepercayaan, dan hubungan antara dua sifat (peubah) atau lebih bagi parameter-parameter yang mempunyai sebaran (distribusi normal) tertentu yang diketahui.

Selanjutnya dianalisis menggunakan metode, analisis faktor, dan uji hipotesis dengan menggunakan SPSS. Unit analisis pada penelitian ini adalah pelanggan dari Tokopedia di Indonesia.

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian cross sectional, yaitu jenis desain penelitian yang berupa pengumpulan data dari sampel tertentu yang hanya dilakukan satu kali (Malhotra, 2007), atau tepatnya single cross sectional, dimana kegiatan pengumpulan data dilakukan dari satu responden untuk satu waktu saja.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumenTokopedia. Oleh karena waktu dan informasi yang terbatas maka peneliti hanya melakukan penelitian di Tokopedia.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Non probability sampling yakni setiap responden memiliki kriteria populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Lebih tepatnya lagi metode pengambilan sampel ini bersifat convenience sampling, yaitu anggota populasi yang dipilih berdasarkan judgement peneliti. Peneliti memilih responden berdasarkan pengetahuan dan pandangan peneliti yang menilai bahwa seorang yang menjadi anggota populasi tersebut layak untuk menjadi sampel dalam penelitian ini.

3.3. Uji Awal Kuisioner (Pre-test)

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pre-test telebih dahulu sebelum menyebarkan

kuisioner sebenarnya kepada para responden. Pre-test dilakukan untuk menguji ketepatan

(15)

14 kuisioner sebagai alat ukur dalam penelitian. Menurut Maholtra (2007) jumlah sampel untuk uji instrumental berkisar antara 15-30 responden. Oleh karena itu penelitian ini mengambil jumlah sampel sebanyak 30 responden. Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan pengujian validitas dan realibilitas untuk memastikan bahwa instrumen telah memenuhi persyaratan validitas dan realibilitas yang dapat digunakan dalam penelitian utama (main study).Penelitian ini akan menggunakan metode analisis faktor yang digunakan adalahConfirmatory Factor Analysis (CFA) dimana model dibentuk terlebih dahulu, jumlah variable laten ditentukan oleh analisis, pengaruh suatu variabel laten terhadap variabel teramati ditentukan terlebih dahulu, beberapa efek langsung variabel laten terhadap variabel teramati dapat ditetapkan sama dengan nol atau suatu konstanta, kesalahan pengukuran atau ditetapkan pada nilai tertentu, dan identifikasi parameter diperlukan.

Uji validitas mengacu pada sejauh mana perbedaan skor skala pengamatan yang mencerminkan perbedaan sebenarnya antara objek berdasarkan karakteristik yang sedang diukur, dibandingkan dengan kesalahan sistematik dan kesalahan acak. Uji reliabilitas mengacu pada sejauh mana alat ukur mampu memberikan hasil yang konsisten jika dilakukan pengukuran berulang kali dan uji validitas.

Tahapan melihat ukuran uji validitas menggunakan syarat sebagai berikut:

a. Nilai KMO

Ukuran kecukupan sampling KMO adalah index yang digunakan untuk menguji kecocokan faktor analisis. Nilai KMO antara 0,5 hingga 1, mengindikasikan bahwa analisa faktor telah memadai, sedangkan nilai KMO kurang dari 0,5 (<0,5) mengindikasikan bahwa analisa faktor tidak memadai (Maholtra, 2007).

b. Index Measure of Sampling Adequacy (MSA)

Digunakan untuk melihat interkorelasi antar variabel dan kecocokan dari faktor analisis.

Index MSA antara 0 hingga 1, nilai MSA yang mendekati 1 berarti variabel diprediksi

sempurna tanpa error (Hair, 2006). Nilai MSA lebih besar sama dengan 0,5 (≥0,5)

menandakan variabel masih dapat diprediksi dan dapat dianalisis lebih lanjut. Nilai MSA

kurang dari 0,5 (<0,5) menandakan variabel tidak dapat diprediksi dan dianalisa lebih

lanjut. Selanjutnya perlu dilakukan pengulangan perhitungan analisis faktor dengan

mengeluarkan indikator yang memiliki nilai MSA kurang dari 0,5 (Hair, 2006).

(16)

15 c. Nilai Communalities

Communalities adalah estimasi dari shared atau common variance diantara variabel- variabel. Common variance adalah varian dalam sebuah variabel yang digunakan bersama (shared) dengan variabel lain dalam analisis (Hair, et.al, 2006). Index communalities lebih dari sama dengan 0,5 (≥0,5), maka variabel masih dapat diprediksi dan dianalisis lebih lanjut. Semakin kecil nilai communalities sebuah variabel, berarti semakin lemah hubungannya dengan faktor yang terbentuk.

d. Factor loading

Factor loading adalah besarnya korelasi suatu indikator dengan faktor yang terbentuk (Maholtra, 2007). Kriteria validitas suatu indikator dinyatakan valid membentuk suatu faktor jika memilki factor loading lebih besar sama dengan 0,5 (≥0,5) atau akan lebih baik jika factor loading lebih besar sama dengan 0,7( ≥0.7). Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya dilakukan pengujian realibilitas konstruk yang akan digunakan dalam penelitian. Pengujian realibilitas menggunakan cronbach’s coefficient alpha dengan bantuan software SPSS 18.0. koefisien alpha cronbach bernilai antara 0 sampai dengan 1 dan batasan nilai alpha cronbach yang umum digunakan adalah lebih besar sama dengan 0,7 (≥0,7) dan batasan nilai lebih besar sama dengan 0,6 (≥0,6) diijinkan untuk exploratory research. Nilai alpha cronbach kurang dari 0,6 (<0,6) menindikasikan bahwa realibilitas dari instrumen yang digunakan kurang memenuhi (Hair et al, 2006).

3.4 Teknik Analisis Data

Tahapan analisis dalam menggunakan SEM Partial Least Square

Menurut (Hair et al., 2013), menyarankan beberapa tahapan-tahapan yang dilalui untuk

mengevaluasi model secara struktural, yang pertama dengan melakukan uji

multikolinearitas, dilanjutkan dengan menganalisis hubungan-hubungan dalam model serta

memperkirakan kemampuan prediksi dari model. Tahapan pertama setelah menguji

validitas dan reliabilitas adalah dengan memastikan tingkat kolinearitas. Uji

multikolinearitas dilaksanakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang

signifikan antar variabel-variabel predictor atau independen dalam suatu model. Statistik

(17)

16 uji yang biasanya digunakan adalah VIF (Variance Inflation Factor), untuk skor VIF yang baik adalah dibawah 10 tetapi untuk penelitian ini akan mengacu kepada (Hair et al., 2011) yaitu Nilai VIF dibawah 5. Tingkat R² menjelaskan seberapa besar variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel predictor, sedangkan nilai q² menggambarkan bahwa konstruk independen memiliki predictive relevance terhadap konstruk dependent. Setelah itu dilanjutkan dengan analisis signifikansi masing-masing komponen dalam model structural dengan menghitung R² dan setelah itu menghitung skor q² (Hair et al., 2011, Vinzi et al, 2010).

3.5 Operasional Variabel

Operasionalisasi variabel merupakan hal yang penting untuk memperoleh data yang dapat menguji hipotesis dan melihat kecocokan model yang telah dibangun berdasarkan konstruk teori. Operasionalisasi ini dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk memudahkan dan mengarahkan penyusunan kuesioner. Pada penelitian ini terdapat variabel yang diteliti, dimana untuk menguji hipotesis penelitian ini, maka setiap variabel diukur dengan menggunakan instrument variabel tersebut. Item-item yang ada dalam penelitian ini diadaptasi dari penelitian- penelitian yang ada sebelumnya yang berkaitan erat dengan social support, social commerce trust, customer review quality, dan e- comeerce satisfaction. Beberapa item telah dipilih dan disesuaikan dengan konteks penelitian ini. Semua construct yang ada pada penelitian ini diukur dengan skala Likert, dan menggunakan 5 poin skala dari 1 dengan keterangan “sangat tidak setuju.” Sampai dengan 5 “sangat setuju.” Dibawah ini menunjukkan item pengukuran dari variabel serta sumber operasionalasinya.

Tabel 2 Variabel Operasional Penelitian

Variabel Sources

Social Support:

Informasi dari konten sosial media membuat saya ingin membeli produk di Tokopedia Dukungan informasi dari konsumen lain meyakinkan saya membeli produk di Tokepedia

Konten dari konsumen lain di social media membuat saya untuk memutuskan membeli produk di Tokopedia Konten di sosial media menghibur dan mendorong saya membeli produk di Tokopedia

Konten yang dibuat disosial media membuat saya merasa lebih yakin untuk membeli

Adapted from Lin,

Wang & Hajli 2019

(18)

17 Saya merasa senang karena adanya informasi dari konsumen lain

Customer Review Quality:

Testimoni dan review yang diberikan oleh konsumen lain di Tokopedia Tepat.

Review dan Informasi yang diberikan oleh konsumen lain di Tokopedia relevan.

Review dan Informasi yang diberikan oleh konsumen lain di Tokopedia lengkap Testimoni dari konsumen lain di Tokopedia dapat diandalkan

Informasi yang diberikan oleh konsumen lain di Tokopedia mudah diaplikasikan Informasi dan testimoni dari konsumen lain berupa promosi di Tokopedia tepat waktu Social Commerce Trust:

Performa Tokopedia di media sosial (seperti Instagram, dan fb) selalu memenuhi ekspektasi saya Media sosial (ig,fb) membantu Tokopedia dipercaya dengan menjual berbagai kebutuhan sehari-hari Media sosial (if,fb) Tokopedia dapat diandalkan

Kinerja e-commerce Tokopedia selalu memenuhi harapan saya

Tokopedia dapat diandalkan sebagai Situs Web e-commerce yang bagus dan andal Fitur di media sosial menarik membuat saya percaya terhadap produk yang akan saya beli Fitur di aplikasi Tokopedia bagus dan dapat dihandalkan

Konsumen memberikan komentar dengan jujur

Konsumen memberikan komentar dengan komentar yang mudah dipercaya Konsumen memberikan komentar dengan kepeduliaan terhadap orang lain Konsumen memberikan komentar yang dapat diandalkan

E-commerce satisfaction:

Saya merasa sangat puas berbelanja di Tokopedia Saya merasa senang berbelanja di Tokopedia

Pengalaman saya berbelanja di Tokopedia secara keseluruhan saya merasa puas dan memenuhi harapan saya Saya merasa bahagia berbelanja di Tokopedia

Langkah-langkah proses penelitian yang dilakukan disajikan pada gambar dibawah ini

Gambar 3 Diagram Tulang Ikan Paradigma Penelitian

Adapted from Lin, Wang &

Hajli 2019

Model Penelitian

Uji factor

analisis Uji hipotesis

Kesimpulan dan Saran Customer Review Quality, Social Commerce Trust Social

Support

E-commerce Satisfaction Hipotesis

penelitian Teori dan

penelitian terdahuu Masalah dari

e-commerce satisfaction tokopedia Latar belakang

e-commerce Tokopedia

Adapted from Lin, Wang &

Hajli 2019

(19)

18 BAB IV

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

IV.1 Biaya Penelitian

No Jenis Pengeluaran Jumlah Satuan Harga

Satuan Jumlah (Rp) (Rp) A Pengadaan Alat dan

Bahan

1 Pengadaan Literatur

Tambahan 1 Paket 1,500,000 1,500,000

2 Internet 6 Bulan 500,000 2,000,000

3 Pengadaan Data Primer

1 Pra-survey 700,000 700,000

5 Rapat persiapan dan evaluasi

3dosen dan 1 mahasiswa 10 kali 100,000 1,000,000 6 Protokol Kesehatan

Masker 5 Pack 200,000 1,000,000

7 Protokol Kesehatan Hand Sanitizer

30 Buah 30,000 600,000 8 Protokol Kesehatan Sabun

Cair

10 Buah 25,000 250,000 9 Protokol Kesehatan Tissue

Basah

10 Buah 25,000 250,000 10 Protokol Kesehatan Tissue 10 Buah 20,000 200,000

Sub Total 1 7,500,000

B Perjalanan

1 Seminar Hasil Penelitian 2 orang 1,750,000 3,500,000

Sub Total 2 3,500,000

C ATK

1 Cartidge 2 paket 500,000 1,000,000

2 Kertas HVS 80 Gr 4 Rim 45,000 180,000

3 ATK 2 Paket 50,000 100,000

4 Flash Disk 2 buah 160,000 320,000

5 Administrasi Surat-

menyurat 1 Paket 400,000 400,000

Sub Total 3 2,000,000

(20)

19 D Laporan Diseminasi

Publikasi

1 Proses Publikasi Ilmiah 1 Manuscript 5,000,000 5,000,000 2 Prosiding Internasional 1 Prosiding 1,000,000 1,000,000

3 Laporan 10 Paket 100,000 1,000,000

Sub Total 4 7,000,000

Total 20,000,000

IV.2 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan Ke-

1 2 3 4 5 6

1 Perencanaan

2 Pengumpulan data

3 Analisis Data

4 Penyusunan laporan

5 Finalisasi

(21)

20 DAFTAR PUSTAKA

Ba, S.; Whinston, A.B.; and Zhang, H. Building trust in online auction markets through an economic incentive mechanism. Decision Support Systems, 35, 3 (2003), 273–286 Bhattacherjee, A. Individual trust in online firms: Scale development and initial test. Journal of

Management Information Systems, 19, 1 (2002), 211–241.

Chaffey. 2007. E-Bussiness and E-commerce managemenet. Prentice hall united kingdom issued Esposito Vinzi, WW. Chin, et al, 2010. Hand book of Partial Least Square, Springer

Gefen, D. Reflections on the dimensions of trust and trustworthiness among online consumers.

The DATABASE for Advances in Information Systems, 33, 3 (2002), 38–53 Global Web Index’s biannual report on the latest trends in online commerce.

https://www.globalwebindex.com/reports/ commerce (accessed November 2018).

Goh, K.-Y.; Heng, C.-S.; and Lin, Z. Social media brand community and consumer behavior:

Quantifying the relative impact of user- and marketer-generated content. Information Systems Research, 24, 1 (2013), 88–107.

Hajli, N., and Sims, J. Social commerce: The transfer of power from sellers to buyers.

Technological Forecasting and Social Change, 94(2015), 350–358.

Hair, et.al,. 2006. Multivariate Data Analysis 6

th

Edition. Pearson International Edition.

New Jersey.

Hair, Joe F; Ringle, Christian M & Sarstedt, Marko (2011). PLS-SEM:Indeed a Silver Bullet, Journal of Marketing Theory and Practice, Vol 19, No. 2

Hair, Joseph F; Hult, G. Tomas. M., Ringle, Christian & Sarstedt, Marko (2013). A primer on Partial Least Squares Structural Equation Modelling. SAGE. Publication

Huang, Z., and Benyoucef, M. From e-commerce to social commerce: A close look at design features. Electronic Commerce Research and Applications, 12, 4 (2013), 246–259.

Huang, Z., and Benyoucef, M. User preferences of social features on social commerce websites:

An empirical study. Technological Forecasting and Social Change, 95(2015), 57–72.

Kim, D.J.; Ferrin, D.L.; and Rao, H.R. Trust and satisfaction, two stepping stones for successful e-commerce relationships: A longitudinal exploration. Information Systems Research, 20, 2 (2009), 237–257

Kim, N., and Kim, W. Do your social media lead you to make social deal purchases? Consumer- generated social referrals for sales via social commerce. International Journal of

Information Management, 39(2018), 38–48.

Laudon, Kenneth C. dan Carol Guercio Traver. 2017. E-Commerce Edisi 13. Boston : Pearson Lin, X.; Li, Y.; and Wang, X. Social commerce research: Definition, research themes and the

trends. International Journal of Information Management, 13, 5 (2017), 190–201 Liang, T.–P., and Turban, E. Introduction to the special issue social commerce: A research

framework for social commerce. International Journal of Electronic Commerce, 16, 2 (2011), 5–14.

Liang, T.-P.; Ho, Y.-T.; Li, Y.-W.; and Turban, E. What drives social commerce: The role of

social support and relationship quality. International Journal of Electronic Commerce,

16(2011), 69–90.

(22)

21 Malhotra, Naresh K. (2007). Marketing Research: an Applied Orientation. 5th edition. Pearson

Education. New Jersey

McKnight, D.H.; Choudhury, V.; and Kacmar, C. The impact of initial consumer trust on intentions to transact with a web site: A trust building model. Journal of Strategic Information Systems, 11, 3 (2002), 297– 323

Ng, C.S.-P. Intention to purchase on social commerce websites across cultures: A cross-regional study. Information & Management, 50, 8 (2013), 609–620

Olbrich, R., and Holsing, C. Modeling consumer purchasing behavior in social shopping communities with clickstream data. International Journal of Electronic Commerce, 16, 2 (2011), 15–40.

Pagani, M., and Mirabello, A. The influence of personal and social-interactive engagement in social TV web sites. International Journal of Electronic Commerce, 16, 2 (2011), 41–68 Pratama, I Putu Agus Eka, E-Commerce, E-Business, dan Mobile Commerce: Teori & Praktek,

(Bandung: Informatika Bandung, 2015)

Pavlou, P.A. Consumer acceptance of electronic commerce: Integrating trust and risk with the technology acceptance model. International Journal of Electronic Commerce, 7, 3 (2003), 101–134

Xiaolin Lin, Xuequn Wang & Nick Hajli (2019) Building Ecommerce Satisfaction and Boosting Sales: The Role of Social Commerce Trust and Its Antecedents, International Journal of Electronic Commerce

Zhang, M.; Guo, L.; Hu, M.; and Liu, W. Influence of customer engagement with company social networks on stickiness: Mediating effect of customer value creation. International Journal of Information Management,37, 3 (2017), 229–240.

Zhang, H.; Lu, Y.; Gupta, S.; and Zhao, L. What motivates customers to participate in social commerce? The impact of technological environments and virtual customer experiences.

Information & Management, 51, 8 (2014),1017–1030.

Zhang, K.Z.; Benyoucef, M.; and Zhao, S.J. Building brand loyalty in social commerce: The case of brand microblogs. Electronic Commerce Research and Applications, 15(2016), 14–25.

Zhang, K.Z., and Benyoucef, M. Consumer behavior in social commerce: A literature review.

Decision Support Systems, 86(2016), 95–108.

Zhang, P., and Wang, C. The evolution of social commerce: an examination from the people, business, technology, and information perspective.Communication of the

Association for Information Systems,31, 5 (2012), 105–127.

Zhou, L.; Zhang, P.; and Zimmermann, H.-D. Social commerce research: An integrated view.

Electronic Commerce Research and Applications, 12, 2 (2013), 61–68.

Gambar

Tabel 1 Persaingan E-Commerce Tahun 2020
Gambar 3 Diagram Tulang Ikan Paradigma Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Negara dapat dikatakan dalam kondisi ketimpangan yang rendah dalam distribusi pendapatan jikalau 20% golongan dari penduduk termiskin mendapatkan pendapatan lebih

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nama-nama panggilan unik remaja di Desa Losari, Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas sebanyak 50 data, dengan perincian: Jenis penamaan

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Tahapan diawali mengkaji permasalahan ketahanan keluarga di Provinsi Lampung. Selanjutnya pengambilan data primer dan sekunder

Proses dalam penelitian ini merupakan beberapa langkah penting yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian yaitu mendapatkan model terbaik untuk melakukan

Penelitian tentang SDM pariwisata telah dilakukan, antara lain tentang kecenderungan SDM dalam pariwisata (Kaznacheeva et al., 2018), pengembangan SDM pariwisata daerah

Adapun manfaat penelitian ini nantinya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat informasi terkait social support, customer review quality, social commerce

Penelitian ini memiliki tujuan utama yaitu mengevaluasi seberapa efektif penerapan sistem pengendalian internal pada PT Tirta Saka Pratama Yogyakarta sehingga dapat

Adapun manfaat praktis dari penelitian ini, diharapkan penelitian ini nantinya dapat: (1) menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi para pendidik mata pelajaran seni