• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI PADA ASUHAN KEPERAWATAN"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

TIDUR BAYI PADA ASUHAN KEPERAWATAN An. N DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT

DI RUANG MELATI RSUD KARANGANYAR

DI SUSUN OLEH ANGGI SETIAWAN

NIM. P 12003

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2015

(2)

i

PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI PADA ASUHAN KEPERAWATAN An. N

DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI RUANG MELATI RSUD KARANGANYAR

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH ANGGI SETIAWAN

NIM. P 12003

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2015

(3)

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ANGGI SETIAWAN

NIM : P.12 003

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : Pemberian Terapi Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi pada Asuhan Keperawatan An. N dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut di Ruang Melati RSUD Karanganyar

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, 21 Februari 2015 Yang Membuat Pernyataan

ANGGI SETIAWAN NIM P.12 003

(4)

iii

(5)

iv

(6)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI PADA ASUHAN KEPERAWATAN An. N DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI RUANG MELATI RSUD KARANGANYAR”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M. Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta

2. Ibu Atiek Murhayati, S.Kep., Ns., M. Kep., selaku Ketua Program studi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M. Kep., selaku Sekertaris Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta, sekaligus sebagai pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan serta memberikan masukan dengan cermat dan perasaan yang nyaman dalam bimbingan, sehingga membantu penulis dalam penyusun dan menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

4. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. Terima kasih atas segala kasih sayang selama ini, selalu memberikan semangat, do’a, pengorbanan, bimbingan serta bantuan material dan spiritual, sehingga putramu ini mampu menyelesaikan tugas akhiri ni.

5. Rumah Sakit Umum Daerah karanganyar yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan pengelolaan kasus.

6. Kedua orang tua saya yang terhormat, saya haturkan beribu-ribu Terimakasih atas segala kasih sayang selama ini, selalu memberikan

(7)

vi

semangat, do’a, pengorbanan, bimbingan serta bantuan material dan spiritual, sehingga putramu ini mampu menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Teman-teman mahasiswa prodi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta dan semua pihak yang terkait didalamnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu dalam menyusun tugas di kasus ini.

Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan. Amin.

Wa’alaikumsalam. Wr. Wb

Surakarta, Mei 2015

Penulis,

(8)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

DAFTARTABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Tujuan Penulisan ... 7

C. Manfaat Penulisan ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut ... 9

1. Pengertian ISPA ... 9

2. Etiologi ... 10

3. Patofisiologi ... 11

4. Tanda dan Gejala ... 12

5. Penatalaksanaan ... 14

6. Pencegahan ... 15

7. Komplikasi ... 15

8. Asuhan Keperawatan ... 15

B. Kualitas Tidur Yang Baik ... 19

1. Pengertian Tidur Bayi ... 19

2. Kualitas Tidur Bayi ... 19

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tidur Bayi ... 21

(9)

viii

C. Pijat Bayi ... 22

1. Pengertian Pijat Bayi ... 22

2. Awal Mula Pijat Bayi ... 23

3. Manfaat Pijat Bayi ... 23

4. Waktu Pijat Bayi ... 24

5. Hal Yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Pemijatan Bayi .. 25

6. Persiapan Sebelum Melakukan Pijat Bayi ... 25

7. Perkembangan Bayi Untuk Proses Pemijatan Bayi ... 26

8. Urutan Pemijatan Bayi ... 26

D. Kerangka Teori ... 37

E. Kerangka Konsep ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subyek Aplikasi Riset ... 39

B. Tempat dan Waktu ... 39

C. Media Dan Alat Yang Digunakan ... 39

D. Prosedur Tindakan ... 40

E. Alat Ukur ... 41

BAB IV LAPORAN KASUS A. Identitas Pasien ... 43

B. Pengkajian ... 43

C. Daftar Perumusan Diagnosa Keperawatan ... 48

D. Perencanaan ... 49

E. Implementasi ... 50

F. Evaluasi ... 54

BAB V PEMBAHASAN A. Pengkajian ... 57

B. Diagnosa Keperawatan ... 61

C. Intervensi ... 64

D. Implementasi Keperawatan ... 66

E. Evaluasi ... 69

(10)

ix BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ... 71 B. Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1. Kerangka Teori ... 37 2. Gambar 2. Kerangka Konsep ... 38

(12)

xi

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Prosedur Tindakan Pijat Bayi ... 40 2. Tabel 3.2 Alat ukur (BISQ) ... 41 3. Tabel 4.1 Pengkajian Kualitas Tidur ... 45

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Penilaian BISQ Lampiran 2 Usulan Judul

Lampiran 3 Lembar Konsultasi Karya Ilmiah Lampiran 4 Surat Pernyataan

Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 6 Jurnal

Lampiran 7 Asuhan Keperawatan Lampiran 8 Log Book

Lampiran 9 Pendelegasian

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas dan sering menyerang anak-anak. Pada kondisi dengan komplikasi yang berat dapat menyebabkan kematian. Adapun tiga istilah penting dalam penyakit ISPA yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan infeksi akut. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme kedalam tubuh dan berkembang biak sehingga menimbulkan penyakit. Saluran pernafasan organ-organ yang bermula dari hidung hingga alveoli beserta dengan aneksanya yang meliputi sinus, rongga telinga tengah, dan pleura.Infeksi akut adalah infeksi untuk kejadian baru yang berlangsung kurang dari 14 hari (Sinaga, 2012).

Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan modal utama bagi pencegahan penyakit seperti ISPA. Perilaku hidup bersih dan sehat sangat dipengaruhi oleh budaya dan tingkat pendidikan penduduk. Meningkatnya tingkat pendidikan penduduk pada dasarnya akan berpengaruh positif terhadap pemahaman masyarakat dalam menjaga kesehatan yaitu melalui upaya memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah hasil penelitian systematic review menunjukkan bahwa ISPA adalah penyebab utama naiknya angka kesakitan dan kematian pada saat bencana karena berkaitan dengan ketersediaan tempat tinggal yang sehat dan kepadatan hunian, baik pada saat

(15)

fase bencana terjadi maupun pada saat fase respon darurat. Dampak yang paling besar terjadi pada populasi bayi dengan usia kurang dari 12 bulan (Sinaga, 2012).

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2011), di Indonesia tercatat 4.600.582 jumlah kelahiran hidup. Secara alamiah, bayi baru lahir akan melalui tahapan pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran tubuh yaitu tinggi badan dan berat badan, sedangkan perkembangan merupakan peningkatan kapasitas untuk berfungsi pada tingkat yang lebih tinggi menurut (Muscari, 2005 dalamSari, 2014).

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian pada anak di negara sedang berkembang, ISPA menyebabkan 4 dari 15 juta kematian pada anak berusia di bawah 5 tahun pada setiap tahunya. Pada Negara sedang berkembang angka kematian balita diatas 40 per 1000 kelahiran hidup yakni 15-20%per tahunnya, serta pneumonia merupakan salah satu penyebab utama kematian pada anak balita (WHO, 2003).

Prevalensi ISPA tahun 2007 di Indonesia adalah 25,5% (rentang 17,5%-41,4% dengan 16 provinsi di antaranya mempunyai prevalensi di atas angka nasional. Kasus ISPA umumnya terdeteksi berdasarkan gejala penyakit.

Setiap anak di perkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahumya,angka ISPA tertinggi pada balita (>35%) sedangkan terendah pada kelompok umur 15-24 tahun. Prevalensi cenderung meningkat lagi sesuai dengan meningkatnya umur, antar laki-laki dan perempuan relatif sama dan sedikit lebih tinggi di pedesaan. ISPA cederung lebih tinggi pada kelompok dengan

(16)

3

pendidikan dan tingkat pengeluaran perkapita lebih rendah (Riskerdas, 2007).

Penyakit ISPA juga merupakan masalah kesehatan utama di Jawa Tengah.

Penyakit pneumoni adalah penyebab nomor satu (15,7%) dari penyebab kematian balita di rumah sakit (Profil Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2001).

Penyakit ISPA juga banyak ditemukan di RSUD karanganyar dari data yang penulis dapatkan dari RSUD Karanganyar tercatat dari tahun 2014-2015 adalah 230 yang menderita penyakit ISPA.

Masa keemasan anak terjadi pada saat anak masih bayi, dimasa itu pertumbuhan anak harus diperhatikan. Salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang bayi adalah tidur dan istirahat yang cukup. Tidur yang nyenyak dapat memberikan pertumbuhan bayi secara optimal, hal ini harus diperhatikan oleh seorang ibu. Di Indonesia cukup banyak bayi yang mengalami masalah tidur, yaitu sekitar 44,2% bayi mengalami gangguan tidur seperti sering terbangun di malam hari. Namun lebih dari 72% orang tua menganggap gangguan tidur pada bayi bukan suatu masalah atau hanya masalah kecil, hal tersebut diungkapkan oleh sebuah penelitian pada tahun 2004-2005 yang dilaksanakan di lima kota besar di Indonesia ( Minarti, 2012).

Proses pertumbuhan dan perkembangan terutama sekali pada masa bayi dan masa balita merupakan proses yang teramat penting bagi kehidupan manusia. Karena pada masa itulah proses tumbuh kembang menentukan masa depan anak baik secara fisik, mental maupun perilaku. Laju pertumbuhan dan perkembangan pada setiap tahapan usia tidaklah selalu sama, tergantung dari faktor keturunan, konsumsi gizi, perlakuan orang tua dan dewasa, dan

(17)

lingkungannya. Tidak dapat dipungkiri pula bahwa lingkungan turut mempengaruhi perkembangan anak. Jika tidak mendapat kesempatan dan lingkungan yang baik untuk berkembang, maka kecerdasan itu tidak akan mencapai kemampuan yang maksimal (Bambang, 2011)

Kualitas tidur bayi sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bayi. Bayi dengan kualitas tidur yang baik akan memiliki perkembangan yang baik pula, biasanya bayi yang aktif dan tumbuh normal mempunyai waktu tidur yang baik. Membiasakan bayi tidur siang yang cukup akan meningkatkan kecerdasan otak bayi, tetapi perlu diperhatikan juga jangan membiasakan bayi tidur pada sore hari karena kebanyakan bayi akan rewel pada malam hari ( Wong, 2001 dalam Riadiani, 2010).

Lingkungan menjadi peran penting terhadap kualitas tidur bayi, karena tidur harus menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk bayi. Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk memberikan suasana yang nyaman pada saat bayi tidur. Selain itu kondisi kesehatan bayi juga dapat menyebabkan si kecil susah tidur, contohnya jika bayi terkena ISPA (Marni, 2014).

Saat ini berbagai terapi untuk mengatasi masalah tidur bayi sudah banyak dikembangkan, seperti terapi farmakologis dan terapi non farmakologis. Salah satu contoh terapi non farmakologis adalah dengan terapi pijat bayi. Pijat bayi adalah gerakan usapan lambat dan lembut pada seluruh tubuh bayi yang dimulai dari kaki, perut, dada, wajah, tangan dan punggung bayi. Pijat bayi disebut juga sebagai stimulus touch atau terapi sentuh.

Dikatakan terapi sentuh karena melalui pijat bayi inilah akan terjadi

(18)

5

komunikasi yang aman dan nyaman antara ibu dan buah hatinya. Sebenarnya, pijat bayi ini sudah dikenal oleh berbagai bangsa dan kebudayaan didunia ini sejak berabad- abad yang lalu. Pijat bayi berkembang dalam berbagai bentuk jenis gerakan, terapi dan tujuan. Selain sebagai salah satu terapi yang banyak memberikan manfaat, pijat bayi ini juga merupakan salah satu cara pengungkapan kasih sayang antara orang tua dan anak, melalui sentuhan pada kulit yang berdampak luar biasa pada perkembangan fisik, emosi, dan tumbuh kembang anak (Riksani, 2012).

Pijat bayi adalah terapi sentuhan tertua dan terpopuler yang dikenal manusia, yang juga merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam. Bahkan diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak awal manusia diciptakan kedunia. Kedekatan ini mungkin dikarenakan pijat bayi sangat berhubungan erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia (Roesli, 2010).

Touch therapy atau massage (pemijatan) adalah salah satu tekhnik yang

mengkombinasikan manfaat fisik sentuhan manusia dengan manfaat emosional seperti ikatan batin (bounding). Aktivitas pijat menimbulkan kontak antara anak dan orang tua, anak akan merasa tentram dan nyaman karena dampak psikologis dari pemijatan ini adalah menyatakan rasa sayang. Terlebih lagi bila pemijatan dilakukan dengan memberi penghangat sehingga secara fisik badan anak akan terasa hangat, sedangkan secara kejiwaan hubungan anak dengan orang tua bertambah intim (Pratyahara, 2012).

(19)

Keuntungan dari pijat bayi adalah menjalin kasih sayang dengan orang- orang terdekat yang memijat, memacu system sirkulasi darah, jantung, pernapasan, pencernaan, dan sistem kekebalan tubuh bayi dan anak (menurunkan adrenalin dan meningkatkan corticosteroid sehingga bayi akan tenang dan kekebalan tubuhnya akan meningkat), melatih bayi untuk lebih tenang dalam menghadapi seres, juga mendorong pertumbuhan susunan otot dan kelenturannya (Pratyahara, 2012).

Berdasarkan jurnal pemberian intervensi pijat bayi dapat mempertahankan serta meningkatkan kualitas tidur bayi. Hasil penelitian menunjukan peningkatan kualitas tidur setelah diberikan intervensi pijat bayi yaitu 21 responden (70%), sedangkan 9 responden (30%) tidak mengalami peningkatan kualitas tidur setelah diberikan intervensi pijat bayi. Hasil penelitian juga menunjukan mean atau rata-rata kualitas tidur pre sebesar 23,77 dan mean kualitas post sebesar 30,83 (Minarti, 2012).

Pada pengkajian yang di lakukan penulis pada tanggal 13 maret 2015 selama praktek di RSUD Karanganyar di dapatkan hasil keperawatan An. N dengan keluhan demam, dan batuk-pilek, dan ibu pasien mengatakan An. N rewel dan susah tidur.

Bedasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan aplikasi jurnal dalam asuhan keperawatan yang akan dituangkan dalam Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Pemberian Terapi Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi Pada asuhan Keperawatan An. N Dengan Ingfeksi Saluran Pernafasan Akut Di ruang Melati RSUD Karanganyar.

(20)

7

B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum

Mengaplikasikan tindakan pemberian terapi pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi pada An. N dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut di di ruang Melati RSUD Karanganyar.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada An.N dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada An.N dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut.

c. Penulis mampu menyusun intervensi pada An.N dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada An.N dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada An.N dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut.

f. Penulis mampu menganalisa hasil pemberian terapi pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi pada An.N dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut.

C. Manfaat Penulisan 1. Bagi Masyarakat

(21)

Untuk mengetahui banyak manfaat-manfat pemberian pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi yang baik.

2. Rumah Sakit

Sebagai bahan menambah referensi untuk lebih meningkat mutu pelayanan yang diberikan pada pasien dengan gangguan pola tidur dalam pemberian terapi pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi.

3. Bagi Instituti Pendidikan

Sebagai bahan kegiatan terhadap teori yang telah diperoleh mahasiswa selama mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (Keperawatan Anak) di STIKES Kusuma Husada Surakarta Prodi D III Keperawatan khususnya dalam pemberian terapi pijat terhadap kualitas tidur bayi.

4. Bagi Penulis

Hasil Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi pengalaman belajar dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penulis khususnya dalam pemberian terapi pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi pada asuhan keperawatan An. N atas indikasi ISPA dengan gangguan pola tidur.

(22)

9 BAB II TINJAUAN TEORI

A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Pengertian ISPA

Infeksi pada sistem pernafasan dideskripsikan sesuai dengan areanya, pernafasan atas atau saluran pernafasan atas (upper airway) yang meliputi hidung dan faring. Sistem pernafasan bawah meliputi bronkus, bronkiolus (bagian reaktif pada saluran pernafasan karena ototnya yang halus dan kemampuan untuk membatasi), dan alveolus. Infeksi pernafasan menyebar dari satu struktur ke struktur lain karena terhimpitnya membrane mucus yang membentuk garis lurus pada seluruh system. Akibatnya infeksi seluruh pernafasan meliputi beberapa area daripada struktur tunggal, walaupun efeknya berpengaruh pada banyak penyakit (Hartono, 2012).

Infeksi Saluran Pernafasan Akut adalah proses inflasi yang disebabkan oleh virus, bakteri, mikroplasma, atau aspirasi subtansi asing, yang melibatkan semua bagian saluran pernapasan bawah (termasuk jaringan paru-paru) menurut (Wong, 2004). Sedangkan menurut (Misnadiarly, 2008) Infeksi Saluran Pernafasan Akut adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pneumonia pada anak sering kali bersamaan dengan proes infeksi akut pada bronkus

(23)

(biasanya disebut broncho pneumonia) yang ditandai dengan demam, batuk, dan pilek (Marni, 2014).

2. Etiologi

Menurut (Hartono, 2012) Jumlah penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut kebanyakan terjadi pada anak. Etiologi dan infeksinya mempengaruhi umur anak, musim, kondisi tempat tinggal, dan masalah kesehatan yang ada.

a. Agen penginfeksi

Sistem pernafasan menjadi terpengaruh oleh bermacam- macam organisme terinfeksi. Banyak infeksi disebabkan oleh virus, terutama respiratorysynctial virus (RSV). Agen lain melakukan serangan pertama atau kedua melibatkan group A β-Hemolytic streptococcus trachomatis, mykoplasma, dan pneumococci.

b. Umur

Bayi di bawah umur 3 bulan mempunyai angka infeksi yang rendah, karena fungsi pelindung dari antibodi keibuan. Infeksi meningkat pada umur 3-6 bulan, pada waktu ini antara hilangnya antibodi keibuan dan produksi antibodi bayi itu sendiri.

c. Ukuran

Ukuran anatomi mempengaruhi respon infeksi sistem pernafsan. Diameter saluran pernafasan terlalu kecil pada anak-anak akanmenjadi sasaran radang selaput lendir dan peningkatan produksi sekresi. Disamping itu jarak antara struktur dalam system yang

(24)

11

pendek pada anak-anak, walaupun organism bergerak dengan dengan cepat ke bawah sistem pernafasan yang mencakup secara luas.

Pembuluh Eustchius relatif pendek dan terbuka pada anak kecil dan anak muda yang membuat pathogen mudah untuk masuk ke telinga bagian tengah.

d. Daya tahan

Kekurangan sistem kekebalan pada anak beresiko terinfeksi.Kondisi lain yang mempengaruhi daya tahan adalah malnutrisi, anemia, kelelahan, dan tubuh yang menakutkan.

e. Variasi musim

Banyaknya pathogen pada sistem pernafasan yang muncul dalam wabah selama bulan musim semi dan dingin, tetapi infeksi mykoplasma sering muncul pada musim gugur dan awal musim dingin.

3. Patofisiologi

Perjalanan klinis penyakit ISPA di mulai dengan berinteraksinya virus dengan tubuh. Masuknya virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran pernafan.Iritasi virus pada kedua lapisan tersebut menyebabkan timbulnya batuk kering. Kerusakan struktur lapisan dinding saluran pernafasan menyebabkan kenaikan aktivitas kelenjar fukus yang banyak terdapat pada dinding saluran nafas, sehingga terjadi pengeluaran cairan mukosa yang melebihi normal.

(25)

Akibat infeksi virus tersebut terjadi kerusakan mekanisme mukosiliaris yang merupakan mekanisme perlindungan pada saluran pernafasan terhadap infeksi bakteri, sehingga memudahkan bakteri-bakteri pathogen yang terdapat pada saluran pernafasan atas seperti streptococcus pneumonia, haemophylus influenza dan staphylococcus menyerang

mukosa yang rusak tersebut. Infeksi sekunder bakteri ini menyebabkan sekresi mucus bertambah banyak dan dapat menyumbat saluran nafas sehingga timbul sesak nafas dan juga menyebabkan batuk yang produktif.

Virus yang menyerang menyebar ke saluran nafas bawah dan dapat menginfeksi paru-paru sehingga menyebabkan pneumonia bakteri.

System imun saluran nafas yang terdiri dari folikel dan jaringan limfoid yang tersebar, merupakan cirri khas system imun mukosa. Ciri khas berikutnya adalah bahwa IgA memegang peranan pada saluran nafas atas sedangkan IgG pada saluran pernfasan bawah. Diketahui pula bahwa sekretori IgA (sIgA) sangat berperan dalam mempertahankan integritas mukosa saluran nafas menurut (Misnadiarly, 2008) dalam (Muslikha, 2012).

4. Tanda dan Gejala

Gejala-gejala ISPA menurut (Misnardiarly, 2008) dalam (Muslikha, 2012) adalah :

a. Batuk bukaan pneumonia

1) Tidak ada penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam 2) Pernafasan normal

(26)

13

3) Batuk pilek biasa

4) Sesak yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misalnya pada waktu bicara atau menangis)

5) Demam suhu >38°C b. Pneumonia

1) Tidak ada penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam 2) Demam

3) Pernafasan cuping hidung

4) Sianosis sekitar hidung dan mulut 5) Nyeri pada dada

6) Terdapat nafas cepat 50 x/menit atau lebih pada anak umur 2-12 bulan, 40 x/menit atau lebih pada umur 12 bulan-5 tahun

c. Pneumonia berat

1) Adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam 2) Kejang

3) Anak terlihat gelisah 4) Terdapat nafas cepat

5) Sianosis sekitar hidung dan mulut 6) Dahak berwarna kuning kehijauan.

Menurut Rasmaliah (2004) bahwa tanda bahaya bisa dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium. Secara klinis pada pemeriksaan respirasi akan terdapat tanda gejala sebagai berikut: takipnea, nafas tidak teratur (apnea), retraksi dinding thoraks,

(27)

nafas cuping hidung, sianosis, suara nafas lemah atau hilang, grunting ekspiratoir dan wheezing. Sedangkan pada system kardiovaskuler akan

menunjukkan gejala takikardi, bradikardikardi, hipertensi, hipotensi, dan cardiac arrest. Sedangkan hasil pemeriksaan laboratorium adalah jika

ditemukan hipoksemia, hiperkapnea, dan asidosis metabolik maupun asidosis respiratorik (Marni, 2014).

5. Penatalaksanaan

Pengobotan anak yang menderita ISPA bisa dirawat dirumah tanpa antibiotik antara lain:

a. Istirahat untuk menurunkan metabolik tubuh

b. Anak dengan batuk dianjurkan untuk datang ke petugas kesehatan jika keadaanya memburuk atau terdapat tanda-tanda pneumonia

c. Memberi makan pada anak dengan nilai gizi dan kalori yang tinggi untuk menghindari berat badan. Anak yang sedang sakit umumnya hanya makan sediki, karena itu setelah sembuh berikan makanan setiap hari selama seminggu atau sampai brat badan bayi mencapai normal, karena infeksi akan mempermudah atau memperberat penyakut infeksi

d. Bersihkan lubang hidung dari ingus/lendir yang telah mengering dengan kain bersih supaya hidung tersumbat

e. Usahakan anak minum lebih banyak ASI, karena anak dengan infeksi saluran pernafasan dan demam mengalami kehilangan cairan lebih banyak dari biasanya

(28)

15

f. Gunakan bahan yang aman seperti kecap manis atau madu yang dicampur dengan jeruk nipis untuk meredakan batuk dan meredakan tenggorokan (Muslikha, 2012).

6. Pencegahan

Pencegahan ISPA menurut (Rasmaliah, 2004) adalah:

a. Melindungi anak dari udara asap rokok

b. Memperbaiki keadaan rumah seperti: mengatur ventilasi udara, mengurangi kepadatan penghuni, terutama mengatur tempat tidur c. Memperbaiki nutrisi, karena nutrisi dapat meningkatkan daya tahan

anak terhadap infeksi

d. Menjauhkan anak dari batuk-pilek.

7. Komplikasi

Apabila penyskit ISPA tidak diobati dan jika disertai dengan malnutrisi, maka penyakit tersebut akan menjadi berat dan akan menyebabkan terjadinya bronchitis, pneumonia, otitis media, sinusitis, gagal nafas, cardiac aerrest, syok, dan sebagainya (Marni, 2014).

8. Asuhan Keperawatan a. Pengkajian

Pengkajian yang perlu dilakukan pada anak yang menderita yang menderita infeksi saluran pernafasan akut adalah kaji status pernafasan pasien, baik frekuensi, kedalaman, irama, kesulitan bernafas, dan pola nafas. Observasi adanya reteraksi, suara serak, stridor, batuk, apakah ada pernafasan cuping hidung, auskultasi paru, catat adanya penyimpangan

(29)

yang terjadi, misalnya ada mengi, wheezing, krakela. Observasi warna kulit, apakah kulit berwarna merah muda atau sianosis, cata perubahan yang terjadi.

b. Diagnosa Keperawatan

Menurut Wong, (2003) diagnosa yang sering muncul pada pasien anak dengan ISPA adalah:

1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi mekanis, inflamasi, peningkatan sekresi atau nyeri

2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya organisme infektif

3) Nyeri berhubungan dengan roses inflamasi dan atau insisi pembedahan

4) Cemas berhubungan dengan kesulitan bernafas c. Intervensi Keperawatan

1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi mekanis, inflamasi, peningkatan sekresi atau nyeri

Hasil yang diharapkan : pasien mempertahankan jalan nafas yang paten, jalan nafas tetap bersih, anak mampu bernafas dengan mudah.

Intervensi

a) Beri posisi yang nyaman, semi fowler untuk memudahkan ekspansi paru

(30)

17

b) Lakukan suction sesuai kebutuhan

c) Ajarkan dan anjurkan anak untuk batuk efektif bila memungkinkan

d) Lakukan fisioterapi dada pada anak

e) Jika terjadi takipnea hebat, puasakan anak untuk mencegah

terjadinya aspirasi

f) Berikan obat ekspektoran dan bronkodilator.

2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya organisme infektif

Hasil yang diharapakan: anak menunjukan bukti penurunan gejala infeksi.

Intervensi

a) Pakailah sarung tangan ketika merawat pasien b) Pakailah alat pelindung diri

c) Ajarkan dan anjurkan untuk mencegah terjadinya infeksi dengan cara mencuci tangan, memakai masker, membuang tisu kotor dan lain sebagainya

d) Batasi jumlah pengunjung, anggota keluarga, dan periksa adanya penyakit baru

e) Kurang kontak dengan benda-benda disekitar pasien, yang kemungkinan menimbulkan kontaminasi.

3. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi dan atau insisi pembedahan

(31)

Hasil yang diharapkan: anak tidak menalami nyeri.

Intervensi

a) Kaji keluhan nyeri pasien b) Observasi lokasi pembedahan

c) Berikan kompres hangat atau dingin pada area yang sakit d) Jika tenggorokan sakit berikan kumur atau tablet hisap untuk

mengurangi nyerinya

e) Berikan analgetik yang sesuai.

4. Cemas berhubungan dengan kesulitan bernafas

Hasil yang diharapkan orang tua bersama anak dan memberikan rasa nyaman, anak mampu melakukan aktivitas dengan tenang.

Intervensi

a) Anjurkan orang tua untuk menemani anak, saat istirahat maupun saat anak dilakukan prosedur

b) Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang dilakukan c) Hindari melakukan prosedur tindakan yang menyebabkan

anak cemas

d) Anjurkan perawatan yang berfokus keluarga dengan melibatkan orang tua

e) Berikan bronkodilator atau ekspektoran sesuai petunjuk f) Berikan aktivitas pengalihan yang sesuai dengn kognitif

anak.

(32)

19

B. Kualitas Tidur Yang Baik 1. Pengertian Tidur Bayi

Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama keterjagaan (Perry et all, 2006). Pada dasarnya, tidur dibagi menjadi dua tahapan yaitu non REM (non Rapid Eye Movement) atau biasa disebut tidur tenang dan REM (Rapid Eye Movement) atau biasa disebut tidur aktif. Tidur bagi bayi adalah suatu keharusan seiring dengan pertumbuhan tubuhnya. Para ahli mengatakan, tidur memberi efek yang sangat positif untuk perkembangan bayi karena tidur merupakan salah satu perangsang tumbuh kembang sikecil (Prasetyono, 2013).

Pola tidur bayi berbeda-beda tergantung dari usia bayi tersebut, kecerdasan seorang anak dapat dipengaruhi oleh tidur bayi yang aktif. Ketika tidur aktif aliran darah keotak akan meningkat, pertumbuhan sel-sel otak lebih cepat dan dapat merangsang fungsi-fungsi otak. Semakin bertambahnya usia bayi, maka tidur aktif juga akan berkurang (Prasetyono, 2013).

2. Kualitas Tidur Bayi

Kualitas tidur adalah mutu atau keadaan fisiologis tertentu yang didapatkan selama seseorang tidur, yang memulihkan proses-proses tubuh yang terjadi pada waktu orang itu terbangun. Jika kualitas tidurnya bagus artinya fisiologis tubuh, dalam hal ini sel otak akan pulih kembali seperti semula saat bangun tidur. Bayi dengan tidur yang baik tanpa sering terbangun, pada saat terbangun akan lebih bugar dan tidak gampang rewel. Kualitas tidur yang baik pada bayi tidak hanya mempengaruhi kecerdasan dan

(33)

perkembanganotak bayi, tetapi juga mempengaruhi sikap bayi pada saat bayi sudah terbangun (Wahyuni, 2008 dalam Riadiani, 2010).

Tidur memberikan efek yang sangat positif untuk perkembangan bayi, karena tidur merupakan salah satu stimulasi tumbuh kembang si kecil.Sekitar 75% hormon pertumbuhan dikeluarkan pada saat anak tidur, hormon bertugas merangsang pertumbuhan tulang dan jaringan, serta mengatur metabolisme tubuh, termasuk otak. Hormon pertumbuhan juga memungkinkan tubuh memperbaiki dan memperbarui seluruh sel yang ada ditubuh. Proses pembaruan sel ini akan berlangsung lebih cepat ketika si kecil tidur nyenyak.

Tidur juga menjaga daya tahan tubuh anak dari gangguan infeksi. Jika kurang tidur kadar sel darah putih dalam tubuh akan menurun, sehingga efektifitas sistem daya tahan tubuh juga menurun, anak menjadi mudah sakit dan pertumbuhannya terganggu (Prasetyono, 2012)

Kualitas tidur yang tidak baik akan mengakibatkan gangguan keseimbangan fisiologi dan psikologi pada anak. Dampak fisiologi meliputi penurunan aktifitas sehari-hari dan daya tahan tubuh akan melemah.

Sedangkan dampak psikologis yang biasa terjadi adalah emosi anak lebih labil, cemas, tidak konsentrasi dan menggabungkan pengalamannya lebih rendah (Saputra, 2009 dalam Riadiani, 2010).

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tidur Bayi

Kualitas tidur bayi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti : a. Lingkungan

(34)

21

Keadaan lingkungan yang baik dapat memberikan kenyamanan tersendiri bagi kualitas tidur bayi. Hindarkan bayi dari suara bising pada saat bayi tidur, sebaiknya jangan menggunakan obat pengusir nyamuk karena hal ini dapat membuat bayi sesak saat bernafas. Jangan membiasakan bayi tidur dalam ruangan yang sangat terang, hal ini dapat membuat bayi tidak bisa membedakan antara siang dan malam karena bayi terlalu sering melihat cahaya terang.

b. Latihan fisik

Keletihan aktivitas sehari-hari akan memerlukan lebih banyak waktu tidur, hal ini untuk menjaga keseimbangan energi yang di keluarkan.

Melakukan pemijatan bayi sebelum tidur membuat tubuh bayi menjadi lebih rilek dan mudah merasa ngantuk, sehinga bayi lebih mudah tertidur.

c. Nutrisi

Faktor penting untuk memaksimalkan periode emas pertumbuhan otak adalah terpenuhinya nutrisi dan kecukupan tidur bayi. Asi terbukti mengandung alfa protein yang cukup tinggi, yang merupakan protein halus dan mudah dicerna. Penuhi kebutuhan makan dan minum bayi sebelum tidur, jika bayi merasa belum kenyang akan sulit tidur atau sulit terbangun.

d. Penyakit

(35)

Setiap penyakit yang menimbulkan rasa nyeri dan ketidak nyamanan fisik dapat menyebabkan masalah tidur, contohnya sakit gigi, gangguan pernafasan, dan gangguan saluran pencernaan (Riadiani, 2010).

C. Pijat Bayi

1. Pengertian Pijat Bayi

Touch therapy atau massage (pemijatan) adalah salah satu tekhnik

yang mengkombinasikan manfaat fisik sentuhan manusia dengan manfaat emosional seperti ikatan batin (bounding). Aktivitas pijat menimbulkan kontak antara anak dan orang tua, anak akan merasa tentram dan nyaman karena dampak psikologis dari pemijatan ini adalah menyatakan rasa sayang. Terlebih lagi bila pemijatan dilakukan dengan memberi penghangat sehingga secara fisik badan anak akan terasa hangat, sedangkan secara kejiwaan hubungan anak dengan orang tua bertambah intim (Pratyahara, 2012).

Pijat bayi disebut juga sebagai stimulus touch atau terapi sentuh.

Dikatakan terapi sentuh karena melalui pijat bayi inilah akan terjadi komunikasi yang aman dan nyaman antara ibu dan buah hatinya. Pijat bayi ini sudah dikenal oleh berbagai bangsa dan kebudayaan di dunia ini sejak berabad-abad yang lalu. Pijat bayi berkembang dalam berbagai bentuk jenis gerakan, terapi dan tujuan. Selain sebagai salah satu terapi yang banyak memberikan manfaat, pijat bayi ini juga merupakan salah satu cara pengungkapan kasih sayang antara orang tua dan anak, melalui sentuhan

(36)

23

pada kulit yang berdampak luar biasa pada perkembangan fisik, emosi, dan tumbuh kembang anak (Riksani, 2012).

2. Awal Mula Pijat Bayi

Pijat bayi merupakan tradisi lama yang digali kembali dengan sentuhan ilmu kesehatan dan tinjauan ilmiah yang bersumber dari penelitian-penelitian para ahli neonatologi, saraf, dan psikologis anak.Laporan tertua tentang seni pijat untuk pengobatan tercatat di Papyrus Ebers, yaitu catatan kedokteran pada zaman Mesir kuno. Di India

juga ditemukan tentang seni pengobatan pijat ini dalam kitab Ayur-Veda, buku kedokteran tertua (sekitar 1800 sebelum Masehi) yang menuliskan tentang pijat, diet dan olah raga sebagai penyembuhan utama pada masa itu (Riksani, 2012).

Di Indonesia pijat bayi juga merupakan salah satu jenis pijat yang sudah lama berkembang dan diperhatikan oleh masyarakat.Namun, teknik dan gerakan yang dilakukan paada pijat bayi tradisional tidak disertai dengan adanya penjelasan ilmiah sehingga pijat bayi tradisional diyakini dengan sugesti yang megandung banyak manfaat bagi tubuh bayi (Riksani, 2012).

3. Manfaat Pijat Bayi

Secara umum, berikut ini adalah beberapa manfaat dari pijat bayiadalah :

a. Membantu perkembangan sistem imun tubuh b. Merelaksasikan tubuh bayi

(37)

c. Membantu mengatasi gangguan tidur sehingga bayi dapat tidur dengan nyaman dan nyenyak

d. Menigkatkan proses pertumbuhan bayi e. Menumbuhkan perasaan positif terhadap bayi

f. Mencegah resiko gangguan pencernaan dan serangan kolik lainya g. Memudahkan buang air besar sehingga perut bayi menjadi lega h. Memperlancar peredaran darah serta menambah energi bayi

i. Mempererat ikatan kasih sayang antara bayi dan orang tua. Melalui sentuhan dan pijatan serta adanya kontak mata antara bayi dan orang tua akan menambah kuatnya kontak batin antara keduanya (Riksani, 2012).

4. Waktu Pijat Bayi

Pijat bayi bisa dilakukan segera setelah bayi dilahirkan, atau sesuai dengan keinginan orang tua. Apabila dilakukan pemijatan lebih dini, bayi akan mendapatkan manfaat dan keuntungan yang lebih besar. Hasil yang lebih optimal akan didapat jika pemijatan dilakukan sejak bayi baru lahir secara teratur setiap hari hingga bayi berusia 6-7 bulan, pemijatan bisa dilakukan lebih dari 1 kali dalam sehari. Waktu yang terbaik untuk melakukanya saat bayi dalam keadaan terjaga dengan baik. Hindari saat- saat ketika bayi anda terlihat lapar, kekenyangan, lelah, atau sedang menangis.

Pemijatan dapat dilakukan dalam waktu-waktu berikut ini :

(38)

25

a. Pada pagi hari sebelum mandi, saat orang tua dan anak siap untuk mulaiberaktifitas

b. Pada malam hari, sebelum tidur. Jika bisa dilakukan pada ssat ini, akan membantu tidur bayi lebih nyenyak (Riksani,2012).

5. Hal-hal Yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Pemijatan Bayi

Berikut ini kondisi yang tidak boleh dilakukan saat melakukan pijat bayi:

a. Memijat bayi langsung setelah makan

b. Memijat bayi pada saat kondisi bayi tidak sehat c. Memijat bayi pada saat bayi tidak mau dipijat d. Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi

e. Membangunkan bayi khususnya untuk pemijatan (Riksani, 2012).

6. Persiapan Sebelum Melakukan Pijat bayi

Persiapan sebelum melakukan pijat bayi menurut (Riksani, 2012) adalah:

a. Mencuci tangan

b. Hindari kuku panjang dan perhiasan yang bisa menggores kulit bayi c. Ruangan untuk memijat usahakan hangat dan tidak pengap

d. Bayi tidak dalam keadaan lapar

e. Usahakan bayi tidak diganggu dalam waktu 15 menit untuk melalukan pemijatan

f. Ibu atau ayah duduk dalam posisi nyaman

g. Baringkan bayi diatas kain rata yang lembut dan bersih

h. Siapkan handuk, popok, baju ganti dan minyak, lotion atau baby oil

(39)

i. Sebelum memijat, mintalah izin kepada bayi dengan cara membelai diwajahnya sambil mengajak bicara

j. Gunakan minyak ketika memijat untuk menghindari luka akibat gesekan yang dapat terjadi karena kontak dengan kulit. Minyak yang cocok adalah minyak zaitun, miyak telon atau baby oil. Jangan menggunakan minyak aroma terapi karena terlalu keras untuk kulit bayi.

7. Perkembangan Bayi Untuk Proses Pemijatan Bayi

Dalam gerakan pemijatan sebaiknya dilakukan sesuai dengan perkembangan usia bayi. Berikut ini adalah fase-fase perkembangan untuk proses pemijatanbayi:

a. Usia bayi usia 0-1 bulan, bayi cukup dipijat dengan gerakan halus seperti mengusap-usap

b. Usia bayi 1-3 bulan, dilakukan gerakan halus sambil sedikit memberikan tekanan ringan dalam waktu yang singkat

c. Usia bayi >3 bulan, gerakan tekanan pemijatan semakin meningkat (Riksani, 2012).

8. Urutan Pemijatan Bayi a. Kaki

1) Perahan cara India

a) Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang soft ball

(40)

27

b) Gerakan tangan kebawah secara bergantian, seperti gerakan memerah susu.

2) Peras dan putar

a) Pegang kaki bayi pada pangkal paha dan kedua tangan secara bersamaan

b) Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal paha kearah mata kaki.

3) Telapak kaki

Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian,dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari diseluruh telapak kaki.

4) Tarikan lembut jari

Pijatlah jari-jarinya satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki, diakhiri dengan tarikan kasih yang lembut pada tiap ujung jari.

5) Gerakan peregangan (strecth)

a) Dengan mempergunakan sisi jari-jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas jari-jari kearah tumit, kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari kearah tumit

b) Dengan jari tangan lain regangkan dengan lembut punggung kakipada daerah pangkal kakikerah tumit.

(41)

6) Titik tekanan

Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan diseluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit kearah jari-jari.

7) Punggung kaki

Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah punggung kaki dari pergelangan punggung kaki kearah jari-jari.

8) Peras dan putar pergelangan kaki

Buatlah pergerakan seperti memeras dengan mempergunakan ibu jari dan jari-jari lainnya dipergelangan kaki bayi.

9) Perahan cara swedia

Peganglah pergelangan kaki bayi anda, gerakkan tangan anda secara bergantian dari pergelangan kaki kepangkal paha bayi.

10) Gerakan menggulung

a) Pegang pangkal paha dengan kedua tangan

b) Buatlah gerakan menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan kaki.

11) Gerakan akhir

a) Rapatkan kedua kaki bayi, letakkan kedua tangan anda secara bersamaan pada pantat dan pangkal paha bayi

(42)

29

b) Usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut dari paha kearah pergelangan kaki.

b. Perut

1) Mengayuh sepeda

Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh sepeda, dari atas kebawah perut bergantian kanan dan kiri.

2) Mengayuh sepeda dan kaki diangkat

a) Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan b) Denagn tangan yang lain, pijat perut bayi dari perut

bagian atas sampai kejari-jari kaki 3) Ibu jari

a) Letakan ibu jari d isamping kanan kiri pusar perut b) Gerakan kedua ibu jari ke arah tepi perut kana kiri.

4) Bulan - Matahari

a) Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian kembali kanan bawah (seolah membentuk gambar matahari) ulangi beberapa kali

b) Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran yang dimulai dari bagian kanan bawah perut sampai bagian kiri perut bayi (seolah

(43)

membentuk gambaran bulan), kemudian lakukan gerakan ini bersama-sama.

5) Gerakan I Love You

I : Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk huruf “I”

LOVE : Pijat perut bayi membentuk huruf “L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah

YOU : Pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian ke kiri bawah.

6) Gelembung atau jari-jari berjalan

a) Letakan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan

b) Gerkan jari-jari pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian perut bayi guna meluarkan gelembung- gelembung udara.

c. Dada

1) Jantung besar

a) Buatlah gerakan yang meggambargan jantung dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan anda ditengan dada bayi atau ulu hati.

(44)

31

b) Buat gerakan keatas sampai bawah leher, kemudian kesamping di atas tulang selangka, lalu kebawah membentuk bentuk jantung, dan kemudian kembali ke ulu hati.

2) Kupu-kupu

Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu, dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari tengah dada atau ulu hati ke arah bahu kanan, dan kembali ke ulu hati. Gerakkan tangan kiri dan kembali ke ulu hati.

d. Tangan

1) Memijat ketiak (armpits)

Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas kebawah.Perlu diingat, kalau terdapat pembengkakan kelenjar di daerah ketiak sebaiknya gerakan ini tidak dilakukan.

2) Perahan cara India

Arah perahan cara India ialah pijatan yang menjauhi tubuh. Guna cara pemijatan ini adalah untuk relakasi kanan atau melemaskan otot.

a) Peganglah lengan bayi bagian pundakdengan tangan seperti memegang pemukul soft ball, tangan kiri memegang pergelangan bayi.

(45)

b) Gerakkan tangan kanan mulai dari bagian pundak kearah pergelangan tangan, kemudian gerakkan tangan kiri dari pundak kearah pergelangan tangan

c) Demikian seterusnya, gerakkan tangan kanan dan kiri kebawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah memeras susu sapi.

3) Peras dan putar (squeeze and twist)

Cara lain adalah dengan menggunkan kedus tangan secara bersamaan. Peras dan putar tangan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke pergelangan tangan.

4) Membuka tangan

Pijat telaak tangan kedua ibu jari, dari pergelangan tangan ke arah jari-jari.

5) Putar jari-jari

Pijatlah dengan lembut jari bayi satu persatu menuju arah ujung jari dengan gerakan memutar, kemudian akhirilah gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung jari-jari bayi anda.

6) Punggung tangan

Letakkan tangan bayi diantara kedua tangan anda, usap punggung tangannya dari pergelangan tangan kearah jari- jari dengan lembut.

(46)

33

7) Peras dan putar pergelangan tangan (wrist circle)

Peraslah sekeliling pergelangan tangan bayi anda dengan ibu jari dan jari telunjuk.

8) Perahan cara swedia

Arah pemijatan dengan cara swedia adalah dari pergelangan tangan ke arah badan, pijatan ini digunakan untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru-paru.

a) Gerakan tangan kanan dan kiri anda secara bergatian mulai dari pergelangan tangan bayi ke arah pundak b) Lanjutkan dengan piajtan dari pergelangan kiri bayi ke

arah pundak.

9) Gerakan menggulung

a) Peganglah lengan bagian atas atau bahu dengan kedua telapak tangan

a) Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju ke arah pergelangan tangan atua jar-jari.

e. Muka

Umumnya tidak diperlukan minyak untuk daerah muka 1). Dahi : Menyetrika dahi (open book)

a) Letakan jari-jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi bayi

b) Tekan jari-jari anda dengan lembut, mulai dari tengah dahi kemudian keluar kesamping kanan dan kekiri seolah

(47)

melakukan gerakan menyetrika dahi atau membuka lembaran buku

c) Gerakan ke bawah ke derah pelipis, buatlah lingkaran- lingkaran kecil di daerah pelipis, kemudian gerakan ke dalam melalui daerah pipi di bawah mata.

2). Alis : Menyetrika alis

a) Letakan kedua ibu jari anda pada pertengahan alis

b) Gunakan kdua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis mata dan di atas kelopak mata, mulai dari tengah kesamping seolah menyetrika alis

3). Hidung : Senyum I

a) Letakan kedua ibu jari anda pada prtengahan alis

b) Tekankan ibu jari anda dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan kesamping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum.

4). Mulut bagian atas : Senyum II

a) Letakan kedua ibu jari anda di atas mulut di bawah sekat hidung

b) Gerakan kedua ibu jari anda dari tengah kesamping dan ke atas ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum.

5). Mulut bagian bawah : Senyum III

a) Letakan kedua ibu jari anda di tengah dagu

(48)

35

b) Tekankan kedua ibu jari anda pada dagu bayi dengan melakukan gerakan dari tengah kesamping. Kemudian ke atas ke arah pipi seolah-olah membuat bayi tersenyum.

6). Lingkaran kecil di rahang (small chircles around jaw)

Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah rahang bayi.

7). Belakang telinga

a) Dengan mempergunakan ujung-ujung jari, berikan tekanan lembut pada daerah belakang telinga kanan dan kiri bayi anda b) Kemudian gerakkan ke arah pertengahan dagu di bawah

dagu.

f. Punggung

1). Gerakan maju mundur (kursi goyang)

a) Tengkurapkanbayi anda melintang di depan anda dengan kepala berada disebelah kiri dan kaki di sebelah kanan anda b) Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju

mundur menggunakan kedua telapak tangan anda, kemudian pijatlah bawah leher bayi sampai ke pantat bayi, lalu kembali lagi ke leher.

2). Gerakan menyetrika

Pegang pantat bayi dengan tangan kanan.Dengan tangan kiri, pijatlah mulai darileher kebawah sampai bertemu dengan

(49)

tangan kanan yang menahan pantat bayi seolah menyetrika punggung.

3). Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki

Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini tangan kanan memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki bayi.

4). Gerakan melingkar

a) Dengan menggunakan jari-jari kedua tangan anda, buatlah gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil mulai dari batas tengkuk kemudian turun kebawah disebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai ke pantat bayi

b) Kemudian mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil didaerah leher, dan lingkaran yang lebih besar di daerah pantat.

5). Gerakan menggaruk

Dalam posisi tengkurap tekankan dengan lembut kelima jari-jari tangan anda pada punggung bayi.Selanjutnya, buatlah gerakan menggaruk kebawah memanjang sampai kepantat bayi (Riksani, 2012).

(50)

37

D. Kerangka teori

Gambar 2.1. Kerangka Teori

E. Kerangka Konsep

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

Gangguan pola tidur Pemberian terapi pijat bayi Infeksi saluran pernafasan

akut : proses inflasi yang disebabkan oleh virus, bakteri, mikroplasma, atau

aspirasi subtansi asing, yang melibatkan semua bagian saluran pernapasan bawah (termasuk jaringan

paru-paru)

Gangguan pola tidur Ketidaka efektifan

bersihan jalan nafas Mengakibatkan peningkatan produksi

sekret

Kualitas tidur meningkat Kualitas tidur bayi

meningkat Terapi pijat bayi

(51)

38 BAB III

METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subjek Aplikasi Riset

Subjek aplikasi riset ini adalah pemberian terapi pijat terhadap kualitas tidur bayi usia 3 bulan 29 hari pada asuhan keperawatan An. N dengan Infeksi Saluran Penafasan Akut diruang Melati RSUD Karanganyar.

B. Tempat dan Waktu 1. Tempat

Pengelolaan aplikasi tindakan terapi pijat bayi dilakukan diruang Melati RSUD Karanganyar

2. Waktu

Pengelolaan aplikasi tindakan dilakukan pada tanggal 13-15 Maret 2015.

C. Media dan Alat yang digunakan 1. Alas yang empuk dan lembut

2. Handuk atau lap, popok dan baju ganti 3. Minyak untuk memijat

4. Air hangat dan waslap.

(52)

39

D. Prosedur Tindakan

Table 3.1

Prosedur tindakan pijat bayi

No Aspek Yang Dinilai

A. Fase Orientasi 1. Mengucapkan salam 2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan tujuan 4. Menjelaskan prosedur

5. Menanyakan kesiapan pasien B. Fase Kerja

1. Mencuci tangan dengan benar 2. Mengatur posisi klien

3. Memasang perlak atau alas 4. Membuka pakaian klien

5. Tuangkan minyak pada telapak tangan usapkan secara lembut pertama pada kaki dengan perahan cara india, peras dan putar, telapak kaki dengan dua ibu jari, jari kaki, peregangan, titik tekanan, memijat punggung kaki, peras dan putar pergelangan kaki, perahan cara swedia, gerakan menggulung, gerakan mengusap kedua kaki.

6. Pada bagian perut dengan seperti menggayuh sepeda, menggayuh sepeda dengan kaki di angkat, ibu jari kesamping, gerakan bulan matahari, gerakan pijat I love u, jari-jari berjalan.

7. Bagiann dada dengan jantung besar, gerakan kupu-kupu.

8. Tangan memijat ketiak, perahan cara india, peras dan putar, membuka tangan, putar jari-jari, punggung tangan, peras dan putar pergelangan tangan, perahan cara swedia, gerakan menggulung.

(53)

9. Wajah pertama pada dahi, alis, hidung, mulut bagian atas, mulut bagian bawah, membuat lingkaran kecil pada rahang, belakang telinga.

10. Bagian punggung gerakan seperti korsi goyang, gerakan menyetrika, gerakan kombinasi, gerakan melingkar, gerakan menggaruk.

11. Mengelap klien dengan air hangat 12. Mengusap klien dengan handuk 13. Memakaikan pakaian klien 14. Merapikan alat

15. Mencuci tangan C. Fase Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan

2. Menyampaikan rencana tindak lanjut 3. Berpamitan

E. Alat Ukur

Menurut Minarti (2012) bahwa untuk mengevaluasi kualitas tidur anak menggunakan alat ukur evaluasi dilakukan dengan cara observasi dan wawancara terstruktur menggunakan kuisioner kualitas tidur anak yang diadopsi dari A Brief Screening Qustionarre (BISQ)

Tabel 3.2

Alat ukur A Brief Screening Qustionarre (BISQ)

No

Ukuran tidur 3

Tidak masalah

2 Masalah

kecil 1 Masalah

berat 1. Durasi tidur malam

(Jam 19.00-07.00 WIB) ( ) ( ) ( )

2. Durasi tidur siang ( ) ( ) ( )

(54)

41

(Jam 07.00-19.00 WIB)

3. Jumlah terbangun saat tidur malam (Mulai jam 22.00-06.00 WIB lebih dari 3 kali dan lama terbangun lebih dari 1 jam )

( ) ( ) ( )

4. Tidur tepat waktu malam hari

(Tepat waktu pada saat mau tidur malam dengan hari-hari sebelumnya)

( ) ( ) ( ) 5. Durasi terjaga selama jam malam

(Jumlah jam terbangun) ( ) ( ) ( )

Keterangan

1. Durasi tidur malam (Jam 19.00-07.00 WIB)

a. Masalah berat : tidur kurang dari 3 jam semalam b. Masalah ringan : tidur 6 jam semalam

c. Tidak masalah : tidur 9 jam semalam 2. Durasi tidur siang (Jam 07.00-19.00 WIB)

a. Masalah berat : tidur kurang dari 2 jam b. Masalah ringan : tidur 2 jam

c. Tidak masalah : tidur siang 4 jam

3. Jumlah terbangun saat tidur malam (Mulai jam 22.00-06.00 WIB lebih dari 3 kali dan lama terbangun lebih dari 1 jam )

a. Masalah berat : terbangun lebih dari 3 kali dan lama terbangun lebih dari 1 jam

b. Masalah ringan : terbangun kurang dari 3 kali dan lama terbangun kurang dari 1 jam

c. Tidak masalah : Terbangun kurang dari 2 kali

4. Tidur tepat waktu malam hari (Tepat waktu pada saat mau tidur malam dengan hari-hari sebelumnya)

(55)

a. Masalah berat : tidur tidak tepat waktu dan selisih lebih dari 3 jam b. Masalah ringan : tidur tidak tepat waktu dan selisih kurang dari 1

jam

c. Tidak masah : Tepat waktu pada saat mau tidur malam dengan hari-hari sebelumnya

5. Durasi terjaga selama jam malam (Jumlah jam terbangun) a. Masalah berat : bisa tidur lagi setelah lebih dari 3 jam b. Masalah ringan : bisa tidur lagi setelah kurang dari 2 jam c. Tidak masalah : bisa tidur lagi lgi kurang dari 1 jam

(56)

43 BAB IV LAPORAN KASUS

Bab IV ini laporan kasus “Pemberian Terapi Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi Pada Asuhan Keperawatan An. N dengan Infeksi Saluran Pernafasan Atas Di Ruang Melati RSUD Karanganyar”. Pengkajian ini dilakukan penulis pada hari Jumat, 13 Maret 2015 jam 08.30 WIB.

A. Identitas Klien

Nama An. N, umur 3 bulan 29 hari, jenis kelamin laki-laki, pasien tinggal bersama kedua orang tuanya Ny. P dan Tn. J beralamat di Sido Mulyo, Taman Sari, Kerjo, Karanganyar. Ny. P berumur 30 tahun dan Tn. J berumur 32 tahun, An. N masuk di RSUD Karanganyar pada tanggal 13 Maret 2015 dan menurut diagnosa dokter An. N menderita penyakit ISPA. Penanggung jawab An. N adalah Tn. J yang merupakan ayah dari An. N pendidikan terakir sampai dengan SD dan sekarang Tn. J bekerja sebagai wiraswasta.

B. Pengkajian

Alasan An. N masuk rumah sakit, Ny. P mengatakan An. N panas, batuk berdahak, dan pilek. An. N rewel pada kamis malam tanggal 12 maret 2015 pada jam 23.00 WIB, kemudian An. N di bawa ke rumah sakit RSUD Karanganyar pada hari jumat tanggal 13 maret 2015 pada jam 04.20 WIB.

Diruang IGD diperiksa suhu 39°C, nadi 120x permenit, pernafasan 35x

(57)

permenit kemudian diberi infus RL 20 tpm, di extermitas kiri bawah, injeksi sanpicilin 3x200 gram, norages 50 gram, sirup ottopan 3x½ cth kemudian dibawa ke ruang Melati RSUD Karanganyar. Keluhan utama pasien sekarang, Ny. P mengatakan An. N demam, batuk berdahak, dan pilek. Riwayat penyakit dahulu, keluarga mengatakan An. N belum pernah mengalami penyakit seperti ini, An. N juga tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat maupun makanan.

Imunisasi, Ny. P mengatakan pasien sudah mendapatkan imunisasi Hepatitis Combo, BCG, DPT1, DPT2. Riwayat kesehatan keluarga, Ny. P mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti Diabetes Militus, Hipertensi, dll.

Pertumbuhan dan perkembangan, Ny. P mengatakan berat badan An. N saat lahir 3,1 kg, Antropometri berat badan An. N sebelum sakit 6,7 kg, berat badan selama sakit 6,5 kg, panjang badan 65 cm, lingkar kepala 39 cm, lingkar dada 45 cm, lingkar lengan 15 cm. Pola istirahat dan tidur Ny. P mengatakan anak tidur siang dan malam ±14-15 jam, selama sakit An. N tidurnya sebentar- sebentar bangun, tidur siang tidak nyenyak dan rewel. Nilai BISQ durasi tidur malam (1), durasi tidur siang (1), jumlah terbangun saat tidur malam (1), tidur tepat waktu malam hari (1), durasi terjaga selama jam malam (1).

(58)

45

Tabel 4.1

Pengkajian kualitas tidur

Ukuran tidur 3

Tidak masalah

2 Masalah

kecil 1 Masalah

berat

6. Durasi tidur malam ( ) ( ) ( √ )

7. Durasi tidur siang ( ) ( ) ( √ )

8. Jumlah terbangun saat tidur malam ( ) ( ) ( √ ) 9. Tidur tepat waktu malam hari ( ) ( ) ( √ ) 10. Durasi terjaga selama jam malam ( ) ( ) ( √ )

Status nutrisi dan cairan pasien, sebelum sakit Ny. P mengatakan An.

N minum kuat, jenis ASI, frekuensi sering, tidak ada keluhan, selama sakit Ny.

P mengatakan An. N minum ASI kuat, frekuensi sering, tidak ada keluhan. Pola eliminasi pasien, Ny. P mengatakan sebelum sakit An. N BAK 8-10 kali sehari, warna kuning jernih, bau khas amoniak, tidak ada keluhan. BAB frekuensi satu hari dua kali, konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan, berbau khas, tidak ada keluhan.

Pemeriksaan fisik, pada pemeriksaan fisik An. N didapatkan hasil keadaan umum pasien baik, kesadaran pasien tampak rewel composmentis (sadar penuh) dan setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan suhu 38,4°C, nadi 120x permenit, pernafasan 35x permenit. Data subyektif yang diperoleh, Ny. P mengatakan An. N panas, batuk berdahak, pilek, rewel, dan susah tidur. Data obyektif yang diperoleh, pasien tampak batuk berdahak, pilek, pernafasan 35x permenit terdengar suara ronki, pasien tampak rewel, dan terlihat pucat.

(59)

Pada pemeriksaan sistematis yang dilakukan pada An. N dari pemeriksaan head to toe didapatkan hasil sebagai berikut, kepala An. N berbentuk mesocepal, kondisi rambut dan kulit bersih, warna hitam. Pada pemeriksaan mata sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, pupil isokor.

Pada pemeriksaan telinga, kebersihan bersih tidak ada serumen, kesimetrisan simetris kanan dan kiri sama, ketajaman pendengaran tidak ada gangguan pendengaran. Pada pemeriksaan hidung, letak simetris, septum tidak ada septum deviasi. Pemeriksaan mulut warna bibir merah muda, membran mukosa kering. Pemeriksaan leher, bentuk leher simetris, tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada distensi vena leher. Pemeriksaan dada, pada pemeriksaan paru-paru ekspansi dada kanan dan kiri sama, bentuk dada simetris, pada pemeriksaan perkusi dada terdengar sonor, auskultasi dada terdengar suara ronki.

Pada pemeriksaan inspeksi jantung ictus cordis tidak tampak, pemeriksaan palpasi jantung ictus cordis tidak teraba, pada pemeriksaan perkusi jantung berbunyi pekak, ICS II kiri atas jantung, ICS V batas bawah jantung, ICS IV kanan (dekat sternum) batas kanan jantung, dan ICS kiri (sejajar tangan lengan) batas kiri jantung, pemeriksaan auskultasi bunyi jantung I-II murni. Pada pemeriksaan abdomen, inspeksi tidak ada jejas atau luka, bentuk datar, terdapat umbilicus. Auskultasi bising ususs 6x/menit, perkusi berbunyi timpani, palpasi tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, tidak ada distensi atau tekanan.

Pada pemeriksaan genetalia bersih, tidak terpasang DC (dower cateter).

Pada pemeriksaan anus bersih tidak terjadi kemerahan. Pemeriksaan

(60)

47

ekstermitas atas, kekuatan otot ka/ki 5/5, perubahan bentuk tulang tidak ada deformatis tulang, tapilari refile < 2 detik, perabaan akral hangat, tidak ada oedema. Pada pemeriksaan ekstermitas bawah, kekuatan otot ka/ki 5/2,

perubahan tulang tidak ada deformatis tulang, tapilari refile < 2 detik, tidak ada odema, inful kiri. Pada pemeriksaa integument tidak elastis, kering.

Hasil pemeriksaan laboratorium dan data penunjang pada tanggal 13 Maret 2015 didapatkan hasil : hemoglobin 11,9 dengan satuan 9/dL, normalnya 14,00-18,00. Hemotokrit 33,5 dengan satuan %, normalnya 35,00-50,00.

Leukosit 10,24 dengan satuan 10ˆ3uL, normalnya 5-10. Trombosit 367, dengan satuan 10ˆ3/uL, normalnya 150-300. Eritrosit 4,65, dengan satuan 10ˆ3/uL, normalnya 4,50-12,00. MPV 8,9 dengan satuan fL, nilai normalnya 6,5-12,00.

PDW 16,1 degan satuan fL, normalnya 9,5-17,00. MCV 82,6 dengan satuan fL, normalnya 82,0-92,0. MCH 29,4 dengan satuan pg, nilai normalnya 27,0- 31,0. MCHC 35,6 dengan satuan 9/dL, normalnya 32,0-37,0. Grans % 50,8 dengan satuan %, normalnya 50,0-70,0. Lomfosit 40,0 dengan satuan %, nilai normalnya 25,0-40,0. Monosit 6,9 dengan satuan %, nilai normalnya 3,0-9,0.

Eosinofil 0,9 dengan satuan %, nilai normalnya 0,5-5,0. Basofil 1,4 dengan satuan %, nilai normalnya 0,0-1,0.

Terapi yang diperoleh An. N selama di Rumah sakit RSUD Karanganyar adalah infus RL 16 tpm golangan larutan elektrolit dan nutrisi, berfungsi untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi.

Injeksi sanpisilin 3x200 gram golongan antimikroba, berfungsi sebagai infeksi saluran kemih, saluran nafas, saluran cerna, dan saluran empedu yang

(61)

disebabkan kuman gram positif dan negativ. Injeksi gentamisin 2x20 mg golongan antimikroba, antibakteri, aminukglukosida berfungsi sebagai septikimia, ISK, infeksi saluran nafas, meningitis. Sirup ottopan 3x½ cth golongan antipiretik berungsi meringankan demam, sakit gigi, sakit kepala, antritis, reomatik. Sirup ambroxol 3x½ cth golongan mukolitik dan ekspektoran berfungsi untuk penyakit saluran nafas akut dan kronik yang disertai sekresi bronchial yang abnormal.

C. Daftar Perumusan Diagnosa Keperawatan

Dari pengkajian dan observasi yang diperoleh dari An. N pada tanggal 13 maret 2015 jam 08.30 WIB penulis melakukan analisa data dan kemudian merumuskan diagnosa keperawatan ditandai dengan data subyektif ibu mengatakan anak batuk berdahak dan pilek. Data obyektif anak tampak batuk berdahak, pilek, terdengar suara ronki, pernafasan 35x permenit, dan terlihat rewel. Diagnosa yang muncul bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi secret.

Jam 09.00 WIB masalah keperawatan kedua adalah hipertermi berhubungan dengan proses perjalanan penyakit yang ditandai dengan data subyektif ibu mengatakan anak demam. Data obyektif yang diperoleh anak tampak rewel, suhu tubuh 38,4°C, anak tampak digendong, mukosa bibir kering, minum ASI. Jam 09.15 WIB masalah keperwatan ketiga adalah gangguan pola tidur berhubungan dengan proses infeksi yang ditandai dengan data subyektif ibu mengatakan anak susah tidur dan rewel. Data obyektif yang

(62)

49

diperoleh anak terlihat pucat, tampak rewel, dan digendong oleh ibunya, tidurnya sebentar-sebentar bangun, tidur siang tidak nyenyak.

D. Perencanaan

Tanggal 13 maret 2015 jam 08.30 WIB tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan bersihan jalan nafas efektif dengan kriteria hasil jalan nafas paten dengan nafas bersih, pernafasan normal, suara paru vasekuler. Intervensi pantau tanda-tanda vital, rasional untuk mengetahui status kesehatan. Berikan terapi dada, rasional untuk mengeluarkan secret. Kolaborasi dengan tim dokter, rasional mempercepat proses penyembuhan.

Diagnosa kedua Jam 09.00 WIB tujuannya setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan suhu tubuh menurun dengan kriteria hasil tanda-tanda vital normal, anak tidak rewel. Intervensi pantau tanda-tanda vital pasien, rasional untuk mengetahui status kesehatan pasien. Berikan kompres hangat, rasional untuk menurunkan panas. Anjurkan memakai pakaian tipis, rasional untuk menyerap keringat. Kolaborasi dengan dokter pemberian antipiretik, rasional mempercepat proses penyembuhan.

Diagnosa ketiga jam 09.15 WIB tujuannya setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan gangguan pola tidur dapat teratasi dengan kriteria hasil pasien dapat tidur sesuai kebutuhan ±14-15 jam perhari, nilai BISQ Nilai BISQ durasi tidur malam (3), durasi tidur siang (3), jumlah terbangun saat tidur malam (3), tidur tepat waktu malam hari (3), durasi terjaga

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Teori

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

bahwa untuk memenuhi maksud tersebut pada huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung tentang Pembebasan Bea Balik Nama Kendaraan

Sumber data yang digunakan dalam kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor adalah data output barang dari industri domestik (dari Subdit Neraca Barang dan

Hasil pengamatan dari Pelaksanaan Pelayanan Pajak Atas Tanah dan Bangunan di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Madiun yaitu prosesnyadimulai dari wajib pajak

bahwa dalam rangka kerja sama transmigrasi tahun 2012 sebagaimana butir 2, telah disampaikan surat Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta kepada Bupati

Hasil pengolahan terhadap kuesioner matriks perbandingan berpasangan AHP rasio produktivitas personel keltian menunjukkan bahwa rasio produktivitas publikasi ilmiah

“EFISIENSI ALAT JARTEST PADA MOTOR PENGADUK DAN ANALISIS PENGARUH DOSIS TAWAS TERHADAP KEKERUHAN.. DI

informasi dari setiap tempat wisata di Berastagi serta sarana dan prasarana yang.. mendukung aktivitas tempat wisata

Modifikasi Antena Televisi Jenis Yagi Sebagai Penguat Sinyal Modem Menggunakan Sistem Induksi.. Antena; Prinsip &amp;