ii IKHTISAR EKSEKUTIF
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso adalah rumah sakit sebagai pusat rujukan penyakit infeksi dan pusat kajian penyakit infeksi.
Dalam penyusunan laporan tahun 2013 mengacu hasil kinerja kegiatan dalam pelayanan di rumah sakit secara menyeluruh. Hasil kinerja dapat terperinci sebagai berikut :
Sumber Daya Manusia yang ada untuk pendukung program dan kegiatan sebesar 508 tenaga PNS dan 110 tenaga honorer.
Total Keseluruhan BMN keadaan tanggal 31 Desember 2013 sebanyak Rp. 163.385.738.657,-
Sumber dana anggaran untuk mendukung program kegiatan RSPI-SS yang ada dalam DIPA sebesar Rp. 101.729.231.000 dengan besar penyerapan Rp.97.153.901.009,- (95,50 %).
Pendapatan tahun 2013 sebesar Rp.33.368.432.200,- (128%) dengan target capaian pendapatan sebesar Rp. 26.000.000,-
Kinerja mutu RSPI-SS tahun 2013 BOR 48 % , LOS 6 hari, TOI 6 hari, BTO 32 kali. Dari hasil tersebut perlu penanganan khusus untuk mencapai standar ideal pengukuran kinerja rumah sakit.
Program unggulan BUK, Gerakan Indonesia Berseri telah dilaksanakan di RSPI-SS namun tahun 2013 belum ada penilaian dan mendapat PROPER BIRU, Customer Care, Call Center dan SPGDT telah dilaksanakan juga.
Program untuk layanan unggulan RSPI-SS yaitu Gerakan Indonesia Berseri, Proper lingkungan warna biru, Pokja HIV, Ruang Isolasi Ketat, MDR-TB.
Realisasi Standar Pelayanan Minimal sebesar 80 % Realisasi Key Performance Indicator sebesar 66,67 %
Dari standar penilaian melalui indikator BLU (Indikator keuangan, Indikator pelayananan operasional, Indikator Mutu Manfaat), RSPI-SS dikategorikan SEHAT (AA) dengan nilai 80,25
iii KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Hidayah Nya, penyusunan dokumen “Laporan Tahunan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof.
Dr. Sulianti Saroso Tahun 2013”, dapat diselesaikan oleh Tim Penyusun.
Laporan Tahunan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, merupakan dokumen yang memuat hasil kerja berbagai program dari seluruh kegiatan Direktorat yang ada dalam struktur organisasi Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso pada Tahun 2013.
Laporan Tahunan ini menjadi salah satu pedoman/acuan dalam menyusun rencana kegiatan seluruh Direktorat dan seluruh unit kerja tahun berikutnya yang ada di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso.
Proses penyusunan Laporan Tahun 2013 Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, telah melibatkan seluruh komponen unit kerja yang terkait. Namun permasalahan validasi data oleh berbagai unit kerja terkait dan belum disiplin penyampaian laporan menjadi salah satu kendala signifikan dalam proses penyusunan Laporan ini. Oleh sebab itu masih banyak ditemukan kekurangan-lengkapan serta kekurang-akuratan data dalam dokumen ini. Salah satu solusi mengenai kendala ini, adalah dengan mengoptimalisasikan SIM –RS dengan data manual yang dilakukan administrasi masing-masing unit, agar ke depan data yang diperoleh dapat memenuhi kebutuhan penyusunan pelaporan, evaluasi, dan perencanaan kegiatan selanjutnya..
Masih banyak kekurangan dalam susunan dokumen Laporan Tahunan ini. Semoga Laporan Tahunan berikutnya, dapat tersaji dengan lebih baik dan lebih sempurna. Akhir kata, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang berperan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan dokumen “LaporanTahunan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2013” ini. Semoga dokumen ini bermanfaat.
Jakarta, Januari 2013 Direktur Utama
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso
iv NIP : 19550606 198210 2 001
DAFTAR ISI
COVER ... . i
RINGKASAN EKSEKUTIF... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GRAFIK ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Maksud & Tujuan Laporan ... 1
1.3 Ruang Lingkup Laporan ... 2
BAB II ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN 2.1 Hambatan Tahun Lalu ... 4
2.2 Kelembagaan ... 13
2.3. Sumber Daya ... 19
a. Sumber daya manusia... 19
b. Sarana dan prasarana... 22
c. Dana ... 25
BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 2.1 Dasar Hukum ... 26
2.2 Tujuan, Sasaran dan Indikator ... 26
a. Indikator kinerja BLU... 27
b. Key performance indicators (KPI)... 30
c. Standar pelayanan minimal (SPM) ... 32
d. Penetapan kinerja ... 36
BAB IV STRATEGI PELAKSANAAN 4.1. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran ... 38
4.2. Hambatan dalam Pelaksanaan Strategi ... 40
v BAB V HASIL KERJA
5.1. Pencapaian Target Kinerja ... 44
a. Pencapaian target kegiatan dan pendapatan ... 44
b. Indikator BLU ... 129
c. Standar pelayanan minimal Rumah Sakit (SPM) ... 132
d. KPI (Key performance indicators (KPI) ... 137
e. Promotif Preventif ... 144
f. Layanan unggulan ... 145
5.2. Realisasi Anggaran ... 157
5.3. Upaya untuk meraih WTP dan Reformasi Birokrasi ... 161
BAB VI PENUTUP... 164
vi
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Jumlah PNS menurut jabatan 21
Tabel 2.2 Daftar gedung, halaman dan jalan 22
Tabel 2.3 Trasportasi dan Alat Komunikasi 23
Tabel 2.4 Anggaran Tahun 2013 Berdasarkan Sumber Dana 25
Tabel 3.1 Indikator Aspek Keuangan 27
Tabel 3.2 Indikator Aspek Pelayanan 28
Tabel 3.3 Key Performance Indicators (KPI) 30
Tabel 3.4 Standar Pelayanan Minimal 32
Tabel 3.5 Rencana Penetapan Kinerja (TAPJA) 36
Tabel 5.1 Kegiatan Instalasi Sanitasi dan Kebersihan Lingkungan
53
Tabel 5.2 Kegiatan CSSD 54
Tabel 5.3 Kegiatan Laundry 55
Tabel 5.4 Jenis Pengadaan Barang dan Jasa Berdasarkan Sumber Anggaran
59
Tabel 5.5 Hasil kinerja Instalasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
60
Tabel 5.6 10 besar penyakit rawat inap 69
Tabel 5.7 Index dan kategori kuesioner survey kepuasan pasien
76
vii
Tabel 5.9 10 besar penyakit rawat jalan 82
Tabel 5.10 Kegiatan Instalasi Gizi Dapur 104
Tabel 5.11 Pengkajian/penelitian internal 110
Tabel 5.12 Penelitian eksternal (kerja sama) 113
Tabel 5.13 Penguatan kapasitas SDM 117
Tabel 5.14 Pencapaian indikator rekam medis 121 Tabel 5.15 Realisasi indikator aspek keuangan 129 Tabel 5.16 Realisasi indikator aspek pelayanan 130 Tabel 5.17 Realisasi standar pelayanan minimal 132
Tabel 5.18 Pencapaian tujuan dan sasaran 137
Tabel 5.19 Realisasi anggaran menurut jenis belanja 137 Tabel 5.20 Pencapaian strategi dan langkah-langkah meraih
WTP
viii
DAFTAR GRAFIK
Hal
Grafik 2.1 Persentase PNS Berdasarkan Jenis Kelamin 19
Grafik 2.2 Jumlah PNS Berdasarkan Pendidikan 19
Grafik 2.3 Persentase PNS Berdasarkan Golongan 20 Grafik 2.4 Jumlah PNS Berdasarkan Jenis Ketenagaan 20 Grafik 5.1 Kegiatan Instalasi Pemulasaraan Jenazah 56
Grafik 5.2 Total Haper IRNA 70
Grafik 5.3 Haper Ruangan IRNA 70
Grafik 5.4 Haper IRNA Berdasarkan Kelas 71
Grafik 5.5 Haper IRNA Berdasarkan Cara Bayar 71
Grafik 5.6 Pertumbuhan IRNA 72
Grafik 5.7 BOR IRNA 72
Grafik 5.8 AvLOS IRNA 73
Grafik 5.9 TOI IRNA 73
Grafik 5.10 BTO IRNA 74
Grafik 5.11 NDR IRNA 74
Grafik 5.12 Angka Pasien Rawat Inap Yang Dirujuk 75 Grafik 5.13 Kasus Infeksi Nososkomial di IRNA 75 Grafik 5.14 Distribusi Responden Berdasarkan Kelas 77
ix Grafik 5.15 Distribusi Responden Berdasarkan Ruang 77 Grafik 5.16 Index Kepuasan Pasien Berdasar Ruang & kelas 77
Grafik 5.17 Total Haper ICU 78
Grafik 5.18 Haper ICU Berdasarkan Cara Bayar 79
Grafik 5.19 Pertumbuhan ICU 80
Grafik 5.20 BOR Instalasi ICU 80
Grafik 5.21 AvLOS Instalasi ICU 80
Grafik 5.22 BTO Instalasi ICU 80
Grafik 5.23 TOI Instalasi ICU 81
Grafik 5.24 NDR Instalasi ICU 81
Grafik 5.25 Angka Pasien ICU Yang Dirujuk 81
Grafik 5.26 Kasus Infeksi Nosokomial di Instalasi ICU 81
Grafik 5.27 Total Kunjungan IRJA 82
Grafik 5.28 Kunjungan IRJA Per Poliklinik 83
Grafik 5.29 Kunjungan IRJA Berdasarkan Cara Bayar 83
Grafik 5.30 Pertumbuhan IRJA Per Poliklinik 84
Grafik 5.31 Pertumbuhan IRJA 84
Grafik 5.32 Rata-rata Waktu Tunggu di Poliklinik 85 Grafik 5.33 Hasil Survey Berdasarkan Jumlah Kunjungan 86
Grafik 5.34 Target dan Realisasi IGD 87
Grafik 5.35 Kunjungan IGD Berdasarkan Cara Bayar 87
Grafik 5.36 Pertumbuhan IGD 88
x
Grafik 5.38 Angka Kematian di IGD 89
Grafik 5.39 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pembayaran
89
Grafik 5.40 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pelayanan IGD
89
Grafik 5.41 Hasil Survey Emergency Response Time 90
Grafik 5.42 Resep Farmasi 90
Grafik 5.43 Resep Farmasi Berdasarkan Cara Bayar 91
Grafik 5.44 Kegiatan Pelayanan Farmasi 92
Grafik 5.45 Pertumbuhan Farmasi 92
Grafik 5.46 Distribusi Responden Berdasarkan Depo 93 Grafik 5.47 Hasil Survey Waktu Tunggu Resep Obat Jadi 93 Grafik 5.48 Total Pemeriksaan Instalasi Laboratorium 94 Grafik 5.49 Kunjungan Instalasi Laboratorium Berdasarkan
Cara Bayar
95
Grafik 5.50 Kegiatan Instalasi Laboratorium 95
Grafik 5.51 Pertumbuhan Laboratorium 96
Grafik 5.52 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pemeriksaan Laboratorium
96
Grafik 5.53 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pembayaran
96
Grafik 5.54 Hasil Survey Waktu Tunggu Laboratorium 97
Grafik 5.55 Jumlah pemeriksaan Radiologi 98
Grafik 5.56 Kunjungan Radiologi Berdasarkan Cara Bayar 98
xi Grafik 5.58 Pertumbuhan Pemeriksaan Radiologi 99 Grafik 5.59 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis
Pemeriksaan
100
Grafik 5.60 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pembayaran
100
Grafik 5.61 Hasil Survey Waktu Tunggu Radiologi 100
Grafik 5.62 Pemeriksaan Rehabilitasi medik 101
Grafik 5.63 Kunjungan Rehabilitasi Medik Berdasarkan Cara Bayar
102
Grafik 5.64 Kegiatan Instalasi Rehabilitasi Medik 102
Grafik 5.65 Pertumbuhan Rehabilitasi Medik 103
Grafik 5.66 Total Operasi 105
Grafik 5.67 Operasi Berdasarkan Cara Bayar 105
Grafik 5.68 Operasi Berdasarkan Spesialisasi 106
Grafik 5.69 Pertumbuhan Operasi 106
Grafik 5.70 Post Operative Death Rate 107
Grafik 5.71 Pasien DBD di Rawat jalan 118
Grafik 5.72 10 penyakit infeksi terbanyak IRNA 120 Grafik 5.73 10 penyakit non infeksi terbanyak IRNA 120 Grafik 5.74 10 penyakit infeksi terbanyak IRJA 120 Grafik 5.75 10 penyakit non infeksi terbanyak IRJA 120
Grafik 5.76 Kejadian phlebitis 123
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Setiap Kepala Satuan Organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya.Laporan berkala merupakan laporan pelaksanaan tugas dan fungsi dari satuan kerja di lingkungan Ditjen Bina Upaya Kesehatan yang memuat perkembangan dan hasil pencapaian kinerja baik kegiatan maupun anggaran dalam kurun waktu semester 1 maupun tahunan.Dan untuk laporan berkala tersebut berisi uraian yang lebih menyeluruh mengenai kondisi sumber daya (sumber daya manusia, sarana prasarana dan dana), hasil kegiatan program, pencapaian kinerja dan masalah, hambatan serta terobosan sebagai upaya pemecahan masalah dalam pelaksanaan kegiatan dan program.
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr Sulianti Saroso sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan berkewajiban melaporkan seluruh kegiatan, capaian kinerja maupun indikator instalasi/bagian sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran pencapaian kinerja kegiatan dan anggaran, dasar perbaikan dan perencanaan yang akan datang.
1.2. Maksud Dan Tujuan Laporan 1. Maksud
Maksud penyusunan laporan tahunan ini adalah dalam rangka mendukung sistem akuntabilitas administrasi negara, agar mampu mendorong kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sehingga lebih profesional, efektif dan eifisien dalam penyampaian hasil yang dicapai oleh Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr Sulianti Saroso.
2 2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Laporan Tahunan bertujuan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh tentang kegiatan kerja yang sudah dilaksanakan oleh Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr Sulianti Saroso pada tahun berjalan 2013, sehingga dengan adanya laporan tertulis dapat memberikan gambaran sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan yang sudah berjalan.
b. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui evaluasi, realisasi kegiatan dan kinerja di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr Sulianti Saroso
b) Untuk melakukan monitoring terhadap kegiatan rumah sakit
c) Sebagai bahan perencanaan tahun yang akan datang kepada Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Republik Indonesia Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
1.3 Ruang Lingkup Laporan
Laporan Tahunan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr Sulianti Saroso ini menjelaskan pencapaian kinerja, kegiatan per unit dan realisasi rumah sakit tahun 2013.Capaian kinerja tersebut dibandingkan dengan penetapan kinerja (Tapja), indikator BLU, Standar Pelayanan Minimal, Key Performance Indicator yang sesuai renstra, yang ditetapkan pada awal tahun 2012 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan.
Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja sebagai perbaikan terhadap kinerja dimasa yang akan datang.
Adapun sistematika penyajian Laporan Tahunan Rumah Sakit Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, disusun sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, Menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan penulisan laporan, dan ruang lingkup laporan.
Bab II Analisis Situasi Awal Tahun, menjelaskan tentang hambatan tahun lalu, kelembagaan dan sumber daya.
Bab III Tujuan dan Sasaran Kerja, menjelaskan tentang dasar hukum dan tujuan, sasaran dan indikator
3 Bab IV. Strategi Pelaksanaan, berisi strategi pencapaian tujuan dan sasaran, hambatan dalam pelaksanaan strategi dan upaya tindak lanjut Bab V Hasil Kerja, berisi Pencapaian Target Kinerja, realisasi anggaran dan upaya untuk meraih reformasi birokrasi, WTP dan wilayah bebas korupsi
4 BAB II
ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN
2.1 Hambatan Tahun Lalu
Masalah dan hambatan yang mempengaruhi pelaksanaan kebijakan/program kerja Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso pada periode Tahun 2013, baik secara langsung maupun tidak langsung, adalah sebagai berikut:
a). Faktor Internal
1) Direktorat Keuangan & Administrasi i. Sumber daya manusia
Belum ada standar khusus Sumber Daya Manusia untuk Rumah Sakit Penyakit Infeksi
Jumlah cukup tapi jenis kompetensi tidak sesuai kebutuhan,
Usulan formasi pegawai baik CPNS maupun honorer tidak didasarkan atas assesment kebutuhan pegawai sesuai tugas pokok fungsi masing-masing Direktorat
Jumlah tenaga kontrak sebanyak 20% , melebihi dari alokasi yang diperkenankan (10%), menimbulkan masalah: - tenaga kontrak yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan dan standar kompetensi. Karena proses rekruitmennya tidak dilaksanakan dengan benar
- banyak tenaga kontrak tidak efektif sehingga membebani kinerja dan biaya operasional Rumah Sakit. Saat ini dalam proses evaluasi
Belum adanya grand design / Road Map rencana pengembangan pegawai, sehingga langkah-langkah yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan jumlah dan jenis pegawai, baik melalui pengadaan pegawai maupun dari peningkatan kompetensi melalui pendidikan formal atau pun informal dari Diklat masih berdasarkan kepentingan dan kebutuhan sesaat.
5 Rendahnya komitmen, disiplin dan kinerja pegawai, dapat
disebabkan :
- Belum optimalnya pengelolaan administrasi pegawai, - Belum optimalnya pembinaan pegawai dalam
memahami pemenuhan hak dan kewajiban pegawai negeri sesuai dengan peraturan-peraturan kepegawaian dan disiplin pegawai.
- Perhitungan tunjangan kinerja pegawai yang masih hanya berdasarkan absensi dan belum berdasarkan kinerja,
- Belum adanya sistem reward dan punishment bagi pegawai berprestasi maupun yang bermasalah
- Perbedaan dan kejelasan mekanisme perhitungan tunjangan kinerja pegawai
- Tunjangan kinerja pegawai yang dapat diberikan Rumah Sakit sebagai Badan layanan Umum belum sesuai standar.
Tatalaksana penyelesaian permasalahan disiplin pegawai belum ada.
Mutasi staf belum didasarkan atas pertimbangan kebutuhan yang berasal dari masing-masing unit serta mekanisme alih tugas pegawai
ii. Sarana prasarana
Kebutuhan sarana prasarana masih ada yang belum berbasis bukti ( pencatatan barang milik negara, usulan kebutuhan unit pelaksana sesuai tupoksinya)
Pencatatan Barang Milik Negara dalam Sistem Akutansi Barang Milik Negara (SABMN) belum terlaksana dengan baik
Penghapusan Barang Milik Negara belum pernah dilakukan selama 10 tahun terakhir, sehingga barang tidak terpakai menumpuk dan beresiko hilang.
6 Pemeliharaan sarana prasarana rumah sakit yang belum mampu mengkomodir secara cepat kebutuhan unit pelaksana
Peminjaman kendaraan bermotor kantor kepada staf yang belum jelas justifikasinya.
iii. Penganggaran
Tarif belum disusun berdasarkan unit cost
Tidak optimalnya pengelolaan revenue center untuk meningkatkan pendapatan Rumah Sakit, seperti : Rumah Duka, lahan parkir, kantin, auditorium, diklat, dan lain sebagainya
Jumlah pasien yang > 70 % pasien miskin menyebabkan pendapatan tidak mencukupi kebutuhan biaya operasional Pencatatan mobilisasi dana yang masih manual berpotensi
human error dan mismanagement
Klaim pembiayaan kesehatan pasien jaminan tidak sesuai dengan yang dibayarkan.
Pola tarif baru belum dilegalisasi Kementerian Keuangan
iv. Mekanisme
Tata hubungan kerja dari 3 Direktorat yang mengimplementasikan Permenkes nomor 2360/Menkes/PER/XI/2011 tentang Perubahan Atas Permenkes Nomor 247/Menkes/PER/III/2008 tentang Organisasi & Tata Kerja RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso belum ada . Dokumen Tahubja terakhir tahun 2004, (khusus Direktorat Keuangan & Administrasi)
Prosedur tetap mekanisme kegiatan keuangan dan admnisrasi yang belum ada menyebabkan banyak kendala dalam proses perencanaan serta penyerapan anggaran kegiatan.
Usulan perencanaan dan anggaran kegiatan belum berdasarkan bukti (pencatatan logistik, hasil pelaksanaan
7 kegiatan tahun sebelumnya) sehingga menyebabkan alokasi anggaran yang tidak efisien dan efektif
Pengumpulan, pengolahan dan analisa data hasil kegiatan belum dilaksanakan secara sistematis dan terpadu
Sistem informasi Rumah Sakit belum sepenuhnya memanfaatkan high technology system (masih ada perolehan data secara manual)
Sistem monitoring dan evaluasi (ketenagaan, sarana prasarana, mekanisme, anggaran) masih lemah, sehingga pencapaian tujuan sasaran Rencana Strategis , tencana Bisnis Anggaran
Tatalaksana / tata kelola perencanaan, keuangan yang masih lemah, sehingga pengalokasian anggaran dan pemanfaatannya tidak sesuai dengan kebutuhan untuk rangka pencapaian sasaran program,
Sistem pengawasan kegiatan (perencanaan, pelaksanaan, evaluasi) yang lemah, sehingga pencapaian sasaran program masih jauh dari yang diharapkan
Tata tatalaksana / tatakelola hukum dan kemitraan masih lemah (Prosedur tetap tidak ada) sehingga menyebabkan permasalahan antara lain :
- Perjanjian kerja sama dengan Institusi luar belum berdasarkan kebutuhan unit pelaksana, aspek legalnya belum menjamin terpenuhinya hak dan kewajiban bersama
- Komunikasi masyarakat tidak tertata dengan baik
- Pengelolaan masalah hukum terkait komunikasi masyarakat, pengaduan pasien dlll belum tertata dengan baik.
8 2) Direktorat Medik & Keperawatan
i. Sumber daya manusia
Keterbatasan jumlah SDM yang berperan dalam penyelenggaraan diklat : Dokter dengan fungsional pendidik klinis, Clinical instructor, Spesialisasi dokter tertentu (Penyakit dalam, konsultan infeksi, dll), menyebabkan kurang optimalnya pelaksanaan diklat kerjasama dengan Institusi kesehatan
Minimnya anggaran penguatan kompetensi SDM menyebabkan jumlah jam diklat pegawai per tahunnya tidak memenuhi standar, sehingga berakibat pada menurunnya kualitas layanan yang diberikan.
Rendahnya pendapatan menjadi alasan dokter fungsional untuk merangkap kerja pada Rumah Sakit lain pada jam kantor.
Perbedaan mekanisme perhitungan tunjangan kinerja antara dokter dan perawat menjadi penyebab rendahnya komitmen dan etos kerja.
ii. Sarana prasarana
Belum ada standar peralatan medik dan penunjang medik khusus Rumah Sakit Penyakit Infeksi
Peralatan medik yang ada umumnya sudah tua dan teknologi sudah tertinggal.
Kalibrasi alat laboratorium yang minim dilakukan menyebabkan peralatan cepat rusak
Bermacam jenis alat laboratorium yang digunakan untuk pemeriksaan yang sama menyebabkan kebutuhan reagen yang meningkat karena perbedaan reagen yang dibutuhkan,
iii. Penganggaran
Penetapan tarif INA-CBGs berdasarkan paket masih belum mengakomodir beberapa layanan, sehingga tidak terbayarkan
9 Pengadaan alat medik dan penunjang medik belum berdasarkan “health technology assesment” dan efisiensi pemanfaatan alat yang sudah ada, sehingga menyebabkan biaya investasi dan operasional yang tinggi.
Pengadaan alat mendik & penunjang medik belum mengadopsi high technology
iv. Mekanisme
Prosedur standar mekanisme kerja dalam rangka penerapan Akreditasi Rumah Sakit 2012, perlu dievaluasi dan disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu : Clinical
pathway, Hospital safety system, maintenance building
Program Pengendalian Resistensi Antibiotika (PPRA), Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), asuhan keperawatan dan lain sebagainya
Penyusunan Clinical Path Way yang belum selesai , menimbulkan kerugian karena biaya perawatan tidak rasional yang tinggi
Evaluasi dan perbaikan tatalaksana penyakit infeksi perlu dilakukan demi dicapainya tatalaksana penyakit infeksi dengan gold standar yang menjadi syarat terlaksananya kajian / penelitian penyakit infeksi yang berkualitas
Sebagai Rumah Sakit Rujukan Nasional Penyakit infeksi, peningkatan kualitas tatalaksana khusus penyakit infeksi belum dikelola dengan baik.
Kekhususan sebagai Rumah Sakit Khusus Penyakit Infeksi belum dikelola mendalam untuk dapat dijadikan unggulan pelayanan (tatalaksana penyakit infeksi, sarana prasarana, SDM)
Jam pelayanan poliklinik belum beroperasional sebagaimana mestinya, waktu tunggu pasien yang lama menyebabkan rendahnya kepuasan pasien.
Kelengkapan Resume rekam medis yang rendah menyebabkan keterlambatan pembayaran administrasi pasien
10 Kurangnya sosialisasi mekanisme perencanaan & penyerapan anggaran menjadi alasan untuk terburu-buru mengajukan usulan kegiatan tanpa berbasis bukti
3) Direktorat Pengkajian Penyakit Infeksi & Penyakit Menular i. Sumber daya manusia
Belum memadainya Sumber daya manusia untuk berbagai jenis kompetensi dari sisi kualitas maupun kuantitas sesuai kebutuhan kelimuan dan manajemen pengkajian penyakit infeksi dan penyakit menular
Belum adanya assesment kebutuhan jenis & kompetensi pegawai sesuai dengan tugas pokok Direktorat Pengkajian Penyakit Infeksi & Penyakit Menular.
Belum mendukungnya peraturan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan tentang pengalokasian fungsional peneliti, epidemiolog, statitiska sesuai kebutuhan tugas pokok fungsi Direktorat Pengkajian PI PM
ii. Sarana prasarana
Belum optimalnya pengembangan laboratorium penelitian yang telah dilakukan, dalam : penataan pengelolaan manajemen (SOP, administrasi, logistik, dll), pengembangan kapasitas SDM, serta penataan tata hubungan kerja.
Belum optimalnya dukungan prasarana (lift, standarisasi ruangan sesuai prinsip pencegahan infeksi, dll)
iii. Penganggaran
Honor Peneliti yang bermasalah dalam penyerapan dikarenakan terbentur pada aturan Permenkeu Nomor 31/PMK.02/2013 perubahan atas Permenkeu Nomor 37/PMK.02/2013 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2013, menyebabkan terkendalanya pelaksanaan pengkajian / penelitian serta menurunkan minat staf untuk melaksanakannya di tahun berikutnya.
11 Permasalahan honor peneliti, tidak adanya prosedur tetap perencanaan dan penyerapapan anggaran kegiatan, memberikan kontribusi pada kelambatan pengumpulan sampel penelitian
Beberapa Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) / Term of
Reference (TOR) penelitian yang diajukan peneliti belum
menunjukkan kesesuaian dengan peraturan penganggaran dan desain penelitian, sehingga diperlukan (Standar Prosedur Operasional) yang mengatur usulan & penyerapan anggaran penelitian.
Penyusunan perencanaan kegiatan pengkajian/ penelitian belum didasarkan pada prioritas Road Map Penelitian Penyakit Infeksi RSPI SS.
iv. Mekanisme
Dengan penerbitan Jurnal Penyakit infeksi RSPI SS untuk tahun 2013 sebanyak 3 kali penerbitan, maka publikasi dapat dilaksanakan. Namun jurnal tersebut tidak terakreditasi, sehingga belum mendapat pengakuan dunia ilmiah
Minimnya internalisasi pemahaman dan komitmen tentang output yang diukur sesuai tugas pokok dan fungsi sehingga penyelenggaraan organisasi sering terhambat sehingga memperlambat kemajuan organisasi.
Road Map Penelitian Penyakit Infeksi RSPI SS tahun 2011 - 2014 yang digunakan sebagai Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan yang disusun pada tahun 2011, perlu dilakukan evaluasi pelaksanaannya, sehingga visi sebagai Pusat Kajian & Rujukan Nasional Penyakit Infeksi dapat diwujudkan.
Belum optimalnya penyusunan modul Diklat penyakit infeksi dan penyakit menular sebagai salah satu keunggulan RSPI SS sebagai Pusat Kajian & Rujukan Nasional Penyakit Infeksi
12 b). Faktor External
Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor : 270/KMK.05/2007 tertanggal 21 Juni 2007 yang menyatakan RSPI Prof. Dr Sulianti Saroso sebagai Badan Layanan Umum, dalam pelaksanaannya menimbulkan kendala , dimana dengan > 70 % pasien miskin, pendapatan BLU tidak mencukupi pembagian 40 % untuk jasa pelayanan dan 60 % untuk biaya operasional (belanja pegawai, obat, reagen, bahan habis pakai, dll)
Aturan Kementerian Keuangan yang belum mengadopsi Permenkes 2360/Menkes/PER/XI/2011 tentang Perubahan Atas Permenkes Nomor 247/Menkes/PER/III/2008 tentang Organisasi & Tata Kerja RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso.
Dimana dijelaskan RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso menjalankan fungsi salah satunya adalah melaksanakan Pengkajian penyakit infeksi dan penyakit menular, baik di bidang klinik, epidemiologi, imunologi dan faktor risikonya. Namun dalam pelaksanaan kegiatan bersumber APBN, penyerapan anggaran honor peneliti bermasalah, karena RSPI SS tidak memiliki jabfung peneliti, yang alokasi pembiayaan tunjangannya belum terdapat dalam alokasi pembiayaan tunjangan fungsional Ditjen Bina Upaya Kesehatan.
Biaya produksi dan distribusi obat yang tinggi di Indonesia, menyebabkan harga obat semakin meningkat.
Biaya ekonomi tinggi menyebabkan harga alat kesehatan semakin meningkat.
Pembayaran klaim oleh pihak penjamin terlambat dan tidak sesuai tagihan..
Keterbatasan anggaran kesehatan dalam RAPBN, berdampak pada besaran alokasi PAGU Anggaran Rumah Sakit.
Rumah Sakit lain di sekitar RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, memberikan pelayanan kesehatan umum yang sejenis, dengan kualitas pelayanan dan peralatan yang lebih baik.
Berbagai permasalahan dan hambatan tersebut harus dievaluasi untuk digunakan sebagai salah satu acuan dalam menyusun perencanaan serta pelaksanaan kebijakan/program kerja pada periode/tahun berikutnya
13 2.2 Kelembagaan
Adapun tugas Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. DR. Sulianti Saroso sebagai berikut :
1) Menyelenggarakan pelayanan medis dan keperawatan secara paripurna, sebagai kegiatan penunjang dalam upaya pengkajian penyakit infeksi dan penyakit menular;
2) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan di bidang penyakit infeksi dan penyakit menular beserta faktor risikonya secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan untuk penyusunan bahan kebijakan serta standar penanganan/ pengendalian penyakit infeksi dan penyakit menular.
Dalam melaksanakan tugas rumah sakit menyelenggarakan fungsi yang sebagai berikut :
1) Pelaksanaan penatalaksanaan penyakit infeksi dan penyakit menular; 2) Pelaksanaan pelayanan rujukan nasional di bidang penyakit infeksi
dan penyakit menular;
3) Pengkajian penyakit infeksi dan penyakit menular, baik di bidang klinik, epidemiologi dan faktor risikonya;
4) Pengkajian pelaksanaan sistem kewaspadaan dini dan penanggulangan wabah/Kejadian Luar Biasa (KLB);
5) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan profesi kedokteran dan kedokteran berkelanjutan serta profesi tenaga kesehatan lainnya di bidang penyakitk infeksi dan penyakit menular;
6) Pengelolaan informasi dan pemasaran di bidang penyakit infeksi dan penyakit menular;
7) Pelaksanaan urusan hukum dan kemitraan; 8) Pelaksanaan administrasi umum dan keuangan.
Berdasarkan SK Menteri Kesehatan Nomor
1138/Menkes/SK/X/2009 tentang Penetapan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta sebagai Pusat Kajian dan Rujukan Nasional Penyakit Infeksi, maka susunan organisasi Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso terdiri dari :
14 1. Direktur Utama
2. Direktur Medik dan Keperawatan
3. Direktur Pengkajian Penyakit Infeksi dan Penyakit Menular 4. Direktur Keuangan dan Administrasi Umum
Selain itu dalam organisasi Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso dilengkapi dengan unit non struktural, antara lain:
a. Komite Medik
b. Satuan Pemeriksaan Intern
Susunan Pejabat Dewan Pengawas belum ada masih dalam pengusulan kepada Departemen Kesehatan.
Manajemen Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof DR Sulianti Saroso dipimpin oleh Direksi dengan susunan struktur organisasi sebagai berikut:
DIREKTUR UTAMA
a) Memimpin dan mengurus Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso;
b) Menguasai, memelihara, dan mengelola kekayaan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso;
c) Menetapkan strategi, kebijakan, dan program kerja/kegiatan; d) Membina pelaksanaan kegiatan;
e) Mengkoordinasikan, mengawasi pelaksanaan kegiatan.
DIREKTUR MEDIK DAN KEPERAWATAN
a) Memimpin, mengkoordinasikan, dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan medis, keperawatan, dan penunjang medis, meliputi rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, ICU, bedah sentral, radiologi, laboratorium, gizi, rehabilitasi medik, farmasi, rekam medis dan konseling;
b) Melakukan pengendalian, pengawasan, pemantauan, dan evaluasi serta penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan;
c) Membantu Direktur Utama dalam menetapkan kebijakan bidang medik dan keperawatan.
15
DIREKTUR ADMINISTRASI UMUM DAN KEUANGAN
a) Memimpin, mengkoordinasikan, dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan keuangan dan administrasi umum, meliputi penyusunan perencanaan, evaluasi dan pelaporan, pemasaran, pengelolaan keuangan, kesekretariatan, kerumahtanggaan dan ketatausahaan, pengelolaan barang milik negara, kepegawaian, , urusan hukum dan hubungan masyarakat, penyelenggaraan sistem informasi, pemeliharaan sarana rumah sakit, pemulasaran jenazah, laundry/CSSD, sanitasi dan ambulance.
b) Melakukan pengendalian, pengawasan, pemantauan, dan evaluasi serta penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan.
c) Membantu Direktur Utama dalam menetapkan kebijakan bidang perencanaan, keuangan, umum dan kepegawaian.
DIREKTUR PPI DAN PM
a) Memimpin, mengkoordinasikan, dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan pengkajian klinik, pengkajian epidemiologi, imunologi, dan pengkajian faktor risiko, penyakit infeksi dan penyakit menular, pendidikan dan pelatihan serta statistic kesehatan.
b) Melakukan pengendalian, pengawasan, pemantauan, dan evaluasi serta penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan.
c) Membantu Direktur Utama dalam menetapkan kebijakan bidang pengkajian penyakit infeksi dan penyakit menular serta pendidikan dan pelatihan.
Di dalam pelaksanaan tugas sehari – hari, Direksi dibantu oleh beberapa orang Pejabat Struktural dan Fungsional.
Komite
Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada Direktur Utama dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit.
Pembentukan Komite ditetapkan oleh Direktur Utama sesuai kebutuhan rumah sakit, sekurang-kurangnya terdiri dari Komite Medik serta Komite Etik dan Hukum.
16 Komite dipimpin oleh seorang Ketua yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama.
.
Di lingkungan RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta dibentuk: Komite Medik:
Merupakan wadah non struktural kelompok profesional medis yang keanggotaanya terdiri dari Ketua Kelompok Staf Medis atau yang mewakili.
Pembentukan Komite Medik ditetapkan oleh Direktur Utama untuk masa kerja 3 (tiga) tahun.
Komite Medik dipimpin oleh seorang Ketua yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama.
Komite Medik mempunyai tugas memberikan pertimbangan kepada Direktur Utama dalam hal menyusun standar pelayanan medis, pengawasan dan pengendalian mutu pelayanan medis, hak klinis khusus kepada Staf Medis Fungsional, program pelayanan, pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan dan etika.
Satuan Pemeriksaan Intern
Satuan Pemeriksaan Intern adalah Satuan Kerja Fungsional yang bertugas melaksanakan pemeriksaan intern rumah sakit.
Satuan Pemeriksaan Intern berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
Instalasi
Instalasi adalah unit pelayanan non struktural yang menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan, pendidikan dan penelitian rumah sakit.
Pembentukan instalasi ditetapkan oleh Direktur Utama sesuai kebutuhan rumah sakit.
Instalasi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur yang dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama.
Kepala Instalasi dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tenaga-tenaga fungsional dan atau non medis.
17 Pembentukan dan perubahan jumlah dan jenis instalasi dilaporkan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan.
1) Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah Tenaga Fungsional yang terbagi atas berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya.
Masing-masing Tenaga Fungsional berada di lingkungan unit kerja rumah sakit sesuai dengan kompetensinya.
Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Staf Medik Fungsional
Staf Medik Fungsional adalah kelompok dokter yang bekerja di bidang medis dalam jabatan fungsional.
Staf Medik Fungsional mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan, penyuluhan, pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Stas Medik Fungsional menggunakan Pendekatan Tim dengan tenaga profesi terkait.
18 1. KSMF Pe nya ki t Da l a m : dr. R. Onny Qudri ya nto, SpPD 1. Ka Ins ta l a s i Ra wa t Ja l a n : dr. Wi nda 11. Ka Ins ta l a s i Pe ne l i ti a n da n Pe ngka ji a n : dr. De wi Murni a ti , S.pA 14. Ka Ins ta l a s i Si s te m Informa s i Ruma h Sa ki t : Ka rti ka Sa ri , S.Kom 2. KSMF Spe s i a l i s Pe nya ki t Ana k: dr. Ri s ma l i Agus , SpA 2. Ka Ins ta l a s i Ra wa t Ina p : dr. R. Onny Qudri ya nto, SpPD 12. Ka Ins ta l a s i Pe ndi di ka n da n Pe l a ti ha n : dr. Fa ri da Ha rri s 15. Ka Ins ta l a s i Admi ni s tra s i Pa s i e n : Agung Pra yi tno, Amd P.K 3. KSMF Spe s i a l i s Obs gyn : dr. Ba ha ruddi n Ha fi e d, SpOG 3. Ka Ins ta l a s i Ga wa t Da rura t : dr. Ri na l di Pra wi ra ne ga ra , Sp.AN 13. Ka Ins ta l a s i Pe nce ga ha n da n Pe nge nda l i a n: dr. Ima n Fi rma ns ya h, SpPD16. Ka Ins ta l a s i Ve ri fi ka s i Ja mi na n Ke s e ha ta n : dr. Sri Sul a s tri , Sp.A 4. KSMF Spe s i a l i s Be da h Umum: dr. Le s nus a Ste fa nus , SpB 4. Ka Ins ta l a s i Ra wa t Inte ns i f : dr. Ruma i s a h S., M.Si , Me d Sp.An Infe ks i 17. Ka Ins ta l a s i Pe nge l ol a a n Sa mpa h da n Li mba h : Nurl e l a 5. KSMF Spe s i a l i s Ane s te s i : dr. Ri na l di Pra wi ra ne ga ra , Sp.AN5. Ka Ins ta l a s i Be da h Se ntra l : dr. Sa nyoto Putro Pi na rdi , SpOT 18. Ka Ins ta l a s i CSSD da n La undry : Ti e n Erna wa ti , Ske p 6. KSMF Spe s i a l i s Pe nya ki t Pa ru: dr. Ti ti Sunda ri , Sp.P 6. Ka Ins ta l a s i Ra di ol ogi : dr. Sus i Ma rha ni ngtya s , SpRa d 19. Ka Ins ta l a s i Pe mul a s a ra a n Je na za h : Suma rya ti , S.Ke p, Ne rs 7. KSMF Ne urol ogi : dr. Wa ri ya h, SpS 7. Ka Ins ta l a s i La bora tori um : dr. Toni Soe ta nto, SpPK 20. Ka Ins ta l a s i Pe me l i ha ra a n Sa ra na Ruma h Sa ki t: De ki Indra wa nto 8. KSMF Be da h Sa ra f : dr. H. Andi M. Il ha m Pa tu, SpBS8. Ka Ins ta l a s i Gi zi da n Ta ta Boga : dr. Joyce Ma gda l e na , SpGK 21. Ka Uni t Pe nga da a n Ba ra ng da n Ja s a RS : Ni Gus ti Ke tut As ti ti , SKM 9. KSMF Ma ta : dr. Upi k Ma hna De wi , Sp.M 9. Ka Ins ta l a s i Re ha bi l i ta s i Me di s : dr. Jua n Sus e no, SpRM 22. Ka Ins ta l a s i Ke s e ha ta n da n Ke s e l a ma ta n : dr. Nunung He ndra wa ti 10. KSMF THT : dr. Muti a Budi a ti , Sp THT 10. Ka Ins ta l a s i Fa rma s i : Cha ndra Wi ja ya , FS.Fa rm, Apt Ka rja
11. KSMF Kul i t da n Ke l a mi n : dr. Inda h Ha nda ya ni , SpKK 12. KSMF Be da h Ortope di : dr. Sa nyoto Putro Pi na rdi , SpOT 13. KSMF Spe s i a l i s Ra di ol ogi : dr. Dwi Sumi a dji Putra ntoro, SpRa d 14. KSMF Pa tol ogi Kl i ni k (PK) : dr. Toni Soe ta nt, SpPK 15. KSMF Re ha bi l i ta s i Me di k : dr. Jua n Sus e no, SpRM 16. KSMF Gi zi Kl i ni k : dr. Joyce Ma gda l e na , SpGK 17. KSMF Umum : dr. Suca hyo Adi Nugroho 18. KSMF Gi gi da n Mul ut : drg. Ti ti n Suma rni
Pargiono, S.IP, M.Kes BAGIAN UMUM Suprapto, SH, MM
SUB BAGIAN TATA USAHA & KEPEGAWAIAN
Wiwik Agustiningsih, SH
SUB BAGIAN RUMAH TANGGA & PERLENGKAPAN Mungalim, S.Sos SUB BAGIAN HUKUM & KEMITRAAN DEWAN PENGAWAS DIREKTORAT PENGKAJIAN PENYAKIT INFEKSI DAN
PENYAKIT MENULAR
Hary Purwanto, SKM. M. Epid DIREKTUR UTAMA
DIREKTORAT KEUANGAN DAN ADMINISTRASI UMUM
Erwin Susanto, SE
SATUAN PEMERIKSAAN
INTERN dr.A.M. Ilham Patu,
Sp.BS DR. dr. Hj. Fatmawati,
MPH
dr. Yeni Afrina
Wislaini Hidayati, SKM
B. Arambono, BE Sri Rahayuni, S.Kep.
Ummu Aeman, S.Kep
SEKSI KETENAGAAN DAN PENGENDALIAN MUTU
SEKSI PENATALAKSANAAN KASUS DAN IMUNISASI
Kusnadi, SKM drg. Maya Marinda M, M.Kes Ika Susanti, SKM DR. Masdalina Pane, SKM, M.Kes SEKSI PENGKAJIAN FAKTOR RESIKO PERILAKU
SEKSI ANALISIS IMUNOLOGI DAN RESIKO
KESEHATAN KOMITE MEDIK SUB BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM DAN ANGGARAN BAGIAN PERENCANAAN DAN ANGGARAN SEKSI PENGKAJIAN PENGOBATAN SEKSI PENGKAJIAN RESISTENSI SUB BAGIAN INFORMASI DAN PEMASARAN dr. Sucahyo Adi Nugroho KOMITE ETIK DAN HUKUM
DIREKTORAT MEDIK DAN KEPERAWATAN dr. Rita Rogayah, Sp.P Wahyuni, SKM, M.Kes Syahrial Ahmad, SKM, MKM DR. Cicilia Windiyaningsih, SUB BAGIAN EVALUASI DAN PELAPORAN BAGIAN KEUANGAN BIDANG PENGKAJIAN EPIDEMIOLOGI INSTALASI Staf Medik Fungsional INSTALASI Kelompok Jabatan Fungsional INSTALASI Kelompok Jabatan Fungsional
dr. IB Sila Wiweka, SpP Suherlistianto, SE,
MM Charles, SE, MM Yatinah, SE Nani Minarti, SE SUB BAGIAN AKUNTANSI SUB BAGIAN VERIFIKASI SUB BAGIAN MOBILISASI DANA Herlina, SKM dr. Dimar Kencono BIDANG PENGKAJIAN IMUNOLOGI DAN FAKTOR
RESIKO
SEKSI PENGKAJIAN IMUNOLOGI DAN FAKTOR
RESIKO LINGKUNGAN SEKSI PENGKAJIAN PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR LANGSUNG SEKSI PENGKAJIAN PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG Kelompok Jabatan Fungsional STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT PENYAKIT INFEKSI PROF. DR. SULIANTI SAROSO
BIDANG MEDIK SEKSI KEPERAWATAN RAWAT JALAN SEKSI KEPERAWATAN RAWAT INAP SEKSI KEPERAWATAN RAWAT KHUSUS SEKSI PENGKAJIAN DIAGNOSTIK dr. Roza Indriani, MM
MP Sri Yunani, S.Kep, Ners
Romaida Sinaga, S.Kep, Ners SEKSI PELAYANAN MEDIK
SEKSI PENUNJANG MEDIK
BIDANG PENGKAJIAN KLINIK BIDANG KEPERAWATAN drg. Yosephine Lebang, M.Kes
19 2.3 Sumber Daya
a). Sumber Daya Manusia.
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Jenis Kelamin, dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Grafik 2.1
Jumlah PNS berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso lebih banyak PNS perempuannya dibandingkan PNS laki-laki.
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Pendidikan, dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Grafik 2.2
Jumlah PNS berdasarkan pendidikan 5 16 37 128 5 208 16 5 84 2 3
Jumlah PNS berdasarkan pendidikan
PNS di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso sebagian besar adalah lulusan diploma 3, kemudian diikuti oleh lulusan strata 1 dan SLTA. Sementara
20 ini sudah ada 5 pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan strata 3. Namun masih ada pegawai yang hanya memiliki latar belakang pendidikan SD dan SLTP.
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Golongan, dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Grafik 2.3
Jumlah PNS berdasarkan golongan
Golongan I 3 (0,59%) Golongan II 175 (34,45%) Golongan III 281 (55,31%) Golongan IV 49(9,65%)
Presentase PNS Berdasarkan Golongan
Berdasarkan golongannya PNS di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso sebagian besar adalah golongan III (yaitu sebesar 55,31%), namun masih ada yang golongan I, meskipun hanya sebesar 0,59%.
Jumlah Pegawai berdasarkan status kepegawaian, dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Grafik 2.4
Jumlah PNS berdasarkan status kepegawaian
PNS 508 (82%) Non PNS
110(18%)
21 Berdasarkan status kepegawaiannya, di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso masih ada pegawai Non PNS (honorer), sebesar 18 %.
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Jabatan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1
Jumlah PNS Menurut Jabatan
JABATAN JUMLAH PNS a. Struktural 1. Eselon II a 2. Eselon II b 3. Eselon III 4. Eselon IV 1 orang 3 orang 7 orang 19 orang b. Fungsional 1. Fungsional Dokter 2. Fungsional Perawat 3. Fungsional Bidan
4. Fungsional Perekam Medis 5. Fungsional Pranata Lab 6. Fungsional Nutrisionis 7. Fungsional Radiologi 8. Fungsional Elektromedis 9. Fungsional Apoteker
10. Fungsional Asisten Apoteker 11. Fungsional Sanitarian 12. Fungsional Fisioterapis 13. Fungsional Okupasi Terapis 14. Fungsional Psikologi Klinis
54 orang 194 orang 14 orang 16 orang 15 orang 2 orang 9 orang 7 orang 5 orang 10 orang 7 orang 3 orang 0 orang 0 orang c. Staff 142 orang JUMLAH 508
22 b). Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
Gedung, Halaman dan Jalan
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr.Sulianti Saroso Jakarta, saat ini memiliki luas tanah sebesar 3,5 Ha dan bangunan yang terdiri dari beberapa gedung dengan total luas mencapai 16.116 m2, dengan uraian sebagai berikut:
Tabel 2.2
Daftar Gedung, Halaman, dan Jalan
No Nama Gedung Luas (m²) Keterangan
1 Laboratorium 720,00 2 Lantai
2 Pos Satpam 29,25 1 Lantai
3 Ruang Isolasi 1.630,20 3 Lantai
4 Garasi Ambulance 48.75 1 Lantai
5 Bangunan Induk Bagian A Depan 4.527,00 2 Lantai 6 Bangunan Induk Bagian B
Jalan Selasar
732,00 3 lantai 7 Bangunan Induk Bagian C Belakang 3.672,00 5 Lantai 8 Bangunan Induk Bagian D
Ruang Rawat Inap Kamar
1.596,00 3 Lantai 9 Bangunan Induk Bagian E
Bangunan Penunjang 1
224,00 1 Lantai 10 Bangunan Induk Bagian F
Bangunan Penunjang 2
216,00 2 Lantai 11 Bangunan Induk Bagian G Selasar Depan 237,00 1 Lantai 12 Bangunan Induk Bagian H Selasar Dalam 189,00 1 Lantai 13 Bangunan Induk Bagian I Musholah 144,00 1 Lantai 14 Bangunan Induk Bagian J Rumah Gardu 78,75 1 Lantai 15 Bangunan Induk Bagian K Rumah Trafo 25,00 1 Lantai 16 Bangunan Induk Bagian L Laboratorium
Existing
1526,00 3 Lantai 17 Bangunan Induk Bagian M Saluran Air Kotor 55,00 1 Lantai 18 Bangunan Induk Bagian N Koperasi 12,00 1 Lantai 19 Bangunan Induk Bagian O Pagar dan
Perkerasan
20 Bangunan Induk Bagian I Gedung Asrama 267.00 2 Lantai 21 Bangunan gedung Admi nistrasi perkantoran
Askes Center
79,00 1 Lantai
23 Transportasi dan Alat Komunikasi
Tabel 2.3
Transportasi dan Alat Komunikasi
NO Nama alat 2012 Jumlah 2012 Keterangan 2012 Nama alat 2013 Jumlah 2013 Keterangan 2013
1 Ambulance 7 unit Ambulance 8 unit
Hibah 1 ambulance dari ASKES
2 Bus 1 unit Bus 1 unit
3 Mobil dinas 7 unit Mobil dinas 10 unit
4 Motor 13 unit Motor 13 unit
5 Telepon
(sambungan) 17 unit
Telepon
(sambungan) 17 unit
6 Faximil 1 unit 1 unit rusak Faximil 1 unit 1 unit rusak
7 PABX 1 unit PABX 1 unit
Pengelolaan Barang Milik Negara Setditjen Bina Upaya Kesehatan selama periode 1 Januari s/d 31 Desember 2013, dapat dilaporkan dalam bentuk Intrakomtable, Ekstrakomtable, Gabungan Intrakomtable dan Ekstrakomtable, Aset Tak Berwujud dan Konstruksi dalam pengerjaaan.
Adapun laporan perkembangan masing-masing Barang Milik Negara adalah sebagai berikut :
a. BMN INTRAKOMTABEL
Posisi Awal (1 Januari 2013) : Rp. 163.385.738.657
Penambahan : Rp. 65.550.241.914
Pengurangan :Rp. 629.932.480,- Posisi Akhir (31 Desember 2013) :Rp. 228.306.048.091,-
24 b. BMN EKTRAKOMTABEL
Posisi Awal (1 Januari 2013) : Rp 225.697.965,- Penambahan : Rp. 23.364.510,- Pengurangan : Rp. 18.000,- Posisi Akhir (31 Desember 2013) : Rp. 249.044.475,-
c. BMN & GABUNGAN INTRA EKSTRA
Posisi Awal (1 Januari 2013) :Rp 163.611.436.622,-
Penambahan :Rp 65.573.606.424,-
Pengurangan : Rp. 609.950.480,- Posisi Akhir (31 Desember 2013) :Rp. 228.555.092.566,-
d. BMN ASET TAK BERWUJUD
Posisi Awal (1 Januari 2012) : Rp 390.862.944,- Penambahan : Rp. 378.603.500; Pengurangan : Rp. 0; Posisi Akhir (31 Desember 2012) :Rp 428.723.294,-
Berdasarkan hasil laporan posisi Barang Milik Negara Direktorat Jenderal Bina Upaya kesehatan berdasarkan Neraca Keseluruhan baik dalam bentuk Intrakomtable, Ekstrakomtable dan Kontruksi Dalam Pengerjaan serta Barang persediaan dan aset dalam bentuk lainnya sampai dengan 31 Desember 2013 tercatat sebanyak
25 c). Dana
Anggaran Tahun 2013 Berdasarkan Sumber Dana
Anggaran RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso untuk Tahun 2013, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.4
Anggaran Tahun 2013 Berdasarkan Sumber Dana
JENIS BELANJA
DIPA
APBN BLU JUMLAH
B. PEGAWAI 25.195.471.000 - 26.165.741.000 B. BARANG 34.329.946.000 25.600.000.000 59.929.946.000 B. MODAL 10.000.000.000 400.000.000 10.400.000.000 JUMLAH 70.525.687.000 26.000.000.000 96.525.687.000
Detail anggaran setelah penambahan saldo awal kas, seebagai berikut :
Kegiatan
2013
Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan
9,970,000,000
A. Peralatan Fasilitas Perkantoran
2,590,000,000
B. Alat Kesehatan, Kedokteran dan KB dalam rangka menuju pelayanan kelas Dunia
4,970,744,000
C. Peralatan Peralatan Kantor
1,128,000,000
D. Gedung/Bangunan
1,281,256,000
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat BUK
91,759,231,000
A. Dokumen Perencanaan dan Anggaran
92,400,000
B. Dokumen Data dan Informasi
60,060,000
D. Dokumen Evaluasi dan Pelaporan
103,046,000
E. N/S/P/K dalam Bidang Kesehatan
605,958,000
F. Pengembangan Mutu dan Kelembagaan
2,594,126,000
F. Laporan Layanan Operasional Rumah Sakit (PNBP/BLU)
30,000,000,000
G. Laporan Akuntansi Keuangan Negara dan Inventaris BMN
90,000,000
H. Obat-obatan
7,327,700,000
I. Dukungan Sarana dan Prasarana kantor
4,123,039,000
J. SDM yang terlatih
1,817,800,000
K. Barang Medik Habis Pakai
2,712,542,000
L. Layanan Perkantoran
42,232,560,000
101,729,231,000
26 BAB III
TUJUAN DAN SASARAN KERJA
1. Dasar HukumDasar Hukum yang dijadikan acuan dalam menyusun kebijakan dan rencana kerja RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, yaitu:
Peraturan Presiden No. 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2010-2014;
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/IV/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja kementerian Kesehatan;
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 021/Menkes/SK/I/2011/ tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014;
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1099/Menkes/SK/VI/2011/ tentang Indikator Kinerja Utama Tingkat Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014;
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1981/MENKES/SK/XII/2010 tentang Pedoman Akutansi Badan Layanan Umum (BLU) Rumah Sakit
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008 Tentang Pedoman Akutansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum
Pakta Integritas Menteri Kesehatan;
Rencana Strategis (Renstra) UPT Vertikal
Rencana Bisnis Anggaran (RBA) 2. Tujuan, Sasaran, dan Indikator
a). Tujuan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Tujuan dari rumah sakit menjadi rujukan nasional dari segi pelayanan dan kajian penyakit infeksi menunjukkan arah menyeluruh yang akan ditujuoleh organisasi, maka tujuan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, sebagai berikut :
1) Terwujudnya profesionalisme dan komitmen SDM. 2) Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan. 3) Terwujudnya kepuasan customer.
4) Terwujudnya manajemen keuangan yang akuntabel 5) Terwujudnya pelaksanaan kajian penyakit infeksi
27 b). Indikator Kinerja BLU (RBA)
1. Indikator dan Bobot Aspek Keuangan
Tabel 3.1 Aspek Keuangan
No. Sub Aspek / Indikator Bobot
1. Rasio Keuangan 19
a. Rasio Kas (Cash Ratio) 2
b. Rasio Lancar (Current Ratio) 2,5
c. Periode Panagihan Piutang (Collection Period) 2
d. Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset Turnover) 2
e. Imbalan atas Aktiva Tetap (Return on Asset) 2
f. Imbalan Ekuitas (Return on Equity) 2
g. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) 2
h. Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional 2,5
i. Rasio Subsidi Biaya Pasien 2
2. Kepatuhan Pengelolaan Keuangan BLU 11
a. Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Definitif 2
b. Laporan Keuangan Berdasarkan SAK 2
c. Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU (SP3B
BLU) 2
d. Tarif Layanan 1
e. Sistem Akuntansi 1
f. Persetujuan Rekening 0,5
g. Standard Operating Procedure (SOP) Pengelolaan Kas 0,5
h. SOP Pengelolaan Piutang 0,5
i. SOP Pengelolaan Utang 0,5
j. SOP Pengadaan Barang dan Jasa 0,5
k. SOP Pengelolaan Barang Inventaris 0,5
28 2. Indikator dan Bobot Aspek Pelayanan
Tabel 3.2 Aspek Pelayanan
No. Sub Aspek / Kelompok Indikator / Indikator / Sub Indikator
Bobot RS Umum Pendidikan RS Umum Non Pendidikan 1 Layanan 35 35 a. Pertumbuhan Produktivitas 18 18
1) Rata-rata Kunjungan Rawat Jalan / Hari 2 2
2) Rata-rata Kunjungan Rawat Darurat / Hari 2 2
3) Pertumbuhan Hari Perawatan Rawat Inap (HP) 2 2
4) Pemeriksaan Radiologi / Hari 2 2,5
5) Pemeriksaan Laboratorium / Hari 2 2,5
6) Rata-rata Operasi / Hari 2 2
7) Rata-rata Rehab Medik / Hari 2 2
8) Pertumbuhan Peserta Didik Pendidikan Kedokteran 2 0
9) Jumlah Penelitian yang Dipublikasikan 2 0
b. Efektivitas Pelayanan 14 14
1) Kelengkapan Rekam Medik 24 jam selesai pelayanan 2 2
2) Pengembalian Rekam Medik 2 2
3) Angka Pembatalan Operasi 2 2
4) Angka Kegagalan Hasil Radiologi 2 2
5) Persentase Penulisan Resep sesuai Formularium 2 2
6) Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium 2 2
7) BOR 2 2
c. Pertumbuhan Pembelajaran 3 3
1) Rata-rata Jam Pelatihan/Karyawan 1 1,5
2) Persentase Dokdiknis yang Mendapat TOT 1 0
3) Program Reward dan Punishment 1 1,5
2 Mutu dan Manfaat kepada Masyarakat 35 35
a. Mutu Pelayanan 14 14
1) Emergency Response Time 2 2
2) Waktu Tunggu Rawat Jalan 2 2
29
4) Kecepatan Pelayanan Resep Obat Jadi 2 2
5) Waktu Tunggu Sebelum Operasi 2 2
6) Waktu Tunggu Hasil Laboratorium 2 2
7) Waktu Tunggu Hasil Radiologi 2 2
b. Mutu Klinik 12 12
1) Angka Kematian di Gawat Darurat 2 2
2) Angka Kematian/Kebutaan ≥ 48 jam 2 2
3) Post Operative Death Rate 2 2
4) Angka Infeksi Nosokomial 4 4
5) Jumlah Kematian Ibu di Rumah Sakit 2 2
c. Kepedulian Kepada Masyarakat 4 4
1) Pembinaan kepada Puskesmas dan Sarana Kesehatan
Lain 1 1
2) Penyuluhan Kesehatan 1 1
3) Rasio Tempat Tidur Kelas III 2 2
d. Kepuasan Pelanggan 2 2
1) Penanganan Pengaduan/Persentase Pengaduan 1 1
2) Kepuasan Pelanggan 1 1
e. Kepedulian Terhadap Lingkungan 3 3
1) Kebersihan Lingkungan (Hasil Penilaian Rumah Sakit
Berseri) 2 2
2) Proper Lingkungan (KLH) 1 1
30 C). Key Performance Indicators
Tabel 3.3
Key Performance Indicators (KPI)
NO SASARAN KPI
TARGET KPI
2011 2012 2013 2014 2015
1 Terwujudnya peningkatan pendapatan Tingkat pertumbuhan pendapatan
10% 10% 10% 10% 10%
2 Terwujudnya effisiensi anggaran % cost reduction 2% 3% 5% 5% 5%
3 Terwujudnya peningkatan kompetensi
staf
% staf dengan kompetensi sesuai
50% 55% 60% 65% 70%
4 Terwujudnya kepuasan staf Pertumbuhan % staf dengan nilai 5% 8% 10% 10% 10% kepuasan > 4
5 Terwujudnya peningkatan keandalan
SarPar
Rata-rata OEE prasarana >85%
6 Terwujudnya produktivitas pelayanan Tingkat pertumbuhan produktivitas pelayanan Pemanfaatan RI lt 3 & 4 MCU Diklat Lab Penelitian 7 Terwujudnya penyempurnaan sistem
managemen
% penyempurnaan prosedur pd level coorporat yg
31 terimplementasi
8 Terwujudnya peningkatan kualitas
layanan non medik
% peningkatan kualitas layanan non medik
10% 10% 10% 10% 10%
9 Terwujudnya kepuasan external
customer
% peningkatan kepuasan pasien 5% 5% 5% 5% 5%
10 Terwujudnya peningkatan kualitas
pelayanan
% unit layanan yg memenuhi standar waktu tunggu
40% 50% 60% 70% 80%
11 Terwujudnya peningkatan kualitas
medik
Penurunan angka NDR (permil) 45‰ 43‰ 40‰ 38‰ 35‰ Penurunan angka INOS
Penurunan KTD & KNC (persen) 5% 5% 5% 5% 5%
Penurunan LOS 5% 5% 5% 5% 5%
12 Terwujudnya kualitas kajian penyakit
infeksi
Pertumbuhan kajian penyakit infeksi
5% 5% 5% 5% 5%
32 d). Standar Pelayanan Minimal
Tabel 3.4
Standar pelayanan Minimal NO Jenis
Pelayanan
Indikator Standar
1 Instalasi Gawat Darurat
1.Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa 100 % 2.Kemampuan menangani sight saving anak dan dewasa 100 %
3.Jam buka Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam
4.Pemberian pelayanan kegawatdaruratan yang tersertifikasi dan masih berlaku BLS/PPGD dan kegawatdaruratan mata
100 %
5.Ketersediaan Tim Penanggulangan Bencana Tim 6.Waktu tanggap pelayanan Dokter di Gawat Darurat ≤ 8 menit
terlayani, setelah pasien datang
7.Kepuasan pelanggan ≥ 70 %
8.Kematian pasien ≤ 24 Jam ≤ 2/1000
9.Tidak adanya pasien yang harus membayar uang muka 100 % 2 Instalasi Rawat
Jalan
1. Doter pemberi pelayanan di poliklinik spesialistik 100 % dokter spesialis
2.Ketersediaan Pelayanan 1.Klinik Anak
2.Klinik Penyakit Dalam 3.Klinik Kebidanan 4.Klinik Bedah 3.Penegakkan Diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB ≥ 60 % 4.Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di RS ≥ 60 %
5.Jam buka pelayanan a.Pagi :jam
08.00-13.00 sedangkan hari jumat :jam 08.00-11.00 b.Sore : jam 14.00-16.00
6.Waktu Tunggu Rawat Jalan ≤ 60 menit
7.Kepuasan Pelanggan ≥ 90 %
33 Spesialis b.Perawat minimal pendidikan D3 2.Dokter penanggung jawab di Rawat Inap 100 % 3.Ketersediaan pelayanan rawat inap a.Utama A
b.VIP c.Kelas I d.Kelas II e.Kelas III f.Ruang Isolasi
4.Jam visite dokter spesialis Jam
08.00-14.00 setiap hari kerja
5.Kejadian Infeksi Pasca Operasi ≤ 2 %
6.Kejadian infeksi nosokomial ≤ 1,5 %
7.Tidak ada pasien jatuh yang berakibat kecacatan dan kematian 0 %
8.Kematian pasien ≥ 48 jam < 25/1000
9.Kejadian pulang paksa ≤ 5 %
10.Kejadian pasien lari/kabur ≤ 5 %
11.Jumlah pasien rawat inap yang dirujuk ≤ 5 %
12.Kejadian pasien bunuh diri < 25 ‰
13.Penegakkan Diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB ≥ 60 % 14.Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di RS ≥ 60 % 15.Kejadian infeksi nosokomial
a.Kejadian Decubitus 0,2 %
b.Kejadian Plebitis O,2 %
c.Kejadian kesalahan pemberian obat oleh perawat (KNC&KTD) 0 %
d.Kejadian infeksi luka operasi 0 %
e. Kejadian cidera akibat restrain 0 %
16.Kepuasan pelanggan ≥ 90 %
4 Instalasi Bedah Sentral
1.Waktu tunggu operasi elektif ≤ 2 hari
2.Kejadian kematian di meja operasi ≤ 1 % 3.Tidak adanya kejadian operasi salah sisi 0 % 4.Tidak adanya kejadian op[erasi salah orang 0 % 5.Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi 0 % 6.Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing/lain pada tubuh
pasien setelah operasi
0 %
34 penempatan anestesi endotracheal tube
5 ICU 1.Rata-rata pasien yang kembali ke ICU dengan penyakit yang sama ≤72 Jam 6 Laboratorium
Patologi Klinik
1.Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium ≤ 140 menit
2.Pelaksana Ekspertesi Dokter Sp.PK
3.Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium 0%
4.Kepuasan Pelanggan ≥ 80 %
7 Radiologi 1.Waktu tunggu hasil pelayanan radiologi ≤ 3 jam
2.Pelaksana ekspertisi Dokter
Sp.Rad 3.Kejadian kegagalan pelayanan rontgen a.kerusakan
foto ≤2 %
4.Kepuasan pelanggan ≥ 80 %
8 Rehabilitasi Medik
1.Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan Rehabilitasi Medik yabg direncanakan
≤ 50 %
2.Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medik 0 %
3.Kepuasan pelanggan ≥80 %
9 Farmasi 1.Waktu tunggu pelayanan
a.Obat Jadi ≤ 45 menit
b.Racikan ≤ 60 menit
2.Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat 0 %
3.Kepuasan pelanggan ≥ 80 %
4.Penulisan resep sesuai formularium 100 % 10 Gizi 1.Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien ≥ 90 %
2.Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien ≤ 20 % 0 %
35 3.Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian diet
11 Pelayanan
Gakin Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan
100 % terlayani
12 Rekam Medik
1.Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai
pelayanan 100 %
2.Kelengkapan Informed Concent setelah mendapatkan informasi yang jelas
100 %
3.Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan ≤ 10 menit 4.Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap ≤ 15 menit
13 Sanitasi
1.Baku mutu limbah cair
a.BOD < 30 mg/l b.COD <80 mg/l c.TSS < 30 mg/l d.PH 6-9 2.Pengelolaan limbah padat infeksius sesuai dengan aturan 100 % 14 Kepegawaian 1.Tindak lanjut hasil pertemuan direksi 100 % 2.Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat 100 % 3.Ketepatan waktu pengurusan gaji berkala 100 %
15 Keuangan 1. Cost recovery ≥ 40 %
2.Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan 100 % 3.Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat
inap
≤ 2 jam
4. Kecepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu 100 % 16 Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
1.Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat ≤ 80 % 2.Ketepatan waktu pemeliharaan alat 100 % 3.Peralatan laboratorium dan alat ukur yang digunakan dalam
pelayanan terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi
100 %
17 Laundry 1.Tidak adanya kejadian linen yang hilang 0 % 2.Ketepatan waktu penyediaan linen umtuk ruang rawat inap 100 % 18 Pencegahan
dan
Pengendalian Infeksi (PPI)
1.Ada anggota Tim PPI yang terlatih Anggota Tim PPI yang terlatih 75 %
2.Tersedia APD di setiap instalasi 60 %
3.Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial/HAI (Health Care Associated Infection) di RS
36 e).Penetapan Kinerja
Tabel 3.5 Penetapan kinerja
38
BAB IV
STRATEGI PELAKSANAAN
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, dalam menghadapi kendala/hambatan dan kesulitan dalam pelayanan secara keseluruhan senatiasa selalu bekerjasam dan berkoordinasi dengan segala unit/bagian struktural dan fungsional untuk membuat/memutuskan strategi pencapaian tujuan dan sasaran, hambatan dalam pelaksanaan, serta terobosan yang telah dilakukan oleh RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso pada periode Tahun 2013, adalah sebagai berikut:
1. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran
Untuk mencapai tujuan dan sasarannya, pada kurun waktu Tahun 2013, disusunlah strategi-strategi/kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Melakukan review tarif: seiring dengan naiknya nilai dollar.
Menyusun tarif baru: penyusunan tarif baru RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, tidak hanya mengacu pada pencarian profit semata-mata.
Pengesahan tarif: setelah selesai disusun Pola Tarif Baru Tahun 2011, agar mempunyai kekuatan hukum, maka sebelum diberlakukan, harus mendapatkan pengesahan dari Direktur Utama RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso untuk tarif kelas II ke atas, dan pengesahan dari Menteri Kesehatan untuk tarif kelas III.
Penyusunan PROTAP Pencatatan Piutang.
Pelaporan piutang.
Melakukan penyempurnaan modul front office, modul akuntansi, serta modul hutang dan piutang.
Penyempurnaan SOP Pengadaan Barang dan Jasa
Pembuatan standar harga.
Menyusun laporan keuangan
Melakukan audit laporan keuangan
Menyusun SOP Inventory.
Melakukan peng-input-an data inventaris dan data stock.
Melakukan pemetaan kompetensi staf.