• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN PENGUKURAN KELAS VII SEMESTER I MTS N 2 MEDAN T.P. 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN PENGUKURAN KELAS VII SEMESTER I MTS N 2 MEDAN T.P. 2012/2013."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

POKOK SUHU DAN PENGUKURAN KELAS VII SEMESTER I MTs N 2 MEDAN

T.P. 2012/2013

Oleh: Fhitriani Harahap

NIM 408121051

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

POKOK SUHU DAN PENGUKURAN KELAS VII SEMESTER I MTs N 2 MEDAN

T.P 2012/2013

Fhitriani Harahap (Nim : 408121051) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaraninquiry trainingpada materi pokok suhu dan pengukuran kelas VII Semester I MTs Negeri 2 Medan T.P 2012/2013.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil yang terdiri dari 9 kelas berjumlah 360 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling

dengan mengambil 2 kelas dari 9 kelas secara acak yaitu kelas VII-5 sebagai kelas eksperimen dengan model pembelajaranInquiry Trainingdan kelas VII-6 sebagai kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar siswa dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 20 soal.

Hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 34,875 dengan standar deviasi 11,17, dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol 33,5 dengan standar deviasi 11,99. Pada pengujian normalitas untuk pretes diperoleh pada kelas eksperimen dengan Lhitung= 0,121 dan Ltabel= 0,1401, untuk kelas kontrol dengan Lhitung= 0,0733 dan Ltabel= 0,1401, sehingga diperoleh Lhitung< Ltabel,maka data kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas diperoleh Fhitung = 1,15 dan Ftabel = 1,69, sehingga Fhitung < Ftabel, maka kedua tabel berasal dari kelompok yang homogen. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaraninquiry trainingdan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Setelah pembelajaran selesai, diperoleh postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 70,375 dengan standar deviasi 11,67 dan kelas kontrol 63,125 dengan standar deviasi 13,33. Rata-rata nilai keseluruhan aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen adalah 60,92 termasuk kategori aktif. Hasil uji t diperoleh thitung = 2,58 dan ttabel= 1,994 sehingga thitung > ttabel (2,58 > 1,994) maka Ha diterima, dengan demikian diperoleh ada pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

Inquiry Training pada materi pokok Suhu dan Pengukuran kelas VII Semester I

(4)

diselesaikan.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi pokok Suhu dan Pengukuran Kelas VII Semester I MTs Negeri 2 Medan T.P. 2012/2013.” disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. J.B. Sinuraya, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dewi Wulandari. S.Si, M.Si, , Bapak Drs. Rappel Situmorang, M.Si, dan Ibu Dr. Derlina, M.Si sebagai dosen penguji I, II, III yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si selaku dosen pembimbing akademik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh bapak dan ibu dosen serta staff pegawai jurusan Fisika yang telah banyak membantu selama penyelesaian studi di UNIMED. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Nursalimi, M.Ag selaku kepala sekolah MTs Negeri 2 Medan, dan Ibu Elyani yang selalu mendukung penulis dalam penelitian.

(5)

telah meluangkan waktu untuk membantu dan memberikan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua orang yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.

Medan, Agustus 2012 Penulis

(6)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

POKOK SUHU DAN PENGUKURAN KELAS VII SEMESTER I MTs N 2 MEDAN

T.P 2012/2013

Fhitriani Harahap (Nim : 408121051) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok suhu dan pengukuran kelas VII Semester I MTs Negeri 2 Medan T.P 2012/2013.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil yang terdiri dari 9 kelas berjumlah 360 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling

dengan mengambil 2 kelas dari 9 kelas secara acak yaitu kelas VII-5 sebagai kelas eksperimen dengan model pembelajaran Inquiry Training dan kelas VII-6 sebagai kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar siswa dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 20 soal.

Hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 34,875 dengan standar deviasi 11,17, dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol 33,5 dengan standar deviasi 11,99. Pada pengujian normalitas untuk pretes diperoleh pada kelas eksperimen dengan Lhitung = 0,121 dan Ltabel = 0,1401, untuk kelas kontrol dengan Lhitung = 0,0733 dan Ltabel = 0,1401, sehingga diperoleh Lhitung < Ltabel, maka data kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas diperoleh Fhitung = 1,15 dan Ftabel = 1,69, sehingga Fhitung < Ftabel, maka kedua tabel berasal dari kelompok yang homogen. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran inquiry training dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Setelah pembelajaran selesai, diperoleh postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 70,375 dengan standar deviasi 11,67 dan kelas kontrol 63,125 dengan standar deviasi 13,33. Rata-rata nilai keseluruhan aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen adalah 60,92 termasuk kategori aktif. Hasil uji t diperoleh thitung = 2,58 dan ttabel = 1,994 sehingga thitung > ttabel (2,58 > 1,994) maka Ha diterima, dengan demikian diperoleh ada pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

Inquiry Training pada materi pokok Suhu dan Pengukuran kelas VII Semester I

(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 4

1.3 Batasan Masalah 4

1.4 Rumusan Masalah 5

1.5 Tujuan Penelitian 5

1.6 Manfaat Penelitian 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 7

2.1.1. Pengertian Belajar 7

2.1.2. Pengertian Hasil Belajar 7

2.1.3. Aktivitas-aktivitas Belajar 8

2.1.4. Pengertian Model Pembelajaran 11

2.1.5. Model Pembelajaran Inquiry Training 13

2.1.6. Pembelajaran Konvensional 18

2.1.7. Materi Pembelajaran Suhu dan Pengukuran 18

2.2. Kerangka Konseptual 24

2.3. Hipotesis 25

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 26

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 26

3.2.1. Populasi Penelitian 26

3.2.2. Sampel Penelitian 26

3.3. Variabel Penelitian 26

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 27

3.4.1. Jenis Penelitian 27

3.4.2. Desain Penelitian 27

3.5. Prosedur Penelitian 27

3.6. Instrumen Penelitian 29

3.6.1. Validitas Tes 32

3.6.1.1. Validitas Isi 32

(8)

3.6.1.3. Reliabilitas Tes 33

3.6.1.4. Taraf Kesukaran Tes 34

3.6.1.5. Daya Pembeda 35

3.7. Teknik Analisa Data 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 42

4.1.1 Deskripsi Data Penelitian 42

4.1.2 Analisis Data Instrumen 42

4.1.3 Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 43

4.1.4 Uji Persyaratan Analisis Data 44

4.1.4.1 Uji Normalitas 44

4.1.4.2 Uji Homogenitas 45

4.1.4.3. Hasil Pengujian Hipotesis 45

4.2. Pembahasan 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 52

5.2 Saran 52

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Termometer 19

Gambar 2.2 Termometer Klinis 23

Gambar 2.3 Termometer Ruangan 23

Gambar 2.4 Termometer Maksimum Minimum 24

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Desain Pre Test-Postest Dua Kelompok 27 Tabel 3.2 Spesifikasi Tes Hasil Belajar Fisika 30

Tabel 3.3 Kriteria Kemampuan Siswa 31

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 RPP I 63

Lampiran 2 RPP II 64

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa 1 74

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa 2 75

Lampiran 5 Spesifikasi Tes Hasil Belajar 77

Lampiran 6 Tes Instrumen Penelitian 87

Lampiran 7 Kunci Jawaban 92

Lampiran 8 Data Uji Coba Instrumen 93

Lampiran 9 Perhitungan Uji Validitas Instrumen 95 Lampiran 10 Perhitungan Uji Reliabilitas Tes 97 Lampiran 11 Analisis Butir Soal Kelompok Atas dan Bawah 98 Lampiran 12 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 100

Lampiran 13 Perhitungan Daya Beda 101

Lampiran 14 Soal Pretest dan Postest 103

Lampiran 15 Kunci Jawaban 107

Lampiran 16 Nilai Pretes dan Postes Kelas Kontrol dan Eksperimen 108 Lampiran 17 Perhitungan Simpangan Baku Hasil Belajar Siswa kelas

Kelas Eksperimen dan Kontrol 110

Lampiran 18 Uji Normalitas Data 112

Lampiran 19 Uji Homogenitas 116

Lampiran 20 Uji Hipotesis 118

Lampiran 21 Deskriptor Aktivitas Belajar Siswa 122 Lampiran 22 Lembar Observasi Aktivitas Siswa kelas Eksperimen 123 Lampiran 23 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa 127

Lampiran 24 Dokumentasi Penelitian 128

Lampiran 25 Tabel Harga Kritik dan r Product Moment 132 Lampiran 26 Tabel Wilayah Luas Bawah Kurva Normal 0 ke z 133 Lampiran 27 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 134 ftar

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Proses kegiatan belajar mengajar disekolah merupakan kegiatan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik. Interaksi atau hubungan timbal balik dalam peristiwa belajar mengajar tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa saja, tetapi berupa interaksi edukatif. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.

Masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghapal informasi. Otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika anak didik lulus dari sekolah mereka pintar secara teoritik tetapi mereka miskin secara aplikasi ( Sanjaya 2008:1).

Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang alam semesta, fenomena alam dan mekanisme yang terjadi di dalamnya. Lebih sederhananya dapat dikatakan bahwa fisika erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Apa yang dialami, apa yang dilakukan, kenapa hal itu terjadi, dan mengapa demikian. Banyak peserta didik keliru dalam memahami ilmu fisika dimana peserta didik sering beranggapan bahwa fisika hanya penuh dengan rumus-rumus, dalil-dalil yang membuat pusing.

(13)

2

produk, proses, serta sikap siswa secara seimbang. Bukan hanya itu, pembelajaran sains harusnya merupakan suatu proses aktif.

Fisika merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis sehingga IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Departemen Pendidikan Nasional (2008) menyatakan bahwa pembelajaran fisika dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di MTs Negeri 2 Medan dengan melakukan wawancara kepada salah satu guru bidang studi Fisika diperoleh data hasil belajar fisika pada tahun 2011/2012 yaitu nilai rata-rata 65 sedangkan kriteria ketuntasan minimal yang akan dicapai adalah 73 ,sehingga dapat dikatakan nilai rata-rata siswa tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal yang diharapkan.

(14)

peserta didik. Sehingga peserta didik menjadi kurang tertarik pada materi pembelajaran tersebut.

Banyak siswa sekolah menengah pertama yang beranggapan bahwa fisika tergolong pelajaran yang sulit, kurang menarik dan membosankan. Hasil observasi yang dilakukan di MTs Negeri 2 Medan dengan menyebarkan angket pada siswa kelas VII-4 , pada tanggal 9 Februari 2012 bahwa 64 % dari siswa menganggap fisika itu pelajaran yang sulit, membosankan dan membingungkan. Hal ini disebabkan karena pelajaran fisika disajikan dalam bentuk yang monoton dan terkesan sulit dan dipenuhi rumus-rumus. Sebenarnya fisika merupakan ilmu yang menarik, karena semua gejala yang terjadi di alam berkaitan dengan fisika.

Menurut Trianto (2007 : 1), “Rendahnya hasil belajar disebabkan proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran konvensional”. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher centered sehingga siswa menjadi pasif. Siswa tidak memiliki keterlibatan untuk menemukan dan merumuskan sendiri informasi sebagai bahan pengajaran. Selain itu, siswa hanya menggantungkan pengalaman belajarnya pada guru dan tidak memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meyelesaikan masalah-masalah diatas adalah dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry Training

dalam pengajaran fisika. Menurut Joyce (2009: 201), model pembelajaran inquiry

training dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah

melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang singkat. Tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan displin dan mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan pertanyaan dan menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin tahunya.

Dari hasil penelitian sebelumnya Rostina harahap (2009) diperoleh nilai rata-rata pretes 36,00 setelah diberi perlakuan yaitu dengan model pembelajaran

(15)

4

Medan T.P. 2009/2010”. Dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ratni Sirait (2010) menunjukkan bahwa: hasil belajar siswa kelas dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training memiliki rata – rata 6,29 dan hasil belajar siswa kelas dengan menggunakan model pembelajaran konvensional memiliki rata – rata 5,64. Menurut Ratni, (2010 : 42 ) hasil penelitian ini memiliki pengaruh signifikan terhadap hasil belajar yang diberi model pembelajaran inquiry training

pada pelajaran fisika.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Pengukuran Kelas VII Semester I MTs Negeri 2 Medan T. P 2012/2013”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa masih rendah

2. Model pembelajaran yang kurang bervariasi 3. Proses pembelajaran yang kurang menarik

4. Siswa tidak tertarik untuk belajar fisika dan menganggap bahwa fisika merupakan mata pelajaran yang sulit.

1.3. Batasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup permasalahan maka masalahnya dalam penelitian ini dibatasi hanya pada masalah berikut :

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII MTs Negeri 2 Medan T.P 2012/2013.

2. Materi pelajaran fisika kelas VII Semester I di MTs Negeri 2 Medan hanya pada Suhu dan Pengukuran.

(16)

1.4. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas VII Semester I di MTs Negeri 2 Medan pada materi pokok Suhu dan Pengukuran T.P 2012/2013 dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training?

2. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa kelas VII Semester I di MTs Negeri 2 Medan pada materi pokok Suhu dan Pengukuran T.P 2012/2013 ?

3. Bagaimanakah aktivitas yang dilakukan siswa kelas VII Semester I di MTs Negeri 2 Medan pada materi pokok Suhu dan Pengukuran T.P 2012/2013 selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

inquiry training? 1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII Semester I di MTs Negeri 2

Medan pada materi pokok Suhu dan Pengukuran T.P 2012/2013 dengan menerapkan model pembelajaran inquiry training.

2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa kelas VII Semester I di MTs Negeri 2 Medan pada materi pokok Suhu dan Pengukuran T.P 2012/2013

(17)

6

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat sebagai :

1. Menambah pengetahuan penulis terhadap model pembelajaran inquiry training yang dapat digunakan nantinya dalam proses pembelajaran demi meningkatkan kualitas pendidikan.

2. Sebagai bahan masukan bagi guru fisika dalam memilih model pembelajaran yang menyediakan berbagai pengalaman belajar.

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran inquiry training pada materi suhu dan pengukuran di kelas VII Semester I MTs Negeri 2 Medan T.P 2012/2013 memilki nilai rata-rata adalah 70,375 dengan kategori baik.

2. Penelitian dilakukan di dua kelas yaitu satu sebagai kelas eksperimen dan yang lain sebagai kelas kontrol. Sebelum diberikan pembelajaran yang berbeda kepada masing-masing kelas terlebih dahulu dilakukan tes awal (pretes) untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah diketahui bagaimana kemampuan awal para siswa dilakukan pembelajaran yang berbeda. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran Inquiry Training dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai postes siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Inquiry Training (kelas eksperimen) adalah sebesar 70,375. Sedangkan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional (kelas kontrol) diperoleh rata-rata nilai postes sebesar 63,125. Ini membuktikan hasil belajar siswa yang mengunakan model pembelajaran inquiry training lebih tinggi dari pada pembelajaran konvensional dengan thitung > ttabel = 2,58 > 1,994 (α = 0,05). 3. Hasil observasi aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen dengan

(19)

52

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka penulis memberikan saran untuk memperbaiki kualitas hasil belajar siswa antara lain:

1. Penerapan model pembelajaran inquiry training ini didasarkan atas kelebihannya yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif dan aspek psikmotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui model ini dianggap lebih bermakna. Selama pelaksanaan penelitian diperoleh bahwa model pembelajaran inquiry training menguntungkan karena memberi peluang yang sama kepada semua siswa, baik siswa yang memiliki kemampuan rendah, sedang ataupun tinggi untuk berhasil. Oleh sebab itu disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menggunakan model ini dalam proses pembelajaran karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Sirait, R.,(2010), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Usaha dan Energi Kelas VIII

Semester I MTs N 3 Medan T.P 2010/2011., Skripsi, FMIPA Universitas

Negeri Medan.

Anurrahman.,(2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung Alfabeta Bandung Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Dimyati, dkk., (2006),Belajar Dan Pembelajaran , Rineka Cipta, Jakarta. Djamarah, S.B, dkk., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta. Gulo, W., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Grasindo, Jakarta.

Hamalik,O., (2006),Proses Belajar Mengajar , Bumi Aksara, Jakarta.

Joyce,B.; Weil,M. & Calhoun, E. (2009), Model-Model Pembelajaran, Edisi Delapan, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.

Sardiman, (2006), Interaksi Belajar Mengajar, Grafindo persada, Jakarta Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Trianto., (2007), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Prestasi Pustaka, Jakarta.

Wasis, sugeng yuli irianto.,(2008), Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Smp / Mts Kelas VII, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Gambar

Gambar 2.1 Termometer
Tabel 3.1 Desain Pre Test-Postest Dua Kelompok

Referensi

Dokumen terkait

Format basisdata yang digunakan dalam Sistem lnforrnasi DAS Citanduy adalah sistem basisdata relasional yaitu sistem basisdata yang didaiamnya terdiri dari kumpulan tabel

The Ministers referred to the Memorandum of Understanding on the ASEAN Power Grid, signed in Singapore, 23 August 2007, as the umbrella of the implementation of the

Selain sebagai langkah pengurangan penggunaan plastik, pelaku bisnis laundry dapat menggunakan tas Lacaca ini sebagai media promosi untuk menarik pelanggan

Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) Kepala rumahtangga petani miskin umumnya usia produktif, yang sebagian besar memiliki karakteristik yang rendah dalam hal: pendidikan

[r]

[r]

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel tanah terhadap stabilitas lereng pada model tanggul dengan menggunakan software Geo Slope , sehingga

Akan tetapi, informasi pada situs OGSA-DAI sebagai acuan utama penulis tidak diberikan secara detil dalam hal pustaka yang terkait dengan sistem operasi dan paket GT yang