i
ABSTRAK
PERBANDINGAN EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN MIMBA
(Azadirachta indica A. Juss) DAN POVIDONE IODINE 10 %
TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT
SWISS WEBSTER JANTAN
Hillary Leonly, 2015. Pembimbing I : Endang Evacuasiany, Dra., Apt., MS.AFK Pembimbing II : Laella K. Liana, dr., SpPA., M.Kes
Kegiatan yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari risiko terjadinya luka. Daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan dan mengandung berbagai senyawa aktif dan kandungan kimia yang berkhasiat untuk mempercepat penyembuhan luka.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek Ekstrak Etanol Daun Mimba (EEDM) dalam mempercepat penyembuhan luka dan untuk menilai potensinya bila dibandingkan dengan povidone iodine. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik sungguhan, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan bersifat komparatif. Penelitian ini menggunakan 30 ekor mencit Swiss Webster jantan yang dibagi secara acak dalam lima kelompok (n=6) yaitu EEDM dengan konsentrasi 25%, 12,5% dan 6,25%, akuades (kontrol negatif) dan
povidone iodine 10% (pembanding).
Hasil rerata lama penyembuhan luka (hari) yang didapatkan EEDM 25% (11,2), EEDM 12,5% (12,2), EEDM 6,25% (13,2), pembanding (13,2) dan kontrol (13,3). Data dianalisis dengan one way ANOVA, EEDM menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan dalam mempercepat penyembuhan luka dengan nilai p=0,000 (p<0,05). Dengan uji Tukey HSD menunjukan bahwa kelompok EEDM 25% dan 12,5% berpotensi lebih baik dibandingkan dengan povidone iodine 10% dan kelompok EEDM 6,25% memiliki potensi yang sebanding dengan povidone iodine 10%.
Simpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol daun mimba
(Azadirachta indica A. Juss) berefek dalam mempercepat penyembuhan luka dan memiliki potensi yang sebanding dengan povidone iodine 10% serta konsentrasi 25% merupakan konsentrasi yang terbaik.
ii
ABSTRACT
COMPARISON OF NEEM LEAF (Azadirachta indica A. Juss)
ETHANOL EXTRACT AND POVIDONE IODINE 10%
EFFECT TOWARDS WOUND HEALING IN MALE MICE
STRAIN Swiss Webster
Hillary Leonly, 2015. 1st Tutor : Endang Evacuasiany, Dra., Apt., MS.AFK 2nd Tutor : Laella K. Liana, dr., SpPA., M.Kes
In daily life, humans can’t avoid from being injured in their activities. Leaves of Azadirachta indica A. Juss so it can be used as an alternative therapy and contains a variety of chemical content and active component to accelerate wound healing.
The objective of this study is to find out the effect of Ethanol Extract of Neem Leaf (EENL) in accelerating wound healing and to compare its potential with povidone iodine. The experimental is based on real experimental laboratory, using a Completely Randomized Design (CRD) with comparative method. This study used 30 male Swiss Webster mice that were divided randomly into five group (n=6). Each groups was given the ethanol extract of Neem leaf (EENL) with a concentration of 25%, 12,5% and 25%, aquades (negative control) and povidone iodine 10% (comparison).
The result showed the wound healing time (days) from EENL 25% (11,2), EENL 12,5% (12,2), EENL 6,25% (13,2), comparison (13,2) and control (13,3). Data was analized with one way ANOVA, EENL showed a highly significant difference with p=0,000 (p<0,05). Tukey HSD test showed that EENL 25% and 12,5% have better potential than povidone iodine 10% and EENL 6,25% have same potential with povidone iodine 10%.
The conclusion of this study is the ethanol extract of neem leaf has an effect in accelerating the duration of wound healing, had a same potential as povidone iodine 10%. EENL 25% was the best concentration in accelerating duration of wound healing.
Key words: neem leaf, Azadirachta indica A. Juss, wound healing, Swiss Webster
iii
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 4
1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 4
2.2.3 Klasifikasi Penyembuhan Luka ... 30
2.2.4 Proses Penyembuhan Luka ... 32
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka ... 42
2.2.3 Gangguan Penyembuhan Luka ... 45
iv
2.3 Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss) . ... 47
2.3.1 Taksonomi Daun Mimba ... 47
2.3.2 Asal dan Morfologi Tanaman Mimba ... 47
2.3.3 Kandungan Kimia dan Zat-Zat Aktif Daun Mimba ... 49
2.3.4 Manfaat Tanaman Mimba ... 49
2.4 Efek Daun Mimba Terhadap Penyembuhan Luka . ... 50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.3.3.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 58
3.3.3.2 Definisi Operasional Variabel ... 59
v BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan Utama ... 70
5.2 Simpulan Tambahan ... 70
5.3 Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 71
LAMPIRAN ... 76
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Aktivitas Makrofag Selama Penyembuhan Luka ... 35
2.2 Proses Penyembuhan Luka yang Normal ... 39
2.3 Beberapa Growth Factor dan Sitokin yang Berperan dalam Proses Penyembuhan Luka ... 41
2.4 Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Penyembuhan Luka ... 45
2.5 Faktor-faktor Penyebab Gangguan Penyembuhan Luka ... 46
2.6 Senyawa-senyawa yang Terkandung dalam Mimba ... 50
4.1 Lama Penyembuhan Luka dalam Hari ... 63
vii
2.10 Histologi Hipodermis... 17
2.11 Histologis Kelenjar Ekrin ... 18
2.12 Histologis Kelenjar Apokrin ... 19
2.13 Histologis Kelenjar Sebasea ... 20
2.14 Histologis Rambut dan Potongan Melintang Rambut ... 23
2.15 Histologis Kuku ... 24
2.16 Penyembuhan Luka Primer dan Penyembuhan Sekunder ... 33
2.17 Fase Inflamasi ... 36
2.25 Gallic acid & Proanthocyanidin ... 54
2.26 Nimbidin ... 54
viii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Hasil Pengukuran Panjang Luka Mencit Masing-Masing
Kelompok Perlakuan ... 77
Lampiran 2 Hasil Uji Statistik Menggunakan SPSS Statistik 21.0 ... 79
Lampiran 3 Proses Ekstraksi Ekstrak Etanol Daun Mimba ... 82
Lampiran 4 Dokumentasi Proses Perlakuan ... 83
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Luka ialah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh atau rusaknya kesatuan/komponen jaringan, di mana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang. Luka dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan. Ketika luka timbul, ada beberapa keadaan yang akan muncul di antaranya hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ, respon stres simpatis, perdarahan dan pembekuan darah, kontaminasi bakteri dan kematian sel (Kaplan & Hentz, 1992; Sjamsuhidajat & Wim de Jong, 2004).
Luka yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah luka yang mengenai jaringan kulit misalnya luka lecet (ekskoriasi) dan luka iris (skisum). Studi di Inggris menunjukkan prevalensi pasien dengan luka adalah 3,55 per 1000 penduduk. Mayoritas luka yang terjadi adalah luka pembedahan atau trauma (48%), luka tungkai atau kaki (28%) dan ulkus dekubitus (21%). Prevalensi luka di antara pasien rawat inap di rumah sakit
adalah 30,7% (Vowden et al, 2009).
MedMarket Diligence, sebuah asosiasi luka di Amerika, melakukan penelitian tentang insiden luka di dunia berdasarkan etiologi penyakit. Diperoleh data untuk luka bedah ada 110,3 juta kasus, luka trauma 1,6 juta kasus, luka lecet ada 20,4 juta kasus, luka bakar 10 juta kasus, ulkus dekubitus 8,5 juta kasus, ulkus vena 12,5 juta kasus, ulkus diabetik 13,5 juta kasus, amputasi 0,2 juta pertahun, karsinoma 0,6 juta kasus pertahun, melanoma 0,1 juta kasus, komplikasi kanker kulit ada sebanyak 0,1 juta kasus (Diligence, 2009).
2
trauma dan luka lecet. Di Indonesia angka infeksi untuk luka bedah mencapai 2,3% sampai dengan 18,30%. Luka kronik, waktu penyembuhannya tidak dapat diprediksi dan dikatakan sembuh jika fungsi dan struktural kulit telah utuh. Jenis luka kronik yang paling banyak adalah luka dekubitus, luka diabetikum dan luka kanker (Lazarus et al., 1994; Depkes RI, 2001).
Sebuah penelitian di India baru-baru ini, memperkirakan tingkat prevalensi luka kronis sebesar 4,5% per 1000 penduduk. Insidensi luka akut lebih dari dua kali lipat sebesar 10,5% per 1000 penduduk (Shukla et al,
2005). Etiologi luka tersebut adalah diabetes, aterosklerosis, TBC, kusta, ulkus vena, ulkus tekanan, vaskulitis dan trauma (Shukla et al, 2005; John MacDonald, 2009).
Berdasarkan survei yang dilakukan pada tahun 2004, prevalensi luka akibat RTA (Road Transportation Accident) di Indonesia pada populasi yang berumur ≥15 tahun adalah 1,02%, sedangkan luka akibat non-RTA (keracunan, tenggelam, jatuh, dan lain-lain) pada populasi usia ≥15 tahun adalah 0,4%. Di Amerika Serikat pada tahun 2005, 173.723 orang meninggal akibat luka dan kecelakaan akibat kendaraan bermotor dapat menyebabkan luka yang fatal sebanyak 37,1% dan menunjukkan 43.667 kematian (U.S. Departement of Health and Human Services, 2009; WHO, 2012).
Usaha yang dilakukan untuk menyembuhkan luka bermacam-macam, mulai dari mencuci luka sampai pemberian obat antiseptik. Secara farmakologis, obat antiseptik yang sering digunakan untuk penyembuhan luka adalah povidone iodine. Masyarakat sering menggunakan povidone iodine untuk mengobati luka sehari-hari, tetapi povidone iodine memiliki
pengaruh yang kurang signifikan terhadap penurunan kolonisasi bakteri pada luka yang terkontaminasi. Terdapat beberapa efek samping sistemik dari
povidone iodine yang memberikan komplikasi lebih lanjut seperti reaksi
hipersensitivitas kulit misalnya rash, gatal, pembengkakan pada wajah juga menimbulkan rasa gelisah, depresi dan myxoedema (Khan & Navqi, 2006).
3
tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat untuk menyembuhkan luka. Bahan alami berkhasiat menyembuhkan luka yang dapat digunakan sebagai alternatif antara lain: rimpang kunyit, bawang putih, pegagan, binahong, getah pisang, getah pepaya dan lain-lain. Salah satu tumbuhan yang berkhasiat untuk menyembuhkan luka adalah daun mimba (Azadirachta indica A. Juss).
Daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) digunakan dalam pengobatan Ayurvedic lebih dari 4000 tahun dan mempunyai kandungan paraisin, alkaloid, flavonoid, tannin, saponin dan komponen-komponen minyak atsiri
yang mengandung senyawa sulfida. Daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) memiliki efek antiinflamasi, antibakterial, antifungal dan antioksidan (Pandey et al, 2014)
Tanaman mimba (Azadirachta indica A. Juss), terutama biji dan daunnya mengandung beberapa komponen hasil produksi metabolit sekunder seperti azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan nimbidin yang diduga sangat bermanfaat, baik dalam bidang pertanian (pestisida dan pupuk), maupun farmasi (kosmetik dan obat-obatan). Selain itu, daun mimba (Aradilla, 2009; Syarmalina & Laksmitawati, 2005).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak daun mimba terhadap penyembuhan luka dan menilai potensinya bila dibandingkan dengan povidone iodine 10%.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah penelitian ini adalah :
1. Apakah Ekstrak Etanol Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss) mempercepat penyembuhan luka
4 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk mendapatkan obat alternatif untuk mempercepat penyembuhan luka.
Tujuan penelitian ini adalah:
o untuk mengetahui efek ekstrak etanol daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) dalam mempercepat penyembuhan luka.
o untuk menilai potensinya bila dibandingkan dengan povidone iodine 10%.
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
Manfaat akademis penelitian ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan farmakologi tanaman obat tradisional terutama ekstrak daun mimba yang digunakan dalam mempercepat penyembuhan luka.
Manfaat praktis penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang ekstrak daun mimba yang dapat mempercepat penyembuhan luka dan perbandingan potensinya dengan povidone iodine 10% sehingga dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk
penyembuhan luka.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Penyembuhan luka merupakan proses yang normal dalam tubuh manusia. Penyembuhan luka merupakan proses yang kompleks dan dinamis untuk mengembalikan struktur sel dan jaringan. Proses penyembuhan luka terdiri dari 4 fase yang saling berhubungan satu dan lainnya : fase hemostasis, fase inflamasi, fase proliferatif, dan fase remodelling atau resolusi (Gosain & DiPietro, 2004; Mercandetti, 2015).
5
daun mimba juga mengandung saponin, flavonoid dan tanin (Depkes RI, 1993).
Kandungan flavonoid (quercetin dan rutin), alkaloid dan tannin dalam daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan motilitas bakteri, merusak membran sel bakteri sehingga sel bakteri akan lisis (koagulator protein) terutama dalam proses remodelling serta menghambat pertumbuhan fibroblast sehingga perawatan luka akan lebih mudah. Selain itu, tannin berfungsi sebagai astringen yang dapat
menyebabkan penciutan pori-pori kulit, memperkeras kulit, menghentikan eksudat dan pendarahan yang ringan, sehingga mampu menutup luka dan mencegah pendarahan yang biasanya timbul. Nimbidin mensupresi fungsi magrofag dan neutrofil saat inflamasi. Sedangkan, saponin merupakan antimikroba dan memiliki kemampuan sebagai pembersih dan antiseptik sehingga luka tidak mengalami infeksi berat serta saponin memiliki tingkat toksisitas yang tinggi terhadap fungi dan meningkatkan kandungan kolagen serta mempercepat proses epitalisasi sehingga proses penyembuhan luka akan lebih cepat. (Robinson, 1995).
Kandungan kimia dalam daun mimba banyak digunakan sebagai bakterisida, fungisida, dan virusida (Setiawati dkk, 2008). Penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa selain berperan dalam penyembuhan
luka, kandungan quercetin dan -sitosterol dalam tanaman mimba
(Azadirachta indica A. Juss) juga berperan sebagai antioksidan (Heyne K, 1987).
1.5.2 Hipotesis Penelitian
Ekstrak Etanol Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss) mempercepat penyembuhan luka.
70
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan Utama
1. Ekstrak etanol daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) berefek mempercepat penyembuhan luka.
2. Ekstrak etanol daun mimba 6,25% (Azadirachta indica A. Juss) memiliki potensi yang sebanding dengan povidone iodine 10% dalam mempercepat penyembuhan luka.
5.2 Simpulan Tambahan
Ekstrak etanol daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) dengan konsentrasi 25% merupakan konsentrasi yang memiliki potensi terbaik dalam mempercepat penyembuhan luka.
5.3 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan lain dari daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) dalam mempercepat penyembuhan luka.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan bentuk sediaan lain. 3. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui efek samping yang
71
DAFTAR PUSTAKA
Agyare C., Dwobeng AS., Agyepong N., Boakye YD., Mensah KB., Ayande
PG., Adarkwa-Yiadom M. 2013. Antimicrobial, Antioxidant, and Wound
Healing Properties of Kigelia africana (Lam.) Beneth. and Strophanthus
hispidus DC. Hindawi Publishing Corporation Advances in
Pharmacological Sciences: 1-9
Alvarez M., Debattista NB., Pappano NB. 2006. Synergism of flavonoids with
bacteriostatic action against Staphylococcus aureus ATCC 25 923
and Escherichia coli ATCC 25 922. Biocell 30 (1)
Aradilla, Ashry Sikka. 2009. Uji Efektifitas Larvasida Ekstrak Ethanol Daun
Mimba (Azadirachta indica) terhadap Larva Aedes aegypti., Diunduh 23
Januari 2015, dari: http://eprints.undip.ac.id/8088/1/Ashry_Sikka.pdf.,
Ashok PK., Upadhyaya, K. 2012. Tannins are Astringent. Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry; 1 (3): 45-49
Ayello EA., Cuddigan JE. 2004. Conquer Chronic Wounds with Wound Bed
Preparation. The Nurse Practitioner: 29 (3) :8-9
Barbul, A., Efron D,E., Are, C., Park JE., Ahuja V. 2007. Wound Healing in :
Schwartz’s Principles of Surgery. Editor : F. Charles Brunicardi, Dana K.
Andersen, Timothy R. Billiar, David L. Dunn, John G. Hunter, Raphael E.
Pollock. 8th ed. New York: McGraw-Hill. p: 223-230
Beanes SR., Dang C., Soo C., Ting K. 2003. The Phases of Cutaneous Wound
Healing. Diunduh 8 Juli 2015, dari:
http://journals.cambridge.org/fulltext_content/ERM/ERM5_08/S146239940 3005817sup002.htm
Bhowmik, D., Chiranjib, JY., Tripathi KK., Kumar, KPS. 2010. Herbal Remedies
of Azadirachta indica and its Medicinal Application. J. Chem. Pharm. Res.;
2(1): 62-72
Biswas K., Chattopadhyay I., Banerjee RK., Bandyopadhyay, U. 2002. Biological
Activities and Medicinal Properties of Neem (Azadirachta indica).
CURRENT SCIENCE, 82 (11): 1336-1343
Blumert, M and Liu J. (2003). Jiaogulan (Gynostemma pentaphyllum), China’s
Immortality Herb 3rd ed. Torchlight
Del Perú SAC. 2001. The Use of Tannic Acid in The Local Treatment of Burn
Wounds: Intriguing Old and New Perspectives. Wounds; 13(4):144-158. Depkes RI. 1993. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid II, Jakarta. Hal. 67-68
Depkes RI. 2001. Profil Kesehatan Indonesia 2000. Dalam Meidina Sinaga: Penggunaan Bahan pada Perawatan Luka RSUD Dr. Djasamen Saragih
Pematangsiantar. Diunduh 26 Januari 2015 dari:
https://www.academia.edu/9127244/PENGGUNAAN_BAHAN_PADA_PE RAWATAN_LUKA_DI_RSUD_DR._DJASAMEN_SARAGIH_PEMATA NGSIANTAR.,
DiPietro LA., S. Guo. 2010. Critical Reviews in Oral Biology & Medicine:
72
Dorland I, Newman WA. 2003. Dorland’s Illustrated Medical Dictionary. 30th
ed. Philadelphia: Saunders. p: 2066
El-Sakka, MA. 2010. Phytochemistry Alkaloids. 3rd ed. p: 7-11
Eroschenko, VP. 2008. Integumentary System in diFiore’s Atlas of Histology with
Functional Correlations. 11th ed. USA: Lippincott Williams & Wilkins. p:
213-231
Gartner LP, Hiatt JL. 2007. Integument in Color Textbook Histology. 3rd ed.
Elsevier Saunders. p: 327-344
Girish K., Shankara Bhat S. 2008. Neem: A Green Treasure. eJBio 4(3):102-111
Gottrup, F., Melling, A., Hollander DA. 2005. An overview of surgical site
infections: aetiology, incidence and risk factors. Diunduh 9 Juli 2015, dari:
http://www.worldwidewounds.com/2005/september/Gottrup/Surgical-Site-Infections-Overview.html
Gurtner, Geoffrey C. 2007. Wound Healing : Normal and Abnormal in Grabb
and Smith’s Plastic Surgery. 6th ed. Lippincott Williams & Wilkins. p:
15-21
Heyne, K., 1987. Tumbuhan Berguna di Indonesia, Jilid II. Badan Litbang
Kehutanan, Yayasan Sarana Wanajaya. Jakarta, p: 1119-1120.
Jayaraja, KK., Jayachandran E., Hemanth KRC., Gunashakaran V., Ramesh KBP., Pawan NN., Venkatewarulu A., Lakshmikanth RP. 2009. Application of Broad Spectrum Antiseptic Povidone Iodine as Powerful
Action : A Review. Journal of Pharmaceutical Science and Technology; 1
(2): 48-58.
Junqueira LC, Carneiro J, Kelley RO. 2007. Kulit dalam Histologi Dasar.
Terjemahan dr. Jan Tambayong. Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 357-369
Kaplan NE, Hentz VR. 1992. Emergency Management of Skin and Soft Tissue
Wounds, An Illustrated Guide, LittleBrown. Boston : USA
Khan MN, Navqi AH. 2006. Antiseptics, Iodine, Povidone Iodine and Traumatic
Wound Cleansing. J Tissue Viability, 16 (4): 6-10
Kemas Ali Hanafiah. 2006. Prinsip Percobaan dan Perancangannya, Rancangan
Percobaan Aplikatif : Aplikasi Kondisional Bidang Pertamanan,
Peternakan, Perikanan, Industri dan Hayati. Edisi 1. Jakarta: PT Raja
Disease. 8th ed. Elsevier Saunders. p: 79-108
Kumar S., Pandey AK. 2013. Chemistry and Biological Activities of Flavonoids: An Overview. The ScientificWorld Journal p:1-11
Lakhanpal P., Rai DK. 2007. Quercetin: A Versatile Flavonoid. Internet Journal
of Medical Update, 2(2) : 22-32
Lazarus GS, Cooper DM, Knighton DR, Margolis DJ, Pecoraro RE, Rodeheaver
G, et al. 1994. Definitions and Guidelines for Assessment of Wounds and
73
Li K., Diao Y., Zhang H., Wang S., Zhang Z., Yu B., et al. 2011. Tannin Extracts
From Immature Fruits of Terminalia chebula Fructus Retz. Promote
cutaneous wound healing in rats. BMC Complementary and Alternative
Medicine, 11 (86): 1-9
Liu, S., Cui M., Liu Z., Song F., Mo, W. 2004. Structural Analysis of Saponins
from Medicinal Herbs Using Electrospray Ionization Tandem Mass
Spectrometry. J Am Soc Mass Spectrom; 15 (2), 133-141
MacDonald, John. 2009. Journal of Lymphoedema: Global Initiative for Wound
and Lymphoedema Care (GIWLC). Departement of Dermatology and
Cutaneous Surgery, Miller School of Medicine, University of Miami, 2(4): 92-95
Mani, Raj. 2011. The Basic Needs to Achieve Wound Healing. Jaypee Brothers Medical Publishers Pvt. Ltd. 133-134
MedMarket Diligence. 2009. Incidence and Prevalence of Wounds by Etiology.,
Diunduh 28 Januari 2015, dari:
http://blog.mediligence.com/2009/12/13/incidence-and-prevalence-of-wounds-by-etiology/
Mercandetti, M. 2015. Wound Healing and Repair. Diunduh 8 Juli 2015, dari: http://emedicine.medscape.com/article/1298129-overview#a5.,
Mills, S., Bone, K. 2002. Principles of Herbal Pharmacology. In : Principles and
Practice of Phytotherapy Modern Herbal Medicine. New York : Churchill
Livingstone. p. 31-3.
Moore, KL, Dalley, AF. 2006. Clinically Oriented Anatomy. 5th ed. Lippincott
Williams & Wilkins Hal 12-16
National Pressure Ulcer Advisory Panel (NPUAP). 2007. NPUAP Pressure Ulcer
Stages/Categories. Diunduh 9 Juli 2015, dari:
action and potential applications. Am J Clin Nutr 2001;74:418–25
Pandey G., Verma KK., Singh M. 2014. Evaluation of Phytochemical,
Antibacterial and Free Radical Scavenging Properties of Azadirachta
indica (neem) Leaves. Int J Pharm Pharm Sci, 6 (2) : 444-447.
Phillips, LG. 2001. Wound healing in : Sabiston Textbook of Surgery: The
Biologica; Basis of Modern Surgical Practice. 16 ed. Editors: Courtney M. Townsend Jr., R Daniel Beauchamp, B. Mark Evers, Kenneth L. Mattox. Philadelphia: Saunders. p: 131-143
Purohit SK., Solanki R., Soni R., Mathur V. 2013. Evaluation of Wound Healing
Activity of Ethanolic Extract of Azadirachta indica Leaves in Male Albino
Rats. Asian J. Pharm. Tech, 3 (2) : 73-75
Robinson, T, 1995., Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, (Penerjemah:
74
Ross MH, Pawlina W. 2011. Histology : A Text and Atlas. 6th ed. Lippincott
Williams & Wilkins. p: 488-489
Rukmana R., Oesman YY. 2006. Nimba: Tanaman penghasil pestisida alami.
Ed 6. Yogyakarta : Kanisius,. p: 15-18
https://books.google.co.id/books?id=taksonomi+daun+mimba&., 8 Juli
2015
Saifudin, A. 2006. Alkaloid: Golongan Paling Prospek Menghasilkan Obat Baru.
Dalam Barus, WNU., Sitorus H., Lesmana I : Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kamboja (Plumiera rubra) pada Konsentrasi yang Berbeda
Terhadap Pertumbuhan Aeromonas hydrophila secara In Vitro.
Diunduh 21 Juli 2015, dari:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=131279&val=4108
Shukla VK, Ansari MA, Gupta SK. 2005. Wound Healing Research: A
perspective from India. Int J Low Extrem Wounds, 4 (1): 7-8
Sjamsuhidajat R., Wim de Jong. 2004. Luka dan Penyembuhan Luka dalam
Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. p: 67-68.
Syarmalina, Laksmitawati, DR. 2005. Uji Antibakteri ekstrak daun Mimba
(Azadirachta indica A Juss) Terhadap Bakteri. Prosiding Seminar Nasional
Tumbuhan Obat Indonesia XXVIII. Diunduh 27 Januari 2015, dari: http://dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/2006211048137844196206Septe mber2013.pdf.,.
Standring S. 2008. Gray’s Anatomy : The Anatomical Basis of Clinical Practice.
40th ed. USA: Churchill Livingstone Elsevier. p: 1173-1211
Snell, RS.2006. Clinical Anatomy by Systems. Lippincott Williams & Wilkins p:
2-3
UGM Farmasi. Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC). Mimba
(Azadirachta indica Juss) Diunduh 8 Juli 2015, dari:
http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=419.,
U.S. Departement of Health and Human Services. 2009. The CDC Injury
Research Agenda,2009-2018. Diunduh 2 September 2015, dari:
http ://www.cdc.gov/injury/Research/Agenda/CDC Injury Research
Agenda-a.pdf..
Vowden K, Vowden P, Posnett J. 2009. The Resource Costs of Wound Care in
Bradford and Airedale Primary Care Trust in the UK. J Wound Care, 18(3):
93-4, 96-8
Velnar T., Bailey T., Smrkolj. 2009. The Wound Healing Process: an Overview of
the Cellular and Molecular Mechanism. Journal of International Medical
Research, 37: 1528 – 1542.
Vogt PM. 2006. PVP-iodine in Hydrosome and Hydrogel – A Novel Concept in
Wound Therapy Leads to Enhanced Epithelialization and Reduced Loss of
Skin Grafts. Burns; 32(6): 698-705.
Wasitaatmadja, Syarif M. 2010. Anatomi Kulit dalam Adhi Djuanda, Mochtar
Hamzah, Siti Aisah. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Keenam.
75
Wasitaatmadja, Syarif M. 2010. Faal Kulit dalam Adhi Djuanda, Mochtar
Hamzah, Siti Aisah. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Keenam.
Jakarta : Fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Hal 7-8
WHO. 2012. Road Traffic Injuries. Diunduh 8 Des 2014, dari:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs358/en/
Young B, Lowe JS, Stevens A, Heath JW. 2007. Wheater’s Functional Histology: