iv
ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 184 K/Pdt.Sus-HKI(M)/2013 MENGENAI PEMBATALAN MEREK (CHRISTIAN DIOR COUTURE vs KIMSAN PURWO DAN KIMAN PURWO) BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK
ABSTRAK
Robby Cahya Indra 110110090299
Pasal 6 Ayat (2) UUM 2001 menyebutkan bahwa permohonan harus ditolak oleh Direktorat Jenderal Merek apabila sebuah merek memiliki persamaan pada pokoknya dengan merek lain yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang yang tidak sejenis. Begitu juga dengan Christian Dior Couture yang menilai terdapat persamaan pada pokoknya antara mereknya yaitu Dior dengan merek Baby Dior milik Kimsan Purwo dan Kiman Purwo. Namun, Judex Juris memutus bahwa kelas barang merek Dior milik pemohon kasasi berbeda dengan kelas barang merek Baby Dior milik termohon kasasi dan juga bahwa kedua barang tersebut tidak memiliki persamaan pada pokoknya. Penerapan Pasal 4, 5, dan 6 UUM 2001 tidak diterapkan secara maksimal oleh Judex Juris. Tujuan penulisan ini adalah meneliti perlindungan merek terkenal asing yang terdaftar di Indonesia dan menganilisis pertimbangan Judex Factie dan Judex Juris dalam sengketa ini berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek dan peraturan Internasional yaitu Perjanjian TRIPs, Konvensi Paris, WIPO Joint Recommendation Concerning Provisions on The Protection of Well-Known Marks.
Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analitis melalui pendekatan yuridis normatif dengan menggunakan data sekunder. Data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan yang kemudian digunakan untuk membandingkan kesesuaian antara hukum dengan fakta-fakta dalam kasus.