• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Kesehatan Bank NISP dengan Menggunakan Metode Camel.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Tingkat Kesehatan Bank NISP dengan Menggunakan Metode Camel."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha i

Abstrak

Masalah- masalah yang ada dalam industri perbankan dapat memberikan dampak negatif terhadap perekonomian negara. Dampak yang ditimbulkan lebih besar daripada dampak dan kebangkrutan perusahaan biasa. Hal ini disebabkan karena industri perbankan memiliki posisi strategis yaitu sebagai lembaga perantara dan penunjang sistim pembayaran. Untuk mencegah agar krisis kepercayaan warga terhadap dunia perbankan tidak terjadi lagi maka pemerintah melalui Bank Indonesia melakukan penilaian kesehatan secara berkala.

Dalam melakukan penilaian kesehatan suatu bank, umumnya digunakan metode CAMEL. Aspek yang dinilai ada lima aspek yaitu capital, assets, management, earnings, dan liquidity. Dengan metode Camel dapat diketahui apakah suatu bank dalam keadaan sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat.

Agar penilaian dengan metode CAMEL tersebut dapat dilakukan, maka diperlukan laporan keuangan dari bank yang akan diteliti. Laporan keuangan yang dipergunakan adalah laporan laba/rugi, neraca, laporan kualitas aktiva produktif, laporan kewajiban penyediaan minimum, dan laporan komitmen dan kontijensi yang digunakan untuk meneliti hal-hal yang telah dilakukan manajemen bank tersebut. Dalam hal ini penulis memilih salah satu bank yang cukup terkenal di Indonesia yaitu Bank NISP.

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu metode yang mengumpulkan, menyajikan serta menganalisis data-data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, setelah itu ditarik kesimpulan.

Setelah mendapatkan laporan keuangan dari bank dengan diteliti, penulis melakukan perhitungan rasio-rasio yang terdapat dalam metode CAMEL. Perhitungan rasio-rasio tersebut setelah dihitung untuk masing komponen maka dapat dikalikan dengan bobot masing-masing komponen. Setelah dijumlah seluruh nilai komponen CAMELS maka dapatlah di ketahui kategori kesehatan Bank NISP.

Dari hasil perhitungan dengan metode CAMEL diketahui bahwa Bank NISP dalam keadaan cukup sehat. Secara umum Bank NISP telah melakukan kinerjanya dengan baik, yaitu dapat memperoleh dana dan menyalurkan dananya di tempat yang tepat sehingga membuat Bank NISP terus berkembang.

(2)

Universitas Kristen Maranatha

1.1 Latar Belakang Masalah………....1

1.2 Identifikasi Masalah………...6

1.3 Tujuan Penelitian………...7

1.4 Batasan Penelitian………..7

1.5 Kegunaan Penelitian………..7

1.6 Kerangka Pemikiran………..8

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian………9

(3)

Universitas Kristen Maranatha

BAB III. OBYEK DAN METODE PENELITIAN………..46

(4)

Universitas Kristen Maranatha

4.1.5 Penilaian Likuiditas / Liquidity (L)………...72

4.2 Perhitungan Tingkat Kesehatan Bank NISP dengan Metode CAMEL………78

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………...85

5.1 Kesimpulan……….85

5.2 Saran………...87

DAFTAR PUSTAKA

(5)

Universitas Kristen Maranatha v

DAFTAR TABEL

Hal. Tabel 2.1 Tabel Bobot Masing –masing Komponen

dalam Metode CAMEL………44

Tabel 2.2 Tabel Predikat Kesehatan Bank………...45

Tabel 4.1 Tabel CAR Bank NISP tahun 2006 dan 2007 ………60

Tabel 4.2 Tabel KAP dan BDR Bank NISP tahun 2006 dan 2007……….64

Tabel 4.3 Penilaian Kualitas Manajemen Bank NISP tahun 2006……….65

Tabel 4.4 Penilaian Kualitas Manajemen Bank NISP tahun 2007……….65

Tabel 4.5 Tabel ROA dan ROE Bank NISP tahun 2006 dan 2007 ………68

Tabel 4.6 Tabel NIM, BOPO dan Fee Base Income Ratio Bank NISP tahun 2006 dan 2007………...70

Tabel 4.7 Tabel CR, RR, LDR, LAR dan NCM to CA Bank NISP tahun 2006 dan 2007 ………...76

Tabel 4.8 Tabel CAMEL Bank NISP tahun 2006………..81

(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

(7)

Universitas Kristen Maranatha vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penilaian Kualitas Manajemen tahun 2006 Lampiran 2 Penilaian Kualitas Manajemen tahun 2007 Lampiran 3 Laporan Neraca – Aktiva dan Pasiva

Lampiran 4 Laporan Perhitungan Laba Rugi dan Laba Ditahan Konsolidasi Lampiran 5 Laporan Komitmen dan Kontinjensi

Lampiran 6 Laporan Kualitas Aktiva Produktif

(8)
(9)
(10)

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada saat ini dikenal sebuah lembaga yang menyalurkan dana untuk bergeraknya roda perekonomian suatu negara yang dikenal sebagai bank. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki peranan sebagai penyalur dana antara pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak yang membutuhkan dana (defisit unit), dan lembaga keuangan ini juga berperan untuk memperlancar arus lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Oleh karena itu, bank dinilai sebagai salah satu badan usaha yang memerlukan adanya kepercayaan dari masyarakat sehingga tingkat kesehatan sebuah bank dinilai sangat penting.

Saat ini mendengar kata bank bagi masyarakat Indonesia sudah bukan merupakan hal yang asing lagi karena bank sudah menjadi bagian dari kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari, karena selain sebagai lembaga penyalur dan penyimpan dana, bank juga memberikan fasilitas dalam transaksi untuk mengamankan uang, pengiriman uang, melakukan penagihan, melakukan investasi, melakukan pembayaran telepon, listrik,dan air.

(11)

Universitas Kristen Maranatha 2

seperti melakukan pembayaran tagihan rekening listrik, telepon, air, kredit rumah, kredit mobil, dan lain-lain.

Oleh karena itu, perbankan saat ini harus memiliki kepercayaan dari masyarakat karena hal inilah yang dapat menjadi kunci sukses sebuah bank. Selain itu peranan perbankan pun sangat mempengaruhi kegiatan perekonomian di suatu negara. Bila salah satu atau beberapa bank mengalami peningkatan maka negara yang bersangkutan pun akan merasakan dampak dari peningkatan tersebut dan hal ini akan memberi motivasi atau dorongan untuk perbankan dalam meningkatkan perannya dalam dunia perekonomian.

Stabil tidaknya lembaga perbankan dalam suatu negara merupakan salah satu pengaruh dalam perekonomian negara tersebut secara keseluruhan, karena akan berdampak pada aspek-aspek lain seperti politik, sosial, hankam, dan lain-lain. Kestabilan lembaga perbankan ini dapat dilihat dari jumlah bank yang ada dan seberapa banyak masyarakat yang menggunakan jasa-jasa yang ditawarkan oleh sebuah bank.

Untuk meningkatkan perekonomian Indonesia diperlukan peranan pemerintah dalam menangani berbagai kasus perbankan. Keraf (1998) mengatakan bahwa syarat utama untuk menjamin sebuah sistim ekonomi pasar yang fair dan adil adalah perlunya suatu peran pemerintah yang canggih yang merupakan kombinasi dari prinsip non intervention dan prinsip campur tangan pemerintah khususnya dalam menegakkan keadilan.

(12)

Universitas Kristen Maranatha menyebabkan runtuhnya sendi-sendi ekonomi termasuk dunia perbankan. Krisis moneter yang terus menerus terjadi menyebabkan krisis kepercayaan dari berbagai pihak yang ada, antara nasabah dan bank. Tidak hanya itu, banyak bank-bank yang mengalami krisis kepercayaan sehingga banyak bank yang dilanda penyakit yang sama yaitu bank tersebut sudah tidak lagi sehat dalam menjalankan fungsinya.

Salah satu mengapa timbulnya krisis moneter Indonesia dapat disebabkan oleh tidak jujurnya bank di Indonesia jika dilihat lebih lanjut. Ketidakjujuran bank swasta di Indonesia terjadi karena pemerintah melalui aparatnya yang tidak tegas dalam bertindak terhadap pelanggaran-pelanggaran bank swasta. Hal ini merupakan salah satu penyebab jika melihat kondisi bank yang pada saat itu menjadi tidak sehat secara bersamaan.

Menurut Lely Aryani dalam bukunya Evaluasi Pengaruh CAMEL Terhadap Kinerja Perusahaan (2007) , seiring berjalannya waktu dapat dirasakan kinerja keuangan pada tahun 2000 merupakan kinerja terbaik setelah adanya krisis perbankan yang terjadi pada peretenganhan tahun1997 banyak perusahaan perbankan yang semula terpuruk, dalam tahun 2000 telah menunjukkan perbaikan. Hal ini dilatarbelakangi oleh beberapa hal di antaranya:

a. Pada tahun 2000 seluruh bank selesai direkapitulasi

b. Sektor dunia usaha belum dapat dikatakan pulih sehingga perusahaan perbankan masih dihadapkan pada disintermediasi.

(13)

Universitas Kristen Maranatha 4

d. Bank-bank makin dipercaya masyarakat dalam peningkatan dana

e. Restrukturisasi perusahaan dan kredit yang ditangani BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) masih belum berjalan sesuai dengan harapan perusahaan perbankan dan dunia usaha, dan

f. Faktor ketidakstabilan dalam negeri memberikan aroma yang kurang baik terhadap iklim perbankan.

Dilihat dari beberapa alasan di atas, untuk meningkatkan rasa kepercayaan masyarakat akan memerlukan waktu lebih lama dan lebih sulit. Diakibatkan dari krisis moneter yang terjadi maka pemerintah mulai melakukan penilaian terhadap kesehatan bank-bank yang ada di Indonesia.

Dengan melakukan penilaian tingkat kesehatan pada sebuah bank, maka dapat membantu masyarakat dan pihak-pihak terkait untuk melihat bagaimana kinerja sebuah bank dan kemudian mengambil keputusan.

Standar untuk melakukan penilaian kesehatan sebuah bank telah ditentukan pemerintah melalui Bank Indonesia. Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap periode dan bank-bank wajib memberikan laporan secara rutin agar dapat dianalisis dan diperbaiki bila bank tersebut tidak sehat.

(14)

Universitas Kristen Maranatha Jika laporan tersebut menunjukkan bank tersebut sehat maka tetap harus dipertahankan dan ditingkatkan tetapi apabila laporan yang telah dianalisis tersebut menunjukkan bahwa bank tersebut tidak sehat maka bank tersebut harus berusaha untuk terus meningkatkan kesehatannya dengan cara perbaikan-perbaikan yang dapat meningkatkan tingkat kesehatan bank. Bila bank tersebut terus menerus tidak sehat maka bank sentral akan memberikan pengarahan atau perhatian khusus berupa batasan-batasan dalam operasional bank tersebut atau bahkan sangsi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Untuk menilai kinerja perbankan umumnya digunakan lima aspek penilaian yaitu: capital, assets, management, earnings, dan liquidity yang biasa disebut CAMEL. Aspek-aspek tersebut menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank.

Di Indonesia, CAMEL diperkenalkan sejak paket Februari 1991 dikeluarkan oleh pemerintah mengenai sifat kehati-hatian bank (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono ; 2002). Beberapa peneliti pun berpendapat bahwa metode CAMEL ini dapat memberikan manfaat dalam menganalisis kesehatan bank.

(15)

Universitas Kristen Maranatha 6

1.2 Identifikasi Masalah

Keberadaan bank yang sehat merupakan prasyarat bagi perekonomian yang sehat pula. Oleh karena itu, bank sentral perlu mengatur dan mengawasi sistim perbankan yang telah ada untuk menjamin kelangsungan hidup bank sehingga dapat menjaga kepercayaan masyarakat dan dapat menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi dan pelayanan sistim pembayaran bagi perekonomian.

Bank yang tidak sehat akan membahayakan dirinya maka penilaian tentang tingkat kesehatan bank secara berkala perlu dilakukan. Tingkat kesehatan bank dapat dilihat dari laporan keuangan dan kemudian dilakukan analisis terhadap laporan keuangan tersebut. Apabila hanya dengan melihat keadaan laporan keuangan sebuah bank saja, kurang dapat menunjukan bagaimana tingkat kesehatan sebuah bank. Untuk itu perlu adanya metode khusus yang dapat mengukur tingkat kesehatan bank, sehingga penilaian tersebut lebih efektif dan mudah dipahami.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat kesehatan Bank NISP pada tahun 2006 dan 2007 ?

(16)

Universitas Kristen Maranatha

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Mengetahui tingkat kesehatan Bank NISP pada tahun 2006 dan 2007

2. Mengetahui perubahan tingkat kesehatan Bank NISP dari tahun 2006 ke tahun 2007 ?

1.4 Batasan Penelitian

Pembatasan yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup jumlah periode laporan keuangan yang diteliti yaitu tahun 2006 hingga tahun 2007. Untuk perhitungan kemampuan manajemen sebuah bank, diperlukan data berupa pertanyaan-pertanyaan yang hasilnya menjadi acuan untuk menilai kemampuan manajemen bank dan setelah lima bagian tersebut telah dilakukan analisis maka hasil data yang diperoleh dilakukan pembagian menurut bobotnya masing-masing yang jumlahnya harus sama dengan 100%.

1.5 Kegunaan Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat mengetahui kondisi kesehatan suatu Bank, dan apabila Bank tersebut dinilai tidak sehat dapat segera dilakukan kegiatan untuk mengantisipasinya.

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah 1. Bagi Penulis

(17)

Universitas Kristen Maranatha 8

dengan penelitian ini dapat menambah wawasan penulis dalam bidang perbankan khususnya dalam menilai kesehatan suatu Bank sehingga penulis dapat lebih selektif lagi dalam memilih Bank yang penulis percayakan untuk mengelola dana penulis

2. Bagi Bank yang bersangkutan

Diharapkan dapat memberikan masukan yang positif mengenai kesehatan Bank tersebut sehingga diharapkan Bank yang bersangkutan dapat mengelola perusahaannya dengan baik.

3. Bagi Pembaca

Sebagai tambahan ilmu dalam bidang perbankan khususnya mengenai kesehatan suatu Bank sehingga dapat lebih selektif lagi dalam mempercayakan dananya kepada suatu Bank

4. Bagi Fakultas

Memberi tambahan sumber referensi bagi perpustakaan Fakultas Ekonomi khususnya mengenai perhitungan tingkat kesehatan Bank.

1.6 Kerangka Pemikiran

(18)

Universitas Kristen Maranatha Tingkat kesehatan bank merupakan suatu indikator yang cukup penting dalam melihat apakah suatu perekonomian dapat bertumbuh dan berkembang. Dalam penilaian tingkat kesehatan bank dapat digunakan dengan beberapa alat ukur tetapi salah satu alat ukur yang utama dan pada umumnya sering digunakan adalah dengan menggunakan metode CAMEL.

Aspek-aspek yang terdapat dalam analisis CAMEL ini digunakan untuk menganalisis tingkat kesehatan bank dari segi kecukupan modal (Capital), kualitas aktiva produktif (Assets), kualitas manajemen bank tersebut (Management), kemampuan bank dalam menghasilkan laba (Earnings) dan kemampuan bank dalam menjaga likuiditas (Liquidity). Kelima indikator ini dinilai mampu menganalisis tingkat kesehatan suatu bank dengan memberikan bobot tertentu pada tiap kemampuan bank.

Hasil dari pemberian bobot tersebut atau hasil dari masing-masing aspek tersebut dapat kita interpretasikan untuk melihat kondisi dari sebuah bank yaitu sehat atau tidaknya sebuah bank.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

(19)
(20)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

 Metode CAMEL merupakan metode yang cukup baik untuk menilai kesehatan

suatu bank, karena metode CAMEL ini mencakup faktor-faktor penting dalam suatu bank yang tercakup dalam lima aspek seperti modal, asset, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas. Metode CAMEL merupakan metode yang cukup mudah dimengerti dan dipahami oleh hampir semua orang termasuk penulis untuk menilai kesehatan suatu bank apabila dibandingkan dengan metode lain.  Dari segi permodalannya, Bank NISP dapat dikatakan sangat baik karena dari

hasil perhitungannya dari tahun 2006 sebesar 17.48 % dan 16.79 % pada tahun 2007 menunjukkan bahwa nilai CAR Bank NISP di atas 8 % yang ketetapan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.

 Dari segi assetnya, dapat dilihat bahwa dari hasil perhitungannya mengalami

penurunan KAP berarti Bank NISP kurang dapat melakukan penyisihan sesuai ketetapan. Akan tetapi BDR yang menurun, menunjukkan bahwa Bank NISP mampu menyalurkan dananya dengan tepat yang dapat membuat Bank NISP mendapatkan keuntungan seperti yang diharapkan oleh bank tersebut.

 Dari segi manajemennya, dapat dikatakan bahwa manajemen Bank NISP

(21)

Universitas Kristen Maranatha 86

mengalami peningkatan yang berarti Bank NISP dapat menjalankan manajemennya dengan baik.

 Dari segi rentabilitasnya, dapat dilihat bahwa masing-masing komponen

dalam faktor rentabiltas Bank NISP tersebut pada tahun 2006 hingga tahun 2007 cenderung mengalami penurunan meskipun terdapat beberapa yang mengalami peningkatan. Maka dalam hal ini Bank NISP harus tetap meningkatkan kemampuan rentabilitasnya dan waspada terhadap kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.

 Dari segi likuiditasnya, dapat dilihat bahwa masing-masing komponen dalam

faktor likuiditas Bank NISP tersebut pada tahun 2006 hingga tahun 2007 cenderung mengalami penurunan meskipun terdapat beberapa komponen yang mengalami peningkatan. Dalam hal ini Bank NISP masih dapat dinyatakan mampu untuk memelihara dan memenuhi likuiditas yang memadai.

 Secara umum untuk lima segi di atas dapat dilihat tingkat perubahannya dari

(22)

Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

 Metode CAMEL memang cukup baik untuk menilai kesehatan suatu bank

bila dilihat dari faktor eksternalnya, namun metode CAMEL tidak dapat menilai kesehatan suatu bank dari faktor internalnya. Meskipun dalam metode CAMEL ini sudah ada pengisian kuesioner untuk mengetahui keadaan manajemen dari bank yang akan diteliti namun hal ini tetap saja tidak efektif karena bank yang bersangkutan dapat mengisi kuesioner tersebut secara subjektif, sehingga hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan kenyataan. Agar diperoleh hasil yang betul – betul memuaskan maka pengisian kuesioner tersebut harus dilakukan oleh Bank Indonesia selaku pihak netral yang dapat menanyakan langsung kepada bank dan mengobservasi keadaan bank yang bersangkutan mengenai pertanyaan - pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner tersebut.

 Diharapkan Bank NISP dapat meningkatkan kinerjanya dalam permodalan

meskipun hasil permodalan sudah diatas 8 % tetapi dari tahun 2006 hingga tahun 2007 mengalami penurunan. Untuk meningkatkan aspek permodalan ini ditentukan oleh kemampuan bank tersebut dalam menghasilkan laba serta komposisi pengalokasian dana pada aktiva sesuai dengan tingkat risikonya, maka semakin besar rasio modal terhadap ATMR adalah semakin baik karena menjamin kelangsungan usaha bank yang bersangkutan dalam jangka panjang.  Diharapkan Bank NISP dapat lebih meningkatkan kinerjanya dalam

(23)

Universitas Kristen Maranatha 88

(24)

Universitas Kristen Maranatha Idroes, Ferry N. SE. M.; Andria Permata Veithzal, B.Acct, MBA. dan Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, MBA. 2007. Bank and Financial Institution Management. PT Raja Grafindo Persada Jakarta

Merkusiwati, Lely Aryani. 2007 Evaluasi Pengaruh CAMEL Terhadap Kinerja Perusahaan.Buletin Studi Ekonomi Volume 12 Nomor 1.

Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. PT Gramedia Pustaka Utama . Jakarta

Peter S. Rose, Sylvia C. Hudgins. 2005. Bank Management and Financial Service Sixth Edition.

Djarwanto,Ps., Drs. 2004. Pokok-pokok Analisis Laporan Keuangan.Yogyakarta : BPFE.

Kasmir, SE., MM. 2002. Dasar-dasar Perbankan. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi. BPEEYogyakarta, edisi pertama.

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi kontrol logika fuzzy pada sistem tracking matahari ini dapat memperlihatkan respon pergerakan panel PV yang stabil dan sesuai dengan posisi tegak lurus cahaya

Manfaat dari sistem pengukuran kinerja supply chain yang efektif adalah: memberikan dasar untuk memahami sistem, mempengaruhi perilaku seluruh sistem dan untuk

Menurut hemat kami, yang saat ini perlu menjadi pertimbangan penting oleh kita semua, adalah bagaimana tradisi dan kultur masyarakat ITB telah tumbuh dan berkembang, yang

Perkebunan .Nusantara X (Persero) Klaten yang mengalami kejadian akibat resiko dari pekerjaan tersebut, maka karyawan tersebut harus melaporkan

Mayo (1994:73) memberikan beberapa catatan bagaimana memaksimalkan aset dengan melibatkan warga dengan pengelolaan model intervensi dalam sebuah komunitas. Dalam

Materi ini menguraikan kosmetika perawatan wajah yang dapat di aplikasikan sesuai dengan kondisi kulit berdasarkan hasil diagnose Perlengkapan untuk perawatn

Definisi perancangan (menurut Al-Bahra. Dalam Jurnal Ridwan Setiawan 2005) yang terdapat dalam buku yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi , menjelaskan

The findings of the study showed that (1) the students’ level of pronunciation achievement was categorized ‘unsatisfactory’. It could be seen by the class attainment score which