• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kehidupan Mori Ogai Yang Tercermin Dalam Cerpen Fumizukai (文づかひ).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kehidupan Mori Ogai Yang Tercermin Dalam Cerpen Fumizukai (文づかひ)."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….……...i

DAFTAR ISI………...……….iv

BAB I PENDAHULUAN……….1

1.1Latar Belakang Masalah……….….1

1.2Pembatasan Masalah………..………..5

1.3Tujuan Penelitian……….5

1.4Metodologi………...6

1.5Organisasi Penulisan………8

BAB II MORI OGAI………...10

2.1 Riwayat hidup Mori Ogai………...10

2.1.1 Riwayat pendidikan……….………...10

2.1.2 Riwayat pekerjaan………...14

2.1.3 Kehidupan pernikahan………...17

2.2 Kehidupan Mori Ogai selama berada di Jerman………..……..19

2.2.1 Pertemuan Mori Ogai dengan kalangan masyarakat berstatus sosial tinggi di Jerman………..…...….20

2.2.2 Keadaan kota yang pernah dikunjungi Mori Ogai………....23

BAB III ANALISIS………...………..26

(2)

3.2 Pergaulan Kobayashi dengan kalangan berstatus sosial tinggi

di Jerman………....31

3.2.1 Pertemuan Kobayashi dengan bangsawan-bangsawan Saxony……31

3.2.2 Perayaan dan pesta yang dihadiri Kobayashi…………..………...37

3.3 Perjodohan………...……….…41

3.3.1 Perjodohan di kalangan bangsawan Saxony……….41

3.3.2 Pemikiran liberal Putri Ida mengenai pernikahan…………...….…45

BAB IV KESIMPULAN……….52

SINOPSIS...vi

DAFTAR PUSTAKA………...xi

RINGKASAN CERITA………..…..….xiii

LAMPIRAN………..………...………xviii

RIWAYAT HIDUP PENULIS………...……xix

(3)

短編

反映

森鷗外

生活

ス ク ス

キ ス 教大学

文学部

(4)

短編 文 反映 森鷗外 実生活

序論

文学 人間 生活 離 い あ 文学 想

像的 別世界 生 出 コ ュ ケ ョン 媒体

娯楽 媒体 役割 果 い あ

文学作品 単 ク ョン 土台 書 作

者 自 身 実 生 活 物 語 あ 年 月 書 森 鷗 外

文 鷗外自身 実生活 反映 要素 多 見 本論文

鷗 外 文 反 映 鷗 外 自 身 実 生 活 析 あ

析 あ クス 使う

本論

文 独逸 派遣 クセ 軍隊 機動演習 参加

森鷗外 経験 語 鷗外 実生活 人物 あ 小林 通 反映

小林 職業

小林 クセ 軍団 日本 少年士官 あ 秋 演習

(5)

鷗外 クセ 師団 秋 演習 参加 クセ 独

逸 州 一 東方 位置 あ 鷗外 学 務 管理 関

学 独逸 派遣 あ 次 文 見

一月中旬 入 昇進任命 あ 士官 奥 目見

え ゆ 正服着 宮 参 …

(文 )

独逸 地位 高い階級 小林 交際

クセ 貴族 小林 出会い

小林 隊 共 演習 参加 時 ハ ビュ 伯

姫 クセ 貴族 出会い 交際 あ 更 彼 クセ

国王 紹介 大隊長 共 流階級 知 合う う

鷗外 ビュ 伯 姫 いうビュ 伯 娘 貴族 出会

あ 彼 王 いう クセ 国王 紹介 あ

鷗外 演習 参加 達 ウ 大将 いう

クセ 学部 軍隊 隊長 推薦 あ 好 鷗外

(6)
(7)
(8)

結婚 関 姫 自由 考え

姫 ハ 見合い 姫 二親 望 何百

いう年 間 行わ 家族 誉 守 あ 姫

対 自 考え あ 姫 結婚 愛情

基 い あ 小林 部隊

住居 泊 時 彼女 小林 助 求 国務大臣 ス伯

人 いう 姫 伯母 文 届 う 依頼 あ 文

王宮 勤 う 請 あ ハ 見合い結

婚 避 いう目的 あ 姫 小林 ハ 見合

い い 考え 感情 あ い い物語 あ ス

人 姫 文 自由 習慣 対 姫 拒否

好 親 希望 対 拒否 好 あ

鷗外 場合 彼 侍 血筋 あ 家族 代々 高い地 者

あ 一人 独逸少女 彼 家族 大反対 あ 両

親 日本人 国籍 女 鷗外 相応 い あ

コ 離 離婚 鷗外 親 希望 対 鷗外 拒否 あ

貴族 子 生 わ 人 い い 門閥

血 統 迷 信 土 看 破 我 胸 中 投 入

… 習慣 外 い 誰 支

(9)

結論

ク ス 使 文 あ 森 鷗

外 実生活 証

文 い 独 逸 森 鷗 外 職 業 演 習 参 加

ク セ 貴 族 階 級 交 際 登 場 人 物 あ 小 林 通 瞭

反映

文 森 鷗 外 姿 登 場 人 物 あ 小 林

姫 い う 登 場 人 物 通 見 見 合 い 関

姫 自 由 考 え 感 情 鷗 外 実 際 考 え 感 情 代 表

(10)

LAMPIRAN

Peta Jerman

(11)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Risca Christhie

Tempat/ Tanggal Lahir : Purwakarta/ 5 April 1985

Agama : Katolik

Alamat : Jl. Raya Sukatani no. 9, Kp. Cimanglid, Bendul –

Purwakarta

Pendidikan :

1991-1997 SD Yos Sudarso, Purwakarta

1997-2000 SMP Yos Sudarso, Purwakarta

2000-2003 SMU Santa Angela, Bandung

(12)

LAMPIRAN

Peta Jerman

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sastra tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Sastra tidak hanya

berfungsi sebagai media komunikasi tetapi juga sebagai media hiburan karena dapat

menyajikan dunia lain yang bersifat imajinatif. Ruang lingkup sastra yang begitu luas

dapat menjangkau berbagai kalangan masyarakat. Dalam hal ini, sastra memiliki

peranan yang penting dalam kehidupan manusia.

Jepang merupakan negara yang telah mengalami banyak perubahan dan

perkembangan dalam segala bidang, termasuk kesusastraannya. Perubahan yang

sangat mendasar terjadi dengan adanya Restorasi Meiji, yang merupakan langkah

pertama bagi Jepang untuk menuju ke zaman modern.

Dari sekian banyak sastrawan Jepang yang berkarya pada zaman modern,

penulis tertarik dengan sosok Mori Ogai.

Mori Ogai (1862-1922) adalah sastrawan terkemuka Jepang yang hidup dan

berkarya pada dua dekade zaman Meiji (1868-1912) dan dekade pertama zaman

Taisho (1913-1926). Selain dikenal sebagai sastrawan, ia dikenal sebagai dokter pada

dinas ketentaraan, dan bahkan pernah menduduki jabatan Kepala Korps Medis

Angkatan Darat. Ia juga seorang kritikus sastra, sejarahwan, penerjemah, dan

(14)

sastrawan lain dan membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

salah satu dari karya sastranya. Sepanjang perjalanan hidupnya, Ogai telah

menghasilkan banyak karya. Karya-karya yang telah dihasilkan Mori Ogai mencakup

berbagai bidang dan cukup luas, mulai dari buku harian, esai ilmu kedokteran,

karya-karya yang berhubungan dengan estetika, dan kritik sastra hingga biografi, drama,

puisi Jepang dan Cina, cerita pendek, serta novel.

Karya sastra Mori Ogai yang merupakan hasil daya ciptanya sendiri (bukan

terjemahan), secara keseluruhan berjumlah sekitar 120 judul (sebagian besar

merupakan cerita pendek dan novel), dimulai dengan Maihime (Penari, 1890),

Utakata no Ki (Catatan Buih di Atas Air, 1890), dan Fumizukai (Pengantar Surat,

1891). Selama 17 tahun, antara tahun 1892 sampai 1909, Ogai tidak banyak

menerbitkan karya fiksi, meskipun demikian ia mengedit majalah Mezamashi-gusa

(Rumput Untuk Membangunkan Mata) edisi kedua, mengenai kepustakaan dan kritik.

Karyanya yang paling penting pada periode ini adalah terjemahan dari novel

Improvisatoren karya Hans Christian Andersen, yang diberi judul Sokkyou Shijin1

dan Doitsu Nikki (Buku Harian Jerman), yang ia tulis ulang ke dalam bahasa Jepang

dari buku harian berbahasa Cina miliknya yang menceritakan kehidupannya selama

beberapa tahun berada di Jerman.

Pada tahun 1909, Ogai mulai melanjutkan kegiatannya sebagai penulis.

Selama 13 tahun yang tersisa dari hidupnya, ia banyak menulis dan menerbitkan

1 Sokkyou Shijin berarti penulis puisi yang menulis puisi berdasarkan emosinya dan tempat dimana ia

(15)

karya-karyanya. Dari tahun 1909 hingga 1912, Ogai menulis karya fiksi berdasarkan

pengalaman pribadinya, diantaranya cerita pendek yang berjudul Hannichi (Separuh

Hari, 1909), Shokudou (Ruang Makan, 1910), Mousou (Angan-angan, 1911), Hyaku

Monogatari (Seratus Cerita, 1911), Ka no you ni (Seolah-olah, 1912), serta novel Vita

Sexualis2 (1909), Seinen (Masa Muda, 1910-1911), Gan (Angsa Liar, 1911-1913),

dan Kaijin (Abu Kehancuran, 1911-1912).

Periode terakhir dari kreativitas menulis Ogai dimulai pada tahun 1912, ia

menulis hampir semata-mata mengenai kesusastraan sejarah. Dalam empat tahun

berikutnya, ia menulis cerita bersejarah seperti Abe Ichizoku (Klan Abe, 1913), Gojiin

gahara no Katakiuchi (Balas Dendam di Gojiingahara, 1913), Oshio Heihachiro3

(1914), Sakai Jiken (Peristiwa di Sakai, 1914), Sanshou Dayuu (Sanshou Si Pelayan,

1915), Takasebune (Perahu Takase, 1916), dan Kanzan Jittoku (Biksu Kanzan dan

Jittoku, 1916). Dalam cerita-cerita tersebut, ia mengangkat masalah dorongan anarkis

terhadap penghancuran dan pembinasaan, serta menampilkan berbagai contoh dari

perubahan dorongan tersebut ke dalam emosi yang membangun, seperti perasaan

patriotik dan kesediaan untuk mengorbankan diri.

Pada tahun 1916 Ogai kembali menulis biografi mengenai kehidupan dokter

ilmu pengobatan Cina pada akhir era Edo, seperti Shibue Chuusai (1916), Izawa

Ranken (1916-1917), dan Hojo Katei (1917-1921). Secara keseluruhan, dari tahun

1912 hingga 1918, ia telah menghasilkan 24 karya. Sebelum tahun 1916, karya Ogai

(16)

meliputi 5 novel, 11 cerpen dan biografi singkat. Sedangkan antara tahun 1916 dan

1918, Ogai menghasilkan 3 biografi panjang serta 5 biografi singkat.

Tiga karya awal Mori Ogai yang terdiri dari Maihime (Penari), Utakata no Ki

(Catatan Buih di Atas Air), dan Fumizukai (Pengantar Surat) sering disebut dengan

Doitsu Sanbusaku (Trilogi Jerman) karena ketiga karya yang merupakan cerpen

tersebut banyak diilhami oleh pengalamannya selama tugas belajar di Jerman. Ketiga

cerpen tersebut menceritakan percintaan anak muda yang dilukiskan dengan romantis,

namun berakhir dengan kesedihan.

Dari ketiga cerpen tersebut, penulis tertarik dengan cerpen Fumizukai karena

setelah penulis membacanya, penulis menemukan bahwa Mori Ogai dapat

menggambarkan dirinya sendiri dengan cara yang unik dan indah. Penulis bermaksud

untuk meneliti dan menganalisis latar belakang kehidupan Mori Ogai yang

berpengaruh terhadap cerpen Fumizukai tersebut.

Fumizukai merupakan karya terakhir dari Doitsu Sanbusaku (Trilogi Jerman)

dan ditulis pada bulan Januari 1891. Karya ini pertama kali terbit dalam majalah

Shincho Hakushu nomor 2 tahun 1891. Kisah Fumizukai dimulai dengan cerita

Kobayashi, seorang perwira muda Jepang pada zaman Meiji, dalam pertemuan Klub

Persahabatan Jerman tentang pengalamannya selama di Jerman. Kobayashi ikut serta

dalam latihan militer Korps pasukan Saxon. Selama berada di Jerman, ia bertemu

dengan banyak orang dari kalangan bangsawan Saxony, seperti Von Meerheim, Von

Bülow, Ida, dan sebagainya. Selain itu, Kobayashi juga menghadiri perayaan Tahun

(17)

berarti pengantar surat, Kobayashi membantu Ida, seorang putri bangsawan, untuk

menyampaikan surat kepada bibinya di kediaman Von Fabrice, Menteri Dalam

Negeri. Surat itu berisi keinginan Putri Ida menjadi pegawai istana untuk

menghindari perjodohannya dengan Meerheim, seorang perwira muda yang

ditugaskan di markas besar batalion yang sama dengan Kobayashi. Putri Ida memiliki

pemikiran liberal mengenai cinta. Kobayashi sendiri merasa kagum dan tertarik

dengan figur Putri Ida.

Cerpen Fumizukai diilhami oleh pengalaman Mori Ogai selama berada di

Jerman, dimana saat itu ia sering keluar masuk istana dan bergaul dengan kalangan

bangsawan Saxony. Berdasarkan cerpen Fumizukai ini, penulis bermaksud

menganalisis kehidupan Mori Ogai yang tercermin dalam cerpen tersebut, ditinjau

dari tokoh-tokoh, tempat, dan peristiwa yang terdapat di dalamnya.

1.2 Pembatasan Masalah

Penulis akan membahas permasalahan yang berkaitan dengan sosok

pengarang, Mori Ogai, yang tercermin dalam karya sastranya, Fumizukai, dengan

membuat tinjauan terhadap latar belakang kehidupan Mori Ogai yang meliputi

riwayat hidup dan pengalaman Mori Ogai selama berada di Jerman.

1.3 Tujuan Penelitian

(18)

1.4 Metodologi

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan ekspresif.

Metode pendekatan ekspresif adalah metode yang bertolak dari asumsi bahwa sastra

merupakan cerminan hidup pengarangnya.

Teori ekspresif, dengan Plato dan Aristoteles sebagai pemulanya,

beranggapan dasar bahwa teks sastra pada dasarnya merupakan ekspresi spontan yang

terolah melalui kedalaman emosi pengarangnya. Karena ekspresi spontan itu diawali

oleh endapan pengalaman pengarang, maka telaah melalui teori ekspresif ini

seringkali diawali dengan upaya pemahaman terhadap realitas yang menjadi pangkal

timbulnya obsesi atau pengalaman. Oleh sebab itu, dalam telaahnya, riwayat hidup

pengarang, peristiwa yang melatari kehadiran suatu karya sastra, menjadi penting

(Aminuddin, 1995 : 57).

Secara garis besar, metode pendekatan ekspresif dapat didefinisikan sebagai

metode pendekatan yang menekankan hubungan karya sastra dengan pengarang

sebagai pencipta karya sastra yang bersangkutan. Luxemburg menyatakan bahwa :

“Teks ekspresif juga memberi informasi tentang dunia nyata dan juga

ditujukan kepada pembaca, namun fungsi utamanya adalah penyajian diri si pengarang. Di dalamnya pengarang menghadapi apa yang dilihat di

sekelilingnya dengan cara yang sangat pribadi” (1992 : 54).

Yudiono K. S dalam bukunya yang berjudul Telaah Kritik Sastra Indonesia

menyatakan bahwa :

(19)

karya sastra merupakan dunia luar yang bersesuaian dengan dunia dalam itu. Dengan pendekatan tersebut, penilaian sastra tertuju pada emosi atau keadaan jiwa pengarang, sehingga karya sastra merupakan sarana atau alat untuk memahami keadaan jiwa pengarang” (1986 : 31).

Orientasi ekspresif memandang karya sastra sebagai ekspresi, luapan, ucapan

perasaan, sebagai hasil imajinasi pengarang, pikiran-pikiran, dan perasaannya.

Orientasi ini cenderung menimbang karya sastra dengan keasliannya, kesejatiannya,

atau kecocokan, dengan keadaan pikiran dan kejiwaan pengarang (Abrams, 1981 :

36-37).

Karya sastra tidak lepas dari penulisnya. Penulis atau pengarang memberikan

intensi dalam karyanya. Karya sastra merupakan luapan atau penjelmaan perasaan,

pikiran, dan pengalaman (dalam arti luas) pengarangnya. Oleh karena itu, faktor

pengarang tidak dapat diabaikan meskipun tidak harus dimutlakkan. Umumnya,

keterangan-keterangan pengarang mengenai karya sastranya, baik dalam hal ekspresi

ataupun pikiran yang dikemukakan, sangatlah diperlukan untuk memahami karyanya

tersebut.

Dengan demikian, metode pendekatan ini sangat mempersoalkan hal-hal yang

berada di luar karya sastra, khususnya latar belakang kehidupan pengarang. Latar

belakang ekonomi, sosial budaya, harapan, maupun cita-cita pengarang secara pribadi

dan keadaan masyarakat secara umum seperti suasana politik atau keadaan ekonomi

menjadi sesuatu yang vital serta harus dipahami karena semua itu dapat

(20)

atau alur. Bukan itu saja, bahkan faktor perasaan dan emosi pengarang pun harus

dianggap penting

Melalui pendekatan ekspresif, penulis dapat melakukan penelitian karya sastra

bertolak dari kehidupan pengarang, yakni menelusuri riwayat kehidupan pengarang,

Mori Ogai, dan meneliti kehidupan pribadinya terhadap karyanya, yaitu Fumizukai.

1.5 Organisasi Penulisan

Untuk mendapatkan karya tulis yang sistematis, maka penulis membagi

penelitian ini ke dalam empat bab, di mana setiap babnya terdiri dari beberapa

sub-bab, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri atas lima subbab, yaitu latar belakang masalah,

pembatasan masalah, tujuan penelitian, metodologi, dan organisasi penulisan.

BAB II MORI OGAI

Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang kehidupan Mori Ogai yang

terdiri dari dua subbab. Subbab pertama berisi riwayat hidup Mori Ogai, yang terdiri

atas tiga sub-subbab, yakni riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan, dan kehidupan

pernikahan. Subbab kedua berisi kehidupan Mori Ogai selama berada di Jerman, yang

terdiri atas dua sub-subbab, yakni pertemuan Mori Ogai dengan kalangan masyarakat

(21)

BAB III ANALISIS

Analisis kehidupan Mori Ogai yang tercermin dalam cerpen Fumizukai

(Pengantar Surat), yang terdiri atas tiga subbab. Subbab pertama berisi pekerjaan

Kobayashi, subbab kedua berisi pergaulan Kobayashi dengan kalangan berstatus

sosial tinggi di Jerman, yang terdiri atas dua sub-subbab, yakni pertemuan Kobayashi

dengan bangsawan-bangsawan Saxony, serta perayaan dan pesta yang dihadiri

Kobayashi. Subbab ketiga berisi perjodohan, yang terdiri atas dua sub-subbab, yakni

perjodohan di kalangan bangsawan Saxony dan pemikiran liberal Putri Ida mengenai

pernikahan.

BAB IV KESIMPULAN

(22)

BAB IV

KESIMPULAN

Setelah penulis menganalisis cerpen Fumizukai karya Mori Ogai pada bab-bab

sebelumnya, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Sebuah karya sastra tercipta atas pemikiran si pengarangnya. Dengan

demikian, hal yang melatari terbentuknya karya sastra berhubungan langsung

dengan sosok pengarang yang bersangkutan. Oleh karenanya, dapat dikatakan

bahwa kehidupan pengarang memberi makna pada hasil karyanya.

2. Cerpen Fumizukai merupakan salah satu karya Mori Ogai yang mengambil

bahan dan tema berdasarkan pengalaman hidupnya. Namun pengalamannya

tersebut tidak serta merta dituangkan sepenuhnya, melainkan diramu dengan

khayalan sehingga menjadi sebuah kisah yang menarik. Melalui metode

ekspresif, kehidupan Mori Ogai sesungguhnya yang tercermin di dalam

cerpen ini dapat terkuak karena adanya hubungan langsung antara kehidupan

pengarang dengan karya sastranya. Kehidupan Mori Ogai ketika berada di

Saxony melatari terciptanya cerpen Fumizukai. Hal ini terlihat melalui

keadaan Saxony yang dijadikannya sebagai latar tempat. Kekaguman Ogai

terhadap keadaan istana Raja Saxony, saat menghadiri pesta dansa tampak

pula di dalamnya, dimana ia menggambarkannya dengan cukup terperinci.

Dengan mengetahui latar belakang kehidupan pengarang, maka kita dapat

(23)

3. Dalam cerpen Fumizukai, terlihat jelas bahwa pekerjaan dan keberadaan Mori

Ogai di Jerman saat mengikuti latihan mobilisasi serta bergaul dengan

kalangan bangsawan Saxony tercermin melalui tokoh Kobayashi.

Bangsawan-bangsawan yang ditampilkan di dalamnya juga sebagian besar merupakan

cerminan bangsawan-bangsawan Saxony yang dijumpai Ogai dalam

kehidupan yang sesungguhnya, meskipun dari segi cerita tidak sepenuhnya

benar.

4. Sosok Mori Ogai dalam cerpen Fumizukai ini tidak hanya tercermin melalui

tokoh Kobayashi saja, melainkan juga melalui tokoh Putri Ida. Perjodohan

yang dialami Putri Ida memiliki kemiripan dengan perjodohan yang dialami

Ogai, dimana keduanya sama sekali tidak mencintai pasangan pilihan

orangtuanya dan berusaha untuk menghindarinya. Pemikiran liberal dan juga

perasaan Putri Ida, sehubungan dengan perjodohannya itu, mewakili

pemikiran serta perasaan Ogai yang sebenarnya. Melalui tokoh Putri Ida, Ogai

mengungkapkan bahwa ia sangat menentang perjodohan. Ia juga menekankan

bahwa landasan utama dalam membentuk sebuah keluarga adalah cinta,

karena hidup bersama seseorang tanpa rasa cinta merupakan sebuah

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Abrams, M. H. 1981. Glossary of Letery Terms. New York : Holt, Rinehart and

Winston, Inc.

Aminuddin. 1995. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Angkasa.

Bowring, Richard John. 1979. Mori Ogai and The Modernization of Japanese

Culture. New York : Cambridge University Press.

Dilworth, David, and J. Thomas River, ed. 1991. The Historical Fiction of Mori

Ogai. Honolulu : University of Hawaii Press.

Grolier Encyclopedia of Knowledge. 1991. Connecticut : Grolier Incorporated.

Isogai, Hideo. 1981. Mori Ogai-Kansho Nihon Gendai Bungaku 1. Tokyo :

Kadokawa Shoten.

Japan an Illusrated Encyclopedia. 1993. Tokyo : Kodansha.

K. S Yudiono. 1986. Telaah Kritik Sastra Indonesia. Bandung : Angkasa.

Keene, Donald. 1984. Dawn to The West-Japanese Literature of the Modern Era

Fiction. New York : Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Luxemburg, Jan Van dkk. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta : PT. Gramedia.

Matsuura, Kenji. 1994. Kamus Bahasa Jepang-Indonesia. Kyoto : Kyoto Sangyo

University Press.

Mori, Ogai. 1991. Chikuma Nihon Bungaku Zenshuu 25. Tokyo : Chikuma Shobo.

Nelson, Andrew N. 1994. Kamus Kanji Modern Jepang-Indonesia. Bekasi Timur :

(25)

Pradopo, Rachmat Djoko. 1995. Beberapa Teori Sastra, Metode, Kritik, dan

Penerapannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

The World Book Encyclopedia. 1996. Chicago : World Book International.

Tjhin, Thian Shiang. 2003. Kamus Praktis Jepang-Indonesia, Indonesia-Jepang.

Jakarta : Gakushudo.

Wibawarta, Bambang. 2003. Buah Tangan dari Jerman. Jakarta : Kalang.

INTERNET :

1. 文づかひ 治 4年 月 . 25 November 2003.

http ://www2.odn.ne.jp/~cat45780/fumizukai.htm

2. Mori Ogai to Opera. March 2001.

http : //www32.ocn.ne.jp/~tsuzu/operetta-ougai.html

3. Richmond, Indiana. September 18, 2003. Japanese and Western Experiences :

Teaching “Maihime” and Kokoro to American Students.

http : //www.earlham.edu/~japn/content/guohezheng.html

4. Map of Germany. 7 March 2006.

http ://www.theodora.com/maps

5. Albert of Saxony.

Referensi

Dokumen terkait

Sesenggak merupakan karya yang lahir sebagai respon terhadap suatu kondisi tertentu dalam kehidupan sehari-hari suku Sasak. Hal inilah yang menjadikan

Dalam latar belakang masalah ini guna mengembangkan kehidupan umat Islam seharusnya serta khususnya di daerah Juwangi untuk mengetahui tinjauan yuridis pelaksanaan perwakafan

Data yang berkaitan dengan tinjauan Hukum Islam terhadap latar belakang Pelaksanaan walimatul úrs dilaksanakan sebelum akad nikah dalam tinjauan Fiqih Munakahat dikampung

Penulis melakukan analisis latar sosial melalui pendekatan sosiologi sastra untuk mengemukakan westernisasi yang tercermin dalam novel 6KD\

Yang termuat dalam bab ketiga ini adalah biografi Ibnu Hazm yang meliputi latar belakang kehidupan Ibnu Hazm, pendidikan Ibnu Hazm, karya-karya Ibnu

Bab Keempat, berisi hasil dan pembahasan yang meliputi pengenalan Muhammad Iqbal dengan mendeskripsikan latar belakang kehidupan, karya- kary, metodologi, sumber, corak

Latar belakang karya sastra meliputi semua faktor kehidupan manusia dan lingkungannya, yang meliputi: geografi, sejarah, tipografi, iklim, mitologi, legenda,

Cerpen karya Mori Oogai ini merupakan sebuah cerita yang menarik untuk dibaca karena kepandaian Mori dalam menuangkan ide-idenya ke dalam rangkaian cerita yang