DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……….……...i
DAFTAR ISI………...……….iv
BAB I PENDAHULUAN……….1
1.1Latar Belakang Masalah……….….1
1.2Pembatasan Masalah………..………..5
1.3Tujuan Penelitian……….5
1.4Metodologi………...6
1.5Organisasi Penulisan………8
BAB II MORI OGAI………...10
2.1 Riwayat hidup Mori Ogai………...10
2.1.1 Riwayat pendidikan……….………...10
2.1.2 Riwayat pekerjaan………...14
2.1.3 Kehidupan pernikahan………...17
2.2 Kehidupan Mori Ogai selama berada di Jerman………..……..19
2.2.1 Pertemuan Mori Ogai dengan kalangan masyarakat berstatus sosial tinggi di Jerman………..…...….20
2.2.2 Keadaan kota yang pernah dikunjungi Mori Ogai………....23
BAB III ANALISIS………...………..26
3.2 Pergaulan Kobayashi dengan kalangan berstatus sosial tinggi
di Jerman………....31
3.2.1 Pertemuan Kobayashi dengan bangsawan-bangsawan Saxony……31
3.2.2 Perayaan dan pesta yang dihadiri Kobayashi…………..………...37
3.3 Perjodohan………...……….…41
3.3.1 Perjodohan di kalangan bangsawan Saxony……….41
3.3.2 Pemikiran liberal Putri Ida mengenai pernikahan…………...….…45
BAB IV KESIMPULAN……….52
SINOPSIS...vi
DAFTAR PUSTAKA………...xi
RINGKASAN CERITA………..…..….xiii
LAMPIRAN………..………...………xviii
RIWAYAT HIDUP PENULIS………...……xix
短編
文
反映
森鷗外
生活
ス ク ス
キ ス 教大学
文学部
短編 文 反映 森鷗外 実生活
序論
文学 人間 生活 離 い あ 文学 想
像的 別世界 生 出 コ ュ ケ ョン 媒体
娯楽 媒体 役割 果 い あ
文学作品 単 ク ョン 土台 書 作
者 自 身 実 生 活 物 語 あ 年 月 書 森 鷗 外
文 鷗外自身 実生活 反映 要素 多 見 本論文
鷗 外 文 反 映 鷗 外 自 身 実 生 活 析 あ
析 あ クス 使う
本論
文 独逸 派遣 クセ 軍隊 機動演習 参加
森鷗外 経験 語 鷗外 実生活 人物 あ 小林 通 反映
小林 職業
小林 クセ 軍団 日本 少年士官 あ 秋 演習
鷗外 クセ 師団 秋 演習 参加 クセ 独
逸 州 一 東方 位置 あ 鷗外 学 務 管理 関
学 独逸 派遣 あ 次 文 見
一月中旬 入 昇進任命 あ 士官 奥 目見
え ゆ 正服着 宮 参 …
(文 )
独逸 地位 高い階級 小林 交際
クセ 貴族 小林 出会い
小林 隊 共 演習 参加 時 ハ ビュ 伯
姫 クセ 貴族 出会い 交際 あ 更 彼 クセ
国王 紹介 大隊長 共 流階級 知 合う う
あ
鷗外 ビュ 伯 姫 いうビュ 伯 娘 貴族 出会
あ 彼 王 いう クセ 国王 紹介 あ
鷗外 演習 参加 達 ウ 大将 いう
クセ 学部 軍隊 隊長 推薦 あ 好 鷗外
結婚 関 姫 自由 考え
姫 ハ 見合い 姫 二親 望 何百
いう年 間 行わ 家族 誉 守 あ 姫
対 自 考え あ 姫 結婚 愛情
基 い あ 小林 部隊
住居 泊 時 彼女 小林 助 求 国務大臣 ス伯
人 いう 姫 伯母 文 届 う 依頼 あ 文
王宮 勤 う 請 あ ハ 見合い結
婚 避 いう目的 あ 姫 小林 ハ 見合
い い 考え 感情 あ い い物語 あ ス
人 姫 文 自由 習慣 対 姫 拒否
好 親 希望 対 拒否 好 あ
鷗外 場合 彼 侍 血筋 あ 家族 代々 高い地 者
あ 一人 独逸少女 彼 家族 大反対 あ 両
親 日本人 国籍 女 鷗外 相応 い あ
コ 離 離婚 鷗外 親 希望 対 鷗外 拒否 あ
貴族 子 生 わ 人 い い 門閥
血 統 迷 信 土 看 破 我 胸 中 投 入
… 習慣 外 い 誰 支
結論
ク ス 使 文 あ 森 鷗
外 実生活 証
文 い 独 逸 森 鷗 外 職 業 演 習 参 加
ク セ 貴 族 階 級 交 際 登 場 人 物 あ 小 林 通 瞭
反映
文 森 鷗 外 姿 登 場 人 物 あ 小 林
姫 い う 登 場 人 物 通 見 見 合 い 関
姫 自 由 考 え 感 情 鷗 外 実 際 考 え 感 情 代 表
LAMPIRAN
Peta Jerman
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Risca Christhie
Tempat/ Tanggal Lahir : Purwakarta/ 5 April 1985
Agama : Katolik
Alamat : Jl. Raya Sukatani no. 9, Kp. Cimanglid, Bendul –
Purwakarta
Pendidikan :
1991-1997 SD Yos Sudarso, Purwakarta
1997-2000 SMP Yos Sudarso, Purwakarta
2000-2003 SMU Santa Angela, Bandung
LAMPIRAN
Peta Jerman
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sastra tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Sastra tidak hanya
berfungsi sebagai media komunikasi tetapi juga sebagai media hiburan karena dapat
menyajikan dunia lain yang bersifat imajinatif. Ruang lingkup sastra yang begitu luas
dapat menjangkau berbagai kalangan masyarakat. Dalam hal ini, sastra memiliki
peranan yang penting dalam kehidupan manusia.
Jepang merupakan negara yang telah mengalami banyak perubahan dan
perkembangan dalam segala bidang, termasuk kesusastraannya. Perubahan yang
sangat mendasar terjadi dengan adanya Restorasi Meiji, yang merupakan langkah
pertama bagi Jepang untuk menuju ke zaman modern.
Dari sekian banyak sastrawan Jepang yang berkarya pada zaman modern,
penulis tertarik dengan sosok Mori Ogai.
Mori Ogai (1862-1922) adalah sastrawan terkemuka Jepang yang hidup dan
berkarya pada dua dekade zaman Meiji (1868-1912) dan dekade pertama zaman
Taisho (1913-1926). Selain dikenal sebagai sastrawan, ia dikenal sebagai dokter pada
dinas ketentaraan, dan bahkan pernah menduduki jabatan Kepala Korps Medis
Angkatan Darat. Ia juga seorang kritikus sastra, sejarahwan, penerjemah, dan
sastrawan lain dan membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
salah satu dari karya sastranya. Sepanjang perjalanan hidupnya, Ogai telah
menghasilkan banyak karya. Karya-karya yang telah dihasilkan Mori Ogai mencakup
berbagai bidang dan cukup luas, mulai dari buku harian, esai ilmu kedokteran,
karya-karya yang berhubungan dengan estetika, dan kritik sastra hingga biografi, drama,
puisi Jepang dan Cina, cerita pendek, serta novel.
Karya sastra Mori Ogai yang merupakan hasil daya ciptanya sendiri (bukan
terjemahan), secara keseluruhan berjumlah sekitar 120 judul (sebagian besar
merupakan cerita pendek dan novel), dimulai dengan Maihime (Penari, 1890),
Utakata no Ki (Catatan Buih di Atas Air, 1890), dan Fumizukai (Pengantar Surat,
1891). Selama 17 tahun, antara tahun 1892 sampai 1909, Ogai tidak banyak
menerbitkan karya fiksi, meskipun demikian ia mengedit majalah Mezamashi-gusa
(Rumput Untuk Membangunkan Mata) edisi kedua, mengenai kepustakaan dan kritik.
Karyanya yang paling penting pada periode ini adalah terjemahan dari novel
Improvisatoren karya Hans Christian Andersen, yang diberi judul Sokkyou Shijin1
dan Doitsu Nikki (Buku Harian Jerman), yang ia tulis ulang ke dalam bahasa Jepang
dari buku harian berbahasa Cina miliknya yang menceritakan kehidupannya selama
beberapa tahun berada di Jerman.
Pada tahun 1909, Ogai mulai melanjutkan kegiatannya sebagai penulis.
Selama 13 tahun yang tersisa dari hidupnya, ia banyak menulis dan menerbitkan
1 Sokkyou Shijin berarti penulis puisi yang menulis puisi berdasarkan emosinya dan tempat dimana ia
karya-karyanya. Dari tahun 1909 hingga 1912, Ogai menulis karya fiksi berdasarkan
pengalaman pribadinya, diantaranya cerita pendek yang berjudul Hannichi (Separuh
Hari, 1909), Shokudou (Ruang Makan, 1910), Mousou (Angan-angan, 1911), Hyaku
Monogatari (Seratus Cerita, 1911), Ka no you ni (Seolah-olah, 1912), serta novel Vita
Sexualis2 (1909), Seinen (Masa Muda, 1910-1911), Gan (Angsa Liar, 1911-1913),
dan Kaijin (Abu Kehancuran, 1911-1912).
Periode terakhir dari kreativitas menulis Ogai dimulai pada tahun 1912, ia
menulis hampir semata-mata mengenai kesusastraan sejarah. Dalam empat tahun
berikutnya, ia menulis cerita bersejarah seperti Abe Ichizoku (Klan Abe, 1913), Gojiin
gahara no Katakiuchi (Balas Dendam di Gojiingahara, 1913), Oshio Heihachiro3
(1914), Sakai Jiken (Peristiwa di Sakai, 1914), Sanshou Dayuu (Sanshou Si Pelayan,
1915), Takasebune (Perahu Takase, 1916), dan Kanzan Jittoku (Biksu Kanzan dan
Jittoku, 1916). Dalam cerita-cerita tersebut, ia mengangkat masalah dorongan anarkis
terhadap penghancuran dan pembinasaan, serta menampilkan berbagai contoh dari
perubahan dorongan tersebut ke dalam emosi yang membangun, seperti perasaan
patriotik dan kesediaan untuk mengorbankan diri.
Pada tahun 1916 Ogai kembali menulis biografi mengenai kehidupan dokter
ilmu pengobatan Cina pada akhir era Edo, seperti Shibue Chuusai (1916), Izawa
Ranken (1916-1917), dan Hojo Katei (1917-1921). Secara keseluruhan, dari tahun
1912 hingga 1918, ia telah menghasilkan 24 karya. Sebelum tahun 1916, karya Ogai
meliputi 5 novel, 11 cerpen dan biografi singkat. Sedangkan antara tahun 1916 dan
1918, Ogai menghasilkan 3 biografi panjang serta 5 biografi singkat.
Tiga karya awal Mori Ogai yang terdiri dari Maihime (Penari), Utakata no Ki
(Catatan Buih di Atas Air), dan Fumizukai (Pengantar Surat) sering disebut dengan
Doitsu Sanbusaku (Trilogi Jerman) karena ketiga karya yang merupakan cerpen
tersebut banyak diilhami oleh pengalamannya selama tugas belajar di Jerman. Ketiga
cerpen tersebut menceritakan percintaan anak muda yang dilukiskan dengan romantis,
namun berakhir dengan kesedihan.
Dari ketiga cerpen tersebut, penulis tertarik dengan cerpen Fumizukai karena
setelah penulis membacanya, penulis menemukan bahwa Mori Ogai dapat
menggambarkan dirinya sendiri dengan cara yang unik dan indah. Penulis bermaksud
untuk meneliti dan menganalisis latar belakang kehidupan Mori Ogai yang
berpengaruh terhadap cerpen Fumizukai tersebut.
Fumizukai merupakan karya terakhir dari Doitsu Sanbusaku (Trilogi Jerman)
dan ditulis pada bulan Januari 1891. Karya ini pertama kali terbit dalam majalah
Shincho Hakushu nomor 2 tahun 1891. Kisah Fumizukai dimulai dengan cerita
Kobayashi, seorang perwira muda Jepang pada zaman Meiji, dalam pertemuan Klub
Persahabatan Jerman tentang pengalamannya selama di Jerman. Kobayashi ikut serta
dalam latihan militer Korps pasukan Saxon. Selama berada di Jerman, ia bertemu
dengan banyak orang dari kalangan bangsawan Saxony, seperti Von Meerheim, Von
Bülow, Ida, dan sebagainya. Selain itu, Kobayashi juga menghadiri perayaan Tahun
berarti pengantar surat, Kobayashi membantu Ida, seorang putri bangsawan, untuk
menyampaikan surat kepada bibinya di kediaman Von Fabrice, Menteri Dalam
Negeri. Surat itu berisi keinginan Putri Ida menjadi pegawai istana untuk
menghindari perjodohannya dengan Meerheim, seorang perwira muda yang
ditugaskan di markas besar batalion yang sama dengan Kobayashi. Putri Ida memiliki
pemikiran liberal mengenai cinta. Kobayashi sendiri merasa kagum dan tertarik
dengan figur Putri Ida.
Cerpen Fumizukai diilhami oleh pengalaman Mori Ogai selama berada di
Jerman, dimana saat itu ia sering keluar masuk istana dan bergaul dengan kalangan
bangsawan Saxony. Berdasarkan cerpen Fumizukai ini, penulis bermaksud
menganalisis kehidupan Mori Ogai yang tercermin dalam cerpen tersebut, ditinjau
dari tokoh-tokoh, tempat, dan peristiwa yang terdapat di dalamnya.
1.2 Pembatasan Masalah
Penulis akan membahas permasalahan yang berkaitan dengan sosok
pengarang, Mori Ogai, yang tercermin dalam karya sastranya, Fumizukai, dengan
membuat tinjauan terhadap latar belakang kehidupan Mori Ogai yang meliputi
riwayat hidup dan pengalaman Mori Ogai selama berada di Jerman.
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Metodologi
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan ekspresif.
Metode pendekatan ekspresif adalah metode yang bertolak dari asumsi bahwa sastra
merupakan cerminan hidup pengarangnya.
Teori ekspresif, dengan Plato dan Aristoteles sebagai pemulanya,
beranggapan dasar bahwa teks sastra pada dasarnya merupakan ekspresi spontan yang
terolah melalui kedalaman emosi pengarangnya. Karena ekspresi spontan itu diawali
oleh endapan pengalaman pengarang, maka telaah melalui teori ekspresif ini
seringkali diawali dengan upaya pemahaman terhadap realitas yang menjadi pangkal
timbulnya obsesi atau pengalaman. Oleh sebab itu, dalam telaahnya, riwayat hidup
pengarang, peristiwa yang melatari kehadiran suatu karya sastra, menjadi penting
(Aminuddin, 1995 : 57).
Secara garis besar, metode pendekatan ekspresif dapat didefinisikan sebagai
metode pendekatan yang menekankan hubungan karya sastra dengan pengarang
sebagai pencipta karya sastra yang bersangkutan. Luxemburg menyatakan bahwa :
“Teks ekspresif juga memberi informasi tentang dunia nyata dan juga
ditujukan kepada pembaca, namun fungsi utamanya adalah penyajian diri si pengarang. Di dalamnya pengarang menghadapi apa yang dilihat di
sekelilingnya dengan cara yang sangat pribadi” (1992 : 54).
Yudiono K. S dalam bukunya yang berjudul Telaah Kritik Sastra Indonesia
menyatakan bahwa :
karya sastra merupakan dunia luar yang bersesuaian dengan dunia dalam itu. Dengan pendekatan tersebut, penilaian sastra tertuju pada emosi atau keadaan jiwa pengarang, sehingga karya sastra merupakan sarana atau alat untuk memahami keadaan jiwa pengarang” (1986 : 31).
Orientasi ekspresif memandang karya sastra sebagai ekspresi, luapan, ucapan
perasaan, sebagai hasil imajinasi pengarang, pikiran-pikiran, dan perasaannya.
Orientasi ini cenderung menimbang karya sastra dengan keasliannya, kesejatiannya,
atau kecocokan, dengan keadaan pikiran dan kejiwaan pengarang (Abrams, 1981 :
36-37).
Karya sastra tidak lepas dari penulisnya. Penulis atau pengarang memberikan
intensi dalam karyanya. Karya sastra merupakan luapan atau penjelmaan perasaan,
pikiran, dan pengalaman (dalam arti luas) pengarangnya. Oleh karena itu, faktor
pengarang tidak dapat diabaikan meskipun tidak harus dimutlakkan. Umumnya,
keterangan-keterangan pengarang mengenai karya sastranya, baik dalam hal ekspresi
ataupun pikiran yang dikemukakan, sangatlah diperlukan untuk memahami karyanya
tersebut.
Dengan demikian, metode pendekatan ini sangat mempersoalkan hal-hal yang
berada di luar karya sastra, khususnya latar belakang kehidupan pengarang. Latar
belakang ekonomi, sosial budaya, harapan, maupun cita-cita pengarang secara pribadi
dan keadaan masyarakat secara umum seperti suasana politik atau keadaan ekonomi
menjadi sesuatu yang vital serta harus dipahami karena semua itu dapat
atau alur. Bukan itu saja, bahkan faktor perasaan dan emosi pengarang pun harus
dianggap penting
Melalui pendekatan ekspresif, penulis dapat melakukan penelitian karya sastra
bertolak dari kehidupan pengarang, yakni menelusuri riwayat kehidupan pengarang,
Mori Ogai, dan meneliti kehidupan pribadinya terhadap karyanya, yaitu Fumizukai.
1.5 Organisasi Penulisan
Untuk mendapatkan karya tulis yang sistematis, maka penulis membagi
penelitian ini ke dalam empat bab, di mana setiap babnya terdiri dari beberapa
sub-bab, sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri atas lima subbab, yaitu latar belakang masalah,
pembatasan masalah, tujuan penelitian, metodologi, dan organisasi penulisan.
BAB II MORI OGAI
Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang kehidupan Mori Ogai yang
terdiri dari dua subbab. Subbab pertama berisi riwayat hidup Mori Ogai, yang terdiri
atas tiga sub-subbab, yakni riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan, dan kehidupan
pernikahan. Subbab kedua berisi kehidupan Mori Ogai selama berada di Jerman, yang
terdiri atas dua sub-subbab, yakni pertemuan Mori Ogai dengan kalangan masyarakat
BAB III ANALISIS
Analisis kehidupan Mori Ogai yang tercermin dalam cerpen Fumizukai
(Pengantar Surat), yang terdiri atas tiga subbab. Subbab pertama berisi pekerjaan
Kobayashi, subbab kedua berisi pergaulan Kobayashi dengan kalangan berstatus
sosial tinggi di Jerman, yang terdiri atas dua sub-subbab, yakni pertemuan Kobayashi
dengan bangsawan-bangsawan Saxony, serta perayaan dan pesta yang dihadiri
Kobayashi. Subbab ketiga berisi perjodohan, yang terdiri atas dua sub-subbab, yakni
perjodohan di kalangan bangsawan Saxony dan pemikiran liberal Putri Ida mengenai
pernikahan.
BAB IV KESIMPULAN
BAB IV
KESIMPULAN
Setelah penulis menganalisis cerpen Fumizukai karya Mori Ogai pada bab-bab
sebelumnya, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Sebuah karya sastra tercipta atas pemikiran si pengarangnya. Dengan
demikian, hal yang melatari terbentuknya karya sastra berhubungan langsung
dengan sosok pengarang yang bersangkutan. Oleh karenanya, dapat dikatakan
bahwa kehidupan pengarang memberi makna pada hasil karyanya.
2. Cerpen Fumizukai merupakan salah satu karya Mori Ogai yang mengambil
bahan dan tema berdasarkan pengalaman hidupnya. Namun pengalamannya
tersebut tidak serta merta dituangkan sepenuhnya, melainkan diramu dengan
khayalan sehingga menjadi sebuah kisah yang menarik. Melalui metode
ekspresif, kehidupan Mori Ogai sesungguhnya yang tercermin di dalam
cerpen ini dapat terkuak karena adanya hubungan langsung antara kehidupan
pengarang dengan karya sastranya. Kehidupan Mori Ogai ketika berada di
Saxony melatari terciptanya cerpen Fumizukai. Hal ini terlihat melalui
keadaan Saxony yang dijadikannya sebagai latar tempat. Kekaguman Ogai
terhadap keadaan istana Raja Saxony, saat menghadiri pesta dansa tampak
pula di dalamnya, dimana ia menggambarkannya dengan cukup terperinci.
Dengan mengetahui latar belakang kehidupan pengarang, maka kita dapat
3. Dalam cerpen Fumizukai, terlihat jelas bahwa pekerjaan dan keberadaan Mori
Ogai di Jerman saat mengikuti latihan mobilisasi serta bergaul dengan
kalangan bangsawan Saxony tercermin melalui tokoh Kobayashi.
Bangsawan-bangsawan yang ditampilkan di dalamnya juga sebagian besar merupakan
cerminan bangsawan-bangsawan Saxony yang dijumpai Ogai dalam
kehidupan yang sesungguhnya, meskipun dari segi cerita tidak sepenuhnya
benar.
4. Sosok Mori Ogai dalam cerpen Fumizukai ini tidak hanya tercermin melalui
tokoh Kobayashi saja, melainkan juga melalui tokoh Putri Ida. Perjodohan
yang dialami Putri Ida memiliki kemiripan dengan perjodohan yang dialami
Ogai, dimana keduanya sama sekali tidak mencintai pasangan pilihan
orangtuanya dan berusaha untuk menghindarinya. Pemikiran liberal dan juga
perasaan Putri Ida, sehubungan dengan perjodohannya itu, mewakili
pemikiran serta perasaan Ogai yang sebenarnya. Melalui tokoh Putri Ida, Ogai
mengungkapkan bahwa ia sangat menentang perjodohan. Ia juga menekankan
bahwa landasan utama dalam membentuk sebuah keluarga adalah cinta,
karena hidup bersama seseorang tanpa rasa cinta merupakan sebuah
DAFTAR PUSTAKA
Abrams, M. H. 1981. Glossary of Letery Terms. New York : Holt, Rinehart and
Winston, Inc.
Aminuddin. 1995. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Angkasa.
Bowring, Richard John. 1979. Mori Ogai and The Modernization of Japanese
Culture. New York : Cambridge University Press.
Dilworth, David, and J. Thomas River, ed. 1991. The Historical Fiction of Mori
Ogai. Honolulu : University of Hawaii Press.
Grolier Encyclopedia of Knowledge. 1991. Connecticut : Grolier Incorporated.
Isogai, Hideo. 1981. Mori Ogai-Kansho Nihon Gendai Bungaku 1. Tokyo :
Kadokawa Shoten.
Japan an Illusrated Encyclopedia. 1993. Tokyo : Kodansha.
K. S Yudiono. 1986. Telaah Kritik Sastra Indonesia. Bandung : Angkasa.
Keene, Donald. 1984. Dawn to The West-Japanese Literature of the Modern Era
Fiction. New York : Holt, Rinehart and Winston, Inc.
Luxemburg, Jan Van dkk. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta : PT. Gramedia.
Matsuura, Kenji. 1994. Kamus Bahasa Jepang-Indonesia. Kyoto : Kyoto Sangyo
University Press.
Mori, Ogai. 1991. Chikuma Nihon Bungaku Zenshuu 25. Tokyo : Chikuma Shobo.
Nelson, Andrew N. 1994. Kamus Kanji Modern Jepang-Indonesia. Bekasi Timur :
Pradopo, Rachmat Djoko. 1995. Beberapa Teori Sastra, Metode, Kritik, dan
Penerapannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
The World Book Encyclopedia. 1996. Chicago : World Book International.
Tjhin, Thian Shiang. 2003. Kamus Praktis Jepang-Indonesia, Indonesia-Jepang.
Jakarta : Gakushudo.
Wibawarta, Bambang. 2003. Buah Tangan dari Jerman. Jakarta : Kalang.
INTERNET :
1. 文づかひ 治 4年 月 . 25 November 2003.
http ://www2.odn.ne.jp/~cat45780/fumizukai.htm
2. Mori Ogai to Opera. March 2001.
http : //www32.ocn.ne.jp/~tsuzu/operetta-ougai.html
3. Richmond, Indiana. September 18, 2003. Japanese and Western Experiences :
Teaching “Maihime” and Kokoro to American Students.
http : //www.earlham.edu/~japn/content/guohezheng.html
4. Map of Germany. 7 March 2006.
http ://www.theodora.com/maps
5. Albert of Saxony.