• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA PRIMIGRAVIDA DAN MULTIGRAVIDA TRIMESTER KETIGA DI PUSKESMAS DAWE Perbedaan Tingkat Kecmasan Antara Primigravida dan Multigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Dawe Kabupaten Kudus.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA PRIMIGRAVIDA DAN MULTIGRAVIDA TRIMESTER KETIGA DI PUSKESMAS DAWE Perbedaan Tingkat Kecmasan Antara Primigravida dan Multigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Dawe Kabupaten Kudus."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA PRIMIGRAVIDA DAN MULTIGRAVIDA TRIMESTER KETIGA DI PUSKESMAS DAWE

KABUPATEN KUDUS

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

Diajukan Oleh :

DWI AYU METASARI J500120093

FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)
(3)
(4)
(5)

1

ABSTRAK

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA PRIMIGRAVIDA DAN MULTIGRAVIDA TRIMESTER KETIGA DI PUSKESMAS DAWE

KABUPATEN KUDUS

Dwi Ayu Metasari, Rh. Budhi Muljanto, M. Shoim Dasuki Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Kehamilan merupakan hal yang menggembirakan karena menjadi ekspresi rasa perwujudan diri dan identitas sebagai seorang wanita. Namun juga menjadi masa yang menegangkan dan menimbulkan kecemasan. Kecemasan terjadi karena berbagai masalah dari trimester satu ke trimester berikutnya. Pada trimester ketiga kecemasan yang terjadi berhubungan dengan kelahiran bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan kecemaan antara primigravida dan multigravida trimester ketiga di Puskesmas Dawe Kabupaten Kudus. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 60 orang, masing-masing 30 orang untuk primigravida dan multigravida. Dipilih dengan teknik accessible population. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengisi Kuesioner

LMMPI dan kuesioner TMAS. Data analisis menggunakan uji t tidak

berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan quesioner tmas pada primigravida 21 orang cemas, 9 orang tidak cemas. Sedangkan multigravida 23 orang tidak cemas dan 7 orang cemas. Setelah dilakukan uji t tidak berpasangan, ibu hamil primigravida mempunyai nilai rata-rata 24,40 dan pada multigravida 17,23. Hasil analisis ststistik menunjukkan nilai p<0,001. Terdapat perbedaan tingkat kecemasan antara primigravida dan multigravida trimester ketiga di Puskesmas Dawe Kabupaten Kudus.

(6)

ABSTRACT

THE DIFFERENCES BETWEEN ANXIETY LEVEL OF PRIMIGRAVIDA AND MULTIGRAVIDA IN THIRD TRIMESTER OF PREGNANCY IN

THE PUSKESMAS DAWE KUDUS

Dwi Ayu Metasari, Rh. Budhi Muljanto, M. Shoim Dasuki Faculty of Medicine Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pregnancy is an interest thing because it becomes the expression of self-realization and identity as a woman. However, pregnancy can cause strained and anxiety. Anxiety occurs due to a variety of problems from first trimester to the next trimester. Third trimester of anxiety that occur related to childbirth. This study aims to determine the difference between anxiety level on third trimester of primigravid and multigravida in Puskesmas Dawe Kudus. This study used analytic observational research with cross sectional approach. Total sample of this study are 60 people, 30 people with primigravida and multigravida. That choosen by use the technique accessible population. The data collect by using LMMPI and TMAS questionnaires. Data analysis using unpaired t test. The results showed in primigravida is more likely to anxiety that 21 people with primigravida are anxious and 7 people with multigravida are anxious. The unpaired t test of primigravida have an average value 24.40 and 17.23 on multigravida. That statistic show the value of p is <0.001. There is a difference between anxiety level on third trimester of primigravida and multigravida in Puskesmas Dawe Kudus.

Keywords: Anxiety, Pregnancy, Primigravida, Multigravida, Third Trimester

PENDAHULUAN

(7)

Kecemasan atau anxiety adalah suatu sinyal yang menyadarkan, memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman dari perubahan dan pengalaman dari sesuatu yang baru yang belum pernah dicoba (Kaplan & Sadock, 2010). Kecemasan selama kehamilan adalah masalah kesehatan masyarakat yang utama karena prevalensinya tinggi. World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa gangguan depresi dan anxiety akan menjadi penyebab utama beban penyakit global pada tahun 2020 (Sukandar, 2008 ; Niloufer et al, 2012).

Kehamilan adalah penyatuan ovum dan sperma saat terjadi proses fertilisasi yang selanjutnya terjadi proses implantasi embrio di dalam dinding rahim (Cunningham et al, 2013). Hal ini juga disebutkan di dalam Al-Qur’an surat Al. Mukminun ayat 12-14 yang artinya: “Dan sesungguhnya, Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami menjadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.” (Al-Qur’an).

Wanita yang sedang hamil mungkin akan mengalami kecemasan tentang berbagai masalah dari satu trimester ke trimester berikutnya. Selama kehamilan khususnya pada kehamilan pertama atau biasanya disebut dengan primigravida. Seorang ibu primigravida mengingat kembali tentang masa awal perkembangannya sendiri. (Kaplan & Sadock, 2011; Cunningham et al, 2013).

(8)

pengalaman yang cukup tentang persalinan, sehingga sudah mengetahui tanda-tanda persalinan (Jeyanthi & Kavitha, 2008; Putranti, 2014).

Terdapat hubungan yang kuat antara ibu dengan kecemasan pada kehamilan trimester ketiga dan berbagai masalah perkembangan janin seperti

oligohidramnion, IUGR, berkurangnya plasenta perfusi, dan persalinan

premature. Efek dari kecemasan yang tinggi dirasakan oleh wanita hamil trimester ketiga. Wanita yang mengalami kecemasan berat dapat melahirkan bayi yang lebih kecil (Sabria et al, 2015; Hosseini et al, 2009).

Dari latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan tingkat kecemasan antara primigravida dan multigravida trimester ketiga di Puskesmas Dawe Kabupaten Kudus. Peneliti mengambil sampel pada daerah tersebut karena berdasarkan hasil survei pendahuluan yang telah dilaksanakan, didapatkan jumlah kelahiran yang tinggi dan luas wilayah yang cukup besar yaitu terdapat 9 kecamatan. Maka dari itu peneliti memilih wilayah tersebut untuk dilakukan penelitian, karena menurut peneliti akan didapatkan hasil yang representatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan antara primigravida dan multigravida pada kehamilan trimester ketiga di Puskesmas Dawe Kabupaten Kudus.

METODE PENELITIAN

(9)

yang mengaalami cacat fisik, tidak mempunyai suami. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kehamilan primigravida dan multigravida 2. Variabel terikatnya adalah tingkat kecemasan pada primigravida dan multigravida. Variabel perancu adalah usia, jenis kelamin, lingkungan tempat tinggal, dan ras. Tehnik pengambilan data dalam penelitian ini adalah pengambilan data secara langsung dari quesioner T-MAS.

Analisis data menggunakan program SPSS 22.0. Uji yang dilakukan adalah uji t tidak berpasangan jika distribusi data normal. Jika tidak, maka diupayakan untuk melakukan transformasi data agar terdistribusi normal. Bila data hasil transformasi berdistribusi tidak normal maka digunakan uji alternatif yaitu uji korelasi Mann Whitney. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan rumus Shapiro-wilk.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian

Penelitian dilakukan pada pasien primigravida dan multigrafida trimester ketiga di Puskesmas Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus, pada 19 Desember 2015, 2 - 3 Januari 2016. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 60 orang, yaitu masing-masing 30 pasien primigravida dan multigravida yang telah memenuhi syarat dan didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden Menurut Usia

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur

Usia Ibu Primigravida Multigravida

(10)

tahun dengan jumlah 15 orang (50%). Pada usia tersebut diharapkan para ibu telah siap secara psikologis.

2. Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Primigravida Multigravida

Frekuensi % Frekuensi %

Bekerja 14 46,7 11 36,7

Tidak Bekerja 16 53,93 19 63,3

Jumlah 30 100,0 30 100,0

Data dari tabel 2 menunjukkan distribusi frekuensi responden menurut pekerjaan, yaitu pada primigravida paling banyak yaitu tidak bekerja dengan jumlah 14 orang (46,7%). Dan pada multigravida sebagian besar bekerja dengan jumlah 19 orang (63,3%).

3. Karakteristik Responden Menurut Pendidikan Terakhir

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir Primigravida Multigravida

Frekuensi % Frekuensi %

Tamat SMP 17 56,7 19 63,3%

Tamat SMA 13 43,3 11 36,7%

Jumlah 30 100,0 30 100,0

(11)

4. Karakteristik responden menurut tingkat kecemasan pada trimester ketiga berdasarkan hasil quesioner TMAS

Tabel 4. Distribusi responden menurut tingkat kecemasan pada trimester ketiga berdasarkan hasil quesioner TMAS

Primigravida Multigravida

Frekuensi % Frekuensi %

Cemas 21 70 7 23,3

Tidak Cemas 9 30 23 76,7

Jumlah 30 100,0 30 100,0

Data dari tabel 4 menunjukkan primigravida terbanyak mengalami cemas sebanyak 21 orang (70%). Dan pada multigravida terbanyak tidak cemas yaitu sebanyak 23 orang (76,7%).

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Data Kecemasan Pasien Primigravida dan Multigravida

N Statistik P

Primigravida 30 0,972 0,589

Multigravida 30 0,943 0,112

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui sebaran data penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data menggunakan Shapiro-Wilk. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 5

Berdasarkan uji normalitas di atas diketahui variabel tingkat kecemasan pasien primigravida dan multigravida nilai p > 0,05. Selanjutnya dilakukan uji t tidak berpasangan, karena data berdistribusi normal.

1. Uji Univariat

(12)

a. Tingkat Kecemasan Pasien Primigravida dan Multigravida Tabel 6. Tingkat Kecemasan Pasien Primigravida dan Multigravida

N Mean Minimum Maximum primigravida rata-rata (mean) sebesar 24,40. Pada pasien multigravida rata-rata (mean) sebesar 17,23.

2. Uji Bivariat

Uji bivariat digunakan untuk mengetahui perbedaan antara tingkat kecemasan pasien primigravida dan multigravida trimester ketiga. Penelitian ini menggunakan Uji t tidak berpasangan yang dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut.

Tabel 7. Hasil uji t tidak berpasangan pasien primigravida dan multigravida

n Mean SD Mean

Difference P CI 95%

Primigravida 30 24,40 4,789

3,997 7,167 <0,001 4,710-9,690

Multigravida 30 17,23

Berdasarkan Uji t tidak berpasangan di atas diketahui rata-rata tingkat kecemasan primigravida sebesar 24,40. Pada multigravida sebanyak 17,23 dan diperoleh nilai p<0,001 sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara pasien primigravida dan multigravida trimester ketiga di Puskesmas Dawe Kabupaten Kudus.

B. Pembahasan

(13)

Kabupaten Kudus, telah didapatkan data yang sudah dicantumkan dalam tabel di atas.

Tabel 1 menunjukkan distribusi usia pasien, pada primigravida distribusi usia terbanyak adalah antara 20-22 tahun (46,7%) terdapat sebanyak 14 orang. Dan distribusi terendah adalah antara 25-28 tahun sebanyak 6 orang (20%). Sedangkan pada pasien multigravida jumlah terbesar pada usia 25-28 tahun sebanyak 15 orang (50%), dan distribusi usia terendah pada usia 20-22 tahun sebanyak 5 orang (16,7%). Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan, biasanya kecemasan lebih sering dialami oleh orang yang berusia muda dibandingkan pada usia tua. Masa reproduksi sehat yang aman untuk hamil dan menjalani persalinan adalah pada usia 20-30 tahun, karena pada masa muda jarang terjadi resiko (Utomo, 2008).

Tabel 2 menunjukkan distribusi responden berdasarkan pekerjaan, pada primigravida yang bekerja sebanyak 16 orang (53,93%) dan yang tidak bekerja sebanyak 14 orang (46,7%). Sedangkan pada multigravida terbanyak bekerja sebanyak 19 orang (63,3%) dan yang tidak bekerja sebanyak 11 orang (36,67%), Salah satu yang mempengaruhi stressor yaitu pekerjaan. Status pekerjaan merupakan salah satu faktor penyebab kecemasan yang terjadi pada ibu hamil. Seorang ibu hamil yang bekerja akan mempunyai tingkat kecemasan yang lebih rendah dibandingkan yang tidak bekerja. Seseorang yang mempunyai aktivitas di luar rumah akan mendapat pengaruh dari banyak teman dan dapat berbagi informasi dari pengalaman orang lain. Hal ini dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap suatu hal. Sehingga pengetahuan akan semakin bertambah dan kecemasan menurun pada saat hamil (Stansfeld, et al. 2003).

(14)

(36,7%). Dengan pendidikan yang lebih tinggi maka tingkat pengetahuan kesehatan lebih baik, karena dapat menyelesaikan masalahnya. Dalam penelitian WHO menyatakan tingkat pendidikan menengah ke bawah lebih tinggi mengalami kecemasan dibandingkan tingkat pendidikan menengah ke atas (Kaplan dan Sadock, 2011).

Tingkat pendidikan merupakan faktor yang cukup berpengaruh terhadap kecemasan seseorang. Karena mempengaruhi dalam perkembangan jiwa, jasmani dan perasaan. Sehingga tingkat pendidikan yang berbeda akan memberikan variasi pengalaman serta nilai hidup yang berbeda pada tiap individu. Dengan demikian proses pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan, sikap dan tingkah laku.

Tabel 4 menunjukkan distribusi responden menurut menurut hasil quesioner TMAS, pada primigravida mengalami cemas sebanyak 21 orang (70%), tidak cemas 9 orang (30%). Sedangkan pada multigravida yang mengalami cemas sebanyak 7 orang (23,3%), dan jumlah terbesar tidak cemas sebanyak 23 orang (76,7%).

Berdasarkan Uji t tidak berpasangan menunjukkan tingkat

kecemasan pasien primigravida lebih tinggi dibandingkan multigravida dengan rata-rata (mean) sebesar 24,40. Dengan SD 4,789. Sedangkan nilai terendah sebesar 15 dan nilai tertinggi sebesar 33. Sedangkan tingkat kecemasan pada pasien multigravida rata-rata (mean) sebesar 17,23, dengan SD 3,997, sedangkan nilai terendah sebesar 10 dan nilai tertinggi sebesar 23.

Perbedaan kecemasan pada primigravida dan multigravida ini karena primigravida mengalami suatu hal baru yang belum pernah dialaminya dan pengalaman baru tersebut yang membuat tidak nyaman pada kondisi fisiknya. Seluruh sistem kardiovaskular, ginjal, pulmonal, gastrointestinal, penambahan berat badan, dan sesak nafas pada saat beraktivitas. Kehamilan pertama merupakan hal yang sangat dinantikan dalam hidup dan penuh teka-teki, kebahagiaan, dan pengharapan (Kaplan & Sadock, 2011).

Seorang multigravida sudah memiliki pengalaman dalam

(15)

mereka cenderung lebih tidak cemas. Kecemasan yang muncul pada multigravida bisa disebabkan oleh pengalaman persalinan terdahulu. Misalnya kesulitan persalinan yang diakibatkan oleh kondisi fisik atau panggul sempit, kurangnya dukungan sosial, ataupun masalah ekonomi (Jeyanthi & Kavitha, 2008).

Kecemasan pada saat akhir kehamilan, khususnya pada primigravida adalah muncul pertanyaan bagaimana tanda persalinan dimulai? Bagaimana rasa sakitnya? Pertanyaan itu sering ada dalam fikiran calon ibu, khususnya seorang primigravida. Mereka berkhayal apabila terjadi hal-hal yang tidak baik mengenai dirinya atau anaknya. Calon ibu akan sibuk mempersiapkan diri untuk menghadapi persalinan dan mengasuh anaknya nanti (Kaplan & Sadock, 2011).

Dengan melakukan ANC (Antenatal Care) secara teratur dapat mengurangi angka mortalitas dan morbiditas ibu dan anak. ANC (Antenatal Care) yang memadai dapat mengurangi resiko yang tidak diinginkan pada saat persalinan, karena jika kesehatan ibu hamil dipantau oleh tenaga kesehatan, resiko buruk yang mengancam jiwa calon ibu dan janinnya dapat terdeteksi lebih awal (Komariyah, 2008).

Kelemahan penelitian ini adalah peneliti tidak mengetahui kehidupan sehari-hari pasien, peneliti tidak mengetahui adanya masalah dalam rumah tangga pasien, dan peneliti tidak mengetahui adanya masalah psikologis yang terjadi pada pasien. Sehingga masih sulit untuk mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya kecemasan saat kehamilan karena penyebab kecemasan multifaktorial.

(16)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara tingkat kecemasan antara primigravida dan multigravida trimester ketiga di Puskesmas Dawe Kabupaten Kudus.

Saran

1. Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai pedoman di dalam

penelitian selanjutnya dengan menggunakan sampel yang lebih banyak dan menggunakan biodata responden yang lengkap supaya mengetahui karakteristik reponden.

2. Ibu hamil primigravida dan multigravida trimester ketiga diharapkan

mempersiapkan kelahiran dengan hati yang tenang agar dapat mengurangi kecemasan.

3. Selalu melakukan ANC dengan teratur supaya kondisi ibu dan calon bayi

selalu dipantau oleh tenaga kesehatan. Sehingga kemungkinan hal-hal buruk yang akan terjadi dapat dicegah.

DAFTAR PUSTAKA

Al- Qur’an

Anwar, R., Endokrinologi Kehamilan dan Persalinan. 2005. Subbagian Fertilitas dan Endokrinologi Reproduksi Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Unpad Bandung (Disampaikan pada pertemuan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi bagian Obstetri dan Ginekologi RSHS/FKUP

Bandung,tanggal 08 Mei 2005)

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/05/endokrinologi_kehamilan.pdf

APA, American Psychiatric Association. 2015.

(17)

Arsenault. L., Cannon. M., Fisher. H., Polanczyk. G., et al. 2011. Childhood trauma and children’s emerging psychotic symptoms, a genetically sensitive longitudinal cohort study. American Journal of Psychiatry 2011. 68 (6): 6

Aslam, N., 2012. Management of Panic Anxiety with Agoraphobia by Using

Cognitive Behavior Therapy. Indian Journal Medicine 34:1

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3361850/diakses: 20

September 2015

Brook. C. A., Schmidt, L. A., 2008. Social anxiety disorder: A review of environmental risk factors. McMaster University, Hamilton, Ontario, Canada, (4):140:1 Journal of Psychiatry, 2013, 3, 301-310: PP 1

Cunningham, F.G., Leveno, K.J., Bloom, S.L., Hauth, J.C., Gilstrap III, L., Wenstrom, K.D 2010. Obstetri Williams. Ed. 21. Jakarta : EGC. Pp15-25 Dahlan, M. Sopiyudin, 2001. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Salemba

Medika: Jakarta

Departemen Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 2012.

http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVIN Greece. iMedPub Journals. 8(25): 5

Hashima, E., Nasreen, K., Zarina N., Yvonne F. and Edhborg, M., 2011. Prevalence and associated factors of depressive and anxiety symptoms during pregnancy: A population based study in rural Bangladesh. BMC Women’S Health 2011. 11(22): 5

(18)

Heffner. L.J. Schust, D.J. 2008. At A Glance Sistem Reproduksi. Penerbit Erlangga: Jakarta

Hosseinia, S. M., Biglanb, Minhnoi, W., L., C., Brooksd, M. M., Gorine, Michael B., and Dayc, Nancy L., 2009. Trait anxiety in pregnant women predicts offspringbirth. Departments of aPhysical Medicine and Rehabilitation, bPsychiatry and cEpidemiology, University of California at Los Angeles, Los Angeles, CA, USA 2009.23 (2)564

Http: //www.ebookkedokteran.com/pdf/skala-kecemasan-tmas.html

Jeyanthi, I., Kavitha, R., 2008. Anxiety and Stress Among The Primigravida and

The Multigravida. Department of Social Work, Cauvery College for Women,

Trichy, 1.(2):128 Adolescent Girls : A Community Based Cross-Sectional Study. National

Journal of Community Medicine. 4 (2): 3.

http//:www.njcmindia.org/uploads/4-4_640-643.pdf.

Komariyah, S., 2008. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Hamil

Tentang Pemeriksaan Kehamilan Dengan Kunjungan Pemeriksaan

Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukorame Mojoroto Kediri. Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta. Ptogram Magister Kedokteran Keluarga. Tesis

Lovibond, S.H., Lovibond, P.F. 2005. Manual for the Depression Anxiety & Stress Scales (Second edition). Psychology Foundation. PubMed US National Library ofMedicine National Institues ofHealth.

Maramis, W. F., Maramis. A.A., 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2. A

Airlangga University Press: Surabaya

Marquesim, N. A., Cavassini A. C., Morceli, G., Magalhães, C. G., Rudge, M. V,. Calderon, I. M., Kron, M. R., Lima, S. A., 2015. Depression and Anxiety In Pregnant Women with Diabetes or Mild Hyperglycemia. Arch Gynecology Obstetri. 40.(5):1

(19)

Mochtar, R., 2005. Sinopsis Obstetri jilid 1 Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi Jakarta: EGC

Niloufer, S., Ali, I. S., Azam, B. S., Ali, G. T., and Sana S., 2012. Frequency and Associated Factors for Anxiety and Depression in Pregnant Women: A Hospital-Based Cross-Sectional Study Moin The ScientificWorld Journal 2012(10):1

Noor, N.C., Samani, L.N., Jahdi, F., 1 and Hoseini, Agha, F., 2013. The Relationship between Anxiety in The Third Trimester of Pregnancy and

Obstetric Outcomes within Miandoab County in 2013. Department of

Management and Information, Medical Sciences Iran University, Tehran, Iran. 7(2):298

Notoadmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Asdi Mahasatya: Jakarta

Primiano S.,et al. 2004. The Effect of a Combined Versus a Conventional Cognitive-Behavioral Therapy on Quality of Life for Comorbid Panic Disorder With Agoraphobia and Generalized Anxiety Disorder: Preliminary Results. Behavior Modification. 38(1):3

Putranti, V. T. P., 2014. Hubungan Pengetahuan daan Sikap Tentang Persalinan Dengan Kesiapan Primigravida Menghadapi Persalinan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Magister Kedokteran Keluarga Thesis

Sabria, Y., Nabelb, H., 2015. The impact of anxiety and depression during pregnancy on fetal growth and the birth outcome. Departments of Psychiatry, Gynecology and Obstetric, Faculty of Medicine, Mansoura University, Mansoura, Egypt.. 36(2): 95

Sastroasmoro. S., Ismael. S., 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Sagung Seto: Jakarta

Schetter, C. D., Tanner, L., 2015. Anxiety, depression and stress in pregnancy:implications for mothers, children, research, and practice. Current Opinian In Psychiatry. 25(2): 142

Simon, 2013. Anxiety Disorder. http://umm.edu/health/medical/reports/articles/ anxiety-disorders. Diakses 20 September 2015

Stansfeld SA, Clark C, Rogers B, Caldwell T, Power C., 2008. Childhood and Adultthood Socio-Economic Position and Midlife Depresive Anxiety Fdisorder. British Journal Of Psychiatry. 192:152-153

(20)

Muhammadiyah Surakarta. Universitas Sebelas Maret. Program Spesialis Kedokteran Jiwa. Tesis

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012

Gambar

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Tabel 4. Distribusi responden menurut tingkat kecemasan pada trimester ketiga
Tabel 6. Tingkat Kecemasan Pasien Primigravida dan Multigravida

Referensi

Dokumen terkait

Keberhasilan guru menulis karya ilmiah yang dapat dimuat dalam majalah ilmiah atau surat kabar merupakan tolok ukur bahawa guru tersebut sudah profesional.

Numutkeun Arikunto (2010, kc.172) sumber data nyaéta subjék data-data panalungtikan anu dibeunangkeun ku panalungtik. Dina panalungtikan merlukeun sumber data pikeun

 Pergeseran frekuensi, perbedaan gain , dan return loss pada antena dapat disebabkan beberapa hal seperti: hasil pabrikasi tidak 100% persis sama dengan desain simulasi,

Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh pemberian jamu dalam air minum terhadap performa burung puyuh dan kandungan kolesterol telur burung puyuh agar dapat

Average space headway (jarak antara rata-rata = ´ s ) yakni rata-rata dari semua jarak antara (s) pada suatu ruas jalan, dinyatakan dengan meter/kend. PERTEMUAN JALAN /

Studi literatur berkaitan dengan studi kepustakaan dan teori-teori tentang topik Tugas Akhir ini baik dari buku-buku referensi, jurnal maupun dari artikel- artikel yang tersedia

Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang belum di kelola oleh seorang tenaga ahli Pustakawan, dalam pengemabangan koleksinya di lakukan dengan berbagai

Penyelesaian penekanan studi akan dilakukan dengan cara memaparkan pendekatan metafora Rasi Bintang Waluku (Orion) yang edukatif dan rekreatif pada tata rupa dan