Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 1 A. Latar Belakang
isi pembangunan kesehatan di Kota Tual adalah “Kota Tual Sehat Dan Mandiri Berbasis Kepulauan 2018”. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, seluruh upaya kesehatan yang dilakukan oleh sektor kesehatan, non kesehatan, swasta dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan upaya mengatasi masalah kesehatan perlu dicatat dan dikelola dengan baik dalam suatu Sistem Informasi Kesehatan (SIK).
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang evidence base diarahkan untuk penyediaan data dan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu guna pengambilan keputusan disemua tingkat administrasi pelayanan kesehatan.
Salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah dokumen Profil Kesehatan Kota Tual yang merupakan gambaran situasi kesehatan di wilayah Kota Tual dan diterbitkan setiap tahun. Setiap edisi memuat berbagai data dan informasi tentang kesehatan dan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan, pendidikan, fasilitas kesehatan, pencapaian program-program kesehatan dan keluarga berencana.
Profil Kesehatan Kota Tual Tahun 2017 ini menggambarkan situasi Derajat Kesehatan Masyarakat (angka kematian, status gizi, angka kesakitan), Upaya Kesehatan (pelayanan kesehatan, akses dan mutu pelayanan kesehatan, perilaku hidup masyarakat, keadaan lingkungan), Sumber Daya Kesehatan (sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan) di Kota Tual Tahun 2016. Semua informasi yang terangkum dalam dokumen Profil Kesehatan dipergunakan dalam rangka proses perencanaan, pemantauan dan mengevaluasi pencapaian pembangunan kesehatan di Kota Tual pada Tahun 2017, serta pembinaan dan pengawasan program di bidang kesehatan.
V
BAB I
PENDAHULUAN
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 2 B. Dasar Penyusunan
Profil Kesehatan Kota Tual adalah gambaran situasi kesehatan yang diterbitkan setahun sekali. Penyusunannya berlandaskan pada dikeluarkannya beberapa Peraturan Perundangan, serta Peraturan perundangan Kesehatan antara lain :
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah.
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025
Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 837/MENKES/VII/2007 Tentang Pengembangan SIKNAS Online Sistem Informasi Kesehatan Nasional
Instruksi Presiden RI Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional
Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
C. Sistematika Penyusunan Bab 1 : Pendahuluan.
Bab ini menyajikan maksud dan tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Kota Tual, serta sistematika penyajiannya diuraikan secara ringkas
Bab 2 : Gambaran Umum dan Perilaku Penduduk
Bab ini menyajikan gambaran umum Kota Tual yang meliputi keadaan geografi, batas wilayah, cuaca, keadaan penduduk dan tingkat pendidikan.
Bab-3 : Kota Tual Sehat
Bab ini berisi uraian tentang indikator derajat kesehatan yang mencakup Angka Kematian Ibu ( AKI ), Angka Kematian Bayi ( AKB ) dan status gizi masyarakat.
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 3 Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan (kesehatan ibu, kesehatan anak, perbaikan gizi masyarakat, imunisasi, kesehatan usila dan pra usila, keluarga berencana, kejadian luar biasa, pelayanan kesehatan masyarakat miskin), akses dan mutu pelayanan kesehatan, promosi kesehatan dan kesehatan lingkungan
Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan
Bab ini berisi uraian mengenai tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sarana kesehatan.
Bab-6 : Kesimpulan
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kota Tual Tahun 2016, serta hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Kota Tual untuk mencapai Masyarakat Kota Tual Sehat Yang Mandiri.
Lampiran
Pada lampiran ini berisi resume/angka pencapaian Kota Tual dan 81 tabel data
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 4 Pembentukan Kota Tual merupakan pemekaran dari Kabupaten Maluku Tenggara.
Pemekaran Kota Tual terjadi karena tuntutan masyarakat akan kebutuhan pelayanan pemerintahan yang baik. Ibukota adalah Tual terletak di Kecamatan Dullah Selatan. Kota Tual sebagai daerah otonom baru, terbentuk pada tanggal 10 Juli 2007 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 2007 tentang pembentukan kota tual di Provinsi Maluku.
A. GAMBARAN GEOGRAFIS
Kota Tual menurut Astronomi terletak antara 5o sampai 6o Lintang Selatan dan 131o - 133o Bujur Timur. Adapun letaknya menurut geografis dibatasi antara lain :
Tabel. 1 Peta Administrasi Kota Tual
BAB II
GAMBARAN UMUM KOTA TUAL
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 5
Sebelah selatan : Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara dan Laut Arafura
Sebelah Utara : Laut Banda
Sebelah Timur : Selat Nerong
Sebelah Barat : Laut Banda
Luas wilayah Kota Tual ±247,13 Km2 dimana lautan lebih luas dibandingkan daratan. Kota Tual terdiri atas 66 pulau besar dan kecil. Diantara pulau tersebut masih ada pulau yang tidak berpenghuni. Pulau besar antara lain : Pulau Duroa/Dullah, Pulau Tayando, Pulau Kur.
B. GAMBARAN TOPOGRAFI
Secara topografi Kota Tual berada diatas Pulau Duroa yang lebih datar, dengan ketinggian 100 m dari Permukaan laut, beberapa bukit rendah di wilayah tengah dan utara mencapai ketinggian 115 m dari permukaan laut. Jika memandang Pulau Kur yang lebih berbukit dengan batu – batu cadas yang menjadi penyangga serta menjadi daya tarik tersendiri bagi komunitas pencinta alam, lain halnya dengan Pulau Tayando yang lebih datar dengan arus pasang surut yang panjang ( istilah lokal Meti atau Meti Kei ) yang bisa mencapai ± 3 – 4 km.
C. GAMBARAN IKLIM
Iklim dipengaruhi oleh Laut Banda, Laut Arafura dan Samudra Indonesia yang dibayangi oleh Pulau Irian/Papua di Bagian Timur dan Benua Australia di Bagian Selatan, sehingga sewaktu – waktu terjadi perubahan.Kota Tual merupakan suatu wilayah yang beriklim Muson dan tropis basah. Pada masa Musim Timur, angin bertiup dari Tenggara dan terjadi kemarau. Pada Musim Barat terjadi musim hujan, angin bertiup dari Barat Laut , serta kondisi perairan umumnya bergelora pada bulan Januari sampai Februari.
Suhu rata-rata Tahunan Kota Tual sebesar 27,3°C, suhu minimum 23,5°C serta suhu maksimum mencapai 33,2°C. Kelembaban rata-rata sekitar 81 %, penyinaran matahari rata-rata mencapai 65% dan tekanan udara rata-rata 1010,7 millibar.
Curah hujan tahunan pada daerah ini berkisar antara 2000–4000 mm dengan curah hujan rata-rata 2118,3 mm/tahun atau 176,5 mm/bulan.
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 6 D. GAMBARAN MUSIM
- Keadaan musim teratur, musim timur berlangsung dari Bulan April sampai Oktober, musim ini lebih dikenal dengan istilah musim kemarau, musim Barat berlangsung dari Bulan Oktober sampai Bulan Pebruari, musim hujan pada bulan Desember sampai Pebruari, musim pancaroba berlangsung Bulan Maret/April dan Oktober/Nopember.
- Bulan April sampai Bulan Oktober, bertiup angin Timur Tenggara. Angin kencang bertiup pada bulan Januari dan Pebruari diikuti dengan hujan deras dan laut bergelora.
- Bulan April sampai september bertiup angin Timur Tenggara sebanyak 91%
dengan angin tenggara dominan 61%. Bulan Oktober sampai Maret bertiup angin Barat Laut sebanyak 50% dengan angin Barat Laut dominan 28%.
- Bulan April sampai September bertiup angin Timur Tenggara dan selatan sebanyak 91% dengan angin Tenggara dominan 61%. Bulan Oktober sampai Maret bertiup angin Barat Laut sebanyak 50% dengan angin Barat laut dominan 25%.
E. KEPENDUDUKAN DAN TENAGA KERJA
Kemajemukan penduduk Kota Tual semakin beragam, Suku Kei merupakan suku asli Kota Tual yang berdiam bersama dengan suku – suku pendatang lainnya seperti suku Bugis Makassar, Suku Buton, Jawa dll. Dengan keterbukaannya kepada hal – hal perkembangan pembangunan berdampak pada meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Tahun 2016, Jumlah penduduk Kota Tual sebanyak 69.689 jiwa dengan perincian laki – laki sebanyak 34.490 dan perempuan sebanyak 35.199 ( BPS Malra tahun 2017) dengan rasio jenis kelamin 97,99 %, ini berarti jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari penduduk laki – laki dengan rasio beban tanggungan sebesar 61 per 100 penduduk produktif. Rata – rata jumlah jiwa per rumah tangga sebanyak 6,27 ( 6 jiwa ) jiwa / rumah. Jumlah penduduk usia > 75 Tahun sebanyak 625 atau 0,9 % dari penduduk Kota Tual. Menurut estimasi jumlah penduduk usia bayi (0-1 thn) sebanyak 1.285 jiwa (2,7%), balita sebanyak 7.561 jiwa atau sebesar 11% dari jumlah penduduk. Kepadatan penduduk sebesar 3,5 jiwa per km2 yang berarti bahwa dalam tiap kilometer dihuni rata – rata 3 jiwa
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 7 penduduk, wilayah terpadat pada Kecamatan P. Dullah Selatan. Pusat pemerintahan Kota Tual berada di Kecamatan Pulau Dullah Selatan yang juga merupakan pusat bisnis perdagangan, hal ini menjadi penyebab kepadatan penduduk lebih banyak di Pulau Dullah Selatan. Jumlah penduduk miskin sebanyak 31.064 jiwa ( sesuai SK Walikota Tual No. 27 Tahun 2010 ) dan telah mendapat kartu dan terdaftar dalam kepesertaan Jaminan Kesehatan Masyarakat ( Jamkesmas ), lihat lampiran tabel 1, dan tabel 2.
Gambar 1. Piramida Penduduk Kota Tual Tahun 2016
Penduduk sasaran program pembangunan kesehatan sangatlah beragam sesuai dengan karakteristik kelompok umur tertentu dan didasarkan kondisi kehidupan yang terjadi. Beberapa upaya program kesehatan memiliki sasaran ibu hamil, melahirkan dan ibu nifas. Beberapa program lainnya dengan sasaran terfokus pada kelompok umur tertentu meliputi bayi, batita, balita, anak SD, WUS bahkan usia lanjut dll.
Indikator lain yang dapat digunakan untuk menggambarkan tentang kedudukan pekerja adalah status pekerjaan,yaitu : berusaha sendiri, berusaha di bantu dengan buruh tidak tetap, berusaha dan dibantu buruh tetap, karyawan, pekerja bebas di pertanian, pekerja bebas non pertanian dan pekerja tidak dibayar.
- 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500 5,000
Perempuan Laki-laki
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 8 Tabel 2. Jumlah penduduk yang bekerja menurut Status Pekerjaan dan Jenis
Kelamin.
Status Pekerjaan Utama L P L+P
Berusaha sendiri
Berusaha dibantu buruh tidak tetap Berusaha dibantu buruh tetap Buruh/karyawan
Pekerja bebas pertanian
Pekerja Keluarga/Pekerja Tidak Dibayar
1571 1453 74 1763 123 3756
4020 2666 72 3524 714 2693
5591 4119 146 5287 837 6449
J u m l a h 8740 13698 22429
Sumber : Kota Tual Dalam Angka Tahun 2017
Status pekerjaan sebagai Pekerja Keluarga/Pekerja Tidak Dibayar merupakan status pekerjaan tertinggi persentasenya dilakoni oleh penduduk Kota Tual Tahun 2016.
Memetakan potensi dan kelemahan dari kondisi ketenagakerjaan yang ada saat ini merupakan cara yang harus dilakukan dalam menilai situasi dunia ketenagakerjaan.
Tabel 3. Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin.
Status Pekerjaan Utama L P L+P
1. Pertanian, Perkebunan,Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan.
2. Pertambangan dan penggalian 3. Industri
4. Listrik,gas dan air minum 5. Konstruksi
6. Perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi.
7. Transportasi,pergudangan,dan
46,2
0,9 2,3 0,6 5,5 6,7
10,1
58,2
0,0 1,5 0,0 0,0 13,0
0,4
50,8
0,5 2,0 0,4 3,4 9,1
6,4
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 9 komunikasi
8. Lembaga keuangan,real 1 estate,usaha persewaan dan Jasa Perusahaan.
9. Jasa kemasyarakatan,sosial dan perorangan
1,6
25,9
1,7
25,1
1,7
25,6
J u m l a h 100 100 100
Dari tabel diatas, sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan merupakan sektor andalan masyarakat Kota Tual 50,8% dan sektor ini didominasi oleh kaum perempuan sebesar 58,2% dan laki-laki 46,2%. Hal ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat Kei, sektor pertanian,perkebunan dilakoni oleh perempuan, laki – laki sebagai nelayan/perikanan. Selanjutnya adalah jasa kemasyarakatan,sosial dan perorangan perbandingan antara laki – laki maupun perempuan sangat kecil hal ini disebabkan usaha jasa merupakan usaha yang tidak turun temurun dan ceenderung dilakukan oleh pendatang/perantau sehingga hal ini kemudian mendorong masyarakat lokal untuk berusaha sendiri tanpa membedakan laki – laki maupun perempuan.
F. SOSIAL BUDAYA
Suku Kei merupakan suku asli Kota Tual yang tidak dapat terpisahkan dengan suku Kei pada Kabupaten Maluku Tenggara. Semboyan Maren dan ain ni Ain yang artinya berkerja sama dan persatuan menjadi kesepakatan adat dan simbol pemerintahan yang diharapkan dapat menjadi pengikat sosial antara masyarakat yang majemuk.
Keterbukaan masyarakat akan perubahan menjadi faktor utama kemajuan Kota Tual, persatuan masyarakat dalam lembaga perkawinan antar suku menyebabkan nilai kekeluargaan diantara masyarakat juga semakin kuat. Keragaman suku inilah dapat menjadi faktor pendorong pembangunan terutama pembangunan bidang kesehatan.
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 10 Makanan tradisional Suku Kei terkenal adalah enbal sebagai pengganti beras/jagung, makanan inipun mulai sulit dan popularitasnya sebagai konsumsi umum semakin berkurang mengingat beras lebih mudah diperoleh dan cenderung harga murah terutama beras raskin yang didistribusi oleh pemerintah Kota Tual setiap tahunnya bagi masyarakat miskin/kurang mampu. Makanan tradisional lainnya seperti sir – sir ( daun singkong dan bunga pepaya ), ikan kuah asam pedas, ikan bakar, tambah sambal colo – colo, serta lat( rumput laut ) merupakan menu favorit masyarakat baik masyarakat lokal asli maupun pendatang/perantau dan semuanya dapat disajikan dalam kondisi segar dan nikmat tentunya.
Karena daerah maritim, Kota Tual memiliki kekayaan alam laut baik hayati maupun nabati yang berlimpah sehingga dapat memenuhi kebutuhan sandang masyarakat.
Berbagai jenis ikan segar dapat diperoleh dipasar dengan harga relatif murah, ada rumput laut yang tidak hanya memiliki nilai gizi yang tinggi tetapi juga memiliki nilai ekonomis yang dapat diandalkan. Sehingga, sangat sulitlah ditemukan masyarakat miskin jika kita melihat dari sisi ketersediaan sumber daya alam Kota Tual.
Dari sisi pemerintahan, Kota Tual Tahun 2016 terdiri atas 5 Kecamatan yaitu Kecamatan P. Dullah Selatan dengan ibukota Tual, P. Dullah Utara dengan ibukota Dullah, P. Tayando Tam dengan ibukota Tayando Yamtel, PP. Kur dengan ibukota Tubyal, dan Kur Selatan dengan ibukota Mangur. Ada 3 kelurahan yaitu Kelurahan Masrum, Kelurahan Lodar El dan Kelurahan Ketsoblak, dengan 27 desa yaitu :
Tabel 4. Nama Kecamatan , Kelurahan, dan desa pada wilayah Kota Tual
No. KECAMATAN KELURAHAN D E S A
I. P. Dullah Selatan 1. Ketsoblak 2. Masrum 3. Lodar El
1. Tual 2. Taar
2. P. Dullah Utara 3. Fiditan
4. Ngadi
5. Dullah Darat 6. Dullah Laut 7. Labetawi
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 11 8. Tamedan
9. Ohoitel 10. Ohoitahit
3. P. Tayando Tam 11. Tayando Yamtel
12. Tayando Ohoiel 13. Tayando Yamru 14. Tayando Langgiar 15. Tayando Tam 4.
5.
PP. Kur
Kur Selatan
16. Tubyal 17. Kaimear 18. Lokwirin 19. Finualen
20. Kanara 21. Yapas 22. Warkar 23. Rumoin 24. Fadol
25. Pasir Panjang 26. Hirit
27. Mangur 5 Kecamatan 3 Kelurahan 27 Desa
G. KEADAAN PENDIDIKAN
Angka melek huruf penduduk usia 10 tahun keatas di Kota Tual Tahun 2016 sebesar 99,85 persen ( BPS Malra Tahun 2016 ). Jika dilihat menurut jenis kelamin, angka melek huruf pada laki – laki sebesar 99,80 persen lebih tinggi dibandingkan penduduk perempuan sebesar 99,89 persen. Hal ini menandakan masih terjadi ketimpangan melek huruf antara laki – laki dan perempuan walaupun tidak signifikan dibanding tahun 2015 dengan selisih 3 persen antara laki-laki dan
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 12 perempuan sedangkan ditahun 2016 hanya selisih 0,09 persen saja. Hal ini menunjukan adanya perkembangan pendidikan dan kemajuan dari perempuan.
Gambar 2. Persentase penduduk 10 tahun Keatas yang Melek Huruf Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2014.
Sumber : BPS Malra, 2016
Untuk itu, secara umum program pemberantasan Buta Huruf tetap dipertahankan untuk terus dilakukan secara intensif dan menyeluruh sehingga dapat meningkatkan derajat pendidikan Kota Tual. Sedangkan secara khusus, pemberantasan buta huruf melalui program keaksaraan fungsional dapat menjadi program andalan dan dapat terus ditingkatkan sehingga dapat menghilangkan ketimpangan angka melek huruf antara laki – laki dan perempuan, maka membuka peluang bagi perempuan di Kota Tual untuk lebih memberdayakan diri sehingga memiliki peluang yang sama antara laki –laki dalam meraih peluang ekonomi maupun sosial yang lebih baik. Selain angka melek huruf, kualitas penduduk dapat dilihat juga dari tingkat pendidikan yang ditamatkan.
H. KEADAAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Lingkungan salah satu variabel yang perlu mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
Untuk menggambarkan keadaan lingkungan akan disajikan indikator – indikator seperti akses air bersih dan air minum berkualitas dan akses terhadap sanitasi layak.
Lk, 99.8
Perempuan , 99.89 Total, 99.85
Lk Perempuan Total
99.74 99.76 99.78 99.8 99.82 99.84 99.86 99.88 99.9
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 13 1. Sarana Air Bersih yang Digunakan dan Akses Air Minum Berkualitas.
Salah satu tujuan pembangunan prasarana penyediaan air baku untuk memastikan komitmen pemerintah terhadap MDGs yaitu memastikan kelestarian lingkungan dan mengurangi hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga 2017
.
Tahun 2016, jenis sarana air bersih yang digunakan oleh masyarakat terbanyak adalah PDAM sebesar 2.098 sarana, sumur gali pompa sebesar 404 sarana dan PAH sebesar 530 sarana.
Air merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, khususnya air untuk minum, mandi dan mencuci. Ketersediaan air minum yang layak semakin sulit dan mahal terlebih lagi daerah – daerah resapan air yang telah berubah menjadi tempat pemukiman, limbah industri yang mencemari sumber – sumber air minum.
Tahun 2016, sumber air minum keluarga terbanyak adalah sumur terlindung 53 % walaupun air dapat diperoleh dengan penjualan melalui mobil tangki air yang biayanya mencapai kisaran Rp. 50.000 – Rp. 100.000/tangki.
2. Sarana dan Akses Terhadap Sanitasi Dasar
Akses terhadap air bersih dan sanitasi merupakan salah satu fondasi inti dari masyarakat yang sehat. Secara nasional, persentase rumah tangga menurut akses terhadap pembuangan tinja layak sesaui MDGs adalah sebesar 44 %.
Pembuangan tinja layak adalah penggunaan jamban bersama/sendiri, jenis kloset dan pembuangan akhir tinjanya adalah septik tank atau Saluran Pembuangan Akhir Limbah ( SPAL )
Tahun 2016, jumlah keluarga memiliki jamban keluarga yang layah/sehat sebanyak 44 %.
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 14 I. KEADAAN PERILAKU KESEHATAN MASYARAKAT
Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat terhadap kesehatan akan disajikan beberapa indikator yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat antara lain : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat ( PHBS , Kawasan Tanpa Rokok ( KTR ), Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM ), namun tidak disajikan secara keseluruhan kecuali PHBS.
Keluarga memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakatnya, karena dalam keluarga terjadi interaksi dan komunikasi yang menjadi awal penting sebuah proses pendidikan perilaku.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tau,mau dan mampu mempraktikkan perilaku – perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.Untuk mencapai rumah tangga ber – PHBS, terdapat 10 indikator perilaku hidup bersih dan sahat yang dipantau, yaitu : (1). Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, (2). Memberi ASI Eksklusif, (3). Menimbang balita setiap bulan, (4). Menggunakan air bersih, (5). Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, (6).
Menggunakan jamban sehat. (7). Memberantas jentik di rumah sekali seminggu, (8).
Makan buah dan sayur setiap hari, (9). Melakukan aktifitas fisik setiap hari, dan (10). Tidak merokok di dalam rumah.
Tahun 2016, cakupan Rumah Tangga ber-PHBS sebesar 691 RT atau 20,28 % dari 3.407 rumah tangga yang dipantau. Masalah utama kesehatan pada tingkat rumah tangga adalah kebiasaan merokok dalam rumah, kecenderungan ibu tidak lagi memberikan ASI saja pada bayi 0 - 6 bulan tapi diganti atau dikombinasi dengan susu formula.
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 15 Beberapa indikator utama derajat kesehatan yang memberikan gambaran derajat
kesehatan masyarakat, yaitu :
A. Angka Kematian termasuk : Angka Kematian Bayi ( AKB ), Angka Kematian Ibu ( AKI ), Angka Kematian Balita ( Akaba );
B. Angka Kesakitan termasuk : Angka kesakitan malaria, AFP rate, Angka Insiden TB Paru dll.
C. Status Gizi masyarakat.
Menurut estimasi, jumlah bayi tahun 2016 sebanyak 1.425 0rang, jumlah balita sebanyak 6.136 orang, jumlah ibu hamil sebanyak 1.568 orang dan ibu bersalin sebanyak 1.496. Bayi, ibu dan balita merupakan salah satu kelompok rawan terhadap pelayanan kesehatan dan secara sosial kelompok masyarakat ini merupakan kelompok rentan dan memiliki ketergantungan yang tinggi baik ekonomi, hukum, sosial, pendidikan, kesehatan maupun politik.
A. KEMATIAN ( MORTALITY )
Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu tertentu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Angka Kamatian yang disajikan pada bab ini yaitu AKI, AKB, AKABA serta kematian yang disebabkan oleh penyakit dan kecelakaan.
1. Angka Kematian Ibu ( Maternal Mortality Rate = MMR ) / AKI
AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya ( tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil ) selama kehamilan, melahirkan dan nifas ( 42 hari setelah melahirkan ) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.
AKI juga dapat digunakan untuk memantau kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensivitas AKI
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 16 terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan.
Pada tahun 2016, jumlah kematian ibu sebanyak 6 kasus pada ibu bersalin disebabkan karena perdarahan pada saat persalinan. Kematian ibu bersalin tersebut terjadi pada Wilayah kerja Puskesmas Tual 1 kasus, Puskesmas Un 1 Kasus, Puskesmas Fiditan 1 Kasus dan Puskesmas Tayando 1 kasus, Puskesmas Warkar 1 kasus dan Puskesmas Mangur 1 kasus. Dengan demikian Angka Kematian Ibu sebesar 475 per 100.000 Kelahiran Hidup.
Artinya bahwa dalam 100.000 kelahiran hidup terdapat 475 kematian ibu atau 23 - 24 kematian ibu per 10.000 kelahiran hidup.
Gambar 3. Angka Kematian Ibu Kota Tual Tahun 2013 – 2016
Pada Gambar di atas, Angka Kematian Ibu mengalami penurunan selama 4 tahun terakhir. Pada tahun 2017 kualitas pelayanan perlu ditingkatkan sehingga dapat mencapai target MDGs. Data AKI dapat dilihat Lebih jelas pada tabel 6 lampiran.
2. Angka Kematian Bayi/AKB = Infant Mortality Rate = IMR
Pada kasus kematian bayi/balita, terdapat 3 indikator penting yaitu :
a. Kematian Bayi : kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai usia satu tahun
b. Kematian Anak Balita : kematian yang terjadi pada anak umur 1 – 4 tahun c. Kematian Balita : Kematian yang terjadi pada balita sebelum usia lima
tahun (bayi + anak balita)
239
188
6 6
0 100 200 300
2013 2014 2015 2016
AKI
AKI
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 17 d. Angka kematian bayi merupakan perbandingan jumlah bayi < 1 tahun yang meninggal dengan jumlah kelahiran hidup pada suatu wilayah tertentu pada kurun waktu per 1000 KH
e. Angka Kematian Balita merupakan perbandingan jumlah anak berumur <
5 tahun yang meninggal dengan jumlah kelahiran hidup pada suatu wilayah pada waktu tertentu per 1000 Kelahiran hidup.
Angka kematian bayi di Kota Tual Tahun 2016 mengalami peningkatan sebanyak 21 kasus bila dibandingkan dengan angka kematian bayi pada tahun 2015 dengan 6 kasus kematian bayi. Yang di sebabkan karena Pneumonia 5 kasus, diare 7 kasus dan lainnya sebanyak 5 kasus. Kasus kematian bayi terbanyak pada wilayah kerja Puskesmas Un sebanyak 5 kasus, Puskesmas fiditan 4 kasus, Puskesmas Tual, Taar dan Tuubyal Kur 3 kasus, Puskesmas Ohoitahit 2 kasus, dan Puskesmas Tayando 1 kasus.
Dengan demikian , Angka Kematian Bayi Tahun 2016 sebesar 17 per 1000 KH. Artinya bahwa dalam 1000 kelahiran hidup terdapat 17 kematian.
Gambar 4. Angka Kematian Bayi Kota Tual Tahun 2013 – 2016
Dari Gambar tersebut diatas, fluktuasi AKB tidak berbeda dengan AKI.
Selama 5 tahun terakhir mengalami penurunan pada tahun 2014 dan 2015 dan meningkat drastis pada tahun 2016 .Ini berarti bahwa, ada kecenderungan pelayanan kesehatan pada bayi mengalami penurunan sehingga jumlah kematian bayi mengalami peningkatan. Disisi lain terdapat
8 7 7
21
0 5 10 15 20 25
2013 2014 2015 2016
AKB
AKB
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 18 kasus lahir mati sebanyak 24 kasus, terbanyak pada Puskesmas Un sebanyak 5 kasus, Puskesmas Fiditan dan Tubyal kur 4 Kasus, Puskesmas Tam Ngurghir dan Warkar 3 kasus, Puskesmas Ohoitahit, Ngadi, Tmaedan dan Tayando masing masing sebanyak 1 kasus.
Bantuan Operasional Kesehatan ( BOK ) dari Pemerintah Pusat belum mampu menekan jumlah kematian bayi di Kota Tual, sehingga diharapkan MDGs pada tahun 2017 dan 2018 dapat tercapai.
3. Angka Kematian Balita / Akaba
Berdasarkan data dari Bidang P2M-PL Dinas Kesehatan Kota Tual 2015, angka kematian balita di Kota Tual pada tahun 2015 terdapat kasus kematian sebesar 9,0 per 1.000 Kelahiran hidup. Dimana tercatat 11 kasus kematian balita dari 1.228 Kelahiran Hidup. Pada Tahun 2016 Jumlah kematian meningkat sebesar 45 Kematian balita dari 1.285 Kelahiran Hidup dengan kata lain terdapat kasus kematian balita 36 per 1000 KH (Kelahiran Hidup) pada tahun 2016.
Berikut Gambar Kecenderungan Akaba Kota Tual Tahun 2008 – 2014
Gambar 5. Angka Kematian Balita Kota Tual Tahun 2013 – 2016
Dari Gambar tersebut diatas, terjadi peningkatan kematian Balita di tahun 2016, dengan kata lain terjadi penurunan kualitas pelayanan kesehatan
8
23
11
45
0 10 20 30 40 50
2013 2014 2015 2016
Akaba
Akaba
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 19 sehingga perlu dikembangkan dan ditingkatkan lagi kualitas pelayanan kesehatan pada Balita di Kota Tual. Sehingga angka kematian balita dapat ditekan. Dapat dilihat pada lampiran tabel 7.
B. ANGKA KESAKITAN ( MORBIDITAS ) 1. PENYAKIT MENULAR
a. Acute Flaccis Paralisys ( AFP ) = Non Polio
Selama 5 tahun terakhir tidak ditemukan kasus lumpuh layu ataupun lumpuh pada anak balita.
b. TB Paru
Tuberculosis merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh bacteri Mycobacterium Tuberculosis yang penularannya melalui udara ( bersin, batuk ), droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. TB merupakan salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs.
Penemuan penderita TB Paru BTA ( + ) adalah penemuan penderita TB Paru melalui pemeriksaan dahak dan diberikan tatalaksana dan obat anti TB ( OAT ) disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu. Ditemukan setidaknya ada 73 kasus baru BTA ( +) dimana laki – laki sebanyak 37 kasus dan perempuan sebanyak 36 kasus, dengan keseluruhan penderit TB paru sebanyak 307 kasus. Kasus TB BTA + lebih banyak pada laki – laki daripada perempuan. Insiden rate TB Paru sebesar 422,54 per 100.000 penduduk atau setara dengan sebesar 42,2 per 10.000 penduduk. Artinya dalam 10.000 penduduk terdapat 42 kasus TB.
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 20 Gambar 6. Kecenderungan Insiden rate TB Paru 2012 – 2014.
Sumber : Bidang P2M PL Dinkes Kota Tual, 2016
Dari Gambar tersebut terjadi peningkatan kasus baru maupun kasus lama penderita TB Paru.
c. Pneumonia
Pneumonia merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang jaringan paru – paru ( alveoli ). Infeksinya bisa disebabkan oleh virus, bakteri serta jamur maupun akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang adalah anak – anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut atau orang yang memiliki masalah kesehatan misalnya malnutrisi, gangguan imunologi. Tahun 2016, jumlah balita penderita Pneumonia sebanyak 159 kasus ( 24 % ) dari 663 perkiraan kasus dan 100% tertangani.
Gambar 7. Gambaran kasus pneumonia pada balita tahun 2013 – 2016.
269.74
192.77
295.06
422.54
0 100 200 300 400 500
2013 2014 2015 2016
Insiden
Insiden
3
22
44
159
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
2013 2014 2015 2016
Pneumonia
Pneumonia
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 21 Dalam empat tahun terakhir kasus Pneumonia pada balita terjadi peningkatan yang cukup signifikan. pada tahun 2013 sebesar 3 kasus, 2014 sebesar 22 kasus, 2015 sebesar 44 kasus, dan menalami kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2016 dengan 159 kasus.
d. HIV / AIDS
HIV merupakan singkatan dari Human Immunodefisiency Virus yang merupakan penyebab penyakit AIDS atau Aquired Immunodefisiency Syndrom. Penyakit ini cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, walaupun yang tercatat tidak sebanyak yang ada di masyarakat.
Tahun 2016, tercatat jumlah kasus HIV sebanyak 6 kasus, dengan 1 orang laki-laki dan 5 orang perempuan, dan AIDS sebanyak 14 orang dengan rincian laki – laki 7 kasus dan perempuan sebanyak 7 kasus, dan semua kasus telah ditangani dimana penanganannya bekerja sama dengan Dinas Kesehatan kabupaten Maluku Tenggara untuk VCT di Rumah Sakit Karel Satsuitubun.
Tabel 5 : Jumlah kasus HIV/AIDS menurut jenis pekerjaan tahun 2016
No. Pekerjaan HIV AIDS JUMLAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Wiraswasta
Ibu Rumah Tangga Mahasiswa
PSK Tukang PNS Sekuriti Ojek Nelayan Tidak ada
- 4 0 1 1 - - - - -
- 3 1 1 - 1 1 - - 7
4 9 3 4 2 1 1 2 5 5
Jumlah 6 14 20
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 22 Gambar 8. Trend Kasus HIV/AIDS tahun 2008 – 2014
Dari Gambar diatas, terjadi peningkatan yang signifikan pada kasus HIV/AIDS tahun 2015 di Kota Tual. Ada 17 kasus kematian HIV/AIDS sepanjang tahun 2015, kematian terbanyak pada kelompok umur 25 – 49 tahun. Namun pada tahun 2016 mengalami penurunan, Kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2016 berkaitan dengan penanggulangan HIV/AIDS antara lain pencegahan HIV/AIDS termasuk promosi kesehatan, monitoring dan evaluasi program HIV/AIDS dan juga pembiayaan untuk Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Tual.
Tabel 6. Distribusi Kumulatif Kasus HIV / AIDS menurut Kecamatan Kota Tual Tahun 2016
No. KECAMATAN H I V A I D S
1. P. Dullah Selatan 3 10
2. P. Dullah Utara 2 4
3. P. Tayando Tam 1 0
4. PP. Kur 0 0
5. Kur Selatan 0 0
J u m l a h 6 14
15
13 14
6
10 9
21
14
0 5 10 15 20 25
2013 2014 2015 2016
HIV AIDS
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 23 Tabel 7. Jumlah Penderita HIV/AIDS menurut kelompok umur Tahun 2014
No. Kelompok Umum
HIV AIDS JUMLAH
1 ≤ 4 TAHUN 0 1 1
2 5 - 14 TAHUN 0 1 1
3 15 - 19 TAHUN 0 0 0
4 20 - 24 TAHUN 0 5 5
5 25 - 49 TAHUN 6 5 11
6 ≥ 50 TAHUN 5 2 7
JUMLAH 11 14 25
Dari tabel tersebut diatas kelompok umur 25 – 49 tahun merupakan kelompok usia yang paling banyak terinfeksi HIV/AIDS dan kelompok usia tersebut merupakan usia produktif. Kota Tual termasuk daerah yang beresiko tinggi karena selain merupakan daerah tujuan wisata, faktor lifestyle masyarakat perkotaan telah bergeser, yang sangat dimungkinkan oleh pengaruh globalisasi dimana budaya luar tersebar dengan cepat seperti Free Sex, Penyalahgunaan NAPZA, kelompok resti seperti waria, yang masih terselubung dalam masyarakat. Selain itu perilaku seks menyimpang juga merupakan salah satu sumber penularan penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS.
e. Infeksi Menular Seksual ( IMS )
Tahun 2016 jumlah penderita infeksi menular seksual seperti Gonorhoea, Sifilis dll tidak di temukan.
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 24 f. Diare
Diare merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih banyak ditemukan di masyarakat. Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terjadi konsistensi feses selain Buang Air Besar ( BAB ). Seseorang dikatakan menderita diare jika feses lebih berair dari biasanya atau BAB 3 kali atau lebih sering atau BAB yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam.
Tahun 2016, jumlah penderita diare sebanyak 1.830 kasus dari 1.451 perkiraan kasus diare dimana 126,9 % dan semua kasus diare tertangani.
Dimana kasus terbanyak pada wilayah kerja Kec. P. Dullah Utara sebanyak 918 kasus. Kebiasaan cuci tangan yang baik dan benar belumlah menjadi kebiasaan sehat di masyarakat.
Gambar 9. Kecenderungan Kasus Penderita Diare Kota Tual Tahun 2013 – 2016.
Sumber : Bidang P2MPL Dinkes Kota Tual, 2016
g. Kusta
Kusta salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh bacteri Mycobacterium leprae. Penatalaksanaan yang buruk menyebabkan kusta lebih progresif, yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata. Tahun 2016, penderita kusta baru yang ditemukan sebanyak 38 kasus, dimana jenis Pausi basiler ( PB ) sebanyak 4 kasus dan Multi basiler sebanyak 34 kasus. Penderita kusta terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Un sebanyak 28 kasus, Puskesmas Tubyal Kur
1927
2880
1830 1830
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500
2013 2014 2015 2016
diare
diare
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 25 sebanyak 5 kasus, Puskesmas Tual dan Fiditan sebanyak 2 kasus dan Puskesmas Mangur sebanyak 1 kasus. Hygiene lingkungan dan perorangan menjadi masalah utama pada wilayah tersebut, rumah tidak layak huni, binatang ternak yang nyaris hidup serumah dengan pemilik menjadi
“pemandangan” sehari – hari pada wilayah tersebut.
Ditemukan kasus kusta jenis Multi basiler ( MB ) pada anak usia 0-14 tahun sebanyak 7 kasus pada Puskesmas Un sebanyak 4 kasus, Puskesmas Fiditan sebanyak 2 kasus dan Puskesmas Mangur sebanyak 1 kasus. Keseluruhan penderita ditangani dan dalam proses pengobatan dan penyembuhan, ditemukan adanya kecacatan tingkat 2 sebesar 17 per 100.000 penduduk.
Case Detection Rate ( CDR ) sebesar 54,53 per 100.000 penduduk atau setara dengan 5,4 per 10.000 penduduk. Artinya dalam 10.000 penduduk ditemukan 5-6 kasus kusta baru. Prevalensi kusta sebesar 7,46 per 10.000 penduduk.
Gambar 10. Gambaran kasus Penyakit kusta Kota Tual Tahun 2013- 2016
h. Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi ( PD3I ) - Campak
Sepanjang tahun 2015 dan 2016 tidak ditemukan kasus campak - Diptheri/Pertusis/Tetanus ( DPT )
Sepanjang tahun 2016, tidak ditemukan kasus DPT dalam 5 tahun terakhir.
37
55
38 38
0 10 20 30 40 50 60
2013 2014 2015 2016
Kusta
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 26 - Hepatitis B
Sepanjang tahun 2014 tidak ditemukan kasus Hepatitis B hingga 3 tahun sebelumnya.
i. Kejadian Luar Biasa ( KLB )
- Demam Berdarah Dengue ( DBD )
Demam Berdarah Dengue ( DBD ) merupakan penyakit menular yang penularannya melalui Nyamuk Aedes Aegepty. Nyamuk yang senangnya pada tempat yang cenderung bersih misalnya air jernih, hanya terbang pada siang hari dan mudah dikenali karena terdapat bintik putih pada tubuhnya.1 kasus DBD yang ditemukan merupakan Kejadian Luar Biasa dan harus ditangani dalam 24 jam. disepanjang tahun 2016 ditemukan kasus 87 kasus DBD, Puskesmas Tual 27 Kasus, Puskesmas Un 40 kasus Puskesmas fiditan 10 kasus, Puskesmas Dullah laut 4 kasus, Puskesmas Ohoitahit 2 kasus, Puskesmas Taar dan Ngadi masing masing 1 kasus. dan ditemukan kasus DBD yang meninggal di Puskesmas Tual 1 orang dan Puskesmas Un 1 orang.
j. Malaria
Malaria merupakan penyakit menular yang upaya penanggulangannya menjadi komitmen global dalam MDGs. Penyakit malaria disebabkan oleh Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles.
Ditjen PP dan PL Kementrian Kesehatan RI telah menetapkan stratifikasi endemisitas malaria suatu wilayah yaitu :
- Endemis Berat jika API > 5 per 1000 penduduk
- Endemis Sedang bila API berkisar 1 – 5 per 1000 penduduk - Endemis rendah bila 0 – 1 per 1000 penduduk
- Non endemis bila daerah tidak terdapat penularan malaria.
Tahun 2016, Annual Parasite Incidence ( API ) Kota Tual sebesar 0,79 per 1000 penduduk, ini berarti bahwa dalam 1000 penduduk terdapat 0 - 1 penderita malaria positif. Jumlah sediaan darah yang diperiksa
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 27 (malaria Positif) Tahun 2016 sebanyak 55, angka ini tidak mengalami perubahan dari tahun 2015 yang juga sebanyak 55. Walaupun demikian, tidak ditemukan kasus kematian akibat malaria.
Gambar 11. Kecenderungan API Malaria per 1000 penduduk Tahun 2013 - 2016 Kota Tual
Dari Gambar diatas, kasus malaria mengalami penurunan yang cukup tajam.
Jika merujuk pada standarisasi endemisitas malaria diatas, maka Kota Tual tidak termasuk kategori Endemis Berat karena API < 5 per 1000 penduduk.
Hal ini disebabkan semakin gencarnya upaya pemberantasan sarang nyamuk di masyarakat dan Penemuan dan Penanganan kasus malaria dalam hal ini MBS yang dilakukan oleh puskesmas dan jajarannya dengan dukungan dana Bantuan Operasional Kesehatan ( BOK ).
10 Pola Penyakit Terbanyak pada Unit Pelayanan Kesehatan Tahun 2016
Berikut adalah gambaran 10 Pola Penyakit Terbanyak pada Rawat Jalan di fasilitas Pelayanan Kesehatan.
188
126
55 55
0 50 100 150 200
2013 2014 2015 2016
Mal.Positif
Mal.Positif
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 28 Tabel 8. 10 Pola Penyakit Rawat Jalan Fasilitas Pelayanan Tahun
2016.
No. JENIS PENYAKIT JUMLAH
1. Penyakit Saluran Pernafasan Bagian Atas (ISPA )
14.979
2. Penyakit pada sistim otot dan jaringan (tulang, sendi)
10.178
3. Penyakit Kulit aleri 4.537
4. Kecelakaan dan ruda paksa 4.368
5. Gastritis 4.228
6. Hipertensi 3.659
7. Penyakit Lain Pada Saluran Pernapasan 3.203
8. Penyakit kulit infeksi 3.125
9. Diare 2.481
10. Malaria Klinis 1.117
J U M L A H 51.875
Gambar 12. Pola Penyakit Rawat Jalan Fasilitas Pelayanan Kes.
Tahun 2016.
14979
10178 4537
4368 4228 3659
3203
3125 2481 1117
ISPA
Peny.Sist.Otot dan Jaringan
Penyakit Kulit aleri
Kecelakaan dan ruda paksa
Gastritis Hypertensi
Penyakit Lain Pada Saluran Pernapasan Penyakit kulit infeksi Diare
Malaria Klinis
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 29 C. STATUS GIZI
1. Status Gizi Balita
Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapainnya dalam MDGs adalah satus gizi balita. Status gizi balita dapat diukur berdasarkan umur, berat badan ( BB ), dan tinggi badan ( TB ). Variabel umur, BB dan TB ini disajian dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu berat badan menurut umur (BB/U ), tinggi badan/umur (TB/U) dan berat badan per tinggi badan ( BB/TB ). Indikator BB/U memberikan indikasi masalah gizi secara umum. Indikator ini tidak memberikan indikasi tentang masalah gizi yang sifatnya kronis ataupun akut karena berat badan berkorelasi positif dengan umur dan tinggi badan. Dengan kata lain, berat badan rendah dapat disebabkan karena tubuh yang pendek ( kronis ) atau karena diare atau penyakit infeksi lain ( akut ).
Gambar 13. dibawah ini memperlihatkan proporsi balita berdasarkan status gizi tahun 2016, Kota Tual.
Berdasarkan Gambar tersebut diatas, status gizi balita baik lebih tinggi dibandingkan dengan status gizi lebih, kurang dan buruk. Walaupun demikian terdapat 13 kasus gizi buruk yaitu pada wilayah kerja puskesmas Un sebanyak 4 Kasus, Puskesmas ngadi 2 kasus, Puskesmas Tual, Taar, Ohoitahit, Fiditan, Tamedan, Tayando dan Tam ngurhir masing masing 1 Kasus.
0.3
98.2 1.6 0.2
gizi lebih gizi baik gizi kurang gizi buruk
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 30 Gambar 14. berikut menunjukkan status gizi balita per puskesmas
Masalah gizi buruk merupakan masalah yang kompleks sehingga penanganannya tidak dapat dilakukan secara parsial/sektoral.Kemiskinan merupakan penyebab utama terjadinya gizi buruk selain pendidikan, daya beli, perilaku hidup bersih dan sehat, pola asuh/pemberian makanan yang kurang baik sejak dari anak dilahirkan yang dapat berakibat anak menjadi pendek.Tidak adanya koordinasi yang baik antar SKPD Pemerintah Kota Tual dalam penanganan kemiskinan, pendataan masyarakat miskin by name by address yang kurang jelas menjadi faktor eksternal kemiskinan sulit ditangani oleh pemerintah.
Upaya yang dilakukan masih bersifat jangka pendek antara lain pemberian makanan tambahan ( PMT ) pemulihan, pemberian bantuan yang dalam ranga peningkatan pendapatan cenderung kurang tepat sasaran, dan tidak adanya pendampingan yang suistenable menjadi penyebab upaya – upaya penanggulangan kemiskinan sering kurang optimal.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Gizi lebih Gizi baik Gizi Kurang Gizi Buruk
Tual Un Taar Ohoitait Fiditan Ngadi Tamedan Dullah Laut Tayando Ohoiel Tam Tubyal Kur Kaimear Mangur Warkar
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 31 Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta dalam rangka meningkatkan dan memeliharakesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dimasyarakat. Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan sanitasi lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat adiktif dan bahan berbahaya serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.
Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya kesehatan perorangan mencakup upaya – upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecatatan yang ditujukan terhadap perorangan.
Berikut ini diuraikan situasi upaya kesehatan selama tiga tahun terakhir terutama tahun 2016:
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Guna mewujudkan visi “Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan“
tentunya tidak terlepas dari berbagai upaya pelayanan kesehatan yang telah dilaksanakan baik oleh puskesmas dan jajarannya maupun oleh Dinas Kesehatan kota Tual secara langsung. Pelayanan kesehatan diberikan diberikan pada seluruh lapisan masyarakat terutama pada kelompok yang rentan terhadap masalahg kesehatan seperti ibu hamil, ibu melahirkan dan nifas, bayi maupun balita. Berbagai jenis pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diurai sebagai berikut :
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA )
Undang – Undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan mengamanatkan bahwa upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 32 mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi Angka Kematian Ibu, bayi dan balita. Upaya kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada undang – undang tersebut meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk mempersiapan generasi akan datang yang sehat, cerdas dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak janin masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan dan sampai usia 18 ( delapan belas ) tahun.
Indikator angka kematian yang yang berhubungan dengan ibu dan anak adalah Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita merupakan tiga indikator utama mengukur derajat kesehatan masyarakat. Dalam pencapaian Millenium Development Goals ( MDGs) peningkatan pelayanan kesehatan diprioritaskan dengan menurunkan Angka Kematian Ibu tiga per empat dalam kurun waktu 1990 – 2016 dan menurunkan angka kematian anak hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990 - 2016. Beberapa cakupan yang bisa dijadikan tolak ukur pelayanan kesehatan ibu antara lain :
a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Upaya kesehatan ibu hamil diwujudkan dengan pelayanan antenatal care ( ANC ) sekurang – kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu minimal 1 (satu ) kali pada trisemester pertama ( usia kehamilan 0 – 12 minggu ), 1 kali pada trisemester kedua ( usia kehamilan 12 – 24 minggu ), dan 2 kali pada trisemester ketiga ( usia kehamilan 24 – 36 minggu). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan janin, berupa deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan.
Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi standar kualitas 7T yaitu :
a. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan;
1. Pengukuran tekanan darah;
2. Pengukuran tinggi puncak rahim ( fundus uteri );
3. Menentukan status imunisasi tetanus danpemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi;
4. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan;
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 33 5. Melaksanakantemu wicara (pemberian komunikasi interpersonal
dan konseling termasuk KB) dan;
6. Pelaksanaan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah ( Hb ) dan pemeriksaan golongan darah ( bila belum pernah dilakukan sebelumnya).
1.1. Kunjungan Ibu Hamil ( K1 dan K4 )
Pelayanan antenatal ( Ante Natal Care = ANC ) merupakan pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan ANC yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan dapat dilihat pada K1 dan K4. K1 adalah jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal pertama kali, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil yang ada diwilayah tersebut.Sedangkan cakupan k4 adalah jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan kesehatan paling sedikit 4 kali sesuai jadwal yang dianjurkan. Sedangkan tenaga kesehatan yang berkompoten memberikan pelayanan antenatal adalah dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat.
Pelayanan kesehatan yang sesuai standar meliputi timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur lingkar lengan atas ( LILA ), tinggi fundus uteri,menentukan presentasi janin, denyut jantung janin, skrining status imunisasi tetanus, pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT), pemberian zat besi 90 tablet selama masa kehamilan, test laboratorium, tatalaksana kasus, konseling serta KB pasca persalinan.
Tahun 2016 cakupan K1 sebesar 92 % dan K4 sebesar 85,14%. Jumlah K1 mengalami Peningkatan jika dibandingkan tahun 2015 dimana K1 sebesar 93
% dan K4 sebesar 73 %.
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 34
94.3 96 93 92
74 79.41
73
83
0 20 40 60 80 100 120
2013 2014 2015 2016
K1 K4
Gambar 15. Kecenderungan K1 dan K4 pada Ibu Hamil tahun 2013 – 2016.
Dari Gambar tersebut diatas, dalam empat tahun terakhir terjadi fluktuasi pada kunjungan ibu hamil K1 dan dan terjadi peningkatan pada K4. Masalah utama yang sering ditemui adalah pemeriksaan kehamilan sering dilakukan ibu pada saat kehamilannya sudah memasuki usia > 20 minggu sehingga K4 tidak tercapai lagi. Walaupun secara nasional target cakupan > 88% namun terdapat disparitas cakupan antar puskesmas. Untuk cakupan K1 tertinggi pada puskesmas Ohoiel, Tubyal Kur dan Ohoitahit yaitu 100% dan yang terendah pada puskesmas Kaimear sebesar 5%. Sedangkan K4, tertinggi pada Puskesmas Fiditan dan Tam Ngurhir dan terendah pada Puskesmas Kaimear.
Gambar 16 . Cakupan Kunjungan K1 per puskesmas Tahun 2016
0 20 40 60 80 100 120
2016 97 99
86 107
92 86
77 94
59 65 108
120
5 67
75
Tual Un taar ohoitahit fiditan Ngadi dullah laut Tamedan tayando Tam Ohoiel kur Kaimear Mangur Warkar
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 35 Dari Gambar tersebut diatascakupan K1 terendah pada puskesmas Kaimear disebabkan tidak tersedianya tenaga bidan dan seringnya ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya setelah usia kehamilan mencapai > 20 minggu.
Gambar 17. Cakupan Kunjungan K4 per puskesmas tahun 2016
Dari gambar tersebut diatas, cakupan K4 pada tiap puskesmas tahun 2016 yang memenuhi target antara lain puskesmas Un, Fiditan, Ngadi, Tamedan dan Tam Ngurhir. Kendala puskesmas tidak bisa mencapai target dikarenakan anatara lain sweeping ibu hamil tidak berjalan optimal, serta penjangkauan program ibu hamil yang kurang optimal misalnya pelaksanaan kegiatan Kelas Ibu hamil dll.
1.2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin.
Dalam target MDGs, salah satu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu adalah menurunkan angka kesakitan ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup serta meningkatkan pertolongan persalinan kesehatan menjadi 90% pada tahun 2017. Upaya kesehatan ibu bersalin diwujudkan dalam upaya mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan dilakukan diunit pelayanan kesehatan. Pencapaian upaya kesehatan ibu bersalin diukur melalui indikator persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih ( Cakupan Pn). Cakupan ini untuk melihat tingkat kemampuan pemerintah dalam menyediakan pelayanan kesehatan berkualitas yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
80 88
78 100
73 98
79 89
68 100
62 59 55 85 79
0 20 40 60 80 100
120 Tual
un taar fiditan ohoitahit ngadi d.laut Tamedan tayando Tam ohoiel kur Kaimear Mangur Warkar
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 36 Tahun 2016, pencapaian indikator persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 1.179 atau 78,8 %, cakupan ini meningkat dibanding tahun 2015 yaitu sebesar 73 % dan jumlah ini masih dibawah target nasional sebesar 86%.
Gambar 18. Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Per Puskesmas Tahun 2016
Dari Gambar tersebut diatas, Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terendah pada Puskesmas Kaimear sebesar 53%. Cakupan tertinggi pada Puskesmas Taar sebesar 94 % dan Puskesmas Un sebesar 86 %.
Bantuan Jaminan Persalinan ( Jampersal ) telah memberi manfaat yang besar terhadap pelayanan kebidanan pada ibu, sejak hamil sampai melahirkan/nifas. Pelayanan persalinan yang telah ditanggung oleh pemerintah kepada seluruh ibu hamil mampu meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan.Kemitraan dukun ( lokal= mama biang ) dengan bidan perlu ditingkatkan guna menjawab persoalan kekurangan tenaga bidan di desa, tentunya dengan pembatasan tugas dan fungsi dukun difokuskan pada bagaimana dukun merangkul ibu hamil untuk ANC pada petugas kesehatan, dan membantu bidan hingga PNC.
73 86
94
75 85
78 82 76
55 73
53 73
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tual Un taar fiditan Tamedan Ohoitahit d.laut tayando kur Kaimear Mangur
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 37 1.3. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas ( Kf3 )
Nifas adalah periode mulai dari 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan. Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu hamil mulai 6 jam sampai 42 hari pasca melahirkan oleh tenaga kesehatan. Pelayanan kesehatan pada ibu nifas meliputi : 1). Pemeriksaan tekanan darah nadi, respirasi dan suhu; 2). Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya; 3) Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI Eksklusif 6 bulan; 4). Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 kali ( 2 x 24 jam ); dan 5) Pelayanan KB pasca persalinan.Pencapaian upaya kesehatan ibu nifas diukur melalui indikator cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas ( cakupan Kf3)
Berdasarkan laporan rutin puskesmas Tahun 2016, jumlah ibu nifas sebanyak 1496 orang dengan cakupan pelayanan ibu nifas sebesar 85,8 % jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2015 sebesar 78%.
Gambar 19. Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF3) Per Puskesmas Tahun 2016
85 88 100
75 94
89 88 86 81
70 91
77
58 88
72
0 20 40 60 80
100 Tual
Un taar ohoitahit Fiditan Ngadi d.Laut Tamedan tayando Tam Ohoiel kur Kaimear Mangur Warkar
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 38 Dari Gambar diatas, cakupan pelayanan ibu nifas terendah pada Puskesmas Kaimear sebesar 58% dan tertinggi adalah pada puskesmas Taar sebesar 100%.
Ketidaktersediaan tenaga bidan dan bidan yang tidak menetap di tempat menjadi masalah utama pelayanan kebidanan pada ibu hamil,bersalin dan nifas. Kegiatan sweeping atau kunjungan rumah bagi yang tidak datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau ke posyandu merupakan salah satu upaya yang ditempuh agar pelayanan KIA pada ibu tetap berjalan, termasuk pelayanan kesehatan daerah terpencil dan masyarakat miskin, pelayananan melalui Jaminan Persalinan tetap diupayakan selain program KIA lainnya. Guna menjawab keterbatasan tenaga upaya yang ditempuh adalah optimalisasi perawat ANC terutama pada daerah kepulauan.
1.4. Pelayanan Penanganan Komplikasi Maternal.
Komplikasi maternal adalah kesakitan pada ibu hamil, bersalin dan atau janin dalam kandungan baik langsung maupun tidak langsung termasuk adanya penyakit menular atau tidak menular yang dapat mengancam keselamatan ibu dan atau janin, yang tidak disebabkan oleh trauma/kecelakaan. Ibu hamil merupakan kelompok yang rentan dalam pelayanan kesehatan, ibu hamil memiliki resiko tinggi dan memerlukan pelayanan kesehatan yang lebih kompleks, keterbatasan pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya menuntut diperlukannya pelayanan rujukan ke unit pelayanan yang lebih memadai seperti rumah sakit.
Resiko tinggi ( risti ) adalah keadaan penyimpangan normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi.
Risti/komplikasi kebidanan meliputi Hb < 8r%, tekanan darah tinggi ( sistole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg ) Oedema nyata, eklampsia, perdarahan per vaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usai kehamilan 32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis dan peralinan premature. Upaya pencegahan dan penangnan komplikasi maternal diukur melalui indikator cakupan penanganan komplikasi maternal ( Cakupan PK ). Indikator ini mengkur kemmapuan
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 39 pemerintah dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional kepada ibu hamil, bersalin,nifas dengan komplikasi.
Tahun 2016, jumlah ibu hamil risti komplikasi sebanyak 314 dan tertangani sebesar 102 ( 34% ). Upaya yang dilakukan adalah dengan menggalakkan Puskesmas PONED ( Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar ) yang dilaksanakan di Puskesmas Namser, Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi atau P4K yang dapat dibiayai dari dana BOK Puskesmas. Dalam implementasinya P4K merupakan bagian dari Desa Siaga yang saat ini berjumlah 32 poskesdes atau 60% desa siaga aktif.
1.5. Penanganan Komplikasi Neonatal
Neonatus komplikasi adalah neonatus dengan penyakit atau kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian seperti asfiksia, ikterus,hipotermi, tetanus neonatorum, sepsis, trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan pernafasan dan kelainan kongenital maupun yangtermasuk klasifikasi kuning pada pemeriksaan dengan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBS). Tahun 2016, perkiraan jumlah neonatal risti sebesar 214 dan cakupan penanganan neonatal risti sebesar 25 %, jumlah ini meningkat jika dibandingkan tahun 2015 dengan jumlah neonatal risti/komplikasi sebesar 181 dan 21 % tertangani dengan baik.
1.6. Kunjungan Neonatal ( Bayi < 28 Hari )= KN
Cakupan kunjungan neonatal ( KN )adalah persentase neonatal ( bayi < 1 bulan )yang memperoleh pelayanan kesehatan minimal 3 kali yaitu pada 6 – 48 jam setelah lahir, pada hari ketiga – 7 hari, dan hari kedelapan – 28 hari, disamping melakukan pemeriksaan pada bayi juga dilakukan konseling perawatan bayi pada ibu. Pelayanan meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar ( tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemeberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi, pemberian vitamin K, Manajemen Terpadu Balita Muda( MTBM) dan penyuluhan perawatan neontal di rumah sakit dengan menggunakan buku KIA.
Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 40 Tahun 2016, jumlah bayi lahir hidup sebanyak 1.444 jiwa meningkat jika dibandingan tahun 2015 yaitu sebesar 1204 jiwa, dimana cakupan kunjungan neonatal (KN1) sebesar 87,5% menurun di bandingkan tahun 2015 (KN1) sebesar 98,3 % dan KN lengkap sebesar 83,7% juga menurun dibanding tahun 2015 sebesar 92,2%. Berikut dapat digambarkan pada Gambar dibawah ini:
Gambar 20. Cakupan kunjungan neonatal KN Lengkap Tahun 2015-2016
Dari Gambar tersebut diatas, KN lengkap mengalami penurunan pada tahun 2016.
1.7. Pelayanan Kesehatan Pada Bayi = Kunjungan bayi.
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 29 hari – 11 bulan ke sarana pelayanan kesehatan. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali dalam setahun yaitu 1 kali pada usia 29 – 3 bulan, 1 kali pada usia 3 – 6 bulan, 1 kali pada usia 6 – 9 bulan dan 1 kali pada usia 9 – 11 bulan.Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar lengkap ( BCG, DPT, HB1 – 3, Polio 1 -4 dan campak ), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi.
98.3
87.5
92.2
83.7
75 80 85 90 95 100
2015 2016
KN1 KN Lengkap