• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG LOCUS OF CONTROL, ORIENTASI ETIS, DAN TINGKAT PENGETAHUAN AUDITOR TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERSEPSI MAHASISWA TENTANG LOCUS OF CONTROL, ORIENTASI ETIS, DAN TINGKAT PENGETAHUAN AUDITOR TUGAS AKHIR"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG LOCUS OF CONTROL, ORIENTASI ETIS, DAN TINGKAT PENGETAHUAN AUDITOR

Oleh:

Debora Yola Narwoto NIM: 232014037

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian Dari

Persyaratan – Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI: AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2018

(2)

2 PENDAHULUAN

Berkembangnya isu-isu etika dalam dunia bisnis dan profesi serta semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap isu

-

isu etis setelah terjadinya skandal

-

skandal yang melibatkan beberapa perusahaan ternama membuat kepercayaan masyarakat terhadap auditor menjadi berkurang. Skandal Enron Corp. (2001), Xerox Corp. (2002) , Worldcom (2002),dan skandal perusahaan-perusaan besar lainnya yang telah terungkap menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan untuk menciptakan manusia-manusia cerdas, beretika, dan bermoral (Pickett 2010).

Mahasiswa akuntansi merupakan calon auditor. Keberlanjutan suatu profesi ditentukan oleh calon pelaku profesi tersebut, yaitu bagaimana calon pelaku profesi berpresepsi terkait profesi yang akan dijalani tersebut. Dalam menjalankan profesinya, auditor berpegang pada kode etik yang berisi prinsip moral dan etika yang digunakan dalam berhubungan dengan klien, sesama auditor, maupun masyarakat. Apabila auditor menjalankan profesinya sesuai dengan kode etik, maka auditor dapat memberikan opini maupun keyakinan pada pemakai laporan keuangan dan masyarakat. Dalam hal ini, diasumsikan bahwa mahasiswa akuntansi telah memahami dasar audit dan teori-teori dalam bidang audit sehingga dapat dilihat bagaimana penilaian atau persepsi mahasiswa tersebut terhadap sikap etis yang dilakukan oleh auditor, sehingga diharapkan setelah terjun dalam dunia pekerjaan mahasiswa dapat mempertahankan etika tersebut ketika berprofesi sebagai auditor. Persepsi yang dimiliki mahasiswa mempengaruhi perilaku yang dilakukan mahasiswa tersebut.

Penelitian Ustadi dan Utami (2005) pada mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta menghasilkan kesimpulan bahwa locus of control berpengaruh positif terhadap perilaku etis mahasiswa akuntansi. Sedangkan dalam penelitiannya pada auditor yang bekerja pada KAP

-

KAP di Indonesia, Mindarti (2015) mengemukakan bahwa locus of control mempunyai pengaruh negatif terhadap kinerja auditor. Dalam penelitiannya, sebagian besar

(3)

3

didominasi oleh individu yang memiliki external locus of control yang cenderung memiliki kinerja yang tidak maksimal.

Orientasi etis dapat mendorong seseorang untuk berperilaku etis. Menurut Dzakirin (2013), orientasi etis individu terdiri dari orientasi idealisme dan orientasi relativisme. Orientasi etis idealisme menyebabkan seseorang melakukan hal positif dan menghindari hal negatif yang dapat merugikan orang lain. Orientasi etis relativisme mengarah pada perilaku yang menganggap bahwa prinsip-prinsip tertentu tidak berlaku secara universal, dimana hal tersebut berdampak pada tindakan etis yang dilakukannya. Dewi (2010) berpendapat bahwa orientasi etis berpengaruh positif terhadap persepsi mahasiswa atas sikap tidak etis akuntan. Mahasiswa yang memiliki idealisme tinggi belum tentu menilai sikap etis akuntan secara tegas, karena kurangnya pemahaman mahasiswa mengenai etika. Sedangkan mahasiswa yang memiliki sifat relativis akan cenderung lebih fleksibel dalam menanggapi kasus pelanggaran etika dengan toleransi terhadap aturan moral atau etika.

Himmah (2013) yang mengemukakan bahwa orientasi etis berpengaruh negatif terhadap persepsi etis mahasiswa mengenai skandal etis auditor dan corporate manager. Hal ini disebabkan karena idealisme tidak berperan dalam membentuk kepekaan mahasiswa akuntansi dalam menilai skandal etis auditor dan corporate manager, karena pendidikan perkuliahan yang mempengaruhi komitmen mahasiswa. Relativisme mempengaruhi persepsi etis mahasiswa mengenai skandal etis auditor dan corporate manager, karena relativisme mendorong mahasiswa akuntansi untuk lebih memiliki toleransi terhadap aturan moral atau etika.

Pengetahuan diperoleh melalui pendidikan, baik secara formal maupun informal. Tingkat pengetahuan merupakan faktor penting dalam menjalankan sebuah profesi auditor. Semakin tinggi tingkat pendidikan atau pengetahuan seseorang, maka orang tersebut akan dianggap memiliki etika dan moral yang tinggi. Dalam penelitiannya pada mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang, Normadewi (2012) mengatakan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi. Di sisi lain, Nugroho (2008) mengemukakan bahwa tingkat pengetahuan berpengaruh negatif terhadap opini mahasiswa atas tindakan auditor dalam skandal keuangan. Karena adanya inkonsistensi hasil, maka penelitian ini mengambil variabel tingkat pengetahuan untuk diuji apakah berpengaruh positif terhadap persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor.

(4)

4

Faktor locus of control, orientasi etis individu, dan tingkat pengetahuan dapat berpengaruh pada persepsi mahasiswa mengenai sikap etis auditor. Berdasarkan latar belakang yang telah dikembangkan di atas, masalah penelitian ini adalah adanya hasil yang belum konsisten, yaitu karena penggunaan objek penelitian yang berbeda. Beberapa penelitian menggunakan objek mahasiswa dan beberapa penelitian menggunakan objek auditor. Dalam hal ini perlu adanya pengujian kembali dengan menggunakan objek mahasiswa, yaitu mengenai locus of control, orientasi etis individu, dan tingkat pengetahuan sebagai variabel independen yang mempengaruhi persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor.

Berdasarkan celah penelitian tersebut, maka pertanyaan mengenai penelitian ini yaitu pertama, apakah locus of control berpengaruh terhadap persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor? Kedua, apakah orientasi etis berpengaruh terhadap persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor? Ketiga, apakah tingkat pengetahuan berpengaruh terhadap persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor?

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh locus of control, orientasi etis individu, dan tingkat pengetahuan terhadap persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk beberapa cakupan. Pertama, memperjelas keberadaan variabel-variabel kepribadian dalam hubungannya dengan persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor dalam konteks diri mahasiswa dalam memberikan judgement audit. Kedua, bagi akademisi dibidang akuntansi, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi dan acuan normatif dalam pembentukan kepribadian auditor dalam menilai sikap etis, locus of control, orientasi etis individu, dan tingkat pengetahuan yang kelak akan dihadapi.

TELAAH PUSTAKA Atribution Theory

Teori atribusi (attribution theory) pertama kali dikembangkan oleh Heider (1958), yang mengatakan bahwa teori atribusi adalah sebuah konsep yang menempatkan identitas pada suatu objek. Seseorang akan menginterpretasikan peristiwa-peristiwa dengan pemikiran dan perilaku mereka. Dilanjutkan oleh Weiner (1972) yang mengatakan bahwa setiap orang pasti ingin mengetahui penyebab atau faktor seseorang melakukan suatu perilaku. Seseorang akan berusaha

(5)

5

memahami mengapa orang lain melakukan perilaku tertentu, yang mana perilaku tersebut disebabkan oleh satu atau lebih atribut. Tahap pertama dalam teori atribusi adalah seseorang melihat atau mengamati perilaku orang lain. Mahasiswa sebagai calon-calon auditor akan mengamati perilaku auditor. Dalam hal ini, konteks inilah yang akan digunakan untuk mengamati perilaku mahasiswa dalam hal memberikan persepsi terhadap auditor.

Locus Of Control

Konsep locus of control dikembangkan oleh Rotter (1966), yang mengatakan bahwa locus of control merupakan konsep perilaku individu yang dikendalikan oleh faktor dari dalam dirinya sendiri dan faktor diluar dirinya untuk mencapai ekspektasi kesuksesannya. Dilanjutkan oleh Donnelly, Quirin, dan O’Bryan (2003), yang membedakan locus of control menjadi 2 jenis, yaitu internal locus of control dan external locus of control. Internal locus of control menganggap bahwa keberhasilan individu merupakan hasil dari usaha dan kendali dirinya.

Sedangkan external locus of control menganggap bahwa hasil tidak dapat dipengaruhi individu itu sendiri, namun dipengaruhi oleh pihak lain diluar dirinya. Oleh karena itu, individu dengan internal locus of control memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi dibanding individu dengan external locus of control, karena individu tersebut meyakini bahwa hasil yang ia peroleh berasal dari usahanya sendiri. Dalam situasi tertentu, individu yang memiliki external locus of control dapat memiliki sisi internal.

Orientasi Etis

Etika adalah aturan tidak tertulis berupa moral yang tertanam dalam diri seseorang yang dapat membentuk sebuah filsafat moral (Mulawarman dan Ludigdo 2010). Orientasi adalah cara pandang seseorang terhadap sesuatu. Seseorang dapat memandang suatu hal yang sama namun dapat memiliki persepsi yang berbeda karena dipengaruhi oleh berbagai macam faktor (Robbins 2006). Jadi, orientasi etis adalah cara pandang seseorang dengan menggunakan moral yang tertanam dalam dirinya untuk membentuk sebuah persepsi dan membuat keputusan.

Orientasi etis mendorong seseorang untuk bersikap etis dan memiliki persepsi atas sikap etis yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Menurut Comunale, Sexton, dan Gara (2006),

(6)

6

orientasi etis terdiri dari idealisme dan relativisme. Individu dengan orientasi etis idealisme menganggap setiap perilaku akan menghasilkan konsekuensi, dan individu tersebut cenderung berperilaku berdasarkan aturan etika yang ada. Sedangkan individu dengan relativisme cenderung menolak aturan etika atau moral secara universal jika diperhadapkan dalam situasi tertentu.

Tingkat Pengetahuan

Menurut Murtanto dan Marini (2003), pengetahuan adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari hasil interaksi panca indera dengan objek tertentu. Pengetahuan juga dapat diperoleh dengan mempelajari bahan atau teori. Pengetahuan mengenai etika dalam audit dapat diperoleh melalui pendidikan formal dan informal, baik melalui pelatihan-pelatihan maupun pengalaman. Mahasiswa akuntansi memperoleh pengetahuan etika audit melalui pendidikan formal di bangku perkuliahan, yaitu melalui mata kuliah Pengantar Audit dan Pengauditan.

Mahasiswa yang telah lulus dalam kedua mata kuliah ini telah dianggap mengetahui dasar-dasar teori etika dalam audit. Mabruri dan Winarna (2010) mengemukakan bahwa dalam melakukan audit diperlukan berbagai macam pengetahuan, yaitu pengetahuan mengenai audit, pengetahuan akuntansi, dan pengetahuan mengenai industri bisnis klien untuk membuat perencanaan audit yang efektif.

Persepsi Mahasiswa Atas Sikap Etis Auditor

Persepsi yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi dirinya dalam berperilaku. Dalam hal ini, apabila seseorang memiliki persepsi etis, maka ia akan berperilaku etis sesuai dengan persepsi yang dimilikinya, dan sebaliknya. Definisi persepsi menurut Martadi dan Suranta (2006) adalah suatu proses memahami suatu hal sebelum berperilaku. Individu satu dengan individu yang lain dapat memiliki persepsi yang berbeda ketika dihadapkan pada objek yang sama.

Mahasiswa sebagai calon auditor pasti sudah belajar mengenai bagaimana profesi auditor.

Sejalan dengan teori atribusi, mahasiswa akan memahami bagaimana perilaku auditor.

Sikap etis adalah perilaku seseorang yang didasarkan pada etika. Etika audit merupakan norma, aturan, atau pedoman yang mengatur auditor dalam bertindak dalam rangka membuat

(7)

7

keyakinan yang memadai (Martadi dan Suranta 2006). Etika profesi merupakan etika khusus dalam suatu dimensi sosial (Larkin 2000). Etika profesi berlaku dalam lingkup profesi yang bersangkutan, dalam penelitian ini adalah profesi auditor. Etika dapat mengidentifikasi sikap etis dan sikap tidak etis diperlukan dalam semua profesi, termasuk auditor. Apabila auditor memiliki sikap tidak etis maka akan merusak kepercayaan masyarakat terhadap dirinya. Jadi, persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor merupakan cara pandang mahasiswa terhadap tindakan yang dilakukan oleh auditor apakah tindakan tersebut sesuai dengan etika audit atau tidak.

NALAR KONSEP

Pengaruh Locus Of Control Terhadap Persepsi Mahasiswa Atas Sikap Etis Auditor

Perilaku seseorang dipengaruhi oleh faktor dari dalam dirinya sendiri maupun faktor dari luar dirinya. Faktor internal dan eksternal tersebut sangat mempengaruhi persepsi apa yang akan muncul serta tindakan apa yang akan dilakukan. Apabila didalam diri seseorang terdapat faktor internal yang mendorong seseorang untuk memiliki persepsi etis, maka ia akan memunculkan perilaku etis. Apabila faktor dari luar dirinya seperti lingkungan, budaya tempat tinggal, norma atau aturan yang ada dalam masyarakat, dll mendorong seseorang untuk memiliki persepsi etis, maka ia akan memunculkan perilaku etis pula, dan sebaliknya.

Locus of control merupakan variabel yang diduga dapat digunakan untuk memprediksi tindakan yang akan dilakukan seseorang. Locus of control yang terdiri dari internal locus of control dan external locus of control diuji pengaruhnya terhadap persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor. Locus of control dapat membentuk persepsi seseorang, sehingga persepsi tersebut akan menggerakan seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa ketika dihadapkan pada situasi yang memerlukan sikap etis.

Nugrahaningsih (2005) melakukan penelitian bahwa locus of control berpengaruh positif terhadap perilaku etis auditor. Ustadi dan Utami (2005) menyatakan bahwa locus of control berpengaruh positif terhadap persepsi mahasiswa akuntansi atas perilaku etis. Susanti (2014) mengemukakan hal yang sama pada penelitiannya, yaitu locus of control memiliki pengaruh positif terhadap perilaku etis akuntan, yaitu semakin baik locus of control seseorang akan

(8)

8

cenderung berperilaku lebih etis. Tiga penelitian ini berpengaruh positif karena didominasi oleh responden yang memiliki internal locus of control.

Berdasarkan argumen dan review penelitian terdahulu, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:

H1: Locus of control berpengaruh positif terhadap persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor.

Pengaruh Orientasi Etis Individu Terhadap Persepsi Mahasiswa Atas Sikap Etis Auditor Setiap individu memiliki persepsi terhadap suatu objek. Persepsi tersebut dipengaruhi oleh orientasi etis yang dimiliki oleh seseorang, yang terdiri dari idealisme dan relativisme.

Definisi idealisme adalah suatu paham bahwa tindakan yang tepat akan menghasilkan sesuatu yang diinginkan, sedangkan relavisme adalah pemahaman seseorang bahwa suatu tindakan dapat dikatakan etis atau tidak berdasarkan penilaian dari masyarakat (Dzakirin 2013). Orientasi etis tersebut akan mendorong individu untuk memunculkan suatu persepsi terhadap objek yang diamatinya. Orientasi etis idealisme maupun relativisme akan mempengaruhi individu dalam membentuk persepsi mengenai tindakan yang dilakukan oleh auditor, apakah tindakan tersebut etis atau tidak. Dari persepsi yang dibentuk tersebut, individu akan berperilaku sesuai persepsi yang dibentuk oleh dirinya.

Comunale, Sexton, dan Gara (2006) mengemukakan bahwa orientasi etis berpengaruh positif, yaitu individu dengan idealisme tinggi akan memberikan prespektif positif terhadap perilaku etis, sedangkan individu dengan relativisme tinggi akan memberikan perspektif negatif terhadap perilaku etis, sehingga dapat disimpulkan bahwa orientasi etis memiliki pengaruh positif. Dewi (2010) berpendapat bahwa orientasi etis yang terdiri dari idealisme dan relativisme berpengaruh positif terhadap persepsi mahasiswa atas perilaku etis auditor. Januarti (2011) mengatakan hal yang sama, bahwa orientasi etis individu berpengaruh positif terhadap persepsi dan pertimbangan etis auditor. Tiga penelitian ini berpengaruh positif karena didominasi oleh responden yang memiliki orientasi etis idealisme. Berdasarkan argumen dan review penelitian terdahulu, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:

H2: Orientasi etis berpengaruh positif terhadap persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor.

(9)

9

Pengaruh Tingkat Pengetahuan Terhadap Persepsi Mahasiswa Atas Sikap Etis Auditor Pengetahuan merupakan salah satu hal yang mempengaruhi seseorang dalam membuat sebuah persepsi dan berperilaku (Murtanto dan Marini 2003). Pengetahuan dibutuhkan mahasiswa dalam pengambilan keputusan. Dalam hal ini, mahasiswa memperoleh pengetahuan etika audit melalui pendidikan formal, yaitu matakuliah yang berisi ajaran moral dan etika, yaitu Pengantar Audit dan Pengauditan. Seseorang dengan tingkat pengetahuan yang tinggi akan dianggap lebih beretika, memiliki pandangan luas, dan mampu mengidentifikasi masalah dengan lebih mendalam dibandingkan dengan seseorang yang memiliki tingkat pengetahuan rendah.

Semakin tinggi tingkat pengetahuan mengenai etika audit yang dimiliki oleh mahasiswa, maka akan semakin etis perilakunya.

Penelitian Comunale, Sexton, dan Gara (2006) menyatakan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa akuntansi mengenai profesi berpengaruh positif terhadap persepsi mahasiswa dalam melakukan pertimbangan etika. Penelitian Dewi (2010) menghasilkan kesimpulan bahwa pengetahuan berpengaruh positif terhadap persepsi etis. Sama halnya dengan penelitian Idris (2012) yang mengemukakan bahwa tingkat pengetahuan memiliki pengaruh positif terhadap persepsi mahasiswa dalam judgement audit. Berdasarkan argumen dan review penelitian terdahulu, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:

H3: Tingkat pengetahuan berpengaruh positif terhadap persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor.

(10)

10 H1

H3 H2 Model Penelitian

Berdasarkan pada argumen yang telah dikemukakan diatas, model penelitian yang digunakan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 Model Penelitian

METODA PENELITIAN

Pengumpulan Data dan Pemilihan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuisioner yang disebarkan pada mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Metoda pemilihan sampel dengan non-probability sampling, menggunakan teknik Convinience Sampling yaitu metode pemilihan sampel yang dianggap paling mudah, yaitu peneliti mendatangi responden satu persatu untuk pengisian kuisioner (Sugiyono 2010). Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang telah mengambil mata kuliah Pengantar Pengauditan dan Pengauditan, sehingga diasumsikan mahasiswa akuntansi telah memahami dasar teori audit.

Locus Of Control

Tingkat Pengetahuan Orientasi Etis

Persepsi Mahasiswa Atas

Sikap Etis Auditor

(11)

11 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Locus of Control

Locus of control didefinisikan Millet (2005) sebagai variabel yang mengatur keyakinan seseorang akan peristiwa yang menimpa dirinya, yang terdiri atas internal locus of control dan external locus of control. Instrumen pengukuran variabel locus of control menggunakan The Work Locus of Control Scale (WLCS) yang dikembangkan oleh Spector (1988). WLCS menggunakan 16 pertanyaan dengan 5 poin skala Likert, dimulai dari skala 1 (sangat tidak setuju) sampai skala 5 (sangat setuju).

Orientasi Etis Individu

Robbins dan Judge (2008) mendefinisikan orientasi sebagai cara pandang seseorang terhadap sesuatu. Etika adalah aturan tidak tertulis berupa moral yang tertanam dalam diri seseorang yang dapat membentuk sebuah filsafat moral (Mulawarman dan Ludigdo 2010). Jadi, orientasi etis individu adalah moral yang dimiliki oleh seseorang dalam membentuk cara pandang terhadap hal-hal yang terjadi disekitarnya. Instrumen pengukuran variabel orientasi etis individu menggunakan Ethics Position Quisionaire (EPQ) yang disusun oleh Forsyth (1992).

EPQ terdiri dari 20 pertanyaan, 10 pertanyaan mengenai idealisme, yaitu pertanyaan mengenai tindakan yang dilakukan individu apakah merugikan individu lain, serta 10 pertanyaan mengenai relativisme, yaitu mengenai variasi etika dan moralitas dalam hubungan bermasyarakat. Skala pengukuran menggunakan 5 poin skala Likert dengan meminta responden untuk menunjukan pilihannya diantara skala 1 (sangat tidak setuju) sampai skala 5 (sangat setuju).

Tingkat Pengetahuan

Dalam lingkup audit, Idris (2012) mendefinisikan tingkat pengetahuan sebagai sejauh mana seseorang memahami medan audit, baik secara konseptual maupun teoritis. Pengukuran variabel tingkat pengetahuan menggunakan pertanyaan yang mengukur pengetahuan responden mengenai etika audit dan kondisi praktik-praktik audit di Indonesia dengan instrumen yang dikembangkan oleh Dzakirin (2013) yang terdiri dari 5 pertanyaan. Skala pengukuran

(12)

12

menggunakan 5 poin skala Likert, dengan poin 1 menunjukan sangat tidak setuju hingga poin 5 menunjukan sangat setuju.

Persepsi Mahasiswa Atas Sikap Etis Auditor

Persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor merupakan cara pandang mahasiswa terhadap tindakan yang dilakukan oleh auditor apakah telah sesuai dengan etika audit atau belum (Normadewi 2012). Pengukuran variabel persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor adalah dengan menggunakan 3 pertanyaan mengenai penilaian mahasiswa terhadap peranan auditor dalam pemeriksaan laporan keuangan apakah telah sesuai dengan kode etik yang dikembangkan oleh Dzakirin (2013). Skala pengukuran menggunakan 5 poin skala Likert, dengan rentang poin 1 (sangat tidak setuju) sampai poin 5 (sangat setuju).

Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan untuk menguji ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam suatu pengukuran (Sekaran 2006). Uji validitas dilakukan dengan menguji valid tidaknya pertanyaan kuisinoner dengan menggunakan Korelasi Pearson Product Moment, yaitu dengan membandingkan r hitung dengan r tabel. Menurut Sugiyono (2010), pengukuran dinyatakan valid apabila r hitung lebih besar dari r tabel.

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji sejauh mana hasil pengukuran akan konsisten dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Cronbach Alpha pada aplikasi Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 22.0. Instrumen penelitian dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,60 (Ghozali 2005) .

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk menghindari adanya penyimpangan dalam model regresi. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.

(13)

13

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dalam model regresi linier berganda memiliki distribusi normal. Uji normalitas menggunakan pengujian Kolmogorov Sminov. Data dikatakan normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05 (Sujarweni 2015).

Tujuan dilakukannya uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah terdapat korelasi antara variabel-variabel independen dalam model regresi linier berganda. Suatu model dikatakan baik apabila bebas dari multikolinearitas, yaitu tidak adanya korelasi antar variabel independen, nilai Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10, dan nilai tolerance kurang dari 1 (Setyani 2014).

Model regresi linier berganda dikatakan sebagi model yang baik apabila terbebas dari heteroskedastisitas, yaitu apabila nilai signifikansi dari semua variabel dependen terhadap absolut residual (ABSRES) lebih besar dari 0,05 (Ghozali 2005). Uji heterokedastisitas menggunakan uji glejser.

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan regresi linier berganda, yaitu dengan menganalisis hubungan antara variabel dependen (persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor) dengan variabel independen (locus of control, orientasi etis individu, dan tingkat pengetahuan). Secara matematis persamaan regresi linier berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan:

Y : Persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor (Variabel dependen, nilai yang diprediksikan)

X1, X2, dan X3 : Locus of control, orientasi etis individu, dan tingkat pengetahuan (Variabel independen)

a : Konstanta (nilai Y’ apabila X1, X2,X3…..Xn = 0) b : Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan) e : Error (untuk menfasilitasi variabel yang tidak diuji

(14)

14 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Responden

Responden penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang sedang mengambil mata kuliah Laboratorium Pengauditan, sehingga dipastikan responden telah mengambil mata kuliah Pengantar Pengauditan dan Pengauditan. Dari profil responden dapat dilihat bahwa responden paling banyak adalah mahasiswa angkatan 2015.

Pada tahap pertama, peneliti membagikan kuisioner kepada 30 responden yang merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti sebagai tahap pendahuluan pada 11 September 2017 di kelas Laboratorium Pengauditan, lalu dilanjutkan pada tanggal 12-14 September 2017 dengan membagikan 113 kuisioner. Dari 143 kuisioner yang disebar, jumlah kuisioner yang diolah dalam penelitian ini adalah 90 kuisioner, karena terdapat data outliers sebanyak 53 kuisioner sehingga dikeluarkan dari pengolahan data selanjutnya.

Statistik Deskriptif

Untuk menganalisis data berdasarkan atas kecenderungan jawaban yang diperoleh dari responden terhadap masing-masing variabel, maka akan disajikan hasil jawaban responden dalam bentuk diskriptif berikut ini.

Tabel 1. Diskripsi Variabel

Variabel Nilai

Minimum

Nilai Maksimum

Nilai Rata-rata

Standar Deviasi Persepsi mahasiswa atas sikap

etis auditor

9,00 15,00 13,32 1,49

Locus of control 42,00 66,00 53,90 5,28

Orientasi etis 62,00 100,00 75,24 6,12

Tingkat pengetahuan 15,00 25,00 20,72 2,25

Sumber: Lampiran 3, 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat rata-rata indikator jawaban responden. Variabel locus of control memiliki nilai minimum sebesar 42,00 ; nilai maksimum sebesar 66,00 ; dan rata-rata keseluruhan dari variabel locus of control responden mengenai persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor adalah sebesar 53,90. Distribusi data locus of control sebesar 54,00. Oleh

(15)

15

karena itu distribusi locus of control tinggi. Hal ini menunjukan bahwa responden memiliki locus of control eksternal, artinya para responden mempertimbangkan faktor dari luar dirinya dalam memahami dan membentuk persepsi atas tindakan yang dilakukan auditor, apakah etis atau tidak.

Kemudian variabel orientasi etis memiliki nilai minimum sebesar 62,00 ; nilai maksimum sebesar 100,00 ; rata-rata keseluruhan sebesar 75,24 ; dan distribusi orientasi etis sebesar 81,00.

Hal ini menunjukan bahwa distribusi orientasi etis tinggi. Responden cenderung memiliki orientasi etis relativisme yang mendorong dirinya untuk mengabaikan etika yang ada.

Variabel tingkat pengetahuan memiliki nilai minimum sebesar 15,00 ; nilai maksimum sebesar 25,00 ; rata-rata keseluruhan sebesar 20,72 ; dan distribusi data lebih rendah dari nilai rata-rata yaitu sebesar 20,00. Responden dapat memahami dan menilai suatu tindakan etis atau tidak berdasarkan pengetahuan yang ia miliki. Variabel persepsi mahasiswa memiliki nilai minimum sebesar 9,00 ; nilai maksimum sebesar 15,00 ; rata-rata keseluruhan dari indikator variabel persepsi mahasiswa sebesar 13,32 ; dan distribusi data sebesar 12,00 yang menunjukan distribusi data yang rendah.

Uji Kualitas Data

Uji Validitas dan Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas menunjukan nilai Croncach Alpha lebih dari 0,60. Hal ini menunjukan bahwa semua variabel reliabel. Sedangkan hasil uji validitas menunjukan bahwa r hitung lebih besar dari r tabel (0,164). Hal ini menunjukan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang mengukur konstruk locus of control, orientasi etis, dan tingkat pengetahuan adalah valid dan benar-benar mengungkapkan hal yang diukur dalam kuisioner.

Uji Asumsi Klasik

Hasil uji normalitas menunjukan bahwa semua data berdistribusi secara normal dan tidak terjadi penyimpangan, sehingga data yang dikumpulkan dapat diproses dengan lebih lanjut. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat nilai Asymp Sig sebesar 0,200 yang lebih besar dari 0,05.

Hasil uji Multikolinearitas menunjukan bahwa nilai Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10, dan nilai tolerance kurang dari 1. Dengan kata lain dalam model ini tidak

(16)

16

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau tidak terjadi multikolinearitas. Dengan demikian model regresi dalam penelitian dinyatakan layak untuk digunakan dalam persamaan regresi.

Hasil uji heterokedastisitas menunjukan bahwa nilai signifikansi masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dalam model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi masalah heterokedastisitas, maka regresi dalam penelitian layak digunakan untuk analisis lebih lanjut.

Uji Hipotesis

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas locus of control (X1), orientasi etis (X2), dan tingkat pengetahuan (X3) terhadap persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor (Y). Hasil analisis regresi untuk pengujian hipotesis pertama, kedua, dan ketiga tampak pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Pengujian Regresi Berganda

Variabel Nilai t Sig. α Kesimpulan

Locus of control -0,355 0,723 Hipotesis 1 tidak didukung Orientasi Etis -0,125 0,901 Hipotesis 2 tidak didukung Tingkat Pengetahuan 4,172 0,000 Hipotesis 3 didukung

F 6,643

Sig. F 0,000

Adjusted R2 0,160

Sumber: data primer yang diolah (2017)

Nilai konstanta sebesar 8,024. Hal ini menunjukan bahwa jika locus of control, orientasi etis, dan tingkat pengetahuan tetap atau tidak mengalami penambahan atau pengurangan maka jumlah persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor sebesar nilai konstanta, yaitu 8,024.

(17)

17

Hasil pengujian hipotesis pertama, pengaruh locus of control terhadap persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor menunjukan arah koefisien negatif dengan koefisien standar sebesar -0,011 ; nilai t hitung diperoleh sebesar -0,355 lebih kecil dari t tabel 1,987 (df = n-k maka df = 88) ; dan signifikansi sebesar 0,723. Hasil pengujian menunjukan bahwa hipotesis pertama (H1) tidak didukung, artinya locus of control tidak berpengaruh secara signifikan terhadap persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor. Hal ini diduga karena mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga mayoritas memiliki external locus of control. Mahasiswa belum sepenuhnya menaati etika yang ada, karena menganggap bahwa tindakan yang dilakukan dipengaruhi oleh orang lain, bukan oleh dirinya sendiri. Sehingga jika ia bersikap belum sesuai dengan etika, ia akan berpresepsi bahwa hal itu bukanlah suatu kesalahan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mindarti (2015) yang mengatakan bahwa seseorang dengan external locus of control yang membuat keputusan audit hanya memiliki sedikit kesempatan untuk mengembangkan suatu pemahaman, sehingga ketika diinteraksikan dengan sikap etis hasilnya menjadi tidak signifikan. Namun hal ini bertolak belakang dengan penelitian Susanti (2014), Nugrahaningsih (2005), serta Ustadi dan Utami (2005) yang menyatakan bahwa locus of control mempengaruhi seseorang dalam berpresepsi, dalam hal ini adalah persepsi atas sikap etis auditor.

Hasil pengujian hipotesis kedua, pengaruh orientasi etis terhadap persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor menunjukan arah koefisien negatif dengan koefisien standar sebesar -0,003 ; nilai t hitung diperoleh sebesar -0,125 lebih kecil dari t tabel 1,987 (df = n-k maka df = 88); dan signifikansi sebesar 0,901. Sehingga hasil pengujian orientasi etis terhadap persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor tidak berpengaruh secara signifikan. Hasil tersebut diduga karena mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga mayoritas memiliki orientasi etis relativisme, yang memiliki pemahaman lebih toleran terhadap etika yang ada, atau tindakan yang dilakukan belum sepenuhnya sesuai dengan etika. Mahasiswa cenderung melakukan tindakan yang dianggap etis oleh dirinya sendiri. Hal ini sejalan dengan penelitian Himmah (2013) yang mengatakan bahwa dalam membuat suatu persepsi atas suatu tindakan mahasiswa cenderung lebih toleran dengan aturan-aturan etika, oleh karena itu apabila persepsi mahasiswa diinteraksikan dengan sikap etis maka hasilnya tidak signifikan. Disisi lain, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Dewi (2010), Comunale, Sexton, dan Gara

(18)

18

(2006), serta Januarti (2011) yang menyatakan bahwa orientasi etis memiliki hubungan positif dengan persepsi atas sikap etis auditor.

Hasil pengujian hipotesis ketiga, pengaruh tingkat pengetahuan terhadap persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor menunjukan arah koefisien positif dengan koefisien standar sebesar 0,295 ; nilai t hitung diperoleh sebesar 4,172 lebih besar dari t tabel 1,987 (df = n-k maka df = 88) ; dan signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi pengujian tersebut lebih kecil dari 0,05 (sig < 0,05). Pengujian hipotesis ke tiga (H3) berhasil dibuktikan, bahwa tingkat pengetahuan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor. Hal ini mengindikasikan bahwa pengetahuan etika audit yang semakin baik, akan menunjang mahasiswa memiliki persepsi dan sikap yang lebih etis.

Hasil pengujian ini konsisten dengan pengujian yang dilakukan oleh Comunale, Sexton, dan Gara (2006), Dewi (2010), serta Idris (2012) yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan berpengaruh positif terhadap persepsi mahasiswa atas tindakan etis. Pengetahuan yang diperoleh dari mata kuliah Pengantar Pengauditan dan Pengauditan dapat mendukung mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga untuk membentuk sebuah persepsi dan opini mengenai sikap etis auditor. Dengan adanya pengetahuan yang dimiliki, maka mahasiswa mampu memahami seluk beluk permasalahan dalam audit, sehingga mahasiswa dapat memberikan persepsi dan opini yang lebih tegas terhadap sikap etis auditor.

Berdasarkan penjabaran diatas dapat diketahui bahwa variabel tingkat pengetahuan memiliki koefisien yang positif dan berpengaruh signifikan karena memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (sig < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Hipotesis 3 didukung. Sedangkan variabel locus of control dan orientasi etis memiliki koefisien negatif dan nilai signifikansi pengujian yang lebih besar dari 0,05 (sig > 0,05), yang artinya variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor.

Uji F

Analisis regresi berganda dengan menggunakan uji F (Fisher) bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel yang meliputi: Locus of control, orientasi etis, dan tingkat pengetahuan apakah berpengaruh secara simultan terhadap persepsi mahasiswa atas sikap etis

(19)

19

auditor. Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (sig < 0,05), maka model regresi signifikan secara statistik.

Dari hasil pengujian diperoleh nilai F hitung sebesar 6,643 dan F tabel sebesar 2,67 dengan signifikansi sebesar 0,000. Oleh karena F hitung > F tabel (6,643 > 2,67) dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), maka disimpulkan bahwa variabel locus of control, orientasi etis, dan tingkat pengetahuan secara bersama-sama mempengaruhi variabel persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor.

Koefisien Determinasi (R2)

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi atau hubungan linear antara dua variabel atau lebih. Besarnya koefisien korelasi berkisar antara +1 s/d -1. Koefisien korelasi menunjukan kekuatan hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak.

Hasil pengujian menunjukan besarnya nilai Adjusted R Square sebesar 0,160 atau 16%

yang artinya bahwa variabel locus of control, orientasi etis, dan tingkat pengetahuan berpengaruh sebesar 16% terhadap variabel persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor, sedangkan sisanya sebesar 84% dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain diluar penelitian.

PENUTUP

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh locus of control, orientasi etis, dan tingkat pengetahuan terhadap sikap etis auditor dengan studi mengenai persepsi mahasiswa akuntansi. Berdasarkan pada hasil penelitian sebagaimana telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan berpengaruh positif terhadap persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh mahasiswa, maka akan menyebabkan mahasiswa memiliki persepsi dan tindakan yang semakin etis. Sedangkan locus of control tidak berpengaruh terhadap persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor. Hal ini diduga karena mayoritas mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga memiliki external locus of control, yaitu mahasiswa menganggap bahwa tindakannya yang belum sepenuhnya sesuai dengan etika tidak disebabkan oleh dirinya sendiri namun disebabkan oleh orang lain.

(20)

20

Orientasi etis tidak berpengaruh terhadap persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor. Hal ini diduga karena mahasiswa akuntansi memiliki orientasi etis relativisme, yaitu mahasiswa belum sepenuhnya bertindak sesuai etika yang ada. Tingginya locus of control dan orientasi etis dalam diri mahasiswa menyebabkan mahasiswa memiliki persepsi dan bertindak tidak etis.

Penelitian ini memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, keterbatasan dalam penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan sebagai penyempurnaan dalam penelitian selanjutnya.

Hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini adalah dalam penyebaran kuisioner terdapat mahasiswa yang belum memahami konteks pekerjaan auditor. Sehingga hal ini membuat data yang diberikan tidak layak untuk diolah sehingga mempengaruhi hasil pengujian.

Berdasarkan keterbatasan penelitian diatas, maka saran untuk penelitian kedepan adalah penelitian selanjutnya dapat menguji kembali variabel locus of control, orientasi etis, dan tingkat pengetahuan terhadap sikap etis auditor untuk menguji konsistensi hasil penelitian ini dengan memberikan pemahaman terlebih dahulu sebelum mengisi kuisioner agar tidak terjadi kesenjangan pemahaman pada mahasiswa.

(21)

21

DAFTAR PUSTAKA

Comunale, Christie L., Thomas R. Sexton, dan Stephen C. Gara. 2006. Professional ethical cries:

A case study of study of accounting majors. Managerial Auditing Journal. Vol. 21 No. 6:

636-656.

Dewi, Herwinda Nurmala. 2010. Persepsi mahasiswa atas perilaku tidak etis akuntan (Studi pada Universitas Kristen Satya Wacana). Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.

Donnelly, D. P, J. J. Quirin, dan D. O’Bryan. 2003. Auditor acceptance of dysfunctional audit behaviour: An explanatory model using auditor’s personal characteristics. Behavioural Research in Accounting.Vol. 15: 87-110.

Dzakirin, M. Khariul. 2013. Orientasi idealisme, relativisme, tingkat pengetahuan, dan gender:

Pengaruhnya pada persepsi mahasiswa tentang krisis etika akuntan professional. Skripsi.

Universitas Brawijaya Malang.

Forsyth, D. 1992. Judging the morality of business practices: The influence of personal moral philosophies. Journal of Business Ethics. Vol. 11: 416-470.

Forsyth, Donelson R., dan Judith L. Nye. 1990. Personal moral philosophies and moral choise.

Journal of Research In Personality. Vol 24: 398-414.

Ghozali, H. Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Edisi Keempat.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Heider, Fritz. 1958. ThePpsychology of Interpersonal Relations. New York: Wiley

Himmah, Elok Faiqoh. 2013. Persepsi etis mahasiswa akuntansi mengenai skandal etis auditor dan corporate manager. Jurnal Akuntansi Multiparadigma. Vol. 4 No. 1: 26-38.

Idris, Seni Fitriani. 2012. Pengaruh tekanan ketattan, kompleksitas tugas, pengetahuan dan persepsi etis terhadap audit judgement (Studi kasus pada perwakilan BPKP Provinsi Jakarta). Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.

Januarti, Indira. 2011. Analisis pengaruh pengalaman auditor, komitmen professional, orientasi etis dan nilai etika organisasi terhadap persepsi dan pertimbangan etis (Auditor Badan Pemeriksaan Keuangan Indonesia). Simposium Nasional Akuntansi. Vol. 14: 1-37.

Larkin, Joseph M. 2000. The ability of internal auditors to identify ethical dilemmas. Journal of Business Ethics. Vol. 23: 401-409.

Mabruri, dan Winarna. 2010. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit di lingkungan pemerintah daerah. Symposium Nasional Akuntansi. Vol. 8.

Martadi, Indiana Farid, dan Sri Suranta. 2006. Persepsi akuntan, mahasiswa akuntansi, dan karyawan bagian akuntansi dipandang dari segi gender terhadap etika bisnis dan etika profesi (Studi di wilayah Surakarta). Simposium Nasional Akuntansi Padang. Vol. 9: 1- 25.

Millet, Patrick. 2005. Locus of control and its relation to working life: Studies from the fields of vocational rehabilitation and small firms in Sweeden. Tesis. Lulea University of Technology Sweeden.

(22)

22

Mindarti, Ceacilia Sri. 2015. Pengaruh karakteristik individu terhadap kinerja auditor. Jurnal Ekonomika dan Bisnis. Vol. 18 No. 2: 59-74.

Mulawarman, A. D., dan U. Ludigdo. 2010. Metamorfosis kesadaran etis holistic mahasiswa akuntansi: Implementasi pembelajaran etika bisnis dan profesi berbasis integrasi IESQ.

Jurnal AKuntansi Multiparadigma. Vol. 1 No. 3: 421-436.

Murtanto, dan Marini. 2003. Persepsi akuntan pria dan akuntan wanita serta mahasiswa dan mahasiswi akuntansi terhadap etika bisnis dan etika profesi akuntan. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi. Vol. 6: 790-805.

Normadewi, Berliana. 2012. Analisis pengaruh jenis kelamin dan tingkat pendidikan terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi dengan love of money sebagai variabel intervening.

Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.

Nugrahaningsih, Putri. 2005. Analisis perbedaan perilaku etis auditor di KAP dalam etika profesi (Studi terhadap peran faktor-faktor individual: Locus of control, lama pengalaman kerja, gender, dan equitu sensitivity). Simposium Nasional Akuntansi. Vol. 8: 617-630.

Nugroho, Bayu. 2008. Faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian mahasiswa akuntansi atas tindakan auditor dan corporate manager dalam skandal keuangan serta tingkat ketertarikan belajar dan berkarir dibidang akuntansi (Studi empiris pada mahasiswa akuntansi Universitas Diponegoro). Tesis. Universitas Diponegoro Semarang.

Pickett. K. H. Spencer. 2010. The Internal Auditing Handbook. Edisi Ketiga. Great Britain: A John Wiley and Sons, Ltd.

Reiss, Michele C., dan Kaushik Mitra. 1998. The effect of individual difference factors on the acceptability of ethical and unethical workplace behaviors. Journal of Business Ethics.

Vol. 17: 1581-1593.

Robbins, Stephen P. 2006. Organizational Behavior. Edisi Kesepuluh. New Jersey: Prentice- Hall.

Robbins, Stephen P., dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi Keduabelas. Vol.

1. Jakarta: Salemba Empat.

Rotter, Julian B. 1966. Generalized expectancies for internal versus external control of reinforcement. Psychological monographs:General and applied. Vol. 80 No. 1.

Sekaran, Uma. 2006. Reseacrh Methods for Business. USA: John Willey and Sons, Inc.

Setyani, Tri Budi. 2014. Analisis pengaruh kompensasi, motivasi, lingkungan kerja, dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan (Studi kasus di lingkungan pegawai kantor PDAM Boyolali). Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Spector, Paul E. 1988. Development of the work locus of control scale. Journal of Occupational Phychology. Vol. 61 No. 4: 335-340.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sujarweni, W. V. 2015. SPSS Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Susanti, Betti. 2014. Pengaruh locus of control, equity sensitivity, ethical sensitivity dan gender terhadap perilaku etis akuntan (Studi empiris Kantor Akuntan Publik wilayah Padang dan Pekanbaru). Jurnal Akuntansi. Vol. 2 No. 3.

(23)

23

Ustadi, Noor Hamid, dan Ratnasari Diah Utami. 2005. Analisis perbedaan faktor-faktor individual terhadap persepsi perilaku etis mahasiswa: Studi kasus pada mahasiswa jurusan akuntansi dan manajemen di perguruan tinggi se-karisidenan Surakarta. Jurnal Akuntansi dan Auditing. Vol. 1 No. 2: 162-180.

Weiner, Bernard. 1972. Theories of motivation: From mechanism to cognition. Oxford, England:

Markham.

(24)

24

LAMPIRAN

Lampiran 1

KUISIONER PENELITIAN

Dengan hormat,

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Strata Satu (S1) di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana (FEB UKSW), maka dengan kerendahan hati saya memohon kesediaan Saudara/i untuk meluangkan waktunya mengisi kuesioner yang saya lampirkan. Saya mengharapkan kerjasama dari Saudara/I sekalian untuk mengisi kuesioner ini sesuai dengan situasi yang sebenarnya.

Kuesioner yang akan diisi oleh Saudara/i merupakan data yang akan diolah dan digunakan untuk penyelesaian karya ilmiah semata. Selain itu, sesuai dengan kode etik penelitian, maka kerahasian identitas serta informasi yang Saudara/i berikan akan tetap terjaga.

Atas kesediaan dan perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Peneliti,

Debora Yola Narwoto

(25)

25 Bagian I

Pernyataan pada bagian I merupakan pernyataan yang berhubungan dengan identitas responden. Berilah tanda (√) pada poin yang sesuai dengan anda. Mohon lengkapi data- data berikut.

NIM :

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Semester :

Telah menempuh mata kuliah Pengauditan* : Sudah / Belum / Sedang

*Coret yang tidak perlu

Bagian II

Berikan tanggapan terhadap pertanyaan berikut ini sesuai dengan yang saudara rasakan atau amati dengan memberi tanda centang (√) pada kotak yang disediakan.

Keterangan STS Sangat Tidak Setuju

TS Tidak Setuju N Netral

S Setuju

SS Sangat Setuju

(26)

26 Persepsi mahasiswa terhadap sikap etis auditor

No Pernyataan STS TS N S SS

1. Saat melakukan proses audit, auditor selalu mengikuti standar profesional.

2. Dalam menjalankan profesinya, auditor akan selalu menjaga informasi rahasia klien.

3. Walaupun dalam keadaan mendesak, auditor tidak mengikuti keinginan klien yang tidak sesuai standar profesional.

Locus Of Control

No Pernyataan STS TS N S SS

1. Untuk menjadi seorang auditor yang menonjol sangat tergantung pada nasib.

2. Kenaikan jabatan (promosi) adalah keberuntungan atau nasib baik seseorang.

3. Seseorang akan mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik apabila berusaha dengan sungguh- sungguh.

4. Perbedaan utama orang yang mendapatkan penghasilan banyak dan orang yang mendapat penghasilan sedikit adalah keberuntungan.

5. Jika anda tidak menyukai keputusan pimpinan, anda akan melakukan sesuatu terhadap keputusan tersebut.

6. Besar kecilnya penghasilan seseorang tergantung dari nasib.

7. Anda bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan anda.

8. Untuk mendapatkan pekerjaan yang cocok, koneksi yang anda miliki lebih penting dari pada kemampuan

(27)

27 Orientasi Etis (Idealisme)

yang ada punyai.

9. Seseorang mendapatkan pekerjaan yang anda inginkan tergantung pada nasib.

10. Seseorang yang melakukan tugasnya dengan baik akan memperoleh hasil yang sesuai.

11. Untuk mendapatkan penghasilan yang banyak, anda harus memiliki koneksi.

12. Seseorang memiliki pengaruh terhadap pimpinan lebih dari yang mereka bayangkan.

13. Promosi atau kenaikan jabatan akan diberikan pada seseorang yang melaksanakan pekerjaan dengan baik.

14. Penugasan audit adalah hal yang dilakukan auditor.

15. Seseorang dapat melakukan tugasnya dengan baik jika berusaha dengan sungguh-sungguh.

16. Untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus, anda harus memiliki koneksi.

No Pernyataan STS TS N S SS

1. Seseorang harus memastikan bahwa tindakan yang ia lakukan tidak akan menyakiti atau merugikan orang lain.

2. Tindakan yang merugikan orang lain, sekecil apapun kerugian yang ditimbulkan tidak dapat ditoleransi.

3. Melakukan tindakan yang merugikan orang lain, akan selalu menjadi tindakan yang salah walaupun memberikan keuntungan pada diri kita.

4. Individu satu dengan individu yang lain tidak boleh saling menyakiti, baik secara fisik maupun psikologis.

5. Jika suatu tindakan merugikan orang lain yang tidak

(28)

28 Orientasi Etis (Relativisme)

bersalah, maka seharusnya tindakan tersebut tidak dilakukan.

6. Seseorang tidak boleh melakukan tindakan yang merugikan kesejahteraan orang lain.

7. Seseorang yang bertindak sesuai dengan moral dalam masyarakat dianggap sebagai orang baik.

8. Memutuskan suatu tindakan dengan menyeimbangkan dampak positif dan negatif yang akan didapatkan adalah tindakan yang tidak bermoral.

9. Martabat dan kesejahteraan seseorang harus menjadi perhatian utama dalam masyarakat.

10. Mengorbankan kesejahteraan orang lain untuk kepentingan pribadi adalah hal yang seharusnya tidak dilakukan.

No Pernyataan STS TS N S SS

1. Terdapat etika yang berbeda antara seseorang dengan yang lain.

2. Standar moral setiap individu berbeda. Apa yang dianggap bermoral oleh seseorang, mungkin dianggap tidak bermoral oleh orang lain.

3. Moralitas dan keadilan adalah dua hal yang berbeda.

4. Penilaian etis tidaknya suatu tindakan antar individu satu dengan individu yang lain berbeda.

5. Standar moral adalah aturan yang menunjukan bagaimana seseorang harus bertindak. Standar moral tidak dapat digunakan untuk menilai pribadi seseorang.

6. Seseorang membentuk etika mereka sendiri.

(29)

29 Tingkat Pengetahuan

-Terimakasih atas partisipasi anda- 7. Penerapan etika dapat digunakan untuk menciptakan

hubungan antar umat manusia yang lebih baik.

8. Kebohongan diperbolehkan atau tidak tergantung pada situasi yang terjadi.

9. Kebohongan dapat dinilai sebagai tindakan bermoral atau tidak bermoral tergantung situasi yang terjadi.

10. Adanya etika dalam masyarakat merupakan hal penting.

No Pernyataan STS TS N S SS

1. Untuk melakukan audit yang baik, auditor perlu mengetahui entitas / perusahaan yang di periksa.

2. Sertifikasi CPA (Certified Public Accountant) dibutuhkan untuk profesi akuntan dibidang akuntan publik.

3. Auditor eksternal bertanggung jawab untuk melakukan tinjauan yang objektif atas keuangan dan sistem operasi perusahaan, namun tidak berhak untuk merubah sistem yang ada.

4. Di Indonesia, auditor bekerja untuk kepentingan perusahaan.

5. Semua KAP di Indonesia tunduk pada peraturan dan standar audit.

(30)

30 Lampiran 2

UJI RELIABILITAS

No. Variabel Nilai Cronbach’s

Alpha Reliabilitas Item

1. Persepsi mahasiswa 0,804 Reliabel

2. Locus of control 0,710 Reliabel

3. Orientasi etis 0,701 Reliabel

4. Tingkat pengetahuan 0,755 Reliabel

Sumber: data primer yang diolah (2017)

Dengan jumlah sampel sebanyak 90, nilai Cronbach’s Alpha masing-masing variabel > 0,60 ; maka variabel X1, X2, X3, dan Y reliabel.

UJI VALIDITAS

No. Variabel Item r-hitung Validitas Item

1. Persepsi mahasiswa Pertanyaan 1 0,722 Valid

Pertanyaan 2 0,797 Valid

Pertanyaan 3 0,767 Valid

2. Locus of control Pertanyaan 1 0,468 Valid

Pertanyaan 2 0,584 Valid

Pertanyaan 3 0,329 Valid

Pertanyaan 4 0,476 Valid

Pertanyaan 5 0,255 Valid

Pertanyaan 6 0,518 Valid

Pertanyaan 7 0,397 Valid

Pertanyaan 8 0,362 Valid

Pertanyaan 9 0,442 Valid

Pertanyaan 10 0,375 Valid

Pertanyaan 11 0,592 Valid

Pertanyaan 12 0,434 Valid

Pertanyaan 13 0,463 Valid

Pertanyaan 14 0,352 Valid

Pertanyaan 15 0,287 Valid

Pertanyaan 16 0,573 Valid

3. Orientasi Etis Pertanyaan 1 0,489 Valid

Pertanyaan 2 0,295 Valid

Pertanyaan 3 0,376 Valid

Pertanyaan 4 0,379 Valid

(31)

31

Pertanyaan 5 0,451 Valid

Pertanyaan 6 0,520 Valid

Pertanyaan 7 0,384 Valid

Pertanyaan 8 0,300 Valid

Pertanyaan 9 0,388 Valid

Pertanyaan 10 0,247 Valid

Pertanyaan 11 0,477 Valid

Pertanyaan 12 0,562 Valid

Pertanyaan 13 0,385 Valid

Pertanyaan 14 0,475 Valid

Pertanyaan 15 0,321 Valid

Pertanyaan 16 0,233 Valid

Pertanyaan 17 0,536 Valid

Pertanyaan 18 0,389 Valid

Pertanyaan 19 0,391 Valid

Pertanyaan 20 0,452 Valid

4. Tingkat pengetahuan Pertanyaan 1 0,636 Valid

Pertanyaan 2 0,695 Valid

Pertanyaan 3 686 Valid

Pertanyaan 4 0,567 Valid

Pertanyaan 5 0,691 Valid

Sumber: data primer yang diolah (2017)

Nilai r hitung setiap pertanyaan variabel Persepsi mahasiswa atas sikap etis auditor, locus of control, orientasi etis, dan tingkat pengetahuan lebih besar dari r tabel (r hitung > 0,207); maka variabel-variabel tersebut dinyatakan valid.

(32)

32 Lampiran 3

UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 90

Normal Parametersa,b Mean .0349425

Std. Deviation 1.34406682

Most Extreme Differences Absolute .076

Positive .044

Negative -.076

Test Statistic .076

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: data primer yang diolah (2017)

Hasil pengujian tersebut menunjukkan residual (kesalahan pengganggu) yang berdistribusi normal karena nilai signifikansi Kolmogorov Smirnov menunjukkan lebih besar dari 0,05.

(33)

33

UJI MULTIKOLINEARITAS

Variabel Nilai Statistik

Keterangan Tolerance VIF

Locus of control 0,857 1,167 Bebas multikolinearitas

Orientasi Etis 0,763 1,311 Bebas multikolinearitas

Tingkat Pengetahuan 0,824 1,214 Bebas multikolinearitas

Sumber: data primer yang diolah (2017)

Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semua variabel bebas mempunyai Nilai Tolerance < 1 dan nilai VIF < 10, sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur variabel- variabel yang digunakan tidak mengandung masalah multikolinieritas.

UJI HETEROKEDASTISITAS

Sumber: data primer yang diolah (2017)

Nilai signifikansi variabel locus of control, orientasi etis, dan tingkat pengetahuan lebih besar dari alpha 0,05 yang berarti tidak terjadi heterokedastisitas.

(34)

34 Lampiran 4

TABEL STATISTIK DESKRIPTIF

Persepsi Mahasiswa Atas Sikap Etis Auditor:

Nilai Minimum

Nilai Maksimum

Nilai Rata- rata

Standar Deviasi

Pertanyaan 1 3,00 5,00 4,44 0,64

Pertanyaan 2 3,00 5,00 4,59 0,54

Pertanyaan 3 2,00 5,00 4,29 0,78

Total 9,00 15,00 13,32 1,49

Sumber: data primer yang diolah (2017)

Locus Of Control:

Nilai Minimum

Nilai Maksimum

Nilai Rata- rata

Standar Deviasi

Pertanyaan 1 1,00 5,00 2,22 0,80

Pertanyaan 2 1,00 5,00 2,41 0,95

Pertanyaan 3 3,00 5,00 4,63 0,53

Pertanyaan 4 1,00 4,00 2,26 0,82

Pertanyaan 5 1,00 5,00 3,21 0,80

Pertanyaan 6 1,00 4,00 2,13 0,81

Pertanyaan 7 1,00 5,00 3,92 0,75

Pertanyaan 8 1,00 5,00 3,17 0,89

Pertanyaan 9 1,00 4,00 2,43 0,78

Pertanyaan 10 2,00 5,00 4,53 0,67

Pertanyaan 11 1,00 5,00 3,09 0,96

Pertanyaan 12 2,00 5,00 3,38 0,66

Pertanyaan 13 2,00 5,00 4,46 0,64

Pertanyaan 14 3,00 5,00 4,19 0,58

Pertanyaan 15 3,00 5,00 4,57 0,52

Pertanyaan 16 2,00 5,00 3,30 0,77

Total 42,00 66,00 53,90 5,28

Sumber: data primer yang diolah (2017)

(35)

35 Orientasi Etis:

Nilai Minimum

Nilai Maksimum

Nilai Rata- rata

Standar Deviasi

Pertanyaan 1 2,00 5,00 4,09 0,66

Pertanyaan 2 2,00 5,00 3,16 0,89

Pertanyaan 3 1,00 5,00 3,67 0,92

Pertanyaan 4 2,00 5,00 4,26 0,72

Pertanyaan 5 2,00 5,00 4,30 0,69

Pertanyaan 6 2,00 5,00 4,24 0,65

Pertanyaan 7 2,00 5,00 3,94 0,70

Pertanyaan 8 1,00 5,00 2,65 0,82

Pertanyaan 9 1,00 5,00 3,50 0,84

Pertanyaan 10 1,00 5,00 4,07 0,94

Pertanyaan 11 1,00 5,00 4,03 0,77

Pertanyaan 12 3,00 5,00 3,93 0,68

Pertanyaan 13 2,00 5,00 3,97 0,66

Pertanyaan 14 2,00 5,00 3,87 0,72

Pertanyaan 15 2,00 5,00 3,62 0,77

Pertanyaan 16 1,00 5,00 3,72 0,92

Pertanyaan 17 3,00 5,00 4,21 0,59

Pertanyaan 18 1,00 5,00 2,76 0,98

Pertanyaan 19 1,00 5,00 2,84 0,94

Pertanyaan 20 2,00 5,00 4,40 0,67

Total 62,00 100,00 75,24 6,12

Sumber: data primer yang diolah (2017)

Tingkat Pengetahuan:

Nilai Minimum

Nilai Maksimum

Nilai Rata- rata

Standar Deviasi

Pertanyaan 1 4,00 5,00 4,52 0,50

Pertanyaan 2 2,00 5,00 4,42 0,64

Pertanyaan 3 2,00 5,00 4,09 0,71

Pertanyaan 4 1,00 5,00 3,58 0,84

Pertanyaan 5 2,00 5,00 4,11 0,75

Total 15,00 25,00 20,72 2,25

Sumber: data primer yang diolah (2017)

Gambar

Gambar 1   Model Penelitian
Tabel 1. Diskripsi Variabel
Tabel 2. Hasil Pengujian Regresi Berganda
TABEL STATISTIK DESKRIPTIF

Referensi

Dokumen terkait

Dengan asumsi, apabila nilai Cost effectiveness ratio (CER) dari agen pengendalian vektor yang digunakan lebih tinggi daripada yang di perbandingkan maka dikatakan agen tersebut

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian... Tehnik Analisis Data... Sistematis Penulisan Skripsi.... Sistem pendidikan

Tugas akhir ini, berfokus dalam melakukan klasifikasi argumen semantik menggunakan feature baseline dan feature tambahan yaitu feature argumen semantik tetangga yang menggunakan

keagamaan remaja adalah pada potensi dasar manusia. Psikologi barat. menganggap potensi dasar manusia meliputi; bad, good dan

Metode belajar merupakan suatu cara yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran yang bertujuan agar siswa dapat memahami materi pelajaran yang

Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari proses pembekuan magma, baik yang terbentuk di bawah permukaan bumi (intrusif), yang terbentuk di permukaan bumi (ekstrusif) ataupun

Karya ilmiah ini berjudul : Tinjauan Hukum Perjanjian Leasing Kendaraan Bermotor Pada Perusahaan Pembiayaan, mempunyai tujuan untuk mengetahui dan meninjau hubungan hukum

Dalam amar putusan Hakim menyatakan terdakwa HATTA UDA`A terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara berlanjut yang