commit to user
EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS
PADA PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi
Oleh :
FADHILA NURIN AJRINA NIM F3309047
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii ABSTRACT
EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) SURAKARTA
Fadhila Nurin Ajrina F3309047
PT. Angkasa Pura I (Persero) Surakarta is a State Owned Enterprises which is operate the airport. Companies running multiple accounting systems, one of which is the accounting system of cash receipts. The company's cash receipts come from two main sources of cash receipts from cash sales and cash receipts from the repayment of receivables. In cash sales, customer transactions directly with the company and immediately came to make payments. In cash receipts for payment of accounts receivable, customer came to the company by paying a sum of money that were previously performed by the billing. Cash receipts accounting system designed to handle transactions of cash receipts from customers for cash is the most liquid assets that are instances of abuse. Therefore, the required design systems and procedures either in cash receipt transactions.
In evaluating, the cash receipt system at PT. Angkasa Pura I (Persero) Surakarta, the researchers conducted a study to observe and compare the Operational Standards and Procedures (SOP) that exist with the actual system implementation. Based on the information received, found several advantages, among others, have found the separation of the parts related to the duties and responsibilities, documents and accounting records are complete and made enough copies made, and the company has been using computerized systems with applications SIMKEU. Nevertheless, there are drawbacks such as flow charts in the SOP are not separated each part related, not source documents that use the serial number is printed, and still delays in the preparation of monthly and annual financial statements.
Based on these results, researchers suggested that a flow chart of the SOP made it clear that separate each part related, so the information is presented for the procedure and the cash receipt system is self-explanatory. Besides the source document used should be given a printed serial number to prevent fraud, as well as to optimize the performance of staff in areas related to finance in order to avoid delays in preparing monthly and annual financial statements.
Keywords: PT. Angkasa Pura I (Persero), Accounting
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tugas Akhir dengan Judul “EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)
SURAKARTA” telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan guna
mencapai derajat Ahli Madya Program DIII Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Juli 2012
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
commit to user
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima oleh tim penguji.
Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi
tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Ahli
Madya Akuntansi.
Nama : Fadhila Nurin Ajrina
NIM : F3309047
Judul Tugas Akhir : Evaluasi Sistem Akuntansi Penerimaan Kas pada PT.
Angkasa Pura I (Persero) Surakarta
Surakarta, Juli 2012
Tim Penguji Tugas Akhir
1. ……… (………)
NIP.
Penguji
2. Sutaryo, S.E., M.Si., Ak. (………) NIP. 197710012010121002
commit to user
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu akan datang kemudahan,
maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusanmu dan hanya
kepada Allah SWT kami berharap.
(Q.S Al-Insyirah 6-8).”
“Mulailah melakukan hal yang penting dan memungkinkan, maka
segera kita akan sadar telah mampu melakukan hal yang
tampaknya sangat sulit”
(Francis Assisi)
Tugas Akhir ini kupersembahkan
untuk:
Allah SWT yang telah memberikan
segala kemungkinan
Bapak dan Ibuku tercinta
Agung Adi Nugroho tersayang
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “EVALUASI SISTEM
AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA PT. ANGKASA PURA I
(PERSERO) SURAKARTA”. Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat kelulusan Program Diploma III Akuntansi Keuangan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis sadar bahwa tersusunnya Tugas Akhir ini tidak lepas dari
bantuan beberapa pihak yang berupa material maupun spiritual, oleh karena
itu dengan penuh rasa cinta dan hormat, penulis menghaturkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Prof. DR. Bambang Sutopo, M. Com., Ak., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si, Ak., selaku Ketua Program Diploma
III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Agus Budiatmanto, M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Keuangan Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
4. Ninuk Retnowati, S.E., Ak., selaku pembimbing akademis penulis.
Terima kasih atas semua ilmu dan waktu yang telah ibu berikan kepada
commit to user
memberikan bimbingan serta ilmunya kepada penulis.
7. Ibu Sulis, Ibu Susi, Ibu Ani, dan Ibu Rus atas semua ilmu yang
diberikan kepada penulis selama magang di PT. Angkasa Pura I
(Persero) Surakarta.
8. Bapak ibu dosen DIII Akuntansi Keuangan UNS yang telah
mentransfer ilmunya, serta seluruh staf Fakultas Ekonomi UNS yang
telah membantu penulis dalam penyelesaian prosedur penyusunan TA
ini.
9. Bapak Sukiran dan Ibu Yohanita Rukiyah orang tuaku tersayang, serta
kakak-kakakku, yang selalu sabar memberikan nasehat, dukungan,
kasih sayang dan doa yang sangat berharga untuk penulis dalam setiap
langkah–langkah menuju kesuksesan.
10. Sahabat–sahabatku Bunga, Titin, Apik, Herlin, Happy, terima kasih
untuk semangat yang kalian berikan untukku dan segalanya hingga
penulis mengerti makna dari kesabaran, keikhlasan, setia kawan serta
kasih sayang.
11. Teman–teman satu kampus angkatan 2008 yang telah memberikan
saran serta semangat bagiku
12. Pihak–pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
commit to user
viii
Penulis menyadari meskipun telah berusaha semaksimal mungkin
dalam menyelesaikan dan menyusun Tugas Akhir ini, akan tetapi karya ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun. Dan semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi
akademi, perusahaan serta para pembaca yang budiman.
Surakarta, Juli 2011
commit to user
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...i
ABSTRAK ...ii
HALAMAN PERSETUJUAN...iii
HALAMAN PENGESAHAN...iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN...v
KATA PENGANTAR...vi
DAFTAR ISI...ix
DAFTAR GAMBAR...xi
DAFTAR LAMPIRAN...xii
BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan...1
B. Latar Belakang Masalah...23
C. Perumusan Masalah...26
D. Tujuan Penelitian...21
E. Manfaat Penelitian...27
BAB II LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN A. Landasan Teori...28
B. Analisis Data dan Pembahasan...40
BAB III TEMUAN A. Kelebihan...82
commit to user
x BAB IV PENUTUP
A. Simpulan ...84
B. Rekomendasi...86
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
I.1 Struktur Organisasi PT. Angkasa Pura I (Persero) Surakarta ... 9 II.1 Flowchart Sistem Akuntansi Penerimaan Kas berdasarkan Standar
Operasional dan Prosedur (SOP) PT. Angkasa Pura I (Persero) ... 46 II.2 Flowchart Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Pembayaran Jasa
Tunai Melalui Kasir pada PT. Angkasa Pura I (Persero) Surakarta ... 57 II.2 Flowchart Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Pembayaran Jasa
Tunai Melalui Kasir pada PT. Angkasa Pura I (Persero) Surakarta
(Lanjutan) ... 58 II.2 Flowchart Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Pembayaran Jasa
Tunai Melalui Kasir pada PT. Angkasa Pura I (Persero) Surakarta
(Lanjutan) ... 59 II.3 Flowchart Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Piutang Usaha
(dari pembayaran Jasa Kredit) pada PT. Angkasa Pura I (Persero)
Surakarta ... 70 II.3 Flowchart Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Piutang Usaha
(dari pembayaran Jasa Kredit) pada PT. Angkasa Pura I (Persero)
Surakarta (Lanjutan) ... 71 II.3 Flowchart Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Piutang Usaha
(dari pembayaran Jasa Kredit) pada PT. Angkasa Pura I (Persero)
Surakarta (Lanjutan) ... 72 II.3 Flowchart Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Piutang Usaha
(dari pembayaran Jasa Kredit) pada PT. Angkasa Pura I (Persero)
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan Penulisan Tugas Akhir.
2. Surat Keterangan Magang dari PT. Angkasa Pura I (Persero) Surakarta.
3. Bukti Penerimaan Kas sebanyak 3 lembar.
4. Bukti Penerimaan Bank $ sebanyak 3 lembar.
5. Flowchart Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas/ Bank dari Standar
Operasional dan Prosedur PT. Angkasa Pura I (Persero) Surakarta.
6. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas/ Bank dari Standar Operasional
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Berdirinya Perusahaan
Bandar Udara Adi Soemarmo merupakan lapangan terbang darurat yang
terletak sekitar 14 km di sebelah barat kota Surakarta yang dibangun oleh
Pemerintah Belanda pada tahun 1990 bertepatan dengan masuknya tentara
Jepang ke Indonesia. Lapangan terbang tersebut dihancurkan oleh Belanda
dan dibangun kembali oleh Pemerintah Jepang pada tahun 1942 yang
kemudian digunakan sebagai basis militer penerbangan Angkatan Laut
Jepang (Kaigun-Bokusha).
Setelah proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, kemampuan
dan kesanggupan menyelenggarakan penerbangan dimanifestasikan dalam
bentuk organisasi yang dinamakan “Penerbangan Surakarta” yang
diresmikan pada tanggal 16 Februari 1946. Penerbangan tersebut berubah
nama menjadi “Pangkalan Udara Panasan” pada bulan Mei 1946 yang
kegiatan penerbangannya hanya dipergunakan untuk penerbangan militer.
Menjelang Konferensi PATA tahun 1974, fasilitas pelabuhan udara bagi
keselamatan penerbangan ditingkatkan hingga dapat dimanfaatkan untuk
melayani penerbangan komersial di samping penerbangan militer.
Dasar-dasar penggunaan bersama Pangkalan Udara Panasan diatur dalam
commit to user
No.Kop/30/IX/1975, KM 393/S.PHB-1975 dan KEP 927 A/KM.IV/8/1975.
Pangkalan Udara Panasan diubah menjadi Pangkalan Udara Utama Adi
Soemarmo pada tanggal 25 Juli 1977. Nama tersebut diambil untuk
menghormati jasa Almarhum Kapten Udara Anumerta Adisoemarmo
Wiryo Koesoemo.
Seiring dengan semakin meningkatnya arus penumpang dan barang maka
frekuensi penerbangan ditingkatkan menjadi 5 kali dalam sehari. Selain itu
kemampuan Bandar Udara Adi Soemarmo juga ditingkatkan sehingga
mampu melayani operasi penerbangan untuk DC 09 dan sejenisnya.
Penerbangan DC 09 ke dan dari Bandara Adi Soemarmo diresmikan pada
tanggal 9 Agustus 1986 oleh Menteri Perhubungan.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan bagi wisatawan, melalui SK
Menteri Perhubungan No. KP.2/AU.005/PBH-89 tanggal 31 Maret 1989,
Departemen Perhungan menetapkan Bandar Udara Adi Soemarmo sebagai
Bandar Udara yang selain melayani penerbangan domestik juga melayani
penerbangan luar negeri. Penerbangan perdana ke luar negeri yaitu
Singapura–Jakarta-Solo (PP) yang dilayani oleh maskapai penerbangan
Garuda Indonesia dan diresmikan 1 Mei 1989. Terhitung mulai tanggal 1
April 1992 Bandara Adi Soemarmo Surakarta secara resmi masuk jajaran
Perum Angkasa Pura I berdasarkan PP No.5 tahun 1992. Kemudian pada
tanggal 2 Januari 1993 Status Badan Hukum Perum Angkasa Pura I
berubah menjadi PT. Angkasa Pura I (Persero) berdasarkan PP No.14
commit to user
Surakarta secara resmi menjadi Embarkasi Haji untuk daerah Jawa Tengah
dan Yogjakarta.
Tidak ada yang menduga bahwa Bandara Adi Soemarmo yang dibangun
oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1940 akan menjadi bandara
internasional kelas menengah yang mampu didarati pesawat berbadan
lebar jenis MD 11. Program pembangunan nasional pada tahun 1970-an
membawa perubahan yang begitu cepat dalam berbagai aspek kehidupan
termasuk dalam bidang kebandarudaraan. Bandar Udara yang dahulunya
sebagi tempat naik turunnya pesawat terbang, berkembang menjadi salah
satu bisnis baru yang menjanjikan beragam peluang.
Pola pengembangan terpadu kawasan segitiga Yogjakarta–Solo-Semarang
(Joglosemar) diperkenalkan pada pertengahan tahun 1990-an, Departemen
Perhubungan memandang perlu adanya pengembangan salah satu bandara
dikawasan Joglosemar tersebut untuk mengimbangi pertumbuhan kawasan
itu pada masa mendatang. Setelah melalui kajian yang mendalam oleh
konsultan JICA (Japan Internasional Cooperation Agency) terhadap tiga
bandara yang ada di kawasan Joglosemar yaitu Bandar Udara Adi
Soemarmo, Bandara Adisutjipto, dan Bandara Ahmad Yani, akhirnya
dapat disimpulkan bahwa bandara yang telah sejak tahun 1989 telah
berstatus bandara internasional, yaitu Bandara Adi Soemarmo dinilai
paling memenuhi syarat kelayakan untuk dikembangkan. Melalui proyek
commit to user
tahap I Bandara Adi Soemarmo, yang meliputi pembangunan terminal
baru dan apron divisi utara, serta perpanjangan landasan pacu (runway).
Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, Bandara Adi Soemarmo
diharapkan mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan pada
masa mendatang. Oleh karena itu, manajemen Bandara Adi Soemarmo
memproyeksikan bandara ini sebagai The Premier Air Gateway of Central
Java and Yogjakarta, terutama untuk kegiatan pariwisata, industri, dan
perdagangan.
Bandara Internasional Adi Soemarmo sangat strategis, berada didekat kota
Solo yang sejak jaman Hindia Belanda dikenal sebagai salah satu pusat
pertumbuhan industri dan perdagangan di jalur selatan Pulau Jawa. Selain
itu, Bandara Internasional Adi Soemarmo terletak hanya 60 km dari
Yogjakarta yang merupakan kota Daerah Tujuan Wisata Utama ke-2
setelah Pulau Bali serta 100 km dari kota Semarang yang merupakan kota
industri dan perdagangan terbesar ke-3 setelah Jakarta dan Surabaya.
Pada Tanggal 7 Maret 2009, terminal baru Bandara Adi Soemarmo
diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Terminal yang
terdiri dari tiga lantai tersebut dibangun diatas lahan seluas 13.000 meter
persegi dan menelan biaya 58 milyar rupiah. Terminal baru ini memiliki
fasilitas parking 9 pesawat bertubuh kecil (narrow body) dan 3 pesawat
bertubuh besar (wide body), seperti Boeing 737-200, 737-300, 737-400.
Terminal baru berbentuk bangunan khas Jawa (Joglo) ini terletak tepat di
commit to user
orang dan akan dilengkapi dengan lounge Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Setelah membangun terminal, PT. Angkasa Pura I (Persero) telah
membangun jalan akses khusus ke bandara sepanjang 529,8 meter yang
dimulai pada tahun 2009 dan telah selesai pada tahun 2010.
2. Lokasi Perusahaan
Nama Perusahaan : Bandara Internasional Adi Soemarmo Surakarta
Tahun Berdiri : 1946
Telepon : ( 0271 ) 780715, 780400
Email : soc@angkasapura1.co.id
Faksimile : (0271) 780058
Alamat : Bandara Adi Soemarmo Surakarta
Tromol pos 800, Kode pos 57108
Klasifikasi Bandara : Kelas IIA
Jam Operasi : 12 Jam
Jajaran Direksi :
1) General Manager
2) Kepala Unit Pengadaan
3) Airport Duty Manager
4) Manajer Operasi & Teknik
5) Manajer Keuangan, Komputer, dan Personalia
6) Ass. Man. Keselamatan dan Keamanan
7) Ass. Man. Pelayanan Bandara
commit to user
9) Ass. Man. Teknik Umum dan Peralatan
10) Ass. Man. Elektronika dan Listrik
11) Ass. Man. Komersial dan Pengembangan
Usaha
12) Ass. Man. Akuntansi dan Anggaran
13) Ass. Man. Perbendaharaan dan PKBL
14) Ass. Man. Personalia dan Umum
Terminal : 1) Domestik
2) Internasonal
Fasilitas Pengamanan : X-Ray, Walk Trough, Hand Metal Detector
Transportasi : Taksi
Fasilitas Pengunjung : Imigrasi, Bea Cukai, Karantina, Gedung Cargo
Pelayanan Umum : Bank, Konsesioner, Telepon Umum
3. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
Visi, misi, dan tujuan dari PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara
Internasional Adi Soemarmo Surakarta adalah sebagai berikut ini.
a. Visi Perusahaan
1) Menjadi perusahaan yang dapat diandalkan oleh perusahaan
penerbangan, pemerintah, mitra kerja, pemegang saham,
masyarakat dan karyawan sejajar dengan perusahaan sejenis di
kawasan Asia Pasific.
2) Menjadi Perusahaan yang efisien, proaktif, mengandalkan sistem
commit to user
b. Misi Perusahaan
1) PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional Adi Soemarmo
Surakarta adalah perusahaan penyelenggara fasilitas bandara, jasa
properti serta konsultasi kebandarusahaan yang dapat diandalkan
dikawasan Asia Pasific.
2) PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional Adi Soemarmo
Surakarta menciptakan standar efisiensi yang menjadi ukuran bagi
perusahaan sejenis di Indonesia dan memberikan pelayanan dengan
kualitas tinggi kepada perusahaan penerbangan, penumpang, mitra
usaha, dan masyarakat pengguna jasa lainnya.
3) PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional Adi Soemarmo
Surakarta menjalakan usaha dengan komitmen untuk tumbuh
secara wajar dengan tetap berusaha menjadi partner pemerintah
dalam peningkatan ekonomi nasional, tanggap terhadap lingkungan
sekitar Bandar Udara, dan menjadikan karyawan sebagai asset
yang dapat mengembangkan kompetensi di bidang
kebandarusahaan.
c. Tujuan Perusahaan
1) Untuk melaksanakan, menunjang kebijakan dan program
pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan serta memupuk
keuntungan dengan menyelenggarakan usaha jasa kebandarudaraan
dalam arti seluas- luasnya dan usaha- usaha lainnya yang
commit to user
2) Meningkatkan kemanfaatan perusahaan bagi stakeholder dengan
perusahaan pelayanan jasa lalu lintas udara dan jasa Bandar udara
yang berkualitas dan efisien.
3) Agar manajemen dapat memiliki informasi yang dapat digunakan
sebagai pedoman yang terukur dalam melaksanakan kegiatan
perusahaan dalam jangka waktu lima tahun.
4. Struktur Organisasi
Susunan organisasi PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional
Gambar I
Struktur Organisasi
Kantor Cabang PT. Angkasa Pura I (Persero)
Bandara Internasional Adi Soemarmo-Surakarta
commit to user
10 Deskripsi Jabatan
a. General manager
General manager mempunyai tugas antara lain sebagai berikut ini.
1. Mengendalikan seluruh kegiatan jasa pelayanan operasi lalu-lintas
udara dan bandara
2. Mengendalikan kegiatan pemeliharaan fasilitas dan teknik bandara
3. Mengendalikan kegiatan pelayanan komersial dan pengembangan
usaha bandara
4. Mengendalikan kegiatan pengelolaan keuangan, personalia, dan
administrasi
b. Airport Duty Manager (ADM)
Airport Duty Manager (ADM) disebut juga Office In Charge (OIC)
merupakan staf fungsional yang memilki fungsi penanggulangan masalah
pelayanan dan kebandarusahaan selama waktu berlangsungnya kegiatan
pelayanan operasi bandara, yang menjalankan tugasnya secara bergiliran.
c. Kepala Unit Pengadaan
Kepala Unit Pengadaan bertugas menangani pengadaan dan pemesanan
kupon PJP2U. Kepala Unit Pengadaan bertanggung jawab kepada general
commit to user
d. Divisi Operasi dan Teknik
1. Kedudukan
Divisi Operasi dan Teknik berada di bawah general manager dan
bertanggung jawab kepada general manager. Dalam pelaksanaan dan
pengelolaan kegiatannya, Divisi Operasi dan Teknik dipimpin oleh
seorang manajer operasional dan teknik.
2. Fungsi Divisi Operasi dan Teknik
Divisi Operasi dan Teknik memilki fungsi pengelolaan pelayanan
operasi lalu lintas penerbangan (air traffic service), pelayanan operasi
bandar udara (airport sevice), penyediaan fasilitas teknik umum, serta
penyediaan peralatan elektronika dan listrik di bandar udara sesuai
ketentuan yang berlaku.
a) Tugas Divisi Operasi dan Teknik
Dalam rangka menyelenggarakan fungsi unit kerja, Divisi Operasi
dan Teknik memiliki tugas:
1) menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan
kegiatan pelayanan jasa operasi keselamatan dan keamanan
bandar udara,
2) menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan
kegiatan jasa operasi bandar udara,
3) menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan
commit to user
4) menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan
kegiatan pembangunan dan pemeliharaan fasilitas teknik
umum dan peralatan kebandarusahaan,
5) menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan
kegiatan pembangunan dan pemeliharaan fasilitas teknik
elektronika dan listrik bandar udara.
b) Susunan organisasi, fungsi, dan tugas dinas-dinas di bawah Divisi
Operasi dan Teknik
Susunan organisasi, fungsi, dan tugas dinas-dinas di bawah Divisi
Operasi dan Teknik adalah sebagai berikut ini.
1) Dinas Keselamatan dan Keamanan
Dinas Keselamatan dan Keamanan dipimpin oleh assistant
manager keselamatan dan keamanan. Dinas Keselamatan dan
Keamanan memiliki fungsi dan tugas sebagai berikut ini.
a) Dinas Keselamatan dan Keamanan berfungsi sebagai
penyelenggara kegiatan pelayanan operasi pertolongan
kecelakaan penerbangan dan pemadaman kebakaran serta
operasi pengamanan bandar udara sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
b) Dalam rangka menjalankan fungsinya, Dinas Keselamatan
dan Keamanan memiliki tugas membuat rencana kerja,
menyelenggarakan, dan melaporkan hasil pelaksanaan
commit to user
penerbangan dan pemadaman kebakaran serta pengamanan
dan penertiban umum bandar udara.
2) Dinas Pelayanan Bandara
Dinas Pelayanan Bandara dipimpin oleh seorang assistant
manager pelayanan bandara. Dinas Pelayanan Bandara
mempunyai fungsi dan tugas sebagai berikut ini.
a) Dinas Pelayanan Bandara berfungsi menyelenggarakan
kegiatan pelayan operasi sisi udara (air side), sisi darat
(land side), terminal, dan penerangan bandara sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
b) Dalam rangka menjalankan funsinya, Dinas Pelayanan
Bandara bertugas membuat rencana kerja,
menyelenggarakan, dan melaporkan hasil pelaksanaan
kegiatan pelayanaan operasi sisi udara (air side), sisi darat
(land side), terminal, dan penerangan bandara.
3) Dinas Operasi Lalu Lintas Penerbangan
Dinas Operasi Lalu Lintas Penerbangan dipimpin oleh seorang
assistant manager operasi lalu lintas penerbangan. Dinas
Operasi Lalu Lintas Penerbangan memiliki fungsi dan tugas
sebagai berikut ini.
a) Dinas Operasi Lalu Lintas Penerbangan berfungsi
menyelenggarakan kegiatan pelayanan jasa operasi lalu
commit to user
pertolongan kecelakaan penerbangan di daerah Aerodrome
Traffic Zone (ATZ), pelayanan jasa bantuan operasi
penerbangan berupa komunikasi penerbangan, penerangan
aeronautika sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b) Dalam rangka menjalankan fungsinya Dinas Operasi Lalu
Lintas Penerbangan memiliki tugas membuat rencana kerja,
menyelenggarakan, dan melaporkan hasil pelaksanaan
kegiatan pelayanaan jasa operasi lalu lintas penerbangan
serta menunjang kegiatan pencarian dan pertolongan
kecelakaan penerbangan di daerah Aerodrome Traffic Zone
(ATZ), pelayanan jasa bantuan operasi penerbangan berupa
komunikasi penerbangan, penerangan aeronautika.
4) Dinas Peralatan dan Teknik Umum
Dinas Peralatan dan Teknik Umum dipimpin oleh seorang
assistant manager peralatan dan teknik umum. Dinas Peralatan
dan Teknik Umum mempunyai fungsi dan tugas sebagai
berikut.
a) Dinas Peralatan dan Teknik Umum berfungsi dalam
penyiapan pakai fasilitas bangunan, landasan, tata
lingkungan bandara, mekanikal, air, kendaraan operasi,
alat-alat besar, dan perbengkelan sesuai ketentuan yang berlaku.
b) Dalam rangka menjalankan fungsinya, Dinas Peralatan dan
commit to user
menyelenggarakan, dan melaporkan hasil pelaksanaan
kegiatan penyiapan pakai fasilitas bangunan, landasan, tata
lingkungan bandara, mekanikal, air, kendaraan operasi,
alat-alat besar, dan perbengkelan.
5) Dinas Teknik Elektronika dan Listrik
Dinas Teknik Elektronika dan Listrik dipimpin oleh seorang
assistant manager teknik elektronika dan listrik. Dinas Teknik
Elektronika dan Listrik mempunyai fungsi dan tugas sebagai
berikut ini.
a) Dinas Teknik Elektronika dan Listrik memiliki fungsi
penyiapan pakai fasilitas teknik keselamatan penerbangan,
listrik, dan peralatan elektronika lainnya sesuai ketentuan
yang berlaku.
b) Dalam menjalankan fungsinya, Dinas Teknik Elektronika
dan Listrik memiliki tugas membuat rencana kerja,
menyelenggarakan, dan melaporkan hasil pelaksanaan
kegiatan penyiapan pakai fasilitas penerbangan, navigasi
udara, radar, elektronika, dan listrik bandara yang memiliki
sistem pembangkit dan jaringan listrik.
e. Divisi Keuangan, Komersial, dan Umum
1. Kedudukan Divisi Keuangan, Komersial, dan Umum
Divisi Keuangan, Komersial, dan Umum berada di bawah general
commit to user
pelaksanaan dan pengelolaan kegiatannya, Divisi Keuangan,
Komersial, dan Umum dipimpin oleh seorang manajer keuangan
komersial dan umum.
2. Fungsi Divisi Keuangan, Komersial, dan Umum
Divisi Keuangan, Komersial, dan Umum memiliki fungsi pengelolaan
keuangan, komersial, pengembangan usaha, personalia, administrasi,
dan umum sesuai ketentuan yang berlaku.
3. Tugas Divisi Keuangan, Komersial, dan Umum
Dalam rangka melaksanakan fungsi unit kerja, Divisi Keuangan,
Komersial, dan Umum memiliki tugas-tugas sebagai berikut ini.
a) Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan
kegiatan komersial dan pengembangan usaha.
b) Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan
kegiatan akuntansi dan anggaran.
c) Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan
kegiatan perbendaharaan, Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL).
d) Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan
kegiatan personalia, administrasi, dan umum.
4. Susunan Organisasi, Fungsi, dan Tugas Dinas-Dinas di bawah Divisi
Keuangan, Komersial, dan Umum
Susunan organisasi, fungsi, dan tugas dinas-dinas di bawah divisi
commit to user
a) Dinas Komersial dan Pengembangan Usaha
Dinas Komersial dan Pengembangan Usaha dipimpin oleh seorang
assistant manajer komersial dan pengembangan usaha. Dinas
Komersial dan Pengembangan Usaha mempunyai fungsi dan tugas
sebagai berikut ini.
1) Dinas Komersial dan Pengembangan Usaha memiliki fungsi
penyelenggaraan kegiatan pengembangan produk jasa,
pemasaran, dan pemungutan pendapatan jasa pelayanan
aeronautika serta non aeronautika sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
2) Dalam rangka menjalankan fungsinya, Dinas Komersial dan
Pengembangan Usaha memiliki tugas membuat rencana kerja,
menyelenggarakan, dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan
pengembangan produk jasa, pemasaran serta pemungutan
pendapatan jasa pelayanan aeronautika serta non aeronautika.
b) Dinas Akuntansi dan Anggaran
Dinas Akuntansi dan Anggaran dipimpin oleh seorang assistant
manager akuntansi dan anggaran. Dinas Akuntansi dan Anggaran
memiliki fungsi dan tugas sebagai berikut.
1) Dinas Akuntansi dan Anggaran memiliki fungsi
penyelenggaraan kegiatan pencatatan dan pelaporan akuntansi
commit to user
aktiva tetap serta menyusun, mengendalikan, dan melaporkan
anggaran perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku.
2) Dalam rangka menjalankan fungsinya, Dinas Akuntansi dan
Anggaran tugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan,
dan melaporkan hasil pencatatan laporan akuntansi keuangan,
akuntansi manajemen, akuntansi persediaan, dan aktiva tetap
serta menyusun, pengendalian, dan pelaporan anggaran
perusahaan.
c) Dinas Perbendaharaan dan PKBL
Dinas Perbendaharaan dan PKBL dipimpin oleh seorang assistant
manager perbendaharaan dan PKBL. Dinas Perbendaharaan dan
PKBL. Dinas Perbendaharaan dan PKBL mempunyai fungsi dan
tugas sebagai berikut.
1) Dinas Perbendaharaan dan PKBL memiliki fungsi
penyelenggaraan penerimaan dan pengeluaran kas/bank
(manajemen kas), administrasi dan penyimpanan surat
berharga, bukti-bukti kekayaan perusahaan, penghapusan asset,
pengelolaan, pernarikan, dan pencairan piutang, perpajakan,
pemotongan, dan penyetoran iuran pegawai, kegiatan
administrasi keuangan lainnya, pengelolaan peneriman,
penyimpanan, dan pengeluaran barang persediaan barang di
commit to user
dan pengendaliaan PKBL sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2) Dalam rangka menjalankan fungsinya, Dinas Perbendaharaan
dan PKBL memiliki tugas membuat rencana kerja,
menyelenggarakan, dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan
pengelolaan penerimaan dan pengeluaran kas/bank
(manajemen kas) administrasi dan penyimpanan surat berharga,
bukti-bukti kekayaan perusahaan, penghapusan asset,
pengelolaan, penarikan, dan pencairan piutang, perpajakan,
pemotongan, dan penyetoran iuran pegawai, kegiatan
administrasi keuangan lainnya, pengelolaan penerimaan,
penyimpanan, dan pengeluaran barang persediaan barang di
gudang dan dukungan administrasinya, serta penyaluran dana
dan pengendaliaan PKBL.
d) Dinas Personalia dan Umum
Dinas Personalia dan Umum dipimpin oleh seorang assistant
manager personalia dan umum. Dinas Personalia dan Umum
mempunyai fungsi dan tugas sebagi berikut ini.
1) Dinas Personalia dan Umum memiliki fungsi
penyelenggaraan kegiatan pengelolaan personalia,
ketatausahaan kantor, hokum, hubungan masyarakat, Sistem
Informasi Manajemen (SIM), pengadaan barang dan jasa
commit to user
2) Dalam rangka menjalankan fungsinya, Dinas Personalia dan
Umum memiliki tugas membuat rencana kerja,
menyelenggarakan, dan melaporkan hasil pelaksanaan
kegiatan perencanaan dan pengembangan personalia,
administrasi personalia, ketatausahaan kantor, hokum,
hubungan masyarakat, Sistem Informasi Manajemen (SIM)
sebagai alat bantu untuk mempercepat dan ketepatan
pengembaliaan keputusan manajemen, termasuk perangkat
keras dan perangkat lunaknya, kegiatan pengumpulan,
pengelolahan, penyajian data, dan laporan, pengadaan barang
dan jasa serta pelayanan dan penyimpanan fasilitas umum
perkantoran.
5. Kebijakan Akuntansi
a. Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan Perusahaan merupakan bagian dari proses
keuangan. Laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan sebagai
laporan arus kas atau laporan arus dana), dan catatan atas laporan
keuangan, laporan lain seperti materi penjelasan yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan.
Laporan keuangan disusun dan disajikan dengan menggunakan
Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) di Indonesia yang
commit to user
Laporan Keuangan disusun berdasarkan nilai historis, kecuali
beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain
sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing
akun tersebut. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan
metoda langsung dengan mengelompokan arus kas dalam aktifitas
operasi, investasi, dan pendanaan.
Periode akuntansi Perusahaan dimulai tanggal 1 Januari sampai
dengan tanggal 31 Desember setiap tahunnya. Mata uang pelaporan
yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata
uang rupiah (Rp).
b. Struktur dan Isi Laporan Keuangan
1) Neraca
2) Laporan Laba Rugi
3) Laporan Perubahan Ekuitas
4) Laporan Arus Kas
5) Catatan Atas Laporan Keuangan
c. Asumsi Dasar Penyusun Laporan Keuangan
Asumsi Dasar Penyusun Laporan Keuangan basis Akrual (Accrual
commit to user
d. Transaksi Dalam Mata Uang Asing
Transaksi Dalam Mata Uang Asing merupakan suatu transaksi yang
didominasi atau membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang
asing, termasuk transaksi yang timbul ketika suatu perusahaan
membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didominasi
dalam suatu mata uang asing, meminjam (hutang) atau
meminjamkan (piutang) dana, menjadi suatu pihak untuk suatu
perjanjian dalam suatu valuta asing yang belum terlaksana atau
memperoleh atau melepaskan asset, menimbulkan atau melunasi
kewajiban.
e. Transaksi Akuntansi Proyek Pengembang
Pengeluaran biaya yang mendukung pekerjaan investasi proyek
pembangunan bandar udara baru dan pengembangan bandar udara
yang dikelola oleh Perusahaan, dicatat ke dalam akun asset tetap
dalam penyelesaian sampai dengan asset tetap induknya dalam
kondisi yang siap dipergunakan.
f. Transaksi Hubungan Istimewa
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai
berikut ini.
1) Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara,
commit to user
pengendalian bersama dengan Perusahaan (holding companies,
subsidiaries dan fellow subsidiaries).
2) Perusahaan Asosiasi.
3) Joint venture.
4) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak
langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang
berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari
perorangan tersebut.
5) Karyawan kunci.
6) Perusahaan yang memiliki kepentingan substansial dalam hak
suara dapat dimiliki baik secara langsung maupun tidak
langsung oleh setiap orang yang mempunyai pengaruh yang
signifikan atas perubahan-perubahan yang dimiliki dewan
komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan.
7) Tanggal Pisah Batas Pembukuan (Cut off Date)
Tanggal pisah batas pembukuan (cut off date) perusahaan setiap
tahunnya adalah tanggal 31 Januari tahun berikutnya. Berkaitan
dengan hal tersebut di atas dokumen transaksi keuangan yang
berkenaan dengan tahun buku sebelumnya harus sudah
diserahkan oleh semua unit terkait ke unit akuntansi paling
lambat tanggal 31 Januari tahun berikutnya. (Buku Panduan
commit to user
B. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi di era globalisasi ini
mendorong suatu perusahaan untuk memperhatikan dan mengelola sistem
perusahaan secara matang. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan
sumber daya yang dimiliki perusahaan. Untuk melakukan aktivitas tersebut,
diperlukan sistem akuntansi yang baik sehingga aktivitas di perusahaan dapat
berjalan secara teratur sesuai dengan yang dikehendaki perusahaan. Sistem
akuntansi tersebut harus direncanakan, dirancang, dikelola, dan
disempurnakan secara matang sehingga dapat membentuk sistem akuntansi
yang baik. Perancangan pengembangan sistem akuntansi bagi perusahaan
memerlukan pengetahuan yang menyeluruh perihal analisis sistem kegiatan-
kegiatan usaha perusahaan yang bersangkutan. Selain itu, sistem akuntansi
perlu ditelaah secara berkala guna melihat kemungkinan perlunya dilakukan
revisi sistem untuk dapat mengikuti perubahan informasi yang dibutuhkan
dalam perusahaan.
Salah satu aktiva (aset) yang dimiliki oleh perusahaan yang
memerlukan perhatian dan penanganan khusus adalah kas. Kas adalah bagian
dari aset yang memiliki sifat paling liquid, karena kas mudah
dipindahtangankan sehingga mudah untuk dimanipulasi. Oleh karena itu,
untuk menjaga keberadaan kas diperlukan sistem yang tepat untuk mengelola
dan pengendalian intern terhadap kas.
PT. Angkasa Pura I (Persero) Surakarta merupakan Badan Usaha
commit to user
Perusahaan menjalankan beberapa sistem akuntansi, salah satunya adalah
sistem akuntansi penerimaan kas. Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua
sumber utama yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas
yang berasal dari pelunasan piutang. Saat ini, PT. Angkasa Pura I (Persero)
Surakarta dalam melaksanaan sistem penerimaan kasnya telah menerapkan
sistem manual yang ditunjang dengan sistem komputer dan dibantu pihak
bank dalam mengelola transaksi penerimaan kas, sehingga dengan demikian
perusahaan dapat mengelola penerimaan kasnya dengan baik dan cepat dalam
akses prosedurnya dan kemungkinan terjadinya kesalahan sangat kecil.
Namun dalam kaitannya dengan dokumen sumber yang digunakan untuk
transaksi penerimaan kas, bukti penerimaan kas/ bank belum bernomor urut
tercetak, sehingga memungkinkan kesalahan penulisan nomor urut dan
tanggal pada dokumen tersebut.
Penulisan Tugas Akhir ini, penulis mengambil reverensi dari Tugas
Akhir sebelumnya yaitu Evaluasi Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari
penjualan pesanan di PT Batik Danar Hadi oleh Ika (2010). Ika (2010)
mengevaluasi bahwa pada bagian keuangan terdapat batasan dalam
menyimpan uang. Sedangkan dokumen yang digunakan seperti bukti kas
masuk, faktur penjualan, dan surat permintaan barang pengadaan belum
bernomor urut tercetak, sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan dalam
penulisan nomor urut.
Tri (2010) mengevaluasi tentang sistem akuntansi penerimaan kas
commit to user
urut tercetak yang dapat mempermudah penelusuran kembali serta membantu
untuk mempertanggung jawabkan dokumen yang dikeluarkan tersebut. Akan
tetapi dalam hal pencatatan masih menggunakan sistem manual, sehingga
sangat rentan terjadinya kesalahan.
Agung (2010) mengevaluasi sistem akuntansi penerimaan kas dari
penjualan air pada PDAM Kabupaten Boyolali. Dalam evaluasinya, dapat
diambil kesimpulan bahwa semua dokumen sudah diarsip dengan baik akan
tetapi masih sering terjadi keterlambatan dalam pembuatan laporan keuangan
karena tenaga kerja pada bagian pembukuan hanya dilakukan oleh satu orang
saja.
Penelitian ini merujuk pada Ika (2010), Tri (2010), dan Agung (2010)
dengan perbedaan pada objek penelitian. Objek yang digunakan penulis dalam
melakukan penelitian ini yaitu PT. Angkasa Pura I (Persero) Surakarta.
Penulis memilih PT. Angkasa Pura I (Persero) Surakarta sebagai objek
penelitian karena penulis melihat langsung proses kegiatan manajemen
perusahaan, dan terkait dengan pelaksanaan sistem akuntansi penerimaan kas
PT. Angkasa Pura I (Persero) Surakarta yang masih memiliki kelemahan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dan mengambil tema dengan judul “EVALUASI
SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA PT. ANGKASA
commit to user
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat diambil
beberapa rumusan masalah sebagai berikut ini.
1. Bagaimana penerapan sistem akuntansi penerimaan kas pada PT. Angkasa
Pura I (Persero) Surakarta?
2. Apa sajakah kelemahan dan kelebihan sistem akuntansi penerimaan kas
yang diterapkan pada PT. Angkasa Pura I (Persero) Surakarta?
3. Apa rekomendasi atas evaluasi sistem akuntansi penerimaan kas yang baik
untuk PT. Angkasa Pura I (Persero) Surakarta?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang akan dibahas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut ini.
1. Untuk mengetahui penerapan sistem akuntansi penerimaan kas pada PT.
Angkasa Pura I (Persero) Surakarta.
2. Untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan sistem akuntansi
penerimaan kas yang diterapkan PT. Angkasa Pura I (Persero) Surakarta.
3. Untuk memberikan rekomendasi dan alternatif lain berdasarkan temuan
kelebihan maupun kelemahan untuk menyajikan sistem akuntansi
commit to user
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk:
1. PT. Angkasa Pura I (Persero) Surakarta
Penelitian yang dilakukan penulis selama melakukan magang di PT.
Angkasa Pura I (Persero) diharapkan dapat memberikan masukan bagi
perusahaan dalam mengambil langkah yang efektif dan efisien guna
meningkatkan kebijaksanaan dalam penyusunan sistem akuntansi
penerimaan kas.
2. Penelitian berikutnya
a. Memberikan informasi bagi pengembangan penelitian selanjutnya,
b. Menambah pengetahuan tentang sistem akuntansi penerimaan kas
commit to user
29
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1.Pengertian Sistem dan Prosedur
a. Pengertian Sistem
Sistem menurut Romney dan Steinbert (2004: 2) adalah rangkaian dari
dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Widjajanto (2001:
2) Sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian- bagian yang saling
berinteraksi untuk tujuan tertentu melalui tiga tahapan tertentu, yaitu
input, proses, dan output. Menurut Mulyadi (2001: 5) Sistem adalah
suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk
melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.
Berdasarkan beberapa definisi tentang sistem di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa sistem adalah serangkaian unsur yang saling
berkaitan, yang berfungsi secara bersama-sama untuk mencapai suatu
tujuan tertentu guna menangani kegiatan perusahaan yang sifatnya
berulang-ulang atau rutin.
b. Pengertian Prosedur
Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan
beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk
commit to user
terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2001: 5). Prosedur merupakan urutan
kegiatan klerikal yang terdiri dari menulis, menggandakan,
menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih, memindah dan
membandingkan (Romney dan SteinBart, 2004: 2).
Dari kedua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
prosedur merupakan suatu urutan kegiatan klerikal yang terdiri dari
menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar,
memilih, memindah dan membandingkan.
2. Pengertian Sistem Akuntansi dan Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Mulyadi (2001: 3), Sistem Akuntansi adalah organisasi
formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa
untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh
manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.
Suatu sistem akuntansi dapat dilihat dari:
a. Fungsi yang terkait
b. Dokumen
c. Catatan akuntansi yang digunakan
d. Jaringan prosedur yang membentuk sistem
Definisi Sistem Informasi Akuntansi menurut Kieso dkk (2003: 82)
adalah sistem pengumpulan dan pemrosesan data transaksi serta
penyebaran informasi keuangan kepada pihak-pihak yang
commit to user
Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa suatu Sistem
Akuntansi adalah pemrosesan rangkaian data akuntansi menjadi
informasi akuntansi yang berguna bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dan berguna untuk membuat keputusan di masa yang
akan datang.
Mulyadi (2001: 19) mengungkapkan bahwa tujuan umum
pengembangan sistem akuntansi adalah sebagai berikut ini.
a. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha
baru.
b. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang
sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun
struktur informasinya.
Menurut Mulyadi (2001: 3-5) unsur suatu sistem akuntansi pokok
adalah sebagai berikut ini.
a. Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam
terjadinya transaksi. Data yang bersangkutan dengan transaksi
direkam pertama kalinya sebagai dasar pencatatan dalam formulir.
Contoh formulir adalah: faktur penjualan, bukti kas masuk, dan
commit to user b. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan
untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data
keuangan dan data lainnya.
c. Buku besar
Buku besar terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk
meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam
jurnal. Rekening dalam buku besar ini disediakan dengan
unsur-unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.
d. Buku pembantu
Buku besar pembantu terdiri dari rekening-rekening pembantu
yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening
tertentu dalam buku besar.
e. Laporan
Laporan merupakan hasil akhir proses akuntansi yang dapat
berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan modal.
3. Pengertian Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Kas menurut pengertian akuntansi adalah alat pertukaran yang dapat
diterima untuk pelunasan utang dan dapat diterima sebagai suatu
setoran ke bank atau tempat-tempat lain yang dapat diambil
sewaktu-waktu (Baridwan, 1990). Sistem akuntansi penerimaan kas adalah
commit to user
berkaitan satu sama lain, dibuat untuk melaksanakan kegiatan pokok
perusahaan khususnya transaksi penerimaan kas (Widjajanto, 2001:
95).
Menurut Mulyadi (2001: 455-478), sistem akuntansi pokok yang
digunakan untuk melaksanakan penerimaan kas yaitu sistem akuntansi
penerimaan kas dari penjualan tunai dan sistem akuntansi penerimaan
kas dari piutang. Sistem akuntansi penerimaan kas harus dirancang
sebaik mungkin melalui jaringan prosedur, fungsi-fungsi yang terkait,
dokumen sumber dan dokumen pendukung yang digunakan, serta
catatan akuntansi yang memadai.
a. Sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai
1) Informasi yang diperlukan manajemen
Informasi yang umumnya diperlukan manajemen dari kegiatan
penerimaan kas dari penjualan tunai menurut Mulyadi (2001:
462-463) adalah sebagai berikut ini.
a) Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau
kelompok produk selama jangka waktu tertentu.
b) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai.
c) Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu
tertentu.
d) Nama dan alamat pembeli.
e) Kuantitas produk yang dijual.
commit to user 2) Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan
tunai menurut Mulyadi (2001: 462) adalah sebagai berikut ini.
a) Fungsi kasir
Fungsi kasir bertanggung jawab untuk menghitung dan
menyetorkan semua penerimaan kas yang diterima pada hari
tersebut ke bank, serta melaporkan penerimaan ke bagian
keuangan.
b) Fungsi keuangan
Fungsi keuangan bertanggung jawab menerima laporan
penerimaan kas dari fungsi kasir setelah fungsi kasir menutup
transaksi penerimaan kas pada hari tersebut.
c) Fungsi akuntansi atau pembukuan
Fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk membukukan
laporan penerimaan kas dari fungsi keuangan.
3) Dokumen-dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas
dari penjualan tunai menurut Mulyadi (2001: 463) adalah sebagai
berikut ini.
a) Bukti kwitansi
Bukti kwitansi adalah bukti yang telah dihitung oleh bagian
commit to user
b) Laporan bulanan penerimaan kas dari kasir
Laporan bulanan penerimaan kas dari kasir digunakan untuk
mengetahui besarnya jumlah penerimaan kas total yang diterima
oleh bagian kasir selama satu bulan.
4) Catatan akuntansi yang digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi
penerimaan kas dari penjualan tunai menurut Mulyadi (2001: 468-
469) adalah sebagai berikut ini.
a) Jurnal penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, di antaranya
dari penjualan tunai.
b) Jurnal umum
Jurnal umum digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
transaksi penerimaan kas yang telah terjadi.
5) Jaringan prosedur yang membentuk sistem
Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi penerimaan
kas dari penerimaan tunai menurut Mulyadi (2001: 469- 470)
adalah sebagai berikut ini.
a) Prosedur penerimaan kas
Dalam prosedur ini fungsi kasir berfungsi untuk melakukan
penerimaan dan penyimpanan uang tunai dari debitur,
commit to user b) Prosedur pencatatan penjualan tunai
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi melakukan pencatatan
transaksi penjualan tunai dalam jurnal penerimaan kas. Fungsi
kasir akan melakukan pencatatan atas transaksi penerimaan kas
ke dalam buku kas kasir.
c) Prosedur penyetoran kas ke bank
Dalam prosedur ini, fungsi kasir akan melakukan penyetoran
uang ke bank sesuai dengan kebijaksanaan dari perusahaan.
d) Prosedur pencatatan penerimaan kas
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi berfungsi untuk
melakukan penjurnalan ke dalam buku jurnal penerimaan kas
atas transaksi yang terjadi sesuai bukti transaksi serta posting ke
buku besar, dan selanjutnya mengarsipkan bukti tersebut.
e) Prosedur pencatatan harga pokok penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat secara periodik
total harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi
tertentu.
b. Sistem akuntansi penerimaan kas dari piutang
Sumber penerimaan kas perusahaan salah satunya berasal dari
pelunasan piutang debitur. Beberapa hal yang berkaitan dengan sistem
akuntansi penerimaan kas dari piutang menurut Mulyadi (2001: 487-
commit to user 1) Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari
piutang menurut Mulyadi (2001: 487) antara lain sebagai berikut
ini.
a) Fungsi sekretariat
Fungsi sekretariat bertanggung jawab dalam penerimaan cek dan
surat pemberitahuan melalui pos dari para debitur perusahaan.
Fungsi sekretariat bertugas untuk membuat daftar surat
pemberitahuan yang diterima bersama cek dari para debitur.
b) Fungsi penagihan
Fungsi penagihan bertanggung jawab untuk melakukan
penagihan kepada debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang
yang tertagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.
c) Fungsi kasir
Fungsi kasir bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi
sekretariat atau fungsi penagihan. Fungsi kasir juga bertanggung
jawab untuk menyetorkan kas yang diterima dari berbagai
fungsi tersebut segera ke bank dalam jumlah penuh.
d) Fungsi akuntansi
Fungsi akuntansi bertanggung jawab dalam pencatatan
penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan
commit to user e) Fungsi pemeriksa intern
Fungsi pemeriksa intern bertanggung jawab dalam pelaksanaan
perhitungan kas yang ada di tangan fungsi kasir secara periodik.
Fungsi pemeriksa intern juga bertanggung jawab dalam
melakukan rekonsiliasi bank, untuk mengecek ketelitian catatan
kas yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi.
2) Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas
dari piutang menurut Mulyadi (2001: 488) antara lain sebagai
berikut ini.
a) Surat pemberitahuan
Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberitahukan maksud
pembayaran yang dilakukan. Surat pemberitahuan biasanya
berupa tembusan bukti kas keluar yang dibuat oleh debitur,
disertakan cek yang dikirimkan oleh debitur melalui penagih
perusahaan debitur yang bersangkutan atau pos. Bagi
perusahaan, surat pemberitahuan ini digunakan sebagai
dokumen sumber dalam pencatatan berkurangnya piutang dalam
kartu piutang.
b) Daftar surat pemberitahuan
Dokumen ini merupakan rekapitulasi penerimaan kas yang
commit to user c) Bukti setor bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kasir sebagai bukti penyetoran
kas yang diterima dari para debitur yang telah melakukan
pembayaran ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi
kasir kepada fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk
dilakukan pencatatan transaksi penerimaan kas dari piutang ke
dalam jurnal penerimaan kas.
d) Kwitansi
Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh
perusahaan bagi debitur yang telah melakukan pembayaran.
3) Catatan akuntansi yang digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi
penerimaan kas dari piutang menurut Mulyadi (2001: 260) antara
lain sebagai berikut ini.
a) Jurnal penjualan
Catatan ini digunakan untuk mencatat timbulnya piutang dari
transaksi penjualan kredit.
b) Jurnal retur penjualan
Catatan ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari
commit to user c) Jurnal umum
Catatan ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari
transaksi penghapusan piutang yang tidak lagi ditagih oleh
perusahaan.
d) Jurnal penerimaan kas
Catatan ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari
transaksi penerimaan kas dari debitur.
e) Kartu piutang
Catatan ini digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo piutang
kepada setiap debitur.
4) Jaringan prosedur sistem akuntansi penerimaan kas dari piutang
Penerimaan kas dari piutang melalui penagihan perusahaan,
menurut Mulyadi (2001: 493) dilaksanakan dengan prosedur
berikut ini.
a) Fungsi piutang memberikan daftar piutang yang sudah saatnya
ditagih kepada fungsi penagihan.
b) Fungsi penagihan mengirimkan kepada penagih yang ditunjuk,
yang merupakan karyawan perusahaan untuk melakukan
penagihan kepada debitur.
c) Fungsi penagih menerima cek atas nama dan surat
pemberitahuan dari debitur.
commit to user
e) Fungsi penagihan menyerahkan surat pemberitahuan kepada
fungsi piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartu
piutang.
f) Fungsi kasir mengirimkan kwitansi sebagai tanda penerimaan
kas kepada debitur.
g) Fungsi kasir menyetorkan cek ke bank, setelah cek atas cek
tersebut dilakukan endorsement oleh pejabat yang berwenang.
h) Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke bank
debitur.
B. Analisis dan Pembahasan
1. Standar Operasional dan Prosedur (SOP) Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas pada PT. Angkasa Pura I (Persero) Surakarta
PT. Angkasa Pura I (Persero) Surakarta dalam menjalankan sistem
akuntansi penerimaan kas/ bank memiliki suatu pedoman yang
dikeluarkan berdasarkan Keputusan Direksi Nomor 110/ KU.210/ 1995
tentang pedoman akuntansi PT. Angkasa Pura I (Persero). Penerimaan
kas/ bank perusahaan berasal dari penerimaan hasil penjualan kredit
(penagihan piutang usaha), penerimaan hasil dari penjualan tunai, dan
penerimaan lain-lain (bunga deposito, jasa giro, pembuatan dokumen
commit to user
Unsur-unsur yang terkait dalam sistem penerimaan kas berdasarkan
Standar Operasional dan Prosedur (SOP) PT. Angkasa Pura I (Persero)
yaitu sebagai berikut ini.
1. Bagian yang terkait
a. Bagian kasir
Bagian kasir bertugas menerima uang kontan, cek, atau bilyet
giro dan menyiapkan bukti penerimaan kas/ bank selanjutnya
diserahkan ke bendahara untuk dilakukan otorisasi.
b. Bagian akuntansi dan anggaran
Bagian akuntansi bertugas melakukan verifikasi, coding (kode
akun dan kode unit) sesuai jenis transaksi atas bukti penerimaan
kas/ bank tersebut beserta dokumen asli. Selain itu, bagian ini
bertugas mengentry data ke dalam jurnal penerimaan kas/ bank
berdasarkan tanggal terjadinya transaksi. Bagian ini juga
melakukan penyimpanan atas bukti penerimaan kas/ bank
berdasarkan nomor urut dan melakukan rekonsiliasi atas
dokumen bukti penerimaan kas/ bank tersebut.
c. Ordonatur
Ordonatur bertugas untuk melakukan pengesahan atau otorisasi
atas bukti penerimaan kas. Pihak-pihak yang berwenang
melakukan otorisasi yaitu terdiri dari assistant manager
commit to user
anggaran, serta manager keuangan, komersial, personalia dan
umum (MKKU).
2. Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas
berdasarkan Standar Operasional dan Prosedur (SOP) yang ada yaitu
buktipenerimaan kas/ bank. Bukti penerimaan kas/ bank merupakan
dokumen formal yang dibuat oleh bagian kasir, digunakan sebagai
dasar untuk menjurnal atau mencatat transaksi keuangan ke dalam
sistem informasi akuntansi. Bukti penerimaan kas/ bank dibuat
rangkap 3 dengan distribusi lembar 1 untuk file bagian akuntansi,
lembar 2 diserahkan bagian anggaran, dan lembar 3 diserahkan
untuk pelanggan/ debitur. Contoh formulir bukti penerimaan kas/
bank yang digunakan PT. Angkasa Pura I (Persero) Surakarta dapat
dilihat pada lampiran.
3. Catatan akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan berdasarkan Standar operasional
dan Prosedur (SOP) yaitu sebagai berikut ini.
a. Buku harian (Daftar jurnal)
Buku harian merupakan buku yang digunakan untuk mencatat
transaksi-transaksi urut tanggal terjadinya (kronologis) dalam
masing-masing buku harian atau jurnal seperti buku harian
penerimaan kas/ bank.
commit to user
Buku besar adalah himpunan dari akun-akun yang merupakan
akun pengendali atau kontrol dari akun-akun dalam buku besar
pembantu.
c. Buku besar pembantu (subsidiary ledger)
Buku besar pembantu merupakan rincian dan uraian dari buku
besar yang berfungsi sebagai kontrol terhadap buku besar, data
pencatatan buku besar pembantu diambil langsung dari bukti
penerimaan kas/ bank.
d. Buku tambahan
Buku tambahan merupakan rincian dan uraian dari buku besar
pembantu yang berfungsi sebagai kontrol buku besar pembantu
yang mencatat per item misalnya buku tambahan kartu piutang,
kartu persekot, kartu kontrak.
e. Neraca lajur
Neraca lajur merupakan kertas kerja yang dipergunakan sebagai
alat untuk menyusun laporan keuangan.
4. Prosedur akuntansi
Prosedur akuntansi penerimaan kas/ bank yang terdapat dalam
Standar Operasional dan Prosedur PT. Angkasa Pura I (Persero)
dapat dijelaskan sebagai berikut ini.
a. Bendahara pembantu/ kasir menerima uang kontan, cek dan
bilyet giro, serta menyiapkan bukti penerimaan kas/ bank
commit to user
b. Bagian/ dinas akuntansi melakukan verifikasi, coding, sesuai
jenis transaksi atas bukti penerimaan kas/ bank tersebut
berdasarkan dokumen asli.
c. Bukti penerimaan kas/ bank yang telah dilakukan verifikasi dan
coding dari bagian akuntansi kemudian diajukan kepada
Ordonatur untuk pengesahan dan diteruskan ke bagian
administrasi keuangan/ dinas keuangan untuk dientry dalam
jurnal penerimaan kas/ bank pada tanggal terjadinya transaksi.
d. Bukti penerimaan kas/ bank yang telah mendapatkan otorisasi
kemudian diteruskan ke bagian anggaran sebagai bahan
penyusunan realisasi anggaran.
e. Bukti penerimaan kas/ bank tersebut disimpan sesuai dengan
nomor urut oleh bagian akuntansi dan direkonsiliasi antara
bagian akuntansi dengan bagian administrasi keuangan yang
commit to user
Bagan alir atau flowchart dapat digambarkan sebagai berikut ini.
Flowchart Sistem Akuntansi Penerimaan Kas berdasarkan Keputusan Direksi Nomor
110/ KU.210/ 1995 tentang Standar Operasional Prosedur PT. Angkasa Pura I (Persero)
commit to user
2. Penerapan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas pada PT. Angkasa
Pura I (Persero) Surakarta
Hasil penelitian ini akan diuraikan mengenai sistem penerimaan kas yang
diterapkan pada PT. Angkasa Pura I (Persero) Surakarta. Sumber-sumber
penerimaan kas pada PT. Angkasa Pura I (Persero) Surakarta berasal dari
penerimaan hasil penjualan kredit (penagihan piutang usaha), penerimaan
hasil penjualan tunai, dan penerimaan lain-lain seperti bunga deposito,
jasa giro, pembuatan dokumen lelang dan lain sebagainya. Penulis hanya
membatasi penjelasan mengenai sistem penerimaan yang bersumber dari
penerimaan hasil penjualan tunai melalui kasir dan penerimaan dari
penagihan piutang usaha.
Dalam rangka penerimaan kas, dokumen sumber yang diterbitkan
perusahaan adalah bukti penerimaan kas dengan menggunakan contoh
formulir yang terdapat pada lampiran.
a. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Pembayaran Jasa Tunai
melalui Kasir
1) Bagian yang terkait dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari
pembayaran jasa tunai melalui kasir pada PT. Angkasa Pura I
(Persero) Surakarta
a) Bagian Komersial
Bagian komersial merupakan salah satu bagian yang ada
pada divisi komersial dan pengembangan usaha, sehingga
commit to user
komersial dan pengembangan usaha yang berwewenang
untuk melakukan otorisasi nota dinas yang dibuat oleh
bagian komersial.
Bagian komersial bertanggung jawab membuat nota dinas
untuk pelanggan yang telah menggunakan fasilitas
perusahaan (misalnya PAS bandara, sewa counter, iklan)
sebagai alat pembayaran ke bagian kasir. Bagian komersial
juga melakukan pengarsipan atas bukti penerimaan kas
berdasarkan tanggal terjadinya transaksi.
b) Bagian kasir
Bagian kasir merupakan salah satu bagian dari divisi
perbendaharaan dan PKBL, sehingga pada divisi ini
terdapat seorang assistant manager perbendaharaan dan
PKBL yang berwewenang untuk melakukan otorisasi atas
beberapa bukti penerimaan kas. Bagian kasir bertanggung
jawab untuk menerima pembayaran dan menerima nota
dinas dari pelanggan, mencatat transaksi yang terjadi pada
laporan mutasi harian kas, membuat bukti penerimaan kas
dan kwitansi, membubuhkan cap “lunas” pada bukti
penerimaan kas, menyerahkan nota dinas dan kwitansi
kepada pelanggan, mengarsipkan bukti penerimaan kas dan
kwitansi berdasarkan nomor urut, menghitung dan