• Tidak ada hasil yang ditemukan

Guru yang professional harus bisa membuat dan membantu para siswa untuk tidak men-

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Guru yang professional harus bisa membuat dan membantu para siswa untuk tidak men-"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN AKTIVITAS, MOTIVASI, DAN HASIL BELAJAR MUATAN IPS TEMA INDAHNYA KEBERAGAMAN DINEGERIKU MENGGUNAKAN MODEL PRESTASI (PREDIKSI SISWA MELALUI INVESTIGASI KELOMPOK BERORIENTASI PADA PERMAINAN) PADA

SISWA KELAS IV SDN ULU BENTENG 5 MARABAHAN

Gusti Izhar1, Aslamiah2, Ari Hidayat3 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Lambung Mangkurat123

gustiizhar.gi@gmail.com1, aslamiah@ulm.ac.id2, ari.hidayat@ulm.ac.id3 ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menelaah siswa di kelas IV SDN Ulu Benteng 5 Marabahan serta mengetahui aktivitas guru, aktivitas siswa, motivasi belajar dan juga meningkatkan hasil belajar pada tema indahnya keberagaman di negeriku dengan menggunakan model PRESTASI. Metode peneli- tian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat terlaksanakan sesuai rencana dengan baik melalui model PRESTASI.

Kata Kunci: Aktivitas Guru, Aktivitas Siswa, Motivasi Belajar, Hasil Belajar, Indahnya Keberag- aman di Negeriku, Model PRESTASI

ABSTRACT

The purpose of this study was to examine students in class IV SDN Ulu Benteng 5 Marabahan and find out teacher activities, student activities, learning motivation and also improve learning outcomes on the theme of the beauty of diversity in my country by using the PRESTASI model. This research method is Classroom Action Research which is analyzed qualitatively and quantitatively. Based on the results of this study can be carried out according to plan well through the PRESTASI model.

Keywords: Teacher Activities, Student Activities, Learning Motivation, Learning Outcomes, Beautiful Diversity in My Country, PRESTASI Model.

PENDAHULUAN

Manusia pada dasarnya membutuhkan pendidikan formal dan informal. Melalui pen- didikan kemampuan pasti akan berkembang sangat pesat jika didasari dengan motivasi yang tinggi dan kreatifitas pada sebagian manusia.

Perkembangan Ilmu Pendidikan dan Teknologi diserai dengan pesatnya arus globalisasi dunia, yang setiap hari semakin mengalami kemajuan (Suriansyah, Aslamiah, Noorhapizah, Winardi,

& Dalle, 2019, p.110).

Kemampuan ini akan membawa dampak yang sangat besar terhadap kehidupan manusia serta negara. Negara yang memiliki SDM (Sum- ber Daya Manusia) rendah, maka akan dikat- egorikan sebagai negara tidak maju (Amelia,

2020). Oleh sebab itu (Sumber Daya Manusia) sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup negara indonesia. Untuk meningkatkan SDM yang cerdas, salah satu caranya adalah dengan cara membangun pondasi pendidikan yang ber- mutu tinggi di Indonesia (Samsani, 2012, p.50).

Ki hajar dewantara mengartikan pendi- dikan sebagai tuntunan atau tata cara hidup didalam tumbuhnya anak anak. Sehingga pen- didikan merupakan kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagau anggota masyarakat dapat menca- pai kebahagiaan yang setinggi-tingginya (Baha- ruddin, 2012).

Guru yang professional harus bisa mem- buat dan membantu para siswa untuk tidak men-

(2)

galami kebosanan dalam menempuh pelajaran dikelas, selain itu dapat menggali pengetahuan, pemahaman, keterampilan serta pengalaman siswa (Aslamiah, 2019). Di dalam kurikulum 2013 terdapat beberapa mata pelajaran salah satu nya adalah pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai bidang studi yang diberikan di jenjang pendi- dikan di lingkungan persekolahan, bukan hanya memberikan bekal pengetahuan saja, tetapi juga memberikan bekal nilai dan sikap serta keter- ampilan dalam kehidupan siswa di masyarakat, bangsa, dan Negara dalam berbagai karakteris- tik. Materi IPS dikembangkan tiga aspek atau tiga ranah pembelajaran, yaitu aspek pengeta- huan (kognitif), keterampilan (psikomotorik) dan sikap (afektif). Ketiga aspek ini merupakan acuan yang berorientasi untuk mengembangkan ke pemilihan materi, strategi, dan model pembe- lajaran (Susanto, 2013, p.90).

Berdasarkan penjelasan di atas Materi IPS adalah pembelajaran yang tidak terikat pada satu aspek saja, tetapi bisa diterapkan pada semua aspek. Materi IPS mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan interaksinya dalam bermasyarakat. Interaksi itupun diajar- kan dengan baik pada pembelajaran di sekolah, meskipun sebenarnya interaksi itu sudah ter- jadi saat siswa dibelajarkan di sekolah. Tujuan pengajaran IPS tentang kehidupan masyarakat manusia dilakukan secara sistematik. Dengan demikian, peranan memuatnya Materi IPS se- bagai mata pelajaran yang sangat penting untuk mendidik siswa mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan agar dapat mengambil bagian secara aktif dalam kehidupannya kelak sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang baik.

Dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap aktivitas, motivasi, dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Ulu Benteng 5 Marabah- an pada muatan IPS tema Indahnya Keberagaman di Negeriku dapat dikatakan rendah dalam melaku- kan aktivitas belajar siswa, dan melihat dari ken- yataan yang ada berdasarkan hasil observasi, penyebab rendahnya nilai tersebut dikarenakan metode pembelajaran yang masih bersifat peng- hapalan materi sehingga hal tersebut membuat siswa belum mampu memahami isi atau mak- na dari pembelajaran. Dari permasalahan terse- but membuat siswa belum aktif dan siswa cepat bosan dalam pembelajaran sehingga motivasi siswa dalam pembelajaran akan berkurang seti-

ap hari nya dan hal tersebut juga akan mempen- garuhi hasil belajar siswa. Melihat dari aktivitas siswa secara langsung masih banyak siswa yang hanya diam jika ditanya tentang materi keber- agaman budaya. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh kurangnya kegiatan aktivitas siswa dalam pembelajaran yang memungkink- an siswa belum memahami materi pelajaran.

Seharusnya proses pembelajaran saat ini harus melibatkan peran siswa dalam memahami ma- teri yang diberikan sehingga siswa tidak perlu untuk menghapal materi akan tetapi siswa me- mahami materi tersebut dengan sendirinya seh- ingga terciptanya pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

Permasalahan yang berikutnya adalah ku- rangnya fokus siswa dalam pembelajaran materi keragaman budaya. Pada materi keragaman bu- daya memiliki banyak aspek yang harus dipa- hami oleh siswa sehingga guru harus memiliki inovasi pada pembelajaran terutama dalam pen- ingkatan motivasi siswa dalam pembelajaran.

Jika siswa memiliki aktivitas kegiatan siswa da- lam pembelajaran maka siswa lambat laun akan termotivasi selalu untuk belajar selain pada itu siswa juga akan memilki kreativitas dalam pembelajaran dan mampu berfikir kritis. Dari meningkatnya motivasi belajar siswa maka akan sangat berpengaruh dengan hasil belajar yang akan siswa dapatkan pada nantinya.

Adanya ketidakfokusan siswa pada saat pembelajaran juga menjadi permasalahan yang harus diatasi, mengingat betapa kompleks nya materi pelajaran yang diberikan maka guru di- minta untuk mampu memfokuskan perhatian siswa pada materi pelajaran. Sehingga jika guru mampu memfokuskan perhatian siswa pada saat pembelajaran maka siswa akan mampu mengingat materi tanpa menggunakan metode penghapalan. Hal tersebut juga akan mengha- sil pembelajaran yang efektif, bermakna, dan berkualitas.

Permasalahan diatas jika dibiarkan akan berdampak pada kurangnya pemahaman siswa terhadap materi, kurangnya ketertarikan pada kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa yang rendah, pembelajaran belum dapat memberikan suatu makna bagi siswa sehingga pembelajaran akan selalu menjadi sia-sia dan hasilnya pun tidak akan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Salah satu usaha yang perlu kita dilaku- kan adalah untuk menciptakan kegiatan bela-

(3)

jar yang dapat membangkitkan motivasi siswa.

karena dalam pembelajaran yang paling penting adalah membuat pelajaran yang sesuai kebu- tuhan siswa dan sesuai dengan kemampuan siswa. Untuk mengatasi kesenjangan tersebut perlu diidentifikasi faktor penyebab kesenjan- gan yang terjadi. Salah satu penyebab terjadinya kesenjangan ini adalah kurang variatifnya mod- el pembelajaran yang digunakan dan kurangnya pemanfaatan media pembelajaran yang digu- nakan pada saat pembelajaran berlangsung. Sua- sana belajar di dalam kelas monoton dan tidak mengaktifkan siswa akibat model pembelajaran yang diberikan kurang bervariasi tanpa meng- gunakan media yang dapat membantu siswa da- lam mengingat dan memahami materi pelajaran yang disampaikan. Padahal pendidikan IPS per- lu diberikan dengan lebih hidup kepada siswa.

Siswa tak cukup dijejali kesibukan kognitif, mengingat pengetahuan lewat fakta-fakta yang sudah mati di masa lalu, sebagaimana banyak terjadi selama ini (Darwis ,2015).

Sehingga untuk meningkatkan aktivitas, motivasi, dan hasil belajar siswa maka peneliti menggunakan model Prediction Guide menja- di model utama yang dipilih karena model ini dapat meningkatkan pada partisipasi dan ak- tivitas siswa untuk mencari materi sendiri dan siswa akan terlibat aktif dalam proses pembe- lajaran awal sampai akhir pembelajaran. Da- lam model pembelajaran Prediction Guide ialah model yang mudah dipahami siswa untuk me- mahami materi pelajaran yang disampaikan, dan dapat meningkatkan aktivitas belajar dan motivasi belajar siswa. Siswa akan aktif bertan- ya, menjawab dan berani berpendapat serta ber- tanggung jawab. Untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa dalam pembelajaran sehing- ga dari model ini pada awal pembelajaran siswa diminta untuk mengira pembelajaran apa yang akan mereka pelajari pada hari tersebut, dan pada di akhir pelajaran guru menanyakan kem- bali berapa banyak perkiraan yang siswa ber- hasil tebak. Dalam kegiatan tersebut tentunya guru dapat menilai secara langsung pemahaman siswa akan materi yang diberikan dan juga guru akan mengetahui apakah materi yang diberikan kepada siswa akan diingat siswa dengan cara nya sendiri tanpa meminta siswa untuk meng- hapalkannya maka dari kegiatan tersebut akan terciptanya pembelajaran yang bermakna.

Jika hanya menggunakan satu model pembelajaran saja maka model Prediction Guide

belum mampu dalam menyelesaikan permas- alahan yang telah dipaparkan sehingga perlu adanya model pendukung maka peneliti meng- gunakan model pembelajaran Group Investi- gastion. Group Investigation (GI), interaksi sosial menjadi salah satu faktor yang paling penting bagi perkembangan anak. Dimana dalam pem- belajaran menggunakan model ini memberikan kebebasan kepada para siswa untuk berpikir se- cara analitis, kritis, kreatif, reflektif, dan produk- tif (Uno, 2015:, p.224). Karena itu menggunakan model Group Investigation akan meningkatkan ingatan siswa dalam pembelajaran serta mampu meningkatkan pemahaman konsep materi ker- agaman budaya dengan cara kerjasama dengan teman sebaya nya dalam sebuah kelompok

Sebagai model pelengkap maka peneli- ti menggunakan model Card Sort. Model Card Sort Menurut Silberman (2010,p.167) Pembela- jaran card sort merupakan model berbasis tim aktif yang dapat digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik pengklasifikasian, atau pengenalan produk atau untuk mengkaji ulang informasi. Pergerakan fisik yang disertakan dapat membantu menyegarkan kembali kelom- pok. Kegiatan yang dilakukan secara bergantian dan berbentuk kerjasama maka akan sangat co- cok digunakan untuk mengatasi permasalahan kurangnya motivasi belajar siswa dalam materi keragaman budaya. Dengan bekerjasama akan menimbulkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga interaksi yang didapat- kan antara siswa dengan siswa dan bimbingan oleh guru akan membuat siswa termotivasi dan bersemangat dalam pembelajaran dan menrima materi pelajaran dengan baik.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini menggunakan Pe- nelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan 4 kali pertemuan di kelas IV SDN Ulu Benteng 5 Marabahan dengan jumlah siswa yakni 14 siswa, dalam pengambilan data peneliti menggunakan cara pendekatan kualitatif untuk mengetahui aktivitas siswa, aktivias guru dan motivasi. Dan kuantitatif yaitu untuk mengetahui hasil belajar siswa lalu kemudian di analisa dengan teknik deskriftif dan digambarkan dalam bentuk grafik, jika sudah selesai lalu dikelompokan sesuai kri- teria masing-masing (Arikunto & Suhardjono, 2006).

(4)

Prosedur penelitiam tindakan kelas men- cakup empat langkah yaitu : (1) Perencanaan adalah pembuatan skenario pembelajaran, mempersiapkan fasilitas yang diperlukan dike- las, mempersiapkan instrument pengamatan dan menganalisis data mengenai proses dari hasil tindakan (2) Tindakan adalah pelaksanaan tindakan meliputi siapa melakukan, apa, kapan, dimana, dan bagaimana, (3) Observasi ialah per- ekaman data yang meliputi, aktivitas (proses) dan hasil dari pelaksanaan kegiatan (4) Refleksi yaitu hasil observasi yang dianalisis (Aslami- ah,2015).

Penelitian ini menggunakan model PRESTASI (Prediksi Siswa Melalui Investigasi Kelopok Berorientasi Pada Permainan) dengan langkah sebagai berikut : (1) Guru menyam- paikan topik yang akan sampaikan (Prediction Guide) (2)Guru meminta siswa untuk menebak atau memprediksi apa saja yang akan mereka dapatkan dalam pelajaran serta guru menjelas- kan tugas kelompok. (Prediction Guide dan Group Investigation) (3) Guru membagi beberapa kelom- pok menjadi 4-5 orang dalam satu kelompok secara heterogen (Group Investigation) (4) Guru memanggil ketua kelompok untuk memberikan tugas, tiap kelompok mendapat satu tugas yang berbeda dengan kelompok lain (Group Investi- gation) (5) Masing-masing kelompok diminta untuk mengidentifikasi prediksi mereka yang sesuai dengan materi serta menyelesaikan tu- gas secara kooperatif dalam kelompoknya yang berisikan penemuan (Prediction Guide dan Group Investigation) (6) Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasan (Group Investigation) (7) Guru mem- bagikan selembar kartu kepada setiap siswa dan pada kartu tersebut telah dituliskan materi pembahasan (Card Sort) (8) Siswa diminta untuk mencari teman (pemegang kartu) yang sesuai dengan materi pembahasan yang ada pada kar- tunya (Card Sort) (9) Siswa akan berkelompok dalam satu pembahasan yang sama dan diminta untuk menempelkan di papan tulis bahasan yang ada dalam kartu tersebut berdasarkan uru- tan-urutan bahasan nya (Card Sort) (10) Di akhir pelajaran, guru menanyakan kepada siswa bera- pa prediksi materi yang mengena terhadap ma- teri yang telah dipelajari (Prediction Guide).

Faktor yang diteliti pada penelitian tinda- kan ini meliputi (1) Aktivitas guru dalam melak- sanakan pembelajaran dengan menggunakan

model PRESTASI (prediksi siswa melalui inves- tigasi kelompok berorientasi pada permainan) pada tema “ Indahnya Keberagaman di Negeri- ku “ di kelas IV SDN Ulu Benteng 5 Marabahan (2) Aktivitas Siswa dalam melaksanakan pembe- lajaran dengan menggunakan model PRESTASI (prediksi siswa melalui investigasi kelompok berorientasi pada permainan) pada tema “ In- dahnya Keberagaman di Negeriku “ di kelas IV SDN Ulu Benteng 5 Marabahan (3) Peningka- tan motivasi belajar siswa menggunakan model PRESTASI (prediksi siswa melalui investigasi kelompok berorientasi pada permainan) pada tema “ Indahnya Keberagaman di Negeriku” di kelas IV SDN Ulu Benteng 5 Marabahan (4) Pen- ingkatan hasil belajar siswa menggunakan mod- el PRESTASI (prediksi siswa melalui investigasi kelompok berorientasi pada permainan) pada tema “ Indahnya Keberagaman di Negeriku” di kelas IV SDN Ulu Benteng 5 Marabahan.

Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN Ulu Benteng 5 Mar- abahan semester II tahun ajaran 2019/2020 pada proses pembelajaran tema Indahnya Keberag- aman di Negeriku diperoleh lembar observasi aktivitas guru, siswa, motivasi belajar dan hasil belajar evaluasi pada setiap pertemuan.

Teknik analisis data yang digunakan meliputi analisis kualitatif dan kuantitatif (1) analisis kualitatif berupa data tentang aktivitas guru, aktivitas siswa dan motivasi belajar da- lam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model PRESTASI (Prediksi Siswa Melalui Inves- tigasi Berorientasi Pada Permainan). (2) analisis kuantitatif diperoleh dari hasil tes akhir dengan menggunakan soal tertulis (pilihan ganda). Pe- nilaian kuantitatif untuk mengetahui keberhasi- lan (hasil belajar) siswa dalam mengikuti pelaja- ran dan kegiatan proses belajar mengajar dalam kelompok maupun individu menggunakan model pembelajaran PRESTASI (Prediksi Siswa Melalui Investigasi Berorientasi Pada Permain- an) yang diperoleh dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Analisis data mengenai hasil belajar siswa dilakukan dengan menghitung jumlah siswa yang tuntas mengerjakan tes tertulis di seti- ap akhir pertemuan dengan materi yang telah diberikan selama proses pembelajaran.

Indikator keberhasilan penelitian tinda- kan kelas ini adalah hasil belajar siswa dalam pembelajaran pada tema indahnya keberagaman di negeriku menggunakan model pembelajaran

(5)

PRESTASI (Prediksi Siswa Melalui Investigasi Berorientasi Pada Permainan) sebagai berikut :

Aktivitas guru ini dikatakan berhasil apa- bila aktivitas guru terlaksana sesuai rencana melalui teknik observasi pada saat proses belajar mengajar mencapai skor >25 berada pada kate- gori sangat baik.

Aktivitas siswa dikatakan meningkat apa- bila perolehan aktivitas siswa secara persentase klasikal yang diukur melalui teknik observa- si pada saat proses belajar mengajar mencapai

>82% dengan kategori sangat aktif.

Motivasi Belajar dikatakan berhasil apa- bila dilihat dari indikator motivasi siswa pada ketuntasan klasikal dianggap berhasil apabila siswa berkategori sangat tinggi mencapai ≥ 52%.

Hasil belajar siswa dalam kegiatan pem- belajaran ini adalah jika ketuntasan individu- al mencapai ≥70, sedangkan untuk ketuntasan klasikal apabila mencapai 80% nilai siswa mendapat nilai ≥70.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil data yang diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan dan kemu- dian dielaborasi sesuai dengan data yang diper- oleh dilapangan, baik mengenai aktivitas guru, aktivitas siswa, motivasi belajar dan hasil belajar pada tema Indahnya Keberagaman di Negeriku di SDN Ulu Benteng 5 Marabahan selama 4 per- temuan dilihat sebagai berikut :

Aktivitas guru terlaksana sesuai rencana dan meningkat pada setiap pertemuan yakni pada pertemuan 1 mendapatkan skor 33 den- gan presentase 82,5% berada pada kriteria baik, selanjutnya pada pertemuan 2 aktivitas guru meningkat mendapatkan skor 35 dengan presen- tase 87,5% berada di kriteria sangat baik, pada pertemuan 3 aktivitas guru meningkat memper- oleh skor 38 dengan presentase 95% dikategori sangat baik dan yang terakhir aktivitas guru meningkat memperoleh skor 40 dengan presen- tase 100% dengan kategori sangat baik.

Gambar 1 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada 4 pertemuan

Gambar 2 Hasil Pengamatan Motivasi Belajar Siswa pada 4 pertemuan

(6)

Peningkatan aktivitas guru dalam pembe- lajaran ini disebabkan karena adanya perbaikan dalam proses belajar mengajar melalui refleksi terhadap proses belajar mengajar. Refleksi mer- upakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kesalahan dalam pencapaian (Aslamiah, Amelia, Qausar,Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa bahwa bahwa pada pertemuan 1 hanya 6 siswa dengan persentase 42,85% berada pada kriteria sangat aktif, pada pertemuan 2 siswa mendapat dengan kategori Sangat aktif meningkat menja- di 7 siswa dengan persentase 50%, selanjutnya pada pertemuan 3 mengalami peningkatan men- jadi 12 siswa dengan persentase 92,85% dikate- gori sangat aktif dan pada pertemuan 4 men- galami peningkatan signifikan menjadi 14 siswa dengan persentase 100% dengan kategori sangat aktif, peningkatan ini juga diikuti dengan Kate- gori Aktif, sedangkan Cukup Aktif, dan Kurang Aktif mengalami penurunan setiap pertemuan- nya artinya sudah banyak peningkatan yang di- alami siswa pada setiap pertemuan.

Dengan menggunakan model pembela- jaran PRESTASI (Prediksi Siswa Melalui Inves- tigasi Berorientasi Pada Permainan) aktivitas siswa mengalami peningkatan pada setiap per-

temuannya dikarenakan guru selalu melakukan perbaikan atau refleksi disetiap pertemuannya.

Peningkatan motivasi belajar siswa selama 4 kali pertemuan sudah terlihat mencapai ketun- tasan dari awal pertemuan. Hal ini dikarenakan motivsi belajar siswa dilakukan dengan obser- vasi, meningkatnya aktivitas siswa akan berpen- garuh pada motivasi belajar.

Berdasarkan hasil pengamatan hasil bela- jar siswa selama 4 pertemuan pada aspek kogni- tif, afektif dan psikomotorik diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa dalam proses pem- belajaran saat menggunakan kombinasi model pembelajaran Prediction Guide, Group Investiga- tion dan Card Sort mampu mencapai indikator ke- berhasilan yang ditetapkan oleh peneliti menun- jukkan bahwa pemilihan model dan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran dan lebih meningkatkan hasil belajar siswa dar- ipada pembelajaran biasa. Hal ini dapat dilihat dari grafik ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal berikut :

Peningkatan yang didapat pada per- temuan 1 sampai 4, baik aktivitas guru, aktivitas siswa, motivasi belajar dan hasil belajar menun-

Gambar 3 Hasil Pengamatan Hasil Belajar Siswa pada 4 pertemuan

Gambar 4 Grafik Kecendrungan Peningkatan Akivitas Guru, Aktivitas Siswa, Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa Selama 4 Pertemuan

(7)

jukan hasil yang baik kepada siswa terutama da- lam kinerja siswa dan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran PRESTASI (Prediksi Siswa Melalui Investigasi Berorientasi Pada Permain- an) pada siswa kelas IV SDN Ulu Benteng 5 Mar- abahan.

Peningkatan kualitas dari seluruh aktivi- tas guru, aktivitas siswa, motivasi belajar dan hasil belajar selama 4 pertemuan. Hal ini terjadi karena adanya upaya perbaikan yang dilakukan oleh guru berdasarkan saran dan masukan dari observer yang selalu mengamati selama proses belajar mengajar mengenai kelemahan yang ha- rus diperbaiki agar pengelolaan pembelajaran yang akan datang sesuai dengan perencanaan.

Hipotesis yang menyatakan “Jika diter- apkan model pembelajaran PRESTASI (Predik- si Siswa Melalui Investigasi Berorientasi Pada Permainan) pada muatan IPS tema Indahnya Keberagaman di Negeriku di kelas IV SDN Ulu Benteng 5 Marabahan meningkat”.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan data yang diperoleh melalui observasi yang telah dilakukan kemudian diuraikan sesuai dengan data yang diperoleh dilapangan, baik mengenai aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil bela- jar siswa terhadap tindakan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan kombinasi model Prediction Guide, Group Investigation dan Card Sort pada siswa kelas IV SDN Ulu Benteng 5 Marabahan.

Guru dalam melaksanakan pembelajaran sesuai rencana dan mencapai skor 40 (skor maksimal) berada pada kriteria “Sangat Baik”

dan telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Peningkatan nilai ini merupakan hasil kerjasama yang baik dari peneliti dengan observer. Semua penilaian observer dapat dilaksanakan dengan baik pada setiap pertemuannya.

Peningkatan kualitas aktivitas guru ini ti- dak terlepas dari ketepatan guru dalam memilih, menerapkan, baik berupa metode, cara ataupun strategi pembelajaran dan kemampuan guru da- lam menerapkan model tersebut merupakan hal yang sangat penting sehingga mampu mencip- takan suasana yang kondusif (Sukma, Mahjud- din, Amelia, 2017). Guru harus dapat membuat rencana implementasi pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah kombinasi pembela-

jaran, sehingga dalam penelitian ini guru (pe- neliti) menggunakan model yang sesuai dengan mata pelajaran yang diteliti (Aslamiah, Amelia, Qausar, 2019).

Aktivitas siswa dalam melaksanakan pem- belajaran selama 4 pertemuan mencapai persen- tase 100% dengan kriteria “Sangat Aktif”. Pada Kurikulum 2013 siswa di tuntut untuk terlibat aktif dan berpikir secara kritis. Hal ini sejalan dengan pendapat Menurut Kurniasih (2014: 7), mengemukakan bahwa dalam kurikulum 2013 siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan interper- sonal, antarpersonal, maupun memiliki kemam- puan berpikir kritis. Berdasarkan data observasi yang dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas dari pertemuan 1 sampai pertemuan 4 ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Peningkatan kegiatan aktivitas siswa ini terjadi karena dari tiap-tiap pertemuan pe- neliti berusaha memperbaiki kekurangan atau kelemahan yang dimiliki dalam melakukan pembelajaran agar kedepannya siswa turut ber- partisipasi lagi dalam mengikuti setiap pembe- lajaran dan menjadi lebih aktif. Dengan demiki- an, sudah terbukti guru mampu secara optimal dalam melaksanakan proses pembelajaran dan mampu meningkatkan kinerja aktivitas siswa sesuai dengan yang diharapkan.

Menurut Rusman (2013:323), menegaskan bahwa pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sehingga siswa mampu mengaktualisasikan ke- mampuannya di dalam dan di luar kelas. Lebih lanjut Dave Meier (Rusman, 2013:389), menjelas- kaan bahwa belajar harus dilakukan dengan ak- tivitas, yaitu menggerakkan fisik ketika belajar dan memanfaatkan indera siswa sebanyak mun- gkin dan membuat seluruh tubuh/pikiran terli- bat dalam proses belajar.

Peningkatan dari setiap aktivitas siswa ini disebabkan oleh ketepatan guru dalam melak- sanakan pembelajaran dengan memberikan pegalaman langsung melalui penerapan kombi- nasi model Prediction Guide, Group Investigation, dan Card Sort pada muatan IPS tema Indahnya Keberagaman di Negeriku.

Motivasi Belajar dalam melaksanakan pembelajaran selama 4 pertemuan secara klasi- kalnya mencapai persentase 100% dengan krite- ria “Sangat Tinggi”. Meningkatkan aktivitas dan

(8)

hasil belajar siswa tentunya akan dipengaruhi oleh sebuah motivasi. Motivasi belajar bagi siswa sangat penting dilakukan guna tercapain- ya kompontensi yang diharapkan guru. Motiva- si adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehinngga seseorang mampu dan ingin melakukan sesuatu, an bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniada- kan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu, dalam kegiatan belajar motivasi dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa untuk menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oelh subjek belajar itu tercapai (Sardiman, 2016:75).

Berdasarkan hasil pengamatan hasil bela- jar siswa selama 4 pertemuan pada aspek kogni- tif, afektif dan psikomotorik diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa dalam proses pem- belajaran saat menggunakan kombinasi model pembelajaran Prediction Guide, Group Investi- gation dan Card Sort mampu mencapai indika- tor keberhasilan yang ditetapkan oleh peneli- ti menunjukkan bahwa pemilihan model dan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangat menentukan keberhasilan proses pem- belajaran dan lebih meningkatkan hasil belajar siswa daripada pembelajaran biasa.

Peningkatan hasil belajar siswa tidak lep- as dari peran guru yang memberikan presentasi informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilus- trasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, sehingga siswa mempunyai parameter dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Ketika siswa telah mempunyai gambaran umum tentang ma- teri pelajaran, guru membimbing siswa untuk menemukan konsep tertentu dari ilustrasi yang diberikan, sehingga pemerataan pemahaman siswa lebih luas dengan adanya pertanyaan-per- tanyaan antara siswa dengan guru. Disamping itu, penggunaan kombinasi model pembelaja- ran Prediction Guide, Group Investigation dan Card Sort ternyata efektif untuk memicu keterlibatan siswa yang lebih mendalam dalam hal pros- es belajar karena model yang digunakan dapat dikatakan mencakup berbagai daya tarik yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa se- kolah dasar. Hal ini juga memicu adanya keter- kaitan antara motivasi dan hasil belajar siswa.

Menurut Nawawi dalam Susanto (2013 : 5) hasil belajar merupakan tingkatan keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran diseko- lah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pembe-

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan ke- las dapat disimpulkan sebagai berikut:

Aktivitas guru dalam pembelajaran pada tema 7 Indahnya Keberagaman Dinegariku Muatan IPS dengan menggunakan kombinasi model PRESTASI pada siswa kelas IV SDN Ulu Benteng 5 Marabahan sesuai rencana dengan kriteria sangat baik.

Aktivitas siswa dalam melaksanakan proses pada tema 7 Indahnya Keberagaman Dinegariku Muatan IPS dengan menggunakan kombinasi model PRESTASI pada anak kelas IV SDN Ulu Benteng 5 Marabahan telah mencapai kualifikasi sangat aktif.

Motivasi belajar siswa dalam melak- sanakan proses pembelajaran pada tema 7 In- dahnya Keberagaman Dinegariku Muatan IPS dengan menggunakan kombinasi model PRESTASI pada anak kelas IV SDN Ulu Benteng 5 Marabahan telah mencapai kualifikasi sangat tinggi.

Hasil belajar pada tema 7 Indahnya Keber- agaman Dinegariku Muatan IPS dengan meng- gunakan kombinasi model PRESTASI pada anak kelas IV SDN Ulu Benteng 5 Marabahan telah mencapai ketuntasan hasil belajar secara klasikal dan individual.

Berdasarkan hasil penelitian, diskusi, dan kesimpulan yang telah dijelskan secara jelas, dapat dikemukan beberapa saran yaitu :

Kepada kepala sekolah disarankan ha- sil penelitian ini bisa menjadi salah satu bahan acuan atau masukan untuk membina guru-gu- runya dalam memilih dan menggunakan mod- el-model pembelajaran yang bervariatif pada tema 7 Indahnya Keberagaman dinegeriku da- lam kehidupan Sehari-hari di kelas IV.

Kepada guru disarankan hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu pertimbangan untuk memilih dan mempergunakan alternatif model seperti kombinasi model PRESTASI pada tema 7 Indahnya Keberagaman di Negeriku da- lam kehidupan Sehari-hari di kelas IV.

Kepada peneliti lain disarankan hasil pe- nelitian ini dapat dimanfaatkan dengan se- baik-baiknya serta dapat menjadi salah satu bah- an referensi dalam pelaksanaan penelitian yang lebih mendalam terkait model maupun metode pembelajaran yang inovatif dalam upaya pen- ingkatan kualitas dan mutu pendidikan.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Agusta, A. R. (2018, December). Improving the Student’s Cooperation and Environmental Care Skill using Outdoor Learning Strategy Outbound Variation. In 1st International Conference on Creativity, Innovation and Technology in Education (IC-CITE 2018).

Atlantis Press.

Amelia, N. N. R. (2017). Upaya Mengembangkan Aspek Kognitif (Menunjukkan Aktivitas yang Bersifat Eksploratif dan Menyelidik) Melalui Metode Eksperimen Sederhana Membuat Ice Cream Di TK Maidnaturramlah Banjarmasin. Jurnal Sagacious, 4(1),

Amelia, R. (2020). Penerapan Model Blavo (Blended Learning Audio Video) Pada Perkuliahan Bahasa Indonesia Di PGSD FKIP Universitas Lambung Mangkurat.

Jurnal Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar, 3(2), 91–102.

Aslamiah, A. (2019). Peer Review: Hubungan Kepemimpinan Intruksional Kepala Sekolah, Profesional Learning Community (PLC), dan Motivasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru SD Kecamatan Banjarmasin Timur.

Aslamiah, Agusta, A. R. (2015). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Tema Ekosistem Dengan Muatan IPA Menggunakan Kombinasi Model Pembelajaran Inquiry Learning, Somatic, Auditory, Visualization, Intellectually (SAVI) dan Team Game Tournament (TGT) pada Kelas 5 B SDN Sungai Miai 7.

Paradigma, Jurnal Ilmu Pendidikan, 10(1).

Aslamiah, Amelia, Qausar (2020). Meningkatkan Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar Siswa muatan IPA dengan kombinasi model Inkuiri Terbimbing, Mind Mapping, dan Course Review Horey Pada Siswa Kelas IV SDN Kelayan 9 Banjarmasin. Jurnal Prosiding Seminar Nasional PS2DMP ULM. Vol 5. No 1

Baharuddin, U. (2012). Kepemimpinan Pendidikan Islam: Antara Teori & Praktik.

Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Cinantya, C., Suriansyah, A., & Asniwati, A.

(2018). The Model Of Religion-Based Character Education (Multi-Site Integrated Islamic Paud Sabilal Muhtadain And Paud Islam Mawaddah Banjarmasin,

Indonesia). European Journal of Education Studies.

Darwis Unan. (2015). Pembelajaran IPS Edisi Revisi. Bandung : CV.Saputera

Fauzi, A. Z. A. (2017). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pkn Materi Keputusan Bersama Melalui Model Mind Mapping Yang Divariasi Dengan Role Playing Di Kelas V SDN Teluk Tiram 2 Banjarmasin. Paradigma, 9(2).

Irfan, N. A. N. (2017). Meningkatkan hasil belajar penjumlahan pecahan melalui model problem based learning dengan kombinasi numbered heads together pada siswa kelas IV SDN Mawar 7 Banjarmasin. Paradigma, 9(2).

Jannah, F. (2015). Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual Dalam Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran di Sekolah Dasar. Prosiding SEMNAS PS2DMP ULM, 1(2), 19-24.

Jannah, F., & Fahlevi, R. (2019). Implementasi Model Pembelajaran Direct Instruction Dikombinasikan dengan Group Investigation dalam Hasil Belajar Siswa pada Materi Organisasi Pemerintahan Pusat di Kelas IV SDN 2 Telang Kabupaten Hulu Sungai Tengah. In Prosiding Seminar Nasional PS2DMP ULM Vol (Vol. 5, No. 1).

Kurniasih dan Berlin. 2014. Kurikulum 2013.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Maimunah, M., Aslamiah, A., & Suriansyah, A. (2018). The integration of sentra-based Learning and involvement of family program at early childhood in developing character building (Multi Case at PAUD Mawaddah and PAUD Alam Berbasis Karakter Sayang Ibu Banjarmasin, Indonesia). European Journal of Education Studies.

Noorhapizah, N., Nur’alim, N. A., Agusta, A. R., & Fauzi, Z. A. (2019, December).

Meningkatkan kemampuan berpikir kritis melalui keterampilan membaca pemahaman dalam menemukan informasi penting dengan kombinasi model directed inquiry activity (DIA) Think pair share (TPS) dan scramble pada siswa kelas V SDN Pemurus Dalam 7 Banjarmasin. In Prosiding Seminar Nasional PS2DMP (Vol.

5, No. 2).

Novitawati, N., & Zekrurrahman, M.

(10)

(2016). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perjuangan Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Tebak Kata di Kelas V SDN Sungai Miai 4 Banjarmasin. Jurnal Paradigma, 8(1).

Pratiwi, D. A., & Adenan, F. (2019).

IMPLEMENTASI KOMBINASI MODEL Auditory, Intellectually, Repitition (AIR), Mind Mapping Dan Course Review Horay (CRH) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas IVA SDN Sungai Lulut 5 Kota. Prosiding Semnas PS2DMP ULM, 5(2), 77-88.

Rusman. (2013). Fktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Samsani, M. (2012). Pendidikan Kecakapan Hidup Upaya Merekonstruksi Ulang Pendidikan. Teknologi Dan Kejuruan, 28(2).

Saputri, F. E., Annisa, M., & Kusnandi, D. (2018).

Pengembangan Media Pembelajaran Ipa Menggunakan Augmented Reality (AR) Berbasis Android pada Siswa Kelas III SDN 015 Tarakan. Widyagogik: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar, 6(1), 57-72.

Silberman, Melvin. 2010. 101 Cara Pelatihan

& Pembelajaran Aktif. Terjemahan Dani Dharyani. Jakarta: Indeks.

Sukma, E., Mahjuddin, R., & Amelia, R.

(2017). Literacy Media Development in Improving Reading and Writing Skill of Early Class Students in Elementary School Padang Utara Padang. 9th International Conference for Science Educators and Teachers (ICSET 2017). Atlantis Press

Suriansyah, A., Aslamiah, A., Noorhapizah, N., Winardi, I., & Dalle, J. (2019). The Relationship between University Autonomy, Lecturer Empowerment, and Organizational Citizenship Behavior in Indonesian Universities. Journal of Social Studies Education Research, 10(4), 127–

152.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group.

Uno, Hamzah B. 2015.Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM . Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Gambar 1 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada 4 pertemuan
Gambar 4 Grafik Kecendrungan Peningkatan Akivitas Guru, Aktivitas Siswa, Motivasi Belajar  dan Hasil Belajar Siswa Selama 4 Pertemuan

Referensi

Dokumen terkait

Proses pengawasan pertumbuhan kelapa sawit pada pada citra udara atau dengan gambar yang diambil secara realtime menggunakan drone bisa di implemtasikan dan mampu

This study was aimed at accomplishing two major objectives: (1) to analyze the types of code-switching in Bukan Empat Mata ; (2) to identify the possible reasons for

Sesuai peraturan perundang-undangan tersebut, Kompleks Candi Borobudur untuk selanjutnya disebut sebagai Kawasan Borobudur adalah Kawasan Strategis Nasional yang mempunyai

Alasan DO pada 4 subyek yang tercatat adalah karena mengalami keluhan berat dan tidak dapat ditolerir berupa muntah lebih dari 6 kali, sakit kepala, pusing,

Pada penyajian Laporan Keuangan tidak menyajikan aset keuangan, investasi property berdasarkan nilai wajar, asset biologic diukur dengan harga perolehan dan nilai

Memperbaiki kelemahan siklus I pada siklus II dan siklus III (Suharsimi Arikunto. Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan tersebut,

Kawasan permukiman terdiri dari tiga tipe jenis perumahan yaitu rumah besar, sedang dan kecil. Untuk perumahan besar diarahkan di jalan utama arteri sekunder dan pusat BWK,

[r]