• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS USAHATANI SEMANGKA MERAH DAN SEMANGKA KUNING (Studi Kasus: Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS USAHATANI SEMANGKA MERAH DAN SEMANGKA KUNING (Studi Kasus: Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat)"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS USAHATANI SEMANGKA MERAH DAN SEMANGKA KUNING

(Studi Kasus: Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat)

SKRIPSI

AHMAD RIANDY HARAHAP 110304117

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2016

Universitas Sumatera Utara

(2)

ANALISIS USAHATANI SEMANGKA MERAH DAN SEMANGKA KUNING

(Studi Kasus: Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat)

SKRIPSI

AHMAD RIANDY HARAHAP 110304117

AGRIBISNIS

Skripsi Diajukan Sebagai Salah Syarat Kelulusan Sarjana di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Prof. Dr. Ir. H. Meneth Ginting, M.A.D.E) (

NIP: 194007151962091001 NIP:197211181998022001

Emalisa, SP. M.Si)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2016

(3)

ABSTRAK

AHMAD RIANDY HARAHAP(110304117) dengan judul ANALISIS USAHATANI SEMANGKA MERAH DAN SEMANGKA KUNING (Studi Kasus: Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat) . Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. Ir. H. Meneth Ginting, M.A.D.E dan Ibu Emalisa, S.P, MSi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan tanaman semangka merah dan semangka kuning 5 tahun terakhir; untuk menganalisis karakteristik petani semangka merah dan semangka kuning; untuk menganalisis pendapatan semangka merah dan semangka kuning; untuk mengalisis kelayakan dan untuk mengetahui pengaruh faktor produksi terhadap penerimaan semangka merah dan semangka kuning. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis pendapatan; metode analisis R/C Ratio dan B/C Ratio; metode analisis regresi berganda. Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa produksi dan luas lahan usahatani semangka merah dan semangka kuning terus meningkat selama 5 tahun terakhir; pendapatan usahatani semangka kuning lebih besar daripada pendapatan usahatani semangka merah; usahatanisemangka kuning lebih layak diusahakandaripada semangka merah.

Kata Kunci : Produksi, Pendapatan, Analisis Kelayakan

Universitas Sumatera Utara

(4)

RIWAYAT HIDUP

AHMAD RIANDY HARAHAP, lahir di BP Mandoge pada tanggal 6 Januari 1993. Penulis merupakan anak Keempat dari empat bersaudara dari Ayahanda Drs. Rabiullah Harahap dan Ibunda Lucy Anny Saragih.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis sebagai berikut : 1. Tahun 1998 masuk Sekolah Inpres Mandoge

2. Tahun 2004 masuk Sekolah Menengah Pertama Setia Budi Abadi Perbaungan.

3. Tahun 2007 masuk Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Lubuk Pakam.

Pada tahun 2011 penulis diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur Ujian Masuk Bersama (UMB) Mandiri.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif pada kegiatan kemahasiswaan yaitu Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP) sebagai anggota.

Pada bulan Agustus-September 2015 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Di Desa Silau Buttu Kecamatan Pematang Raya Kabupaten Simalungun.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah ANALISIS USAHATANI SEMANGKA MERAH DAN SEMANGKA KUNING (Studi Kasus: Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat). Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribinis, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Meneth Ginting, M.A.D.E selaku Ketua Komisi Pembimbing yang banyak meluangkan waktunya untuk membimbing, memotivasi, dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Emalisa, SP, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing yang banyak meluangkan waktunya untuk membimbing, memotivasi, dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan, MS selaku Ketua Dosen Penguji yang telah memberikan saran maupun pertanyaan yang membangun peneliti membuat skripsi ini menjadi lebih baik.

4. Bapak Ir. M. Jufri, MSi selaku Anggota Dosen Penguji yang telah memberikan saran maupun pertanyaan yang membangun peneliti membuat skripsi ini menjadi lebih baik.

5. Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis FP USU yang telah memfasilitasi peneliti dalam melakukan penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara

(6)

6. Ayahanda Drs. Rabiullah Harahap dan Ibunda Lucy Anni Saragih yang telah memberikan doa dan kasih sayang serta dukungan moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

7. Teman-teman stambuk 2011 Dian SP, Abdillah SP, Bob SP, Alun SP, Al SP, Budi SP, Edo SP, Hermawan SP, Cut Yunita SP, Agfanti SP, Serta seluruh anggota keluarga KRD, dan lain-lain yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini.

8. Abang kakak stambuk 2009 dan 2010 yang telah membantu dan memberikan perhatian kepada penulis didalam penelitian dan penulisan skripsi ini.

9. Sahabat terbaik Acol Regar, Ari Pungo, Bimo, bagong, Dio, Ivan, Salman, Pitung, serta seluruh anggota BRADUS yang telah memberikan perhatian kepada penulis didalam penelitian dan penulisan skripsi ini.

10. Sahabat Tercinta Novita Rahmadhani SE dan Dita Amanda Saragih SE, yang sangat membantu dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini.

Namun demikian, penulis menyadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran pada skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, 201

Ahmad Riandy Harahap

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka ... 6

2.2Landasan Teori ... 8

2.3Penelitian Terdahulu ... 14

2.4 Kerangka Pemikiran ... 16

2.5 Hipotesis Penelitian ... 18

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 19

3.2 Metode Pengambilan Sampel ... 20

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 20

3.4Metode Analisis Data ... 21

3.5Defenisi dan Batasan Operasional ... 27

BAB IV. DESKRISI DAERAH PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah penelitian... 31

4.2 Karakteristik Sampel ... 34

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1Perkembangan Tanaman Semangka Merah dan Semangka Kuning ... 39

5.2 Perbedaan Pendapatan Usahatani Semangka Merah dan Semangka Kuning ... 40

5.3 Analisis Kelayakan Usahatani Semangka Merah dan Semangka Kuning. ... 43

5.4 Pengaruh Input Produksi Terhadap Produksi Pada Usahatani Semangka Merah ... 44

Universitas Sumatera Utara

(8)

5.5 Pengaruh Input Produksi Terhadap Produksi Pada

Usahatani Semangka Kuning ... 47

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 51 6.2 Saran ... 52 DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Luas Lahan, Produksi, dan Produktivitas Semangka 2009-2012 di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat ... 3 2. Kandungan gizi buah semangka per 100 gram ... 7 3. Data Luas Panen, Produksi, dan Rata-Rata Produksi Semangka di

Kabupaten Langkat ... 19 4. Penetuan Pengambilan Sampel Penelitian ... 20 5. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Telaga Jernih

Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2015. ... 31 6. Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Telaga Jernih, Kecamatan

Secanggang, Kabupaten Langkat, Tahun 2015 ... 32 7. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Desa Telaga Jenis

Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2015 ... 33 8. Sarana dan Prasarana di Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang,

Kabupaten Langkat, Tahun 2015 ... 34 9. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di Desa Telaga Jernih,

Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Tahun 2015 ... 34 10. Umur Petani Sampel semangka merah di Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Tahun 2015 ... 35 11. Keadaan Umur Petani Sampel semangka kuning di Desa Telaga Jernih,

Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Tahun 2015 ... 35 12. Tingkat Pendidikan Petani Sampel Semangka Merah di Desa Telaga

Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Tahun 2015 ... 36

Universitas Sumatera Utara

(10)

13. Tingkat Pendidikan Petani Sampel semangka kuning di Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Tahun 2015 ... 37 14. Luas lahan Penanaman Petani Sampel semangka merah di Desa Telaga

Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Tahun 2015 ... 38 15. Luas lahan Penanaman Petani Sampel semangka kuning di Desa Telaga

Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Tahun 2015 ... 38 16. Produksi Semangka Desa Telaga Jernih 5 Tahun Terakhir ... 39 17. Biaya Usahatani Semangka Merah dan Semangka Kuning Per Hektar

(Satu Musim Tanam)... 41 18. Penerimaan Usahatani Semangka merah dan semangka kuning Per Hektar

(Satu Musim Tanam)... 42 19. Pendapatan Usahatani Semangka Merah Dan Semangka Kuning Per

Hektar (Satu Musim Tanam) ... 43 20. Perbandingan Kelayakan Semangka Merah Dan Semangka Kuning

Perhektar ... 44 21. Hasil Analisis Regresi Linear Pengaruh Input Produksi Terhadap

Penerimaan Pada Usaha Tani Semangka Merah ... 45 22. Hasil Analisis Regresi Linear Pengaruh input produksi Terhadap produksi

pada Usaha tani semangka kuning ... 49 23. Hasil Analisis Korelasi Produksi Dan Pendapatan Semangka Merah . 52 24. Hasil Analisis Korelasi Produksi Dan Pendapatan Semangka Kuning.. 53

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Skema Kerangka Pemikiran………. 17

Universitas Sumatera Utara

(12)

DAFTAR LAMPIRAN No

A. Semangka Merah 1. Karakteristik Petani Semangka Merah

2. Biaya Benih Semangka Merah PerHektar

3. Penggunaan Pupuk Dan Biaya Pupuk Usahatani Semangka Merah Per Hektar

4. Biaya Pestisida Usahatani Semangka Merah Per Hektar

5. Total Biaya Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Semangka Merah Per Hektar

6. Penyusutan Peralatan Usahatani Semangka Merah Per Hektar 7. Total Biaya Penyusutan Usahatani Semangka Merah Perhektar 8. Total Biaya Saprodi Usahatani Semangka Merah Perhektar 9. Total Biaya Usahatani Semagka Merah Perhektar

10. Produksi, Penerimaan Dan Pendapatan Usahatani Semangka Merah PerHektar

11. Analisis B/C Dan R/C Usaha Tani Semangka Merah Perhektar 12. Hasil Analisis Regresi Faktor-Faktor Produksi Semangka Merah 13. Hasil Analisis Korelasi Produksi Dan Pendapatan Semangka Merah B. Semangka Kuning

1. Karakteristik Petani Semangka Kuning 2. Biaya Benih Semangka Kuning PerHektar

3. Penggunaan Pupuk Dan Biaya Pupuk Usahatani Semangka kuning Per Hektar

(13)

4. Biaya Pestisida Usahatani Semangka kuning Per Hektar

5. Total Biaya Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Semangka kuning Per Hektar

6. Penyusutan Peralatan Usahatani Semangka kuning Per Hektar 7. Total Biaya Penyusutan Usahatani Semangka kuning Perhektar 8. Total Biaya Saprodi Usahatani Semangka kuning Perhektar 9. Total Biaya Usahatani Semagka Merah Perhektar

10. Produksi, Penerimaan Dan Pendapatan Usahatani Semangka kuning PerHektar

11. Analisis B/C Dan R/C Usaha Tani Semangka kuning Perhektar 12. Hasil Analisis Regresi Faktor-Faktor Produksi Semangka kuning 13. Hasil Analisis Korelasi Produksi Dan Pendapatan Semangka kuning

Universitas Sumatera Utara

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditujukan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup dan bekerja pada sektor pertanian (Mubyarto, 1989)

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencarian mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian besar penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

Sebagian besar penggunaan lahan di wilayah Indonesia diperuntukkan sebagai lahan pertanian dan hampir 50% dari total angkatan kerja masih menggantungkan nasibnya bekerja di sektor pertanian (Husodo, 2004).

Keanekaragaman sumber genetik buah-buahan tropic yang tumbuh tersebar di berbagai wilayah di Indonesia merupakan harta karun yang tak ternilai harganya.

Namun harta itu masih belum banyak dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Beberapa jenis buah-buahan yang telah dimanfaatkan sebagai tambahan sumber penghasilan belum dapat memenuhi harapan. Komoditi ini masih kalah menghadapi tantangan pasar sehingga belum mampu mencukupi kebutuhan pasar sesuai dengan kebutuhan konsumen (Sunarjono, 2013)

Salah satu usaha yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan petani adalah dengan mengusahakan komoditas pertanian yang mempunyai nilai ekonomis tinggi serta mempunyai potensi pasar yang cukup besar, baik pasar dalam negeri

(15)

maupun luar negeri. Sektor pertanian yang dikembangkan salah satunya adalah holtikultura yang meliputi buah-buahan, sayuran dan bunga. Buah-buahan cukup potensial untuk dikembangkan dengan pertimbangan permintaannya terus meningkat. Salah satu komoditi buah yang mempunyai prospoek untuk dikembangkan adalah semangka. Lamanya umur tanaman semangka tumbuh sampai buah masak, pada kondisi lahan dan cuaca normal adalah 70 – 100 hari, sejak bibit ditanam (Wihardjo, 1993).

Semangka termasuk salah satu jenis tanaman buah-buahan semusim yang mempunyai arti penting bagi perkembangan sosial ekonomi rumah tangga maupun negara. Perkembangan komoditas ini mempunyai prospek cerah karena dapat mendukung upaya peningkatan pendapatan petani, pengentasan kemiskinan, perbaikan gizi masyarakat, perluasan kesempatan kerja, pengurangan import dan peningkatan eksport migas (Rukmana, 1994).

Budidaya tanaman semangka di tanah air, masih terbatas untuk memenuhi pasaran dalam negeri. Tetapi tidak tertutup kemungkinan kita mampu bersaing di pasaran internasional. Faktor-faktor yang menjadi barometer naik turunnya harga pasaran buah semangka didalam negeri adalah banyaknya hasil buah yang dipanen secara bersamaan. Masuknya benih-benih semangka import mempunyai daya tarik yang kuat, sebab buah semangka tersebut mampu merebut pasaran sejajar dengan buah- buahan jenis lainnya yang sebagian masih didatangkan dari luar negeri. Kenyataan demikian menjadikan permintaan buah semangka semakin meningkat. Terlebih saat buah yang didatangkan dari daerah-daerah penghasil relatif sedikit, sehingga harganya melonjak tinggi (Wihardjo, 1993).

Universitas Sumatera Utara

(16)

Daerah penanaman semangka tersebar luas mulai dari Indonesia bagian barat sampai dengan bagian timur. Kabupaten Langkat merupakan salah satu daerah sentra produksi penanaman semangka di Provinsi Sumatera Utara. Luas tanaman dan produksi tanaman semangka menurut Kabupaten Langkat dapat dilihat di tabel berikut:

Tabel 1.1 Luas Lahan, Produksi, dan Produktivitas Semangka 2009-2012 di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

No Tahun Luas Lahan

(Ha)

Produksi (Ton)

Produktivitas (Ha)

1. 2009 327 6.752 206,47

2. 2010 345 7.138 206,90

3. 2011 406 8.245 205,54

4. 2012 584 12.128 207,67

Sumber: Badan Pusat Statistik, Langkat dalam Angka 2013

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa produktivitas buah semangka mengalami fluktuasi dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana perkembangan usahatani semangka merah dan semangka kuning 5 tahun terakhir di Kabupaten Langkat?

2. Bagaimana karakteristik petani semangka merah dan semangka kuning di daerah penelitian?

3. Bagaimana pendapatan usahatani semangka merah dan semangka kuning di daerah penelitian?

(17)

4. Bagaimana kelayakan usahatani semangka merah dan semangka kuning di daerah penelitian?

5. Bagaimana pengaruh faktor-faktor biaya produksi terhadap penerimaan usahatani semangka merah dan semangka kuning di daerah penelitian ? 1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perkembangan usahatani semangka merah dan semangka kuning 5 tahun terakhir di Kabupaten Langkat

2. Untuk menganalisis karakteristik petani semangka merah dan semangka kuning di daerah penelitian

3. Untuk menganalisis pendapatan usahatani semangka merah dan semangka kuning di daerah penelitian

4. Untuk menganalisis kelayakan usahatani semangka merah dan semangka kuning di daerah penelitian

5. Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor biaya produksi terhadap penerimaan usahatani semangka merah dan semangka kuning di daerah penelitian

1.4 Kegunaan Penelitian

Ada pun kegunaann dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan informasi bagi petani dalam melakukan usahatani semangka merah dan semangka kuning.

2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan untuk petani semangka merah dan semangka kuning.

3. Sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan semangka merah dan semangka kuning.

Universitas Sumatera Utara

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Budidaya Semangka

Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh merambat yang dalam bahasa Inggris disebut Water Mellon.Berasal dari daerah kering tropis dan subtropis Afrika, kemudian berkembang dengan pesat ke berbagai negara seperti Afrika Selatan, Cina, Jepang, dan Indonesia.Semangka termasuk dalam keluarga buah labu-labuan (Cucurbitaceae) pada daerah asalnya sangat disukai oleh manusia atau binatang yang ada di benua tersebut, karena banyak mengandung air, sehingga penyebarannya menjadi cepat (Prihatman, 2000).

Syarat tumbuh tanaman semangka yakni tanahnya subur, porusitasnya tinggi, pH tanah 6-6,5 , kadar garam rendah sampai tidak ada. Kadar magnesium (mg) rendah, ketinggin tempatnya sampai 900 m, tidak banyak hujan, tidak terdapat kabut, tempatnya terbuka, tidak ternaungi.Yang perlu diperhatikan dalam bertanam semangka adalah tanah dan pupuk kandang yang digunakan tidak mengandung penyakit cendawan busuk leher batang atau rebah kecambah yang disebabkan rhizoctonia sp. Penyakit ini biasa menyerang bibit tanaman yang masih muda. Tanah bekas semangka atau keluarga cucurbita tidak boleh ditanami semangka (Prajnanta,1996).

(19)

Menurut Dalimarta (2003), Senyawa aktif kukurbositrin pada biji semangka dapat memacu kerja ginjal dan menjaga tekanan darah agar tetap normal. Bagi penderita diabetes, mengkonsumsi jus semangka secara teratur dapat menjaga meningkatnya gula darah.Sebagai masker, buah semangka dapat menjadikan kulit halus dan menghilangkan flek hitam. Makan buah semangka setiap hari sebagai buah segar atau jus dapat mengurangi penyakit darah tinggi. Adapun kandungan gizi dari buah semangka sebagai berikut.

Tabel 2. Kandungan gizi buah semangka per 100 gram Bahan Kandungan Gizi Banyaknya

Energi 28 kalori

Protein 0,5 gram

Lemak 0,2 gram

Karbohidrat 6,9 gram

Vitamin A 590 SI Vitamin C 6 mg

Niasin 0,2 mg

Riboflavin 0,05 mg

Thiamin 0,05 mg

Abu 0,3 mg

Kalsium 7 mg

Besi 0,2 mg

Universitas Sumatera Utara

(20)

Fosfor 1,2 mg Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI tahun 1981

2.1 Landasan Teori 2.2.1 Ilmu Usahatani

Usahatani pada dasarnya merupakan usaha untuk meningkatkan produksi pertanian yang berkualitas dan berdaya saing. Oleh karena itu, pengembangan suatu komoditas pertanian harus mempertimbangkan permintaan pasar, berkonsentrasi pada produk unggulan yang berdaya saing tinggi maupun memenuhi fungsi sebagai komoditas ekonomi dan sosial, mampu memaksimalkan sumber daya alam terutama lahan berwawasan lingkungan serta mempunyai keterkaitan yang erat dengan sektor lain (Soekartawi, 1995).

Petani memiliki karakteristik yang beragam, karakteristik tersebut dapat berupa karakter demografis, karakter sosial serta karakter kondisi ekonomi petani itu sendiri.Karakter-karakter tersebut yang membedakan tipe perilaku petani pada situasi tertentu.Karakteristik yang diamati dalam penelitian ini adalah umur, pendidikan, luas lahan, dan lama bertani.

1. Umur

Umur responden merupakan lama responden hidup hingga penelitian dilakukan, umur produktif petani akan mempengaruhi proses adopsi suatu inovasi baru. Menurut BPS

(21)

(2012), berdasarkan komposisi penduduk, umur dikelompokkan menjadi 3 yaitu umur 0-14 tahun dianggap sebagai kelompok penduduk belum produktif, kelompok penduduk umur 15-64 tahun sebagai kelompok produktif dan kelompok umur 65 tahun keatas sebagai kelompok penduduk yang tidak lagi produktif.

Pada umumnya, makin muda petani maka semangat untuk ingin tahu apa yang belum mereka ketahui juga akan makin tinggi, sehingga mereka berusaha untuk lebih cepat melakukan adopsi inovasi walaupun biasanya mereka masih belum berpengalaman dalam soal adopsi inovasi tersebut (Soekartawi, 1995).

2. Pendidikan

Faktor pendidikan pada umumnya akan mempengaruhi cara berpikir petani dalam mengelola usahataninya. Pendidikan membuat seseorang berpikir ilmiah sehingga mampu untuk membuat keputusan dari berbagai alternatif dalam mengelola usahataninya dan mengetahui kapan ia harus menjual hasil usahataninya sebanyak mungkin untuk memperoleh pendapatan.

3. Pengalaman Bertani

Pengalaman bertani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi petani dalam menerima suatu inovasi.Pengalaman berusahatani terjadi karena pengaruh waktu yang telah dialami oleh para petani. Petani yang berpengalaman dalam menghadapi hambatan-hambatan usahataninya akan tahu cara mengatasinya, lain halnya dengan petani yang belum atau kurang berpengalaman, dimana akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan hambatan-hambatan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

(22)

Semakin banyak pengalaman yang diperoleh petani maka diharapkan produktivitas petani akan semakin tinggi, sehingga dalam mengusahakan usahataninya akan semakin baik dan sebaliknya jika petani tersebut belum atau kurang berpengalaman akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan (Hasan, 2000).

4. Luas Lahan

Luas lahan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan status petani, apakah tergolong sebagai petani miskin atau petani yang lebih tinggi taraf hidupnya.Tingkat luasan usahatani menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat petani, semakin luas areal tani maka semakin tinggi tingkat produksi dan pendapatan yang diterima (Sajogyo, 1999).

Pada umumnya petani tidak mempunyai catatan usahatani, sehingga sulit bagi petani untuk melakukan analisis usahataninya. Petani hanya mengingat-ingat anggaran arus uang tunai yang mereka lakukan, walaupun sebenarnya ingat tersebut tidak terlalu jelek karena mereka masih ingat bila ditanya tentang output yang mereka peroleh dan berupa input yang mereka gunakan.

Keberhasilan usahatani dimulai dari awal yaitu penentuan tujuan dan harapan yang diinginkan karena segala kegiatan harus mengarah pada tujuan tersebut.Namun demikian sering kali petani karena kesibukannya tidak menganggap penting penentuan tujuan.Mereka menganggap mengelola usahatani adalah kewajiban dan pekerjaan sehari-hari yang dari dulu hingga saat ini hanya begitu-begitu saja, tidak

(23)

berubah dan tanpa tujuan yang pasti. Dengan demikian untuk mengukur keberhasilan di kemudian hari akan mengalami kesulitan (Suratiyah, 2008).

2.2.2 Biaya

Menurut Prawirokusumo (1990), biaya adalah semua pengeluaran yang dinyatakan dengan uang yang diperlukan untuk menghasilkan sesuatu produk dalam suatu periode produksi. Nilai biaya dinyatakan dengan uang, yang termasuk di dalamnya adalah :

1. Sarana produksi yang habis terpakai, seperti bibit, pupuk, pestisida, bahan bakar dan lain-lain.

2. Lahan seperti sewa lahan baik berupa uang, pajak, iuran pengairan, taksiran biaya penggunaan jika yang digunakan ialah tanah milik sendiri.

3. Biaya dari alat-alat produksi tahan lama, yaitu seperti bangunan, alat dan perkakas yang berupa penyusutan.

4. Tenaga kerja dari petani itu sendiri dan anggota keluarganya, tenaga kerja tetap atau tenaga bergaji tetap.

5. Biaya-biaya lain.

Dalam jangka pendek, biaya produksi dapat pula dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap atau biaya variabel. Biaya tetap adalah semua jenis biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi.. Jumlah biaya tetap adalah konstan. Selain biaya tersebut, hampir semua biaya masuk kedalam biaya tidak tetap karena tergantung dengan besar kecilnya produksi yang akan dihasilkan.

Universitas Sumatera Utara

(24)

Yang termasuk kedalam biaya tidak tetap, misalnya biaya-biaya untuk bibit, persiapan, serta pengolahan lahan dan lain-lain (Hanafie, R. 2010).

2.2.3 Pendapatan

Menurut Suratiyah (2009) pendapatan kotor atau penerimaan ialah seluruh pendapatan yang diperoleh dari usaha tani selama satu periode diperhitungkan dari hasil penjualan atau penaksiran kembali yang diukur dalam satuan Rupiah (Rp).Pendapatan kotor atau penerimaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

TR = Y x Py Dimana : TR = Pendapatan Kotor/Penerimaan

Y = Jumlah produksi (kg) Py = Harga produk (Rp/kg)

Menurut Rahardja dan Mandala (2006), biaya produksi merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam melakukan kegiatan produksi. Biaya total sama dengan biaya tetap yang ditambah dengan biaya variabel. Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah produksi, contohnya biaya barang modal, gaji pegawai, bunga pinjaman, bahka pada saat perusahaan tidak berproduksi (Q = 0), biaya tetap harus dikeluarkan dalam jumlah yang sama. Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang besarnya tergantung pada tingkat produksi, contohnya upah buruh, biaya bahan baku.

TC = FC + VC Dimana : TC = Biaya total

(25)

FC = Biaya tetap VC = Biaya variabel

Menurut Ahmad (2006), pendapatan usaha tani merupakan selisih antara penerimaan dengan semua biaya yang dikeluarkan selama melakukan kegiatan usaha tani.

Pendapatan suatu usahatani dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Pd = TR – TC

Dimana : Pd = Pendapatan bersih usahatani TR = Total penerimaan

TC = Total biaya

2.2.4 Analisis Kelayakan Usahatani

Penelitian yang dilakukan secara mendalam tersebut dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Dengan kata lain, kelayakan dapat diartikan bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan nonfinansial sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan.

Ukuran kelayakan masing-masing jenis usaha sangat berbeda, misalnya antara usaha jasa dan usaha nonjasa, seperti pendirian hotel dengan usaha pembukaan perkebunan kelapa sawit atau usaha peternakan dengan pendidikan. Akan tetapi, aspek-aspek yang digunakan untuk menyatakan layak atau tidak layaknya adalah sama sekalipun bidang usahanya berbeda (Jakfar dan Kasmir, 2003).

Universitas Sumatera Utara

(26)

Salah satu cara untuk mengetahui kelayakan suatu usaha adalah dengan cara menganalisis perbandingan penerimaan dan biaya usaha tersebut, yaitu menggunakan analisis R/C dimana R/C dapat menunjukkan besarnya penerimaan yang diperoleh dengan pengeluaran dalam satu satuan biaya. R/C adalah singkatan dari revenue-cost ratio, atau dikenal sebagai perbandingan atau nisbah antara penerimaan dan biaya.

Makin besar nilai R/C ratio usahatani itu makin besar keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut (Soekartawi, 1995).

Analisis lain yang dapat digunakan untuk menghitung kelayakan usahatani adalah analisis B/C Ratio. Menurut Soekartawi (1995), analisis benefit-cost ratio (B/C) ini pada prinsipnya sama saja dengan analisis R/C (revenue-cost ratio), hanya saja pada analisis B/C ratio data yang diperhitungkan adalah besarnya manfaat.

2.3 Penelitian Terdahulu

Sondang Darmawati (2013) dalam penelitian yang berjudul “Beberapa Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Produktivitas, Biaya Produksi, dan Pendapatan Usahatani Semangka di Kabupaten Serdang Berdagai”,menyimpulkan bahwa produktivitas usahatani semangka di Desa Petuaran Hulu pada luas lahan sempit lebih tinggi dari pada produktivitas pada lahan luas. Komponen biaya produksi yang mendominasi adalah biaya sarana produksi dengan presentase 75,57 % Total pendapatan usahatani perpetani semngka adalah sebesar Rp.4.553.845, diperoleh bahwa pendapatan usahatani semangka di Desa Peturaran Hulu lebih tinggi dari biaya produksi usahatani semangka. Secara serempak faktor sosial ekonomi petani berpengaruh nyata terhadap produktivitas usahatani semangka.Secara parsial variabel

(27)

yang mempengaruhi produktivitas usahatani semangka adalah curahan tenaga kerja dan modal.Secara serempak faktor sosial ekonomi petani memberikan pengaruh yang nyata terhadap biaya produksi usahatani semangka.Tetapi secara parsial variabel yang memberikan pengaruh yang nyata terhadap biaya produksi adalah modal.Secara serempak faktor sosial ekonomi petani memberikan pengaruh yang nyata terhadap pendapatan usaha tani semangka.Secara parsial variabel yang memberikan pengaruh yang nyata terhadap pendapatan usahatani adalah variabel umur dan lama pendidikan.

Wedastra (2010) dalam penelitiannya mengenai analisisi ekonomi agribisnis semangka di kabupaten lombok barat menyimpulkan bahwa pendapatan bersih yang diterima oleh petani semangka rata-rata adalah sebesar Rp 3.560.614,88/ha.

Usahatani semangka di daerah penelitian sudah efisien dan layak untuk dikembangkan dengan nilai BCR (Benefit Cost Ratio) sebesar 61% , .

Ariani (2008) dalam penelitiannya mengenai “Analisis Efisiensi Ekonomis Usahatani Semangka Di Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan” meyimpulkan bahwa factor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi semangka yaitu benih, NPK, TSP dan tenaga kerja. Keuntungan yang diperoleh sebesar Rp12.739.226,904/Ha.Selain itu usahatani yang dilakukan didaerah penelitian belum efisein dan masalah yang dialami petani semangka adalah teknik budidaya yang masih professional dan keterbatasan modal.

Astutiningsih (2009) dalam penelitiannya mengenai “Analisis Pendapatan Usahatani Semangka” menyimpulkan bahwa biaya usahatani semangka merah rata-rata sebesar

Universitas Sumatera Utara

(28)

Rp7.820931,01/ha dengan penerimaan rata-rata sebesar Rp15.517.543/Ha pendapatannya sebesar Rp 7.696.612,49/Ha. Efesiensi usahatani semangka sebesar 2,07 berarti bahwa usahatani semangka merah telah efisien.

Ihksan gunawan (2014) dalam penelitiannya mengenai “ analisis pendapatan usahatani semangka didesa Rambah Muda Kabupaten Rokan Hulu”. Menyimpulkan bahwa penerimaan yang diterima petani sampel sebesar Rp.36.960.000.dan biaya tetap yang dikeluarkan sebesar Rp.9.462.847 biaya variabel Rp.8.953.000.dan total biaya sebesar Rp.18.415.847.pendapatan bersih yang diterima petani sampel sebesar Rp.18.544.153.

2.4 Kerangka Pemikiran

Dalam prinsipnya usahatani mempunyai tujuan utama yaitu untuk memperoleh hasil produksi yang maksimal. Petani dalam melakukan usahataninya memiliki beberapa faktor input yang mempengaruhi produksinya. Input produksi mencakup hal-hal yang diperlukan untuk usahataninya yaitu seperti bibit, pupuk, dan tenaga kerja,. Sehingga diperoleh output yang berupa produksi yang dihasilkan dalam usahatani tersebut.

Dengan dicapainya produksi semangka merah dan semangka kuning yang optimal maka akan mempengaruhi penerimaan usahatani tersebut. Penerimaan usahatani semangka merah yaitu hasil perkalian antara produksi semangka merah dikali dengan harga jual semangka merah.Penerimaan usaha tani semangka kuning yaitu hasil perkalian antara produksi semangka kuning dikali dengan harga jual semangka kuning. Pendapatan usahatani semangka merah dan semangka kuning diperoleh dari selisih penerimaan dan total biaya produksi yang dikeluarkan (biaya bibit, pupuk, dan

(29)

tenaga kerja). Dari hasil pendapatan yang diperoleh oleh petani semangka merah dan semangka kuning yang dihitung melalui analisis kelayakan usahatani maka akan diketahui layak atau tidak layaknya usahatani tersebut. Setelah didapat kelayakan usahatani masing-masing semangka maka akan dilihat perbandingan kelayakan dari kedua usahatani semangka ini. Berikut adalah skema kerangka pemikiran

Usahatani Semangka

Semangka Merah Semangka Kuning

Karakteristik petani:

• Umur

• Pendidikan

• Luas lahan

• Lama bertani Karakteristik petani:

• Umur

• Pendidikan

• Luas lahan

• Lama bertani

Input

Output (produksi) Semangka Merah

Output (produksi) semangka kuning

Penerimaan Penerimaan

Harga Harga

Pendapatan Pendapatan

• Biaya Bibit

• BiayaPupuk

• BiayaTenaga Kerja

• Biaya Pestisida

• Biaya Bibit

• BiayaPupuk

• BiayaTenaga Kerja

• Biaya Pestisida Input

Universitas Sumatera Utara

(30)

Gambar 1 : Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan : = Hubungan

2.5 Hipotesis

1. Ada perkembangan tanaman semangka merah dan semangka kuning 5 tahun terakhir di daerah penelitian

2. Ada pengaruh antara biaya benih, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja terhadap penerimaan petani di daerah penelitian

3. Pendaptan petani semnagka merah lebih besar dibandingkan petani semangka kuning.

4. Semangka merah lebih layak diusahakan dibandingkan dengan semangka kuning.

Layak Tidak layak Layak Tidak layak

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Telaga Jernih Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.Daerah penelitian ini dipilih secara purposive dimana Kecamatan Secanggang merupakan Kecamatan dengan produksi semangka terbesar di Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Adapun data produksi semangka dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.1 Data Luas Panen, Produksi, dan Rata-Rata Produksi Semangka di Kabupaten Langkat

Kecamatan Luas Panen (Ha) Produksi (kw) Rata-rata(Kw/Ha)

Bahorok - - -

Serapit - - -

Salapian - - -

Kutambaru - - -

Sei Bingai 2 40 40

Kuala 11 219 199,09

Selesai 16 338 211,25

Binjai 65 1359 209,08

Stabat 1 20 200,00

Wampu 12 242 201,67

Batang Serangan - - -

Padang Tualang 21 444 211,43

Hinai 29 599 206,55

Secanggang 217 4539 209,17

Tanjung Pura 56 1142 203,93

Gebang 73 1531 209,73

Babalan 4 81 202,50

Sei Lepan 8 161 201,25

Brandan Barat 22 463 210,45

Besitang 23 470 204,35

Pangkalan Susu 13 263 202,31

Pematang Jaya 11 217 197,27

Langkat 584 12128 207,67

Universitas Sumatera Utara

(32)

3.2 Metode Pengambilan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani semangka kuning dan semangka merah di Desa Telaga Jernih Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah purposivesampling yaitu metode penentuan sampel yang di pilih sesuai dengan kriteria penelitian.jumlah sampel yang diambil adalah 30 petani semangka merah dan 30 petani semangka kuning

Untuk penelitian yang menggunakan metode analisis statistik inferensia, maka ukuran sampelnya boleh lebih kecil dibandingkan apabila kita menggunakan rancangan analisis statistik deskriptif saja. Dengan kata lain, rancangan penelitian deskriptif membutuhkan ukuran sampel yang lebih besar daripada rancangan penelitian eksplanatif. Contoh lainnya adalah jika kita menggunakan model regresi linier berganda, dimana variabel bebas yang kita gunakan jumlahnya cukup banyak, maka data yang di butuhkan juga harus cukup besar sehingga data yang ada dapat di analisis (Supriana, 2016).

Tabel 3.2 Penetuan Pengambilan Sampel Penelitian

No Jenis semangka Jumlah Sampel (orang)

1 Semangka Merah 30

2 Semangka Kuning 30

Total 60

3.3 Metode pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.Data primer diproleh dari wawancara langsung dengan petani di Desa Telaga Jernih Kecamatan Secanggang melalui survey maupun data kuisioner yang

(33)

telah disiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui instansi atau lembaga terkait seperti Badan Pusat Statistika Langkat , Badan Pusat Statistika Provinsi Sumatera Utara, Kantor Kecamatan Secanggang dan instansi lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini

3.4 Metode Analisis Data

Untuk menganalisis masalah (1) mengetahui perkembangan tanaman semangka merah dan semangka kuning di Kecamatan Secanggang selama 5 tahun terakhir dilakukan secara deskriptif.

Untuk menganalisis masalah (2) mengetahui karakteristik petani semangka merah dan semangka kuning di Kecamatan Secanggang dilakukan secara deskriptif.

Karakteristik petani semangka merah dan semangka kuning didapatkan melalui wawancara dengan petani sampel. Setelah didapat karakteristik masing-masing petani semangka maka akan terlihat perbedaan karakteristik petani semangka merah dan semangka kuning.

Untuk menganalisis masalah (3)Untuk hipotesis dianalisis menggunakan metode analisis pendapatan. Secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut :

π

= TR –TC Keterangan :

π= Pendapatan petani

TR= Total Penerimaan TC = Total Biaya

Universitas Sumatera Utara

(34)

TR = Q x P Keterangan :

TR= Total penerimaan (Rp)

Q= Jumlah produksi yang dihasilkan (kg) P = Harga jual (Rp)

Tenaga kerja di daerah penelitian digunakan untuk mempersiapkan pengolahan tanah, Penanaman, pemeliharaan, dan panen.Tenaga kerja yang digunakan adalah TKDK (Tenaga Kerja Dalam Keluarga) dan TKLK (Tenaga Kerja Luar Keluarga).Penggunaan tenaga kerja luar keluarga paling banyak digunakan ketika masa pemeliharaan. Adapun perhitungan HKP tenaga kerja adalah sebagai berikut :

HKP = jumlah tenaga kerja x jumlah hari kerja x jam kerja x HKP 8

Dimana jumlah HKP untuk laki-laki adalah 1 dan perempuan 0,8. (Arifin, 2009)

Untuk menganalisis masalah (4) mengetahui kelayakan usahatani semangka merah dan semangka kuning dianalisis dengan menggunakan metode analisis R/C Ratio dan B/C Ratio. R/C Ratio( Return Cost Ratio), atau dikenal sebagai perbandingan atau nisbah antara penerimaan dan biaya. Secara matematika dapat dituliskan sebagai berikut:

a = R/C R = Py. Y C = FC + VC

a = {(Py.Y)/(FC+VC)}

(35)

dimana :

R = penerimaan C = biaya

Py = harga output Y = output

FC = biaya tetap (fixed cost) VC = biaya variabel (variable cost)

R/C menunjukkan berapa besarnya penerimaan yang diperoleh sebagai manfaat dari setiap rupiah yang dikeluarkan. Adapun kriteria keputusan dari nilai R/C yaitu:

• Jika R/C > 1, maka usaha menguntungkan secara ekonomi sehingga layak dikembangkan dari segi modal.

• Jika R/C = 1, maka usaha impas

• Jika R/C < 1, maka usaha tidak menguntungkan (rugi) secara ekonomi sehingga tidak layak untuk dikembangkan dari segi modal (Soekartawi,1995).

B/C Ratio atau Benefit Cost Ratio bisa digunakan dalam analisis kelayakan usahatani, yaitu perbandingan antara total pendapatan dan total biaya yang dikeluarkan.

B/C = Total Pendapatan (Rp) Total Biaya (Rp)

Kriteria :

• Jika B/C > 1, maka usahatani menguntungkan.

• Jika B/C = 1, maka usahatani impas

• Jika B/C < 1, maka usahatani tidak menguntungkan (Cahyono, 2002).

Universitas Sumatera Utara

(36)

Pada dasarnya fungsi analisis R/C dan B/C adalah sama. Namun dalam hipotesisnya analisis B/C hanya menyimpulkan untung atau tidak nya suatu usaha dan besarnya manfaat, dengan demikian perlu dilakukan analisis R/C yaitu agar diketahui usaha tersebut layak atau tidak layak dikembangkan secara ekonomi, seperti penambahan modal usaha (Anonimous, 2011).

Untuk menganalisis maasalah (5) mengetahui pengaruh faktor input terhadap penerimaan semangka merah dialkukan dengan analisis regresi berganda .Penyusunan rumus model linear berganda adalah sebagai berikut:

𝑌𝑌 = 𝑎𝑎0+ 𝑎𝑎1𝑋𝑋1+ 𝑎𝑎2𝑋𝑋2+ 𝑎𝑎3𝑋𝑋3+ 𝑎𝑎4𝑋𝑋4

Keterangan:

Y = penerimaan (Rp)

a1,a2,a3,

a

= Koefisien Regresi

0

X

= Konstanta

1

X

= Biaya Benih (Rp)

2

X

= Biaya Pupuk (Rp)

3

X

=Biaya pestisida (Rp)

4

Untuk menguji pengaruh biaya input (biaya benih, biaya pupuk, biaya pestisida dan biaya tenaga kerja) terhadap penerimaan semangka merah dan kuning secara simultan, diuji dengan F statistik. Adapun kriteria uji F adalah sebagai berikut:

= Biaya tenaga kerja (Rp)

(37)

- Jika probalitasnya (nilai sig) > α0,05 , maka H0 diterima H1

- Jika probalitasnya (nilai sig) <α

ditolak

0,05 , maka H0 ditolak H1

H

diterima

0

H

= Variasi variabel input (biaya benih, biaya pupuk, biaya pestisida dan biaya tenaga kerja)tidak berpengaruh nyata secara serempak terhadap penerimaan semangka merah dan kuning secara simultan.

1

Untuk menguji pengaruh pengaruh input (biaya benih, biaya pupuk, biaya pestisida dan biaya tenaga kerja) terhadap penerimaan semangka merah dan kuning secara parsial diuji dengan uji-t statistic. Adapun kriteria uji-t adalah sebagai berikut:

= Variasi variabel input (biaya benih, biaya pupuk, biaya pestisida dan biaya tenaga kerja) berpengaruh nyata secara serempak terhadap penerimaan semangka merah dan kuning secara simultan.

- Jika probalitasnya (nilai sig) >α0,05 , maka H0 diterima H1

- Jika probalitasnya (nilai sig) <α

ditolak

0,05 , maka H0 ditolak H1 H

diterima

0

H

= variasi variabel input (biaya benih, biaya pupuk, biaya pestisida dan biaya tenaga kerja) tidak berpengaruh nyata secara parsial terhadap penerimaan semangka merah dan kuning scara simultan

1

Untuk melihat sejauh mana variabel input (biaya benih, biaya pupuk, biaya pestisida dan biaya tenaga kerja) terhadap penerimaan semangka merah dan kuning digunakan

= variasi variabel (biaya benih, biaya pupuk, biaya pestisida dan biaya tenaga kerja) berpengaruh nyata secara parsial terhadap penerimaan semangka merah dan kuning secara simultan.

Universitas Sumatera Utara

(38)

uji statistik koefisien determinasi (R2

Nilai koefisien determinasi (R

). Uji statistik koefisien determinansi ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat (penerimaan).

2

3.5 Definisi dan batasan operasional

) adalah diantara 0 dan 1.Nilai yang kecil memperlihatkan kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel-variabel sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel input (biaya benih, biaya pupuk, biaya pestisida dan biaya tenaga kerja) memberikan hampir semua informasi yang diperlukan untuk memprediksikan variabel-variabel produksi semangka merah dan kuning secara simultan (Supriana, 2008).

1. Petani semangka merah adalah petani yang mengusahakan usahatani semangka merah mulai dari penyiapan input sampai menghasilkan output.

2. Petani semangka kuning adalah petani yang mengusahakan usahatani semangka kuning mulai dari penyiapan input sampai menghasilkan output.

3. Usahatani semangka merah dan semangka kuning adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan penghasilan dengan cara melakukan budidaya semangka merah dan semangka kuning pada suatu lahan untuk menghasilkan buah semangka merah dan semangka kuning yang akan dijual ke konsumen.

4. Karakteristik adalah umur, luas lahan, pendidikan, dan lama bertani yang dimiliki oleh petani semangka merah dan semangka kuning.

5. Umur adalah umur dari petani yang menjadi responden (tahun).

(39)

6. Lahan adalah lingkungan fisik dan biotik yang ditunjukkan atau cocok untuk dijadikan tempat usahatani semangka merah dan semangka kuning (Ha).

7. Pendidikan adalah pendidikan formal yang diterima petani (tahun).

8. Pengalaman bertani semangka adalah lamanya petani tersebut bergelut dibidang pertanian (tahun).

9. Bibit adalah jumlah bibit yang digunakan oleh petani semangka merah dan semangka kuning dalam satu periode musim tanam (benih/ha).

10. Pupuk adalah jumlah pupuk yang digunakan oleh petani semangka merah dan semangka kuning dalam satu periode musim tanam (Kg).

11. Pestisida adalah jumlah pestisida yang digunakan petani terhadap tanaman semangka merah dan semangka kuning selama satu periode musim tanam (botol).

12. Tenaga Kerja adalah orang yang mengelola usahatani pada sebidang tanah baik anggota keluarga maupun di luar anggota keluarga (HK).

13. Produksi adalah semua hasil tanaman semangka merah dan semangka kuning yang dibudidayakan petani semangka merah dan semangka kuning berupa produksi buah semangka(Kg).

14. Harga semangka merah dan semangka kuning adalah nilai produk semangka merah dan semangka kuning per satuan kilogram (Rp/Kg/ha).

15. Penerimaan adalah jumlah produksi semangka merah dan semangka kuning dikalikan dengan harga jual semangka merah dan semangka kuning (Rp/ha).

Universitas Sumatera Utara

(40)

16. Biaya adalah seluruh pengeluran yang dikeluarkan untuk menghasilkan produksi usahatani semangka merah dan semangka kuning selama satu periode musim tanam (Rp/ha).

17. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan total biaya produksi (Rp/ha).

18. Kelayakan usaha adalah analisis yang dilakukan untuk membandingkan antara penerimaan dan biaya untuk mengetahui suatu usaha itu layak atau tidak layak untuk dikembangkan secara ekonomis dengan menggunalan analisis B/C dan R/C.

3.6 Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat.

2. Sampel Penelitian adalah petani yang mengusahakan usahatani semangka merah dan petani yang mengusahakan usahatani semangka kuning di daerah penelitian.

3. Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun 2016

(41)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIKSAMPEL

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian 4.1.1. Geografi dan Topografi

Desa Telaga Jernih merupakan salah satu dari 17 Desa yang terletak di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat. Desa Telaga Jernih berada pada ketinggian 2 M di atas permukaan laut dengan luas wilayah 1.295 Ha serta menempuh jarak 11 km dari Ibukota Kecamatan Secanggang dan 7 km dari Ibukota Kabupaten Langkat.

Desa Telaga Jernih memiliki batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara : Desa Cinta Raja Kecamatan Secanggang Sebelah Selatan : Desa Teluk Kecamatan Secanggang Sebelah Barat : Desa Suka Mulia Kecamatan Secanggang Sebelah Timur : Desa Karang Gading Kecamatan Secanggang

4.1.2. Demografi

A. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Keadaan penduduk di Desa Telaga Jernih menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1 :

Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Telaga Jernih Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2015 No. Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Laki-Laki 2.574 49,8

2 Perempuan 2.593 50,2

Jumlah 5.167 100,00

Sumber : Kantor Kepala Desa Telaga Jernih 2015

Universitas Sumatera Utara

(42)

Dari Tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa penduduk perempuan lebih banyak daripada jumlah penduduk laki-laki yakni, perempuan sebanyak 2.593 jiwa dengan persentase 50,2 %, sedangkan laki-laki sebanyak 2.571 dengan persentase 49,8%.

Jumlah penduduk Desa Telaga Jernih berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Kepala Desa tahun 2015 ialah 5.167 jiwa.

B. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Jumlah penduduk di Desa Telaga Jernih menurut kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.2 :

Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Tahun 2015

No. Kelompok Umur (tahun) Jumlah(jiwa) Persentase (%)

1. 0 – 4 273 5,3

2. 5 – 9 369 7,1

3. 10 – 14 386 7,5

4. 15 – 19 363 7,0

5. 20 – 24 399 7,7

6. 25 – 29 357 6,9

7. 30 – 34 390 7,5

8. 35 – 39 358 6,9

9. 40 – 44 392 7,6

10. 45 – 49 382 7,4

11. 50 – 54 342 6,6

12. 55 – 59 332 6,4

13. 60 – 64 262 5,0

14. 65+ 411 7,9

Jumlah 5168 100

Sumber : Profil Desa Telaga Jernih 2015

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa penduduk Desa Telaga Jernih dengan kelompok umur usia kerja 15- 59 tahun mempunyai jumlah paling banyak yaitu sebanyak 3.315 jiwa (64,14%) , disusul dengan kelompok umur 0-14 tahun yaitu sebanyak 1.028 jiwa (19,89%), sedangkan kelompok umur > 60 tahun memiliki jumlah penduduk terkecil yaitu sebanyak 673 jiwa (13,02%).

(43)

C. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Penduduk di Desa Telaga Jernih memiliki jenis pekerjaan yang cukup beraneka ragam. Jumlah Penduduk di Desa Telaga Jernih berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat dari Tabel 4.3:

Tabel 4.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Desa Telaga Jenis Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2015 No. Jenis Pekerjaan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Petani 562 83,13

2 Pedagang 75 11,09

3 PNS 39 5,76

Jumlah 676 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Telaga Jernih2015

Dari Tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa penduduk Desa Telaga Jernih yang berjumlah 5168 Jiwa. Sebagian besar penduduk Desa Telaga Jernih bekerja sebagai petani yakin sebanyak 562 Jiwa atau berkisar 83,13%. Sedangkan penduduk yang bekerja sebagai PNS sebesar 75 Jiwa atau berkisar 11,09 %, dan paling kecil bekerja sebagai pedagang sebesar 39 Jiwa atau berkisar 5,76%

4.1.3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana yang ada di Desa Telaga Jernih cukup memadai sehingga mendukung berbagai aktifitas masyarakat di Desa Telaga Jernih.Sarana dan Prasarana sangat menunjang pembanguanan masyarakat desa. Bila sarana dan prasarana baik maka pembangunan desa dan masyarakatnya akan semakin baik pula. Hal ini dapat dilihat dari jenis-jenis fasilitas umum yang telah tersedia baik fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, maupun fasilitas peribadatan.

Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah sarana dan prasarana yang ada di Desa Telaga Jernih dapat dilihat pada Tabel 4.4 :

Universitas Sumatera Utara

(44)

Tabel 4.4. Sarana dan Prasarana di Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Tahun 2015

No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah (unit/km)

1. Poliklinik 2 unit

2. Posyandu 1 unit

3. Mesjid 2 unit

4. SD Negeri 2 unit

5. Jalan Tanah 1 km

6. Jalan Koral 1 km

7. Jalan Aspal 2 km

8. Apotek 1 unit

Sumber : Kantor Kepala Desa Telaga Jernih2015

4.1.4. Distribusi Penduduk Menurut Agama Yang Dianut

Penduduk Desa Telaga Jernih menganut 1 (satu) agama yaitu Islam.Kehidupan beragama di Desa Telaga Jernih secara umum berlangsung harmonis. Distribusi penduduk menurut agama yang dianut dapat dilihat jelas pada Tabel 4.5:

Tabel 4.5Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Tahun 2015

No. Agama Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase(%)

1 Islam 5168 100

2 Kristen Khatolik 0 0

3 Kristen Protestan 0 0

Jumlah 5168 100,00

Sumber : Kantor Kepala Desa Telaga Jernih 2015

Dari Tabel 4.5 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk di Desa Telaga Jernih menganut agama Islam yaitu sebanyak 5168 jiwa dengan persentasi 100%`

4.2. Karakteristik Sampel

Petani sampel yang dimaksud disini adalah seluruh petani semangka merah yang memiliki usahatani semangka merah dan petani semangka kuning yang memiliki usahatani semangka kuning dan menjualnya dalam bentuk buah yang berada di Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat.Karakteristik petani sampel dalam penelitian ini terdiri dari umur petani, tingkat pendidikan

(45)

petani, lama berusahatani, luas lahan semangka merah dan semangka kuning.

4.2.1. Umur Petani Sampel

Dalam hal ini umur petani merupakan salah satu faktor yang berkaitan langsung dengan kemampuan petani dalam melaksanakan kegiatan usahataninya.Semakin tua umur petani, maka kemampuan bekerjanya pun cenderung menurun, yang akhirnya dapat mempengaruhi produksi dan pendapatan yang diperoleh petani itu sendiri.Hal ini dikarenakan pekerjaan sebagai petani lebih banyak mengandalkan kondisi fisik dari petani.Keadaan umur petani sampel, dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan Tabel 4.7

Tabel 4.6. Umur Petani Sampel semangka merah di Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Tahun 2015

No. Kelompok Umur Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 25 – 35 3 7,14

2 36 – 45 17 60,71

3 46 – 55 9 28,57

4 > 55 1 3,57

Jumlah 30 100

Sumber : Analisis Data Primer , Lampiran

Tabel 4.7. Keadaan Umur Petani Sampel semangka kuning di Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Tahun 2015 No. Kelompok Umur Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 25 – 35 1 3,22

2 36 – 45 17 58,06

3 46 – 55 11 35,48

4 > 55 1 3,22

Jumlah 30 100

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 1

Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa jumlah petani sampel semangka merah yang terbesar berada pada kelompok umur 36-45 tahun yaitu dengan jumlah petani sebanyak 17 orang atau sekitar 60,71% dari jumlah petani sampel. Artinya, petani sampel di daerah penelitian berada pada usia produktif yang masih berpotensi

Universitas Sumatera Utara

(46)

dalam mengoptimalkan usahataninya. Sedangkan jumlah terkecil berada pada kelompok >55 tahun yaitu dengan jumlah petani sebanyak 1 orang atau sekitar 3,57% dari jumlah petani sampel.

Pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa jumlah petani sampel semangka kuning yang terbesar berada pada kelompok umur 36-45 tahun yaitu dengan jumlah petani sebanyak 18 orang atau sekitar 58,06% dari jumlah petani sampel. Artinya, petani sampel di daerah penelitian berada pada usia produktif yang masih berpotensi dalam mengoptimalkan usahataninya. Sedangkan jumlah terkecil berada pada kelompok 23-35 tahun dan >55 tahun yaitu dengan jumlah petani masing-masing sebanyak 1 orang atau sekitar 3,22% dari jumlah petani sampel.

4.2.2. Pendidikan Petani Sampel

Pendidikan petani sangat erat kaitannya dengan kemampuan petani dalam mengadopsi teknologi baru yang dapat menunjang usahataninya yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani.Pendidikan petani yang semakin tinggi membuat petani memiliki pendapatan yang semakin tinggi pula.Tingkat pendidikan petani sampel dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan Tabel 4.9.

Tabel 4.8. Tingkat Pendidikan Petani Sampel semangka merah di Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Tahun 2015

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1. Tidak bersekolah 1 3,33

2. SD 12 40,0

3. SMP 14 46,66

4. SMA 3 10,0

Jumlah 30 100

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 1

(47)

Tabel 4.9. Tingkat Pendidikan Petani Sampel semangka kuning di Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Tahun 2015

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1. Tidak bersekolah 0 0

2. SD 8 26,66

3. SMP 12 40,0

4. SMA 10 33,33

Jumlah 30 100

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 1

Dari Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan petani sampel mulai dari tidak bersekolah yaitu sebanyak 1 orang dan sebagian besar memiliki tingkat pendidikan SMA, yaitu sebanyak 14 orang atau sekitar 46,66% dari total jumlah petani sampel.

Dari Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan petani sampel mulai dari tingkat SD yaitu sebanyak 8 orang dan sebagian besar memiliki tingkat pendidikan SMP, yaitu sebanyak 12 orang atau sekitar 40,0% dari total jumlah petani sampel.

4.2.3. Luas Lahan Petani Sampel Semangka Merah dan Semangka Kuning Luas lahan penanaman semangka merah dan semangka kuning sangat berkaitan langsung terhadap jumlah produksi semangka merah dan semangka kuning serta pendapatan petani semangka merah dan semangka kuning karena pada penelitian ini objek utama peneliti ialah pendapatan petani semangka merah dan semangka kuning.Semakin luas lahan penanaman semangka merah dan semangka kuning maka hasil produksinya pun cenderung meningkat yang akhirnya dapat meningkatkan pendapatan yang diperoleh petani itu sendiri, begitu pula sebaliknya. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 1 dimana rata rata luas lahan petani sampel semangka merah 0,98 ha dan rata rata luas lahan petani sampel semangka kuning 0,78 ha. Untuk lebih jelasnya mengenai luas lahan penanaman

Universitas Sumatera Utara

(48)

semangka merah dan semangka kuning di daerah penelitian, dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan Tabel 4.11.

Tabel 4.10 Luas lahan Penanaman Petani Sampel semangka merah di Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Tahun 2015

No. Luas Lahan (Ha) Jumlah Persentase (%)

1. 0,5 – 0,9 15 50,0

2. 1,0 – 1,4 14 46,6

3. 1,5 – 2,0 1 3,33

Jumlah 30 100,00

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 1

Tabel 4.11 Luas lahan Penanaman Petani Sampel semangka kuning di Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Tahun 2015

No. Luas Lahan (Ha) Jumlah Persentase (%)

1. 0,5 – 0,9 24 80,0

2. 1,0 – 1,4 6 20,0

3. 1,5 – 2,0 0 0

Jumlah 30 100,00

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 1.

Dari Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa sebagian besar petanisampel semangka merah di Desa Telaga Jernih memiliki luas penanaman semangka merah yang tidak terlalu luas. Luas lahan petani sampel terbanyak terdapat pada kelompok luas lahan 0,5-0,9 hektar dengan jumlah sebanyak 15 petani atau sekitar 50,0% dari seluruh petani.

Dari Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani sampel semangka kuning di Desa Telaga Jernih memiliki luas penanaman semangka kuning yang tidak terlalu luas. Luas lahan petani sampel terbanyak terdapat pada kelompok luas lahan 0,5-0,9 hektar dengan jumlah sebanyak 24 petani atau sekitar 80,0% dari seluruh petani.

(49)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Perkembangan Tanaman Semangka Merah dan Semangka Kuning

Pada wilayah Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, tanaman semangka merah dan semangka kuning dibudidayakan sebanyak tiga kali dalam setahun, biasanya tanaman semangka ditanam pada bulan Februari, Juni, dan Oktober. Dengan proses pengolahan tanah sampai pasca panen hanya membutuhkan waktu empat bulan. Di Desa Telaga Jernih tanaman semangka dapat dipanen setelah berumur 70 - 90 hari.

Berdasarkan data sekunder yang didapat dari Dinas Pertanian dapat diketahui perkembangan produksi tanaman sem angka merah dan kunig di Desa Telaga Jernih dalam 5 tahun terakhir, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.1A Produksi Semangka Desa Telaga Jernih 5 Tahun Terakhir

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Langkat, 2016 No Tahun

Luas Lahan (Ha)

Semangka Merah Semangka Kuning

1 2012 20,3 15,8

2 2013 21,7 17,5

3 2014 25,1 18,6

4 2015 27,4 21,2

5 2016 29,4 23,6

Universitas Sumatera Utara

(50)

Tabel 5.1B Produksi Semangka Desa Telaga Jernih 5 Tahun Terakhir No Tahun

Produksi (ton)

Semangka Merah Semangka Kuning

1 2012 15,5 9,8

2 2013 16,3 10,8

3 2014 16,8 11,7

4 2015 17,5 12,2

5 2016 17,8 12,9

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Langkat, 2016

Dari tabel di atas dapat dilihat pada tahun 2012 semangka merah dan semangka kuning memiliki produksi terendah dibandingkan tahun-tahun berikutnya. Akan tetapi dapat dilihat setiap tahunnya produksi semangka merah dan kuning mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan luas lahan yang digunakan untuk menanam komoditi semangka merah dan semangka kuning terus meningkat. Harga buah semangka yang cenderung stabil dan perawatan tanaman yang tidak begitu rumit menjadi alasan bagi petani padi untuk beralih ke komoditi semangka. Dan setiap tahun dari luas lahan semangka merah mengalami kenaikan rata-rata 9 %,dan untuk tanaman semangka kuning mengalami kenaikan rata-rata 10 %. Dan untuk produksi semangka merah mengalami kenaikan rata-rata 3 % dan untuk semangka kuning mengalami kenaikan setiap tahun rata-rata 6 %.

Berdasarkan data statistik produksi hortikultura tahun 2014 dari Kementerian Pertanian, produktivitas rata – rata semangka di Indonesia sebesar 18,27 ton/ha atau 18.270 kg/ha. Dapat dilihat Pada Tabel 5.2 bahwa produksi semangka merah dan semangka kuning di Desa Telaga Jernih sebesar 17,8 ton/ha dan 12,9 ton/Ha. Jika dibandingkan dengan produksi semangka nasional, produksi semangka merah dan

(51)

semangka kuning di Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat masih tergolong rendah.

5.2. Perbedaan Pendapatan Usahatani Semangka Merah dan Semangka Kuning Untuk melihat perbedaaan pendapatan usahatani semangka merah dan semangka kuning maka terlebih dahulu akan dilihat uraian biaya dari masing-masng usaha tani.

Biaya input produksi petani dihitung dalam satuan rupiah per musim tanam. Biaya- biaya tersebut digunakan untuk menghasilkan produksi dan pendapatan yang maksimal. Adapun Biaya usaha tani Semangka merah dan semangka kuning dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 5.2 Biaya Usahatani Semangka Merah dan Semangka Kuning Per Hektar (Satu Musim Tanam)

No. Uraian Jenis Semangka

Semangka Merah (Rp) Semangka Kuning (Rp) 1 Biaya Tetap

-Penyusutan Alat 1.380.611 1.376.695

-Sewa Lahan 1.625.000 1.625.000

-Pajak PBB 56.667 56.667

Total Biaya Tetap 3.062.277 3.058.362,13

2 Biaya Variabel

-Saprodi 3.295.422 3.058.362

-Tenaga Kerja 4.337.252 4.093.869

-Bensin Mesin Air 144.000 143.200

-Sewa Mesin Air 185.464 290.642

Total Biaya Variabel 7.962.158 8.119.901

Total Biaya 11.024.435 11.178.263

Sumber : diolah dari Lampiran 2,3,4,5,6,7,9

Berdasarkan data pada Tabel 5.2 diketahui bahwa rata-rata biaya usahatani semangka merah sebesar Rp11.024.435/Ha sedangkan rata-rata biaya usahatani semangka

Universitas Sumatera Utara

(52)

kuning adalah sebesar kuning Rp 11.178.263/Ha. Biaya usahatani semangka kuning lebih besar dibandingkan biaya usahatani semangka merah. Hal ini disebabkan harga benih semangka kuning lebih mahal dibandingkan harga benh semangka merah.

Dapat dilihat pada Tabel 5.2 rata-rata biaya saprodi semangka kuning lebih besar dibandingkan biaya saprodi semangka merah.

Adapun Penerimaan usahatani semangka merah dan usahatani semangka kuning dijelaskan sebagai berikut,

Tabel 5.3 Penerimaan Usahatani Semangka merah dan semangka kuning Per Hektar (Satu Musim Tanam)

No. Uraian Jenis Semangka

Semangka Merah Semangka Kuning

1 Produksi (Kg) 18.290 16.711

2 Harga (Rp/Kg) 2.698 3.648

3 Penerimaan (Rp) 49.348.560 60.995.607

Sumber: lampiran 10

Berdasarkan data pada Tabel 5.3 diketahui bahwa rata-rata penerimaan usahatani semangka merah sebesar Rp 49.348.560/Ha sedangkan rata-rata penerimaan usahatani semangka kuning adalah sebesar Rp 60.995.607,8. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa usahatani semngka kuning memiliki penerimaan lebih besar dibandingkan penerimaan semangka merah. Hal ini disebabkan harga semangka kuning yang lebih tingi dibandingkan harga semangka merah. Dapat dilihat pada tabel 5.3 rata-rata harga semangka kuning adalah sebesar Rp 3.648,33 sedangkan harga semangka merah adalah sebesar Rp2.698,33.

(53)

Pendapatan merupakan selisih antara total penerimaan dengan total biaya produksi yang dikeluarkan dalam rupiah pertahun. Dari hasil penelitian yang dilakukan didesa Telaga Jernih Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat diperoleh jumlah pendapatan semangka merah dan semangka kuning dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.4 Pendapatan Usahatani Semangka Merah Dan Semangka Kuning Per Hektar (Satu Musim Tanam)

No. Uraian Jenis Semangka

Semangka Merah Semangka Kuning

1 Penerimaan (Rp) 49.348.560 60.995.607

2 Biaya Usahatani (Rp) 10.947.363 11.178.263

3 Pendapatan (Rp) 38.354.234 49.817.344

Sumber: lampiran 10

Berdasarkan data Pada Tabel 5.4 diketahui bahwa rata-rata pendapatan usahatani semangka merah sebesar Rp 38.354.234/Ha , sedangkan rata-rata pendaptan usahatani semangka kuning adalah sebesar Rp 49.817.344/Ha. Dari data tersebut diketahui bahwa usahatani semangka kuning memiliki pendapatan lebih besar dibandingkan usahatani semangka merah. Hal ini disebabkan penerimaan usahatani semangka kuning lebih besar dibandingkan usahatani semangka merah .

5.3 Analisis Kelayakan Usahatani Semangka Merah dan Semangka Kuning Salah satu cara untuk mengetahui kelayakan suatu usaha adalah dengan cara menganalisis perbandingan penerimaan dan biaya usaha tersebut, yaitu menggunakan analisis R/C. Makin besar nilai R/C ratio usahatani itu semakin besar penambahan

Universitas Sumatera Utara

Gambar

Tabel 1.1 Luas Lahan, Produksi, dan Produktivitas Semangka 2009-2012 di  Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat
Gambar 1 : Skema Kerangka Pemikiran
Tabel 7. Hasil Analisis Regresi Linear Pengaruh biaya Input Produksi Terhadap  Penerimaan Pada Usaha Tani Semangka Merah
Tabel 7. Hasil Analisis Regresi Linear Pengaruh biaya input produksi Terhadap  penerimaan pada Usaha tani semangka kuning

Referensi

Dokumen terkait

metode beryanyi pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Harapan Indah adalah sebagai berikut:Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, guru terlebih dahulu mengajak anak-anak

Masail al-Ushul yaitu masail zhahir al-Riwayah, adalah masalah-masalah hukum Islam yang terdapat pada zahir riwayah yaitu suatu permasalahan yang diriwayatkan oleh Abu

Pada penelitian ini variabel asupan karbohidrat menujukkan adanya hubungan yang signifikan dengan indeks massa tubuh dan dapat mengurangi indeks massa tubuh pada

Dari hasil Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Guided Discovery pada materi sistem pernapasan masusia di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Binjai

Berdasar pada hasil eksplorasi kemampuan awal statistis mahasiswa pada topik statistika deskripsi dalam penelitian ini, maka indikator yang masih belum mendapat capaian maksimal

Hasil pengukuran pergerakan sumbu X dan sumbu Y pada prototipe mesin cutter ini untuk membuat pola garis tegak lurus belum mencapai ideal atau belum sesuai dengan setting value

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan metode yang tepat dalam penentuan subjek penelitian yang berkaitan dengan apa yang akan diteliti, dan darimana data diperoleh,

[r]