4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Objek PenelitianObjek dalam penelitian ini adalah penggunaan aplikasi AIRBNB pada generasi X di kota Surabaya. Aplikasi AIRBNB merupakan aplikasi penyedia jasa akomodasi bagi para penggunanya yang ingin tinggal di apartemen atau sebuah unit rumah yang berbeda dengan hotel konvensional. Pengguna dapat melakukan pemesanan dan pembayaran secara mandiri melalui aplikasi AIRBNB.
4.2 Profil Deskriptif Responden
Berikut ini adalah pembahasan deskriptif mengenai responden yang meliputi usia, status, jumlah anak, dan frekuensi liburan per tahun:
a. Responden berdasarkan usia
Tabel 4.1 Responden berdasarkan usia
Frekuensi Persentase
39-43 tahun 32 32.00%
44-48 tahun 27 27.00%
49-54 tahun 41 41.00%
Total 100 100.00%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar berumur 49-54 tahun dengan jumlah sebanyak 41 orang dari total 100 responden dengan persentase sebesar 41%.
b. Responden berdasarkan status
Tabel 4.2 Responden berdasarkan status
Frekuensi Persentase
Sudah menikah 94 94.00%
Tabel 4.2 Responden berdasarkan status (sambungan)
Frekuensi Persentase
Belum menikah 6 6.00%
Total 100 100.00%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar berstatus sudah menikah dengan jumlah sebanyak 94 orang dari 100 responden dengan persentase sebesar 94.00%.
c. Responden berdasarkan jumlah anak
Tabel 4.3 Responden berdasarkan jumlah anak
Frekuensi Persentase
Belum mempunyai anak 6 6.00%
1-2 anak 59 59.00%
3-4 anak 28 28.00%
>4 anak 7 7.00%
Total 100 100.00%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar memiliki 1-2 anak dengan jumlah sebanyak 59 orang dari 100 responden dengan persentase sebesar 59.00%.
d. Responden berdasarkan frekuensi liburan per tahun
Tabel 4.4 Responden berdasarkan frekuensi liburan per tahun
Frekuensi Persentase
1-2 kali 45 45.00%
3-4 kali 27 27.00%
>4 kali 28 28.00%
Total 100 100.00%
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar berlibur dengan frekuensi sebanyak 1-2 kali dalam setahun dengan jumlah sebanyak 45 orang dari 100 responden dengan persentase sebesar 45.00%.
4.2.1 Deskripsi Jawaban Responden
Statistik deskriptif akan dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan ringkas mengenai data dalam suatu tabel frekuensi. Untuk menggambarkan skala penelitian yang lebih jelas, maka peneliti menggunakan mean dan standar deviasi. Selain itu peneliti juga akan mengukur jawaban berdasarkan rentang jawaban dengan skala interval 1 sampai 5. Nilai mean tiap pernyataan akan dikelompokkan dalam beberapa kelas yang ditentukan dengan menggunakan rumus:
Interval kelas = Nilai maksimum−Nilai minimum Jumlah kelas = 5−1
5 = 0.8 (4.1)
Interval kelas dapat disusun sebagai berikut:
Nilai 1 < X ≤ 1,8 = Sangat Tidak Setuju
Nilai 1,8 < X ≤ 2,6 = Tidak Setuju
Nilai 2,6 < X ≤ 3,4 = Netral
Nilai 3,4 < X ≤ 4,2 = Setuju
Nilai 4,2 < X ≤ 5 = Sangat Setuju
Tabel 4.5 Deskripsi Jawaban Responden
Kode Pernyataan Mean Keterangan
Persepsi Kemudahan (PEOU)
Mean secara keseluruhan variabel PEOU
4.020 Setuju
Persepsi Kegunaan (PU)
Mean secara keseluruhan variabel PU
4.020 Setuju
Persepsi Kesenangan (PE)
Mean secara keseluruhan variabel PE
3.863 Setuju
Sikap pengguna (ATT) Mean secara keseluruhan variabel ATT
3.840 Setuju
Minat pengguna (INT) Mean secara keseluruhan variabel INT
3.930 Setuju
4.3 Hasil Analisis SmartPLS 4.3.1 Uji Validitas Konvergen
Pada uji validitas konvergen dengan indikator reflektif dinilai berdasarkan dari nilai loading factor (outer/skor loading), yaitu korelasi nilai komponen dengan nilai konstruk. Rule of thumb yang digunakan untuk validitas konvergen adalah nilai loading > 0.7 (Ghozali, 2014). Namun menurut Abdillah dan Jogiyanto (2009), nilai loading 0.5-0.6 dianggap cukup sebagai skala pengukuran.
Oleh karena itu, nilai loading factor akan dianggap valid apabila skor loading >
0.6. Apabila skor loading < 0.6, maka indikator akan dihapus dari konstruknya karena indikator tersebut tidak termuat ke konstruk yang mewakilinya. Hasil uji validitas konvergen pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.1 Hasil Uji Validitas Konvergen
Nilai skor loading ditunjukkan pada garis yang berada di diagram jalur yang menghubungkan antara indikator dengan variabel. Hasil uji validitas konvergen yang disajikan dalam bentuk tabel dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Konvergen
Persepsi Kemudahan
Persepsi Kegunaan
Persepsi Kesenangan
Sikap Pengguna
Minat Pengguna
peou1 0.757
peou2 0.838
peou3 0.850
peou4 0.824
peou5 0.817
pu1 0.776
pu2 0.799
pu3 0.800
pu4 0.843
pu5 0.737
pe1 0.842
pe2 0.889
pe3 0.874
att1 0.828
att2 0.809
att3 0.816
att4 0.783
att5 0.758
int1 0.934
int2 0.930
int3 0.930
Berdasarkan gambar 4.1 dan tabel 4.6, dapat dilihat bahwa semua indikator memiliki nilai loading > 0.6, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil uji kedua telah memenuhi syarat uji validitas konvergen.
4.3.2 Average Variance Extracted (AVE)
Dapat dilihat pada tabel 4.7 bahwa nilai AVE setiap variabel sudah lebih besar dari 0.5, yang menyatakan bahwa seluruh variabel telah sesuai dengan angka yang direkomendasikan dan telah valid.
Tabel 4.7 Hasil Skor AVE
Average Variance Extracted (AVE)
AVE
Persepsi Kemudahan 0.669 0.5
Persepsi kegunaan 0.627 0.5
Persepsi Kesenangan 0.754 0.5
Sikap Pengguna 0.639 0.5
Minat Pengguna 0.867 0.5
4.3.3 Uji Validitas Diskriminan
Berdasarkan Tabel 4.8, nilai korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya. Contoh: nilai korelasi peou1 terhadap konstruk persepsi kemudahan sebesar 0.757 lebih besar dari nilai korelasi peou1 terhadap konstruk Minat Pengguna (0.370), konstruk persepsi kegunaan (0.665), konstruk persepsi kesenangan (0.423), dan konstruk sikap pengguna (0.468). Hal ini juga berlaku bagi peou2, peou3, dan seterusnya.
Artinya, konstruk sikap pengguna, minat pengguna, persepsi kegunaan, persepsi kesenangan, dan persepsi kemudahan dapat memprediksi ukuran pada blok konstruknya lebih baik daripada ukuran pada blok lainnya. Selain itu, menurut Ghozali (2014) nilai discriminant validity dapat dibuktikan dengan membandingkan nilai square root of Average Variance Extracted (√AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model.
Nilai akar kuadrat AVE (√AVE) setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model; contoh: dilihat dari tabel 4.8, nilai √AVE dari konstruk persepsi kemudahan adalah 0.669 dan lebih besar dari nilai peou1 terhadap konstruk persepsi kegunaan sebesar 0.665, konstruk persepsi kesenangan sebesar 0.423, konstruk sikap pengguna sebesar 0.468, dan dari konsruk peou1 terhadap konstruk minat perilaku sebesar 0.370.
Artinya konstruk persepsi kemudahan, persepsi kegunaan, persepsi kesenangan, sikap pengguna, dan minat pengguna memiliki nilai discriminant validity yang baik serta setiap konstruk bersifat unik dan mampu menangkap fenomena yang diukur.
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Diskriminan
Persepsi Kemudahan
Persepsi Kegunaan
Persepsi Kesenangan
Sikap Pengguna
Minat Pengguna
peou1 0.757 0.665 0.423 0.468 0.370
peou2 0.838 0.704 0.544 0.549 0.452
peou3 0.850 0.648 0.482 0.559 0.494
peou4 0.824 0.610 0.425 0.540 0.517
peou5 0.817 0.608 0.488 0.583 0.642
pu1 0.638 0.776 0.466 0.622 0.543
pu2 0.594 0.799 0.383 0.601 0.533
pu3 0.686 0.800 0.454 0.526 0.438
pu4 0.660 0.843 0.564 0.609 0.575
pu5 0.553 0.737 0.493 0.460 0.475
pe1 0.510 0.493 0.842 0.520 0.523
pe2 0.444 0.468 0.889 0.538 0.470
pe3 0.546 0.578 0.874 0.683 0.581
att1 0.583 0.620 0.704 0.828 0.674
att2 0.575 0.575 0.522 0.809 0.597
att3 0.577 0.636 0.528 0.816 0.655
att4 0.508 0.568 0.457 0.783 0.688
att5 0.396 0.457 0.472 0.758 0.754
int1 0.506 0.543 0.559 0.795 0.934
int2 0.537 0.609 0.532 0.760 0.930
int3 0.647 0.663 0.608 0.807 0.930
4.3.4 Hasil Uji Reliabilitas
Menurut Tabel 4.9, semua indikator dan variabel dalam penelitian dapat dikatakan baik, karena memiliki nilai composite reliability dan Cronbachs Alpha
≥ 0,70. Semua nilai atau skor masing-masing konstruk atau variabel berada di atas 0,80. Artinya, dari hasil uji reliabilitas ini bahwa masing-masing variabel memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.
Tabel 4.9 Tabel Composite Reliability & Cronbachs Alpha Cronbach's Alpha Composite Realibility
Persepsi Kemudahan 0.876 0.910
Persepsi kegunaan 0.851 0.893
Persepsi Kesenangan 0.838 0.902
Sikap Pengguna 0.858 0.898
Minat Pengguna 0.923 0.951
4.4 Pengujian Inner Model
Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan pada variabel eksogen terhadap variabel endogen. Semakin tinggi nilai R2, maka semakin baik model prediksi dari model penelitian yang diajukan (Abdillah dan Jogiyanto, 2016). Menurut Abdillah dan Jogiyanto (2016), hasil R2 sebesar 0.34-0.67 menindikasikan bahwa model “baik”, 0.20-0.33, mengindikasikan bahwa model “moderat”, dan nilai 0-0.19 mengindikasikan bahwa model “lemah”. Hasil penghitungan R2 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.10 Hasil Uji R-square (R2)
Variabel Nilai R Square Keterangan
Persepsi kegunaan 0.628 Baik
Persepsi Kesenangan 0.336 Moderat
Sikap pengguna 0.617 Baik
Minat pengguna 0.721 Baik
Nilai R2digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel eksogen (independen) terhadap variabel endogen (dependen). Nilai R2dari variabel Minat pengguna sebesar 0.721 mengindikasikan bahwa model struktural dinilai baik dalam mengukur atau menggambarkan variasi nilai dari variabel minat pengguna dalam menggunakannya. Begitu pula dengan nilai R2 dari variabel persepsi kegunaan sebesar 0.628, variabel persepsi kesenangan
sebesar 0.336, dan variabel sikap pengguna sebesar 0.617. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel independen (perceived ease of use) berpengaruh sebesar 62.8% terhadap persepsi kegunaan, sedangkan sisanya yaitu sebesar 37.2% dijelaskan oleh faktor lain diluar yang diteliti oleh penulis. Persepsi kemudahan berpengaruh sebesar 33.6% terhadap persepsi kesenangan, 61.7%
terhadap sikap pengguna, dan 72.1% terhadap minat pengguna sisanya sebesar 69.4%, 38.3%, dan 27.9% dijelaskan oleh faktor lain diluar yang diteliti oleh penulis.
4.4.1 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam PLS dilakukan dengan melakukan analisis uji t, dengan cara membandingkan nilai t-hitung (t-statistic) dan nilai t-tabel, pada tingkat kesalahan sebesar 5% atau 1.96. Hipotesis dapat diterima bila nilai t- hitung lebih besar daripada nilai t-tabel, atau apabila t-hitung > 1.96. Uji-t dilakukan dengan melakukan proses bootstrapping, sehingga menghasilkan gambar model analisis berikut ini.
Gambar 4.2 Hasil Analisis Bootstrapping
Tabel 4.11 Original Sample dan T-statistic
Hipotesis Pengaruh Langsung Original Sample
T
Statistics Keterangan H1 Persepsi Kemudahan ->
Persepsi Kegunaan 0.792 17.620 Positif
Signifikan H2 Persepsi Kemudahan ->Sikap
Pengguna 0.147 1.244 Positif,tidak
Signifikan H3 Persepsi Kemudahan ->
Persepsi Kesenangan 0.580 7.513 Positif
Signifikan H4 Persepsi Kegunaan -> Sikap
Pengguna 0.384 3.449 Positif
Signifikan H5 Persepsi Kegunaan -> Minat
Pengguna 0.079 1.120 Positif,tidak
Signifikan H6 Persepsi Kesenangan ->
Sikap Pengguna 0.361 4.617 Positif
Signifikan H7 Persepsi Kesenangan ->
Minat Pengguna 0.053 0.597 Positif,tidak
Signifikan H8 Sikap Pengguna -> Minat
Pengguna 0.754 10.063 Positif
Signifikan
Pengaruh Persepsi Kemudahan terhadap Persepsi Kegunaan menghasilkan T-statistic sebesar 17.620 > 1.960, yang berarti Persepsi kemudahan terhadap Persepsi kegunaan adalah signifikan. Original sample sebesar 0.792 menunjukkan bahwa pengaruh Persepsi Kemudahan terhadap Persepsi Kegunaan adalah positif, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Persepsi kegunaan yang mengartikan bahwa H1 didukung.
Pengaruh persepsi kemudahan terhadap sikap pengguna menghasilkan T- statistic sebesar 1.244 < 1.960, yang berarti pengaruh persepsi kemudahan terhadap sikap pengguna tidak signifikan. Original sample sebesar 0.147 menunjukkan bahwa pengaruh persepsi kemudahan terhadap sikap pengguna adalah positif, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap sikap pengguna yang mengartikan bahwa H2 tidak didukung.
Pengaruh persepsi kemudahan terhadap persepsi kesenangan menghasilkan T-statistic sebesar 7.513 > 1.960, yang berarti pengaruh persepsi kemudahan terhadap persepsi kesenangan adalah signifikan. Original sample sebesar 0.580 menunjukkan bahwa pengaruh persepsi kemudahan terhadap persepsi kesenangan adalah positif, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi kesenangan yang mengartikan bahwa H3 didukung.
Pengaruh persepsi kegunaan terhadap sikap pengguna menghasilkan T- statistic sebesar 3.449 > 1.960, yang berarti pengaruh persepsi kegunaan terhadap sikap pengguna adalah signifikan. Original sample sebesar 0.384 menunjukkan bahwa pengaruh persepsi kegunaan terhadap sikap pengguna adalah positif, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa persepsi kegunaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap pengguna, yang mengartikan bahwa H4 didukung.
Pengaruh persepsi kegunaan terhadap minat pengguna menghasilkan T- statistic sebesar 1.120 < 1.960, yang berarti pengaruh persepsi kegunaan terhadap minat pengguna tidak signifikan. Original sample sebesar 0.079 menunjukkan bahwa pengaruh persepsi kegunaan terhadap minat pengguna adalah positif, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa persepsi kegunaan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap minat pengguna, yang mengartikan bahwa H5 tidak didukung.
Pengaruh persepsi kesenangan terhadap sikap pengguna menghasilkan T- statistic sebesar 4.617 > 1.960, yang berarti pengaruh persepsi kesenangan terhadap sikap pengguna adalah signifikan. Original sample sebesar 0.361 menunjukkan bahwa pengaruh persepsi kesenangan terhadap sikap pengguna adalah positif, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa persepsi kesenangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap pengguna, yang mengartikan bahwa H6 didukung.
Pengaruh persepsi kesenangan terhadap minat pengguna menghasilkan T- statistic sebesar 0.597 > 1.960, yang berarti pengaruh persepsi kesenangan terhadap minat pengguna tidak signifikan. Original sample sebesar 0.053
menunjukkan bahwa pengaruh persepsi kesenangan terhadap minat pengguna adalah positif, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa persepsi kesenangan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap minat pengguna, yang mengartikan bahwa H7 tidak didukung.
Pengaruh sikap pengguna terhadap minat pengguna menghasilkan T- statistic sebesar 10.063 > 1.960, yang berarti pengaruh sikap pengguna terhadap minat pengguna adalah signifikan. Original sample sebesar 0.754 menunjukkan bahwa pengaruh sikap pengguna terhadap minat pengguna adalah positif, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa sikap pengguna berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat pengguna, yang mengartikan bahwa H8 didukung.
Tabel 4.12 Indirect Effect
Pengaruh Tidak Langsung Nilai
Persepsi kemudahan -> Persepsi kegunaan -> Minat Pengguna 0.062 Persepsi Kemudahan-> Persepsi kesenangan -> Minat pengguna 0.031 Persepsi kegunaan -> Sikap pengguna -> Minat pengguna 0.290 Persepsi kemudahan->Persepsi kegunaan -> Sikap pengguna->
Minat pengguna 0.230
Persepsi kemudahan -> Sikap pengguna -> Minat pengguna 0.111 Persepsi kesenangan -> SIkap pengguna -> Minat pengguna 0.272 Persepsi kemudahan -> Persepsi kesenangan ->Sikap pengguna -
>Minat pengguna 0.158
Persepsi kemudahan -> Persepsi kegunaan -> Sikap pengguna 0.305 Persepsi kemudahan -> Persepsi kesenangan -> Sikap pengguna 0.210
Berdasarkan hasil perhitungan dalam PLS, dapat dilihat nilai Indirect Effect pada tabel 4.12 bahwa persepsi kemudahan terhadap sikap pengguna melalui persesi kegunaan memiliki nilai paling tinggi yaitu 0.305, dengan kata lain persepsi kemudahan dapat mempengaruhi tingginya sikap pengguna melalui persepsi kegunaan yang terlibat dalam penggunaan aplikasi AIRBNB.
4.5 Pembahasan
4.5.1 Pengaruh Persepsi Kemudahan terhadap Persepsi Kegunaan
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Davis et al., (1992); Oghazi et al., (2012); Kaushik dan Rahman (2015) yaitu semakin mudah penggunaan sebuah sistem informasi, maka akan ada kecenderungan pengguna untuk semakin memiliki persepsi bahwa sistem informasi tersebut berguna. Persepsi kemudahan dalam penelitian ini, direfleksikan melalui pernyataan bahwa aplikasi AIRBNB mudah dipahami. Persepsi kegunaan dalam penelitian ini direfleksikan melalui pernyataan bahwa aplikasi AIRBNB memiliki langkah-langkah pemesanan yang praktis. Dalam konteks penelitian ini, membuktikan bahwa semakin mudah aplikasi AIRBNB dipahami oleh generasi X, maka akan semakin meningkatkan persepsi generasi X bahwa aplikasi AIRBNB memiliki langkah- langkah pemesanan yang praktis. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Davis et al., (1992); Oghazi et al., (2012);
Kaushik dan Rahman (2015).
4.5.2 Pengaruh Persepsi Kemudahan terhadap Sikap Pengguna
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lee et al., (2011); Oghazi et al., (2012); Di Pietro et al., (2012); dan Kaushik dan Rahman (2015) yang menyatakan bahwa apabila pengguna semakin memiliki persepsi kemudahan terhadap suatu sistem informasi, maka pengguna cenderung memiliki sikap untuk menggunakannya. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya dimana persepsi kemudahan tidak berpengaruh terhadap sikap pengguna. Persepsi kemudahan dalam penelitian ini, direfleksikan melalui pernyataan bahwa aplikasi AIRBNB mudah dipahami. Sikap pengguna dalam penelitian ini direfleksikan melalui penyataan bahwa menggunakan aplikasi AIRBNB adalah tindakan yang tepat. Dalam konteks ini, membuktikan bahwa meskipun generasi X merasakan kemudahan dalam memahami aplikasi AIRBNB, tidak begitu saja dapat membentuk sikap bahwa penggunaan aplikasi AIRBNB oleh generasi X merupakan tindakan yang tepat. Hasil ini disebabkan karena ada kecenderungan bahwa generasi X masih melakukan pembelian berdasarkan cara tradisional (Heaney, 2007). Cara yang dimaksud adalah melalui telepon, SMS, ataupun agen perjalanan. Menurut sebagian besar dari generasi X, menggunakan telepon, SMS,
atau agen perjalanan jauh lebih mudah karena generasi X tidak perlu beradaptasi dengan teknologi terbaru seperti membuka aplikasi AIRBNB dan melakukan pemesanan tempat tinggal.
4.5.3 Pengaruh Persepsi Kemudahan terhadap Persepsi Kesenangan
Hasil penelitian terdahulu oleh Oghazi et al., (2012) dan Di Pietro et al.,(2012) menunjukan bahwa semakin pengguna memiliki persepsi kemudahan terhadap suatu sistem informasi, maka pengguna akan semakin merasa senang saat menggunakan sistem informasi tersebut. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu, dimana semakin tinggi persepsi kemudahan yang dirasakan generasi X ketika menggunakan aplikasi AIRBNB, maka semakin tinggi pula persepsi kesenangan generasi X saat menggunakan aplikasi AIRBNB. Persepsi kemudahan dalam penelitian ini, direfleksikan melalui pernyataan bahwa aplikasi AIRBNB mudah dipahami. Persepsi kesenangan dalam penelitian ini, direfleksikan melalui pernyataan bahwa pengguna menikmati proses penggunaan aplikasi AIRBNB. Dalam konteks ini membuktikan bahwa semakin generasi X memiliki persepsi aplikasi AIRBNB mudah untuk dipahami, maka generasi X akan semakin menikmati penggunaan aplikasi AIRBNB. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Oghazi et al., (2012) dan Di Pietro et al. (2012).
Gambar 4.3 Tampilan awal aplikasi mobile AIRBNB
Tampilan awal aplikasi AIRBNB menampilkan fitur- fitur yang terdiri dari opsi tempat tinggal, pengalaman unik, rekomendasi tuan rumah, dan rumah mewah yang tersedia dalam satu kali swipe.
4.5.4 Pengaruh Persepsi Kegunaan terhadap Sikap pengguna
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Oghazi et al., (2012); Lee et al., (2011); Di Pietro et al., (2012); dan Kaushik dan Rahman (2015) membuktikan bahwa semakin tinggi persepsi kegunaan yang didapatkan dari suatu sistem informasi, maka pengguna semakin cenderung memiliki sikap untuk menggunakan sistem informasi tersebut. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya dimana persepsi kegunaan direfleksikan melalui pernyataan bahwa aplikasi AIRBNB memiliki langkah- langkah pemesanan yang praktis. Sikap pengguna direfleksikan melalui pernyataan bahwa menggunakan aplikasi AIRBNB merupakan tindakan yang tepat. Dalam konteks ini membuktikan bahwa, semakin generasi X merasa bahwa penggunaan aplikasi AIRBNB memiliki langkah- langkah yang praktis, maka generasi X semakin
merasa bahwa penggunaan aplikasi AIRBNB merupakan tindakan yang tepat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Oghazi et al., (2012); Lee et al., (2011); Di Pietro et al., (2012); dan Kaushik dan Rahman (2015).
4.5.5 Pengaruh Persepsi Kegunaan terhadap Minat Pengguna
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Davis et al., (1992); Oghazi et al., (2012); Di Pietro et al., (2012) menyatakan bahwa ketika pengguna semakin memiliki persepsi kegunaan dari suatu sistem informasi, maka akan semakin timbul minat dari pengguna untuk menggunakan sistem informasi tersebut. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya dimana persepsi kegunaan tidak berhubungan langsung dengan minat pengguna. Persepsi kegunaan dalam penelitian ini direfleksikan melalui pernyataan bahwa aplikasi AIRBNB memiliki langkah- langkah pemesanan yang praktis. Minat pengguna dalam penelitian ini direfleksikan melalui pernyataan bahwa pengguna akan menggunakan aplikasi AIRBNB secara reguler di masa depan. Dalam konteks ini, membuktikan bahwa meskipun generasi X merasa bahwa aplikasi AIRBNB memiliki langkah- langkah pemesanan yang praktis dan dianggap bermanfaat, tidak begitu saja membuat generasi X untuk mau menggunakan aplikasi AIRBNB secara reguler di masa depan. Hasil penelitian ini disebabkan karena adanya karakteristik dari generasi X yang juga mengutamakan kenyamanan emosional dalam memakai teknologi (Kupperschmidt, 2000). Pernyataan diatas mendukung hasil penelitian ini, bahwa generasi X juga mempertimbangkan persepsi kesenangan selain persepsi kegunaan sehingga generasi X mau untuk memakai aplikasi AIRBNB di masa depan.
4.5.6 Pengaruh Persepsi Kesenangan terhadap Sikap Pengguna
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lee et al., (2011); Oghazi et al., (2012); Di Pietro et al., (2012) menyatakan bahwa semakin pengguna memiliki persepsi kesenangan terhadap suatu sistem informasi, akan semakin membentuk sikap dari pengguna saat menggunakan sistem informasi tersebut. Persepsi kesenangan dalam penelitian ini direfleksikan melalui penyataan bahwa pengguna menikmati proses penggunaan aplikasi AIRBNB. Sikap pengguna dalam penelitian ini direfleksikan melalui pernyataan bahwa penggunaan aplikasi AIRBNB
merupakan tindakan yang tepat. Dalam konteks penelitian ini, membuktikan bahwa ketika generasi X semakin menikmati proses dalam menggunakan aplikasi AIRBNB, maka generasi X semakin merasa bahwa penggunaan aplikasi AIRBNB merupakan tindakan yang tepat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lee et al., (2011); Oghazi et al., (2012); Di Pietro et al., (2012).
4.5.7 Pengaruh Persepsi Kesenangan terhadap Minat Pengguna
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Davis et al., (1992); Oghazi et al., (2012) menyatakan bahwa semakin pengguna merasa bahwa penggunaan suatu sistem informasi adalah hal yang menyenangkan, maka pengguna akan semakin berminat untuk menggunakan sistem informasi tersebut. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian terdahulu dimana persepsi kesenangan tidak berpengaruh terhadap minat pengguna. Persepsi kesenangan dalam penelitian ini direfleksikan melalui pernyataan bahwa pengguna menikmati proses aplikasi AIRBNB. Minat pengguna dalam penelitian ini direfleksikan melalui pernyataan bahwa pengguna berniat menggunakan aplikasi AIRBNB secara reguler di masa depan. Dalam konteks penelitian ini, meskipun generasi X menikmati proses saat menggunakan aplikasi AIRBNB, tidak begitu saja generasi X memiliki minat untuk menggunakan aplikasi AIRBNB secara reguler di masa depan. Menurut Himmel (2008), generasi X ingin mengetahui fitur yang ada dari sebuah produk beserta penjelasan tentang mengapa fitur – fitur tersebut diperlukan. Sejalan dengan pernyataan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa generasi X memiliki kecenderungan untuk mempertimbangkan nilai guna dan kesenangan secara bersamaan saat menggunakan aplikasi AIRBNB.
4.5.8 Pengaruh Sikap Pengguna terhadap Minat Pengguna
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lee et al., (2011); Oghazi et al., (2012); Di Pietro et al., (2012); Kaushik dan Rahman (2015) menyatakan bahwa ketika pengguna menunjukan sikap yang mendukung dalam menggunakan suatu sistem informasi, maka pengguna akan semakin memiliki niat untuk menggunakan sistem informasi tersebut. Sikap pengguna dalam penelitian ini di refleksikan melalui pernyataan bahwa menggunakan aplikasi AIRBNB merupakan tindakan yang tepat. Minat pengguna dalam penelitian ini direfleksikan melalui
pernyataan bahwa berniat menggunakan aplikasi AIRBNB secara reguler di masa depan. Dalam konteks penelitian ini, membuktikan bahwa semakin positif sikap yang ditunjukan oleh generasi X ketika menggunakan aplikasi AIRBNB, maka akan semakin tinggi minat generasi X untuk menggunakan aplikasi AIRBNB secara reguler di masa depan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lee et al., (2011); Oghazi et al., (2012); Di Pietro et al., (2012);
Kaushik dan Rahman (2015).
4.5.9 Pembahasan Umum
Sesuai dengan hasil akhir penelitian, untuk memunculkan niat dari generasi X, dibutuhkan sikap positif dari generasi X saat menggunakan aplikasi AIRBNB. Sikap positif generasi X dapat dimunculkan dari sejauh mana generasi X dapat merasakan manfaat dan kesenangan dari aplikasi AIRBNB. Pernyataan ini mendukung Smith dan Clurman (2014), yang mengatakan bahwa generasi X menggunakan teknologi tersebut atas tujuan fungsional dan praktis, seiring dengan mencari kesenangan. Akan tetapi, persepsi kegunaan dan persepsi kesenangan tidak akan muncul tanpa adanya persepsi kemudahan yang dirasakan generasi X saat menggunakan aplikasi AIRBNB. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa persepsi kemudahan adalah kesan pertama yang dirasakan oleh generasi X saat menggunakan aplikasi AIRBNB.