• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. R 26 TAHUN DENGAN ANEMIA DI BPM BIDAN M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. R 26 TAHUN DENGAN ANEMIA DI BPM BIDAN M"

Copied!
177
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. R 26 TAHUN DENGAN ANEMIA DI BPM BIDAN M

DISUSUN OLEH : Febriyanti NIM : P1734215020

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG

PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR 2018

(2)

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. R 26 TAHUN DENGAN ANEMIA DI BPM BIDAN M

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Kebidanan

DISUSUN OLEH : Febriyanti NIM : P17324215020

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG

PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR 2018

(3)

i

(4)

ii

(5)

iii

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Febriyanti

Tempat/tanggal lahir : Bogor, 28 Februari 1998

Agama : Islam

Status perkawinan : Belum menikah

Nama ayah : Suwanto

Namaibu : Lilis Listianah

Alamatrumah : Jl. Madnoer Rt 02/02 Desa Jampang Parung Bogor No. Telepon : 083811181498

B. Riwayat Pendidikan

1. TK PGRI Jampang (2002-2003) 2. SD Negeri Jampang 03 (2003-2009)

3. SMP Daarul Uluum Lido Bogor (2009-2012) 4. MA Daarul Uluum Lido Bogor (2012-2015)

5. Poltekkes Kemenkes Bandung Program Studi Kebidanan Bogor (2015- 2017)

(6)

iv

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR

LAPORAN TUGAS AKHIR, MEI 2018 Febriyanti NIM: P17324215020

Asuhan Kebidanan Pada Ny. R 26 Tahun dengan anemia di Bidan Praktik Mandiri Bidan M Kota Bogor, 6 Bab, 106 Halaman, 8 Lampiran

ABSTRAK

Berdasarkan data survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2016 menyebutkan bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia sebesar 220 per 100.000 kelahiran hidup. Dan 37,1 % kematian ibu berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi dengan kadar hemoglobin di bawah 11gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar

<10,5gr% pada trimester 2, Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk dapat menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. R 26 tahun G1P0A0 dengan anemia sedang.

Pada laporan tugas akhir ini menggunakan metode laporan kasus, dengan pendekatan manajemen kebidanan dan metode pendokumentasian menggunakan SOAP. Sedangkan untuk teknik pengumpulan data yang diguanakan dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik, observasi, studi pendokumentasian dan studi literatur.

Data Subjektif yang didapat pada kasus Ny. R hamil anak pertama, usia kehamilan 38 minggu, HPHT ( 31 Juli 2017) TP ( 6 Maret 2018 ), ibu mengeluh sering BAK. Data Objektif yang didapatkan yaitu keadaan umum baik, tanda vital ibu normal, konjungtiva pucat, palpasi TFU 28 cm, di fundus teraba bokong,punggung kanan,bagian terendah kepala,sudah masuk PAP, DJJ : 144x/ menit, teratur. Hb 8,9 gr % .Analisa yang ditegakkan dari data diatas adalah Ny.R usia 26 tahun dengananemia, janin tunggal hidup. Presentasi kepala, keadaan ibu dan janin baik.Sehingga asuhan kebidanan yang diberikan adalah penatalaksanaan anemiadalam kehamilan, dan asuhan persalinan, nifas dan bayi baru lahir normal 2 jam,6 jam, 6 hari dan 14 hari.

Kesimpulan dari Laporan Tugas Akhir ini yaitu asuhan kebidanan secara berkesinambungan yang telah diberikan kepada Ny.R saat hamil, bersalin, nifas serta bayi baru lahir.didapatkan hasil pemeriksaaan sehingga anemia dapat teratasi.diharapkan klien dapat melakukan konseling yang telah diberikan seperti perawatan nifas,nutrisi yang seimbang dan cukup, selama asuhan kebidanan sehingga kondisi ibu dan bayi dalam keadaan sehat.

DaftarPustaka : 26 ( 2002- 2016 )

Kata Kunci : Anemia pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir

(7)

v

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR

FINAL PROJECT REPORT, MEI 2018 Febriyanti NIM: P17324215020

Midwifery Care on Mrs. R 26 Years Old in the Midwive M Private Midwifery Practice at Bogor City, 6 chapters, 112 pages, 8 attachments

ABSTRACT

Based on Indonesia's demographic and health survey (SDKI) data in 2016 stated that the maternal mortality rate (AKI) in Indonesia is 220 per 100,000 live births. And 37.1% of maternal deaths are associated with anemia in pregnancy. Anemia in pregnancy is a condition with hemoglobin levels below 11gr% in trimesters 1 and 3 or levels <10.5gr% in trimester 2, The purpose of this report is to be able to apply comprehensive obstetric care to Ny. R 26 years of G1P0A0 with moderate anemia.

And in this final project report using case report method, with approach of obstetrics management and documentation method using SOAP. As for data collection techniques diguanakan by interview, physical examination, observation, documentation study and literature study.

Subjective data obtained in case of Ny. R complains often BAK. Objective data obtained are general conditions and good vital signs of the mother, on examination of palpation fundus round soft soft and not bouncy, while the eye examination obtained pale conjunctiva.dan on examination Hb obtained results 8.9% .Analisa enforced from the data above is a 26 year old Ny.R with a single, living fetus. Presentation of the head, state of the mother and fetus baik.Sehingga given midwifery care is the management of anemia in pregnancy, and care of childbirth, puerper and newborn normal 2 hours, 6 hours, 6 days and 14 days.

The conclusion of this Final Report is that midwifery care in childbirth takes place normally, on the perineum there is tear and tailoring and has been resolved, during childbirth there is no complaint, in newborn there is no complications and complications. The results of continuity of care midwifery care that has been given to Ny.R during pregnancy, maternity, childbirth and newborn. The examination results obtained within normal limits do not have any constraints. It is expected that clients can apply counseling that has been given during midwifery care so that the condition of mother and baby in good health.

References: 26 (2002- 2016)

Keywords: Anemia in pregnancy, childbirth, porturition, newborn baby

(8)

vi

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Febriyanti

NIM : P17324215020

Program : DIII Kebidanan Bogor

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Laporan Tugas Akhir ini benar-benar hasil karya penulis dan tidak melakukan plagiarisme hasil karya orang lain, semua berdasarkan referensi yag tertulis di dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari ada yang mengklaim karya ini sebagai karyanya, maka kami sanggup mempertanggungjawabkan dan bersedia menanggung segala akibatnya.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk bisa dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bogor, Mei 2018

Febriyanti

NIM : P17324215020

(9)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt karena atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny.R 26 Tahun dengan Anemia di BPM Bidan M”. Shalawat dan salam senantiasa selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, para sahabat, keluarga serta seluruh umat-Nya.

Tujuan penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Kebidanan di Program Studi Kebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.

Selama proses pembuatan Laporan Tugas akhir ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan pengetahuan serta kemampuan, sehingga penulis mengalami berbagai hambatan, tantangan, dan kesulitan selama penyusunan Laporan Tugas Akhir, sehingga penulis merasa masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis selalu terbuka atas kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan berperan banyak dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada :

1. DR. Ir. H. Osman Syarief, MKM selaku Direktur Politeknik KesehatanKementerian Kesehatan RI Bandung.

2. Hj. Ns. Enung Harni Susilawati, SKp, M.KM selaku Ketua Program StudiKebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung 3. Bidan Maria Mahodim selaku pemilik BPM.

4. Ni Made Gusti Ayu AB, M.Keb selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan, masukan dan nasehat–nasehat dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini

5. Dedes Fitria M. Keb selaku wali tingkat kelas III A yang selalu memberikan motivasi dan dukungannya.

(10)

viii

6. Kepada Ny.R dan keluarga yang dapat bekerjasama dengan sangat baik, dan menjadikan Asuhan pada Ny. R sebagai bahan Laporan Tugas Akhir.

7. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan dukungan terbesar secara moril, materil dan spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

8. Serta teman-teman mahasiswi Program Studi Kebidanan Bogor angkatan XVII yang telah memberikan dukungan dan perhatiannya.

Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Seluruh isi Laporan Tugas Akhir ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

Bogor, Mei 2018

Penulis

(11)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

RIWAYAT HIDUP PENULIS ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

PERNYATAAN BEBAS PLAGIATISME ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTARLAMPIRAN ... xiii

DAFTAR TABEL ... ...xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan ... 2

D. Manfaat Penulisan ... 3

BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Kehamilan pada anemia ... 4

1. Pengertian Kehamilan ... 4

2. Pengertian anemia ... 4

3. Anemia dalam kehamilan...5

a. Definisi anemia dalam kehamilan ... 5

b. Tanda dan gejala anemia dalam kehamilan ... 6

c. klasifikasi anemia dalam kehamilan... ... 6

d. Diagnosis ... 7

e. Pencegahan anemia pada ibu hamil ... 7

f. Pengobatan anemia pada ibu hamil ... ...9

g. Faktor yang mempengaruhi anemia dalam kehamilan ... ...9

h. Komplikasi anemia dalam kehamilan... ...11

i. Penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ... ...11

4. Pelayanan Asuhan Standar Antenal ... ...12

B. Konsep Dasar Persalinan ...15

1. Pengertian Persalinan ...15

2. Asuhan sayang ibu ...16

3. Sebab mulainya persalinan ...18

4. Tanda masuk dalam persalinan...18

5. Faktor yang mempengaruhi persalinan ...18

6. Kontrol rasa nyeri...21

7. Tahapan Persalinan ... 22

C. Konsep Dasar Nifas...37

1. Pengertian Nifas ...37

2. Tujuan Asuhan Nifas ...37

3. Perubahan Fisiologis masa nifas ...37

(12)

x

4. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas...43

5. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas...43

6. Asuhan Dasar Ibu Nifas...44

7. Tanda Bahaya Nifas...45

D. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir... 46

1. Pengertian ... 46

2. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal ... 46

3. Manajemen Bayi Baru Lahir ... 46

4. Tanda bahaya bayi baru lahir ... 49

5. Imunisai Dasar... 50

E. Aplikasi manajemen asuhan kebidanan ... 51

BAB III METODOLOGI A. Metode ...57

B. Teknik Pengumpulan Data...58

BAB IV TINJAUAN KASUS A. Asuhan Kebidanan Antenatal ...60

B. Asuhan Kebidanan Intranatal...64

C. Asuhan Kebidanan Postnatal...71

D. Asuhan Kebidanan Neonatal...82

BAB V PEMBAHASAN A. Data Subjektif...94

B. Data Objektif...99

C. Analisa...103

D. Penatalaksanaan ...103

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan...111

B. Saran...112 DAFTAR PUSTAKA

(13)

xi

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Partograf

Lampiran 2 : SAP ASI Eksklusif Lampiran 3 : SAP Imunisasi Lampiran 4 : SAP Kb

Lampiran 5 : SAP Kebutuhan Gizi Ibu Nifas Lampiran 6 : SAP Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir Lampiran 7 : SAP Tanda Bahaya Kehamilan Lampiran 8 : SAP Tanda Persalinan

(14)

xii

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 komplikasi anemia dalam kehamilan Tabel 2.2 Involusi uterus

Tabel 2.3 lochea

Tabel 2.4 imunisasi dasar

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per100.000 kelahiran hidup1.

Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) bahwa AKI pada pada tahun 2014 sebanyak 291 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan target Sustainable Development Goals (SDGs) pada tahun 2030 adalah target AKI sebesar 70/100.000 kelahiran hidup2.

Data World Health Organization (WHO) 2015, 37,1% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan di sebabkan oleh faktor gizi dan asupan makanan yang kurang, bahkan jarak keduanya saling berinteraksi. Anemia dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan yang utama di negara berkembang dengan tingkat morbiditas tinggi pada ibu hamil. Rata-rata kehamilan yang disebabkan karena anemia di Asia diperkirakan sebesar 72,6%.Tingginya pravalensinya anemia pada ibu hamil merupakan masalah yang tengah dihadapi pemerintah Indonesia2

Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil disebut “potensial danger to mother and child” (potensial membahayakan ibu dan anak). Oleh karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan3

Program pemberian tablet Fe pada setiap ibu hamil yang berkunjung ke pelayanan kesehatan nyatanya masih belum mampu menurunkan jumlah penderita anemia kehamilan secara signifikan. Ketidakberhasilan program ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya cara mengkonsumsi tablet Fe yang sesuai, baik dari segi waktu maupun cara mengkonsumsinya4

(16)

2

Pada trimester III terjadi sedikit peningkatan Hb, kecuali pada perempuan yang sudah mempunyai kadar Hb yang tinggi (> 14,5 g/dl) pada pemeriksaan pertama. Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang terbanyak baik di Negara maju maupun Negara yang sedang berkembang. Padahal besi merupakan suatu unsur terbanyak pada lapisan kulit bumi, akan tetapi defisiensi besi merupakan penyebab anemia yang tersering. Hal ini disebabkan tubuh manusia mempunyai kemampuan terbatas untuk menyerap besi dan sering kali tubuh mengalami kehilangan besi yang berlebihan yang diakibatkan pendarahan5

Departemen Kesehatan RI memberikan standar pelayanan pemeriksaan ANC selama hamil sedikitnya 4 x pelayanan antenatal yaitu satu kali untuk trimester I, satu kali untuk trimester II, dan dua kali untuk trimester III, pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan resiko tinggi khususnya anemia.

Dampak dari anemia pada kehamilan adalah menyebabkan hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak, abortus, lama nya waktu persalinan karena kurang nya daya dorong rahim, perdarahan post partum dan rentan terkena infeksi.

Berdasarkan data di wilayah kelurahan cipaku tahun 2017 jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kadar Hb sebanyak 205 ibu, dengan hasil sebanyak 103 atau 50,24% ibu hamil mengalami anemia. Beberapa ibu hamil yang mengalami anemia mengatakan bahwa ibu malas untuk mengkonsumsi tablet Fe, karena baunya amis, seringkali mual setelah mengkonsumsi tablet Fe, makadarilatarbelakangtersebutmenimbulkanminatpenulisdalammelakukanasuhan tentangasuhankomprehensifibuprimiparapadaNy. R usia 26tahunG1PoA0dengan anemia sedang di BPM BidanM.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan kebidanan komprehensifpada Ny. Rusia 26tahundengan anemia di BPM Bidan M?

(17)

3 C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. R usia 26tahundengan anemia di BPM Bidan M

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya data subjektif dari Ny. R usia 26 tahun hamil 38 minggu dengan anemia

b. Diketahuinya data objektif dari Ny. R usia 26 tahun hamil 38 minggu dengan anemia

c. Diketahuinya analisa dari Ny. R usia 26 tahun hamil 38 minggu dengan anemia d. Diketahuinya penatalaksanaan dari Ny. R usia 26 tahun hamil 38 minggu dengan

anemia

e. Diketahuinya faktor pendukung dan penghambat dalam memberikan asuhan kebidanan

D. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

Untuk menambah pengetahuan mengenai asuhan kebidanan secara komprehensif. Serta meningkatkan keterampilan asuhan pada ibu hamil, persalinan, bayi baru lahir, dan nifas.

2. Bagi Institusi

Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran atau gambaran mahasiswa dalam melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif guna mendapatkan keterampilan yang lebih baik.

3. Bagi BPM Bidan M

Dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan dan kualitas pada manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, dan nifas dalam menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

(18)

4

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Konsep dasar kehamilan dengan anemia 1. Pengertian kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan diri dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu, (minggu ke-13 hingga ke – 27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40)

Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) hitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilandibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke empat sampai 6 bulan, triwulan ke tiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan.

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah proses yang alamiah, dimana bertemunya ovum dan spermatozoa di tuba fallopi dan mengalami proses konsepsi dan fertilisasi dengan lama kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari).

2. Pengertian anemia

Anemia adalah jumlah hemoglobin dalam darah kurang dari 12gr/100 ml(Prawiroharjo, 2006). Anemia adalah penyakit yang terjadi karena konsumsizat besi (Fe) pada tubuh tidak seimbang atau kurang dari kebutuhan tubuh6

(19)

5 3. Anemia dalam kehamilan

a. Definisi Anemia dalam kehamilan

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi dengan kadar hemoglobin di bawah 11gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar

<10,5gr% pada trimester 2, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil, terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2.7

Anemia dalam kehamilan adalah anemia kekurangan besi, jenis anemia yang pengobatannya mudah bahkan murah.1

Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang tidak diimbangi dengan jumlah plasma menyebabkan pengenceran darah. Plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%.

Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita. Pertama – tama pengenceran itu meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat hidremia cardiac output meningkat.Kejadian anemia pada ibu hamil.

a. Fisiologis

Anemia defisiensi Fe disebabkan oleh beberapa hal antara lain hipervolemia yang terjadi saat kehamilan. Pada wanita hamil saat volume darah meningkat 1,5 liter. Peningkatan volume tersebut terutama terjadi peningkatan plasma bukan peningkatan jumlah sel eritrosit.

Walaupun ada peningkatan jumlah eritrosit dalam sirkulasi yaitu 450 ml atau 33%, tetapi tidak seimbang dengan peningkatan volume plasma sehingga terjadi hemodilusi. Pada awalnya, volume plasma meningkat pesat dari usia gestasi 6 minggu, kemudian laju peningkatan melambat.

Sementara eritrosit mulai meningkat pada trimester kedua dan lajunya memuncak pada trimester ketiga.

Hipervolemia yang diinduksi oleh kehamilan mempunyai beberapa fungsi penting antara lain : mengisi ruang vaskular di uterus, jaringan pembuluh di payudara, otot, ginjal dan kulit. Hipervolemia juga

(20)

6

mengurangi efek pengeluaran hemogloblin pada persalinan. Penurunan kekentalan darah memperkecil resistensi terhadap aliran sehingga kerja jantung untuk mendorong darah menjadi lebih ringan. Faktor lain dari penyebab defisiensi Fe adalah meningkatnya kebutuhan Fe ibu hamil.

Kebutuhan ibu hamil akan zat besi sebesar 900 mgr Fe, pada trimester dua (puncaknya usia kehamilan 32 sampai 34 minggu) akan terjadi hemodilusi (pengenceran darah) pada ibu hamil sehingga hemoglobin akan mengalami penurunan, mengakibatkan anemia kehamilan fisiologis8

b. Patologis

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester II kehamilan, dan maksimum terjadi pada trimester III dan meningkat sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.

b. Tanda dan gejala

Cepat lelah, lesu, mata berkunang, pusing, gampang pingsan, sesak nafas saat beraktivitas atau berolahraga berat, permukaan kulit dan wajah pucat, mual muntah lebih hebat dari hamil muda, jantung berdebar – debar.7

c. Klasifikasi anemia

pada kehamilan Pemeriksaan hemoglobin secara rutin selama kehamilan merupakan kegiatan yang umumnya dilakukan untuk mendeteksi anemia. Pemeriksaan darah minimal 2 kali selama kehamilan yaitu pada trimester I dan III.3

(21)

7 Klasifikasi anemia dalam kehamilan 1) Anemia defiensi besi

Anemia dalam kehamilan yang sering dijumpai ialah anemia akibat kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dalam makanan, karena gangguan reabsopsi, gangguan pecernaan, atau karena terlampau banyaknya besi yang keluar dari badan, misal pada perdarahan.

2) Anemia megaloblastik

Anemia dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi asam folik, jarang sekali karena defisiensi B12. Hal itu erat kaitanya dengan defisiensi makanan.

3) Anemia hipoplastik

Anemia pada wanita hamil dikarenakan sumsum tulang kurang mampu membuat sel – sel darah baru.

4) Anemia hemolitik

Anemia disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pada pembuatannya.9

Klasifikasi menurut WHO adalah :

1) Normal : Kadar Hb dalam darah ≥ 11 gr%

2) Anemia Ringan : Kadar Hb dalam darah 8 - 10 gr%

3) Anemia berat : Kadar Hb dalam darah < 8 gr%

d. Diagnosis a. Anamnesa

Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang – kunang, dan keluhan sering mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

b. Pemeriksaan fisik 1. Penderita terlihat lemah.

2. Pada inspeksi muka, conjungtiva, bibir, lidah, selaput lendir dan dasar kuku kelihatan pucat.

(22)

8

3. Pada pemeriksaan palpasi kemungkinan didapatkan splenomegali dan takhirkardi.

4. Pada pemeriksaan auskultasi dapat terdengar bising jantung.

5. Pemeriksaan Laboratorium (Kadar Hb) e. Pencegahan anemia pada ibu hamil

Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian suplemen Fe dosis rendah 30 mg pada trimester III ibu hamil non anemik Hb ≥ 11 gr/dl, sedangkan untuk hamil dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan suplemen sulfat 325 mg 1-2 kali sehari.

Untuk yang disebabkan oleh defisiensi asam folat dapat diberikan asam folat 1 mg/hari atau untuk dosis pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa juga diberi vitamin B12 100-200 mcg/hari.8

Kepandaian dalam mengatur pola makan dengan mengkombinasikan menu makanan serta mengkonsumsi buah dan sayur yang mengandung vitamin C pada waktu makan bisa membuat tubuh terhindar dari anemia. Mengindari makanan yang dapat menghambat penyerapan zat besi yaitu kopi dan teh.

Mengkonsumsi pangan lebih banyak dan beragam, contoh sayuran warna hijau, kacang – kacangan, protein hewani, terutama hati.

Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk, tomat, mangga dan lain – lain yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi

Penderita anemia ringan sebaiknya tidak menggunakan suplemen zat besi. Lebih cepat bila mengupayakan perbaikan menu makanan.

Misalnya dengan konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi seperti telur, susu, hati, ikan, daging, kacang – kacangan (tahu, oncom, kedelai, kacang hijau, sayuran berwarna hijau, sayuran berwarna hijau tua (kangkung, bayam) dan buah – buahan (jeruk, jambu biji dan pisang).

(23)

9

Selain itu dibiasakan pula menambahkan substansi yang mendahulukan penyerapan zat besi sperti vitamin C, air jeruk, daging ayam dan ikan. Sebaliknya substansi penghambat penyerapan zat besi seperti teh dan kopi patut dihindari.

f. Pengobatan anemia pada ibu hamil

Bagi penderita anemia karena kekurangan zat besi, sebaiknya mengkonsumsi makanan yang mengadung zat besi seperti sayuran yang berwarna hijau tua yaitu bayam. Dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung kaya akan zat besi di imbangi dengan makanan yang dapat membantu penyerapan zat besi yaitu yang mengandung vitamin C seperti jeruk, tomat, mangga dan jambu. Sebab kandungan asam askorbat dalam vitamin C tersebut dapat meningkatkan penyerapan zat besi.

g. Faktor yang mempengaruhi anemia dalam kehamilan a. Kunjungan Antenatal Care

Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.1

kasus anemia defisiensi gizi umumnya selalu disertai dengan mal nutrisi infestasi parasit, semua ini berpangkal pada keengganan ibu untuk menjalani pengawasan antenatal. Apabila dilakukan ANC, kejadian anemia dapat terdeteksi secara dini, karena anemia pada tahap awal tidak terlalu memberikan keluhan yang bermakna. Keluhan biasanya terasa jika sudah masuk tahap lanjut.

b. Paritas

Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup diluar rahim. Paritas ≥3 merupakan faktor terjadinya anemia yang berhubungan erat dengan jarak kehamilan yang terlalu dekat < 2 tahun. Hal ini disebabkan karena terlalu sering hamil sehingga dapat menguras cadangan zat gizi tubuh. Selain kunjungan ANC, kehamilan yang berulang dalam waktu yang singkat akan menghabiskan cadangan besi ibu.

(24)

10 c. Umur

Ibu hamil pada usia terlalu muda (< 20 tahun) tidak atau belum siap untuk memperhatikan lingkungan yang diperlukan untuk pertumbuhan janin. Sedangkan ibu hamil di atas 30 tahun lebih cenderung mengalami anemia disebabkan cadangan zat besi yang mulai menurun.10

d. Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan dan penggunaan obat membantu dokter dalam penyiapan gizi khusus. Wanita berpenyakit kronis memerlukan bukan hanya zat besi untuk mengatasi penyakitnya, tetapi juga untuk kehamilannya yang sedang ia jalani.11

e. Pola konsumsi tablet Fe

Pada trimester ke 2 dan ke 3, faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya anemia kehamilan adalah konsumsi tablet besi (Fe) dan kadar hemoglobin pada trimester sebelumnya. Konsumsi tablet besi (Fe) sangat berpengaruh terhadap terjadinya anemia khususnya pada trimester II, trimester III dan masa nifas. Hal ini disebabkan kebutuhan zat besi pada masa ini lebih besar dibandingkan trimester I dan menunjukkan pentingnya pemberian tablet besi (Fe) untuk mencegah terjadinya anemia pada kehamilan dan nifas.

Defisiensi makanan atau kekurangan gizi dan perhatian yang kurang terhadap gizi ibu hamil merupakan predisposisi terjadinya anemia defisiensi pada ibu hamil di Indonesia.7

f. Kurang gizi (Malnutrisi)

Malnutrisi dapat terjadi oleh karena kekurangan gizi (undernutrisi), maupun karena kelebihan gizi (over nutrisi). Keduanya di sebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh dan asupan gizi esensial. Untuk melihat keadan gizi seseorang baik (under nutrisi) atau (over nutisi) dapat di lihat melalui status gizi nya.12

h. Komplikasi anemia dalam kehamilan

Komplikasi anemia pada ibu hamil, bersalin, dan nifas :

(25)

11

a. Pengaruh Anemia terhadap Bahaya Kehamilan 1) Dapat terjadi abortus.

2) Persalinan prematur.

3) Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim.

4) Mudah terjadi infeksi.

5) Ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 gr%) 6) Molahidatidosa.

7) Hiperemesis gravidarum.

8) Perdarahan antepartum.

9) Ketuban Pecah Dini (KPD). 8

b. Pengaruh Anemia terhadap Bahaya Persalinan 1) Gangguan his.

2) Kala I dapat berlangsung lama.

3) Kala II berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi.

4) Kala III dapat diikuti retensio plasenta dan perdarahan post partum akibat Atonia uteri

5) Kala IV dapat terjadi perdarahan post partum dan Antonia uteri.17 Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan, dapat menyebabkan gangguan his primer, sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan-tindakan tinggi karena ibu cepat lelah dan gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif.

Anemia kehamilan dapat menyebabkan kelemahan dan kelelahan sehingga akan mempengaruhi ibu saat mengedan untuk melahirkan bayi.

c. Pengaruh Anemia terhadap Kala Nifas

1) Terjadi sub involusi uteri yang menimbulkan perdarahan post partum.

2) Memudahkan infeksi perineum.

3) Pengeluaran ASI berkurang.

(26)

12 4) Anemia kala nifas.

5) Mudah terjadi infeksi mamae.17 d. Pengaruh Anemia terhadap Janin

1) Abortus.

2) Kematian intra uterin.

3) Persalinan prematur.

4) Berat badan lahir rendah.

5) Kelahiran dengan anemia.

6) Dapat terjadi cacat bawaan. 17 i. Pentalaksanaan kehamilan dengan anemia

a. Anemia Ringan

Mengupayakan perbaikan menu makanan, misalnya dengan meningkatkan konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi seperti, telur, susu, hati, ikan, daging, kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau dan buah-buahan serta memperhatikan juga pola gizi makanan dalam sarapan dan frekuensi makan yang teratur.

b. Anemia Sedang

Meningkatkan konsumsi tablet besi secara rutin dan mengkonsumsi makanan yang bergizi serta mengandung zat besi

c. Anemia Berat

Meningkatkan konsumsi tablet besi secara rutin, memperbaiki kesehatan lingkungan, mengkonsumsi makanan yang bergizi, banyak mengandung zat besi dan lakukan transfusi darah.

4. Pelayanan Asuhan Standar Antenatal

Pelayanan ANC minimal 5T meningkat menjadi 7T dan sekarang emnjadi 12T, sedangkan untuk daerah endemic malaria menjadi 14T, yakni :

1) Timbang berat badan tinggi badan

Tinggi badan itu dikategorikan adanya resiko apabila hal pengukuran 145 cm. Berat badan ditimbang setiap ibu datang atau berkunjung untuk

(27)

13

mengetahui kenaikan berat badan dan penurunan berat badan. Kenaikan berat badan ibu hamil normal rata-rata antara 6,5 kg sampai 16 kg8. 2) Tekanan darah

Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung. Deteksi tekanan darah yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala hipertensi dan preeklamsi. Apabila turun di bawah normal kita pikirkan kearah anemia.

Tekanan darah normal berkisar systole diastoles 110/80 – 120/80 mmHg 3) Pengukuran tinggi fundus uteri

Menggunakan pita sentimeter, letakkan titik nomor pada tepi atas sympisis dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak boleh ditekan)8.Johnson dan Tosbach menggunakan suatu metode untuk menaksir berat janin dengan pengukuran (TFU), yaitu dengan mengukur jarak antara tepi atas simfisis pubis sampai puncak fundus uteri dengan mengikuti lengkungan uterus, memakai pita pengukur serta melakukan pemeriksaan dalam (vaginal toucher) untuk mengetahui penurunan bagian terendah. Dikenal juga dengan rumus Johson-Thousack. Rumus terbagi menjadi tiga berdasarkan penurunan kepala janin.

a) Berat janin = (TFU - 13) x 155, jika bagian terbawah belum masuk PAP b) Berat janin = (TFU - 12)x x 155, bila janin sudah memasuki PAP c) Berat janin = (TFU - 11) x 155, bila kepala janin sudah melewati PAP 4) Pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe)

Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan nifas, karena masa kehamilan kebutuhan meningkat seiring dengan pertumbuhan janin8.

Tablet yang mengandung zat besi 60 mg dan asam folat sebanyak 500µg sebanyak 1 tablet/hari dengan pemberian selama 90 hari. bu harus dinasehati agar tidak meminumnya bersama teh atau kopi agar tidak mengganggu penyerapan.

5) Pemberian imunisasi TT

(28)

14

Untuk melindungi dari tetanus neonatorium. Efek samping TT yaitu nyeri kemerah merahan dan bengkak untuk 1 -2 hari pada tempat penyuntikan.

6) Pemeriksaan Hb

Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang Pertama kali, lalu diperiksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil8.

7) Pemeriksaan protein urine

Untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil. Protein urine ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsi.

8) Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL

Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratoty (VDRL) untuk mengetahui adanya treponema pallidum/penyakit menular seksual antara lain syphilish.

9) Pemeriksaan reduksi urine

Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan indikasi diabetes mellitus atau riwayat penyakit dibetes pada keluarga ibu dan suami

10) Perawatan payudara

Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan yang ditunjukkan kepada ibu hamil, Manfaat perawatan payudara adalah : a) Menjaga kebersihan payudara, terutama putting susu

b) Mengencangkan serta memperbaiki bentuk puting susu pada putting susu terbenam

c) Merangsang kelenjar-kelenjar sehingga produksi ASI lancar

d) Mempersiapkan ibu dalam laktasi Perawatan payudara dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dan mulai pada kehamilan 6 bulan

11) Senam ibu hamil

Bermanfaat membantu ibu dalam persalinan dan mempercepat pemulihan setelah melahirkan serta mencegah sembelit.

(29)

15 12) Pemberian obat malaria

Pemberian obat malaria diberikan khusus untuk pada ibu di daerah endemik malaria atau kepada ibu dengan gejala khas yaitu panas tinggi disertai menggigil.

13) Pemberian kapsul minyak beryodium

Kekurangan yodium dipegnaruhi oleh factor-faktor lingkungan dimana tanah dan air tidak mengandung unsur yodium. kekurangan yodium dapat mengakibatkan gondok dan kretin yan ditandai dengan:

a) Gangguan fungsi mental b) Gangguan fungsi pendengaran c) Gangguan pertumbuhan

d) Gangguan kadar hormon yang rendah 14) Temu wicara

a) Definisi konseling

Konseling adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk menolong oranglain memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai dirinya dalam usahanya untuk memahami dan mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya.

b) Prinsip-prinsip konseling

Ada 5 prinsip pendekatan kemanusiaan, yaitu:

(1) Keterbukaan (2) Empati (3) Dukungan

(4) Sikap dan respon positif (5) Setingkat atau sama derajat

c) Tujuan konseling pada antenatal care

(1) Membantu ibu hamil memahami kehamilannya dan sebagai upaya preventif terhadap hal-hal yang tidak di inginkan.

(2) Membantu ibu hamil untuk menemukan kebutuhan asuhan kehamilan, penolong persalinan yang bersih dan aman atau tindakan klinik yang mungkin diperlukan.

(30)

16 B. Konsep Dasar Persalinan

1. Definisi persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta.9

Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan terjadinya serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahr. Hal ini didefinisikan sebagai pembukaan serviks yang progresif, dilatasi, atau keduanya, akibat kontraksi rahim teratur yang sekurang – kurangnya terjadi setiap 5 menit dan berlangsungsampai 60 detik.11

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks yang berakhir dengan pengeluaran janin dan plasenta

2. Asuhan Sayang Ibu

Asuhan yang aman dan meningkatkan angka kelangsungan hidup ibu saat persalinan adalah sebagai berikut:18

a. Memanggil ibu dengan nama

b. Jelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan c. Jelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarga

d. Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut e. Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu f. Berikan dukungan, besarkan hati dan tentramkan perasaan ibu g. Anjurkan suami untuk menemani ibu

h. Ajarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara-cara memperhatikan ibu

i. Lakukan praktik-praktik pencegahan infeksi j. hargai privasi ibu

(31)

17

k. Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi persalinan

l. Anjurkan ibu untuk minum dan makan makanan ringan diantara his m. Hargai dan perbolehkan tradisi yang tidak merugikan

n. Hindari episiotomy, pencukuran dan klisma o. Anjurkan ibu untuk memeluk bayi setelah lahir

p. Membantu memulai pemberian ASI setelah 1 jam pertama q. Siapkan rencana rujukan (bila diperlukan)

3. Sebab mulainya persalinan a. Teori penurunan hormone

Pada 1-2 minggu sebelum proses persalinan terjadi penurunan kadar estrogen dan progesterone. Progesteron bekerja sebegai penenang otot polos rahim, jika kadar progesterone turun akan menyebabkan tegangnya pembulu darah dan menimbulkan his. Dikarenakan juga tugas progesterone yaitu menurunkan sensitivita otot rahin dan menghambat rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin dan menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi, sedangkan estrogen bertugas untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim untuk memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin19

b. Teori plasenta

menjadi tua Seiring matangnya usia kehamilan, vili chorialis dalam plasenta mengalami beberapa perubahan. Hal ini menyebabkan turunnya kadarestrogen dan progesterone yang mengakibatkan tegangnya pembulu darah sehingga akan menimbulkan kontraksi uterus.

c. Teori keregangan

Ukuran uterus yang semakin membesar dam mengalami penegangan akan mengakibatkan otot-otot uterus mengalami iskemia sehingga mungkin dapat menjadi faktor yang dapat menggangu sirkulasi uteroplasenta yang pada akhirnya membuat plasenta mengalami degrenasi. ketika uterus berkontraksi dan menimbulkan

(32)

18

tekanan pada selaput ketuban, ketuban hidrostatik kantong amnion akan melebarkan saluran serviks.

d. Teori oksitosin Interna

Hipofisis posterior menghasilkan hormon oksitosin. Adanya perubahan keseimbangan antara estrogen dan progesteron dapat mengubah tingkat sensitivitas otot rahim dan akan mengakibatkan tergadinya kontraksi uterus yang disebut Braxton Hicks. Penurunan kadar progesteron karena usia kehamilan yang sudah tua akan mengakibatkan aktivitas oksitosan meningkat.

4. Tanda masuk dalam persalinan a. Terjadinya his persalinan

1) Sifat his teratur, interval makin pendek dan kekuatan makin besar 2) Terjadi perubahan pada serviks

3) Jika pasien menambah aktivitasnya misalnya dengan berjalan maka kekuatannya akan bertambah

b. Pengeluaran lendir dan darah

Dengan adanya his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan:

1) Pendataran dan pembukaan

2) Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada kanalis servikalis terlepas

3) Terjadi perdarahan karena kapiler pembulu darah pecah.

c. Pengeluaran cairan

Sebagain pasien mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput ketuban. Jika ketuban sudah pecah, maka ditargetkan persalinan dapat berlangsung dalam 24 jam.16

5. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi jalannya proses persalinan a. Penumpang (Passenger)19

Penumpang dalam persalinan adalah janin dan plasenta. Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai adalah ukuran kepala janin,

(33)

19

presentasi, letak, sikap dan posisi janin. sedangkan yang harus diperhatikan pada plasenta adalah letak, besar dan luasnya

Presentasi dan bagian terbawah menunjukan bagian janin yangberada di bagian terbawah jalan lahir. Bagian janin yang terbawah menyebutkan presentasi janin tersebut. Pada letak memanjang bagian bawah itu dapat kepala atau bokong.

Presentasi kepala dapat bermacam-macam tergantung sikap kepala terhadap badan janin. apabila fleksi maksimal bagian terbawahnya adalah belakang kepala (vertex), apabila kepala defleksi maksimal bagian terbawahnya muka.

b. Jalan Lahir (Passage)

Jalan lahir terbagi atas dua, yaitu jalan lahir keras dan jalan lahir lunak. Hal- hal yang perlu diperhatikan dan jalan lahir keras adalah ukuran dan bentuk tulang panggul sedangkan yang perlu diperhatikan pada jalan lahir lunak adalah segmen bawah uterus yang dapat meregang, servik., otot dasar panggul, vagina dan introitus vagina.

c. Kekuatan (Power)

Power merupakan tenaga yang dikeluarkan untuk melahirkan janin, yaitu kontraksi uterus atau his dari tenaga mengejan ibu. untuk menghasilkan suatu persalnan normal, maka tenaga yang dikeluarkan ibu juga harus normal. sementara itu, definisi dari his adalah kontraksi otot rahim pada saat persalinan. tenaga yang mendorong janin keluar terutama adalah kontraksi otot dinding perut yang mengakibatkan peningkatan tekanan intra abdominal. tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan ketika buang air besar.7

a. Faktor kekuatan dalam persalinan 1) Kekuatan primer (kontraksi involunter)

Kontraksi berasal dan segmen atas uterus yang menebal dan dihantarkan ke uterus bawah dalam bentuk gelombang. Istilah vang digunakan untuk mengambarkan kontraksi involunter ini antara lain frekuensi, durasi, dan intensitas kontraksi. Kekuatan primer ini

(34)

20

mengakibatkan serviks menipis (effacement) dan berdilatasi sehingga janin turun.9

2) Kekuatan sekunder (kontraksi volunter)

Pada kekuatan ini, otot-otot diafragma dan abdomen ibu berkontraksi dan mendorong keluar isi ke jalan lahir sehingga menimbulkan tekanan intraabdomen. Tekanan ini menekan uterus pada semua sisi dan menambah kekuatan dalam mendorong keluar.

kekuatan sekunder tidak mempengaruhi dilatasi serviks, tetapi setelah dilatasi serviks lengkap, kekuatan ini cukup penting dalam usaha untuk mendorong keluar dari uterus dan vagina.

Pembagian His menurut sifatnya

Menurut sifatnya, his dapat dibagi menjadi his pendahuluan (his palsu) dan his persalinan

a. His pendahuluan atau his palsu

Merupakan peningkatan kontraksi dari Braxton Hicks. Frekuensi dan jenis his ini tidak teratur dan menyebabkan nyeri di perut bagian bawah dan lipat paha, tetapi tidak menyebabkan nyeri memancar dari pinggang ke perut bagian bawah seperti his persalinan. Lamanya kontraksinya pendek dan tidak kuat dengan dibawa berjalan, tetapi sering berkurang. Kualitas his ini tidak bertambah makin kuat dengan majunya waktu, bertentangan dengan his persalinan yang makin lama makin kuat. His pendahuluan tidak memberikan pengaruh pada serviks.

b) His persalinan

His ini pada awalnya timbul perlahan tetapi teratur. Makin lama benambah kuat. sampai pada puncaknya ialah yang paling kuat.

kemudian berangsur-angsur menurun menjadi lemah. Makin lama makin cepat dan jaraknya teratur sesuai dengan proses persalinan sampai bayi dilahirkan.

b. Pembagian his menurut fisiologisnya

(35)

21

i. His pembukaan: his yang menimbulkan pembukaan dari serviks sampai terjadi pembukaan lengkap 10 cm. sifat spesifik dari kontraksi otot rahim kala pertama adalah : a) Intervalnya makin lama makin pendek.

b) kekuatannya makin besar dan pada kala kelahiran diikuti dengan reflex mengejan

c) Diikuti dengan retraksi, artinya panjang otot rahim yang telah

berkontraksi tidak akan kembali ke bentuk semula.

ii. His pengeluaran : his yang mendorong bayi keluar. His ini biasanya disertai dengan keinginan mengejan, sangat kuat, teratur, simetris dan terkoordinasi bersama antara his kontraksi atau perut, kontraksi diafragma serta ligament.

5. His pelepasan plasenta : his dengan kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan plasenta

6. His pengiring : kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, pengecilan rahim akan terjadi dalam beberapa hari.Sifat umum dari kontraksi rahim.

a) Kontraksi bersifat simetris.

b) Fundal dominan, artinya bagian fundus uteri sebagai pusat dan mempunyai kekuatan yang paling besar.

c) Involuntir, artinya tidak dapat diatur oleh parturien

d) Menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut, dan dapat menjalar ke arah paha.

e) Kadang-kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia, dan psikis.

f) Intermiten.

g) Terkoordinasi.

h) Relaksasi 6. Posisi Ibu (Positioning)

(36)

22

Posisi ibu dapat memengaruhi anatomi dan fisiologi persalinan Perubahan posisi yang diberikan pada ibu bertujuan untuk menghilangkan rasa letih, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi Posisi tegak (contoh : posisi berdiri. berjalan, duduk, dan jongkok) memberi sejumlah keuntungan, salah satunya adalah memungkinkan gaya gravitasi membantu penurunan janin. Selain itu, posisi ini danggap dapat mengurangi kejadian penekanan tali pusatPosisi yang nyaman selama persalinan dangat diperlukan bagi pasien. selain mengurangi ketegangan dan rasa nyeri, posisi tertentu akan membantu proses penurunan kepala janin sehingga persalinan dapat berjalan lebih cepat.Beberapa posisi yang diambil adalah rekumben lateral (miring), duduk, berdiri,berjalan dan jongkok.21

Nampaknya dari beberapa posisi yang dapat dipilih, posisi miring ke kiri adalah posisi yang paling nyaman serta mempunyai banyak keuntungan yaitu diantaranya efisiensi kontraksi uterus yang lebih besar, kontraksi lebih kuat dan lebih jarang daripada poisisi telentang dan dapat memfasilitasi rotasi janin pada posisi posterior

Posisi terlentang atau litotomi tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan vena cava inferior akan tertekan oleh beban berat janin,uterus,air ketuban dan plasenta. Penekanan pada pembulu darah besar ini akan menyebabkan terganggunya aliran darah ke janin sehingga janin akan kekurangan suplai oksigen yang berakibat terjadinya asfiksia selain itu juga pasien akan merasakan nyeri karena tekanan ini yang dapat menambah lama kala II serta laserasi perineum pada posisi ini lebih banyak dijumpai disbanding dengan posisi lain karena pada posisi ini daya regang panggul tidak dapat maksimal.

7. Kontrol rasa nyeri

Rasa sakit selama melahirkan dan persalinan disebabkan oleh ketegangan emosional, tekanan pada ujung syaraf, reganga pada jaringan dan persendian serta hipoksia otot uterus sealam dan setelah kontraksi yang panjang.13

(37)

23

Metode persalinan secara alami dirancang untuk mengurangi ketakutan dan mengontrol rasa sakit yang berhubungan saat persalinan.

Menggunakan latihan otot dan teknik relaksasi merupakan metode untuk menyiapkan ibu saat melahirkan. Teknik relaksasi digunakan untuk membantu memberikan rasa nyaman pada ibu salah satu teknik relasasi yang dapat membantu wanita bersalin adalah teknik mengambil dan mengeluarkan napas.

8. Tahapan Persalinan

Tahapan dari persalinan terdiri atas kala 1 (kala pembukaan), kala II (kala pengeluaran janin), kala III (pelepasan plasenta), dan kala IV (kala pengawasan/observasi/ pemulihan).9

a. Kala I (Kala Pembukaan)

Pasien dikatakan dalam persalinan kala I jika sudah terjadi pembukaan serviks dn kontraksi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik. Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0-10 cm. Proses ini dibagi 2 fase yaitu fase laten selama 8 jam dimana pembukaan sampai 3 cm dan fase aktif selama 7 jam dimana serviks membuka dari 4-10 cm. Lamanya kala I untuk primigravida adalah 12 jam sedangkan pada multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve friedman diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm per jam dan pembukaan multigravida 2 cm perjam.

dengan penghitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan.6

Kala I dimulai dari saat persalinan mulai (pembukaan nol) sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase, yaitu:

a) Fase laten berlangsung selama 8 jam, serviks membuka sampai 3 cm

b) Fase aktif berlangsung selama 7 Jam, serviks membuka dari 4 cm sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering, dibagi dalam 3 fase:

(1) Fase akselerasi, waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4cm

(38)

24

(2) Fase dilatasi maksimal dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm c) Fase deselerasi pembukaan menjadi lambat sekali dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.

(3) Fase deselerasi pembukaan menjadi lambat sekali dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.

Proses di atas terjadi pada primigravida ataupun multigravida, tetapi pada multigravida merniliki jangka waktu yang lebih pendek Pada pnmigravida, kala 1 berlangsung ±12 jam, sedangkan pada multigravida ±8 Jam.Frekuensi penilaian.4

a) Tekanan darah diperiksa setiap 4 jam sekali pada fase aktif dan fase laten

b) Suhu diperiksa setiap 4 jam sekali pada fase laten dan setaip 2 jam pada fase aktif

c) Nadi diperiksa setiap 30 menit pada fase aktif dan laten

d) DJJ diperiksa setiap 1 jam pada fase laten dan setiap 30 menit pada fase aktif

e) Kontraksi diperiksa setiap 1 jam pada fase laten dan setiap 30 menit pada fase aktif

f) Pembukaan diperiksa setiap 4 jam pada fase laten dan setiap 4 jam atau jika sudah ada tanda persalinan pada fase aktif.

b. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)

Batasan kala II dimulai ketika pembukaan seviks 10 cm dan berakhir dengan kelahiran bayi.14

1) Perubahan fisiologis kala II a. Uterus

Saat ada his, uterus teraba sangat keras karena seluruh ototnya berkontraksi. Proses ini akan efektif hanya jika his bersifat fundal dominan, yaitu kontraksi didominasi oleh otot fundus yang menarik otot bawah rahim ke atas sehingga akan menyebabkan pembukaan serviks dan dorongan janin ke bawah secara alami.3

(39)

25 b. Serviks

Pada kala II serviks mulai menipis dan dilatasi maksimal. saat dilakukan pemeriksaan dalam, porsio sudah tidak teraba dengan pembukaan 10 cm.

c. Pergeseran organ dasar panggul

Tekanan pada otot dasar panggul oleh kepala janin akan menyebabkan pasien ingin meneran, serta diikuti dengan perineum yang menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka tak lama kemudia kepala janin tampak pada vulva saat ada his.

d. Ekspulsi janin

Bila panggul sudah berelaksasi. dengan his serta kekuatan meneran maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah simpisis , kemudian dahi, muka dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota tubuh bayi. pada primigravida kala II berlangsung satu setengah jam sedangkan pada multigravida berlangsung selama 1 jam14.

e. Tekanan darah

Tekanan darah dapat meningkat lagi 15-25 mmHg selama kala II persalinan dan upaya meneran juga akan mempenaruhi tekanan darah. rata rata normal peningkatan tekanan darah selama kala II adalah 10 mmHg14.

f. Suhu

Peningkatan suhu tertinggi terjadi pada saat proses persalinan dan segera setelahnya, peningkatan suhu normal adalah 0,5 – 1 ⁰C14.

2) Eliminasi selama persalinan

Selama proses persalinan, pasien akan mengalami poliuri sehingga penting untuk difasilitasi agar kebutuhan eliminasi dapat terpenuhi. Ambulansi dengan berjalin seperti aktivitas ke toilet

(40)

26

akan membantu penurunan kepala janin. Hal ini merupakan keuntungan tersendiri untuk kemajuan persalinan.11

Pada sebagian besar pasien merasa malu untuk mengatakan keinginanya untuk berkemih sehingga ia lebih memilih untuk menahannya. Kondisi ini sedapat mungkin harus dihindari karena urine yang tertahan di dalam kandung kemih akan menghambat penurunan kepala janin.

3) Fungsi pemeriksaan dalam

Pemeriksaaan dalam dilakukan untuk menilai :

1. Vagina ( terutama dindingnya) apakah ada bagian yang menyempit

2. Keadaan serta pembukaan serviks 3. Kapasitas panggul

4. Ada atau tidaknya tumor pada jalan lahir

5. Sifat fluor albus dan apakah ada yang sakit seperti bartolinitis 6. Pecah tidaknya selaput ketuban

7. Presentasi janin

8. Turunnya kepala dalam panggul

9. Penilaian besarnya kepala terhadap panggul 10. kemajuan persalinan

11. Posisi Janin 12. Molase 4) Bidang Hodge

(41)

27

5) Asuhan Kebidanan pada Persalinan (58 langkah)5 1. Melihat tanda dan gejala kala II

a) Ibu mempunyai keinginan meneran.

b) Ibu merasa tekanan yang semakin kuat pada rectum.

c) Perineum menonjol.

d) Vulva vagina dan sfingter anal membuka. Menyiapkan pertolongan persalinan.

2. Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap digunakan.

a) Menyiapkan tempat yang datar dank eras, 2 kain, 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi

b) Menggelar kain di atas perut ibu dan meja resusitasi serta pengganjal bahu bayi

c) Menyiapkan oksitosin 10 unit.

3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.

4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci kedua tangan dan mengeringkan tangan.

(42)

28

5. Memakai satu sarung tangan dengan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan dalam.

6. Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik.

7. Membersihkan vulva dan perineum.

8. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks lengkap, bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi.

9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit kemudian mencuci kedua tangan.

10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160 kali/menit) 11. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.

12. Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.

13. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan keinginannya.

a) Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran.

Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan-temuan.

b) Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran.

14. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran, (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ibu merasa nyaman).

(43)

29

15. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran:

a) Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk meneran.

b) Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.

c) Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang).

d) Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.

e) Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu.

f) Menganjurkan ibu untuk minum.

g) Menilai DJJ setiap 5 menit.

h) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60 menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk segera jika ibu tidak mempunyai keinginan meneran.

16. Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah memuka vulva dengan diameter 5-6 cm 17. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong

ibu

18. Buka tutup partus set dan perhatikan kelengkapan alat dan bahan 19. Memakai sarung tangan DTT

20. Saat kapala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain. letakkan tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernapas cepat dan dangkal

21. Membersihkan mata,hidung dan muut bayi dai lendir darah dan air ketuban

(44)

30

22. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi:

1. Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi.

2. Jika tali pusat melilit leher dengan erat, mengklemnya di dua tempat dan memotongnya.

23. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.

24. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi secara biparietal.

Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi.. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu anterior muncul dibawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik kearah atas dan distal untuk melahirkan bahu posterior

25. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk kepala dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas

26. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada diatas (anterior) dari punggung kearah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.

27. Lakukan penilaian selintas 1) Apakah bayi menangis kuat

2) Apakah bayi bergerak aktif Bila salah satu jawabannya adalah tidak lanjut ke langkah resusitasi

Bila semua jawaban adalah ya maka lanjut ke langkah 26 28. Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa menghilangkan verniks.

23. Melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.

(45)

31

24. Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.

25. Dalam waktu 1 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan oksitosin 10 unit IM atau 1 /3 atas paha kanan ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.

26. Setelah 2 menit pasca persalinan, Jepit tali pusat dengan klem 3 cm dari pusat bayi. Mendrong isi tali pusat kea rah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.

27. Pemotongan dan pengikatan tali pusat

1) Dengan satu tangan pegang tali pusat yang dijepit sambil melindungi perut bayi kemudia lakukan pengguntingan tali pusat

2) Ikat tali pusat dengan benang DTT dengan simpul mati

3) Lepaskan klem dan masukan ke dalam wadah yang telah disediakan 28. Meletakkan bayi tengkurap diatas dada pasien dengan posisi lebih

rendah dari puting

29. Mengganti kain basah dengan kain yang kering

30. Memindahkan klem pada tali pusat Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva.

31. Meletakan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat diatas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan lain.

32. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penengangan kearah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus kearah atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversion uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikutnya mulai.

33. Lakukan penegangan tali pusat dan lakukan dorongan dorso kranial hingga plasenta terlepas

(46)

32

34. Jika tali pusat bertambah panjang pindahkan klem berjarak 5-10 cm dari vulva

35. Jika plasenta belum lahir selama 15 menit maka lakukan suntik oksitosin kedua, melakukan kateterisasi, ulangi penegangan tali pusat selama 15 menit jika belum lahir dalam 30 menit lakukan rujukan untuk tindakan manual plasenta

36. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melajutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.

37. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).

38. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakan plasenta kedalam kantung plastik atau tempat khusus.

39. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

40. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.

41. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit pada ibu selama 1 jam a) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam waktu 30-

60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara

b) Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu.

42. Setelah satu jam lakukan pemeriksaan bayi baru lahir, beri salep mata dan vitamin K secara IM di paha kiri anterolateral

43. Setelah satu jam pemberian vitamin K beri sutikan imunisasi hepatitis B di paha kanan anterolateral.

(47)

33 Evaluasi

44. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam;

a) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan b) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan c) Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan.

d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan perawatan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.

e) Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan dengan anesthesia lokal dan mengunakan teknik yang sesuai.

45. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan memeriksa kontraksi uterus.

46. Mengevaluasi kehilangan darah.

47. Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pascapersalinan.

48. Periksa kembali bayi dan pantau 15 menit untuk memastikan bayi bernapas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal ( 36,5 – 37,5 C)

49. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah dekontaminasi.

50. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai.

51. Membersikan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan air ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.

52. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.

Menganjurkan keluarga untuk memberikan makan dan minum yang diinginkan.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Misi adalah kegiatan yang harus dilaksanakan atau fungsi yang harus diemban oleh suatu organisasi untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan1. Tujuan dari misi organisasi

Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku paket atau buku-buku penunjang

 Semua aliran melalui jaringan terhubung dan terarah berawal dari satu simpul, disebut sumber dan berakhir pada simpul lain yang disebut tujuan.Simpul lainnya.. Aliran Maksimum

Ibu Kunthi Sunaryo, SE, M.Si, Akt selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sepenuh hati membimbing dan memberikan jalan yang terbaik sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Ibu

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, Peraturan Menteri Pemerintah Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2007 Tahun 2007 tentang Pedoman Tim Ahli

Dalam praktiknya, pendistribusian zakat di BAZNAS Boyolali lebih memfokuskan kepada mustahik golongan fakir, miskin, ibnu sabil, fi sabilillah, dan Amil. Sedangkan

Nilai rata-rata tertinggi daya serap air papan lamina selama 24 jam terdapat pada papan lamina 7 Karakteristik Balok Laminasi Dari Batang Kelapa dan Kayu Kemiri... Gambar