• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER TERHADAP PENGALIHAN SEMENTARA LOKASI PEDAGANG PASAR TRADISIONAL MANGGISAN TANGGUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER TERHADAP PENGALIHAN SEMENTARA LOKASI PEDAGANG PASAR TRADISIONAL MANGGISAN TANGGUL"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER TERHADAP PENGALIHAN SEMENTARA LOKASI PEDAGANG PASAR

TRADISIONAL MANGGISAN TANGGUL

Abdurrozaq Nungki Ardiansah 1 6 1 0 1 1 1 0 4 2

Dosen Pembimbing : Lutfian Ubaidillah, S.H., M.H Fakultas Hukum Program Studi Ilmu Hukum

Universitas Muhammadiyah Jember

ABSTRAK

Kabupaten Jember memiliki Pasar Tradisional yang sudah beroprasi sejak dahulu dan sudah sangat membantu masyarakat luas untuk melakukan aktifitas jual-beli, namun seiring bertambahnya usia Pasar Tradisional Tanggul di Manggisan dan penataannya mulai tidak terkontrol serta sempat terjadi kebakaran yang setelah itu dilakukan revitalisasi di Pasar Manggisan Tanggul. Pengalihan yang terjadi pada Pasar Tradisional Tanggul dari Manggisan ke Jl. Urip Sumoharjo Tanggul Wetan, hal ini membawa dampak buruk bagi para pedagang pasar . Karena Bangunan pasar di lokasi pemindahan sementara pasar kurang memadai dan juga kurangnya fasilitas-fasilitas pendukung pasar di lokasi pemindahan pasar sementara seperti tidak adanya penyebrangan yang dapat membahayakan nyawa para penjual dan pembeli, disisi lain SK dari Bupati tidak ada perihal pemindahan sementara lokasi pedagang pasar tersebut, padahal selaku kebijakan Bupati yang bersifat individual konkrit, Bupati selaku pemangku kebijakan harus mengeluarkan SK yang dikeluarkan terkait pemindahan lokasi pedagang pasar secara tetap maupun temporer sebagai bukti legitimasi.

(2)

PENDAHULUAN

Eksistensi pasar tradisional ditengah modernisasi tampaknya mulai mengalami penurunan kepercayaan signifikan dari masyarakat. Apalagi jika dibandingkan dengan pasar modern yang lebih menyajikan kenyamanan, kenyamanan dan pelayanan yang lebih unggul dibandingkan pasar tradisional.

Persoalan ini diperkeruh dengan kebijakan pemerintah dengan mengedepankan kepentingan politik daripada kepenringan rakyat itu sendiri.

Sebagai contoh, dengan maraknya regulasi keberpihakan pemerintah terhadap pasar modern di sejumlah daerah negeri ini.

Pada dasarnya, kebijakan merupakan salah satu bentuk penerapan dalam memnuhi kinerja sistem birokrasi pemerintah. Dengan begitu, regulasi kebijakan itu akan melahirkan pokok bahasan dalam implementasi kerja nyata untuk masyarakat. Seperti halnya, kebijakan ekonomi, kesejahteraan

rakyat, pendidikan, dan lain sebagainya.

Dari semua aspek tersebut mengarah pada satu tujuan bersama yakni pengelolaan pemerintah yang baik.

Namun, kebijakan tidak terlepas dari persoalan ketidakadilan yang timbul dalam masyarakat. Sehingga ketidakadilan menjadi perbincangan menarik, karena selalu mengarah pada dampak dan ketidakadilan itu disebabkan oleh pemerintah.

Penempatan pasar yang tepat menjadi kebutuhan mendesak untuk segera dilakukan dengan dukungan kebijakan Pemerintah Daerah.

Pengaturan mengenai zonasi pasar tradisional dan juga pasar modern menjadi kewenangan Pemerintah Daerah dan merupakan materi muatan Peraturan Daerah, sebagai bentuk pemberian Otonomi Daerah yang luas kepada Daerah. Peraturan Presiden Penataan Pasar telah mengamanatkan Pemerintah Daerah untuk memberikan

(3)

pengaturan mengenai Zonasi pasar Tradisional dan pasar Modern, melalui pembentukan Peraturan Daerah.

Kabupaten Jember memiliki Pasar Tradisional yang sudah beroprasi sejak dahulu dan sudah sangat membantu masyarakat luas untuk melakukan aktifitas jual-beli, namun seiring bertambahnya usia Pasar Tradisional Tanggul di Manggisan dan penataannya mulai tidak terkontrol serta sempat terjadi kebakaran yang setelah itu dilakukan revitalisasi di Pasar Manggisan Tanggul.

Pengalihan suatu pasar tradisional ke tempat baru tentu membawa dampak bagi para pelakunya. Hal ini juga berlaku dengan dialihkannya Pasar Tradisional Tanggul ke Jl. Urip Sumoharjo Tanggul Wetan. Namun pengalihan ini tidak sepenuhnya membawa dampak baik bagi pedagang, masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Jember. Terjadi pro-kontra antar pedagang Pasar Manggisan terkait

relokasi dan revitalisasi Pasar Manggisan tersebut.

Pengalihan yang terjadi pada Pasar Tradisional Tanggul dari Manggisan ke Jl. Urip Sumoharjo Tanggul Wetan, hal ini membawa dampak buruk bagi para pedagang pasar . Karena Bangunan pasar di lokasi pemindahan sementara pasar kurang memadai dan juga kurangnya fasilitas-fasilitas pendukung pasar di lokasi pemindahan pasar sementara seperti tidak adanya penyebrangan yang dapat membahayakan nyawa para penjual dan pembeli, disisi lain SK dari Bupati tidak ada perihal pemindahan sementara lokasi pedagang pasar tersebut, padahal selaku kebijakan Bupati yang bersifat individual konkrit, Bupati selaku pemangku kebijakan harus mengeluarkan SK yang dikeluarkan terkait pemindahan lokasi pedagang pasar secara tetap maupun temporer sebagai bukti legitimasi, dan juga tempat parkir yang tidak sesuai dengan ukuran

(4)

yang telah ditetapkan yaitu minimal 100m2.

Dalam hal ini seharusnya Pemerintah lebih bijak dalam melakukan relokasi Pasar Tradisional Tanggul dari tempat semula yaitu di daerah Manggisan yang kemudian saat ini berada di Jl. Urip Sumoharjo, Tanggul Wetan. Dimana masih banyak penempatan yang lebih baik dan layak dalam penempatan tempat yang baru.

Seharusnya Pemerintah Daerah Kabupaten Jember sebagai pihak yg berwenang, segera menyelesaikan permasalahan yang ada/terjadi saat ini sehingga tidak terlalu berlarut-larut . Selain itu juga lebih kepada karena Pasar tradisional Tanggul merupakan pasar

yang dikuasai oleh Pemerintah Kabupaten Jember agar melanjutkan bangunan Pasar Manggisan yang sudah lama terbengkalai agar dapat di tempati kembali oleh pedagang-pedagang Pasar Tradisional Tanggul Manggisan yang saat ini berada di Jalan Urip Sumoharjo Tanggul Wetan yang kemudian kembali ke Pasar Tradisional yang berada di Manggisan seperti semula demi keamanan dan kenyamanan bersama dan aktivitas jual-beli dapat kembali terjadi serta para pedagang juga mendapatklan kembali hak mereka seperti sebelumnya yaitu melakukan transaksi perdagangan di lapak maupun tempat mereka sebelumnya.

(5)

METODE PENELITIAN

Suatu kebenaran ilmiah harus memberikan informasi yang akurat dan terpercaya, maka dalam suatu penulisan harus menggunakan metodologi yang yang tepat karna hal tersebut merupakan pedoman dalam rangka melakukan analisis terhadap data hasil penelitian. Berikut beberapa metode yang dapat dipergunakan dalam penelitian ini :

Metode Pendekatan

Dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan perundang- undangan (Statute Approach). Dalam metode pendekatan perundang- undangan peneliti perlu memahami hierarki, Asas- asas dalam peraturan perundang-undangan.

Menururt pasal 1 angka 2 Undang-Undang nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, peraturan perundang- undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma

hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh Lembaga Negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapka dalam peraturan perundang-undangan. Juga pendekatan perundang- undangan (statute approach) dilakukan dengan menelaah samua Undang-Undang dan

regulasi yang

bersangkutan.1 Jenis Penelitian

Penelitian hukum normatif (Normative Law Research) menggunakan studi kasus normatif berupa produk perilaku hukum, misalnya mengkaji Undang- Undang. Pokok kajiannya adalah hukum yang dikonsepkan sebagai norma atau kaidah yang belaku dalam masyarakat dan menjadi acuan perilaku setiap orang. Sehingga penelitian hukum normatif berfokus pada inventarisasi hukum positif, asas-asas dan doktrin hukum, penemuan hukum dalam perkara in concreto, sistematik hukum, taraf sinkronisasi, perbandingan hukum dan sejarah hukum.2

1 Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum Edisi Revisi, Cetakan Pertama, Kencana, Jakarta, hlm 137

2 Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum.Cet. 1, PT. Citra AdityaBakti, Bandung, hlm. 52

(6)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER TERHADAP PENGALIHAN SEMENTARA LOKASI PEDAGANG PASAR

TRADISIONAL MANGGISAN TANGGUL

Kebijakan relokasi Pasar Tradisional

Manggisan, Pemerintah Kabupaten Jember memindahkan lokasi Pasar Manggisan ke Jalan Urip Sumoharjo, Tanggul wetan.

Setelah kebijakan ini direalisasikan ternyata menimbulkan dampak buruk khususnya bagi para pedagang Pasar Manggisan karena bangunan-bangunan pada lokasi sementara pemindahan Pasar kurang memadai dan kurangnya fasilitas- fasilitas pendukung yang ada ditempat relokasi Pasar Manggisan Jalan Urip Sumoharjo.

Dalam Pasal 19 ayat (5) “ Dalam hal Pasar Rakyat yang telah ditata, dibangun, dikelola, dan/atau dimiliki oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah mengalami bencana berupa kebakaran, bencana alam, atau konflik sosial, pembangunan kembali Pasar Rakyat dilakukan sendiri oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah.

Dalam menggali informasi beberapa hal telah dilakuka seperti melakukan penelitian untuk mencari SK tersebut ke Pemerintah Daerah Kabupaten Jember khususnya di Bagian Hukum yang salah

satu fungsinya yaitu Pengoordinasian dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan dokumentsi dan informasi hukum, menemui Ibu Intan selaku Kasubbag Dokumentasi da Informasi. Beliau menjelaskan bahwa terkait Surat Keputusan Bupati tersebut tidak ada. Ibu Intan juga berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) bahwa SK Bupati terkait pemindaha pedagang Pasar juga tidak ada.

Selanjutnya penulis datang ke lokasi revitalisasi Pasar Manggisan Tanggul untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya yang kemudian dari informasi yang didapatkan dari salah satu pedagang yaitu terdapat beberapa hal yaitu:

1. Pedagang sempat diberitahu bahwa pasar akan direvitalisasi

2. Pemberitahuan dan rapat bersama untuk pemindahan tempat pedagang pasar yang diberikan oleh Pemkab Jember terlalu mendadak

3. Rencana kerja dalam revitalisai pedagang p asar yaitu 3 bulan namun molor menjadi 3 tahun.

(7)

Selanjutnya Pedagang juga menjelaskan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Jember sudah memberika pemberitahuan meskipun terkesan sangat mendadak dan melakukan rapat secara tiba- tiba yang membuat pedagag kurang persiapan dalam melaksanakan apa yang telah di instruksikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Jember. Disatu sisi pemerintah juga telah menyediakan lahan kosong yang telah diberi terpal.

Pemrintah Daerah Kabupaten Jember telah melakukan pemberdayaan Pasar Tradisional dimana dalam Peraturan Menteri Perdagangan No. 20 Tahun 2012 Pasal 1 angka 2 “ Pemberdayaan Pasar Tradisional adalah segala upaya Pemerintah Daerah dalam melindungi keberadaan Pasar Tradisional agar dapat mampu berkembang lebih baikuntuk dapat bersaing dengan pusat perbelanjaan dan toko modern “.

Dalam Peraturan Menteri Perdagangan No. 21 Tahun 2021 tentang Pedoman Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perdagangan dalam Pasal 25 ayat (2) “ Pembangunan dan/atau Revitalisasi fisik sebagaimaa dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan dengan berpedoman pada SNI Pasar Rakyat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan ketentuan peraturan perundang-undangan terkait bangunan paling sedikit berupa:

a. Kondisi fisik bangunan berpedoman pada desain standard Purwarupa Pasar Rakyat;

b. Zonasi barang yang diperdagangkan

c. Saran kebersihan, kesehatan, keamanan, dan lingkungan;

d. Kemudahan akses transportasi; dan e. Sarana teknologi informasi dan komunikasi.

Sejalan dengan apa yang juga telah dijelaskan dalam peraturan diatas, SNI ( Standar Nasional Indonesia ) tentang Pasar Rakyat bagian Pemberdayaan Perdagangan huruf d. “ Memprioritaskan kesempatan memperoleh ruang dagang bagi pedagang pasar exisiting apabila dilakukan revitalisasi atau relokasi; “.

Maka sejauh ini terakit pemindahan lokasi pedagang Pasar Tradisonal Manggisan Tanggul, Pemerintah Daerah Kabupaten Jember telah melaksanakan apa yang telah diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan denga menyediakan ruang bagi para pedagang yang terdampak revitalisai atau relokasi di Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang dahulu merupakan lahan Terminal di Jalan Urip Sumoharjo, Tanggul Wetan, Kabupaten Jember meskipun tempat yang telah disediakan Pemerintah Daerah Kabupaten Jember kurang memadai.

(8)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka bisa ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Bahwa apa yang telah penulis uraikan pada bab sebelumnya dimana terkait kebijakan Pemerintah Kabupaten Jember terkait pengalihan sementara lokasi pedagang Pasar Manggisan Tanggul apabila ditinjau dari semua permasalahan yang telah dikaji oleh penulis, pengalihan sementara lokasi pedagang Pasar Manggisan Tanggul bertjuan untuk direvitalisasi yang terdampak kebakaran dan terkait relokasi tersebut sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku karena dalam hal revitalisasi Pasar Manggisan Tanggul, Pemerintah Daerah Kabupaten Jember sudah

memprioritaskan dan memberi lahan, lapak serta kesempatan memperoleh ruang dagang bagi pedagang pasar apabila dilakukan revitalisasi atau relokasi.

Namun demikian

berdasarkan hasil penelitian penulis di Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Jember, Dinas Perindustrian dan Perdagangan ( Disperindag ), dan Kecamatan Tanggul tidak ditemukan bentuk kebijakan apa yang menjadi dasar pengalihan sementara lokasi pedagang Pasar Manggisan Tanggul. Dimana pengalihan sementara ini hanya didasarkan keputusan rapat yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Jember yaitu Bupati dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Jember.

(9)

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan, maka mengajukan saran sebagai berikut :

1. Penulis berharap perlu adanya evaluasi dari kebijakan Pemerintah Daerah khususnya Kabupaten Jemnber dalam menangani pemindahan sementara lokasi pedagang Pasar Tradisional Tanggul agar tidak terjadi isu-isu

yang dapat

menimbulkan

kontradiksi antara para pedagang dengan kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah

Kabupaten Jember yang mana dapat merugikan masyarakat atau pedagang-pedagang akibat tempat yang tidak memadai dan proses lamanya kembalinya ke Pasar Manggisan yang lama atau yang berada di Tanggul Kulon.

2. Pemerintah Daerah Kabupaten Jember segera melanjutkan revitalisasi Pasar Manggisan Tanggul

yang berhenti

pembangunannya agar para pedagang dapat segera menempati

kembali Pasar

Manggisan Tanggul yang sebelumnya.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum.Cet. 1, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

Abd. Rohman dan Willy Tri Hardianto, 2019, Reformasi Birokrasi dan Good Governance, Intrans Publishing, Malang.

Cekli Setya Pratiwi, dkk., 2016, Penjelasan Hukum Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik, Lembaga Kajian dan Advokasi untuk Independensi Peradilan (LeIP), Jakarta.

Dody Setyawan, 2017, Pengantar Kebijakan Publik, Intelegensia Media, Malang.

G. Setya Nugraha, R. Maulina f, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya.

Inu Kencana Syafiie, 2010, Pengantar ilmu pemerintahan, Refika Aditama, Jakarta.

Jimly Asshidiqie, 2017, Konstitusi dan Konstitusionalisme, Sinar Grafika, Jakarta.

Ni’matull Huda, 2012 Hukum Pemerintah Daerah, Nusamedia, Bandung.

Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum Edisi Revisi, Cetakan Pertama, Kencana, Jakarta.

Philipus M. Hadjon, 1993, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Ridwan HR, 2014, Hukum Administrasi Negara, Raja Grafindo, Jakarta.

Sirajudin dkk, 2016, Hukum Administrasi Pemerintahan Daerah, Setara Press, Malang.

(11)

JURNAL

Bewa Ragawino, 2003, Desentralisasi Dalam Kerangka Otonomi Daerah Di Indonesia, Jurnal, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran.

Marsekaldo R.M, Joyce J.R, Burhanuddin K. Dampak Kebijakan Relokasi Pasar Tradisional Rawajaya Di Wilayah Kota Tobelo Kabupaten Halmahera Utara, Jurnal.

Setya Retnami. Makalah Sistem Pemerintahan Daerah di Indonesia, Jakarta : Kantor Menteri Negara Otonomi Daerah Republik Indonesia, 2001. hlm.8

Yesi Apriliati, 2020, Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Perlindungan Pasar Rakyat Dan Penataan Pusat Perbelanjaan Serta Toko Swalayan, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jember.

PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2007 tentang Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern.

Peraturan Menteri Perdagangan No. 20 Tahun 2012 tentang Pengelolaan dna Pemberdayaan Pasar Tradisional.

Peraturan Menteri Perdagangan No. 21 Tahun 2021 tentang tentang Pedoman Pembangunan dan Pengleolaan Sarana Perdagangan.

INTERNET

Iqbal Martin., Penerapan Kebijakan Zonasi Dalam Penataan Pasar Tradisional dan Pasar Modern Kota Bandung (Suatu Tinjauan Yuridis dari Perspektif Otonomi Daerah), Vol. 1 No.

2, 2017, Hal. 107, Tersedia di: http://ejournal.sthb.ac.id/index.php/jwy/article/view/131, diakses pada tanggal 15 Desember 2020.

Metode-penelitian-hukum-empiris-dan-normatif. http://www.Andirustandi.com/baca/386/,di akses tanggal 11 November 2021.

(12)

https://pemerintah.net/asas-asas-umum-pemerintahan-yang-baik-aupb/. Diakses pada tanggal 04 November 2021.

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/1997/05.2%20bab%202.pdf?sequence=8

&isAllowed=y. Diakses pada tanggal 14 Desember 2018.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil identifikasi kandungan kimia ekstrak secara kromatografi lapis tipis ekstrak dietil eter herba belimbing tanah (Oxalis corniculata L.) asal Mamuju

Melihat beberapa fenomena yang terjadi di kabupaten Temanggung maka peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian mengenai peningkatan mutu pendidikan di Gugus Jayabaya

The Government of the exporting country shall bear the cost of ocean freight differential for commodities it requires to be carried in United States flag vessels

pemilihan media dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor- faktor Hambatan pengembangan dan pembelajaran dana fasilitas dan peralatan yang telah tersedia waktu yang tersedia

Pengaruh Permainan Sepak Bola Terhadap Perilaku Sosial Agresif Siswa di SMPN 7 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. Kegiatan

Aturan adat pemilihan pasangan pada masyarakat Batak merupakan sesuatu yang unik yang mana merupakan pembatasan bagi masyarakat Batak dalam memilih pasangan ( romantic relationship

Pusat pendidikan dan pelatihan ketrampilan bagi disabilitas memiliki gaya arsitektur modern yang mana arsitektur modern memeiliki gaya dan bentuk yang sederhana

Tabel 1 menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi ekstrak tepung daun sirih hutan 0 g/l air memiliki rerata kecepatan tumbuh 15,00 mm/hari dan berbeda nyata dengan