• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBERIAN REWARD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBERIAN REWARD"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI

PEMBERIAN REWARD

(STUDI KASUS PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN)

Irya,MarlenPilanda,Sofi Zhang

Binus University,Jl.kemanggisan Ilir/45.Palmerah,Jakarta Barat,021-53276730

Irya_888@yahoo.com;Mp_valencia@yahoo.co.id;sofizhang@gmail.com

Abstract

Increasing primary school students motivation in learning the Chinese language is very important that students are better able to increase their enthusiasm for learning Chinese language and Chinese language lessons and liked to get good grades. The method used in this study is a qualitative method to students in Han Hua Class A and Class B with conducting experiments and observations.

Motivation to learn Chinese elementary school students increased if students get rewards such as praise or reward, it can improve the spirit of elementary school students to learn Mandarin and help the students to have an interest in learning Mandarin, more able to get good grades. The conclusion is to give students a compliment that can be coupled with a gift to enhance the students enthusiasm for learning Chinese language, can help students learn Chinese more concentration can also increase the value of students.

Keywords : Reward , Motivation , Mandarin , Praise , Gift

Abstrak

Meningkatkan motivasi siswa sekolah dasar dalam pelajaran bahasa mandarin itu sangatlah penting agar siswa lebih dapat meningkatkan semangat belajar bahasa mandarin mereka dan menyukai pelajaran bahasa mandarin serta mendapatkan nilai yang bagus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif terhadap siswa di Han Hua kelas A dan Kelas B dengan mengadakan eksperimen dan observasi. Motivasi belajar Bahasa Mandarin siswa Sekolah Dasar meningkat jika siswa mendapatkan penghargaan seperti pujian atau hadiah, lebih dapat meningkatkan semangat siswa Sekolah Dasar untuk belajar Bahasa Mandarin dan membantu siswa agar mempunyai ketertarikan untuk belajar Bahasa Mandarin, lebih bisa untuk mendapatkan nilai yang bagus. Kesimpulannya yaitu memberikan siswa pujian yang ditambah dengan hadiah bisa untuk meningkatkan semangat belajar Bahasa Mandarin siswa, dapat membantu siswa lebih konsentrasi belajar Bahasa Mandarin juga dapat meningkatkan nilai siswa.

Kata kunci: Reward, Motivasi, Mandarin, Pujian, Hadiah

(2)

1

Sekolah Dasar kurang termotivasi untuk belajar bahasa Mandarin. Menurut beberapa siswa Sekolah Dasar yang pernah diajar penulis, pelajaran Mandarin bukan pelajaran yang terpenting seperti Matematika,ilmiah dll. Padahal orang tua mereka menginginkan anak-anaknya bisa berbahasa Mandarin karena bahasa Mandarin adalah bahasa Internasional kedua setelah bahasa Inggris. Selain itu, orang tua mereka pun ingin anak-anaknya mendapatkan nilai yang bagus pada pelajaran bahasa Mandarin di sekolahnya.Penulis melihat saat pelajaran berlangsung banyak siswa yang tidak mau belajar bahasa Mandarin dikarenakan mereka merasa bahasa Mandarin sangat sulit dipelajari sehingga malas untuk menulis atau menghafal sebuah kata Mandarin.Agar menarik minat siswa untuk belajar, Penulis mencoba untuk menjanjikan sebuah hadiah kecil seperti permen. Hasilnya siswa pun mulai terpacu untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.Selain itu,ditemukan bahwa hadiah dapat memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi, Penulis juga menemukan, Ketika mereka selesai mengerjakan tugasnyadan ketika pengajar memberikan mereka komentar yang positif atau angka dan pujian kepada siswajuga memberikan pengaruh yang besar membuat siswa menjadi termotivasi dan mendapatkan nilai yang bagus.

Melihat pentingnya cara memotivasi siswa Sekolah Dasar belajar bahasa Mandarin, Penulis tertarik untuk meneliti cara meningkatkan motivasi belajar khususnya dalam belajar bahasa Mandarin.

Salah satu cara dalam motivasi ekstrinsik yaitu dengan pemberian hadiah. Penulis mencoba melakukan eksperimen kecil untuk membuktikan bahwa motivasi ekstrinsik melalui pemberian Reward atau hadiah dapat memacu atau mendorong siswa untuk lebih giat belajar bahasa Mandarin dan tentunya untuk mendapatkan nilai yang lebih baik dalam pelajaran bahasa Mandarin.

Penulis mempunyai beberapa tinjauan pustaka yang mampu memberikan informasi mengenai topik yang akan peneliti bahas salah satunya yaitu Hapsari (2013). Dalam penelitiannya menggunakan metode wawancara dengan guru kelas yang melaksanakan pemberian reward dalam meningkatkan motivasi belajar anak kelompok-A di TK Islam Al-Azhar. Hasil penelitian jurnal ini menjelaskan bahwa, Bentuk reward dibedakan menjadi dua yaitu Reward Verbal dan Reward NonVerbal. Bentuk Reward Verbal di TK Islam Al-Azhar 35 Surabaya adalah berupa kata-kata seperti: anak hebat,good,bagus,pintar dll. Bentuk Reward Non Verbal seperti bentuk penghargaan berupa simbol bintang penghargaan dan cap stempel di tangan Sedangkan berupa benda seperti pengapus, pensil dll.

Secara garis besar Reward yang diberikan oleh guru kelas di TK Islam Al-Azhar 35 Surabaya dapat meningkatkan motivasi belajar anak kelompok-A.

Dan tinjauan pustaka yang kedua yaitu Mufidah (2013). Hasil penelitian skripsi ini adalah Eksperimen yang dilakukan pada siswa kanak-kanak di Semarang. Salah satu metode yang digunakan peneliti yaitu dengan pemberian Reward Non Verbal seperti tanda penghargaan. Karena subjek dalam penelitian ini adalah anak usia dini, maka tanda penghargaan yang sesuai adalah stiker. Stiker-stiker tersebut lalu ditempelkan pada sebuah kartu dan setelah stiker tersebut terkumpul dapat ditukarkan dengan benda misalnya penggaris, penghapus dll. Pemberian Reward dalam penelitian ini sangatlah efektif digunakan untuk meningkatkan disiplin anak usia dini.Danyang ketigaAndriani (2013).

Peneliti menggunakan metode observasi, angket, wawancara, dokumentasi serta jurnal harian Sekolah Dasar di Sleman. Salah satu metode yang dilakukan peneliti adalah pemberian bintang yang terbuat dari kertas karton berwarna-warni. Guru akan memberikan bintang kepada siswa, jika siswa dapat tepat dan cepat menjawab pertanyaan. Hasil penelitian skripsi ini adalah berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan peneliti pada siklus I dan siklus II dengan menerapkan Reward motivasi belajar siswa kelas III A pada pelajaran IPS mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 4,56% mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 4,90%. Selain meningkatnya motivasi, Reward juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Ruang Lingkup penelitian adalah terhadap belajar bahasa Mandarin siswa Sekolah Dasarobjek penelitian adalah siswa kelas 3-4 SD sekitar 8 orang siswa di tempat les Han Hua.

Masalah dalam penelitian ini adalah proses meningkatkan motivasi belajar bahasa Mandarin siswa Sekolah Dasar melalui pemberian reward dan respon siswa Sekolah Dasar terhadap pemberian reward serta dampak positif dan dampak negatif dalam pemberian reward. dan tujuannya yaitu untuk membantu para pengajar dan orang tua meningkatkan motivasi belajar bahasa Mandarin siswa, dengan demikian siswa lebih aktif untuk belajar bahasa Mandarin, juga aktif dalam mengerjakan tugas untuk mendapatkan nilai yang bagus dan menyukai pelajaran bahasa Mandarin.

Motivasi umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang terdapat di dalam diri seseorang yang dapat menstimulasi tingkah laku atau memicu munculnya suatu tindakan. Prinsip-prinsip dalam motivasi belajar yaitu: motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar, motivasi berupa hadiah lebih baik daripada hukuman, motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan belajar,

(3)

2

motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar, motivasi dapat menimbulkan prestasi dalam belajar.

Motivasi ada dua macam yaitu motivasi yang datang dari dalam diri anak, yang disebut motivasi interinsikdan motivasi dari luar yang disebut ekstrinsik. Motivasi interinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri. Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain.

Teori motivasi belajar ekstrinsik yang dikemukakan oleh Santrock (2007), yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan(reward). Insentif adalah suatu yang mendorong atau mempunyai kecenderungan untuk merangsang suatu kegiatan.

Santrock (2009) Teori insentif menjelaskan motivasi dalam kaitannya dengan stimuli atau penghargaan eksternal. Teori ini mengatakan bahwa seseorang akan bergerak atau mengambil tindakan karena ada insentif yang akan didapatkan misalnya, jika anak naik kelas akan dibelikan sepeda baru oleh orangtua, maka anak akan belajar dengan tekun untuk mendapatkan sepeda baru tersebut. Teori insentif mengatakan bahwa lingkungan yang sesungguhnya mempengaruhi perilaku.

Konsep dasar di belakang teori insentif adalah tujuan. Ketika satu tujuan hadir, maka seseorang akan mencoba untuk menjangkau tujuan itu teori insentif mengatakan bahwa insentif atau penghargaan eksternal dapat berguna untuk mengubah perilaku.

Reward dapat diartikan sebagai memberikan sesuatu terhadap pekerjaan seseorang. Reward tersebut dibagi menjadi verbal dan nonverbal. Reward verbal seperti pujian reward nonverbal seperti pemberian imbalan. Reward merupakan suatu bentuk teori penghargaan positif yang bersumber dari aliran Behavioristik. Belajar adalah salah satu peristiwa paling penting dalam kehidupan manusia, ketika lahir lalu belajar berbicara sampai menguasai pengetahuan yang kompleks dan keterampilan, yang disebut "hidup sampai tua untuk belajar" untuk menyambung hidup manusia dari awal sampai akhir. Sebagai konsep psikologi, belajar mengacu pada kehidupan manusia dan hewan untuk mendapatkan pengalaman dalam proses produksi dan perilaku perubahan yang relatif tahan lama.(刘 珣,2008:145).

Pembelajaran Stimulus - Respon adalah sedikit lebih kompleks daripada jenis pembelajaran dasar sebelumnya. Didasarkan pada pengkondisian pembelajaran teori Skinner (operant conditioning) , seperti tikus menekan tuas untuk mendapatkan makanan, siswa melakukan pekerjaan rumah mereka dan mendapatkan pujian dari guru dan sebagainya. ada beberapa perilaku nyata yang terjadi adalah yang didapat dari penguatan sikap sehingga menghasilkan pengalaman. Syarat agar pembelajaran Stimulus - Respon dapat dicapai adalah pelajar harus membuat tanggapan khusus, dan setelah itu sikap harus segera mendapat penguatan, dan rangsangan juga harus berulang kali dilakukan. (刘 珣,2008:150).

Behavioris percaya bahasa yang dipelajari, bukan berasal dari bawaan namun menekankan bahwa semua kondisi eksternal dari proses akusisi yang berpengaruh dalam bahasa pertama. Perilaku ini mirip dengan perilaku manusia lainnya, diperkuat oleh pola stimulus-respon dan kebiasaan belajar.

Bayi pada saat datang ke dunia ini seperti secarik kertas putih, tidak ada pengetahuan terhadap bahasa sebelumnya, sepenuhnya adalah dibentuk oleh lingkungan mereka. Anak-anak belajar berbicara adalah akibat dari adanya rangsangan yang diberikan dari lingkungan, mulai meniru bahasa orang dewasa, bila peniruan semakin mirip, berarti mendapatkan pujian atau penghargaan dari orang dewasa disana, dengan begitu reaksinya akan semakin diperkuat. dikarenakan penguatan terus menerus terhadapat peniruan seperti ini, gaya bicara antara anak anak dan orang dewasa akan semakin mirip, dan secara bertahap belajar kalimat yang lebih banyak dan lebih kompleks. Untuk mendapatkan lebih banyak imbalan, anak-anak akan terus mengulang-ulang sehingga terbentuk kebiasaan bahasa(刘 珣,2008:159).

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang akan penulis laksanakan adalah metode kualitatif dimana penulis akan melaksanakan eksperimen dan observasi. Penulis juga merangkap sebagai seorang pengajar di tempat les Hanhua. Menurut wasis dan kuswono (1992:67) metode eksperimen adalah suatu penelitian yang paling tepat dan sungguh-sungguh dapat mengetes hipotesis mengenai sebab akibat dan pengaruh suatu hubungan.

Tahap-tahap perencanaan yang akan peneliti lakukan yaitu:menentukan permasalahan, menentukan objek, menentukan tempat, mengatur waktu, mengadakan penelitian, menganalisis data

(4)

dan menulis laporan.Waktu penelitian yaitu bulan November sampai Desember alat yang digunakan yaitu:stamp, soal, hadiah dan snack kecil.

Penulisakan membagi dua kelas, kelas A akan diberikan reward verbal dan non verbalsedangkan untuk kelas B hanya diberikan reward verbal. untuk kelas A akan diberikan sebuah permainan tetapi siswa harus melaksanakan aturan seperti mengerjakan tugas,test, hasil ujian Mandarin dan kegiatan lainnya maka stamp tersebut akan ditukarkan dengan benda seperti: pensil, penghapus, buku, dll. Sedangkan kelas yang kedua di hari sabtu kelas B penulistidak akan melaksanakan permainan tersebut dan juga mendapatkan hadiah apapun, tetapi sama dengan kelas pertama harus mengerjakan tugas,test, hasil ujian Mandarin dan kegiatan lainnya. Tahap penelitian eksperimen kami adalah minggu ke 1-3 akan melakukan observasi,minggu ke 4 memberitahukan kepada siswa ketentuan permainan dan mulai mengumpulkan stamp,minggu ke 5-6 memberikan test dan mengumpulkan stamp,minggu ke 7 memberikan test,mengumpulkan stamp dan penukaran stamp dengan hadiah,minggu 8 -10 memberikan test kepada siswa tanpa hadiah dan melakukan observasi ulang setelah eksperimen selesai dilakukan.

HASIL DAN BAHASAN

Dalam penelitian ini,Penulis melaksanakan suatu eksperimen yaitu membuat suatu permainan dan pemberian hadiah kepada siswa Sekolah Dasar karena biasanya semua siswa Sekolah Dasar akan senang jika diberikan permainan dan hadiah. Memberikan penghargaan disini bertujuan agar siswa berminat untuk belajar bahasa Mandarin juga meningkatkan semangat belajar siswapada bahasa Mandarin. Reward adalah melalui permaianan untuk menukarkan hadiah. Permainan tersebut adalah mengumpulkan stamp sebanyak-banyaknya lalu akan ditukarkan dengan benda sesuai nilai stamp yang mereka dapatkan. Dalam permainan ini hanyalah sebuah wadah agar siswa tidak merasa bosan di dalam kelas.

Eksperimen ini dimulai dari bulan November sampai Desember. Penulisingin mengetahui bahwa pemberian hadiah dapat lebih meningkatkan motivasi belajar bahasa Mandarin siswa Sekolah Dasar.Reward dalam penelitian ini, dibagi menjadi dua bagian yaitu reward verbal dan reward non verbal. Penelitian di kelas A menggunakan reward non verbal berupa hadiah,stamp serta makanan kecil dan juga reward verbal berupa pujian. Sedangkan untuk kelas B penulis hanya menggunakan reward verbal.

Untuk kelas A penulis melihat bahwa kelas A lebih bersemangat mengerjakan tugas- tugasnya dan lebih aktif menjawab pertanyaan dari pengajar. Selain penulis ingin meningkatkan motivasi siswa Sekolah Dasar terhadap pelajaran Mandarin, penulis juga ingin membuat mereka merasa bahwa pelajaran Mandarin itu tidak sesulit dan membosankan seperti yang mereka rasakan.

Dengan adanya pemberian Reward ini, penulis ingin membuat siswa yang awalnya merasa Mandarin sangat sulit dapat menimbulkan daya tarik untuk belajar bahasa Mandarin. Lalu akan menyukai pelajaran bahasa Mandarin serta rajin belajar bahasa Mandarin dan pada akhirnya siswa mendapatkan nilai yang baik dan tentunya juga dapat berprestasi. Sedangkan untuk kelas B penulis melihat bahwa ada diantara siswa yang kurang bersemangat dan kurang aktif dalam menjawab pertanyaan dari pengajar serta kekurangan mereka juga kurang fokus dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka.

Walupun pengajar hanya memberikan pujian setelah mereka mengerjakantugas kelihatan dari mereka tersenyum senang.

(5)

4

Mingg u 1

Mingg u 2

Mingg u 3

Mingg u 4

Mingg u 5

Mingg u 6

Mingg u 7

Mingg u 8

Mingg u 9

Mingg u 10

Michelle Ong 80 80 80 90 90 95 100 100 95 98

Micheal A.S 70 70 80 90 90 90 99 85 90 95

jericho 70 80 80 75 85 90 100 90 100 90

Anastasia 80 80 80 80 90 95 100 100 100 100

70 75 80 85 90 95 100

N IL AI LA TIH AN

Tabel nilai latihan siswa Sekolah Dasar

Tabel 1 nilailatihankelas A

Tabel 2nilai latihan kelas B

(6)

Tabel 1 nilai latihan siswa kelas A dan tabel2 nilai latihan siswa kelas B. nilai siswa awalnya berkisar dari 70. Nilai siswa di kelas A pada saat penulis melaksanakan eksperimen nilai mereka pelan-pelan mengalami peningkatan yang cukup baik, sedangkan untuk kelas B tanpa adanya pemberian hadiah, maka nilai mereka kadang naik dan kadang turun dan kurang stabil ,tidak sama dengan kelas A karena kelas A penulis memberikan pemberian hadiah dan pujian,mereka menjadi lebih semangat belajar bahasa Mandarin.

Setelah selesai ekperimen penulis juga memberikan latihan kembali pada minggu 8 tanpa pemberian hadiah serta pujian ada siswa di kelas A yang mengalami penurunan karena siswabelum beradaptasi dan masih merasakan libur sekolah yang membuat siswa kurang berkonsentrasi belajar bahasa Mandarin tetapi pada minggu ke 9 dan 10 nilai siswa mengalami peningkatan kembali karena siswa sudah dapat beradaptasi dengan suasana dan berakhirnya libur sekolah maka siswapun konsentrasi untuk belajar bahasa Mandarin.

Pada saat peneliti melakukan eksperimen, siswa juga sedang melaksanakan ujian sekolah.

Siswa memberikan hasil ujian mereka masing-masing kepada pengajar hasil ujian siswa mengalamipeningkatan.Sebelum diadakan eksperimen, penulis melihat nilai siswa berkisar 75 dan setelah diadakan eksperimen nilai siswa meningkat menjadi 80 keatas.

Sebelum diadakan pemberian Reward siswa Sekolah Dasar tidak mempunyai semangat untuk belajar bahasa Mandarin dan ketika mengerjakan tugas mereka juga beralasan tugas yang diberikan terlalu banyak atau latihannya sangat sulit maka dari itu siswa tidak mau mengerjakan tugasnya dan nilai Mandarin mereka juga tidak ada peningkatan.

Untuk kelas A pada awalnya pengajar memberitahu akan dilaksanakan suatu permainan dan pemberian hadiah respon siswa sangatlah senang dan ada salah satu siswa yang berkata “Baru kali ini ditempat les ini diadakan suatu permainan dan pemberian hadiah”. Ketika pengajar memberitahu bahwa permainannya adalah pengumpulan stamp dan jika mereka ingin mendapatkan stamp tersebut, siswa harus melaksanakan dan mematuhi aturan-aturan yang ada. Siswa mendengarkan dengan seksama apa yang dijelaskan oleh pengajar bahkan diantara mereka ada yang mencatat segala ketentuan-ketentuan yang harus mereka patuhi danlaksanakan. Saat pengajar memberitahu juga bahwa dalam pengumpulan stamp akan ada hadiah nantinya, respon mereka ketika hadiah itu dibacakan oleh pengajar mereka terlihat sangat gembira dan sangat terlihat antusiasme mereka terhadap hadiah tersebut.

Melalui pemberian hadiah siswa sekolah dasar semakin bersemangat dalam belajar bahasa Mandarin terlihat dari absensi mereka yang tidak pernah tidak masuk serta keaktifan mereka dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pengajar dan nilai ujian Mandarin mereka disekolah juga sangatlah bagus dan memuaskan. Pada saat pemberian stamp, respon anak cukup baik mereka merasa bangga saat stamp tersebut mereka dapati dan mereka ingin mendapatkan lebih banyak stamp lagi dan juga kebanyakan dari mereka ingin menempelkan stampmereka sendiri tetapi pengajar tetap mengawasi mereka agar mereka tidak berlaku curang.

Untuk anak kelas B pada saat pengajar memberikan mereka tugas, siswa kurang begitu semangat dan kurang antusias ketika pengajar memberikan mereka pertanyaan secara lisan. Ketika diberikan pertanyaan ada beberapa siswa yang pasif dan aktif serta kebanyakan siswa kurang fokus dalam mengerjakan tugasnya beberapa siswa ada yang salah menjawab atau salah menulis karakter hanzi tetapi ketika diberitahu oleh pengajar kalau tugas mereka salah, siswa memperbaiki lagi dan pengajarpun memberikan mereka pujian seperti hen hao,hao cong ming. Respon siswa ketika pengajar memberikan mereka pujian sangat senang. Mereka akan diberi pujian jika mereka mengerjakan tugas- tugasnya. Walaupun hanya diberikan pujian saja nilai Mandarin mereka lebih rendah tetapi kelas A lebih tinggi.

Dalam penelitian ini, Penulis menjelaskan bahwa kelas eksperimen seluruh siswa lebih mengarah ke motivasi ekstrinsik. Ketika pengajar memberikan mereka latihan dan memberitahu mereka jika mengerjakan dengan baik dan mendapatkan nilai yang bagus maka akan diberikan stamp dan makanan kecil. Siswa sangat senang mereka sangat rajin mengerjakan tugas dan mendapatkan nilai yang bagus.

Berdasarkan Teori yang dikemukakan oleh Santrock yang mengatakan bahwa, motivasi eksternal berasal dari luar diri seseorang untuk mencapai tujuan tertentu dan dipengaruhi juga oleh adanya insentif yang akan ia dapatkan.Siswa Sekolah Dasar akan lebih rajin jika mendapatkan sebuah reward misalnya: stamp dan makanan kecil. Mereka bisa mendapatkan reward jika mereka menyelesaikan tugas dengan baik dan mendapatkan nilai yang bagus.

(7)

6

Siswa Sekolah Dasar akan lebih bersemangat ketika diberikan sebuah dorongan tertentu yang dapat menimbulkan suatu tindakan. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan yang berarti. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Skinner yaitu teori operant conditioning bahwa seseorang akan melakukan suatu tindakan jika diberikan penguatan. Diteori ini juga terdapat 3 hal yang dapat menimbulkan suatu tindakan yaitu adanya stimulus-respon-penguatan.Dalam teori Skinner menggunakan satu buah kotak yang isinya terdapat tikus putih dan tuas. Tikus putih itu tidak sengaja menekan tuas tersebut lalu keluarlah sebuah makanan. Dari penelitian ini melihat tikus dapat mengetahui jika dia menekankan tuas secara terus menerus maka akan mendapatkan makanan.

Berdasarkan penjelasan teori ini, murid akan belajar jika diberikan sebuah reward. Perilaku ini bisa terus menerus berulang jika diberi penguatan dan akan menghilang ketika tidak ada penguatan.

Dalam eksperimen ini, stimulus yang pengajar berikan adalah berupa ketentuan permainan serta tugas yang diberikan pengajar. Respon siswa dari awal diadakan permainan sampai dengan akhir permainan siswa dapat melaksanakan dan mematuhi ketentuan-ketentuan permainan serta siswa dapat mengerjakan tugas-tugas yang pengajar berikan dengan benar dan pada akhirnya mendapatkan nilai yang bagus. Penguatannya yaitu berupa pemberian stamp,makanan kecil serta hadiah yang siswa akan dapatkan dari hasil pengumpulan stamp tersebut. Dalam hal ini pengajar berperan untuk mengarahkan siswa untuk dapat melakukan suatu kegiatan belajar. Jika ini dilakukan secara berulang-ulang, maka perilaku siswa juga akan berulang kembali.

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan tenyata ada beberapa dampak positif dan negatif dari pemberian reward tersebut .

Dampak positif dari pemberian reward yaitu:

1. Siswamenjadi lebih aktif menjawab pertanyaan dari guru.

Sebelumnya,ketika pengajar memberikan pertanyaan kepada siswa,siswa seringkali menjawab tidak tahu ataupun menggelengkan kepalanya.Tetapi ketika saat pengajar memberitahukan tentang pemberian hadiah lagi, serta penilaian keaktifan siswa, maka siswa terlihat sangat antusias untuk menjawab pertanyaan dari pengajar. Kelihatan dari siswa saling adu kecepatan dalam menjawab pertanyaan pengajar dan mereka saling tidak mau kalah dengan teman-temannya.

2. Siswalebih disiplin dalam segi waktu.

Sebelumnya, siswabiasanya seringkali terlambat. Siswa masuk pada jam 4.30 tetapi siswa sering terlambat sampai jam 5. Setelah ujian sekolah selesai dan waktu libur telah tiba, ada beberapa siswayang tidak ingin mengikuti les Mandarin. Namun, dikarenakan dalam permainan ini terdapat segi penilaian absensi, siswamenjadi lebih rajin dan datang tepat waktu bahkan sebelum jam pelajaran dimulai ada beberapa siswa yang datang terlebih dahulu. Walaupun siswa sudah libur sekolah tetapi siswa tetap datang ke tempat les dan dapat mengikuti proses belajar dengan baik.

3. Siswasangat rajin mengerjakan tugas-tugas dari guru.

Sebelumnya, pengajar seringkali memberikan siswa tugas tetapi seringkali siswa mengeluh dengan alasan tugasnya terlalu sulit atau tugasnya terlalu banyak dan juga kadangkala mereka kurang fokus dalam menjawab pertanyaan. Namun ketika pengajar memberitahukan lagi ketentuan penilaian, siswa sudah tidak lagi mengeluh dengan alasan sulit atau tugasnya terlalu banyak siswa pun lebih rajin dalam mengerjakan tugas-tugasnya.

4. Tingkah laku siswa di kelas menjadi lebih baik.

Sebelumnya, terdapat seorang siswa yang terkadang berbicara tidak sopan terhadap pengajar maupun teman-temanya dengan kata-kata kasar. Ada juga salah satu siswa yang seringkali pada saat pelajaran suka menggambar di tembok. Dan banyak siswa yang suka lupa membawa peralatan alat tulis maupun buku cetak Mandarin merekadan dikarenakan ada ketentuan penilaian tingkah laku di dalam kelas, sikap siswa didalam kelas terhadap teman-teman mereka ataupun pengajar mereka cukup sopan. Siswa juga lebih sopan dan berhati-hati dalam berbicara terhadap pengajar maupun teman-teman mereka. Dan siswa yang seringkali menggambar ditembok, pengajar memberitahu lagi tentang penilian tingkah laku dikelas dan memberitahu bahwa tidak akan diberi makanan kecil dan hasilnya siswa pun tidak jadi menggambar ditembok dan meminta maaf kepada pengajar. Selain itu, siswa menjadi lebih bertanggung jawab untuk membawa alat tulis maupun buku cetak mandarin

5. Nilai mandarin siswa menjadi meningkat.

Ketentuan penilaian ini paling tinggi karena jika siswamendapatkan nilai 80 maka mendapatkan 1 stamp, nilai 90 mendapatkan 2 stamp, nilai 100 mendapatkan 3 stamp. Setelah siswa mendengarkan ketentuan permainan, siswa sangat senang dan karena siswa ingin mendapatkan stamp lebih banyak, siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan pengajar dengan baik bahkan nilai ujian Mandarin mereka mengalami peningkatan.

6. Dapat menimbulkan daya saing siswa.

Dengan adanya pemberian Reward tanpa sadar dapat menumbuhkan rasa persaingan diantara siswa. Siswa bersaing untuk mendapatkan nilai yang bagus dan bersaing untuk mendapatkan stamp

(8)

lebih banyak lagi. Pengajar melihat bahwa siswa saling mengejar angka baik nilai tugas-tugas siswa maupun nilai ujian siswa. Siswa saling menanyakan satu dengan yang lainnya siapakah yang mendapatkan stamp lebih banyak. Pada saat pengajar memberikan siswa test lisan, siswa sangat antusias dan saling adu cepat dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pengajar siswa tidak mau kalah dengan yang lainnya. Dan saat penukaran stamp dengan hadiah siswa sangatlah senang mereka menghitung hasil pengumpulan stamp mereka masing-masing dan juga melihat hasil pengumpulan stamp teman mereka. Terlihat Siswa saling bersaing satu dengan lainnya jika adanya daya saing dapat menimbulkan semangat belajar siswa dan juga hasilnya mendapatkan nilai yang bagus.

7. Siswa menjadi semangat belajar bahasa Mandarin.

Sebelumnya, siswa tidak semangat untuk belajar bahasa Mandarin mereka terlihat bosan dengan rutinitas mereka yang hanya belajar dan ada siswayang mengungkapkan bahwa dia tidak suka belajar Mandarin dia belajar Mandarin dikarenakan disuruh oleh mamanya agar nilai Mandarin disekolahnya tidak merah. Selain itu siswa juga merasa bahwa Mandarin adalah pelajaran yang sulit.

Dengan adanya pemberian hadiah ini siswa tidak merasa bosan di dalam kelas sehingga siswa dapat merasakan kegembiraan dan juga semangat dalam belajar bahasa Mandarin. Siswa Sekolah Dasar yang awalnya merasa bahasa Mandarin sangat sulit, maka ketika diberikan hadiah dapat menumbuhkan semangat belajar mereka lalu akan menyukai pelajarannya dan berusaha untuk mendapatkan nilai yang bagus lalu pada akhirnya mendapatkan nilai yang bagus. Sekarang siswa sangat lah bersemangat bisa dilihat dari absensi siswa tidak pernah absen dan juga saat diberikan tugas siswa dapat mengerjakan dengan baik tanpa alasan maupun mengeluh. Dan juga saat diberikan test lisan siswapun begitu bersemangat dan adu kecepatan dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pengajar dan juga nilai ujian Bahasa Mandarin siswa menjadi lebih baik.

Dampak negatif dari pemberian reward yaitu:

1. Siswaakan lebih mengharapkan sebuah hadiah.

Pada saat pengajar memberikan siswa tugas dan setelah siswa menyelesaikan tugas-tugasnya, salah satu siswa bertanya “mana laoshi makanan kecilnya”. Dan juga ketika pada saat mereka mendapatkan nilai yang bagus pada ujian Mandarin, siswa seringkali bertanya “laoshi hadiahnya mana?”. Siswa akan menuntut hadiah terus-menerus ketika mereka menyelesaikan tugas-tugasnya ataupun ketika berhasil mendapatkan nilai ujian Mandarin yang bagus. Jika ada reward murid akan melakukan apa yang pengajar inginkan.

2. Siswaakan menuntut hadiah yang lebih besar dan merasa kecewa ketika hadiah tersebut tidak sesuai harapannya.

Pada saat penukaran stamp dengan hadiah salah satu siswa ingin mendapatkan hadiah mainan, dia melihat stamp yang ia kumpulkan ternyata stampnya tidak cukup lalu ketika ia melihat hadiah mainannya seperti apa ia pun tidak begitu tertarik dan berbicara”yah, mainannya hanya seperti itu kalau mainanya bagus dan mahal aku mau kumpulin banyak stamp”. Dan salah satu siswa merasa hadiahnya tidak sesuai dengan harapannya siswa tersebut mendapatkan hadiah berupa kotak pensil tetapi dia mengira hadiah kotak pensil beserta isinya seperti pulpen, pensil penggaris serta penghapus ketika siswa membuka kotak pensilnya dan didalamnya tidak ada sesuatu lagi, terlihat dia sangat kecewa.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan motivasi siswa Sekolah Dasar agar lebih giat belajar khususnya dalam pelajaran bahasa Mandarin sangat penting.

Banyak siswa Sekolah Dasar yang mengatakan pelajaran mandarin adalah pelajaran yang paling sulit.

Dikarenakan siswa sudah mempersepsi seperti itu, maka siswapun menjadi sangat malas. Pemberian reward untuk meningkatkan motivasi siswa Sekolah Dasar terhadap pelajaran bahasa Mandarin dalam penelitian kami membuktikan bahwa siswa mendapatkan nilai yang bagus dalam pelajaran bahasa Mandarin dan mulai menyukai pelajaran Mandarin yang sekaligus dapat mematahkan pandangan mereka bahwa Mandarin adalah pelajaran yang sulit.

Melalui rewardpujian ditambah dengan pemberian hadiah sebenarnya dapat membantu siswa Sekolah Dasar dalam belajar bahasa Mandarin. Siswa Sekolah Dasar menjadi lebih aktif mengerjakan tugas, dan juga ketika ujian mereka mendapatkan nilai yang bagus. Pada saat penelitian, kelas A eksperimen, semua siswanya dapat mengerjakan latihan dengan baik. Nilai ujian Mandarin siswa di sekolah juga sangat bagus. Pada minggu ke-8 selesai eksperimen ada siswa yang nilainya menurun, dan di minggu ke-8 juga tidak diberikan hadiah, tetapi penyebab menurunnya nilai siswa dikarenakansiswabelum beradaptasi dan masih merasakan libur sekolah yang membuat siswa kurang berkonsentrasi belajar bahasa Mandarin tetapi pada minggu ke 9 dan 10 nilai siswa mengalami peningkatan kembali karena siswa sudah dapat beradaptasi dengan suasana dan berakhirnya libur

(9)

8

sekolah maka siswa menjadi lebih konsentrasi untuk belajar bahasa Mandarin.Siswa kelas B hanya diberikan imbalan dasar seperti pujian nilai siswa tinggi rendah tidak stabil,penyebabya adalah siswa tidak konsentrasi dalam mengerjakan tugas dan tidak aktif dalam belajar.

Ketika di kelas A pemberian reward dibagi menjadi dua yaitu yang pertama adalah sebagai pencair suasana,guru juga memberikan siswa berupa permen dan jelly dll. Agar mengarahkan siswa runtuk menumbuhkan niat belajar bahasa Mandarin respon siswa sangat positif , aktif menjawab pertanyaan dari guru, aktif mengerjakan tugas. Dan yang kedua setelah penukaran stamp dengan hadiah siswa dapat mengerjakan tugasnya dan juga menyelesaikannya agar mendapatkan stamp.

Dalam kegiatan ini respon siswa sangat positif, siswa tidak lagi terbebankan, siswa lebih ingin mendapatkan nilai yang bagus, perilaku siswa juga lebih baik.Setelah permainan selesai siswa dapat menerima hadiah, siswa sangat senang, karena kerja keras siswa dalam belajar dihargai dengan pemberian penghargaan.Reward dapat membantu siswa untuk memusatkan konsentrasinya dalam belajar, nilai siswa juga stabil. Sedangkan Di kelas B ketika hanya diberikan pujian terlihat dari ekspresi mereka senang tetapi, nilai mereka tidak stabil dan tidak aktif menjawab pertanyaan.

Dalam pemberian reward terdapat dampak postif dan negatif. Dampak positifnya yaitu siswa menjadi lebih aktif menjawab pertanyaan dari guru, siswalebih disiplin dalam segi waktu, siswa sangat rajin mengerjakan tugas dari guru, perilaku siswalebih baik, ujian siswa menjadi lebih meningkat, dapat menimbulkan daya saing siswa, membuat siswalebih semangat dalam belajar BahasaMandarin. Dampak negatif reward yaitu siswa lebih mengharapkan sebuah hadiah, siswa akan menuntut hadiah yang lebih besar dan merasa kecewa ketika hadiah tersebut tidak sesuai harapannya.

Untuk kondisi seperti ini pengajar harus membimbing minat siswa dalam bahasa Mandarin membimbing siswa untuk menantang diri sendiri untuk belajar bahasa Mandarin dan hadiah hanyalah alat untuk permainan. Pengajar dapat menekankan bahwa keberhasilan siswa dapat membuktikan bahwa mandarin itu tidak sulit.

Tujuan pemberian reward adalah agar membuat siswa Sekolah Dasar melihat bahasaMandarin adalah pelajaran yang menarik, yang dapat menimbulkan semangat belajar bahasa Mandarin siswa lalu siswa menjadi suka pada pelajaran bahasa Mandarin, dan pada saat ujian juga mendapatkan nilai yang bagus. Selain itu, siswa Sekolah Dasar dapat melakukan apa yang pengajar arahkan. Penulis menyarankan pengajar sekalian dan orang tua agar melaksanakan pemberian rewardkepada siswa Sekolah Dasar yaitu dengan cara melaksanakan permainan dan juga pemberian hadiah yang dapat memicu semangat siswa untuk belajar bahasa Mandarin dan juga dapat menimbulkan daya saing siswa. Penelitian selanjutnya dapat digunakan secara lebih rinci untuk meningkatkan minat siswa dalam pelajaran bahasa Mandarin.

REFERENSI

Al-Asty`ari, H.Abdurahman,S.HI, M.Pd, Alh. (2012). Reward And Punishment Dalam BelajarCetakan pertama. Wonosobo: Yayasan Alas`ariyyah.

Andriani, Susi. (2013). Penerapan Reward Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaraan IPS Kelas III A Di Min Tempel Ngaglik Sleman. Thesis sI. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan. Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Bastiano, Sudarsana ,undang. (2007). Pembinaan Minat Baca. Cetakankeenam.Jakarta: Universitas Terbuka.

B.Uno, Hamzah, M.Pd., Dr. (2006). Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Cetakan pertama.

Jakarta: PT. Bumi Akasara.

Desmita. (2006). Psikologi Perkembangan. Cetakan kedua. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Hapsari, Putri Rian. (2013). Studi Tentang Pelaksanaan PemberianReward Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Kelompok-A Di TK Islam Al-Azhar 35 Surabaya. Jurnal BK Unesa. Vol 04 Nomor 01. Fakultas Ilmu Pendidikan .Universitas Negri Surabaya, Surabaya.

Mufidah, Umri. (2013).Efektivitas Pemberian Reward Melalui MetodeToken Ekonomi Untuk

Meningkatkan Kedisiplinan Anak Usia Dini.Thesis s1. Jurusan Pendidikan Guru PendidikanAnak Usia Dini. Fakultas Ilmu Pendidikan.UniversitasNegri Semarang ,Semarang.

Munandar, Prof. Drs. Utami. (2009). Pengembangan KreativitasAnak berbakat.Cetakan ketiga.Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

Santrock, John W. (2007). Psikologi pendidikan,edisi kedua. Cetakan pertama. Jakarta: Kencana.

Santrock, John W. (2009). Psikologi pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika.

V. Sokolova, Irina, dkk. 2008. Kepribadian Anak. Cetakan pertama. Jogjakarta: Katahati.

李晓东,赵群副. 教育心理学[M].北京: 北京大学出版社,2008,6.

(10)

斯莱文,姚梅林.教育心理学[M]社,2010,3.

陈厚德.有效教育.北京: 教育科学出版社[M],2008,8.

刘珣. 对外汉语教育学引[M].北京语言大学出版社,2008.

RIWAYAT PENULIS

Irya,lahir dikota pematang siantar,28 November 1988. penulis menamatkan pendidikan di SMK YAYASAN PANCARAN KASIH,Jakarta Baratpada tahun 2008, penulis menamatkan S1 di Binus University dalam bidang sastra pada tahun 2015.

Marlen pilanda, lahir dikota jakarta, 14 Februari 1991. penulis menamatkan pendidikan di SMA St.

Kristofourus 1, Jakarta Barat pada tahun 2009, penulis menamatkan S1 di Binus University dalam

bidang sastra pada tahun 2015.

Sofi Zhang, lulusanMaster of Literature di Beijing Language and Culture University tahun 2011 dan mulai mengajardi Binus University pada tahun 2006 hingga sekarang.

Gambar

Tabel 1 nilailatihankelas A

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian pedoman penentuan kemiringan lereng tersebut lebih bersifat pada arahan (bukan standard), sehingga tidak menutup kemungkinan belum dihasilkan desain

Gambar 3-3: Pengelompokan (Fuzzy clustering) anomali curah hujan musim JJA menghasilkan 2 (dua) cluster besar. Panel bawah, a) Hasil analisis WWZ variasi anomali curah

Peran istri petani dalam meningkatkan ekonomi keluarganya di Desa Tampeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues merujuk pada teori fungsionalisme (teori ini memandang

Modifikasi alat pemukul untuk meningkatkan gerak dasar memukul bola dalam permainan kasti pada siswa kelas IV SDN Karedok Kecamatan Jatigede Kabupaten

Dari definisi tersebut dapat dijabarkan bahwa pemasaran merupakan suatu kegiatan yang sangat kompleks bukan hanya sebatas penjualan maupun kegiatan penyaluran barang dari

Konsep an hunian n bagian besa lantai, dan d “Smart Loft n mendapat akan dibu namun akan empat akan d i gross yang : Referensi K sad dan Fa nit Aparteme dihasilkan asitas view

Pada tahap ini penulis menuju lapangan yakni Bumi Perkemahan Kiarapayung untuk mengumpulkan data mengenai pengaruh komitmen organisasi dan social capital terhadap

“To what extent can the use of SAVI (Somatic, Auditory, Visual, and Intellectual ) Technique Improve t he Students’ Vocabulary of the first Grade of MTsN Padolo BimaA.