• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATERI IMAN KEPADA ALLAH PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 KAHAYAN KUALA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATERI IMAN KEPADA ALLAH PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 KAHAYAN KUALA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

324

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATERI IMAN KEPADA ALLAH PADA SISWA

KELAS VII SMPN 2 KAHAYAN KUALA

RUSITA1

Email rosita84maliku@gmail.com

ABSTRAK

Rumusan masalah penelitian ini yaitu apakah dengan menerapkan metode Problem Solving dapat meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas VII SMPN 2 Kahayan Kuala ? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah:

mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa pada materi iman kepada Allah pada siswa kelas VII SMPN 2 Kahayan Kuala.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom action research) sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu:

rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 2 Kahayan Kuala Kecamatan kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap pada bulan Juni 2022. Data yang diperoleh berupa angket dan lembar observasi kegiatan belajar mengajar.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil angket dari motivasi belajar PAI materi Iman kepada Allah kelas VII SMPN 2 Kahayan Kuala Kecamatan kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau tahun Pelajaran 2021/2022 dapat meningkat melalui penerapan metode pembelajaran Problem Solving, hal ini terlihat dari peningkatan motivasi belajar per siklusnya, siklus I yaitu 62,66 %, pada siklus II 78,75% dengan kategori baik. Hasil tersebut sudah sesuai indikator yang ditentukan yaitu di atas 70%.

Kata Kunci : Metode Problem Solving, Motivasi belajar,Iman kepada Allah

PENDAHULUAN

Pendidikan Agama Islam sebagai bagian dari mata pelajaran di sekolah, sering kali mengalami kendala di antaranya keberadaan mata pelajaran agama Islam tidak mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah hal ini dapat dilihat dari alokasi waktu yang hanya 3 jam pelajaran per minggu bila

(2)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

325

dibandingkan dengan mata pelajaran lain yang mempunyai alokasi waktu lebih banyak. Di sisi lain minat siswa terhadap mata pelajaran pendidikan agama diakui sangat minim mereka lebih suka dengan mata pelajaran berbasis teknologi dan informasi. Hal ini terjadi karena salah satu kelemahan pendidikan agama Islam adalah menerapkan metode atau strategi dalam proses pembelajaran. Armai Arif (Jakarta, 2002) mengatakan bahwa persoalan-persoalan selalu menyelimuti dunia pendidikan sampai saat ini adalah seputar tujuan dan hasil yang tidak sejalan dengan kebutuhan masyarakat, metode pembelajaran yang statis dan kaku, sikap dan mental pendidik yang dirasa kurang mendukung proses, dan materi pembelajaran yang tidak progresif.

Proses pembelajaran di sekolah sebagai suatu aktivitas mengajar dan belajar yang di dalamnya terdapat dua subyek yaitu guru (pendidik) dan siswa sebagai peserta didik. Tugas dan tanggung jawab utama dari seorang guru adalah menciptakan pembelajaran yang efektif, efisien, kreatif, dinamis, dan menyenangkan. Hal ini berimplikasi pada adanya kesadaran dan keterlibatan aktif antara dua subyek pembelajaran yaitu guru sebagai penginisiatif awal, pembimbing dan fasilitator dengan peserta didik sebagai orang yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam pembelajaran itu sendiri.

Untuk mengoptimalkan pencapaian hasil belajar maka diperlukan sebuah interaksi edukatif dalam proses pembelajaran. Kurang kreatifnya guru agama dalam menggali metode yang biasa dipakai untuk pendidikan agama menyebabkan pelaksanaan pembelajaran cenderung monoton. Guru Pendidikan Agama Islam hendaknya dapat mengembangkan pembelajaran yang berorientasi pada pencapaian kompetensi siswa secara menyeluruh yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

Materi iman kepada Allah termasuk dalam aspek keimanan yaitu bersifat Abstrak. Pada umumnya materi keimanan dipelajari siswa dengan cara mendengarkan ceramah guru kemudian siswa disuruh mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa). Padahal materi yang bersifat abstrak lebih tinggi tingkat kesulitan dalam memahaminya. Menurut peneliti cara pembelajaran yang seperti itu kurang efektif, sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan, dan dapat mengakibatkan prestasi siswa rendah. Demikian juga dengan guru yang hanya mengejar waktu mengingat harus mengajarkan materi yang cukup banyak tetapi dengan jam

(3)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

326

pelajaran yang disediakan cukup singkat, tanpa memerdulikan siswa paham atau tidak. Sehingga hal ini membuat siswa kurang tertarik mengikuti pelajaran PAI.

Berdasarkan kejadian yang pernah peneliti alami maka permasalahan tersebut mengakibatkan:

1. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran di antaranya:

a. Apabila guru mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan umpan balik, siswa cenderung tidak merespon.

b. Apabila guru memberi kesempatan bertanya tentang materi pelajaran, pada umumnya siswa tidak memanfaatkan.

c. Siswa hanya mau menjawab pertanyaan guru bila ditunjuk, itu pun tidak semua siswa.

2. Secara psikologis jika siswa tidak tertarik dengan strategi yang digunakan oleh guru, maka dengan sendirinya siswa akan memberikan umpan balik tidak mendukung dalam proses pembelajaran.

3. Indikasinya timbul rasa tidak simpatik siswa terhadap guru dengan materi, sehingga akan timbul sikap acuh siswa dalam mengikuti kegiatan belajar.

faktor lain yang menyebabkan siswa tidak semangat mengikuti KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) karena siswa tidak menguasai materi.

4. Hasil belajar siswa masih rendah, hal ini dapat dilihat dari ketuntasan hasil belajar di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). hanya 60% siswa yang tuntas dalam belajar dengan daya serap 65.

Menghadapi kondisi seperti ini penulis tertarik melakukan penelitian tindakan kelas untuk menemukan cara atau teknik pembelajaran yang didukung oleh media pembelajaran sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dan dapat meningkatkan motivasi serta hasil belajarnya. Melalui metode pembelajaran Problem Solving pada materi iman kepada Allah, diharapkan siswa dapat memperoleh pengetahuan yang berkesan dan bermakna.

Pemecahan masalah merupakan keterampilan penting yang dibutuhkan pada abad 21, karena pada akhirnya masalah tersebut yang akan ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan metode problem solving yang ditawarkan penulis agar lebih memberikan nilai positif dan kesan yang bermakna pada siswa terkait dengan materi iman kepada Allah, sehingga dalam penelitian ini penulis tertarik menggunakan metode problem solving sebagai bagian dari tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan motivasi belajar siswa, khususnya dalam menguasai kompetensi iman kepada Allah dan dilatar belakangi dari hasil

(4)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

327

penelitian sebelumnya yaitu Menurut Mukhlishoh dalam Jurnal Pendidikan Guru MI hasil penelitiannya adalah dengan menggunakan metode problem solving memberikan pengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas IV MI PUI cikaso Kecamatan Kramat mulya Kabupaten Kuningan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom action research), adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung, penelitian yang digunakan penulis yaitu mengenali adanya kesulitan dalam proses belajar mengajar, baik dari segi guru/pengajar, siswa, maupun interaksi komponen-komponen pembelajaran (bahan ajar, media, pendekatan, metode, strategi, seting kelas, penilaian), sehingga dapat mencari solusi yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi real kelas tersebut. Penelitian ini didasarkan atas pertimbangan bahwa motivasi belajar siswa belum optimal. Hal ini nampak pada aktivitas belajar siswa masih rendah dan hanya terfokus pada guru sebagai sumber belajar.

Pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif yakni suatu proses pendekatan dari penemuan pengetahuan yang menggunakan angka-angka sebagai data dan alat untuk menemukan hasil yang ingin diketahui (Arikunto, 2006:10). Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif karena selain menggambarkan angka atau numerik (statistik) peneliti juga menggunakan fakta atau fenomena yang didapatkan dari data-data secara apa adanya.

Penelitian ini merupakan suatu penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SMPN 2 Kahayan Kuala, kelas VII yang beralamat di jalan Bahaur Hulu Permai RT.05 bahaur Hulu, kecamatan Kahayan Kuala, kabupaten Pulang Pisau.

Penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VII berjumlah 30 siswa yang beragama Islam, terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan .

(5)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

328

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian tindakan kelas adalah:

1) Metode Observasi

Pengamatan (observasi) ini digunakan untuk melihat kesesuaian RPP yang digunakan serta langkah-langkah pembelajaran pada metode Problem Solving. Adapun langkah-langkah metode Problem Solving menurut Hamiyah dan Jauhar (2014:129) sebagai berikut:

a) Menyiapkan isu/masalah yang jelas untuk dipecahkan b) Menyajikan masalah.

c) Mengumpulkan data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.

d) Merumuskan hipotesis.

e) Menguji hipotesis f) Menyimpulkan.

2) Angket motivasi Peserta Didik

Penggunaan angket ini bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa dalam memahami materi iman kepada Allah melalui metode Problem Solving. Angket ini akan digunakan dua kali yakni pada siklus I dan siklus II.

Kuisioner diberikan pada akhir siklus untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar dari diri siswa. Kuisioner terdiri dari 10 pertanyaan. Siswa mengisi kuisioner dengan memilih pilihan SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju). Poin tertinggi dari angket adalah 4 dan yang terendah 1.

3) Dokumentasi

Melaksanakan pengumpulan data objektif sekolah melalui format penelitian

Pada penelitian tindakan kelas ini, analisis data yang digunakan hanya analisis data angket. Data angket menggambarkan persepsi dan kesan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Analisis tingkat keberhasilan dalam setiap siklus berbeda yaitu pada siklus I motivasi siswa dikatakan berhasil apabila melebihi 65 % dari jumlah persentase angket dan siklus II dikatakan berhasil apabila melebihi 70%.

Angket Motivasi Belajar sebagai berikut:

a. Melakukan penyekoran motivasi yang dilanjutkan dengan penentuan nilai motivasi dengan rumus:

Persentase = Jumlah skor yang diperoleh X 100 Skor maksimal

(6)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

329

(Arikunto, 2001:236)

b. Setelah mendapatkan Jumlah persentase hasil angket motivasi belajar siswa, dilakukan pemberian kategori skor untuk mengetahui peningkatan kategori aspek- aspek pernyataan tentang motivasi belajar siswa.

Kategori Motivasi Belajar siswa No Rentan Persentase Hasil Motivasi

Belajar (%)

Kategori

1. 80 – 100 Baik sekali

2. 65 - 79,99 Baik

3. 55 - 64,99 Cukup

4. 0 - 54,99 Kurang

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Setiap siklus terdiri dari 3 jam pelajaran atau 1 kali pertemuan dengan sub materi yang berbeda dan tiap selesai satu siklus diadakan tes berupa pemberian angket untuk mengetahui motivasi siswa terhadap pemahaman pada materi iman kepada Allah di kelas VII yang sudah dipelajari. Selain melakukan persiapan dan tahap pelaksanaan serta pengamatan peneliti juga melakukan refleksi untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan dalam kegiatan pembelajaran pada siklus tersebut. Selanjutnya hasil refleksi dijadikan bahan perbaikan pada siklus berikutnya.

Gambar Putaran Siklus Model Kurt Lewis

Pelaksanaan Perencanaan

Pengamatan Refleksi

Pelaksanaan Perencanaan

Refleksi

Siklus I

Siklus II

(7)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

330 Penjelasan alur gambar di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran Problem Solving.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penerapan metode pembelajaran Problem Solving untuk peningkatan motivasi belajar bagi siswa kelas VII SMPN 2 Kahayan Kuala dalam menghadapi kesulitan belajar memahami materi iman kepada Allah pada pelajaran PAI. Setelah peneliti melihat keaktifan siswa saat belajar yang rendah karena metode yang digunakan hanya ceramah maka peneliti menggunakan metode Problem Solving untuk meningkatkan keaktifan siswa sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan siswa dapat memahami materi iman kepada Allah lebih mudah.

Dalam peningkatan motivasi belajar siswa, guru memberikan metode pembelajaran Problem Solving karena dengan memberikan metode Problem Solving secara berulang - ulang, dengan sendirinya siswa akan menguasainya.

Kebiasaan berfikir tingkat tinggi dengan latihan menganalisis sebuah permasalahan akan membuat daya serap pemahaman siswa lebih tinggi

Pengamatan

?

(8)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

331

terhadap materi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain itu, siswa lebih aktif untuk mencari tahu dan menggali informasi untuk mendapatkan data yang diperlukan.

Penerapan metode Problem Solving pada pembelajaran PAI memahami materi iman kepada Allah membuat pembelajaran PAI menjadi lebih bermakna, menyenangkan, dan memunculkan keaktifan siswa secara mental maupun fisik. Metode Problem Solving melibatkan siswa berperan aktif untuk menemukan jawaban suatu permasalahan melalui proses bekerjasama, berpikir dan diskusi.

Bila ditinjau dari hasil angket motivasi belajar, aktivitas siswa dalam pembelajaran PAI materi iman kepada Allah mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I persentase hasil motivasi 62,66 % yaitu masuk kategori cukup. Pada siklus II persentasi hasil motivasi meningkat menjadi 78,75 % termasuk dalam kategori baik dan sudah melebihi dari persentase yang diharapkan yaitu 70 %.

Tabel 4.9

Perbandingan Hasil Motivasi Belajar Siklus I dan II No Pelaksanaan Siklus Hasil Persentase

1. Siklus I 62,66 %

2. Siklus II 78,75 %

Hasil penelitian pembelajaran pada siklus I, untuk peningkatan motivasi belajar PAI materi iman kepada Allah di kelas VII SMPN 2 Kahayan Kuala tahun pelajaran 2021/2022, yaitu hasil persentase masih di bawah 65 %.

Beberapa hal yang menyebabkan ini antara lain:

a. Guru kurang dalam memberi motivasi dan tidak menjelaskan metode problem solving kepada siswa.

b. Metode yang diterapkan guru masih belum bisa dipahami siswa sehingga membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran di kelas.

c. Siswa belum terbiasa menganalisis masalah.

(9)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

332

Hasil penelitian pembelajaran pada siklus II, mengalami peningkatan motivasi belajar PAI materi iman kepada Allah di kelas VII SMPN 2 Kahayan Kuala tahun pelajaran 2021/2022, pada siklus II ini data yang diperoleh yaitu:

a. Antusias siswa untuk mengikuti pembelajaran semakin meningkat, karena pembelajaran dengan Metode Problem Solving lebih terarah.

b. Interaksi antar guru dan siswa juga sering terjadi karena guru memperhatikan dan menghargai ide atau pendapat siswa.

c. Guru menambahkan strategi di akhir metode dengan bermain peran (Role Playing) sehingga siswa lebih tertarik dan memahami lebih dalam materi iman kepada Allah.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tindakan kelas yang dilakukan pada materi iman kepada Allah pada kelas VII di SMPN 2 Kahayan Kuala dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Problem Solving mampu meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi iman kepada Allah pada siswa kelas VII SMPN 2 Kahayan Kuala ditandai hasil motivasi belajar siswa pada siklus I yaitu 62,66% pada kategori cukup , dan mengalami peningkatan pada siklus II hasil angket motivasi belajar peserta didik yaitu 78,75 % pada kategori baik. Hasil tersebut sudah sesuai indikator yang ditentukan yaitu di atas 70%.

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Armai, 2000. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Ciputat Pers.

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Grasindo.

Arikunto, Suharsimi, 2001. Dasar-dasar Evaluasi pendidikan (Edisi Revisi), Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.

(10)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

333

Djamarah, S.B 2010 Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukmadinata. Nana Syaodih, 2011, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Yusuf L.N, Syamsu & Sugandhi, Nani M. 2014, Perkembangan Peserta Didik.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hamiyah, Nur dan Muhammad Jauhari. 2014 Strategi Belajar Mengajar Di Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka Phubliser.

Tambunan, Dkk. 2015. Kelekatan dan Intimasi pada DewasaAwal .Jurnal Psikologi Vol.8 No.1 18-24.

Ahsan, Muhammad. Sumiyati. Mustahdi. 2016, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VII, Jakarta; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Anwar Prabu Mangkunegara, 2017 Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hamzah B. Uno 2017, Teori Motivasi dan Pengukurannya (Analisis Di Bidang Pendidikan). Jakarta: Bumi Aksara.

Shoimin, Aris. 2017. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sardiman, 2018, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Depok: PT Rajagrafindo Persada.

Mukhlishoh, 2014. Pengaruh penerapan metode problem solving terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran IPS Kelas IV MI PUI cikaso Kecamatan Kramat mulya Kabupaten Kuningan. Cirebon: Al-Ibtida Jurnal Pendidikan Guru MI

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian, pada siklus I sampai dengan siklus II, terjadi peningkatan kinerja guru dalam menyusun rencana proses pembelajaran (RPP) kelasVII di

Pada Tabel 2 terlihat bahwa biomassa dari bahan yang sama akan menghasilkan komposisi produk hasil pirolisis yang berbeda dengan adanya perbedaan suhu pirolisis

Koordinating atau pengkoordinasian merupakan satu dari beberapa fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan

Berdasarkan analisis terhadap aktivitas guru dalam penerapan metode snowball throwing mengalami peningkatan pada siklus II, pada siklus I dapat dikategorikan kriteria baik

Proses pembelajaran yang kurang bervariasi serta kurangnya pemahaman terhadap materi yang disebabkan penyampaian materi berpusat pada guru sehingga menjadi

Upaya untuk memberikan layanan pendidikan bagi mereka yang selama ini tidak terjangkau pendidikan dasar tidak lepas dari upaya pendidikan untuk semua yang merupakan

Hasil observasi terhadap data historis kerusakan menunjukkan bahwa nilai perhitungan MTTF akan memberikan nilai reliability untuk komponen van belt dan heater pada kondisi

Yaitu data yang diperoleh dari tempat kerja praktek. Mengadakan wawacara langsung dengan pihak-pihak yang