PROSEDUR PENANGANAN KREDIT USAHA RAKYAT(KUR) MACET PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK KANTOR UNIT
TOHPATI DENPASAR
Oleh :
NI LUH ARI SUKMA PRATIWI KARANG NIM : 1306013029
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
PROSEDUR PENANGANAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MACET PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK KANTOR
UNIT TOHPATI DENPASAR
Oleh :
NI LUH ARI SUKMA PRATIWI KARANG NIM : 1306013029
Tugas Akhir Studi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaika studi pada Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas
Ekonomi dab Bisnis Universitas Udayana Denpasar
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Studi yang berjudul
’’Prosedur Penanganan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Macet Pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Unit Tohpati Denpasar’’.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir Studi ini tidak akan berhasil tanpa
bimbingan dan pengarahan dari beberapa pihak yang telah meluangkan waktunya
dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Dalam kesempatan ini,
penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE.,M.Si, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE.,M.S , selaku Pembantu Dekan I
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
3. Bapak Drs. Komang Ardana, MM. selaku Ketua Program Studi Diploma III
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
4. Bapak Drs. I Ketut Suryanawa, MSi.,Ak.selaku Dosen Pembimbing Tugas
Akhir Studi yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk memberikan
5. Bapak Putu Agus Ardiana, SE, MM.,MAcc&Fin, Ak selaku Pembimbing
Akademik (PA) selama penulis menjalankan kuliah pada Program Studi
Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
6. Bapak dan Ibu Dosen yang mengajar dan membimbing penulis selama
mengikuti perkuliahan pada Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
7. Bapak I Gusti Lanang Gde Agung selaku Kepala Unit PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Kantor Unit Tohpati Denpasar yang telah
memberikan penulis izin untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
8. Seluruh staf dan karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor
Unit Tohpati Denpasar yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu memberikan pengarahan dan informasi yang diperlukan
selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
9. Keluarga saya, Bapak, Ibu, kakak dan adik-adik, serta sahabat-sahabat tercinta
yang selalu mendukung dan member semangat.
10.Teman- teman seperjuangan dalam menempuh pendidikan di Program Studi
Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
11.Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungan baik
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari sempurna karena
keterbatasan wawasan serta pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca untuk
menambah kesempurnaan dari tugas akhir studi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila ada
kesalahan yang penulis perbuat, baik yang disengaja maupun tidak. Semoga tugas
akhir studi ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Denpasar, Mei 2016
Judul : Prosedur Penanganan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Macet Pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Unit Tohpati Denpasar.
Nama : Ni Luh A ri Sukma Pratiwi Karang
NIM : 1306013029
ABSTRAK
Kredit dalam arti luas diartikan sebagai kepercayaan. Maksud dari percaya bagi si pemberi kredit adalah ia percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Aakan tetapi dalam perkembangannya tidak semua kredit yang disalurkan bisa berjalan dengan lancar. Hal ini memebuat lembaga keuangan lebih menerapkan prinsip kehati-hatian atas seluruh permohonan kredit yang diterima. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur penanganan kredit usaha rakyat (KUR) macet pada Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Unit Tohpati Denpasar.
Dalam penelitian yang dilakukan , jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif . Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Semua data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara dan observasi. Tehnik analisis data yang digunakan adalah tehnik analisis deskriptif kualitatif komparatif.
Pada PT. BRI Kantor Unit Tohpati Denpasar kredit bermaslah tergolong menjadi tiga yaitu kurang lancar, diragukan, dan macet. Dalam penangannan kredit bermasalahnya meliputi tiga hal yaitu pembinaan, penyelamatan, dan penyelesaian. Menurut Sutarno (2009 :265) untuk menyelesaikan kredit bermasalah ada dua strategi yang dapat ditempuh yaitu penyelamatan dan penyelesaian.Sedangkan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Kantor Unit Tohpati Denpasar penangan kredit bermaslah meliputi tigal hal yaitu pembinaan, penyelamatan, dan penyelesaian.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut. Diharapkan agar pihak PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Unit Tohpati Denpasar meningkatkan kehati-hatian dalam penerimaan permohonan KUR agar meminimalisir terjadinya kredit macet.
DAFTAR ISI
Isi Halaman
JUDUL………..……….. i
HALAMAN PENGESAHAN ………...………... ii
KATA PENGANTAR ..……….………….……… iii
ABSTRAK………..………. vi
DAFTAR ISI…….………..………. vii
DAFTAR TABEL…...……….... . x
DAFTAR GAMBAR.. ……….……… xi
DAFTAR LAMPIRAN……..……….. xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………1
1.2 Tujuan ………...………4
1.3 Kegunaan Laporan……….………4
1.4Sistematika Penulisan ………...5
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori……….7
2.1.1 Pengertian Prosedur………7
2.1.2 Pengertian Kredit………...7
2.1.3 Unsur-unsur Kredit………8
2.1.4 Tujuan Kredit……….9
2.1.6 Jenis-jenis Kredit………..12
2.1.7 Prinsip-prinsip Dalam Pemberian Kredit………..15
2.1.8 Pengertian Kredit Usaha Rakyat (KUR)………...18
2.1.9 Tujuan Kredit Usaha Rakyat (KUR)……….18
2.1.10 Sasaran Kredit Usaha Rakyat (KUR)………19
2.1.11 Pengertian Kredit Macet………21
2.1.12 Tehnik Penyelesaian Kredit Macet………21
2.1.13 Tehnik Penyelesaian Kredit Macet………...21
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ………25
3.2 Obyek Penelitian……….25
3.3 Jenis dan Sumber Data………25
3.3.1 Jenis Data………25
3.3.2 Sumber Data………25
3.4 Metode Pengumpulan Data……….26
3.5 Tehnik Analisi Data……….27
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah/Deskripsi Hasil Penelitian ………28
4.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan………..28
4.1.2 Visi dan Misi PT. Bank Rakyat Indonesia ………...30
4.1. 4 Struktur Organisasi PT. BRI Kantor Unit Tohpati Denpasar……37
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian………...42
4.2.1 Prosedur Penanganan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Macet Pada PT.
BRI Kantor Unit Tohpati Denpasar………...42
4.2.2 Bagian-bagian yang terlibat dalam Penangan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Macet pada PT. Bank Rakyat indonesia(Persero) Tbk. Kantor Unit Tohpati Denpasar ……….45
4.2.3 Dokumen yang digunakan dalam Penangan Kredit Usaha Rakyat
(KUR) Macet pada PT. Bank Rakyat Indonesia(Persero) Tbk.
Kantor Unit Tohpati Denpasar………46
4.2.4 Membandingkan Antara Teori dengan Prosedur Penanganan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Macet Pada PT.BRI Kantor Unit Tohpati Denpasar………...47
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ………..53
5.2 Saran……….54
DAFTAR TABEL
No Tabel Halaman
1.1 Laporan Kolektibilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR)
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Halaman
1.1 Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia Kantor Unit Tohpati
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Formulir Pembinaan/Pengawasan Nasabah KUR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan usaha yang semakin maju, maka orang-orang
atau badan usaha pun membutuhkan tambahan modal, baik untuk usaha maupun
dalam rangka investasi.Bank sebagai salah satu perusahaan jasa yang memegang
peranan penting dalam sumber permodalan guna meningkatkan taraf hidup
masyarakat.Salah satu jenis lembaga keuangan bank adalah PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Unit Tohpati Denpasar yang merupakan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki tujuan membantu perekonomian
sekaligus berpartisipasi dalam mensejahterakan masyarakat dalam hal pemberian
kredit.
Menurut Kasmir (2004:93) kredit dalam arti luas diartikan sebagai
kepercayaan. Maksud dari percaya bagi si pemberi kredit adalah ia percaya kepada si
penerima kredit bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai
pinjaman. Sedangkan bagi si penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan
sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu.Pentingnya
kredit bagi masyarakat adalah sebagai modal untuk membuka usaha dan
Dalam hal ini pemerintah melalui bank menyalurkan Kredit, dimana salah
satunya Kredit Usaha Rakyat, dimana Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan
program yang termasuk dalam Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan
Berbasis Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK).
Dalam pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) PT. Bank Rakyat Indonesia Kantor
Unit Tohpati Denpasar menyalurkan KUR minimal 1 juta dan maksimal 25 juta
dengan bunga 0,4%. Kredit Usaha Rakyat sangat diminati di Bank Rakyat Indonesia
Kantor Unit Tohpati Denpasar.Akan tetapi dalam perkembangannya tidak semua
kredit yang disalurkan bisa berjalan dengan lancar. Hal ini membuat lembaga
keuangan lebih menerapkan prinsip kehati-hatian atas seluruh permohonan kredit
yang diterima untuk menghindari risiko-risiko yang dihadapi seperti, kredit kurang
lancar dengan jangka waktu lebih dari 90 hari, kredit diragukan dengan jangka waktu
lebih dari 180 hari dan kredit macet dengan jangka waktu lebih dari 270 hari sampai
seterusnya. Kredit bermasalah merupakan kredit yang karena suatu hal tidak
memenuhi sasaran yang tidak sesuai dengan perjajian kredit yang disepakati oleh
peminjam dan debitur.Persentase Kredit Usaha Rakyat (KUR) bermasalah pada PT.
Tabel 1.1 Laporan Kolektibilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Per 31 Desember 2015
Kolektibilitas Debitur Jumlah Rupiah (Rp)
Persentase (%)
Lancar 615 6.892.721.130 96,7
Dalam Perhatian Khusus
22 216.039.786 3,03
Kurang Lancar 1 1.458.900 0,02
Diragukan 2 16.622.400 0,23
Macet 1 1.500.000 0.02
Total 641 7.128.342.216
Laporan kolektibilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) di atas menunjukan
persentase kredit lancar cukup baik tetapi masih ada kredit yang bermasalah seperti
dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan.Persentase Kredit Macet 0 persen
dikarenakan kredit tersebut telah ditanggung oleh pihak asuransi.
Dengan demikian berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka
Bagaimana Prosedur Penanganan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Macet Pada
PT. BRI Kantor Unit Tohpati Denpasar.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah.
Untuk mengetahuai prosedur penanganan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Macet
pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Unit Tohpati
Denpasar.
1.3 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah :
1. KegunaanTeoritis
Penelitian ini diharapakan dapat menambah ilmu pengetahuan dan
menambah daftar pustaka yang relevan di bidang prosedur penanganan
Kredit Usaha Rakyat (KUR) Macet.
2. Kegunaan Praktis
Nantinya penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan
memberikan sumbangan pemikiran mengenai prosedur penanganan
Kredit Usaha Rakyat (KUR) Macet pada PT. Bank Rakyat Indonesia
Kantor Unit Tohpati Denpasar serta menambah referensi bagi
1.4 Sitematika Penulisan
Sistematika penyajian pada tugas akhir ini dapat memberikan gambaran
secara garis besar mengenai isi dan susunan penelitian. Adapun penjabaran
sistematika penulisan dari masing- masing bab adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, pokok permasalahan,
tujuan
tujuan penelitian yang dianggap relevan dengan topik yang di angkat
dan kegunaan penelitian dan sistematika penulisannya.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Bab ini memuat tentang landasan teori yang digunakan sebagai
pendekatan untuk mencapai tujuan penelitian yang dianggap relevan
dengan topik yang di angkat, serta menggunakan sumber-sumber yang
mendukung dan dapat dipercaya serta dipertanggung jawabkan.
Disamping itu bab ini juga menguraikan tentang masalah-masalah dan
hasil analisis di lapangan serta pembahasan atas temuan permasalahan
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan metode penelitian dari lokasi penelitian, objek
penelitian, jenis dan sumber data, tehnik pengumpulan data dan tehnik
analisis data.
BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas sejarah singkat, struktur organisasi dan
uraian tugas di PT. BRI Kantor Unit Tohpati Denpasar serta
pembahasan hasil penelitian.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini berisi simpulan dari anlisis yang dilakukan serta
saran-saran yang diharapkan dapat digunakan oleh pihak-pihak yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur
Menurut Mulyadi (2005:5) prosedur ialah urutan kegiatan klerikal biasanya
melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk
menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi
berulang-ulang.
Menurut Narko (2003-3) prosedur adalah serangkaian titik rutin yang diikuti
dalam melaksanakan suatau wewenang fungsi dan operasional.
2.1.2 Pengertian Kredit
Berdasarkan Undang-undang 1998 kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank (kreditur) dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak meminjam (debitur) untuk melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Menurut Thanrin Abdullah, dkk (2012:162) istilah kredit berasal dari bahasa
Yunani “Credere” yang berarti kepercayaan (truth atau faith). Oleh karena itu, dasar
(kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) di masa mendatang akan
sangggup memenuhi segala sesuatu yang dijanjikan.
2.1.3 Unsur-unsur Kredit
Menurut Thamrin Abdullah, dkk (2012:165) terdapat unsur-unsur yang terkandung
dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut:
1) Kepercayaan
Kpercayaan yaitu suatu keyakinan pemberian kredit bahwa kredit yang
diberikan (berupa uang, barang, atau jasa) akan benar-benar diterima kembali
dimasa yang akan datang.
2) Kesepakatan
Kesepakatan ini meliputi kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si
penerima kredit.Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjajian di mana
masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya.
3) Jangka waktu
Jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
Jangka waktu tersebut jangka pendek, jangka menengah , atau jangka panjang.
4) Risiko
Risiko merupakan adanya suatu waktu pengembalian akan menyebabkan
suatu risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu
5) Balas jasa
Balas jasa merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau fase
tersebut yang kita kenal dengan nama bunga.
2.1.4 Tujuan Kredit
Menurut Suyatno Thomas (2004:15) pemberian kredit dimaksudkan untuk
memperoleh keuntungan, oleh karena itu Bank memberikan pinjaman kepada
nasabahnya dalam bentuk kredit, jika merasa yakin nasabah yang akan menerima
kredit itu mampu dalam memberikan kredit yang diterimanya. Dalam kaitannya
dengan pemberian kredit, kredit memiliki tujuan pokok yang saling berhubungan
yaitu sebagai berikut.
1) Profitabilitas
Yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang
didapat dari bunga pinjaman.
2) Safety
Yaitu keamanan dari presentasi atau fasilitas yang diberikan harus
benar-benar terjamin sehingga tujuan profitabilitas dapat tercapai.
Menurut Kasmir (2010:100) tujuan pemberian kredit adalah sebagai berikut.
1) Mencari Keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut, hasil
tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh Bank sebagai balas
2) Membantu Usaha Nasabah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan
dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja.
3) Membantu Pemerintah
Bagi Pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak
perbankan maka makin baik.
2.1.5 Fungsi Kredit
Menurut Firdaus Rachmat, dan Maya Ariyanti (2003:13) fungsi pokok kredit
pada dasarnya ialah pemenuhan jasa untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam
rangka mendorong dan melancarkan produksi, jasa-jasa dan bahkan konsumen yang
semuanya itu ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup manusia.
Kemudian disamping tujuan di atas suatu fasilitas kredit memiliki fungsi
sebagai berikut:
1) Kredit dapat meningkatkan daya guna uang
Pengadaan kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang
hanya disimpan saja tidak menghasilkan sesuatu yang berguna.Dengan
diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan
barang atau jasa oleh si penerima kredit.
2) Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari sutu wilayah ke
3) Kredit dapat meningkatkan daya guna barang
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat berguna bagi debitur untuk
mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.
4) Kredit untuk mengingkatkan peredaran barang
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah
ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke
wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah
barang yang beredar.
5) Kredit adalah salah satu alat stabilitas ekonomi
Pemberian kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena kredit
yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh
masyarakat. Kemudian dapat pula kredit membantu dalam mengekspor barang
dari dalam negeri sehingga meningkatkan devisa negara.
6) Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat
Bagi penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan gairah berusaha, apalagi
bagi nasabah yang memiliki modal kecil
7) Kredit untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan akan semakin baik, terutama dalam
hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun
pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat
8) Kredit untuk meningkatkan hubungan internasional
Dalam hal pinjaman internasional tentu akan saling membutuhkan antara
penerima kredit dengan pemberi kredit. Pemberi kredit oleh negara lain akan
meningkatkan kerja sama di bidang lainnya.
2.1.6 Jenis-jenis kredit
Menurut Thamrin Abdulah, dkk (2012:169) secara umum jenis-jenis kredit
dapat dilihat dari berbagai hal diantaranya sebagai berikut:
(1) Dilihat dari kegunaan kredit
1) Kredit Investasi, yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan
usaha atau pembangunan proyek / pabrik baru atau untuk keperluan
rehabilitasi.
2) Kredit modal kerja, yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan
meningkatkan produksi dalam operasionalnya.
(2) Dilihat dari tujuan kredit
1) Kredit produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha
atau produksi atau investasi.
2) Kredit konsumtif, yaitu kerdit yang digunakan untuk konsumsi secara
3) Kredit perdagangan, yaitu kredit yang digunakan untuk perdagangan.
(3) Dilihat dari jangka waktu kredit
1) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang memiliki jangka waktu kurang
dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk
keperluan modal kerja.
2) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang jangka waktunya berkisar
anatara 1 sampai dengan 3 tahun dan biasanya digunakan untuk investasi
3) Kredit jangka waktu panjang, yaitu kredit yang masa pengembaliannya
paling panjang. Waktu pengembalian kredit jangka panjang di atas 3 tahun
atau 5 tahun, biasanya digunakan untuk investasi jangka panjang.
(4) Dilihat dari jaminan kredit
1) Kredit jaminan, yaitu kredit yang diberikan dengan suatu jaminan yang
dapat berbentuk barang berwujud atau bukan berwujud atau jaminan
orang.
2) Kredit tanpa jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang
atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek
(5) Dilihat dari sektor usaha
1) Kredit pertanian, yaitu kredit untuk membiayai sektor perkebunan atau
pertanian rakyat.
2) Kredit peternakan, yaitu kredit untuk membiayai peternakan, dalam hal ini
untuk jangka pendek.
3) Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah
dan besar.
4) Kredit pembangunan, yaitu kredit untuk membiayai kredit jenis tambang
usaha seperti tambang emas, minyak, atau timah.
5) Kredit pendidikan, yaitu kredit yang diberikan untuk membangun sarana
dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para
mahasiswa.
6) Kredit profesi, yaitu kredit yang diberikan kepada para profesional seperti
dosen, dokter, dan pengacara.
7) Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau
2.1.7 Prinsip-prinsip Dalam Pemberian Kredit
Menurut Firdaus Rachmat, dan Maya (2001:139-141) prinsip yang harus
dilaksanakan oleh suatu bank dalam rangka mempertimbangkan dalam pemberian
kredit antara lain:
Prinsip 5C
1) Character (watak)
Yaitu menyangkut kepribadian, sifat/watak, kejujuran seseorang dalam hal ini
adalah debitur. Tujuannnya adalah untuk memberikan keyakinan kepada Bank
bahwa,sifat/watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar
dipercaya. Keyakinan ini tercermin dari latar belakang si nasabah baik yang
bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seseorang yang
memiliki karakter baik yang memiliki kejujuran dalam membuat pekerjaan
untuk memenuhi kewajibannya.
2) Capacity (kemampuan)
Yaitu yang menyangkut kemampuan atas kesanggupan dalam membayar
kewajiban-kewajibannya tepat pada waktunya.Kesanggupan dapat di ukur
3) Capital (modal)
Untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah
terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank, yaitu menyangkut besar
kecilnya pertimbangan antara jumlah hutang dan modal kerja.
4) Condition of Economic (kondisi ekonomi)
Yaitu kondisi atas ekonomi harus diperhatikan dalam pertimbangan
pemberian kredit terutama dalam hubungannya dengan sector usaha calon
peminjam.
5) Collateral
Yaitu menujukan jaminan yang akan diberikan atasa kredit yang diterima.
Jaminan tersebut dapat berupa barang, harta bergerak, ataupun harta yang
tidak bergerak.Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang
diberikan.Fungsi jaminan ini adalah sebagai pelindung bank dari risiko
kerugian.
Kemudian menurut Kasmir (2010;91) penilaian kredit dengan metode analisis 7P
adalah sebagai berikut:
1) Personality
sehari-2) Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal,loyalitas serta karakter.
3) Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk
jenis kredit yang diinginkan nasabah.
4) Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan
atau tidak, atau dengan kata lain memiliki prospek atau sebaliknya.
5) Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah
diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.
6) Profitabilitas
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
7) Protection
2.1.8 Pengertian Kredit Usaha Rakyat (KUR)
KUR adalah skema kredit/pembiayaan modal kerja dan atau investasi yang
khusus diperuntukan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK) di
bidang usaha produktif dan layak (feasible), namun mempunyai keterbatasan dalam
pemenuhan persyaratan yang ditetapkan Perbankan ( belum bankable).
Usaha Produktif adalah usaha untuk menghasilkan barang atau jasa untuk
memberikan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan bagi pelaku usaha.
Usaha Layak adalah usaha calon debitur yang menguntungkan/ memberikan
laba sehingga mampu membayar bunga dan mengembalikan seluruh
hutang/kewajiban pokok kredit /pembiayaan dalam jangka waktu yang disepakati
antara Bank Pelaksana dengan Debitur KUR.
Belum Bankable adalah UMKMK yang belum dapat memenuhi pesyaratan
perkreditan /pembiayaan dari Bank, seperti dalam penyediaan agunan.
2.1.9 Tujuan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Tujuan program KUR adalah mengakselerasi pengembangan kegiatan
perekonomian di sektor riil dalam rangka penanggulangan dan pengentasan
kemiskinan serta perluasan kesempatan kerja. Secara lebih rinci, tujuan program
1) Mempercepat pengembangan sektor riildan Pemberdayaan Usaha Mikro,
Kecil, Menengah dan Koperasi(UMKMK)
2) Meningkatkan aksespembiayan dan mengembangkan UMKM dan
Koperasi kepada Lembaga Keuangan
3) Sebagai upaya penanggulangan atau pengentasan kemiskinan dan
perluasan kesempatan kerja.
2.1.10 Sasaran Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Sasaran program KUR adalah kelompok masyarakat yang telah dilatih dan
ditingkatkan keberdayaan serta kemandirian pada kluster program sebelumnya.
Harapannya agar kelompok masyarakat tersebut mampu untuk memanfaatkan skema
pendanaan yang berasal dari lembaga keuangan formal seperti Bank, Koperasi,BPR
dan sebagainya. Dilihat dari sisi kelembagaan, maka sasaran KUR adalah UMKMK
(Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi).Sektor usaha yang diperbolehkan
untuk memperoleh KUR adalah semua sektor usaha produktif.
- Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan
usaha perorangan .
- Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
- Usaha Menengah adala usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Besar.
- Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan
hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan.
2.1.11 Pengertian Kredit Macet
Menurut Hasanuddin Rahman (1998:121) kredit macet adalah kredit yang
mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor-faktor atau unsur kesengajaan
atau karena kondisi di luar kemampuan debitur.
Penyelesaian Kredit Macet
Menurut Ade Arthesa dan Edeia Handiman (2006:18) apabila kredit telah
menjadi macet, tindakan yang harus segera dilakukan oleh pihak bank adalah
penyelesaian melalui berbagai cara. Beberapa cara umumnya dilakukan oleh bank
untuk menyelesaikan kredit macet adalah cara pendekatan,evaluasi,penyelesaian dan
2.1.12 Tehnik Penyelesaian Kredit Macet
Menurut Sutarno (2009:265) tindakan bank dalam usaha menyelamatkan dan
menyelesaikan kredit bermasalah ada beraneka ragam tergantung pada kondisi kredit
bermasalah itu. Untuk menyelesaikan kredit bermasalah ada dua strategi yang dapat
ditempuh yaitu sebagai berikut:
(1) Penyelamatan Kredit
Penyelamatan Kredit adalah suatu langkah penyelesaian kredit bermasalah
melalui perundingan kembali antara kreditur dengan debitur dengan memperingan
syarat-syarat pengembalian kredit sehingga dengan memperingan syarat-syarat
pengembalian kredit tersebut diharapkan sebitur memiliki kemampuan kembali untuk
menyelesaikan kredit itu.
Penyelamatan kredit dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Penurunan suku bunga kredit
Penurunan suku bunga kredit merupakan salah satu bentuk retrukturisasi
yang bertujuan memberikan keringanan kepada debitur sehingga dengan
penurunan bunga kredit besarnya bunga yang harus dibayar debitur setiap
tanggal pembayaran menjadi lebih kecil disbanding suku bungan yang
2) Pengurangan tunggakan bunga kredit
Pengurangan tunggakan bunga kredit merupakan penyelamatan kredit
dengan cara mengurangi tunggakan bungan kredit sebagain atau
sepenuhnya.
3) Perpanjangan jangka waktu kredit
Perpanjangan jangka waktu kredit merupakan perpanjangan dari jangka
waktu yang telah ditetapkan.
4) Penambahan fasilitas kredit
Penambahan fasilitas kredit merupakan penambahan fasilitas yang
disyaratkan dengan adanya jaminan tambahan.
5) Pengambil alihan agunan
Pengambil alihan agunan merupakan bentuk penyelamatan kredit dengan
mengambil alih agunan kredit yang nilai jaminan tersebut di
kompensasikan dengan jumlah kredit sebesar nilai agunan yang diambil
6) Novasi (Pembaharuan hutang)
Novasi (Pembaharuan hutang) adalah salah satu cara untuk mengakhiri
perjanjian antara kreditur dan debitur. Novasi juga dapat dimanfaatkan
caramengalihkan debitur lama kepada debitur baru berikut asset yang
menjadi jaminan kredit yang disebut Novasi Subyektif.
7) Subrogasi
Subrogasi adalah penggantian hak-hak uang berpiutang atau kreditur oleh
seorang pihak ketiga yang telah membayar atas utang yang
berhutang/debitur kepada si berpiutang/kreditur.
8) Bank menjual barang-barang jaminan dibawah tangan berdasarkan surat
kuasa
Debitur memberi kuasa kepada bank/kreditur untuk menjual barang
jaminan karena debitur kesulitan atau tidak mampu menjual barang itu
sendiri atau mungkin debitur tidak ingin dibebani kewajiban yang tidak
mudah itu.
9) Penghapusan piutang
Penghapusan piutang adalah pembebasan hutang debitur oleh bank, baik
seluruh atau sebagian atau hutangnya telah kadaluwarsa menurut hukum.
10) Somasi
Somasi menurut pasal 1238 KUHP Perdata adalah suatu peringatan atau
perintah yang disampaikan pengadilan kepada debitur untuk segera
(2) Penyelesaian Kredit
Penyelesaian kredit adalah langkah penyelesaian kredit bermasalah melalui
lembaga hukum seperti pengadilan atau Direktorat Jendral Piutang dan Lelang
Negara atau badan lainnya dikarenakan langkah penyelamatan sudah tidak
dimungkinkan kembali.
Penyelesaian kredit melalui hukum dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1) Gugatan kepada Debitur
Merupakan penyelesaian kredit yang harus ditempuh kreditur melalui
jalur hukum, kreditur harus mengajukan gugatan perdata kepada Debitur
atau melakukan eksekusi sesuai peratur hukum atas jaminan-jaminan jika
kreditur memiliki dasar hukum untuk melakukan eksekusi.
2) Eksekusi
Penyitaan merupakan pengambilan terhadap barang jaminan milik
debitur dan atau milik peminjam hutang. Bila barang jaminan tidak ada
atau ada tapi nilainnya diperkirakan tidak melunasi sisa hutang, penyitaan