• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IMPLEMENTASI EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP REVISIT INTENTION WISATAWAN PUSPA IPTEK SUNDIAL: Survei Terhadap Wisatawan yang Berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH IMPLEMENTASI EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP REVISIT INTENTION WISATAWAN PUSPA IPTEK SUNDIAL: Survei Terhadap Wisatawan yang Berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

PE NGARUH IMPL EMENT ASI EXPER IENTIAL QUA LI TY TERHADAP RE VI S IT I NTE NTION WI SATAWAN

PUS PA I PTE K S UNDIAL

(Survei Terhadap Wisatawan yang Berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pariwisata Pada Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

Marcella Brigita Santoso 1103195

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

PE NGARUH IMPL EMENT ASI EXPER IENTIAL QUA LI TY TERHADAP RE VI S IT I NTE NTION WI SATAWAN

PUS PA I PTE K S UNDIAL

(Survei Terhadap Wisatawan yang Berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial)

Oleh

Marcella Brigita Santoso

1103195

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Marcella Brigita Santoso. 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

REVISIT INTENTION WISATAWAN PUSPA IPTEK SUNDIAL

(Survei Terhadap Wisatawan yang Berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Ridwan Purnama, SH., M.Si NIP. 19600915 198803 1 003

Yeni Yuniawati, S.Pd.,MM NIP. 19810608 200604 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Manajemen Pemasaran Pariwisata

Yeni Yuniawati, S.Pd., MM NIP. 19810608 200604 2 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada penulis,

Marcella Brigita Santoso. NIM. 1103195

(4)

ABSTRAK

Marcella Brigita S., 1103195, “Pengaruh Implementasi Experiential Quality

Terhadap Revisit Intention Wisatawan Puspa IPTEK Sundial (Survei Terhadap Wisatawan yang Berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial)”. Dibawah bimbingan Ridwan Purnama, SH.,M.Si dan Yeni Yuniawati, S.Pd., MM

Pariwisata kini telah berkembang secara global dan berubah menjadi sebuah industri yang menjanjikan. Hal inilah yang menjadikan setiap negara mulai berlomba-lomba untuk menjadikan sektor pariwisatanya mendunia. Berkembangnya industri pariwisata dunia mempengaruhi pariwisata Indonesia untuk memacu persaingan diantara para pelaku bisnis yang terlibat dalam industri pariwisata. Hal tersebut berdampak pula pada Puspa Iptek Sundial merupakan salah satu daya tarik wisata yang berada di kawasan Kota Baru Parahyangan Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Beberapa masalah yang dihadapi Puspa Iptek Sundial yaitu terjadi penurunan kunjungan pada tahun 2014 dibanding dengan tahun sebelumnya, turunnya tingkat kunjungan wisatawan berdampak pula pada revisit intention intention wisatawan. Permasalahan tersebut diketahui melalui Pra Penelitian yang dilakukan penulis, dengan menggunakan satu indikator revisit intention yaitu intention to revisit,

ternyata sebesar 63% wisatawan menyatakan tidak memiliki niat untuk berkunjung kembali dan sisanya sebesar 37% menyatakan memiliki niat untuk berkunjung

kembali. Salah satu cara untuk meningkatkan revisit intention adalah melalui

experiential quality.

Tujuan penelitian ini untuk mengatahui gambaran mengenai experiential quality dan Revisit Intention di Puspa IPTEK Sundial. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu variabel bebas (X) Experiential Quality yang terdiri dari, interaction quality, physical environment quality, outcome quality, dan access quality. Variabel tidak bebas (Y) Revisit Intention yang terdiri dari intention to revisit dan intention to recommend.

Jenis penelitan yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif. Teknik sampling

yang digunakan adalah syistematic random sampling dengan teknik analisis data

menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa experiential quality secara simultan berpengaruh signifikan dalam membentuk revisit intention wiatawan. Penilaian tertinggi untuk experiential quality yaitu pada sub variabel physical environment quality, dan nilai terendah pada sub variabel interaction quality. Adapun untuk revisit intention, indikator intention to revisit

mendapat penilaian lebih tinggi dibandingkan dengan indikator intention to

recommend.

(5)

ABSTRACT

Marcella Brigita S., 1103195, “The Effect of Implementation Experiential Quality to Revisit Intention Tourist Puspa IPTEK Sundial”. (Survey on tourist who visits the Puspa IPTEK Sundial). Under the guidance of Ridwan Purnama, SH.,M.Si and Yeni Yuniawati, S.Pd., MM

Tourism nowadays has grown globally and turned into a promising industry. This is what makes each country began competing to make the tourism sector worldwide. The development of the world tourism industry affecting Indonesian tourism to stimulate competition among businesses involved in the tourism industry. It is also an impact on Puspa Sundial IPTEK which is one of the tourist attraction in the area of Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat, West Java. Some problems that faced by Puspa iptek Sundial is a decline in visits in 2014 compared with the previous year. The decline in tourist visits give an impact on revisit intention of the tourist. The problems identified through pre research conducted by the author, that use one indicators of revisit intention namely intention to revisit. It turned out that 63% of the tourist has no intention to come back and the remaining 37% intend to come back. One of the ways to improve the revisit intention is through experiential quality. This research aimed to get the overview and influence of experiential quality and revisit intention in Puspa IPTEK Sundial. The variable that examined in this study is independent variables ( X ) consist of Interaction Quality, Physical Environment Quality, Outcome Quality, and Access Quality. Dependent variable ( Y ) Revisit Intention which consists of indicator such as intention to revisit and intention to recommend.

The type of research that used is descriptive and verification. The sampling method that used is systematic random sampling with data analysis techniques using multiple linear regression analysis. The results showed that experiential quality simultaneously significantly influence in forming the tourist revisit intention. The highest ratings for experiential quality is physical environment quality and the lowest is in interaction quality. For revisit intention variable, the indicator of intention to revisit has higher ratings than the indicator of intention to recommend.

(6)

ABSTRAK ……….. i

ABSTRACT ………. ii

KATA PENGANTAR ……… iii

UCAPAN TERIMAKASIH ……….. iv

DAFTAR ISI ………...………... viii

DAFTAR TABEL ………...……….…….…. x

DAFTAR GAMBAR………...……….... xi

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ………... 1

1.2 Rumusan Masalah………... 8

1.3 Tujuan Penelitian………..…..…….... 8

1.4 Kegunaan Penelitian………... 8

1.4.1 Kegunaan Teoritis………. 8

1.4.2 Kegunaan Praktis ………. 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ….. 10

2.1 Kajian Pustaka ………..………...... 10

2.1.1 Konsep Kepariwisataan ……….……….... 10

2.1.1.1 Industri Pariwisata ……….. 11

2.1.1.2 Destinasi Pariwisata ... 12

2.1.1.3 Konsep Wisata Edukasi ... 13

2.1.2 Experiential Quality……….………....... 15

2.1.2.1 Experiential Quality bagian dari Manajemen Pemasaran Pariwisata ………...... 15

2.1.2.2 Konsep Experiential Quality dalam Costumer Experience 20 2.1.2.3 Definisi Experiential Quality………... 23

2.1.2.4 Dimensi Experiential Quality……….. 25

(7)

2.1.3.1 Definisi Revisit Intention ………... 27

2.1.3.2 Faktor – Faktor yang Dapat Menciptakan Revisit Intention ... 29

2.1.3.3 Dimensi Revisit Intention ……… 30

2.1.4 Pengaruh Experiential Quality Terhadap Revisit Intention ……… 30

2.1.4 Orisanalitas Penelitian ……… 32

2.2 Kerangka Pemikiran……….……….………. 37

2.3 Hipotesis……….……….……….…….. 38

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ……… 42

3.1 Objek Penelitian ……….……….……….…... 42

3.2 Metode Penelitian ……….……….……….……. 43

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ……… 43

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ……….……….……. 44

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ……….……….. 47

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ……….….…….. 49

3.2.4.1 Populasi ……….……….……..…… 49

3.2.4.2 Sampel ……….……….……..…….. 49

3.2.4.3 Teknik Sampling ……….………. 50

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ……….……… 51

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ……….……… 53

3.2.6.1 Pengujian Validitas ……….……….……… 53

3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas ……….………….……… 57

3.2.7 Rancangan Analisis Data ……….……….……. 60

3.2.7.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif ………...... 60

3.2.7.2 Rancangan Analisis Data Verifikatif ………. 61

3.2.7.3 Pengujian Hipotesis……….……… 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………... 4.1 Profil Puspa IPTEK Sundial dan Wisatawan Individu Puspa IPTEK Sundial ... 67

4.1.1 Profil Puspa IPTEK Sundial ………..……… 67

(8)

4.1.1.2 Sejarah Puspa IPTEK Sundial ……….…………... 68

4.1.1.3 Produk dan Jasa yang Ditawarkan ……….……… 69

4.1.2 Profil Wisatawan Puspa IPTEK Sundial ………..…………. 73

4.1.2.1 Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin dan

Usia ……….……… 73

4.1.2.2 Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Pendidikan Terakhir

dan Penghasilan ……….……….. 74

4.1.2.3 Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Asal Tinggal

Wisatawan ……….……….. 75

4.1.3 Pengalaman Wisatawan Puspa IPTEK Sundial ……… 76

4.1.3.1 Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Frekuensi Kunjungan

ke Puspa IPTEK Sundial ……….……… 76

4.1.3.2 Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Tujuan Berkunjung ke

Puspa IPTEK Sundial ……….……….. 77

4.1.3.3 Pengalaman Wisatawan Berdasarkan dengan Siapa

Wisatawan Berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial ………. 77

4.1.3.4 Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Sumber Informasi

Mengenai Puspa IPTEK Sundial ……….………… 78

4.2 Tanggapan Wisatawan Mengenai Implementasi Experiential Quality di Puspa

IPTEK Sundial ... 79

4.2.1 Tanggapan Wisatawan Mengenai Implementasi Experiential Quality

dengan Sub Variabel Interaction Quality………..………… 79

4.2.2 Tanggapan Wisatawan Mengenai Implementasi Experiential Quality

dengan Sub Variabel Physical Environment Quality ………... 81

4.2.3 Tanggapan Wisatawan Mengenai Implementasi Experiential Quality

dengan Sub Variabel Outcome Quality...………..………… 83

4.2.4 Tanggapan Wisatawan Mengenai Implementasi Experiential Quality

dengan Sub Variabel Access Quality…..………..………… 85

(9)

Experiential QualityPuspa IPTEK Sundial ………..………

4.3 Tanggapan Wisatawan Puspa IPTEK Sundial Mengenai Revisit Intention ... 89

4.3.1 Tanggapan Wisatawan Mengenai Revisit Intention dengan Sub Variabel Intention to Revisit ………..………. 90

4.3.2 Tanggapan Wisatawan Mengenai Revisit Intention dengan Sub Variabel Intention to Recommend………..………. 92

4.3.3 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Wisatawan Terhadap Revisit Intention ke Puspa IPTEK Sundial ………. 94

4.4 Pengaruh Experiential Quality Terhadap Revisit Intention Wisatawan Puspa IPTEK Sundial ... 96

4.4.1 Hasil Uji Asumsi Regresi ……… 96

4.4.4.1 Hasil Pengujian Asumsi Normalitas ……….……… 96

4.4.4.2 Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas ………... 99

4.4.4.3 Hasil Pengujian Asumsi Linearitas ……….………. 100

4.4.4.4 Hasil Pengujian Asumsi Autokorelasi ……….……. 101

4.4.4.5 Hasil Pengujian Asumsi Multikolinieritas ………... 102

4.4.2 Hasil Pengujian Korelasi dan Koefisien Determinasi ……… 103

4.4.3 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikan Secara Simultan (Uji F) ……... 104

4.4.4 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikan Parsial (Uji t) ………... 105

4.4.5 Model Persamaan Regresi Berganda Pengaruh Experiential Quality Terhadap Revisit Intention……….. 106

4.5 Implikasi Hasil Temuan Penelitian ... 107

4.5.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik ………...... 107

4.5.2 Temuan Penelitian Bersifat Empirik ………... 108

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ……… 110

5.1 Kesimpulan ………... 111

5.2 Rekomendasi ………...... 112

DAFTAR PUSTAKA ………...………..………...…….……

(10)

DAFTAR TABEL

Data Kunjungan Wisatawan Puspa IPTEK Sundial Tahun 2010 –2015 ……... 3

Implementasi Experiential QualityYang Dilakukan Di Puspa IPTEK Sundial … 6 Definisi Experiential QualityMenurut Para Ahli ………... 24

Definisi Revisit IntentionMenurut Para Ahli ………... 28

Penelitian Terdahulu Yang Berkaitan Dengan Penelitian Yang Dilakukan ……. 32

Operasionalisasi Variabel ……….……… 44

Jenis Sumber Data ………... 48

Teknik Pengumpulan Data ……… 52

Interprestasi Besarnya Koefisien Korelasi ………. 55

Hasil Pengujian Validitas ………... 55

Hasil Pengujian Realibilitas ………... 59

Beberapa Alat Peraga Yang Paling Digemari di Puspa IPTEK Sundial ………... 70

Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ……… 72

Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Pendidikan Terakhir dan Penghasilan ….. 75

Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Tinggal Wisatawan ……….. 76

Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Frekuensi Kunjungan Wisatawan Puspa IPTEK Sundial ………... 77

Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Tujuan Berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial ………... 78

Tanggapan Wisatawan Mengenai Interaction Quality di Puspa IPTEK Sundial .. 80

Tanggapan Wisatawan Mengenai Physical Environment Quality di Puspa IPTEK Sundial ………... 82

Tanggapan Wisatawan Mengenai Outcome Qualitydi Puspa IPTEK Sundial …. 85 Tanggapan Wisatawan Mengenai Access Quality di Puspa IPTEK Sundial ……. 87

Rekapitulasi Tanggapan Wisatawan Terhadap Implementasi Experiential QualityPuspa IPTEK Sundial ………... 88

Tanggapan Wisatawan Puspa IPTEK Sundial Mengenai Intention to Revisit….. 91

(11)

Recommend ………

Rekapitulasi Hasil Tanggapan Wisatawan Terhadap Revisit Intention ke Puspa

IPTEK Sundial ………... 95

Hasil Pengujian Asumsi Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov …….. 99

Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas ………. 100

Hasil Pengujian Asumsi Liniearitas ………... 101

Hasil Pengujian Asumsi Autokorelasi ………... 102

Hasil Pengujian Asumsi Multikolinearitas ……… 103

Hasil Pengujian Koefisien Determinasi ………. 104

Hasil Output ANOVA ……… 105

(12)

DAFTAR GAMBAR

Presentasi Hasil Pra Penelitian Revisit Intention Wisatawan Ke Puspa IPTEK

Sundial ……….. 4

Faktor-Faktor Yang Dapat Menciptakan Revisit Intention………... 30

Kerangka Pemikiran Pengaruh Implementasi Experiential Quality Terhadap

Revisit Intention Wisatawan Puspa IPTEK Sundial ………. 37

Paradigma Penelitian Pengaruh Implementasi Experiential Quality Terhadap

Revisit IntentionWisatawan Puspa IPTEK Sundial ………..………... 38

Regresi Berganda ………... 64

Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ………... 74 Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Dengan Siapa Wisatawan Berkunjung ke

Puspa IPTEK Sundial ……… 78

Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Sumber Informasi Mengenai Puspa

IPTEK Sundial ……….. 79

Variabel Experiential QualityDalam Garis Kontinum ……... 90

Variabel Revisit IntentionDalam Garis Kontinum ……… 96

Histogram Dependent Variabel Revisit Intention Wisatawan ke Puspa IPTEK

Sundial ……….. 98

Normal Probability Plots ………... 98

(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pariwisata kini telah berkembang secara global dan berubah menjadi sebuah

industri yang menjanjikan. Hal inilah yang menjadikan setiap negara mulai

berlomba-lomba untuk menjadikan sektor pariwisatanya mendunia. Kegiatan Pariwisata pada

saat ini mengalami perkembangan yang pesat dan menjadi isu utama di dunia. Oleh

sebab itu semakin beragam atraksi dan aktifitas yang disediakan oleh setiap daerah

tujuan wisata, keragaman tersebutlah yang menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan

untuk berkunjung. Semakin beragamnya atraksi serta aktifitas menjadikan wisatawan

memiliki pilihan untuk melakukan keputusan berkunjung ke daya tarik wisata yang

mereka inginkan.

Pilihan daya tarik wisata yang beragam menjadikan masalah rendahnya revisit

intention dimana wisatawan tidak memiliki niat untuk melakukan kunjungan kembali

ke daya tarik wisata yang sama. Permasalahan rendahnya revisit intention wisatawan

juga pernah terjadi di daya tarik wisata Sun Moon Lake, Taiwan. Hal tersebut dilihat

dari wisatawan dengan umur kurang dari 20 tahun saja yang ingin melakukan

kunjugan kembali dibanding dengan wisatawan yang berumur 21-35 tahun. Melihat

hal tersebut diketahui tidak semua wisatawan yang telah mengunjungi Sun Moon

Lake memiliki niat untuk berkunjung kembali yang menjadikan masalah rendahnya

revisit intention, dalam Chin – Tsi Kuo (2011:5).

Menurut Nowacki (2009) dalam penelitian Konnu & Laukkanen (2009:4)

revisit intention atau niat untuk berkunjung kembali terbentuk ketika wisatawan tersebut telah selesai melakukan kunjungan, dan kemudian manfaat yang diperoleh

wisatawan itulah yang dapat mempengaruhi keinginan wisatawan untuk berkunjung

kembali.

Menteri Pariwisata Republik Indonesia Arief Yahya menyatakan, kekuatan

pariwisata Indonesia pada tiga unsur yakni nature, culture, dan manmade. Nature

(14)

dan wisata petualangan. Culture potensinya sebesar 35% dikembangkan sebagai wisata heritage dan religi, wisata kuliner, wisata belanja, wisata kota, dan desa.

Sedngkan manmade potensinya sebesar 5% dikembangkan sebagai wisata MICE dan

Event, wisata olahraga, dan wisata kawasan terpatu (integreted resort). (Sumber: www. nasional.republika.co.id). Tiga unsur tersebutlah merupakan keragaman

pariwisata Indonesia yang menjadi faktor penarik wisatawan untuk mengunjungi daya

tarik wisata. Beragamnya pariwisata Indonesia membuat wisatawan banyak pilihan

alternatif, yang menyebabkan wisatawan cenderung ingin berkunjung ke daya tarik

wisata yang berbeda. Sehingga munculah permasalahan revisit intention di beberapa

daya tarik wisata Indonesia.

Salah satu daya tarik wisata di Indonesia yang sedang berkembang dan

berusaha meningkatkan revisit intention wisatawannya adalah Kota Banda Aceh.

Pemerintah Kota Banda Aceh terus bertekad untuk mewujudkan agar ekonomi di

wilayahnya bisa tumbuh melalui sektor pariwisata. Seperti yang dikatakan oleh

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh Fadhil, “Kami juga terus

berusaha mengembangkan infrastruktur pendukung pariwisata sehingga wisatawan

yang berkunjung ke Kota Banda Aceh ini memiliki kesan tersendiri dan ada

keinginan kembali datang ke Ibu Kota Provinsi Aceh ini.” (Sumber:

www.antaraaceh.com)

Setiap kota di provinsi Jawa Barat memiliki potensi wisata yang berbeda serta

beranekaragam jenisnya, salah satunya adalah Kabupaten Bandung Barat. Kabupaten

Bandung Barat memiliki daya tarik wisata alam, edukasi, dan religi. Beragamnya

daya tarik wisata tersebut menjadikan persaingan dan wisatawan cenderung ingin

mengunjungi daya tarik wisata lainnya, hal tersebutlah menjadi permasalahan

rendahnya revisit intention.

Wisata edukasi di Kabupaten Bandung Barat salah satunya adalah Puspa

IPTEK Sundial yang merupakan wahana pendidikan di kawasan Kota Baru

Parahyangan. Memiliki kegiatan bermain sambil belajar melalui pengalaman

langsung dengan berbagai alat peraga interaktif dan edukatif. Puspa IPTEK Sundial

(15)

interaktif. Tidak hanya menyediakan alat peraga interaktif saja, Puspa IPTEK pun

memiliki program-program edukasi yaitu Electronic In A Fun (EIF), Laboratourium

Astronomi (LABAS), Science Show, dan masih banyak program lainnya yang tentu saja memberikan kesan mendidik dan menyenangkan dalam berwisata.

Beragam daya tarik wisata di Kota Bandung khususnya Kabupaten Bandung

Barat berdampak pada tingkat kunjungan wisatawan Puspa IPTEK Sundial pun

menurun. Berikut Tabel 1.1 menunjukkan data kunjungan wisatawan yang

berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial dari tahun 2010 sampai 2015 :

TABEL 1.1

DATA KUNJUNGAN WISATAWAN PUSPA IPTEK SUNDIAL TAHUN 2010 – 2015

Kunjungan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 -

Februari Study Tour 816 862 887 626 796 56 Individu/Umum 135,484 152,857 156,039 140,134 125,625 8,301

Total 136,300 153,719 156,926 140,760 126,421 8,357

Sumber : Puspa IPTEK Sundial, 2015

Berdasarkan Tabel 1.1 tingkat kunjungan wisatawan Puspa IPTEK Sundial

mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar

12,82 % wisatawan individu, sedangkan untuk study tour mengalami peningkatan

sebesar 5,64%. Tahun 2012 pun mengalami peningkatan tetapi hanya sebesar 2.08%

untuk wisatawan individu dan untuk study tour sebesar 2,90%. Pada tahun 2013

wisatawan individu mengalami penurunan sebesar -10,19% dan study tour sebesar

-10,26%. Puspa IPTEK Sundial mengalami penurunan kunjungan wisatawan kembali

pada tahun 2014 sebesar -10,35% untuk wisatawan individu dan -10,43% untuk study

tour. Menurunnya tingkat kunjungan wisatawan juga pengaruh dari kurangnya niat wisatawan untuk melakukan kunjungan kembali ke Puspa IPTEK Sundial.

Untuk melihat sejauh mana niat wisatawan untuk berkunjung kembali ke

Puspa IPTEK Sundial, maka dilakukan pra penelitian mengenai Revisit Intention

(16)

ini hanya menggunakan satu atribut dari revisit intention saja yaitu intention to revisit. Hasil Pra Penelitian dapat dilihat dalam Gambar 1.1:

Sumber: Hasil Pengolahan Data Pra Penelitian di Lapangan, 2015

GAMBAR 1.1

PRESENTASI HASIL PRA PENELITIAN REVISIT INTENTION WISATAWAN

KE PUSPA IPTEK SUNDIAL

Berdasarkan hasil pra penelitian pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa

sebanyak 37 % wisatawan yang telah mengunjungi Puspa IPTEK Sundial memiliki

niat untuk berkunjung kembail dan sisanya sebesar 63 % tidak memiliki niat untuk

berkunjung kembali. Dari hasil pra penelitian tersebut diketahui alasan terbesar niat

untuk berkunjung kembali adalah Atraksi Wisata dari Puspa IPTEK Sundial yaitu alat

peraga .Alasan itu karena Puspa IPTEK Sundial memiliki kurang lebih 170 alat

peraga edukasi yang menarik dan atraktif. Selain itu dari hasil wawancara dengan

beberapa wisatawan yang telah berkunjung ke Puspa IPTEK selain karena alat peraga

yang menarik, mereka memiliki niat untuk berkunjung kembali karena mereka ingin

mencoba alat peraga yang lainnya, karena pada kunjungan sebelumnya tidak semua

alat peraga dapat mereka coba, program atau paket edukasi yang sangat menarik dan

bermanfaat, karena harga tiket masuk yang cukup terjangkau.

YA TIDAK

37 %

(17)

Sedangkan alasan niat tidak ingin berkunjung kembali dari hasil pra

penelitian, terbesar adalah wisatawan ingin berkunjung ke daya tarik wisata lain.

Hasil dari wawancara dengan beberapa wisatawan memberikan alasan ingin

berkunjung ke daya tarik wisata lain adalah karena ingin mencari pengalaman yang

baru yang mereka akan dapatkan di daya tarik wisata lain. Hal tersebut dikarenakan

mulai banyaknya daya tarik wisata baru yang memiliki keunggulan dan karakteristik

masing-masing yang akan memberikan pengalaman yang berbeda pula. Alasan

lainnya adalah aksesibilitas, infrastruktur.

Melihat permasalahan yang terjadi khususnya permasalahan revisit intention

yang disebabkan karena kurangnya kualitas pengalaman didapat oleh wisatawan

karena tidak semua alat peraga mereka dapat coba dan keinginan berkunjung ke daya

tarik wisata lain untuk mendapatkan pengalaman baru. Sehingga mempengaruhi

revisit intention maka perlu adanya penyelesaian, karena dampak dari sedikitnya niat wisatawan untuk berkunjung kembali akan berdampak pula pada tingkat kunjungan

wisatawan yang akan mendatang pun akan terus menerus menurun. Puspa IPTEK

Sundial untuk meningkatkan upaya revisit intention pada wisatawan dengan

memberikan pelayanan yang terbaik dengan mengimplementasikan experiential

quality atau kualitas pengalaman yang akan diterima oleh wisatawan yang telah berkunjung.

Wisata edukasi harus memadukan pendidikan dengan pariwisata dengan cara

belajar. Wisata edukasi juga menjanjikan pengalaman belajar yang menyenangkan

dengan membangun pengetahuan baru, keterampilan baru, dan rasa pada peserta

didik. Sesuai dengan pernyataan tersebut maka Puspa IPTEK Sundial harus

memfokuskan pengalaman wisatawan dengan experiential quality yang diberikan

kepada wisatawan. Implementasi Experiential quality yang diberikan berkaitan

dengan dengan konsep wisata edukasi tersebutlah diharapkan dapat meningkatkan

revisit intention para wisatawan ke Puspa IPTEK Sundial.

(18)

fenomena yang terjadi Puspa IPTEK Sundial. Interaction Quality Para karyawan serta pemandu memberikan interaksi yang berkualitas dan positif kepada setiap wisatawan

yang berkunjung. Dengan memfokuskan pada sikap dan tingkah laku yang sopan dan

ramah dalam berinteraksi dengan wisatawan. Keahlian dalam menjelaskan dan

memperagakan serta menguasai setiap materi yang akan disampaikan. Karyawan dan

pemandu memiliki wawasan yang luas mengenai produk, program, serta materi yang

akan diberikan kepada wisatawan. Setiap karyawan dan pemandu harus mampu

membantu wisatawan dalam menyelesaikan masalah. Misalnya dalam membantu

wisatawan ketika memiliki kendala dalam menggunakan alat peraga. Menciptakan

interaksi wisatawan dengan wisatawan lainnya melalui kegiatan alat peraga maupun

program edukasi yang tersedia.

Physical Environment Quality pengurus memperhatikan kualitas lingkungan fisik yang ada di Puspa IPTEK Sundial dengan memperhatikan Kualitas design tata

ruang, tata letak, serta interior yang menarik dari Puspa IPTEK Sundial. Menciptakan

atmosfer dan suasana yang nyaman sehingga wisatawan akan merasa betah.

Perawatan serta memperhatikan kualitas peralatan alat peraga serta terus menambah

alat peraga.

Outcome Quality, memperhatikan kualitas hasil yang didapat wisatawan setelah berwisata oleh. Yaitu dengan Memperhatikan waktu dari wisatawan yang

menunggu ketika wisatawan lainnya sedang melakukan program atau mencoba alat

peraga sehingga tidak membuang waktu dan wisatawan pun tidak akan merasa bosan.

Profesionalitas para karyawan dan pemandu dalam memberikan arahan dan materi

sehingga para wisatawan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang berkesan.

Memberikan nilai edukasi, pengalaman baru, dan hiburan melalui alat peraga,

program kegiatan khususnya dibidang science dan teknologi yang disediakan.

Access Quality, letak Puspa IPTEK yang masih dapat dijangkau dan strategis

yaitu dekat dengan Pintu Gerbang Tol Padalarang. Selain acces yang mudah

dijangkau, kualitas kejelasan informasi mengenai lokasi Puspa IPTEK Sundial. Serta

(19)

Berdasarkan implementasi yang dilakukan menjelaskan bahwa experiential quality yang diberikan oleh Puspa IPTEK agar pengalaman yang diberikan terutama pengalaman belajar sambil berwisata diharapkan dapat berdampak positif pada

wisatawan sehingga wisatawan pun akan melakukan revisit intention bahkan

merekomendasikan kepada sanak keluarga lainnya agar berkunjung ke Puspa IPTEK

Sundial. Hal ini membuat setiap pengelola di indutri pariwisata khususnya pengelola

daya tarik wisata menerapkan lebih dari sekedar pemasaran yang tidak hanya

berhubungan dengan pengembangan produk, harga yang ditawarkan, melainkan

setiap pengelola suatu daya tarik wisata perlu memperhatikan juga kualitas

pengalaman kepada wisatawan yang diberikan oleh daya tarik wisata tersebut. Seperti

yang dinyatakan oleh Aziz et al (2012) dalam penelitian Wu, Li, and Li (2014:12)

Experiential quality and experiential satisfaction affect the revisit intention of the visitors. Artinya kualitas pengalaman dan kepuasan pengalaman mempengaruhi niat revisit dari visitor.

Berdasarkan latar belakang penelitian maka perlu dilakukan penelitian

mengenai Pengaruh Implementasi Experiential Quality Terhadap Revisit

Intention Wisatawan di Puspa IPTEK Sundial” (Survei pada Wisatawan yang berkunjung Puspa IPTEK Sundial).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut

1. Bagaimana implementasi experiential quality di Puspa IPTEK Sundial.

2. Bagaimana revisit intention wisatawan di Puspa IPTEK Sundial.

3. Bagaimana pengaruh implementasi experiential quality terhadap revisit

intention wisatawan di Puspa IPTEK Sundial.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah

(20)

1. Untuk memperoleh temuan mengenai implementasi experiential quality

di Puspa IPTEK Sundial

2. Untuk memperoleh temuan mengenai revisit intention di Puspa IPTEK

Sundial.

3. Untuk memperoleh temuan mengenai pengaruh implementasi experiential

quality terhadap revisit intention wisatawan di Puspa IPTEK Sundial.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan

mengembangkan pengetahuan khususnya experiential quality dan revisit

intention wisatawan.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi Puspa

IPTEK Sundial untuk meningkatkan revisit intention wisatawan melalui

experiential quality dan meningkatkan kinerja experiential quality agar

menjadi lebih baik di masa yang akan datang.

(21)

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh experiential quality terhadap

revisit intention wisatawan di Puspa IPTEK Sundial. Variabel merupakan suatu konsep atau konstruk yang memiliki variasi (dua atau lebih) nilai. Nilai yang melekat

dalam variabel tersebut dapat berupa angka dan kategori (Ulber Silalahi, 2012:115).

Sedangkan menurut Sugiyono (2013:39), variabel independent atau variabel bebas

adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau

timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel independent (bebas) pada penelitan

ini adalah Experiential Quality (X) yang memiliki empat sub variabel yaitu

Interaction Quality, Physical Environment Quality, Outcome Quality, dan Access Quality.

Sedangkan variabel terikat (dependent) menurut Sugiyono (2013:39)

merupakan Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi sebab, karena adanya

variabel bebas. Variabel dependent (terikat) dalam penelitian ini yaitu Revisit Intention (Y) yang memiliki dua sub variabel indikator yang terdiri dari intention to revisit dan intention to recommend.

Penelitian ini dilakukan di Puspa IPTEK Sundial dan objek dari penelitian ini

adalah wisatawan yang berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial. Berdasarkan objek

penelitian tersebut, dianalisa mengenai pengaruh Experiential Quality terhadap

Revisit Intention. Wisatawan Puspa IPTEK Sundial. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama kurun waktu kurang dari satu tahun, maka metode yang

digunakan pada penelitian ini adalah metode cross sectional. Menurut Uma Sekaran

(2010:177) metode cross sectional yaitu sebuah metode penelitian yang dapat

dilakukan hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode harian, mingguan, atau

(22)

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian Dan Metode Yang Digunakan

Menurut Sugiyono (2012:2) yang dimaksud dengan metode penelitian adalah:

cara untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan

variabel-variabel yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif

dan verifikatif. Menurut pendapat Sugiyono (2012:53) penelitian deskriptif adalah

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri baik satu

variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan

dan/atau mencari hubungan variabel satu sama lain. Hal serupa jga diungkapkan

Sekaran dan Bougi (2010:105) menjelaskan pula tentang penelitian deskriptif sebagai

berikut ”A descriptive study is undertaken in order to ascertain and be able to

describe the characteristic of the variable of interest in situation.” Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

memastikan dan dapat menggambarkan karakteristik dari setiap variabel yang diteliti

dalam sebuah situasi. Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh gambaran

mengenai experiential quality dan gambaran revisit intention wisatawan setelah berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial.

Penelitian verifikatif menurut Sugiyono (2012:54) adalah penelitian yang

membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang

berbeda, atau pada waktu yang berbeda.” Penelitian verifikatif bertujuan untuk memperoleh kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan

data dilapangan. Dalam penelitian ini akan diuji pengaruh dari experiential quality

dalam menciptakan revisit intention wisatawan ke Puspa IPTEK Sundial.

Berdasarkan jenis penelitiannya, yaitu deskriptif dan verifikatif yang

dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian yang

digunakan adalah metode explanatory survey. Menurut Kerlinger dalam Sugiyono

(2012:11), yang dimaksud metode explanatory survey yaitu penelitian yang

digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan),

(23)

mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya (perlakuan tidak seperti dalam eksperimen).

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel merupakan kegiatan menjabarkan variabel ke dalam

konsep teori dari variabel yang di teliti, indikator, ukuran dan skala yang bertujuan

untuk mendefinisikan dan mengukur variabel. Menurut Sugiyono (2012:52)

operasional variabel merupakan batasan suatu konstruk atau variabel dengan merinci

hal-hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut.

Sedangkan skala ordinal menurut Sugiyono (2012:60) adalah pengukuran yang mana

skala digunakan disusun secara runtut dari yang rendah sampai yang tinggi. Skala

ordinal adalah skala yang diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai yang

terendah atau sebaliknya.

Dalam penelitian ini, variabel yang dioperasionalisasikan adalah experiential quality untuk variabel (X) dengan dimensi interaction quality (X1), physical environment quality (X2), outcome quality (X3), dan access quality (X4). Serta revisit intention sebagai sebagai variabel terikat (Y) dengan dimensi intention to revisit dan

intention to recommend.

Secara lebih rinci operasionalisasi variabel dalam penelitian ini disajika dalam

Tabel 3.1 sebagai berikut:

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL Varibel/Sub

Variabel

Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No.Ite

m Experiential

Quality (X)

Experiential quality is subjective by nature and it depends on visitor’s inner feeling during the experience consumption.

Kualitas pengalaman adalah bersifat subjektif dan itu tergantung pada perasaan batin

pengunjung selama mengkonsumsi pengalaman.

Tingkat keramahan para karyawan Puspa IPTEK Sundial.

(24)

Dimensi ini berfokus pada

bagaimana kualitas

disampaikan kepada

wisatawan melalui

interaksi yang berkuliatas yang diberikan. Kualitas

interaksi terdiri dari

tingkah laku, keahlian

penyedia jasa, pemecahan

masalah oleh setiap

penyedia jasa pariwisata

kepada wisatawannya.

pemandu dan karyawan mengenai program dan

produk Puspa IPTEK which quality delivery occurs, as opposed to the

produk / alat peraga Puspa IPTEK Sundial.

Ordinal III.E5

Tingkat keragaman alat peraga yang disediakan Puspa IPTEK Sundial.

III.E6

Tingkat kelayakan alat peraga yang disediakan Puspa IPTEK Sundial. quality, namely, whether outcome quality satisfies the costumers needs and

Tingkat nilai kebaruan

(novelty) yang diperoleh wisatawan Puspa IPTEK Sundial.

(25)

hasil dari kualitas tindakan penyedia jasa pariwisata, menunjukkan kualitas apa

yang didapatkan

pelanggan dari penyedia

jasa pariwisata yaitu

apakah kualitas hasil

tersebut memuaskan

kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Wu, Li, dan Li (2014:12)

Tingkat nilai sosial dalam hubungan dengan keluarga dan teman yang diperoleh wisatawan Puspa IPTEK Sundial.

Kualitas akses sebagai

kemudahan dan kecepatan dimana pengunjung dapat

mencapai lokasi yang

diinginkan.

menemukan lokasi Puspa IPTEK Sundial.

Ordinal III.G13

Information

Tingkat kejelasan

informasi lokasi Puspa IPTEK Sundial.

.

Ordinal III.H14

Revisit Intention (Y)

Revisit intention adalah kemungkinan wisatwan utnuk mengulangi aktifitas atau berkunjung ulang ke suatu destinasi.

Baker dan Crompton dalam dalam Chung-Hslen Lin (2012) Niat wisatawan untuk

berkunjung ulang ke Puspa IPTEK Sundial

Intention to Revisit

Tingkat keinginan untuk

berkunjung kembali ke Puspa IPTEK Sundial.

Ordinal III.A15

Tingkat keinginan untuk

berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial meskipun biaya lebih mahal.

Ordinal III.A16

Tingkat keinginan wisatawan menjadikan Puspa IPTEK Sundial sebagai daya tarik wisata edukasi pilihan utama.

Ordinal III.A17

Tingkat kemungkinan untuk mengunjungi Puspa IPTEK Sundial di masa mendatang

(26)

Niat wisatawan untuk

Tingkat kesediaan untuk

merekomendasikan kepada

teman, kerabat, atau keluarga untuk berkunjung ke Puspa

positif tentang Puspa IPTEK

Sundial kepada teman,

kerabat, atau keluarga.

Ordinal III.B21

Sumber: Pengolahan Data, 2015

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Apabila

penelitian menggunakan kuesioner atau wawancara, maka sumber data disebut

responden, sedangkan jika penelitian menggunakan teknik observasi, maka sumber

data bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Berdasarkan sumbernya, data

dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder

1. Data Primer (Primary Data Source)

Menurut Ulber Silalahi, 2010:289) data primer merupakan data yang

dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah atau

tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian eksploratif, deskriptif,

maupun kausal dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa

survey ataupun observasi.

2. Data Sekunder (Secondary Data Source)

Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau

lebih sumber-sumber lain yang telah bersedia sebelum penelitian dilakukan

(Uber Silalahi, 2010:291). Data sekunder merupakan struktur dan historis

mengenai variabel-variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun

(27)

Cooper & Schindler (2006:163) menyatakan ”Studi yang telah dibuat oleh

orang lain untuk keperluan mereka sendiri dapat menjadi suatu data sekunder”.

Sumber data primer adalah pelaku yang terlibat langsung dengan karakter yan diteliti

sedangkan sumber data sekunder adalah karakter hasil liputan lain. Uma Sekaran

(2006:60) menyatakan bahwa data primer adalah responden individu, kelompok

fokus, dan panel yang secara khusus ditentukan oleh peneliti dan di mana pendapat

bisa dicari terkait persoalan tertentu dari waktu ke waktu, atau sumber umum seperti

majalah atau buku tua. Internet juga dapat menjadi sumber data primer jika kuesioner

disebarkan melalui internet.

Berikut jenis data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dalam

Tabel 3.2:

TABEL 3.2 JENIS SUMBER DATA

No. Data Jenis Data Sumber Data

1. Profil Puspa IPTEK Sundial, visi

dan misi

Sekunder Puspa IPTEK Sundial

2. Jumlah kunjungan Puspa IPTEK

Sundial tahun 2010-2015

Sekunder Puspa IPTEK Sundial

3. Experiential Quality yang di lakukan oleh Puspa IPTEK Sundial.

Sekunder Puspa IPTEK Sundial

Tanggapan wisatawan mengenai experiential quality di Puspa IPTEK Sundial.

Primer Wisatawan yang

berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial

4. Tanggapan wisatawan mengenai

Revisit Intention ke Puspa IPTEK Sundial.

Primer Wisatawan yang

berkunjung ke Puspa IPTEKSundial Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2015

3.2.4 Populasi, Sampel, Teknik Sampling 3.2.4.1Populasi

Langkah pertama yang dilakukan dalam pengumpulan dan analisis data adalah

dengan menentukan populasi terlebih dahulu. Populasi menurut Sugiyono (2013:80)

(28)

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Uma Sekaran,

(2009:121) bahwa populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian

atau hal minat yang ingin penelti investigasi.

Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka populasi dalam penelitian ini

adalah wisatawan yang berkunjung Puspa IPTEK Sundial selama tahun 2014 yang

berjumlah 125.625 orang.

3.2.4.2Sample

Pada umumnya penelitian yang dilakukan tidak meneliti semua populasi. Hal

tersebut disebabkan karena beberapa faktor seperti keterbatasan biaya dan waktu

yang tersedia. Oleh karena itu peneliti mengambil sebagian dari populasi yang

disebut sampel. Menurut Sugiyono (2013:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut Anwar Sanusi

(2012:87) sampel adalah bagian dari elemen-elemen populasi yang terpilih. Agar

memperoleh sampel yang refresentatif dari populasi, maka setiap subjek dalam

populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel.

Untuk mengukur sampel, peneliti menggunakan teknik Slovin (dalam Husein

Umar 2010:146), yaitu dengan rumus:

� =

+ ��

Keterangan: n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = kelonggaran penelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat ditolerir (e = 0.1 atau 10%).

Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

� = �

+ �� � =

(29)

� = 99,9 ≈

Berdasarkan hasil dari perhitungan di atas, diperoleh hasil sampel sebesar

99,92 tetapi untuk jaminan keakuratan, sebaiknya sampel ditambah sedikit lebih

banyak dari jumlah matematikanya. Berdasarkan ukuran sampel (n) minimal, maka

dalam penelitian ini ditetapkan ukuran sampel (n) sebanyak 100 responden agarlebih

representatif.

3.2.4.3Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan

sampel mana yang akan digunakan dalam penelitian. Menurut Uma Sekaran

(2009:116) teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Penarikan sampel

merupakan suatu proses pemilihan sejumlah elemen dari populasi sehingga dengan

mempelajari sampel akan memungkinkan untuk menggeneralisasi karakteristik

elemen populasi. Menurut Malhotra (2009:379) “Sebuah teknik sampling dapat

diklasifikasikan sebagai non probability dan probability”. Sampel probability

merupakan sampel dimana setiap elemen atau anggota populasi memiliki peluang

yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Sedangkan sampel non probability

kebalikan dari sampel probability dimana setiap elemen atau populasi tidak memiliki

peluang yang sama dan pemilihan sampel bersifat objektif.

Teknik sampling pada dasarnya dikelompokan menjadi dua yaitu probability

sampling yang meliputi systematic random sampling, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Sedangkan Non probability sampling meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling

aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.

Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

systematic random sampling. Sistematik sampling acak (random sampling) adalah cara pengambilan sampel, dimana hanya unsur pertama yang dipilih secara acak,

sedang unsur-unsur berikutnya dipilih secara sistematik menurut suatu pola tertentu.

(30)

1. Menentukan populasi sasaran, dalam penelitian ini yang menjadi populasi

sasaran adalah wisatawan yang berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial.

2. Tentukan sebuah tempat sebagai checkpoint, dalam penelitian ini yang menjadi

tempat checkpoint adalah di objek penelitian yaitu Puspa IPTEK Sundial.

3. Menentukan waktu yang akan digunakan untuk menentukan sampling. Dalam

penelitian ini waktu konkrit yang digunakan peneliti adalah pukul 11.00-15.00

WIB.

4. Melaksanakan orientasi lapangan secara cermat, terutama pada check

point.Orientasi ini akan dijadikan dasar untuk menentukan interval pemilihan

pertama, atau dasar kepadatan pengunjung.

5. Uji coba angket kepada responden.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013:224), “Teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian

adalah mendapatkan data”. Secara umum terdapat beberapa teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, kuesioner serta studi literatur. Adapun

teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Teknik ini dipakai sebagai media untuk berkomunikasi secara langsung

dengan responden untuk mengetahui pendapat responden mengenai implementasi

experiential quality yang dilakukan oleh Puspa IPTEK Sundial perusahaan dan

revisit intention wisatawan. Wawancara juga dilakukan pada pihak Manajemen Puspa IPTEK Sundial, tentang implementasi experiential quality yang dilakukan

dan untuk memperoleh data mengenai profil Puspa IPTEK Sundial serta jumlah

kunjungan wisatawan tahun 2010-2015.

2. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara meninjau serta melakukan pengamatan

langsung terhadap objek yang diteliti yaitu Puspa IPTEK Sundial khususnya

(31)

3. Kuisioner

Kuisioner berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai karaketeristik

responden, pengalaman responden di Puspa IPTEk Sundial, pelaksanaan

implementasi experiential quality serta revisit intention. Kuisioner ini ditujukan kepada wisatawan yang berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial.

4. Studi literartur

Merupakan usaha pengumpulan informasi yang berhubungan dengan

teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah variabel yang diteliti yaitu experiential quality dan revisit intention dari beberapa literature yaitu jurnal, buku, skripsi, disertasi serta artikel artikel yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Untuk

mengetahui lebih jelas bagaimana teknik pengumpulan data dalam penelitian ini,

maka peneliti mengumpulkan dan menyajikan dalam Tabel 3.3 berikut:

TABEL 3.3

TEKNIK PENGUMPULAN DATA No. Teknik Pengumpulan

Data

Sumber Data

1. Wawancara Manajemen Puspa IPTEK Sundial

2. Observasi Pelaksanaan implementasi

experiential quality dan revisit intention wisatawan Puspa IPTEK Sundial

3. Kuisioner Wisatawan yang berkunjung ke

Puspa IPTEK Sundial

4. Studi Literatur Teori experiential quality dan

revisit intention

Sumber: Hasil Pengolahan Data Sekunder dan Primer, 2015

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas

Setelah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner terkumpul,

yang selanjutnya adalah mengolah dan menafsirkan data sehingga dari hasil tersebut

dapat dilihat apakah antara variabel experiential quality (X) ada pengaruhnya atau

(32)

juga untuk menguji layak atau tidaknya kuesioner yang disebarkan kepada responden,

terlebih dahulu dilakukan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas untuk melihat tingkat

kebenaran serta kualitas data.

3.2.6.1Pengujian Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk mengukur bahwa terdapat kesamaan

antara data yang ada dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.

Sugiyono (2013:121) menyatakan bahwa valid artinya instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang valid berarti

alat ukur yang digunakan untuk mendapakan data (mengukur) itu valid.

Malhotra (2009:36) mengemukakan definisi dari validitas adalah sejauh

mana perbedaan bendar dalam apa yang sedang diukur bukan kesalahan sistematik

atau acak. Adapun tipe validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas

konstruk yang dilakukan dengan cara mengkorelasikan antar skor yang diperoleh dari

masing-masing item berupa pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total ini

merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua skor item. Berdasakan

ukuran statistik, bila ternyata skor semua item yang disusun menurut dimensi konsep

berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut

mempunyai validitas.

Rumus yang digunakan untuk menguji validitas menggunakan nilai korelasi

antara data pada masing-masing pernyataan dengan skor total memakai rumus

korelasi Product Moment Pearson, sebagai berikut:

r = � ∑ − ∑ ∑

√{� ∑ ² − ∑ ²}{ � ∑ ²− ∑ ² }

(Suharsimi Arikunto, 2010:213)

Keterangan:

r = koefisien korelasi product moment

n = Jumlah sampel atau banyaknya responden

X = Skor yang diperoleh subjek dalam setiap item

Y = Skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item

² = Kuadrat faktor variabel X

(33)

∑ = Jumlah perkalian faktor korelasi variabel X dan Y

Dimana: r = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang

dikorelasikan

Sedangkan pengujian keberartian koefiseien korelasi (t) dilakukan dengan

taraf signifikasi 5%. Rumus uji t yang digunakan sebagai berikut:

t = ; db = n-2

Keputusan pengujian validitas item instrumen, adalah sebagai berikut:

1. Nilai r dibandingkan dengan harga rtabel dengan dk= n-2 dan taraf signifikansi α = 0,05

2. Item yang diteliti dikatakan valid jika rhitung > rtabel).

3. Item yang diteliti dikatakan tidak valid jika rhitung < rtabel

Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefesien korelasi dapat

dilihat pada tabel 3.4 berikut:

TABEL 3.4

Sumber: Sugiyono (2013:250)

Perhitungan validitas item instrument dilakukan dengan bantuan program

SPSS 20 for windows. Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 20 for windows

diperoleh hasil pengujian validitas dari item pertanyaan yang diajukan peneliti. Hasil

uji validitas yang diajukan peneliti kepada 30 responden dapat dilihat pada Tabel 3.5

(34)

TABEL 3.5

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS

No. Pertanyaan r hitung r tabel keterangan

Experiential Quality Interaction Quality

1. Tingkat keramahan para karyawan

Puspa IPTEK Sundial.

0,753 0,361 Valid

2. Tingkat kesigapan karyawan

dalam membantu pengunjung

Puspa IPTEK Sundial.

0,795 0,361 Valid

3. Tingkat wawasan karyawan

mengenai program dan produk Puspa IPTEK Sundial.

0,662 0,361 Valid

Physical Environment Quality

4. Tingkat kenyamanan pengunjung

dalam melakukan kegiatan wisata di kawasan Puspa IPTEK Sundial.

0,631 0,361 Valid

5. Tingkat kemenarikan produk/alat

peraga Puspa IPTEK Sundial.

0,820 0,361 Valid

6. Tingkat keragaman alat peraga

yang disediakan Puspa IPTEK Sundial.

0,742 0,361 Valid

7. Tingkat kelayakan alat peraga

yang disediakan Puspa IPTEK Sundial.

yang diperoleh wisatawan Puspa IPTEK Sundial.

0,699 0,361 Valid

11. Tingkat nilai sosial (dalam

hubungan dengan keluarga dan teman) yang diperoleh wisatawan Puspa IPTEK Sundial.

(35)

Access Quality

12. Tingkat kemudahan memasuki

area Puspa IPTEK Sundial.

0,707 0,361 Valid

13. Tingkat kemudahan mencari

lokasi Puspa IPTEK Sundial.

0,747 0,361 Valid

14. Tingkat kejelasan informasi lokasi

Puspa IPTEK Sundial.

berkunjung kembali ke Puspa IPTEK Sundial.

0,838 0,361 Valid

2. Tingkat keinginan untuk

berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial meskipun biaya lebih mahal.

0,536 0,361 Valid

3. Tingkat keinginan wisatawan

menjadikan Puspa IPTEK Sundial sebagai daya tarik wisata edukasi pilihan utama.

0,781 0,361 Valid

4. Tingkat kemungkinan untuk

mengunjungi Puspa IPTEK

Sundial dimasa mendatang.

0,743 0,361 Valid

Intention to Recommend

5. Tingkat kesediaan untuk

merekomendasikan kepada teman,

kerabat, atau keluarga untuk

berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial.

0,591 0,361 Valid

6. Tingkat frekuensi

merekomendasikan kepada teman, kerabat, atau keluarga.

0,761 0,361 Valid

7. Tingkat kesediaan membicarakan

hal-hal positif tentang Puspa IPTEK Sundial kepada teman, kerabat, atau keluarga.

0,627 0,361 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2015

Berdasarkan Tabel 3.5 menunjukan bahwa angket kuesioner yang diuji

kepada 30 responden dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) n-2

(36)

instrument penelitian memperlihatkan bahwa semua butir pertanyaan (21 item) valid

karena skor rhitung > rtabel (0,361). Diketahui bahwa nilai tertinggi pada dimensi

variabel X terdapat pada item nilai edukasi yang didapatkan wisatawan yang

diberikan dengan nilai 0,841, sedangkan nilai terendah adalah 0,604 pada item nilai

sosial yang didapatkan wisatawan. Item pertanyaan pada dimensi variabel Y juga valid dan dapat diketahui juga bahwa nilai tertinggi adalah 0,838 pada item keinginan

untuk berkunjung kembali dan nilai terendah adalah 0,536 pada item keinginan untuk

berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial meskipun biaya lebih mahal.

3.2.6.2Pengujian Reliabilitas

Selain harus valid, instrumen penelitian juga harus dapat dipercaya (reliabel).

Penelitian dapat dikatakan reliable apabila adanya suatu persamaan data dalam waktu

yang berbeda. Suatu penelitian dapat mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi

apabila mengalami perubahan, perubahan yang tidak terlalu signifikan.

Menurut Sugiyono (2010:173) reliabilitas berkenaan dengan derajat

konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positivistic, suatu data

dinyatakan reliable apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama

menghasilkan data yang sama atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan

data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukan data

yang tidak berbeda. Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukan sejauh mana

hasil pengukuran tetap konsisten bila diukur beberapa kali dengan alat ukur yang

sama (Maholtra, 2009:317).

Pada penelitian ini reliabilitas dicari dengan mengunakan rumus alpha atau

cronbach’s alpha dikarenakan instrumen pertanyaan kuesioner yang dipakai merupakan rentangan antara beberapa nilai dalam hal ini menggunakan skala likert 1

sampai dengan 5. Menurut Anderson dalam Uma Sekaran (2009:177) Cronbach

(37)

Pegujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach alpha, yaitu:

=

[

�−

] [ −

∑ ��

²

��

²

]

Sumber : (Husein Umar, 2008:125 dan Suharsimi Arikunto, 2008:171)

Keterangan :

� = Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan

��² = Varians total

∑ ��² = Jumlah varian butir

Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari varians tiap butir,

kemudian jumlahkan seperti berikut ini :

� = ∑ � − ∑ �

(Husein Umar, 2008:125 dan Suharsimi Arikunto, 2008:171)

Keterangan:

� = Nilai Varians

= Nilai Skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)

n = Jumlah sample

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan reliable jika cronbach’s alpha ()  0,70

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak reliable jika cronbach’s alpha ()  0,70

Perhitungan reliabilitas pertanyan dilakukan dengan bantuan SPSS Statistics

20 dapat diketahui jika koefisien internal seluruh item Cαhitung ≥ Cαminimal dengan

(38)

0,700. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS Statistics 20 for windows diperoleh hasil pengujian reliabilitas sebagai berikut:

TABEL 3.6

HASIL PENGUJIAN REALIBILITAS

No. Variabel R hitungan (Alpha

Cronbach) r tabel Keterangan

1 Experiential Quality (X)

0,876 0,70 Reliabel

2 Revisit Intention (Y) 0,824 0,70 Reliabel

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2015

Pada Tabel 3.6 dapat diketahui bahwa hasil tingkat reliability pada penelitian

ini, untuk Experiential Quality yaitu sebesar 0,876 dan untuk Revisit Intention yaitu sebesar 0,824. Maka dapat disimpulkan bahwa item peryanyaan kuisioner sudah

realibel karena cronbach’s alpha ()  0,70.

3.2.7 Rancangan Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengelola dan

menganalisis data yang tersebut. Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan

keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam

penelitian ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian

hipotesis seta jawaban masalah yang telah diajukan.

Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal, dimana

sejalan dengan penelitian ini yaitu untuk mengetahui implementasi experiential

quality untuk menciptakan revisit intention wisatawan yang berkunjung di Puspa IPTEK Sundial dengan bantuan statistik untuk mengolah data yang nantinya akan

terkumpul dari sejumlah kuisioner.

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner.

(39)

yaitu memberikan keterangan dan data mengenai experiential quality yang mempengaruhi revisit intention Puspa IPTEK Sundial. Adapun yang menjadi variabel

bebas atau variabel X adalah interaction quality, physical environment quality,

outcome quality, dan access quality. Objek yang merupakan variabel terikat atau variabel Y adalah revisit intention, sehingga penelitian ini anak meneliti pengaruh

experiential quality (X) terhadap revisit intention wisatawan. (Y).

3.2.7.1Rancangan Analisis Data Deskriptif

ini menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan variabel-ariabel

penelitian, antara lain :

1. Analisis deskriptif tentang experiential quality di Puspa IPTEK Sundial yang

terdiri dari interaction quality, physical environment quality, outcome quality,

dan access quality.

2. Analisisi deskriptif tentang revisit intention wisatawan Puspa IPTEK Sundial

yang terdiri dari intention to revisit dan intention to recommend.

Setelah dilakukannya analisis deskriptif, analisis berikutnya dilakukan setelah

keseluruhan data yang diperoleh dari responden telah terkumpul. Kegiatan analisis

data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap berikut ini:

1. Menyusun data

Penyusunan data dilakukan dengan memeriksa kelengkapan data mulai dari

identitas responden hingga pengisian data yang disesuaikan dengan tujuan

penelitian.

2. Memeriksa kesempurnaan dan kebenaran data yang terkumpul

3. Tabulasi data

a. Memberikan skor pada setiap item

b. Menjumlahkan skor pada setiap item

c. Mengubah jenis data

d. Menyususn ranking skor pada setiap variabel penelitian

(40)

Kegiatan ini dilakukan dimulai dari pengolahan data-data yang diperoleh

untuk kemudian dianalisis dengan menginterpretasi data berdasarkan hasil

perhitungan dengan menggunakan rumus-rumus statistik.

3.2.7.2Rancangan Analisis Data Verifikatif

Analisis verifikatif merupakan analisis data yang dilakukan setelah data

seluruh responden terkumpul. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah analisis regresi linier berganda. Regresi berganda digunakan untuk melihat

hubungan atau pengaruh fungsional ataupun kausal (� ),(� ),(� ),(� ) terhadap revisit intention wisatawan Puspa IPTEK Sundial. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data skala ordinal (ordinal scale), Menurut Sugiyono (2012:60)

skala ordinal adalah pengukuran yang mana skala digunakan disusun secara runtut

dari yang rendah sampai yang tinggi. Skala ordinal adalah skala yang diurutkan dari

jenjang yang lebih tinggi sampai yang terendah atau sebaliknya. Skala ordinal ini

perlu ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan Method Successive

Interval (MSI). Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Method of Successive Internal (MSI)

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah ordinal scale (skala ordinal) yaitu skala yang berbentuk peringkat yang menunjukkan suatu urutan

preferensi/penilaian. Skala ordinal ini perlu ditransformasi menjadi skala

Interval dengan menggunakan method of successive internal.

Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah sebagaiberikut:

a. Menghitung frekuensi (f) pada setiap pilihan jawaban berdasarkan hasil

jawaban respoden pada setiap pertanyaan

b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan

perhitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi

Gambar

TABEL 1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN PUSPA IPTEK SUNDIAL
GAMBAR 1.1 PRESENTASI  HASIL PRA PENELITIAN
TABEL 3.2 JENIS SUMBER DATA
TABEL 3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
+5

Referensi

Dokumen terkait

Nilai Adjusted R Square yang diperoleh sebesar 0,908 menunjukkan bahwa variabel bebas experiential marketing yang terdiri dari sense, feel, think, act, dan relate

Teknik analisis data yang digunakan untuk melihat pengaruh Co-Creation Experiences (X) terhadap Identitas Kabupaten Garut (Y) yang terdiri dari brand as product (Y1), brand

Nilai Adjusted R Square yang diperoleh sebesar 0,908 menunjukkan bahwa variabel bebas experiential marketing yang terdiri dari sense, feel, think, act, dan

3 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden wisatawan nusantara mengenai pengaruh elemen ekowisata yang terdiri

Analisisi regresi linier berganda digunakan untuk mengetaui besarnya pengaruh antara dua variabel bebas yaitu Relationship Marketing (X) yang terdiri dari

Hasil penelitian menunjukkan bahwa experiential marketing secara simultan berpengaruh terhadap loyalitas konsumen, terlihat variabel bebas yang terdiri dari Relate , Sense ,

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dapat mempertahankan variabel Authenticity yang digunakan dalam penelitian ini dan menggali lebih dalam lagi keaslian yang

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (X) yaitu media advertising yang terdiri newspapers (X1), billboard (X2), poster (X3), website (X4)