PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENJADI RELAWAN
DI DAERAH BENCANA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Oleh :
Nadya Azzahra M
1005967
DEPARTEMEN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2015
PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENJADI RELAWAN
DI DAERAH BENCANA
Oleh
Nadya Azzahra M
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Nadya Azzahra M2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
Nadya Azzahra (1005967). Pengambilan Keputusan Menjadi Relawan di
Daerah Bencana. Skripsi. Departemen Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengambilan keputusan untuk menjadi relawan di daerah bencana pada relawan yang telah menikah. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan pengambilan data yang dilakukan dengan metode wawancara. Penentuan subjek (N = 3) pada penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Data diperoleh dengan melakukan in depth interview untuk menggali secara mendalam mengenai aspek-aspek pengambilan keputusan yang didasari oleh teori pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh Janis dan Mann (1997). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga subjek memiliki keyakinan untuk menjadi relawan di daerah bencana meskipun sudah berkeluarga, hal ini didasari oleh pengalaman kerelawanan yang dirasa sudah cukup banyak sehingga hal itu sudah menjadi hal yang biasa bagi mereka. Terdapat 5 tahap mengambilan keputusan: menimbang atau menilai tantangan, meninjau alternatif pilihan dari tantangan, menimbang alternatif pilihan dari tantangan, melakukan rundingan atas pilihan tersebut, dan tetap teguh terhadap komitmennya meskipun mendapat tanggapan negatif. Ketiga subjek merasa yakin sejak tahap awal pengambilan keputusan untuk menjadi relawan di daerah bencana, hal ini disebabkan oleh faktor yang mendasari pengambilan keputusan yakni faktor informasi.
ABSTRACT
Nadya Azzahra (1005967). The Decision Making Process of Volunteer in
Disaster Area. Thesis. Department of Psychology Indonesia University of Education. Bandung. 2015
The research aims to determine the decision making process of volunteer in disaster area. Research design is qualitative with interview methode. Subject (N = 3) was selected by purposive sampling. Data were collected by done several in depth interview with subjects to see further aspect about subjects decision making to be volunteer in disaster area even though they already married. The decision making aspect were dig further based on decision making theory told by Janis and Mann (1997). The result showed that 3 subjects had strong conviction to be volunteer in disaster area even though already married, and it was constituted by their experience considered sufficient so that was the based for them to took decision to be volunteer in disaster area since it usual thing to do. There were 5 step of decision making: appraising the challenge, see another option of the challenge, surveying alternatives, weinghing alternatives, delibrating about commintment, adhering depite negative feedback. All subject was believe from the first step of decision making to be volunteer in disaster area, it was based on information factor in decison making.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Penelitian 1
B. Fokus Penelitian 3
A. Pengambilan Keputusan 6
1. Definisi Pengambilan Keputusan 6
2. Proses Pengambilan Keputusan 7
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan 8
B. Relawan di Daerah Bencana 10
1. Definisi Relawan di Daerah Bencana 10
C. Daerah Bencana
BAB III METODE PENELITIAN 11
A.Desain Penelitian
B.Instrumen Peneltian
11
C.Subjek dan Lokasi Penelitian
D. Teknik Pengumpulan Data
E.Teknik Analisa Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 17
A. Profil Subjek Penelitian
A.1 Subjek 1
A.1.1 Riwayat Hidup
A.1.2 Riwayat Organisasi serta Kerelawanan
A.1.3 Catatan Lapangan
A.2 Subjek 2
A.2.1 Riwayat Hidup
A.2.2 Riwayat Hidup Organisasi serta Kerelawanan
A.2.3 Catatan Lapangan
A.3 Subjek 3
A.3.1 Riwayat Hidup
A.3.2 Riwayat Organisasi serta Kerelawanan
A.3.3 Catatan Lapangan
B. Hasil dan Pembahasan
B.1 Gambaran Tahapan Pengambilan Keputusan Untuk Menjadi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Tahapan Pengambilan Keputusan Subjek Satu 33
Gambar 4.2 Tahapan Pengambilan Keputusan Subjek Dua 40
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Subjek 1
54 Lampiran 2 Verbatim Subjek 1 Wawancara 1
55
Lampiran 3 Verbatim Significant Other Subjek 1
61 Lampiran 4 Display Data Subjek 1
62 Lampiran 5 Lembar Persetujuan Member Check 1
67
Lampiran 6 Lembar Persetujuan Subjek 2 69
Lampiran 7 Verbatim Subjek 2 Wawancara 1 70
Lampiran 8 Verbatim Subjek 2 Wawancara 2 76
Lampiran 9 Verbatim Significant Other Subjek 2 82
Lampiran 10 Display Data Subjek 1 83
Lampiran 11 Lembar Persetujuan Member Check 2 87
Lampiran 12 Lembar Persetujuan Subjek 3 89
Lampiran 13 Verbatim Subjek 3 Wawancara 1 90
Lampiran 14 Verbatim Subjek 3 Wawancara 2 97
Lampiran 15 Verbatim Significant Other Subjek 3 103
Lampiran 16 Display Data Subjek 3 105
Lampiran 17 Lembar Persetujuan Member Check 3 110
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menjadi seorang relawan merupakan tindakan kemanusiaan yang sangat
nyata. Banyak kalangan yang tertarik untuk menjadi relawan, baik itu para
anak muda yang belum menamatkan pendidikan atau para orang dewasa yang
sudah sukses. Para relawan tidak hanya ditempatkan di daerah bencana atau
daerah konflik, tapi juga ditempatkan di daerah yang tertinggal baik dari segi
fasilitas maupun segi pendidikan
Indonesia memiliki banyak daerah rawan bencana. Badan Penanggulangan
Bencana (BNPB) mencatat ada 501 kabupaten/kota di Indonesia yang
termasuk daerah rawan bencana. Pada peta indeks daerah rawan bencana
terdapat 396 kota/kabupaten di Indonesia yang termasuk ke daerah dengan
resiko tinggi bencana. Sedangkan 75 kota/kabupaten masuk dalam kategori
sedang dan 30 kota/kabupaten termasuk dalam kategori rendah
(Kurniawan, 2011).
Salah satu bencana alam yang hingga kini masih menjadi perhatian di
Indonesia adalah erupsi Gunung Sinabung. Erupsi Gunung Sinabung mulai
terjadi di tahun 2013. Dalam peristiwa tersebut tercatat ada sekitar 12.300
jiwa pengungsi tersebar di 20 tempat penampungan. Untuk menangani
keadaan sekitar 500 lebih personil BNPB, BPBD Sumatera Utara, TNI, Polri,
SKPD, dan relawan diturunkan (Tribunnews, 2013). Karena banyaknya
daerah rawan bencana di Indonesia, pemerintah harus mempersiapkan tim
penanggulangan bencana yang akan membantu para korban. Selain tim yang
memang sudah dipekerjakan oleh pemerintah, banyak relawan yang bersedia
untuk membantu para korban (BNPB, 2011).
Tugas menjadi seorang relawan tidaklah mudah. Seorang relawan harus
memiliki keterampilan dasar. Keterampilan dasar tersebut akan diberikan oleh
BNPB dan BPBD. Keterampilan dasar yang diberikan berupa pembinaan
2
relawan sehingga relawan dapat memiliki kinerja yang maksimal (BNPB,
2011).
Seorang relawan juga memiliki kriteria tertentu. Sebuah artikel
menyebutkan bahwa orang-orang yang menjadi relawan biasanya telah
menyelesaikan pendidikan tinggi dan bekerja dengan pendapatan yang lebih
tinggi, serta memiliki lebih banyak keterampilan dan pengalaman di
organisasi. Mereka juga lebih percaya diri akan kemampuan mereka untuk
berkontribusi secara signifikan untuk menjadi relawan (Thoits & Hewitt,
2001). Selain itu, hasil penelitian Hussein (2011 dalam Mundle, 2012)
menyatakan bahwa seorang relawan tidak boleh memiliki kekurangan
(disablity).
Resiko yang dihadapi para relawan bukanlah resiko yang kecil. Para
relawan yang berada di daerah bencana harus siap akan datangnya bencana
susulan ataupun tertularnya penyakit tertentu. Menurut penelitian Enrenreich
dan Elliot (2004) salah satu sumber stres bagi para relawan adalah adanya
bahaya mengancam (penyakit, terkena gempa susulan, dan sebagainya),
perasaan takut dan tidak pasti yang berlebihan.
Banyak pertimbangan yang harus dipikirkan oleh seorang relawan yang
bersedia ditempatkan di daerah rawan. Hal penting yang harus di
pertimbangkan adalah pandangan keluarga mengenai keputusan tersebut.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap seorang
relawan yang telah berkeluarga, relawan tersebut mengalami kesulitan dalam
meyakinkan pihak keluarga. Hal tersebut dikarenakan relawan harus menetap
sekitar 2 bulan di daerah bencana untuk membuat sarana sanitasi. Pihak
keluarga tidak menyetujui keputusan yang subjek ambil dengan alasan selagi
subjek memiliki waktu luang, subjek seharusnya dapat menghabiskan waktu
bersama keluarga.
Proses pertimbangan seseorang untuk menjadi relawan melibatkan proses
kognitif berupa pengambilan keputusan. Menurut Stenberg (2006) penilaian
dan pengambilan keputusan digunakan untuk menyeleksi diantara
3
Pengambilan keputusan untuk menjadi relawan tidaklah mudah.
Relawan bukanlah suatu pekerjaan rutin karena tidak terjadi setiap waktu dan
bersifat insidental. Banyak faktor yang mempengaruhi keinginan individu
dewasa untuk menjadi relawan. Salah satu faktor yang mendorong adalah
sikap generativity. Sikap generativity adalah sebuah sikap yang lebih
berfokus pada hubungannya dengan keturunannya, misalnya seseorang
menjadi relawan karena orangtuanya juga merupakan relawan. Karateristik
yang ada dalam sikap generativity adalah adanya sikap peduli, mengayomi,
hangat dan sedikit mengatur. Selain itu adanya perasaan memetingkan
kebutuhan orang lain (altrusim) dan empati, kemampuan berkomunikasi
dengan orang lain, dan sebuah pencarian akan keanekaragaman dan
kebermaknaan hidup (King, 2003 dalam Cheek et al, 2013). Pertimbangan
juga diikuti karena adanya faktor efek jaringan sosial yang dimiliki,
persaingan antara individu untuk memenuhi tanggung jawab sebagai
manusia, adanya perubahan gaya hidup, perkembangan kepribadian dalam
diri individu, dan adanya rasa percaya terhadap kemampuan diri yang dimiliki
(Martinez, 2004).
Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang banyak meneliti mengenai
motivasi, kriteria dan alasan seorang dewasa untuk menjadi relawan, peneliti
tertarik untuk mencari tahu bagaimana gambaran proses pengambilan
keputusan pada seseorang saat dia memutuskan untuk menjadi relawan.
Peneliti juga tertarik untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi seseorang
yang telah berkeluarga saat memutuskan untuk menjadi relawan.
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus pada pencarian informasi mengenai proses
pengambilan keputusan yang dilakukan untuk menjadi relawan. Pengambilan
keputusan yang dimaksudkan adalah cara subjek melakukan setiap proses
pengambilan keputusan di saat akan menjadi seorang relawan di daerah
4
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang, rumusan masalah dapat
dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian yaitu, bagaimanakah
gambaran proses pengambilan keputusan seseorang yang telah berkeluarga
untuk menjadi seorang relawan?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mengenai
proses pengambilan keputusan seoarang yang telah berkeluarga untuk
menjadi relawan.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan
serta pemahaman peneliti mengenai proses pengambilan keputusan pada
relawan di daerah bencana yang telah berkeluarga.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi ini meliputi BAB I Pendahuluan yang terdiri
dari latar belakang penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan struktur organisasi skripsi. BAB II Kajian Pustaka, bab ini
menguraikan tinjauan teori yang menjadi masalah objek penelitian. Tinjauan
tersebut terdiri dari, pengertian pengambilan keputusan, proses pengambilan
keputusan, dasar-dasar pengambilan keputusan dan pengertian relawan. BAB
III Metode Penelitian, yang terdiri atas lokasi penelitian, desain penelitian,
metode penelitian, definisi operasional, pengambilan data dan instrumen
penelitian, serta analisis data.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang memaparkan hasil
penelitian serta pembahasan. Pembahasan berisi analisis mengenai proses
pengambilan keputusan seseorang yang telah berkeluarga untuk menjadi
relawan. BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi, bab ini menguraikan
kesimpulan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang disampaikan
5
anjuran yang bersifat operasional, kebijakan, maupun konseptual yang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan studi deskriptif. Menurut Creswell (2009), penelitian kualitatif
merupakan sarana untuk mengeksplorasi dan memahami masalah sosial atau
manusia secara individu atau kelompok. Proses penelitian melibatkan
pertanyaan yang terus berkembang untuk membuat gambaran secara holistik,
menganalisis dan mengiterpretasi data, serta melaporkan pandangan informan
secara rinci pada situasi kompleks yang terjadi. Pendekatan deskriptif adalah
pendekatan yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang bersifat
sistematis, faktual, dan akurat dari suatu fenomena, tanpa menyelediki secara
lebih mendalam mengenai penyebab kemunculan fenomena tersebut (Sevilla,
2006).
Peneliti memilih pendekatan kualitatif dengan metode studi deskriptif
agar peneliti dapat mendapatkan gambaran yang bersifat sistematis mengenai
proses pengambilan keputusan seseorang untuk menjadi relawan.
B. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah penelitian sendiri. Menurut
Moleong (2013) instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dengan
menggunakan alat perekam dan catatan lapangan sebagai alat bantu dalam
pengumpulan data. Selain itu instrumen penelitian juga dibantu oleh kisi-kisi
wawancara sebagai pedoman untuk melakukan wawancara berdasarkan
proses-proses pengambilan keputusan menurut Janis dan Mann (1997).
1. Menimbang Atau Menilai Tantangan ( Appraising the challenge)
2. Meninjau Alternatif Pilihan dari Tantangan (Surveying alternatives)
3. Menimbang alternatif pilihan dari tantangan (Weinghing
alternatives)
4. Melakukan Rundingan atas pilihan tersebut (Delibrating about
12
5. Tetap teguh terhadap komitmennya meskipun mendapat tanggapan
negatif ( Adhering depite negative feedback)
Tabel 3.1
Pedoman Wawancara
Dimensi Indikator Pertanyaan
Menimbang Atau Menilai
Tantangan ( Appraising the
challenge)
Pengetahuan subjek
mengenai relawan
Apa yang anda ketahui mengenai kegiatan yang akan anda lakukan saat menjadi relawan?
Sumber informasi Darimana anda
mengetahui mengenai kegiatan menjadi relawan tersebut?
Kesiapan subjek untuk menjadirelawan
Mengapa anda tertarik menjadi relawan?
Sebelum anda menjadi relawan, bisa ceritakan tidak bagaimana perasaan anda?
Meninjau Alternatif Pilihan
dari Tantangan (Surveying
alternatives)
Tinjauan subjek tentang tugas yang akan ia lakukan
13
Menimbang alternatif
pilihan dari tantangan
(Weinghing alternatives )
Tanggapan mengenai pro dan kontra terhadap
terhadap hubungan anda dengan orang terdekat? Lalu bagaimana anda
menyikapi hal tersebut?
Melakukan Rundingan atas
pilihan tersebut (Delibrating
about commintment) dengan keputusan yang
akan anda buat,
bagaimana cara anda merundingkan dengan orang yang ada disekitar anda?
Saat ada yang tidak setuju apa yang akan anda lakukan?
Komitmen terhadap
keputusan yang diambil
Lalu apa yang anda lakukan dengan pendapat orang disekitar baik yang menyetujui keputusan anda dan yang tidak menyetujui? Tetap teguh terhadap
komitmennya meskipun
mendapat tanggapan negatif
( Adhering depite negative
feedback)
Membuat keputusan dan
bersedia menanggung
resiko
Keputusan apa yang akhirnya anda ambil saat mengetahui adanya tanggapan negatif dari orang disekitar anda?
C. Subjek dan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di daerah Bandung dan Tasikmalaya
karena peneliti mendapatkan rekomendasi subjek dari salah satu senior dan
saudara yang memiliki teman seorang relawan. Dua orang subjek berasal dari
salah satu komunitas pecinta alam yang bernama Wanadri yang bertempat di
14
dari organisasi masyarakat FKKPI cabang Tasikmalaya. Peneliti memutuskan
untuk mewawancarai subjek ketiga yang berbeda kota dengan subjek pertama
ataupun subjek kedua karena peneliti cukup kesulitan menemukan subjek
ketiga yang berdomisili di kota Bandung, sehingga peneliti memutuskan
untuk mewawancarai subjek yang berdomisili di kota Tasikmalaya atas
rekomendasi saudara peneliti.
Dalam penelitian ini, teknik yang dilakukan peneliti adalah purposive
sampling, dimana pemilihan setiap sampling didasarkan pada karakteristik
yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan fokusnya pada kedalaman dan
proses, penelitian kualitatif cenderung dilakukan dengan jumlah kasus sedikit.
Dalam penelitian ini, jumlah sampel yang akan direncanakan oleh peneliti
adalah sebanyak tiga orang. Penelitian ini dilakukan terhadap tiga orang
subjek dengan karateristik sebagai berikut :
1. Laki-laki yang telah berkeluarga
2. Bekerja
3. Bertugas selama minimal 1 bulan. Dasar pertimbangan peneliti adalah
semakin lama relawan tersebut bertugas maka akan mempengaruhi
pertimbangan subjek dalam pengambilan keputusan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam wawancara penelitian kulitatif, ada beberapa jenis wawancara
yang dapat dilakukan oleh peneliti diantaranya, wawancara dimana peneliti
berhadapan langsung dengan partisipan. Wawancara ini termasuk pertanyaan
yang tidak terstruktur dan pertanyaan umum terbuka yang terdiri dari
beberapa pertanyaan serta berniat untuk memperoleh pandangan dan
pendapat dari partisipan (Creswell, 2009).
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang akan digunakan
adalah melalui wawancara mendalam. Jenis wawancara yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah wawancara dengan pedoman yang bersifat umum.
Melalui wawancara dengan pedoman yang bersifat umum, peneliti membuat
kriteria pertanyaan dalam wawancara yang akan diberikan pada semua
15
pewawancara untuk melakukan eksplorasi, probing, dan menanyakan
pertanyaan yang akan menjelaskan suatu topik yang ingin diteliti.
Dalam proses pengumpulan data, peneliti melakukan beberapa kali
wawancara terhadap subjek penelitian hingga data yang diperoleh peneliti
menjadi jenuh. Wawancara dalam penelitian ini, dilakukan sebanyak dua kali
untuk subjek kedua dan ketiga, sementara untuk subjek pertama wawancara
dilakukan sebanyak satu kali. Sebelum wawancara dilakukan peneliti
melakukan beberapa persiapan diantaranya adalah mengembangkan fokus
penelitian, menyediakan paduan wawancara dan menghubungi informan. Alat
wawancara yang digunakan yaitu, buku catatan, recorder.
E. Teknik Analisis Data
Proses analisis data melibatkan data yang masuk akal dan penggambaran
data. Itu membutuhkan persiapan analisis data, pelaksanaan analisis yang
berbeda, membutuhkan pendalaman untuk memahami data ( beberapa
penelitian kualitatif sama seperti berpikir untuk mengupas setiap lapisan pada
bawang), representing data, dan membuat interpretasi dari data yang di
dapatkan (Creswell, 2009).
Menurut Miles dan Huberman (1986, dalam Emzir, 2011) Analisis data
kualitatif mencakup tiga kegiatan bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian
data, verifikasi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberi gambaran
yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan (Emzir, 2011)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Menurut Miles and Huberman (1984, dalam Moleong 2013), yang paling
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif. Menurut Miles and Huberman (1984, dalam
16
F. Uji Keabsahan Data
Menurut Moleong (2007) teknik keabsahan data merupakan cara
pemeriksaan yang penting dalam penelitian kualitatif untuk memperoleh
kesahihan dan keandalan. Dalam penelitan ini, peneliti menggunakan
triangulasi sumber dan member check. Triangulasi sumber dilakukan melalui
pengecekan data yang diperoleh dari berbagai sumber. Peneliti melakukan
pengecekan data yang telah diperoleh melalui wawancara terhadap keluarga
subjek, yaitu istri dan anak subjek. Data dari sumber-sumber tersebut
kemudian dikategorisasikan yang akan menghasilkan suatu kesimpulan yang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan menunjukkan proses
pengambilan keputusan ketiga subjek hampir serupa. Ketiga subjek memiliki
latar belakang yang sama. Ketiga subjek telah menjadi relawan sebelum
menikah, sehingga saat mereka memutuskan untuk pergi menjadi relawan.
Pada tahap menimbang atau menilai tantangan ketiga subjek yakin pada
kenginan mereka menjadi relawan. Hal tersebut didorong oleh faktor
penggunaan informasi dimana ketiga subjek menggunakan informasi
berdasarkan pengalaman menjadi relawan yang telah mereka alami sebelum
mereka berkeluarga. Pada tahap meninjau alternatif pilihan dari tantangan dan
menimbang alternatif pilihan dari tantangan ketiga subjek merasa yakin
dengan pilihannya untuk menjadi relawan, mereka tidak merasa harus
membuat alternatif piihan lain hanya tetap mencoba meminimalisir efek yang
akan timbul akibat keputusan ketiga subjek untuk menjadi relawan.
Pada tahap melakukan rundingan atas pilihan, dua dari tiga subjek
melakukan tahapan tersebut dengan merundingkan keputusannya bersama
istri dan anaknya. Sedangkan salah satu subjek hanya merundingkan hal
tersebut dengan istrinya, itu dikarenakan subjek tidak banyak berkomunikasi
dengan dua anaknya. Pada tahap terakhir yaitu tetap teguh terhadap
komitmennya meskipun mendapat tanggapan negatif, ketiga subjek dapat
berkomitmen dengan keputusannya karena ketiga subjek tidak mendapatkan
tanggapan negatif dari lingkungannya.
B. SARAN
Berdasarkan proses dan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat
hal-hal yang disarankan kepada beberapa pihak terkait dengan proses
50
1. Peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk melakukan penelitian
mengenai proses pengambilan keputusan menambah referensi dan teknik
pengumpulan data sehingga dapat menggali informasi yang lebih dalam.
Peneliti juga diharapkan lebih peka dalam memahami
pernyataan-pernyataan subjek agar dapat mengeksplorasi lebih dalam data yang
DAFTAR PUSTAKA
BNPB. (2011). Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Nomor 17 Tahun 2011. Pedoman Relawan Penanggulangan Bencana.
Buck, David. Mundle, Claire.&Naylor,Chris. (2012). Volunteering in health and
care in England. The King’s Fund.
Cheek, Cheryl.Piercy, Kathleen W.&Grainger,Sarah. (2013). Leaving Home:
How Older Adults Prepare for Intensive Volunteering. Journal of Applied
Gerontology. ,2
Creswell , John W. (2008)., Research Design_ Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. SAGE Publications, Inc.
Emzir. (2011)., Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Janis, I L.& Mann, L (1997). Decision Making A Psychological Analysis of Conflict, Choice, and Commitment. New York: The Free Press.
Kurniawan, Lilik. Pramudiarta, Narwawi. Amri, Mocd. Robi. Yunus, Ridwan. (2011). Indeks Rawan Bencana Indonesia.Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNBP. Jakarta Pusat
Martinez, Teresa A. McMullin, Steve L. (2004). Factors Affecting Decisions To Volunteer in Nongovermental Organization. Sage Publication
Moleong, J. L. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Patton, Michael Quinn. (2002). Qualitative Research and Evaluation Methods. USA Sage Publication Inc.
Sudjana,N, Ibrahim. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru
Sugiyono. (2013). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suharnan. (2005).Psikologi Kognitif.Cetakan Pertama. Surabaya: Penerbit
Srikandi
Supranto, J. (1991). Teknik Pengambilan Keputusan. Cetakan Pertama. Jakarta:
Sternberg, Robert J. (2008). Psikologi Kognitif. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Terry, George R. (1992). Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara
Thoits, Peggy A. Hewitt, Lyndi N. Volunteer Work and Well-Being. Journal Health and Social Behaviour 42, no (2001): 115-31.