• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGNA ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI TEMPAT HIDUP HEWAN DAN TUMBUHAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGNA ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI TEMPAT HIDUP HEWAN DAN TUMBUHAN."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Hasil Penelitian... 9

E. Definisi Operasional... 10

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Pembelajaran IPA di SD... 12

B. Tempat Hidup Hewan dan Tumbuhan... 12

C. Media Lingkungna Alam... 13

D. Hasil Belajar Siswa... 16

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 18

B. Subjek Penelitian... 20

C. Prosedur Penelitian... 21

(2)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Siklus I... 27

B. Hasil Penelitian Siklus II... 40

C. Pembahasan... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 57

B. Saran... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61

LAMPIRAN LAMPIRAN ... 62

(3)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Perolehan Nilai Sebelum dilakukan Penelitian ... 5

Tabel 4.1 Kriteria Pemahaman Siswa pada Siklus I ... 30

Tabel 4.2 Persentase Siswa Berdasarkan Pemahaman Siklus I ... 32

Tabel 4.3 Kriteria Ketuntasan Minimal pada Siklus I ... 32

Tabel 4.4 Persentase Kriteria Ketuntasan Minimal Siklus I ... 33

Tabel 4.5 Penilain Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I ... 34

Tabel 4.6 Persentase Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I ... 35

Tabel 4.7 Kriteria Penilaian Hasil Observasi terhadap Siswa Siklus I ... 35

Tabel 4.8 Persentase Respon Siswa terhadap Pembelajaran Tindakan Siklus I ... 37

Tabel 4.9 Hasil Observasi terhadap Guru pada Tindakan Siklus I ... 37

Tabel 4.10 Persentase kegiatan Guru Selama Proses Belajar Mengajar berlangsung ... 38

Tabel 4.11 Kriteria Pemahaman Siswa siklus II ... 44

Tabel 4.12 Persentase Siswa Berdasarkan Pemahaman Siklus II ... 45

Tabel 4.13 Kriteria Ketuntasan Minimal pada Siklus II ... 46

Tabel 4.14 Persentase Kriteri Ketuntasan Minimal Siklus II ... 47

Tabel 4.15 Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II ... 48

Tabel 4.16 Persentase Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II ... 48

Tabel 4.17 Hasil Observasi Siswa pada Tindakan Siklus II ... 49

Tabel 4.18 Persentase Nilai Siswa Berdasarkan hasil Observasi Tindakan Siklus II ... 50

(4)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Alur PTK Kemmis dan Mc. Taggart, 1982 ... 20

Grafik 1.1 Persentase Perolehan Nilai IPA Sebelum Penelitian ... 51

Grafik 4.1 Perolehan Nilai Siswa ... 54

Grafik 4.2 Persentase Siswa Berdasarkan KKM ... 54

Garafik 4.3 Hasil Nilai LKS ... 55

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

A. Alat Pengumpul Data

1. RPP Siklus I

2. LKS Siklus I

3. Lembar Soal Post Tes Siklus I

4. Lembar Observasi Siklus I

5. Catatan Lapangan Siklus I

6. RPP Siklus II

7. LKS Siklus II

8. Lembar Soal Post Tes Siklus II

9. Lembar Observasi Siklus II

10. Catatan Lapangan Siklus II

B. Data Penelitian

1. Perolehan Nilai Rata-rata Siswa Pada Tes Akhir Siklus I dan Siklus II

2. Perolehan Nilai Rata-rata Respon Siswa terhadap Pembelajaran

C. Foto-foto Kegiatan

D. Surat-surat

1. Surat Keterangan (SK) Pengangkatan Dosen Pembimbing

2. Surat Izin Melakukan PTK

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang paling penting dan mendesak

kebutuhannya sejalan dengan kehidupan manusia, sebab tanpa pendidikan

manusia tidak akan bisa menjalani kehidupannya. Pendidikan itu sendiri

merupakan suatu kegiatan atau cara mendewasakan seseorang termasuk di

dalamnya adalah pengajaran yang merupakan salah satu cara untuk membuat

manusia dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi

bisa,dari belum faham menjadi faham.

Pendidikan merupakan hal yang perlu dimiliki oleh manusia, sebab

manusia yang tidak berpendidikan akan sangat berbeda hakekatnya dengan

manusia yang berpendidikan. Termasuk juga belajar merupakan kebutuhan

pokok yang dalam hal ini agama Islam pun sangat mementingkan pendidikan

sehingga dalam Islam belajar adalah merupakan kewajiban dan ada satu

perkataan Nabi Muhammad yang menyebutkan bahwa belajar merupakan

kewajiban bagi setiap muslim mulai dari buaian sampai pada liang lahat,

artinya belajar adalah keharusan dimulai ketika manusia dilahirkan sampai dia

mati. Pendidikan dalam ilmu mendidik mengandung tiga unsur yaitu

mendidik, mengajar dan melatih, ketiga unsur tersebut dilakukan secara

bersamaan dan bertahap sesuai dengan jenjang usia anak didik itu sendiri.

Pendidikan tidak akan bisa berjalan tanpa adanya pendidik dan peserta didik,

oleh karena itu pendidik dan peserta didik adalah komponen penentu

pendidikan.

Istilah peserta didik merupakan sebutan bagi semua orang yang mengikuti pendidikan dilihat dari tataran makro. Dengan istilah peserta didik, subjeknya sangat beragam tidak terbatas kepada anak yang belum dewasa saja. Peserta didik adalah siapa saja yang mengikuti proses pendidikan…. (Sadulloh, Robandi dan Muharam, 2009: 120)

Berdasarkan tujuan pendidikan Nasional yang tercantum pada pasal 3 UU

(7)

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Untuk mewujudkan

hal tersebut pemerintah dengan segala upaya melakukan perbaikan dan

perubahan salah satunya dengan memberi keleluasaan kepada institusi sekolah

untuk melakukan otoritas dalam hal proses pembelajaran sesuai dengan situasi

dan kondisi sekolah tersebut tanpa harus meninggalkan tujuan utama

pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Berhasil tidaknya suatu

pendidikan ditentukan oleh sikap dan cara menyikapi pendidikan dari si

pendidik itu sendiri terlebih lagi peserta didiknya. Dalam pendidikan seorang

pendidik diharapkan dapat membentuk karakter anak-anak didiknya sesuai

dengan cita-cita bersama dan harapan bangsa. Oleh karenanya seorang

pendidik baik yang bertugas dalam pendidikan formal maupun non formal, di

rumah tangga maupun institusi-institusi lainnya berkewajiban untuk bukan

hanya membentuk kecerdasan IQ peserta didiknya, tetapi juga haruas

bertanggunga jawab untuk membentuk kepribadian dan sikap serta budi pekerti

yang luhur. Jadi tugas seorang pendidik atau guru sangatlah besar, luhur dan

sangat kompleks.

Seorang guru harus menjadi alat sekaligus media bagi peserta didik untuk

memperoleh pengetahuannya secara tepat dan bermakna, sebab pada dasarnya

suatu pendidikan dikatakan berhasil apabila peserta didiknya memperoleh

pengalaman yang bermakna dan melekat dalam perjalanan hidupnya.

Peserta didik merupakan pribadi-pribadi yang berbeda dan sangat

bervariasi, apalagi pada pendidikan formal usia Sekolah Dasar merupakan awal

pendidikan dimasa selanjutnya. Anak-anak usia Sekolah Dasar (± 7 – 12 th) merupakan masa dimana ia berfikir secara abstrak menuju konkrit dan mulai

berfikir secara realita dan butuh pembuktian atas suatu hal. Anak pada masa ini

merupakan anak yang haus akan pengetahuan, ini dibuktikan dengan

kegiatan-kegiatan pada masa ini lebih mengarah kepada pencarian pengetahuan tentang

dunia nyata yang selalu dirasakan memukau baginya. Oleh karena itu pendidik

(8)

secara baik dengan peserta didiknya dan dapat mengenal keinginan dan dunia

anak-anak yang haus akan pengetahuan tersebut.

Tetapi pada kenyataannya dilapangan masih banyak ditemukan proses

belajar mengajar yang hanya dilakukan secara satu arah, diantaranya dengan

menggunakan metode konvensional yaitu ceramah misalnya. Metode ceramah

memang memiliki keuntungan yaitu guru dapat menguasai seluruh arah kelas,

dan organisasi kelas yang sederhana, tetapi metode ceramah ini juga memiliki

kekurangan yang merugikan peserta didik, diantaranya adalah guru sukar

mengetahui sampai dimana murid-murid telah mengerti pembicaraannya, juga

murid sering memberi pengertian lain dari hal yang dimaksud guru karena

keterbatasan atau perbedaan cara pemahaman bahasa yang disampaikan guru.

Dan dilihat dari kelebihan dan kekurangan tersebut, metode ceramah lebih

banyak merugikan peserta didik bila dibandingkan dengan guru. Sedangkan

dalam proses belajar mengajar, peserta didik diharapkan dapat dibimbing untuk

dapat menggali potensi yang ada dalam masing-masing pribadinya menjadi

siswa-siswi yang aktif, kreatif dan inovatif. “Agar anak didik bisa bertanggungjawab, mereka harus di bebaskan. Misalnya, anak didik harus

dibebaskan untuk mengeksplorasi beragam pendekatan untuk menyelesaikan masalah mereka” (Boeree: 63, 2009).

Di kelas anak diharapkan tidak hanya duduk, dengar dan catat, tetapi juga

diharapkan dapat beraksi dan menggunakan semua indera yang dimilikinya

secara aktif, mulai dari mata, telinga, hidung, mulut, kaki dan tangannya yang

terintegrasi secara baik bersama dengan akal fikirannya.

Sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan formal untuk

mengembangkan dan menggali potensi-potensi yang dimiliki anak didik.

Upaya ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar

melalui berbagai mata pelajaran, salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA). Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran

mengenai alam beserta isinya dan interaksi yang terjadi didalamnya, jadi secara

(9)

Tujuan pendidikan IPA di Sekolah Dasar berdasarkan kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan adalah :

Agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaanTuhan. 7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. (KTSP, 2006: 124)

Untuk menjadikan siswa menjadi seperti yang tercantum dalam tujuan

kurikulum di atas, maka guru dituntut untuk tanggap dalam menyikapi segala

perkembangan yang terjadi dalam dunia pendidikan yang secara sadar ataupun

tidak akan turut pula berpengaruh pada perkembangan kebutuhan cara belajar

siswa.

Belajar secara aktif artinya siswa menggunakan semua indera yang

dimilikinya secara keseluruhan dalam proses belajar mengajar sehingga belajar

yang bermakna sebagai tujuan dari Proses Belajar Mengajar dapat diperoleh

secara maksimal. Sebab itulah siswa terkadang merasa jenuh dan bosan karena

semua indera yang dimilikiny tidak berfungsi secara maksimal apabila siswa

terus menerus mendapatkan materi pembelajran yang dibawakan dengon guru

yang yang mendominasi kelas. Akan tetapi, dengan siswa diajak untuk belajar

di lingkungan sekitar secara langsung diharapkan siswa dapat menggunakan

semua alat inderanya secara aktif tentunya dalam koridor belajar mengajar.

Dengan mengajak siswa belajar di lingkungan sekitar secara langsung

siswa dapat mengeksplorasi segala bentuk pertanyaan yang dimilikinya dan

secara langsung maupun tidak langsung dapat menemukan jawaban dari

(10)

jawaban yang berasal dari penuturan guru, dari diskusinya dengan teman,

ataupun dari hal-hal yang ia temui di alam dan tidak ia temui di dalam kelas.

Selain itu dari temuan-temuan di lapangan diantaranya yaitu masih terdapat guru

yang kurang mengoptimalkan fungsi lingkungan sekitar sebagai bahan

pembelajaran yang sangat luas dan tak terbatas, serta masih banyak guru yang

masih menggunakan metode konvensional yang apabila dilakukan secara terus

menerus akan menjadikan hasil belajar tidak bisa dicapai dengan maksimal.

Apabila dilihat dari hasil belajar yang diperoleh anak pada pembelajaran

IPA dengan menggunakan metode KBM yang selama ini dipakai di sekolah

tempat yang akan diteliti, hasilnya kurang memuaskan dan perlu adanya

peningkatan hasil belajar apabila ingin mencapai target KKM. Sedangkan KKM

yang harus dicapai di SDN Cikitu 1 pada pembelajaran IPA adalah 62, dan hal

ini belum tercapai karena pada pembelajaran IPA rata-rata anak atau sekitar 85%

anak dari keseluruhan anak di kelas II SDN Cikitu 1 belum mencapai KKM.

Nilai siswa yang tuntas sangat sedikit persentasenya dan lebih besar nilai siswa

yang tidak tuntas dalam pembelajarannya, sedangkan dalam standar kompetensi

kurikulum disebutkan bahwa pembelajaran dikatakan tuntas apabila 80% siswa

dan atau lebih dari keseluruhan siswa yang mengikuti pembelajaran memiliki

kriteria tuntas.

Dari hasil observasi dan evaluasi di kelas II SDN Cikitu 1 Kecamatan Pacet

Kabupaten Bandung pada pembelajaran IPA materi Tempat Hidup Hewan dan

Tumbuhan, peneliti menemukan bahwasannya pemahaman siswa tentang materi

tersebut masih kurang sehingga hasil belajarnya tidak memuaskan.

Hal ini terlihat pada saat peneliti melakukan observasi awal kepada calon

objek peneliti mengenai tempat hidup hewan dan tumbuhan yaitu pada saat

proses belajar mengajar siswa kurang antusias dalam melakukan pembelajran,

kurang kreatifnya siswa dalam pembelajarn juga mempengaruhi hasil belajar,

kurangnya interaksi aktif antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran juga

mempengaruhi, serta kurang aktifnya siswa dalam melakukan pembelajaran

dikarenakan metode pembelajaran yang monoton dan kurang membangkitkan

(11)

mengajukan pertanyaan banyak siswa yang belum bisa menjawab pertanyaan

secara tepat bahkan situasi kelas yang terjadi kurang kondusif. Selain itu siswa

kesulitan dalam menyimpulkan materi pembelajaran dan mengomuniksasikan

pendapatnya. Dari 35 orang siswa yang akan menjadi subjek peneletian, hanya

sekitar 5 orang yang mampu menjelaskan tempat-tempat hidup hewan dan

tumbuhan, dan setelah diadakan tes akhir hanya 7 orang siswa yang mendapat

nilai di atas enam. Dengan demikian, sebagian besar siswa belum memahami

dan menguasai konsep tempat hidup hewan dan tumbuhan. Ini lebih disebabkan

karena siswa sudah merasa jenuh dengan proses belajar mengajar yang selama

ini dilakukan, dengan dibatasi oleh empat dinding di dalam kelas dan

terbatasnya siswa untuk mengekspresikan imajinasinya ke dalam alam nyata.

Dengan melakukan pembelajaran yang terjun langsung ke lingkungan alam

siswa diharapkan dapat lebih antusias dalam proeses pembelajaran dan lebih

cepat mengerti tentang segala yang dijelaskan oleh guru serta mampu

mengaplikasikan apa-apa yang selama ini ada dalam imajinasinya menjadi

terlihat dalam wujud nyata.

Berdasar pada hal tersebut di atas, peneliti akan meminimalisir ketidak

pahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan dengan mengajak

peserta didik tidak hanya datang, duduk dan dengar di kelas tetapi juga berperan

aktif dalam pembelajaran untuk menemukan pengalamannya yang bermakna

dengan ikut mengamati, mencari tahu dan berperan aktif berinteraksi dengan

lingkungan sekitar. Dan oleh karena itu peneliti melakukan penelitian ini yang

berjudul “Penggunaan Media Lingkungan Alam untuk Meningkatkan Hasil

(12)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan tadi, maka akan

di buat rumusan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana perencanaan penerapan media lingkungan alam dapat

meningkatkan hasil belajar IPA materi tempat hidup hewan dan

tumbuhan pada siswa kelas II SDN Cikitu 1 Kecamatan Pacet

Kabupaten Bandung?

b. Bagaimana pelaksanaan penerapan media lingkungan alam dapat

meningkatkan hasil belajar IPA materi tempat hidup hewan dan

tumbuhan pada siswa kelas II SDN Cikitu 1 Kecamatan Pacet

Kabupaten Bandung?

c. Bagaimana peningkatan hasil belajar melalui pembelajaran

menggunakan media lingkungan alam dalam pembelajaran IPA materi

tempat hidup hewan dan tumbuhan pada siswa kelas II SDN Cikitu 1

Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penlitian yang dilaksanakan ini adalah :

a. Mengungkap tentang perencanaan penggunaan media lingkungan alam

untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi tempat hidup hewan dan

tumbuhan pada siswa kelas II SDN Cikitu 1 Kecamatan Pacet Kabupaten

Bandung.

b. Mengungkap tentang pelaksanaan penggunaan media lingkungan alam

untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi tempat hidup hewan dan

tumbuhan pada siswa kelas II SDN Cikitu 1 Kecamatan Pacet Kabupaten

Bandung.

c. Mengungkap hasil belajar IPA materi tempat hidup hewan dan tumbuhan

dengan menggunakan media lingkungan alam pada siswa kelas II SDN

(13)

D. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat penelitian merupakan sejauh mana kita dapat menarik hal positif

dalam penelitian yang akan dilaksanakan, diharapkan penelitian yang akan

dilaksanakan ini dapat bermanfaat :

a. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam proses

pembelajaran serta dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam

proses penelitian yang akan dilaksanakan nantinya.

b. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan kemampuan siswa khususnya kelas II SDN CIKITU

1 dalam pemahamannya pada pembelajaran IPA materi tempat hidup

hewan dan tumbuhan serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam

materi tersebut juga memberikan keterampilan pembelajaran secara aktif

yang dilakukan di kelas.

c. Bagi Guru

Dapat memberikan referensi bagi pengetahuannya tentang proses belajar

mengajar bahwa pembelajaran tidak hanya cukup dengan satu arah saja,

misalnya dengan metode ceramah saja, tetapi dapat dikombinasi sehingga

peserta didik dapat meningkat kemampuan dan pengalaman belajarnya.

d. Bagi Sekolah

Dapat ikut memperkaya referensi penelitian sehingga dapat dijadikan

acuan bagi para guru yang lain atau komponen sekolah lainnya untuk lebih

(14)

E. Definisi Operasional

Dalam penelitian yang akan dilaksanakan, terdapat beberapa kalimat atau

kata yang perlu untuk didefinisikan untuk menghindari perbedaan penafsiran

selanjutnya, diantaranya yaitu :

a. Media Lingkungan Alam

Dalam hal ini media lingkungan alam yaitu alat atau sarana atau bisa juga

disebut saluran atau jembatan dari pesan-pesan pembelajaran (materi

pembelajaran) yang disampaikan oleh guru kepada siswa berupa

lingkungan alam dengan maksud agar materi tempat hidup hewan dan

tumbuhan pada pembelajaran IPA dapat diserap dengan cepat dan tepat

sesuai dengan tujuan.

b. Hasil Belajar Siswa

Maksud hasil belajar siswa adalah nilai yang diperoleh siswa setelah

mengikuti tes, sesuai dengan materi tempat hidup hewan dan tumbuhan

pada pembelajaran IPA.

c. Tempat Hidup Hewan dan Tumbuhan

Tempat hidup hewan dan tumbuhan maksudnya yaitu tempat yang dipakai

oleh hewan atau tumbuhan untuk menjalani hidupnya sehari-hari dan

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan dipakai dalam penelitian yang akan

dilaksanakan ini adalah menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas.

Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) merupakan penelitian

yang dilakukan oleh seorang guru dan dilakukan di kelasnya dalam proses

pembelajaran yang disadarinya terdapat masalah yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh perbaikan di masa selanjutnya. “Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui

refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.” (Wardhani dan Wihardit, 2009: 1.4)

Yang menjadi ciri utama dari penelitian tindakan kelas dan yang

membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian lainnya yaitu: 1)

Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru

bahwa praktik yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah

yang perlu di selesaikan., 2) Penelitian melalui refleksi diri, maksudnya guru

mencoba mengingat kembali apa yang dikerjakannya di dalam kelas, apa

dampak tindakan tersebut bagi siswa, dan kemudian guru mencoba

memikirkan mengapa dampaknya seperti itu., 3) Penelitian tindakan kelas

dilakukan di dalam kelas, 4) Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. “kunci utama dalam PTK adalah adanya tindakan (action) yang dilakukan berulang-ulang dalam rangka mencapai perbaikan yang diinginkan.” (Wardhani dan Wihardit, 2009: 1.7)

PTK dilakukan setelah adanya masalah dalam pembelajaran dilihat dari

(16)

kerjasama bersama siswa-siswa dan rekan guru lainnya sebagai observer.

Kerjasama dengan siswa dilakukan dengan cara melakukan wawancara.

Kemmis dan Mc Taggart (1982) mengemukakan Penelitian Tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis di mana ke empat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, terlebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. (Kasihani Kasbolah, 1999: 14 dalam Alwaniyyah Fauziah, 2011).

Kasihani kasbolah menyatakan bahwa PTK mengutamakan proses dari

keempat aspek dalam PTK yang harus dijalani secara tahap demi tahap baru

dapat menyelesaikan yang timbul dalam pembelajaran apabila hasil yang

diharapkan sudah tercapai.

Dalam penelitian yang dilaksanakan ini menggunakan model penelitian

yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart, dimana penelitian terdiri

dari empat komponen yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan

(action), observasi (observation) dan refleksi (reflection), dan keempat

komponen tersebut membentuk satu siklus atau putaran kegiatan.Dalam

penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan setiap penelitian yang

dilakukan tidak hanya berlangsung satu kali tetapi beberapa kali hingga

tercapai tujuan yang diharapakan. Penelitian tindakan kelas ini dirancang

(17)

Gambar Alur PTK Kemmis dan Mc. Taggart, 1982

(Kasbolah, 1999:14)

B. Subjek Penelitian

Sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian yang dilakukan ini

adalah siswa siswi kelas II SDN CIKITU 1 Kecamatan Pacet Kabupaten

Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013 Semester ganjil yang seluruhnya

berjumlah 35 orang, dimana terdapat 16 orang laki-laki dan 19 orang

perempuan.

SIKLUS 1

Tindakan Perencanaan

Tindakan

Observasi Observasi

Refleksi Perencanaan

SIKLUS 2

Refleksi

(18)

C. Prosedur Penelitian

1. Perencanaan.

a. Observasi awal

b. Identifikasi masalah

c. Merumuskan langkah-langkah melakukan pembelajaran IPA materi

Tempat Hidup hewan dan Tumbuhan.

d. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA materi tempat hidup

Hewan dan Tumbuhan.

e. Menetukan instrumen penelitian yang akan digunakan saat pelaksanaan

pembelajaran. Instrumen penelitian berfungsi untuk merekam semua

data-data yang dibutuhkan sehingga data penelitian tersusun dengan

baik.

f. Merevisi instrumen jika diperlukan.

2. Pelaksanaan

a. Melaksanakan pembelajaran IPA materi Tempat Hidup hewan dan

Tumbuhan dengan menggunakan media lingkungna alam.

b. Untuk mendapatkan data tentang peningkatan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran IPA materi Tempat Hidup Hewan dan Tumbuhan dengan

menggunakan media lingkungan alam, dalam setiap siklus maka

dilaksanakan tes formatif.

c. Diskusi dengan observer untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru

selama proses pembelajaran berlangsung dan untuk mengetahui

kelemahan dan kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Analisis dan Refleksi

Data yang telah diperoleh dari proses pembelajaran IPA materi Tempat

Hidup hewan dan Tumbuhan dengan menggunakan media lingkungna alam

dianalisis sesegera mungkin berdasarkan kriteria-kriteria yang telah

ditetapkan. Setelah dianalisis kemudian direfleksi sebagai bahan evaluasi

(19)

4. Membuat Kesimpulan Hasil Penelitian

Kesimpulan hasil penelitian diperoleh dari hasil analisis data yang

diambil pada proses pembelajaran IPA materi Tempat Hidup hewan dan

Tumbuhan dengan menggunakan media lingkungna alam yang dilakukan

melalui dua siklus.

D. Instrumen Penelitian

Mengenai hal-hal yang ingin diketahui dan dikaji dalam melakukan

penelitian ini, maka dibuat seperangkat instrumen penelitian. Adapun

instrumen yang dimaksud adalah sebagai berikut:

I. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat per siklus

yaitu siklus 1 dan siklus 2, yang berisi Standar Kompetensi,

Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi Pokok,

Metode Pembelajaran, Langkah-langkah Pembelajaran,

Alat/Bahan/Sumber Belajar, dan Penilaian.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) memuat kegiatan-kegaiatan yang

harus dilaksanakan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Penyajian

materi dalam LKS diawali dengan petunjuk langkah-langkah kegiatan

yang harus dilakukan siswa dan dilanjutkan dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk memahami

konsep IPA sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.

II. Instrumen Pengumpulan Data

a. Lembar Observasi Pembelajaran

Lembar observasi digunakan untuk melihat kesesuaian antara

perencanaan dengan pelaksanaan pembelajran. Juga digunakan untuk

mengukur tingkah laku individu atau terjadinya suatu proses kegiatan yang

(20)

orang yang diobservasi disebut observan yang dalam hal ini adalah

peneliti.

b. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat temuan-temuan selama

pelaksanaan penelitian berlangsung, seperti respon siswa, dan

kendala-kendala yang dihadapi selama penelitian berlangsung.

c. Instrumen Tes

Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang dibuat untuk dijawab oleh

siswa yang memiliki jawaban benar atau salah, tes juga dapat diartikan

sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau sejumlah

pertanyaan yang harus diberikan tanggapan.

Dalam penelitian ini menggunakan soal tes yang di lakukan pada

setiap akhir siklus. Soal tes akhir siklus ditujukan untuk mengetahui

serjauh mana pemahaman siswa dalam pembelajaran yang telah

berlangsung dan sebagai bahan refleksi pembelajaran yang dilaksanakan

untuk memeperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.

E. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan setelah peneliti melakukan

pembelajaran dan dihasilkan data mentah yang akan diolah supaya dihasilkan

data yang bisa digunakan untuk mengukur keberhasilan penelitian.

1. Sumber Data

Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini yaitu:

a. Siswa

Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa pada pembelajaran

IPA materi tempat Hidup Hewan dan Tumbuhan dengan menggunakan

media lingkungna alam.

b. Guru

Untuk melihat keberhasilan penerapan pembelajaran penggunaan media

lingkungan alam untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

(21)

c. Teman Sejawat/Observer

Untuk melihat implementasi PTK secara lebih objektif dari sisi siswa

maupun guru.

2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

a. Teknik Pengumpulan Data

1) Observasi

Digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas guru dan

siswa pada proses pembelajaran penggunaan media lingkungna

alam untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajran IPA

materi Tempat Hidup Hewan dan Tumbuhan.

2) Catatan Lapangan

Diperoleh dari catatan guru yang dilakukan pada saat

berlangsungnya pembelajaran.

3) Tes

Digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa pada

pembelajaran penggunaan media lingkungna alam untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi

tempat hidup hewan dan tumbuhan.

4) Diskusi

Dilakukan antara guru/peneliti dengan teman sejawat sebagai bahan

refleksi hasil siklus PTK.

b. Alat Pengumpulan Data

1) Observasi menggunakan lembar observasi yang telah dibuat pada

tahap perencanaan dimaksudkan untuk melihat aktivitas siswa dan

guru selama proses pembelajaran berlangsung.

2) Catatan lapangan menggunakan lembar catatan lapangan untuk

mencatat kejadian-kejadian penting yang terjadi pada saat

(22)

3) Tes menggunakan instrumen soal tes untuk mengukur hasil belajar

siswa.

3. Analisis Data

Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan analisis data

kualitatif dan analisis data kuantitatif. Analisis data kuantitattif yaitu

berupa hasil tes yang dilakukan setiap akhir siklus, sedangkan data

kualitattif akan diambil dari hasil lembar observasi, catatan lapangan, dan

lembar wawancara. Untuk mendapatkan data secara cermat dan objektif

akan dilakukan diskusi antara peneliti dengan observer untuk

membandingkan dan mengecek data. Sedangkan prosedur analisis dari

data yang diperoleh dalam penelitian adalah sebagai berikut:

a. Pengolahan data kualitatif

Yang terdiri atas hasil observasi, lembar wawancara dan catatan

lapangan. Teknik yang dilakukan yaitu dengan cara menafsirkan hasil,

kemudian dideskripsikan dan selanjutnya disimpulkan.

b. Pengolahan data kuantitatif

Berasal dari data tes yang diambil dari jawaban siswa terhadap

soal-soal yang diajukan guru dengan mengukurnya pada patokan jawaban

benar sesuai dengan petunjuk yang ada pada soal tersebut. Untuk

mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran penggunaan media

lingkungan alam untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

pembelajaran IPA materi tempat hidup hewan dan tumbuhan,

digunakan rumus:

Presentase penguasaan = jumlah skor yang diperoleh x 100%

Skor total

Sedangkan untuk mengukur rata-rata kelas dilakukan dengan rumus:

R = ∑x

(23)

Keterangan :

R = rata – rata (mean) ∑x = jumlah seluruh skor

(24)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan di

SDN Cikitu 1 Kecamatan Pacet yang dilakukan dengan mengambil dua

kali tindakan siklus, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa:

1. Dalam perencanaan penelitian pada tindakan siklus I, siswa masih

kurang antusias ketika diberitahukan bahwa pembelajaran akan

dilaksanakan di luar kelas, ini disebabkan karena bagi siswa ini adalah

hal yang baru dilakukan di kelas II dan dalam benak mereka terbayang

segala kesulitan yang akan mereka hadapai di luar kelas, meskipun

setelah benar-benar terjun ke lingkungan siswa melakukan

pembelajaran dengan semangat. Dan pada saat dilakukan tindakan

siklus II anak-anak lebih antusias pada saat diberitahukan akan

dilaksanakan pembelajarn untuk yang kedua kalinya di lingkungna,

sebab pada kali yang kedua ini siswa sudah lebih mengerti dan lebih

tahu dengan pengalaman yang pertama bahwa pembelajaran di luar

kelas sangat menyenangkan dan menggemberikan. Pada saat

dilakukan apersepsi bagian tanya jawab menghubungkan materi yang

akan diajarkan dengan pengetahuan siswa, siswa kebanyakan

menjawab pertanyaan guru dengan jawaban yang asal-asalan dan tidak

nyambung dengan yang dibicarakan ini lebih dikarenakan belum

jelasnya penjelasan guru pada saat memebrikan pertanyaan dan lebih

dikarenakan siswa terfokus pada hal lain yaitu hal baru yang akan

dilakukan yaitu belajar di lingkungan, hal ini lebih diperbaiki pada saat

siklus II karena pada siklus II ini siswa lebih berpengalaman pada saat

pembelajaran pertama kali dan siswa lebih tenang dalam

(25)

lebih terfokus pada materi yang akan di pelajari. Pada saat

menentukan lokasi pada siklus I mengambil lokasi yang lebih luas

yaitu mengelilingi rumah penduduk sehingga waktu yang dibutuhkan

sedikit lebih lama di perjalanan dan pemenfaatan waktu ketika di

perjalanan belum dilakukan dengan baik, yaitu di perjalanan hanya

dilakukan untuk sampai di lokasi tanpa memenfaatkan kesempatan

seperti dilakukan pada saat siklus II yaitu dilakukan perbaikan

menetukan lokasi yang tidak terlalu luas dan tidak berkeliling-keliling

tetapi hanya di satu tempat sehingga pemngalokasian waktu lebih

sedikit dapat diatur dan pemanfaatan saat diperjalanan pun lebih diatur

lagi yaitu di perjalanan pun sudah mulai diberi kesempatan untuk

mengamati dan mencatat sehingga lebih banyak materi yang didapat

oleh siswa dan lebih banyak pengetahuan yang sudah direncanakan

untuk dicatat sebelumnya.

2. Pada saat pelaksanaan siklus I terutama saat pengerjaan tugas secara

kelompok baik saat diskusi kelompok maupun saat pengisian LKS

sebagian besar siswa lebih banyak bermain dan ngobrol dengan

anggota kelompok lain sehingga pengerjaan tugas kelompok tidak

maksimal dan tidak secara keseluruhan dilakukan oleh semua anggota

kelompok, tetapi pada siklus II hal ini di perbaiki dengan sebelum

pelaksanaan diberikan tugas bahwa selain dari pada di tugaskan untuk

mengerjakan tugas kelompok siswa juga secara individu ditugaskan

untuk membuat catatan hal-hal yang penting yang perlu dicatat baik

pada saat diskusi kelompok maupun pada saat pengamatan

berlangsung, sehingga lebih sedikit kesempatan bagi siswa untuk

bermain-main dan ngobrol yang tidak perlu dengan anggota kelompok

lainnya. Pada saat melakukan pengamatan siswa lebih banyak

3. Pembelajaran dengan menggunakan media lingkungan alam pada

pembelajaran IPA materi tempat hidup hewan dan tumbuhan yang

(26)

secara signifikan yaitu pada siklus I rata-rata nilai siswa yaitu 63,89

dengan rata-rata skor perolehan dari skor keseluruhan yang dijawab

9,63 dan pada siklus II mengalami peningkatan rata-rata nilai tes yaitu

84,29 dengan rata-rata skor yaitu 16,86. Sedangkan pada persentase

KKM juga secara otomatis mengalami peningkatan yaitu yang tadinya

pada siklus I memiliki persentase siswa yang tuntas sebanyak 31%

meningkat pada siklus II menjadi 97,14% siswa yang tuntas. Pada

pengerjaan LKS diperoleh nilai rata-rata kelompok pada siklus I yaitu

sebesar 82,14 meningkat rata-rata nya pada siklus II menjadi 92,14.

Dalam hasil observasi terhadap respon siswa pun mengalami

peningkatan yaitu dari perolehan rata-rata pada siklus I yaitu sebesar

60,39 meningkat responnya pada siklus II yaitu menjadi rata-rata

73,58. Hasil observasi terhadap guru pun yang tadinya pada siklus I

memiliki 16,6 persen kegiatan yang tidak dilakukan menjadi 0%

kegiatan yang tidak dilakukan atau dengan kata lain 100% guru

melakukan kegiatan yang harus dilakukan pada siklus II.

B. Rekomendasi

Setelah selesai melakukan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dengan

judul Penggunaan Media Lingkungan Alam untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Tempat Hidup Hewan dan

Tumbuhan ini, peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu:

1. Kepada Guru

Kepada para guru hendaknya lebih banyak mengajak siswa untuk lebih

mengenal lingkungan alam yang sesungguhnya dan lebih banyak

mengajak siswa untuk mengeksplorasi alam daripada hanya terpaku

pada ruangan kelas yang dibatasi oleh empat dinding, apalagi ketika

pembelajaran yang dilakukan menggunakan pembelajaran Tematik,

akan lebih gampang menghubungkan antara satu materi pada mata

(27)

ada bandingnya, disamping itu karena sebenarnya manusia tidak bisa

lepas dari lingkungannya “Manusia pada dasarnya sebagai makhluk

individu yang hidupnya tidak lepas dari orang lain dan lingkungan

sekitar”.(Pratomo, Saefurokhman dan Nurjahnih, 2009: 115).

2. Kepada Puhak Sekolah

Kepada pihak sekolah agar lebih mendukung baik secara materil

maupun moril saat seorang guru bermaksud untuk mengeksplor

kemampuan siswa dan saat seorang guru mencurahkan segala tenaga

dan fikirannya demi kemajuan siswa, khususnya pada saat guru akan

melaksanakan kegiatan pembelajaran di luar kelas.

3. Kepada Praktisi Pendidikan

Kepada pihak-pihak terkait dunia pendidikan terutama kepada

pembuat kebijakanagar lebih kompeten dalam memajukan dunia

pendidikan, tidak hanya melihat aspek pengaturannya saja secara

tertulis atau hitung-hitungan skala saja tetapi supaya lebih menjiwai

segala proses pendidikan agar dapat lebih mengetahui dan mendalami

segala bentuk permasalahan di lapangan supaya dapat lebih mengerti

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Alwaniyyah Fauziah. (2011). Penggunaan Metode Karyawisata untuk

Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA. Bandung: Skripsi .

Anwar Saeful; Suhendar Cucu. (2009). Mari, belajar Ilmu Pengetahua

Alam IPA untuk kelas II Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.

Pusat Perbukuan Dep. Dik. Nas. Bse (buku sekolah elektronik)

Arifin Mulyati; Nurjhani K. Mimin dan Muslim. (2009). Ilmu

Pengetahuan Alam dan Lingkunganku untuk kelas II Sekolah dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Pusat Perbukuan Dep. Dik. Nas.

Bse (buku sekolah elektronik)

Boeree C. George. (2009). Metode Pembelajaran dan Pengajaran. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Model-model Pembelajaran

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional.

Hernawan Herry Asep, Asra dan Dewi Laksmi. (2008). Belajar dan

Pembelajaran Sekolah Dasar. Bnadung:UPI PRESS.

Hernawan Herry Asep, Zaman Badru dan Riyana Cepi. (2007). Media

Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press

Kasbolah, (1998). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang: DEPDIKBUD DIKTI Proyek PGSD.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (2006). Kurikulum – 2006. Jakarta: Media Makmur Maju Mandiri

Mutakin Awan, Kamil Pasya Gurniwan dan Gunawan Saepul. (2002).

Geografi Budaya. Bandung: Suci Press

Novianny Rani dan Nursanti Siska. (2012). Pendidikan Lingkungan

Hidup untuk Sekolah Dsaar – Madrasah Ibtidaiyah Kelas 2.

Bandung: Acarya Media Utama

Pratomo Suko, Saefurokhman Asep dan Nurjahnih Mimin. (2007).

Pendidikan Lingkungan di SD. Bandung : UPI Press.

(29)

Rakhmat Cece, budiman Nandang dan Ineu Herawati Nenden. (2006).

Psikologi Pendidikan. Bandung: UPI Press.

Rusli; Hidayat; Kuraesin dan Munandar Rachman Dadang. (2007).

Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas 2. Bandung:

PT. SARANA PANCA KARYA NUSA.

Sadulloh Uyoh, Robandi Babang dan Muharam Agus. (2009).

Pedagogik. Bandung:UPI PRESS

Sri Margareta, dkk. (2009). Konsep Dasar IPA. Bandung:UPI PRESS

Sulistiyanto heri dan Wiyono Edi. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam

untuk SD dan MI Kelas II. Pusat Perbukuan Dep.Dik.Nas. dan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat Dinas Pendidikan.

Sutisna Asep dan Sundusiah Suci. (2006). Asyiknya Belajar Secara

tematik. Model pembelajaran interaktif untuk kalian yang kreatif. Untuk sd kelas 2 semester 1. Bandung: PT. SARANA

PANCA KARYA NUSA.

Suyatman dan Endrawati Tutik. (2009). Asyiknya Belajar Ilmu

Pengetahuan Alam Kelas 2 SD/MI. Pusat Perbukuan Dep. Dik.

Nas. Bse (buku sekolah elektronik)

Wandani Taufik. (2008). Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat

(STM) untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Proses Daur Air di Kelas V Sekolah Dasar. Bandung: Skripsi

Wardhani IGAK dan Wihardit Kuswaya. (2009). Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Widodo Ari, Wuryastuti Sri dan Margareta. (2007). Pendidikan IPA di

Gambar

Gambar 3.1  Alur PTK Kemmis dan Mc.  Taggart, 1982 .....................  20
Gambar Alur PTK Kemmis dan Mc.  Taggart, 1982

Referensi

Dokumen terkait

akan menjadi beban bagi negara-negara ASEAN jika timor leste masuk dalam keanggotaan ASEAN karena masalah yang muncul dari dalam negeri Timor leste seperti

Ada empat level dalam satu one pager , yaitu level 1 yang merupakan skenario business as usual ; level 2 merupakan skenario dengan rencana proyek maupun kebijakan

Validasi Metode Penetapan Kadar Campuran Parasetamol dan Ibuprofen Secara Spektrofotometri UV dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda.. Yogyakarta: Fakultas

dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dicukupkan campuran dengan pelarut HCl 0,1 N diukur pada empat panjang gelombang yang telah ditentukan (270,4 nm; 262,8 nm; 256,8 nm; dan

mutu yang memiliki persentase terendah adalah system approach oleh karena itu peneliti merekomendasikan :.. 1) PPPPTK membentuk tim untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan

[r]

Pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pemberian tugas membuat laporan tertulis pada mata kuliah Kimia Dasar dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis mahasiswa. Sharma &

Hidangan atau susunan menu selain ditentukan oleh kuantitasnya perlu juga diperhatikan kualitasnya. Kualitas ini menyangkut apakah hidangan/menu tersebut sudah mengandung zat