• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN TINDAKAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BALITA USIA 3-5 TAHUN DI KECAMATAN PASAMAN DENGAN KECAMATAN LEMBAH MELINTANG KAB. PASAMAN BARAT TAHUN 2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GAMBARAN PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN TINDAKAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BALITA USIA 3-5 TAHUN DI KECAMATAN PASAMAN DENGAN KECAMATAN LEMBAH MELINTANG KAB. PASAMAN BARAT TAHUN 2012."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

GAMBARAN PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN TINDAKAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BALITA USIA 3-5 TAHUN

DI KECAMATAN PASAMAN DENGAN KECAMATAN LEMBAH MELINTANG

KAB. PASAMAN BARAT TAHUN 2012

Penelitian Keperawatan Komunitas

WENNY FIFIANA

BP.0810322031

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

i

SKRIPSI

GAMBARAN PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN TINDAKAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BALITA USIA 3-5 TAHUN

DI KECAMATAN PASAMAN DENGAN KECAMATAN LEMBAH MELINTANG

KAB. PASAMAN BARAT TAHUN 2012

Penelitian Keperawatan Komunitas

WENNY FIFIANA

BP.0810322031

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

(3)

ii

SKRIPSI

GAMBARAN PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN TINDAKAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BALITA USIA 3-5 TAHUN

DI KECAMATAN PASAMAN DENGAN KECAMATAN LEMBAH MELINTANG

KAB. PASAMAN BARAT TAHUN 2012

Penelitian Keperawatan Komunitas

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Pada Fakultas Keperawatan

Universitas Andalas

WENNY FIFIANA

BP. 0810322031

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

(4)

iii

PERSETUJUAN SKRIPSI

Skripsi ini telah disetujui Tanggal : 18 Oktober 2012

Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Susmiati,M.Biomed Dra. Eliza Anas, M.S NIP. 197205192003122001 NIP. 195807191985032001

Mengetahui:

Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Emil Huriani, Skp. Mn NIP. 197808172001122001 Surat Kuasa No.261/UN16.13/KP/2012

(5)

iv

PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah diuji dan dinilai oleh panitia penguji Pada Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Pada tanggal, 18 Oktober 2012

Panitia Penguji,

1. Moh.Jamil,S.Kp, M.Biomed (……….)

2. Ns.Lili Fajria,S.Kep, M.Biomed (……….)

(6)

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi mengenai ’Gambaran

Perbedaan Pengetahuan dan Tindakan Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita Usia 3-5 Tahun di Kecamatan Pasaman dengan Kecamatan Lembah Melintang Kab. Pasaman Barat Tahun 2012’. Salawat dan salam semoga

dilimpahkan kepada Rasullullah SAW, kerabat, para sahabat, serta siapapun yang

mengikuti mereka dengan baik hingga hari pembalasan.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Ibu dr.Susmiati,M.Biomed dan Ns.Meri Neherta,S.Kep.

M.Biomed selaku pembimbing I dan Ibu Dra.Eliza Anas,M.S selaku pembimbing

II yang telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, koreksi serta saran-saran dan

kritikan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa proses

penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai

pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof.Dachriyanus,Apt selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Andalas.

2. Ibu Nelwati, S.Kp, Mn dan Emil Huriani, Skp. Mn selaku Koordinator

skripsi, yang telah memfasilitasi dan memberikan kemudahan dalam

(7)

vi

3. Kedua orang tua dan keluarga yang telah banyak memberikan dorongan baik

moril maupun materil serta do´a tulus dan kasih sayang di setiap langkah

perjuangan di kala suka dan duka spesial untuk Ibu dan Ayah tercinta,

saudara saudariku tersayang : abang Nanda, Ija, Adli, Tika, dan Irsyada.

4. Seluruh dosen FKep UNAND yang telah memberikan ilmu yang berdaya

guna sebagai bekal pendidikan dan karyawan Fkep yang telah berjasa dalam

proses penyelesaian administrasi.

5. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Andalas yang

telah memberikan semangat dan dukungan yang tiada henti dalam

penyusunan skripsi ini khususnya Uswa, Yona, Mini, Rani, sahabat-sahabat

angkatan 2008 lain dan kakak-kakak 07, serta teman-teman lain yang tidak

mungkin tersebutkan satu-persatu.

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam pengantar ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam skripsi ini masih banyak

terdapat kekurangan, maka penulis sangat mengharapkan saran serta kritik yang

dapat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi ini

diterima dan akan menjadi penelitian yang bermanfaat bagi semua, Amin.

Padang, Oktober 2012

(8)

vii ABSTRAK

Baik daaerah perdesaan maupun perkotaan di Indonesia terdapat masalah dalam pemberian dan pengolahan makanan yang baik kepada balita khususnya balita usia 3-5 tahun. Balita adalah kelompok umur yang paling sering mengalami gangguan gizi. Padahal masa balita adalah masa dimana anak sedang mengalami proses pertumbuhan yang sangat pesat sehingga memerlukan nutrisi yang relatif lebih banyak dengan kuantitas dan kualitas yang lebih tinggi. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses pemenuhan kebutuhan balita adalah pengetahuan dan tindakan ibu. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran perbedaan pengetahuan dan tindakan ibu dalam pemenuhan gizi balita usia 3-5 tahun di daerah perdesaan dan perkotaan di Kab. Pasaman Barat yang dipilih berdasarkan kriteria desa kota menurut BPS, 2010 yang di wakili oleh Jorong Koto Sawah dan Jorong Simpang Empat. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Juni hingga Oktober 2012 dengan jumlah sampel 30 responden dari Jorong Koto Sawah dan 30 responden dari Jorong Simpang Empat yang dipilih dengan metode Simple Random Sampling. Pengetahuan diukur dengan lembar kuisioner, dan tindakan diukur dengan lembar observasi tindakan. Penelitian ini menggunakan analisis univariat. Analisis ini menggambarkan distribusi frekuensi dari masing-masing variabel penelitian. Kesimpulan penelitian ini adalah di Jorong Koto Sawah sebagian besar ibu memiliki tingkat pengetahuan rendah (60%). Sementara itu, di Jorong Simpang Empat, ibu balita usia 3-5 tahun memiliki pengetahuan yang tinggi dalam pemenuhan gizi balita (76.7%). Untuk tindakan pemenuhan gizi balita balita usia 3-5 tahun, kedua daerah memiliki persentase yang tinggi masing-masing 53.3% di daerah Jorong Koto Sawah dan 76.7% di Jorong Simpang Empat. Saran penelitian ini diharapkan para ibu dapat meningkatkan pengetahuan gizi dan tindakan pemenuhan gizi yang benar untuk anak balita.

(9)

viii ABSTRACT

Either in the village’s or the city’s Indonesia , the problem in feeding and processing food for toddler specially child between three to five is always exist. Toddler is the age group that often get malnutrition. But actually toddler stage is the age of growth. Toddler will grow fast and need much nutrition with high quantity and quality. Mother’s knowledge and measure are the factors that influences fulfillment of nutrition process. The purpose of this research was to describe the difference of mother’s knowledge and measure to fulfillment nutrient for three to five years old children among the village and the city area in Kab. questionnaire and about measure was collected from observation sheet. This research uses univariate analysis to describe the distribution and the frequent from each variable. This research concluded that most of mothers in the Jorong Koto Sawah have low of knowledge (60%). Besides in Jorong Simpang Empat, most of mothers have high of knowledge in fulfillment child child between three to five’s nutrition (76%). Furthermore, the fulfillment of child chils between three to five’s nutrition each from the two area is 53,3% in Jorong Koto Sawah and 76,7 % in Jorong Simpang Empat. For suggestion, hopefully the knowledge about nutrition and measure to fulfillment nutrition correctly will increase among a large number of mothers.

(10)

ix

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PRASYARAT GELAR.. ... ii

PERSETUJUAN SKRIPSI ... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

ABSTRAK.. ... vii

ABSTRACT.. ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR LAMPIRAN.. ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Rumusan Masalah ... 9

C.Tujuan Penelitian... 9

1. Tujuan Umum.. ... 9

2. Tujuan Khusus.. ... 9

D.Manfaat Penelitian ... 10

1. Bagi Peneliti.. ... 10

2. Bagi Fakultas Keperawatan.. ... 10

(11)

x

4. Bagi Puskesmas.. ... 11

5. Bagi Keluarga dan Masyarakat.. ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan Ibu dalam Pemenuhan Gizi………... 12

1. Pengertian Pengetahuan………... 12

2. Tingkatan Pengetahuan………... 12

3. Pengukuran Pengetahuan……… 14

4. Pengetahuan Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita……… 14

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan………. 16

B.Konsep Tindakan Ibu dalam Pemenuhan Gizi……… 18

1. Pengertian Tindakan………... 18

2. Tingkat Tindakan……… 19

3. Tindakan Ibu………... 20

C. Penyelenggaraan Menu Makan Balita usia 3-5 Tahun……….. 22

1. Tujuan Pemberian Makan Anak Balita……….. 22

2. Langkah-Langkah Penyelenggaraan Menu……… 23

D. Konsep Status Gizi Balita………... 37

1. Pengertian Gizi dan Status Gizi………... 37

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita………... 38

3. Status Gizi Balita………... 40

E. Konsep Kota dan Desa ... 44

(12)

xi

2. Kriteria Perkotaan dan Perdesaan ... 46

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konseptual ... 48

BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian ... 50

B. Populasi dan Sampel ... 50

1. Populasi ... 50

2. Sampel ... 51

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 53

D. Variabel dan Definisi Operasional ... 54

E. Instrumen Penelitian ... 54

F. Etika Penelitian ... 55

G. Metode Pengumpulan Data ... 56

1. Alat Pengumpulan Data… ... 56

2. Teknik Pengolahan Data…... 56

H. Analisa Data………. ... 57

(13)

xii BAB VI PEMBAHASAN

A.Gambaran Perbedaan Pengetahuan Ibu dalam Pemenuhan Gizi balita

Usia 3-5 tahun antara Jorong Koto Sawah dan Jorong Simpang

Empat.. ... 61

B.Gambaran Perbedaan Tindakan Ibu dalam Pemenuhan Gizi Gizi

balita Usia 3-5 tahun antara Jorong Koto Sawah dan Jorong Simpang

Empat… ... 66

1. Tindakan Pemenuhan Kebutuhan Energi Balita Usia 3-5 tahun.. .... 68

2. Tindakan Pemenuhan Karbohidrat Balita Usia 3-5 tahun... 69

3. Tindakan Pemenuhan Kebutuhan Protein Balita Usia 3-5 tahun.. ... 71

4. Tindakan Pemenuhan Kebutuhan Lemak Balita Usia 3-5 tahun.. ... 74

BAB VII PENUTUP

A.Kesimpulan... 75

B.Saran.. ... 76

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 86

Lampiran 2. Surat Izin Pengambilan Data dan Penelitian ... 87

Lampiran 3. Rencana Anggaran Penelitian. ... 93

Lembaran 4. Lembaran Konsultasi Skripsi.. ... 94

Lampiran 5. Lembar Permohonan Menjadi Subjek Penelitian ... 96

Lampiran 6. Lembar Persetujuan Menjadi Subjek Penelitian ... 98

Lampiran 7. Kisi-kisi Kuesioner Penelitian ... 100

Lampiran 8. Kuisioner Penelitian… ... 101

Lampiran 9. Lembar Observasi Tindakan Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita Usia 3-5 Tahun ... 106

Lampiran 10. Konversi Bahan Makanan.. ... 107

Lembaran 11. Master Tabel.. ... 112

Lampiran 12. Output Analisa Data.. ... 120

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Masalah dan strategi gizi anak balita... 20

Tabel 2.2 Kebutuhan energi balita umur 3-5 tahun ... 24

Tabel 2.3 Kebutuhan karbohidrat balita umur 3-5 tahun... 25

Tabel 2.4 Kebutuhan lemak balita umur 3-5 tahun ... 25

Tabel 2.5 Kebutuhan protein yang dianjurkan untuk balita.. ... 26

Tabel 2.6 Kebutuhan cairan balita ... 27

Tabel 2.7 Kecukupan vitamin dan mineral yang dianjurkan.. ... 27

Tabel 2.8 Contoh menu pola makan balita.. ... 30

Tabel 2.9 Contoh tabel makanan untuk memenuhi gizi seimbang balita.. ... 31

Tabel 2.10 Pemilihan dan pencucian bahan makanan… ... 32

Tabel 2.11 Variabel, klasifikasi, skor, dan kriteria desa perkotaan 2010.. ... 46

Tabel 4.1 Variabel dan Definisi operasional ... 54

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi balita usia 3-5 tahun di Jorong Simpang Empat dan Jorong Koto Sawah.. ... 58

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi tindakan pemenuhan energi balita usia 3-5 tahun di Jorong Simpang Empat dan Jorong Koto Sawah.. ... 59

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi tindakan pemenuhan Karbohidrat balita usia 3-5 tahun di Jorong Simpang Empat dan Jorong Koto Sawah.. ... 59

(16)

xv

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi tindakan pemenuhan lemak balita usia 3-5

(17)

xvi Bismillah ya Rahman ya Rahim…

Aku di sini, atas berkah, kasih, dan sayang-Mu… Menapaki jejak seperti yang telah Engkau takdirkan Dalam dimensi ruang dan waktu…

Dalam sebuah perjalanan, diantara sepenggal cerita kehidupan Mengurai asa, meraih cita-cita…

Dalam ma’na hidup yang sesungguhnya Puji syukurku atas indahnya kasih-Mu..

Mama dan Papa yang tercita…engkaulah penguat disaat aku lemah dan ragu, penopang dikala kakiku mulai goyah, pendengar keluh kesahku selama ini, penasehat disaat bimbang… Engkaulah Guruku…terbaik sepanjang zaman dan tak tergantikan…

Saudara-saudariku terkasih… Abang Nanda, Ijah, Adli, Tika, Irsyada…Pengobat luka, penglihang lara…

Bantuan dan motivasinya sangat berharga…Movivasinya sungguh menguatkan semangat dan tujuanku…

My big family, suatu keberuntungan besar aku dilahirkan dan berada dinatara kalian semua….

Sahabat-sahabatku tersayang… Uswa, Yona, Rani, Mini, Nike…

Ketika awal bertemu, tiada yang tahu bahwa inilah kisah yang akan kita ukir, kisah indah persahabatan yang akan menjadi kenangan dan pelajaran… Seiring bersama menempuh onak duri, suka duka, susah senang, bahkan berpanas berhujan bersama… Sungguh terlalu manis untuk dilupakan… Sungguh akan terasa hampa hidup ini tampa kalian, banyak kata yang meski tak terucap… you are my best friend

Terimakasih untuk teman-taman Fkep a’08 : Mimi, Demi, Yulia, Dian, Yolan, Siska, bg Aziz, Ega, Nana, Tika, Feby, Yudya, Intan, Deri, Ita, Tia, Vivin, Zil, Loly, Rani Z,Iit, Melda, Rozi, Viky…Juga buat K’Aini, K’Desi, K’Liza, K’Mutia, Bg Randy, Bg Dally… Terimakasih untuk semua Civitas Akademika Fkep, Adik-adik, dan kakak-kakak yang telah turut membantu…

Semoga pelajaran yang selama ini diperolah, bisa bermanfaat dalam kehidupan dunia dan akhirat kita… Amiin

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sistem pemerintahan di Indonesia beragam dan bertingkat mulai dari

daerah pedesaan hingga perkotaan. Suatu daerah digolongkan dalam daerah

perkotaan dan pedesaan berdasarkan kriteria klasifikasi wilayah

perkotaan/pedesaan dalam hal kepadatan penduduk, persentase rumah tangga

pertanian, dan keberadaan/akses pada fasilitas perkotaan, yang dimiliki suatu

desa/kelurahan (Badan Pusat Statistik {BPS}, 2010).

Antara desa dan kota terdapat hubungan yang erat, bersifat

ketergantungan dan saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam

memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras,

sayuran, daging, dan ikan. Sementara tenaga kerja dari pedesaan banyak

ditampung di perkotaan, dan kota juga menyediakan fasiltas berteknologi

untuk pembangunan desa (Zulfikar, 2010).

Menurut Erda (2012) dan Efendi (2007) permasalahan yang dihadapi di

perkotaan dan pedesaan cukup banyak dimana salah satunya adalah

permasalahan gizi. Permasalahan gizi ini mencangkup banyak kelompok

umur rawan gizi termasuk balita (Pramudiarja, 2011). Masalah tersebut

antara lain masalah dalam pemberian dan pengolahan makanan yang baik

(19)

2

Di kota-kota besar banyak ibu-ibu yang sibuk dengan pekerjaanya

sehingga perawatan dan pengasuhan anak-anak diserahkan pada pembantu

atau babysitter dan sebagainya sehingga mutu makanan serta asupan gizi

yang dibutuhkan oleh balita kurang dapat di kontrol dengan baik (Hadizafa.

2011). Sementara itu, penelitian Martianto,dkk (2008) di beberapa desa di

NTT menemukan konsumsi pangan anak balita rendah baik secara kuantitas

maupun kualitas, tidak memenuhi syarat gizi, dan sepenuhnya masih

menggantungkan pada produksi pertanian sendiri (subsisten). Lauk pauk

dikonsumsi dengan ukuran kecil. Tingkat konsumsi energi, protein, besi,

kalsium masih jauh dibawah RDA (Recommended Dietary Allowance) karena

tidak beragam dan tidak seimbang, hanya didominasi oleh pangan sumber

karbohidrat. Konsumsi vitamin dan mineral juga sangat rendah.

Balita sebagai asset bangsa paling sering menderita akibat kekurangan

gizi (Pramudiarja, 2011). Padahal, jumlah anak balita (bawah lima tahun)

Indonesia cukup besar, diperkirakan mencapai 10% dari populasi penduduk

yaitu sekitar 22 juta balita. Riskesdas (2010) menemukan bahwa ada 21,5%

balita usia 2-4 tahun mengonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal, 16%

mengonsumsi protein di bawah kebutuhan minimal, dan 35,7% anak

Indonesia tergolong pendek akibat masalah gizi kronis (Direktorat Jendral

Bina Gizi dan KIA, 2011).

Sementara itu, masa balita adalah masa dimana anak sedang mengalami

proses pertumbuhan yang sangat pesat sehingga memerlukan nutrisi yang

(20)

3

Masa ini merupakan masa yang kritis dalam upaya menciptakan sumber daya

manusia yang berkualitas (Hadi, 2005). Gizi kurang atau gizi buruk terutama

pada umur kurang dari 5 tahun dapat berakibat terganggunya pertumbuhan

jasmani dan kecerdasan otak (Sediaoetama,2000).

Pertumbuhan sel otak berlangsung sangat cepat pada usia 3 tahun dan

pada usia 4-5 tahun, pertumbuhan tersebut telah menjadi sempurna.

Ketidaksempurnaan pertumbuhan otak pada usia tersebut tidak bisa disusul

dikemudian hari, sedangkan keterlambatan pertumbuhan fisik masih dapat di

susul dan diperbaiki pada pertumbuhan berikutnya dengan memperbaiki

status gizi anak (Samsudin,dkk.1995).

Masalah gizi kurang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan,

kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi),

kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan, dan

adanya daerah miskin gizi. Sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh

kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan

kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan

(Almatsier, 2001).

Menurut Suharjo (2003) kemiskinan sebagai penyebab kurang gizi

menduduki posisi pertama pada kondisi umum karena kemiskinan akan

berpengaruh besar terhadap konsumsi makanan dan daya beli. Penduduk

miskin biasanya mengkonsumsi makanan yang lebih murah dan menu

makanan pada umumnya tidak (kurang) bervariasi, sehingga kebutuhan akan

(21)

4

(1999) mengatakan walaupun mampu membeli, tetapi bila tidak disertai

dengan pengetahuan gizi, kekurangan energi dan protein akan tetap menjadi

masalah. Bahkan penghasilan bisa jadi dialokasikan pada kebutuhan selain

pangan atau gizi. Adi dan Sahrul (2001) menambahkan bahwa pada kejadian

luar biasa (KLB) marasmus dan kwashiorkor di Sumatera Barat tahun 2001,

40% dari 4000 anak balita bergizi buruk berasal dari keluarga mampu yang

orang tuanya tidak tahu soal gizi.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang. Berdasar penelitian bahwa perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari

pengetahuan (Notoatmodjo, 2007). Sediaoetomo dalam Morita (1999)

menyatakan pengetahuan umum maupun pengetahuan kesehatan dan gizi

merupakan faktor yang menonjol dalam mempengaruhi komposisi dan pola

konsumsi pangan.

Pengetahuan gizi adalah pengetahuan tentang cara yang benar untuk

memilih bahan makanan, mengolah, mendistribusikan, dan menyajikan

makanan sehat secara ekonomis. Pengetahuan dan pemahaman ibu yang

terbatas akan mempengaruhi pola pemenuhan gizi anak, sehingga penerapan

pola komsumsi makan belum sehat dan seimbang (Suhadrjo 2003 dan

Moehji, 2003). Elfindri (1992) melakukan penelitian tentang hubungan

pendidikan ibu terhadap status gizi balita. Hasil yang ditemukan adalah

bahwa pendidikan ibu berhubungan secara positif dan signifikan terhadap

(22)

5

Sajogyo (1994) mengatakan biasanya dalam keluarga, ibu berperan

mengatur makanan keluarga. Karena itu, ibu adalah sasaran utama dalam

pendidikan gizi untuk meningkatkan pengetahuannya dalam pemberian

makan balita. Daerah perkotaan biasanya pengetahuan gizi ibu baik meskipun

ada sebagian lagi ibu memiliki pengetahuan yang kurang. Hal ini dapat

ditunjang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, akses informasi

kesehatan yang lebih banyak baik dari media elektronik maupun penyuluhan,

dan sarana transportasi yang memadai. Hal diatas memungkinkan para ibu

terpapar informasi gizi yang lebih banyak jika dibandingkan dengan ibu yang

berada di pedesaan sehingga para ibu di kota memiliki pengetahuan yang

lebih tentang gizi dibandingkan dengan ibu yang berada di desa. Akan tetapi,

kurangnya tindakan orang tua tentang pemberian dan pengolahan makanan

yang benar pada balitanya tetap menyebabkan permasalahan gizi (Indopos,

2012).

Martianto,dkk (2010) mengatakan bahwa pengetahuan gizi ibu di

pedesaan masih rendah. Aksesibilitas fisik (elektronik dan media massa) dan

aksesibilitas ekonomi terkendala oleh kurangnya sumber penghasilan dari

sektor pertanian dan sektor lainnya serta jauhnya pasar dari lingkungan

tempat tinggall untuk pembelian pangan maupun penjualan hasil pertanian.

Warung yang menyediakan kebutuhan sehari-hari juga sangat jarang.

Saat ini, fungsi wanita telah bergeser dari hanya sebagai ibu menjadi

pencari tambahan nafkah untuk menutupi kekurangan kebutuhan ekonomi

(23)

6

dalam pemenuhan nutrisinya. Pada umumnya. hasil penelitian menunjukkan

bahwa terdapat hubungan negatif antara ibu bekerja dengan pertumbuhan

anak (Leslie dalam Thaha, 1996). Berdasarkan hasil penelitian Harsiki (2002)

bahwa pola pengasuhan anak balita pada keluarga miskin pedesaan dan

perkotaan di propinsi Sumatera Barat adalah 57,1% pada kategori kurang.

Pola asuh anak yang kurang akan mempunyai resiko anak batita KEP 1,5 kali

dibandingkan dengan anak batita dengan pola asuh cukup (Diana. 2004).

Di kota khususnya, banyak ibu yang masih keliru memberikan asupan

gizi, seperti dengan memberikan balita makanan instan (kompas.com, 2010).

Hal ini dikarenakan berbagai jenis makanan jajanan yang tergolong fastfood

telah menjamur di kota-kota (Samsudin,dkk.1995). Selain itu, adanya

perubahan gaya hidup yang menjurus ke westernisasi dan sedentary berakibat

pada perubahan pola makan/ konsumsi masyarakat yang merujuk pada pola

makan yang tinggi kalori, tinggi lemak dan kolesterol (Santoso,1998).

Di pedesaan, yang kebanyakan masyarakatnya masih tradisional,

orang-orang cenderung melakukan aktivitas fisik dan dengan catatan bahwa

kesediaan makanan tidak terbatas, maka hanya sedikit orang yang

mempunyai masalah gizi; baik kurang gizi ataupun kelebihan gizi.

Diperkirakan bahwa tubuh manusia mempunyai pertahanan lebih kuat untuk

melawan kurang gizi dan kehilangan berat badan dibandingkan pertahanan

untuk melawan konsumsi yang berlebih dan kelebihan berat badan (Hadi,

(24)

7

Baik di pedesaan maupun perkotaan, para ibu tidak membatasi jumlah

jajanan anak, hanya beberapa ibu yang membatasi jenis jajanan anak (Survei

pendahuluan, Juni 2012). Kebiasaan anak memakan makanan ini

menyebabkan balita tidak mau memakan makanan yang dimasak ibunya.

(Pramudiarja, 2011). Di kedua daerah ini, para ibu melakukan penimbangan

berat badan anak di posyandu. Akan tetapi, persentase ibu yang rutin

melakukan penimbangan berat badan anak lebih banyak ditemukan di daerah

pedesaan. Begitupun dengan frekuensi makan anak balita dengan 3 x sehari

dan teratur lebih banyak ditemukan di daerah pedesaan. Di perkotaan,

sebagian besar anak balita tidak suka makan sayur dan di rumah tidak setiap

hari sayur disajikan, sebagian besar ibu tidak mengetahui kandungan gizi

makanan dan kebutuhan gizi anak. Bahkan ada beberapa ibu yang

mengetahui kandungan gizi makanan dan menu seimbang, tetapi tidak

menyajikannya di rumah.

Di pedesaan, para ibu selalu memiliki persediaan sayur dan buah di

rumah dan sayur ditanami oleh keluarga di sekitar rumah maupun di kebun

agar lebih murah dan lebih sehat (bebas pestisida), balita dibiasakan makan

sayur sejak kecil dan konsumsi ikan hanya dengan porsi/potongan kecil.

Sebagian besar ibu tidak mengetahui kandungan gizi makanan dan kebutuhan

gizi anak. Meskipun demikian, para ibu selalu berusaha untuk memasak pagi

dan sore, menyuapi dan memantau makan anak, serta mengasuh anak sendiri

(25)

8

Kabupaten Pasaman Barat termasuk kabupaten yang mengalami masalah

gangguan gizi kurang dan buruk pada balita yang terdapat di setiap

kecamatan baik di wilayah pedesaannya maupun di perkotaannya (Profil

Dinas Kesehatan {DK} Pasaman Barat, 2010). Prevelensi anak balita pendek

(stunting) akibat kekuragan gizi kronis yaitu 26,3%, BB/U sebesar 14,39%,

dan BB/TB sebesar 20,4% (PSG 2010). Gangguan gizi akut sebesar 19,5%,

gangguan gizi kronis sebesar 31,2%, dan gangguan gizi akut (sangat kurus

dan kurus) 12,0% (DK Pasaman Barat, 2011).

Jorong Simpang Empat merupakan jorong yang terletak di pusat kota

Kabupaten Pasaman Barat dan termasuk area perkotaan yang paling besar di

kabupaten Pasaman Barat. Di sini, masalah gizi balita mengalami

peningkatan persentase status gizi sangat kurang pada tahun 2011, meskipun

kondisi balita pendek mengalami penurunan pada tahun yang sama (DK

Pasaman Barat, 2011)

Jorong Koto Sawah adalah salah satu jorong yang tergolong pedesaan

yang terletak di Kenagarian Ujunggading Kecamatan Lembah Melintang

Pasaman Barat. Jorong ini adalah jorong ke-3 terluas dan terbanyak jumlah

balitanya. Sepanjang tahun 2010, jorong ini termasuk jorong rawan gizi

(Profil Kesehatan Puskesmas Ujunggading, 2010). Tahun 2011,dari 8 kasus

gizi buruk 3 diantaranya berasal dari Jorong Koto Sawah. Padahal, jumlah

posyandu terbanyak dan angka kunjungan tertinggi berada di jorong ini

(26)

9

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang

’Gambaran Perbedaan Pengetahuan dan Tindakan Ibu dalam Pemenuhan Gizi

Balita Usia 3-5 Tahun di Kecamatan Pasaman dengan Kecamatan Lembah

Melintang Kab. Pasaman Barat tahun 2012’.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah ditemukan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah ”bagaimanakah gambaran perbedaan

pengetahuan dan tindakan ibu dalam pemenuhan gizi balita usia 3-5 tahun di

Kecamatan Pasaman dengan Kecamatan Lembah Melintang Kab. Pasaman

Barat tahun 2012?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran perbedaan pengetahuan dan tindakan

ibu dalam pemenuhan gizi balita usia 3-5 tahun di Kecamatan Pasaman

dengan Kecamatan Lembah Melintang Kab. Pasaman Barat tahun 2012.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu dalam pemenuhan

gizi balita di Jorong Simpang Empat Kecamatan Pasaman dengan

Jorong Koto Sawah Kecamatan Lembah Melintang Kab. Pasaman

(27)

10

b. Mengetahui distribusi frekuensi tindakan ibu balita dalam

pemenuhan gizi balita usia 3-5 tahun di Jorong Simpang Empat

Kecamatan Pasaman dengan Jorong Koto Sawah Kecamatan

Lembah Melintang Kab. Pasaman Barat tahun 2012.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Sebagai aplikasi ilmu yang didapat selama di bangku perkuliahan

khususnya dalam melakukan penelitian tentang perbedaan pengetahuan

dan tindakan ibu dalam pemenuhan gizi balita usia 3-5 tahun di kota

dengan di desa tahun 2012.

2. Bagi Fakultas Keperawatan

Sebagai gambaran dan informasi bagi tenaga kesehatan khususnya

perawat dalam memberikan asuhan keperawatan terkait dengan

pengetahuan dan tindakan ibu dalam pemenuhan gizi balita balita di kota

dan di desa serta menjadi bahan referensi bagi kepustakaan FKep Unand

dan bacaan bagi mahasiswa.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan referensi bagi peneliti yang ingin meneliti tentang

perbedaan pengetahuan dan tindakan ibu dalam pemenuhan gizi balita

(28)

11

4. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi

dan bahan pertimbangan bagi para pelaksana perbaikan gizi untuk

membuat langkah konkrit dalam mengatasi masalah gizi balita di

wilayahnya.

5. Bagi Keluarga dan Masyarakat

Dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman keluarga dan

masyarakat akan pentingnya pengetahuan dan tindakan yang benar dalam

Referensi

Dokumen terkait

Sasaran utama yang diharapkan sebagai tujuan dari kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah meningkatnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di Kelas V Sekolah

Karena memiliki hak untuk membentuk angkatan perang sendiri dan melakukan peperangan, maka VOC berupaya meemperluas daerah – daerah di Nusantara sebagai wilayah kekuasaan

Tingkat substitusi tepung yang cenderung disukai oleh panelis adalah pada tingkat peng- gunaan campuran pati sagu 50 % dan tepung beras ketan 50 %, dimana pada

Berdasarkan dua hasil analisis dengan Fuzzy NN-MCDM dengan bantuan OWA operator pada Tabel 7, dapat dilihat bahwa dalam upaya pemberdayaan industri kecil hasil

1. Bagi siswa, strategi ini sebaiknya digunakan untuk meningkatkan kapasitas pemahaman karena dapat melihat informasi secara detail dan menjadi lebih mudah.

Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2012, dengan kami ini minta kepada Saudara Direktur untuk hadir dalam melakukan Pembuktian Kualifikasi dengan membawa berkas asli data perusahaan pada

Perhitungan harga pokok produksi alumunium per unit yang dilakukan perusahaan masih sangat sederhana yaitu dengan menjumlahkan biaya bahan yang dibutuhkan dalam

Pada dasarnya setiap gaya kepemimpinan aplikabel dengan birokrasi publik, dengan catatan disesuaikan dengan kultur organisasi atau kemampuan pemimpin puncak untuk