No. Daftar/FPEB/473/UN.40.7/D1/LT/2013
PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK GROUP
INVESTIGATION (GI) DAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA
(Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas X SMA Negeri 1 Parongpong)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada
Program Pendidikan Ekonomi
Oleh
Nenden Anggi Soniawati 0901451
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNINGTEKNIK GROUP
INVESTIGATION (GI) DAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA
(Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas X SMA Negeri 1 Parongpong)
Oleh:
NENDEN ANGGI SONIAWATI
Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Anggi 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
November 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
NENDEN ANGGI SONIAWATI
PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK GROUP
INVESTIGATION (GI) DAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA
(Studi EksperimenPada Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas X SMA Negeri 1 Parongpong)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING :
Drs. Ani Pinayani, MM. NIP. 19620612 198803 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
UPI Bandung
PERNYATAAN
“Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penggunaan Model
Cooperative Learning Teknik Group Investigation (GI) dan Think-Pair-Share
(TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas X SMA Negeri 1 Parongpong)“ ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.
Bandung, November 2013 Yang membuat pernyataan,
ABSTRAK
Nenden Anggi Soniawati (0901451), “Penggunaan Model Cooperative Learning
Teknik Group Investigation (GI) dan Think-Pair-Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa” di bawah bimbingan Drs. Ani Pinayani, M.M
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar berupa pengetahuan (C1) dan pemahaman konsep belajar siswa (C2) berupa nilai pre test dan
post test siswa kelas XA dan XC kelas eksperimen dan XD kelas kontrol semester
ganjil di SMA Negeri 1 Parongpong, dengan memberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning teknik Group Investigation dan
Think-Pair-Share pada standar kompetensi memahami konsep ekonomi dalam kaitannya
dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi dan tes. Jenis penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan tiga kelompok sampel yang terdiri dari kelas kontrol dan dua kelas eksperimen. Kelas eksperimen satu menggunakan perlakuan dengan teknik
Group Investigation dan kelas eskperimen dua menggunakan perlakuan dengan
teknik Think-Pair-Share. Sedangkan pada kelas kontrol menggunakan model konvensional.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam nilai
pre test dan post test pada masing-masing kelas yang dianalisis yaitu kelas
eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran teknik Group Investigation dan kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran teknik Think-Pair-Share. Selain itu dapat disimpulkan juga bahwa dari ketiga teknik pembelajaran yang diberikan kepada siswa, hasilnya teknik Group Investigation merupakan teknik pembelajaran yang paling efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
ABSTRACT
Nenden Anggi Soniawati (0901451), “The used of Cooperative Learning Group
Investigation Technic (GI) and Think-Pair-Share (TPS) towards Student
Learning Process” under guidance Drs. Ani Pinayani, M.M
This study aims to determine the differences in learning process in the form of knowledge (C1) and comprehension (C2) the concept of student learning be the value of pre-test and post-test students in XA and XC as experiment class, and XD as control class in first semester at SMAN 1 Parongpong, by providing treatment using Cooperative Learning Group Investigation technique and Think-Pair-Share on competency standard comprehension economic concepts in relation to the economic activities of consumers and producers.
This research is quasi-experimental. Data were collected through observation, documentation and testing. This type of research design was implemented using three groups of samples consisting of classroom control and two experimental classes. One class of experiments using treatment techniques Group Investigation and experimentation two classes using treatment techniques Think-Pair-Share. While in control class using conventional models.
The results showed that there are significant differences in the value of pre-test and post-test for each class is class of experiments that analyzed the treated study techniques Group Investigation and treated experimental class learning techniques Think-Pair-Share. Moreover, it can be concluded also that of the three learning techniques are given to students, the results of Group Investigation technique is a learning technique that is most effective in improving student learning process.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
UCAPAN TERIMAKASIH ii
ABSTRAK iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 8
1.3.1 Tujuan Penelitian 8
1.3.2 Manfaat Penelitian 9
BAB II LANDASAN TEORI 10
2.1 Belajar dan Pembelajaran 10
2.1.1 Konsep Belajar 10
2.1.2 Konsep Pembelajaran 13
2.2 Teori Belajar Sosial 13
2.3 Teori Belajar Konstruktivisme 14
2.4 Model Pembelajaran 18
2.4.1 Konsep Model Pembelajaran 18
2.4.2 Model Pembelajaran Cooperative Learning 20
2.4.3 Group Investigation (GI) 21
2.4.3.1 Langkah-langkah Penerapan Teknik Group Investigation 23
2.4.3.2 Karakteristik Teknik Pembelajaran Group Investigation 24
2.4.4 Think-Pair-Share (TPS) 26
2.4.4.1 Karakteristik dan Langkah Penerapan Teknik Think-Pair-Share 27
2.4.4.2 Kelebihan dan Kekurangan Teknik Think-Pair-Share 28
2.5 Hasil Belajar 29
2.5.1 Hasil Belajar Ranah Kognitif 30
2.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar 34
2.6 Pengetahuan Belajar (C1) 35
2.7 Pemahaman Konsep Belajar (C2) 36
2.8 Penelitian Terdahulu 38
2.9 Kerangka Pemikiran 39
2.10 Hipotesis 42
BAB III METODE PENELITIAN 44
3.1 Objek Penelitian 44
3.2 Metode Penelitian 44
3.3 Desain Penelitian 45
3.4 Tahapan Penelitian 46
3.5 Sumber Data 47
3.6 Teknik Pengumpulan Data 47
3.6.1 Test Awal (Pre Test) 50
3.6.2 Tes Akhir (post Test) 50
3.6.3 Prosedur Penelitian 50
3.6.4 Instrumen Penelitian 52
3.7 Analisis Uji Instrumen 53
3.8 Metode Analisis Data 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 64
4.1 Gambaran Umum Penelitian 64
4.1.1 Lokasi Penelitian 64
4.1.2 Subjek Penelitian 66
4.2.1 Pemantapan Instrumen Penelitian 66
4.2.1.1 Uji Validitas 67
4.2.1.2 Uji Reabilitas 67
4.2.1.3 Tingkat Kesukaran 68
4.2.1.4 Daya Pembeda 69
4.2.2 Deskripsi Data Hasil Tes 70
4.2.2.1 Data Tes Awal (Pre Test) 70
4.2.2.2 Data Test Akhir (Post Test) 71
4.3 Uji Prasyarat Analisis 76
4.3.1 Uji Normalitas 76
4.3.2 Uji Homogenitas 77
4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian 78
4.5 Pembahasan 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 93
5.1 Kesimpulan 93
5.2 Saran 93
DAFTAR PUSTAKA 95
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Nilai UAS Mata Pelajaran Ekonomi Semester 1 Kelas X SMAN 1
Parongpong
4
Tabel 2 Taksonomi untuk Belajar, Mengajar dan Menilai Enam Kategori dan
Dimensi Proses Kognitif dan Proses Kognitif yang Terkait
31
Tabel 3 Desain Penelitian 45
Tabel 4 Pola Eksperimen 48
Tabel 5 Persiapan Uji Normalitas 60
Tabel 6 Hasil Validitas Instrumen Penelitian 66
Tabel 7 Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Tingkat Kesukaran 67
Tabel 8 Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Daya Pembeda 68
Tabel 9 Rata-rata Nilai Hasil Pre test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 69
Tabel 10 Rata-rata Nilai Hasil Post tes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 71
Tabel 11 Rekapitulasi Skor N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 73
Tabel 12 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Penelitian 76
Tabel 13 Hasil Penghitungan Uji Homogenitas Data Masing-masing Kelompok 77
Tabel 14Hasil Uji-t Perbedaaan Pre test dan Post test Kelas Eksperimen Group
Investigation
78
Tabel 15 Hasil Uji-t Perbedaaan Pre test dan Post test Kelas Eksperimen
Think-Pair-Share
80
Tabel 16Hasil Uji-t Perbedaaan Pre test dan Post test Kelas Kontrol 81
Tabel 17 Hasil Uji-t Perbedaaan Post test Kelas Eksperimen Group Investigation dan
Kelas Kontrol
82
Tabel 18 Hasil Uji-t Perbedaaan Post test Kelas Eksperimen Think-Pair-Share dan
Kelas Kontrol
84
Tabel 19 Hasil Uji-t Perbedaaan Post test Kelas Eksperimen Group Investigation dan
Think-Pair-Share
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Berpikir 42
Gambar 2 Perbandingan Nilai Hasil Pre test Kelas Eksperimen GI, Eksperimen TPS
dan Kelas Kontrol
70
Gambar 3 Perbandingan Nilai Hasil Post test Kelas Eksperimen GI, Eksperimen TPS,
dan Kelas Kontrol
72
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Persoalan tentang pendidikan fokusnya selalu berkenaan dengan persoalan
peserta didik, peserta didik yang dicintai, disayangi, dan generasi yang masa
depannya harus dipersiapkan.Tugas mendidik anak ternyata tidak mudah dilakukan,
lebih-lebih pada zaman sekarang ini.Kesulitan-kesulitan menjalankan tugas mendidik
itu amat terasa, terutama ketika dihadapkan pada kenyataan bahwa pengaruh
lingkungan sudah sedemikian kuat, bahkan melampaui kekuatan pengaruh
faktor-faktor pendidikan lainya.
Sebagaimana dalam pasal Bab II pasal 3 UU Rl no. 20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional dijelaskan bahwa tujuan pendidikannasional adalah
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratisserta bertanggung jawab.
Komitmen pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan ditempuh melalui
berbagai kebijakan.Mulai dari kebijakan anggaran, muatan kurikulum, peningkatan
kualifikasi guru, sistem kenaikan pangkat, dan segala usaha evaluasi (UN).Namun
sampai saat ini usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dalam peningkatan mutu
pendidikan belum sepenuhnya berhasil hal tersebut ditunjukkan dengan masih
rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa, apalagi
bagi bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan disegala bidang.
Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka mencerdaskan bangsa (UU
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003).
Sanjaya (2006: 2) mengatakan terdapat beberapa hal yang sangat penting untuk kita
kritisi dari konsep pendidikan menurut undang-undang tersebut. Pertama, pendidikan
adalah usaha sadar yang terencana, hal ini berarti proses pendidikan di sekolah bukanlah
proses yang dilaksanakan secara asal-asalan dan untung-untungan, akan tetapi proses
yang bertujuan sehingga segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa diarahkan pada
pencapaian tujuan.
Kedua, proses pendidikan yang terencana itu diarahkan untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran, hal ini berarti pendidikan tidak boleh mengesampingkan
proses belajar. Pendidikan tidak semata-mata berusaha untuk mencapai hasil belajar,
akan tetapi bagaimana memperoleh hasil atau proses belajar yang terjadi pada diri anak.
Dengan demikian, dalam pendidikan antara proses dan hasil belajar harus berjalan secara
seimbang. Pendidikan yang hanya mementingkan salah satu diantaranya tidak akan dapat
membentuk manusia secara utuh.
Ketiga, suasana belajar dan pembelajaran itu diarahkan agar peserta didik dapat
mengembangkan potensi dirinya, ini berarti proses pendidikan itu harus berorientasi
kepada siswa (student active learning). Pendidikan adalah proses pengembangan potensi
anak didik. Dengan demikian, anak dipandang sebagai organisme yang sedang
berkembang dan memiliki potensi. Tugas pendidikan adalah mengembangkan potensi
yang dimiliki anak didik, bukan menjejalkan materi pelajaran atau memaksa anak untuk
menghafal data dan fakta.
Keempat, akhir dari proses pendidikan adalah kemampuan anak memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini berarti
proses pendidikan berujung kepada pembentukan sikap, pengembangan kecerdasan atau
intelektual, serta pengembangan keterampilan anak sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan
tiga aspek inilah, (sikap, kecerdasan, dan keterampilan) arah dan tujuan pendidikan harus
yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, faktor ini merupakan faktor
yang dapat diupayakan sedemikian rupa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang
sekaligus dapat menjadi penentu keberhasilan belajar siswa.
Pendidikan sebagai upaya untuk mencetak sumber daya manusia yang
berkualitas dan berdedikasi tinggi memerlukan suatu pendukung yaitu mutu
pendidikan.Kurniasih (2006) mensinyalir bahwa rendahnya mutu pendidikan saat ini
berkaitan erat dengan rendahnya interaksi dan motivasi siswa dalam belajar. Tuntutan
dalam dunia pendidikan sudah banyak berubah, sehingga orientasi pembelajaran yang
memposisikan guru sebagai narasumber tunggal (teacher centered) harus diubah
menjadi student centered. Namun demikian, paradigma teacher centered nampaknya
masih banyak diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas dengan alasan
pembelajaran seperti ini lebih praktis dan tidak menyita waktu.
Dalam proses pendidikan, guru perlu mengembangkan strategi yang mampu
mengoptimalkan interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, guru
dengan siswa dan lingkungan, serta interaksi banyak arah. Hal ini adalah untuk
memenuhi tuntutan pelaksanaan proses pembelajaran yang juga termuat dalam PP Nomor 19 tahun 2005 pasal 19 ayat 1 yaitu, “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa kreativitas kemandirian sesuai dengan bakat,minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.”
Dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkembang sekarang ini, perlu dilakukan berbagai upaya diantaranya peningkatan
mutu pendidikan baik itu prestasi belajar siswa maupun kemampuan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Akan tetapi banyak kenyataan disekolah proses
pembelajaran yang berlangsung masih bersifat tradisional/konvensional yakni
terpusat pada guru (teacher centered) sehingga peran guru lebih dominan dalam
kegiatan belajar mengajar (KBM). Dalam proses belajar mengajar umumnya guru
penguasaan siswa dalam menerima materi, hal itu akan membuat siswa belajar pasif.
Hal tersebut jelas merupakan suatu masalah yang harus dibenahi karena jika
dibiarkan akan menyebabkan siswa tidak kreatif dan aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran, sehingga hasil belajar yang dicapai pun tidak optimal. Berikut ini
adalah data awal hasil tes konsep pemahaman belajar siswa kelas X SMAN 1
Parongpong:
Tabel 1
Nilai UAS Mata Pelajaran Ekonomi Semester 1Kelas X SMAN 1 Parongpong
Kelas Jumlah
Siswa
Nilai
Terendah
Nilai
Tertinggi
Nilai
Rata-rata
KKM >75
Siswa
Mencapai
KKM
Siswa Tidak
Mencapai
KKM
X-1 44 3,5 7,8 5,18 1 43
X-2 43 2,5 9,4 6,88 17 26
X-3 44 4,0 9,3 7,13 16 28
X-4 44 3,0 8,5 6,18 17 27
Data penelitian, data diolah
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa semua kelas perolehan nilai rata-rata
UAS nya masih dibawah KKM atau tidak tuntas. Dari keseluruhan jumlah siswa
kelas X, perolehan nilai rata-rata yang masih dibawah KKM berjumlah 151 orang
dari jumlah seluruh siswa kelas X sebanyak 217 orang. Data tersebut menunjukan
bahwa hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran ekonomi di SMAN 1
Parongpong belum optimal. Masalah diatas dapat diduga dipengaruhi oleh berbagai
faktor-faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi motivasi belajar, minat,
persepsi siswa terhadap guru, sikap maupun kondisi fisik dan psikis siswa yang
meliputi kompetensi guru, metode mengajar, kurikulum, keluarga dan fasilitas
belajar.Serta, faktor eksternal yakni faktor-faktor yang timbul dari luar individu
seperti lingkungan keluarga, motivasi lingkungan sekitar, serta sarana dan prasarana
pembelajaran. Selain itu, faktor internal dan eksternal tersebut akan secara langsung
mempengaruhi pengetahuan dan pemahaman belajar siswa.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pengetahuan (C1) dan pemahaman belajar
siswa (C2) dipengaruhi oleh banyak faktor. Jika pengetahuan dan pemahaman belajar
siswa telah dikatakan baik maka hasil belajar yang diperoleh siswa akan baik pula.
Begitupun sebaliknya, apabila pengetahuan (C1) dan pemahaman belajar siswa (C2)
kurang maka akan berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang maksimal.
Guru telah melakukan berbagai upaya guna memperbaiki kualitas proses belajar
mengajar agar tujuan pembelajarannya tercapai. Upaya kearah peningkatan terutama
dalm pelajaran ekonomi terus dilakukan dengan perbaikan dalam strategi
pembelajaran, metode serta teknik pelaksanaan pembelajaran yang lebih mengarah
kepada strategi yang dapat mengaktifkan siswa dan pembelajaran yang terpusat pada
siswa (student center) sehingga diharapkan prestasi belajar siswa menjadi meningkat
dan lebih baik.
Para pakar pendidikan berusaha menawarkan berbagai model dan metode
pembelajaran yang tepat untuk membuat prestasi siswa menjadi lebih baik. Salah satu
teknik pembelajaran yang bisa membuat siswa menjadi lebih aktif adalah teknik
pembelajaran Group Investigation dan Think-Pair-Share.
Model dan teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru di SMAN 1
1. Guru masih kurang berinovasi dalam menggunakan berbagai model
pembelajaran
2. Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional berupa
penggunaan teknik ceramah dalam pembelajaran
3. Masih kurang lengkapnya buku pembelajaran di perpustakaan sehingga
referensinya masih kurang.
Dengan adanya masalah-masalah tersebut, dan berdasarkan pengamatan
sementara, maka terlihat dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi
kelas X di SMAN 1 Parongpong menunjukan gejala:
1. Kurang terjadinya pembelajaran siswa yang aktif dan kreatif
2. Kurang terjadinya pembelajaran yang menyenangkan
3. Kurangnya konsentrasi siswa dalam menerima materi di dalam kelas
4. Kurangnya berfikir kritis pada siswa
5. Kurangnya pemahaman siswa
6. Masih banyaknya hasil belajar siswa yang masih dibawah KKM
Untuk mengatasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka salah satu usaha
yang akan ditempuh adalah dengan penggunaan model dan teknik pembelajaran yang
dapat menbuat siswa menjadi aktif, kreatif, menyenangkan, konsentrasi dan berpikir
kritis. Salah satu metode pembelajaran yang cocok digunakan dalam mengatasi
masalah diatas adalah teknik pembelajaran Group Investigation dan Think-Pair-Share
Dalam prakteknya dengan teknik ini guru dapat menggali kemampuan dan
potensi yang dimiliki siswa, mengasah daya pikir juga siswa menjadi lebih kreatif
dan kritis, berani menuangkan ide dan gagasannya dalam memecahkan masalah yang
dihadapi sehingga pemahaman belajar siswa menjadi baik. Dengan demikian aktivitas
belajar dipusatkan pada siswa dan guru bertugas sebagai fasilitator dalam proses
Dari pemaparan diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitan mengenai
penerapan teknik pembelajaran Group Investigation dan Think-Pair-Share terhadap
mata pelajaran ekonomi. Dengan pembelajaran menggunakan teknik ini diharapkan
siswa dapat termotivasi dalam proses belajar sehingga hasil belajar siswa pun menjadi
lebih baik. Diangkat dari pernyataan tersebut, maka penulis melakukan penelitian
yang berjudul; “Penggunaan Model Cooperative Learning Teknik Group
Investigation (GI) dan Think-Pair-Share (TPS) TerhadapHasil Belajar Siswa”
(Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Standar Kompetensi
Memahami Konsep Ekonomi Dalam Kaitannya Dengan Kegiatan Ekonomi
Konsumen dan Produsen di Kelas X di SMAN 1 Parongpong Tahun Ajaran
2013-2014).
1.2 Rumusan Masalah
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya adalah
penggunaan metode yang digunakan oleh guru daam proses pembelajaran ekonomi.
Berdasarkan latar belakang masalah dan faktor diatas, maka penulis merumuskan
masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada tes awal (pre test) dengan tes
akhir (post test) yang menggunakan model Cooperative Learning teknik Group
Investigation?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada tes awal (pretest) dengan tes
akhir (post test) yang menggunakan model Cooperative Learning teknik
Think-Pair-Share?
3. Apakah terdapat perbedaam hasil belajar siswa pada test awal (pre test) dengan
tes akhir (post test) yang menggunakan model konvensional pada kelas kontrol?
4. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan
5. Apakah terdapat perbedaam hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan
modelCooperative Learning teknik Think-Pair-Share dengan kelas kontrol?
6. Apakah terdapat perbedaanhasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan
model Cooperative Learningteknik Group Investigation dengan kelas yang
menggunakan model Cooperative Learning teknikThink-Pair-Share?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh temuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada tes awal (pre test)
dengan tes akhir (post test) yang menggunakan model Cooperative Learning
teknik Group Investigation.
2. Untuk mengetahuiperbedaan hasil belajar siswa pada tes awal (pre test)
dengan tes akhir (post test) yang menggunakan model Cooperative Learning
teknik Think-Pair-Share.
3. Untuk mengetahuiperbedaam hasil belajar siswa pada test awal (pre test)
dengan tes akhir (post test) yang menggunakan model konvensional.
4. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang
menggunakan modelCooperative Learning teknik Group Investigationdengan
kelas kontrol.
5. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang
menggunakan modelCooperative Learning teknik Think-Pair-Share dengan
kelas kontrol.
6. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang
menggunakan model Cooperative Learning teknikGroup Investigation dengan
kelas yang menggunakan model Cooperative Learning
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat lebih meingkatkan hasil belajar siswa
dan memperkaya ilmu pendidikan bagi guru khususnya dalam penggunaan
model Cooperative Learning teknik Group Investigation dan
Think-Pair-Share terhadap hasil belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
ilmu pengetahuan dan pemikiran mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa juga sebagai kajian lebih lanjut
khususnya tentang pengaruh model Cooperative Learning teknik Group
Investigation dan Think-Pair-Share terhadap hasil belajar siswa untuk
kepentingan dunia praktis, dan bisa juga dijadikan pertimbangan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan di dunia pendidikan dalam rangka
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada
mata pelajaran ekonomi. Dengan demikian yang menjadi objek dalam penelitian ini
adalah siswa kelas X di SMAN 1 Parongpong. Hal ini dikarenakan di SMAN 1
Parongpong terdapat suatu permasalahan yang cukup menarik untuk diteliti seperti
yang telah dijelaskan pada latar belakang permasalahan, penelitian ini menganalisa
bagaimana pengaruh dari model Cooperative Learning teknik Group Investigation
(X1) dan Think-Pair-Share (X2) variabel bebas terhadap hasil belajar siswa (Y) yang
merupakan variabel terikat.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Arikunto (2006: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data untuk penelitiannya.
Metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Metode kuasi
eksperimen dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun
hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat. Metode kuasi eksperimen
merupakan metode inti dari model penelitian yang menggunakan pendekatan
kuantitatif. Dalam penelitian eksperimen, Peneliti membagi subyek yang diteliti
menjadi tiga kelompok yaitu kelompok ekperimen adalah siswa yang diberi
perlakuan (treatment) dengan memberikan teknik pembelajaran Group Investigation
dan Think-Pair-Share pada saat pembelajaran berlangsung, sementara kelompok
kontrol adalah siswa yang diberi perlakuan (treatment) dengan menggunakan metode
pembelajaran ceramah. Menurut Arikunto (1988: 484) tentang penelitian eksperimen.
Di dalam metode kuasi eksperimen ini penulis mengharapkan dapat
teknikpembelajaran Group Investigation dan siswa yang menggunakan teknik
pembelajaran Think-Pair-Share untuk kemudian ditelaah bagaimana implikasinya
terhadap hasil belajar siswa.
3.3 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang berhubungan degan metode atau alasan
mengapa metode tersebut digunakan. Pola eksperimen yang digunakan adalah Non
Equivalent Control Group Design (Sugiyono, 2000:79). Secara bagan bisa
digambarkan seperti tabel berikut:
Tabel 3
Desain Penelitian
O1 X1 O4
O2 X2 O5
O3 - O6
Keterangan:
O1 : Pretest kelas eksperimen 1
O2 : Pretest kelas eksperimen 2
O3 : Pretest kelas kontrol
X1 : Penerapan model Cooperative Learning teknik Group Investigation
X2 :Penerapan model Cooperative Learning teknik Think-Pair-Share
_ : Metode Ceramah
O5 : Posttest kelas eksperimen 2
O6 :Posttest kelas kontrol
3.4 Tahapan Penelitian
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek, dengan
kata lain penelitian eskperimen bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan
sebab akibat antara perlakuan yang disengaja diadakan dengan efek yang terjadi
sesudahnya. Menurut Arikunto (1989:9) terdapat langkah-langkah penelitian
eksperimen pada dasarnya sama dengan strategi dan langkah-langkah penelitian pada
umumnya:
1. Calon peneliti mengadakan studi literatur untuk menemukan permasalahan
2. Mengadakan identifikasi dan merumuskan permasalahan
3. Merumuskan batasan istilah, pembatasan variabel, hipotesis dan dukungan teori
4. Menyusun rencana eksperimen:
a. Mengidentifikasikan semua variabel non eksperimen yang sekiranya akan
mengganggu hasil eksperimen dan menentukan bagaimana mengontrol
variabel-variabel tersebut.
b. Memilih desain atau modul eksperimen.
c. Memilih sampel yang representatif (wakil yang dpat dipercaya) dari subjek
yang termasuk ke dalam populasi.
d. Menggolongkan wakil subjek ke dalam dua kelompok, disusul dengan
penentuan kelompok eksperimen dan kelompok pembanding.
e. Memilih atau menyusun instrumen yang teat untuk mengukur hasil pemberian
perlakuan.
f. Pembuata garis besar prosedur pengumpulan data dan melakukan uji coba
eksperimen maupun instrumen pengukur hasil-hasil sudah betul-betul
sempurna.
g. Merumuskan hipotesis nol atau hipotesis statistik.
5. Melaksanakan eksperimen
6. Memilih data sedemikian rupa sehingga terkumpul hanya data yang
menggambarkan hasil murni dari kelompok eksperimen maupun kelompok
pembanding.
7. Menggunakan teknik yang tepat untuk menguji signifikasi agar dapat diketahui
secara cermat bagaimana hasil dari kegiatan eksperimen.
3.5 Sumber Data
Arikunto (2002: 7) mengemukakan bahwa “Sumber data dalam penelitian adaah
subjek darimana data dapat diperoleh.” Berdasarkan pernyataan tersebut, maka
sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 1 Parongpong Tahun
Ajaran 2013-2014.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk dianalisis, maka dari
itu diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang relevan dengan tujuan penelitian.
Banyak teknik untuk mengumpulkan data yang diperlukan, masing-masing cara
mempunyai tujuan-tujuan tertentu serta kelebihan dan keterbatasan masing-masing.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai daftar
nama siswa dan nilai tes mata pelajaran ekonomi standar kompetensi Memahami
Konsep Ekonomi Dalam Kaitannya Dengan Kegiatan Ekonomi Konsumen dan
Produsen Semester 1 tahun ajaran 2013-2014.
b. Metode eksperimen
Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pola
Tabel 4
Pola Eksperimen
Kelompok Kondisi awal Perlakuan Tes
Eksperimen Nilai kelas Xsemester I
SK Memahami Konsep
Ekonomi Dalam
Kaitannya Dengan
Kegiatan Ekonomi
Konsumen dan Produsen
tahun ajaran 2013-2014.
Teknik Pembelajaran Group Investigation Tes akhir
Eksperimen Nilai kelas Xsemester I
SK Memahami Konsep
Ekonomi Dalam
Kaitannya Dengan
Kegiatan Ekonomi
Konsumen dan Produsen
tahun ajaran 2013-2014.
Teknik
Pembelajaran
Think-Pair-Share
Tes
akhir
Kontrol Nilai kelas Xsemester I
SK Memahami Konsep
Ekonomi Dalam
Kaitannya Dengan
Kegiatan Ekonomi
Konsumen dan Produsen
tahun ajaran 2013-2014.
Teknik
pembelajaran
konvensional
Tes
akhir
Memberi perlakuan pada kelompok eksperimen dengan teknik pembelajaran
konvensional sebagai pembanding.Perlakuan yang diberikan pada kelompok
eksperimen yaitu memberikan pembelajaran menggunakan teknik pembelajaran
Group Investigation dan Think Pair Share, kemudian mengadakan tes akhir untuk
melihat hasil pembelajarannya. Sedangkan perlakuan yang diberikan pada kelompok
kontrol yaitu menggunakan teknik konvensional dan setelah pembelajaran selesai
diberikan tes akhir yang sama dengan tes yang diberikan pada kelompok eksperimen.
Dalam rancangan penelitian ini, variabel kontrol dan variabel eksperimen perlu
dilakukan kesamaan yang meliputi usaha-usaha sebagai berikut:
1. Menggunakan uji statistik yang meliputi uji normalitas Chi-kuadat, uji
homogenitas dan uji kesamaan rata-rata.
2. Mengontrol faktor-faktor penggangu.
Penelitian dapat dilakukan jika ada faktor-faktor yang perlu dikontrol.
Faktor-faktor tersebut adalah:
a. Faktor guru
Pada faktor ini, guru harus dipersiapkan secara matang dalam melaksanakan
metode-metode pembelajaran dan dapat menjalankan dengan sebaik-baiknya.
b. Faktor lingkungan
Pada faktor ini, ruang kelas yang digunakan untuk percobaan dipilih
sedemikian rupa sehingga pengaruh panas sinar matahari dan
gangguan-gangguan luar seperti latihan-latihan, kunjungan-kunjungan atau keributan
dari kelas lain dapat dikendalikan.
c. Faktor motivasi
Untuk mengontrol faktor motivasi, butir-butir soal latihan perlu disusun
dengan baik, yang mana butir soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu
mudah akan memotivasi siswa untuk mau belajar memecahkan soal-soal
d. Faktor jam pelajaran
Faktor jam pelajaran dapat menjadi faktor pengganggu apabila digunakan
pada waktu yang kurang tepat. Dalam penelitian ini dipilih waktu pelajaran
mulai jam pertama agar siswa masih dalam keadaan segar dalam berfikir.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang
langsung diambil dari obyek penelitian.Untuk memperoleh data mengenai
kemampuan tingkat hasil siswa dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative
Learning melalui teknik Group Investigation dan teknik Think-Pair-Share di
perlukan seperangkat alat. Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes yang
terdiri dari pre test dan post test.
3.6.1 Test Awal (Pre Test)
Tes awal (pre test) dilakukan pada awal penelitian dengan tujuan untuk
mengetahui dan mengukur pengetahuan siswa sebelum dilaksanakan eksperimen
dengan menggunakan 3 (tiga) metode pembelajaran pada kelas yang berbeda,
yaitu menggunakan teknik pembelajaran Group Investigation untuk kelas
eksperimen 1, teknik pembelajaran Think-Pair-Share untuk kelas eksperimen 2
dan teknik pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
3.6.2 Tes Akhir (Post Test)
Tes akhir atau post test dilakukan pada akhir penelitian dengan tujuan
untuk mengetahui dan mengukur hasil belajar siswa setelah dilaksanakan
eksperimen dengan menggunakan 3 (tiga) teknik pembelajaran pada kelas yang
berbeda, yaitu menggunakan teknik pembelajaran Group Investigation untuk
kelas eksperimen 1, teknik pembelajaran Think-Pair-Share untuk kelas
eksperimen 2 dan teknik pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
3.6.3 Prosedur Penelitian
Penelitian ini di bagi dalam empat tahapan yaitu: persiapan penelitian
1. Tahap Persiapan Penelitian, meliputi:
a. Menentukan masalah.
b. Melakukan prapenelitian untuk mengetahui hasil belajar siswa.
2. Tahap pelaksanaan penelitian.
Tahapan pelaksanaan penelitian langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a) Melakukan perizinan pada pihak-pihak terkait dalam penelitian ini.
b) Menetapkan meteri pelajaran yang akan dipergunakan dalam penelitian.
c) Membuat skenario pembelajaran.
d) Menyusun instrumen tes PG berdasarkan kurikulum.
e) Menetapkan jumlah soal yang akan di jadikan instrumen penelitian yang
beracuan pada validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat
kesukaran.
f) Melakukan uji coba instrumen penelitian.
g) Menganalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran
instrumen penelitian.
h) Mengganti atau membuang soal-soal yang belum valid ataupun soal-soal
yang terlalu sukar atau terlalu mudah dengan soal yang lebih baik.
i) Mengadaan uji coba lagi hingga di peroleh instrumen penelitian yang
valid dan reliabel.
j) Memilih sampel dengan dilakukan secara acak.
k) Menentukan waktu penelitian untuk melakukan penerapan model
pembelajaran berdasarkan masalah dan berkonsultasi dengan guru mata
pelajaran yang bersangkutan.
l) Memberikan tes awal /pre test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
untuk mengetahui tes kemampuan awal siswa.
m) Memberi perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa penerapan
melalui model pembelajaran Cooperative Learning teknik Group
Investigation dan Think-Pair-Share. Sedangkan pada kelas kontrol
kelompok eksperimen dan kontrol setelah pembelajaran berakhir untuk
mengetahui hasil belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi.
n) Menguji kesamaan dan perbedaan hasil pre test pada kelas eksperimen dan
kelas control.
o) Membandingkan perbedaan hasil sekor gain kelas eksperimen dan kelas
control.
3. Pengolahan Data
Pengolahan data ini meliputi analisis data dengan menggunakan pengujian
statistik, yaitu:
1. Uji Homogenitas
2. Uji Hipotesis
3. Kesimpulan Penelitian
Membuat interpretasi dan kesimpulan penelitian berdasarkan hipotesis.
3.6.4 Instrumen Penelitian
Tes untuk variabel terikat (kemampuan tingkat hasil belajar siswa) ini
dikonstruksi dalam bentuk tes pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 30
butir soal. Setiap soal dibuat untuk menguji kemampuan hasil belajar siswa dalam
aspek pengetahuan (C1) dan pemahaman (C2) siswa terhadap konsep-konsep
yang tercakup dalam pokok bahasan pola perilaku konsumen dan produsen dalam
kegiatan ekonomi, circular flow diagram dan peran konsumen dan produsen. Tes
ini dilakukan dua kali, yaitu pada saat pre test yang bertujuan untuk melihat
kemampuan awal pemahaman siswa dan pada saat post test setelah pembelajaran
selesai dilaksanakan, yang bertujuan untuk mengukur kemampuan tingkat hasil
belajar siswa sebagai hasil penerapan model pembelajaran.
Instrumen penelitian tersebut disusun dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Menentukan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terdapat
2. Membuat kisi-kisi instrument penelitian yang mencakup pokok bahasan,
aspek soal, nomor soal, dan jumlah item soal.
3. Menyusun soal (instrument) berdasarkan kisi-kisi.
4. Membuat skenario pembelajaran.
5. Mengkonsultasikan instrumen dengan kedua dosen pembimbing dan guru
bidang studi ekonomi kelas X.
3.7 Analisis Uji Instrumen
a. Validitas Instrumen
Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian
atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga instrumen ini akan
mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik. Untuk mengetahui validitas suatu
instrumen penelitian dilakukan pengujian.Pada penelitian ini untuk variabel X
dilakukan uji validitas isi (content validity) dan uji validitas konstruk (construct
validity).
Instrumen yang valid harus dapat mendeteksi dengan tepat apayang seharusnya
diukur. Arikunto (2006:168) menjelaskan validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.Suatu instrumen
yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi.Sebaliknya instrumen yang
kurang valid berarti memiliki validitas rendah.Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila dapat mengungkap dari variabel yang diteliti secara tepat.
Penjelasan di atas, dalam penelitian ini penulis mengadakan pengujian validitas
soal dengan cara analisis butir soal. Untuk menguji validitas alat ukur, maka harus
dihitung korelasinya, yaitu menggunakan persamaan:
2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY NKeterangan:
xy
r = indeks korelasi
X = jumlah skor X
Y = jumlah skor Y
XY = jumlah skor X dan YN = jumlah responden
Setelah harga koefisien korelasi ( rxy) diperoleh, disubstitusikan ke rumus uji „t‟
yaitu :
2
1 2 r n r t
(Sudjana, 1996:377)
Keterangan :
n = banyaknya data
r = koefisiensi korelasi
Instrumen dinyatakan valid apabila t hitung > t tabel dengan tingkat signifikansi 0,05.
Sedangkan untuk validitas konstruk menurut Arikunto (1996:138) sebuah tes
dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes
tersebut mengukur setiap aspek berpikir. Uji validitas konstruksi pada penelitian ini
terdiri dari uji daya beda (DP) dan taraf kesukaran (TK).
b. Reliabilitas Instrumen
Menurut Arikunto (2006: 178) reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat
dapat di percaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena intrumen itu
sudah baik.Reliabelitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.instrumen
digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang
benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Adapun langkah-langkah
yang digunakan adalah :
1. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil sebagai belahan pertama
dan skor butir soal bernomor genap sebagai belahan kedua.
2. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan
menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang
dikemukakan oleh Pearson, yaitu :
2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY Nrxy (Arikunto, 2006:183)
Di mana:
xy
r = koefisien korelasi
X = jumlah skor X
Y = jumlah skor Y
XY = jumlah skor X dan YN = jumlah responden
3. Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus
Spearman-Brown, yaitu :
r11 =
1 2 2 1 2 1 2 1 . 1 . . 2 r r
dengan :
r11 : reliabilitas instrumen
r 2 1 2
1 . : rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen.
Besar koefisien reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria
reliabilitas. Menurut Arikunto (2002:167) kriterianya adalah sebagai berikut :
0,81-1,000 : sangat tinggi
0,61- 0,800 : tinggi
0,41- 0,600 : cukup
0,21- 0,400 : rendah
c. Daya Pembeda (DP)
Perhitungan daya pembeda dilakukan untuk mengukur sejauh mana suatu butir
soal mampu membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai
berdasarkan kriteria tertentu, sebagaimana diungkapkan Arikunto (1996:211) bahwa
”daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa
yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah”. Menguji
daya pembeda setiap butir bentuk objektif digunakan rumus dan klasifikasi sebagai
berikut: B A B B A A P P J B J B
DP (Arikunto, 2003:213)
Keterangan :
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar.
JA : banyaknya peserta kelompok atas.
JB : banyaknya peserta kelompok bawah.
PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Batas klasifikasi daya pembeda yaitu :
0,00 < P ≤ 0,20 = jelek
0,21 < P ≤ 0,40 = cukup
0,41 < P ≤ 0,70 = baik
0,71 < P ≤ 1,00 = baik sekali (Arikunto, 1999: 218)
d. Tingkat Kesukaran
Tujuan dari menguji tingkat kesukaran adalah untuk mengetahui tingkat soal
tersebut, apakah soal tersebut termasuk kedalam soal sukar, sedang atau mudah.Soal
yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk
menghitung taraf kesukaran butir soal dapat digunakan rumus sebagai berikut:
JS B
P (Arikunto, 2003:208)
Keterangan :
P : indeks kesukaran.
B : jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar
Kriteria tingkat kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1,00< P ≤ 0,30 = sukar.
0,30< P ≤ 0,70 = sedang
0,70< P ≤ 1,00 = mudah (Arikunto, 1999: 210)
3.8 Metode Analisis Data
Analisis data yang dilakukan setelah data-data yang diperlukan terkumpul.
Secara garis besar, teknik analisis data menurut Arikunto (1996:240) meliputi
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Persiapan:
Kegiatan yang akan dilakukan pada persiapan adalah:
a. Mengecek nama dan jumlah responden yang akan dites
b. Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi dari soal tes yang akan
diberikan.
c. Menyebarkan soal tes kepada reponden.
d. Memeriksa jumlah lembar jawaban tes yang telah diisi responden.
e. Mengecek kelengkapan data kembali dan memeriksa isi dari soal tes yang
akan diberikan.
2. Tabulasi
a. Memberi skor pada setiap item jawaban yang telah dijawab responden
b. Menjumlah skor yang didapat dari setiap variabel.
3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian
Langkah-langkah analisis data uji instrumen:
1. Jika sampel berdistribusi homogen, maka data dilanjutkan dengan pengetesan
2. Jika datanya normal, maka dilanjutkan dengan uji „t‟
Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah data uji statistik adalah
sebagai berikut:
1. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel dari populasi dari dua
kelas yang homogen. Uji homogenitas yang dilakukan dalam penelitian ini digunakan
rumus sebagai berikut:
S
S
B A
F 2
2
(Siregar, 2004 : 50)
Keterangan:
S
A2
= Variansi terbesar
S
B2
= Variansi terkecil
2. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi
normal atau tidak.Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji
hipotesis menggunakan statistik parametrik. Menurut Sudjana (1992: 151)
menyatakan bahwa:
Teori-teori menaksir dan menguji hipotesis berdasarkan asumsi bahwa
populasi yang sedang diselidiki berdistribusi normal, jika ternyata populasi
tidak berdistribusi normal, maka kesimpulan berdasarkan teori itu tidak
Uji normalitas menggunakan aturan Sturges dengan memperhatikan tabel
[image:37.612.111.527.200.685.2]berikut ini.
Tabel 5
Persiapan Uji Normalitas
Interval f Xt Zi lo li ei
2
Jumlah
(Siregar, 2004: 87)
Pengisian tabel di atas mengikuti prosedur sebagai berikut:
1. Menentukan rentang dengan rumus:
Xb Xa
R (Siregar, 2004: 24)
Di mana : Xa = data terbesar
Xb = data terkecil
2. Menentukan banyaknya kelas interval (i) dengan rumus:
n
i13,3.log (Siregar, 2004: 24)
Di mana : n = jumlah sampel
3. Menghitung jumlah kelas interval dengan rumus:
K R
P (Siregar, 2004: 24)
K = banyak kelas
Berdasarkan data tersebut, kemudian dimasukan ke dalam tabel distribusi
frekuensi.
4. Menghitung rata-rata
x dengan rumus:
i i i f x f x . (Siregar, 2004: 86)
Di mana : fi = jumlah frekuensi
i
x = data tengah-tengah dalam interval
5. Menghitung standar deviasi (S) dengan rumus:
12 2 n n x f x f n
S i i i i (Siregar, 2004: 86)
6. Tentukan batas bawah kelas interval
xin dengan rumus:
xin Bb0,5kali desimal yang digunakan interval kelas.Di mana : Bb = batas bawah interval
7. Hitung nilai Zi untuk setiap batas bawah kelas interval dengan rumus:
S x x
Zi in (Siregar, 2004: 86)
8. Lihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan pada kolom lo. Harga x 1
dan xn selalu diambil nilai peluang 0,5000.
Hitung luas tiap kelas interval, isikan pada kolom li,
9. Hitung frekuensi harapan
i i i l f
e . (Siregar, 2004: 86)
10.Hitung nilai 2 untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus:
i i i
e e
f 2
2
(Siregar, 2004: 87)
11.Lakukan interpolasi pada tabel 2
untuk menghitung p-value.
12.Kesimpulan kelompok data berdistribusi normal jika p-value> α = 0,05.
3. Uji Hipotesis
Apabila data tes pemahaman bedistribusi normal dan homogen, maka untuk
mengkaji hipotesis digunakan statistik parametrik yaitu uji t independen sesuai rumus
berikut:
t =
√{ }{ }
(Arikunto, 2007 : 311)
Dengan :
M1 = mean teknik pembelajaran Group InvestigationdanThink-Pair-
Share
M2 = mean skor hasil belajar
N1 = N2 = Jumlah siswa
x = deviasi setiap nilai X1 dan X2
y = deviasi setiap nilai Y1 dan Y2
Hasil yang diperoleh dikonsultasikan pada tabel distribusi t untuk tes dua sisi.
a. Menentukan derajat kebebasan dk = (N1 – 1) + (N2– 1)
b. Lihat tabel distribusi t untuk tes dua arah pada taraf signifikan tertentu
DAFTAR PUSTAKA
Adib, Muhammad. 2010. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode
Think-Pair-Share dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Agama Islam.
Anderson, C. (2001). Taxonomy of Educational Objectives. New York: Logman
Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Surabaya: Bina.
Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (1995). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jogjakarta : Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi, (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Aswan, Zain, Djamarah, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Bloom, Benyamin. 1975. Toxonomy of Education Objective, New York.
Darsono dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
Depdikbud (1994). Kurikulum Pendidikan Dasar (GBPP). Jakarta : Depdikbud.
Departemen PendidikanNasional. 2003. Pendidikan Orang Dewasa dan masyarakat.
Jakarta: BPPLSP Depdiknas.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
E. Mulyasa. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. ROSDA KARYA. Bandung.
Fajarsari, Desya. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe
Isjoni . (2010). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok, Bandung:
Alfabeta.
Joyce, B.; Weil, M.; Showers, B. 1986. Models of Teaching. Boston: Allyn and
Bacon.
Suriasumantri, Jujun S., 1993. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Moh. Uzer Usman. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Neti, Budiwati & Leni, Permana. (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi.
Bandung:Labolatorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi.
Notoatmodjo, S. 2007.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta
Ratna, Lala. 2011. Pengaruh Pembelajaran Ekonomi Melalui Model Cooperative
Learning dengan Teknik Think-Pair-Share Terhadap Pengingkatan Hasil
Belajar Siswa.
Sanjaya, W. 2006.Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Siti Maesaroh. 2005. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan
Metode GroupInvestigation Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa.
Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Slameto. 1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sudjana, Nana, & Daeng Arifin. (1988). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses
Sudjana, Nana. 1991. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Sudjana, Nana. 1989. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Sudjana Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono, (2000).Statistik Untuk penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
Suherman, E. dan Sukjaya, Y. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan
Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah 157.
Sukardjo, & Komarudin. (2009). Landasan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pres.
Suryosubroto, Drs. B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta
Toeti Soekamto, Udin Saripudin Winata Putra. 1996. Teori Belajar dan Model
Pembelajaran. Jakarta: Pusat Antar Universitas.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : PT.
Kencana.
Udin S. Winaputra. 2001. Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Universitas
Terbuka. Cet. Ke-1.
Widarti, A. (2007). Efektvitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think-Pair-Share Terhadap Hasil Belajar Pokok Bahasan Segi Empat Pada
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada tes awal (pre test) dengan tes
akhir (post test) yang menggunakan model Cooperative Learning teknik
Group Investigation.
2. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada tes awal (pre test) dengan tes
akhir (post test) yang menggunakan model Cooperative Learning teknik
Think-Pair-Share.
3. Tidak terdapat perbedaanperbedaan hasil belajar siswa pada tes awal (pre
test) dengan tes akhir (post test) yang menggunakan teknik konvensional
4. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan
modelCooperative Learning teknik Group Investigation dengan kelas
control
5. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan
modelCooperative Learning teknik Think-Pair-Share dengan kelas control.
6. Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model
Cooperative Learning teknik Group Investigation dengan kelas yang
menggunakan model Cooperative Learning teknik Think-Pair-Share.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian penggunaan model Cooperative
Learning dengan teknik Group Investigation dan Think-Pair-Share dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa maka peneliti mengajukan beberapa saran atau
1. Bagi siswa, diharapkan keaktifan dan partisipasinya dalam pembelajaran karena
peran siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan proses belajar mengajar.
2. Bagi guru, diharapkan menerapkan model pembelajaran yang inovatif salah
satunya model Cooperative Learning teknik Group Investigation dan
Think-Pair-Share, dengan terlebih dahulu dibekali dengan pemaparan tujuan pembelajaran,
langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran sehingga akan mendapatkan hasil belajar yang optimal.
3. Bagi pihak sekolah, diharapkan merekomendasikan model-model pembelajaran
yang inovatif salah satunya yaitu model pembelajaran Cooperative Leraning
teknik Group Investigation dan Think-Pair-Share demi tercapaimya tujuan
pembelajaran yang maksimal.
4. Untuk penulis selanjutnya, upaya meningkatkan hasil belajar siswa khususnya
dalam mata pelajaran ekonomi, maka model pembelajaran Cooperative Leraning
teknik Group Investigation dan Think-Pair-Share dapat dipertimbangkan sebagai