• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAKAIAN PREPOSISI UNTUK DAN BAGI PADA RUBRIK Pemakaian Preposisi Untuk Dan Bagi Pada Rubrik Gagasan Dalam Majalah Hadila Edisi Januariseptember 2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMAKAIAN PREPOSISI UNTUK DAN BAGI PADA RUBRIK Pemakaian Preposisi Untuk Dan Bagi Pada Rubrik Gagasan Dalam Majalah Hadila Edisi Januariseptember 2012."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Naskah Publikasi Imiah

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Guna mencapai derajat

Sarjana S-1

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

RIA SUSANA

A310090208

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

PEMAKAIAN PREPOSISI UNTUK DAN BAGI PADA RUBRIK GAGASAN

DALAM MAJALAH HADILA EDISI JANUARI-SEPTEMBER 2012

Ria susana A310090208

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah memaparkan pemakaian preposisi untuk dan bagi pada Rubrik Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari-September 2012 berdasarkan bentuk struktural dan aspek semantiknya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, sedangkan strategi penelitian yang digunakana adalah terpancang. Data diperoleh dari majalah Hadila edisi Januari-September 2012. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik simak, sedangkan teknik analisis data menggunakan metode padan intralingual dan teknik ganti. Teknik keabsahan dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi teori. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara struktural preposisi untuk dan preposisi bagi dapat diikuti verba, nomina bernyawa, dan nomina tak bernyawa. Secara semantik preposisi untuk dapat menyatakan ‘tujuan’ atau ‘sasaran perbuatan’ yang dapat diganti dengan preposisi bagi. Selain itu, preposisi untuk juga dapat menyatakan ‘kegunaan’ yang tidak dapat diganti dengan preposisi bagi. Secara semantik preposisi bagi hanya dapat menyatakan ‘tujuan’ atau ‘sasaran perbuatan’ yang cenderung dapat diganti dengan preposisi untuk.

Kata kunci:preposisi, preposisi untuk dan bagi, majalah

(3)
(4)

Pendahuluan

Majalah merupakan salah satu sumber data yang dapat dijadikan sebagai bahan penelitian. Sudah sering sekali majalah dicari para peneliti untuk dikaji segi kebahasaannya, baik dari aspek gramatikal atau struktural maupun semantiknya. Biasanya yang diteliti yaitu dari kata, frasa, kalimat, sampai wacana. Hal ini dilakukan karena ada sebuah media tulis yang diterbitkan kurang begitu memperhatikan aspek gramatikal bahkan masih banyak menggunakan bahasa yang kurang indah atau masih kurang jelas untuk dipahami oleh pembaca.

Menurut Chaer (2011: 1) bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa dapat meningkatkan keakraban bagi manusia dalam menjalin hubungan. Selain itu, bahasa dapat digunakan manusia untuk menyampaikan suatu informasi kepada orang lain atau pembicara kepada lawan bicara. Manusia dapat berbicara apa saja, baik disengaja maupun tidak disengaja yang dapat mencerminkan dan mencurahkan perasaan yang gembira, sedih, dan marah.

Bahasa sebagai alat komunikasi juga dapat digunakan untuk menyampaikan sebuah ide atau gagasan seorang penutur atau penulis kepada pembaca ataupun pendengar. Dalam berkomunikasi baik lisan maupun tertulis seseorang harus memperhatikan kata atau kalimat yang akan diucapkan dan ditulisnya. Jika tepat dalam pemilihan kata atau kalimat yang akan digunakan pasti maksud atau makna yang akan disampaikan jelas.

(5)

partikel, dan kata fatis. Sedangkan kalimat ialah satuan kumpulan kata yang terkecil yang mengandung pikiran yang lengkap (Markhamah, 2009: 8).

Penuangan gagasan secara lisan bisa disampaikan melalui media radio, televisi, dan bisa secara langsung dari narasumber. Gagasan secara tertulis bisa melalui media cetak, misalnya buku pelajaran, novel, cerpen, surat kabar, majalah, tabloid, dan lain sebagainya. Media tulis yang banyak diminati oleh pembaca adalah surat kabar atau majalah. Setiap hari pembaca dapat memperoleh informasi dan hiburan melalui surat kabar atau majalah tersebut.

Penelitian mengenai pemakaian kata pada sebuah majalah, surat kabar, ataupun karangan siswa memang telah banyak dilakukan oleh peneliti lain. Penelitian tersebut kebanyakan mencermati atau meneliti pemakaian kata kerja, kata benda, dan kata sifat. Sehubungan dengan hal tersebut, tulisan ini akan mencoba membahas kata depan atau preposisi. Menurut Rohmadi, dkk (2009: 223) preposisi dalam bahasa Indonesia, yaitu kata depan sejati, majemuk, dan bentuk lain. Namun, preposisi yang sering diteliti yakni mengenai preposisi sejati, yang terdiri dari kata depan di, ke, dan dari.

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini memfokuskan atau meneliti mengenai bagaimana pemakian preposisi bentuk lain yaitu kata depan untuk dan

bagi pada rubrik Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari-September 2012 dengan menunjukkan dan menjelaskan bentuk struktural dan aspek simantisnya.

Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian ini dapat mengacu pada penelitian lain yang sejenis yang telah dilakukan sebelumnya. Hal tersebut dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam melakukan sebuah penelitian. Penelitian yang dilakukan berjudul “Pemakaian Preposisi Untuk dan Bagi pada Rubrik Gagasan dalam Majalah Hadila Edisi Januari-September 2012”. Penelitian ini merupakan suatu tindak lanjut dari penelitian terdahulu.

(6)

Juwiring Klaten”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kesalahan EYD dan bentuk ketidakbakuan kata yang terdapat pada karangan deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Juwiring Klaten. Hasil yang diperoleh dari penelitian Purboningsih, yaitu: 1) kesalahan penggunaan EYD sebanyak 158 data yang meliputi, penggunaan huruf kapital, huruf miring, penggunaan kata depan di, ke, dan dari, partikel, singkatan, kata ganti, tanda titik, tanda koma, dan tanda hubung, 2) ketidakbakuan kata terdapat 44 data meliputi unsur kata yang kurang lengkap dan tidak adanya imbuhan atau afiksasi.

Penelitian tersebut memiliki kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Kesamaan dari penelitian ini yakni sama-sama meneliti mengenai penggunaan preposisi. Sedangkan perbedaannya yaitu penelitian terdahulu meneliti mengenai penggunaan preposisi sejati atau asli yaitu preposisi

di, ke, dari dan penelitian yang peneliti lakukan yaitu mengenai penggunaan

preposisi bentuk lain yaitu preposisi untuk dan bagi. Selain itu, perbedaan dalam penelitian ini yaitu sumber data yang digunakan. Penelitian yang dilakukan oleh Purboningsih (2012) sumber data yang digunakan yaitu karangan deskripsi siswa sedangkan penelitian yang peneliti lakukan sumber datanya menggunakan majalah Hadila.

Penelitian Priyono (2012) yang berjudul “Analisis Kesalahan Berbahasa Bidang Morfologi pada Mading di Universitas Muhammadiyah Surakarta”. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bentuk kesalahan berbahasa pada mading di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Bentuk kesalahan berbahasa yang terdapat pada mading di Universitas Muhammadiyah Surakarta antara lain: 1) penulisan prefiks, konfiks, sufiks, 2) penulisan kata depan, dan 3) penulisan pleonasme. Bentuk kesalahan penulisan kata depan yang terdapat dalam penelitian ini hanya mengenai kata depan di, ke,dan dari.

Penelitian Priyono (2012) memiliki kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Kesamaan dari penelitian ini yakni sama-sama meneliti mengenai penggunaan preposisi. Perbedaannya yaitu penelitian terdahulu meneliti mengenai penggunaan preposisi sejati atau asli yaitu preposisi di, ke, dari

(7)

lain yaitu preposisi untuk dan bagi. Selain itu, perbedaan dalam penelitian ini yaitu sumber data yang digunakan. Penelitian yang dilakukan oleh Priyono (2012) sumber data yang digunakan adalah mading di Universitas Muhammadiyah Surakarta sedangkan penelitian yang peneliti lakukan sumber datanya menggunakan majalah Hadila.

Penelitian Yulia (2012) yang berjudul “Analisis Penggunaan Piranti Kohesi pada Wacana Naskah Lakon Sandoso Sokrasana Sang Manusia Karya Yunusa Nugraha” ini bertujuan untuk meneliti penggunaan kohesi alat-alat bahasa, baik secara gramatikal maupaun leksikal. Hasil dari penelitian ini yaitu: 1) kohesi gramatikal meliputi pengacuan pronomina persona endofora yang bersifat anaforis didominasi persona tunggal baik bentuk bebas, penyulihan (subsitusi) penggantian satuan lingual menjadi subsitusi nomina, verba, frasa, dan klausa, pelesapan berupa penghilangan satuan lingaual tertentu, 2) kohesi leksikal meliputi pengulangan, sinonim, kolokasi, hiponim, antonim, dan ekuivalen.

Penelitian Yulia (2012) memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Persamaan penelitian ini yaitu sama-sama melakukan penyulihan (subsitusi) satuan lingual menjadi subsitusi kata dan frasa. Perbedaannya yaitu penelitian Yulia sumber datanya berupa naskah lakon Sandoso Sokrasana Sang Manusia karya Yunusa Nugraha, sedangakan sumber data penelitian ini yaitu majalah Hadila.

Metode Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Desember 2012 sampai Januari 2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2012: 4). Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah terpancang karena permasalahan yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini sudah ditentukan dalam perumusan masalah. Objek penelitian ini adalah preposisi untuk dan bagi

(8)

dan bagi dalam rubrik Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari-September 2012. Sumber data dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini berupa rubrik Gagasan

dalam majalah Hadila edisi Januari-September 2012. Sumber data sekunder menggunakan hasil-hasil penelitian terdahulu dan referensi-referensi yang ada pembahasan mengenai kata depan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik simak. Teknik simak merupakan teknik yang digunakan dalam penyediaan data dengan cara peneliti melakukan penyimakan penggunaan bahasa (Mahsun, 2011: 242). Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teori. Triangulasi teori dipergunakan untuk menguji data yang sudah diperoleh dengan menggunakan beberapa teori untuk memperoleh keabsahan data, yaitu teori tentang preposisi pada umumnya. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode padan intralingual dan teknik ganti. Mahsun (2011: 117) menyatakan bahwa metode padan intralingual adalah metode analisis dengan cara menghubung-bandingkan unsur-unsur yang bersifat lingual, baik yang terdapat dalam satu bahasa maupun dalam beberapa bahasa yang berbeda. Teknik ganti dilakukan dengan menggantikan unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan dengan unsur tertentu yang lain di luar satuan lingual yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993: 37).

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam pembahasan peneliti menganalisis preposisi untuk dan bagi

berdasarkan bentuk strukturalnya dan aspek semantiknya. Berikut hasil dari analisis terhadap data yang tersedia.

1. Preposisi Untuk

Berdasarkan data yang terkumpul, preposisi untuk memiliki ciri dalam segi penggunaannya. Ciri penggunaan tersebut antara lain sebagai berikut. a. Secara struktural preposisi untuk dapat diikuti verba (kata kerja) dan nomina

(9)

(1) Untuk mencapai kualitas hidup dan kehidupan yang lebih baik. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari 2012)

(2) Mengepung Rosulullah untuk membunuhnya. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari 2012)

(3) Ali siap menerima resiko untuk terbunuh. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari 2012)

(4) Kisah hijrah secara umum menunjukkan pengorbanan yang besar para sahabat untuk mendapatkan kebebasan beragama dan ketenangan dalam beribadah. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari 2012) (5) Yang dianugerahi kemampuan untuk berbicara tentang siapa ayah

kandungnya. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Februari 2012) Pada data di atas diketahui bahwa preposisi untuk yang diikuti oleh verba terdapat pada data (1 – 5). Preposisi untuk yang diikuti verba transitif yaitu verba mencapai, membunuhnya, mendapatkan. Preposisi untuk yang diikuti verba transitif yaitu verba terbunuh dan berbicara.

Preposisi untuk yang diikuti nomina bernyawa terdapat pada data berikut.

(1) Ali rela mengorbankan jiwanya untuk Rosulullah. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari 2012)

(2) Pemimpin yang amanah berarti melaksanakan segala kepemimpinannya

untuk rakyat dan bangsanya, bukan hanya untuk diri sendiri, keluarga,

dan kelompoknya. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Mei 2012) (3) Maka maksimalkan 100% kehidupan kita untuk Allah swt, sehingga

bernilai ibadah. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Juli 2012)

(4) Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk

Allah Rabb semesta alam. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Juli 2012)

(5) Abdurrahman adalah orang yang berdosa karena dia tidak meninggalkan untuk keluarganya sesuatu apapun. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Juli 2012)

Data (1 – 5) merupakan preposisi untuk yang diikuti oleh nomina bernyawa. Preposisi untuk yang diikuti nomina bernyawa Rasulullah,

(10)

Preposisi untuk selain diikuti oleh verba dan nomina bernyawa juga diikuti oleh nomina tak bernyawa. Data tersebut dapat dilihat di bawah ini. (1) Itu pun untuk masa remaja dan dewasanya. (Gagasan dalam majalah

Hadila edisi Februari 2012)

(2) Jika dipresentase, berapa persen untuk ibadah dan beberapa persen

untuk dunia. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Juli 2012)

Data (1) dan (2) merupakan preposisi untuk yang diikuti nomina tak bernyawa. Nomina tak bernyawa itu adalah masa remaja, dewasa, ibadah,

dan dunia.

b. Secara semantik preposisi untuk dapat menyatakan ‘tujuan’ atau ‘sasaran perbuatan’ yang dapat diganti dengan preposisi bagi. Berikut merupakan hasil dari analisisnya.

(1) Ali rela mengorbankan jiwanya (untuk bagi) Rosulullah. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari 2012)

(2) Itu pun (untuk bagi) masa remaja dan dewasanya. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Februari 2012)

(3) Pemimpin yang amanah berarti melaksanakan segala kepemimpinannya (untuk bagi) rakyat dan bangsanya, bukan hanya (untuk bagi) diri sendiri, keluarga, dan kelompoknya. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Mei 2012)

(4) Jika dipresentase, berapa persen (untuk bagi) ibadah dan beberapa persen (untuk bagi)dunia. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Juli 2012)

(5) Maka maksimalkan 100% kehidupan kita (untuk bagi) Allah swt, sehingga bernilai ibadah. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Juli 2012)

(11)

(2) menyatakan tujuan atau sasaran perbuatan kepada masa remaja dan

dewasanya, (3) menyatakan tujuan kepada rakyat dan bangsanya, diri

sendiri, keluarga, dan kelompoknya, (4) menyatakan tujuan atau sasaran

perbuatan kepada kata ibadah dan dunia, (5) menyatakan tujuan kepada

Allah swt, (6) menyatakan tujuan kepada Allah Rabb semesta alam, (7)

menyatakan tujuan kepada keluarganya.

c. Secara semantik preposisi untuk dapat menyatakan ‘kegunaan’ yang tidak dapat diganti dengan preposisi bagi. Berikut hasil dari analisis datanya. Tanda (*) yang terdapat pada preposisi bagi menunjukkan bahwa preposisi

bagi tidak dapat menggantikan preposisi untuk.

(1) (Untuk *bagi) mencapai kualitas hidup dan kehidupan yang lebih baik. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari 2012)

(2) Mengepung Rosulullah (untuk *bagi) membunuhnya. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari 2012)

(3) Ali siap menerima resiko (untuk *bagi) terbunuh. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari 2012)

(4) Kisah hijrah secara umum menunjukkan pengorbanan yang besar para sahabat (untuk *bagi) mendapatkan kebebasan beragama dan ketenangan dalam beribadah. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari 2012)

(5) Qodarullah, Juraij bersikukuh (untuk *bagi) tetap khusuk beribadah sunah daripada memenuhi panggilan sang ibu. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Februari 2012)

(6) Yang dianugerahi kemampuan (untuk *bagi)berbicara tentang siapa ayah kandungnya. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Februari 2012)

Data (1 – 6) merupakan preposisi untuk yang menyatakan ’kegunaan’ dan tidak dapat disubsitusikan atau diganti dengan preposisi

bagi: (1) menyatakan kegunaan untuk mencapai kualitas hidup, (2) menyatakan kegunaan untuk membunuh Rosulullah, (3) kegunaan untuk

terbunuh, (4) kegunaan untuk mendapatkan kebebasan beragama, (5)

(12)

2. Preposisi Bagi

Berdasarkan data yang terkumpul, preposisi bagi memiliki ciri dalam segi penggunaannya. Ciri penggunaan tersebut antara lain sebagai berikut. a. Secara struktural preposisi bagi dapat diikuti verba dan nomina atau frasa

nomina yang bernyawa dan tak bernyawa. Preposisi bagi yang diikuti oleh nomina atau frasa nomina bernyawa dapat dilihat pada data berikut.

(1) Bagi mereka moment tahun baru seolah-olah menjadi ajang “tasyakuran”, karena telah berhasil melewati setahun perjalanan hidup. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari 2012)

(2) Namun, bagi kaum muslimin memasuki tahun baru memiliki makna yang lebih dari sekadar perencanaan, target atau harapan baru. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari 2012)

(3) Maka bagi kaum muslimin tahun baru akan terasa remeh bila hanya diisi dengan pesta perayaan nihil manfaat. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari 2012)

(4) Semoga bisa menjadi teladan bagi kita semua. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari 2012)

(5) Betapa beruntungnya bagi para pemilik hati yang menjalani masa kecil dengan penuh kepatuhan kepada orang tua. (Gagasan dalam majalah

(1) Menjadi magnet bagi kata perbaikan kualitas hidup secara ekonomi. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi September 2012)

(2) Terlebih bila daya dukung dari regulasi tidak cukup mampu mengakomodir, mengcover sekaligus menjadi solusi bagi setiap problematika yang timbul. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi September 2012)

(3) Bagi negara berkembang seperti Indonesia, majunya kewirausahaan

(13)

Data (1 – 3) merupakan preposisi bagi yang diikuti nomina atau frasa nomina tak bernyawa: (1) preposisi bagi diikuti nomina atau frasa nomina tak bernyawa kata, (2) preposisi bagi diikuti nomina atau frasa nomina tak bernyawa setiap problematika, dan (3) preposisi bagi diikuti nomina atau frasa nomina tak bernyawa negara berkembang.

Selain diikuti nomina atau frasa nomina bernyawa dan tak bernyawa, preposisi bagi juga diikuti verba. Data (1) merupakan preposisi bagi yang diikuti verba pemberdayaan.

(1) Mereka membantu para fakir miskin secara sistemik, serta memiliki program bagi pemberdayaan orang-orang miskin agar berkehidupan lebih baik. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Agustus 2012)

b. Secara semantik preposisi bagi dapat menyatakan ‘tujuan’ atau ‘sasaran perbuatan’. Preposisi bagi tidak dapat digantikan dengan preposisi guna dan cenderung dapat digantikan oleh preposisi untuk. Tanda (*) digunakan untuk preposisi yang tidak dapat menggantikan preposisi bagi. Berikut hasil analisis terhadap data yang tersedia.

(1) (Bagi *guna, untuk) mereka moment tahun baru seolah-olah menjadi ajang “tasyakuran”, karena telah berhasil melewati setahun perjalanan hidup. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari 2012)

(2) Namun, (bagi *guna, untuk) kaum muslimin memasuki tahun baru memiliki makna yang lebih dari sekadar perencanaan, target atau harapan baru. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari 2012) (3) Maka (bagi *guna, untuk) kaum muslimin tahun baru akan terasa

remeh bila hanya diisi dengan pesta perayaan nihil manfaat. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari 2012)

(4) Semoga bisa menjadi teladan (bagi *guna, untuk) kita semua. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari 2012)

(5) Betapa beruntungnya (bagi *guna, untuk) para pemilik hati yang menjalani masa kecil dengan penuh kepatuhan kepada orang tua. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Februari 2012)

(14)

(7) Menjadi magnet (bagi *guna, untuk) kata perbaikan kualitas hidup secara ekonomi. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi September 2012) (8) Terlebih bila daya dukung dari regulasi tidak cukup mampu

mengakomodir, mengcover sekaligus menjadi solusi (bagi *guna,

untuk) setiap problematika yang timbul. (Gagasan dalam majalah

Hadila edisi September 2012)

(9) (Bagi *guna, untuk) negara berkembang seperti Indonesia, majunya kewirausahaan sangat penting. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi September 2012)

Data (1 – 9) merupakan preposisi bagi yang menyatakan ‘tujuan’ atau ‘sasaran perbuatan’ yang tidak dapat disubsitusikan atau diganti dengan preposisi guna, yaitu: (1) preposisi bagi menyatakan tujuan kepada mereka,

(2) dan (3) menyatakan tujuan kepada kaum musilimin, (4) menyatakan tujuan kepada kita, (5) menyatakan tujuan kepada para pemilik hati, (6) menyatakan sasaran perbuatan untuk pemberdayaan, (7) menyatakan tujuan kepada kata, (8) menyatakan tujuan kepada setiap problematika, dan (9) menyatakan tujuan kepada negara berkembang.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas penelitian ini dapat simpulkan sebagai

berikut. Preposisi untuk memiliki ciri dalam segi penggunaannya baik secara

struktural dan secara semantik. Secara struktural preposisi untuk dapat diikuti

verba (kata kerja) transitif dan intransitif, nomina (kata benda) yang bernyawa dan

tak bernyawa. Secara semantik preposisi untuk dapat menyatakan ‘tujuan’ atau

‘sasaran perbuatan’ yang dapat diganti dengan preposisi bagi dan dapat

menyatakan ‘kegunaan’. Preposisi bagi memiliki ciri dalam segi penggunaannya

baik secara struktural dan semantik. Secara struktural preposisi bagi dapat diikuti

verba dan nomina atau frasa nomina yang bernyawa dan tak bernyawa. Secara

(15)

Preposisi bagi tidak dapat digantikan dengan preposisi guna dan cenderung dapat

digantikan oleh preposisi untuk.

Daftar Pustaka

Chaer, Abdul. 2011. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Hadila. 2012. Mengawali dengan Bahagia. Januari Edisi 55. Solo: Yayasan Solo Peduli Ummat.

_____. 2012. Kita Pun Akan Menjadi Tua. Februari Edisi 56. Solo: Yayasan Solo Peduli Ummat.

_____. 2012. Menjadi Ayah Separuh Waktu. Mei Edisi 59. Solo: Yayasan Solo Peduli Ummat.

_____. 2012. Mengalahkan Diri Sendiri. Juli Edisi 61. Solo: Yayasan Solo Peduli Ummat.

_____. 2012. Empati Tak Cukup di Hati. Agustus Edisi 62. Solo: Yayasan Solo Peduli Ummat.

_____. 2012. Jodohmu Tak Akan Tertukar. September Edisi 63. Solo: Yayasan Solo Peduli Ummat.

Mahsun. 2011. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan

Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Markhamah. 2009. Ragam dan Analisis Kalimat Bahasa Indonesia. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Purboningsih, Endang. 2012. “Analisis Penggunaan EYD dan Ketidakbakuan Kata pada Karangan Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Juwiring Klaten”.

Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Priyono, Yakub. 2012. “Analisis Kesalahan Berbahasa Bidang Morfologi pada Mading Di Universitas Muhammadiyah Surakarta”. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

(16)

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Yulia, Ratnasari. 2012. “Analisis Penggunaan Piranti Kohesi pada Wacana Naskah Lakon Sandoso Sokrasana Sang Manusia Karya Yunusa Nugraha”.

Referensi

Dokumen terkait

Jadi di dalam tinjauan fiqh jinayah mengenai kasus money politik dalam sengketa pemilihan kepala desa di desa batu gajah kecamatan muara rupit kabupaten musi

bahwa sehubungan dengan hal tersebut huruf a dan b di atas, serta dalam rangka memberikan kepastian hukum atas pelayanan pemeriksaan di Laboratorium Kesehatan

Berhasil tidaknya metode kontrasepsi yang digunakan berkaitan dengan pengetahuan mereka yang dapat dilihat dari tingkat pendidikan.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Dalam mewujudkan green transportation di Kota Bekasi sebaiknya pemerintah kota menyediakan transportasi yang menggunakan bahan bakar ramah lingkungan untuk

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas di kelas IV semester genap SDN 3 Cikidang dengan menerapkan metode eksperimen untuk meningkatkan keterampilan proses

skimming merupakan teknik membaca cepat untuk menemukan beberapa informasi yang diharapkan. Dalam membaca siswa dapat menggarisbawahi hal-hal yang dianggap

Wawancara dilakukan dengan menanyakan luas tanah yang sudah dibeli oleh pemilik perusahaan, berapa target produksi yang ingin dicapai oleh pemilik perusahaan, dan

Konsumsi masyarakat untuk komoditi pertanian organik menunjukkan potensi yang baik untuk perkembangan pertanian kedepannya karena memiliki keunggulan lebih