• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN TES TERTULIS INDO-CAMBRIDGE KELAS XI PADA MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN TES TERTULIS INDO-CAMBRIDGE KELAS XI PADA MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Biologi

oleh:

LISNA MISTIANI 0905776

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN TES TERTULIS INDO-CAMBRIDGE

KELAS XI PADA MATERI POKOK SISTEM

REPRODUKSI PADA MANUSIA

Oleh Lisna Mistiani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

© Lisna Mistiani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

LISNA MISTIANI

PENGEMBANGAN TES TERTULIS INDO-CAMBRIDGE KELAS XI PADA MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dr. Siti Sriyati. M.Si NIP. 196409281989012001

Pembimbing II,

Dr. Diana Rochintaniawati, M. Si NIP. 196709191991032001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi,

(4)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian tentang “Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia” telah dilaksanakan di kelas XI di SMA Negeri di Bandung.Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu alat tes tertulis Indo-Cambridge yang menggabungkan antara kurikulum nasional yang disusun berdasarkan standar penulisan soal Cambridge, yang bisa digunakan oleh sekolah negeri maupun sekolah swasta lain. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Berdasarkan kriteria validitas, daya pembeda, efektifitas pengecoh, kesukaran dan reliabilitas, hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh 23 butir soal pilihan ganda yang diterima dan 2 soal pilihan ganda yang ditolak serta 9 butir soal uraian terstruktur yang diterima dan 2 soal uraian terstruktur yang ditolak.

Kata Kunci: Cambridge, Indo-Cambridge, Pengembangan, Sistem Reproduksi.

ABSTRAK

The research about “The Development of Indo-Cambridge Written Test of XI Grade on Human Reproduction System”. This research has been implemented in

class XI at Public High School in Bandung. This research’s purpose is to create a

written test tool of Indo-Cambridge that combines the national curriculum of

Indonesia that composed based on Cambridge written test standard. It could be

used by public schools and private school. The research method is descriptive.

From the result of test Indo-Cambridge writen test to full fill criteria validity,

reliability, discriminative point, difficulty level, and effectivinest of distration, the

result showed that 23 multiple choice items were received and 2 multiple choice

items were rejected, as well as 9 items of essay were received and 2 items of essay

were rejected.

(5)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

C. Teknik Pengemabangan Instrumen Penilaian ... 11

D. Tinjauan Materi Sistem Reproduksi Manusia ... 11

(6)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(7)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penilaian dalam pembelajaran merupakan salah satu tahap penting dalam proses pembelajaran. Penilaian merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk mendapat informasi atau data, berdasarkan data tersebut kemudian dibuat suatu keputusan. Tentu saja data yang didapatkan harus bisa mendukung tujuan evaluasi yang direncanakan (Purwanto, 1984).

Ketepatan pengambilan keputusan bergantung pada kualitas pengambilan penilaian yang dilakukan. Pengambilan keputusan dilakukan dengan mengumpulkan informasi yang terkait dengan pembelajaran. Informasi bisa didapatkan dengan memberikan tes, memberikan kuisioner ataupun pengamatan langsung. Penilaian berfungsi sebagai umpan balik untuk melihat keberhasilan guru dalam mengajar ataupun membimbing siswanya dalam pembelajaran, serta data pembuktian yang menunjukan sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler.

Proses pembelajaran dan penilaian pada kenyataannya sering mengalami masalah. Jumlah siswa yang melebihi kapasitas menyebabkan guru lebih memilih tes tertulis yang lebih mudah dikoreksi, yang biasanya menggunakan bentuk soal pilihan ganda.

(8)

Manik (2011) menuliskan aspek yang dikembangkan dalam soal UN biologi beragam, mulai dari yang paling rendah yaitu mengingat (C1) sampai pada level menganalisis (C4). Perbandingan persentase untuk masing-masing ranah pada UN 2008 secara berurutan dari C1:C2:C3 sekitar 25:63:13, pada UN soal 2009 secara berurutan dari C1:C2:C3 sekitar 42:50:8 dan pada soal UN 2010 secara berurutan C1:C2:C3:C4 sekitar 15:80:2,5:2,5. Berdasarkan hasil temuan tersebut diketahui komposisi terbanyak untuk jenjang kemampuan kognitif berada pada C2. Dalam taksonomi Bloom jenjang C1 hingga C2 termasuk ke dalam proses berpikir yang rendah. Sehingga berdasarkan analisis yang dilakukan pada soal UN tahun 2008, 2009, dan 2010 pada umumnya bisa dikatakan hanya membutuhkan proses berpikir yang rendah.

Komposisi dimensi pengetahuan pada soal UN biologi 2008 bervariasi mulai dari faktual dan konseptual dengan persentase berturut-turut 10% dan 80%, pada soal UN biologi 2009 bervariasi mulai dari faktual, konseptual dan prosedural dengan presentasi 10%, 88%, dan 2,5%, pada UN biologi 2010 bervariasi mulai dari faktual, konseptual, dan prosedural dengan presentase berturut-turut 23%, 78%, dan 2,5%. Hal ini menunjukan bahwa soal Ujian Nasional Biologi dari tahun 2008, 2009, dan 2010 lebih banyak didominasi pada dimensi pengetahuan konseptual. Kecenderungan soal UN biologi tahun 2008, 2009, dan 2010 berdasarkan hasil analisis yang dilakukan secara keseluruhan tidak mengalami perubahan pola yang begitu besar tiap tahunnya (Manik, 2011).

Selain itu pemerintah sekarang ini sedang menggalakkan peningkatan kualitas kurikulum agar pendidikan nasional bisa memiliki kualitas yang diakui oleh internasional. Dalam rangka pengembangan tersebut kurikulum sekolah mengacu dan mengadaptasi pada kurikulum berstandar luar negeri (IB , Cambridge, dan lainya) dengan tujuan pendidikan nasional dapat diakui di taraf internasional. Adaptasi kurikulum yang dilakukan pada sekolah tentu menuntut penyesuaian jenis soal yang sesuai dan mengacu pada kurikulum yang di adaptasi.

(9)

menyediakan beberapa jenis kualifikasi kurikulum, diantaranya kurikulum Cambridge General Certificate of Secondary Education (IGCSE), Cambridge

IGCSE Co-ordinated Sciences dan Certificate of Education Advance dan Advance

Subsidiary Level atau disebut GCEA & AS Level (University of Cambridge,

2010).

Merunut pada hal tersebut peneliti mencoba untuk mengembangkan tes tertulis yang mengadaptasi soal dari kurikulum Cambridge. Pemilihan kurikulum Cambridge bukan semata-mata karena kurikulum Cambridge cukup sering

diadaptasi di sekolah namun lebih pada kualitas yang baik pada bentuk soal Cambridge.

Menurut Savitri (2010) menyatakan komposisi dimensi kognitif pada soal-soal Cambridge yang dianalisis tersebut bervariasi mulai dari C1 (17,02%), C2 (36,20%), C3(23,39%) dan C4 (23,39%). Komposisi domain pengetahuan pun bervariasi mulai dari pengetahuan faktual (17%), konseptual (44,7%), dan prosedural (38,3%) (Savitri, 2010). Disamping itu soal-soal pada kurikulum Cambridge selalu menuntut siswa untuk berpikir kritis. Hal ini bisa dilihat dari

soal-soal yang selalu diawali kata-kata yang meminta opini contohnya kata state dan describe, tidak terpaku pada jawaban yang telah ada seperti kebanyakan pada soal-soal ujian di Indonesia.

Evaluasi dalam kurikulum Cambridge memiliki beberapa level, salah satunya O Level yang sudah dijadikan ujian internasional oleh beberapa negara. Ujian ini diterapkan pada siswa umur 14-16 tahun. O Level meliputi berbagai macam subjek, diantaranya adalah Sains.

(10)

seks pada anaknya. Sehingga anak akan mendapatkan pengetahuan tentang seks dari sumber luar yang cenderung menyesatkan. Anak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah. Dalam kegiatan belajar-mengajar terutama dalam pergaulan di lingkungan sekolah, seringkali mereka mendapat masalah, termasuk masalah dalam hal kesehatan reproduksi (Pertiwi, 2007).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa tidak ada data yang mendukung bahwa pendidikan kesehatan reproduksi yang benar akan mengarahkan siswa untuk mencoba berperilaku seksual yang tidak sehat. Temuan lain yang mendukung adalah survey yang dilakukan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), yang menyatakan sekitar 15 % remaja usia 10-15 tahun telah melakukan hubungan seksual.

Selain itu, konsep sistem reproduksi memiliki karakteristik yang abstrak berbeda dengan materi pembelajaran lain. Dalam kegiatan pembelajaran siswa diharapkan dapat menjelaskan organ-organ pada sistem reproduksi secara urut dan benar di mana sistem reproduksi sendiri mempunyai urutan dari awal dimulainya reproduksi dilanjutkan sampai proses adanya individu baru. Selain itu siswa juga dituntut untuk tahu dan mengerti serta mampu menjelaskan macam-macam proses reproduksi serta gangguan yang terjadi pada sistem reproduksi, dimana konsep tersebut bersifat abstrak sehingga dapat menyebabkan miskonsepsi (Akhsan, 2002).

Intinya, pendidikan reproduksi (seks) merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan tentang fungsi organ reproduksi dengan menanamkan moral etika serta komitmen agama agar tidak terjadi penyalahgunaan organ reproduksi tersebut (Pertiwi, 2007).

(11)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka permasalahan pada penelitian ini adalah “ Apakah tes tertulis Indo-Cambridge yang dikembangkan pada materi pokok sistem reproduksi pada manusia memenuhi kriteria realibilitas, validitas, daya pembeda, taraf kesukaran, dan efektifitas distraktor?”

Agar lebih jelas dan terarah, rumusan masalah penelitian ini perlu dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik soal Cambridge O Level berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi?.

2. Apakah tes tertulis Indo-Cambridge yang dikembangkan pada materi pokok sistem reproduksi pada manusia memenuhi kriteria realibilitas, validitas, daya pembeda, taraf kesukaran, dan efektifitas distraktor?. 3. Bagaimana respon siswa terhadap tes tertulis Indo-Cambridge

dibandingkan dengan tes yang biasa diberikan Guru Biologi?. C. Batasan Masalah

Untuk lebih mengarahkan penelitian ini, maka batasan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Karakteristik soal Cambridge yang dianalisis pada penelitian ini di fokuskan pada paper 1 dan paper 2. Dimana bentuk soal paper 1 pilihan ganda dengan empat opsi, sedangkan soal pada paper 2 adalah uraian terstruktur dengan bobot skor yang disesuaikan dengan tingkat kesulitan butir soal.

2. Materi biologi yang menjadi fokus dalam penelitian adalah materi pokok sistem reproduksi pada manusia yang dipelajari kelas XI SMA di Bandung.

3. Objek penelitian adalah satu set tes tertulis Indo-Cambridge.

4. Uji validitas dibatasi hanya validitas isi dan validitas konkruen (empiris/butir soal).

(12)

difokuskan dari C2 hingga C4. Dimensi pengetahuannya dari Faktual hingga Prosedural.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan sebelumnya maka tujuan penelitian ini adalah :

a. Membuat suatu alat tes tertulis Indo-Cambridge yang menggabungkan antara kurikulum nasional dan standar penulisan soal Cambridge, yang bisa digunakan oleh sekolah negeri maupun sekolah swasta lain.

b. Mengetahui validitas dan reliabelitas alat tes tertulis Indo-Cambridge pada materi sistem reproduksi pada manusia.

c. Mengetahui daya pembeda dan taraf kesukaran alat tes tertulis Indo-Cambridge pada materi sistem reproduksi manusia.

d. Mengetahui efektifitas distraktor alat tes tertulis Indo-Cambridge pada materi sistem reproduksi manusia.

e. Mengetahui respon siswa terhadap tes tertulis Indo-Cambridge dibandingkan dengan soal yang biasa diberikan Guru Biologi. 2. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

a. Tes yang dikembangkan bisa menjadi model tes tertulis alternatif bagi guru.

b. Informasi yang didapatkan dalam penelitian ini bisa digunakan dan dikembangkan oleh guru untuk membuat sendiri suatu instrumen evaluasi yang sejenis.

(13)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Arikunto (2006), penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena-fenomena yang ditemukan, dideskripsikan apa adanya, tidak dimodifikasi atau tidak diberi perlakuan. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif yang cenderung fokus terhadap suatu permasalahan (Sugiyono, 2011). Metode deskriptif ini dilakukan dengan pengujian yang berulang dimana pada tahap pengujian pertama dilakukan dengan jumlah yang terbatas dan pada pengujian selanjutnya dilakukan dengan jumlah yang diperluas.

B. Responden Penelitian

Responden yang dilibatkan pada proses uji coba dan pengujian instrumen

dalam penelitian ini sebanyak 125 siswa kelas XI yang terdaftar di salah satu

SMA Negeri di kota Bandung dan telah mempelajari Sistem Reproduksi. Uji coba

dilakukan tiga kali pada masing-masing sampel berjumlah 40, 42, dan 43 orang.

C. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah tes tertulis Indo-Cambridge pada materi pokok sistem reproduksi. Butir soal untuk materi pokok sistem reproduksi terdiri dari satu set soal untuk sistem reproduksi pada manusia.

D. Definisi Operasional 1. Pengembangan

Pengembangan adalah proses yang dimulai dengan menganalisis soal Cambridge O level untuk menemukan pola dan karakter yang ada pada soal

(14)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Tes Tertulis Indo-Cambridge

Tes tertulis Indo-Cambridge adalah tes yang mengadaptasi pola dan karakter dari soal Cambridge O Level dan disusun berdasarkan dimensi pengetahuan dan dimensi kognitif Taksonomi Bloom Revisi yang berpijak pada kurikulum nasional sehingga bisa digunakan oleh sekolah nasional maupun swasta di Indonesia.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penlitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lembar validasi yang digunakan untuk validasi butiran soal yang dikembangkan kepada para ahli.

2. Format Wawancara

Instrumen ini digunakan untuk mengetahui lebih jauh gambaran respon siswa terhadap tes tertulis Indo-Cambridge.

3. Format Observasi

Untuk kepentingan penelitian format observasi diperlukan guna mengetahui materi yang diajarkan oleh guru dan penekanan pada materi yang diajarkan, hingga pengembangan tes tertulis akan dikembangkan berdasarkan hal tersebut.

F. Bentuk Tes yang Dikembangkan

Tes tertulis Indo-Cambridge merupakan bentuk tes tertulis yang

merupakan kombinasi antara kurikulum nasional namun bentuk atau format

penulisan dan penilaiannya mendekati tes Cambridge (Novianti, 2011).

Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap soal Cambridge diketahui jenis soal

merupakan gabungan beberapa bentuk soal. Bentuk soal yang digunakan pada

soal Cambridge diantaranya soal pilihan ganda dan uraian (essay).

Perangkat butir soal yang dikembangkan terdiri dari 25 butir soal tes

(15)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Nilai Akhir = % jawaban benar

pengecoh) dan 11 butir soal tes uraian terstruktur yang dirangkum menjadi 3

nomor soal.

Karakter soal Cambridge yang dikembangkan dalam soal Indo-Cambridge difokuskan pada kemunculan dimensi kognitif dan dimensi pengetahuan pada set soal O level. Dari hasil analisis soal Cambridge, kemudian disusun set soal

Indo-Cambridge yang komposisi Taksonomi Bloom Revisi-nya disesuaikan dengan

hasil analisis soal Cambridge dan sifat materi Sistem Reproduksi.

Firman (2000) mengatakan bahwa langkah pertama yang harus dilakukan

guru terhadap lembar jawaban tes siswa adalah memberikan skor. Dalam set soal

yang dikembangkan jawaban yang benar akan diberikan nilai satu sedangkan

jawaban yang salah diberi nilai nol. Skor yang didapat dari tahap ini merupakan

skor mentah yang harus dikonversikan untuk mendapatkan nilai persentasinya

(Firman, 2000) :

karena total butir soal sebanyak 25 nomor maka nilai akhir dihitung dengan

rumusan:

Berbeda dengan penskoran pilihan ganda penskoran untuk soal uraian

terstruktur memiliki caranya tersendiri. Proses penskoran dibagi menjadi dua tipe,

yaitu berdasarkan norma kelompok (norm reference test) dan berdasarkan standar

mutlak (criterion refernce test) (Arikunto. 2012). Dalam hal ini digunakan

penskoran berdasarkan standar mutlak (criterion refernce test). Arikunto (2012)

juga menambahkan bahwa langkah-langkah dalam proses penskoran berdasarkan

standar mutlak adalah sebagai berikut:

1. Membaca setiap jawaban yang diberikan oleh siswa dan dibandingkan

dengan kunci jawaban yang telah disusun sebelumnya.

2. Membubuhkan skor di sebelah kiri jawaban. Langkah ini dilakukan per

(16)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Menjumlahkan skor-skor yang telah dituliskan pada setiap soal dan

terdapatlah skor untuk bagian soal bentuk uraian terstruktur.

Dalam penskoran uraian ditambahkan pedoman penskoran dengan

menambahkan bobot yang sesuai dengan tingkat kesukarannya. Selain itu,

pembubuhan skor untuk uraian singkat mengikuti lay-out set soal Cambridge

yaitu disebelah kanan jawaban.

G. Tahapan Pengembangan Tes

Pengembangan tes dalam penelitian ini melalui beberapa tahap seperti di bawah ini :

1. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk mendapat pengetahuan yang lebih dalam mengenai set soal Cambridge sebagai bahan untuk mengembangkan set soal Indo- Cambridge. Studi literatur yang dilakukan mencakup jenis-jenis soal yang digunakan, format stem soal yang digunakan, cara penskoran dan tampilan secara keseluruhan. Pengkajian mengenai set soal ini dilakukan melalui media cetak dan media elektronik.

Selain itu, untuk mengetahui lingkup pertanyaan yang akan dikembangkan dilakukan pengkajian kurikulum dan buku pelajaran yang menunjang. Pengkajian kurikulum dilakukan dengan mengkaji kurikulum KTSP pada mata pelajaran Biologi SMA kelas XI. Pengkajian ini mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dibutuhkan untuk mengembangkan pertanyaan yang dibutuhkan. Setelah itu ditentukan indikator yang bisa mencakup kedalaman dan keluasan materi SMA Sistem Reproduksi.

2. Membuat Kisi-kisi Tes Tertulis

Setelah menganalisis soal-soal Cambridge dan mengetahui penyebaran

jenis soal berdasarkan jenjang kognitifnya maka disusun kisi-kisi tes tertulis

berdasarkan dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif sesuai

(17)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Tertulis Indo-Cambridge Pilihan Ganda pada Materi Sistem Reproduksi Manusia Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi

No Pokok

F : Pengetahuan Faktual P : Pengetahuan Prosedural K: Pengetahuan Konseptual M : Pengetahuan Metakognitif

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Tertulis Indo-Cambridge Uraian Pada Materi Sistem Reproduksi Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi

Keterangan:

(18)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Penyusunan Tes Tertulis

Setelah pembuatan kisi-kisi tes tertulis, dilakukan penyusunan tes tertulis

yang disesuaikan dengan kisi-kisi. Perangkat butir soal yang dikembangkan terdiri

dari 25 butir soal tes objektif pilihan ganda dengan empat option (satu kunci

jawaban dan tiga pengecoh) dan 11 butir soal tes uraian terstruktur yang

dirangkum menjadi 3 nomor soal.

4. Uji Validitas

Pengujian dilakukan dalam pengembangan tes tertulis ini adalah

pengujian validitas yang digunakan untuk mengetahui sejauhmana instrumen yang

digunakan sebagai alat ukur dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji

validitas yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah uji validitas isi. Validitas

isi dilakukan dengan analisis kesesuaian soal dengan indikator. Cara yang

dilakukan pengujian validitas isi melalui pertimbangan (judgement) dari ahli

(validator). Selain itu, validator juga memeriksa ketepatan jenjang Taksonomi

Bloom Revisi-nya dari soal-soal yang disusun.

Hasil pengujian validitas isi kepada sembilan validator kemudian

dianalisis dengan menggunakan teknik Content Validity Ratio (CVR) (Lawshe,

1975). Validator meliputi 8 orang dosen Jurusan Pendidikan Biologi UPI dan 1

orang mahasiswa S2 yang telah kompeten dalam bidang ini. Lawshe (1975)

menjelaskan langkah-langkah menganalisis hasil validitas isi dari para validator

adalah sebagai berikut:

a. Menentukan kriteria penilaian tanggapan responden

Data tanggapan responden yang diperoleh berupa ceklist. Berikut adalah kriteria penilaian butir soal .

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Butir Soal dari Lawshe

Kriteria Bobot

Ya 1

Tidak 0

(19)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c. Menghitung nilai CVR (rasio validitas konten)

Keterangan:

ne = jumlah responden yang menyatakan Ya

N = total respon

Ketentuan tentang indeks CVR:

a. Saat jumlah responden yang menyatakan Ya kurang dari ½ total reponden maka nilai CVR = -

b. Saat jumlah responden yang menyatakan Ya ½ dari total responden maka nilai CVR = 0

c. Saat seluruh responden menyatakan Ya maka nilai CVR = 1 (hal ini diatur menjadi 0.99 disesuaikan dengan jumlah responden).

d. Saat jumlah responden yang menyatakan Ya lebih dari ½ total reponden maka nilai CVR = 0-0,99.

d. Kategori hasil perhitungan CVR

Hasil perhitungan CVR adalah berupa rasio angka 0-1. Angka tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 3.4 Indeks CVR untuk Validitas Isi

(Lawshe, 1975) e. Revisi I

Revisi I terhadap tes yang dikembangkan dilakukan sesuai dengan

masukan dari ahli yang meliputi redaksi indikator soal dan penulisan pada

Indeks CVR Keterangan

0 – 0,33 tidak sesuai 0,34 – 0,67 sesuai

(20)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

butir soal, terutama pada pemilihan kata pada stem dan opsi serta isi materi

sistem reproduksi. Tes yang telah direvisi selanjutnya diujicobakan ke siswa.

f. Uji Coba I

Uji Coba I dilakukan pada 40 orang responden yang merupakan siswa

SMA kelas XI yang telah mengikuti pembelajaran sistem reproduksi. Uji

Coba I dilakukan untuk mengetahui kualitas dari tes tertulis yang

dikembangkan. Kualitas tersebut meliputi reliabilitas, validitas empiris, taraf

kesukaran, daya beda, dan efektivitas pengecoh dari tes yang dikembangkan.

g. Revisi II

Revisi II ini diperlukan karena dari hasil analisis Uji Coba I masih

diperoleh kekurangan dalam kualitas tes yang dikembangkan, sehingga

dilakukan revisi sesuai dengan hasil pengolahan dan analisis hasil uji coba.

Revisi ada yang berupa penggantian redaksi stem dan opsi serta ada pula

yang mengganti butir soal dengan indikator yang sama.

h. Uji Coba II

Tes hasil revisi kedua diujicobakan kepada 42 orang responden yang

merupakan siswa kelas XI SMA yang mengikuti pembelajaran sistem

reproduksi pada kelas yang berbeda dari kelas uji coba sebelumnya.

Selanjutnya data hasil Uji Coba II dianalisis untuk menguji kualitas tes yang

dikembangkan. Kualitas tes yang diuji meliputi reliabilitas, validitas empiris,

taraf kesukaran, daya beda, dan efektivitas pengecoh dari tes yang

dikembangkan.

i. Revisi III

Revisi III ini masih diperlukan karena dari hasil analisis Uji Coba II

masih diperoleh kekurangan dalam kualitas tes yang dikembangkan, sehingga

dilakukan revisi sesuai dengan hasil pengolahan dan analisis hasil uji coba.

Revisi ada yang berupa penggantian redaksi stem dan opsi serta ada pula

yang berupa penggantian butir soal. Butir soal diganti dengan butir soal yang

(21)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

j. Uji Coba III

Tes hasil revisi kedua diujicobakan kepada 43 orang responden yang

merupakan siswa kelas XI SMA yang mengikuti pembelajaran sistem

reproduksi pada kelas yang berbeda dari kelas uji coba sebelumnya.

Selanjutnya data hasil Uji Coba III dianalisis untuk menguji kualitas tes yang

dikembangkan. Kualitas tes yang diuji meliputi reliabilitas, validitas empiris,

taraf kesukaran, daya beda, dan efektivitas pengecoh dari tes yang

dikembangkan.

k. Wawancara Responden

Wawancara dilakukan kepada perwakilan siswa untuk kelompok tinggi,

dan kelompok rendah, masing-masing kelompok terdiri dari enam orang

siswa. Kegiatan wawancara dilakukan untuk mengetahui respon siswa

terhadap soal Indo-Cambridge yang dikembangkan.

l. Membahas hasil temuan (Penulisan Skripsi)

Dari hasil tiga kali uji coba dan revisi, didapatkan perangkat tes tertulis

Indo-Cambridge yang mayoritas butir soalnya sudah memenuhi ketentuan

sebagai perangkat tes berdasarkan realibitas, validitas, daya pembeda, taraf

kesukaran, dan efektifitas pengecohnya. Perangkat tes Indo-Cambridge terdiri

dari soal pilihan ganda dan soal uraian terstruktur sebagai butir-butir soal

yang dianggap memadai secara kualitas.

H. Teknik Pengolahan Data

1. Data Uji Coba Tes Tertulis

Semua data yang diperoleh dari hasil pengujian butir soal diolah untuk

diuji kualitasnya yang meliputi validitas empiris, reliabilitas, taraf kesukaran, daya

pembeda, dan efektivitas pengecoh untuk soal pilihan ganda. Instrumen soal

pilihan ganda dan soal uraian terstruktur dihitung dengan menggunakan Program

Anates Pilihan Ganda versi 4.0.9 dan Anates Uraian versi 4.0.5 (Karno To dan

Wibisono, 2004).

(22)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

a. Menilai hasil pekerjaan subjek dan mengurutkannya berdasarkan skor yang diperoleh.

b. Mengelompokan subjek dalam kelompok skor tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan skor yang diperoleh subjek.

Kelompok tinggi adalah 27% dari subjek yang memiliki skor tertinggi, kelompok rendah adalah 27% dari subjek yang memiliki skor terendah, sementara sisanya adalah kelompok sedang.

c. Menganalisis validitas empiris soal.

Suatu teknik evaluasi memiliki validasi yang tinggi jika teknik evaluasi atau tes tersebut dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur (Purwanto, 1984). Pengertian umum validasi item adalah demikian sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada item menyebabkan skor total menjadi lebih tinggi atau lebih rendah. Dengan kata lain dapat dikemukakan bahwa sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi sehingga untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi (Arikunto, 2006).

Menganalisis validitas empiris butir soal menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara skor pada pokok uji dengan skor

total N = jumlah siswa

X = skor pada pokok uji Y = skor total

(23)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pedoman interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi

Nilai rXY Tafsiran Korelasi Validitas

0,80 – 1,00 Korelasi sangat tinggi Validitas sangat tinggi (sangat baik)

0,60 – 0,79 Korelasi tinggi Validitas tinggi (baik)

0,40 – 0,59 Korelasi cukup Validitas sedang (cukup)

0,20 – 0,39 Koreasi rendah Validitas rendah (kurang)

0,00 – 0,19 Korelasi sangat rendah Validitas sangat rendah

< 0,00 Tidak berkorelasi Tidak valid

(Arikunto, 2012: 118 dan Suherman 2003: 112-113)

Butir soal yang dianggap memadai memiliki nilai validitas yang

positif dan lebih dari 0,30 (Sapriati, 2007).

d. Menganalisis reliabilitas tes.

Relibialitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama. Untuk melihat ketetapan ini pada dasarnya dilihat kesejajaran hasilnya dengan korelasi product moment (Arikunto, 2006).

Untuk mengestimasi reliabilitas tanpa membelah dua tes digunakan rumus Kuder-Richardson:

(Arikunto, 2012: 115)

Estimasi reliabilitas untuk instrumen berbentuk soal uraian

terstruktur menggunakan rumus Alpha:

Keterangan :

r11= reliabilitas tes keseluruhan n = jumlah item dalam instrumen

= varians butir soal = varians total Keterangan:

r11= reliabilitas tes keseluruhan q = proporsi subjek yang menjawab p = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p) item dengan benar n = jumlah item dalam instrumen S = standar deviasi dari tes

(24)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Untuk mengetahui kategori reliabilitas, dapat digunakan pedoman penafsiran koefisien reliabilitas, sebagai berikut :

Tabel 3.6 Kriteria Penafsiran Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Tafsiran

0,90 – 1,00 Sangat tinggi

0,70 – 0,89 Tinggi

0,40 – 0,69 Sedang (cukup)

0,20 – 0,39 Rendah

0,00 – 0,19 Sangat rendah

(Suherman, 2003: 139)

e. Menganalisis tingkat kesukaran tiap butir soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk berpikir kritis sebaliknya soal yang terlalu sulit membuat siswa putus asa dan tidak mau mencoba lagi.

Indeks kesukaran dalam evaluasi diberi simbol P singkatan dari proporsi. Dengan demikian soal dengan p= 0.70 lebih mudah jika dibandingkan dengan p=0.20 (Arikunto, 2006). Persamaan yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran adalah sebagai berikut :

P=

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Taraf kesukaran (P) butir soal yang berbentuk uraian dapat dicari dengan

rumus:

Adapun acuan penafsiran taraf kesukaran (Suherman, 2003) pada Tabel 3.7:

(25)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tabel 3.7 Tafsiran Tingkat Kesukaran Soal

Nilai Indeks Kesukaran (P) Tafsiran

P = 0.00 Sangat Sukar

f. Menganalisis daya pembeda tiap butir soal.

Daya pembeda soal berfungsi membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan siswa kemampuan rendah. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut diskriminasi, disingkat D.

Untuk mengetahui daya pembeda setiap butir soal dilakukan langkah sebagai berikut :

1) Menyusun skor total dari yang tertinggi hingga yang terendah 2) Menetapkan 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah. 3) Menghitung daya pembeda tiap soal dengan rumus :

(Depdiknas, 2008: 12)

Keterangan:

D = daya pembeda

XKA=rata-rata kelompok atas

XKB=rata-rata kelompok bawah

Arikunto (2012) pun mengemukakan bahwa nilai D soal pilihan

ganda bisa didapatkan dengan rumus:

Keterangan : D= daya pembeda

= jumlah siswa kelompok tinggi yang menjawab soal itu dengan benar

= jumlah siswa kelompok rendah yang menjawab soal itu dengan benar

= jumlah siswa kelompok tinggi

= jumlah siswa kelompok rendah

(26)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu = proporsi siswa kelompok tinggi yang menjawab benar

= jumlah siswa kelompok rendah yang menjawab benar

Adapun acuan penafsiran daya pembeda (Suherman, 2003) pada Tabel

3.8:

Tabel 3.8 Tafsiran Indeks Daya Pembeda (D) Butir Soal

Indeks Daya Pembeda Tafsiran

0,70 < D ≤ 1,00 Sangat baik

Ebel (Susetyo, 2011) pun menafsirkan indeks daya pembeda pada Tabel 3.9:

Tabel 3.9 Indeks Daya Pembeda Butir Soal

Indeks Daya

Pembeda Keterangan

0,70 – 1,00 Butir memiliki daya pembeda baik sekali

0,40 – 0,69 Butir memiliki daya beda cukup baik

0,30 – 0,39 Butir memerlukan revisi sedikit atau tidak sama sekali

0,20 – 0,29 Butir memerlukan revisi atau disisihkan

0,00 – 0,19 Butir direvisi total atau disisihkan

(Susetyo, 2011: 125)

Nunally (Susetyo, 2011) juga menambahkan bahwa indeks daya

beda di atas 0,20 sudah dianggap memadai. Butir tes dibuang apabila hasil

perhitungan berada di bawah 0,20 karena butir tersebut kurang berada dalam

satu kesatuan perangkat tes dengan butir tes lainnya (Susetyo, 2011). Daya

pembeda yang bernilai negatif juga diartikan sebagai butir soal yang sangat

buruk, sehingga sebaiknya dibuang saja (Arikunto, 2012).

g.Menganalisis efektifitas distraktor tiap option pada butir soal

(27)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan distribusi kelompok atas dan kelompok bawah, maka dapat dihitung option mana yang berfungsi secara efektif dan option mana yang tidak berfungsi efektif. Untuk option kunci bisa digunakan rumus :

x

100%

Rumus tersebut digunakan dengan ketentuan, jumlah pemilih kelompok atas dan bawah tidak kurang dari 25% tetapi tidak lebih dari 75%, dan frekuensi pilihan kelompok atas harus lebih tinggi daripada frekuensi pilihan kelompok bawah (Nurkancana, 1983).

Untuk option pengecoh digunakan rumus

25% x

x 28

Rumus tersebut digunakan dengan ketentuan, jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok bawah, minimal adalah 25% kali kali satu per dua kali jumlah option pengecoh kali jumlah pemilih (Nurkancana, 1983).

2. Data Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap 12 orang siswa yang merupakan

perwakilan dari kelompok tinggi, dan rendah yang telah mengerjakan tes tertulis

Indo-Cambridge. Pada umumnya, proses wawancara dilakukan untuk mengetahui

hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden yang sedikit

(Sugiyono, 2011). Adapun langkah-langkah pengolahan data hasil wawancara

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mendeskripsikan hasil wawancara

b. Menganalisis hasil wawancara

(28)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

I. Alur Penelitian materi pokok Sistem Reproduksi Manusia

Penyusunan kisi-kisi tes Komposisi dimensi pengetahuan dan

dimensi proses kognitif pada soal Biologi Cambridge O Level

(29)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

(30)

Lisna Mistiani, 2013

(31)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka diperoleh 23 butir soal pilihan ganda yang diterima dan 2 soal pilihan ganda yang ditolakserta 9 butir soal uraian terstruktur yang diterima dan 2 soal uraian terstruktur yang ditolak. Tes tertulis Indo-Cambridge pada materi pokok sistem reproduksi yang memenuhi kriteria sebagai poko uji yang memenuhi kriteria dengan kualitas sebagai berikut :

1. Karakteristik soal pilihan ganda Cambridge Biology O Level yang dianalisis memiliki komposisi dimensi pengetahuan faktual 13%, pengetahuan konseptual 81,7%, dan pengetahuan prosedural 5,%. Komposisi dimensi proses kognitif untuk soal pilihan gandanya adalah jenjang C1 5%; C2 50,83%; C3 14,2%; dan C4 6,7%. Soal uraian

terstruktur Cambridge Biology O Level yang dianalisis memiliki komposisi dimensi pengetahuan faktual 3,5%, pengetahuan konseptual 93,2%, dan pengetahuan prosedural 3,3%. Komposisi dimensi proses kognitif untuk soal uraian terstruktur adalah jenjang C2 78,5%; C3 16,5%;

dan C4 6,7%. Secara keseluruhan, tidak ditemukan soal dengan

pengetahuan metakognitif serta jenjang C1, C5 dan C6.

(32)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(0,22), yang berarti tes ini cukup bisa membedakan siswa kelompok atas dan siswa kelompok rendah. Tes tertulis Indo-Cambridge memiliki efektifitas pengecoh yang efektif, dimana dapat membedakan siswa kelompok atas dan siswa kelompok rendah.

3. Delapan dari dua belas subjek atau sekitar 60,6 % menyatakan menyukai tes tertulis Indo-Cambridge karena tipe soalnya beragam hingga tidak membosankan.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh di atas, maka peneliti mencoba memberikan saran sebagai berikut :

1. Penilitian ini perlu dilakukan lebih lanjut, dimana perlu adanya pengujian di cluster yang berbeda.

2. Analisis dokumen harus difokuskan pada materi soal yang akan dikembangkan.

(33)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Akhsan, Risma. (2002). Remediasi Miskonsepsi Siswa SMU kelas II pada Konsep Konsentrasi Larutan dengan Menggunakan Analogi. Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia UPI. : tidak diterbitkan

Anderson, L.W dan Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, A Bridged Edition. USA: Addison Wasley Longman, Inc.

Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan (Edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2). Jakarta: Bumi Aksara.

Bevelander, G. (1988). Dasar-dasar Histologi. Jakarta : Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Panduan Analisis Butir Soal. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: FPMIPA UPI.

Karno To dan Wibisono, Y. (2004). Program Anates versi 4.0.9 dan 4.05.

Kurniadi, K. (2011). Dasar- dasar anatomi dan Fisiologi tubuh manusia. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi, UPI.

Lawshe, C. H. (1975). A Quantitative Approach to Content Validity. Makalah (Paper) pada Konferensi Content Validity II, Ohio-Amerika Serikat.

Manik, Rita Agustina . (2011). Analisis Soal Ujian Nasional Biologi Berdasarkan Domain Kognitif Taksonomi Bloom Revisi Di Sma Negeri Kabupaten Siak . Skripsi pada Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Mitsalia, H. (2011). Analisis Perbandingan Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran pada Materi Animal Nutrition di Sekolah Internasional dengan Sekolah Bertaraf Internasional. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Novianti, D. (2011). Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI pada Materi Pokok Larutan Penyangga dan Hidrolisis. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

(34)

Lisna Mistiani, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pertiwi, Kartika Ratna. (2007). Urgensi Pendidikan Kesehatan Reproduksi Sebagai Bagian Integratif Pembelajaran Ipa. [Online]. Tersedia : http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132319831/makalah%20semnas%20 mipa%202007.pdf. [04 September 2013].

Priatna, N. (2013). Kemampuan Penalaran dan Pemahaman Matematika Siswa Kelas 3 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri di Kota Bandung. Disertasi pada Prodi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana UPI: tidak diterbitkan.

Purwanto, Ngalim. (1987). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Rosdakarya.

Rochintaniawati, D., Wulan, A.R., dan Sriyati, S. (2009). Kebutuhan Guru Sekolah Dasar di Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung dalam Melangsungkan Pembelajaran IPA. Laporan Penelitian Hibah. Tidak diterbitkan.

Sapriati, A et al. (2007). Evaluasi Pembelajaran Biologi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Savitri, Maharani. (2011). Analisis Butir Soal Berdasarkan Taksonomi Bloom Dua Dimensi untuk Pokok Bahasan Termokimia pada Cambridge International Examination (CIE) Level International General Certificate of Secondary Education (IGCSE). Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA-UPI. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung :

Alfabeta.

Susetyo, B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar dengan Teori Ujian Klasik dan Teori Responsi Butir. Bandung: CV Cakra.

University Of Cambridge . 2010. Cambridge IGCSE Cambridge Secondary 2. [Online]. Tersedia :

http://www.cie.org.uk/qualifications/academic/middlesec/igcse/overview . [02 Desember 2012]

Widodo, A. (2006). Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal. Buletin Puspendik. 3(2), 18-29.

Gambar

Tabel 3.1  Kisi-kisi Tes Tertulis Indo-Cambridge Pilihan Ganda pada Materi Sistem Reproduksi Manusia Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi
Tabel 3.3  Kriteria Penilaian Butir Soal dari Lawshe
Tabel 3.4 Indeks CVR untuk Validitas Isi
Tabel 3.5  Interpretasi Koefisien Korelasi
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja yang diperoleh auditor dari lamanya bekerja sebagai seorang auditor, dari tugas-tugas pemeriksaan yang

Penelitian itu antara lain : Analisis Cemaran Logam Berat Pb, Cu, dan Cd pada Ikan Air tawar dengan Metode Spektrofotometri Nyala Serapan Atom (SSA), Analisis Logam Pb, Cd, Cu dan

[8] David Austerberry, The Technology of Video and Audio Streaming, Penerbit Focal

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pembelajaran dengan pendekatan CPA terhadap pencapaian dan peningkatan kemampuan representasi matematis, kemampuan

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa dipengaruhi oleh orang lain serta berani menanggung segala akibat dan risiko yang berkaitan dengan

dalam kehidupan siswa terutama siswa yang masih dalam usia sekolah adalah rendahnya minat belajar rendah, adanya kecenderungan malas sekolah, suka membolos, malas

Terdapat tiga jenis pendapatan sektor kehutanan, ketiganya tersebar kedalam ketiga sumber pendapatan daerah Kabupaten Jember diantaranya Retribusi Izin Penebangan Pohon

Tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu melakukan kajian analisis secara kapasitas mengenai optimasi jaringan 2G/3G eksisting maupun jaringan LTE dengan teknik Joint