• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN I AKTIVA TAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN I AKTIVA TAK"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH ETIKA BISNIS DAN PROFESI

“AKTIVA TAK BERWUJUD DAN PENYUSUTANNYA”

(Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Akuntansi Keuangan I yang di bimbing oleh Bapak Dr. Marselinus Asri, S.E., M.Si., Ak., CA)

Disusun Oleh Kelompok 2

Nama :

Eric Lauwrentz (1613021) Sirliandy Putra Pangiawan (1613003) Deresya Setiawati Tandiare (1613002)

Kelas : Akuntansi A

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah Aset Tak Berwujud dengan baik. Kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Marselinus Asri, S.E., M.Si., Ak., CA selaku dosen pengasuh mata kuliah Akuntansi Keuangan I yang membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis juga menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi yang ada sehingga penulis berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi penyempurnaan makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.

Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya. Semoga materi yang disampaikan dalam makalah ini dapat menjadi sumbangan pemikiran dan tambahan pengetahuan bagi kita semua.

Makassar, 22 Desember 2017

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...2

BAB 1...4

PENDAHULUAN...4

1.1 Latar Belakang...4

1.2 Rumusan Masalah...5

1.3 Tujuan Penulisan...5

BAB II...6

PEMBAHASAN...6

2.1 KARAKTERISTIK...6

2.2 MASALAH AKTIVA TAK BERWUJUD (Penilaian, Penyusutan dan Penurunan Nilai Aktiva Tak Berwujud)...7

2.3 JENIS-JENIS AKTIVA TAK BERWUJUD...9

2.4 PENURUNAN NILAI AKTIVA TAK BERWUJUD...14

2.5 BIAYA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN...16

2.6 PENYAJIAN POS-POS TAK BERWUJUD DAN POS YANG BERHUBUNGAN...19

PENUTUP...21

3.1 KESIMPULAN...21

(4)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap Entitas pasti memiliki aktiva tak berwujud yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Aktiva tak berwujud adalah hak, hak istimewa dan keuntungan kompetitif yang timbul dari pemilikan suatu aktiva yang berumur panjang, yang tidak memiliki wujud fisik tertentu. Bukti pemilikan aktiva tak berujud bisa berupa kontrak, lisensi atau dokumen lain. Dimana Aktiva tak berwujud merupakan bagian dari Aset Nonlancar lainnya yang di neraca diklasifikasikan dan disajikan sebagai Aset Lainnya.

Entitas sering kali mengeluarkan sumber daya maupun menciptakan laibilitas dalam perolehan, pengembangan, pemeliharaan atau peningkatan sumber daya tidak berwujud, seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang.

Aktiva tak berwujud merupakan non-monetary asset yang tidak memiliki wujud fisik yang terdapat dalam neraca perusahaan, yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Dalam melakukan analisa terhadap aktiva tak berwujud terdapat berbagai kesulitan, seperti kapan aktiva tak berwujud diakui serta bagaimana penilaian, pengukuran, dan pelaporannya dalam neraca perusahaan.

Seiring dengan tuntutan seluruh pihak yang menginginkan adanya perlakuan akuntansi yang memadai untuk aktiva tak berwujud, maka pada tanggal 24 Juni 2000 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menerbitkan Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (ED PSAK) No. 19 Revisi 2000 tentang Aktiva Tak Berwujud.

(5)

.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah karakteristik utama dari Aktiva Tak Berwujud? 2. Bagaimana proses dan biaya Akusisi terhadap aktiva tak berwujud? 3. Apa saja prosedur penyusutan (amortisasi) pada aktiva tak berwujud?

.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan yang ingin dicapai melalui penulisan makalah ini antara lain:

1. Menjabarkan karakteristik utama aktiva tak berwujud 2. Mengidentifikasi biaya akuisisi aktiva tak berwujud 3. Menjelaskan prosedur amortisasi aktiva tak berwujud 4. Menjelaskan pengertian dan masalah khusus pada goodwill

(6)

PEMBAHASAN

2.1 KARAKTERISTIK

Aktiva yang paling penting bagi banyak perusahaan besar di dunia bukanlah persediaan, peralatan, gedung kantor ataupun kendaraan operasional dengan harga milyaran, melainkan citra merek. Kita menghadapi ekonomi yang didominasi oleh penyedia informasi atau jasa, dan aktiva utamanya bersifat tidak berwujud.

Aset tak berwujud mempunyai tiga karakter utama. 1. Teridentifikasi.

Agar teridentifikasi, aset tak berwujud harus dapat dipisahkan dari perusahaan(dapat dijual atau ditransfer), atau berkembang dari kontrak atau perjanjian legal dimana keuntungan secara ekonomi mengalir ke perusahaan. 2. Tidak berfisik.

Aset berwujud seperti property, pabrik, dan peralatan mempunyai bentuk fisik.Aset tak berwujud, sebaliknya, derive memperoleh nilai mereka dari hak istimewa (the rightsand privilages) yang diberikan kepada perusahaan yang memakainya.

3. Bukan aset keuangan.

Aset seperti deposito bank, piutang, dan investment obligasi jangka panjang dan saham juga termasuk tidak mempunyai substansi fisik. Bagaimanapun, asetkeuangan memperoleh nilai dari hak istimewa (right) untuk menerima kas atau setara kas dimasa depan. Aset keuangan tidak terklasifikasi sebagai tak berwujud. Dalam kebanyakan kasus, aset tak berwujud memberikan keuntungan lebih dari satu periode. Oleh karena itu, perusahaan biasanya mengklasifikasikannya sebagai Aset tidak lancar.

(7)

Pada umumnya, perusahaan mengklasifikasikan aktiva tak berwujud sebagai aktiva jangka panjang. Jenis aktiva tak berwujud yang paling umum dilaporkan adalah paten, hak cipta, waralaba atau lisensi, merek dagang, dan goodwill.

Akuisisi aktiva tak berwujud dicatat pada biaya pembelian, dan seluruh pengeluaran yang diperlukan untuk membuat aktiva tersebut siap digunakan. Apabila aktiva tersebut diperoleh dengan menggunakan saham atau ditukarkan dengan aktiva lain, biaya aktiva tak berwujud tersebut adalah sebesar nilai pasar wajar aktiva tak berwujud yang diterima. Apabila beberapa aktiva tak berwujud, atau gabungan dari aktiva tak berwujud dan aktiva berwujud, dibeli berdasarkan pembelian keranjang, maka biayanya dicatat sebesar nilai pasar wajar atau nilai jual relatif.

Perlakuan akuntansi untuk berbagai jenis aktiva tak berwujud Cara Akuisisi italisasi tergantung pada aktiva tak berwujud ter-tidak dapat diidentifikasi secara terpisah ( goodwill )

(8)

periode-periode di mana aktiva-aktiva tersebut memberikan kontribusi terhadap arus kas. Faktor –faktor untuk menentukan umur manfaat diantaranya adalah :

1. Perkiraan penggunaan aktiva tersebut oleh perusahaan

2. Perkiraan umur manfaat aktiva lainnya yang terkait dengan umur manfaat aktiva tak berwujud tersebut

3. Persyaratan hukum, undang-undang, dan kontrak yang akan membatasi umur manfaat suatu aktiva tak berwujud

4. Persyaratan hukum, undang-undang, dan kontrak yang akan memperpanjang umur kontrak aktiva tersebut tanpa biaya besar

5. Dampak dari keusangan, permintaan, persaingan, dan faktor-faktor ekonomi yang lain, seperti stabilitas industry, kemajuan teknologi, kebijakan legislatif, yang berakibat pada ketidakpastian atau perubahan lingkungan peraturan, dan perubahan pada jalur distribusi

6. Tingkat beban pemeliharaan yang diperlukan untuk mendapatkan arus kas yang diharapkan dari aktivitas tersebut

Jumlah beban amortisasi untuk aktiva tak berwujud dengan umur manfaat yang terbatas harus mencerminkan pola konsumsi atau pola pemakaian aktiva tersebut oleh perusahaan, jika perusahaan itu dapat dengan pasti menentukan polanya. Ketika perusahaan mengamortisasi lisensi-lisensi produknya, perusahaan harus menunjukkan biaya itu sebagai beban. Kredit harus dilakukan ke akun aktiva yang sesuai maupun kea kun akumulasi amortisasi yang terpisah. Jumlah aktiva tak berwujud yang akan diamortisasi adalah biaya dikurangi nilai sisa. Nilai sisa yang dimaksud diasumsikan nol, kecuali pada akhir umur manfaatnya.

(9)

diamortisasi. Perusahaan harus menguji apakah aktiva tak berwujud dengan umur tak tervatas tersebut mengalami penurunan. Pengujian penurunan untuk penurunan untuk aktiva tak berwujud dengan umur tak terbatas ini berbeda dengan yang dipakai untuk aktiva tak berwujud dengan umur terbatas, dalam hal bahwa hanya pengujian nilai wajar saja yang dilakukan. Aktiva tak berwujud dengan umur tak terbatas tidak akan pernah gagal dalam pengujian pemulihan arus kas tak berdiskonto karena arus kas dapat diperpanjang ke masa depan secara tidak terbatas.

2.3 JENIS-JENIS AKTIVA TAK BERWUJUD

Akuntansi untuk aktiva tak berwujud bergantung pada umur aktiva tak berwujud tersebut, baik terbatas maupun tidak terbatas. Aktiva tak berwujud dikategorikan menjadi enam, yaitu:

1. Pemasaran aset tidak berwujud yang terkait (marketing-related intangible asset) 2. Pelanggan aset tidak berwujud yang terkait (customer-related intangible asset) 3. Artistik aset tidak berwujud yang terkait (artistic- related intangible asset) 4. Kontrak aset tidak berwujud yang terkait ( contract- related intangible asset) 5. Teknologi aset tidak berwujud yang terkait ( technology-related intangible asset) 6. Goodwill

1. Aktiva Tak Berwujud yang Terkait dengan Pemasaran

(10)

menggunakan merek dagang atau nama dagang yang telah dietetapkan dapat menganggapnya memiliki umur yang tidak terbatas.

Jika suatu perusahaan memperoleh merek dagang atau nama dagang, maka biaya yang dapat dikapitalisasi adalah harga pembelian. Jika suatu merek dagang atau nama dagang dikembangkan oleh perusahaan tersebut, maka biaya yang dapat dikapitalisasi termasuk biaya pengacara, biaya pendaftaran, biaya perancangan, biaya konsultasi, dan biaya lainnya. Jika total biaya merek dagang atau nama dagang tidak signifikan, maka biaya tersebut dapat dibebankan. Kebanyakan umur merek dagang atau nama dagang adalah tidak terbatas. Oleh sebab itu, perusahaan tidak perlu mengamortisasi biayanya.

2. Aktiva Tak Berwujud yang Terkait dengan Pelanggan

Aktiva tak berwujud yang terkait dengan pelanggan pada umumnya diperoleh dari interaksi dengan pihak luar perusahaan. Contohnya adalah daftar pelanggan, catatan pesanan atau catatan produksi, dan hubungan dengan pelanggan yang terikat kontrak maupun yang tidak terikat kontrak.

3. Aktiva Tak Berwujud yang Berhubungan dengan Seni

(11)

4. Aktiva Tak Berwujud yang Berhubungan dengan Kontrak

Aktiva tak berwujud yang terkait dengan kontrak adalah nilai dari hak yang timbul dari perjanjian-perjanjian tertentu. Bentuk umum jenis aktiva tak berwujud tersebut adalah waralaba atau franchise. Waralaba atau franchise adalah perjanjian kontraktual, di mana pemilik waralaba memberikan hak kepada pemegang waralaba untuk menjual produk atau jasa tertentu, untuk menggunakan merek dagang atau nama dagang tertentu, atau melakukan fungsi-fungsi tertentu. Franchise memperoleh hak untuk memanfaatkan ide-ide atau produk franchise dengan menandatangani perjanjian waralaba. Jenis waralaba lainnya adalah perjanjian yang biasa dilakukan oleh pemerintah kota dan penggunaan properti publik oleh suatu perusahaan bisnis. Dalam hal ini, perusahaan yang dimiliki secara pribadi diijinkan untuk menggunakan properti publik dan melakukan jasa-jasanya.

Waralaba dan lisensi dapat berlangsung selama periode waktu tertentu, selama periode yang tidak terbatas, atau perpetual. Perusahaan yang telah mendapatkan hak waralaba atau lisensi, mencatat suatu akun waralaba atau lisensi dalam pembukuannya, hanya jika terdapat biaya yang diidentifikasi pada akuisisi hak pengoperasian. Biaya waralaba dengan umur yang terbatas harus diamortisasi sebagai beban operasi selama umur waralaba tersebut. Perusahaan seharusnya tidak mengamortisasi biaya waralaba dengan umur yang tak terbatas atau waralaba perpetual, tetapi seharusnya mencatat sebesar biayanya. Pembayaran tahunan yang dilakukan perusahaan berdasarkan perjanjian waralaba harus dicatat sebagai beban operasi dalam periode perjanjian tersebut terjadi. Jumlah tersebut bukan merupakan aktiva karena tidak berhubungan dengan hak masa datang untuk menggunakan property public.

(12)

Aktiva tak berwujud yang terkait dengan teknologi berhubungan dengan inovasi atau kemajuan teknologi. Sebuah inovasi atau pengembangan dan penciptaan teknologi baru membutuhkan hak paten untuk melindungi hak kekayaan intelektual seorang innovator. Paten memberikan hak eksklusif kepada pemegangnya untuk menggunakan, membuat, dan menjual suatu produk atau proses selama periode 20 tahun tanpa campur tangan atau pelanggaran dari pihak lain. Dua jenis utama paten adalah paten produk, yang meliputi produk fisik aktual, dan paten proses, yang mengatur proses untuk membuat produk.

6. Goodwill

Goodwill merupakan aktiva yang paling tidak berwujud dari aktiva tak berwujud lainnya karena goodwill hanya dapat diidentifikasi pada bisnis secara keseluruhan. Satu-satunya agar goodwill itu dapat dijual adalah dengan menjual bisnis secara keseluruhan.

Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak boleh dikapitalisasi. Pengukuran komponen goodwill sangat kompleks dan menghubungkan setiap biaya dengan manfaat masa depan yang tidak dapat diestimasi secara rasional. Manfaat masa depan dari goodwill tidak memiliki hubungan dengan biaya yang dikeluarkan dalam pengembangan goodwill tersebut. Goodwill dapat muncul tanpa biaya khusus dalam pengembangannya. Sehingga karena tidak adanya transaksi objektif dengan pihak luar yang telah dilakukan, maka subjektivitas bahkan misrepresentasi dapat terjadi.

(13)

Perusahaan yang mengakui goodwill dalam sebuah penggabungan usaha, menganggapnya mempunyai umur yang tidak terbatas. Oleh karena itu, perusahaan tidak boleh mengamortisasinya. Goodwill adalah aktiva tak berwujud yang paling besar dari neraca suatu perusahaan dan komunitas investasi ingin mengetahui jumlah yang diinvestasikan pada goodwill tersebut. Sehingga perusahaan harus menyesuaikan nilai tercatatnya ketika goodwill mengalami penurunan nilai. Nilai goodwill pada akhirnya akan habis, sehingga perusahaan harus mencatat goodwill ke dalam biaya selama periode yang terpengaruh. Amortisasi goodwill akan membandingkan beban dengan pendapatan dengan lebih baik.

Goodwill Negatif atau dikenal dengan istilah Badwill, muncul ketika nilai pasar wajar aktiva yang diperoleh lebih tinggi daripada harga beli aktiva yang terkait. Situasi ini timbul sebagai hasil dari ketidaksempurnaan sebuah pasar. Dalam hal ini, penjual lebih baik menjual aktiva tersebut secara individu daripada secara keseluruhan. Akan tetapi, situasi ini dapat terjadi jika harga beli lebih rendah daripada nilai aktiva bersih yang dapat diidentifikasi, sehingga timbul istilah kredit. Kredit ini dikenal sebagai goodwill negative atau kelebihan nilai wajar atas biaya aktiva yang diperoleh, badwill, atau pembelian tersaing.

CONTOH

Selama tahun 2011 PT. Adijaya Perkasa mempunyai rincian data pencatatan aset tidak berwujud seperti di bawah ini:

(14)

Jurnal Pembelian:

Paten 350.000.000

Goodwill 320.000.000 Franchise 400.000.000 Copyright 140.000.000

Intangible Aset 1.210.000.000

Amortisasi:

BebanAmortisasi 95.746.031,7

Paten (350.000.000/9) 38.888.888,9 Franchise (400.000.000/7 x 9/12) 42.857.142,8 Copyright (140.000.000/5 x 6/12) 14.000.000

2.4 PENURUNAN NILAI AKTIVA TAK BERWUJUD

Jumlah yang tercatat dari aktiva tak berwujud tidak dapat dipulihkan. Oleh karena itu, perusahaan harus menghapusnya. Penghapusan tersebut menyebabkan penurunan nilai. Beberapa situasi penurunan nilai terhadap aktiva tak berwujud adalah sebagai berikut :

a. Penurunan Nilai Aktiva Tak Berwujud dengan Masa Manfaat Terbatas

(15)

Pengujian kemampuan pemulihan dilakukan agar perusahaan dapat mengestimasi arus kas masa depan yang diharapkan akan diperoleh dari penggunaan aktiva dan disposisi akhirnya. Jika jumlah arus kas bersih yang diharapkan di masa depan lebih rendah dari nilai buku aktiva, maka kerugian penurunan nilai akan diukur dan diakui. Kemudian, perusahaan menggunakan pengujian nilai wajar. Pengujian ini mengukur kerugian penurunan nilai dengan membandingkan nilai wajar aktiva dengan nilai bukunya. Kerugian penurunan nilai merupakan jumlah di mana nilai buku aktiva kurang dari nilai wajar aktiva yang menurun nilainya. Kerugian pada aktiva tak berwujud dengan umur terbatas dilaporkan sebagai bagian dari laba operasi yang berlangsung terus-menerus. Ayat jurnalnya muncul pada beban dan kerugian lain-lain.

b. Penurunan Nilai Aktiva Tak Berwujud dengan Umur Tidak Terbatas Selain Goodwill

Aktiva tak berwujud dengan umur manfaat tak terbatas selain goodwill harus diuji penurunan nilainya. Pengujian penurunan nilai untuk aktiva dengan umur manfaat tidak terbatas selain goodwill ini adalah pengujian nilai wajar. Pengujian nilai wajar akan membandingkan nilai wajar aktiva tak berwujud dengan jumlah yang tercatat. Jika nilai wajar dari aktiva yang tak berwujud lebih kecil daripada jumlah yang tercatat, maka penurunan nilainya diakui. Perusahaan memakai pengujian satu tahap ini karena banyak aktiva dengan umur manfaat tidak terbatas dengan mudah lolos uji pemulihan. Oleh karena itu, pengujian pemulihan tidak digunakan.

c. Penurunan Nilai Goodwill

(16)

perusahaan harus melakukan langkah kedua untuk menentukan penurunan nilai yang mungkin terjadi. Pada tahap kedua ini, perusahaan menentapkan nilai wajar goodwill dan membandingkannya dengan jumlah yang tercatat.

2.5 BIAYA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Biaya penelitian dan pengembangan bukan merupakan aktiva tak berwujud. Melainkan aktivitas penelitian dan pengembangan sering kali menghasilkan pengembangan sesuatu yang dipatenkan atau diberi hak cipta. Dua kesulitan yang timbul dalam akuntansi untuk pengeluaran penelitian dan pengembangan ini adalah :

1. Mengidentifikasi biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas, proyek, atau pencapaian tertentu, dan

2. Menentukan besarnya manfaat di masa depan serta lamanya waktu manfaat tersebut dapat direalisasi.

Aktivitas Penelitian adalah pencarian yang direncanakan atau investigasi kritis yang ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru. Contohnya adalah pencarian aplikasi dari penemuan baru. Sementara itu, yang dimaksud dengan Aktivitas Pengembangan adalah penjabaran penemuan penelitian atau pengetahuan lain ke dalam suatu rencana atau rancangan untuk produk atau proses baru, atau perbaikan yang signifikan terhadap produk atau proses yang ada, baik yang dimaksudkan untuk dijual atau digunakan.

Biaya yang berkaitan dengan aktivitas Penelitian dan Pengembangan dan perlakuan akuntansi terhadap biaya tersebut adalah sebagai berikut :

(17)

2. Personil. Gaji, upah, dan biaya lainnya yang berhubungan dengan personil yang terlibat dalam penelitian dan pengembangan harus dibebankan ketika terjadi.

3. Aktiva Tak Berwujud yang Dibeli. Catat keseluruhan biaya sebagai beban, kecuali jika pos-pos itu memiliki kegunaan alternative di masa depan, kemudian kapitalisasi dan amortisasikan.

4. Jasa Kontrak. Biaya jasa yang dilakukan oleh pihak lain sehubungan dengan pelaporan penelitian dan pengembangan perusahaan harus dibebankan ketika terjadi.

5. Biaya Tak Langsung. Alokasi yang tepat atas biaya tak langsung harus termasuk dalam biaya penelitian dan pengembangan, kecuali untuk biaya administrasi dan umum, yang secara jelas harus berhubungan agar dapat dimasukan dan dicatat sebagai beban.

Terdapat biaya-biaya yang memiliki karakteristik serupa dengan biaya penelitian dan pengembangan. Biaya-biaya tersebut meliputi:

Biaya Start-Up

Biaya start-up dikeluarkan dalam satu kali aktivitas untuk memulai operasi baru. Biaya start-up mencakup biaya organisasional, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengorganisasikan entitas baru, seperti berbagai jenis biaya hukum dan biaya pemerintah daerah. Akuntansi untuk biaya start-up bersifat langsung, maksudnya adalah biaya start-up dibebankan ketika dikeluarkan. Beberapa biaya yang terkait dengan aktivitas start-up adalah:

1. Biaya yang berhubungan dengan perjalanan; biaya yang berhubungan dengan gaji karyawan, dan biaya yang berhubungan dengan studi kelayakan, akuntansi, pajak, serta urusan pemerintah.

(18)

3. Perekrutasn, pengorganisasian, dan pelatihan yang berhubungan dengan penetapan jaringan kerja distribusi.

Kerugian Operasi Awal

Kerugian operasi yang terjadi dalam memulai suatu bisnis harus dikapitalisasi. Oleh karena itu, hal tersebut tidak dapat dihindari dan merupakan biaya untuk memulai suatu entitas baru. Standar Akuntansi Internasional menyatakan bahwa kerugian operasi tidak boleh dikapitaliasasi selama tahun-tahun pertama. Singkatnya, akuntansi dan standar pelaporan tidak boleh berbeda antara perusahaan yang mencoba untuk membangun sebuah bisnis baru dengan perusahaan lainnya.

Biaya Iklan

Perusahaan membebankan sebagian besar biaya iklan ketika iklan dikeluarkan atau pertama kali iklan dimuat di media. Aktiva berwujud yang digunakan dalam iklan, seperti banner perusahaan, dicatat sebagai aktiva karena hal itu memiliki kegunaan alternative di masa depan.

Biaya Perangkat Lunak Komputer

Akusisi, pengembangan, atau peningkatan nilai produk atau proses oleh sebuah perusahaan untuk digunakan dalam aktivitas penjualan dan administrative dikeluarkan dari difinisi aktivitas penelitian dan pengembangan.

Semua biaya penelitian dan pengembangan yang terjadi secara internal harus dibebankan dengan segera karena merupakan suatu pemecahan konservatif dan praktis, yang mamastikan konsistensi dalam praktek dan keseragaman di antara perusahaan. Akan tetapi, praktek penghapusan pengeluaran secara langsung yang dilakukan dengan harapan bermanfaat di periode masa depan tidak dapat dibenarkan.

(19)

sama, baik dicatat sebagai beban atau dikapitalisasi dan kemudian diamortisasi karena sifat berkelanjutan dari kebanyakan aktivitas penelitian dan pengembangan perusahaan. Kritik terhadap praktek ini menyatakan bahwa neraca harus melaporkan aktiva tak berwujud yang berhubungan dengan pengeluaran yang memiliki manfaat masa depan. Menghindarkan semua kapitaliasai pengeluaran penelitian dan pengembangan akan menghapus dari neraca sesuatu yang mungkin merupakan aktiva perusahaan yang paling berharga.

2.6 PENYAJIAN POS-POS TAK BERWUJUD DAN POS YANG BERHUBUNGAN

Perusahaan harus melaporkan semua aktiva tak berwujudnya selain goodwill sebagai pos terpisah di dalam neraca. Goodwill harus dilaporkan terpisah, jika ada, karena goodwill dan aktiva tak berwujud lainnya sangat berbeda dengan jenis aktiva yang lain, pengungkapan ini akan bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan perusahaan, khususnya neraca.

Pada laporan laba-rugi, perusahaan harus menampilkan beban amortisasi dan kerugian penurunan nilai untuk aktiva tak berwujud selain goodwill sebagai bagian dari operasi berjalan. Kerugian penurunan nilai goodwill harus disajikan dalam pos terpisah pada bagian operasi berjalan, kecuali jika penurunan goodwill tersebut terkait dengan operasi yang sudah tidak lagi berjalan.

Catatan pada laporan keuangan harus meliputi informasi mengenai aktiva tak berwujud yang diakuisisi, termasuk beban amortisasi keseluruhan untuk setiap tahun berikutnya selama 5 tahun. Catatan tersebut harus mencakup informasi mengenai perubahan dalam jumlah yang tercatat goodwill selama periode tersebut. Praktek akuntansi yang dapat diterima menyatakan bahwa perusahaan harus mengungkapkan pada laporan keuangan mengenai total biaya penelitian dan pengembangan yang dibebankan ke beban setiap periode di mana laporan laba-rugi disajikan.

(20)

PT. ARDI PERKASA

Neraca sebagian Aktiva Tetap

Tambang batu bara, atas dasar

Harga perolehan, dikurangi deplesi Rp 95.400.000 Gedung dan peralatan, atas

Dasar harga perolehan Rp 2.207.100.000 Kurangi: Akumulasi depresiasi Rp 1.229.000.000

Rp 987.100.000 Jumlah aktiva tetap Rp 1.073.500.00 Aktiva tak berujud

(21)

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiwa masa lalu, manfaat ekonomis di masa depan dari aset tersebut diharapkan diterima oleh entitas. Aset moneter adalah kas dimiliki dan aset yang akan diterima dalam bentuk kas yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan.

Aset tidak berwujud dapat didefinisikan sebagai aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Kieso, E Donald, Weygandt, J Jerry dan Warfield, D. Terry, 2007. Intermediate Accounting ,Edisi16e, 111 River Street, Hoboken, NJ: WILEY

Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan p e r 1 April 2002. Jakarta: Salemba Empat.

Ni Putu Setia Devi Astini. 2015. RESUME ”ASET TAK BERWUJUD” Tersedia di

Referensi

Dokumen terkait

Sebagian akuntan berpendapat bahwa akuntansi untuk jenis pertukaran ini harus didasarkan atas nilai wajar aktiva yang diberikan atau nilai wajar aktiva yang diterima, dengan

Biaya aktiva tak berwujud yang tidak memiliki masa umur manfaat yang dapat ditetntukan atau umur hukum tidak terbatas juga harus diamortisasi berdasarkan estimasi umur

Adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai

Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi dengan

Sehingga dengan demikian, maka Harga Perolehan Goodwill adalah sebesar selisih lebih dari harga yang dibayar untuk perusahaan secara keseluruhan di atas harga pasar kekayaan bersih

Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi dengan

2. Penghitungan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana, wajib menggunakan Nilai Pasar Wajar dari Efek yang ditentukan oleh Manajer Investasi. Nilai Aktiva Bersih per saham atau

“Nilai Aktiva Bersih NAB”, adalah nilai pasar yang wajar dari Unit Penyertaan dikurangi seluruh kewajibannya yang dihitung oleh Bank Kustodian berdasarkan nilai aktiva bersih pada akhir