• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lapsus Asuhan Kebidanan Pada Anak Dengan (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Lapsus Asuhan Kebidanan Pada Anak Dengan (1)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN

PADA ANAK DENGAN GIZI BURUK TYPE MARASMUS

DI RUANG ANAK ALEXANDRI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Dr. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

NAMA

: GUSTI KANZANIA FINANSI

NIM

: S.12.1019

AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA

BANJARMASIN

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gizi buruk adalah bentuk terparah(akut) dari proses terjadinya gizi buruk. Anak ballita sehat atau kurang gizi diketahui dari pertambahan BB nya sampai usia 2 tahun. Apabila berat badan sesuai dengan pertambahan umur menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia. Kalau sedikit dibawah standar dikatakan bergizi buruk ( Arisman. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran ECG ).

Pada tahun 2011 Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat sekitar 10 juta anak meninggal setiap tahunnya sebelum mencapai umur 5 tahun atau tiap 20 menit perhari terjadi kematian 30.000 anak. Masalah gizi merupakan masalah yang ada di tiap-tiap negara. Negara miskin cenderung dengan masalah gizi kurang, hubungan dengan penyakit infeksi dan negara maju cenderung dengan masalah gizi lebih.

Upaya besar bangsa indonesia dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat dan menurunkan angka kejadian masalah gizi buruk antara 8 juta sampai 10 juta anak mengalami kekurangan gizi, salah satu masalah kesehatan yang tak kunjung habis dalam beberapa tahun terakhir ini adalah masalah gizi buruk. Gizi buruk merupakan salah satu masalah kesehatan tahunan, dimana setiap tahun terjadi diindonesia (Depkes RI, 2007)

Pulau kalimantan merupakan pulau terbesar yang terkenal dengan berbagai sumber daya alam seperti hutan dan tambang. Namun dibalik kekayaan alam yang begitu melimpah masih banyak masyarakat mengalami kemiskinan dan kekurangan gizi. Dibanjarmasin ada sekitar 245 kasus gizi buruk pada tahun 2010 yang terjadi pada balita.

(3)

mengajarkan pada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mengkonsumsi makanan yang bergizi, menjaga kebersihan lingkungan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswa mempunyai wawasan yang lebih dalam dan pengalaman yang nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada anak dengan Gizi Buruk type Marasmus.

2. Tujuan Khusus

a. Memahami Pengertian Gizi Buruk.

b. Memahami Etiologi/penyebab Gizi Buruk. c. Memahami Gejala Klinis

d. Memahami Patofisiologi Gizi Buruk. e. Memahami Komplikasi Gizi Buruk. f. Memahami Penatalaksanaan

g. Memahami Asuhan Kebidaan pada pasien dengan Gizi Buruk.

C. Manfaat

1. Bagi lahan praktik

Dapat dijadikan sebagai acuan pembelajaran untuk penatalaksanaan yang dilakukan di RSUD Ansari Saleh.

2. Bagi Mahasiswa

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa terutama mengenai Gizi Buruk dan dapat memberikan asuhan kebidanan kepada pasien dengan Gizi Buruk.

3. Bagi instansi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai informasi bagi instansi pendidikan dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan datang.

(4)
(5)

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Gizi buruk adalah keadaan tubuh sebagai akibat rendahnya konsumsi energi dan protein (KEP) dalam makanan sehari-hari. Pada balita dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan, pada tingkat kecerdasan karena tumbuh kembang otak 80% terjadi pada masa dalam kandungan sampai usia 2 tahun (Almatsier, 2009).

Gizi buruk merupakan suatu keadaan kekurangan energi protein dalam keadaan sehari-hari. Kemiskinan merupakan faktor penyebab mendasar yang mengakibatkan masalah gizi kurang atau gizi buruk (Azwar, 2006).

Gizi buruk adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh ketidaksimbangan asupan zat gizi dengan kebutuhan, dapat dilihat dari variabel-variabel pertumbuhan , yaitu berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan dan panjang tungkai (Gibson, 2007).

Gizi buruk adalah suatu keadaan kurang gizi tingkat berat pada aak berdasarkan indeks timbangan menurut BB/TB (Depkes RI, 2008).

Gizi buruk adalah kekurangan energi protein akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan pola makan yang tidak seimbang (Natoatmodjo, 2006).

B.

Etiologi

Pada tahun 2007 UNICEF telah mengembangkan kerangka konsep makro sebagai salah satu strategi untuk menanggulangi masalah kurang gizi. Dalam kerangka tersebut ditunjukan bahwa masalah gizi buruk dapat disebabkan oleh :

1. Penyebab langsung

(6)

yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapatkan cukup banyak makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi buruk. Demikian pula dengan anak yang tidak memperoleh cukup makanan, maka daya tahan tubuhnya akan mudah melemah dan mudah terserang penyakit.

2. Penyebab tidak langsung

Ada 3 penyebab tidak langsung masalah gizi, yaitu : a) Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai.

Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutahan pangan untuh seluruh anggota keluarganya dalam jumlah maupun mutu gizinya.

b) Pola pengasuhan anak yang kurang memadai.

Setiap keluarga dan masyarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian dan dukungan terhadap anak agardapat tumbuh dan berkembang dengan baik, baik fisik, mental, dan sosial.

c) Pelayanan kesehatan dan lingkungan yang kurang memadai.

Sistem pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan saranakesehatan dasar (posyandu)yang terjangkau oleh setiapkeluarga yang membutuhkan.

C. Gejala Klinis

Tanda dan gejala Gizi Buruk pada anak balita secara umum :

1. Anak tampak sembab, latergik, cengeng, pada tahap lanjut anak menjadi apatis dan koma.

2. Pertumbuhan teranggu, BB dan PB kurang dibandingkan dengan yang sehat.

3. Pada sebagian penderita terdapat edema baik ringan dan berat. 4. Gejala gastrointestinal seperti anoreksia dan diare

5. Rambut mudah dicabut, tampak kusam kering, halus jarang dan berubah warna.

(7)

7. Dermatitis dan meningkatnya kerentanan terhadap infeksi.

8. kulit kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang mendalam dan lebar, terjadi persisikan dan hiperpigmentasi.

9. Terjadi pembesaran hati, hati yang teraba umumnya kenyal, permukaannya licin dan tajam.

10. Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita.

11. Kelainan kimia darah yang selalu ditemukan ialah kadar albumin serum yang rendah, disamping kadar globulin yang normal atau sedikit meninggi.

D. Patofisiologi

Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat berlebihan, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya. Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang menyebabkan edema dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet, akan terjadi kekurangan berbagai asam amino esensial dalam serum yang diperlukan untuk sintetis dan metabolisme. Bila diet cukup mengandung karbohidrat, maka produksi insulin akan meningkat dan sebagian asam amino dalam serum yang jumlahnya sudah kurang tersebut akan disalurkan kejaringan otot. Makin berkurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar, yang kemudian berakibat timbulnya edema. Perlemakan hati ini terjadi karena gangguan pembentukan betalipoprotein, sehingga transport lemak dari hati terganggu, dengan akibat adanya penimbunan lemak dalam hati.

E. Type Gizi Buruk 1. Kwashiorkor

(8)

Terjadi perubahan status mental menjadi apatis dan rewel, Terjadi pembesaran hati, Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk, Terdapat kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman lalu terkelupas(Crazy papement dermatosis), Serin disertai penyakit infeksi yang umumnya akut, Anemia dan diare.

2. Marasmus

Adalah dimana keadaan badan nampak sangat kurus seolah-olah tulang hanya terbungkus kulit, Wajah seperti orang tua, Mudah menangis/cengeng dan rewel, Kulit menjadi keriput, Jarinag lemak subkutis, Perut cekung, Sering disertai penyakit infeksi, Diare kronik atau konstipasi(susah buang air).

3. Marasmic-kwashiorkor

Adapun marasmic-kwashiorkor adalah gabungan dari beberapa gejala klinis kwashiorkor dan marasmus disertai edema yang tidak mencolok.

F. Komplikasi

Komplikasi yang terjadi pada Gizi Buruk,ialah : 1. Hipotermia

Adalah penurunan suhu tubuh dibawah 36,50C suhu normal dan

menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah. 2. Hipoglikemia

Adalah keadaan dimana kadar gula ( glukosa) darah turundibawah normal (kurang dari 70 mg/dl).

3. Infeksi

(9)

4. Diare

Adalah perubahan konsistensi dan frekuensi berak. Konsistensi berak berupa lembek sampai cair disertai atau tanpa lendir dan darah. Frekuensinya 3 – 5 kali atau lebih perhari.

5. Syok

Adalah kondisi kritis akibat penurunan mendadak dalam aliran darah yang melalui tubuh.

6. Defisiensi vitamin A

Suatu keadaan dimana tubuh kekurangan vitamin A. 7. Dermatosis

Adalah kelainan kulit 8. Tuberculosis

Merupakan penyakit menular yang umumnya disebabkan oleh berbagai strain mikobakteria.

9. Koma

Adalah tingkat penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak ada gerakan spontan dan tidak ada respon terhadap rangsangan nyeri.

1. Inisial (resusitasi)

2. Hipoglikemia (gula darah < 54 mg/dl

Terapi : sukrosa / glukosa 10% 50 ml peroral / sonde lambung berikan makanan tiap 2 jam , minimal 1 hari pertama. Jika tidak sadar , glukosa IV / glukosa 10 % dengan sonde.

3. Hipotermia ( S < 350C aksila / <35,50C rektal)

Terapi : beri makan segera, selimuti termasuk kepala,dekatkan pemanas atau lampu ? tempatkan anak pada dada atau perut telanjang ibu.

4. Dehidrasi R-S, CDR 70-100 ml/kg BB diberikan dalam 8-12jam. 5. Antibiotik

(10)

Infeksi nyata : ampisilin IV 100 mg/kg/BB/hari, dibagi 4 dosis (2hari), lanjut paroral (ampisilin/amoksilin) ; dangentamisin 7.6 mg/kg/BB IV/ IM sekali sehari (7 hari)

6. Memberikan makanan yang mengandung banyak protein bernilai biologik tinggi, tinggi kalori, cukup cairan, vitamin dan mineral.

7. Makanan akan dihidangkan dalam bentuk mudah diserap dan dicerna. 8. Makanan diberikan secara bertahap, karana toleransi terhadap makanan

sangat rendah.

9. Penanganan terhadap penyakit penyerta.

(11)

BAB III

TINJAUAN KASUS

Tanggal pengkajian : 29 April 2014 Tempat pengkajian : Ruang Anak

A. SUBJECTIVE DATA

1. Identitas Anak

Nama : An. M Umur : 7 bulan

Tanggal Lahir : 19 september 2013 Jenis Kelamin : perempuan

Orang tua Ayah Ibu

Ibu mengatakan bahwa anaknya mengalami buang air besar cair sebanyak > 5 kali sehari dan disertai demam yang turun/naik dari 370C – 390C.

3. Riwayat Perjalanan Penyakit

Ibu mengatakan anak mengalami BAB cair lebih dari 5 kali sehari selama + 2 hari, disertai munta 4 kali sehari dan demam yang turun naik dari 370C

(12)

4. Riwayat Prenatal

a. Kehamilan ke : 4 (empat)

b. Tempat ANC : BPM

c. Imunisasi TT : Lengkap d. Obat-obatan yang pernah diminum selama hamil : Asam Folat

danVit.C e. Penerimaan ibu/keluarga terhadap kehamilan : Baik f. Keluhan/masalah yang dirasakan ibu saat hamil : Tidak ada 5. Riwayat Intranatal

a. Persalinan ke : 4 (empat) b. Tempat Persalinan : Rumah sakit c. Masalah saat Persalinan : tidak ada

d. Cara Persalinan : spontan pervaginam e. Lama Persalinan

- Kala I : 8 jam - Kala III : 5 menit - Kala II : 20 menit - Kala IV : 2 jam f. Keadaan bayi saat lahir

Keadaan Umum : baik Segera menangis : ya PB : 49 cm BB : 2600 gram 6. Riwayat Kesehatan

a. Anak

anak tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC dan hepatitis, penyakit menurun seperti asma dan DM, penyakit menahun seperti jantung.

b. Keluarga

(13)

7. Riwayat Imunisasi 1 BCG + Polio 1 1 bulan Puskesmas 2 DPT 1 + Polio 2 2 bulan Puskesmas 3 DPT 2 + Polio 3 3 bulan Puskesmas 4 DPT 3 + Polio 4 4 bulan Puskesmas 5 Campak 9 bulan Belum diberikan 8. Data Kebutuhan Biologis

a. Nutrisi

Jenis : susu, bubur dan air putih Frekwensi : sesuai kebutuhan

Porsi : sesuai kebutuhan Masalah : tidak ada

Frekuensi : 4-5x sehari Warna : kuning jernih Bau : Amoniak Masalah : tidak ada c. Personal Hygine

Frekuensi mandi : 2x sehari

Frekuensi ganti pakaian : sesuai kebutuhan d. Istirahat

(14)

a. Tanggapan anak tentang keadaan dirinya : Belum mengerti tentang dirinya b. Tanggapan keluarga terhadap anaknya : Baik

c. Pengambil Keputusan dalam keluarga : Ayah

d. Pengetahuan keluarga tentang perawatan anak : Baik, keluarga mengetahuinya dari tenaga kesehatan

B. OBJECTIVE DATA

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : Tampak Sakit Ringan b. Kesadaran : Kompos Mentis c. BB : 4,8 kg

d. Tanda-tanda vital : N : 100x/m R : 24x/m T : 37 0C

2. Pemeriksaan Antropometri BB : 4,8 kg

PB : Tidak dilakukan Lingkar Kepala : Tidak dilakukan Lingkar Dada : Tidak dilakukan Lila : Tidak dilakukan Status Gizi :

- CDC (center of discases control )

BB sebensrnya = 4,8 X 100 % = 62,3 % (moderat malnutrisi) BB ideal 7,7

- NCHS

BB = 4,8 -7,7 = -3,2 (gizi kurang) U 0,90

(15)

 Kepala : rambut tampak berwarna kemerahan, tidak tampak kusam kering.

 Muka : wajah seperti orang tua, tampak pucat

 Mata : bentuk simetris, konjungtiva pucat, sklera tampak ikterik, mata tampak cekung

 Telinga : bentuk simetris, tampak bersih, tidak ada pengeluaran serumen

 Hidung : bentuk simetris, tidak tampak cuping hidung

 Mulut : tampak mukosa oral basah

 Leher : tidak ada pembengkakan vena jugularis dan kelenjar tiroid

 Dada /mamae : bentuk simetris, tidak ada tarikan napas intercosta

 Abdomen : bentuk simetris, tampak distensi, turgor abdomen lambat kembali

 Kulit : kulit tampak keriput, jaringan lemak sangat sedikit

 Tungkai : tidak tampak ada pembengkakan 4. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium pada tanggal 24-04-2014

a. Hasil pemeriksaan Hematologi

(16)

HGB 11.2 q/Dl 12.0 -16.0

Laboratorium pada tanggal 24-04-2014

b. Hasil pemeriksaan WIDAL SLIDE TEST

Antigen 1/40 1/80 1/160 1/320 1/640 Salmonella typhi O + + +

-Salmonella typhi H + + -Salmonella paratyphi A(O)

-Salmonella paratyphi B(O)

-C. ANALISA DATA

1. Diagnosa kebidanan : Anak umur 7 bulan dengan penyakit menyertai Gizi Buruk

2. Masalah : Diare dan disertai demam

3. Kebutuhan : Konseling, health education dan Kolaborasi dengan dokter spesialis anak

D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemerikksaan anaknya yaitu :

Anak tampak sembab, kurus, perut tampak cembung, mata tampak cekung.

(17)

BB : 4,5 kg R : 24x/m N : 100x/m T : 370C

“Ibu mengetahui hasil pemeriksaan”

2. Memberitahu ibu bahwa anaknya terkena penyakit Gizi Buruk. “Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan ”

3. Memberitahu ibu tanda-tanda terserang penyakit Gizi Buruk.

Anak tampak sembab, cengeng, BB dan PB kurang dibandingkan dengan yang sehat, diare.

“ Ibu mengetahui tanda-tanda gizi buruk pada anak”

4. Menganjurkan ibu untuk menghindari kontak langsung anaknnya dengan teman seumurnya atau anggota keluarga yang lain .

“ Ibu bersedia untuk menganjurkan anak menghidari kontak langsung“ 5. Menganjurkan ibu untuk membersihan tubuh anaknya.

“ Ibu bersedia ibu untuk membersihan tubuh anaknya”

6. Lakukan kolaborasi pemberian obat dan medikal dengan dokter dan tim medis lainnya.

- Infus RL mikro 20 tpm ( menambah cairan tubuh) - Injeksi cefotaxime 2 x 25 mg (antibiotik)

- Injeksi antrain 50 mg k/p (penurun panas) - Injeksi chloramp 4 x 100 mg (antibiotik) - Dexametason 3 x 2,5 mg (anti alergi)

7. Memberikan makanan yang mengandung protein bernilai biologik. “Ibu bersedi memberikan makanan sesuai kebutuhan energi anaknya”

N

O TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN 1. Rabu 30-04-2014 S: ibu mengatakan bahwa anaknya agak rewel

O: keadaan umum baik, suhu tubuh 37,60C, BB :

4,8 kg

(18)

 Observasi keadaan umum

 Anjurkan ibu untuk menjaga persona hygiene anak

 Anjurkan ibu untuk menyusui anaknya dan memberikan makanan pendamping ASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya

 Infus RL mikro 20 tpm( menambah cairan tubuh)

 Injeksi cefotaxime2 x 25 mg (antibiotik)

 Injeksi antrain 50 mg k/p (penurun panas)

 Injeksi chloramp 4 x 100 mg (antibiotik)

 Dexametason 3 x 2,5 mg (anti alergi)

2. kamis 01-05-2014 S : ibu mengatakan bahwa mulai membaik

O: keadaan umum baik, respirasi 28x/m, suhu tubuh 380C, nadi 100x/m, BB : 4,8 kg.

A : masalah belum terasi P :

 Observasi keadaan umum

 Anjurkan ibu untuk menjaga persona hygiene anak

 Anjurkan ibu untuk menyusui anaknya dan memberikan makanan pendamping ASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya

 Infus RL mikro 20 tpm( menambah cairan tubuh)

(19)

 Injeksi antrain 50 mg k/p (penurun panas)

 Injeksi chloramp 4 x 100 mg (antibiotik)

 Dexametason 3 x 2,5 mg (anti alergi)

3. Jum’at 02-05-2014

S : ibu mengatakan bahwa anaknya baik

O: keadaan umum baik, respirasi 24x/m, suhu tubuh 36,20C, nadi 100x/m,

A : masalah belum terasi P :

 Observasi keadaan umum

 Anjurkan ibu untuk menjaga persona hygiene anak

 Anjurkan ibu untuk menyusui anaknya dan memberikan makanan pendamping ASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya

 Infus RL mikro 20 tpm( menambah cairan tubuh)

 Injeksi cefotaxime2 x 25 mg (antibiotik)

 Injeksi chloramp 4 x 100 mg (antibiotik)

 Dexametason 3 x 2,5 mg (anti alergi)

 Po : OAT (obat anti tuberkulosis) 3 x 1/hari

4. Sabtu, 03-05-2014 S : ibu mengatakan tidak ada keluhan

O: keadaan umum baik, respirasi 25x/m, suhu tubuh 360C, nadi 90x/m, infus di lepas.

A : masalah belum terasi P :

 Observasi keadaan umum

(20)

 Anjurkan ibu untuk menyusui anaknya dan memberikan makanan pendamping ASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya

 Po : OAT (obat anti tuberkulosis) 3 x 1/hari

BAB IV

PEMBAHASAN

Gizi buruk adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaaan zat-zat. Pada balita dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan, pada tingkat kecerdasan karena tumbuh kembang otak 80% terjadi pada masa dalam kandungan sampai usia 2 tahun (Almatsier, 2009).

(21)

makan (mengkosumsi makanan yang bergizi dan seimbang), Faktor sosial (hidup dinegara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi), Faktor ekonomi (penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan protein), Faktor infeksi dan penyakit lain(adanya interaksi sinergis antara MEP(malnutrisi energi protein) dan infeksi).

Tanda dan gejala Gizi Buruk pada anak balita secara umum :Anak tampak sembab,latergik,cengeng, pada tahap lanjut anak menjadi apatus dan koma.Pertumbuhan terganggu, BB dan PB kurang dibandingkan dengan yang sehat. Pada sebagian penderita terdapat edema baik ringan dan berat. Gejala gastrointestinal seperti anoreksia dan diare. Rambut mudah dicabut, tampak kusam kering, halus jarang dan berubah warna. Hilangnya masa otot. Dermatitis dan meningkatnya kerentanan terhadap infeksi.kulit kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang mendalam dan lebar, terjadi persisikan dan hiperpigmentasi.Terjadi pembesaran hati, hati yang teraba umumnya kenyal, permukaannya licin dan tajam. Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita. Kelainan kimia darah yang selalu ditemukan ialah kadar albumin serum yang rendah, disamping kadar globulin yang normal atau sedikit meninggi.

Type Gizi Buruk, yaitu : Kwashiorkor (suatu keadaan dimana adanya terjadi bengkak umumnya seluruh tubuh ), Marasmus (dimana keadaan Badan nampak sangat kurus seolah-olah tulang hanya terbungkus kulit), Marasmic-kwashiorkor ( gabungan dari beberapa gejala klinis kwashiorkor dan marasmus disertai edema yang tidak mencolok).

Komplikasi yang terjadi pada Gizi Buruk,ialah :Hipotermi(suhu tubuh <36,50C), Hipoglikemi( gula darah rendah),Infeksi ,Diare dan Dehidrasi, Syok,

defisiensi vitamin A (kekurangan vitamin A), Dermatitis, Diare kronis,Koma, Cacat permanen .

(22)

dan jaringan lemak sedikit), perut (tampat distensi, turgor abdomen lambat kembali ). Therapy : Infus RL mikro 20 tpm ( menambah cairan tubuh), Injeksi cefotaxime 2 x 25 mg (antibiotik), Injeksi antrain 50 mg k/p (penurun panas), Injeksi chloramp 4 x 100 mg (antibiotik), Dexametason 3x2,5 mg (anti alergi).

Pada tanggal 29 april 2014, ibu mengatakan badan anaknya kadang panas tinggi dan turun naik, makan dan minum sedikit. Keadaan umum lemah, kulit tampak keriput dan jaringan lemak sangat sedikit, suhu tubuh 370 C, BB : 4,5 kg.

Therapy : Infus RL mikro 20 tpm ( menambah cairan tubuh ), Injeksi cefotaxime 2 x 25 mg (antibiotik), Injeksi antrain 50 mg k/p (penurun panas), Injeksi chloramp 4 x 100 mg (antibiotik), Dexametason 3x2,5 mg (anti alergi).

Pada tanggal 30 april 2014, ibu mengatakan badan anaknya panas dan turun naik. Keadaan umum baik, suhu tubuh 37,60 C, BB : 4,8 kg. Beritahu orang tua

hasil pemeriksaan, anjurkan ibu untuk kompres hangat, therapy : Infus RL mikro 20 tpm ( menambah cairan tubuh), Injeksi cefotaxime 2 x 25 mg (antibiotik), Injeksi antrain 50 mg k/p ( penurun panas ), Injeksi chloramp 4 x 100 mg (antibiotik), Dexametason 3 x 2,5 mg (anti alergi).

Pada tanggal 01 mei 2014, ibu mengatakan badan anaknya panas dan turun naik. Keadaan umum baik, suhu tubuh 380C. Beritahu orang tua hasil

pemeriksaan, anjurkan ibu untuk kompres hangat, therapy : Infus RL mikro 20 tpm ( menambah cairan tubuh), Injeksi cefotaxime 2 x 25 mg (antibiotik), Injeksi antrain 50 mg k/p ( penurun panas ), Injeksi chloramp 4 x 100 mg (antibiotik), Dexametason 3 x 2,5 mg (anti alergi).

Pada tanggal 02 mei 2014, ibu mengatakan bahwa keadaan anaknya sudah mulai membaik. Keadaan umum baik, suhu tubuh 36,20C. Beritahu orang tua hasil

pemeriksaan, therapy : Infus RL mikro 20 tpm ( menambah cairan tubuh), Injeksi cefotaxime 2 x 25 mg (antibiotik), Injeksi chloramp 4 x 100 mg (antibiotik), Dexametason 3 x 2,5 mg (anti alergi), Po : OAT (obat anti tuberkulosis) 3x1/hari.

Pada tanggal 03 mei 2014, ibu mengatakan anaknya sudah membaik dan tidak ada demam lagi. Keadaan umum baik, suhu tubuh 360C. Beritahu orang tua

(23)

sehat oleh dokter serta tidak ada keluhan dari ibu anak, anjurkan menjaga personal hygiene. Therapy : Po : OAT (obat anti tuberkulosis) 3x1/hari.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

(24)

Kemiskinan keluarga, tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua yang rendah, sanitasi lingkungan yang buruk, pelayanan kesehatan yang kurang memadai. Sedangkan tipe dari gizi buruk yaitu kurang kalori (marasmus), kurang protein (kwashiorkor) dan kurang kalori dan protein ( marasmus – kwashiorkor ).

Pada tanggal 24 april 2014 hari pertama an.M umur 7 bulan ,datang keRumah Sakit bersama ibunya. Ibu mengeluhkan anaknya BAB cair lebih dari 5 kali sehari dan disertai demam yang turun naik selama 2 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Dari pemeriksaan khusus didapatkan bahwa pada kepala (rambut mudah rontok, tampak kusam, kering dan berubah warna), kulit (tampak keriput dan jaringan lemak sedikit), perut (tampat distensi, turgor abdomen lambat kembali ). Therapy : Infus RL mikro 20 tpm ( menambah cairan tubuh), Injeksi cefotaxime 2 x 25 mg (antibiotik), Injeksi antrain 50 mg k/p (penurun panas), Injeksi chloramp 4 x 100 mg (antibiotik), Dexametason 3x2,5 mg (anti alergi).

Pada tanggal 03 mei 2014, ibu mengatakan anaknya sudah membaik dan tidak ada demam lagi. Keadaan umum baik, suhu tubuh 360C. Beritahu orang

Referensi

Dokumen terkait

Samik Wahab (2000) Fractur adalah dimana hilangnya kontinuitas jaringan tulang fractur klavikula pada bayi terdapat 1,5 – 3% dari persalinan pervaginam fractur ini merupakan trauma

Rasional : Pemberian cairan IV sangat penting bagi pasien yang mengalami defisit volume cairan dengan keadaan umum yang buruk karena cairan langsung masuk kedalam pembuluh

Memberikan dukungan kepada ibu untuk tidak cemas berlebihan karena dapat memberikan dampak buruk pada kondisi ibu dan menganjurkan ibu untuk mengikuti saran yang diberikan

Dari 50 anak dengan status gizi dibawah normal, anak dengan status gizi sangat kurus sebanyak 10 anak (20%), anak dengan status gizi kurus sebanyak 40 anak (80%), anak- anak

Daerah kerja transistor Saturasi adalah keadaan dimana transistor mengalirkan arus secara maksimum dari kolektor ke emitor sehingga transistor tersebut seolah-olah short pada

Dari 50 anak dengan status gizi dibawah normal, anak dengan status gizi sangat kurus sebanyak 10 anak (20%), anak dengan status gizi kurus sebanyak 40 anak (80%), anak- anak

Status Gizi yang berhubungan dengan keadaan tubuh.Postur tubuh biasanya kurus ,rambut merah karena kekurangan vitamin A, berat badan kurang dari normal.. o Menurut rumus dari

Menyebutkan tanda dan gejala masalah gizi kurang Respon Afektif Respon Verbal Keluarga menyebutkan gizi kurang adalah suatu keadaan dimana tubuh tidak mendapatkan zat-