• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keluarga Berencana Dalam Berbagai Pandan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Keluarga Berencana Dalam Berbagai Pandan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul yaitu ” peran ilmu kimia dalam kesehatan masyarakat”. Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.

Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Makassar, Oktober 2014

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... 1

DAFTAR ISI... 2

BAB I PENDAHULUAN... 3

A. Latar Belakang... 3

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penulisan... 3

BAB II PEMBAHASAN... 4

A. Keluarga Berencana (KB)………... 4-5 BProgram Keluarga Berencana dalam Sudut Pandang Etika. …………... 6-8 BAB III PENUTUP... 9

A. Kesimpulan... 9

B. Saran... 9

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini negara-negara di dunia semakin mengembangkan ilmu pengetahuannya. Teknologi-teknologi baru semakin banyak diciptakan untuk menjawab masalah yang terjadi seiiring dengan perkembangan zaman tersebut. Para pemikir seakan tidak pernah bisa berhenti berfikir untuk mengatasi masalah yang seakan timbul dan sangat sulit di temukan penyelesaian yang tepat dari masalah tersebut.

Demikian juga yang terjadi pada bidang kesehatan. Masalah yang terjadi seakan tidak pernah usai. Sehingga membuat pemikir pada bidang itu seakan tidak pernah berhenti untuk menciptakan teknologi-teknologi baru untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Perkembangan yang terjadi ini tidak hanya meninggalkan suatu aspek yang positif di masyarakat namun juga meninggalkan rasa pertentangan yang menjadi pro-kontra di dalam masyarakat itu sendiri. Program yang dilihat dari sisi lain sangat bermanfaat ternyata tidak seirama dengan nilai-nilai etika dan nilai moral yang berlaku di masyarakat.

Program atau kebijakan keluarga berencana merupakan suatu program pemerintah yang digunakan untuk mengendalikan angka kelahiran yang semakin meningkat sehingga menimbulkan masalah kepadatan penduduk. Namun program pemerintah yang di jalankan secara nasional ini tidak selamanya sejalan dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat terutama jika dilihat dari sudut pandang etika dan moral.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan karya tulis ini adalah:

1. Apa itu program keluarga berencana (KB) yang berlaku di Indonesia?

2. Bagaimana program keluarga berencana ini jika dipandang dari segi etika yang berlaku dalam masyarakat di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. Keluarga Berencana (KB)

Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan penyebaran penduduk yang kurang seimbang merupakan masalah pokok kependudukan yang dihadapi dalam pembangunan Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi telah mengakibatkan meningkatnya kebutuhan pokok diberbagai bidang seperti pangan, perumahan, pendidikan dan kesehatan. Meningkatnya kebutuhan pokok sebagai akibat pertumbuhan penduduk mempersulit usaha mempercepat peningkatan kesejahteraan rakyat.

Pertumbuhan penduduk yang tinggi sebagai akibat dari tetap tingginya tingkat kelahiran dan semakin menurunnya tingkat kematian juga telah menyebabkan kurang seimbangnya struktur umur penduduk. Penduduk Indonesia tergolong kedalam yang berumur muda. Penduduk yang secara ekonomis aktif secara relatif lebih kecil dan harus menanggung beban lebih berat untuk melayani kebutuhan pokok penduduk yang secara ekonomis tidak aktif. Di samping itu, jumlah penduduk yang memasuki angkatan kerja setiap tahun berupa angkatan kerja baru cenderung tinggi. Dengan demikian beban penyediaan la¬pangan kerja juga bertambah besar.

Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk juga mempertajam masalah-masalah yang diakibatkan oleh adanya ketidakseimbangan dalam penyebaran penduduk di antara berbagai pulau dan di antara kota dan desa. Dengan demikian pemecahan masalah-masalah kependudukan semakin bertambah berat.

Dalam rangka mengatasi masalah-masalah kependudukan tersebut maka telah dilaksanakan kebijaksanaan kependudukan yang menyeluruh. Arah kebijaksanaan yang ditempuh salah satunya adalah untuk menurunkan tingkat kelahiran sehingga terdapat imbangan yang lebih wajar di antara pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan produksi barang dan jasa.

(5)

Sejalan dengan itu diusahakan kegiatan-kegiatan untuk melembagakan pelaksanaan norma keluarga kecil dalam masyarakat.

Progam keluarga berencana merupakan buah dari terciptanya program Repelita II yang memiliki tujuan-tujuan pokok sebagai berikut:

1. Tersedianya sarana dan tenaga pelayanan kesehatan yang sejauh mungkin memenuhi kebutuhan masyarakat.

2. Pengurangan jumlah penderita penyakit dan menekan timbulnya wabah sampai serendah mungkin.

3. Peningkatan perbaikan gizi.

4. Tersedianya sarana sanitasi dan perkembangan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat.

5. Pengembangan keluarga sejahtera.

Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara dinyatakan bahwa agar supaya pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat dapat terlaksana dengan cepat, diperlukan pengaturan pertumbuhan jumlah penduduk melalui Program Keluarga Berencana, yang harus dilaksanakan dengan berhasil karena kegagalan pelaksanaan keluarga berencana akan mengakibatkan hasil usaha pembangunan menjadi tidak berarti dan dapat membahayakan generasi yang akan datang. Program Keluarga Berencana dilaksanakan dengan cara-cara sukarela, dengan mempertimbangkan nilai-nilai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Pelaksanaan program Keluarga Berencana terutama di Jawa dan Bali terus ditingkatkan, khususnya agar dapat mencapai masyarakat pedesaan seluas-luasnya. Di samping itu kesempatan untuk melaksanakan keluarga berencana di daerah-daerah lain perlu dikembangkan sehingga membantu peningkatan kesejahteraan keluarga di daerah-daerah tersebut melalui tersedianya fasilitas-fasilitas keluarga berencana.

Sasaran keluarga berencana diusahakan meliputi seluruh lapisan masyarakat atas dasar sukarela. Oleh karena keputusan untuk me¬laksanakan keluarga berencana pada akhirnya adalah suatu proses perubahan sikap hidup masyarakat. Maka dalam Repelita II kegiatan pendidikan dan latihan keluarga berencana tidak hanya terbatas pada pendidikan dan latihan para tenaga pelaksana teknis Program Keluarga Berencana, melainkan makin dikembangkan pula usaha-usaha pendidikan masalah kependudukan.

(6)

penelitian mengenai motivasi dan sebagainya serta kegiatan-kegiatan lainnya yang menunjang pelaksanaan keluarga berencana lebih ditingkatkan lagi.

B. Program Keluarga Berencana dalam Sudut Pandang Etika

Etika adalah usaha manusia dalam memakai akal budi dan daya pikirnya untuk memecahkan masalah hidup atau untuk suatu upaya agar menjadi baik. Terdapat 4 alasan pada saat ini etika diperlukan yaitu (Soejitno,2000):

a. Masyarakat semakin plurlistik termasuk dalam hal moralitas.

b. Dalam masa transformasi masyrakat yang tanpa tanding di bawah gelombang modernisasi.

c. Proses perubahan sosial budaya dan moral yang tengah di alami ini, dimanfaatkan oleh berbagai pihak unuk memancing dalam air keruh.

d. Etika juga diperlukan oleh kaum agama.

Etika juga merupakan hukum tidak tertulis yang secara turun temurun berlaku dalam suatu masyarakat sebagai hal yang lazim dilakukan dalam masyarakat tersebut. Jadi dapat kita simpulkan bahwa hal-hal yang sangat mempengaruhi etika dari seseorang adalah lingkungan tempat ia berada dan tergantung kesepakatan tidak resmi dari sebuah masyarakat yang terkait di dalam etika tersebut.

Dalam melihat Etika maka kita harus melihat beberapa aspek yaitu dari agama, hukum, dan sosial budayanya karena presepsi atau pandangan masyarakat akan jelas lahir dengan melihat ketiga aspek tersebut. Jika suatu masalah di hadapakan pada ketiga aspek tersebut dan ternyata tidak ada keselahan atau ketimpangan di dalam ketiga hal tersebut maka tidak ada hal yang dapat dijadikan acuan bahwa masalah tersebut melanggar Etika.

Keluarga berencana sendiri, jika dipandang dari ketiga sapek tersebut adalah sebagai berikut :

1. Agama a. Islam

"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi kepada mereka dan kepada kamu." (QS. Al Isra':31)

(7)

Dari penggalan ayat serta hadits di atas disimpulkan bahwa Islam tidak memberi toleransi terhadap adanya program KB yang beralasan takut miskin atau membatasi jumlah anak.

Akan tetapi para ulama membolehkan KB untuk mengatur jarak kelahiran serta jika dalam keadaan darurat (tidak dimungkinkan untuk hamil karena suatu penyakit).

Untuk vasektomi dan tubektomi Islam sangat melarang kecuali dalam keadaan tertentu seperti mengidap penyakit.

Pandangan lain muncul dari MUI yang menyatakan mendukung upaya pemerintah mengendalikan angka pertumbuhan yang tinggi, sejauh masih dalam koridor syari'ah. MUI memperbolehkan vasektomi dan tubektomi selama keduanya tidak memutus total keturunan atau bisa direhabilitasi kembali.

b. Kristen

Manusia ditugaskan oleh Allah untuk "beranak cucu dan bertambah banyak" (Kejadian 1:28)

Anak adalah Hadiah dari Allah (Kejadian 4:1, Kejadian 35:5) Anak adalah berkat dari Tuhan (Lukas 1:42)

Dari beberapa penggalan Al kitab di atas Kristen tidak memperbolehkan penggunaan kontrasepsi karena tidak ingin punya anak atau bingung mengurus banyak anak. Akan tetapi Kristen mengijinkan jika umatnya ingin mengatur jarak kelahiran agar lebih dewasa, lebih siap dalam kerohanian serta keuangan.

c. Katolik dan Budha

Katolik juga membolehkan adanya Keluarga berencana namun dengan menggunakan kontrasepsi alami.

2. Hukum

KB (Keluarga Berencana) merupakan progam pemerintah dalam rangka mensejahterakan masyarakat. Dalam hal ini Program KB diatur dalam :

a. GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara) 1999

b. Undang-undang No. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional. c. Undang-undang No. 10 Tahun 1992 dalam butir 17, 18, 19.

d. Berdasarkan hukum, status pria dan wanita adalah

(8)

Suami istri mempunyai hak dan kewajiban yang sama serta kedudukan yang sederajat dalam menentukan cara pengaturan kelahiran.

3. Sosial dan Budaya

(9)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dari makalah ini adalah :

1. Keluarga berencana merupakan suatu program yang dibuat untuk menekan angka kelahiran penduduk yang dapat menyebabkan kepadatan penduduk.

2. Jika dipandang dari aspek etika yaitu etika agama, hukum dan sosial dan budaya maka program ini tidaklah merupakan suatu program yang menyalahi etika di dalam masyarakat tetapi dengan berbagai ketentuan yaitu tidak memutus garis keturunan, dilakukan secar sukarela dan melalui persetujuan suami dan istri serta mengantisipasi resikonya.

B. Saran

(10)

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga_Berencana

http://davidanggara.blogspot.com/2009/09/kb-dipandang-dari-berbagai-aspek.html

Referensi

Dokumen terkait

Mencermati hasil observasi Kepala Sekolah dan hasil observasi guru dalam kegiatan diskusi kelompok/kerja kelompok menyusun RPP berbasis pendidikan karakter bangsa,

Setelah Siswa melakukan login bisa mendapatkan beberapa informasi seperti jadwal data guru serta jadwal remedial perbaikan nilai, kemudian data nilai atau nilai

Hasil : Penelitian menunjukan bahwa untuk antropometri tidak ada perkembangan status gizi dari ke 3 responden sehingga status gizinya masih sama yaitu normal, untuk

Mendasarkan pada teori dan penelitian terdahulu maka penelitian ini akan mencari hubungan antara variabel sosial ekonomi masyarakat, pengetahuan, motivasi, sikap,

kerja, 4 minggu cuti dikarenakan penerbangan domestik sedang dibatasi oleh pemerintah. Dan pada bulan Juni sudah mulai normal kembali. Selain itu, management secara

Pasal (5) Ayat (1) sampai dengan Ayat (3) UU ITE, secara tegas menyebutkan: informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat

[r]

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan berkat, kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan