• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEJARAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SEJARAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. docx"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MAR 18

SEJARAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Lahirnya Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat

Cerita tentang Kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh mitologi Yunani yaitu Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita Mitos Yunani tersebut Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia telah dapat mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu dengan baik. Hegeia, seorang asistenya yang juga istrinya juga telah melakukan upaya kesehatan. Bedanya antara Asclepius dengan Higeia dalam pendekatan/penanganan masalah kesehatan adalah:

1. Asclepius melakukan pendekatan (pengobatan penyakit), setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang.

2. Higeia mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah kesehatan melalui “hidup seimbang”, seperti mengindari makanan/minuman yang beracun, makan makanan yang bergizi (baik) cukup istirahat dan melakukan olahraga. Apabila orang sudah jatuh sakit Higeia lebih menganjurkan melakukan upaya-upaya secara alamiah untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut, anatara lain lebih baik dengan memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik, daripada dengan pengobatan/pembedahan.

Dari kedua tokoh itulah akhirnya muncul dan berkembang 2 ilmu kesehatan yang berbeda, meskipun saling melengkapi:

 Dari tokoh Asclepius berkembang ilmu kedokteran (pengobatan dan

pemulihan atau kuratif dan rehabilitatif)

 Dari tokoh Hegiea berkembang ilmu kesehatan masyarakat (pencegahan dan

peningkatan atau preventif dan promotif )

Kedokteran Vs Kesehatan Masyarakat  Kedokteran:

– Klien : Pasien (orang sakit) – Pendekatan : individual

– Tujuan : penyembuhan/pemulihan

– Tenaga : dokter dan perawat (Medis dan Paramedis)

 Kesehatan Masyarakat:

– Klien : Masyarakat (orang sehat) – Pendekatan : multidisiplin

– Tujuan : masyarakat terhindar dari penyakit, dan meningkat kesehatannya

– Tenaga : kesmas, sanitarian, perawat kesmas, Bidan di Desa,Kader Kesehatan, dsb.

(2)

KELOMPOK ORANG SEHAT

Pada periode ini masyarakat belum terlalu memahami arti pentingnya kesehatan dalam kehidupannya dalam sehari-hari, ini ditandai dengan adanya peraturan tertulis yang mengatur pembuangan limbah kotoran yang tujuan awalnya tidak untuk kesehatan tetapi karena limbah menimbulkan bau tidak sedap. Namun lama-lama mereka makin menyadari pentingnya kesehatan masyarakat setelah timbulnya berbagai macam penyakit menular menyerang sebagian penduduk dan menjadi epidemi bahkan telah menjadi endemi. Contohnya kolera namun upaya pemecahan masalah secara menyeluruh belum dilakukan.

 Periode ilmu pengetahuan (Abad 18-19 dan Abad ke 20)

Periode ini masalah penyakit merupakan masalah yang komplek, sehingga jika pada periode sebelum ilmu pengetahuan belum ditemukan pemecahan masalah, pada periode ini mulai ditemukann penyebab-penyebab penyakit dan vaksin sebagai pencegah, ini dibuktikan Lous Pasteur menemukan vaksin pencegah cacar. Josep Lister menemukan asam karbol untuk sterilisasi ruang operasi dan William Marton menemukan ether sebagai anestesi pada waktu operasi. Penyelidikan dan upaya-upaya kesehatan masyarakat secara ilmiah pun mulai digalakkan. Ini dibukatikan dengan telah dikembangkannya pendidikan tenaga kesehatan profesional oleh seorang pedagang wiski dari baltimor Amerika dengan berdirinya universitas serta pemerintah Amerika membentuk departemen kesehatan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi penduduk, juga perbaikan dan pengawasan sanitasi lingkungan.

Kesehatan Masyarakat Sebelum Ilmu Pengetahuan

 Zaman Romawi dan Yunani kuno (BC), diketemukan dokomen tertulis yang

mengindikasikan:

1. Adanya upaya penanggulangan penyakit

2. Adanya peraturan tertulis tentang pemukiman, pembuangan air limbah dan sistem drainase, air minum, pembuangan tinja, dsb, walaupun bukan kerena alasan kesehatan, melainkan untuk estetika.

3. Adanya keharusan dari pemerintah kerajaan untuk peninjauanan warung-warung minuman (public bar), rumah makan, dsb.

 Zaman Pertengahan (Abad ke 1-7):

Beberapa penyakit menular mulai menyerang penduduk dunia (typhus, kolera, pes, dsb).

(3)

1. Tahun 1340 terjadi wabah pes paling dahyat di Cina, India dan Mesir. Tercatat 13.000.000 orang meninggal karena wabah pes, dan 60.000.000 orang meninggal untuk seluruh dunia. Sehingga masa itu disebut “the black death”.

2. Sementara itu wabah kolera, typhus dan disentri masih berlangsung sampai abad ke 18.

3. Upaya upaya penaggulangan penyakit menular secara menyeluruh dan sistematis hampir dikatakan belum ada.

Kesehatan Masyarakat Periode Ilmu Pengetahuan

Abad bangkitnya ilmu pengetahuan dimulai pada akhir abad ke 18 dan awal abad ke 19, termasuk ilmu kesehatan (kedokteran dan kesehatan masyarakat). Apabila sebelumnya masalah kesehatan, utamanya penyakit hanya dilihat sebagi fenomena biologis, kemudian bergeser kefenomena sosial yang kompleks. Apabila sebelumnya pendekatan terhadap masalah kesehatan hanya dari satu segi (sektor) saja, kemudian bergeser kependekatan yang multisektoral.

Ditemukannya vaksin pencegah cacar oleh Louis Pasteur, asam karbol (asam karbol ) untuk sterilisasi ruang operasi oleh Joseph Lister, dan eter sebagai anestesi oleh Wiliam Marton. Tahun 1832 terjadi epidemi kolera di Inggris, terutama didaerah perkotaan. Kemudian Edwin Chardwich seorang ilmuwan sosial melakukan penyelidikan. Hasil penyelidikannya menyimpulkan bahwa penyebab wabah kolera ini adalah karena sanitasi lingungan penduduk kota yang sangat buruk, pekerja perkotaan yang upahnya sangat rendah, gizi masyarakat rendah.

Hasil penyelidikan Chardwich ini dianalisis dan disajikan dengan baik dan sahih. Berdasarkan laporan Charwich ini akhirnya Parlemen Inggris mengeluarkan UU yang mengatur tentang sanitasi lingkungan, sanitasi tempat kerja (pabrik), sanitasi tempat umum, dsb.

Tahun 1848, Jons Simon diangkat sebagai menteri untuk menangani kesehatan penduduk (masyrakat). Pada akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20, di Inggris dan negara-negara Eropa lainnya,dan Amerika mulai dibuka pendidikan bagi tenaga-tenaga kesehatan untuk kesehatan masyarakat (publik).

Pada tahun 1894 John Hopkins seorang pedagang wiski mempelopori mendirikan Universitas, yang didalamnya terdapat program studi kedokteran dan “public health”. Pada tahun 1855 pemerintah Amerika membentuk Kementerian Kesehatan yang pertama kali, yang didalamnya terdapat bagian yang menangani kesehatan masyarakat (publik).

Tahun 1872 dibentuk asosiasi dari para akademisi dan praktisi Kesehatan Masyarakat, yang disebut “American Public Health Association”.

(4)

Abad Ke-16 Pemerintahan Belanda mengadakan upaya pemberantasan cacar dan kolera yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu. Sehingga berawal dari wabah kolera tersebut maka pemerintah Belanda pada waktu itu melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat.

Tahun 1807 Pemerintahan Jendral Daendels, telah dilakukan pelatihan dukun bayi dalam praktek persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka upaya penurunan angka kematian bayi pada waktu itu, tetapi tidak berlangsung lama, karena langkanya tenaga pelatih.

Tahun 1888 Berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung, yang kemudian berkembang pada tahun-tahun berikutnya di Medan, Semarang, surabaya, dan Yogyakarta. Laboratorium ini menunjang pemberantasan penyakit seperti malaria, lepra, cacar, gizi dan sanitasi.

Tahun 1925 Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda mengembangkan daerah percontohan dengan melakukan propaganda (pendidikan) penyuluhan kesehatan di Purwokerto, Banyumas, karena tingginya angka kematian dan kesakitan. Tahun 1927 STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi) berubah

menjadi sekolah kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya UI tahun 1947 berubah menjadi FKUI. Sekolah dokter tersebut punya andil besar dalam menghasilkan tenaga-tenaga (dokter-dokter) yang mengembangkan kesehatan masyarakat Indonesia. Tahun 1930 Pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan

persalinan.

Tahun 1935 Dilakukan program pemberantasan pes, karena terjadi epidemi, dengan penyemprotan DDT dan vaksinasi massal.

Tahun 1951 Diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan) oleh Dr.Y. Leimena dan dr. Patah (yang kemudian dikenal dengan

Patah-Leimena), yang intinya bahwa dalam pelayanan kesehatan

masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan. konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO. Diyakini bahwa

Tahun 1952 Pelatihan intensif dukun bayi dilaksanakan

Tahun 1956 Dr.Y.Sulianti mendirikan “Proyek Bekasi” sebagai proyek percontohan/model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat dan pusat pelatihan, sebuah model keterpaduan antara pelayanan kesehatan pedesaan dan pelayanan medis.

(5)

Tahun 1968 Rapat Kerja Kesehatan Nasional, dicetuskan bahwa Puskesmas adalah merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah (Depkes) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas disepakati sebagai suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu, menyeluruh dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja kecamatan atau sebagian kecamatan di kotamadya/kabupaten.

Tahun 1969 Sistem Puskesmas disepakati 2 saja, yaitu tipe A (dikepalai dokter) dan tipe B (dikelola paramedis). Pada tahun 1969-1974 yang dikenal dengan masa Pelita 1, dimulai program kesehatan Puskesmas di sejumlah kecamatan dari sejumlah Kabupaten di tiap Propinsi.

Tahun 1979 Tidak dibedakan antara Puskesmas A atau B, hanya ada satu tipe Puskesmas saja, yang dikepalai seorang dokter dengan stratifikasi puskesmas ada 3 (sangat baik, rata-rata dan standard). Selanjutnya Puskesmas dilengkapi dengan piranti manajerial yang lain, yaitu Micro Planning untuk perencanaan, dan Lokakarya Mini (LokMin) untuk pengorganisasian kegiatan dan pengembangan kerjasama tim.

Tahun 1984 Dikembangkan program paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana di Puskesmas (KIA, KB, Gizi, Penaggulangan Diare, Immunisasi).

awal tahun 1990-an

Puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga memberdayakan peran serta masyarakat, selain memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Batasan Kesehatan Masyarakat

Winslow (1920), Kesehatan Masyarakat (Public Health) adalah Ilmu dan seni

untuk mencegah penyakit dan memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui “usaha-usaha pengorganisasian masyarakat” guna:

1. Perbaikan lingkungan

2. Pembrantasan penyakit menular

3. Pendidikan untuk kebersihan perorangan

4. Pengorganisasian pelayanan kesehatan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan

(6)

Public Health is an organized community effort for: 1. Protection

2. Promotion maintenance, and

3. Restoration of the of population (JM.Last, 1979)

Public Health is the organized global and local effort to promote and protect the health of population and to reduce health inequalities.

Deklarasi Alma Ata (Kesmas Abad 20)

 Pada tanggal 6-12 September 1978 di Alma Ata (dulu USSR) diadakan

konferensi “joint” konferensi antara WHO dan UNICEF yang dihadiri oleh 140 negara.

 Konferensi itu mengahasilkan kesepakatan bersama yang dituangkan dalam

deklarasi Alma Ata tentang “Primary Health Care” dalam pencapaian “Health for all by the year 2000.”

 Semua negara, termasuk Indonesia menyepakati dalam rangka mencapai

kesehatan untuk semua (kesuma tahun 2000) harus melaksanakan pelayanan kesehatan pimer (primary helth care).

Primary Health Care (Tonggak Sejarah Kesmas Abad 20), elemen:

 Pemeliharaan kesehatan  Pencegahan penyakit  Diagnosis dan pengobatan  Rehabilitasi (pemulihan)  Pelayanan tindak lanjut  Pemberian sertifikasi

Tujuan dan sifat pelayanan:

 Acceptable (diteriama oleh masyarakat)  Accessible (terjangkau oleh masyarakat)  Demanded (dibutuhkan masyarakat)  Efektif dan efisien

Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Indonesia Setelah Kemerdekaan

1. Konsep Bekasi

 Tahun 1951 oleh dr. Leimena dan sdr.Patah diperkenalkan Konsep Bandung,

intinya pelayanan kuratif (pengobatan) tak ada artinya tanpa preventif (pencegahan). Pengobtan dan pencegahan harus dilakukan bersama-sama.

 Tahun 1956 Dr. Sulianti Saroso merintis “Proyek Bekasi” sebagai proyek

percontohan sekali gus tempat pelatihan pelayanan kesehatan terpadu (kesehatan masyarakat) di Indonesia.

 Tahun 1957 dikembangkan 8 wilayah pengembangan kesehatan masyarakat,

sebagai penerapan Konsep Bekasi.

2. Dana Sehat Dan Pos Obat: Akar Kesehatan Masyarakat

 Tahun 1960 an di Jawa Tengah, khususnya di Solo dan Banjarnegara telah

tumbuh kegiatan-kegiatan kesehatan berbasis masyarakat : Dana Sehat, Pos Obat Desa, Arisan rumah sehat, jamban keluarga, dsb.

 Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan oleh tokoh-tokoh masyarakat setempat

(7)

 Dari kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat tersebut muncullah istilah

“Kader Kesehatan” sebaga tenaga inti dari pelayanan kesehatan yang bermotto “dari, oleh, dan untuk masyarakat”

3. PUSKESMAS

 Tahun 1968 Ditetapkan Puskesmas sebagai sistem pelayanan kesehatan terpadu (preventif dan kuratif), mengacu pada Konsep Bandung dan Bekasi.

 Mula-mula Puskesmas hanya meyelenggarakan 5 pelayanan dasar, yakni:

 Pengobatan (BP)

 Kesehatan Ibu dan Anak/Keluarga Brencana

 Sanitasi lingkungan

 Penyuluhan kesehatan

 Pemberantasan penyakit menular

Tetapi akhirnya berkembang menjadi 7, 12, dan sampai sekarang telah menjadi 21 pelayanan

4. PUSLING DAN PUSTU

 Untuk meluaskan jangkauan Puskesmas dibentuklah: Pusling (Puskesmas Keliling) dan Pustu (Puskesmas Pembantu)

 Balkesmas (Balai Kesehatan Masyarakat) adalah Puskesmas yang diselenggarakan oleh Swasta.

 Untuk penilaian kerja Puskesmas digunakan standar yang dikenal “stratifikasi”

– Strata I : Puskesmas dengan prestasi sangat baik

– Strata II : Puskesmas dengan prestasi rata-rata

– Strata III: Puskesmas dengan prestasi dibawah rata-rata

Pelayanan Posyandu terdiri dari 5 (meja) – Meja 1 : Pendaftaran

– Meja 2 : Penimbangan

– Meja 3 : Pengisian KMS

– Meja 4 : Penyuluhan, termasuk PMT

– Meja 5 : imunisasi, pemeriksaan,dsb oleh tenaga medis/para medis.

PKMD DAN PRIMARY HEALTH CARE (PHC)

 Sebagai komitmen Indonesia terhadap deklarasi Alma Ata, maka PKMD dinyatakan sebagi bentuk operasional PHC di Indonesia dalam rangka mencapai “helth for all by the year 2000”

 Tahun 1982 ditetapkan SKN (Sistem Kesehatan Nasional) merupakan suatu sisten dari supra system pembangunan Nasional.

 PKMD adalah merupkan salah satu bentuk pelayanan kesehatan masyarakat yang diselenggarakan oleh masyarakat dan dibina oleh petugas kesehatan.

5. PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa)

 Tahun 1976 PKMD ditetapkan sebagai pendekatan yang strategis untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan.

 Tahun 1977 ditingkatkan, bukan hanya dikembangkan dipedesaan, tetapi juga di perktaan, maka muncul istilah PKMD perkotaan.

(8)

6. POSYANDU

 Tahun 1984 Dibentuk Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sebagai perpanjangan tangan Puskesmas.

 Posyandu adalah perpaduan pelayanan kesehatan yang diselenggrakan oleh petugas kesehatan dan masyarakat (kader)

7. Desa Siaga (2007/2008)

 Adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawat daruratan kesehatan secara mandiri

 Desa disini dapat diartikan sebagai Kelurahan atau Nagari atau kesatuan masyarakat hukum/administrasi pemerintahan.

Institusi Pendidikan Ilmu Kesehatan Masyarakat

1. Tahun 1965 didirikan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI.

2. Tahun 1982-1987 dirintis adanya program studi Kesehatan di Fakultas Kedokteran: USU, UNDIP, UNAIR, dan Unhas

3. Tahun 1988-1990 berdiri FKM di USU, UNDIP, UNAIR, dan Unhas

Referensi

Dokumen terkait

KBRI/Pramuka Luar Negeri agar dapat memperlihatkan/menunjukkan Bukti Verifikasi Pendaftaran Online dan Resi Pembayaran Camp Fee melalui Bank Asli berlokasi di

Disamping penerimaan dari pihak ke tiga adakalanya kasir menerima uang dari karyawan sebagai pengembalian uang muka ( advance ) dalam rangka training business,

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 19 Tahun 2017 tentang Pembentukan, Pemberhentian, dan Penggantian Antarwaktu Badan Pengawas

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap metode penentuan harga pokok produksi dengan metode full costing penulis memasukkan semua biaya ke dalam biaya produksi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan pada Bab IV, diperoleh beberapa kesimpulan berikut: 1) Kemampuan berfikir kritis siswa yang

Memiliki ciri-ciri daun yang sama dengan tanaman kunyit yakni, macam daun dari tanaman anggrek bulan yaitu hanya terdapat satu helaian daun saja (Tunggal), pertulangan daunnya

Sebagai data pembanding perhitungan konsumsi gas alam sebagai bahan baku dan energi pabrik amoniak secara aktual, digunakan data bagian Perencanaan dan Pengendalian Produksi