• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. docx"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dan

Manajemen Kesehatan Masyarakat

Ainun Wulandari, S.Farm. M.Sc. Apt

Di Susun Oleh :

Amirul Syahril (13330001) Denny Setiadi (13330002) Muhamad Idzhad Adrian (13330005) Tiara Rosa (13330009) Rizka Amalia (13330010) Egi Putro P. (13330014) Dormian Simanjuntak (13330019) I Dewa Gede Agung A.R (13330026)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa .yang atas rahmatnya maka kami dapat menyelesaikan makalah ini . Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah pilihan Ilmu Kesehatan Masyarakat di Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta. Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini , khususnya kepada :

1. Ainun Wulandari, S.Farm. M.Sc. Apt

2. Semua pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu , yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi ,mengingatakan kemampuan yang kami miliki . untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini .

Jakarta , Oktober 2015

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat merupakan salah satu unsur utama dalam berdirinya suatu negara. Negara yang makmur, merupakan tanda bahwa negara tersebut memiliki masyarakat yang juga makmur. Kemakmuran ini didukung oleh banyak faktor. Salah satunya adalah kesehatan lingkungan masyarakat dan keselamatan kerja di suatu negara tersebut.

Kesehatan masyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan hal ini secara optimal diselenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau upaya kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Selain itu, sarana kesehatan dapat juga dipergunakan untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan serta penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan.

Menurut Winslow (1920) kesehatan Masyarakat adalah ilmu atau seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya. Manusia hidup penuh dengan resiko mengidap penyakit, dan hidup penuh dengan hal-hal yang dapat membahayakan hidupnya.

Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pembangunan di bidang kesehatan diharapkan akan semakin meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat secara memadai (Dinas Kesehatan, 2007).

1.2 Rumusan Masalah

Pada Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja :

1. Apakah definisi dari Sistem Manajemen K3?

2. Apakah dasar hukum Sistem Manajemen K3?

3. Apakah manfaat dari adanya Sistem Manajemen K3?

4. Apa yang menjadi prinsip dasar Sistem Manajemen K3?

5. Apa saja elemen dari Sistem Manajemen K3?

(4)

Pada Manajemen kesehatan masyarakat :

1. Apakah definisi dari manajemen kesehatan masyarakat? 2. Apakah fungsi dari manajemen kesehatan masyarakat? 3. Apa saja unsure-unsur manajemen kesehatan masyarakat? 4. Apakah prinsip dari manajemen kesehatan masyarakat? 5. Bagaimana penerapan manajemen kesehatan masyarakat?

1.3 Tujuan Makalah

Pada Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja : 1. Untuk mengetahui definisi Sistem Manajemen K3 2. Untuk mengetahui tujuan Sistem Manajemen K3 3. Untuk mengetahui manfaat Sistem Manajemen K3 4. Untuk mengetahui proses Sistem Manajemen K3 5. Untuk mengetahui prinsip dasar Sistem Manajemen K3

Pada Manajemen kesehatan masyarakat :

1. Untuk mengetahui definisi dari manajemen kesehatan masyarakat 2. Untuk mengetahui fungsi manajemen kesehatan masyarakat 3. Untuk mengetahui unsure-unsur manajemen kesehatan

4. Untuk mengetahui penerapan manajemen kesehatan masyarakat 5. Untuk mengetahui prinsip manajemen kesehatan masyarakat

BAB II

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

(5)

Manajemen dapat didefinisikan sebagai “kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain. Manajemen merupakan suatu proses pencapaian tujuan secara efisien dan efektif, melalui pengarahan, penggerakan dan pengendalian kegiatan‐kegiatan yang dilakukan oleh orang‐orang yang tergabung dalam suatu bentuk kerja sama.

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara normatif sebagaimana terdapat pada PER.05/MEN/1996 pasal 1, adalah bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Sedangkan menurut OHSAS 18001, SMK3 (OH&S Management System) adalah bagian dari sistem manajemen organisasi yang digunakan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan K3 dan mengelola resiko K3 dalam organisasi.

Dari dua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah sistem manajemen yang terintergrasi untuk menjalankan dan mengembangkan kebijakan K3 yang telah ditetapkan perusahaan serta menanggulangi resiko bahaya yang mungkin terjadi di perusahaan

2.2 Dasar Hukum Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja

1. Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :

Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan 2. UU No.14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai ketenagakerjaan

a. Pasal 3

Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan b. Pasal 9

Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama c. Pasal 10

Pemerintah membina norma perlindunggan tenaga kerja yang meliputi:

 Norma keselamatan kerja

 Norma kesehatan kerja

 Norma kerja

 Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja 3. Pasal 86 UU No.13/2003

Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : a. Keselamatan dan kesehatan kerja

b. Moral dan kesusilaan

c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia d. Serta nilai-nilai agama

4. Pasal 87 UU No.13/2003

(6)

2.3 Tujuan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, tujuan dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Usaha keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan umum yaitu :

a. Perlindungan terhadap tenaga kerja yang berada ditempat kerja agar selalu terjamin keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan peningkatkan produksi dan produktivitas kerja. b. Perlindungan terhadap setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja agar selalu dalam keadaan

selamat dan sehat.

c. Perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar dapat dipakai dan digunakan secara aman dan efisien.

2. Tujuan Khusus yaitu :

a. Mencegah dan/ atau mengurangi kecelakaan, kebakaran, peledakan dan penyakit akibat kerja. b. Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat kerja, bahan baku dan bahan hasil produksi.

c. Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan penyesuaian antara pekerja dengan manuasi atau manusia dengan pekerjaan

2.4 Manfaat Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Karena Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja bukan hanya tanggung jawab pemerintah, masyarakat, pasar, atau dunia internasional saja tetapi juga tanggung jawab pengusaha untuk menyediakan tempat kerja yang aman bagi pekerjanya. Selain itu penerapan SMK3 juga mempunyai banyak manfaat bagi industri kita antara lain :

1. Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja. 2. Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.

3. Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa aman dalam bekerja. 4. Meningkatkan image market terhadap perusahaan.

5. Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan.

6. Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga membuat umur alat semakin lama.

(7)

Dalam penerapan sistem manajemen keselamatan ditemukan ada dua model yaitu rational organisation theory dan socio-technical system theory. Rational organisation theory menekankan pada pendekatan top-down, penerapan sistem manajemen keselamatan didasarkan pada kebijakan atau instruksi dari top level manajemen dan diteruskan sampai pada level yang paling bawah. Sementara socio-technical system theory melakukan pendekatan dengan intervensi organisasi yang didasarkan pada analisa hubungan antara teknologi,orientasi dari pekerja dan struktur organisasi (Gallagher,2001). Gallagher juga mengklasifikasikan sistem manjemen keselamatan ke dalam 4 tipe, yaitu:

1. Safe Person Control Strategy

Yaitu strategi pencegahan difokuskan pada kontrol perilaku pekerjaan. 2. Safe Place Control Strategy

Yaitu strategi pencegahan difokuskan pada bahaya dari sumbernya melalui identifikasi,kajian dan pengendalian.

3. Traditional Management :

a. Peran kunci dalam K3 dipegang oleh supervisor dan EHS specialis.

b. Integrasi sistem manajemen keselamatan ke dalam sistem manajemen yang lebih luas masih sangat rendah.

c. Keterlibatan karyawan masih rendah. 4. Innovative Management :

a. Peran kunci dalam K3 dipegang oleh senior dan line manager.

b. Integrasi sistem manajemen keselamatan kedalam sistem manajemen yang lebih luas sudah sangat baik.

c. Keterlibatan karyawan tinggi.

2.6 Proses Sistem Manajemen K3

Pendekatan kesisteman dalam mengelola K3 menggunakan konsep manajemen modern yaitu mengikuti proses manajemen, salah satu yang populer adalah siklus PDCA (Plan-Do-Check-Action) Sama seperti sistem manajemen lain seperti manajemen mutu, manajemen lingkungan dan manajemen produksi, maka manajemen K3 juga dikembangkan dengan siklus manajemen mulai dari perencanaan, penerapan atau implementasi, pengukuran dan pemantauan dan koreksi untuk peningkatan berkelanjutan.

Keberhasilan organisasi dalam menerapkan SMK3 bergantung pada komitmen dari seluruh tingkatan dan fungsi organisasi terutama dari manajemen puncak. Sistem ini memungkinkan suatu organisasi mengembangkan kebijakan K3, menetapkan sasaran dan proses untuk mencapai komitmen kebijakan, melakukan tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan menunjukkan kesesuaian sistem yang ada terhadap persyaratan dalam standar ini. Tujuan umum dari standar ini adalah untuk menunjang dan menumbuhkembangkan pelaksanaan K3 yang baik, sesuai dengan kebutuhan sosial ekonomi. Keberhasilan penerapan dari standar ini dapat digunakan oleh organisasi untuk memberi jaminan kepada pihak yang berkepentingan bahwa SMK3 yang sesuai telah diterapkan.

(8)

b. Do (Pelaksanaan) : Melaksanakan proses.

c. Check (Pemeriksaan) : Memantau dan mengukur kegiatan proses terhadap kebijakan, sasaran, peraturan perundang-undangan dan persyaratan K3 Iainnya serta melaporkan hasilnya.

d. Act (Tindakan) : Mengambil tindakan untuk perbaikan kinerja K3 secara berkelanjutan.

Pada umumnya organisasi mengelola kegiatannya melalui penerapan sistem proses dan interaksinya, yang dikenal dengan istilah "pendekatan proses" seperti pada ISO 9001. Karena metode PDCA ini dapat diterapkan pada semua proses, maka dua metode ini dianggap sesuai (kompatibel).

Standar ini berisi persyaratan yang dapat diaudit secara obyektif. Namun demikian standar ini tidak menetapkan persyaratan mutlak untuk kinerja K3 di luar komitmen, di dalam kebijakan K3, untuk memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang diberlakukan dan persyaratan lain yang diacu organisasi, untuk mencegah cedera dan gangguan kesehatan, dan untuk melakukan perbaikan berkelanjutan. Dengan demikian dua organisasi yang melakukan kegiatan yang hampir sama tetapi memiliki kinerja K3 yang berbeda keduanya dapat dinyatakan memenuhi persyaratan standar ini.

Standar ini tidak mencakup persyaratan tertentu pada sistem manajemen yang lain, seperti manajemen mutu, manajemen lingkungan, manajemen keamanan, atau manajemen keuangan. Walaupun demikian, elemen-elemen dalam standar ini dapat digabungkan atau diintegrasikan dengan sistem-sistem manajemen tersebut. Hal ini memungkinkan organisasi dapat menyesuaikan sistem manajemen yang ada dengan maksud untuk menetapkan SMK3 yang sesuai dengan persyaratan standar ini. Namun demikian, harus ditegaskan bahwa penerapan berbagai elemen boleh berbeda bergantung pada tujuan yang diharapkan dan keterlibatan pihak yang berkepentingan.

Tingkat kerumitan dan kerincian SMK3, luas cakupan dokumentasi dan sumber daya yang diperuntukkan bergantung pada beberapa faktor, seperti lingkup sistem, ukuran dan sifat kegiatan, produk dan jasa, dan budaya organisasi.

2.7 Prinsip Dasar Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja

1. Penetapan kebijakan K3 2. Perencanaan penerapan K3 3. Penerapan K3

4. Pengukuran, pemantauan dan evaluasi kinerja K3

5. Peninjauan secara teratur untuk meningkatkan kinerja K3 secara berkesinambungan

2.8 Elemen Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja

1. Pembangunan dan pemeliharaan komitmen 2. Pendokumentasian strategi

3. Peninjauan ulang desain dan kontrak 4. Pengendalian dokumen

5. Pembelian

6. Keamanan bekerja berdasarkan SMK3 7. Standar pemantauan

(9)

9. Pengelolaan material dan perpindahannya 10. Pengumpulan dan penggunaan data 11. Audit SMK3

12. Pengembangan kemampuan dan ketrampilan

2.9 Pedoman penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja

1. Komitmen dan kebijakan

a. Kepemimpinan dan komitmen – organisasi K3

– menyediakan anggaran, SDM dan sarana

– penetapan tanggung jawab, wewenang dan kewajiban – perencanaan K3

– melakukan penilaian b. Tinjauan awal K3

– identifikasi kondisi dan sumber bahaya – pengetahuan dan peraturan perundangan K3 – membandingkan penerapan

– meninjau sebab akibat

– efisiensi dan efektifitas sistem 2. Perencanaan

e. Perencanaan awal dan perencanaan kegiatan yang sedang berlangsung 3. Penerapan

a. Jaminan kemampuan

– SDM, sarana dan dana – integrasi

– tanggung jawab dan tanggung gugat – konsultansi, motivasi dan kesadaran – pelatihan dan kompetensi kerja

– pencatatan dan manajemen informasi

c. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko – manajemen resiko

– perencanaan (design) dan rekayasa – pengendalian administratif

(10)

– pembelian

– prosedur menghadapi keadaan darurat atau bencana – prosedur menghadapi insiden

– prosedur rencana pemulihan keadaan darurat

BAB III

MANAJEMEN KESEHATAN MASYARAKAT

3.1 Pengertian manajemen kesehatan

(11)

mencapai tujuan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu. Manajemen adalah suatu kegiatan untuk mengatur orang lain guna mencapai suatu tujuan atau menyelesaikan pekerjaan.

Apabila batasan ini diterapkan dalam bidang kesehatan masyarakat dapat dikatakan sebagai berikut : “Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan.” Dengan kata lain manajemen kesehatan masyarakat adalah penerapan manajemen umum dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang menjadi objek dan sasaran manajemen adalah sistem pelayanan kesehatan masyarakat.

Manjemen kesehatan adalah suatu proses untuk menggerakkan sumber daya manusia dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengawasi semua kegiatan pelayanan kesehatan dalam organiasi dalam upaya untuk:

1. Mengetahui adanya persoalan pelayanan kesehatan 2. Mendefiniskan persoalan pelayanan kesehatan

3. Mengumpulkan fakta-fakta yang terkait dengan pelayanan kesehatan 4. Data dan informasi yang timbul dalam pelayanan kesehatan

5. Menyusun alternatif penyelesaian persoalan pelayanan kesehatan

6. Mengambil keputusan pelayanan kesehatan dengan memilih salah satu alternatif penyelesaian dan malaksanankan keputusan serta tidak lanjut untuk mencapai tujuan yang harus di capai.

3.2

Pendekatan praktis mempelajari manajemen kesehatan

Dalam mempelajari manajemen kesehatan, kita dapat menggunakan lima pendekatan guna mengkaji fungsi dan unsure manajemen, antara lain :

a. Management by objective oleh Peter Drucker. (Manajemen dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi).

(12)

b. Management is how to work with others (kerja sama untuk mencapai tujuan bersama).

Dengan pendekatan ini, fungsi manajemen akan dapat dipelajari dari proses kerja sama yang berkembang antara pimpinan dengan stafnya dalam mencapai tujuan organisasi. Sumber daya lain yang penting adalah dana dan material. Manajemen harus mampu mengelola sumberdaya tersebut untuk mencapai tujuan organisasi. Aplikasi pendekatan ini dibidang kesehatan misalnya : Seorang bidan puskesmas akan mampu memberikan pertolongan persalinan untuk ibu-ibu hamil di wilayah kerjanya jika ibu hamil memilih fasilitas kesehatannya dan dia memiliki staf pembantu bidan yang akan menjaga ibu – ibu selama perawatan masa nifas. Bidan dan staf pembantu bidan adalah SDM penting dalam melaksankan program KIA. Pengembangan tugas Bidan Puskesmas mempunyai arti penting dalam manajemen puskesmas.

c. Manajemen ditinjau dari aspek perilaku manusia.

Manusia sebagai sumber daya utama manajemen selalu akan responsive pada saat berinteraksi dengan orang lain. Manajemen dapat dipelajari melalui perilaku organisasi tersebut. Perilaku organisasi ditentukan oleh upaya kepemimpinan yang mampu membangkitkan motivasi staf. Perilaku organisasi kesehatan memiliki cirri khas sendiri yang berbeda dengan organisasi lain. Misalnya didalam puskesmas, seorang SKM yang menjadi kepala Puskesmas harus mampu memotivasi kinerja dokter, bidan , dan tenaga kesehatan lain yang memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda – beda.

d. Manajemen sebagai suatu proses

Manajemen sebagai proses dapat dipelajari melalui fungsi – fungsi manajemen. Fungsi manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan penilaian. Dalam manajemen kesehatan, seorang kepala puskesmas harus mampu melaksanakan fungsi – fungsi manajemen dalam melaksanakan program –program kesehatan masyarakat di puskesmas.

3.3 Ruang Lingkup Manajemen Kesehatan

1. manajemen personalia (mengurusi SDM)

2. manajemen keuangan

3. manajemen logistik (mengurusi logistik-obat dan peralatan)

4. manajemen pelayanan kesehatan dan sistem informasi manajemen (mengurusi pelayanan kesehatan).

3.4

Fungsi Manajemen Kesehatan

(13)

Tokoh Fungsi manajemen

George Terry Planning, Organizing, Actuating, Controlling

L. Gullick Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, Budgetting

H. Fayol Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Controlling

Koonzt O’ Donnel Planning, Organizing, Staffing, Directing, Controlling

1. Planning (perencanaan)

adalah sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi sampai dengan menetapkan alternative kegiatan untuk pencapaiannya.

2. Organizing (pengorganisasian)

adalah rangkaian kegiatan menajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi. 3. Actuating (fungsi penggerakan pelaksanaan)

adalah proses bimbingan kepada staff agar mereka mampu bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan ketrampilan yang telah dimiliki, dan dukungan sumber daya yang tersedia.

4. Controlling (monitoring)

adalah proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan.

3.5

Unsur-unsur manajemen

1. Manusia (Man)

Pembangun organisasi kehesehatan seperti rumah sakit, Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan terlaksanananya manajemen.

2. Uang (money)

Uang atau anggran sangat diperlukan sebagai biaya yang harus dimiliki organisasi untuk melakukan pelayanan kesehatan, mulai dari perizinan, pembangunan rumah sakit, peralatan, pembayaran tenaga kerja dan lain sebagainya.

3. Bahan baku (material)

Meterial adalah obat-obatan yang digunakan organisasi kesehatan untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan secara efisien.

(14)

Mesin adalah peralatan yang digunakan dalam pelayanan kesehatan seperti peralatan untuk perawatan gigi, peralatan untuk persalinan, peralatan radiologi dan sebagainya.

5. Metode (Method)

Metode adalah cara yang ditempuh untuk melaksanakan sesuatu yang telah dirancang dengan baik sehingga tujuan akan dapat dicapai dengan tepat sesuai dengan perencanaan semula. Metode yang digunakan dalam melaksanakanpelayanan kesehatan dengan berperdoman pada SOP. (Standar Operational Procedure).

3.6

Tantangan dan masalah kebijakan manajemen kesehatan

Globalisasi merupakan tantangan, masalah, dan sekaligus potensi untuk pembangunan nasional berwawasan kesehatan di masa mendatang. Pengaruh globalisasi, liberalisasi perdagangan, dan pelayanan melalui berbagai kesepakatan internasional akan memengaruhi berbagai aspek penyelenggaraan upaya kesehatan dan memerlukan kesiapan pemerintah beserta masyarakat. Pemerintah seharusnya melakukan upaya terpadu dalam pembangunan kesehatan supaya masyarakat mendapatkan haknya untuk memperoleh pelayanan kesehatan.

3.7 Prinsip-prinsip manajemen kesehatan

Dalam SKN (2004) dikatakan bahwa manajemen kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya administrasi kesehatan yang ditopang oleh pengelolaan data dan informasi, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perencanaan diperlukan karena pembangunan lebih besar dari pada sumber daya yang tersedia. Melalui perencanaan ingin dirumuskan kegiantan pembangunan yang secara efesien dan efektif dapat memberi hasil yang optimal dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia dan mengembangkan potensi yang ada.

Proyek-proyek pembangunan harus memuat dengan jelas tujuannya (objective), sasaran yang akan dicapai (target), cara megukur keberhasilannya (performance evaluation), jangka waktu pelaksanaannya, tempat pelaksanaan, cara melaksanakan, kebijaksanaan untuk menjamin proyek itu dapat dilaksanakan, biaya serta tenaga yang diperlukan dan badan yang akan melaksanakan nya.

(15)

Perbaikan mutu pelayanan diutamakan pada peningkatan profesionalisme tenaga kesehatan di samping kinerja dan keadaan fisik institusi. Berbagai teknologi yang digunakan perlu dipilih sehingga memberi manfaat yang optimal sesuai dengan pola pemerintahan masyarakat akan pelayanan kesehatan, situasi setempat, dan daya dukung daerah. Berkaitan hal itu, pengobatan tradisional dan penggunaan obat tradisonal harus dikembangkan.

Dalam upaya pemerataan pelayanan, penekanan diberikan pada pemenuhan tenaga kesehatan yang paling dibutuhkan masyarakat di samping penyediaan berbagai sasaran kesehatan lain yang diperlukan. Secara khusus, pemenuhan tenaga dan sarana kesehatan ini diarahkan untuk meningkatkan potensi desa tertinggal. Selain itu, peningkatan mutu pelayanan yang didukung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran juga diarahkan secara bertahap untuk menjadikan pelayanan medis di indonesia sebagai salah satu pusat rujukan global, baik dalam hal pengobatan modern maupun pengobatan tradisonal. Upaya peningkatan daya saing diarahkan pada mutu tenaga medis dan paramedis, mutu pelayanan rumah sakit khusus, khasiat teknik pengobatan tradisional, mutu manajemen kesehatan masyarakat, dan produk obat-obatan.

3.9

Penerapan Manajemen Dibidang Kesehatan

Sehat adalah suatu keadaan yang optimal, baik fisik, mental maupun sosial, dan tidak hanya terbatas pada keadaan bebas dari penyakit atau kelemahan saja. Tujuan sehat yang ingin dicapai oleh sistem kesehatan adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Sesuai dengan tujuan sistem kesehatan tersebut, administrasi (manajemen) kesehatan tidak dapat disamakan dengan administrasi niaga (business adminstration) yang lebih banyak berorientasi pada upaya untuk mencari keuntungan finansial (profit oriented). Administrasi kesehatan lebih tepat digolongkan ke dalam administrasi umum/publik (public administration) oleh karena organisasi kesehatan lebih mementingkan pencapaian kesejahteraan masyarakat umum.

Manajemen kesehatan harus dikembangkan di tiap-tiap organisasi kesehatan di Indonesia seperti Kantor Depkes, Dinas Kesehatan di daerah, Rumah Sakit dan Puskesmas dan jajarannya. Untuk memahami penerapan manajemen kesehatan di RS, Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu dilakukan kajian proses penyusunan rencana tahunan Depkes dan Dinas Kesehatan di daerah. Khusus untuk tingkat Puskesmas, penerapan manajemen dapat dipelajari melalui perencanaan yang disusun setiap lima tahun (micro planning), pembagian dan uraian tugas staf Puskesmas sesuai dengan masing-masing tugas pokoknya.

3.10

Jenis-jenis manajemen kesehatan

(16)

dapat dikatakan bahwa manajemen pada hakikatnya adalah rangkaian dari proses pengambilan keputusan-keputusan.

Dalam bidang kesehatan dikenal adanya paling sedikit dua jenis manajemen, yaitu:

1. Manajemen Pasien/Klien

yaitu rangkaian proses pengambilan keputusan-keputusan dalam menghadapi masalah kesehatan (penyakit dan lain-lain) yang diderita oleh seseorang, sekelompok orang, atau masyarakat. Tujuannya adalah agar pasien/klien tersebut dapat terhindar atau terbebas dari masalah kesehatan, dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada. Dalam hal ini manajer atau pengambil keputusannya adalah setiap petugas kesehatan yang melayani pasien/klien (disebut petugas fungsional – dokter, perawat, bidan, sanitarian, dan lain-lain), baik yang bertugas di Puskesmas dan jaringannya maupun yang bertugas di Rumah Sakit dan sarana-sarana kesehatan lain.

2. Manajemen Unit/Organisasi Kesehatan

yaitu rangkaian proses pengambilan keputusan-keputusan dalam menghadapi masalah yang menghambat atau potensial menghambat kinerja unit/organisasi kesehatan. Misalnya masalah tingginya absensi karyawan, masalah kurangnya dana/anggaran, masalah tidak terawatnya peralatan, masalah tingginya kebocoran pendapatan, dan lain-lain. Tujuannya adalah agar unit/organisasi terhindar atau terbebas dari masalah, dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada. Dalam hal ini manajer atau pengambil keputusannya adalah para pimpinan unit/organisasi kesehatan – Menteri Kesehatan dan pejabat terasnya, Kepala Dinas Kesehatan dan staf intinya, Direksi Rumah Sakit, Kepala Puskesmas, dan lain-lain.

3.11 Penerapan manajemen kesehatan di Indonesia

Manajemen adalah ilmu terapan yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai jenis organisasi untuk membantu manajer dalam memecahkan masalah organisasi. Atas dasar pemikiran tersebut, manajemen dapat diterapkan di bidang kesehatan untuk membantu manajer organisasi kesehatan memecahkan masalah kesehatan masyarakat. Tujuan umum sistem kesehatan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, atau mencapai suatu keadaan sehat bagi individu atau kelompok masyarakat.

(17)

organisasi kesehatan di Indonesia seperti kantor Depkes, Dinas kesehatan di daerah, rumah sakit, dan puskesmas dan jajarann6ya. Untuk memahami penerapan manajemen kesehatan di rumah sakit, dinas kesehatan dan di puskesmas memerlukan kajian proses penyusunan rencana tahunan Departemen kesehatan. Khusus untuk tingkat puskesmas penerapan manajemen dapat melalui perencanaan yang disusun setiap lima tahun.

Ruang lingkup manajemen kesehatan meliputi manajemen kegiatan dan sumber daya yang dikelolanya diantaranya manajemen personalia, manajemen keuangan, manajemen logistik manajemen pelayanan kesehatan dan sistem informasi manajemen. Untuk masing – masing bidang tersebut dikembangkan manajemen spesifik sesuai dengan ruang lingkup dan tugas pokoknya. Penerapan manajemen pada unit pelaksana teknis seperti puskesmas dan rumah sakit merupakan upaya untuk memanfaatkan dan mengatur sumber daya yang dimiliki masing – masing unit pelayanan kesehatan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif, efesien dan rasional.

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

 sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah sistem manajemen yang terintergrasi untuk menjalankan dan mengembangkan kebijakan K3 yang telah ditetapkan perusahaan serta menanggulangi resiko bahaya yang mungkin terjadi di perusahaan.

 Tujuan system manajemen kesehatan masyarakat :

Tujuan umum yaitu :

a. Perlindungan terhadap tenaga kerja yang berada ditempat kerja agar selalu terjamin keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan peningkatkan produksi dan produktivitas kerja.

b. Perlindungan terhadap setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja agar selalu dalam keadaan selamat dan sehat.

c. Perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar dapat dipakai dan digunakan secara aman dan efisien.

(18)

a. Mencegah dan/ atau mengurangi kecelakaan, kebakaran, peledakan dan penyakit akibat kerja. b. Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat kerja, bahan baku dan bahan hasil produksi.

c. Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan penyesuaian antara pekerja dengan manuasi atau manusia dengan pekerjaan

 Manfaat Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja : 1. Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja. 2. Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.

3. Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa aman dalam bekerja. 4. Meningkatkan image market terhadap perusahaan.

5. Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan.

6. Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga membuat umur alat semakin lama.

 Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan.

Ruang Lingkup Manajemen Kesehatan : 1. manajemen personalia (mengurusi SDM) 2. manajemen keuangan

3. manajemen logistik (mengurusi logistik-obat dan peralatan)

4. manajemen pelayanan kesehatan dan sistem informasi manajemen (mengurusi pelayanan kesehatan).

 Fungsi Manajemen Kesehatan :

 Prinsip Dasar Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja : 1. Penetapan kebijakan K3

2. Perencanaan penerapan K3 3. Penerapan K3

4. Pengukuran, pemantauan dan evaluasi kinerja K3

5. Peninjauan secara teratur untuk meningkatkan kinerja K3 secara berkesinambungan

(19)

Dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, seperti dalam hal penulisan atau apabila menemui kalimat yang sukar untuk dimengerti maknanya. Dalam hal ini penulis mengharapkan saran dan kriktik yang membangun dari pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

 Alamsyah, D. 2011. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Cetakan Pertama. Penerbit Nuha Medika, Bantul- Yogyakarta

 Markkanen, Pia K. 2004. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Indonesia. Jakarta : Internasional Labour Organisation Sub Regional South-East Asia and The Pacific Manila Philippines

 Suma’mur. 1981. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: Gunung Agung.

Referensi

Dokumen terkait

Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan Peraturan Menteri Tenaga kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.08/MEN/VII/2010 tentang

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per.05/Men/1996 pasal 2 sebagai tujuan dan sasaran dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah

Menurut Kepmeneker 05 tahun 1996, “Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,

Berdasarkan peraturan menteri tenaga kerja nomor: PER.05/MEN/1996, pengertian sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari sistem manajemen secara

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER.05/ MEN/1996, SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan,

Hutama Karya adalah sebagai sampel dimana perusahaan konstruksi menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), namun berdasarkan PERMENAKER

Sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Per.05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, bahwa yang dimaksud Sistem Manajemen

(Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: 05/MEN/1996 Bab 1 Pasal 1 menyebutkan bahwa Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja