• Tidak ada hasil yang ditemukan

token ekonomi dan disiplin belajar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "token ekonomi dan disiplin belajar "

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

A. Judul

“Efektivitas Pemberian Reward Melalui Metode Token Ekonomi utuk Meningkatkan Kedisiplinan Anak Kelompok B di TK Pertiwi Kota Pekanbaru”

B. Latar Belakang Masalah

Disiplin merupakan salah satu kebutuhan dasar anak dalam rangka pembentukan dan pengembangan wataknya secara sehat. Tujuannya ialah agar anak dapat secara kreatif dan dinamis dalam mengembangkan hidupnya di kemudian hari. Tentu saja kasih sayang dan disiplin harus berjalan bersama-sama secara seimbang. Dengan kata lain kasih sayang tanpa disiplin mengakibatkan munculnya rasa sentimen dan ketidak pedulian sebaliknya disiplin tanpa kasih sayang merupakan tindakan kejam. Oleh karena itu, bahasan mengenai disiplin ini amat perlu karena hal ini dapat menjadi sumber masukan dalam pelayanan sebagai guru, sehingga guru memiliki pemahaman yang benar mengenai disiplin. Selain itu dapat menjadi alat refleksi bagi guru, sehingga guru dapat bersikap yang benar dalam mendisiplinkan anak didiknya.

Orangtua dan guru selalu memikirkan cara yang tepat dalam menerapkan disiplin bagi anak sejak balita hingga masa kanak-kanak dan sampai usia remaja. Tujuan disiplin adalah mengarahkan anak agar belajar mengenai hal-hal baik yang merupakan persiapan bagi masa dewasanya, dimana anak sangat bergantung kepada disiplin diri dan pembentukkan perilaku sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya tertentu, tempat individu itu diidentifikasikan. Karena tidak ada pola budaya tunggal, tidak ada pula satu falsafah pendidikan yang menyeluruh untuk mempengaruhi cara menanam disiplin.

Bakwin dan bakwin (Wantah 2005: 141) telah memberi beberapa alasan terjadinya perubahan dalam sikap sosial terhadap disiplin yakni, hilangnya pengaruh agama, popularitas psiko-analisis dengan penekanan pada pengaruh buruk, penekanan emosi, pemusatan perhatian pada perkembangan emosional, perkembangan spiritual, doktrin palsu yang menyatakan bahwa kesalahan dalam pendidikan anak berbekas secara permanen pada jiwa anak, hilangnya kepercayaan diri orang tua yang menyebabkan wibawa mereka merosot. Selanjutnya banyak orang tua tidak berusaha untuk menanamkan disiplin sehingga akan menyebabkan rasa benci yang akan membuat hubungan orang tua dengan anak yang lebih besar sulit dan tidak menyenangkan.

(2)

dan pengendalian diri. Ini kemudian akan melahirkan motivasi dari dalam. Disiplin negatif memperbesar ketidakmatangan individu, sedangkan disiplin positif menumbuhkan kematangan. Fungsi pokok disiplin ialah mengajarkan anak menerima pengekangan yang diperlukan dan membantu mengarahkan energi anak ke dalam jalur yang berguna dan diterima secara sosial. Oleh sebab itu disiplin positif akan membawa hasil yang lebih baik dari pada disiplin negatif.

Ironisnya fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan mengisyaratkan masih banyak terjadi perilaku kurang disiplin seperti kehidupan sex bebas, keterlibatan dalam narkoba, geng motor, dan berbagai tindakan yang menuju ke arah kriminal lainnya, yang tidak hanya dapat merugikan diri sendiri tetapi juga merugikan masyarakat umum. Di lingkungan internal sekolahpun pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan yang merentang dari pelanggaran ringan sampai pelanggaran berat, seperti kasus bolos sekolah, perkelahian, nyontek, pemalakan, dan bentuk-bentuk penyimpangan perilaku lainnya. Tentu saja semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangan, maka disinilah arti penting penanaman disiplin sejak dini yaitu untuk mencegah dan menanggulangi adanya ketidakdisiplinan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di Taman Kanak-Kanak Pertiwi Kota Pekanbaru, di masing-masing kelas yang ada disekolah tersebut menunjukkan masih saja ada anak yang menunjukkan perilaku kurang disiplin hal ini terlihat dari ada beberapa siswa yang datang terlambat ke sekolah, dan pada saat proses pembelajaran berlangsung seperti pada saat kegiataan pembukaan yaitu pada saat berdoa masih ada anak yang bercanda dan berbicara dengan temannya yang lain, pada saat mencuci tangan ada anak yang tidak mau antri, atau pada saat bermain anak berebut mainan dengan temannya dan lain sebagainya. Hal ini berarti bahwa anak belum mematuhi dan memahami adanya aturan yang berlaku dalam proses pembelajaran berlangsung.

(3)

Token itu kemudian dikumpulkan dan dapat dipertukarkan dengan suatu obyek atau kehormatan yang penuh arti. Secara singkatnya token ekonomi merupakan sebuah sistem penguatan untuk perilaku yang dikelola dan diubah, seseorang mesti dihadiahi atau diberikan penguatan untuk meningkatkan atau mengurangi perilaku yang diinginkan. Tujuan utama token ekonomi adalah untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Boniecki (2003: 225) mengenai penggunaan token ekonomi sebagai penguatan dalam meningkatkan partisipasi siswa dalam kelas menunjukan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan setelah penggunaan token ekonomi, terlihat bahwa siswa lebih antusias dan ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran berlangsung. Hasil ini menunjukkan bahwa token ekonomi memotivasi siswa dalam menanggapi setiap pertanyaan yang disampaikan dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian di atas mengidentifikasikan bahwa token ekonomi dapat digunakan dalam meningkatkan partisipasi belajar siswa pada proses pembelajaran berlangsung. Token ekonomi yang digunakan untuk siswa ini berupa point atau permen. Token ekonomi ini juga dapat digunakan pada anak usia dini, jika pada siswa yang lebih besar token ekonomi yang digunakan berupa poin atau permen, sedangkan untuk anak usia dini dapat berupa sesuatu yang lebih menarik seperti kartu, koin, dan lain-lain.

Dibidang pendidikan Abikoff dan Hecttman (Davison 2006: 685) menyatakan bahwa yang diperlukan dalam penanganan perilaku anak dapat didasarkan pada prinsip pengkondisian operant. Program-program tersebut minimal menunjukkan keberhasilan jangka pendek dalam memperbaiki perilaku sosial dan akademik. Dalam penanganan tersebut, perilaku anak dipantau di rumah dan di sekolah, mereka diberi penguatan untuk berperilaku sesuai harapan, contohnya tetap duduk di kursi dan mengejarkan tugas-tugas mereka. Sistem poin dan papan bintang merupakan komponen umum dalam program-program tersebut. Anak-anak yang menjelang remaja mendapatkan poin dan anak-anak yang lebih muda mendapatkan bintang karena berperilaku tertentu, anak-anak kemudian dapat menukar poin dan bintang mereka dengan hadiah. Fokus program operant ini adalah meningkatkan karya akademik, menyelesaikan tugas-tugas rumah atau belajar keterampilan sosial spesifik. Sungguh merupakan harapan bersama kedisiplinan dapat terwujud dalam keseharian masyarakat yang dimulai sejak dini. Oleh karena itulah peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “Efektivitas Pemberian Reward Melalui Metode Token Ekonomi utuk Meningkatkan Kedisiplinan Anak Kelompok B di TK Pertiwi Kota Pekanbaru”.

(4)

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah pemberian reward melalui metode token ekonomi dapat diterapkan pada anak usia dini?

2. Bagaimana bentuk media token ekonomi yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak usia dini?

3. Apakah pemberian reward melalui metode token ekonomi efektif dalam meningkatkan kedisiplinan anak usia dini?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah pemberian reward melalui metode token ekonomi ini sesuai untuk anak usia dini.

2. Untuk mengetahui bentuk media token ekonomi yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak usia dini.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemberian reward melalui metode token ekonomi dalam meningkatkan kedisiplinan anak usia dini.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat diadakannya penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya hasanah penelitian ilmiah terutama pada bidang pendidikan anak usia dini mengenai efektivitas pemberian reward melalui metode token ekonomi sebagai peningkatan kedisiplinan siswa di sekolah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

b. Sebagai masukan bagi tenaga pengajar di TK sebagai bahan kajian dalam meningkatkan kedisiplinan siswa sehingga siswa lebih siap melanjutkan ke jenjang pendidikan sekolah dasar.

c. Dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian mengenai pemberian reward melalui metode token ekonomi sebagai peningkatan kedisiplinan siswa.

(5)

Reward berarti tiap bentuk penghargaan untuk suatu hasil yang baik. Penghargaan itu akan memberi motivasi kepada anak untuk meningkatkan dan memperkuat perilaku yang sesuai dengan aturan dan norma-norma, serta memperkuat anak untuk menghindarikan dirinya dari tindakan-tindakan yang tidak diinginkan oleh masyarakat.

2. Metode Token Ekonomi

Token Ekonomi merupakan suatu wujud modifikasi perilaku yang dirancang untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan dengan pemakaian token (tanda-tanda). Individu menerima token dengan cepat setelah mempertunjukkan perilaku yang diinginkan. Token itu dikumpulkan dan dipertukarkan dengan suatu obyek atau kehormatan yang penuh arti.

3. Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban yang diajarkan disekolah.

4. Anak Usia Dini

Referensi

Dokumen terkait

Bertolak dari uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka perlu dikaji dan diteliti lebih lanjut adanya “Pengaruh Motivasi Belajar dan Disiplin

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara sarana belajar, motivasi belajar dan disiplin belajar di sekolah dengan prestasi belajar ekonomi siswa kelas

Pitaja Soediatma. PENGELOLAAN PERILAKU DISIPLIN BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 SUKOHARJO. Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini bertujuan

Dari hasil analisis deskriptif persentase diperoleh bahwa disiplin siswa maupun fasilitas perpustakaan sekolah dikatakan baik, dengan indikator disiplin siswa di

Tingkat disiplin siswa masih kurang seperti adanya siswa yang terlambat dalam mengikuti pelajaran serta ketidak perdulian siswa dalam proses pembelajaran yang

(dalam Nursalim, 2005:63) adalah 1) Membentuk perilaku pada klien Siswa yang kurang disiplin tingkah lakunya menjadi lebih disiplin, 2) Menampilkan perilaku yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dan perilaku disiplin belajar di sekolah pada Siswa Kelas VIII i SMP Negeri

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, disiplin belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI di SMAN 4 Padang,