1 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016
Tumbuhan Gewang
Pemberi Manfaat
Untuk Masyarakat
Tuntutan Tinggi Kepada Perguruan Tinggi
Untuk Lebih Bisa Berperan Dalam
Optimalisasi Ekonomi Nasional
Pemeriksaan Fungsi Produksi Perusahaan Kecap
HASIL BUMI
UDIT
FUNGSI PRODUKSI DAN OPERASI PADA PERUSAHAAN KECAP HASIL BUMI
2 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunian-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan Audit pada fungsi produksi dan operasional dalam memenuhi tugas mata kuliah Internal Audit. Tulisan ini sebagai wujud pertanggungjawaban penulis sebagai mahasiswa yang telah menyelesaikan pemeriksaan pada fungsi produksi dan operasi pada perusahaan kecap manis “Hasil Bumi”. Selanjutnya, makalah ini bertujuan untuk mengarahkan kepada para pembaca, khususnya bagi mahasiswa tentang pentingnya dilakukannya pemeriksanaan pada bagian produksi perusahaan sebagai upaya penilaian ekonomisasi, efektifitas dan efisiensi.
Oleh karena itu sangat bermanfaat kiranya apabila makalah ini hadir sebagai penambah wawasan baru dan khazanah ilmu yang senantiasa akan bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya. Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, masukan dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca.
Sumenep, 20 Oktober 2016
3 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016
DAFTAR ISI
A. Pengertian Audit Produksi dan Operasi... 9
B. Tujuan Audit Produksi dan Operasi ... 9
C. Manfaat Audit Produksi dan Operasi ... 10
D. Ruanglingkup Audit Produksi dan Operasi ... 10
E. Tahap- Tahap Audit Produksi dan Operasi ... 12
F. Pengertian Fungsi Produksi ... 13
BAB III METODE PENELITIAN ... 14
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 17
4 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016
B. Analisis Data dan Rekomendasi ... 24
BAB V PENUTUP ... 30
A. Kesimpulan ... 30
B. Saran ... 31
DAFTAR PUSTAKA ... 33
5 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman yang pesat membuat dunia persaingan bisnis semakin hari semakin ketat. Keadaan ini kian menjadi ancaman yang berisiko bagi setiap perusahaan yang ikut serta di dalamnya, dibutuhkan cara dan kemampuan khusus agar perusahaan mampu bertahan dan berhasil memenangi persaingan. Kemampuan perusahaan dalam berinovasi, menerapkan ekonomisasi, efektivitas, dan efisiensi dalam proses produksinya menjadi salah satu cara bagi perusahaan untuk bisa memperoleh konsumen sebanyak- banyaknya, meningkatkan profitabilitas, dan memenangi persaingan yang ada.
Upaya meningkatkan profitabilitas dan memenangi persaingan tidak terlepas dari dukungan sebuah fungsi yang penting dalam perusahaan, yaitu fungsi produksi. Fungsi produksi dalam sebuah perusahaan tidak hanya terbatas pada fungsi dasarnya, berupa menambah atau menciptakan kegunaan nilai tambah dan memanfaatkan sumber daya yang ada dan tersedia. Namun, secara umum berfungsi untuk mentransformasikan input menjadi output dengan ketetapan kualitas yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen perusahaan. Penetapan standar dan target produksi dalam suatu perusahaan sangat diperlukan sebagai pembanding dengan hasil akhir yang diperoleh. Oleh karena itu, dalam proses produksi diperlukan kegiatan evaluasi dengan mencocokkan target awal dengan hasil akhir. Kegiatan ini dinamakan dengan audit produksi dan operasional. Audit fungsi produksi dan operasi adalah suatu penilaian secara komprehensif terhadap keseluruhan fungsi produksi dan operasi untuk menentukan apakah fungsi ini telah berjalan dengan memuaskan (ekonomis, efisien, dan efektif) (Bayangkara, 2008:107).
6 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016 penilaian terhadap efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan. Dengan demikian diperlukan sebuah audit internal perusahaan untuk melakukan hal tersebut. Dengan menyadari pentingnya audit internal dilakukan dalam sebuah perusahaan maka banyak perusahaan yang melakukan audit tersebut.
Audit ini dilakukan tidak hanya terbatas pada unit produksi tetapi juga berlaku untuk keseluruhan proses produksi, termasuk dalam hal mengidentifikasi dan mengetahui kekurangan, kelemahan, dan tindakan apa yang sebaiknya dilakukan atas temuan dari proses produksi yang dilaksanakan. Audit internal perusahaan bertujuan untuk mengidentifikasi kegiatan. program, dan aktivitas yang masih memerlukan perbaikan, sehingga dengan rekomendasi yang diberikan oleh auditor terhadap pihak manajemen perusahaan (auditee) yang nantinya akan menjadi saran perbaikan atas pengelolaan berbagai program dan aktivitas pada perusahaan tersebut untuk masa yang akan datang.
HASIL BUMI merupakan unit bisnis yang bergerak dalam usaha produksi kecap. Sebagai sebuah unit usaha komersial, diperlukan keunggulan daya saing untuk dapat berkompetisi dengan unit usaha sejenis maupun yang berbeda jenis. Keunggulan daya saing ditentukan oleh faktor desain, mutu produk, pengembangan produk, input teknologi, nilai tambah, harga, penyerahan tepat waktu dan pelayanan penjual. Adanya tekanan yang sama kuat terhadap bisnis manufaktur saat ini, menuntut HASIL BUMI sebagai perusahaan yang memproduksi kecap agar lebih cerdas dalam menjalankan operasinya. Fungsi produksi dan operasi yang mentransformasikan input menjadi output
bertanggungjawab untuk menghasilkan produk dalam kuantitas dan kualitas yang telah ditentukan karena semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh suatu perusahaan, pihak manajemen tersebut harus mampu bekerja secara efektif, efisien, dan ekonomis berdasarkan tujuan yang ingin dicapai serta mampu mengidentifikasi kekuatan (strenght), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), serta tantangan (threat) yang mungkin dihadapi oleh perusahaan, sehingga pengelolaan perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik.
7 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016 adanya standar dan target perusahaan secara tertulis. Keadaan lain yang terjadi yaitu adanya bahan kemasan (botol) yang tidak sesuai atau pecah padahal dalam ketentuan di perusahaan bahan kemasan seharusnya tidak ada yang mengalami kerusakan. Setelah ditelaah lebih dalam, ternyata kerusakan tersebut diakibatkan oleh supplier dan pelanggan yang mengirim bahan kemasan tidak sesuai dengan kualitas serta kurangnya pemeriksaan bahan baku, sehingga hal tersebut mengakibatkan terjadinya botol yang pecah atau kondisi botol yang tidak sempurna.
Audit ini difokuskan pada fungsi produksi di perusahaan kecap HASIL BUMI. Agar target produksi dapat dicapai dan penyebab kegagalan dalam mencapai target produksi dapat diketahui, maka pihak manajemen pada fungsi produksi memerlukan suatu alat bantu yaitu audit atas fungsi produksi dan operasional. Mengingat besarnya pengaruh audit pada fungsi produksi dan operasional dalam meningkatkan pencapaian target produksi perusahaan, maka penerapan audit ini harus dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan standar dan norma yang berlaku. Berkaitan dengan penjabaran dan pemikiran di atas, maka penulis menetapkan judul “Audit Fungsi Produksi dan Operasi pada Perusahaan Kecap Hasil Bumi”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana aktivitas atas fungsi poduksi pada perusahaan kecap HASIL BUMI?
2. Bagaimana efektivitas fungsi produksi pada perusahaan kecap HASIL BUMI?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui aktivitas atas fungsi poduksi pada perusahaan kecap HASIL BUMI.
8 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016 3. Untuk memberikan saran atau rekomendasi untuk peningkatan efektivitas
9 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016
BAB II
TINJAUAN LITERATURE
A. Pengertian Audit Produksi dan Operasi
Menurut Bayangkara (2008:177), audit produksi dan operasi melakukan penilaian secara komprehensif terhadap keseluruhan fungsi produksi dan operasi untuk menentukan apakah fungsi tersebut telah berjalan dengan memuaskan (ekonomis, efektif, dan efisien). Audit produksi dan operasi tidak hanya dilakukan terbatas pada unit produksi, tetapi juga berlaku untuk keseluruhan proses produksi dan operasi.
B. Tujuan Audit Produksi dan Operasi
Tujuan utama audit produksi dan operasi adalah mengevaluasi efektifitas dan efisiensi organisasi, namun audit ini juga dapat menjangkau aspek yang ketiga, yaitu ekonomisasi. Evaluasi ekonomi adalah pemeriksaan atas biaya dan manfaat dari suatu kebijakan atau prosedur. Dalam konteks audit operasional, evaluasi ekonomi merupakan pertimbangan jangka panjang tentang apakah manfaat kebijakan atau prosedur lebih besar dari pada biayanya. Selain itu, menurut Bhayangkara (2008:178) tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan audit ini adalah untuk mengetahui:
1. Apakah produk yang dihasilkan telah mencerminkan kebutuhan pelanggan (pasar)?
2. Apakah strategi serta rencana produksi dan operasi sudah secara cermat menghubungkan antara kebutuhan untuk memuaskan pelanggan dengan ketersediaan sumber daya serta fasilitas yang dimiliki perusahaan?
3. Apakah strategi operasional dan produksi telah mempertimbangkan kelemahan – kelemahan internal, ancaman lingkungan eksternal serta peluang yang dimiliki perusahaan?
4. Apakah penetapan fasilitas operasional dan produksi telah mendukung berjalannya proses secara ekonomis, efektif dan efisien?
5. Apakah pemeliharaan dan perbaikan fasilitas operasional dan produksi telah berjalan sesuai dengan jadwal tang telah ditetapkan dalam mendukung penghasilan produk yang sesuai dengan kualitas yang ditetapkan dan diinginkan?
10 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016 6. Apakah setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi dan operasi telah
melaksanakan aktivitasnya sesuai dengan ketentuan serta aturan yang telah ditetapkan perusahaan?
C. Manfaat Audit Produksi dan Operasi
Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya audit operasional menurut Bhayangkara (2008:178) adalah:
1. Dapat memberikan gambaran kepada pihak yang berkepentingan tentang ketaatan dan kemampuan fungsi operasional dan produksi dalam menerapkan kebijakan serta strategi yang telah ditetapkan.
2. Dapat memberikan informasi tentang usaha- usaha perbaikan proses operasional dan produksi yang telah dilakukan perusahaan serta hambatan- hambatan yang dihadapi.
3. Dapat menentukan area permasalahan yang masih dihadapi dalam mencapai tujuan operasional serta tujuan perusahaan secara keseluruhan.
4. Dapat menilai kekuatan dan kelemahan strategi produksi dan operasi serta kebutuhan perbaikannya dalam meningkatkan kontribusi fungsi ini terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
D. Ruang Lingkup Audit Produksi dan Operasi
Ruang lingkup audit produksi dan operasi meliputi keseluruhan dari program/ aktivitas yang dikelola pada fungsi ini, yang merupakan bagian dari wewenang dan tanggung jawab untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Secara keseluruhan ruang lingkup audit produksi dan operasi meliputi:
1. Rencana produksi dan operasi
Rencana produksi dan operasi mengakomodasi rencana fungsi- fungsi bisnis lain, yang merupakan penjabaran dari rencana pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. Suatu rencana induk memuat tentang:
a. Jadwal induk produksi (master production schedule-MPS) b. Penilaian atas penggunaan kapasitas produksi
c. Tingkat persediaan
d. Perencanaan keseimbangan lintas produksi 2. Produktivitas dan peningkatan nilai tambah
11 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016 peningkatan manfaat yang diperoleh baik oleh perusahaan maupun pelanggan.
3. Pengendalian produksi dan operasi
Pengendalian produksi dan operasi menyangkut pengamatan atas hubungan antara proses yang berjalan dengan standar (kriteria) operasi yang telah ditetapkan. Tujuan utama pengendalian produksi dan operasi meliputi tiga hal penting dalam keunggulan bersaing perusahaan, meliputi:
a. Memaksimalkan tingkat pelayanan b. Meminimalkan investasi pada persediaan c. Efisiensi produksi dan operasi
Pengendalian produksi dan operasi meliputi pengendalian terhadap keseluruhan komponen dan tahapan dalam proses produksi meliputi hal- hal sebagai berikut:
a. Pengendalian bahan baku
b. Pengendalian peralatan dan fasilitas produksi c. Pengendalian transformasi
Kriteria merupakan standar yang harus dipatuhi oleh setiap bagian dalam perusahaan. Standar bisa berupa kebijakan yang telah ditetapkan manajemen, kebijakan perusahaan sejenis atau kebijakan industri, dan peraturan pemerintah.
2. Penyebab (Cause)
Cause adalah tindakan- tindakan yang dilakukan manajemen atau pegawai perusahaan termasuk tindakan- tindakan yang seharusnya dilakukan untuk memenuhi criteria tetapi tidak dilakukan oleh manajemen atau pegawai perusahaan. Dengan kata lain, cause adalah tindakan-tindakan yang menyimpang dari standar yang berlaku.
3. Akibat (Effect)
12 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016 yang berlaku.
E. Tahap- Tahap Audit Produksi dan Operasi
Menurut Bayangkara (2008: 9), tahap audit produksi dan operasi meliputi: 1. Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap objek yang diaudit.
2. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen
Pada tahapan ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai efektivitas pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dari hasil pengujian ini, auditor dapat lebih memahami pengendalian yang berlaku dalam objek audit sehingga dengan lebih mudah dapat diketahui potensi-potensi terjadinya kelemahan pada berbagai aktivitas yang dilakukan.
3. Audit Lanjutan (Terinci)
Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada tahap ini juga dilakukan pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan yang lain dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit. Temuan yang cukup, relevan, dan kompeten dapat disajikan dalam suatu kertas kerja audit (KKA) untuk mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi yang diberikan.
4. Pelaporan
Tahapan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Hal ini menyakinkan pihak manajemen tentang keabsahan hasil audit dan mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap berbagai kelemahan yang ditemukan.
5. Tindak Lanjut
13 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016 memiliki wewenang untuk mengharuskan manajemen melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan.
Menurut Tunggal (2000:177-178) terdapat langkah- langkah dalam melakukan audit produksi dan operasi antara lain sebagai berikut:
1. Merumuskan maksud dan tujuan dari dilaksanakannya audit produksi. 2. Menentukan ruang lingkup audit yang akan dijalankan.
3. Melakukan audit pendahuluan untuk mendapatkan data dan informasi yang bersifat umum tentang objek audit.
4. Menyusun program dan prosedur audit yang akan dilaksanakan.
5. Melaksanakan audit yang telah ditetapkan sesuai dengan program dan prosedur audit yang mencakup pengumpulan dan pemeriksaan data serta mengadakan wawancara.
6. Mengolah dan menganalisis hasil temuan. F. Pengertian Fungsi Produksi
Menurut Harming dan Numajamuddin (2007:3) definisi fungsi produksi adalah Fungsi yang diserahi tugas dan tanggungjawab untuk melakukan aktivitas pengubahan dan pengolahan sumber daya produksi (aset of input) menjadi keluaran (output), barang atau jasa, sesuai dengan perencanaan. Fungsi produksi menciptakan keguanaan bentuk (form utility), karena melalui kegiatan produksi nilai dan keguanaan suatu benda meningkat akibat dilakukannya penyempurnaan bentuk atas benda (input) yang bersangkutan. Secara singkat prawirosentono (2001:5) membagi ruang lingkup fungsi produksi menjadi tiga kategori:
1. Perencanaan produksi, merencanakan skala dan jenis produksi (Rencana Induk Produksi).
2. Pelaksanaan produksi, melaksanakan produksi sesuai dengan Rencana Induk Produksi.
3. Pengendalian produksi, mengendalikan proses produksi.
14 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan kecap HASIL BUMI yang beralamat di desa Grujugan dusun Tolasan RT/RW: 015/004 kecamatan Gapura kabupaten Sumenep. Penelitian ini dimulai pada tanggal 02 Oktober 2016 untuk tahap pra penelitian yaitu melakukan survei pendahuluan. Selanjutnya, dilakukan observasi serta pengambilan data mulai 20 Oktober 2016.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode expost facto yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi untuk mengetahui faktor- faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut (Sugiyono, 2001:7). Penelitian ini dilakukan untuk meneliti kejadian yang telah terjadi pada fungsi produksi perusahaan kecap HASIL BUMI dan menemukan penyebab kejadian tersebut. Penelitian ini juga termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif yang merupakan analisis data dengan cara mengumpulkan dan menjelaskan data non angka (kualitatif) yang kemudian dibandingkan dengan teori yang bersangkutan untuk memperoleh kejelasan hasil yang dijadikan sebagai kesimpulan dan saran.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah pemilik sekaligus menjadi direktur pada perusahaan kecap HASIL BUMI. Objek penelitian ini adalah data berupa catatan pemilik yang berkaitan dengan bagian produksi, dokumen- dokumen yang berhubungan dengan aktivitas fungsi produksi di perusahaan kecap HASIL BUMI yang beralamat di desa Grujugan Dusun Tolasan RT/RW: 015/004 kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Wawancara (Interview), yaitu dengan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan audit fungsi produksi dan operasi kepada narasumber, yaitu pemilik sekaligus direktur perusahaan kecap HASIL BUMI.
15 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016 2. Dokumentasi, memperoleh dan mendapatkan dokumen- dokumen atau
catatan yang terdapat di perusahaan, misalnya struktur organisasi, lokasi perusahaan dan lainnya khususnya dokumen- dokumen data terkait fungsi produksi.
3. Observasi, mengamati secara langsung pada objek yang diteliti yait terhadap aktivitas perusahaan yang erat kaitannya dengan masalah audit fungsi produksi dan operasional agar memperoleh gambaran dengan jelas dan sebenarnya mengenai perusahaan serta masalah yang dihadapi oleh perusahaan, khususnya pada bagian produksi perusahaan kecap HASIL BUMI.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, melingkupi beberapa tahap yang berfungsi untuk mengukur tingkat keberhasilan manajemen perusahaan dalam mencapai efektifitas, diantaranya sebagai berikut:
1. Criteria (Kriteria)
2. Cause (Penyebab)
3. Effect (Akibat) F. Kerangka Berfikir
Dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan permasalahan yang dihadapi bukan hanya terdapat pada modal, sumber daya manusia, uang, dan lingkungan kerja saja, tetapi menyangkut pengendalian fungsi produksi dan operasi. Fungsi produksi dan operasi dapat dikelola dengan baik sehingga menghasilkan produksi yang sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan perusahaan dan dapat mencapai tujuan perusahaan secara ekonomis, efektif, dan efisien.
16 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016 pengujian terhadap pengendalian manajemen, tahap pemeiksaan terinci (condisi, criteria, cause, effect) dan tahap pelaporan.
G. Paradigma Penelitian
Pelaporan Hasil Audit atas Fungsi Produksi dan Operasi pada Perusahaan Kecap HASIL BUMI
Mengadakan Evaluasi Pelaksanaan Audit atas Fungsi Produksi dan Operasi: 1. Menentukan Kondisi
2. Menentukan Kriteria 3. Menentukan Penyebab 4. Mengetahui Akibat
Menyusun Program Pengujian Terinci
Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen atas Fungsi Produksi perusahaan kecap
17 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Audit Pendahuluan
a. Sejarah Berdirinya Perusahaan
Kecap HASIL BUMI yang biasa dikenal sebagai kecap “Dua Kelapa” didirikan oleh Bapak. H. Mustofa.Alm pada tahun 1999 di desa Grujugan dusun Tolasan RT/RW: 015/004 kecamatan Gapura, kabupaten Sumenep. Perusahaan kecap ini secara resmi telah terdaftar: D.00 2011044009 dengan P-IRT. No.1113529030234-20/1999.
Pada awalnya Bapak. H.Mustofa.Alm sering melihat kecap digunakan sebagai pendamping makanan atau ditambahkan dalam masakan. Karena hal itulah beliau berpikir untuk membuat kecap. Usaha ini berawal dari industri rumah tangga pada tahun 1999, karena pembuatan kecap hanya dilakukan dirumah, dengan pemasaran yang hanya dilakukan dengan menggunakan sepeda. Dari tahun ke tahun, produksi kecap ini semakin maju dan akhirnya berkembang menjadi indutri perusahaan kecap yang memiliki ijin dari pemerintah.
Pada tahun 2009, setelah meninggalnya Bapak. H.Mustofa usaha ini dilanjutkan oleh putranya yaitu Norhasan. Karena produk kecap tersebut sangat laris dipasar, Norhasan memperbaiki sistem manajemen usaha. Untuk manajemen dan produksi ditangani sendiri oleh Norhasan dengan bantuan 15 orang karyawan. Kemudian sistem pemasaran yang hanya menggunakan sepeda diganti dengan menggunakan mobil keliling (pick up) untuk membantu memperluas area pemasaran produknya.
Pada awalnya, kemasan yang digunakan untuk mengemas kecap yang diproduksi yaitu menggunakan plastik, harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau, mulai dari harga Rp.500,- s/d Rp.1000,-. Kemudian dengan semakin berkembangnya usaha tersebut, juga digunakan kemasan botol kaca. Adapun pemasarannya dilakukan di daerah Madura (Sumenep, Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan), hingga ke luar madura seperti daerah Situbondo, dsb.
18 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016
Kecap cap “Dua Kelapa” diproduksi melalui proses masak hingga
pengemasan produk. Pemeriksaan kualitas bahan baku dilakukan secara rutin untuk menjaga kualitas produk tetap baik dan layak untuk dikonsumsi. Kebersihan botol kecap, kebersihan ruangan dan petugas operator menjadi syarat mutlak dalam proses produksi.
b. Visi dan Misi Perusahaan
Menurut hasil wawancara kepada pemilik Visi Perusahaan kecap HASIL BUMI yaitu menjadi perusahaan yang dapat memberikan kesejahteraan lingkungan dan manfaat bagi masyarakat. Sedangkan Misi perusahaan yaitu:
1) Bersikap peduli terhadap dinamika kebutuhan masyarakat akan ketersediaan pangan.
2) Menghasilkan produk yang halal, aman dan berkualitas dengan memperhatikan citarasa dan selera konsumen.
3) Menjadikan produk HASIL BUMI sebagai pelengkap hidangan keluarga yang sehat dan bernilai gizi tinggi.
4) Menjalin kemitraan yang harmonis dan membentuk jaringan pasar yang luas untuk meraih posisi terdepan dibidang pemasaran.
5) Senantiasa mengutamakan kepuasan pelanggan secara berkesinambungan dan maksimal.
Tujuan dari perusahaan kecap HASIL BUMI antara lain:
1) Menciptakan lapangan pekerjaan dengan tujuan untuk mengurangi jumlah pengangguran
2) Memenuhi kebutuhan konsumen 3) Memanfaatkan sumber daya alam
19 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016 c. Data Karyawan
Menurut hasil wawancara yang dilakukan, jumlah karyawan perusahaan kecap HASIL BUMI berjumlah 15 orang, yaitu:
No Nama Jenis Kelamin
Keterangan
1 Hamid
L Melaksanakan, dan bertanggungjawab langsung terhadap seluruh kegiatan proses produksi.
2 Zehma
L Melaksanakan, dan bertanggungjawab langsung terhadap seluruh kegiatan proses produksi.
3 Juma’eya
P Bertanggungjawab terhadap penanganan produk tidak sesuai selama proses dan produk jadi.
4 Pusiani
P Melaksanakan pengemasan produk, dan bertanggungjawab terhadap penyimpanan produk jadi. 5 Ebbhu
P Melaksanakan pengemasan produk, dan bertanggungjawab terhadap penyimpanan produk jadi. 6 Sahwani
P Melaksanakan pengemasan produk, dan bertanggungjawab terhadap penyimpanan produk jadi. 7 Errus
P Melaksanakan pengemasan produk, dan bertanggungjawab terhadap penyimpanan produk jadi. 8 Ekkis
P Melakukan kegiatan pemeliharaan, dan perawatan terhadap peralatan, dan bahan kemasan produksi. 9 Punima
P Melakukan kegiatan pemeliharaan, dan perawatan terhadap peralatan dan bahan kemasan produksi. 10 Iis
P Melakukan kegiatan pemeliharaan, dan perawatan terhadap peralatan dan bahan kemasan produksi. 11 Mulki
L Bertanggungjawab dalam mengeluarkan bahan baku (input) dan produk jadi dari gudang (output).
12 Horri
L Bertanggungjawab dalam memasarkan produk jadi. 13 Rusdi L Bertanggungjawab dalam memasarkan produk jadi.
14 Enjid L Bertanggungjawab dalam memasarkan produk jadi.
15 As’ari L Bertanggungjawab dalam memasarkan produk jadi.
20 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016 d. Struktur Organisasi
Menjamin kelancaran mekanisme manajemen perusahaan kecap HASIL BUMI membentuk suatu struktur organisasi, dengan struktur organisasi dapat diketahui dan dimengerti akan tugas, hak, dan tanggungjawab masing-masing sesuai dengan posisi atau kedudukannya.
Menurut hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis perusahaan tidak memiliki struktur organisasi secara tergambar seperti pada organisasi pada umumnya, menurut Bapak. Norhasan (pemilik) perusahaan berjalan secara sederhana dengan garis kekuasaan dan tanggungjawab dari pemilik yang menjadi pimpinan/ direktur yang secara langsung serta memberikan pengawasan kepada bawahan (karyawan) dalam menjalani tugas dan tanggungjawab yang diberikan pada masing- masing bagian. Adapun gambaran struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
21 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016 e. Proses Produksi
Dalam aktivitas normal perusahaan proses produksi kecap dilakukan 5 kali dalam 1 minggu sebanyak 1,5 ton bahan baku yang diproses. Akan tetapi apabila terjadi menurunnya tingkat permintaan di pasar, hal yang dilakukan perusahaan adalah mengurangi jadwal produksi kecap dari yang awalnya berkisar 20 kali dalam 1 bulan menjadi 15 kali dalam 1 bulan, sebaliknya, apabila permintaan di pasar naik melewati batas perencanaan maka perusahaan kecap HASIL BUMI juga menambah produksi kecapnya dari 20 kali dalam 1 bulan menjadi 25 kali.
Peralatan yang digunakan perusahaan dalam memproduksi kecap yaitu, (1) Bak pencucian (2) Bak perendam (3) Tungku (4) Tampah (5) Alat penyaring (6) Tempat penampungan kecap (7) Bak penampungan garam (8) Botol. Adapun proses produksi kecap dapat dilihat pada siklus berikut ini:
22 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016 2. Hasil Review dan Pengujian Pengendalian Fungsi Produksi Perusahaan
Kecap HASIL BUMI
a. Persiapan Proses Produksi
1) Cek kondisi peralatan produk
a) Botol kecap, bila botol mengalami retak, atau tidak sempurna maka botol harus diganti dengan yang baru.
b) Krat, bila karet krat sudah mengalami kerusakan, maka krat tidak boleh dipergunakan dan harus diganti dengan krat yang baru atau diperbaiki bila dapat masih dapat dilakukan.
2) Cek kesiapan pengemasan produk
a) Persiapan kondisi ruangan pengemasan
b) Menjaga kebersihan ruangan dan alat pengisi botol kecap 3) Cek kesiapan bahan baku penolong
a) Cek kondisi bahan penolong yang telah diperiksa oleh bagian Quality Control.
b) Periksa jumlah bahan penolong sesuai dengan kebutuhan produksi c) Periksa botol dan krat yang akan digunakan
d) Botol bekas yang kotor maupun berbau dilakukan pencucian sesuai dengan intruksi kerja pencucian botol, yaitu dengan cara disikat bagian luar dan dalam, kemudian dibilas menggunakan air bersih. 4) Cek kesiapan operator
Pastikan operator meggunakan sarana pengaman (masker, tutup kepala, sarung tangan, dan sepatu boots) guna mengurangi risiko- risiko yang dapat terjadi lainnya yang dapat membahayakan keselamatan kerja operator dalam proses produksi kecap.
b. Pelaksanaan Proses Produksi
23 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016 2) Hasil dari proses fermentasi moroni (kedelai) diambil dalam jumlah
tertentu. Kemudian disaring untuk diambil sari kedelainya. Penyaringan dilakukan dengan menggunakan alat penyaring sehingga didapatkan sari kedelai yang bebas dari kotoran.
3) Proses selanjutnya, gula karamel dan sari kedelai dididihkan hingga aroma dan rasanya terbentuk. Bumbu dan rempah- rempah yang lain ditambahkan sesuai resep. Untuk mencapai kekentalan tertentu diambil sampel untuk diteliti, apabila sudah memenuhi standart kekentalan yang ditentukan, kemudian dilakukan penyaringan dan dilakukan pemindahan kecap dari tungku ke tempat penampungan.
4) Proses penyaringan dilakukan sebanyak 2 kali, pertama menggunakan penyaring yang ukuran meshnya lebih besar dan pada tahap kedua digunakan penyaring yang ukuran meshnya lebih kecil. Diharapkan pada produk akhir kecap yang dihasilkan dapat benar- benar murni dan bersih sehingga dapat dialirkan kedalam kemasan dengan lancar.
5) Proses pengisian, kecap disalurkan dari tempat penampungan kemudian diisikan ke dalam kemasan dalam keadangan dingin. Pengisian kecap kedalam kemasan dilakukan dengan cara manual dengan menggunakan kran- kran pasif yang dapat dibuka dan ditutup oleh kayawan bagian pengemasan. Terdapat standar volume pengisian atau aturan pengisian produk kecap ke dalam kemasan. Pengisian kecap ke dalam botol (kaca) tidak diisikan sampai penuh. Hal ini memiliki tujuan untuk meminimalkan kandungan oksigen dalam tabung, mengatur tekanan dalam botol, serta mengontrol mutu produk. Botol (kaca) yang digunakan merupakan bekas dari botol kecap sebelumnya, baik yang berasal dari suplier maupun dari konsumen itu sendiri. Botol botol tersebut dicuci terlebih dahulu secara manual hingga bersih. Kemudian setelah dikeringkan dilakukan proses labelling.
24 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016 adanya kegagalan penutupan sehingga kecap yang dihasilkan dapat ditumbuhi oleh mikroorganisme. Pengisian secara manual dapat memungkinkan terjadinya perbedaan jumlah volume, penutupan yang kurang rapat, dan sebagainya.
7) Produkdikemas kecap yang sudah dikemas dengan kemasan disimpan dalam gudang penyimpanan produk jadi. Peletakan produk disesuaikan dengan jenisnya masing- masing dan diberi kode atau catatan tanggal produksi. Sehingga produk yang lebih dahulu diproduksi yang akan keluar atau didistribusikan lebih dulu, atau dengan kata lain menggunakan sistem FIFO (first in first out). Produk kecap didistribusikan pada warung- warung, toko, restoran dsb oleh bagian pemasaran.
B. Analisis Data dan Rekomendasi
1. Jadwal Induk Produksi
a. Kondisi (Condition)
25 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016 b. Kriteria (Criteria)
Jadwal induk produksi yang akurat akan dapat meminimalkan biaya persediaan karena adanya jadwal ini telah menghubungkan antara kebutuhan konsumen dengan jadwal pengiriman, penerimaan bahan baku dan pengelolaan. Jadwal produksi yang akurat juga dapat meminimalkan kerja lembur (overtime), waktu sumber daya yang menganggur dan penentuan sumber daya yang optimal. sehingga perusahaan akan mudah mengetahui keseluruhan aktivitas produksinya mulai dari kebutuhan bahan baku, penggunaan dan pemeliharaan fasilitas produksi sampai dengan pelepasan produk ke pasar. Secara otomatis didalamnya juga memuat tentang jadwal produksi 20 kali dalam 1 bulan sebanyak 1,5 ton bahan baku yang diolah per produksi, kemudian setelah proses produksi dilakukan para karyawan langsung melanjutkan proses pengemasan produk.
c. Penyebab (Cause)
Permasalahan ini terjadi ketika harga bahan baku di pasar naik, sehingga perusahaan akan menanggung kerugian dalam setiap ton produksi. Selanjutnya, permasalahan terjadi disebabkan menurunnya daya beli masyarakat akan produk, sehingga perusahaan mengurangi jadwal produksinya dari 20 kali dalam 1 bulan menjadi 15 kali.
d. Akibat (Effect)
Penetapan harga produk dalam kondisi naiknya harga bahan baku akan membuat perusahaan menanggung kerugian dalam setiap produksi. Turunnya daya beli masyarakat akan produk dapat membuat perusahaan memilih keputusan untuk mengurangi jadwal produksinya.
Rekomendasi:
26 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016 bahan baku dapat diketahui, serta melakukan pengecekan bahan baku secara rutin agar kualitas tetap terjaga. Selain itu, perusahaan harus melibatkan pemasok kedalam rencana keberhasilan perusahaan, karena model ini banyak dikembangkan dalam praktek produksi modern saat ini. Karena dengan membangun hubungan yang erat (kemitraan) dengan pemasok dan menjelaskan rencana dan standar kebutuhan bahan baku kepadanya, pemasok akan memahami dengan baik kebutuhan perusahaan terhadap pasokan bahan baku dalam kualitas, kuantitas dan waktu pasokan tersebut dibutuhkan harus sudah tersedia diperusahaan.
2. Aktivitas Pengendalian Peralatan Dan Fasilitas Produksi
a. Kondisi (Condition)
Aktivitas pengendalian peralatan dan fasilitas produksi bertujuan untuk memastikan bahwa semua peralatan dan fasilitas produksi ada dalam keadaan siap untuk melaksanakan proses produksi sesuai dengan ketentuan pengunaannya. Seluruh peralatan dan fasilitas produksi lainnya harus sesuai dengan ukuran dan desain produk yang telah ditentukan. Akan tetapi perusahaan kecap HASIL BUMI mengalami permasalahan untuk memenuhi target bahan kemasan yaitu botol kaca yang digunakan sebagai alat pengemas produk. Ternyata botol bekas yang ada masih banyak mengalami adanya ketidaksesuaian atau rusak.
b. Kriteria (Criteria)
Peralatan ini harus berada pada tempat yang tepat sesuai dengan kebutuhan proses produksi yang efektif dan efisien. Penempatan fasilitas dan peralatan harus sesuai dengan karakteristik dan metode produksi yang telah diterapkan, sehingga arus material dalam proses produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien. Disamping itu pengelolaan fasilitas dan peralatan produksi harus didukung oleh aturan penggunaan dan pemeliharaan. Aturan ini berfungsi untuk melindungi operator dari kecelakaan.
c. Penyebab (Cause)
27 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016 Sebaliknya, apabila peralatan dan fasilitas produksi mengalami kerusakan sehingga peralatan dan fasilitas produksi tidak terpenuhi sesuai dengan yang ditetapkan, maka kuantitas produk akhir akan mengalami penurunan. Hal tersebut menjadi penyebab terjadinya ketidaktercapaian target peralatan yang disebabkan oleh supplier dan pelanggan yang mengirim bahan kemasan sebagai peralatan produksi tidak sesuai dengan kualitas serta kurangnya pemeriksaan bahan kemasan, sehingga hal tersebut mengakibatkan terjadinya botol yang pecah atau kondisi botol yang tidak sempurna.
d. Akibat (Effect)
Ketersediaan peralatan dan fasilitas produksi menjadi suatu keharusan yang bertujuan untuk menghasilkan produk akhir sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Terjadinya botol kaca yang retak atau tidak sempurna masuk ke dalam proses produksi sehingga meningkatkan produk cacat. Apabila bahan kemasan sebagai peralatan produksi tidak sesuai target yang ditetapkan, maka secara otomatis jumlah produk akhir yang diperoleh akan menurun dari target awal, dan menyebabkan perusahaan akan mengeluarkan biaya tambahan untuk mengatasi hal tersebut.
Rekomendasi:
Perusahaan harus melakukan pengecekan terhadap pengembalian bahan kemasan apabila itu dari pelanggan sebelumnya, dan dari supplier
28 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016 3. Tingkat Produk Cacat
a. Kondisi (Condition)
Perusahaan telah melakukan upaya pengendalian terjadinya produk cacat. Aturan proses produksi yang jelas dan teroganisir mulai dari penanganan bahan baku, penyimpanan, pengemasan, hingga penyerahan untuk menjamin kesesuaian produk jadi. Selain itu, identifikasi produk membantu perusahaan mengatasi kegagalan produk. Namun, perusahaan kecap HASIL BUMI mengalami permasalahan yaitu jumlah produk cacat yaitu kurang lebih 3%.
b. Kriteria (Criteria)
Alur dan ketentuan pengolahan bahan baku dari penanganan, penyimpanan, pengemasan, hingga penyerahan. Pada bagian bahan baku gula, kedelai, dan garam sesuai dengan kebutuhan yang kemudian melakukan pengecekan dan pengujian bahan baku berdasarkan spesifikasi yang telah ditentukan dan produk cacat maksimal 5% dari jumlah produksi bulanan yang telah ditetapkan oleh perusahaan kecap HASIL BUMI. c. Penyebab (Cause)
Penyebab adanya produk yang cacat yaitu karena faktor manusia (operator) yang tidak memperhatikan aturan dengan benar. Sistematika dan langkah produksi yang jelas dapat menghindari perusahaan dari terjadinya produk cacat. Langkah produksi yang telah diatur dengan baik dan jelas membuat perusahaan kecap HASIL BUMI mampu menghindari terjadinya pemborosan dan produk cacat. Meski demikian, produk cacat masih tetap ada namun jumlah yang dihasilkan akan terminimalisir dan sangat jarang terjadi atau tidak akan terjadi.
d. Akibat (Effect)
29 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016 Rekomendasi:
30 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan telaah terhadap hasil penelitian tentang audit atas fungsi produksi dan operasional pada perusahaan kecap HASIL BUMI, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Jadwal Induk Produksi
Perusahaan kecap HASIL BUMI tidak memiliki jadwal induk produksi (master production schedule- MPS) secara tertulis, akan tetapi proses produksi dan operasional telah berjalan dan dilaksanakan dengan baik sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh pemilik perusahaan, sehingga tidak ada rencana secara tertulis yang memuat tentang kuantitas input yang akan diproses seperti permintaan konsumen, kemampuan teknis, ketersediaan SDM, fluktuasi persediaan, kinerja pemasok, dan berbagai pertimbangan lainnya. Terdapat permasalahan ketika harga bahan baku melambung tinggi, sedangkan harga produk tetap sama, hal ini dapat membuat perusahaan menanggung kerugian dalam setiap produksi. Selanjutnya, berubahnya cuaca dari musim kemarau pada musim hujan dapat membuat perekonomian masyarakat menengah ke bawah semakin melemah, sedangkan yang menjadi pasar sasaran perusahaan adalah konsumen dari kalangan menengah ke bawah hingga masyarakat menengah ke atas. Hal ini menjadi penyebab turunnya daya beli masyarakat terhadap produk, sehingga perusahaan memilih mengubah jadwal induk produksi, yang biasanya produksi dilakukan sebanyak 20 kali dalam satu bulan, berkurang menjadi 15 kali.
2. Aktivitas Pengendalian Peralatan Dan Fasilitas Produksi
31 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016 produk. Ternyata botol bekas yang ada masih banyak mengalami adanya ketidaksesuaian atau rusak.
3. Tingkat Produk cacat
Perusahaan telah melakukan upaya pengendalian terjadinya produk cacat. Aturan proses produksi yang jelas dan teroganisir mulai dari penanganan bahan baku, penyimpanan, pengemasan, hingga penyerahan untuk menjamin kesesuaian produk jadi. Selain itu, identifikasi produk membantu perusahaan mengatasi kegagalan produk. Namun, perusahaan kecap HASIL BUMI mengalami permasalahan yaitu jumlah produk cacat yaitu kurang lebih 3%. B. Saran/ Rekomendasi
Agar perusahaan dapat menghindari terjadinya permasalahan tersebut, maka perusahaan harus memilki jadwal induk produksi (master production shcedule) yang akurat. Jadwal produksi yang akurat akan memuat tentang kapan perusahaan harus memperbanyak stock bahan baku, tentunya ketika harga stabil (normal) atau harga dibawah rata- rata. Akan tetapi, perusahaan harus melakukan pengecekan terutama pada awal pembelian sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian apabila kondisi bahan baku dapat diketahui, serta melakukan pengecekan bahan baku secara rutin agar kualitas tetap terjaga, maka dari itu, perusahaan harus meningkatkan sistem pencatatan dan pembukuan dalam setiap aktivitas usahanya. Selain itu, perusahaan harus melibatkan pemasok kedalam rencana keberhasilan perusahaan, karena model ini banyak dikembangkan dalam praktek produksi modern saat ini. Karena dengan membangun hubungan yang erat (kemitraan) dengan pemasok dan menjelaskan rencana dan standar kebutuhan bahan baku kepadanya, pemasok akan memahami dengan baik kebutuhan perusahaan terhadap pasokan bahan baku dalam kualitas, kuantitas dan waktu pasokan tersebut dibutuhkan harus sudah tersedia diperusahaan.
32 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016 tersebut secara jelas memuat tentang pedoman pembersihan peralatan setelah digunakan, jadwal perawatan dan perbaikan- perbaikan signifikan yang diperlukan untuk mendukung kelancaran proses produksi.
33 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik Jilid II. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Amin Widjaya Tunggal. (2000). Manajemen Audit Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Bayangkara, IBK. (2008). Management Audit: Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi. Jakarta : Salemba Empat.
Haming, Murdifin. dan Nurnajamuddin, Mahfud. 2007. Manajemen Produksi Modern: Operasi Manufaktur dan Jasa. Jakarta: Bumi Aksara.
Http://endovus.blogspot.com/2015/12/makalah-audit-produksi.html, yang diakses pada tanggal 05 Oktober 2016.
Http://henrich27.blogspot.com/2014/05/pengertian-audit-produksi-dan- operasi.html, yang diakses pada tanggal 05 Oktober 2016.
Http://pengertianpengertian.blogspot.com/2012/03/pengertian-fungsi produksi.html, yang diakses pada tanggal 05 Oktober 2016.
34 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016
LAMPIRAN- LAMPIRAN
Surat Observasi
Surat Pernyataan Observasi
35 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016 Gambar: Foto Bersama Bapak. Norhasan (pemilik) perusahaan
36 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016 Gambar: auditor ketika melakukan audit di perusahaan
37 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016 Gambar: Peralatan Produksi yang Sudah dicuci dan Akan dilakukan proses pengeringan
38 Audit operasional; Fungsi produksi
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 2016 Gambar: Alat Pengisi Kecap Manual Ke dalam Botol dan Sachet
39 Audit operasional; Fungsi produksi
40 Audit operasional; Fungsi produksi
41 Audit operasional; Fungsi produksi
42 Audit operasional; Fungsi produksi
43 Audit operasional; Fungsi produksi
44 Audit operasional; Fungsi produksi
45 Audit operasional; Fungsi produksi
46 Audit operasional; Fungsi produksi
47 Audit operasional; Fungsi produksi
48 Audit operasional; Fungsi produksi
4 9