• Tidak ada hasil yang ditemukan

Visi Menjadi Perusahaan Efek yang terpercaya dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Visi Menjadi Perusahaan Efek yang terpercaya dan"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Visi dan Misi

2

Ikhtisar Data Keuangan Penting

3

Laporan Dewan Komisaris

4

Laporan Dewan Direksi

5

Profil Perseroan

6

Informasi Perseroan

7

Dewan Komisaris dan Direksi

8

Sumber Daya Manusia

9

Struktur Organisasi

9

Analisis Dan Pembahasan Manajemen

10

Informasi Khusus

13

Tata Kelola Perusahaan

15

Laporan Komite Audit

19

21

(3)

Visi dan Misi

Visi

Menjadi Perusahaan Efek yang terpercaya dan

terintegrasi penuh dalam Bidang “Brokerage, Underwriter &

Financial Advisory Services”

Misi

Meningkatkan

kepercayaan

nasabah

dengan

memberikan kualitas pelayanan yang disesuaikan dengan

kebutuhan masing-masing nasabah

Meningkatkan eksistensi dan nilai Perseroan secara

berkesinambungan agar dapat memberi nilai tambah kepada

nasabah, karyawan, pemegang saham dan stakeholders

(pemangku kepentingan)

(4)

Ikhtisar Data Keuangan Penting

A. Data Keuangan

(dalam jutaan rupiah, kecuali laba bersih per saham)

Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

Pendapatan usaha 4.681 876 3.382 2.307 2.328

Laba (rugi) usaha 1.044 (3.257) (1.778) (632) (431)

Laba (rugi) bersih 2.548 954 (2.882) (2.812) 915

Jumlah aset lancar 67.557 55.654 58.041 52.626 50.013

Jumlah aset 68.419 56.357 59.500 53.043 50.358

Jumlah liabilitas 12.742 7.305 9.709 6.065 2.466

Jumlah ekuitas 55.677 49.053 49.791 46.978 47.893

Laba (rugi) bersih per saham 10 4 (11) (11) 3

B. Rasio-Rasio Penting

(dalam persentase)

Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

Rasio Pertumbuhan

* Pendapatan usaha (4,94) (81,29) 286,07 (31,78) 0,91

* Laba (rugi) usaha (44,02) * (45,41) (64,45) (31,80)

* Laba (rugi) bersih 42,75 (62,56) ** (2,42) ***

* Jumlah aset 12,15 (17,63) 5,58 (10,85) (5,06)

* Jumlah liabilitas 29,32 (42,67) 32,91 (37,54) (59,34)

* Jumlah ekuitas 8,85 (11,90) 1,50 (5,65) 1,95

Rasio Usaha

* Laba (rugi) usaha terhadap pendapatan usaha 22,30 (371,64) (52,58) (27,40) (18,52)

* Laba (rugi) bersih terhadap pendapatan usaha 54,43 108,90 (85,21) (121,89) 39,28

* Laba (rugi) bersih terhadap jumlah aset 3,72 1,69 (4,84) (2,88) 1,82

* Laba (rugi) bersih terhadap jumlah ekuitas 4,58 1,94 (5,79) (3,25) 1,91

Rasio Keuangan

* Aset lancar terhadap liabilitas lancar 530,19 761,86 597,81 867,75 2.028,42

* Liabilitas terhadap ekuitas 22,89 14,89 19,50 12,91 5,15

* Liabilitas terhadap aset 18,62 12,96 16,32 11,43 4,90

Catatan

* Rasio pertumbuhan laba (rugi) usaha tidak bisa dihitung karena pada tahun 2008 Perseroan mengalami rugi, sehingga tidak dapat diperbandingkan dengan tahun 2007 yang masih membukukan laba.

** Rasio pertumbuhan laba (rugi) bersih tidak bisa dihitung karena pada tahun 2009 Perseroan mengalami rugi, sehingga tidak dapat diperbandingkan dengan tahun 2008 yang memperoleh laba.

(5)

Laporan

Dewan Komisaris

CHU JANG LIE

Komisaris Utama

Para Pemegang Saham yang terhormat,

Di tengah ketidakpastian ekonomi dunia, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mencetak kenaikan 3,2 % sepanjang tahun ini, pada perdagangan terakhir 2011 IHSG ditutup pada posisi 3.821,99 dari posisi akhir tahun lalu 3.703,51. Kinerja IHSG berada di urutan ketiga terbaik di kawasan Asia, di bawah bursa Mongolia dan Philipina, dan IHSG pernah mencapai level tertinggi sepanjang sejarah pasar modal yaitu 4.193,44 pada tanggal 1 Agustus 2011. Adapun nilai kapitalisasi pasar saham meningkat sekitar 9 % pada tahun ini menjadi Rp 3.537 triliun, dibandingkan Rp 3.247 triliun pada akhir tahun lalu.

Skala makro ekonomi Indonesia menunjukkan kondisi yang relatif stabil, dimana tingkat pertumbuhan ekonomi mencapai 6,5 % sementara tingkat inflasi sebesar 3,79 % (menurut Badan Pusat Statistik), sedangkan tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) mencapai 6,0 %, demikian pula dengan nilai tukar rupiah yang berada pada kisaran Rp 9.000,- per dollar Amerika Serikat.

Indonesia akhirnya memperoleh kembali peringkat investment grade setelah status itu lepas ketika terjadi krisis moneter 1997. Fitch Ratings pertengahan Desember 2011 memutuskan untuk menaikkan peringkat surat berharga pemerintah RI ke level layak investasi, dan paling lambat awal tahun depan lembaga pemeringkat internasional Moody’s Investors Service dan Standard & Poor’s (S&P) diperkirakan mengikuti jejak Fitch Ratings.

Apa yang telah dicapai pada tahun 2011 tersebut diharapkan dapat memberikan landasan yang baik untuk menghadapi tahun 2012. Dan itu semua sesungguhnya merupakan hasil sinergi antara kerja keras, komitmen dan jerih payah serta dedikasi yang telah dicurahkan oleh seluruh jajaran manajemen dalam mewujudkan pertumbuhan Perseroan, dengan dukungan dan kerjasama yang diperoleh dari seluruh nasabah, mitra usaha dan pemegang saham yang telah terjalin dengan baik selama ini.

Chu Jang Lie

(6)

Laporan

Dewan Direksi

LUCIANA

Direktur Utama

Para Pemegang Saham yang terhormat,

Perlahan tapi pasti perekonomian Indonesia terus merangkak naik setelah mengalami kontraksi pada tahun 1998, dengan mengantongi pertumbuhan ekonomi 6,5 % tahun ini. Sebuah perjuangan panjang di tengah bayang-bayang risiko eksternal dan tantangan ekonomi global yang semakin kompleks, seperti berlanjutnya krisis utang kawasan dan permasalahan defisit besar Amerika Serikat yang kembali menghantui sektor keuangan, akibatnya perekonomian global melambat menyisakan ketidakpastian, namun perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh dengan baik dan stabil.

Menjelang tutup tahun 2011 Indonesia seperti mendapatkan banyak berkah, secara keseluruhan Indonesia mendapatkan berkah stabilitas politik yang mantap, stabil tapi dinamis didukung fundamental ekonomi yang solid dengan risiko inflasi yang rendah. Apalagi menjelang tutup tahun Indonesia mendapatkan hadiah yang paling di tunggu yaitu predikat investment grade. Setelah menanti 14 tahun pasca krisis 1997/1998, Indonesia mendapatkan predikat layak untuk investasi, yang akan semakin memperbaiki profil investor yang lebih berkualitas, lebih jangka panjang dan menurunkan biaya dana bagi negara dan perusahaan Indonesia.

Disisi lain belajar dari pengalaman munculnya sejumlah pelanggaran di lantai bursa, Bapepam & LK, Bursa Efek Indonesia (BEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) telah melaksanakan program fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) untuk rekening efek nasabah, penerapan identitas tunggal bagi setiap nasabah (Single Investor Identification) dan penerapan Fund Separation untuk rekening dana nasabah untuk mencegah terjadinya pelanggaran dan sebagai perwujudan pasar modal yang transparan dan terpercaya serta penerapan perhitungan MKBD yang baru.

Pada tahun ini pendapatan usaha Perseroan mencapai Rp 2.328 juta, mengalami kenaikan sebesar 0,91 % dibandingkan tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 2.307 juta. Rugi usaha Perseroan dapat diturunkan menjadi Rp 431 juta ditahun 2011, merupakan penurunan sebesar Rp 201 juta atau 31,80 % dibandingkan tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 632 juta. Perseroan memperoleh laba bersih sebesar Rp 915 juta dibandingkan tahun sebelumnya yang mengalami rugi bersih sebesar Rp 2.812 juta. Sedangkan penghasilan lain-lain menjadi Rp 1.162 juta ditahun 2011 yang merupakan kenaikan sebesar Rp 1.089 juta atau 1.482,68 %, dibandingkan tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 73 juta. Disamping itu beban usaha dapat ditekan menjadi Rp 2.759 juta ditahun 2011 turun sebesar Rp 180 juta atau 6,13 %, dibandingkan tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 2.940 juta.

Dalam divisi Penjamin Emisi Efek, Perseroan telah berperan dalam bentuk keikutsertaan sindikasi penjamin emisi efek dari penawaran umum saham perdana PT Garuda Indonesia Tbk, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk, PT HD Finance Tbk, PT Buana Listya Tama Tbk, PT Jaya Agra Wattie Tbk, PT Metropolitan Land Tbk, PT Sidomulyo Selaras Tbk, PT Alkindo Naratama Tbk, PT Solusi Tunas Pratama Tbk, PT Atlas Resources Tbk, PT Visi Media Asia Tbk, PT Golden Energy Mines Tbk, PT Cardig Aero Services Tbk, PT ABM Investama Tbk, PT Greenwood Sejahtera Tbk, PT Saranacentral Bajatama Tbk dan PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk sebagai penjamin emisi (underwriter).

(7)

Profil Perseroan

Perseroan didirikan dengan nama PT Ravindo Securitama di Jakarta pada tanggal 8 Agustus 1989 berdasarkan akta Notaris Rachmat Santoso, S.H. No. 49. Pada tahun 1996 nama Perseroan diubah menjadi PT Yulie Sekurindo.

Saat ini Perseroan terdaftar sebagai anggota Bursa Efek Indonesia. Kegiatan usaha yang Perseroan jalankan adalah dalam bidang perantara pedagang efek, penjamin emisi efek dan kegiatan lain dengan memperhatikan ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal. Perseroan memperoleh ijin usaha di bidang Penjamin Emisi Efek dan bidang Perantara Pedagang Efek berdasarkan Surat Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. KEP-64/PM/1992 dan No. KEP-65/PM/1992 tanggal 25 Februari 1992.

Tanggal 10 Desember 2004 Perseroan mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Jakarta setelah memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam untuk melakukan penawaran umum atas 120.000.000 saham Perseroan kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp 200,- per saham, dengan harga penawaran Rp 215,- per saham pada tanggal 26 November 2004.

Perseroan terus berupaya untuk meningkatkan kinerja yang terbaik, antara lain melalui peningkatan kegiatan usaha dan pelayanan yang terfokus pada nasabah, serta senantiasa melakukan peningkatan efisiensi dan produktivitas di seluruh kegiatan utama Perseroan.

a. Perantara Pedagang Efek

Pemasaran sepanjang tahun ini dilakukan dengan fokus pada peningkatan jumlah nasabah, disamping meningkatkan nilai investasi tiap nasabah. Aktivitas pemasaran juga dikembangkan dalam meningkatkan pelayanan kepada nasabah yang sudah ada, khususnya dalam menghadapi gejolak yang terjadi di pasar modal. Tenaga pemasaran, tim riset dan manajemen Perseroan secara intensif melakukan komunikasi dengan nasabah guna memberikan gambaran dan analisa terbaru mengenai perkembangan yang terjadi di pasar, sehingga nasabah memperoleh gambaran lebih luas mengenai kondisi pasar modal sebelum mereka mengambil keputusan investasi terhadap portofolio efek yang dimilikinya.

Perseroan senantiasa mengoptimalkan pelayanan yang lebih baik kepada nasabah dalam melakukan transaksi perdagangan efeknya, seperti dalam bidang teknologi informasi berupa fasilitas Remote Trading yang memberikan ketepatan dan kecepatan dalam melakukan transaksi pesanan nasabah. Dan di masa mendatang perluasan jaringan pemasaran dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi dengan meluncurkan fasilitas transaksi saham melalui internet (Online Trading).

Disisi lain belajar dari pengalaman munculnya sejumlah pelanggaran di lantai bursa, Bursa

Efek Indonesia (KPEI) tengah melaksanakan program fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) untuk rekening efek nasabah dan penerapan identitas tunggal bagi setiap investor (Single Investor Identification), penerapan Fund Separation untuk rekening dana nasabah, penerapan Straight Through Processing (STP) yaitu otomisasi perdagangan efek.

Semua upaya perbaikan peraturan dan perangkat pasar modal ini diharapkan dapat meningkatkan perlindungan terhadap investor, peningkatan kredibilitas sistem perdagangan, serta penegakan hukum terhadap pelanggaran di pasar modal. Jika terwujud kondisi seperti ini, tentu akan meningkatkan minat investasi di pasar modal Indonesia.

Saat ini persaingan industri sekuritas semakin ketat dengan total sekitar 120 perusahaan efek terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dimana hampir setengah diantaranya telah menawarkan layanan jasa perdagangan saham secara langsung (online trading). Perseroan merespon kondisi tersebut dengan memperbaharui sistem informasi dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian sehingga dapat memberikan pertumbuhan pendapatan yang signifikan dan berkesinambungan.

Tujuan utama Perseroan adalah untuk senantiasa memberikan pelayanan terbaik bagi para nasabah dan pemilik kepentingan (stakeholder), dengan penekanan pada sektor usaha keuangan yang produktif dan tata kelola manajemen yang kuat dan sehat, sehingga dapat berkontribusi dalam memajukan perekonomian Indonesia melalui jalur pasar modal.

Pertumbuhan Nilai Transaksi ( Milyar Rupiah )

2,500

Pertumbuhan Volume Transaksi ( Juta Rupiah )

(8)

berjanji untuk menjual kembali dengan harga yang sama ditambah tingkat bunga tertentu atau dengan harga tertentu yang lebih tinggi, selisih antara harga beli dan harga jual kembali merupakan penghasilan bunga. Aktivitas ini bertujuan untuk menempatkan sebagian dana Perseroan ke dalam aset produktif yang dapat meningkatkan pendapatan usaha, jumlah reverse repo pertanggal 30 Desember 2011 adalah sebesar Rp 7.020 juta.

c. Penjamin Emisi Efek dan Penasehat Keuangan (Investment Banking & Corporate Finance)

Perseroan berupaya untuk meningkatkan aktivitas divisi corporate finance baik sebagai penjamin pelaksana emisi efek, penjamin emisi efek maupun sebagai agen penjual untuk saham. Dalam bidang investment banking, Perseroan mempunyai target untuk menangani perusahaan - perusahaan yang bergerak dalam industri yang memiliki prospek usaha dan kinerja yang baik, disamping upaya untuk meningkatkan aktivitas di bidang penasehat keuangan (financial advisory) bagi institusi yang akan melakukan emisi saham.

Dalam tahun ini, Perseroan berperan dalam kegiatan Penjamin Emisi Efek sebagai peserta penjamin emisi (underwriter) dari beberapa penawaran umum saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan - perusahaan itu antara lain adalah sebagai berikut:

No Nama Perusahaan Porsi Penjaminan

Lembar Rp

1 PT Garuda Indonesia Tbk 916.000 687.000.000

2 PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk 200.000 24.000.000

3 PT HD Finance Tbk 150.000 30.000.000

4 PT Buana Listya Tama Tbk 570.000 88.350.000

5 PT Jaya Agra Wattie Tbk 300.000 150.000.000

6 PT Metropolitan Land Tbk 235.000 56.400.000

7 PT Sidomulyo Selaras Tbk 150.000 33.750.000

8 PT Alkindo Naratama Tbk 250.000 56.250.000

9 PT Solusi Tunas Pratama Tbk 150.000 510.000.000

10 PT Atlas Resources Tbk 380.000 570.000.000

11 PT Visi Media Asia Tbk 75.000 22.500.000

12 PT Golden Energy Mines Tbk 1.605.000 4.012.500.000

13 PT Cardig Aero Services Tbk 90.000 36.000.000

14 PT ABM Investama Tbk 140.000 525.000.000

15 PT Greenwood Sejahtera Tbk 1.160.000 290.000.000

16 PT Saranacentral Bajatama Tbk 200.000 50.000.000

17 PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk 300.000 93.000.000

Total 7.234.750.000

Di tahun mendatang walaupun beberapa tantangan mungkin akan muncul sehubungan dengan krisis perekonomian global, divisi investment banking & corporate finance tetap yakin bahwa kondisi pasar modal akan tetap kondusif dan peluang pertumbuhan tetap terbuka. Divisi ini akan terus memperkuat tim dan semakin fokus dalam jasa penasehat keuangan, sambil tetap mempertahankan posisi dalam kompetisi penjaminan emisi saham. Selain itu divisi ini akan meningkatkan jalinan komunikasi dan kerjasama dengan perusahaan - perusahaan sekuritas lain dalam menangani berbagai proyek sindikasi penjaminan emisi saham.

Informasi Perseroan

Nama Perusahaan

PT Yulie Sekurindo Tbk

Alamat

Plaza Asia (d/h Plaza ABDA) Lantai 5 Jl. Jend. Sudirman Kav. 59

(9)

Dewan Komisaris dan Direksi

CHU JANG LIE

Komisaris Utama

LUCIANA

Direktur Utama

RUSMANDY HANSA

Direktur

JOHNLIN YUWONO

Komisaris

OEY RIVERA WIJAYA

Komisaris Independen

CHU JANG LIE, Komisaris Utama

Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Jakarta tahun 1951. Pada tahun 1970 menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas Budi Mulia. Memiliki izin perorangan dari Bapepam sebagai Wakil Perantara Pedagang Efek (2001). Memulai karirnya di PT ABC Intercallin sebagai Manager Pemasaran (1975 – 1980), PT Petindo Jaya Sakti bekerja sebagai Manager Pemasaran (1980 – 1990). Menjabat sebagai Komisaris Utama PT Aneka Kemasindo Utama Tbk (2004 – sekarang). Menjabat sebagai Komisaris PT Jeje Yutrindo Utama (2004 – sekarang), dan bergabung dengan Perseroan sebagai Komisaris Utama sejak tahun 1998 sampai sekarang.

JOHNLIN YUWONO, Komisaris

Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Surabaya tahun 1947. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Teknik Jurusan Aerospace di California State University, Amerika Serikat pada tahun 1973. Memiliki izin perorangan dari Bapepam sebagai Wakil Penjamin Emisi Efek (1995) dan Wakil Manajer Investasi (2004). Memulai karirnya di PT. Malak International Textile sebagai Direktur Operasional (1977 – 1983). Menjabat sebagai Komisaris PT Bank Alfa (1993 - 1997), sebagai Direktur Utama PT Siwani Makmur Tbk (1995 - 1997), sebagai Direktur Keuangan PT JAIC Indonesia (1998 – 2005). Bergabung dengan Perseroan dengan jabatan terakhir sebagai Komisaris sejak tahun 2005 sampai sekarang.

OEY RIVERA WIJAYA, Komisaris Independen

Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Jakarta tahun 1958. Menyelesaikan pendidikan Diploma Akademi Akuntansi pada tahun 1981 dan Sarjana Ekonomi di Universitas Terbuka (UT) pada tahun 1997. Memulai karirnya di PT Multi Pastika Abadi dengan jabatan Staff Accounting (1978 – 1980). Menjabat sebagai Konsultan Jasa Akuntansi Dan Pajak di Jakarta (1980 - 1985). Bekerja di PT Kawan Niaga Sahabat Textile Industri sebagai Accounting & Finance Manager (1988 - 1994). Menjabat sebagai Member of Ex Co di PT Petindo Jaya Sakti (1995 – 2006). Sebagai Finance Manager di PT Kestrel Sekuritas Indonesia (1996 – 1998). Bekerja sebagai Direktur di PT Bumi Mas Kencana (2006 – sekarang). Menjabat sebagai Member of Ex Co di PT Asia Prima Packaging (2007 – sekarang). Bergabung dengan Perseroan sebagai Komisaris Independen sejak tahun 2010 sampai sekarang.

LUCIANA,

Direktur Utama

Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Jakarta tahun 1966. Pada tahun 1989, menyelesaikan pendidikannya di Universitas Atmajaya, Fakultas Ilmu Administrasi. Memiliki izin perorangan dari Bapepam sebagai Wakil Perantara Pedagang Efek (1994). Berpengalaman lebih dari 18 tahun dalam industri pasar modal. Memulai karirnya di PT Ramayana Artha Perkasa dengan jabatan terakhir sebagai Compliance (1990 – 2009). Bergabung dengan Perseroan sejak tahun 2009 sampai sekarang dengan jabatan sebagai Direktur Utama.

RUSMADY HANSA, Direktur

(10)

Sumber Daya Manusia

Struktur Organisasi

Berikut ini adalah struktur organisasi Perseroan pertanggal 31 Desember 2011.

Pengembangan kompetensi karyawan dilakukan melalui program pelatihan yang dilaksanakan baik di luar maupun di dalam perusahaan. Pelatihan yang telah diberikan bagi karyawan front office antara lain mengenai pemahaman produk - produk pasar modal, teknik presentasi dan strategi pemasaran, serta upaya mempertahankan loyalitas nasabah.

Bagi karyawan back office, pelatihan yang telah dilakukan antara lain mengenai perpajakan, standar akuntansi dan pasar modal Syariah. Selanjutnya Perseroan bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) mengadakan pelatihan bagi karyawan mengenai pelaksanaan program fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) dan penerapan identitas tunggal bagi setiap investor (Single Investor Identification), pelaksanaan Fund Separation yaitu pemisahan rekening dana nasabah, serta penerapan Straight ThroughProcessing (STP) yaitu otomatisasi pelaksanaan perdagangan efek.

Dalam hal peningkatan produktivitas kerja serta mengikuti perkembangan pasar modal, Perseroan secara berkesinambungan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan, baik sebagai sarana penyegaran maupun tambahan ketrampilan. Dalam pelaksanaannya, Perseroan mengikutsertakan karyawan dalam seminar, lokakarya atau kursus - kursus tertentu sesuai dengan bidang tugasnya masing - masing, serta mendorong karyawan untuk mengikuti ujian profesi yang diselenggarakan oleh Panitia Standar Profesi Pasar Modal.

Untuk meningkatkan kesejahteraan, Perseroan memberikan berbagai fasilitas – fasilitas seperti pemberian gaji yang telah sesuai dengan ketentuan Upah Minimum Regional (UMR) tingkat propinsi, Tunjangan Hari Raya (THR), Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), asuransi kesehatan, memfasilitasi acara rekreasi karyawan bersama, santunan bagi keluarga yang meninggal, pemberian cuti tahunan dan cuti melahirkan, pemberian insentif, kompensasi dan bonus bagi karyawan.

Berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-547/BL/2010 tanggal 28 Desember 2010 Tentang Perizinan Wakil Perusahaan Efek, antara lain diatur keharusan adanya izin perorangan bagi para pelaku perorangan yang menjalankan profesi di bidang pasar modal. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2011 Perseroan memiliki karyawan sebanyak 21 orang yang keseluruhannya merupakan karyawan tetap, adapun jumlah karyawan Perseroan yang memiliki izin perorangan di pasar modal adalah sebagai berikut :

Wakil Perantara Pedagang Efek

Wakil Penjamin Emisi Efek

Wakil Manajer Investasi

Total

12 4 2 18

Internal Audit & Compliance

Komite Audit

Direksi

Sekretaris

Umum & Personalia

Teknologi

Informasi Marketing

Pelengkap

Corporate Finance & Investment

Banking Akuntansi Keuangan

(11)

Analisis Pembahasan Manajemen

A. PERTUMBUHAN PENDAPATAN USAHA

Pendapatan usaha pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 2.328 juta, yang berasal dari komisi perantara perdagangan efek, pendapatan bunga serta jasa penjaminan emisi dan penjualan efek. Pendapatan usaha pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar Rp 21 juta atau 0,91 % dibanding tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 2.307 juta. Peningkatan pendapatan usaha ini terutama disebabkan karena adanya kenaikan dari jasa penjaminan emisi dan penjualan efek serta surplus atas perdagangan efek – bersih dibandingkan defisit yang dialami tahun lalu, walaupun diikuti dengan penurunan dari komisi perantara perdagangan efek dan pendapatan bunga.

KOMISI PERANTARA PERDAGANGAN EFEK

Pendapatan komisi dari transaksi perantara perdagangan efek Perseroan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 1.434 juta mengalami penurunan sebesar Rp 223 juta atau 13,45 % dibanding tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 1.657 juta. Penurunan tersebut disebabkan oleh adanya penurunan atas aktivitas perdagangan saham sebagai akibat ketatnya persaingan diantara perusahaan sekuritas yang ada, terutama dengan adanya perusahaan sekuritas yang telah menerapkan sistem online trading.

3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0

Pertumbuhan Komisi Transaksi (Juta Rupiah)

2007 2008 2009 2010 2011

3,266 2,318 2,405

1,657

1,434

BUNGA

Pendapatan bunga yang diperoleh Perseroan merupakan pendapatan bunga atas transaksi pembelian efek saham dengan janji dijual kembali (reverse repo). Pendapatan bunga Perseroan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 710 juta mengalami penurunan sebesar Rp 125 juta atau 14,95 %, dibanding tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 835 juta, hal ini disebabkan penurunan jumlah reverse repo yang diberikan akibat adanya reverse repo yang telah jatuh tempo dan tidak diperpanjang kembali.

JASA PENJAMINAN EMISI DAN PENJUALAN EFEK

Jasa penjaminan emisi dan penjualan efek merupakan hasil dari keikutsertaan Perseroan sebagai peserta penjamin emisi efek untuk penawaran umum saham. Pendapatan jasa penjaminan emisi Perseroan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 183 juta mengalami kenaikan sebesar Rp 147 juta atau 403,69 %, dibanding tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 36 juta, hal ini disebabkan semakin banyaknya porsi penjaminan yang ditanggung Perseroan dalam rangka keikutsertaan dalam sindikasi penjaminan emisi efek.

B. PERTUMBUHAN BEBAN USAHA

Beban usaha Perseroan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 2.759 juta dimana terjadi penurunan sebesar Rp 180 juta atau 6,13 % dibanding tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 2.940 juta. Penurunan tersebut terutama disebabkan antara lain oleh adanya penurunan atas beban kantor dan beban lain-lain sebagai akibat efisiensi yang dijalankan Perseroan.

C PERTUMBUHAN LABA (RUGI)

LABA (RUGI) USAHA

Pada tahun 2011 Perseroan mengalami rugi usaha sebesar Rp 431 juta, turun sebesar Rp 201 juta atau 31,80 % dibandingkan tahun 2010 yang mengalami rugi usaha sebesar Rp 632 juta. Penurunan ini terutama disebabkan antara lain oleh adanya penurunan beban usaha disamping diikuti dengan kenaikan pendapatan usaha.

LABA (RUGI) BERSIH

(12)

Pertumbuhan Pendapatan Usaha, Laba (Rugi) Usaha Dan Laba (Rugi) Bersih (Jutaan Rupiah)

Pendapatan Usaha Laba (Rugi) Usaha Laba (Rugi) Bersih

6,000

D. PERTUMBUHAN ASET, LIABILITAS DAN EKUITAS

ASET

Jumlah aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 50.358 juta dimana terjadi penurunan sebesar Rp 2.684 juta atau 5,06 % dibanding aset Perseroan pada tahun 2010 yang berjumlah Rp 53.043 juta. Penurunan ini antara lain disebabkan oleh penurunan atas piutang lembaga kliring dan penjaminan serta piutang nasabah pihak ketiga akibat penurunan volume transaksi saham. Penurunan piutang efek beli dengan janji jual kembali sebagai akibat reverse repo yang telah jatuh tempo yang tidak diperpanjang kembali, walaupun diikuti dengan peningkatan portofolio efek – bersih setelah adanya pembelian sejumlah saham.

LIABILITAS

Jumlah liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 2.466 juta dimana terjadi penurunan sebesar Rp 3.599 juta atau 59,34 % dibanding liabilitas Perseroan pada tahun 2010 yang berjumlah Rp 6.065 juta. Penurunan jumlah liabilitas tersebut disebabkan terutama oleh adanya penurunan utang lembaga kliring dan penjaminan serta utang nasabah – pihak ketiga sebagai akibat penurunan aktifitas transaksi saham.

EKUITAS

Jumlah ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 47.893 juta dimana terjadi peningkatan sebesar Rp 915 juta atau 1,95 % dibanding ekuitas Perseroan pada tahun 2010 yang berjumlah Rp 46.978 juta. Kenaikan jumlah ekuitas tersebut disebabkan oleh adanya penurunan defisit saldo laba belum ditentukan penggunaannya sebagai akibat Perseroan memperoleh laba bersih usaha, dan kenaikan bersih nilai portofolio efek yang tersedia untuk dijual akibat peningkatan harga saham di pasar.

Pertumbuhan Aset, Liabilitas Dan Ekuitas

E. LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS

LIKUIDITAS

Rasio likuiditas Perseroan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing adalah sebesar 2.028,42 % dan 867,75 %. Peningkatan rasio aset lancar terhadap liabilitas lancar tersebut disebabkan karena penurunan liabilitas lancar pada tahun 2011 sebesar Rp 3.599 juta atau 59,34 % jika dibandingkan dengan tahun 2010, yang disebabkan antara lain oleh adanya penurunan atas utang lembaga kliring dan penjaminan serta utang nasabah – pihak ketiga.

SOLVABILITAS

(13)

Sedangkan untuk Solvabilitas Aset pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing adalah sebesar 4,90 % dan 11,43 %. Penurunan rasio liabilitas terhadap aset disebabkan adanya penurunan jumlah liabilitas sebesar Rp 3.599 juta, yang diakibatkan antara lain oleh penurunan utang lembaga kliring dan penjaminan serta utang nasabah – pihak ketiga.

RENTABILITAS

Rentabilitas antara lain diukur dengan rasio-rasio Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin), Imbal Hasil Investasi (Return on Assets) dan Imbal Hasil Ekuitas (Return on Equity).

URAIAN Rasio Keuangan

31 Desember

2007 2008 2009 2010 2011

Net Profit Margin 54,43% 108,90% (85,21) % (121,89) % 39,28 %

Return On Assets 3,72 % 1,69 % (4,84) % (5,30) % 1,82 %

Return On Equity 4,58 % 1,94 % (5,79) % (5,99) % 1,91 %

F. MODAL KERJA BERSIH DISESUAIKAN

Perseroan berkewajiban untuk memenuhi persyaratan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) berdasarkan peraturan Bapepam & LK No. V.D.5 yang terlampir dalam Keputusan Ketua Bapepam & LK No. Kep-566/ BL/2011 tertanggal 31 Oktober 2011. Berdasarkan peraturan tersebut perusahaan efek wajib memiliki MKBD paling sedikit Rp 25.000 juta atau 6,25 % dari jumlah liabilitas ditambah ranking liabilities, mana yang lebih tinggi. Pada tanggal 30 Desember 2011, Perseroan memiliki saldo MKBD di atas ketentuan yang ditetapkan yaitu sebesar Rp 46.614 juta.

G. PROSPEK USAHA DAN ASPEK PEMASARAN

Dalam bidang Perantara Pedagang Efek, Perseroan akan menambah jumlah nasabah perorangan maupun nasabah institusi seperti Dana Pensiun, Asuransi, Fund Manager dan lainnya. Pelayanan yang optimal akan terus ditingkatkan, dengan adanya fasilitas Remote Trading, kecepatan dan ketetapan dalam melakukan transaksi pesanan nasabah dapat terjamin. Perseroan juga akan meningkatkan dalam memberikan informasi investasi yang dapat dipercaya.

Perseroan akan meningkatkan aktivitas dalam bidang Penjamin Emisi Efek, baik dalam penawaran umum saham maupun dalam bidang Investment Banking. Perseroan menargetkan perusahaan menengah yang bergerak dalam industri yang memiliki prospek usaha yang baik. Perseroan akan memberikan nilai tambah sebagai Penasehat Keuangan (Financial Advisory) bagi perusahaan menengah agar dapat terus berkembang. Selain itu divisi ini akan meningkatkan jalinan komunikasi dan kerjasama dengan perusahaan - perusahaan sekuritas lain dalam menangani berbagai proyek sindikasi penjaminan emisi saham.

Dimasa mendatang dalam usaha Perseroan memperluas jaringan pemasaran, dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi dengan meluncurkan fasilitas transaksi saham melalui internet (Online Trading). Keunggulan online trading antara lain kemampuannya menjangkau kota – kota besar di Indonesia, fasilitas ini sangat memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi di berbagai lokasi, sepanjang nasabah tersebut memiliki koneksi dengan jaringan internet. Fasilitas online trading memungkinkan nasabah memasukkan sendiri order beli atau order jual melalui komputer tanpa melalui perantara (dealer), yang secara otomatis dan real time akan diteruskan ke sistem remote trading yang terkoneksi langsung ke bursa.

(14)

A. Pencatatan dan Harga Saham

Tahun Kwartal

Harga Saham Jumlah Saham

(Lembar) Terendah Tertinggi

2004 215 315 349,558,000

2005 50 275 376.319,500

2006 35 60 937.000

2007 I 30 75 2.948.000

II 60 190 2.489.500

III 88 200 4.544.000

IV 90 105 1.211.500

2008 I 89 120 3.299.000

II 94 104 88.000

III 80 106 51.500

IV 66 87 3.254.000

2009 I 50 63 90.500

II 50 62 841.500

III 52 79 71.500

IV 50 92 761.500

2010 I 50 70 1.963.000

II 59 75 1.673.000

III 50 69 140.000

IV 60 77 110.000

2011 I 50 76 112.000

II 58 78 5.362.500

III 50 78 189.000

IV 50 85 336.500

B. Dividen

Tahun Dividen per Saham (Rp)

Jumlah Saham (Lembar) Jumlah Dividen (Rp)

Tanggal Pembayaran

2004 6 255.000.000 1.530.000.000 15 Desember 2005

2005 8 255.000.000 2.040.000.000 15 Agustus 2006

2006 6,50 255.000.000 1.657.500.000 21 Agustus 2007

2007 9,50 255.000.000 2.422.500.000 24 Desember 2008

(15)

C. Pemegang Saham Yang Memiliki 5 % Atau Lebih Saham Perseroan

No Nama

Pemegang Saham

Alamat Pemegang Saham

Status A/I

Jumlah Saham

Pemilikan %

1 PT Jeje Yutrindo Utama Plaza Asia (ABDA) Lt. 5 Jl. Jend. Sudirman, Kav. 59 Jakarta Selatan

I 133.725.000 52,44

Jumlah 133.725.000 52,44

D. Kepemilikan Saham Perseroan Oleh Direksi Dan Dewan Komisaris

No Nama Jabatan Jumlah Saham

(Lembar)

Pemilikan %

1 Chu Jang Lie Komisaris Utama 1.275.000 0,50

2 Johnlin Yuwono Komisaris 0 0

3 Oey Rivera Wijaya Komisaris Independen 0 0

4 Luciana Direktur Utama 0 0

5 Rusmady Hansa Direktur 0 0

E. Kelompok Pemegang Saham Masyarakat, Yaitu Kelompok Pemegang Saham Yang Masing-Masing Memiliki 5 % Saham Perseroan

No Keterangan Jumlah Saham

1 Pemodal Nasional 107.133.000

2 Pemodal Asing 12.867.000

Total 120.000.000

F. Jumlah Saham Yang Beredar Di Masyarakat

No Keterangan Jumlah Saham

(Lembar)

Jumlah Nominal (Rp)

%

Modal Dasar 540.000.000 108.000.000.000

Modal Disetor Penuh :

1 PT Jeje Yutrindo Utama 133.725.000 26.745.000.000 52,44

2 Chu Jang Lie 1.275.000 255.000.000 0,50

3 Masyarakat 120.000.000 24.000.000.000 47,06

Jumlah Modal Disetor Penuh 255.000.000 51.000.000.000 100,00

(16)

Tata Kelola Perusahaan

Perseroan menyadari sepenuhnya mengenai pentingnya Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance/GCG), Perseroan percaya bahwa dengan semakin baiknya penerapan tata kelola perusahaan maka akan memberikan hasil yang lebih baik pula kepada kinerja Perseroan.

Dalam rangka menjaga dan menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkaitan dengan kegiatan usaha Perseroan antara lain dengan pemegang saham, manajemen, pihak kreditur, pemerintah, karyawan dan seluruh stakeholder lainnya, diperlukan penerapan prinsip-prinsip dari GCG. Adapun prinsip-prinsip GCG yang senantiasa dan akan diterapkan oleh Perseroan adalah:

a. Prinsip Fairness

• Perlindungan terhadap seluruh kepentingan pemegang saham, yaitu dengan dibentuknya Komisaris Independen yang dimaksudkan untuk melindungi pemegang saham minoritas. • Pengelolaan Perseroan selalu memperhatikan

kepentingan seluruh stakeholder berdasarkan prinsip keadilan dan kesetaraan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Prinsip Transparency

• Laporan keuangan Perseroan diaudit oleh kantor akuntan public yang terdaftar di Bapepam & LK dan dilaporkan ke Bapepam & LK, Bursa Efek Indonesia serta diumumkan dalam surat kabar yang mempunyai peredaran nasional secara berkala.

• Setiap akan melakukan corporate action yang material, Perseroan selalu menyampaikan kepada public melalui Bursa Efek Indonesia dan Bapepam & LK.

• Pengelolaan asset atau investasi dilakukan

c. Prinsip Accountability

• Mengatur kejelasan fungsi, hak dan kewajiban, wewenang dan tanggung jawab masing-masing antara pemegang saham, Dewan Komisaris dan Direksi

• Membentuk Komite Audit independent yang diketuai oleh Komisaris Independen.

d. Prinsip Responsibility

• Perseroan telah mengikutsertakan karyawan dalam program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), pelatihan dan pendidikan karyawan dalam bidang pasar modal.

• Perseroan secara konsisten melakukan pembayaran dan pelaporan pajak tepat pada waktunya.

• Ikut serta dalam program aksi - aksi sosial kemasyarakatan, kemanusiaan dan pendidikan.

Perseroan telah melakukan langkah - langkah dalam mencapai tata kelola perusahaan yang baik, sesuai dengan ketentuan dari Bapepam & LK dan Bursa Efek Indonesia. Perseroan telah memiliki Komisaris Independen yang bekerja sama dengan Komisaris Utama dalam melaksanakan pengawasan. Perseroan telah memiliki Direktur Tidak Terafiliasi, guna menjamin adanya proses pengambilan keputusan pelaksanaan kegiatan operasional yang lebih obyektif. Perseroan telah membentuk Komite Audit yang terdiri dari Komisaris Independen yang bertindak sebagai Ketua dan 2 orang anggota guna membantu Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan. Dan Perseroan juga telah memiliki Sekretaris Perusahaan sebagai media komunikasi antara Perseroan dengan para stakeholders.

A. Rapat Umum Pemegang Saham

(17)

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Dalam RUPST telah diputuskan untuk tidak membagikan dividen kepada pemegang saham karena Perseroan mengalami kerugian dalam tahun buku 2010.

B. Dewan Komisaris

Saat ini Perseroan memiliki 3 orang anggota Komisaris, yang terdiri dari Komisaris Utama, Komisaris dan Komisaris Independen. Dewan Komisaris telah bertugas untuk mengawasi pengurusan Perseroan yang dilakukan oleh Direksi dan memberikan nasihat kepada Direksi.

Dalam memenuhi tanggung-jawabnya Dewan Komisaris telah melakukan dalam hal mewakili seluruh kepentingan para pemegang saham Perseroan, serta melakukan penelaahan dan ikut mengawasi strategi, rencana, sasaran bisnis yang telah dipaparkan oleh Direksi. Kemudian menjamin proses, kontrol dan prosedur operasi standar telah dibuat dan dilaksanakan, juga melakukan review menyeluruh dan obyektif atas kinerja Direktur Utama, dan dengan bantuan Direktur Utama mereview kinerja Direktur. Disamping itu menyempatkan waktu yang cukup untuk kepentingan Dewan Komisaris, dan masalah-masalah yang timbul dalam Komite Audit.

C. Dewan Direksi

Direksi saat ini memiliki 2 orang anggota, yang terdiri dari Direktur Utama dan Direktur, dimana kedua Direktur Perseroan tersebut merupakan Direktur Yang Tidak Terafiliasi dengan pemegang saham pengendali Perseroan. Direksi Perseroan dibentuk dari individu - individu yang memiliki berbagai keahlian, khususnya di bidang pasar modal dan keuangan. Direksi berperan signifikan dalam menjalankan dan mengatur tata kelola Perseroan, untuk meningkatkan pengetahuan maka Direksi telah mengikuti berbagai seminar dan pelatihan dalam bidang pasar modal, seperti penerapan Straight Through Processing dan penerapan Identitas Investor Tunggal (Single Investor Identification) berupa penerapan fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) yang diselenggarakan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Juga penerapan Integrated Data Warehouse antara Bapepam & LK dengan Bursa Efek Indonesia (BEI), KPEI dan KSEI.

Dalam memenuhi tanggung-jawabnya Direksi telah melakukan dalam hal wajib memperlihatkan obyektivitas dan integritas tinggi, baik secara individu maupun secara kolektif. Serta memperlihatkan kemampuan kepemimpinan dan tanggung-jawab, untuk membawa Perseroan maju dan berkembang, juga ikut mempromosikan visi dan misi serta mempromosikan peraturan-peraturan Perseroan mengenai kepatuhan dan kode etik. Kemudian

operasional Perseroan, disamping melakukan perencanaan dan review terhadap suksesi, promosi/nominasi dan remunerasi manajemen. Terakhir melakukan evaluasi terhadap kinerja dan efektivitas manajemen.

D. Rapat Dewan Komisaris Dan Direksi

Rapat Dewan Komisaris dan Direksi selalu dilaksanakan baik secara rutin, guna mengantisipasi secara cepat dan akurat atas setiap perkembangan yang terjadi berkaitan dengan Perseroan. Rapat dilaksanakan baik untuk seluruh Komisaris dan Direksi, maupun secara khusus antar anggota Komisaris dan atau Direksi.

Dalam Rapat tersebut dibahas mengenai kebijakan dan strategi yang telah dan akan dijalankan Perseroan, juga memastikan bahwa kinerja Perseroan telah sesuai dengan rencana kerja yang telah disusun pada awal tahun. Serta mengevaluasi apakah kegiatan operasional Perseroan telah sesuai dengan aktivitas usaha secara umum dan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

E. Remunerasi Dewan Komisaris Dan Direksi

Jumlah remunerasi yang diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan, untuk tahun 2011 adalah sekitar Rp 214 juta.

F. Komite Audit

Saat ini Komite Audit memiliki 3 orang anggota, dimana 1 orang diantaranya merupakan Komisaris Independen yang merangkap sebagai Ketua Komite Audit. Komite Audit telah bertanggung-jawab untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan yang dibuat oleh Direksi, khususnya terhadap hal-hal yang dipandang memerlukan perhatian dari Dewan Komisaris. Serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan tanggung-jawab Dewan Komisaris, seperti pemeriksaan laporan keuangan yang akan dipublikasi, juga pemenuhan semua ketentuan yang terkait terhadap Perseroan dan memeriksa laporan dari internal audit. Susunan Komite Audit Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut :

Ketua : Oey Rivera Wijaya Anggota : Victor Sianipar Anggota : Deddy Gunawan

Komite Audit juga berkewajiban untuk memperhatikan risiko-risiko yang dihadapi Perseroan dan pelaksanaan Manajemen Risiko oleh Direksi, kemudian melakukan investigasi dan melaporkan kepada Dewan Komisaris mengenai keluhan-keluhan yang muncul terhadap Perseroan dan menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi.

(18)

aset serta sumber daya Perseroan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. Dalam melaksanakan wewenangnya, Komite Audit bekerja sama dengan Divisi Pengawasan Internal. Selanjutnya setiap hasil Rapat Komite Audit segera disampaikan kepada Dewan Komisaris agar dapat dibahas dalam Rapat Dewan Komisaris dan Direksi.

VICTOR SIANIPAR, Anggota Komite Audit

Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Medan tahun 1952. Menyelesaikan pendidikan terakhir di bidang Bisnis Manajemen di Sekolah Tinggi Prasetya Mulya, Jakarta pada tahun 1997. Memulai karirnya di PT Upjohn Indonesia, Jakarta sebagai Manager Divisi Pemasaran (1976 – 1996). Menjabat sebagai General Manager PT Haniwell Murni Co, Tangerang (1996 – 2004). Bergabung dengan Perseroan sebagai Komisaris Independen sejak tahun 2004 sampai 2006. Menjabat sebagai Direktur di PT Sumber Cakrawala Intinusa sejak tahun 2007 sampai sekarang.

DEDDY GUNAWAN, Anggota Komite Audit

Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Tangerang tahun 1963. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBEK, Jakarta pada tahun 1994. Memulai karirnya di PT Petindo Jaya Sakti dengan jabatan terakhir sebagai Manager Keuangan (1987 – 2007). Menjabat sebagai Manager Accounting di PT Asia Prima Packaging (2007 - sekarang).

G. Sekretaris Perusahaan

Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan tugasnya antara lain mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang pasar modal, memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang berkaitan dengan kondisi Perseroan, memberi masukan kepada Direksi dalam mematuhi ketentuan pasar modal, serta sebagai penghubung antara Perseroan dengan Bapepam & LK, Bursa Efek Indonesia, KPEI, KSEI dan masyarakat.

Perseroan menyadari sepenuhnya akan pentingnya membuka semua jalur komunikasi dengan para stakeholder, yaitu pemegang saham, nasabah, Bapepam & LK, Bursa Efek Indonesia, KPEI, KSEI, analis maupun pihak lainnya yang terkait dengan Perseroan. Komunikasi yang baik akan memberikan kepastian bagi para stakeholder mengenai perkembangan terbaru Perseroan, sementara Perseroan juga mengharapkan adanya umpan balik (feedback) dari para stakeholders untuk peningkatan kinerja Perseroan. Distribusi informasi tersebut telah dilakukan melalui berbagai

Sesuai dengan ketentuan di pasar modal mengenai kewajiban penyampaian informasi, Perseroan melalui Sekretaris Perusahaan telah menyampaikan Laporan Keuangan Triwulanan, Laporan Keuangan Tengah Tahunan, Laporan Tahunan kepada Bapepam & LK dan Bursa Efek Indonesia, KPEI, KSEI secara tepat waktu serta dikomunikasikan kepada publik melalui surat kabar. Perseroan juga selalu menyampaikan informasi penting yang bersifat insidentil untuk menghindari adanya ketidak jelasan informasi, baik melalui Bursa Efek Indonesia, Bapepam & LK maupun media massa.

Pada tanggal 27 Juni 2011 bertempat di Hotel Mega Anggrek – Jakarta Barat, Perseroan telah melaksanakan Paparan Publik (Public Expose) yang menjelaskan perkembangan kinerja Perseroan, kebijakan yang telah dan akan diambil serta prospek usaha. Acara ini dihadiri oleh para pemegang saham dan investor, sejumlah investor juga telah menanyakan langsung mengenai perkembangan dan rencana usaha Perseroan.

ROHATI,

Sekretaris Perusahaan

Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Cirebon tahun 1972. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi Akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Persada, pada tahun 2008. Memulai karirnya di PT Adhi Sentosa Abadi dengan jabatan sebagai Staff Administrasi (1993 – 1995). Menjabat sebagai Staff Finance di PT Bamaputra Sarana Plastindo (1996 - 1999), Staff Finance, Accounting & Tax PT Kestrel Sekuritas Indonesia (1999 - 2004). Bergabung dengan Perseroan sebagai Sekretaris Perusahaan sejak tahun 2004 sampai sekarang.

H. Risiko Usaha

Sebagaimana halnya dengan kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan lain, Perseroan tidak terlepas dari beberapa risiko, berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat berdampak negatif terhadap kinerja Perseroan :

1. Risiko Pencabutan Izin Usaha

(19)

2. Risiko Perdagangan Efek

Aktivitas perdagangan efek erat hubungannya dengan kondisi bursa efek secara keseluruhan. Kapitalisasi pasar, jumlah saham, pertumbuhan keuangan Perseroan, sistem perdagangan dan sarana merupakan faktor utama bagi pemodal dalam melaksanakan investasi. Dan yang tidak kalah penting adalah perkembangan indeks (Indeks Harga Saham Gabungan) yang dinamis, indeks yang melemah membuat pemodal menunggu untuk melakukan transaksi, sebaliknya kenaikan indeks mendorong pemodal untuk melakukan transaksi. Faktor suku bunga pasar dan kestabilan nilai tukar mata uang valuta asing, merupakan acuan yang dapat menentukan harga efek, akibatnya komisi yang diperoleh Perseroan dapat berubah-ubah dengan fluktuasi yang signifikan. Dalam mengatasi fenomena tersebut, Perseroan menganjurkan kepada nasabah untuk menerapkan strategi yang tepat, agar baik pada saat indeks menurun maupun indeks menguat nasabah tetap memperoleh return.

3. Risiko Penyelesaian Transaksi Efek

Bursa Efek Indonesia dapat melakukan ketentuan denda dan penghentian sementara (suspensi) perdagangan atas keterlambatan dalam penyelesaian transaksi efek. Keterlambatan dapat diakibatkan oleh berbagai faktor, seperti kesalahan sistem teknologi informasi, keterlambatan dalam kliring bank, cidera janji dari pembeli atau penjual efek, hal ini mengakibatkan kerugian pada Perseroan. Untuk mencegah hal tersebut, Perseroan dituntut lebih waspada dalam melakukan transaksi efek agar tidak terjadi kegagalan.

4. Risiko Tidak Terpenuhinya Modal Kerja Bersih Disesuaikan

Permodalan perusahaan efek diatur secara ketat oleh Bapepam & LK dan Bursa Efek Indonesia, dalam bentuk ketentuan jumlah minimal Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD). Apabila MKBD Perseroan jumlahnya dibawah ketentuan minimal, maka Perseroan tidak diperbolehkan untuk bertransaksi di bursa, sehingga berisiko menurunnya tingkat penghasilan usaha Perseroan. Dalam mengatasi hal tersebut, Perseroan selalu menjaga jarak yang cukup besar antara MKBD dengan modal kerja bersih Perseroan, yang terdiri dari aktiva-aktiva lancar, sehingga bila terjadi keterlambatan dalam penyelesaian transaksi efek, disebabkan cidera janji dari pembeli efek dan keterlambatan dalam kliring bank, tidak menyebabkan jumlah MKBD dibawah ketentuan minimal.

I. Perkara Yang Sedang Dihadapi Perseroan, Direksi Dan Dewan Komisaris

Hingga laporan ini dibuat, Perseroan, Direksi

sengketa atau perselisihan pada instansi peradilan di tempat kedudukan Perseroan, Direksi dan Dewan Komisaris, serta di tempat mana Perseroan melakukan kegiatan usahanya, baik dalam perkara pidana, perdata maupun perburuhan, di hadapan badan peradilan umum dan Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN), Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI) dan Panitia Penyelesaian Perburuhan Daerah (P4D). Disamping itu Perseroan juga tidak terlibat dalam suatu pendaftaran atau perkara yang menyangkut kepailitan, penundaan kewajiban pembayaran hutang, atau pembubaran atau pemeriksaan oleh pengadilan atau instansi lainnya yang berwenang, termasuk yang dimaksud dalam Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

J. Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility)

Jumlah investor yang masih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk di Indonesia, hingga saat ini tetap merupakan potensi yang belum tergarap dan menjadi tantangan tersendiri bagi industri pasar modal. Dalam menyikapi kondisi ini, Perseroan melihat bahwa sudah tiba saatnya untuk memulai dilakukannya pergeseran dari masyarakat penabung (saving society) ke masyarakat yang berinvestasi (investment society), dan Perseroan merasa turut memiliki tanggung jawab untuk melakukan sosialisasi dan edukasi pasar modal kepada masyarakat.

(20)

Laporan Komite Audit

Komite Audit adalah sebuah komite yang bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris, beranggotakan pihak-pihak yang independent terhadap Perseroan dan dipimpin oleh seorang Komisaris Independen. Tugas-tugas Komite Audit diatur dalam Piagam Komite Audit, yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris. Komite Audit berfungsi membantu Dewan Komisaris melaksanakan tanggung jawab pengawasan dalam hal-hal yang terkait dengan laporan keuangan dan efektifitas proses audit internal dan eksternal, dengan tujuan untuk memastikan kelayakan pengendalian internal serta kualitas dan integritas laporan keuangan Perseroan.

A. Kegiatan Komite Audit

Tujuan utama yang hendak dicapai dari kegiatan Komite Audit adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan-laporan yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris adalah layak dan dapat dipercaya, juga kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh Direksi adalah tepat dan dilaksanakan oleh para karyawan dengan tepat pula, serta Perseroan dalam kegiatan usahanya telah mematuhi seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik di bidang pasar modal maupun peraturan perundang-perundang-undangan lainnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, Komite Audit telah melakukan evaluasi kegiatan Perseroan yang meliputi menelaah laporan kegiatan internal Perseroan baik bulanan maupun triwulanan dan laporan keuangan Perseroan akhir tahun. Kemudian mengevaluasi sistem akuntansi Perseroan dan struktur pengendalian internal, juga menilai efektivitas kerja satuan internal audit, serta menelaah risalah Rapat Direksi Perseroan. Terakhir menelaah kepatuhan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan.

Disamping itu melakukan evaluasi kegiatan auditor eksternal yang meliputi menelaah independensi auditor eksternal dalam kaitannya dengan penugasan audit oleh Perseroan, juga berdiskusi dengan auditor eksternal yang akan melakukan audit atas laporan keuangan tahun 2011 untuk membahas ruang lingkup, rencana audit dan pelaksanaannya guna memastikan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Kemudian membahas koreksi dan perbaikan serta saran-saran dari auditor eksternal sebagai hasil audit atas laporan keuangan tahun 2011.

B. Pendapat Komite Audit

Berdasarkan hasil penelaahan seperti tersebut diatas, Komite Audit berpendapat sebagai berikut :

1. Tidak terdapat temuan ataupun hal-hal yang menyebabkan Komite Audit berkesimpulan bahwa laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku 2011 disajikan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

2. Tidak terdapat temuan ataupun hal-hal yang menyebabkan Komite Audit berkesimpulan bahwa Perseroan telah melakukan kegiatan yang dapat dipandang sebagai unsur tindakan pelanggaran hukum ataupun penyimpangan dari peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal dan peraturan lainnya sehubungan dengan kegiatan usaha Perseroan.

3. Auditor Eksternal cukup independent, telah melaksanakan tugasnya dengan baik dan dapat diusulkan untuk melaksanakan tugas audit untuk tahun berikutnya.

Jakarta, 31 Maret 2012

Oey Rivera Wijaya

(21)

Direksi

Luciana Rusmady Hansa

Direktur Utama Direktur

Dewan Komisaris

Chu Jang Lie Johnlin Yuwono Oey Rivera Wijaya

Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen

(22)

Laporan Kuangan

PT YULIE SEKURINDO TBK

LAPORAN KUANGAN

DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

31 DESEMBER 2011

(23)
(24)

LAPORAN KEUANGAN

DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 31 DESEMBER 2011

DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010

(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

Daftar Isi

Halaman

Laporan Auditor Independen

Laporan Posisi Keuangan ... 1 - 2

Laporan Laba Rugi Komprehensif ... 3

Laporan Perubahan Ekuitas ... 4

Laporan Arus Kas ... 5

Catatan atas Laporan Keuangan ... 6 - 36

(25)
(26)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010

(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

Catatan 2011 2010

ASET

Kas dan setara kas 2c, 4 25.535.552.239 25.491.548.052

Deposito berjangka 2c, 5 9.068.000.000 8.991.000.000

Portofolio efek - bersih 2b, 6 6.212.421.202 1.493.688.392

Deposito pada lembaga kliring

dan penjaminan 2c, 7 611.085.571 578.187.110

Piutang lembaga kliring dan

penjaminan 2g, 8 1.476.194.500 3.962.840.500

Piutang nasabah - pihak ketiga 2d, 2g, 9 34.151.481 1.148.478.066

Efek beli dengan janji jual kembali 2h, 10 7.020.439.795 10.892.542.475

Piutang lain-lain 38.344.337 43.772.877

Biaya dibayar di muka 2e 16.998.241 24.104.075

Penyertaan pada bursa efek 2f, 12 135.000.000 135.000.000

Aset pajak tangguhan - bersih 2m, 16 93.693.609 70.182.945

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 3.500.953.942 pada tahun 2011 dan Rp 3.378.712.535

pada tahun 2010 2k, 2l, 13 109.220.052 204.179.339

Aset lain-lain 7.290.000 7.290.000

JUMLAH ASET 50.358.391.027 53.042.813.831

(27)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010

(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

Catatan 2011 2010

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS

Hutang lembaga kliring dan penjaminan 2g, 14 737.188.000 3.591.951.000

Hutang nasabah - pihak ketiga 2g, 15 976.991.620 1.773.468.269

Hutang pajak 2m, 16 27.807.507 44.894.894

Biaya harus dibayar 17 36.384.205 54.524.638

Hutang lain-lain 18 11.379.421 7.571.885

Estimasi liabilitas atas imbalan kerja karyawan 2q, 28 675.878.030 592.238.968

JUMLAH LIABILITAS 2.465.628.783 6.064.649.654

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 200 per saham

Modal dasar - 540.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor

penuh - 255.000.000 saham 19 51.000.000.000 51.000.000.000

Tambahan modal disetor - bersih 2o, 20 353.366.883 353.366.883

Kenaikan (penurunan) bersih nilai

portofolio efek yang tersedia untuk dijual 2b, 6 (550.325.497 ) (710.183.307)

Defisit

Telah ditentukan penggunaannya untuk

dana cadangan umum 300.000.000 300.000.000

Belum ditentukan penggunaannya (3.210.279.142 ) (3.965.019.399)

JUMLAH EKUITAS 47.892.762.244 46.978.164.177

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 50.358.391.027 53.042.813.831

(28)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010

(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

Catatan 2011 2010

PENDAPATAN USAHA

Komisi perantara perdagangan efek 2n, 22 1.434.378.795 1.657.369.585

Bunga 2h, 2n, 23 710.395.115 835.223.852

Jasa penjaminan emisi dan penjualan efek 2n, 24 183.350.208 36.401.426

Keuntungan (kerugian) atas perdagangan

efek - bersih 2n, 25 192.000 (221.618.500)

Jumlah Pendapatan Usaha 2.328.316.118 2.307.376.363

BEBAN USAHA

Gaji dan kesejahteraan karyawan 2n 981.388.895 942.570.113

Beban kantor 2n 472.713.880 614.237.669

Sewa 2i, 11, 30 306.000.000 276.000.000

Perjalanan dinas dan transportasi 2n 305.661.644 273.198.018

Telekomunikasi dan informasi 2n 177.276.379 196.473.190

Penyusutan 13 122.241.408 103.504.067

Perbaikan dan pemeliharaan 2n 95.048.846 112.448.949

Beban imbalan kerja karyawan 2q, 28 83.639.062 66.248.390

Lain-lain 2n 215.527.935 354.902.820

Jumlah Beban Usaha 2.759.498.049 2.939.583.216

Jumlah Penghasilan Lain-lain - Bersih 1.162.411.524 73.445.654

LABA (RUGI) SEBELUM MANFAAT (BEBAN)

PAJAK PENGHASILAN 731.229.593 (558.761.199)

MANFAAT (BEBAN)

PAJAK PENGHASILAN 2m, 16

Pajak tangguhan 23.510.664 (968.112.703)

LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN 754.740.257 (1.526.873.902)

Pendapatan komprehensif lain

Kenaikan (penurunan) bersih nilai

portofolio efek yang tersedia untuk dijual 2b, 6 159.857.810 (1.285.543.626)

(29)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010

(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

Kenaikan Saldo Laba (Defisit)

(Penurunan)

Bersih Nilai Telah Ditentukan

Tambahan Portofolio Efek Penggunaannya

Modal Modal Disetor - yang Tersedia Belum Ditentukan Untuk Dana Jumlah

Saham Bersih untuk Dijual Penggunaannya Cadangan Umum Ekuitas

Saldo 31 Desember 2009 51.000.000.000 353.366.883 575.360.319 (2.438.145.497 ) 300.000.000 49.790.581.705

Rugi komprehensif - - (1.285.543.626) (1.526.873.902 ) - (2.812.417.528 )

Saldo 31 Desember 2010 51.000.000.000 353.366.883 (710.183.307) (3.965.019.399 ) 300.000.000 46.978.164.177

Laba komprehensif - - 159.857.810 754.740.257 - 914.598.067

Saldo 31 Desember 2011 51.000.000.000 353.366.883 (550.325.497) (3.210.279.142 ) 300.000.000 47.892.762.244

(30)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010

(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

Catatan 2011 2010

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan komisi perantara perdagangan efek 1.434.378.795 1.657.369.585

Penerimaan perdagangan portofolio efek - 3.292.650.000

Penerimaan jasa penjamin emisi dan

penjualan efek 183.350.208 36.401.426

Penerimaan (pembayaran) lembaga

kliring dan penjaminan (368.117.000) 3.334.300.500

Penerimaan (pembayaran) dari (kepada) nasabah 317.849.936 (4.432.333.089)

Penjualan (pembelian) portofolio efek (4.558.875.000) (851.527.997)

Penerimaan (pembayaran) efek beli dengan

janji jual kembali 3.872.102.680 119.999.200

Penerimaan bunga 1.600.773.288 1.507.595.315

Penerimaan (pembayaran) pajak - bersih (17.087.387) (17.514.083)

Pembayaran beban usaha (2.686.893.586) (2.776.495.842)

Penerimaan (pembayaran) dari

operasi lainnya - bersih 293.804.373 (231.983.143)

Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi 71.286.307 1.638.461.872

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Perolehan aset tetap 13 (27.282.120) (31.128.200)

Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Investasi (27.282.120) (31.128.200)

KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 44.004.187 1.607.333.672

DAMPAK BERSIH PERUBAHAN

NILAI TUKAR ATAS KAS DAN SETARA KAS - -

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 25.491.548.052 23.884.214.380

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 25.535.552.239 25.491.548.052

(31)

DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010

(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

1. U M U M

a. Pendirian dan Kegiatan Usaha Perusahaan

Perusahaan didirikan dengan nama PT Ravindo Securitama berdasarkan akta Notaris Rachmat Santoso, S.H., No. 49 tanggal 8 Agustus 1989. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-7627.HT.01.01.TH.89 tanggal 19 Agustus 1989 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 86 tanggal 27 Oktober 1989, Tambahan No. 2768. Pada tahun 1996, nama Perusahaan diubah menjadi PT Yulie Sekurindo. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta No. 259 dari Notaris Irawan Soerodjo, S.H., tanggal 25 Juli 2008, dalam rangka penyesuaian anggaran dasar Perusahaan dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Undang-undang No. 40 Tahun 2007 mengenai “Perseroan Terbatas“. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-75638.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 20 Oktober 2008.

Sesuai Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama menjalani usaha sebagai perusahaan efek, antara lain seperti perantara perdagangan efek, penjamin emisi efek dan manajer investasi. Berdasarkan Surat Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. KEP-64/PM/1992 dan No. KEP-65/PM/1992 tanggal 25 Februari 1992, Perusahaan memperoleh ijin usaha di bidang penjamin emisi efek dan bidang perantara pedagang efek.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal 29 Mei 2009, sebagaimana dinyatakan dalam akta Notaris Robert Purba, S.H., No. 84, pada tanggal yang sama, pemegang saham Perusahaan menyetujui pengembalian izin usaha Perusahaan sebagai penjamin emisi efek selambat-lambatnya tanggal 30 Juni 2010. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal 30 Juni 2010, sebagaimana dinyatakan dalam akta Notaris Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, S.H., No. 47, pada tanggal yang sama, pemegang saham Perusahaan menyetujui pembatalan pengembalian izin usaha Perusahaan sebagai penjamin emisi efek dan perubahan rencana penggunaan dana hasil penawaran umum Perusahaan.

Perusahaan berdomisili di Jakarta dan berkantor pusat di Plaza ASIA Lantai 5, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 59, Jakarta. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1989.

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tanggal 26 November 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan suratnya No. S-3536/PM/2004 untuk melakukan penawaran umum atas 120.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp 200 per saham dan harga penawaran Rp 215 per saham. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) (sekarang Bursa Efek Indonesia (BEI)) pada tanggal 10 Desember 2004.

c. Komisaris, Direksi dan Karyawan

(32)

DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010

(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

1. U M U M (lanjutan)

c. Komisaris, Direksi dan Karyawan (lanjutan)

Komisaris

Komisaris Utama : Chu Jang Lie

Komisaris : Johnlin Yuwono

Komisaris Independen : Oey Rivera Wijaya

Direksi

Direktur Utama : Luciana

Direktur : Rusmady Hansa

Jumlah remunerasi yang diberikan kepada komisaris dan direksi Perusahaan adalah sekitar Rp 214 juta dan Rp 178 juta, masing-masing untuk tahun 2011 dan 2010. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, jumlah karyawan Perusahaan, masing-masing sejumlah 19 orang (tidak diaudit).

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan-peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK. Seperti diungkapkan dalam Catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011.

Laporan keuangan disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan” yang diterapkan pada tanggal 1 Januari 2011.

PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan dan pernyataan kepatuhan.

Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) tersebut memberikan pengaruh yang signifikan bagi penyajian dan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan.

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, kecuali bagi penerapan beberapa PSAK yang telah direvisi yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 seperti yang telah diungkapkan pada Catatan ini.

(33)

DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2010

(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan (lanjutan)

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method), sesuai

peraturan BAPEPAM-LK, dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah Rupiah.

b. Instrumen Keuangan

Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan Pengakuan dan Pengukuran”, yang menggantikan PSAK No. 50, “Akuntansi Investasi Efek Tertentu” dan PSAK No. 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” secara prospektif.

1. Aset Keuangan

Pengakuan awal

Aset keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual.

Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap tanggal pelaporan.

Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.

Aset keuangan Perusahaan meliputi kas dan setara kas, deposito berjangka, portofolio efek - bersih, deposito pada lembaga kliring dan penjaminan, piutang lembaga kliring dan penjaminan, piutang nasabah - pihak ketiga, efek beli dengan janji jual kembali, piutang lain-lain, penyertaan pada bursa efek dan aset lain-lain.

Pengukuran setelah pengakuan awal

Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut:

• Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk aset

keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Referensi

Dokumen terkait

Karyawan dengan tingkat ko- mitmen organisasi yang tinggi lebih mau menunjukkan usaha dalam proyek peru- bahan dan lebih bersedia mengembangkan sikap positif terhadap

Contoh 1 memperlihatkan kenyataan bahwa lebih dari satu ruang sampel yang dapat digunakan untuk menjelaskan hasil dari suatu percobaan. Dalam hal ini,

Dari data diatas bisa diketahui bahwa yang dimaksud dengan Islam Moderat adalah islam yang rahmatan lil alamin (islam yang menjadi rahmat bagi seluruh alam). Islam

Kapasitor bank yang digunakan untuk perbaikan faktor daya supaya tahan lama, maka harus dirawat secara rutin dan teratur. Dalam perawatannya, kapasitor bank harus

penelitian ini adalah pendekatan perundang-undangan (statute approach), dan pendekatan konseptual (conceptual approach). Adapun bahan hukum yang digunakan dalam penelitian

DAFTAR PESERTA SERTIFIKASI GURU TAHUN 2015 DI RAYON 102 UNIVERSITAS NEGERI MEDAN..

Terdorong dari keinginan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada dibidang hukum pertanahan khusunya mengenai polemik yang sering terjadi antara masyarakat

Jenis Tungau debu rumah paling banyak ditemukan baik di ruangan keluarga maupun ruangan tidur yaitu Acarus spp dan tungau debu rumah lebih banyak ditemukan pada ruang