Subjek Aitem
Subjek Aitem
Subjek Aitem
Subjek Aitem
Subjek Aitem
Subjek Aitem
Subjek Aitem
Subjek Aitem
Subjek Aitem
Subjek Aitem
Subjek Aitem
Subjek Aitem
Subjek Aitem
Subjek Aitem
Subjek Aitem
Subjek Aitem
Subjek Aitem
Lampiran 2
Analisa I Reliabilitas Skala Uji Coba
Reliability
Warnings
The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based on its inverse matrix cannot be computed and they are displayed as system missing values.
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 161 100.0
Excludeda 0 .0
Total 161 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.910 .920 90
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
A1 3.03 .702 161
A2 2.33 .812 161
A3 3.02 .680 161
A4 2.30 .767 161
A5 2.98 .741 161
A6 2.84 .694 161
A81 254.61 622.226 .221 . .909
A82 254.76 612.856 .537 . .907
A83 254.64 621.844 .286 . .909
A84 255.14 625.811 .126 . .910
A85 254.63 617.635 .329 . .909
A86 254.20 623.285 .249 . .909
A87 254.69 613.078 .496 . .908
A88 255.08 617.987 .326 . .909
A89 254.75 605.278 .642 . .906
A90 254.60 609.705 .514 . .907
Scale Statistics
Lampiran 3
Analisa II Reliabilitas Skala Uji Coba
Reliability
Warnings
The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based on its inverse matrix cannot be computed and they are displayed as system missing values.
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 161 100.0
Excludeda 0 .0
Total 161 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.938 .938 51
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
A6 2.84 .694 161
A7 3.08 .733 161
A8 2.91 .719 161
A9 2.86 .891 161
A10 2.86 .828 161
A12 3.12 .714 161
A13 2.96 .809 161
Scale Statistics
Lampiran 4
Analisa III Reliabilitas Skala Uji Coba
Reliability
Warnings
The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based on its inverse matrix cannot be computed and they are displayed as system missing values.
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 161 100.0
Excludeda 0 .0
Total 161 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.938 .938 50
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
A6 2.84 .694 161
A7 3.08 .733 161
A8 2.91 .719 161
A9 2.86 .891 161
A10 2.86 .828 161
A13 2.96 .809 161
Lampiran 5
Skala Bullying dan Self Esteem
ROSYA LINDA HASIBUAN
107029025
RAHASIA
Dengan Hormat,
Dalam rangka mengadakan penelitian guna memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan program pasca sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, saya membutuhkan sejumlah data yang hanya akan saya peroleh dengan adanya kerja sama dengan Anda dalam mengisi skala ini.
Penelitian ini menggunakan dua buah skala yang dibagi menjadi Skala I dan Skala II. Dalam mengisi skala ini, tidak ada jawaban yang benar atau salah. Setiap orang dapat memiliki jawaban yang berbeda, karena itu isilah jawaban Anda sesuai dengan pendapat atau keadaan Anda yang sesungguhnya tanpa mendiskusikannya dengan orang lain. Semua jawaban Anda akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan dipergunakan untuk kepentingan penelitian ini.
Partisipasi Anda merupakan bantuan yang sangat besar artinya bagi keberhasilan penelitian ini. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Hormat Saya
Sebelum Anda mulai mengerjakan skala ini, isilah data diri Anda terlebih dahulu.
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Kelas :
SKALA I
PETUNJUK PENGISIAN
1. Sebelum mengisi pertanyaan dalam Skala I, bacalah terlebih dahulu penjelasan mengenai bullying berikut.
Bullying
Seorang siswa dikatakan mengalami bullying ketika siswa lain atau beberapa siswa lain melakukan hal berikut:
- Mengatakan hal-hal yang kejam dan menyakitkan atau mengolok-olok kamu atau memanggil kamu dengan sebutan/nama yang menyakitkan
- Sama sekali mengabaikan kamu atau melarang kamu untuk bergabung dengan sekelompok teman-teman atau meninggalkan kamu dengan sengaja
- Memukul, menendang, mendorong, mempermainkan atau mengunci kamu dalam suatu ruangan
- Menceritakan kebohongan atau menyebarkan isu yang tidak benar tentang kamu atau mengirim kertas yang berisi kata-kata yang menghinamu dan berusaha membuat siswa yang lain tidak menyukai kamu
Perbuatan-perbuatan di atas termasuk bullying jika perbuatan tersebut dilakukan secara berulang-ulang. Tetapi, suatu perbuatan tidak disebut
PERTANYAAN
1. Apakah kamu pernah mengalami bullying di sekolah selama beberapa bulan terakhir?
Ya
Tidak
2. Seberapa sering kamu menjadi korban bullying di sekolah selama beberapa bulan terakhir?
Tidak pernah menjadi korban bullying
Hanya terjadi satu sampai dua kali dalam beberapa bulan terakhir Dua sampai tiga kali dalam sebulan
SKALA II
PETUNJUK PENGISISAN
1. Berikut terdapat 50 pernyataan. Pilihlah salah satu dari pilihan jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri Anda dengan memberi tanda silang (X) pada kotak-kotak yang telah disediakan.
2. Alternatif jawaban yang tersedia terdiri dari 4 pilihan, yaitu:
SS : Jika pernyataan sangat sesuai dengan pengalaman Anda, keadaan diri yang Anda alami dan rasakan
S : Jika pernyataan sesuai dengan pengalaman Anda, keadaan diri yang Anda alami dan rasakan
TS : Jika pernyataan tidak sesuai dengan pengalaman Anda, keadaan diri yang Anda alami dan rasakan
STS : Jika pernyataan sangat tidak sesuai dengan pengalaman Anda, keadaan diri yang Anda alami dan rasakan
Contoh :
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya merasa senang bermain dengan teman-teman saya STS TS S SS
Bila Anda ingin mengganti jawaban yang telah Anda berikan sebelumnya, coret tanda silang (X) sebelumnya dengan dua garis (=), dan berikan tanda silang (X) pada pilihan Anda yang sesuai.
Contoh:
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya merasa senang bermain dengan teman-teman saya STS TS S SS
Bila sudah selesai, tolong periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada nomor yang terlewati.
No Pernyataan STS TS S SS 1 Saya merasa teman-teman tidak menginginkan saya berada dalam
kelompok mereka STS TS S SS
2 Saya merasa dapat menyelesaikan tugas dengan baik STS TS S SS 3 Banyak hal yang dapat saya banggakan dari diri saya STS TS S SS 4 Penampilan saya dapat diterima oleh teman-teman STS TS S SS
5 Saya sulit dalam menghadapi kegagalan STS TS S SS
6 Saya merasa tidak berguna bagi teman-teman saya STS TS S SS 7 Saya merasa diperlakukan kurang baik oleh teman-teman STS TS S SS 8 Pendapat saya sering diterima oleh kelompok STS TS S SS 9 Saya merasa tidak memiliki sesuatu hal yang dapat dibanggakan dari diri
saya STS TS S SS
10 Saya merasa mampu mencapai segala sesuatu yang saya impikan STS TS S SS 11 Saya mendengarkan dengan baik orang yang berbicara kepada saya STS TS S SS 12 Saya kurang dapat diandalkan oleh teman-teman saya STS TS S SS 13 Saya merasa kurang populer dikalangan teman-teman STS TS S SS 14 Teman-teman sering mengajak saya dalam setiap kegiatan STS TS S SS 15 Saya merasa mampu menjalin hubungan yang baik dengan teman-teman STS TS S SS 16 Saya merasa kurang mampu mengatasi masalah yang sedang saya hadapi STS TS S SS 17 Saya merasa diri saya berharga bagi orang lain STS TS S SS 18 Saya merasa canggung ketika menjalin interaksi dengan teman-teman STS TS S SS 19 Sulit bagi saya untuk menghargai hasil kerja orang lain yang saya benci STS TS S SS
20 Teman-teman selalu menerima ajakan saya STS TS S SS
21 Saya bahagia dengan kondisi saya saat ini STS TS S SS
22 Saya bisa bergaul dengan banyak orang STS TS S SS
23 Saya merasa teman-teman tidak begitu senang belajar bersama dengan
saya STS TS S SS
28 Saya mampu menyelesaikan permasalahan yang saya alami STS TS S SS 29 Setiap pendapat yang saya ajukan pada teman-teman saya tidak pernah
diterima STS TS S SS
30 Saya merasa cemas jika terjadi sesuatu yang diluar rencana STS TS S SS 31 Saya yakin dengan berusaha semaksimal mungkin sesuatu yang sulit
sekalipun dapat saya capai STS TS S SS
32 Saya mudah berteman dengan siapa saja di sekolah STS TS S SS 33 Saya dapat menyelesaikan tugas-tugas yang baru tanpa banyak kesulitan STS TS S SS 34 Saya termasuk orang yang bahagia menjalani hal-hal di kehidupan saya
selama ini STS TS S SS
35 Saya merasa tidak mampu berbuat sesuatu bila teman-teman
memperlakukan saya dengan kasar STS TS S SS
36 Teman-teman saya senang bekerja sama dengan saya STS TS S SS
37 Secara keseluruhan saya menyukai diri saya STS TS S SS
38 Saya sering diajak berkunjung ke rumah teman-teman saya STS TS S SS 39 Saya selalu yakin dapat mencapai hasil kerja yang baik STS TS S SS 40 Keberhasilan yang saya peroleh hanyalah suatu kebetulan STS TS S SS 41 Teman-teman selalu menghadiri undangan acara yang saya adakan STS TS S SS 42 Saya cukup popular dikalangan teman-teman saya STS TS S SS 43 Saya yakin mampu mencapai tujuan yang sudah saya targetkan STS TS S SS 44 Saya tidak mampu mempertahankan diri saat saya diejek oleh teman-teman STS TS S SS 45 Ketika saya tidak masuk sekolah, banyak teman yang menanyakan kabar
saya STS TS S SS
46 Saya merasa memiliki kemampuan yang bisa dibanggakan STS TS S SS 47 Saya selalu diminta teman-teman untuk menjadi bagian kelompok mereka
bila ada tugas kelompok STS TS S SS
48 Keberhasilan yang saya peroleh adalah hasil usaha saya sendiri STS TS S SS
49 Saya merasa memiliki paras yang menarik STS TS S SS
50 Saya tidak pernah ditolak oleh teman-teman saya bila saya mengajak
Lampiran 6
Lembar Harapan Peserta
Harapan saya dalam mengikuti terapi ini adalah
__________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________
Lampiran 7
Draft Tata Tertib Terapi
LEMBAR TATA TERTIB TERAPI
Guna kelancaran proses terapi, maka adapun tata tertib yang akan disepakati antara lain:
1. Tidak boleh terlambat
2. Meminta izin jika ingin keluar kelas 3. Berpartisipasi aktif pada setiap sesi terapi 4. Menonaktifkan HP atau silent
5. Jiwa dan raga harus ada di kelas 6. Diskusi ini harus terbuka dan jujur
7. Peserta saling menghormati pendapat, peserta lain mungkin mempunyai pandangan atau pendapat yang berbeda dan hal itu merupakan hal yang baik dalam terapi
8. Peserta memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi, memberikan pendapat, dan saran dalam terapi
9. Peserta harus melaksanakan setiap tugas-tugas selama proses terapi
10.Peserta harus bertanya jika kurang memahami hal-hal yang dilakukan selama terapi
Lampiran 8
Lembar Tugas 1 (Peristiwa, Pikiran, Perasaan Serta Perilaku)
Peristiwa (A) Pikiran/ Keyakinan (B) Konsekuensi
Lampiran 9
Lembar Materi Self Esteem
SELF ESTEEM
Pengertian self esteem
Menurut Coopersmith (dalam Mruk, 2006) self esteem merupakan evaluasi yang dibuat oleh individu berdasarkan pada seberapa mampu mereka dalam menjalankan tugas, seberapa baik mereka memenuhi standart etis atau agama, seberapa besar mereka merasa dicintai dan merasa diterima oleh lingkungannya, dan seberapa besar pengaruh yang mereka miliki.
Self esteem merupakan penilaian seseorang terhadap gambaran dirinya dalam berbagai aspek kehidupan (Pintrich & Schunk dalam Woolfolk, 2004). Melalui
self esteem, seorang remaja dapat mengevaluasi dirinya sendiri berdasarkan pada perasaan keberhargaan dirinya yang bisa berupa perasaan-perasaan positif atau negatif (Rosenberg dalam Mruk, 2006). Selain itu Mruk (2006) menyatakan self esteem merupakan keberhargaan (worthiness) atau sikap yang dikiliki individu terhadap dirinya sendiri, yang tampak dari perasaan berharga atau tidak berharga.
Self esteem berkaitan dengan self concept (konsep diri). Akan tetapi self esteem dan self concept memiliki makna yang berbeda. Self concept merupakan pengetahuan dan keyakinan seseorang mengenai karakteristik diri, kelebihan, dan kekurangan yang dimilikinya. Self concept berkaitan dengan pertanyaan “siapa
dengan prestasi akademik saya”. Self esteem berkaitan dengan pertanyaan “seberapa baik diri saya sebagai individu?” (McDevitt & Omrod, 2010).
Woolfolk (2004) menyatakan bahwa perbedaan antara self concept dan self esteem tertetak pada struktur pemahaman diri. Self concept merupakan struktur kognitif dari pemahaman diri, sedangkan self esteem adalah struktur afektif dari pemahaman diri. Sebagaimana yang diungkap oleh Pintrich dan Schunk (dalam Eggen & Kauchak, 2007) bahwa self concept merupakan penilaian kognitif terhadap keadaan fisik, sosial, serta kemampuan akademik seorang individu, sedangkan self esteem merupakan reaksi emosional ataupun penilaian terhadap diri sendiri yang dilakukan oleh seorang individu. Selanjutnya Guindon (2010) menyatakan bahwa self esteem merupakan sikap atau evaluasi (penilaian afektif) individu terhadap self concept.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa self esteem dan self concept memiliki makna yang berbeda. Self concept
merupakan pengetahuan yang dimiliki individu tentang dirinya sendiri. Sementara
self esteem merupakan penilaian atau evaluasi yang dibuat individu secara keseluruhan terhadap dirinya sendiri yang tampak dari perasaan berharga atau tidak berharga, perasaan mampu dan perasaan diterima oleh lingkungannya.
Aspek-aspek self esteem
Menurut Coopersmith (dalam Mruk, 2006) aspek-aspek self esteem meliputi: d. Perasaan berharga
berharga individu muncul karena dirinya sendiri dan penilaian orang lain, terutama orang tua. Penilaian ini sangat tergantung pada pengalaman yang dirasakan individu, yaitu apakah individu merasa berharga atau tidak. Individu yang menganggap dirinya berharga serta dapat menghargai orang lain umumnya memiliki harga diri yang positif. Individu yang merasa dirinya berharga cenderung dapat mengontrol tindakan-tindakannya terhadap dunia luar dirinya, dapat mengekspresikan dirinya dengan baik dan dapat menerima kritik dengan baik.
e. Perasaan mampu
Perasaan mampu merupakan perasaan individu pada saat ia merasa mampu mencapai suatu hasil yang diharapkan, perasaan mampu merupakan hasil persepsi individu mengenai kemampuannya yang akan mempengaruhi pembentukan harga diri individu tersebut. Individu yang memiliki perasaan mampu umumnya memiliki nilai-nilai dan sikap yang demokratis serta orientasi yang realistis. Mereka biasanya menyukai tugas baru, menantang, aktif dan tidak cepat bingung bila segala sesuatu berjalan diluar rencana. Mereka tidak menganggap dirinya sempurna melainkan tahu keterbatasan diri dan mengharap adanya pertumbuhan dalam dirinya. Bila individu merasa telah mencapai tujuannya secara efisien maka individu akan memberi penilaian yang positif pada dirinya.
f. Perasaan diterima
positif tentang dirinya sebagai bagian dari kelompoknya. Sebaliknya individu akan memiliki penilaian negatif terhadap dirinya bila mengalami perasaan tidak diterima.
Dari uraian diatas maka aspek-aspek harga diri adalah perasaan berharga, perasaan mampu, dan perasaan diterima.
Karakteristik individu dengan self esteem tinggi dan rendah
Self esteem tinggi memiliki karakteristik yang berbeda dengan self esteem
rendah. Menurut Rosenberg dan Owens (dalam Guindon, 2010) beberapa karakteristik individu yang memiliki self esteem tinggi dan rendah antara lain: c. Self esteem tinggi
14)Merasa puas dengan dirinya 15)Bangga menjadi dirinya sendiri
16)Lebih sering merasa senang dan bahagia 17)Menanggapi pujian dan kritik sebagai masukan
18)Dapat menerima kegagalan dan bangkit dari kekecewaan akibat kegagalan 19)Memandang hidup secara positif dan dapat mengambil sisi positif dari
kejadian yang dialami
20)Menghargai tanggapan orang lain sebagai umpan balik untuk memperbaiki diri
21)Menerima peristiwa negatif yang terjadi pada diri dan berusaha memperbaikinya
24)Bersikap positif pada orang lain atau institusi yang terkait dengan dirinya 25)Optimis
26)Berpikir konstruktif (dapat mendorong diri sendiri) d. Self esteem rendah
14)Merasa tidak puas dengan dirinya
15)Ingin menjadi orang lain atau berada di posisi orang lain
16)Lebih sering mengalami emosi yang negatif (stres, sedih dan marah) 17)Sulit menerima pujian, tapi terganggu oleh kritik
18)Sulit menerima kegagalan dan kecewa berlebihan saat gagal
19)Memandang hidup dan berbagai kejadian dalam hidup sebagai hal yang negatif
20)Menganggap tanggapan orang lain sebagai kritik yang mengancam 21)Membesar-besarkan peristiwa negatif yang pernah dialaminya
22)Sulit untuk berinteraksi, berhubungan dekat dan percaya pada orang lain 23)Menghindar dari risiko dan( pesimis)
24)Bersikap negatif (sinis) pada orang lain atau institusi yang terkait dengan dirinya
Lampiran 10
Lembar Tugas 2 (My Self Esteem)
Lampiran 11
Lembar Tugas 3 (Negative Self Statement)
Lampiran 12
Lembar Tugas 4 (Fakta vs Opini)
FAKTA VS OPINI
Berikut ini terdapat 10 buah pernyataan Berilah tanda silang pada:
Kotak Fakta jika pernyataan tersebut berupa fakta Kotak Opini jika pernyataan tersebut berupa opini
Pernyataan Fakta Opini
Saya adalah seorang anak yang pemalu Teman saya tidak suka bermain dengan saya Teman saya suka menyakiti saya
Saya memiliki tinggi badan sekitar 150 cm Saya adalah siswa Sekolah Menengah Pertama Wajah saya tidak semenarik teman-teman saya Saya tidak sepintar teman-teman saya
Saya sulit menangkap pelajaran di kelas
Lampiran 13
Lembar Tugas 5 (Positive Self-Statement)
Lampiran 15
Lembar Tugas 7 (Komitmen Perubahan)
___________________________Saya Akan……_____________
_____________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
________________________________________________________________
_____________________________________________________________
_________________________________________________________
_____________________________________________________
_________________________________________________ _____
_____________________________________________ _______
_________________________________________ __________
_________________________________________ ____________
____________________________________ ________________
_________________________________ ___________________
_________________________________ _______________________
________________________________ ____________________________
______________________________ ________________________________
Lampiran 16
Lembar Tugas 8 (Daftar Hadiah)
Lampiran 17
Buku Tugas Rumah
Nama :
Kejadian bullying yang membuat diri merasa
kurang diterima, kurang mampu dan
kurang berharga Dimana? Kapan? Apa
yang Terjadi?
Pikiran yang terlintas saat itu
Bagaimana perasaanmu? Apa tindakanmu?
Pikiran yang lebih positif
Lampiran 18
Pedoman Wawancara
1. Setelah Anda menjalani terapi, apakah teman Anda masih melakukan bullying
kepada Anda?
2. Kapankah itu terjadi dan bagaimana kejadiannya?
3. Bagaimana pikiran yang terlintas dan perasaan Anda saat Anda dibullying
oleh teman-teman Anda? (perasaan berharga, perasaan mampu dan perasaan diterima)
4. Dengan kejadian bullying tersebut, menurut Anda seberapa berharga diri Anda bagi teman-teman Anda? (perasaan berharga)
5. Bagaimana penilaian Anda terhadap kemampuan Anda dalam menangani kejadian bullying yang Anda alami? (perasaan mampu)
6. Bagaimana penilaian Anda terhadap kemampuan Anda dalam menjalin interaksi dengan teman-teman Anda? (perasaan mampu)
7. Bagaimana penilaian Anda terhadap keikutsertaan Anda dalam kelompok teman-teman Anda? (perasaan diterima)
Lampiran 19
Data Skor Self Esteem Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Saat Pretest
Subjek Kelompok Aitem
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 Eksperimen 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 3 2 1 2 2 1 3 2 Eksperimen 1 3 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 1 1 2 3 3 Eksperimen 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 3 4 Eksperimen 1 3 2 1 3 2 1 1 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 5 Eksperimen 2 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 3 6 Kontrol 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 1 2 1 1 1 7 Kontrol 1 2 2 1 1 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 8 Kontrol 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 1 2 1 2 2 2 9 Kontrol 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 3 1 2 1 1 2 2 10 Kontrol 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2
Subjek Kelompok Aitem ∑
Lampiran 20
Data Skor Self Esteem Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Saat Post Test 1
Subjek Kelompok Aitem
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 Eksperimen 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 Eksperimen 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 Eksperimen 3 2 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 4 Eksperimen 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 5 Eksperimen 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
6 Kontrol 2 1 2 3 1 2 1 2 3 1 3 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1
7 Kontrol 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 3 1 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2
8 Kontrol 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 3 1 1 2 2 2 2
9 Kontrol 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2
10 Kontrol 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2
Subjek Kelompok Aitem ∑
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 1 Eksperimen 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 135 2 Eksperimen 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 132 3 Eksperimen 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 131 4 Eksperimen 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 137 5 Eksperimen 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 142
6 Kontrol 3 1 2 3 1 3 1 2 2 2 1 2 2 1 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 97
7 Kontrol 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 97
8 Kontrol 3 2 1 2 1 3 2 2 2 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 95
9 Kontrol 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 99
Lampiran 21
Data Skor Self Esteem Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Saat Post Test 2
Subjek Kelompok Aitem
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 Eksperimen 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 Eksperimen 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 Eksperimen 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 4 Eksperimen 2 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 5 Eksperimen 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
6 Kontrol 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2
7 Kontrol 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 3 2 2 3
8 Kontrol 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2
9 Kontrol 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
10 Kontrol 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 1 1 2 2 1 2
Subjek Kelompok Aitem ∑
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 1 Eksperimen 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 1 3 2 2 133 2 Eksperimen 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 139 3 Eksperimen 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 130 4 Eksperimen 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 137 5 Eksperimen 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 145 6 Kontrol 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 110 7 Kontrol 3 2 2 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 106 8 Kontrol 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 103 9 Kontrol 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 108
Lampiran 25
Hasil Uji Asumsi
Hasil Uji Normalitas Data Subjek Penelitian
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pretest .325 10 .004 .805 10 .017
Post Test 1 .300 10 .011 .769 10 .006
Post Test 2 .216 10 .200* .908 10 .267
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Hasil Uji Homogenitas Varians Data Subjek Penelitian
Test of Homogeneity of Variance
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Pretest Based on Mean .201 1 8 .666
Based on Median .116 1 8 .742
Based on Median and with
adjusted df .116 1 7.886 .742
Based on trimmed mean .261 1 8 .623
Post Test 1 Based on Mean 2.829 1 8 .131
Based on Median 2.448 1 8 .156
Based on Median and with
adjusted df 2.448 1 6.566 .164
Based on trimmed mean 2.701 1 8 .139
Post Test 2 Based on Mean .606 1 8 .459
Based on Median .241 1 8 .637
Based on Median and with
adjusted df .241 1 5.726 .642
Lampiran 26
Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Eksperimen (Pretest dengan Post Test 1)
Descriptive Statistics
N Mean Std.
Deviation Minimum Maximum
Pretest Eksperimen 5 96.60 3.209 91 99
Post Test 1 Eksperimen 5 135.40 4.393 131 142
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks Post Test 1 Eksperimen -
Pretest Eksperimen
Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 5b 3.00 15.00
Ties 0c
Total 5
a. Post Test 1 Eksperimen < Pretest Eksperimen b. Post Test 1 Eksperimen > Pretest Eksperimen c. Post Test 1 Eksperimen = Pretest Eksperimen
Test Statisticsb
Post Test 1 Eksperimen - Pretest Eksperimen
Z -2.023a
Asymp. Sig. (2-tailed) .043
Lampiran 27
Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Eksperimen (Post Test 1 dengan Post Test 2)
Descriptive Statistics
N Mean Std.
Deviation Minimum Maximum Post Test 1 Eksperimen 5 135.40 4.393 131 142 Post Test 2 Eksperimen 5 136.80 5.762 130 145
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks Post Test 2 Eksperimen
- Post Test 1 Eksperimen
Negative Ranks 2a 1.50 3.00
Positive Ranks 2b 3.50 7.00
Ties 1c
Total 5
a. Post Test 2 Eksperimen < Post Test 1 Eksperimen b. Post Test 2 Eksperimen > Post Test 1 Eksperimen c. Post Test 2 Eksperimen = Post Test 1 Eksperimen
Test Statisticsb
Post Test 2 Eksperimen - Post Test 1 Eksperimen
Z -.730a
Asymp. Sig. (2-tailed) .465
Lampiran 28
Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Kontrol (Pretest dengan Post Test 1)
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
Pretest Kontrol 5 95.40 3.286 91 99
Post Test 1 Kontrol 5 97.00 1.414 95 99
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks Post Test 1 Kontrol -
Pretest Kontrol
Negative Ranks 2a 1.50 3.00
Positive Ranks 2b 3.50 7.00
Ties 1c
Total 5
a. Post Test 1 Kontrol < Pretest Kontrol b. Post Test 1 Kontrol > Pretest Kontrol c. Post Test 1 Kontrol = Pretest Kontrol
Test Statisticsb
Post Test 1 Kontrol - Pretest Kontrol
Z -.736a
Asymp. Sig. (2-tailed) .461
Lampiran 29
Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Kontrol (Post Test 1 dengan Post Test 1)
Descriptive Statistics
N Mean Std.
Deviation Minimum Maximum
Post Test 1 Kontrol 5 97.00 1.414 95 99
Post Test 2 Kontrol 5 104.00 6.671 93 110
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks Post Test 2 Kontrol -
Post Test 1 Kontrol
Negative Ranks 1a 1.00 1.00
Positive Ranks 4b 3.50 14.00
Ties 0c
Total 5
a. Post Test 2 Kontrol < Post Test 1 Kontrol b. Post Test 2 Kontrol > Post Test 1 Kontrol c. Post Test 2 Kontrol = Post Test 1 Kontrol
Test Statisticsb
Post Test 2 Kontrol - Post Test 1 Kontrol
Z -1.761a
Asymp. Sig. (2-tailed) .078
Lampiran 31
MODUL REBT UNTUK MENINGKATKAN SELF ESTEEM PADA SISWA SMP KORBAN BULLYING
DISUSUN OLEH: ROSYA LINDA HASIBUAN
107029025
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI KEKHUSUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
JADWAL PELAKSANAAN TERAPI
Pertemuan Pertama (Selasa, 14 Mei 2013)
Sesi 1 15 menit : 09.00-09.15 Perkenalan Sesi 2 35 menit : 09.15-09.50 Tujuan terapi
Sesi 3 10 menit : 09.50-10.00 Tata tertib dan yel-yel
Sesi 4 25 menit : 10.00-10.25 Identifikasi kejadian yang bermasalah (A) Sesi 5 5 menit : 10.25-10.30 Ice breaking
Sesi 6 20 menit : 10.30-10.50 Identifikasi pikiran/keyakinan (B)
Sesi 7 20 menit : 10.50-11.10 Identifikasi respon perasaan dan perilaku (C) Sesi 8 60 menit : 11.50-12.10 Hubungan B dengan C serta dampak B terhadap C
Pertemuan Kedua (Rabu, 15 Mei 2013)
Sesi 9 60 menit : 09.30-10.30 Psikoedukasi mengenai self esteem
Sesi 10 10 menit : 10.30-10.40 Ice breaking
Sesi 11 95 menit : 10.40-12.15 Menghilangkan pikiran/keyakinan irasional
Pertemuan Ketiga (Kamis, 16 Mei 2013)
Sesi 12 90 menit : 10.00-11.30 Mengekspresikan perasaan dan komitmen untuk berubah Sesi 13 45 menit : 11.30-12.15 Pemberian tugas rumah
Pertemuan Keempat (Selasa, 23 Mei 2013)
Sesi 14 100 menit : 09.30-11.10 Membahas tugas rumah Sesi 15 30 menit : 11.10-11.40 Post Test
MATERI DAN PROSEDUR Pertemuan I
Sesi 1 : Perkenalan
Tujuan: : Mengenalkan dan mengakrabkan sesama peserta dan antara peserta dengan terapis.
Metode : Permainan “Lempar Bola” Waktu : 15 menit
Bahan : Bola
Prosedur : 1) Terapis memandu peserta untuk memperkenalkan diri dengan menanyakan kepada peserta apa saja yang perlu diperkenalkan dengan kesepakatan bersama (“Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Adakah diantara adik-adik yang dapat menjelaskan maksud dari kata-kata tersebut? Berikan kesempatan pada peserta untuk menjelaskan. Ya, adik-adik benar sekali, meskipun adik-adik satu sekolah, namun tidak semuanya berada dalam kelas yang sama. Oleh sebab itu, sebelum kita masuk dalam proses terapi, ada baiknya kita terlebih dahulu saling mengenal agar nantinya kita merasa nyaman berada dalam kelompok ini dan menjadi satu kelompok yang akan saling menguatkan. Apakah adik-adik setuju?. Sebelum kita mulai berkenalan, mari kita sepakati bersama hal-hal apa saja yang harus dikenalkan dari diri kita. Sepakat? Bagaimana jika kita mulai dari menyebutkan nama terlebih dahulu? Selanjutnya? Berikan kesempatan bagi setiap peserta untuk menyampaikan idenya dan disepakati secara bersama-sama. Baiklah, adik-adik sudah mengetahui bukan hal-hal apa saja yang akan diperkenalkan dari diri kalian? Kalau sudah, mari kita mulai berkenalan.
Oke?”) ± 2 menit
2) Peserta dan terapis diminta membuat lingkaran besar. (“Adik-adik dipersilahkan maju ke depan. Silahkan berdiri membentuk lingkaran dan saya akan berada di tengah-tengah kalian”). ± 1 menit
3) Terapis berdiri di tengah lingkaran dengan memegang bola dan menjelaskan cara permainan (“Saya akan menjelaskan sedikit aturan main dalam perkenalan kita, yaitu saya akan duluan memperkenalkan diri saya kepada adik-adik. Setelah selesai, saya akan melemparkan bola ini kepada salah satu dari kalian. Bagi adik yang mendapatkan lemparan bola, langsung memperkenalkan diri kalian dan jika telah selesai, lalu kalian kembali memperkenalkan siapa yang melemparkan bola kepada kalian sesuai dengan yang disampaikan saat teman kalian memperkenalkan diri. Setelah selesai,
adik kembali melemparkan bola kepada seorang yang belum
memperkenalkan diri. Begitu seterusnya hingga semua peserta
memperkenalkan dirinya. Apakah adik-adik mengerti? Kalau sudah mengerti, ada satu hal lagi yang perlu kita sepakati. Bagi adik-adik yang tidak mampu memperkenalkan diri teman yang melemparkan bola kepada kalian, maka akan mendapatkan hukuman, yaitu diminta untuk bernyanyi sambil bergoyang, setelah itu harus mencari tahu mengenai temannya tersebut hingga kalian mampu memperkenalkan teman kalian tersebut dengan benar.
Sepakat?”) ± 2 menit
mendapatkan lemparan bola dari terapis, menerima bola dan langsung
5) Terapis bertanya kepada peserta mengenai perasaan mereka setelah melakukan aktivitas berkenalan sambil bermain tersebut (“Bagaimana perasaan kalian saat ini? Masih malu-malu? Senang? Sudah saling mengenal
Prosedur : 1)Terapis mengucapkan terima kasih atas kesediaan peserta dalam berpartisipasi (“Saya mengucapkan terima kasih kepada adik-adik sekalian yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengikuti terapi ini”).± 1 menit
2) Terapis menjelaskan kriteria peserta yang berhak mendapatkan terapi ini (“Adapun maksud saya memberikan terapi ini kepada adik karena adik-adik merupakan beberapa siswa di sekolah ini yang termasuk korban bullying dan berada pada kondisi yang membutuhkan bantuan psikologis. Akan tetapi sebelum saya menjelaskan kepada adik-adik mengenai tujuan dari terapi ini, saya ingin mengetahui dahulu apa saja harapan atau tujuan yang ingin adik-adik capai dengan mengikuti terapi ini. Boleh?”). ± 1 menit
3) Terapis membagikan lembar harapan peserta kepada peserta. ± 1 menit
4) Terapis menjelaskan cara pengerjaan lembar harapan peserta (“Dihadapan adik-adik terdapat selembar kertas yang berisi kalimat, harapan saya dalam
mengikuti terapi ini adalah … Adik-adik diminta untuk melanjutkan kalimat tersebut sesuai dengan apa saja yang adik-adik harapkan dari proses terapi
ini”). ± 1 menit
5) Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya (“Apakah ada pertanyaan? Sudah paham semuanya?”). ± 3 menit
6) Peserta diminta untuk menyelesaikan kalimat tersebut (“Saya berikan waktu selama 5 menit untuk mengerjakannya. Silahkan adik-adik mulai mengerjakannya dari sekarang”). ± 5 menit
7) Terapis meminta peserta secara bergantian mengemukakan tujuannya mengikuti terapi di depan peserta lain (“Apakah adik-adik sudah selesai mengerjakannya? Apabila sudah, mari kita saling berbagi agar teman-teman kalian dalam kelompok ini dapat mengetahui apa tujuan kalian mengikuti terapi ini. Setuju? Baiklah, sekarang kita mulai dari si X, silahkan sampaikan tujuan kamu”). ± 5 menit
Apakah ada yang sama tujuannya dengan si X? Apakah kalian mau membantu si X dalam mewujudkan tujuannya? Hal-hal apa saja yang dapat kalian lakukan?”). Begitu seterusnya sampai semua peserta mendapat giliran untuk mengemukakan tujuannya mengikuti terapi. ± 5 menit
9) Terapis merangkum tujuan dari setiap peserta yang memungkinkan untuk dicapai dalam terapi dan menyampaikan tujuan terapi (“Secara umum, tujuan kalian mengikuti terapi ini hampir serupa. Begitu pula dengan tujuan saya merancang terapi ini untuk kalian, yaitu guna membantu kalian untuk meningkatkan harga diri dengan merubah pikiran maupun keyakinan yang negatif dari diri kalian. Diharapkan dengan adanya peningkatan harga diri kalian, dapat meminimalkan kejadian bullying yang menimpa kalian dan
dapat memaksimalkan proses belajar kalian di sekolah”). ± 2 menit
10)Terapis menjelaskan terapi REBT yang akan membantu peserta dalam mewujudkan harapan atau tujuan peserta (“Agar dapat mencapai harapan dan tujuan adik-adik, saya merancang terapi ini menggunakan pendekatan rational emotive behavior therapy (REBT). REBT merupakan suatu proses terapeutik yang berusaha menghilangkan pola berpikir yang negatif dan menggantinya dengan pikiran yang positif untuk mengatasi masalah emosi dan perilaku negatif. Dalam terapi ini adik-adik nantinya akan melakukan kegiatan berdiskusi, mengerjakan tugas, curah pendapat, mendengarkan ceramah, dan bermain peran”). ± 2 menit
11)Terapis menjelaskan jadwal kegiatan terapi (“Seluruh tujuan terapi nantinya akan dapat dicapai jika adik-adik mengikuti seluruh kegiatan atau kegiatan dalam terapi ini. Adapun kegiatan yang akan kita lakukan selama terapi ini
berlangsung yaitu…“).± 1 menit
12)Terapis menayangkan slide jadwal pelaksanaan sesi/kegiatan terapi. ± 3 menit 13)Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya (“Apakah
kalian sudah mengetahui kita akan melakukan apa saja dalam terapi ini? Ada pertanyaan? Sudah paham semuanya?”). ± 5 menit
Sesi 3 : Tata tertib dan yel-yel
Tujuan: : 1) Menyepakati tata tertib yang harus dipatuhi oleh peserta selama terapi berlangsung agar terapi dapat berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan yang ditimbulkan peserta.
2) Menyepakati yel-yel sebagai energizer selama terapi berlangsung agar peserta dapat semangat dan berkonsentrasi kembali apabila konsentrasi mereka sudah mulai terpecah/ kurang fokus pada proses terapi.
Metode : Diskusi Waktu : 10 menit Bahan : Draft tata tertib
Prosedur : 1) Terapis menjelaskan pentingnya tata tertib agar pelaksanaan terapi berlangsung dengan baik (“Sebelum kita memulai terapi, ada baiknya kita membuat tata tertib yang harus dipatuhi oleh seluruh peserta selama terapi berlangsung agar terapi dapat berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan yang ditimbulkan oleh peserta. Apakah kalian setuju?”). ± 1 menit
sepakati bersama. Paham? Kalau paham, tata tertib yang pertama, peserta tidak boleh terlambat, sepakat?, peserta meminta izin jika ingin keluar kelas, sepakat?, peserta berpartisipasi aktif pada setiap kegiatan terapi, sepakat?, peserta harus menonaktifkan handphone atau silent selama terapi berlangsung, sepakat?, jiwa dan raga setiap peserta harus ada di kelas, sepakat?, peserta harus bersikap terbuka dan jujur dalam proses terapi, sepakat?, saling menghormati pendapat, sepakat?, seluruh peserta memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi, memberikan pendapat, dan saran dalam terapi, sepakat?, peserta harus bertanya jika kurang memahami hal-hal yang dilakukan selama terapi, sepakat? peserta harus melaksanakan setiap tugas-tugas selama proses terapi, sepakat?, peserta harus mengikuti kegiatan dari kegiatan awal hingga akhir, sepakat?Apakah adik-adik punya ide lain?”). ± 4 menit
3) Terapis memandu peserta untuk membuat kesepakatan mengenai hukuman yang akan diberikan kepada peserta yang tidak menjalankan tata tertib (“Agar adik-adik lebih berkomitmen dalam menjalankan tata tertib selama pelatihan berlangsung, ada baiknya kita membuat ganjaran atau hukuman bila ada peserta yang melanggar tata tertib. Setuju? Kalau setuju, apakah adik-adik punya saran?”). ± 2 menit
4) Setelah selesai, terapis mencatatat ulang tata tertib. Kemudian terapis dan perwakilan peserta menandatangani pernyataan tata tertib di karton dan lembar tata tertib ditempelkan di dinding ruang terapi. ± 1 menit
5) Terapis memandu peserta untuk membuat yel-yel (“Sekarang kita akan membuat yel-yel, yang nantinya akan membuat kita semangat dalam menjalani proses terapi. Setuju? Kalau saya menyapa kalian dengan kata-kata Hai, kalian menjawab hello, saya bilang hello kalian jawab hai, saya bilang apa kabar, kalian jawab luar biasa! Sewaktu-waktu saya akan berkata seperti itu dan kalian harus lengsung menjawabnya. Sepakat? Coba kita praktikkan…”). ± 2 menit
Sesi 4 : Identifikasi kejadian (A)
Tujuan: : 1) Mengidentifikasi kejadian bullying yang dialami peserta.
2) Membuat peserta menyadari bahwa kejadian bullying yang mereka hadapi serupa dengan peserta lainnya dan merasa tidak hanya mereka saja yang menjadi korban bullying.
Metode : Diskusi dan tugas Waktu : 25 menit
Bahan : Lembar tugas 1
Prosedur : 1) Terapis membagikan lembar tugas 1. ± 1 menit
2) Peserta diminta untuk memejamkan mata sambil memikirkan kejadian
membayangkan kejadian tersebut? Apabila sudah, silahkan buka mata
kalian”). ± 2 menit
3) Terapis menjelaskan cara mengerjakan tugas 1 (“Dihadapan adik-adik terdapat sebuah kertas yang terdiri dari 4 kolom. Tugas adik-adik adalah coba tuliskan beberapa kejadian yang terlintas saat kalian memejamkan mata tadi, di kolom pertama”). ± 1 menit
4) Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya (“Apakah ada pertanyaan? Sudah paham semuanya?”). ± 3 menit
5) Peserta diminta untuk mengerjakan tugas (“Jika semuanya sudah paham, silahkan kerjakan sekarang”) ± 10 menit
6) Seluruh lembar tugas 1 dikumpul dan dikocok. ± 1 menit
7) Terapis membacakan salah satu hasil tugas dari peserta (“Baiklah, saya akan membacakan kejadian bullying yang pernah dihadapi oleh teman kalian yaitu
si X. Kejadiannya adalah … dst”). ± 1 menit
8) Terapis memandu diskusi agar peserta menyadari bahwa masalah yang mereka hadapi serupa dengan peserta lainnya dan merasa tidak hanya mereka saja yang memiliki masalah tersebut (“Siapa yang pernah mengalami kejadian seperti X. Jika ada coba adik ceritakan. Ada lagi? Silahkan ceritakan. Apa yang dapat kita simpulkan dari diskusi kita ini? Menurut kamu bagaimana Y? Kalau kamu, Z? Nah, benar sekali, sekarang kalian sudah tahu bahwa kalian tidak sendirian mengalami bullying. Kalian memiliki pengalaman yang serupa. Jadi bukan hanya kalian saja yang mengalami bullying, tetapi teman-teman kalian di sini juga mengalaminya. Setuju?”) ± 4 menit
9) Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya (“Ada yang ingin bertanya? Sudah paham semuanya?”). ± 2 menit
Sesi 5 : Ice breaking
Tujuan : Mencairkan suasana dan membuat peserta bersemangat untuk mengikuti kegiatan berikutnya.
Metode : Permainan “Tepuk anggota tubuh” Waktu : 5 menit
Bahan : Coklat
Prosedur : 1) Terapis menjalaskan aturan permainan pada peserta (“Sekarang kita akan bermain kembali dan aturan permainannya yaitu jika saya menyentuh bibir saya, kalian harus bertepuk tangan sebanyak 1 kali, jika saya menyentuh hidung saya, kalian harus bertepuk tangan sebanyak 2 kali, dan jika saya menyentuh mata saya, kalian harus bertepuk tangan sebanyak 3 kali. Paham? Siapa yang tidak pernah salah akan mendapatkan hadiah. Setuju? Mari kita mulai permainannya”). ± 1 menit
2) Terapis memandu permainan tepuk anggota tubuh. ± 3 menit 3) Terapis membagikan hadiah. ± 1 menit
Sesi 6 : Identifikasi pikiran (B)
Tujuan: : Mengidentifikasi pikiran-pikiran (B) yang dimiliki peserta terhadap kejadian (A) yang mereka alami.
Bahan : Lembar tugas 1
Prosedur : 1) Terapis membagikan lembar tugas 1 kembali kepada masing-masing peserta, sambil berkata (“Pada kegiatan sebelumnya, kalian sudah mengemukakan kejadian bullying yang kalian alami di kolom pertama, selanjutnya kita akan mengisi kolom kedua”). ± 1 menit
2) Terapis menjelaskan cara mengerjakan tugas kepada peserta (“Dihadapan adik-adik kembali terdapat lembar tugas 1. Tugas selanjutnya yaitu coba tuliskan apa yang kalian pikirkan pada saat kejadian dikolom satu terjadi”).
± 1 menit
3) Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya (“Apakah ada pertanyaan? Sudah paham semuanya?”). ± 3 menit
4) Peserta diminta mengerjakan tugas (“Silahkan dikerjakan, saya beri waktu selama 15 menit”). ± 15 menit
Sesi 7 : Identifikasi respon perasaan dan perilaku (C)
Tujuan: : Mengidentifikasi perasaan dan perilaku (C) peserta sebagai respon dari pikiran mereka.
: Peserta mampu menuliskan perasaan dan perilakunya sebagai respon dari pikiran mereka.
Prosedur : 1) Terapis menjelaskan cara pengerjaan tugas kolom 3 (“Sekarang, kita akan mengerjakan tugas berikutnya, yaitu mengisi kolom ketiga dan keempat. Coba tuliskan apa yang kalian rasakan saat kalian memiliki pikiran seperti di
kolom dua, di kolom ketiga”). ± 1 menit
2) Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya (“Apakah ada pertanyaan? Sudah paham semuanya?”). ± 1,5 menit
3) Peserta diminta untuk mengerjakan tugas (“Jika sudah tidak ada pertanyaan lagi, mari kita kerjakan sekarang”). ± 5 menit
4) Terapis menjelaskan cara pengerjaan tugas kolom 4 (“Coba tuliskan apa yang
kalian lakukan saat kalian memiliki pikiran seperti di kolom dua.”). ± 1 menit
5) Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya (“Apakah ada pertanyaan? Sudah paham semuanya?”). ± 1,5 menit
6) Peserta diminta untuk mengerjakan tugas (“Jika sudah tidak ada pertanyaan lagi, mari kita kerjakan sekarang”). ± 5 menit
7) Apabila telah selesai, terapis memberikan energizer guna memberikan semangat kepada peserta untuk menerima materi dan kegiatan selanjutnya (Terapis mengatakan, “Apa kabar? Hai?, Hello?, Hello?, Hai?, Apa kabar?”). ± 5 menit
Sesi 8 : Hubungan pikiran (B) dengan perasaan dan perilaku (C) serta dampak pikiran (B) terhadap perasaan dan perilaku (C)
Tujuan: : 1)Menjelaskan hubungan antara pikiran dengan perasaan dan perilaku yakni pikiran menentukan bagaimana perasaan dan perilaku seseorang, bukan kejadian.
Metode : Diskusi Waktu : 60 Menit Bahan : Lembar tugas 1
Prosedur : 1) Terapis meminta lembar tugas 1 dikumpulkan dan diacak. ± 1 menit
2) Terapis memilih salah satu tugas dari peserta dan memandu diskusi untuk menunjukkan kepada peserta adanya hubungan antara pikiran/keyakinan, perasaan dan perilaku (“Pengalaman bullying yang adik alami di kolom
pertama tadi adalah … Kemudian pikiran yang terlintas saat kejadian
tersebut terjadi? Lalu apa yang dirasakan dan dilakukan? Kalau saya tukar perasaannya menjadi … (positif) dan perilakunya menjadi … (positif), kira -menentukan perasaan dan perilaku kita. Akan tetapi, pikiran yang menentukan apa yang kita rasakan dan lakukan”). ± 10 menit
3) Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya (“Apakah ada pertanyaan? Sudah paham semuanya?”). ± 5 menit
4) Terapis memandu diskusi untuk menunjukkan kepada peserta dampak dari pikiran terhadap perasaan dan perilaku (“Baiklah, tadi kita sudah mengetahui bahwa pikiran berhubungan dengan perasaan dan perilaku kita, sekarang siapa yang mengetahui seperti apa dampak dari pikiran terhadap perasaan dan perilaku kita? Coba kalian ingat saat saya menukar pikiran, perasaan dan perilaku si X. Awalnya pikirannya negatif, maka perasaan dan perilakunya juga jadi? Ya kalian benar, negatif. Kemudian saya rubah pikirannya jadi positif, maka perasaan dan pikirannya juga berubah jadi? Ya, positif”). ± 10 menit
5) Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya (“Apakah ada pertanyaan? Sudah paham semuanya?”). ± 5 menit
6) Terapis meminta peserta untuk menyimpulkan maksud dari kegiatan tersebut (“Siapa yang dapat menyimpulkan kegiatan kita tadi? Ya, adik-adik benar sekali. Dapat kita simpulkan bahwa pikiran berhubungan dengan perasaan dan perilaku. Perasaan dan perilaku yang positif maupun negatif tidak langsung disebabkan oleh kejadian yang dialami seseorang, tetapi lebih disebabkan karena pikirannya. Selain itu kalau kita punya pikiran positif maka dampaknya, perasaan dan perilaku kita jadi positif. Sebaliknya, jika pikiran kita negatif, maka perasaan dan perilaku kita juga jadi negatif”). ± 4
menit
7) Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya (“Apakah ada pertanyaan? Sudah paham semuanya?”). ± 5 menit
8) Peneliti memandu peserta untuk melakukan refleksi terhadap pengalaman peserta dan memastikan peserta mendapatkan insight bahwa masalah bullying
yang membuat mereka menjadi sedih selama ini disebabkan karena adanya mekanisme antara pikiran, perasaan dan perilaku (“Oke, sekarang mari kita coba kaitkan dengan pengalaman kalian, disini kamu memiliki pikiran
adalah... Dan perilaku kamu juga menjadi… Jadi kesimpulannya pikiran
kamu ini berdampak pada perasaan dan perilaku kamu ini, bukan? Lalu menurut kamu dampaknya positif atau negatif? Kenapa bisa negatif? Ya, benar sekali, karena pada awalnya kamu memiliki pikiran yang negatif. Jadi penyebab masalah kalian apa? Ya benar sekali, karena kalian memiliki pikiran yang negatif terhadap kejadian tersebut. Akibat pikiran negatif itu apa? Ya, benar sekali, kalian jadi sedih dan merasa tidak berharga bagi teman-teman kalian. Lalu kira-kira kalau kalian memiliki pikiran yang berbeda, mungkinkah perasaan dan perilaku kalian juga akan berbeda? Ya kalian benar sekali, mungkin saja ya. Jadi kalian ingin tetap mempertahankan pikiran negatif atau merubahnya dengan pikiran positif? Ya, kalian semua ingin merubahnya ya? Lalu bagaimana caranya kita merubah pikiran negatif jadi positif? Jawabannya akan kita temukan pada pertemuan berikutnya. Setuju?. Tapi sebelum itu, pada pertemuan berikutnya saya akan terlebih dahulu menjelaskan mengenai istilah bagi orang-orang yang memiliki pikiran ataupun keyakinan yang positif maupun negatif pada dirinya. Setuju?”). ± 15 menit
9) Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya (“Apakah ada pertanyaan? Sudah paham semuanya?”). ± 3 menit
10)Terapis menutup pertemuan pertama (“Kegiatan tetapi pada pertemuan pertama telah selesai. Besok kita akan bertemu kembali untuk melanjutkan proses terapi. Saya mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang baik dari
3) Menjelaskan ciri-ciri orang dengan self esteem tinggi dan rendah.
4) Menjelaskan bahwa pikiran, perasaan dan perilaku yang negatif merupakan ciri-ciri individu yang memiliki self esteem yang rendah.
5) Mengkategorisasikan pikiran dan perasaan peserta sesuai dengan aspek-aspek
self esteem.
kita rasakan dan lakukan. Kalian juga sudah memahami bagaimana dampak dari pikiran terhadap perasaan dan perilaku. Oleh sebab itu, seperti yang saya katakan kemarin, sekarang kita akan belajar mengenai istilah bagi orang-orang yang memiliki pikiran ataupun keyakinan yang positif maupun negatif pada dirinya. Siap?”) ± 5 menit
2) Terapis menayangkan slide show yang berisi pengertian dari self esteem, aspek-aspek self esteem, dan ciri-ciri self esteem tinggi dan rendah. ± 5 menit. 3) Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya (“Apakah ada
pertanyaan? Sudah paham semuanya?”). ± 5 menit
7) Terapis memandu peserta berdiskusi mengenai kaitan pikiran, perasaan dan perilaku mereka dengan materi self esteem (“Adakah pikiran, perasaan maupun perilaku kalian yang terkait dengan salah satu aspek self esteem?
Ya, mari kita diskusikan pikiran si Z, disini ia menyatakan „saya berpikir
bahwa teman-teman tidak mau mengerjakan tugas dengan saya‟. Menurut kalian, hal ini bagian dari aspek self esteem yang mana? Ya benar sekali,
pada aspek „tidak diterima‟. Sekarang kita akan mendiskusikan hasil kerja Y…..”). ± 10 menit
8) Terapis memandu peserta untuk memperoleh insight tentang kondisi self esteem peserta (“Berdasarkan penjelasan materi yang telah saya sampaikan tadi dan hasil tugas yang telah kalian kerjakan di lembar tugas 2, menurut kalian bagaimana kondisi self esteem kalian saat ini? Ya, rendah, maksudnya? Ya, karena kalian masih memiliki pikiran, perasaan dan perilaku yang negatif”). ± 3 menit
9) Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya (“Apakah ada pertanyaan? Sudah paham semuanya?”). ± 3 menit
10)Terapis meminta peserta untuk menyimpulkan kegiatan (“Hal apa yang dapat kalian simpulkan dari kegiatan yang kita lakukan tadi? Ya kalian benar, jadi adanya pikiran, keyakinan, perasaan dan perilaku seseorang yang negatif merupakan ciri-ciri seseorang yang memiliki self esteem yang rendah”). ± 5
menit
11)Terapis menanyakan bagaimana tanggapan peserta mengenai self esteem
mereka dan mencoba memotivasi peserta agar meningkatkan self esteem
mereka (“Bagaimana kalian menanggapi self esteem kalian yang masih rendah? Ya, kalian benar sekali, self esteem yang rendah harus dirubah dengan cara merubah pikiran kalian. Pikiran yang positif akan membawa dampak yang positif pula. Lalu bagaimana caranya agar kita memiliki pikiran/keyakinan yang positif atau dengan kata lain kita memiliki pikiran yang rasional? Baiklah, kita akan membahasnya pada kegiatan berikutnya. Setuju?”). ± 5 menit
pertanyaan? Sudah paham semuanya?”). ± 2 menit
Prosedur : 1) Pelatih berdiri dan meminta peserta berdiri membentuk lingkaran (“Sebelum kita belajar tentang bagaimana memiliki pikiran yang positif, adik-adik silahkan ke depan dan buat posisi lingkaran”). ± 1 menit
2) Peserta menjelaskan aturan main (“Kali ini kita akan melakukan permainan angin bertiup. Aturan mainnya adalah nanti saya akan menyebutkan barang-barang tertentu yang kalian pakai, bagi orang-orang yang memakai barang-barang yang saya sebutkan harus berpindah tempat dan bagi yang tidak memakai maka tetap berada di tempatnya. Saat ada orang yang bergerak/berpindah, maka kalian harus memperkecil lingkaran hingga ada 1 orang yang berada di tengah seperti posisi saya sekarang. Siapa yang tidak dapat bergabung di dalam lingkaran maka akan diminta untuk bernyanyi. Selanjutnya ia akan memberikan instruksi berikutnya. Apakah ada yang ingin ditanyakan? Coba kita contohkan sekali. Dengarkan instruksi saya, angin beriup pada orang yang menggunakan pakaian seragam sekolah. Sudah paham? Jadi bagi orang yang menggunakan pakaian seragam harus berpindah tempat. Apakah ada pertanyaan lagi? Jika tidak ada mari kita bermain sekarang”). ± 7 menit
3) Terapis meminta peserta untuk mengemukakan perasaannya setelah bermain angin bertiup (“Bagaimana perasaan kalian setelah bermain angin bertiup? Semangat untuk menjalani kegiatan berikutnya?”). ± 2 menit
Sesi 11 : Menghilangkan pikiran negative
Tujuan: : 1) Membuat peserta mampu mengidentifikasi pikiran-pikiran negatifnya
2) Menjelaskan bahwa pikiran yang peserta miliki selama ini mengenai dirinya merupakan opini dan dapat dirubah.
6) Membuat peserta mampu mengidentifikasi kelebihan-kelebihan dan pikiran-pikiran positifnya serta melakukan positive self talk.
Metode : Diskusi dan tugas Waktu : 95 Menit
Bahan : Lembar tugas 1, 3, 4, 5, 6
Prosedur : 1) Terapis membagikan lembar tugas 3 kepada peserta. ± 1 menit
2) Terapis menjelaskan cara pengerjaan lembar tugas 3 (“Sekarang coba kalian perhatikan pikiran kalian di lembar tugas 1. Pilihkan beberapa pikiran negatif kalian dan tuliskan di lembar tugas 3”). ± 1 menit
pertanyaan? Sudah paham semuanya?”). ± 3 menit anggota kelompok mempertanyakan pikiran tersebut setelah terapis membacakan hasilnya (“Saya akan memilih lembar tugas salah satu diantara kalian, dan saya minta kalian menentang pikiran tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan yang menantang. Misalnya, saya mengatakan „saya
adalah orang yang bodoh‟. Maka kalian harus menentangnya dengan
pertanyaan-pertanyaan seperti, dari mana kamu tahu kalau kamu adalah bodoh? Apakah semua orang beranggapan demikian? Kalau ada orang yang sangat bodoh sekali belajar bersamamu, kira-kira ia akan berkata apa? Ya, benar, kamu adalah anak yang pintar. Kalau begitu pikiran kamu itu suatu fakta/kebenaran atau bukan?”). ± 3 menit
7) Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya (“Apakah ada pertanyaan? Sudah paham semuanya?”). ± 5 menit
8) Terapis membacakan pikiran negatif dan memandu peserta untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menantang pikiran negatif. ± 15 menit
9) Terapis menyimpulkan kegiatan (“Jadi untuk menghilangkan pikiran negatif, maka kita dapat menggunakan berbagai pertanyaan-pertanyaan yang menantang untuk menentukan apakah pikiran tersebut fakta atau opini”). ± 2
menit
10)Terapis menjelaskan perbedaan antara fakta dan opini (“Siapa yang tahu apa itu fakta? Apa bedanya dengan opini? Fakta adalah sesuatu yang benar-benar terjadi, informasi yang memang nyata, dengan kata lain orang dapat melihat sesuatu secara nyata dan setuju kalau itu memang ada. Fakta merupakan sesuatu yang dapat dibuktikan. Fakta harus dapat dilihat, misalnya perilaku yang ditunjukkan oleh individu, warna rambut dan sebagainya. Fakta juga harus dapat diukur, seperti tinggi badan, berat badan, dll. Contoh fakta: Tinggi saya 160 cm, apabila saya malu, maka wajah saya akan memerah, dll. Opini adalah segala sesuatu yang belum dapat dibuktikan kebenarannya? Opini biasanya berupa pikiran dan perasaan”). ± 3 menit
11)Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya (“Apakah ada pertanyaan? Sudah paham semuanya?”). ± 4 menit
12)Terapis membagikan lembar tugas 4 kepada peserta. ± 1 menit