BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengaruh
2.1.1 Pengertian Pengaruh
Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daya yang ada dan
timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan
seseorang. Dari pengertian di atas telah dikemukakan sebelumnya bahwa pengaruh adalah
merupakan sesuatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain.
Pengaruh adalah suatu keadaan ada hubungan timbal balik, atau hubungan sebab
akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang di pengaruhi. Dua hal ini adalah yang
akan dihubungkan dan dicari apa ada hal yang menghubungkannya. Di sisi ain pengaruh
adalah berupa daya yang bisa memicu sesuatu, menjadikan sesuatu berubah. Maka jika salah
satu yang disebut pengaruh tersebut berubah, maka akan ada akibat yang ditimbulkannya.
2.2 Program
2.2.1 Pengertian Program
Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan. Di
dalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam setiap program dijelaskan
mengenai:
1. Tujuan kegiatan yang akan dicapai.
2. Kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan.
3. Aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui.
5. Strategi pelaksanaan.
Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah
untuk dioperasionalkan. Hal ini sesuai dengan pengertian program yang diuraikan.
“A programme is collection of interrelated project designed to harmonize and
integrated various action an activities for achieving averal policy objectives” (suatu program
adalah kumpulan proyek – proyek yang berhubungan telah dirancang untuk melaksanakan
kegiatan – kegiatan yang harmonis dan secara integraft untuk mencapai sasaran
kebijakansanaan tersebut secara keseluruhan).
Menurut Jones, pengertian program adalah cara yang disahkan untuk mencapai
tujuan, beberapa karakteristik tertentu yang dapat membantu seseorang untuk
mengidentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak yaitu:
1. Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau pelaku
program.
2. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang biasanya juga
diidentifikasikan melalui anggaran.
3. Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat diakui
2.3 Keluarga
2.3.1 Pengertian Keluarga
Keluarga adalah suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan ikatan-ikatan
perkawinan, darah atau adopsi adalah susunan rumah tangga sendiri, berinteraksi dan
berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami dan istri,
ayah dan ibu, putera dan puteri dan merupakan pemelihara kebudayaan bersama.
Keluarga adalah sistem sosial kecil yang terdiri dari individu-individu yang
berhubungan dengan satu sama lainnya dengan alasan kasih sayang dan ikatan yang kuat,
loyalitas, mengkompromikan keadaan rumah yang permanen yang terjadi di dalam jangka
tahunan dan dekade-dekade. Anggota-anggota masuk melalui kelahiran, adopsi dan
perkawinan lepas dari keanggotaannya hanya kematian
(http://www.yakita.or.id/konselingkeluarga.html diakses tanggal 30 Mei 2014 pukul 20.10
Wib).
2.3.2 Bentuk-Bentuk Keluarga
A. Tradisional
1. Nuclear Family atau Keluarga Inti
Ayah, ibu, anak tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal
dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
2. Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami atau istri.
Tinggal dalam satu rumah dengan anak-anak keduanya baik itu bawaan dari
3. Niddle Age atau Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau kedua-duanya bekerja di rumah,
anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah atau perkawinan/meniti
karier.
4. Keluarga Dyad
Suami istri tanpa anak.
5. Single Parent
Satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak.
6. Dual Carrier
Suami istri/keluarga orang karier dan tanpa anak.
7. Commuter Married
Suami istri / keduanya orang karir dan tinggal terpisah pada jarak tertentu,
keduanya saling bertemu pada waktu-waktu tertentu.
8. Single Adult
Orang dewasa hidup sendiri dan tidak ada keinginan untuk kawin.
9. Extended Family
Generasi pertama, kedua dan ketiga bersama dalam satu rumah.
10.Keluarga Usila
Usila dengan tanpa pasangan, anak sudah pisah.
B. Non Tradisional
1. Commune Family
Beberapa Keluarga hidup bersama dalam satu rumah, sumber sama, pengalaman
sama.
Dua orang / satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
3. Homoseksual/Lesbian
Satu jenis hidup bersama sebagai suami istri.
4. Institusional
Anak-anak/orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.
5. Keluarga orang tua (pasangan) yan tidak kawin dengan anak.
(Su’adah, 2005:27)
2.3.3 Fungsi Keluarga
Pada dasarnya keluarga mempunyai fungsi-fungsi pokok yakni fungsi yang sulit
diubah dan digantikan oleh orang lain. Sedangkan fungsi-fungsi lain atau fungsi-fungsi
sosial, relative lebih mudah berubah atau mengalami perubahan.Fungsi-fungsi pokok tersebut
antara lain :
1. Fungsi biologi
Keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak, fungsi biologi orangtua ialah
melahirkan anak. Fungsi ini merupakan dasar kelangsungan hidup masyarakat.
Namun fungsi ini juga mengalami perubahan, karena keluarga sekarang cenderung
kepada jumlah anak yang sedikit. Kecenderungan kepada jumlah anak yang lebih
sedikit ini dipengaruhi faktor-faktor :
a. Perubahan tempat tinggal keluarga dari desa ke kota
b. Makin sulitnya fasilitas perumahan
d. Banyaknya anak dipandang sebagai hambatan unyuk mencapai sukses material
keluarga
e. Meningkatkan taraf pendidikan wanita berakibatnya berkurangnnya fertilitanya
f. Berubahnya dorongan dari agama agar keluarga mempunyai banyak anak
g. Makin banyaknya ibu-ibu yang bekerja di luar rumah
h. Makin meluasnya pengetahuan dan penggunaan alat-alat kontrasepsi
2. Fungsi afeksi
Dalam keluarga terjadi hubungan social yang penuh dengan kemesraan dan afeksi.
Hubungan afeksi ini tumbuh sebagai akibat hubungan cinta kasih yang menjadi dasar
perkawinan. Dari hubungan cinta kasih inilah lahir hubungan persaudaraan,
persahabatan, kebiasaan, identifikasi, persamaan pandangan mengenai nilai-nilai.
Dasar cinta kasih inilah yang merupakan faktor penting bagi perkembangan pribadi
anak. Dalam masyrakat yang makin impersonal, sekuler, dan asing, pribadi sangat
membutuhkan hubungan afeksi seperti yang terdapat dalam keluarga, suasana afeksi
itu tidak terdapat dalam institusi sosial yang lain.
3. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi ini menunjuk peranan keluarga dalam membentuk kepribadian
anak. Melalui interkasi sosial dalam keluarga itu anak mempelajari pola-pola
tingkahlaku, sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai dalam masyarakat dalam
rangka perkembangan kepribadiannya.
Sedangkan Mac Iver dan Page mengatakan “the primary fuctions” dari keluarga
modern adalah sebagai berikut :
a. Prokreasi dan memperhatikan serta membesarkan anak
c. Bagian dari rumah tangga, dengan hubungan materialnya, kebudayaan dan
kasih sayang.
Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa tugas orang tua adalah :
1. Menstabilkan situasi keluarga: dalam arti stabilisasi situasi ekonomi rumah
tangga.
2. Mendidik anak.
3. Pemeliharaan fisik dan psikis keluarga, termasuk disini kehidupan religius.
(Ahmadi, 2002 : 246).
2.4 Program Keluarga Harapan (PKH)
2.4.1 Pengertian Program Keluarga Harapan
Program keluarga harapan adalah merupakan suatu program penanggulangan
kemiskinan yang memberikan bantuan tunai kepada rumah tangga sangat miskin (RTSM),
yaitu program pemerintah yang tertuang dalam RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka
Panjang) Tahun 2005 s/d 2025 (Undang-Undang No. 17 Tahun 2007). Sebagai imbalannya
RTSM diwajibkan memenuhi persyaratan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas
sumber daya manusia (SDM), yaitu pendidikan dan kesehatan.
Program Keluarga Harapan (PKH) diluncurkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
di Gorontalo, Juli 2007. Pada tahap awal dilaksanakan di tujuh provinsi melibatkan 500.000
Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara
Timur. Tahun 2007 merupakan tahap awal pengembangan program atau tahap uji coba.
Tujuan uji coba adalah untuk menguji berbagai instrumen yang diperlukan dalam
pelaksanaan PKH, seperti antara lain metode sasaran, verifikasi persyaratan, mekanisme
pembayaran, dan pengaduan masyarakat.
Apabila tahap uji coba ini berhasil, maka PKH akan dilaksanakan setidaknya sampai
dengan tahun 2015. Hal ini sejalan dengan komitmen pencapaian Millenium Development
Goals (MDGs), mengingat sebagian indikatornya juga diupayakan melalui PKH. Selama
periode terebut, target peserta secara bertahap akan ditingkatkan hingga mencakup seluruh
RTSM dengan anak usia pendidikan dasar dan ibu hamil/nifas.
Pada tahun 2008, ditambah lagi menjadi 13 provinsi. Enam tambahan itu adalah:
Nanggroe Aceh Darusalam, Sumatera Utara, Daerah Istimewa Yogyakarta, Banten, Nusa
Tenggara Barat, dan Kalimantan Selatan. PKH sudah dilaksanakan di 72 kabupaten di 13
provinsi, dengan penerima 700 ribu RTSM pada tahun 2008.
Anggarannya berasal dari APBN dimana kedudukan PKH merupakan bagian dari
program-program penanggulangan kemiskinan lainnya. PKH berada di bawah koordinasi
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK), baik di Pusat maupun di daerah. Oleh
sebab itu akan segera di bentuk Tim Pengendali PKH dalam TKPK agar terjadi koordinasi
2.4.2 Tujuan Program Keluarga Harapan
Tujuan utama dari PKH adalah untuk mengurangi angka kemiskinan dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama pada kelompok masyarakat miskin.
Tujuan tersebut sekaligus upaya mempercepat pecapaian MDGs. Secara khusus, tujuan PKH
terdiri atas :
1. Meningkatkan kondisi sosial ekonomi RTSM;
2. Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSM;
3. Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu nifas, dan anak di
bawah 6 tahun dari RTSM;
4. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan,
khususnya bagi RTSM.
2.4.3 Sasaran Penerima Program Keluarga Harapan
Sasaran atau Penerima bantuan PKH adalah Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM)
yang memiliki anggota keluarga yang terdiri dari anak usia 0-15 tahun dan/atau ibu
hamil/nifas dan berada pada lokasi terpilih. Penerima bantuan adalah Ibu atau wanita dewasa
yang mengurus anak pada rumah tangga yang bersangkutan (jika tidak ada ibu maka: nenek,
tante/bibi, atau kakak perempuan dapat menjadi penerima bantuan). Jadi, pada kartu
kepesertaan PKH pun akan tercantum nama ibu/wanita yang mengurus anak, bukan kepala
rumah tangga. Untuk itu, orang yang harus dan berhak mengambil pembayaran adalah orang
yang namanya tercantum di kartu PKH.
Calon Penerima terpilih harus menandatangani persetujuan bahwa selama mereka
1. Menyekolahkan anak 7 – 15 tahun serta anak usia 16 – 18 tahun namun belum selesai
pendidikan dasar 9 tahun wajib belajar.
2. Membawa anak usia 0-6 tahun ke fasilitas kesehatan sesuai dengan prosedur
kesehatan PKH bagi anak.
3. Untuk ibu hamil, harus memeriksakan kesehatan diri dan janinnya ke fasilitas
kesehatan sesuai dengan prosedur kesehatan PKH bagi ibu hamil.
Setiap anak peserta PKH berhak menerima bantuan selain PKH, baik itu program
nasional maupun lokal. Bantuan PKH bukanlah pengganti program-program lainnya
karenanya tidak cukup membantu pengeluaran lainnya seperti seragam, buku dan sebagainya.
PKH merupakan bantuan agar orang tua dapat mengirim anak-anak ke sekolah.
2.4.4 Ketentuan Bantuan PKH
2.4.4.1 Ketentuan Penerima Bantuan
Penerima bantuan PKH adalah RTSM sesuai dengan kriteria BPS dan memenuhi satu
atau beberapa kriteria program yaitu memiliki Ibu hamil/nifas, anak balita atau anak usia 5-7
tahun yang belum masuk pendidikan SD, anak usia SD dan SLTP dan anak 15-18 tahun yang
belum menyelesaikan pendidikan dasar.
Sebagai bukti kepesertaan PKH diberikan kartu peserta PKH atas nama Ibu atau
perempuan dewasa. Kartu tersebut digunakan untuk menerima bantuan PKH. Selanjutnya
kartu PKH dapat berfungsi sebagai kartu Jamkesmas untuk seluruh keluarga penerima PKH
tersebut sebagaimana yang dijelaskan dalam buku Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas 2009.
2.4.4.2 Kewajiban Penerima PKH
2.4.4.2.1 Berkaitan dengan Kesehatan
RTSM yang sudah ditetapkan menjadi peserta PKH, diwajibkan memenuhi
persyaratan kesehatan yang sudah ditetapkan dalam protokol pelayanan kesehatan.
Protokol Pelayanan Kesehatan bagi Peserta PKH:
Anak usia 0-6 tahun:
• Anak usia 0-28 hari (neonatus) harus diperiksa kesehatannya sebanyak 3 kali.
• Anak usia 0-11 bulan harus diimunisasi lengkap (BCG, DPT, Polio, Campak,
Hepatitis B) dan ditimbang berat badannya secara rutin setiap bulan.
• Anak usia 6-11 bulan harus mendapatkan vitamin A minimal sebanyak 2
(dua) kali dalam setahun yaitu bulan Februari dan Agustus.
• Anak usia 12-59 bulan perlu mendapatkan imunisasi tambahan dan ditimbang
berat badannya secara rutin setiap 3 (tiga) bulan.
• Anak usia 5-6 tahun ditimbang berat badannya secara rutin setiap 3 (tiga)
bulan untuk dipantau tumbuh kembangnya dan atau mengikuti program
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD/Early Childhood Education) apabila di
lokasi/posyandu terdekat terdapat fasilitas PAUD.
Ibu hamil dan ibu nifas :
• Selama kehamilan, ibu hamil harus melakukan pemeriksaan kehamilan di
fasilitas kesehatan sebanyak 4 (empat) kali yaitu sekali pada usia kehamilan 3
bulan I, sekali pada usia kehamilan 3 bulan II, dua kali pada 3 bulan terakhir,
dan mendapatkan suplament tablet Fe.
• Ibu melahirkan harus ditolong oleh tenaga kesehatan.
• Ibu nifas harus melakukan pemeriksaan/diperiksa kesehatannya setidaknya 3
GambarMekanismePelaksanaan PKH
PKH MeraihKeluarga Sejahtera
BPS SURVEY AnakUsia 0-6 thn
Sumber: BukuPedomanUmum PKH
BPS SURVEY CALON PESERTA PESERTA
KRITERIA Sangat Miskin
PNY DATA : -Ibu Hamil
-Anak usia 0-6 tahun -Pendidikan 9 tahun
− Hadir di pertemuan awal dan atau
2. Perbaikan data RTSM 3. Persetujuan memenuhi
ketentuan PKH
4. Undangan untuk memnuhi pertemuan awal oleh PT. POS
tiap tiga bulan penuh
Pembayaran dikurangi
2.4.4.2.2 Berkaitan dengan Pendidikan
Peserta PKH diwajibkan memenuhi persyaratan berkaitan dengan pendidikan jika
memiliki anak berusia 7-15 tahun. Anak peserta PKH harus didaftarkan/terdaftar pada satuan
pendidikan (SD/MI/SDLB/Salafiyah Ula/Paket A atau SMP/MTs/SMLB/Salafiyah
Wustha/Paket B termasuk SMP/Mts terbuka) dan mengikuti kehadiran di kelas minimal 85
persen dari hari sekolah dalam sebulan selama tahun ajaran berlangsung.
2.4.4.2.3 Resertifikasi
Kepesertaan RTSM dalam PKH diharapkan akan membawa perbaikan pendapatan
rumah tangga dan kualitas anak-anak RTSM. Dengan tercapainya perbaikan tersebut, tidak
selamanya peserta atau peneria bantuan PKH memperoleh bantuan. Untuk itu, dalam
rancangan PKH disusun exit strategy yag dilakukan melalui resertifikasi.
Resertifikasi adalah proses evaluasi status kepesertaan PKH untuk menentukan
apakah peserta masih layak atau tidak sebagai penerima bantuan. Resertifikasi dilakukan oleh
UPPKH Pusat berkoordinasi dengan BPS, dimana pelaksana program akan mendatangi
peserta PKH dengan melihat secara langsung kondisi mereka dan mengajukan pertanyaan
seperti pada saat registrasi awal, yaitu antara lain informasi dasar kepesertaan (nama, alamat,
umur dan jenis keamin), kondisi ekonomi peserta (pekerjaan saat ini, tempat bekerja dan
penghasilan yang diterima), status pendidikan anggota keluarga (orang tua dan anak-anak),
kondisi tempat tinggal dan sebagainya.
Proses resertifikasi dilakukan setiap tiga tahun, selama kepesertaan suatu RTSM
dalam PKH. Tahap resertifikasi tersebut adalah sebagai berikut: Resertifikasi dilakukan
maka RTSM tersebut akan tetap menerima bantuan. Namun apabila hasil resertifikasi
mengindikasikan bahwa RTSM sudah mampu, maka status kepesertaan PKH akan
dihentikan.
2.4.4.2.4 Besaran Bantuan
Besar bantuan tunai untuk peserta PKH bervariasi tergantung jumlah anggota
keluarga yang diperhitungkan dalam penerimaan bantuan, baik komponen kesehatan maupun
pendidikan. Besaran bantuan ini di kemudian hari bisa berubah sesuai dengan kondisi
keluarga saat itu atau bila peserta tidak dapat memenuhi syarat yang ditentukan.
Skenario Bantuan Bantuan per RTSM per tahun
Bantuan tetap
Bantuan bagi RTSM yang memiliki:
a. Anak usia di bawah 6 tahun
b. Ibu hamil/menyusui
c. Anaka usia SD/MI
d. Anak usia SMP/MTs
Rp. 200.000
Rp. 800.000
Rp. 800.000
Rp. 400.000
Rp. 800.000
Rata-rata bantuan per RTSM
Bantuan minimum per RTSM
Bantuan maksimal per RTSM
Rp. 1.390.000
Rp. 600.000
Rp. 2.200.000
Keterangan: Bantuan terkait kesehatan berlaku bagi RTSM dengan anak di bawah 6 tahun
dan/atau ibu hamil/nifas. Besar bantuan ini tidak dihitung berdasarkan jumlah anak. Besar
bantuan adalah 16% rata-rata pendapatan RTSM per tahun. Batas minimum dan maksimum
2.4.5 Pengorganisasian
PKH dilaksanakan oleh UPPKH Pusat, UPPKH Kabupaten/Kota dan Pendamping
PKH. Masing-masing pelaksana memegang peran penting dalam menjamin keberhasilan
PKH. Mereka adalah: UPPKH Pusat (Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan Pusat)
merupakan badan yang merancang dan mengelola persiapan dan pelaksanaan program.
UPPKH Pusat juga melakukan pengawasan perkembangan yang terjadi di tingkat daerah
serta menyediakan bantuan yang dibutuhkan.
UPPKH Kab/Kota (Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan Kab/Kota)
Pelaksanaan program dan memastikan bahwa alur informasi yang diterima dari kecamatan ke
pusat dapat berjalan dengan baik dan lancar. UPPKH Kab/Kota juga berperan dalam
mengelola dan mengawasi kinerja pendamping serta memberi bantuan jika diperlukan.
UPPKH PUSAT
- MERANCANG
- MENGELOLA PERSIAPAN &
Pendamping merupakan pihak kunci yang menjembatani penerima manfaat dengan
pihak-pihak lain yang terlibat di tingkat kecamatan maupun dengan program di tingkat
kabupaten/kota. Tugas Pendamping termasuk didalamnya melakukan sosialisasi, pengawasan
dan mendampingi para penerima manfaat dalam memenuhi komitmennya. Jumlah
pendamping disesuaikan dengan jumlah peserta PKH yang terdaftar di setiap kecamatan.
Sebagai acuan, setiap pendamping mendampingi kurang lebih 375 RTSM peserta PKH.
Selanjutnya tiap-tiap 3-4 pendamping akan dikelola oleh satu koordinator pendamping.
Pendamping menghabiskan sebagian besar waktunya dengan melakukan kegiatan di
lapangan, yaitu mengadakan pertemuan dengan Ketua Kelompok, berkunjung dan berdiskusi
dengan petugas pemberi pelayanan kesehatan, pendidikan, pemuka daerah maupun dengan
peserta itu sendiri.
Dalam pelaksanaan PKH terdapat Tim Koordinasi yang membantu kelancaran
program di tingkat provinsi dan PT Pos yang bertugas menyampaikan informasi berupa
undangan pertemuan, perubahan data, pengaduan dan seterusnya serta menyampaikan
bantuan ke tangan penerima manfaat langsung. Selain tim ini, juga terdapat lembaga lain di
luar struktur yang berperan penting dalam pelaksanaan kegiatan PKH, yaitu lembaga
pelayanan kesehatan dan pelayanan pendidikan di tiap kecamatan dimana PKH dilaksanakan.
Dari gambar di atas, BPS mendata masyarakat Kecamatan Medan Barat yang berhak
memperoleh mendapatkan PKH untuk menjadi peserta penerima bantuan PKH dengan
kriteria sangat miskin dan terdapat ibu hamil, balita dan pendidikan 9 tahun. Kemudian
diadakan pertemuan awal oleh PT POS di kordinasikan oleh UPPKH Kecamatana Medan
Barat dengan mengundang petugas puskesmas dan sekolah di Kecamatan tersebut. Peserta
menandatangani surat perjanjian patuh pada komitmen. Tujuan pertemuan awal adalah
menginformasikan dan menjelaskan tujuan, ketentuan, mekanisme, sanksi, serta hak dan
Kemudian dilakukan pembayaran pertama sebagai kunjungan awal yaitu pertama
dengan mencatat status, kedua info tentang jadwal kunjungan berikut. Apabila kunjungan
sesuai jadwal yang telah ditentukan maka pembayaran berikutnya tiap tiga buan penuh, dan
apabila kunjungan tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan maka dikurangi. Apabila
peserta tersebut selama menjadi penerima bantuan PKH tidak pernah melanggar komitmen
yang telah disetuju, maka jaminan sebagai peserta PKH diberikan selama 3 tahun.
2.5 Sosial Ekonomi
2.5.1 Pengertian Sosial Ekonomi
Kata sosial berasal dari kata “socius” yang artinya kawan (teman). Dalam hal ini arti
kawan bukan terbatas sebagai teman sepermainan, teman kerja dan sebagainya. Yang
dimaksud teman di sini adalah mereka yang ada disekitar kita, yakni yang tinggal dalam
suatu lingkungan tertentu dan mempunyai sifat yang saling mempengaruhi (wahyuni,
1989:60). Sedangkan istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu “oikos” yang artinya
rumah tangga dan “nomos” yang artinya mengatur, jadi secara harfiah ekonomi berarti cara
mengatur rumah tangga.
Status sosial ekonomi rumah tangga sangat berpengaruh bagi pemenuhan kebutuhan
hidup sehari-hari. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai potensi serta kepribadian
yang memungkinkan dia diterima dalam pergaulan dengan individu lain. Karena setiap
individu mempunyai kemampuan tersebut disalurkan untuk kepentingan tertentu, kemudian
individu yang lain dapat menerima dan mengakuinya.
Kondisi sosial ekonomi merupakan suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara
posisi ini disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi si pembawa
status, misalnya pendapatan dan pekerjaan. Status sosial ekonomi orang tua sangat
berdampak bagi pemenuhan kebutuhan keluarga dalam mencapai standar hidup yang
sejahtera dan mencapai kesehatan yang maksimal. Status adalah keadaan atau kedudukan
seseorang sedangkan pengertian sosial sangat berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat.
Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara
sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat.
Pemberian posisi ini disertai dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh
sipembawa status. Tingkat sosial merupakan faktor nonekonomis seperti budaya, pendidikan,
umur dan jenis kelamin. Sedangkan tingkat ekonomi seperti pendapatan, jenis pekerjaan,
pendidikan dan investasi. Sosial ekonomi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain dalam sandang, pangan,
kerumahan, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Pemenuhan kebutuhan yang dimaksud
berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
2.5.1.1 Sosial Ekonomi Menurut Ilmu Sosiologi
Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat masyarakat, perilaku
masyarakat, perkemabangan masyarakat, sosiologi merupakan cabang ilmu sosial yang
mempelajari masyarakat dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Sosiologi
merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata latin socius yang artinya teman, dan logos
dari kata yunani yang berarti cerita, diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul
“Cours De Philosophie Positive” karangan Agust Comte (1798-1857). Sosiologi muncul
sejak ratusan, bahkan ribuan tahun yang lalu. Namun sosiologi sebagai ilmu yang
Sebagai bagian dari ilmu sosial, objek sosiologi adalah masyarakat dilihat dari sudut
hubungan-hubungan antar manusia dan proses yang timbul dari meningkatkan daya
hubungan-hubungan tersebut di dalam masyarakat. Tujuan sosiologi adalah meningkatkan
daya atau kemampuan manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya.
Caranya adalah dengan mengembangkan pengetahuan yang objektif mengenai gejala-gejala
kemasyarakatan yang dapat di manfaatkan secara efektif untuk memecahkan
masalah-masalah sosial. Contoh, jika seseorang ingin berhubungan dengan masyarakat lain sudah
selayaknya ia mempelajari dahulu sifat dan karakter masyarakat tersebut.
Berbeda dengan pengertian Ekonomi. Dewasa ini, pengertian tentang ekonomi
sebagai suatu disiplin ilmu adalah sangat kompleks. Sehingga tidak jarang kita dapatkan
adanya perbedaan pengertian ataupun defenisi yang diberikan oleh ekonom yang satu dengan
yang lainnya. Pada mulanya pengertian ekonomi, cukup sederhana, yaitu pengaturan
administrasi sumber-sumber penghasilan di rumah tangga. Selanjutnya para ekonom
mendefenisikan ekonomi dalam pengertian “kekayaan” sebagai contohnya, Adam Smith
dalam bukunya An inquiry into the Nature and causes of Wealth of Nations mendefenisikan
ekonomi sebagai disiplin ilmu terapan tentang produksi dan penggunaan kekayaan. Pada saat
sekarang defenisi dari ekonomi lebih ditekankan pada determinasi dari beberapa
permasalahan perdagangan. Sering juga ekonomi didefenisikan dalam pengertian
“kesejahteraan” yang mana ekonomi merupakan sarana atau ilmu tentang bagaimana
menambah produksi sehingga standard kehidupan atau kesejahteraan masyarakat bisa
bertambah.
Para ekonom modern menganggap bahwa manusia adalah mahluk berpikir dan
motivasi-motivasi yang ada pada dirinya berdasar pada faktor-faktor ekonomi. Manusia
atau pendapatan pribadi dijadikan sebagai ukuran kemakmuran suatu masyarakat atau suatu
bangsa. Produksi dipacu setinggi-tingginya, tanpa memperhatikan harga atau nilai
kemanusiaan, kemasyarakatan, dan lingkungan.
2.6. Masyarakat
2.6.1 Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang atau
dengan sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain.
Pengaruh dan pertalian kebatinan yang terjadi dengan sendirinya disini menjadi unsur yang
sine qua non yang harus ada dalam masyarakat, bukan hanya menjumlahkan adanya
orang-orang saja, diantara mereka harus ada pertalian satu sama lain. Masyarakat adalah satu
kesatuan yang berubah yang hidup karena proses masyarakat yang menyebabkan perubahan
itu.Masyarakat mengenal kehidupan yang tenang, teratur dan aman disebabkan oleh karena
pengorbanan sebagian kemerdekaan dari anggota-anggotanya,baik dengan paksa maupun
sukarela. Pengorbanan disini dimaksudkan menahan nafsu atau kehendak
sewenang-sewenang, untuk mengutamakan kepentingan dan keamanan bersama, dengan paksa berarti
tunduk kepada hukum-hukum yang telah ditetapkan (negara dan sebagainya) dengan sukarela
berarti menurut adaptasi dan berdasarkan keinsyafan akan persaudaraan dalam kehidupan
bersama ini.
Masyarakat Indonesia memiliki struktur masyarakat yang terurai atas 2 bagian
(Nasution, 2003: 82):
Dalam rangka memahami masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk ini perlu
kiranya mengungkapkan tentang suku bangsa-suku bangsa dan gambaran umum
tentang kebudayaan, maupun agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia, yang
dalam beberapa hal dapat dapat membantu memahami suasana dari masyarakat
Indonesia.
a. Suku bangsa, di Indonesia terdapat 366 suku bangsa, dengan perincian: Sumatera
49 suku bangsa, Jawa 7 suku bangsa, Kalimantan 73 suku bangsa, Sulawesi 117
suku bangsa, Nusa Tenggara 30 suku bangsa, Maluku 41 suku bangsa, Irian Jaya
49 suku bangsa. Selain suku bangsa yang tersebut, sebagian kecil orang Indonesia
adalah orang-orang Tionghoa dan timur asing lainnya (Nasution, 2003: 83).
b. Kebudayaan
Menurut Koentjaradiningrat kebudayaan mencakup konsep yang luas sehingga
untuk kepentingan analisis, konsep kebudayaan ini perlu dipecah lagi dalam
unsur-unsurnya. Unsur-unsur yang terbesar yang terjadi karena pecahan tahap
pertama disebut unsur kebudayaan yang universal dan merupakan
unsur-unsur yang pasti bisa didapatkan di semua kebudayaan di dunia baik yang hidup
dalam masyarakat perkotaan yang besar dan kompleks.
c. Agama
Kenyataan memperlihatkan bahwa masyarakat Indonesia menganut agama yang
beragam. Ada beberapa agama yang dianut di Indonesia. Pada umumnya agama
yang dominan di anut adalah Islam, Kristen, Hindu, dan Budha. Namun masih ada
beberapa agama yang belum disebutkan yang juga bisa didapati di Indonesia.
Dalam membicarakan struktur vertikal atau lebih sering digunakan pelapisan sosial,
Soerjono Soekanto memulainya dari penghargaan, dalam arti bahwa bibit tumbuh
atau terjadinya pelapisan social oleh karena adanya sesuatu yang dihargai. Sesuatu
itu mungkin dapat berupa uang atau benda-benda bernilai ekonomis, mungkin juga
berupa tanah, kekuasaan, keturunan dari keluarga terhormat. Atau dengan kata lain
adanya peghargaan terhadap sesuatu tersebut mengakibatkan anggota masyarakat
mengidentifikasikan dan menetapkan sesuatu dalam posisi yang tinggi atau rendah
(Nasution, 2003: 89).
2.7 Kerangka Pemikiran
Pengaruh adalah suatu keadaan ada hubungan timbal balik, atau hubungan sebab
akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang di pengaruhi. Dua hal ini adalah yang
akan dihubungkan dan dicari apa ada hal yang menghubungkannya. Di sisi ain pengaruh
adalah berupa daya yang bisa memicu sesuatu, menjadikan sesuatu berubah. Maka jika salah
satu yang disebut pengaruh tersebut berubah, maka akan ada akibat yang ditimbulkannya.
Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan.
Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah untuk
dioperasionalkan.
Program keluarga harapan adalah merupakan suatu program penanggulangan
kemiskinan yang memberikan bantuan tunai kepada rumah tangga sangat miskin (RTSM),
yaitu program pemerintah yang tertuang dalam RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka
Panjang) Tahun 2005 s/d 2025 (Undang-Undang No. 17 Tahun 2007). Sebagai imbalannya
RTSM diwajibkan memenuhi persyaratan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas
Tujuan utama dari PKH adalah untuk mengurangi angka kemiskinan dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama pada kelompok masyarakat miskin.
Tujuan tersebut sekaligus upaya mempercepat pecapaian MDGs. Secara khusus, tujuan PKH
terdiri atas :
1. Meningkatkan kondisi sosial ekonomi RTSM;
2. Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSM;
3. Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu nifas, dan anak di
bawah 6 tahun dari RTSM;
4. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan,
khususnya bagi RTSM
Program Keluarga Harapan (PKH) di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat
Kota Medan ini sudah berjalan kurang lebih 5 tahun. Program ini merupakan program yang
digagas oleh Kementerian Sosial dibawah naungan Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara.
PKH di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Kota Medan ini merupakan program
untuk keluarga miskin. Pendidikan dan pelatihan diadakan kepada para pendamping PKH,
guna sebagai layanan pendampingan atau fasilitasi kepada para peserta PKH. Program ini
banyak memberikan pengaruh positif bagi warga di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan
Barat Kota Medan. Dengan adanya program ini diharapkan pendidikan anak, kesehatan ibu
hamil dan nifas, jumlah kematian dan balita, pendapatan keluarga yang mendapat bantuan
PKH dapat memberikan pengaruh yang besar.
Skematisasi kerangka pemikiran adalah proses transformasi narasi yang menerangkan
hubungan atau konsep-konsep atau variable-variabel penelitian menjadi sesuatu yang
skema (Siagian, 2011: 132). Untuk itu skematisasi kerangka pemikiran dalam penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
BAGAN ALUR PIKIRAN
PROGRAM KELUARGA HARAPAN
1. Pemeriksaan Terhadap Ibu Hamil dan Nifas
2. Imunisasi Untuk Bayi dan Balita
3. Pendidikan Wajib 9 Tahun
4. Perbaikan Sosial Ekonomi RTSM
PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN
MELALUI PROGRAM KELUARGA
HARAPAN (PKH)
PENINGKATAN SOSIAL EKONOMI
1. Kondisi Pendidikan Anak
2. Kondisi Kesehatan Ibu Hamil dan Nifas Serta Bayi dan
2.8 Hipotesis
Secara etomologi istilah hipotesis berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari dua kata
yaitu hipo yang berarti sementara dan these yang berarti pertanyaan. Dengan demikian secara
sederhana hipotesis dapat diartikan sebagai pertanyaan sementara (Siagian,1997:147).
Mengemukakan bahwa hipotesis adalah suatu pertanyaan sementara yang menyertakan
hubungan antara dua variable atau lebih variable.
Hipotesis yang baik harus menyatakan hubungan yang jelas dan tegas antara dua atau
lebih variable dan juga membenarkan,bahkan memerlukan pengujian atas kebenaran
pertanyaan yang dirumuskan. Maka dapat kita simpulkan bahwa hipotesis adalah suatu
pertanyaan yang menengaskan hubungan antara dua atau lebih variable dimana pertanyaan
tersebut merupakan jawaban yang bersifat sementara atas masalah penelitian. Selain itu
hipotesis adalah arahan sementara untuk menjelaskan fenomena yang diteliti
(Siagian,2011:149).
Adapun hipotesis dalam penelitian ini ialah:
Ha : Ada pengaruh Program Keluarga Harapan terhadap sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Kota Medan.
Ho : Tidak ada Pengaruh Program Keluarga Harapan terhadap sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Kota Medan.
2.9 Defenisi Konsep dan Operasional
2.9.1 Defenisi Konsep
Konsep merupakan istilah khusus yang digunakan pada ahli dalam upaya
menggambarkan secara cermat fenomena sosial yang akan dikaji. Untuk menghindari salah
harus menegaskan dan membatasi makna konsep-konsep yang diteliti. Proses dan upaya
penegasan dan pembatasan makna konsep dalam suatu penelitian disebut defenisi konsep.
Secara sederhana defenisi diartikan sebagai batasan arti.
Perumusan defenisi konsep dalam suatu penelitian menunjukkan bahwa penelitian
ingin mencegah salah pengertian atas konsep yang diteliti. Dengan kata lain, peneliti
berupaya menggiring para pembaca hasil penelitian itu untuk memaknai konsep itu sesuai
dengan yang diinginkan dan dimaksudkan oleh sipeneliti, jadi defenisi konsep adalah
pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian (Siagian, 2011:
136-138).
Untuk lebih memahami konsep-konsep yang akan digunakan, maka peneliti
membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut :
1. Yang dimaksud pengaruh dalam penelitian ini adalah suatu keadaan ada hubungan
timbal balik, atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa
yang di pengaruhi.
2. Yang dimaksud program dalam penelitian ini adalah unsur pertama yang harus ada
demi terciptanya suatu kegiatan. Melalui program maka segala bentuk rencana akan
lebih terorganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalkan.
3. Program keluarga harapan adalahmerupakan suatu program penanggulangan
kemiskinan yang memberikan bantuan tunai kepada rumah tangga sangat miskin
(RTSM), yaitu program pemerintah yang tertuang dalam RPJPN (Rencana
Pembangunan Jangka Panjang) Tahun 2005 s/d 2025 (Undang-Undang No. 17 Tahun
2007).
4. Sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan
5. Yang dimaksud masyarakat di dalam penelitian ini adalah golongan besar atau kecil
terdiri dari beberapa manusia, yang atau dengan sendirinya bertalian secara golongan
dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain.
2.9.2 Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah lanjutan dari perumusan defenisi konsep. Jika perumusan
defenisi konsep ditunjukan untuk mencapai keseragaman pemahaman tentang konsep baik
berupa objek , peristiwa maupun fenomena yang diteliti, maka perumusan operasional
ditujukan dalam upaya mentransformasikan konsep kedunia nyata sehingga konsep penelitian
dapat diobservasi (Siagian, 2011 : 141).
Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini yaitu :
a. Variabel bebas (independent variabel) dapat didefenisikan sebagain variabel atau
sekelompok atribut yang mempengaruhi atau memberikan akibat terhadap variabel
atau sekelompok atribut yang lain. Ada kalanya variabel bebas itu disebut dengan
variabel pengaruh. Biasanya untuk variabel bebas diberikan simbol “x”, sehingga
sering disebut variabel x (Siagian, 2011: 89). Adapun pun variable x nya ialah
kegiatan Program Keluarga Harapan:
1. Pendidikan Wajib Belajar 9 tahun
2. Pemeriksaan Terhadap Ibu Hamil dan Nifas
3. Pemberian Imunisasi Pada Bayi dan Balita
4. Perbaikan Sosial Ekonomi RTSM
b.Variabel terikat (dependent variabel) secara sederhana dapat diartikan sebagai variabel
sering juga disebut variabel terpengaruh. Biasanya untuk variabel terikat ini diberi
notasi “y”, sehingga disebut sebagai variabel y (Siagian, 2011: 90). Variabel terikat
dalam penelitian ini ialah Sosial Ekonomi masyarakat dengan indikator sebagai
berikut :
1. Kondisi Pendidikan Anak
2. Kondisi Kesehatan
a. Ibu
b. Anak Bayi dan Balita
3. Pendapatan