Prosiding Seminar Ilmiah Dies Natalis USU Ke-59 (SI-Dies 2011)
Prosiding Seminar Ilmiah Dies Natalis USU Ke-59 (SI-Dies 2011)
v
Kata Pengantar
Seminar Ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke-59 USU (SI-DIES 2011) diisi oleh para
peneliti penerima
research grant
, baik dari DIKTI, USU, Industri, Pemda, dan lain-lain. Seminar
ini menampilkan penelitian terbaru ataupun karya inovatif dari para peneliti/dosen muda, para
mahasiswa (S1, S2 dan S3), dan praktisi dari berbagai disiplin ilmu sains, teknik, dan humaniora.
SI-DIES 2011 ini akan diadakan setiap tahunnya untuk memperingati Dies Natalis USU.
Topik-topik seminar mencakup, dan tidak terbatas pada
Light and Heavy Structure Assesment, Impact
and Fracture Mechanics, Polymer and Composite Materials, Polymeric Foam, High Rate Impact
Forming, Noise and Vibration, Ergonomic Design and Structure, Architecture and Design,
Behavioral Science, Biomedical and Life Sciences, Business and Econimics, Chemistry and
Materials Science, Computer Science, Earth and Environmental Science, Humanities, Social
Sciences and law, Mathematics and Statistics, Medicine, Psychology, Physics, and ICT.
Fasilitas
yang diberikan adalah Seminar Kit, Sertifikat,
Lunch & Snack
. Peserta seminar tidak dipungut
biaya apapun untuk seminar ini. Ini merupakan bentuk terima kasih USU untuk sivitas
akademikanya.
Jumlah makalah yang masuk dibatasi oleh batas pengiriman abstrak pada tanggal 15 juli
2011, dan makalah pada tanggal 18 Juli 2011. Makalah yang masuk melewati batas waktu yang
ditentukan tidak dapat diterbitkan dalam prosiding ini. Jumlah abstrak yang masuk adalah 69,
makalah yang masuk 65. Makalah yang dipresentasikan dalam seminar ini kemudian di-review
lagi oleh tim editor, dan yang dinilai cukup baik ditampilkan dalam Prosiding ini. Makalah yang
tampil dalam prosiding ini sebanyak 58. Makalah-makalah yang tidak dapat ditampilkan dalam
prosiding ini adalah: (1) Makalah yang masuk melewati batas pengiriman tanggal 18 Juli 2011,
(2) Makalah yang dianggap tidak layak oleh editor.
Seminar Ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke-59 USU (DI-DIES 2011) diselenggarakan
pada tanggal 20 Juli 2011 bertempat di Biro Rektor USU tepatnya di Ruang IMT-GT untuk bidang
engineering, Ruang Dewan Guru Besar untuk bidang science, dan Ruang Video Conference untuk
bidang humaniora. Seminar didahului dengan Kuliah Umum oleh Prof. Dr. Hiroomi Homma
(
ICCEED TUT Japan/ Visiting Professor Faculty of engineering
USU) sebagai
keynote speaker
dengan judul
“
JABEE Accreditation of Engineering Education Program (Toward Education
Quality at International Standard Level”
.
Untuk kepentingan dokumentasi, hasil seminar ini diterbitkan dalam bentuk prosiding ini,
softcopy akan di-upload di USU
Open Courseware
(
www.usu.ac.id
dan
www.library.usu.ac.id
).
Diharapkan dengan terbitnya prosiding ini dapat menambah koleksi perpustakaan dan bahan
referensi ilmiah.
Seminar dan Prosiding ini dari segi ilmiah maupun segi teknis pencetakan tidak luput dari
kekurangan dan kesalahan. Untuk itu kami dari pihak penyelenggara mohon maaf
sebesar-besarnya. Kritik dan saran untuk perbaikan penerbitan selanjutnya sangat diharapkan.
Terima kasih kami ucapkan untuk semua pihak yang telah berpartisipasi, mendukung dan
bekerjasama dalam terlaksananya Seminar dan Prosiding SI-DIES 2011.
Panitia Pelaksana,
Prof.Dr.Ir. Bustami Syam, MSME
Prosiding Seminar Ilmiah Dies Natalis USU Ke-59 (SI-Dies 2011)
vi
ISSN 2088 – 8244
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL
... i
EDITOR
………. iii
PANITIA SEMINAR
……… iv
KATA PENGANTAR
………
v
DAFTAR ISI
……….. vi
I.
ENGINEERING
1. SIMULASI NUMERIK MATERIAL KOMPOSIT PF DIPERKUAT SERAT TKKS PADA DAERAH KEPATAHAN AKIBAT BEBAN IMPAK LAJU REGANGAN TINGGI Zulfikar, Bustami Syam, Samsul Rizal, Krishna S. Buana ... 22. DEGRADATION OF NATURAL RUBBER LATEX FILMS USING BANANA SKIN POWDER AS FILLER WITH AGING PROCESS Hamidah Harahap ... 6
3. DEVELOPING LOW NOISE AUTOMOTIVE SILENCER: USING COMPOSITE MATERIAL AND DOUBLE EXHAUST PIPE Ikhwansyah Isranuri, Supriyadi, Eka Sunitra ... 9
4. PERANCANGAN ALAT BANTU BERJALAN MULTI FUNGSI UNTUK BALITA BERDASARKAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI DAN ASPEK SOSIOTEKNOLOGI Listiani Nurul Huda , Kristoffel C. P, Dedy Fredianta ... 35
5. NEWTON-RAPHSON PARALEL LOAD FLOW DI SISTEM JARINGAN JAWA TIMUR 150 KV Yulianta Siregar ... 42
6. KAJIAN TERMAL UNTUK MENGETAHUI PENGARUH HEAT STRESS PADA PRODUKTIVITAS PEKERJA PABRIK TAHU Listiani Nurul Huda, William, Jenny Tarigan ... 48
7. EFFECT OF SINTERING ON THE MECHANICAL PROPERTIES OF γ-ALUMINA (γ- Al2O3) POWDERS Indra ... 55
Prosiding Seminar Ilmiah Dies Natalis USU Ke-59 (SI-Dies 2011)
vii
9. PERANCANGAN FILTER LC UNTUK MEREDUKSI HARMONISA DI SISI INPUT UPS
Syiska Yana ... 69
10. MENGURANGI HARMONISA PADA PENYEARAH SATU FASA DENGAN FILTER INDUKTOR
Satria Ginting, Usman Bafai, Ashuri, Syiska Yana ... 75
11. ANALISIS DEKOMPOSISI SPEKTRAL DATA SEISMIK DENGAN
TRANSFORMASI WAVELET KONTINU
Ori Novanda, Marzuki Sinambela ... 81
12. PENDIDIKAN TECHNOPRENEURSHIP UNTUK MAHASISWA (Kajian di Departemen Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara)
Surya Tramizi Kasim, Syiska Yana ... 90
13. STUDY ON VIRTUAL PROCESS IN PRODUCTION AND LOGISTIC BY USING SIMULATION
Nelly Emalia Harahap ... 96
14. ANALISIS RESONANSI HARMONISA DAN RANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PT. GROWTH SUMATERA INDUSTRY LTD.
Masykur Sjani, Usman Bafai, Riswan Dinzi, Suprapto, Syiska Yana ... 105
15. KAJIAN EKSPERIMENTAL BETON DENGAN PENAMBAHAN ADMIXTURE LSC315®
Rahmi Karolina ... 114
16. PENGEMBANGAN SISTEM PEMBACA NILAI UJIAN MAHASISWA OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN APLIKASI OPTICAL CHARACTER RECOGNITION Ori Novanda ... 121
17. PEMBUATAN DAN PENYELIDIKAN POLA KERUSAKAN PAPAN SANDWICH KOMPOSIT GFRPDENGAN CORE POLYMERIC FOAM DIPERKUAT SERAT TKKS AKIBAT BEBAN IMPAK JATUH BEBAS
Ade Irwan, Bustami Syam ... 127
18. ANALISA RESPON MATERIAL KOMPOSIT PF DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) BERBENTUK PIPA AKIBAT BEBAN IMPAK Danu I., Bustami Syam ... 134
19. UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH JUMLAH SUDU DAN VARIASI KECEPATAN ANGIN TERHADAP DAYA DAN PUTARAN TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN LUAS SAPUAN ROTOR 0,9 m2
Muhammad Alfian, Farel H. Napitupulu ... 139
20. THE SOCIO-ECONOMIC IMPACTS OF LARGE-SCALE DEVELOPMENT: A CASE OF KUALA NAMU INTERNATIONAL AIRPORT, SUMATERA UTARA, INDONESIA
Prosiding Seminar Ilmiah Dies Natalis USU Ke-59 (SI-Dies 2011)
viii
21. ANALISA SIFAT MEKANIK DAN KEGAGALAN MATERIAL KOMPOSIT PF DIPERKUAT SERAT TKKS BERBENTUK PIPA AKIBAT BEBAN TEKAN STATIK Sutan, Bustami Syam ... 150
22. PROSES PEMBUATAN PARKING BUMPER DAN BAHAN POLYMERIC FOAM DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT
Syurkarni Ali, Zainal Arif, Bustami Syam ... 154
23. BENTUK KEPATAHAN PAPAN KOMPOSIT PF DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) AKIBAT BEBAN IMPAK JATUH BEBAS
Khairul F., Bustami Syam ... 160
II.
SCIENCE
1. CARING FOR CRITICALLY ILL PATIENTS IN INDONESIA: FAMILY MEMBERS’ PERSPECTIVES
Setiawan, Urai Hatthakit, Nongnut Boonyoung, Joan C. Engebretson ... 166
2. WORKPLACE STRESSORS AMONG PUBLIC HOSPITAL NURSES IN MEDAN, INDONESIA
Achmad Fathi ... 171
3. RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS PADI GOGO TERHADAP TINGKAT PEMBERIAN AIR
Syarifa Mayly B. Dachban ... 175
4. THE RELATIONSHIP OF MOTIVATION WITH SELF-EFFICACY IN PATIENT WITH TYPE 2 DIABETES IN CONTEXT OF NURSING AT H. ADAM MALIK HOSPITAL IN MEDAN
Yesi Ariani ... 182
5. EFEKTIVITAS ELEKTRODA TEMBAGA (Cu) PADA PROSES
ELEKTROKUAGULASI DALAM PENJERNIHAN AIR SUNGAI DI DESA AIR HITAM KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA
Moraida Hasanah, Susilawati, Hamonangan Nainggolan ... 191
6. VARIABILITAS DAN HERITABILITAS TETUA BETINA TERHADAP BERBAGAI SUMBER SERBUK SARI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)
Eva Sartini Bayu, Luthfi A.M. Siregar, Aldebaran Raifina ... 198
7. INCREASED OF QUALITY COMPOST FROM FARM WASTE TO SUPPORT THE ENVIRONMENTALLY FRIENDLY AGRICULTURE
Hapsoh dan T. Sabrina ... 203
8. ADAPTASI 2 VARIETAS KEDELAI (Glycine max L.) HASIL MUTASI KOLKISIN PADA KONDISI NAUNGAN
Prosiding Seminar Ilmiah Dies Natalis USU Ke-59 (SI-Dies 2011)
ix
9. KERAGAMAN GENETIK, HERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) DARI HASIL PERSILANGAN INTRASPESIFIK
Yusuf Husni, Rosmayati, Sekar Woelan dan Koko Mardianto ... 211
10. UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI-FRAKSI EKSTRAK ETANOL HERBA RANTI (Solanum nigrum L.) DAN ISOLASI SENYAWA
Rosidah, Herawaty Ginting, Emilda Khairunisa ... 215
11. TEST THE EFFICACY OF FUNGICIDES AGAINST FUNGI ON SEED STORAGE RUBBER (Hevea Brasilliensis Muell.Arg.) SHELLED
Charloq ... 227
12. STABILITAS DIMENSI PAPAN SEMEN-SERAT DARI LIMBAH KERTAS KARDUS PADA BERBAGAI RASIO SEMEN/SERAT DAN JENIS KATALIS
Luthfi Hakim dan Tito Sucipto ... 232
13. SUGARCANE (Saccharumofficinarum) PHYSIOLOGY CHARACTER IN NORTH SUMATERA RESULTING DECREASE SOIL WATER AVAILABILITY
Riyanto Sinaga ... 240
14. PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) UNTUK PENATAGUNAAN LAHAN DI DAS ULAR, SUMATERA UTARA
Siti Latifah, Riswan, Yan Alfred Sigalingging ... 246
15. ROLE OF ISOFLAVONOID, ARBUSCULAR MYCORRHIZAL FUNGI AND Bradyrhizobium japonicum ON SOYBEAN GROWTH
Yaya Hasanah and Nini Rahmawati ... 254
16. UJI TOLERANSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA BERBAGAI KONSENTRASI NaCl
Nini Rahmawati dan Rosmayati ... 261
17. PEMETAAN TINGKAT KERUSAKAN MANGROVE DI KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA
Moehar Maraghiy Harahap, Rahmawaty dan Yunus Afifuddin ... 269
18. APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DALAM MENGKAJI PENYEBARAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PADA KAWASAN HUTAN
Rahmawaty, Yunus Afiffudin, Harry Kurniawan ... 275
19. PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH MASYARAKAT SEKITAR TAMAN HUTAN RAYA BUKIT BARISAN
Oding Affandi, Ridwanti Batubara, dan Siti Nora Sembiring ... 280
20. KARAKTERISASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MADU HUTAN LHOKNGA, MONTASIK DAN SARE KABUPATEN ACEH BESAR SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
Prosiding Seminar Ilmiah Dies Natalis USU Ke-59 (SI-Dies 2011)
x
21. EVALUATION OF NUTRIENTS RELEASED FROM VERMIPHOSPHOCOMPOST USING SETARIA GRASS
Sabrina, D.T., M. M. Hanafi, T.M.M. Mahmud, and A.A. Nor Azwady ... 294
22. PENINGKATAN MUTU MIE INSTAN DARI TEPUNG KOMPOSIT BIJI-BIJIAN BERGERMINASI
Herla Rusmarilin ... 302
23. PRODUKSI DAN KUALITAS DUA VARIETAS UBI JALAR AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KALIUM DAN KOMPOS LIMBAH PERTANIAN
Luthfi Aziz Mahmud Siregar, Hapsoh, Linda Tri Wira Astuti ... 308
24. THE CORRELATION BETWEEN EMOTIONAL INTELLIGENCE AND PRECEPTORS MANAGEMENT CAPABILITIES WITH THE CLINICAL LEARNING EFFECTIVENESS AT THE NURSING FACULTY OF UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA
Rika Endah Nurhidayah ... 318
III.
HUMANIORA
1. TEAM LEARNING DITINJAU DARI TEAM DIVERSITY DAN TEAM EFFICACY
Vivi Gusrini Rahmadani Pohan ... 328
2. DAMPAK BURNOUT TERHADAP KUALITAS KEHIDUPAN BEKERJA PADA PEKERJA PUBLIC SERVICE
Zulkarnain ... 338
3. KARAKTERISTIK PSIKOMETRI SUBTES RECHENAUFGABEN (RA) PADA INTELLIGENZ STRUKTUR TEST (IST)
Kiki Fatmala Sari and Etty Rahmawati ... 347
4. SOFT SKILLS MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Liza Marini, Tarmidi, Dian Ulfasari ... 353
5. PENGARUH MUSIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SPASIAL DITINJAU DARI DIMENSI KEPRIBADIAN
Nur Amsila and Etty Rahmawati ... 364
6. PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFIS DAN DEPRESI TERHADAP PRESTASI AKADEMIK
Lili Garliah and Etty Rahmawati ... 374
7. GAMBARAN EFEKTIVITAS FUNGSI INTERNET PADA PEMBELAJARAN E-LEARNING MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Filia Dina Anggaraeni, dan Fasti Rola... 385
8. GAMBARAN E-READINESS PADA MAHASISWAFAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Prosiding Seminar Ilmiah Dies Natalis USU Ke-59 (SI-Dies 2011)
xi
9. PERBEDAAN KEMATANGAN KARIR DITINJAU DARI LOCUS OF CONTROL PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TANJUNGPINANG
Aprilenny Rahma Chandra dan Sri Supriyantini ... 397
10. GAMBARAN COPING STRES PADA DOKTER PTT
Juliana I. Saragih dan Edra Putri Ayuningtiaz ... 404
11. PERSEPSI KELUARGA DAN INTERAKSI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Suatu Tinjauan Teoritis Komunikasi Antarbudaya)
Lusiana Andriani Lubis ... 411
Prosiding Seminar Ilmiah Dies Natalis USU Ke-59 (SI-Dies 2011)
12
KAJIAN TERMAL UNTUK MENGETAHUI PENGARUH
HEAT STRESS PADA PRODUKTIVITAS
PEKERJA PABRIK TAHU
Listiani Nurul Huda
1, William
2, Jenny Tarigan
31 Dosen DepartemenTeknik Industri
2 Mahasiswa S-1 Departemen Teknik Industri
3 Mahasiswa S-2 Departemen Teknik Industri
Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara (USU)
Jl. Almamater, Gedung Fakultas Teknik, Lt. II, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA Phone:/Fax: +62-61-8213251
E-mail: listiani@usu.ac.id ; lnurulh@gmail.com
Abstrak
Kondisi lingkungan kerja yang terpapar panas terjadi pada salah satu industri kecil pembuatan tahu. Transfer panas dari alat-alat produksi ditambah dengan aktivitas pekerja tahu yang termasuk kategori sedang mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan termal pada tubuh pekerja. Lantai pabrik yang sempit dan jarak antara pekerja dengan kuali pemasakan bubur tahu yang dekat semakin menambah transfer panas ke tubuh pekerja. Jika kondisi ini berlangsung secara terus menerus selama proses produksi dapat menimbulkan Heat Stress di lantai pabrik yang akhirnya akan mempengaruhi produktivitas pekerja. Indikator produktivitas kerja dalam bentuk persentase jam kerja dan jam istirahat dihitung dengan menggunakan metode Indeks Suhu Bola Basah (ISBB). Kondisi termal seperti temperatur, kelembaban, dan kecepatan udara dalam ruang produksi diukur secara langsung dengan menggunakan alat-alat termal seperti termometer, anemometer dan hygrometer. Kondisi fisik sebelum bekerja dan sesudah bekerja seperti denyut nadi diukur untuk mengetahui besaran energi yang dikeluarkan pekerja. Hasilnya digunakan sebagai bahan masukan perhitungan ISBB. Nilai perhitungan ISBB dibandingkan dengan nilai standar ISBB yang ditentukan oleh Kep-51/51/MEN/1999, tentang Nilai Ambang Batas (NAB) faktor fisika di tempat kerja. Subjek yang diamati adalah seluruh pekerja yang ada di lantai produksi pembuatan tahu.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata temperatur ruang kerja berkisar antara 30,71 – 34,46 oC dan gradien temperatur adalah sebesar 32,859 oC, 33,028 oC, 33,089 oC, 33,106 oC, 33,134 oC masing-masing secara berturutan pada ketinggian 0,1 ; 0,6 ; 1,1 ; 1,7 dan 2.5 m dari lantai. Rata-rata denyut nadi pekerja adalah 92 kali per menit dan nilai rata-rata energi yang dikeluarkan operator selama bekerja adalah 220,53 kkal/jam. Hal ini menunjukkan bahwa denyut nadi mempengaruhi energi yang harus dikeluarkan oleh operator selama bekerja. Dan dari hasil perhitungan rata-rata energi yang dikeluarkan operator, maka pekerjaan yang dilakukan operator dikategorikan dalam kategori sedang. Nilai ISBB rata-rata berkisar 28,6oC. Dari interpolasi yang dilakukan terhadap tabel NAB diperoleh persentasi kerja sebesar 65% dan istirahat sebesar 35%. Hal ini menunjukkan bahwa jam kerja para pekerja pembuat tahu yang ada melebihi kapasitas jam kerja yang sesuai dengan tubuh. Pada penelitian berikutnya usulan perbaikan lingkungan kerja akan dilakukan untuk mendapatkan produktivitas kerja yang lebih tinggi dengan lingkungan kerja yang lebih baik.
Prosiding Seminar Ilmiah Dies Natalis USU Ke-59 (SI-Dies 2011)
xiii
1.
Pendahuluan
Kondisi termal tempat kerja merupakan
suatu kondisi lingkungan
kerja
yang
dipengaruhi oleh beberapa aspek, yaitu aspek
lingkungan
fisik
(suhu,
kelembaban,
kecepatan udara) dan aspek personal (insulasi
pakaian dan jenis kegiatan). Paparan panas
(
heat
exposure
)
terjadi
ketika
tubuh
menyerap atau memproduksi panas lebih
besar daripada yang dapat diterima melalui
proses regulasi termal. Peningkatan suhu
yang berlebih dapat mengakibatkan penyakit
bahkan kematian pada pekerja.
Kondisi inisangatlah sering ditemukan di industri manufaktur di Indonesia seperti pengecoran logam baja, batu bata, dan keramik.
Penelitian yang mengkaji mengenai masalah lingkungan fisik dalam industri manufaktur telah banyak dilakukan baik di dalam maupun di luar Indonesia, terutama masalah kenyamanan termal. Salah satunya adalah Sangkertadi dan Ahmed C.Megri. Dalam penelitiannya, mereka mengkaitkan 3 faktor yang paling penting penentu kondisi dari kenyamanan termal, yaitu pakaian, kondisi lingkungan, dan aktivitas. Adapun metode yang digunakan adalah PMV (Predicted Mean Vote) dan DISC (Discomfort). Penelitian ini difokuskan pada pengaruh kecepatan angin dalam kenyamanan termal. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah pada temperatur udara berkisar 32oC, mean radiant temperature 32oC, kecepatan angin 0,1 m/s, kelembaban relatif 70%, suhu kulit rata-rata 35,74oC, persentase skin wetness berkisar 1,16%, tingkat keringat 108,22 g/hr akan menghasilkan nilai DICS dan PMV masing-masing sebesar 2,01 dan 2,08.
Begitu juga keadaan lantai produksi di Pabrik Tahu X. Lantai produksi di pabrik tahu ini memiliki temperatur yang sudah berada pada kondisi yang tidak nyaman, yaitu sekitar 33,039oC. Hal ini disebabkan karena ruangan kerja operator pada lantai produksi cukup sempit dengan jarak operator yang sangatlah dekat dengan panci pemasakan bubur tahu yang temperaturnya hampir 100oC. Akibatnya, operator yang bekerja di sekitar daerah panci pemasakan bubur terpapar panas. Gangguan
akibat panas sekitar fisik juga terlihat dari keluarnya keringat yang berlebihan dari tubuh operator. Paparan panas terhadap operator akan mempengaruhi produktivitas operator. Produktivitas operator diartikan sebagai persentasi jam kerja dan jam istriahat. Jam kerja dan jam istirahat operator di pabrik tahu ini sangatlah tidak sebanding, dimana operator hanya istirahat pada saat makan siang (jam 12.00 – 13.00), dimana waktu kerja operator dari jam 08.00 – 16.00. Akibat dari jumlah jam kerja yang berlebih, maka produktivitas akan berkurang karena operator akan mudah merasa lelah dan senantiasa mengambil waktu untuk istirahat dengan menggerak-gerakkan badan dan lain sebagainya untuk mengurangi panas tersebut. Berdasarkan pada masalah-masalah tersebut di atas, dilakukanlah penelitian.
2.
Metodologi Penelitian
Penelitian dilakukan di Pabrik Tahu x yang berlokasi di Karang Rejo Medan. Batasan dari penelitian ini adalah subjek penelitian dilakukan terhadap 6 operator yang bekerja di lantai produksi dan perbaikan yang dilakukan hanya terbatas pada penyesuaian jam kerja dan jam istirahat berdasarkan hasil perhitungan ISBB. Pengukuran lingkungan fisik dilakukan dengan pengukuran langsung di lapangan selama jam kerja operator. Adapun data lingkungan fisik yang diambil adalah gradien temperatur pada setiap ketinggian 0,1 m, 0,6 m, 1,1 m, 1,7 m, dan 2,5 m, kecepatan udara di lantai produksi, suhu basah, suhu kering, dan suhu bola. Sedangkan untuk data operator yang diambil adalah denyut nadi pekerja sebelum dan sesudah bekerja, layout lantai produksi, dan kuesioner.
Prosedur penelitian dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu titik-titik pengukuran di lantai produksi. Titik-titik yang ditentukan merupakan tempat yang paling dekat dengan operator. Adapun lokasi pengukuran titik-titik tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
Prosiding Seminar Ilmiah Dies Natalis USU Ke-59 (SI-Dies 2011)
xiv jam kerja operator . Suhu tubuh setiap operator juga diukur untuk keadaan sebelum dan sesudah bekerja.
Selain pengukuran lingkungan fisik, juga dilakukan pengukuran psikologi pekerja dengan penyebaran kuesioner. Adapun bentuk kuesioner yang disebar dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 1. Titik-Titik Pengukuran
Keterangan: operator, dihitung menggunakan pendekatan fisiologi yaitu dengan melakukan penilaian secara langsung, dan produktivitas kerja dihitung dengan
metoda Indeks Suhu Bola Basah (ISBB) dalam ruangan untuk mendapatkan persentasi jam kerja dan jam istirahat.
Gambar 2. Bentuk Kuesioner Persepsi Termal
3.
Hasil pengamatan
3.1. Data Operator
Data setiap operator di lantai produksi dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Data Operator
KUISIONER PENELITIAN Harap Diisi dengan Data yang Sebenar-benarnya Nama : Identifikasi Kondisi Termal Lingkungan Kerja Sebelum Bekerja
1. Bagaimana suhu ruangan yang anda rasakan saat ini?
2. Bagaimana kondisi aliran udara yang anda rasakan saat ini?
3. Apa yang anda harapkan dari kondisi suhu ruangan saat ini?
4. Apa yang anda harapkan dari kondisi aliran udara saat ini?
5. Bagaimana kondisi termal yang saat ini anda rasakan?
6. Bagaimana efek dari lingkungan kerja menurut anda? dingin cukup
dingin netral cukup
panas panas
Identifikasi Kelelahan Fisik pada Kondisi Termal Lingkungan Kerja sebelum Bekerja
1. Tangan
2. Bahu
3. Punggung
4. Kaki
Identifikasi Kondisi Termal Lingkungan Kerja Sesudah Bekerja
lemah cukup
Tidak lelah Sedikit lelah Lelah Sangat lelah
Tidak lelah Sedikit lelah Lelah Sangat lelah
Tidak lelah Sedikit lelah Lelah Sangat lelah
Tidak lelah Sedikit lelah Lelah Sangat lelah
1. Bagaimana suhu ruangan yang anda rasakan saat ini?
2. Bagaimana kondisi aliran udara yang anda rasakan saat ini?
3. Apa yang anda harapkan dari kondisi suhu ruangan saat ini?
4. Apa yang anda harapkan dari kondisi aliran udara saat ini?
5. Bagaimana kondisi termal yang saat ini anda rasakan?
6. Bagaimana efek dari lingkungan kerja menurut anda? dingin cukup
dingin netral cukup
panas panas
Identifikasi Kelelahan Fisik pada Kondisi Termal Lingkungan Kerja sesudah Bekerja
Tidak lelah Sedikit lelah Lelah Sangat lelah
Tidak lelah Sedikit lelah Lelah Sangat lelah
Tidak lelah Sedikit lelah Lelah Sangat lelah
Prosiding Seminar Ilmiah Dies Natalis USU Ke-59 (SI-Dies 2011)
xv Dari tabel dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan umur , beratt dan tinggi badan dari pekerja di lantai pabrik. Tetapi perbedaan tersebut tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi perbedaan persepsi mengenai paparan panas di lantai pabrik kemungkinannya bukan dipengaruhi oleh faktor umur, berat dan tinggi badan pekerja.
3.2.
Gradien Temperatur
Gradien temperatur rata-rata pada setiap ketinggian 0,1 m, 0,6 m, 1,1 m, 1,7 m, dan 2,5 m dapat dilihat pada Gambar 3. Temperatur rata-rata berada pada range 31oC sampai 35 oC. Dari gambar 3 terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara temperatur pada setiap ketinggian dari lantai. Hampir keseluruhan titik berada pada satu garis yang sama dan garis regresi cenderung naik seiring dengan kenaikan waktu. Hal ini mengindikasi kan bahwa paparan panas pada lantai pabrik merata ke seluruh ruangan dan panas tidak terkonsentrasi pada bagian lantai yang lebih tinggi seperti bagian atap.
Gambar 3. Grafik Gradien Temperatur
Akibat dari peningkatan temperatur lantaii produksi selama jam kerja operator, maka sensasi termal yang dirasakan operator juga semakin
meningkat. Adapun grafik sensasi termal yang dirasakan oleh operator dapat dilihat pada Gambar 4 (Keterangan: -2: Dingin; -1: Cukup dingin; 0: Netral; 1: Cukup Panas; 2: Panas).
Gambar 4. Grafik Sensasi Termal Sebelum dan Sesudah Bekerja
3.3. Denyut Nadi
Fluktuasi denyut nadi sebelum dan sesudah bekerja untuk setiap operator dapat dilihat pada Gambar 5. Denyut nadi sebelum bekerja berada pada range 60 sampai 80 kali/menit, dan denyut setelah bekerja berada pada range antara 85 sampai 105 kali/menit. Pertambahan aktivitas dan pengaruh paparan panas kemungkinan menjadi penyebab terjadinya hal ini. Paparan panas dapat menyebabkan pengembangan pembuluh darah sehingga otot berpacu dengan lebih cepat. Terdapat perbedaan denyut nadi antara operator yang kemungkinan disebabkan karena beban kerja yang tidak sama satu sama lain.
Gambar 5. Fluktuasi Denyut Nadi Operator
Prosiding Seminar Ilmiah Dies Natalis USU Ke-59 (SI-Dies 2011)
xvi Grafik hasil pengukuran suhu kering, suhu basah, dan suhu bola dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Grafik Suhu Kering, Suhu Basah, dan Suhu Bola di Lantai Produksi
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara ketiga suhu tersebut. Pertambahan
suhu kering, suhu basah, dan suhu bola
mungkin disebabkan karena proses produksi
yang banyak menghasilkan uap panas.
Perbedaan suhu kering, suhu basah, dan suhu
bola setiap jam akan menyebabkan hasil
perhitungan ISBB yang tidak sama satu sama
lain.
3.5. Kategori Beban Kerja Operator
Kategori beban kerja operator dilakukan dengan menghitung energi (y) yang dikeluarkan oleh operator selama bekerja. Perhitungan energi (y) menggunakan pendekatan fisiologi, yaitu dengan metode penilaian secara langsung dengan menggunakan formula:Y = 1,80411 0,0229038 X + 4,71711 . 10-4 X2
dimana:
Y = Energi (kkal/menit)
X(DNK)=Kecepatan denyut jantung (denyut/menit)
Kategori beban kerja berdasarkan konsumsi energi adalah sebagai berikut:
Beban kerja ringan : 100200 kkal/jam
Beban kerja sedang : >200350 kkal/jam
Beban kerja berat : >350500 kkal/jam
Hasil perhitungan energi beserta kategori beban kerja operator dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Perhitungan Energi dan Kategori Beban Kerja Operator
Dari tabel terlihat bahwa kegiatan operator
tahu dikategorikan sebagai kegiatan sedang.
Tetapi karena paparan panas yang terjadi
pada lantai produksi mengakibatkan para
operator merasakan kelelahan yang sangat
terlihat secara fisik kucuran keringat yang
berlebihan dan bekerja tanpa mengenakan
baju atasan.
3.6. ISBB (Indeks Suhu Bola Basah)
Perhitungan ISBB menggunakan rumus tanpa radiasi (ruangan tertutup), hal ini disebabkan karena ruangan lantai produksi dalam keadaan tertutup. Hasil perhitungan ISBB dapat dilihat pada Tabel 3 yang menunjukkan bahwa nilai ISBB semakin naik berdasarkan waktu dari 26 sampai 290 C. Rata-rata nilai ISBB adalah 28.550C. Data pengukuran ini selanjutnya akan dibandingkan dengan Nilai Ambang Batas ISBB yang telah ditetapkan oleh Kementrian Tenaga Kerja.Tabel 3.Hasil Perhitungan ISBB
Prosiding Seminar Ilmiah Dies Natalis USU Ke-59 (SI-Dies 2011)
xvii
3.7. Persentasi Jam Kerja dan Jam
Istirahat
Dari hasil perhitungan Tabel 3, maka dapat dicari persentasi jam kerja dan jam istirahat yang sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Kep-51/51/MEN/1999. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah.
Tabel 4. Hasil Perhitungan Persentasi Jam kerja dan Jam Istirahat
Karena hasil perhitungan ISBB tidak terdapat
pada tabel, maka dilakukan interpolasi untuk
mendapatkan persentasi waktu kerja dan
waktu istirahat.
Adapun teknik interpolasi yang digunakan
adalah teknik interpolasi linier digunakan
rumus:
Diperoleh persentasi jam kerja adalah sebesar
65% dan jam istirahat adalah 35%.
4. Pembahasan
Dari hasil pengamatan dengan penilaian secara langsung, dapat diketahui bahwa rata-rata beban kerja operator dikategorikan dalam beban kerja ringan. Padahal bila ditinjau di lapangan, kategori beban kerja dapat dikategorikan berat.
Dari hasil pengamatan, didapatkan persentasi jam kerja dan jam istirahat berturut-turut adalah 65% dan 35%. Apabila dikaitkan
dengan jam kerja di pabrik tahu ini, maka jumlah jam kerja dari operator adalah:
Waktu kerja
= 65/100 * 8jam (total jam kerja/hari) = 5,2 jam
maka
Waktu istirahat = 2,8 jam.
Dari hasil perhitungan tersebut, maka dapat diketahui bahwa perbandingan jam kerja dan jam istirahat di lapangan (keadaan nyata) adalah tidak sesuai dengan hasil perhitungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan, yaitu dengan menyamakan jumlah jam kerja sesuai dengan hasil perhitungan ISBB, yaitu 5,2 jam bekerja dan 2,8 jam istirahat.
Dalam hasil penelitian yang lain ditunjukkan bahwa hasil perhitungan keseimbangan termal menunjukkan nilai HSI (Heat Stress Index) yang sangat besar, yaitu 101,5%. Hal ini berarti bahwa beban panas telah melebihi kapasitas maksimum penguapan tubuh. Kondisi seperti ini memberikan dampak negatif bagi operator, terutama pengaruhnya terhadap kesehatan.
Kesimpulan
Pekerja yang berada dalam lingkungan kerja terpapar panas hanya mampu melakukan pekerjaannya dalam waktu relatif singkat dari jam kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Lingkungan kerja yang terpapar panas mampu menimbulkan stress akibat tekanan panas yang terjadi. Jika lingkungan panas ini tidak diperbaiki kelihatannya berdampak negatif terhadap kesehatan pekerja seperti naiknya tekanan darah. .
Ucapan Terima Kasih
Penulis berterimka kasih kepada Bapak Ponimin yang telah mengizinkan perusahaannya sebagai tempat untuk melakukan penelitian.
Daftar Pustaka
[1]. Department of Health and Human
Prosiding Seminar Ilmiah Dies Natalis USU Ke-59 (SI-Dies 2011)
xviii