• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN KHUSUS APOTEK ROSA - BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III TINJAUAN KHUSUS APOTEK ROSA - BAB III"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

3.1. Sejarah Apotek Rosa

Apotek rosa didirikan pada tanggal 25 mei 1994 oleh seorang salesmen yang sudah berpengalaman dan juga pernah bekerja diapotek. Beliau adalah Bapak Wibowo, yang berkomitmen bahwa apotek adalah bagian dari profesinya untuk meniti karir dibidang farmasi dan selalu mengikuti kemajuan teknologi dibidang farmasi. Apotek Rosa telah memiliki Surat Izin Kerja dengan nomor 442.4.1157.09.2004 berlokasi di Jalan Zainal Abidin Pagar Alam Nomor 76 Gedong Meneng Bandar Lampung.

Sebagai penanam modal, pemilik tunggal dan pengelola Apotek Rosa, Bapak Yono Wibowo pada awal berdirinya Apotek Rosa bekerja sama dengan seorang Apoteker yaitu Bapak Adi Sumarno S.Si,Apt. Apotek Rosa sudah mengalami beberapa kali pergantian Apoteker Pengelola Apotek, hingga saat ini sudah mengalami pergantian sebanyak lima kali. Dan saat ini yang menjabat sebagai Apoteker Pengelola Apotek adalah Ibu Tuti Nurhayati,S.si, Apt.

Seiring dengan perkembangan apotek yang semakin pesat dan keinginan untuk

(2)

pelayanan farmasi di Bandar Lampung maka Apotek Rosa telah membuka Apotek Rosa II di Jalan P. Tirtayasa Nomor 40 Sukabumi Bandar Lampung. Tiap-tiap apotek telah dilengkapi dengan dokter praktek yang membantu dalam pelayanan kesehatan.

Adapun dokter praktek dan fasilitas yang ada di Apotek Rosa I Bandar Lampung antara lain:

1. Dr.Hi. Ali Imron, Sp. PD. (spesialis penyakit dalam).

2. Dr. Hi. Idris HS, Sp.OG. (spesialis kandungan dan penyakit kandungan). 3. Drg. Astrid T. Hidayat. (spesialis gigi).

4. Rosa Calista (klinik akupuntur kecantikan dan perawatan tubuh)

Dengan fasilitas-fasilitas yang miliki diharapkan akan banyak resep yang masuk sehingga dapat menambah omset dan diharapkan dapat memajukan apotek.

3.2. Lokasi Apotek Rosa

(3)

3.3. Tata Ruang Apotek Rosa Ruang Apotek Rosa terdiri dari:

1. Ruang tunggu pasien yang cukup luas di Apotek dilengkapi dengan fasilitas Yang memadai.

2. Etalase obat bebas yang memadai serta kasir yang cukup baik.

3. Meja kerja untuk menghitung harga dan menganalisa resep yang masuk. 4. Rak obat paten yang digunakan untuk menyusun obat paten yang disusun

berdasarkan abjad.

5. Rak obat generic yang digunakan untuk menyimpan obat-obat generik. 6. Meja kerja A.P.A dan A.A yang digunakan untuk mengontrol resep yang

akan diserahkan pada pasien.

7. Lemari obat narkotik terkunci yang digunakan secara khusus untuk menyimpan sediaan obat golongan narkotik dan psikotropik.

8. Rak sediaan salep,sediaan tetes,gel dan cream. 9. Lemari obat untuk racikan.

10. Meja racik yang dilengkapi dengan mortir, steamper dan blender yang digunakan untuk meracik obat.

11. Lemari es yang digunakan untuk menyimpan obat yang harus disimpan ditempat yang dingin seperti suppositoria,sera dan vaksin.

(4)

13. Ruang Direktur. 14. Ruang Administrasi. 15. Toilet.

16. Dapur.

3.4. Kerjasama Apotek Rosa

Sejak awal berdirinya Apotek Rosa telah melakukan kerjasama dengan Dr.Herdianto Tjandra yang membuka praktek tepat didepan Apotek Rosa. Selain itu Apotek Rosa juga menjalin beberapa kerjasama dengan beberapa perusahaan dalam pelayanan kesehatan, diantaranya :

1. PT. GMP (Gunung Masu Platations) 2. PTPN VII Bandar Lampung

3. PT. Bukit Asam 4. PT. Enseval

5. PT. Neka Boga Perisa

6. PT. Serasi Auto Raya TRAC (Astra Rent Car) 7. PT. ALTRAK 1978

8. PT. PANAMAS (SAMPOERNA).

(5)

perusahaan tersebut sebagai bukti agar resep dilayani. Apotek akan memberikan kwitansi dan nota kepada pihak perusahaan terkait, yang digunakan sebagai bukti bahwa pasien tersebut telah menebus obat, dan apotek akan melakukan penagihan setiap bulannya kepada perusahaan yang bersangkutan.

3.5. Struktur Organisasi Apotek Rosa

Struktur organisasi Apotek Rosa terdiri dari : 1. Personalia

Apotek Rosa dibuka setiap hari dan dibagi dalam dua shift pagi dimulai dari pukul 07.30 WIB s/d 15.00 dan shift sore dimulai dari pukul 15.00 WIB s/d 22.00 WIB. Hari minggu apotek dibuka hanya setengah hari yaitu dari pukul 07.30 WIB sampai pukul 11.00 WIB dan pukul 16.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB. Jumlah karyawan yang bekerja pada masing-masing shift antara lain :

a. Tenaga Teknis Kefarmasian satu orang b. Bagian order satu orang

c. Bagian Administrasi Umum satu orang d. Bagian Administrasi Keuangan satu orang e. Juru racik tiga orang

f. Kasir tiga orang.

(6)

Adanya struktur organisasi menunjukan bahwa telah adanya pelimpahan serta pembagian tugas, wewenang serta tanggung jawab yang jelas. Sehingga akan memudahkan dalam pengawasan dan setiap karyawan harus bekerja dengan efisien dan berdaya guna sesuai dengan job description masing-masing dan bertanggung jawab terhadap atasannya.

Kasir bertugas dalam hal pembayaran serta melayani penjualan obat bebas. Kasir bertanggung jawab kepada bagian administrasi keuangan dan bagian administrasi keuangan bertugas dalam pengelolaan keluar masuknya uang, serta bertanggung jawab kepada Pemilik Sarana Apotek (PSA).

Petugas gudang bertugas dalam hal penyimpanan persediaan obat di gudang, mencatat setiap keluar masuknya obat di apotek dan membuat data dalam kartu stock. Petugas gudang juga harus segera melapor kepada bagian order apabila stok obat hamper habis sehingga tidak terjadi kekosongan stok obat, selain itu petugas petugas gudang juga harus menjaga agar obat tidak rusak dan mengeluarkan obat dari gudang berdasarkan prinsip First In First Out (FIFO). Petugas gudang bertanggung jawab terhadap bagian order.

(7)

Apoteker, bagian administrasi umum dan administrasi keuangan bertanggung jawab kepada APA dan PSA.

3. Kegiatan di Apotek Rosa

Secara garis besar kegiatan yang dilakukan di Apotek Rosa meliputi kegiatan teknis farmasi dan non farmasi.

1) Kegiatan Teknis Farmasi a. Pengadaan obat

(8)

Sebelum melakukan pembelian dilihat terlebih dahulu buku defecta yang berisi barang-barang yang harus dibeli, karena stok

hampir habis / telah habis. Obat yang dikirim oleh PBF atau dari supplier diperiksa kembali apakah obat yang datang sesuai

dengan pesanan dan mengecek tanggal kadaluarsa, no batch, kemasan dan jumlah obat, kemudian obat diterima. Faktur di tanda tangani dan diberi stempel apotek. Jadi sistem pembelian barang atau obat menggunakan cara hand to mouth buying.

b. Penyimpanan Obat

Obat yang sudah diterima dicatat dalam buku khusus barang masuk yang ditentukan harga jual apotek (HJA). Obat disimpan dalam lemari yang tidak langsung menyentuh lantai atau dinding,tidak lembab dan bebas dari hewan pengerat. Obat disusun berdasarkan abjad, sifat kimia dan bentuk sediaan. Sistem penyimpanan obat di Apotek Rosa menggunakan system FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out) yaitu obat

yang terlebih dahulu masuk dan yang tanggal kadaluarsanya lebih awal harus keluar terlebih dahulu.

c. Pelayanan Obat

(9)

pelayanan pembelian obat bebas dan resep. 1) Pelayanan Obat Bebas

Obat bebas, obat bebas terbatas dan obat wajib apotek dapat dibeli di apotek tanpa resep dokter. Khusus untuk obat wajib apotek hanya jika pasien datang dengan indikasi dan hanya Apoteker dan asisten Apoteker yang boleh menyerahkan. Pelayanan obat dilakukan dengan cara melayani pembeli dengan ramah, sopan, penuh simpati, tidak menyinggung dan bersedia menjawab hal-hal yang ditanyakan pembeli tentang indikasi, kontra indikasi, efek samping dan efek farmakologi dari obat yang akan dibeli oleh pembeli.

2) Pelayanan Resep

(10)

nomor tunggu juga menghindari kesalahan pemberian resep karena pada saat resep akan diserahkan terlebih dahulu dicocokkan nomornya. Petugas yang menerima resep harus menanyakan alamat dan nomor telepon pasien, kemudian ditulis dibalik lembar resep. Resep diserahkan kepada juru racik untuk dilayani sesuai dengan yang tertulis dalam resep. Obat diberi etiket dan dilakukan kontrol ulang (second control) untuk memastikan resep yang dilayani telah sesuai dan siap diserahkan ke pasien. Dalam penyerahan obat ke tangan pasien Asisten Apoteker harus memberikan informasi obat tentang aturan pakai dan lain-lain yang perlu dan harus diperhatikan.

(11)

pemilihan obat yang lebih tepat. Apoteker dan Asisten Apoteker wajib memberikan informasi yang berkaitan dengan obat yang akan diserahkan kepada pasien meliputi penggunaan obat secara tepat ,aman dan rasional. Apabila Apoteker atau Asisten Apoteker menganggap bahwa dalam resep ada kekeliruan atau penulisan resep yang tidak tepat maka harus memberitahukannya kepada dokter penulis resep. Apabila dokter tetap kukuh dalam pendiriannya, dokter wajib membubuhkan tanda tangan yang lazim diatas resep atau menyatakan secara tertulis. Salinan resep harus ditanda tangani oleh Apoter.

d. Pengelolaan Obat Golongan Narkotika

(12)

diantaranya oleh PBF. Obat golongan narkotika di Apotek Rosa disimpan di lemari khusus dan diberi kunci pengaman. Pelaporan penggunaan obat golongan narkotika dilakukan setiap awal bulan selambat-lambatnya tanggal 10 laporan tersebut dibuat tiga rangkap yang ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Provinsi Lampung.

2) Kegiatan Non-Teknis Farmasi a. Pembukuan

Pembukuan perlu dilakukan untuk mendokumentasikan seluruh kegiatan Apotek dan seluruh transaksi-transaksi yang telah dilaksanakan. Adapun buku-buku yang harian diperlukan adalah : 1) Buku kas,digunakan untuk laporan keuangan intern apotek. 2) Buku bank,digunakan untuk mengetahui nilai uang yang

disetorkan ke bank.

3) Buku permintaan (defecta), digunakan untuk mencatat barang atau obat yang akan dipesan ke PBF atau supplier.

(13)

5) Buku laporan penjualan,digunakan untuk melaporkan seluruh transaksi penjualan yang telah dilakukan.

6) Buku memorial, digunakan untuk mendokumentasikan seluruh kegiatan apotek dalam kurun waktu tertentu. Tenaga pembukuan yang professional sangat diperlukan oleh Apotek Rosa, karena disetiap akhir tahun per 31 desember harus dilakukan perhitungan laba dan rugi.

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Metode penelitian yang akan di gunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah metode penelitian Deskrptif kuanitatif, Dengan metode deskriptif kuanitatif

Kepada seluruh pihak, saudara, sahabat dan teman penulis lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas semua semangat, motivasi dan

vol um e hasil pengukuran (se lisih antara volume hasil kalibrasi dengan volume yang tertulis pada dinding bagian luar alat ukur ) dengan batas pen yim pan gan

Di kota Padang pada bulan Juni 2015, 5 (lima) kelompok pengeluaran memberikan andil/sumbangan inflasi antara lain; kelompok bahan makanan sebesar 0,73 persen,

Untuk mempermudah wisatawan menentukan biro perjalanan pariwisata yang sesuai dengan kriteria wisatawan maka dibuatlah sistem pendukung keputusan penentuan

Wilayah Lombok Utara bagian pesisir, bagian barat daerah Lombok Barat (Batucaraken), wilayah Bima bagian utara pesisir, dan sebagian kecil wilayah Sumbawa barat

Target khusus yang ingin dicapai: Akhir dari pelaksanaan penelitian yang sudah memasuki tahun kedua dari rencana tiga tahun ini ditargetkan menghasilkan sebuah model baku

selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga, yang telah memberikan ilmu, nasihat dan kebijakannya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.. selaku Ketua