S K R I P S I
„ AyXP**
NUKITA EKORIN1 RUSTINI
PENGARUH KADAR PVP K -3 0 PADA GRANULATUM LAKTOSI
TERHADAP MUTU FISIK TABLET PARASETAMOL YANG
DIBUAT SECARA CETAK LANGSUNG
m i l i r.
P ER fU bi Ah-AAi* UNIVfcKSlTAS A lR L A N G G A ’
S U R A B A Y A
n -
I v
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AlRLANGGA
PENGARUH KADAR PVP K-3 0 PADA GRANULATUM LAKTOSI
TERHADAP MUTU FISIK TABLET PARASETAMOL YANG
DIBUAT SECARA CETAK LANGSUNG
S K R I P S I
Ditaat Untuk Memenuhi Syamt-*y*r*t
Meocapai Gdar Sarjin* Farmasi
JPada FaknUu Farmasi Unimsitas Airlangga
1991
Q l l H ;
NUKITA EKORINI RUSTINI
0 ( 8 4 1 0 6 0 7Disetajn PmUmUos
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah, atas berkat dan rahmat-Nya telah tersusun skripsi ini yang merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana farmasi di Universitas
Airlangga.
Bagi saya skripsi ini merupakan pengalaman belajar dalam merencanakan, mengerjakan serta menyusun karya
ilmiah, sehingga banyak sekali memerlukan bantuan dari pihak lain yang telah berpengalaman.
Pada kesempatan ini perkenankanlah saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
Bapak Drs. I .I .Panigoro,A p t ., bapak Drs.Achmad Radjaram, Apt. dan bapak Drs. Bambang Widjaja,Apt., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan petunjuk dan bimbingan serta saran-saran dan dorongan semangat selama saya mengerjakan sampai dengan selesainya penyusunan naskah skripsi ini, juga kesempatan dalam menggunakan fasilitas Laboratorium Teknologi Farmasi.
Staf pengajar, rekan-rekan mahasiswa dan para karyawan Laboratorium Teknologi Farmasi yang telah membantu memberikan dorongan semangat dan tenaga pada saya,
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
skripsi ini.
Semoga bantuan dari berbagai pihak di atas mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa dan mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pengembangan ilmu kefarmasian di masa mendatang.
Surabaya, Agustus 1991
KATA PENGANTAR... ..., . . ... ii
1. Tinjauan tentang metode cetak langsung. 5 2. Tinjauan tentang granul... 8
3.2. Pembuatan granulatum laktosi yang dimodifikasi... 20
3.3. Pemeriksaan sifat fisik granulatum laktosi yang dimodifikasi... 20
3.4. Pembuatan tablet parasetamol... 24
3.5. Pemeriksaan kualitas tablet... 25 DAFTAR ISI
3.6. Analisis data... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN... 30
1. Pemeriksaan bahan baku... 30
2. Pemeriksaan granulat dasar... 35
3. Pemeriksaan mutu fisik massa tablet pa- rasetamol... 37
4. Pemeriksaan mutu fisik tablet paraseta m ol... 38
BAB V PEMBAHASAN... 48
BAB VI KESIMPULAN... 51
BAB VII SARAN... 52
BAB VIII RINGKASAN... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 54
LAMPIRAN... 58
II. 1. Metode Pembuatan tablet.... ... 6
11.2. Hubungan indeks kompresibilitas dengan sifat alir... 9
11.3. Bahan pengikat yang telah diuji penggunaan-n y a ... 14
111.1. Formula granulat dasar... 20
111.2. Tablet parasetamol... 24
III. 3. Persyaratan keseragaman bobot... 26
IV..1. Pemeriksaan kualitatif parasetamol... 30
IV.2. Distribusi ukuran parasetamol... 31
IV.3. Pemeriksaan kualitatif polivinilpirolidon .. 32
IV.4. Pemeriksaan kualitatif laktosa... 33
IV.5. Pemeriksaan kualitatif amilum manihot... 34
IV.6. Pemeriksaan kualitatif magnesium stearat ... 35
IV.7. Hasil pemeriksaan granulat dasar... . 36
IV.8. Hasil pemeriksaan mutu fisik massa tablet parasetamol... 37
IV.9. Hasil pemeriksaan mutu fisik tablet parase tamol ... 38
IV.10. Keseragaman bobot tablet... 39
IV.10*. Analisis Statistik bobot tablet secara RCBD 40 IV.11. Kekerasan tablet parasetamol... 40
IV.11*. Analisis Statistik kekerasan tablet secara RCBD... 41
IV.llb . Uji HSD kekerasan tablet... 42
IV. 12. Kerapuhan tablet parasetamol.... ... 42
IV.12*. Analisis Statistik kerapuhan tablet secara RCBD... 43
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
IV.12b . Uj i HSD kerapuhan tablet... ....44 IV.13. Waktu hancur tablet parasetamol... ....45 IV.13*. Analisis Statistik waktu hancur tablet seca
ra RCBD ... .. . 45 IV.13b . Uji HSD waktu hancur tablet... ....46 IV. 14. Keseragaman kadar tablet... ....47 IV. 14*. Analisis Statistik kad-ar parasetamol dalam
tablet secara RCBD ... ....47
11.1. Rumus bangun parasetamol... 10
11.2. Rumus bangun polivinilpirolidon... 15
III.l. Pemasangan dan ukuran alat untuk mengukur sifat alir serbuk... 23
IV.1. Diagram balok dari distribusi ukuran kristal parasetamol... 31
IV.2. Foto mikroskopi parasetamol... 32
IV.3. Foto mikroskopi laktosa... 33
IV.4. Foto mikroskopi amilum manihot... 34
IV.5. Foto mikroskopi granulat dasar... 36
IV.6. Foto mikroskopi massa tablet... ... 38
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
1. Hasil pemeriksaan mutu fisik granulat dasar ... 58
2. Hasil pemeriksaan mutu fisik massa tablet... 61
2*. Kecepatan alir... 61
3. Hasil pemeriksaan mutu fisik tablet parasetamol 64 3*. Keseragaman bobot... 64
3b . Hasil pemeriksaan kekerasan tablet... 65
3e . Hasil pemeriksaan keseragaman ukuran tablet.... 66
3d . Hasil pemeriksaan kerapuhan tablet... 66
3®. Hasil pemeriksaan waktu hancur... 67
4. Hasil pemeriksaan kadar parasetamol dalam ta blet... ... 68
4*. Hasil penentuan panjang gelombang maksimum pa rasetamol dalam NaOH 0,1 N ... 68
4b . Kurva serapan terhadap panjang gelombang dari parasetamol... 69 4e . Hasil penentuan kurva baku nilai serapan dari
DAFTAR LAMPIRAN
70 beberapa kadar parasetamol ...
Kurva baku parasetamol ... Hasil pemeriksaan keseragaman kadar parasetamol dalam tablet ... ... Rancangan analisis statistik secara RCBD (Ran domized Complite Block Design) ... Rancangan analisis RCBD ... ... Anova RCBD ... Analisis statistika keseragaman tablet ... Tabel Distribusi F ... Tabel K ... i... Sertifikat analisa polivinilpirolidon ... Sertifikat analisa parasetamol ...
Sertifikat analisa laktosa monohidrat ... Sertifikat analisa amilum manihot ...
I M I L I K.
I
PERPUSTAK.AANBAB I 1 -uNlVtKilTAS AlRLAK
, " S? A; B A V "
PENDAHULUAN
Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang banyak digunakan dan dikenal masyarakat saat ini, karena tablet mempunyai banyak keuntungan antara lain, ketahanan sifat fisika, ketepatan pembagian takaran, dan kemudahan peng- angkutannya. Oleh karena itu penelitian tentang tablet banyak dilakukan, baik terhadap bahan penyusun maupun teknik pembuatannya, untuk mendapatkan tablet yang baik C1, 2!) .
Secara umura komposisi bahan-bahan dalam suatu tablet terdiri dari bahan obat dan bahan pembantu, baik sebagai pengisi, pengikat, penghancur, dan pelincir
< 3 3 .
Tablet dapat dibuat dengan metode cetak langsung, metode granulasi basah dan metode granulasi kering C4, 5). Metode cetak langsung, merupakan metode yang relatif efisien dibandingkan dengan metode yang lain.
Keuntungan yang lain, adalah stabilitas fisika dan kimia
2at aktif terhadap pengaruh perlakuan selama proses
pembuatan lebih terjamin, sebab tidak melalui proses yang panjang, dimana pada metode cetak langsung bahan obat dan
bahan pembawa dicampur, kemudian dicetak.
Pada pelaksanaan metode cetak langsung, dibutuhkan bahan pembawa yang mempunyai sifat alir yang baik dan mudah dicetak C6, 7). Ada beberapa bahan pembawa untuk
cetak langsung yang sering digunakan pada pembuatan tablet, antara lain adalah avicel, “emcompress", laktosa sembur kering (spray dried lactose), kalsium fosfat dihidrat, manitol, C 6, 7, 8, 9 } .
Meskipun demikian pengembangan bahan pembawa untuk cetak langsung masih diteliti secara luas, mengingat setiap bahan pembawa tersebut mempunyai sifat teknologis yang tidak dapat mencakup seluruh perbaikan mutu tablet yang dikehendaki; oleh karena itu dalam berbagai formulasi tablet cetak langsung seringkali dibuat kombinasi bahan
pembawa untuk mendapatkan mutu tablet yang baik.
Syarat utama bahan pembawa untuk cetak langsung adalah mudah mengalir dan mudah dicetak. Oleh karena itu bahan pembawa tablet cetak langsung yang paling baik adalah yang mempunyai bentuk yang mendekati bulat dan deformasi partikelnya plastis. Sifat ini dapat dicapai lebih baik bila bahan pembawa terlebih dahulu dibuat granulat dasar, karena granul yang dihasilkan akan
mengalir dengan baik dan lebih kompresibel.
Pada penelitian sebelumnya terbukti bahwa granulatum laktosi ( laktosa : amilum = 80 : 20 dengan pengikat solutio gelatinae 5 X ) sebagai bahan pembawa cetak langsung, menunjukkan hasil yang cukup efektif C8, 10} .
pertumbuhan mikroba tersebut, pada penelitian ini diguna kan bahan polimer sintetik seperti polivinilpirilidon ( PVP K-30 ). Polivinilpirolidon sudah dikenal dan lazim digunakan sebagai bahan pembawa dalam sediaan oral maupun parenteral C 11
Dalam penelitian ini parasetamol dipilih sebagai bahan obat yang diteliti, dengan pertimbangan bahwa tablet parasetamol, umumnya diproses secara granulasi basah. Hal ini disebabkan karena kristal parasetamol mempunyai sifat elastisitas yang cukup tinggi, sehingga kompresibilitasnya jelek. Untuk dapat dibuat tablet parasetamol dengan cara cetak langsung, perlu dikembangkan bahan pembawa yang mempunyai daya ikat yang tinggi, sehingga massa parasetamol dapat dikompakkan, tanpa timbul relaksasi yang berlebihan, karena pengikatan antar partikel dapat terpertahankan. Untuk maksud tersebut,
dipilih komposisi granulatum laktosi yang dimodifikasi bahan pengikat PVP K-30 dengan berbagai kadar, diharapkan dapat diperoleh jumlah bahan pengikat yang memadai untuk digunakan dalam proses tabletasi cetak langsung dari
kristal parasetamol tersebut.
Disamping itu, parasetamol merupakan salah satu bahan obat analgesik-antipiretik yang banyak digunakan di Indonesia C 12 ) dan dimasukkan dalam Daftar Obat Essen
4
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik teknologik dari bahan cetak langsung massa granul dari granulatum laktosi yang telah dimodifikasi dengan berbagai kadar bahan pengikat PVP K-30, sehingga dapat dioptimasi berapa jumlah bahan pengikat PVP K-30 yang dapat memberikan mutu fisik tablet parasetamol yang baik secara cetak langsung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan tentang metode cetak langsung
Tablet dapat dibuat dengan tiga metode pembuatan yaitu : metode granulasi basah, metode granulasi kering
dan metode cetak langsung C 6, 7, 9 3.
Metode granulasi merupakan cara yang sudah lama digunakan. Tujuan utama dari granulasi adalah untuk menghasilkan campuran obat dan bahan pembawa dalam bentuk granul yang dapat mengalir dengan baik dan mudah dicetak C 6 ).
Pembuatan tablet dengan cara granulasi ini dikembangkan menjadi cara yang lebih sederhana yaitu cara cetak langsung. Cetak langsung ialah proses pembuatan tablet yang dilakukan dengan mencetak langsung campuran serbuk dari bahan obat dan bahan pembawa ( termasuk bahan pelincir ) yang dapat mengalir secara seragam ke dalam
ruang cetak untuk pembuatan tablet C 6 3.
Tahap pembuatan tablet dengan ketiga cara di atas, dapat dilihat pada tabel IX.1. C 2, 6, 7 3.
6
Ta.beI II. i. Metode Pembuatan Tablet
GRANULASI BASAH GRANULASI KERING CETAK LANGSUNG
1.Mencampur bahan
Keuntungan dari hasil proses cetak langsung ialah waktu hancur dan kecepatan melarut tablet lebih mudah
bahan pengikat seperti gelatin atau pati akan menyebabkan partikel obat terikat menjadi aglomerat yang lebih besar,
sehingga proses disolusi obat akan lebih lambat C 6 3.
Pertimbangan lain untuk memilih cara cetak langsung, karena cara ini dapat mengurangi biaya produksi dengan penghematan ruangan, membutuhkan peralatan yang lebih sedikit jumlahnya (alat pencampur dan mesin pencetak tablet) penghematan tenaga kerja karena prosesnya cepat dan juga penghematan waktu C6, 7).
Pemilihan bahan pembawa yang tepat merupakan faktor penentu untuk menyusun formulasi tablet, yang akan diproses secara cetak langsung, Bahan pembawa untuk proses cetak langsung harus menunjukkan dua sifat penting yaitu mudah dicetak dan mempunyai sifat alir yang baik. Bahan pembawa cetak langsung yang banyak dipasarkan adalah selulosa mikrokristal, emcompress, lactosa sembur kering (spray dried lactose) dan laktosa anhidrat C 2, 6, 7, 8 D .
Pengembangan bahan pembawa cetak langsung ini kemungkinan terus berlanjut, karena sifat bahan pembawa satu sama lain saling melengkapi untuk menghasilkan mutu tablet yang baik.
8
2.2 Tinjauan tentang granul
Granul merupakan aglomerat yang asimetris dari partikel-parikel serbuk C 6
2.2*1 Tujuan pembuatan granul C 2, 6, 14 3
a. Granul mempunyai ukuran yang lebih besar diban- dingkan dengan serbuk. Hal ini menyebabkan bobot jenis bertambah besar, sehingga lebih mudah mengalir ke dalam ruang cetak tablet dan menghasilkan bobot jenis yang lebih konstan.
b. Granul dapat menghindari terbentuknya debu yang terjadi pada pencampuran karena granul lebih berat dari pada serbuk, sehingga pada pencampuran tidak terdapat debu- yang berterbangan.
c. Adanya pengikat menyebabkan partikel yang satu dengan yang lain saling mengikat, sehingga lebih kompak dan lebih mudah dicetak menjadi tablet. 2.2.2 Sifat-sifat granul
Dalam pembuatan tablet, kemampuan bahan-bahan untuk mengalir dari corong ke ruang cetak mempunyai peranan yang sangat penting, oleh karena itu granul harus dapat mengalir dengan baik supaya didapatkan tablet dengan mutu yang baik C 6, 15, 16 3..
9
yang diperlukan oleh 100 g granul dapat mengalir tidak lebih dari 10 detik C 7). Kecepatan alir ini merupakan faktor yang penting khususnya untuk pembuatan tablet pada frekuensi yang tinggi.
Sudut diam merupakan parameter yang digunakan untuk mengevaluasi gaya tarik-menarik antar partikel. Sudut ini besar kalau granulnya bersifat kohesif. Cartensen et al C 17 5 telah meneliti hubungan antara kecepatan alir dan sudut diam, dimana granul yang mempunyai sudut diam 25°-40° akan memiliki
*
sifat alir yang cukup baik.
Kriteria kemampuan alir apat ditunjukkan dengan mengukur indeks kompresibilitas granul (tabel II.2).
Tabel 11.2. Hxibungan inde-x kompT'esibili tas dongan si/at
alir C 3 )
Index kompresibilitas (dalam % )
Kemampuan alir
5 - 1 5 baik sekali 12 - 16 baik
18 - 21 cukup 23 - 35 jelek
3 5 - 4 3 sangat jelek
2.3 Tinjauan tentang bahan yang akan diiabletasi 2.3.1. Parasetamol C 11, 18, 19 3
Parasetamol merupakan obat analgesik-antipiretik yang banyak digunakan di Indonesia dan dimasukkan dalam Daftar Obat Essential Nasional C 13 3. Nama lainnya adalah Acetaminophenum, Asetaminofen, N - asetil - 4 -aminofenol, 4 - Hydroxyacetanilide.
Rumus molekul parasetamol adalah : C flH pN02 , dengan rumus bangun seperti terlihat pada gambar II.1.
OH
NHCOCH3
Gcumbar II. i. bangun parasetamol
Parasetamol merupakan serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa agak pahit; larut dalam 70 bagian air., dalam 7 bagian bagian etanol ( 25 % )P, larut dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P, dan dalam 9 bagian propileng- likol P, larut dalam larutan alkali hidroksida. Dosis untuk dewasa 0,5 g - 1 g tiap 4 jam maksimum 4 g/hari,
2.3.2. Laktosa C 14 }
Laktosa adalah salah satu bahan pembawa yang paling banyak digunakan dalam formulas! tablet, yang berfungsi sebagai bahan pengisi, untuk menambah massa tablet yang digunakan.
Dalam perdagangan dikenal beberapa macam laktosa antara lain adalah laktosa monohidrat, laktosa sembur kering dan laktosa anhidrat.
Laktosa monohidrat
Laktosa monohidrat berbentuk serbuk kristal dan granul. Bahan ini banyak digunakan sebagai bahan pengisi untuk pembuatan tablet dengan metode granulasi basah
Laktosa sembur kering ( spray dried laotose >
Laktosa sembur kering diperoleh dengan cara pengeringan sembur. Jenis ini sangat baik digunakan sebagai bahan pembawa tablet cetak langsung, karena mempunyai sifat alir dan kompresibilitas yang baik .
Laktosa anhidrat
Laktosa anhidrat berbentuk serbuk yang sangat halus yang diperoleh dengan cara " Roller drying ", yang kemudian dihaluskan dan diayak. Bahan pembawa ini mempunyai sifat
kompresibilitas yang baik.
Pada penelitian ini digunakan laktosa monohidrat. 2. 3. 3. Amilum
organ persediaan tertentu. Organ persediaan ini bermacam-macam tergantung dari tanaman antara lain : akar, batang, buah dan biji C 20 3.
Selain digunakan sebagai bahan makanan, amilum juga merupakan bahan pembantu yang baik untuk dipakai dalam
industri farmasi khususnya dalam produksi tablet C 3 } . Dalam teknologi tablet, amilum dapat berfungsi sebagai bahan pengikat, pengisi dan penghancur C 21 3. Amilum merupakan campuran dua macam struktur polisakarida yang berbeda yaitu amilosa dan amilopektin. Dimana amilosa lebih larut dalam air dari pada amilopektin, dan dengan
#
cara tersebut kedua fraksi dapat dipisahkan. Kedua fraksi amilum tersebut juga dapat dibedakan berdasarkan reaksinya terhadap larutan iodium, dimana amilosa dapat memberikan warna ungu, sedangkan amilopektin memberi warna merah ungu c 21 y .
Berbagai jenis amilum yang sering digunakan dalam farmasi adalah : amilum solani, amilum maydis, dan amilum manihot C 3, 22D .
Amilum Manihot
Di Indonesia amilum manihot lebih banyak digunakan dalam pembuatan tablet karena bahan ini mudah didapat dan harganya murah. Amilum manihot didapat dari umbi akar tanaman. Manihot xitilissima, familia Euphorbiaceae 0 8 , 2 2 ) Merupakan serbuk halus putih, tidak berbau dan tidak berasa C18D butir amilum majemuk sedikit sekali, umumnya
majemuk dua, butir amilum tunggal sangat banyak, diameter sampai 20 Um, hampir semua merupakan pecahan butir pati majemuk, dinding luar bulat, butir kecil cukup banyak. Tidak larut dalam air dingin dan alkohol,larut dalam air panas C 18 ).
2.3.4. Bahan pengikat
Pada umumnya t a D i e t terairi dari satu atau lebih bahan berkhasiat dan bahan pembawa ditambahkan sesuai dengan fungsinya, yaitu sebagai pengikat, pengisi, peng- hancur, pelincir dan yang lain sebagai pemberi rasa enak, pengharum dan pemberi warna C 3, 4, 18, 23
Bahan pengikat sebagai salah satu bahan yang memegang peranan penting dalam pembuatan tablet yang ber- fungsi untuk mengikat partikel-partikel zat menjadi suatu masa granul yang dapat dimampatkan menjadi tablet yang
kompak C 5 ).
Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai pengikat dapat dilihat pada tabel II.3.
Tabel 21.3. Bahan pengikat yang telah diuji penggvcnaannyq.
Akasia 2 - 5 air, alkohol-air
Tragakan 1 - 3 air
Bahan pengikat dapat digunakan dalam bentuk larutan maupun dalam bentuk kering. Pemakaian bahan pengikat dalam bentuk larutan mempunyai efektivitas daya ikat lebih balk dari pada bentuk kering.
15
sedikit bahan pengikat untuk membuat masa yang kompak dalam suatu proses pembuatan tablet C 4 } .
Jenis dan jumlah bahan pengikat yang digunakan perlu diperhatikan. Jika penggunaan bahan pengikat terlalu banyak atau terlalu kuat ikatannya akan menyebabkan tablet menjadi keras sehingga tablet sukar hancur dan berarti zat
berkhasiatnya akan sukar dilepaskan C 4 !) .
Polivinilpirolidon C 11, 18, £4, 35, 86 3
Polivinilpirolidon merupakan hasil polimerisasi 1-vinil pirolid-2-on. Dengan nama dagang povidone, polyvidon, PVP, kollidone, plasdone.
Rumus molekul PVP adalah ( C! H NO )n dengan bobot molekul © P
10.000 - 700.000 dan rumus bangun dapat dilihat pada gambar II.2,
Polivinilpirolidon merupakan serbuk putih atau putih kekuningan, tidak berbau.atau hampir tidak berbau, tidak berasa dan higroskopis. Mudah larut dalam air, dalam eta- nol dan dalam kloroform, praktis tidak larut dalam eter dan aseton. Digunakan sebagai bahan pengikat, bahan penya- lut, bahan pensuspensi dan pendispersi.
Kelarutan dan viskositas larutan dipengaruhi oleh bobot molekulnya. Makin meningkat bobot naolekul, kelarutan makin turun dan viskositasnya meningkat. Sebagai bahan
BAB III
BAHAN, ALAT, DAN METODE PENELITIAN
3.1 Bahan
Parasetamol ( Riasima Abadi > Polivinilpirolidon < BASF )
Laktosa monohidrat ( DMV, melalui PT Waris ) Amilum manihot ( PIM, melalui PT Waris )
Magnesium stearat (SOMA Chemie GmbH,melalui PT Brataco) HC1 pekot ( E. Merck )
Larutan K2Cr07 ( E. Merck ) Larutan Iodium 0,1 N ( E. Merck )
3.2 Alat
Alat pencampur ; V-mixer, buatan sendiri.
Mesin cetak tablet; Automatic single punch tabletting ma chine *’ Hanseaten Exacta '* No. 397, tahun 1974.
Alat penguji kekerasan; Erweka Hardness Tester TB 24.
Alat penguai kerapuhan; Erweka Friability Tester type TAP. Alat penguji waktu hancur; Erweka Disintegration Tester type ZT - 2.
Alat pengering; Heraus Drying Cabinet type TU 60/60.
Mesin pengayak ; Retsch sieve shaker type 3D West Germany. Pengayak dengan berbagai ukuran (US ASTM - Eli - 70
Standard Sieve ).
Alat penguji kadar air; Kett Infra Red Moisture Meter. Alat penguji kadar obat; Spectrophotometer Hitachi 557.
Double Wavelength Double Beam.
Philips Hand Mixer type H.R. 1172.
Alat pengukur bobot jenis mampat; Modifikasi DIN 53184. Jangka sorong.
Stop watch. Thermometer.
3.3 Metode penelitian
3.3.1 Pemeriksaan bahan baku
3.3.1.1 Parasetamol C 18 D
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit
Identifikasi kualitatif :
Dengan penambahan larutan FeCl3 terjadi
warna biru violet
Dengan penambahan larutan HNOg terjadi
warna coklat kemerahan
Dipanaskan dengan HC1 pekat lalu dien- cerkan dengan air, ditambah larutan K 2CrO? 0,1 N terjadi waarna biru violet yang tidak berubah menjadi merah ( per-
bedaan dengan fenasetina )
3. 3. 1.3 Laktosa C 18 5
Pemerian :Serbuk hablur warna putih, tidak berbau, rasa agak manis.
Identifikasi kualitatif :
kemudian terbakar, terjadi bau gula terbakar, sisa arang menggunduk.
Larutan zat ditambah larutan Fehling dipanaskan terjadi endapan merah bata.
3* 3.1.3 Ami 1 urn man!hot C 18 )
Pemberian: Serbuk halus kadang-kadang berupa gumpalan kecil, putih, tidak berbau, tidak berasa.
Identifikasi kualitatif :
Didihkan 1 bagian dengan 50 bagian air, ter'bentuk larutan kanji transparan, hampir tidak berbau dan tidak merubah
warna kertas lakmus P.
Apabila dilihat di bawah mikroskop, terlihat butir pati spesifik.
3. 3.1.4 Polivinilpirolidon C 18 )
Pemerian : Serbuk putih atau putih kekuningan, berbau lemah atau tidak berbau,
higroskopik Identifikasi kualitatif :
Sedikit larutan zat ditambah larutan HC1 1 N dan larutan K2Cr07 terbentuk
endapan kuning jingga.
3- 3.1 • 5 Magnesium stearat C 18 )
Pemberian: Sebuk halus, warna putih, licin, dan mudah melekat pada kulit, bau lemah
khas.
Identifikasi kualitatif :
Sedikit 2at dalam tabung reaksi
ditambah air dan larutan HC1 lalu dipanaskan. Bila dingin, akan tampak lapisan minyak memadat. Lapisan air diambil dan ditambah larutan NaOH akan
terjadi endapan warna putih.
3*3.2 Pembuatan granulatum laktosi yang dimodifikasi.
Formula granulat dasar dapat dilihat pada tabel III.l.
Tab&l Ill.t. Formula grarvulai dasar
Formula I II III
Laktosa 80 80 80
Amilum Manihot 20 20 20
PVP K-30 2,5% 5% 7,5%
*) kadar PVP K-30 sesuai bobot granul
Pembuatan Larutan pengikat polivinilpirolidon C 24 )
Timbang polivinilpirolidon sesuai formula, kemudian dilarutkan dengan alkohol dengan volume yang sama.
Pembuatan granulatum laktosi C 2, 10 )
dicampur dengan larutan pengikat sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan alat " mixer ” selama 15 menit sampai didapat masa granul yang baik. Masa granul kemudian diayak dengan ayakan granulator mesh 10, dikeringkan dalam oven pada suhu 30°- 40°C. Granul yang telah dikeringkan diayak kembali melalui ayakan granulator dengan ukuran granul 25 mesh. Kemudian granul dipilih fraksi mesh antara 25 sampai 40 mesh.
3.3*3 Pemeriksaan sifat fisik granulatum laktosi yang
dimodifikasi.
Pemeriksaan sifat fisik granulatum laktosi, dimaksudkan untuk mengetahui sifat alir dan kompresibili- tas granul.
3. 3. 3.1 Bobot Jenis nyata C > C 3, 18, 28 }
Gelas ukur 100 ml kosong, ditimbang ( W ), serbuk diisikan ke dalam gelas ukur melalui corong, sampai volume 100 ml dan ditimbang ( W 2 ).Bobot jenis nyata dihitung sebagai berikut :
W2 - W ,
po = ^ 0 0 --- gram/ml
3.3.3.2. Bobot Jenis mampat C p D C 21, 22, 29 !>
Serbuk dimasukkan dalam gelas ukur sebanyak 100 ml, diketuk-ketuk sampai didapat volume yang
tetap. Prosedur dilakukan menurut DIN-53194
3. 3. 3. 3 Indeks Kompresibllitas C 22 }
Maksud percobaan ini adalah untuk mengetahui kemampuan granul untuk mengatur diri dalam ruang cetak ( die cavity ) sebelum partikel dikenai beban.
P - P o
Indeks Kompresibilitas = --- x 100% p
P = bobot jenis mampat
PO = bobot jenis nyata Lihat tabel II.2.
3.3.3. 4 Distribusi ukuran granul
Maksud percobaan ini adalah untuk mengetahui penyebaran ukuran partikel-partikel granul dan jumlah bubuk, dengan menggunakan pengayak tipe US. ASTM EII-70 Standard Sieves.
3.3.3.5 Kecepaian alir dan sudut diam C 3, 17 }
Maksud penentuan kecepatan alir adalah untuk mengetahui kecepatan granul memasuki ruang cetak.
Alat : corong gelas dengan ukuran diameter atas 10,0 cm, tinggi kerucut 7,5 cm, diameter lubang bawah 1,0 cm dan panjang pipa 2,5 cm.
[ PERPUS'SAK-AAN -UNIVERS1TAS AIRLANOGA
j S U R A B A Y A _
Garribar- lll.l. Pemasangan dan uhxiran alat untxik menguhur
si fat alir serbuk
Cara-jnentfukur kecepatan alir _serbuk.
100 gran bahan dimasukkan kedalam corong alir ser- buk kemudian waktu alir dicatat.
Syarat waktu : ^ 10 gr/detik.
Cara .mengukur sudut _diam ( angle. of. repose ^
- Gundukan serbuk yang terjadi setelah serbuk dia- lirkan melalui corong dlukur tinggi dan jari-jari
lingkaran alas kerucut ( gambar III.l. ). Syarat sudut diam : 25° - 40°
a = tan 1 h/r (derajat) ct = sudut diam
r = jari-jari lingkaran alas kerucut
3.3.3.6 Penentuan kadar air dalam granul (moisture
content)
"Moisture content" diukur dengan alat "Kett. IR Moisture meter" dengan cara sebagai berikut :
Bahan ditimbang dan diletakkan pada wadah sampel, kemudian alat dipanaskan hingga tak terjadi lagi perubahan keseimbangan. "Moisture content'* dapat dibaca langsung dari skala pada alat.
3*3*4 Pembuatan tablet Parasetamol
3.3.4.1 Formula tablet Parasetamol cetak langsung dibuat
sesuai dengan formula pada Tabel III*2*
Tabel 112.2. Tablet Pcltclsgta m oI
Bahan jumlah tiap tablet (mg)
Parasetamol 300
Granulat dasar 300
Mg stearat 3
603 mg/tablet
3.3* 4. 2 Prosedur pembuatan
Parasetamol dicampur dengan granulatum dasar dengan V-mixer selama 10 menit ( kecepatan putar 50 rpm ). Kemudian dicampur dengan Mg stearat yang telah diayak terlebih dahulu, dalam V-mixer selama
bobot tablet 600 mg dengan mesin tablet Hanseaten type Exacta I.
3. 3. 4. 3 Pemeriksaan sifal fisik masa tablet Parasetamol
Sebelum Pencetakan Tablet
Pemeriksaan bobot jenis nyata » dilakukan seperti pada 3.3.3.1
Pemeriksaan bobot jenis mampat (p ), dilakukan seperti pada 3.3.3.2
Pemeriksaan kompresibilitas, dilakukan seperti pada 3.3.3.3
Pemeriksaan distribusi ukuran granul, dilakukan seperti pada 3.3.3.4
Pemeriksaan kecepatan alir dan sudut diam, dilakukan seperti pada 3.3.3.5
3.3.5 Pemeriksaan kualitas tablet
Dalam proses pembuatan tablet perlu dilakukan pemeriksaan kualitas tablet untuk mengevaluasi mutu dari tablet yang dibuat.
Pemeriksaan ini meliputi, keseragaman bobot tablet, ukuran tablet, kekerasan tablet, kerapuhan tablet, waktu hancur tablet dan keseragaman kadar tablet.
3* 3« 5.1 Pemeriksaan keseragaman bobot <18, 30)
Ditimbang 20 tablet satu persatu, kemudian dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari dua tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang
dari bobot - rata-ratanya lebih besar dari harga
yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu tabletpun
yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya
lebih dari harga yang ditetapkan kolom B.
Tabel 212.3. Per syarat an keseraganuan bobot tablet
Bobot rata-rata
Pemeriksaan ukuran tablet dilakukan dengan jangka
sorong. Syarat tablet menurut Farmakope Indonesia
III kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak
lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3
tebal tablet.
5.3 Pemeriksaan kekerasan tablet C 15 )
Pemeriksaan kekerasan tablet dilakukan dengan
Erweka Hardness Tester. Tablet yang baik mempunyai
kekerasan 4 - 8 k g.
Kekerasan tablet pada masing-masing formula
ditentukan sebanyak 10 tablet.
.5. 4 Pemeriksaan kerapuhan tablet C 25 }
Erweka Friabilitator. Kerapuhan tablet yang
diperbolehkan sekitar 0,5 - 1 % .
3.3.5.5 Pemeriksaan waktu hancur tablet- C 25, 30 )
Pemeriksaan waktu hancur tablet dilakukan dengan
Erweka Disintegrator. Waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya tablet diamati dengan memakai stop watch.
Syarat ( USP ) : Batasan yang diperbolehkan untuk waktu hancur tablet tidak lebih dari 30 menit.
3.3.5.6 Pemeriksaan keseragaman kadar C 30 )
(1), Pemilihan panjang gelombang maksimum.
Dibuat larutan parasetamol dengan kadar 2 ppm, 6 ppm, dan 10 ppm dengan pelarut NaOH 0,1 N ditambah air. Kemudian dilihat
absorpsinya pada X 239 hingga 257 nm. (2). Pembuatan kurva baku parasetamol.
Dibuat larutan parasetamol dengan kadar 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm dan 10 ppm dalam pelarut NaOH 0,1 N ditambah air. Ukur absorpsinya pada X. maksimum.Dari data yang diperoleh, digambarkan dalam suatu grafik denagn kadar sebagai absis dan absorpsi sebagai ordinat. Adanya korelasi antara ka dar dan absorpsi dapat dibuktikan dengan rumus berikut :
r = (x - x) (y - y)
absorpsinya, sehingga semua data yang
diperoleh dapat digunakan dalam perhitungan. (3). Pemeriksaan keseragaman kadar Parasetamol
dalam tablet . C 18 ), C 30 :>.
Dipilih 30 tablet, dilakukan Penetapan Kadar 10 tablet satu-persatu. Tablet diserbukkan satu-persatu, kemudian ditimbang setara dengan 150 mg. Parasetamol, tambahkan 50 ml encerkan dengan air secukupnya hingga 100,0 ml. Ukur serapannya pada panjang gelombang
maksimum.
Persyaratan yang ditentukan yaitu :
CgHgN02 .tidak kurang dari 95% dan tidak
lebih dari 105% dari oumlah yang tertera pada
etiket.
3.3.6 Analisis Data C 31 5
Analisis statistik dari mutu fisik tablet paraseta
mol, dilakukan dengan cara Anova "Randomized Complete
Block Design" ( RCBD ). Mutu fisik tablet parasetamol
yang dibandingkan meliputi pemeriksaan keseragaman bobot,
pemeriksaan ukuran tablet, pemeriksaan kekerasan tablet,
pemeriksaan kerapuhan tablet, pemeriksaan waktu hancur,
pemeriksaan keseragaman kadar parasetamol.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1. Pemeriksaan bahan baku
Pemeriksaan fisika dan kimia bahan baku dilakukan
sesuai dengan prosedur yang tercantum dalara Farmakope
Indonesia edisi ke III C 18 ).
Hasil pemeriksaan kualitatif bahan baku dapat dilihat pada
tabel IV.1 - IV.6 dengan gambar IV.1 - IV.4.
Tab&l IV ,t . Pemeriksaan hua.lita.tif parasetamol
Pemeriksaan Pustaka C18} Pengamatan
- Organoleptis hablur atau serbuk serbuk kristal,
hablur, tidak ber- tidak berbau, ra bau, rasa pahit. sa pahit.
- FeCl3 biru violet biru violet
- Dipanaskan de violet yang tidak violet yang tidak
ngan HC1 p. berubah menjadi berubah menjadi
larutan ditam merah merah
bah K Cr 2 2 70,
31
Tab&l IV-2. Distribxtsi xihxiran parasetamol
Ukuran pengayak (mesh)
Diameter pengayak (urn)
Prosentasi
yang tinggal
> 25 > 710 1,11
25/40 425-710 61,12
40/50 300-425 23,33
50/60 250-300 5,56
60/70 212-250 CO COCO
70/80 100-212 1,11
80/100 150-180 3,33
< 100 < 150 1,11
100,00 %
Gambar IV,1. Diagram balok dari distribusi ukuran kristal
Gambar XV.2. Foto mikroskopi kristal parasetamol (pen-
besaran 30 kali )
Tabel IV—3, P&m&r i hsaan -kuali tat if polivinilpirolidon
Pemeriksaan Pustaka C18) Pengamatan
- Organoleptis serbuk putih atau serbuk putih atau
putih kekuningan, putih kekuningan
bau lemah atau ti bau lemah atau ti. dak berbau, higros. dak berbau,
hi-kopik. groskopik
- HC1 I N dan endapan kuning endapan kuning
33
Tabel 7 V - 4. Pem&r iks aan kualit ati f laktosa
Pemeriksaan Pustaka C18) Pengamatan
- Organoleptis serbuk hablur, pu
tih, tidak berbau,
rasa agak manis.
serbuk hablur pu tih tidak berbau,
rasa agak manis.
- Dipanaskan meleleh, menggem- bung, terbakar,
endapan merah bata endapan merah ba
ta
34
Gambar IV.4. Foto mikroskopi amilum manihot ( pembesaran
35
Pemeriksaan granulat dasar dimaksudkan untuk
menentukan mutu teknologik dari granulat-granulat yang
dibuat pada formula yang berbeda ( F^, F^ dan F^ )• Hasil
36
Tabel IV-7. Hasil p e m e ri ksa an granulat dasar
Formula
Pemeriksaan
F 1 F 2 F3
Kadar air ( X ) 3,54+ 0,05 3,54+ 0,11 4,17± 0,59
Kecepatan alir
(g/det) 12, 29± 0,38 12,07± 0,36 11,30+ 0,44 Sudut diam
( ° ) 23,60+ 0,38
+
i
W
o
CM 0,06 23,60± 1,22
B .j .nyata ( =po )
( g/ml ) 0,43+ 0,02 0,45± 0,07 0,47± 0,04 B .j .mampat ( =p )
( g/ml ) 0,48+ 0,01 0,51+ 0,10 0,52± 0,03 Kompresibilitas
( % )
11,02* 1,81 11,70± 1,54 10,34± 2,55
\ 1
Gambar IV.5. Foto mikroskopi granulat dasar ( pembesaran
3. Pemeriksaan mutu fisik massa tablet parasetamol
Pemeriksaan mutu fisik massa tablet parasetamol
dari berbagai formula yang diteliti ( FI ,F2 dan F3 ),
berturut-turut dapat dilihat pada tabel IV.8 dan gambar
IV.6.
Tabel IV ,Q, Hasil pemeriksaan mutu fisik massa tablet
parasetamol
37
Formula
Pemeriksaan
F 1 F2 F3
Kadar air ( % > 2,41+ 0,24 CM CO o 0,21 2,94+ 0,25
Kecepatan alir
(g/det) 8,39+ 0,11 8,26+ 0,08 8, 12± 0,27 Sudut diam
( ° )
19,73+ 0,97 20,41+ 1,01 20,18+ 0,44
B .j .nyata ( =p© )
( g/ml ) 0,61± 0,02 0,61+ 0,01 0,64± 0,02 B . j.mampat ( -p >
< g/ml ) 0,63+ 0,02 0,64+ 0,01 0,66± 0,02 Kompresibilitas
38
Gambar IV.6. Foto mikroskopi massa tablet parasetamol
pembesaran 30 kali )
4. Pemeriksaan mutu fisik tablet parasetamol
Pemeriksaan mutu fisik tablet parasetamol, seperti
keseragaman bobot tablet, keseragaman ukuran tablet,
kekerasan tablet, kerapuhan tablet, waktu hancur tablet
dan keseragaman kadar parasetamol dalam tablet, dapat
39
Tabel IV .9, Hasil pemeriksaan mutu fisih tablet parase
tamol
( detik ) 30,78±2,92 44,47±4,40 86,80112,91 Keseragaman
kadar ( % )
98,50±1,97 98,2912,59 100,101 3,03
Tabel IV.iO. Keseragaman bobot tablet
formula Batch keseragaman bobot (mg) Rata-•rata
I 618,3 + 5,0
40
Tabel I V . i O a . Analisis s t ati sti h bobot tablet s e c a r a RCBD
Sumber Variasi JK db RJK F hitung F tabel
Perlakuan 12,596 2 6,298 0,5085 6,94
Blok 134,296 2 67,148 5,4213 6,94
Sisa 49,544 4 12,386
Total 196,436 8
Dari analisis statistik ( tabel IV.10a ), menunjukkan
bahwa F hitung < F tabel. Hal ini berarti tidak ada
perbedaan yang bermakna dari bobot tablet antar batch dan
antar formula pada derajat kepercayaan 95 %.
Tabel IV.it . Kekerasan tablet parasetamol
formula Batch kekerasan ( kg ) Rata-rata
I 3,59 ± 0,33
Fi II 3,60 ± 0,41 3,59 + 0,36
III 3,59 ± 0,35
I 3,98 ± 0,45
F2 II 4,00 i 0, 39 4,07 ± 0,47
III 4,23 ± 0,53
I 4,63 ± 0,49
F3 II 5,04 ± 0,80 4,95 ± 0,69
III 5,19 ± 0,67
41
Tctbel I V . i i 0, , A nalisis s t a tis tih h e he ras an tablet seca ra
RCBO
Sumber Variasi JK db RJK F hitung F tabel
Perlakuan 2,8571 2 1,4286 58,7901 6,94
Blok 0,1096 2 0,0548 2,2551 6,94
Sisa 0,0971 4 0,0243
Total 3,0638 8
Dari analisis statistik ( tabel IV.11° ) menunjukkan bahwa
F hitung blok < F tabel. Hal ini berarti tidak ada
perbedaan yang bermakna dari kekerasan tablet antar
batch. Sedangkan F hitung perlakuan > F tabel, ini
menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antar formula
pada derajat kepercayaan 95 %. Selanjutnya untuk
membandingkan pasangan harga rata-rata antara tiap
formula digunakan uji HSD (Honestly Signifikan Deference).
HSD = q a,k, N-k ' RJK sisa n
K = 9
k = 3
n = 3
HSD = 4,34 0,02433
42
Tabel JV.iih . Uji HSD
Dari uji HSD ( tabel IV.lla ) menunjukkan harga selisih
pasangan harga rata-rata kekerasan tablet parasetamol
> harga HSD, yang berarti ada perbedaan yang bermakna dari
antar formula.
Tabel IV .12. Kerapuhan tablet parasetamol
formula Batch kerapuhan (%) Rata-rata
I 0,92 ± 0,02
Fi II 1,32 ± 0,05 1,29 ± 0,32
III 1,61 ± 0,04
I 0,77 ± 0,05
F2 II 1,06 ± 0,04 0,95 ± 0,14
III 1,02 ± 0,03
I 0,76 ± 0,13
F3 II 0,98 + 0,01 0,92 ± 0,15
III o CO +1 O CO
43
Tabel 1 V . 1 2 0, . >4nal tsis slcttistih he rapuhan tablet secara
RCBD
Sumber Variasi JK db RJK F hitung F tabel
Perlakuan 0,2415 2 0,1208 7,3212 6,94
Blok 0,2647 2 0,1324 8,0224 6,94
Sisa 0,0660 4 0,0165
Total 3,0638 8
Dari analisis statistik ( Tabel IV.12a .) menunjukkan bahwa
F hitung > F tabel, berarti ada perbedaan yang bermakna
tentang kerapuhan tablet antar batch dan antar formula
pada derajat kepercayaan 95 Selanjutnya untuk
membandingkan pasangan harga rata-rata antara tiap formula
digunakan uji HSD ( Honestly Signifikan Deference ).
HSD = q a,k,H-k 7 RJK
N = 9 k = 3 n = 3
HSD = 4 , 3 4 / -P . gi M
44
Tabel' IV. i£b. Uji HSD
perbedaan harga rata-rata
F 1 F2 F3
F x = 1,28
F2 = 0,95
F3 = 0,92
0,33 0,36
0,03
Dari uji HSD ( Tabel IV-12b .) menunjukkan harga selisih
pasangan harga rata-rata kerapuhan tablet pada F2 terhadap
F3 < harga HSD, yang berarti tidak ada perbedaan yang
bermakna antar F2 terhadap F3. Sedangkan selisih pasangan
harga rata-rata kerapuhan tablet FI terhadap F2 dan F3 >
harga HSD, yang berarti ada perbedaan yang bermakna antar
45
Tabel IV. 13. Waktu hancur tablet parasetamol
formula batch waktu hancur (dtk) rata-rata
F i
Tiap batch dilakukan 3 kali pengulangan.
Tabel IV. 13a. Analisis statistik. u>aktu hancur tablet secara
RCBD.
bermakna antar formula. Selanjutnya untuk membandingkan
46
(Honestly Signifikan Deference).
HSD = q a,k,N-k
N = 9 k = 3 n - 3
/ RJKs l
y n
HSD = 4,34 y 87,4518
= 23,4322
Tabel IV. 13h. U j i HSD
perbedaan harga rata--rata
FI F2 F3
F x = 30,78 - 13,69 53,12
F2 = 44,47 - - 39,43
F3 = 83,90 -
-Dari uji HSD ( tabel IV.12b. ) menunjukkan selisih
pasangan harga rata-rata waktu hancur FI dan F2 terhadap
F3 > harga HSD, ini berarti ada perbedaan yang bermakna
dari FI dan F2 terhadap F3. Sedangkan selisih pasangan
harga rata-rata FI terhadap F2 < harga HSD, ini berarti
47
BAB V
PEMBAHASAN
Pada pemeriksaan kualitatif bahan baku parasetamol
dan bahan pembawa,menunjukkan hasil sesuai persyaratan
Farmakope C 18 ), Hasil penelitian tersebut dapat dilihat
pada tabel IV.1 - IV.6.
Untuk mendapatkan tablet parasetamol yang baik ,
telah dikembangkan formula granulatum laktosi yang telah
dimodifikasi dengan berbagai perbandingan bahan pengikat
PVP K-30. Dari hasil granulat dasar tersebut, diambil
fraksi tertentu yang mendekati ukuran kristal parasetamol,
kemudian dilakukan pemeriksaan mutu teknologik
parasetamol,kemudian dilakukan pemeriksaan mutu teknologik
seperti sifat alir, sudut diam, bj nyata, bj mampat dan
kompresibilitas. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk
menentukan apakah granul yang dibuat dari beberapa bahan
pengikat PVP K-30, memberikan karakteristik yang baik
untuk digunakan sebagai bahan pembawa cetak langsung.
Hasil penelitian mutu teknologik ( tabel IV.7 )
menunjukkan bahwa ketiga granulat dasar tersebut
mempunyai mutu yang baik, sebagai bahan pembawa cetak
langsung. Pada massa tablet ( tabel IV.8 ) terlihat adanya
perubahan pada sifat alir dan kompresibilitasnya, hal ini
disebabkan oleh terjadinya penurunan kohesifitas partikel
karena adanya lubrikan Mg stearat.
Pengaruh peningkatan kadar bahan pengikat PVP K-30
dari 2,5 % , 5 % dan 7,5 % pada granulat dasar ( tabel IV.9 ) menunjukkan peningkatan kekerasan dan waktu hancur
tablet parasetamol, sedangkan kerapuhannya menurun.
Keadaan ini menunjukkan adanya hubungan antara peningkatan
kadar PVP K-30 dengan peningkatan gaya ikat antar partikel
dalam tablet.
Dari pemeriksaan mutu fisik tablet parasetamol,
menunjukkan bahwa dari ketiga formula tersebut, memenuhi
persyaratan farmakope C 18 ) dan pustaka lainnya C 15, 25,
31 ) .
Hasil analisis statistika (tabel IV.lla dan IV.llb)
menunjukkan bahwa peningkatan kadar PVP K-30 dari 2,5 %,
5 X dan 7,5 X menyebabkan peningkatan kekerasan tablet yang bermakna.
Pada uji kerapuhan tablet parasetamol ( tabel IV.12a dan
IV.12b ), granulat dasar dengan kadar PVP K-30 2,5 X dibandingkan dengan granulat dasar dengan kadar PVP K-30
5% dan 7,5 % menunjukkan perbedaan yang bermakna,
sedangkan tablet dengan kadar PVP k-30 5 X dan 7,5 %
menunjukkan perbedaan tidak bermakna. PVP K-30 dengan
kadar 7,5 X menghasilkan tablet dengan waktu hancur
berbeda secara bermakna dengan tablet yang mengandung
PVP K-30 2,5 X dan 5 % , sedangkan untuk tablet dengan kadar PVP K-30 2,5 % ,dan 5 % menunjukkan perbedaan yang
tidak bermakna.
Mengingat formula 2 dan formula 3 dengan kadar PVP
tablet yang memenuhi syarat, sedangkan waktu hancur tablet
formula 2 lebih cepat dari pada formula 3, maka formula 2
dengan kadar PVP K-30 5 % merupakan formula yang memadai
BAB VI
KE SIMP ULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1.. Peningkatan kadar PVP K-30 dari 2,5 % , 5 % dan 7,5 % menyebabkan peningkatan kekerasan tablet yang bermakna.
2. PVP K-30 dengan kadar 2,5 % mengahasilkan tablet dengan
kerapuhan yang berbeda secara bermakna dibandingkan ta-
blet-tablet dengan kadar PVP K-30 5 X dan 7,5 X. Tetapi
terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara tablet
dengan kadar PVP K-30 5 % dan 7,5 %.
I
3. PVP K-30 dengan kadar 7,5 % menghasilkan tablet dengan
waktu hancur yang berbeda secara bermakna dibandingkan
dengan tablet-tablet dengan kadar PVP K-30 2,5 X dan
5 % , tetapi terdapat perbedaan waktu hancur yang tidak
bermaknaantara tablet dengan kadar PVP K-30 2,5 % dan 5 X .
4. Ditinjau dari segi efisiensi, efektifitas dan kemanfa -
tannya untuk dikembangkan lebih lanjut, maka PVP K-30
dengan kadar 5 % dari bobot granulat dasar
memberikan mutu fisik yang paling baik.
BAB VII
SARAH
Dari hasil penelitian yang
disarankan, perlu dilakukan penelitian
tentang penggunaan granulat dasar dengan
terhadap bahan obat lain yang mempunyai
rendah.
telah dilakukan
lebih lanjut
PVP K-30 5 % kompresibilitas
VIII
RINGKASAN
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh jumlah
PVP K-30 pada modifikasi granulatum laktosi terhadap mutu
fisik tablet parasetamol yang dibuat secara cetak
langsung.
Pada penelitian ini perbandingan PVP K-30 yang
digunakan yaitu 2,5 % , 5 % dan 7,5 % dari bobot granulat
dasar dan fraksi ukuran granulat dasar digunakan adalah
25/40 mesh.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan
yang bermakna pada keseragaman bobot, ukuran tablet dan
keseragaman kadar obat aktif, namun kekerasan, kerapuhan
dan waktu hancur tablet menujukkan perbedaan yang
bermakna. Makin besar perbandingan jumlah PVP K-30
dari bobot granulat dasar, makin besar pula kekerasan
tablet,makin kecil kerapuhan tablet dan makin lama waktu
hancur tablet.
Tablet parasetamol yang dibuat dengan bahan cetak
langsung dari granulatum laktosi yang telah dimoifikasi
dengan bahan pengikat PVP K-30 5 % , menghasilkan mutu
fisik tablet parasetamol yang memadai.
DAFTAR PUSTAKA
1. Banker G S. Sprawl*s American Pharmacy, An Introduction
to Pharmaceutical Technique and Dosage Forms, 7th Ed.,
Lippincott Company, Philadelphia - Toronto, 1971, p.
345-385.
2. Lieberman HA. and L. Lachman 1980. Pharmaceutical
Dosage Forms, Tablet, Vol. I, Marcel Dekker Inc.
New York and Basel, p. 109-143, 165.
3. Banker GS> and NR Anderson ., Tablets., In : Lachman
L, HA Lieberman , and JL Kanig eds. The theory and
Practice of Industrial Pharmacy. 3rd e d., Philadelphia
: Lea and Febiger, 1986, p.184, 293-294, 297, 314-315,
325-326.
4. King RE. , Tablets Capsules and Pills, 1975 . In
Hoover JE, ed. Kenungton.’s PhartruxceuticaI Sciences .
15th ed. Pensylvania, : Mack Publishing Company, p.
1576-1578, 1581, 1595.
5. Sheth BB, FJ Bandelin, and RF Shangraw. Compressed
Tablets. In: Lieberman HA, and Lachman L, e d. Pharma
ceutical Dosage Forms Tablet. New York and Basel :
Marcel dekker Inc, 1980, p. I: 111, 114, 123.
6. Goeswin A, Pertimbangan untuk menyusun formula tablet
cetak langsung, Seminar Avicel dan AC D i s o l, President
Hotel , Jakarta, 1984.
7. Fudholi A, 1983, Metodologi Formulasi Dalam Kompresi
Direk, Hediha, 1983, p. 145-154.
8. Bambang W dkk, Efektifitas granulatum laktosi sebagai
bahan pembawa cetak Langsung pada pembuatan tablet,
Kongres Nasional XII I S F I Yogyakarta, November 1986.
9. Remington's Pharmaceutical S c iences, 16th ed. 1980,
Mack Publishing Company, Easton, Pensylvania, p. 1563-
1565, 1649- 1655.
10. FormuIariurn Oer Nederlandse Apothekers, Band III,
1983, F-9, F-10, F-12..
11. Martindale, The Extra Pharmacopeia, 28th e d., The
Pharmaceutical Press London, 1982, p. 268-270, 503,
958-959.
12. In/ormasi Spesiali te Obat Indonesia, Edisi Farmakotera
pi volume 15 , januari 1990 p. 146-162.
13. Daftar Obat Cssensial Nasional, 1987, Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1.
14. Fudholi A, 1977. Penggunaan laktosa monohidrat pada
sistim granulasi basah dan pengaruhnya pada kecepatan
pelarutan 2at aktif, Laktosa-Simposium, Jakarta, 2-10. 15. Parrot EL. 1970. Pharmaceutical Technology
Fundamental Pharmaceutics,. Burger Publishing Company,
USA, p. 76-82.
16. Cartensen JT,1973, Theory of Pharmaceutical Systems
Vol. 11, , Heterogeneous Systems, New York and London,
P. 87-223.
17. Cartensen JT and Chan PC. Flow rate and repose angles
Republik Indonesia, Jakarta, 1979,p. 6-8, 37, 38, 93,
338, 354, 510, 591.
19. Miller RH, Tablets In : Martin EW ( ED ), Husa*s
Pharmaceutical Dispensing, 6th ed., Mack Publishing
Company, Easton - Pensylvania, 1966, p. 109.
20. Brautlecht CA, 1953. Starch its sources produc Lion and
u s e s. New York : Reinhold Publishing Corporation,
P . 372.
21. Tyler VE, Brady LR and Robbers J E. Pharmacognosy,
7th ed., Philadelphia; Lea and Febiger, 1976, p.58-59.
22. Siregar CH et al, Pati singkong sebagai bahan penolong
untuk keperluan tablet, Acta Pharmaceutica Indonesia,
Vol. VIII, 1983, p. 89.
23. Sadik F. , Tablets and pills. In : Hoover JE, Ed.
Dispensing of medication. Qth ed. Pensylvania : Mack
Publishing Company, 1976, p. 124.
24. BASF. Seminar on fine chemicals for pharmaceutical,
Jakarta, 1985, p. 1-8.
25. The Pharmacopeia of United State of America 21st
Ravision, The United State Pharmacopeia Convention
Inc. Washington DC. 1985 p. 862-863, 1010, 1561.
26. Hand Book of Pharmaceutical Excipients, 1980.
American Pharmaceutical Association 2215 Constitution
Avenue, NW Washington DC, p. 113-115, 234-239.
27. Gunsel WC, CJ Swartz and JL Kanig, Tablets. In :
Lachman L, Lieberman HA and Kanig JL, e d. The Theory
Lea and Febiger, 1970', p. 305, 313, 334.
28. Cartensen JT, Pharmaceutics of Solids and Solid Dosage
Forms. John Wiley and Sons Inc., New York., 1977,
P . 135-137.
29 DIN 53194. Bestimung des stampf Vol umens und der
stampfdichte Deutsche Normen, 1975.
30. Fkstra Farmakope Indonesia. Departemen Kesehatan Re
publik Indonesia, 1974, p. 193-198.
31. Daniel WW, Biostatistik, A Foundation for Analysis in
The Health Science, 2th e d. John Willy and Son, New
58
Lampiran 1. Hasil pemeriksaan mutu fisik granulat dasar
Lampiran f* Kecepatan alir Cgram/detikl
DAFTAR LAMPIRAN
NO
F 1 F2 F 3
I II III I ir III 1 II III
1. 12,70 12,20 11,90 12,50 11,70 11,90 11,90 11,20 10,90 2. 12,80 12,10 11,90 12,60 11,80 11,90 11,80 11,20 10,80 3. 12,80 12,20 12,00 12,50 11,80 11,90 11,83 11,20 10,83
X 12,77 12,17 11,93 12,53 11,77 11,90 11,83 11,20 10,83
SD 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,00 0,06 0,00 0,06
12,29 ± 0, 38 12,07 ± 0,36 U 30 ± C1,44
Lampiran fb . Sudut diam C ° >
NO
F 1 F2 CO
I II III I II III I II III
1 . 23,89 23,20 24,04 23,89 23,89 24,78 24,78 22,56 23,30 2. 23,89 23,20 23,20 23,89 24,78 23,20 25,50 22,56 23,63 3. 23,89 23,89 23,20 23,89 24,57 23,20 24,78 21,80 23,53
X 23 >89 23,43 23,48 23,89 24,41 23,73 25,02 22,31 23,49
SD 0,00 0,40 0,48 0,00 0,47 0,91 0,42 0,44 0,17
23,60 ± 0 ,38 24,01 ± 0 06
59
Lam.pira.n / c. Berat Jenis nyata C = p Q S>Cgram/m.i I i I i terj>
NO
F 1 F 2 F 3
I II III I II III I II III
1. 0,42 0,42 0,45 0,45 0,45 0,44 0,45 0,50 0,43
2. 0,42 0,42 0,45 0,45 0,45 0,46 0,46 0,50 0,43 3. 0,42 0,42 0,46 0,45 0,46 0,46 0,45 0,55 0,44
X 0,42 0,42 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,52 0,43
SD 0,00 0,00 0,06 0,00 0,06 0,01 0,06 0,03 0,06
0,43 ± 0 02 0,45 ± 0 07 0 47 + (3,04
L a m p i r a n f d . Berat J e n i s mconpa. L C ~ p J? C'g'ram/m.i 111 i £erJ>
NO F 1 F2 F3
I II III I II III I II III
1. 0,47 0,48 0,50 0,50 0,50 0,51 0,52 0,54 0,49 2. 0,47 0,49 0,49 0,50 0,52 0,52 0,51. 0,54 0,49 3. 0,47 0,48 0,51 0,52 0,52 0,52 0,51 0,59 0,50
X 0,47 0,48 0,50 0,51 0,51 0,52 0,51 0,56 0,49
SD 0,00 0,06 0,01 0,01 0,01 0,08 0,06 0,03 0,06
60
Lampiran i0 . Kotnpresibi litas C % J>
NO F 1 F2 F3
I II III I II III I II III
1. 10,64 12,50 10,00 10,00 10,00 13,73 13,46 7,41 12,24 2. 10,64 14,29 8,16 h-1 o o o 13,46 11,54 9,80 7,41 12,24 3. 10,64 12,50 9,80 13,46 11,54 11,54 11,76 6,78 12,00
X 10,64 13,10 9,32 11, 15 11,67 12,27 12,05 7,20 12,16
SD 0,00 1,03 1,01 2,00 1,73 1,26 1,52 0,36 0,14
11,02 t 1,81 11,70 ± 1, 54 10, 34 ± 2>,55
Lampiran 1 1 . Kadar air C % }
NO F 1 F2 F3
I II III I II III I II III
1. 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 2. 3,50 3,60 3,65 3,80 3,55 3,40 4,90 4,30 4,60 3. 3,55 3,55 3,55 3,55 3,54 3,53 5,00 4,00 4,25
X 3,52 3,55 3,57 3,62 3,53 3,48 4,47 3,93 4,12
SD 0,03 0.05 0,08 0. 16 0,03 0,07 0,84 0,40 0,56
61
Lampiran 2. Hasil pemeriksaan mutu fisik massa tablet
Lampiran 2°". Kecepatan alir C detik }
NO
F 1 F 2 F3
I II III I II III I II III
1. . 8,50 8,20 8,40 8,15 8,40 8,20 8,40 8,05 7,70 2. 8,50 8,30 8,30 8,20 8,30 8,30 CO O 8,30 7,80 3. 8,50 CO o 8,40 8,20 8,30 8,30 8,40 8,10 7,90
X 8,50 8,30 8,40 8,18 8,33 8,27 8,40 8, 15 7,80
SD 0,00 0,10 0,06 0,03 0,06 0,06 0,00 0,13 o
!
o
8,39 ± 0, 11 8,26 + 0 08 8, 12 ± C), 27
£.ounpiran S-ud-ut diam C ° 2
NO
F 1 F2 F3
I II III I II III I II III
1. 18,92 19,49 20,97 19,49 20,97 19,09 19,29 20,14 20,14 2. 18, 18 19,49 20,35 19,49 20,97 20,97 20,14 20,56 20,14 3. 18,92 20,97 20,27 19,49 21,80 21,39 20,14 20,97 20,14
X 18,67 19,98 20 76 19,49 21,25 20,48 19,86 20,56 20,14
SD 0,43 0,85 0,36 0,00 0,48 1,22 0,49 0,42 0,00
62
Lampiran . Beral J&nis nyata C * pQ 3C gram/mi I l I i ter?
NO
F 1 F2 F 3
I II III I II III I II III
1. 0,60 0,62 0,60 0,64 0,60 0,61 0,60 0,65 0,65 2. 0,62 0,60 0,56 0,62 0,60 0,60 0,64 0,65 0,65 3. 0,62 0,62 0,61 0,63 0,61 0,61 0,63 0,64 0,65
X 0,61 0,61 0,59 0,63 0,60 0,61 0,62 0,65 0,65
SD 0,01 0,01 0,03 0,01 0,06 0,06 0,02 0,06 0,06
0,61 ± 0, 02 0,61 ± 0, 01 0, 64 ± t), 02
Lampiran 2 C1.Berat Jenis mampat C = p J> C gram/mi L iI iter.>
NO F 1 F2 F3
I II III I IX III I II III
1. 0,62 o CO LO
0,63 0,66 0,62 0,65 0,63 0,67 0,69 2. 0,64 0,62 0,58 0,64 0,63 0,63 0,66 0,67 0,66 3. 0,64 0,65 o CO 0,66 0,63 0,64 0,66 co
1
CO
1
o
0,67
X 0,63 0,64 0,62 0,65 0,63 0,64 0,65 0,67 0,67
SD 0,01 0,02 0,03 0,01 0,06 0,01 0,02 0,06 0,02
63
L am pir an £* KompresibilitcLS C % .)
NO F 1 F2 F3
I IX III I II III I II III
1. 3,23 4,62 4,76 3,03 3,23 6,15 4,76 2,99 CO* o 2. 3,13 3,23 3,45 3,13 4,76 4,76 3,03 2,99 1,52 3. 3,13 4,62 4,69 4,55 3,28 4,69 4,55 3,03 3,00
X 3,16 3, 16 4,30 3,57 3,76 5,20 4,11 3,00 3,44
SD 0,06 0,80 0,74 0,85 0,87 0,82 0,94 0,02 2,17
CO CO ''J 1+ o 76 4,18 ± 1 07 3 52 ± ]L, 28
Lampiran 2 S . Kadar air C % }
NO F 1 F2 F3
I II III I II III I II III
1. 2,50 2,00 2,00 2,50 2,00 2,00 2,50 3,00 3,00 2. 2,55 2,54 2,54 2,28 2,16 2,40 2,78 2,96 3,26 3. 2,55 2,55 2,50 2,55 2,30 2,50 2,70 3,00 3,30
X 2,53 2,36 2,35 2,44 2,15 2,30 2,66 2,99 3,19
SD 0,03 0,31 0,30 0,14 0,15 0,26 0,14 0,02 0,16
Lampiran 3. Hasil pemeriksaan mutu fisik tablet parasetamol
Lampiran 3a. Keseragaman bobot
NO Fi F2 F2
I II III I II III I II III
1. 610,7 599,8 614,5 610,0 611,7 598,4 603,3 619,0 603,0 2. 606,0 609, 1 619,9 598, 1 619,4 604,3 594,8 626,7 603,3 3. 612,0 602,0 626,7 611,3 608,9 602,3 605,5 585, 1 519,2 4. 617, 1 602,2 612,4 614,0 603,4 609,0 605,5 606, 7 618,4 5. 620,5 605,6 605,3 616,7 606,6 611,3 604,3 603,7 622,5 6. 616,1 602,0 610,5 619,9 607,3 613,1 608,1 605,6 620,7 7. 627,2 604,2 603,6 618,6 604,6 616,6 606,8 604,8 597,2 8. 621,3 606,4 600,6 622,1 596,8 616,3 616,7 601,2 592,8 9. 620,0 608,3 592,6 620,0 599,9 620,8 619,4 593,1 601,5 10. 621,5 608,8 600,7 625, 1 802,8 621,3 614,5 591, 1 603,2 11. 615,5 610, 1 604,5 628,5 602,8 584,1 612,8 619,5 612,0 12. 621,6 606,9 615,3 609,4 598,0 604,1 620,0 613,4 607,2 13. 619,6 607,5 591,7 609,0 600,5 603,5 615,3 603,7 606,3 14. 620,3 609,2 595,3 605,6 602,6 606,5 608,4 600,3 603,0 15. 611,6 598, 1 592,8 601,3 601,2 603,7 606,3 600,9 603,5 16. 621,5 603,4 593,5 623,2 601,5 604,4 600,0 603,8 603,1 17. 619,6 607,7 604,4 605,7 618,3 605,8 600,7 606,0 595,1 18. 620,8 607,2 598,3 625,0 603,8 600,6 597,6 606,1 604,5 19. 621,7 601,9 598,0 603,6 588,1 604,7 600,0 602,1 600,8 20. 620,3 598,2 598,1 601,0 593,7 607,4 614,0 598,5 600,1
X 618,3 604,9 603,9 613,4 603,6 606,9 607,7 604,6 606,2
SD 5,0 3,8 9,9 9,2 7,4 8,4 7,3 9,7 8,5
65
La mpi ran 3b. Hasil pem& rik saa n k e k era san tablet C k g J>.
NO F 1 F2 F3
I II III I II III I II III
1. 3,90 3,25 3,50 3,50 4,00 4,50 5,30 4, 10 4,60 2. 4,00 3,25 3,60 4,10 3,75 4,00 5,10 5,25 5,00 3. 4,20 4,00 3,25 4,25 4,20 4,00 4,30 4,00 5,25 4. 4,00 4,20 3,30 • 4,90 4,50 4,20 4,75 3,75 4,50 5. 3,50 3‘, 80 3,50 3,70 4,00 4,10 4,25 4,25 5,00 6. 3,20 3,25 3,20 3,90 4,40 3,65 5,10 4,75 5,25 7 . 3,00 4,50 3,50 4,20 4,25 4, 10 5,00 4,75 5,85 8. 3,50 '3,35 3,30 4,20 3,25 3,25 5,30 6,00 4,90 9. 3,10 3,75 3,30 3,60 3,60 5,00 5,00 5,25 4,25 10. 3,50 3,00 4,00 3 , 60 3,10 4,20 4,30 4,00 5,25 11. 3,50 3,00 3,60 4,50 4,25 5,75 4,35 4,50 5,25 12. 3,60 3,20 4,00 4,00 4,70 4,20 4,00 5,75 5,50 13. 3,70 3,80 4,30 4,50 4,00 3,95 5,30 6,00 6,00 14. 3,50 3,30 3,75 4,25 4, 15 4,50 3,75 5,20 6,50 15. 3,60 3,70 3,75 3,40 3,60 4, 10 3,90 4,76 5,60 16. 3,80 3,40 3,00 3,50 4,00 4,00 4,40 5,40 6,50 17. 3,20 3,75 3,75 4,25 4,00 3,95 4,20 6,50 5,00 18. 3,60 3,75 3,20 4,50 3,90 5,00 4,60 6,35 5,00 19. 4,00 3,80 3,80 3,50 4,25 4, 10 5,05 5,25 4,00 20. 3,30 4,00 4,20 3,25 4,00 4,00 4,70 5,05 4,50
X 3,59 3,60 3,59 3,98 4,00 4,23 4,63 5,04 5,19
SD 0,33 0,41 0,35 0,45 0,39 0,53 0,49 0,80 0,67
66
L a m p i r a n 3°. Hasil peme rik saa n keserag ama n u k u r a n tablet
C mi I imeter }.
NO F 1 F2 CO
I II III I II III I II III
1. 3,90 3,85 3,80 3,85 3,80 3,85 3,80 3,85 . 3 i 90 2. 3,90 3,75 3,85 3,80 3,80 3,85 3,80 3,80 3,90 3. 3,90 3,80 3,75 3,80 3,75 3,90 3,80 3,85 3,85 4. 3,85 3,75 3,80 3,90 3,80 3,75 3,75 3,85 3,75
5. CO v CO o 3,75 3,80 3,80 3,75 3,80 3,70 3,80 3,75
6. 3,90 3,85 3,80 3,85 3,80 3,90 3,80 3,80 3,75 7. 3,85 3,80 3,75 3,90 3,80 3,70 3,80 3,80 3,75 8. 3,90 3,80 3,75 3,85 3,80 3,90 3,80 3,80 3,70 9. 3,90 3,75 3,80 3,80 3,80 3,90 3,80 3,75 3,75 10. 3,85 3,80 3,80 3,90 3,80 3,85 CO CD o 3,75 3,75
X 3,89 3,79 3,79 3,85 3,79 3,84 3,79 3,81 3,79
SD 0,02 0,04 0,03 0,04 0,02 0,07 0,03 0,04 0,07
3,82 ± 0, 06 3,83 ± 0, 05 3 79 ± C>, 05
Diameter tablet = 13,10 milimeter
Lampiran 3 d . Hasil pemeriksaan kerapxihan tablet C % 2
NO F 1 F2 F3
I II III I II III I II III
1. 0,75 1,28 1,65 0,81 1,01 1,02 0,90 0,98 1,18 2. 0,87 1,30 1,62 0,78 1,08 1,00 0,75 0,98 0,95 3. 1, 14 1,38 1,57 0,71 1,09 1,05 0,64 0,99 0,95
X 0,92 1,32 1,61 0,77 1,06 1,02 0,76 0,98 1,03
SD 0,20 0,05 0,04 0,05 0,04 0,03 0,13 0,01 0,13
M I L I K.
PERPUSTAKAAN -UNIVEKS1TAS AiRLANUOA"
S U R A B A V A
Lcuh.pira.rx 3 Hasil pemeriksaan. Wa.kt'u. fxctncur <T d&tik >
NO
F1 F2 F3
I II III I II III I II III
1. 29,30
I
o
1
o
o
CO 27,80 50,60 38,10 CO o 87,85 108,10 71,30
2. 32,50 30,80 28,10 47,80 41,40 45,10 85,90 101,95 COc- CO* o 3. 34,55 28,15 35, 10 43,10 40,50 50,50 82,60 95,20 74,50
X 32,12 29,65 30,57 47,17 40,95 46,23 85,45 101,75 73,20
SD 2,65 1,36 4,53 3,79 0,64 3,83 2,65 6,64 1,68
Lampiran 4. Hasil pemeriksaan kadar parasetamol dalara
tablet,
Lampiran 4a. Hasil penenlxian panjang gelombang maksimvm
C \ maks J> parasetamol dal am NaOH 0*iN.
68
X maks (nm)
Serapan
2,06
ppm 4,12 ppm 6, 18 ppm 8,24PPm 10,30ppm 12,36ppm
255 0, 160 0,305 0,456 0,599 0,739 0,885 256 0,161 0,306 0,456 0,601 0,742 0,886 257 0,162 0,307 0,457 0,602 0,744 0,889 258 0,163 0,308 0,458 0,603 0,745 0,890 259 0,162 0,307 0,457 0,602 0,743 0,888 260 0,160 0,305 0,455 0,599 0,740 0,884
Jadi panjang gelombang maksimum parasetamol dala-m
ser
apa
n
69
La mpi ran 4 .
X. ( nm ) 400
260 300
Gambar 1. Kurva serapan terhadap panjang gelombang parase
Lampiran 4C. Hasil penentuan kurva baku nilai serapan dari
beberapa kadar parasetamol pada K maksimum *
258 nm.
70
NO Kadar (ppm) Serapan
1- 2,06 0,163
2. 4,12 0,312
3. 6, 18 0,455
4. 8,24 0,603
5. 10,30 0,751
6. 12,36 0,900
Dari data di atas didapat harga :
r = 0,9999
A = 0,0157
B = 0,0714
Berdasarkan harga tetapan di atas didapat persaioaan garis
sebagai berikut :
Y = 0,0714 X + 0,0157
Persamaan garis regresi digambarkan sebagai grafik dengan
S
e
r
a
p
a
n
71
Lampiran 4d.
—--- ► kadar (ppm) Gambar 2. Kurva baku parasetamol dalam pelarut NaOH 0,1 N