• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN DAN PRAKTIKUM DAN NUGGET.docx (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN DAN PRAKTIKUM DAN NUGGET.docx (1)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PARAKTIKUM

TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING DAN KULIT

ACARA II

NUGGET AYAM

Oleh: Nama : Fransiskus Pendi NIM : 17022120

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS ARGOINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Berbagai produk olahan daging antara lain bakso, nugget, dendeng, sosis, abon dan lain-lain. Produk olahan susu antara lain ice cream, yogurt, keju, susu skim dan lain-lain. Untuk produk olahan telur antara lain telur asin, telur pindang, egg nog, tepung telur dan lain-lain. Bahan pangan hewani memiliki karakteristik yang membedakan dengan bahan pangan nabati. Bahan pangan hewani memiliki daya simpan yang jauh lebih pendek daripada bahan pangan nabati bila dalam keadaan segar (kecuali telur). Pendeknya daya simpan ini terkait dengan struktur jaringan hasil hewani dimana bahan pangan hewani tidak memiliki jaringan pelindung yang kuat dan kokoh sebagaimana pada hasil tanaman. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar. Karakteristik masing-masing bahan pangan hewani sangat spesifik sehingga tidak bisa digeneralisasi. Sifat pada daging sangatlah berbeda dengan sifat telur. Nugget adalah suatu bentuk produk olahan daging yang terbuat dari daging giling yang dicetak dalam bentuk potongan empat persegi dan dilapisi dengan tepung berbumbu (battered dan braded). Nugget dikonsumsi setelah proses penggorengan rendam (deep fat frying). Nugget dibuat dari daging giling yang diberi bumbu, dicampur bahan pengikat, kemudian dicetak membentuk tertentu, dikukus, dipotong dan dilumuri perekat tepung (batter) dan diselimuti tepung roti (breading). Nugget digoreng setengah matang dan dibekukan untuk mempertahankan mutunya selama penyimpanan. Nugget merupakan salah satu bentuk produk makanan beku siap saji, yaitu produk yang telah mengalami pemanasan sampai setengah matang (precooked), kemudian dibekukan. Produk beku siap saji ini hanya memerlukan waktu penggorengan selama 1 menit pada suhu 150º C. Tekstur nugget tergantung dari bahan asalnya.

(3)

bagian daging dari karkas. Jenis daging ini bernilai ekonomis rendah (misalnya karena cacat, bukan karena telah rusak atau tidak segar) jika dijual dalam bentuk utuh. Dengan dibuat ke dalam bentuk nugget maka nilai ekonomisnya menjadi jauh lebih tinggi.

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara mengolah hasil ternak yaitu pembuatan nugget dari daging ayam agar hasil olahan ternak bernilai ekonomis dan gizi yang tinggi.

C. Manfaat Praktikum

 Untuk mengetahui cara pembuatan nugget

 Dapat menciptakan inovasi, kreasi, dan mengembangkan kemandirian

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Daging Ayam

Nugget dibuat dari daging ayam (65 %) dengan penambahan pati (20 %) dan bumbu-bumbu seperti garam, bawang putih, merica dan air (15 %). Menurut Hui (1991), penambahan pati atau (tapioka) berfungsi sebagai binding (pengikat) dan shaping (pembentuk) serta berperan mengurangi biaya produksi. Tapioka adalah pati dari singkong, kandungan amilopektinnya tinggi, tidak mudah menggumpal, daya letaknya tinggi, tidak mudah pecah atau rusak, suhu gelatinisasi yang relative rendah. suhu geletanisasi tapioka berkisar 52-64º C. Gelatinisasi merupakan proses

pengembangan granula pati yang terjadi akibat dari pemanasan yang terjadi pada proses pembuatan nuggets dimana pemanasan dilakukan pada suhu sekitar 95º C selama 50 menit(Nurzainah,2006).

Pembuatan chicken nugget pada umumnya hanya menggunakan daging dari bagian dada. Daging dari bagian ini banyak disukai konsumen karena kandungan lemaknya rendah, serabut dagingnya seragam dan warnanya yang terang. Namun hal ini akan mengakibatkan tingginya biaya produksi yang pada akhirnya akan

menyebabkan tingginya harga jual produk chicken nugget. Oleh karena itu perlu diupayakan alternatif pembuatan chicken nugget dengan tanpa mengurangi nilai gizi maupun daya terima konsumen dengan cara pembuatan chicken nugget dari berbagai bagian karkas broiler, sehingga bisa menekan biaya produksi yang pada akhirnya akan lebih bisa diterima konsumen karena harganya yang terjangkau (Sutaryo,2006).

B. Chicken Nugget

(5)

dan 16 persen. Selain itu nugget ayam juga sumber mineral selenium, fosfor, dan zinc (Amertaningtyas, 2003)

Rasa nugget sangat bervariasi, tergantung dari komposisi bahan dan jenis bumbu yang digunakan. Pada dasarnya nugget merupakan suatu produk olahan daging berbentuk emulsi, yaitu emulsi minyak di dalam air, seperti halnya produk sosis dan bakso. Nugget dibuat dari daging giling yang diberi bumbu, dicampur bahan pengikat, kemudian dicetak membentuk tertentu, dikukus, dipotong, dan diselimuti perekat tepung (batter) dan dilumuri tepung roti (breading). Selanjutnya digoreng setengah matang dan dibekukan untuk mempertahankan mutunya selama penyimpanan (Anonimous, 2009)

Umumnya nugget dimasak dalam dua tahap, yaitu penggorengan dan pengovenan. Penggorengan dilakukan dengan merendam produk pada minyak goreng panas selama beberapa saat. Hasilnya berupa nugget yang belum mengalami pematangan penuh. Oleh karena itu, nugget harus dilewatkan ke dalam oven melalui konveyor berjalan. Pada tahap ini, nugget diberi uap jenuh panas sehingga mengalami pematangan penuh. Selain untuk mematangkan produk, proses ini juga berguna untuk membantu memperbaiki tekstur pada produk akhir (Sugitha, 1995). Perubahan pH pada nugget yang disimpan beku terjadi karena menggunakan daging yang merupakan protein sarkoplasma yang mempunyai pH isoelektrik yang tinggi, mengandung enzim-enzim yang terlibat dalam metabolisme energi seperti glikolisis. Kisaran nilai pH pada nugget selama pembekuan memenuhi kisaran yang dianjurkan oleh Kisaran pH optimum untuk pembentukan gel yaitu 6,5 -7,5. Pembekuan dapat mengurangi atau memperlambat kegiatan enzim dalam metabolisme. (Rahmawati, 2004).

C. Bahan Tambahan

(6)

bahan pangan. Tujuan penambahan merica adalah sebagai penyedap masakan dan memperpanjang daya awet makanan. Lada sangat digemari karena memiliki dua sifat penting yaitu rasa pedas dan aroma khas. Rasa pedas merica disebabkan oleh adanya zat piperin dan piperanin, serta chavicia yang merupakan persenyawaan dari piperin dengan alkaloida (Rismunandar, 1993).

Bumbu-bumbu adalah bahan yang sengaja ditambahkan dan berguna untuk meningkatkan konsistensi, nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman dan kebasaan, memantapkan bentuk dan rupa produk (Winarno et al. 1980).

Pembuatan nugget memerlukan bahan pembantu yaitu garam, gula, bawang putih dan merica (Aswar, 1995). Garam merupakan komponen bahan makanan yang ditambahkan dan digunakan sebagai penegas cita rasa dan bahan pengawet. Penggunaan garam tidak boleh terlalu banyak karena akan menyebabkan terjadinya penggumpalan (salting out) dan rasa produk menjadi asin. Garam biasanya terdapat secara alamiah dalam makanan atau ditambahkan pada waktu pengolahan dan penyajian makanan. Makanan yang mengandung kurang dari 0,3% garam akan terasa hambar dan tidak disukai (Winarno dan Fardiaz, 1973). Konsentrasi garam yang ditambahkan biasanya berkisar 2 sampai 3% dari berat daging yang digunakan (Aswar, 1995).

Bawang putih (Allium sativum L.) berfungsi sebagai penambah aroma serta untuk meningkatkan cita rasa produk. Bawang putih merupakan bahan alami yang ditambahkan ke dalam bahan makanan guna meningkatkan selera makan serta untuk meningkatkan daya awet bahan makanan. Bau yang khas dari bawang putih berasal dari minyak volatil yang mengandung komponen sulfur (Palungkun dan Budiarti,1992).

D. Pembuatan Nugget

Pembuatan nugget mencakup lima tahap, yaitu penggilingan yang disertai oleh pencampuran bumbu, es dan bahan tambahan, pengukusan dan pencetakan, pelapisan perekat tepung dan pelumuran tepung roti, penggorengan awal (pre-frying) dan pembekuan (Aswar, 2005). Tahapan pembuatan nugget adalah sebagai berikut : 1. Penggilingan

(7)

bertujuan untuk mencegah denaturasi protein aktomiosin oleh panas. Pada proses penggilingan daging terjadi gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan panas. Air yang ditambahkan ke dalam adonan nugget pada waktu penggilingan daging keong sawah dalam bentuk serpihan es. Air es digunakan untuk mempertahankan temperatur selama pendinginan. Air es selain berfungsi sebagai fase pendispersi dalam emulsi daging, juga berfungsi untuk melarutkan protein sarkoplasma dan sebagai pelarut garam yang akan melarutkan protein myofibril (Afrisanti, 2010).

2. Pengukusan

Pengukusan menyebabkan terjadinya pengembangan granula– granula pati yang disebut gelatinisasi. Gelatinisasi merupakan peristiwa pengembangan granula pati sehingga granula tersebut tidak dapat kembali seperti keadaan semula (Winarno, 1997). Mekanisasi gelatinisasi, diawali oleh granula pati akan

menyerap air yang memecah kristal amilosa dan memutuskan ikatan–ikatan struktur heliks dari molekul tersebut. Penambahan air dan pemanasan akan menyebabkan amilosa berdifusi keluar granula, sehingga granula tersebut hanya mengandung sebagian amilopektin dan akan pecah membentuk suatu matriks dengan amilosa yang disebut gel (Winarno, 1997).

3. Batter dan Breading

Menurut Fellow (2000), perekat tepung (batter) adalah campuran yang terdiri dari air, tepung pati, dan bumbu-bumbu yang digunakan untuk mencelupkan produk sebelum dimasak. Pelumuran tepung roti (breading) merupakan bagian yang paling penting dalam proses pembuatan produk pangan beku dan industri pangan yang lain. Coating adalah tepung yang digunakan untuk melapisi produk– produk makanan dan dapat digunakan untuk melindungi produk dari dehidrasi selama pemasakan dan penyimpangan. Breadingdapat membuat produk menjadi renyah, enak dan lezat. Nugget termasuk salah satu produk yang pembuatannya menggunakan batter dan breading. Batter yang digunakan dalam pembuatan nugget berupa tepung halus dan berwarna putih, bersih dan tidak mengandung benda–benda asing. Tepung roti harus segar, berbau khas roti, tidak berbau tengik atau asam, warnanya cemerlang, serpihan rata, tidak berjamur dan tidak

(8)

4. Penggorengan

Penggorengan merupakan proses termal yang umum dilakukan orang dengan menggunakan minyak atau lemak pangan. Bahan pangan yang digoreng

mempunyai permukaan luar berwarna coklat keemasan. Warna yang muncul disebabkan karena reaksi pencoklatan (Maillard) (Ketaren, 1986).

Reaksi Maillard terjadi antara protein, asam amino, dan amin dengan gula aldehida dan keton, yang merupakan penyebab terjadinya pencoklatan selama pemanasan atau penyimpanan dalam waktu yang lama pada bahan pangan

berprotein. Penggorengan awal (pre-frying) adalah langkah yang terpenting dalam proses aplikasi batter dan breading. Tujuan penggorengan awal adalah untuk menempelkan perekat tepung pada produk sehingga dapat diproses lebih lanjut dengan pembekuan selanjutnya didistribusikan kepada konsumen. Penggorengan awal akan memberikan warna pada produk, membentuk kerak pada produk setelah digoreng, memberikan penampakan goreng pada produk serta berkontribusi terhadap rasa produk (Fellow, 2000).

Penggorengan awal dilakukan dengan menggunakan minyak mendidih (180-195°C) sampai setengah matang. Suhu penggorengan jika terlalu rendah, pelapis produk menjadi kurang matang. Jika suhu terlalu tinggi, pelapis produk akan

berwarna gelap dan gosong. Waktu untuk penggorengan awal adalah sekitar 30 detik. Penggorengan awal dilakukan karena penggorengan pada produk akhir hanya

berlangsung sekitar 4 menit, atau tergantung pada ketebalan dan ukuran produk (Tanoto, 1994). Menurut Jamaludin et al (2008) selama proses penggorengan terjadi secara simultan perpindahan panas dan massa.

E. Bahan Pengikat

Bahan pengikat memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dan dapat meningkatkan emulsifikasi lemak dibandingkan dengan bahan pengisi. Bahan pengikat dalam adonan emulsi dapat berfungsi sebagai bahan pengemulsi (Afrisanti, 2010). Bahan pengikat juga berfungsi mengurangi penyusutan pada waktu pengolahan dan meningkatkan daya ikat air. Protein dalam bentuk tepung dipercaya dapat

(9)

F. Bahan Pengisi

Bahan pengisi merupakan sumber pati yang ditambahkan dalam produk restrukturisasi untuk menambah bobot produk dengan mensubstitusi sebagian daging sehingga biaya dapat ditekan (Rahayu, 2007). Fungsi lain dari bahan pengisi adalah membantu meningkatkan volume produk. Menurut Winarno (1997) pati terdiri atas dua fraksi yang dapat terpisah dengan airpanas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak terlarut disebutamilopektin.Fraksiamilosa berperan penting dalam

stabilitas gel, karena sifathidrasi amilosa dalam pati yang dapat mengikat molekul air dan kemudian membentuk massa yang elastis. Stabilitas ini dapat hilang dengan penambahan air yang berlebihan. Bahan pengisi yang umum digunakan pada pembuatan nugget adalah tepung (Afrisanti, 2010).

G. Bumbu-bumbu

Bumbu-bumbu adalah bahan yang sengaja ditambahkan dan berguna untuk meningkatkan konsistensi, nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman dan

kebasaan, memantapkan bentuk dan rupa produk (Erawaty, 2001). Pembuatan nugget memerlukan bahan pembantu yaitu garam, gula, bawang putih dan merica (Aswar, 2005). Garam merupakan komponen bahan makanan yang ditambahkan dan digunakan sebagai penegas cita rasa dan bahan pengawet. Penggunaan garam tidak boleh terlalu banyak karena akan menyebabkan terjadinya penggumpalan (salting out) dan rasa produk menjadi asin. Konsentrasi garam yang ditambahkan biasanya berkisar 2 sampai 3% dari berat daging yang digunakan (Aswar, 2005). Pemakaian gula dan bumbu dapat memperbaiki rasa dan aroma produk yang dihasilkan. Pemberian gula dapat mempengaruhi aroma dan tekstur daging serta mampu menetralisir garam yang berlebihan (Buckle et al, 1987). Bawang putih (Allium sativum L.) berfungsi sebagai penambah aroma serta untuk meningkatkan citarasa produk. Bawang putih merupakan bahan alami yang ditambahkan ke dalam bahan makanan guna meningkatkan selera makan serta untuk meningkatkan daya awet bahan makanan

(bersifat fungistotik dan fungisidal). Bau yang khas dari bawang putih berasal dari minyak volatil yang mengandung komponen sulfur (Palungkun et al, 1992). Merica atau lada (Paperningrum) sering ditambahkan dalam bahan pangan. Tujuan

(10)

piperanin, sertachavicia yang merupakan persenyawaan dari piperin dengan alkaloida (Rismunandar, 2003).

H. Organoleptik.

Pengujian organoleptik merupakan bidang ilmu yang mempelajari cara-cara pengujian karakteristik bahan pangan dengan menggunakan indera manusia di antaranya termasuk indera penglihatan, pembau, perasa, peraba dan pendengar (Djalal, Rosyidi. 2008).

Sifat sensoris ini tidak dapat dikenal dengan mudah, dapat dirasakan tapi sulit untuk dilukiskan. Kesulitannya terletak dalam memilih pernyataan yang tepat secara utuh yang dapat memperjelas sifat tersebut. Uji organoleptik yang dilakukan pada percobaan ini memakai difference test dengan metode scoring. Pada metode ini sample-sampel yang akan diuji telah diberi kode terlebih dahulu. Panelis independent akan menguji warna, rasa, aroma, mouth feel dan finger feel dari “chicken nugget” bahan uji, dan mencatat hasilnya berdasarkan tingkat skala yang diberikan (Marsudi,2008)

(11)

BAB III

MATERI DAN METODE D. MATERI

Alat :

 Panci

 Penggorengan

 Pisau

 Kompor

 Blender

 Talang

 Loyang

Bahan-bahan :

 250 gram daging ayam

 1 sendok makan susu bubuk

 75 gram Tepung panir halus

 75 gram tepung sagu

 50 ml air

 ½ kaldu ayam bubuk

 ¼ sdt merica bubuk

 ¼ sdt garam

 3 siung bawang putih

 2 butir telur

Bahan pencelup:

 2 butir telur

(12)

E. METODE

Mencampur ayam giling, susu bubuk dan tepung panir halus dan aduk yang merata Masukkan telur, kaldu bubuk, merica bubuk, garam, bawang putih dan aduk merata

kemudian tambahkan tepung sagu

Menuangkan ke dalam loyang yang sudah dioles minyak dan dialas plastik

Mengukus di atas api kecil selama 30 menit sampai matang. Biarkan dingin. Potong panjang 3x5 cm

Mencelupkan ke dalam putih telur, kemudian gulingkan diatas tepung panir agak kasar Menggorengkan ke dalam minyak yang sudah dipanaskan sampai matang hingga warna agak

kecoklatan

BAB IV

(13)

A. HASIL PRAKTIKUM

Nugget yang dihasilkan dari kelompok kami diperoleh :

 Berat setelah dingin : 475 gram

 Berat setelah digoreng : 580 gram

 Warna : Kuning keemasan

 Rasa : Gurih, enak

 Tekstur : Lembut didalam krispi diluar.

B. PEMBAHASAN

Nugget adalah suatu bentuk produk olahan daging yang terbuat dari daging giling yang dicetak dalam bentuk potongan empat persegi dan sebagainya. Potongan ini kemudian dilapisi tepung berbumbu (battered dan breaded). Produk nugget dapat dibuat dari daging sapi, ayam, ikan dan lain-lain, tetapi yang populer di masyarakat adalah nugget ayam. Bahan baku daging untuk nugget, dapat menggunakan bagian daging dari karkas. Jenis daging ini bernilai ekonomis rendah (misalnya karena cacat, bukan karena telah rusak atau tidak segar) jika dijual dalam bentuk utuh.

Nugget memiliki cita rasa yang enak sehingga menghasilkan produk yang bernilai ekonomis tetepi kandungan nutrisi tetep tinggi. Seperti yang dikatakan Amertaningtyas, 2003 bahwa nugget mengandung asam amino yang tinggi, merupakan bahan pangan niasin (vitamin B3), Vitamin B6, asam pantotenat dan ribovlavin (B2) serta mengandung banyak mineral seperti selenium, fosfor dan Zinc.

Proses pembuatan chicken nugget terdiri atas penggilingan daging ayam, pencampuran dengan bumbu dan bahan lainnya, pencetakan adonan, pengukusan, pengirisan, pelumuran tepung roti dan penggorengan.

(14)

Pada pengolahan nugget ditambahkan tepung sagu sebagai bahan pengikat agar daging tercampur dengan telur dan bahan – bahan yang lain. Sama seperti Arfisanti . 2010 bahan pengikat memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dan dapat mengemulsi lemak, emngurangi penyusutan pada waktu pemgolahan dan meningkatkan daya ikat air. Didalam nugget juga ditambahkan bumbu – bumbu sepeti gula, garam dan merica segai bahn penyedap rasa untuk nugget yang dihasilkan. Garam biasanya ditambahkan dengan kadar 2 - 3% dari berat daging yang digunakan (Aswar. 2005). Garam dan bumbu dapat memperbaiki rasa dan aroma nugget yang dibuat. Gula dapat mempengaruhi aroma dan teksur daging dan menetralisir rasa garam yang berlebihan (Buckle, et al, 1987) sehingga nugget yang dihasilkan mempunyai rasa yang berimbang. Merica digunakan untuk menambahkan rasa yang sedikit pedas dan beraroma pada nugget yang kami buat. Tujuan penambahan merica sebagai penyedap masakan dan memperpanjang daya awet makanan (Rismunandar, 2003).

Pengukusan menyebabkan terjadinya pengembangan granula– granula pati yang disebut gelatinisasi.Gelatinisasi merupakan peristiwa pengembangan granula pati sehingga.Mekanisasi gelatinisasi, diawali oleh granula pati akan menyerap air yang memecah kristal amilosa dan memutuskan ikatan–ikatan struktur heliks dari molekul tersebut. Penambahan air dan pemanasan akan menyebabkan amilosa berdifusi keluar granula, sehingga granula tersebut hanya mengandung sebagian amilopektin dan akan pecah membentuk suatu matriks dengan amilosa yang disebut gel (Winarno, 1997).

Dari hasil pengamatan, chicken nugget yang dihasilkan berwarna kuning keemasan dengan tekstur yang lembut, padat dan enak. Adapun aroma dari nugget tersebut normal, tekstur normal, dan rasa normal. Rasa chicken nugget sangat khas dengan rasa daging ayam. Begitu pula dengan aroma yang dihasilkan yaitu aroma khas daging ayam sebagai bahan baku utama pembuatan nugget. Tekstur nugget tergantung dari bahan asalnya. Nugget dikonsumsi setelah proses penggorengan rendam (deep fat frying). Hasil penggorengan diperoleh berat 1,1kg

(15)

dikunyah menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, dan jumlah residu yang tertinggal setelah dikunyah.

BAB V

(16)

A. KESIMPULAN

1. Pembuatan nugget dilakukan untuk menamabah nilai nutrisi dan ekonomis pada ayam sebagai hasil ternak. Karena didlamnya terdapat gizi selain daging ayam. 2. Didalam nugget ditambahkan telur, susu dan tepung sagu sebagai pengikat antara

bahan – bahan nugget yang tercampur dan sebagai penambah nilai protein dan pati dalam nugget dan tepung roti untuk menghindari dehidrasi dari nugget selama pemasakan.

3. Penambahan garam, gula dan bumbu – bumbu lain seperti merica dan kaldu bubuk di tambahkan sebagai cita rasa, penambah awet makanan dan flavour pada nugget.

B. SARAN

Agar praktikum pembuatan nugget ayam ini selanjutnya bisa ditambahkan dengan campuran bahan lain seperti sayur atau jamur untuk menambah nilai gizi pada kualitas nugget ayam.

(17)

Badan Standardisasi Nasional. 2002. Nugget Ayam. SNI 01-6683-2002. Jakarta : Badan Standardisasi Nasional.

Bintoro, P. 2008. Teknologi Pengolahan Daging dan Analisis Produk. Universitas Diponegoro, Semarang Marsudi,Artikel Pembuatan Chicken Nugget.http://www.stppbogor.ac.id/html/index.php?id=artikel&kode=36 diakse s pada tanggal 5 Desember 2017

Depkes, 2005. Piranti Lunak Nutriclin Versi 2.0 Edisi Kedua Subdit Gizi Klinis.

Departemen Kesehatan Indonesia, Jakarta.

Hidajati, Nove. 2005. Peran Bawang Putih (Allium sativum) dalam Meningkatkan Kualitas Daging Ayam Pedaging. Bagian Ilmu Kedokteran Dasar Veteriner , Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga. Surabaya

Lawrie, R. A. 1995. Ilmu Daging. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Penyimpanan Temperatur Ruang. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Sumedang

Sutaryo dkk. 2006. Kadar Kolesterol, Keempukan dan Tingkat Kesukaan Chicken Nugget Dari Berbagai Bagian Karkas Broiler.Program Studi Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro, Kampus Baru UNDIP Tembalang

Winarno, F. G. 1991. Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit Gramedia, Jakarta.

(18)

Bahan-bahan dan bumbu yang digunakan dalam pembuatan nugget.

Pencampuran bahan dan penambahan tepung roti dan dihaluskan dengan blender.

Hasil pencampuran bahan-bahan dan bumbu yang sudah siap di cetak atau di kukus.

Hasil akhir nugget yang sudah dilakukan

Referensi

Dokumen terkait

Nugget merupakan salah satu produk olahan dari daging sapi, ayam, ikan, sayuran, tahu dan lain-lainnya yang melalui proses penggilingan dengan penambahan bumbu serta dicampur dengan

Data yang Diperoleh, Uji ANAVA, dan Uji Duncan Kadar Lemak Nugget Jamur Tiram dengan Variasi Tepung Daging Bekicot.

Nugget adalah suatu bentuk produk olahan daging yang merupakan bentuk emulsi minyak dalam air (Manullang dan Elingsari, 1994). Penelitian ini mencakup pembuatan nugget

7 Masukkan potongan nugget ke dalam bahan pencelup kemudian lumuri dengan tepung panir. 8 Goreng dengan api sedang sampai

Nugget ayam adalah salah satu produk olahan daging yang merupakan produk teknik pengolahan daging dengan memanfaatkan daging kualitas rendah atau memanfaatkan potongan

Proses pembuatan chicken nugget terdiri atas penggilingan daging ayam, pencampuran dengan bumbu dan bahan lainnya, pencetakan adonan, pengukusan, pengirisan,

Nugget merupakan produk olahan restructured meat atau daging terestrukturisasi yang menggunakan teknik pengolahan dengan memanfaatkan daging kualitas rendah atau memanfaatkan

Nugget daging ayam dengan kualitas terbaik diperoleh pada perlakuan konsentrasi tepung bekatul 20% dan lama pengukusan 20 menit A2B1 dengan karakteristik produk yaitu protein 13,28%;