• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kualitas pelayanan dua dua café terhadap kepuasan konsumen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh kualitas pelayanan dua dua café terhadap kepuasan konsumen"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan

2.1.1 Pelayanan

Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata jasa itu

sendiri mempunyai banyak arti, dari mulai pelayanan personal (personal service)

sampai jasa sebagai produk. Berbagai konsep mengenai pelayanan banyak

dikemukakan oleh para ahli seperti Haksever et al (2000) menyatakan bahwa jasa atau pelayanan (services) didefinisikansebagai kegiatan ekonomi yang

menghasilkan waktu, tempat, bentuk dan kegunaan psikologis. Menurut

Edvardsson et al (2005) jasa atau pelayanan juga merupakan kegiatan, proses dan

interaksi serta merupakan perubahan dalam kondisi orang atau sesuatu dalam

kepemilikan pelanggan.

Sinambela (2010, hal : 3), pada dasarnya setiap manusia membutuhkan

pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat

dipisahkan dengan kehidupan manusia. Menurut Kotlern dalam Sampara Lukman,

pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan

atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada

suatu produk secara fisik. Selanjutnya Sampara berpendapat, pelayanan adalah

sutu kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antarseseorang dengan orang

(2)

2.1.2 Defenisi Kualitas Pelayanan

Modernitas dengan kemajuan teknologi akan mengakibatkan persaingan

yang sangat ketat untuk memperoleh dan mempertahankan konsumen. Kualitas

pelayanan menjadi suatu keharusan yang harus dilakukan perusahaan supaya

mampu bertahan dan tetap mendapat kepercayaan konsumen. Pola konsumsi dan

gaya hidup konsumen menuntut perusahaan mampu memberikan pelayanan yang

berkualitas.

Mutu atau Kualitas menurut Goetsh dan Davis (1994) dalam Irine (2008:

52) bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan

produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi

harapan. Pelayanan menurut Moenir (1997:16) adalah rangkaian kegiatan untuk

memenuhi kebutuhan konsumen,atas jasa yang mereka dapatkan dari suatu

perusahaan.Sehingga pelayanan itu sendiri memiliki nilai tersendiri bagi

konsumen dalam hubungannya dengan menciptakan nilai-nilai konsumen.

Kemudian dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan adalah ukuran relatif

kesempurnaan atau kebaikan sebuah pelayanan sebagai tindakan atau kinerja yang

menciptakan manfaat bagi konsumen.

Pierre Eiglier dan Eric Langeard dalam Lovelock (2010:55) adalah yang

pertama kali mengonsepsikan bisnis layanan sebagai sebuah sistem yang

mengintegrasikan pemasaran, operasi dan para konsumen.Mereka menciptakan

istilah system servuction (gabungan dari kata service dan production) untuk menggambarkan bagian dari lingkungan fisik organisasi layanan yang dapat

(3)

untuk mendapatkan sekumpulan manfaat atau nilainya.Seringkali, nilai dari suatu

layanan didapat dari pengalaman yang diciptakan untuk konsumen.

Mengacu pada pengertian kualitas dan pelayanan tersebut Sulastiyono

(2008:35) mendefinisikan penilaian terhadap kualitas pelayanan ditentukan oleh

tamu sebagai pemakai jasa pelayanan tersebut. Dengan kata lain, kualitas

pelayanan adalah merupakan nilai terbaik dari pelayanan yang diberikan kepada

konsumen.Hal ini berarti bahwa kualitas yang baik bukanlah berdasarkan persepsi

penyediaan jasa, melainkan berdasarkan persepsi konsumen. Oleh karena itu

dalam merumuskan strategi dan program pelayanan, organisasi harus berorientasi

pada kepentingan konsumen dan sangat memperhatikan dimensi kualitasnya.

2.1.3 Dimensi Kualitas Pelayanan

Terdapat lima dimensi kualitas pelayanan menurut Parasuraman dalam

Lupiyoadi (2004:182), yaitu:

a. Tangibles, atau bukti fisik yaitu kemampuan perusahaan dalam

menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal.

b. Reliability, atau kehandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya

c. Responsiveness, atau ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada konsumen,

dengan penyampaian informasi yang jelas.

(4)

dari beberapa komponen antara lain komunikasi, kredibilitas, keamanan,

kompetensi dan sopan santun

e. Empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para konsumen dengan berupaya

memahami keinginan konsumen. Sebagai contoh perusahaan harus

mengetahui keinginan konsumen secara spesifik dari bentuk fisik produk

atau jasa sampai pendistribusian yang tepat.

2.1.4 Ciri-ciri Pelayanan yang Baik

Dalam praktiknya,pelayanan yang baik memiliki ciri-ciri tersendiri dan

hampir semua perusahaan menggunakan kriteria yang sama untuk membentuk

ciri-ciri pelayanan yang baik.Berikut ini beberapa ciri pelayanan yang baik yang

harus diikuti oleh karyawan, yaitu (Kasmir,2005:34) :

a. Tersedianya Karyawan yang Baik.Kenyamanan konsumen sangat

tergantung dari karyawan yang melayaninya,karyawan harus

ramah,sopan,dan menarik

b. Tersedianya Sarana dan Prasarana yang baik.Pada dasarnya nasabah ingin

dilayani secara prima maka untuk melayani konsumen,salah satu hal yang

paling penting diperhatikan,disamping kualitas dan kuantitas sumber daya

manusia adalah sarana dan prasarana yang dimiliki perusahaan.

c. Bertanggung Jawab Kepada Setiap konsumen Sejak Awal Hingga

Selesai.Bertanggung jawab kepada setiap konsumen sejak awal hingga

selesai artinya dalam menjalankan kegiatan pelayanan karyawan harus

(5)

d. Mampu Melayani Secara Cepat dan Tepat.Mampu melayani secara tepat

dan tepat artinya dalam melayani konsumen diharapkan karyawan harus

melakukannya sesuai prosedur.

e. Mampu Berkomunikasi.Mampu berkomunikasi artinya karyawan harus

mampu berbicara kepada setiap konsumen.

f. Memberikan Jaminan kerahasiaan setiap transaksi.Karyawan harus

menjaga kerahasiaan konsumen terutama yang berkaitan dengan uang dan

pribadi konsumen

g. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik.Karyawan perlu dididik

khusus mengenai kemampuan dan pengetahuannya untuk menghadapi

konsumen atau kemampuan dalam bekerja

h. Berusaha memahami kebutuhan konsumen.Karyawan harus cepat tanggap

terhadap apa yang diinginkan oleh nasabah.

i. Mampu memberikan kepercayaan kepada konsumen.Kepercayaan calon

konsumen kepada perusahaan mutlak diperlukan sehingga calon konsumen

mau menjadi konsumen perusahaan yang bersangkutan.

2.1.5 Karakteristik Pelayanan

Ada beberapa karakteristik yang dimiliki oleh pelayanan menurut Zemke

dalam (Ratminto dan Winarsih,2005:3) yaitu :

a. Konsumen memiliki kenangan.Pengalaman atau memori tersebut tidak

bisa dijual atau diberikan kepada orang lain.

b. Tujuan penyelenggaraan pelayanan adalah keunikan.Setiap konsumen dan

(6)

c. Suatu pelayanan terjadi saat tertentu,ini tidak dapat disimpan di gudang

atau dikirimkan contohnya.

d. Konsumen adalah rekanan yang terlibat dalam proses produksi.

e. Konsumen melakukan kontrol kualitas dengan cara membandingkan

harapannya dengan pengalamannya.

f. Jika terjadi kesalahan satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk

memperbaiki adalah meminta maaf.

g. Moral karyawan berperan sangat menentukan

2.1.6 Sifat dan Klasifikasi Pelayanan

Penawaraan suatu perusahaan pada pasar biasanya mencakup beberapa

jenis pelayanan.Komponen pelayanan ini dapat merupakan bagian terkecil atau

bagian utama dari keseluruhan penawaran tersebut.Penawaran bisa saja murni

berupa barang pada satu sisi dan layanan murni pada sisi lainnya.Oleh karena

itu,maka penawaran suatu perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi 5 kategori

menurut Simamora (2001:172) dalam Sari (2007:23) yaitu:

a. Produk berwujud murni

Penawaran semata-mata hanya terdiri dari produk fisik misalnya sabun

mandi dan pasta gigi tanpa pelayanan lain yang menyertai produk tersebut.

b. Produk berwujud disertai dengan layanan pendukung

Pada kategori ini penawaran terdiri dari suatu produk fisik yang disertai

dengan satu atau beberapa layanan untuk meningkatkan daya tarik pada

konsumennya.

(7)

Penawaran yang terdiri dari barang dan layanan dengan proporsi yang

sama.

d. Pelayanan utama yang disertai barang dan layanan tambahan (pelengkap)

dan barang-barang pendukung lainnya.

e. Pelayanan murni.Penawaran seluruhnya berupa layanan seperti konsultasi

psikologi.

2.2 Defenisi Kepuasan Konsumen

Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan maupun ketidakpuasan konsumen

telah semakin besar karena pada dasarnya tujuan dari suatu perusahaan adalah

untuk menciptakan rasa puas pada konsumen. Semakin tinggi tingkat kepuasan

konsumen, maka akan mendatangkan keuntungan yang semakin besar bagi

perusahaan, karena konsumen akan melakukan pembelian ulang terhadap produk

perusahaan. Namun, apabila tingkat kepuasan yang dirasakan konsumen kecil,

maka terdapat kemungkinan bahwa konsumen tersebut akan pindah ke produk

pesaing.

Menurut Oliver (1980) dalam Supranto (2006:233) kepuasan adalah

tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang

dirasakannya dengan harapannya.Sedangkan Tjiptono (2000) dalam Majid

(2009:50) kepuasan atau ketidakpuasan konsumen adalah respon konsumen

terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah

(8)

Kepuasan konsumen terhadap suatu produk ataupun jasa, sebenarnya

sesuatu yang sulit untuk didapat jika perusahaan jasa atau industri tersebut tidak

benar-benar mengerti apa yang diharapkan oleh konsumen. Untuk produk atau

layanan dengan kualitas yang sama, dapat memberikan tingkat kepuasan yang

berbeda-beda bagi konsumen yang berbeda.Suatu perusahaan harus selalu

memperhatikan kualitas produk maupun pelayanan yang diberikan kepada

konsumen.

Kepuasan konsumen dapat di defenisikan secara sederhana yaitu suatu

keadaan dimana kebutuhan ,keinginan,dan harapan konsumen dapat terpenuhi

melalui produk yang dikonsumsi Nasution (2001) dalam Majid (2009:50).

Kepuasan konsumen dipengaruhi oleh persepsi kualitas jasa, kualitas

produk, harga dan faktor-faktor yang bersifat pribadi serta yang bersifat situasi

sesaat.Dari berbagai pendapat yang dilontarkan para ahli bisa disimpulkan definisi

kepuasan konsumen adalah respon dari perilaku yang ditunjukkan oleh konsumen

dengan membandingkan antara kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapan.

Apabila hasil yang dirasakan dibawah harapan, maka konsumen akan kecewa,

kurang puas bahkan tidak puas, namun sebaliknya bila sesuai dengan harapan,

konsumen akan puas dan bila kinerja melebihi harapan,konsumen akan sangat

puas.

2.2.1 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi dan Harapan Konsumen

Kepuasan konsumen sangat tergantung pada persepsi dan harapan,maka

(9)

beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut.Menurut Majid (2009:50)

diantaranya yaitu:

a. Kebutuhan dan keinginan yang dirasakan konsumen ketika sedang

melakukan transaksi dengan produsen/perusahaan.

b. Pengalaman masa lalu ketika mengonsumsi produk dari perusahaan

maupun pesaing-pesaingnya.

c. Pengalaman dari teman-teman,dimana mereka akan menceritakan kualitas

produk yang akan dibeli oleh konsumen.

d. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran

Kepuasan Konsumen

Kepuasan = Harapan Versus Kenyataan/Pengalaman

Sumber: Kreasi Suharto AM (2007)

Gambar 2.1 Kepuasan konsumen

Harapan > Pengalaman = Kecewa

Harapan = Pengalaman = Puas

Harapan < Pengalaman = Sangat Puas

2.2.2Metode Mengukur Kepuasan Konsumen HARAPAN

(10)

Menurut Kotler (2001:54)(dalam Hardiyati, 2010:21), ada empat metode

yang bisa digunakan untuk mengukur kepuasan konsumen, yaitu :

a. Sistem keluhan dan saran

Perusahaan yang memberikan kesempatan penuh bagi

konsumennya untuk menyampaikan pendapat atau bahkan keluhan

merupakan perusahaan yang berorientasi pada konsumen (costumer oriented).

b. Survei kepuasan konsumen

Sesekali perusahaan perlu melakukan survei kepuasan konsumen

terhadap kualitas jasa atau produk perusahaan tersebut. Survei ini dapat

dilakukandengan penyebaran kuesioner oleh karyawan perusahaan kepada

para konsumen. Melalui survei tersebut, perusahaan dapat mengetahui

kekurangan dan kelebihan produk atau jasa perusahaan tersebut, sehingga

perusahaan dapat melakukan perbaikan pada hal yang dianggap kurang

oleh konsumen

c. Ghost Shopping

Metode ini dilaksanakan dengan mempekerjakan beberapa orang

perusahaan(ghost shopper) untuk bersikap sebagai konsumen di perusahaan pesaing,dengan tujuan para ghost shopper tersebut dapat

mengetahui kualitas pelayanan perusahaan pesaing sehingga dapat

dijadikan sebagai koreksi terhadap kualitas pelayanan perusahaan itu

sendiri.

(11)

Metode ini dilakukan perusahaan dengan cara menghubungi

kembali konsumennya yang telah lama tidak berkunjung atau melakukan

pembelian lagi di perusahaan tersebut karena telah berpindah ke

perusahaan pesaing.Selain itu, perusahaan dapat menanyakan sebab-sebab

berpindahnya konsumen ke perusahaan pesaing.

Terciptanya kepuasan konsumen dapat memberikan beberapa

manfaat,diantaranya adalah hubungan antara perusahaan dan konsumen

jadi harmonis,memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan

terciptanya kepuasan konsumen dan membentuk suatu rekomendasi dari

mulut ke mulut yang menguntungkan bagi perusahaan, reputasi

perusahaan menjadi baik dimata konsumen, dan laba yang diperoleh

menjadi meningkat.

2.2.3 Manfaat Program Kepuasan Konsumen

Adapun manfaat pokok dari kepuasan konsumen (Tjiptono,2005:352) antara

lain:

a. Reaksi terhadap produsen memiliki biaya rendah.Fokus pada konsumen

merupakan upaya mempertahankan konsumen dalam rangka menghadapai

para produsen berbiaya rendah.

b. Manfaat ekonomi retensi konsumen versus perpetual prospecting.Berbagai

studi menunjukkan bahwa mempertahankan dan memuaskan konsumen

saat ini lebih murah dibanding terus menerus berupaya menarik konsumen

(12)

c. Nilai kumulatif dari relasi berkelanjutan.Upaya mempertahankan loyalitas

konsumen terhadap produk dan jasa perusahaan selama periode waktu

yang lama bisa menghasilkan anuitas yang jauh lebih besar daripada

pembelian individual.

d. Daya persuasif gethok tular (word of mouth).Banyak industri (khususnya sektor jasa),pendapat/ opini positif dari teman dan keluarga jauh lebih

persuasif dan kredibel daripada iklan.

e. Reduksi sensitivitas harga.Konsumen yang puas dan loyal terhadap sebuah

perusahaan cenderung lebih jarang menawar harga untuk setiap pembelian

individualnya.

f. Kepuasan konsumen sebagai indikator kesuksesan bisnis di masa

depan.Pada hakekatnya kepuasan konsumen merupakan strategi jangka

panjang,karena dibutuhkan waktu cukup lama sebelum bisa membangun

dan mendapatkan reputasi atas layanan prima.

2.2.4 Mempertahankan Konsumen

Dengan semakin ketatnya persaingan,maka perusahaan-perusahaan merasa

perlu untuk mempertahankan konsumennya.Menurut Supranto (2006:236)

terdapat berbagai cara untuk menarik dan mempertahankan konsumen,antara lain

adalah :

a. Memberikan potongan harga kepada konsumen setia.

b. Memberikan pelayanan yang lebih baik daripada pesaing,sehingga

(13)

2.3 Pengaruh Kualitas pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen

Menurut Tjiptono (2005) dalam kepuasan konsumen merupakan respon

emosional terhadap pengalaman-pengalaman berkaitan dengan produk dan jasa

tertentu yang di beli,gerai ritel,atau bahkan pola perilaku (perilaku berbelanja,dan

perilaku pembeli),serta pasar keseluruhan.Dengan adanya pelayanan yang

bermutu terhadap konsumen maka akan terciptanya kepuasan konsumen yang

tinggi.

Berdasarkan pendapat tersebut dalam mendapatkan kepuasan konsumen

pihak organisasi atau perusahaan harus memberikan pelayanan yang baik yang

dapat memuaskan konsumennya tersebut.Hal ini dikarenakan kepuasan konsumen

dipengaruhi oleh perceived service dan expected service.Jika perceived service

mencapai bahkan melebihi expected service,maka akan tercipta kepuasan konsumen

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang kualitas pelayanan terhadap kepuasan sudah banyak

dilakukan sebelumnya. Penelitian Yhoga Leksmana (2006) dengan judul “

Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelangan Pada Rumah Makan

Ayam bakar Wong Solo cabang Malang “, menyatakan variabel yang digunakan

sebagai penentu kepuasan konsumen adalah bukti fisik, kehandalan, daya tanggap,

jaminan, dan empati.

(14)

dijelaskan oleh variabel Kualitas Pelayanan (X) di ketahui dari R square (R2)

sebesar 51,8 % sedangkan sisanya 48,2 dijelaskan oleh variabel lain di luar

variabel bebas yang diteliti. Sedangkan secara parsial dari kelima variabel tersebut

yang paling dominan adalah variabel bukti fisik (X1).

Penelitian tentang kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan ini

juga telah dilakukan oleh Kumala Sari (2007) dengan judul “Analisis pengaruh

kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada restoran Es Teler 77 cabang

Plaza Medan Fair.

Hasil penelitian Kumala Sari menunjukkan bahwa variabel kepuasan

pelanggan (Y) dijelaskan oleh variabel kualitas Pelayanan (X) diketahui R square

(R2) sebesar 49,2 sedangkan sisanya 50,8 dijelaskan oleh variabel lain diluar

variabel bebas yang diteliti yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

Hasil penelitian terdahulu Akbar (2006) “Pengaruh Kualitas Pelayanan

terhadap Kepuasan konsumen pada rumah makan padang Pondok Kapau Jl.

Dipatiukur No. 100 Simpang Dago Bandung. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kualitas pelayanan terhadap

tingkat kepuasan nasabah yang diberikan oleh Rumah Makan Padang Pondok

Kapaubesarnya hubungan kualitas pelayanan yang di lakukan Rumah Makan

Padang Pondok Kapau Bandung dengan tingakat kepuasan konsumen dilihat dari

(15)

2.5 Kerangka Konseptual

Usaha jasa cafe pada umumnya merupakan bidang usaha yang memiliki

gabungan yang seimbang antara produk berwujudnya (makanan dan minuman)

dengan produk jasanya (pelayanan). Keduanya sangant menentukan dalam

meningkatkan kepuasan konsumen ketika produk barang berwujudnya yang

berupa makanan dan minuman telah dapat memuaskan konsumen.

Kualitas suatu produk atau pelayanan perlu mendapat perhatian besar bagi

manajer. Karena kualitas mempunyai hubungan langsung dengan kemampuan

bersaing dengan tingkatan keuntungan yang diperoleh pemilik.

Perusahaan yang bergerak di bidang jasa harus mampu memberikan

pelayanan yang baik, kemampuan dalam memberikan pelayanan yang baik inilah

yang akan menciptakan citra yang baik dan menciptakan kepuasan pelanggan.

Jasa atau pelayanan disebut produk tidak berwujud (Intangiable) sebab kita tidak dapat memegang suatu jasa itu berbentuk seperti apa tetapi yang kita

peroleh adalah proses kerja jasa itu apakah berkualitas atau tudak berkualitas.

Perusahaan harus dapat mengidentifikasi apa yang menjadi keinginan dan

kebutuhan konsumen, apa yang konsumen pikirkan, apa yang konsumen rasakan,

apakah konsumen merasa puas dan apakah konsumen akan kembali lagi atau

tidak. Konsmumen akan melakukan penilaian terhadap mutu pelayanan dan

perusahaan harus dapat menyelidiki harapan konsumen agar dapat memberikan

layanan yang efektif, karena konsumen akan merasa puas apa bila mereka

(16)

Jadi kepuasan konsumen merupakan fungsi dari kedekatan antara harapan

konsumen dengan prestasi produk yang dirasakan konsumen, jika produk tersebut

melebihi harapan konsumen, maka konsumen akan merasa puas. Sebaliknya jika

produk tersebut di bawah tingkat yang diharapkan, maka konsumen akan merasa

tidak puas. Makin besar kesenjangan antara harapan dan prestasi, maka semakin

besar pula ketidakpuasan.

Agar konsep-konsep tersebut dapat diteliti secara empiris, maka harus

dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (X)

Yang termasuk variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kualitas Pelayanan (Tangibles,Reliability,Responsivness,Assurance,Emphaty).

2. Variabel terikat (Y)

Yang termasuk variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepuasan

konsumen.

Berikut ini adalah kerangka konsep dari pengaruh kualitas pelayanan

terhadap kepuasan konsumen di Dua Dua Resto.

Kualitas Pelayanan: 1.Tangibles 2.Reliability 3.Responsivness 4.Assurance 5.Emphaty

(17)

Sumber: Tjiptono (2005:273) Gambar 2.2 Kerangka Konseptual 2.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam

bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan

baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat

dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,belum

jawaban yang empirik (Sugiono, 2010 :93) Hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah:

H0 : “Pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada Dua Dua Cafe

tidak berpengaruh positif dan signifikan”.

H1 : “Pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada Dua Dua Cafe

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga penulis ingin meneliti apakah konsumen produk SSP (special super penyet) merasa puas dengan produk yang ditawarkan dari produsen untuk konsumen sehingga

Apabila konsumen merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan atau diberikan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efisien sehingga

Jika konsumen merasa tidak puas, maka kemungkinan besar konsumen akan meninggalkan Toko Model “X” ini dan pindah ke Toko Model lain, atau dapat mengungkapkan

harapan sama atau lebih kecil dari tingkat layanan yang diterima, maka.. konsumen

Berdasarkan pengolahan data secara statistik maka didapat hasil 92% konsumen merasa tidak puas dan 8% merasa puas terhadap kualitas pelayanan jasa restoran ”X”.. Kesimpulan

Beberapa konsumen merasa kurang puas terhadap kulitas produk, sementara pelayanan yang di berikan oleh karyawan sudah sesuai SOP (Standar Operating Procedur),

kualitas pelayanan yang sesuai dengan harapan konsumen akan menciptakan rasa puas pada konsumen, kepuasan tersebut mengakibatkan pelanggan akan terus membeli produk

Apabila kualitas pelayanan, produk dan promosi yang di harapkan konsumen tidak sesuai dengan kenyataan maka nasabah akan merasa tidak puas, Dalam penelitian yang dilakukan oleh Laidi