• Tidak ada hasil yang ditemukan

Promosi kesehatan lansia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Promosi kesehatan lansia"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan semakin luasnya pelaksanaan upaya kesehatan dan keberhasilan pembangunan nasional pada semua sector, sehingga hal tersebut mendorong peningkatan kesejahteraan sosioekonomi serta kesehatan. Pendekatan yang harus dilakukan dalam melaksanakan program kesehatan adalah pendekatan kepada keluarga dan masyarakat. Pendekatan ini lebih memprioritaskan upaya memelihara dan menjaga yang sehat semakin sehat serta merawat yang sakit agar menjadi sehat.

Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin meningkat dari tahun ke tahun , hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif (pasal 19 UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan).

Penuaan adalah suatu prose salami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan mengakibatkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan.

Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit menjadi mengendur, timbul keriput, rambut menjadi beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang lincah, serta terjadi penimbunan lemak terutama di perut dan pinggul. Kemunduran lain yang terjadi adalah kemampuan-kemampuan kognitif seperti suka lupa, kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang, tempat serta tidak mudah menerima ide baru.

(2)

baik yang bersifat promotif maupun yang preventif, agar ia dapat menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah yang dimaksud isu-isu pada lansia ?

1.2.2 Bagaimana strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan pada lansia? 1.2.3 Bagaimana dukungan terhadap orang yang merawat lansia ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mendeskripsikan isu-isu pada lansia

1.3.2 Untuk mendeskripsikan strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan pada lansia

1.3.3 Untuk mendeskripsikan dukungan terhadap orang yang merawat lansia.

1.4 Manfaat

Dengan adanya penyusunan makalah ini mampu mempermudah penyusun dan pembaca guna memahami materi tentang komunitas 2 yang berhungan dengan Isu – isu, strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan dan kesejahteraan lansia serta dukungan terhadap orang yang terlibat merawat lansia.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Geriatri

(3)

Gerontology adalah suatu ilmu yang mempelajari proses penuaan dan masalah yang akan terjadi pada lansia yaitu kesehatan, social, ekonomi, perilaku, lingkungan dan lail-lain. (DEPKES RI, 2000)

Tujuan pelayanan geriatric adalah sebagai berikut:

1. Mempertahan derajat kesehatan setinggi-tingginya sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan/kesehatan.

2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan aktivitas mental yang mendukung.

3. Melakukan diagnosis dini yang tepat dan memadai. 4. Melakukan pengobatan yang tepat.

5. Memelihara kemandirian secara maksimal.

6. Tetap memberikan bantuan moril dan perhatian sampai akhir hayatnya agar kematiannya berlangsung dengan tenang.

Prinsip-prinsip pelayanan geriatric adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan yang menyeluruh (biopsikososialspiritual). 2. Orientasi terhadap kebutuhan klien.

3. Diagnosis secara terpadu. 4. Team work (koordinasi).

5. Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.

Perkembangan geriatric baru terjadi pada abad ke-20. Di Indonesia, geriatric baru berkembang dan masih dalam masa perintisan. Pada prinsipnya, geriatric mengusahakan agar para lansia dapat menjadi lansia yang berguna dan bahagia, sehingga tidak menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat.

2.2 Issu dan Kecenderungan Masalah Kesehatan Gerontik a. Masalah kehidupan sexual

(4)

sepenuhnya normal. Ketertarikan terhadap hubungan intin dapat berulang antara pasangan dalam membentuk ikatan fisik dan emosional secara mendalam selama masih mampu melaksanakan.

b. Perubahan perilaku

Pada lansia seering dijumpai terjaadi perubahan perilaku diantaranya : daya ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecenderungan penurunan merawat diri, timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi, lansia sering menyebabkan sensitivitas emosional seseorang yang akhirnya menjadi sumber banyak masalah.

c. Pembatasan fisik

Dengan semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan pula timbulnya gangguan di dalam hal mencakupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain.

d. Palliative care

Pemberian obat pad lansia yang bersifat palliative care adalah obat tersebut ditujukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia. Fenomena polifarmasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi obat dan efek samping obat. Sebagai contoh klien dengan gangguan jantung dan edema mungkin diobati dengan digoksin dan diuretika. Diuretic berfingsi untuk mengurangi volume darah dan salah satu efek sampingnya yaitu keracunan digoksin. Klien yang sama mungkin mengalami depressi sehingga diobati dengan antidepresi. Dan efek samping Antidepressant adalah retensi urin. Dan efek samping inilah yang menyebabkan ketidaknyamanan pada lansia.

e. Penggunaan obat

(5)

mereka membutuhkan beberapa jenis obat. Persoalan yang dialami lansia

e. Kurang memahami pentingnya program tersebut untuk dipatuhi dan dijalankan.

f. Kesehatan mental

Selain mengalami kemunduran fisik lansia juga mengalami kemunduran mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkurang dan dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungannya.

g. Hukum dan etik dalam perawatan gerontik Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada : 1. Pasal 27

 Segala W.N. bersama kedudukannya didalam hokum dan pemerintahan dan wajib menjunjungnya hokum dan pemerintahannya itu dengan tidak ada kecualinya.

 Tiap-tiap W.N. berhak atas pekerjaannya dn penghidupannya yang layak bagi kemanusiaan

2. Pasal 34

Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara.Berpedoman pada hukum tersebut, sebagai perawat kesehatan masyarakat bertanggung jawab dalam mencegah penganiayaan. Penganiayaan yang dimaksud dapat berupa : penyia-nyiaan, penganiayaan yang disengaja dan eksploitasi. Sedangkan pencegahan yang dapat dilakukan adalah berupa : perlindungan dirumah, perlindungan hokum dan perawatan dirumah. Berkaitan dengan kode etik yang harus diperhatikan oleh perawat adalah :

 Perawat harus memberikan rasa hormat kepada klien tanpa memeperhatikan suku, ras, golongan, pangkat, jabatan, status social, masalah kesehatan.

 Menjaga rahasia klien

 Melindungi klien dari campur tangan pihak yang tidak kompeten, tidak etis, praktek illegal

 Perawat berhak menerima jasa dari hasil konsultasi dan pekerjaannya

(6)

 Perawat memberikan pendapat dan menggunakannya. Kompetensi individu serta kualifikasi dalam memberikan konsultasi

 Berpartisipasi aktif dalam kelanjutannya perkembangan body of knowledge

 Berpartisipasi aktif dalam meningkatkan standar professional  Berpartisipasi dalam usaha mencegah masyarakat, dari informasi

yang salah dan misinterpretasi dan menjaga integritas perawat. Perawat melakukan kolaborasi dengan profesi kesehatannya yang lain atau ahli dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhakan oleh masyarakat termasuk pada lansia.

h. JPKM lansia

Salah satu program pokok perawatan kesehatan masyarakat yang ada dipuskesmas sasarannya adalah keluarga yang didalamnya ada keluarga lansia. Perkembangan jumlah keluarga yang terus menerus meningkat dan banyaknya keluarga yang berisiko tentunya membutuhkan perhatian yang khusus. Perkembangan yang terjadi tersebut tentunya menuntut perawat memberikan pelayanan pada keluarga secara professional. Tuntutan ini tentunya tidak berlebihan sebab hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah dibidang kesehatan untuk membangun “Indonesia Sehat 2010” yang salah satu strateginya adalah Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Dengan strategi ini diharapkan lansia mendapatkan perawatan yang baik dan perhatian yang selayaknya

2.3 Strategi untuk Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia

(7)

atau lebih yang telah berpartisipasi pada tahun sebelumnya pada setidaknya satu program promosi kesehatan terorganisasi.

2.3.1 Promosi Kesehatan dan Strategi Proteksi Kesehatan untuk Komunitas Lansia

Promosi kesehatan dan proteksi kesehatan adalah dua elemen pencegahan primer. Promosi kesehatan menekankan pada upaya membantu masyarakat mengubah gaya hidup mereka dan bergerak menuju kondisi kesehatan yang optimum sedangkan fokus proteksi kesehatan adalah melindungi individu dari penyakit dan cedera dengan memberikan imunisasi dan menurunkan pemajanan terhadap agens karsinogenik toksin dan hal – hal yang membahayakan kesehatan di lingkungan sekitar. Konsep kesehatan lansia harus ditinjau kembali dalam upaya merencanakan intervensi promosi kesehatan. Filner dan Williams ( 1997 ) mendefinisikan kesehatan lansia sebagai kemampuan lansia untuk hidup dan berfungsi secara efektif dalam masyarakat serta untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan otonomi sampai pada tahap maksimum, tidak hanya terbebas dari penyakit. Apabila dibandingkan dengan kelompok usia lainnya di Amerika lansia lebih aktif dalam mencari informasi mengenai kesehatan dan mempunyai kemauan untuk mempertahankan kesehatan dan kemandirinya. Promosi kesehatan harus benar – benar berfokus pada perilaku beresiko yang dapat dimodifikasi yang disesuaikan dengan masalah kesehatan utama menurut usia ( USDHHS, 1998 ). Secara umum, pelayanan kesehatan untuk lansia memiliki tiga tujuan

1. Meningkatkan kemampuan fungsional 2. Memperpanjang usia hidup

3. Meningkatkan dan menurunkan penderita ( O’Malley dan Blakeney, 1994 )

Dalam memaksimalkan promosi kesehatan lansia di komunitas dibutuhkan suatu pendekatan multiaspek. Target intervensi harus mengarah pada individu dan keluarga serta kelompok dan komunitas.

2.3.2 Intervensi Berfokus – Individu atau Kelompok

(8)

keterampilan dan kompetensi individu atau keluarga untuk membuat keputusan kesehatan yang memaksimalkan promosi kesehatan dan perilaku proteksi kesehatan. Tujuannya adalah mendayagunakan lansia dan keluarganya dalam membuat keputusan kesehatan yang rasional. Beberapa kategori yang termasuk ke dalam intervensi promosi kesehatan dan proteksi kesehatan dengan target individu dan / atau keluarga adalah : a. Skrining kesehatan

b. Modifikasi gaya hidup

c. Pendidikan kesehatan ( individu atau kelompok ) d. Konseling

e. Kelompok pendukung f. Pelayanan kesehatan primer g. Imunisasi

h. Keamanan di rumah

i. Perawatan di rumah ( pelayanan kesehatan di rumah, perawatan personal atau bantuan rumah tangga )

j. Makanan yang dikirimkan ke rumah

k. Dukungan sosial ( penjaminan kembali telepon dan kunjungan rumah )

l. Manajemen kasus

m. Bantuan pemeliharaan di rumah

2.3.3 Intervensi berfokus pada komunitas

Intervensi berfokus komunitas adalah aktivitas dan program yang diarahkan pada lansia komunitas secara keseluruhan atau sub kelompok lansia yang beragam di komunitas. Tujuan intervensi berfokus komunitas adalah meningkatkan kapasitas dan ketersediaan komunitas terhadap pelayanan gabungan kesehatan dan sosial yang sesuai dan dibutuhkan dalam upaya mempertahankan kemandirian dan status fungsional lansia di komunitas. Intervensi di komunitas terutama melibatkan advokasi tindakan politis dan partisipasi dalam pembuatan kebijakan yang memengaruhi lansia di komunitas. Contoh intervensi berfokus komunitas adalah sebagai berikut :

 Kampanye pendidikan kesehatan di masyarakat luas yang menekankan pada masyarakat lansia

 Mengadakan kampanye pada bulan mei yang telah ditetapkan sebagai older American Month ( bulan lansia Amerika )

(9)

 Keterlibatan politis untuk advokasi kebutuhan lansia seperti mempertahankan atau memperluas tanggunagan medicare untuk pelayanan di rumah

 Kolaborasi dengan universitas, gereja pusat perkumpulan lansia proyek pemukiman lansia serta organisasi komunitas lain yang tersedia untuk memberikan pelayanan yang komprehensif kepada subkelompok asia

 Aktivitas pencegahan kejahatan

 Berpartisipasi dalam pameran kesehatan berfokus pada komunitas. 2.3.4 Kemitraan dengan Komunitas Lansia

Secara umum komunitas lansia terbuka untuk praktik kesehatan baru dan berespons terhadap bermacam – macam pendekatan yang berpotensi meningkatkan kesehatan mereka. Dalam merencanakan program kesehatan yang efektif perawat kesehatan komunitas harus memvalidasi strategi dan tujuan bersama kelompok lansia yang ditargetkan. Keterlibatan lansia dalam merencanakan promosi kesehatan dan aktivitas pencegahan penyakit adalah hal yang esensial karena lansia sensitif terhadap kehilangan potensi kemandiriannya. Oleh karena itu jika lansia dilibatkan rasa kemandirian mereka akan menngkat. Tahapan tindakan yang dilakukan ketika bekerja dengan lansia di komunitas antara lain: 1. Jalankan program ditempat – tempat biasa lansia berkumpul seperti

gereja, senior center, dan tempat perkumpulan pensiunan. 2. Libatkan aktivitas outreach ke dalam seluruh program

3. Siapkan sarana transportasi menuju tempat aktivitas kelompok 4. Antisipasi kebutuhan lansia yang memiliki pandangan dan / atau

penglihatan tidak adekuat ( contoh penggunaan tulisanyang besar, membatasi penggunaan makalah, penggunaan ruangan yang tenang dan / atau pengeras suara yang adekuat.

5. Pertahankan aktivitas secara berlahan dan berikan waktu yang cukup untuk berespons

6. Berikan waktu yang cukup bagi para lansia untuk berbagi pengalaman hidup

7. Pertahankan pengajaran dalam waktu yang relatif singkat 8. Lakukan pengulangan ganda dan penguatan informasi 1 9. Susunlah aktivitas pendidikan kesehatan yang dapat memberikan

rasa nyaman pada para lansia dalam mengajukan pertanyaan dan atau menanyakan informasi baru atau informasi yang masih meragukan mereka

(10)

11. Advokasi untuk meningkatkan sumber sumber yang ada di komunitas serta kebijakan yang memengaruhi lansia

2.3.5 Kebutuhan promosi kesehatan dan proteksi kesehatan lansia di komunitas a. Pelayanan Kesehatan

Lansia berusia lebih dari 65 tahun membutuhkan pelayanan kesehatan primer yang teratur untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah penyakit kronik kecacatan serta kondisi yang mengancam hidupnya. Pelayanan promosi kesehatan yang dapat mendasari intervensi keperawatan komunitas meliputi :

1. Imunisasi ( influenza, difteri, tetanus, vaksin, pneumokokus )

2. Skrining penyakit kronik seperti kanker penyakit kardiovaskuler, dan diabetes.

3. Manajemen dan pengendalian penyakit kronis yang ada ( pendidikan kesehatan, manajemen kasus,dan manajemen medikasi).

4. Pengetahuan tentang praktik penggantia dan tangguan biaya ( termasuk biaya pengobatan alternatif ) dari Medicare/Medicare Managed Care, asuransi Medicare tambahan, dan program asuransi kesehatan spesifik. 5. Program outreach dan upaya advokasi untuk menjamin

akses lansia pada sumber-sumber yang dibutuhkan; seperti advokasi kesehatan, pelatihan kesehatan, dan pengendali akses di komunitas, Personel yang ditugaskan bisa karyawan perusahaan swasta, staf gereja, dan karyawan perudahaan BUMN yang dapat merujuk lansia kepada sumber-sumber yang ada di komunitas (Florioet al, 1996). 6. Rujukan kepada program bantuan farmasi negara yang ada

serta advokasi untuk membuat program yang mereka butuhkan.

7. Pendidikan mengenai manajemen medikasi ( penjadwalan, kepatuhan, kalender, dan sebagainya ).

8. Sumber berkelanjutan datri pelayanan primer. 9. One stop shopping untuk pelayanan kesehatan.

10. Hubungan kepada kelompok pendukung penyakit kronik.

(11)

Nutrisi adekuat adalah hal paling penting bagi lansia dalam mempertahankan kesehatan, mencegah penyakit, yang memperlambat perkembangan penyakit kronis yang di derita. Dalam upaya membantu lansia meningkatkan dan mempertahankan status nutrisinya, pengkajian nutrisi dan membangun kekuatan yang ada adalah hal yang sangat membantu. Daftar Periksa Skrining Nutrisi ( Nutrision Screning Checklist ) yang dibuat oleh American Academy of Family Physicians, American Dietetic Association, dan National Council on Aging ( Nutrition Screning Initiative, 1992 ) adalah alat pengkajian nutrisi yang sangat baik. Berikut ini adalah program kemitraan dalam bidang kesehatan nutrisi yang dapat Anda pertimbangkan.

c. “Makan sehat dan enak!”

Rencanakan kelas atau serial kelas nutrisi yang berfokus pada nutrisi dasar dan manajemen resiko nutrisi ( rendah garam, rendah lemak, rendah gula, tinggi serat dan sebagainya ). Apabila kebutuhan terhadap diet gula khusus harus dibahas, pertimbangkan untuk mengadakan serial kelas dan bentuk kelompok menurut ingkatran kebutuhan diet spesifiknya. Kelas nutrisi akan lebih efektif jiak penyajiannya sangat interaktif dengan para partisipan-mencicipi dan berbagi resep, membangun kebiasaan positif yang ada, dan memasukkan makanan yang etnis. Pemasangan poster dengan tulisan yang besar dan berwarna-warni serta tayangan video aalah langkah yang tepat. Makalah juga bisa membantu. Ingat, lansia senang membicarakan dan menceritakan pengalaman hidup mereka. Berikan hadiah kepda lansia yang menghadiri kelas, seperti tongkat, kanduk kertas, makaronidan makanan yang tidak cepat membusuk. Dapatkan bantuan hadiah dari toko yang menjual bahan makanan. Tantangan terbesarnya adalah enumbuhkan minat para lansia untukmenghadirikelas ini. Pertimbangkan individu dari komunitas atau kelompok teman sebaya untuk membantu marketing dan program outreach.

(12)

Manfaat olahraga telah dibuktikan sepanjang rentang kehidupan manusia. Olahraga untuk lansia harus mempertimbangkan kesehatan dan status fungsionalnya.

2.3.6 Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan untuk Lansia

Penuaan di dalam masyarakat kita merupakan fenomena yang dominan pada saat ini. Tiga dari empat penyebab kematian yang sering terjadi di kalangan lansia – penyakit jantung, kanker dan stroke merupakan akibat dari gaya hidup yang kurang sehat. Namun gambaran suram tentang penduduk lansia yang kurang gerak, lansia yang mengalami penyakit kronis secara bertahap telah digantikan oleh konsep baru seperti masa tua dengan penuh kesuksesan ( misalnya kemampuan individu untuk beradaptasi terhadap proses penuaan ) dan penurunan morbiditas ( misalnya penundaan awitan terjadinya penyakit kronis dan melemahkan sampai pada tahap akhir kehidupan ). Perlindungan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan hal yang mendesak dan juga merupakan kerangka kerja yang tepat untuk merawat lansia. Perawat profesional untuk lansia mengenal bahwa pencegahan untuk orang yang berusia 65 tahun yang dapat diharapkan hidup 20 tahun lagi merupakan komponen penting dalam perawatan kesehatan.

2.3.7 Promosi kesehatan dan perlindungan kesehatan

(13)

tersebut misalnya melakukan aktivitas fisik dan mental secara teratur memperoleh nutrisi istirahat dan relaksasi yang adekuat dan memelihara jaringan dukungan sosial; semua itu merupakan perilaku promosi kesehatan karena dapat mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan seseorang.

Promosi kesehatan untuk lansia, tidak difokuskan pada penyakit atau ketidakmampuan terapi lebih pada kekuatan dan kemampuan lansia tersebut. Promosi kesehatan berusaha untuk memaksimalakan potensi lansia dan meminimalkan efek penuaan. Aktivitas promosi kesehatan utama yang tepat untuk lansia adalah aktifitas fisik, mental, dan sosial secara teratur, nutrisi adekuat, pengendalian berat badan dan menejemen stres.

Penemuan ini menunjukkan kesempatan yang unik bagi profesi keperawatan. Perawat memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas kehidupan dalam porsi yang penting bagi populasi dengan menggunakan kerangaka kerja promosi kesehatan untuk mengorganisasikan dan memberikan asuhan keperawatan bagi lansia. Pendekatan ini mendorong perawat untuk memandang lansia secara positifuntuk mengidentifikasi dan membangun kekuatan daripada memusatkan pada keterbatasan dan masalah. Periilaku perlindungan kesehatan adalah aktifitas yang diarahkan untuk mengurangi resiko individu terhadap perkembangannya penyakit tertentu. Misalnya pemeriksaan kesehatan secara teratur dan penggunaan obat – obatan secara tepat merupakan perilaku perlindungan kesehatan. Beberapa perilaku ada yang termasuk promosi kesehatan dan perlindungan kesehatan. Misalnya, olah raga secara teratur merupakan perilaku untuk melindungi kesehatan jika dilakukan untuk mengurangi resiko seseorang menderita penyakit kardiovaskuler, depresi, diabetes melitus pada saat dewasa akibat obesitas dan osteoporosis. Pembatasan diet khusus, seperti diet rendah kolesterol atau diet tinggi serat merupakan perilaku untuk perlindungan kesehatan melawan penyakit kardiovaskular dan beberapa jenis kanker. Penjelasan selengkapnya tentang perlindungan kesehatan terhadap masalah – masalah yang sering terjadi pada lansia

(14)

Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azaz, pendekatan, dan jenis pelayanan kesehatan yang diterima.

1. Azaz

Menurut WHO (1991) adalah to Add Life to the Years that Have Been Added to Life, dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi, perawatan, pemenuhan diri, dan kehormatan.

2. Pendekatan

Menurut WHO (1982), pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Menikmati hasil pembangunan.

b. Masing-masing lansia memiliki keunikan. c. Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal. d. Lansia turut memilih kebijakan.

e. Memberikan perawatan dirumah. f. Pelayanan harus dicapai dengan mudah.

g. Mendorong ikatan akrab antar kelompok/antar generasi. h. Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia. i. Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya. j. Lansia beserta keluarga aktif memeliharan kesehatan lansia. 3. Jenis

Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya kesehatan, yaitu peningkatan (promotion), pencegahan (prevention), diagnosis dini dan pengobatan, pembatasan kecacatan, serta pemulihan.

a. Promotif

Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung dan tidak langsung untuk menigkatkan derajat kesehatan dan mencegah penyakit. Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga professional dan masyarakat terhadap praktik kesehatan yang positif menjadi norma-norma social. Upaya promotif dilakukan untuk membantu orang-orang mengubah gaya hidup mereka dan bergerak kea rah keadaan kesehatan yang optimal serta mendukung pemberdayaan seseorang untuk membuat pilihan yang sehat tentang prilaku hidup mereka.

b. Preventif

(15)

 Melakukan pencegahan primer, meliputi pencegahan pada lansia sehat, terdapat factor resiko, tidak ada penyakit dan promosi kesehatan.

 Melakukan pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan terhadap penderita tanpa gejala, dari awal penyakit hingga terjadi gejala penyakit belum tampak secara klinis, dan mengidap factor resiko.

 Melakukan pencegahan tersier, dilakukan sesudah terdapat gejala penyakit dan cacat; mencegah cacat bertambah dan ketergantungan; serta perawatan bertahap, tahap (1) perawatan di rumah sakit, (2) rehabilitasi pasien rawat jalan, dan (3) perawatan jangka panjang.

2.4 Dukungan keluarga 2.4.1 Pengertian keluarga

Keluarga sebagai suatu kelompok individu didalam keluarga dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan, atau memperbaiki masalah kesehatan dalam kelompoknya sendiri. Duvall dan Logan (1986) mengatakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, dan emosional serta sosial individu yang ada didalamnya. Sedangkan Bailon dan Maglaya (1978) mengatakan keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karna hubungan darah, perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Ali, 2010).

2.4.2 Komponen-komponen dukungan keluarga

(16)

memainkan peran penting dalam mengintensifkan perasaan sejahtera. Orang-orang yang hidup dalam lingkungan yang bersikap supportif, kondisinya jauh lebih baik dari pada mereka yang tidak memiliki keluarga.

2.4.3 Peran anggota keluarga terhadap lansia

Menurut Eliopoulus (2005) berbagai bentuk peran keluarga diantaranya menjaga dan membersihkan rumah, mengelola keuangan, belanja, kesempatan untuk sosialisasi, menasihati, menemani ke pelayanan kesehatan, memasak dan menyediakan makanan, mengingatkan untuk berobat, menjaga janji, mengawasi, melakukan perawatan, pemantauan dan administrasi obat-sobatan.

Sama halnya dengan Maryam (2008) yang menyebutkan beberapa hal yang dapat dilakukan keluarga dalam menjalankan perannya terhadap lansia antara lain melakukan pembicaraan yang terarah, mempertahankan kehangatan keluarga, membantu melakukan persiapan makanan bagi lansia, membantu dalam hal transportasi, memberikan kasih sayang, menghormati, mintalah nasihatnya untuk peristiwa-peristiwa penting, mengajaknya dalam acara-acara keluarga, membantu mencukupi kebutuhannya, memberi dorongan untuk tetap mengikuti kegiatan-kegiatan di luar rumah, memeriksakan kesehatan secara teratur.

Pada umumnya keluarga memiliki peran penting dalam kehidupan lansia, keluarga memenuhi 60-80% kebutuhan lansia. Berikut ini hal-hal yang mempengaruhi kemampuan keluarga memberi dukungan pada lansia yaitu (Lueckenotte, 2000) :

1) Meningkatnya usia lansia “old-old” (>85 tahun).

2) Penurunan fertilitas, dimana penurunan kelahiran berarti anak yang bisa merawat lansia lebih sedikit.

(17)

4) Meningkatnya mobilitas keluarga, sehingga banyak anak yang berjauhan dengan keluarga mengakibatkan kesulitan memberikan perawatan.

5) Meningkatnya perceraian dan pernikahan kembali. Hal ini akan menimbulkan konflik bagi anak untuk memberikan perawatan karena berbedanya pandangan antara saudara kiri.

Menurut Carter dan McGoldrick (didalam Maryam, 2008) tugas perkembangan keluarga dengan lansia adalah mepertahankan pengaturan hidup yang memuaskan, penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan perkawinan, penyesuaian diri terhadap kehilangan pasangan, pemeliharaan ikatan keluarga antargenerasi, meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut

2.4.4 Pendekatan yang bisa dilakukan keluarga pada lansia

Menurut Lueckenotte (2006), ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan keluarga terhadap lansia yaitu:

1) Memahami persepsi dan perasaan lansia

2) Dekati lansia dengan baik, sehingga lansia tidak merasa ketergantungan

3) Sarankan satu perubahan dalam satu waktu, karena umumnya orang sulit untuk menerima perubahan

4) Pertimbangkan siapa yang cocok untuk berbicara pada lansia

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perlindungan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan hal yang mendesak dan juga merupakan kerangka kerja yang tepat untuk merawat lansia. Perawat profesional untuk lansia mengenal bahwa pencegahan untuk orang yang berusia 65 tahun yang dapat diharapkan hidup 20 tahun lagi merupakan komponen penting dalam perawatan kesehatan.

(18)

Demikian makalah yang telah kami buat, kami menyadari masih terdapat

banyak kekurangan pada makalah yang kami susun. Atas kekurangan dan

kelebihan kami mohon maaf yang sebesar – besarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak,WahitIqbal. 2009.

PengantarKeperawatanKomunitas2.

Jakarta:

SalembaMedika

Mickey Stanley, Patricia Gauntleff Seare.2006.Buku Ajar Keperawatan Gerontik

Edisi 2.Jakarta:ECG

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SKNII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, promosi kesehatan ada tah

peningkatan kesehatan masyarakat, hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa Promosi kesehatan melalui komunitas sekolah ternyata paling efektif diantara upaya kesehatan masyarakat

Promosi kesehatan di sekolah merupakan suatu upaya untuk menciptakan sekolah menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekolah melalui 3 kegiatan

Upaya promosi kesehatan untuk mencegah kelompok agar tidak jatuh sakit adalah tujuan promosi kesehatan pada tingkat.... Lingkup fisik dalam upaya promosi

Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) adalah penyuluhan kesehatan yang khusus.. dikembangkan untuk membantu pasien dan keluarganya untuk bisa menangani

Upaya promosi kesehatan di Puskesmas adalah tanggung jawab semua petugas kesehatan yang bekerja di Puskesmas, mengingat Puskesmas adalah ujung tombak pelayanan

Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan promotif adalah kelompok orang sehat merupakan upaya kesehatan dari.. Masyarakat sosial ekonomi lemah , rentan dan berisiko terhadap

Kelompok sasaran orang sehat di rumah sakit ini penting untuk dijadikan sasaran promosi kesehatan, karena mereka ini akan penting untuk dijadikan sasaran promosi