• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: ALAKA: Pemahaman Negeri Hulaliu dan Pelauw Terhadap Alaka Sebagai Simbol Integrasi Negeri-Negeri Hatuhaha Amarima T2 752013014 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: ALAKA: Pemahaman Negeri Hulaliu dan Pelauw Terhadap Alaka Sebagai Simbol Integrasi Negeri-Negeri Hatuhaha Amarima T2 752013014 BAB V"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB V

PENUTUP

Pada bahagian ini penulis akan mengemukakan dua hal meliputi: (a)

kesimpulan, dan (b) saran sebagai rekomendasi yang merupakan bagian penutup dari

penulisan tesis ini.

V.1.Kesimpulan

Berdasarkan uraian tesis ini maka penulis mendapatkan kesimpulan sebagai

berikut;

1. Alaka merupakan sebuah gunung yang terletak di propinsi Maluku tepatnya di

Pulau Haruku, Alaka menjadi tempat pemersatu bagi para leluhur negeri-negeri

amarima hatuhaha. Alaka dijadikan sebagai tempat tinggal pertama bagi

negeri-negeri Amarima membangun suatu komunitas kerajaan yang dinamakan Uli

Hatuhaha Amarima. Dengan demikian alaka masih meninggalkan jejak-jejak

kehidupan yang mempersatukan. Bukti-bukti historis yang selalu dipelihara dan

dilestarikan. Benteng, dan peralatan-peralatan perang melawan para penjajah

masih menjadi benda-benda yang dikramatisasi oleh masyarkat amarima.

2. Kerajaan Uli Hatuhaha Amarima memiliki filosofi kehidupan yang kompleks

misalnya sebagai pohon beringin dan analogi tubuh yang menjadi simbol

integrasi hingga saat ini. Analogi ini masih menjadi pegangan budaya dan

menjadi pola kehidupan bersama jika terjadi konflik antar sesama masyarkat

amarima. Analogi kehidupan ini dibentuk ketika mendiami gunung alaka

(2)

2 klan adalah negeri Pelau, sedangkan negeri Rohomoni memegang keagamaan,

negeri rohomoni lebih condong ke arah ekonomi, negeri Hulaliu lebih menjiwai

bidang komunikasi, dan negeri Kailolo lebih kearah kemiliteran.

3. Berkaitan dengan konflik sosial yang melanda propinsi Maluku, maka alaka

menjadi simbol integrasi bagi masyarakat Amarima dalam membangun kembali

fungsi integrasi. sebab mereka tidak pernah melupakan janji-janji yang

mengingatkan mereka sebagai kelompok Amarima Hatuhaha yang dahulunya

merupakan suatu kesatuan. Hanya pada masuknya eropa di Maluku menjadikan

terjadinya perubahan reiligi yang dianut oleh salah satu negeri Amarima yakni

Hulaliu.

4. Sekalipun dunia semakin berkembang ke arah modernitas, dan nilai-nilai

religius semakin mendalam pada masayarakat Amarima Hatuhaha, namun satu

prinsip yang tidak akan terkikis dan berevolusi dalam rana kehidupan amarima

adalah kultural sosial. Jelas dalam dinamika kehidupan bermasyarakat hingga

kekinian adat masih berperan penting dalam menata kehidupan masyarakat

Amarima. Adat tidak pernah dilupakan dan dihilangkan sekalipun faktor

eksternal-eksternal seperti modernisasi telah berkembang. Tarian, kapata,

sakral selalu melekat dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat Amarima.

5. Dalam setiap kehidupan negeri-negeri Amarima, alaka dipandang sebagai

sebuah fakta sosial yang merupakan warisan leluhur Amarima, atau dalam

sapaan orang Maluku sebagai tete nene moyang dan merupakan hasil konsensus

(3)

3 V.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas maka tibalah pada

bagian terakhir yakni saran sebagai rekomendasi untuk kemudian dikaji dan

diperhatikan.

1. Kepada pemerintah negeri seluruh Amarima, baik itu pemerintah negeri

Pelauw, Kailolo, Rohomoni, Kabau, dan Hulaliu mesti menyadari bahwa Alaka

merupakan model penyelesaian konflik yang perlu diakui peran dan kekuatan

sebagai pembentuk spiritual capital. Alaka mestinya dijaga dan dilestarikan

sebagai warisan nilai budaya bagi kelima negeri yang termasuk dalam rumpun

amarima ini. Sehingga nilai-nilai spiritual capitalnya tidak hilang dan tidak

dilupakan begitu saja.

2. Kepada lembaga agama mesti melihat alaka sebagai nilai integrasi yang positif.

Tidak hanya memandangnya dari segi yang berlainan, bahkan kadang

menjastifikasinya bernuansa mistik dan bertentangan dengan nilai-nilai

keagamaan. Terlebih khususnya bagi negeri Hulaliu yang menganut

Kekristenan, yang kadang terlalu terpengaruh dengan nilai-nilai agama

sehingga melupakan prinsip nilai budaya lokal.

3. Pemerintah daerah perlu menjaga dan melestarikan Alaka sebagai lokasi

warisan nilai budaya dan sebagai warisan turun temurun yang telah menjadi

bagian dari masyarakat Amarima bahkan penduduk pulau yang lainnya secara

(4)

4 hubungan sosial masyarakat maupun dengan lingkungannya, yang memiliki

nilai-nilai sosio budaya.

4. Untuk pendidikan teologi. Pendidikan teologi terus mengembangkan

penelitian-penelitian khususnya sekitar masalah budaya, sehingga pengkajian-pengkajian

yang berhubungan dengan latarbelakang kebudayaan meliputi; Sejarah,

kepercayaan, adat, hukum dan lain-lain yang ada ditengah-tengah masyarakat,

wacana teologi terus diperluas tidak hanya penggalian berdasarkan bukti-bukti

teks kitab suci, dogma dll. Tetapi bisa menemukan wacana teologi dari konteks

Referensi

Dokumen terkait

Pengakuan batik sebagai warisan budaya asli bangsa Indonesia ini.. kemudian membawa gairah baru bagi kondisi dunia perbatikan di

yang lahir karena sifatnya yang otoritatif; sebagai sumber hukum. tambahan; dan sifatnya yang membimbing ( guiding ) terhadap

Pemerintah Daerah perlu menjaga dan melestarikan lokasi setempat sebagai warisan sejarah dan budaya sebagai salah satu warisan turun-temurun yang telah menjadi bagian

Theospreneurship adalah suatu keyakinan yang berbasis pada ajaran tentang Kemahakuasaan Tuhan sebagai pencipta-Creator, pemberi mandat dan sekaligus mitra kerja yang

Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi pihak sekolah dalam mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan

Upaya yang perlu dilakukan oleh masyarakat negeri Ouw, ialah tidak hanya. sekedar mempertahankan suatu tradisi atau budaya secara turun-temurun,

ini merupakan bagian dari adat bagi beberapa keluarga yang termasuk dalam mata-rumah Soa. Pari, yang wajib dilakukan dan diikuti oleh setiap individu yang termasuk

Selain itu, Yunus Rahawarin, dalam disertasinya yang meneliti tentang Kearifan Lokal yang kuat sebagai jalan cepat untuk mencapai rekonsiliasi antar umat