• Tidak ada hasil yang ditemukan

S TM 1307350 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S TM 1307350 Chapter3"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research), yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di dalam kelas, dimana

berusaha mengkaji dan merefleksi secara kolaboratif suatu pendekatan

pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan proses dan hasil pengajaran di

kelas melalui perbaikan dan perubahan.

Menurut Arikunto, S. dkk (2015, hlm. 227) Penelitian tindakan kelas ada dua

jenis data yang dapat dikumpulkan.

Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara deskriptif dan data komulatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap sesuatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (efektif), aktivitas siswa mengikuti pembelajaran, perhatian, antusias dalam belajar. Dalam hal ini, peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti dapat mengetahui permasalahan di

kelas dan di uraikan secara deskriptif disertai dengan kata-kata yang memperkuat

temuan yang ada. Data yang diperoleh dari penelitian kuntitatif seperti hasil

belajar, observasi, dokumentasi.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana dilaksanakanya penelitian.

Adapun Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan Di SMKN 1 Katapang yang

beralamat di Jalan Ceuri Terusan Kopo KM. 13,5 Katapang Kab. Bandung.

Sekolah ini termasuk ketegori kelompok Teknologi dan Industri dan memiliki

standar ISO 9001. SMK Negeri 1 Katapang memiliki 30 kelas yaitu kelas X

sebanyak 10 kelas, kelas XI sebanyak 10 kelas dan kelas XII sebanyak 10

kelas yang terdiri dari beberapa jurusan.

(2)

Saepuloh, 2016

ruang lainnya. Ruang kelas tertata rapi dan bersih, sehingga siswa merasa

nyaman berada di dalam kelas. Sekolah ini dari jalan raya masuk lagi ke

dalam gang, jadi siswa di SMK Negeri 1 Katapang ini dapat belajar dengan

tenang.

2. Objek Penelitian

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas maka hasil penelitiannya

tidak bisa digeneralisasi, maka perlu adanya objek penelitian.

Objek dalam penelitian ini, adalah siswa kelas X TKR 1 program Teknik

Kendaraan Ringan SMK Negeri 1 Katapang pada Kompetensi Menggunakan

dan Merawat Baterai 2015-2016 dengan jumlah total 38 orang terdiri atas 38

orang siswa laki-laki. Fokus utama penelitian ini terletak pada aspek

peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada Kompetensi Menggunakan

(3)

C. Alur Penelitian

Gambar 3.1. Alur Penelitian START

Pra Tindakan

Perencanaan I

Pelaksanaan I

Pengamatan I

Refleksi I SIKLUS I

Perencanaan II

Pelaksanaan II

Pengamatan II

Refleksi II SIKLUS II

Penyusunan Laporan

Kesimpulan

FINISH

Evaluasi I

(4)

Saepuloh, 2016

D. Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data diperlukan dalam beberapa teknik tertentu.

Mengingat informasi yang diperlukan beragam, maka beragam pula teknik-teknik

yang digunakan. Prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap

fenomena sosial maupun alam, karena pada prinsipnya meneliti melakukan

pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Sugiyono (2013, hlm. 102)

mengemukakan bahwa: “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.

Sugiyono (2013, hlm. 224) juga mengemukakan pendapatnya mengenai

teknik pengumpulan data, bahwa:

Teknik Pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara.

Berdasarkan pengertian di atas maka dalam penelitian tindakan kelas ini

instrumen dan teknik pengumpulan data yang akan dibuat adalah meliputi Pre

Test, Post Test, dan Observasi.

1. Pre Test

Pre Test digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa sebelum

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

eksperimen. Hasil Pre Test akan digunakan untuk mengukur kemampuan siswa

yang nantinya digunakan sebagai acuan untuk penelitian.

2. Post Test

Post Test digunakan untuk mengukur kemajuan dan membandingkan

peningkatan prestasi belajar pada kelompok penelitian sesudah pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen pada

Kompetensi Menggunakan dan Merawat Baterai. Soal-soal pada Pre Test sama

(5)

Tes ini akan menguji ranah kognitif siswa dengan tingkat hapalan,

pemahaman dan aplikasi, adapun tes yang digunakan untuk pretest dan postest

merupakan soal yang sama, dimaksudkan supaya tidak ada pengaruh perbedaan

kualitas instrumen terhadap perubahan pengetahuan dan pemahaman yang terjadi.

Tes yang digunakan berbentuk tes pilihan ganda yang diberikan pada

masing-masing siswa di awal pembelajaran (Pre-Test), dan di akhir (Post-Test) setiap

siklus. Tes ini bertujuan untuk melihat peningkatan kemampuan penguasaan siswa

terhadap materi yang telah diberikan.

3. Lembar Observasi

Secara umum observasi digunakan sebagai upaya untuk merekam setiap

peristiwa dan kegiatan yang dilakukan selama tindakan berlangsung. Adapun

hal-hal yang dapat diteliti dengan dengn teknik ini diantaranya aktivitas siswa dan

mencatat kegiatan selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan observasi

berlangsung dari mulai KBM hingga berakhir KBM di dalam kelas. Setelah

selesai satu siklus pembelajaran, peneliti menginterview observer mengenai hasil

observasi yang diperoleh dan mendiskusikan beberapa hal mengenai perbaikan

pembelajaran siklus berikutnya. Berikut di bawah ini merupakan format lembar

observasi dan juga pedoman observasi aktivitas belajar siswa selama KBM.

E. Pengujian Instrumen Penelitian

Sebelum instrumen test digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba

terhadap instrumen tes. Uji coba instrumen tes dilakukan untuk mengetahui

validitas, realibilitas, tingkat kesukaran. Adapun tahapan yang dilakukan untuk uji

coba instrumen adalah sebagai berikut:

1. Uji validitas

Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang

hendak di ukur Arikunto, S. (2012, hlm. 79). Suatu instrumen dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang diinginkanya dan dapat mengungkap data

(6)

Saepuloh, 2016

Intrumen yang akan di uji validitasnya dari butir soal, digunakan rumus

koreasi Product Moment, yaitu:

(Arikunto, S. 2012, hlm. 87)

Keterangan:

Yxy : Koefisien korelasi

N : Jumlah responden

X : Jumlah skor item

Y : Jumlah skor total

Interprestasi megenai besarnya koefisiein korelasi yang menunjukan nilai

validitas ditunjukan oleh tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1

Kriteria Validitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,80 – 1,00 Sangat Tinggi

Sumber : (Arikunto, S. 2012, hlm. 89)

Setelah diketahui koefisien korelasi, selanjutnya dilakukan uji signifikansi

untuk mengetahui validitas setiap item soal. Uji signifikansi dihitung dengan

menggunakan uji t, yaitu sebagai berikut:

(7)

Hasil perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada derajat kebebasan (dk)

= n – 2 dan taraf signifikansi (a) = 0,05. Apabila thitung ≥ ttabel, maka item soal

dinyatakan valid. Apabila thitung≤ ttabel, maka item soal sinyatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat memberikan data yang

sesuai denan kenyataan. Reabilitas seuatu tes adalah ketetapan suatu tes apabila

diteskan kepada subjek yang sama Arikunto, S. (2012, hlm. 104). Penelitian ini

untuk menguji reliabilitas menggunakan rumus Kuder Richardson (K-R.20)

sebagai berikut:

(Arikunto, S. 2012, hlm. 115)

Keterangan:

r1 : Reabilitas tes secara keseluruhan

p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah q = 1-p

Σpq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q n : Banyak soal tes

S : Standar deviasi dari tes (standar deiasi adalah akar varians)

Harga varian total (S2) dapat dicari dengan menggunakan rumus:

(Arikunto, 2012, hlm. 112)

Keterangan:

S : Standar deviasi

X : Simpangan X dan X yang dicari dari X-X

(8)

Saepuloh, 2016

standar deviasi kuadrat

N : Jumlah responden

Selanjutnya harga r1 dibandingkan dengan rtabel. Apabila r1 ≥ rtabel, maka

instrumen dinyatakan reliabel. Sebaliknya apabila r1 ≤ rtabel, maka instrumen

dinyatakan tidak reliabel.

Berikut interprestasi derajat reabilitas instrumen yang ditunjukan pada

tabel.3.2.

Tabel 3.2

Kriteria Reliabilitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,80 – 1,00

Sumber : (Arikunto, S. 2012, hlm. 89)

3. Tingkat Kesukaran

Menurut Arikunto, S. (2012, hlm. 222), soal yang baik adalah soal yang tidak

terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang

siswa untuk mempertinggi usaha memecahkanya. Sebaliknya soal yang terlalu

sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat

untuk mencoba lagi karena diluar jangkanya.

Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya sesuatu soal tersebut indeks

kesukaran (Difficulty Index). Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal

digunakan rumus:

(Arikunto, S. 2012, hlm. 223)

Keterangan:

P : Indeks kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

(9)

Tabel 3.3

Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,00 – 0,30 0,31 – 0,70 0,71 – 0,96

Soal Sukar Soal Sedang Soal Mudah

Sumber : (Arikunto, S. 2012, hlm. 225)

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang akan ditempuh yaitu:

1. Penelitian Pratindakan

Penelitian pratindakan dilaksanakan untuk mengetahui kondisi awal

siswa dan pengamatan didalam kelas. Kegiatan penelitian pratindakan ini

meliputi:

a. Perencanaan

Kegiatan pembelajaran pada penelitian pratindakan ini belum dilakukan

tindakan yang akan mengubah proses belajar mengajar. Kegiatan

pembelajaran dimulai dengan perkenalan antara peneliti dan siswa dengan

menyampaikan maksud tujuan peneliti. Kemudian peneliti mempersiapkan

instrumen yang akan digunakan. Penyusunan instrumen dikonsultasikan

dengan guru mata pelajaran dan dosen pembimbing.

b. Pelaksanaan

Berisi kegiatan pembelajaran oleh guru dan siswa seperti biasanya tanpa

adanya tindakan pada akhir pertemuan guru memberikan soal Pre test kepada

siswa sebagai nilai awal siswa dalam pembelajaran sebelum adanya tindakan

c. Pengamatan

Penelitian mengamati keaktifan belajar siswa sebelum adanya tindakan

dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disipkan

(10)

Saepuloh, 2016

Peneliti menyimpulkan kegiatan pratindakan sehingga diketahui kondisi

awal aktifitas belajar dan kemampuan awal siswa sebagai data awal dan

digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan penelitian

2. Penelitian siklus I

Penelitian siklus I dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Perencanaan

1) Identifikasi masalah yang muncul dan solusi masalah yang akan

diterapkan pada siklus I. Langkah-langkah persiapanya adalah

sebagai berikut:

2) Menyiapkan instrumen penelitian pada siklus I

3) Membuat RPP siklus I model pembelajaran Eksperimen

4) Menyiapkan materi yang akan diajarkan

5) Mempersiapkan pasilitas dan saran pendukung

b. Pelaksanaan

Guru menerapkan metode pembelajaran Eksperimen pada mata

pelajaran Teknik Listrik Dasar Otomotif sesuai dengan langkah-langkah

yang telah direncakan dalam RPP

c. Pengamatan

Peneliti mengamati seluruh kegiatan pembelajaran siklus I, yang

diamati yaitu aktivitas belajar, sikap dan psikomotor siswa dalam

pembelajaran

d. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan mengulas kembali secara kritis apa yang

telah dilakukan pada siklus I kemudian diberikan penilaian terhadap proses

yang telah terjadi berdasarkan masalah yang muncul dan segala hal yang

berkaitan dengan tindakan pada siklus I sehingga akan lahir perencanaan

baru sebagai upaya memperbaiki kekurangan siklus I dan disempurnakan

pada siklus II apabila aktivitas, sikap dan psikomotor siswa masih banyak

yang belum mencapai keberhasilan yang telah ditetapkan maka dilanjutkan

(11)

3. Penelitian Siklus II

Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I dengan kegiatan sebagai

berikut:

a. Perencanaan

1) Identifikasi masalah yang muncul pada penelitian siklus I dan solusi

masalah yang akan diterapkan pada siklus II. Langkah-langkah

persiapanya adalah sebagai berikut:

2) Menyiapkan instrumen penelitian pada siklus II

3) Membuat RPP siklus II

4) Menyiapkan materi yang akan diajarkan

5) Mempersiapkan pasilitas dan saran pendukung

b. Pelaksanaan

Guru menerapkan metode pembelajaran Eksperimen pada mata pelajaran

Teknik Listrik Dasar Otomotif sesuai dengan langkah-langkah yang telah

direncakan dalam RPP siklus II

c. Pengamatan

Peneliti mengamati seluruh kegiatan pembelajaran siklus II, yang diamati

yaitu aktivitas belajar, sikap dan psikomotor siswa dalam pembelajaran

d. Refleksi

Keseluruhan kegiatan hasil pada siklus II berupa jawaban soal dan

lembar observasi dianalisis untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan

perbaikan siklus I. Hasil tes dan hasil observasi yang diperoleh pada siklus II

dibandingkan dengan siklus I. Hasil dari siklus II ini diharapakan dapat

terjaid peningkatan hasil belajar.

G. Teknik Pengolahan Data

1. Pengolahan data aktivitas belajar

Data aktivitas belajar siswa diperoleh dari lembar pengamatan kemudian

dianalisis untuk menganalisis data maka pertama-tama perlu mengubah data

(12)

Saepuloh, 2016

tersedia sehingga dapat dihitung total skor yang diperoleh dari setiap opsi

yang dipilih. Penliaian aktivitas belajar siswa menggunakan skala likert

sehingga tersedia 4 opsi yaitu:

a. 1-9 siswa diberi sekor 1

b. 10-18 siswa diberi skor 2

c. 19-27 siswa diberi sekor 3

d. 28-38 siswa diberi sekor 4

Langkah selanjutnya yaitu mencri persentase skor dengan rumus

deskriptif persentase sebagai berikut:

(Ali, M. 2013, hlm. 201)

Persentase skor aktivitas belajar siswa kemudian dapat dikatagorikan

tingkatnya sesuai kriteria. Kriteria tingkat aktivitas belajar siswa dibuat

dengan cara:

a. Mencari persentase tertinggi

b. Mencari persentase terendah

c. Mencari rentang persentase = 100% - 25% = 75%

d. Menetapkan kelas interval = 4

e. Interval kelas persentase

Berdasarkan perhitungan diatas, tabel dan kriteria aktivitas siswa adalah:

Tabel 3.4

Kriteria Tingkat Aktivitas Belajar Siswa

No Prosentase Kategori

(13)

2 61% A < 80% Tinggi

3 41%  A < 60% Sedang

4 21%  A <40% Rendah

5 0%  A <20% Sangat rendah

Sumber : (Damayanti, N. 2012, hlm. 63)

2. Pengolahan data hasil tes belajar

Hasil tes belajar yang akan di olah adalah hasil tes awal pre test, hasil

belajar apektif, hasil belajar psikomotor dan hasil tes akhir post test.

a. Data Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar dapat dilihat dari pengolahan data hasil belajar aspek

kognitif, psikomotor dan afektif. Data-data tersebut kemudian dapat

menunjukan peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan rumus:

NA = NK (30%) + NP (50%) + NA (20%)

Dimana :

NA = Nilai Akhir

NK = Nilai hasil belajar aspek kognitif

NP = Nilai hasil belajar aspek psikomotor

NA = Nilai hasil belajar aspek afektif

(SMKN 1 Katapang)

Tabel 3.5

Klasifikasi Nilai Hasil Belajar

NO SKALA

100 KATAGORI PEDIKAT

(14)

Saepuloh, 2016

Nomor 104 Tahun 2014)

b. Hasil Belajar Aspek Kognitif

Peningkatan kemampuan siswa pada aspek kognitif dapat dilihat setelah

peneliti mendapatkan data hasil belajar dari Pre-Test dan Post-Test, kemudian

data hasil belajar tersebut diolah. Data-data tersebut kemudian dapat

menunjukan peningkatan kemampuan siswa pada aspek kognitif ditiap

siklusnya setelah diinterpretasikan ke dalam Indeks Prestasi Kelas (IPK),

untuk mencari IPK maka digunakan rumus berikut:

100

Untuk mengukur hasil belajar aspek kognitif siswa, data yang diperoleh

diiterpretasikan ke dalam lima kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang,

tinggi dan sangat tinggi sesuai dengan tabel 3.6.

Tabel 3.6

Kategori Interpretasi Untuk IPK Aspek Kognitif

No IPK Kategori

1 81,00 – 100,0 Sangat Baik

2 67,00 – 80,00 Baik

3 51,00 – 66,00 Cukup

4 00,00 – 50,00 Kurang

Sumber : (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014)

c. Hasil Belajar Aspek Afektif

Peningkatan kemampuan siswa pada aspek afektif dapat terlihat apabila

data-data yang dihasilkan dari angket siswa pada aspek afektif sudah

diperoleh. angket ini kemudian diinterpretasikan dalam bentuk IPK aspek

afektif, sebagai berikut:

Tabel 3.7

Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Kelompok Untuk Aspek Afektif

No IPK Kategori

(15)

2 67,00 – 80,00 Baik

3 51,00 – 66,00 Cukup

4 00,00 – 50,00 Kurang

Sumber : (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014)

d. Hasil Belajar Aspek Psikomotor

Peningkatan kemampuan siswa pada aspek psikomotor tiap siklus dapat

diperoleh dari lembar observasi hasil belajar siswa aspek psikomotor yang

telah diolah. Hasil tersebut kemudian diinterpretasikan ke dalam bentuk IPK

aspek psikomotor, sebagai berikut:

Tabel 3.8

Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Kelas Untuk Aspek Psikomotor

No IPK Kategori

1 81,00 – 100,0 Sangat Terampil

2 67,00 – 80,00 Terampil

3 51,00 – 66,00 Kurang Terampil

4 00,00 – 50,00 Tidak Terampil

Sumber : (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014)

3. Menghitung N-Gain

Menyatakan Gain (peningkatan) dalam hasil proses pembelajaran

tidaklah mudah, dengan menggunakan gain absolut (selisih antara skor Pre

Test dan Post Test) kurang dapat menjelaskan mana sebenarnya yang

dikatakan Gain tinggi dan mana yang dikatakan gain rendah. Misalnya, siswa

yang memiliki Gain 2 dari 4 ke 6 dan siswa yang memiliki Gain dari 6 ke 8

dari suatu soal dengan nilai maksimal 8. Gain absolut menyatakan bahwa

kedua siswa memiliki Gain yang sama. Secara logis seharusnya siswa kedua

memiliki Gain yang lebih tinggi dari siswa pertama. Hal ini karena usaha

untuk meningkatkan dari 6 ke 8 (nilai maksimal) akan lebih berat dari pada

meningkatkan 4 ke Menyikapi kondisi bahwa siswa yang memiliki Gain

absolut sama belum tentu memiliki Gain hasil belajar yang sama. Gain

ternormalisasi (N-gain) diformulasikan dalam bentuk persamaan seperti

(16)

Saepuloh, 2016

NGain =

Kategori gain ternormalisasi disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.9.

Kriteria Normalized Gain

Skor N-Gain Kriteria Normalized Gain

0,70 < N-Gain Tinggi

0,30 < N-Gain< 0,70 Sedang

N-Gain < 0,30 Rendah

Sumber : (Hake, 1998)

H. Kriteria Keberhasilan

Kriteria yang diukur adalah seberapa besar peningkatan aktivitas dan hasil

belajar setelah penerapan metode pembelajaran eksperimen pada mata pelajaran

Teknik Listrik Dasar Otomotif pada kelas X TKR 1 SMK Negeri 1 Katapang.

Penelitian ini berhasil apabila keaktifan dan hasil belajar siswa setelah penerapan

metode pembelajaran eksperimen mencapai (75%).

Menurut Mulyasa. (2009, hlm. 209) “kualitas pembelajaran dan pembentukan

kompetensi peserta didik dilihat dari segi proses dan hasil”. Dari segi proses,

pembelajaran dan pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas

apabila seluruh atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlihat

secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses belajar pembelajaran

dan pembentukan kompetsni dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan

kompetensi dari prilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau

Gambar

Gambar 3.1. Alur Penelitian
Tabel 3.1 Kriteria Validitas Soal
Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Soal
Tabel 3.3 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal
+4

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi akan mempengaruhi besar kecilnya laba bagi perusahaan, yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya

Selanjutnya Ornstein, (1990) dalam (Mulyasa, 2007) merekomen- dasikan bahwa untuk membuat RPP yang efektif harus berdasarkan pengetahuan terhadap: tujuan umum sekolah,

Berikut adalah hasil analisis aliran daya yang dilakukan menggunakan metode Backward-Forward Sweep sebelum dihubungkannya DG ke dalam jaringan pada sistem distribusi

KONSTRUKSI SOSIAL ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN (Kajian Psikologi Kejahatan Narapidana Anak di Lembaga Pemasyarakatan Sragen). Fakultas Hukum Universitas

Untuk tahun 2016, kegiatan penyediaan buku ini dilakukan dengan menulis ulang dan menerbitkan cerita rakyat dari berbagai daerah di Indonesia yang pernah ditulis

Dengan kecilnya adjusted R 2 menunjukkan bahwa variabilitas variabel penelitian hanya kecil saja ditentukan oleh waktu berbelanja, atau dapat dikatakan tidak

Tabel 6. Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa nilai F hitung variabel PEOU terhadap variabel PU adalah sebesar 47,683, sehingga dengan demikian dapat diartikan

Beranjak dari kebutuhan akan perancangan manipulator robot yang lebih cepat, lebih terintegrasi serta simulasi kinematika yang lebih akurat, maka untuk tujuan