BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research), yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di dalam kelas, dimana
berusaha mengkaji dan merefleksi secara kolaboratif suatu pendekatan
pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan proses dan hasil pengajaran di
kelas melalui perbaikan dan perubahan.
Menurut Arikunto, S. dkk (2015, hlm. 227) Penelitian tindakan kelas ada dua
jenis data yang dapat dikumpulkan.
Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara deskriptif dan data komulatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap sesuatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (efektif), aktivitas siswa mengikuti pembelajaran, perhatian, antusias dalam belajar. Dalam hal ini, peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif.
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti dapat mengetahui permasalahan di
kelas dan di uraikan secara deskriptif disertai dengan kata-kata yang memperkuat
temuan yang ada. Data yang diperoleh dari penelitian kuntitatif seperti hasil
belajar, observasi, dokumentasi.
B. Lokasi dan Objek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana dilaksanakanya penelitian.
Adapun Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan Di SMKN 1 Katapang yang
beralamat di Jalan Ceuri Terusan Kopo KM. 13,5 Katapang Kab. Bandung.
Sekolah ini termasuk ketegori kelompok Teknologi dan Industri dan memiliki
standar ISO 9001. SMK Negeri 1 Katapang memiliki 30 kelas yaitu kelas X
sebanyak 10 kelas, kelas XI sebanyak 10 kelas dan kelas XII sebanyak 10
kelas yang terdiri dari beberapa jurusan.
Saepuloh, 2016
ruang lainnya. Ruang kelas tertata rapi dan bersih, sehingga siswa merasa
nyaman berada di dalam kelas. Sekolah ini dari jalan raya masuk lagi ke
dalam gang, jadi siswa di SMK Negeri 1 Katapang ini dapat belajar dengan
tenang.
2. Objek Penelitian
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas maka hasil penelitiannya
tidak bisa digeneralisasi, maka perlu adanya objek penelitian.
Objek dalam penelitian ini, adalah siswa kelas X TKR 1 program Teknik
Kendaraan Ringan SMK Negeri 1 Katapang pada Kompetensi Menggunakan
dan Merawat Baterai 2015-2016 dengan jumlah total 38 orang terdiri atas 38
orang siswa laki-laki. Fokus utama penelitian ini terletak pada aspek
peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada Kompetensi Menggunakan
C. Alur Penelitian
Gambar 3.1. Alur Penelitian START
Pra Tindakan
Perencanaan I
Pelaksanaan I
Pengamatan I
Refleksi I SIKLUS I
Perencanaan II
Pelaksanaan II
Pengamatan II
Refleksi II SIKLUS II
Penyusunan Laporan
Kesimpulan
FINISH
Evaluasi I
Saepuloh, 2016
D. Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data diperlukan dalam beberapa teknik tertentu.
Mengingat informasi yang diperlukan beragam, maka beragam pula teknik-teknik
yang digunakan. Prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap
fenomena sosial maupun alam, karena pada prinsipnya meneliti melakukan
pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Sugiyono (2013, hlm. 102)
mengemukakan bahwa: “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.
Sugiyono (2013, hlm. 224) juga mengemukakan pendapatnya mengenai
teknik pengumpulan data, bahwa:
Teknik Pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara.
Berdasarkan pengertian di atas maka dalam penelitian tindakan kelas ini
instrumen dan teknik pengumpulan data yang akan dibuat adalah meliputi Pre
Test, Post Test, dan Observasi.
1. Pre Test
Pre Test digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa sebelum
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
eksperimen. Hasil Pre Test akan digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
yang nantinya digunakan sebagai acuan untuk penelitian.
2. Post Test
Post Test digunakan untuk mengukur kemajuan dan membandingkan
peningkatan prestasi belajar pada kelompok penelitian sesudah pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen pada
Kompetensi Menggunakan dan Merawat Baterai. Soal-soal pada Pre Test sama
Tes ini akan menguji ranah kognitif siswa dengan tingkat hapalan,
pemahaman dan aplikasi, adapun tes yang digunakan untuk pretest dan postest
merupakan soal yang sama, dimaksudkan supaya tidak ada pengaruh perbedaan
kualitas instrumen terhadap perubahan pengetahuan dan pemahaman yang terjadi.
Tes yang digunakan berbentuk tes pilihan ganda yang diberikan pada
masing-masing siswa di awal pembelajaran (Pre-Test), dan di akhir (Post-Test) setiap
siklus. Tes ini bertujuan untuk melihat peningkatan kemampuan penguasaan siswa
terhadap materi yang telah diberikan.
3. Lembar Observasi
Secara umum observasi digunakan sebagai upaya untuk merekam setiap
peristiwa dan kegiatan yang dilakukan selama tindakan berlangsung. Adapun
hal-hal yang dapat diteliti dengan dengn teknik ini diantaranya aktivitas siswa dan
mencatat kegiatan selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan observasi
berlangsung dari mulai KBM hingga berakhir KBM di dalam kelas. Setelah
selesai satu siklus pembelajaran, peneliti menginterview observer mengenai hasil
observasi yang diperoleh dan mendiskusikan beberapa hal mengenai perbaikan
pembelajaran siklus berikutnya. Berikut di bawah ini merupakan format lembar
observasi dan juga pedoman observasi aktivitas belajar siswa selama KBM.
E. Pengujian Instrumen Penelitian
Sebelum instrumen test digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba
terhadap instrumen tes. Uji coba instrumen tes dilakukan untuk mengetahui
validitas, realibilitas, tingkat kesukaran. Adapun tahapan yang dilakukan untuk uji
coba instrumen adalah sebagai berikut:
1. Uji validitas
Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang
hendak di ukur Arikunto, S. (2012, hlm. 79). Suatu instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkanya dan dapat mengungkap data
Saepuloh, 2016
Intrumen yang akan di uji validitasnya dari butir soal, digunakan rumus
koreasi Product Moment, yaitu:
(Arikunto, S. 2012, hlm. 87)
Keterangan:
Yxy : Koefisien korelasi
N : Jumlah responden
X : Jumlah skor item
Y : Jumlah skor total
Interprestasi megenai besarnya koefisiein korelasi yang menunjukan nilai
validitas ditunjukan oleh tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1
Kriteria Validitas Soal
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas
0,80 – 1,00 Sangat Tinggi
Sumber : (Arikunto, S. 2012, hlm. 89)
Setelah diketahui koefisien korelasi, selanjutnya dilakukan uji signifikansi
untuk mengetahui validitas setiap item soal. Uji signifikansi dihitung dengan
menggunakan uji t, yaitu sebagai berikut:
Hasil perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada derajat kebebasan (dk)
= n – 2 dan taraf signifikansi (a) = 0,05. Apabila thitung ≥ ttabel, maka item soal
dinyatakan valid. Apabila thitung≤ ttabel, maka item soal sinyatakan tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat memberikan data yang
sesuai denan kenyataan. Reabilitas seuatu tes adalah ketetapan suatu tes apabila
diteskan kepada subjek yang sama Arikunto, S. (2012, hlm. 104). Penelitian ini
untuk menguji reliabilitas menggunakan rumus Kuder Richardson (K-R.20)
sebagai berikut:
(Arikunto, S. 2012, hlm. 115)
Keterangan:
r1 : Reabilitas tes secara keseluruhan
p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah q = 1-p
Σpq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q n : Banyak soal tes
S : Standar deviasi dari tes (standar deiasi adalah akar varians)
Harga varian total (S2) dapat dicari dengan menggunakan rumus:
(Arikunto, 2012, hlm. 112)
Keterangan:
S : Standar deviasi
X : Simpangan X dan X yang dicari dari X-X
Saepuloh, 2016
standar deviasi kuadrat
N : Jumlah responden
Selanjutnya harga r1 dibandingkan dengan rtabel. Apabila r1 ≥ rtabel, maka
instrumen dinyatakan reliabel. Sebaliknya apabila r1 ≤ rtabel, maka instrumen
dinyatakan tidak reliabel.
Berikut interprestasi derajat reabilitas instrumen yang ditunjukan pada
tabel.3.2.
Tabel 3.2
Kriteria Reliabilitas Soal
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas
0,80 – 1,00
Sumber : (Arikunto, S. 2012, hlm. 89)
3. Tingkat Kesukaran
Menurut Arikunto, S. (2012, hlm. 222), soal yang baik adalah soal yang tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang
siswa untuk mempertinggi usaha memecahkanya. Sebaliknya soal yang terlalu
sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat
untuk mencoba lagi karena diluar jangkanya.
Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya sesuatu soal tersebut indeks
kesukaran (Difficulty Index). Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal
digunakan rumus:
(Arikunto, S. 2012, hlm. 223)
Keterangan:
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3.3
Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas
0,00 – 0,30 0,31 – 0,70 0,71 – 0,96
Soal Sukar Soal Sedang Soal Mudah
Sumber : (Arikunto, S. 2012, hlm. 225)
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang akan ditempuh yaitu:
1. Penelitian Pratindakan
Penelitian pratindakan dilaksanakan untuk mengetahui kondisi awal
siswa dan pengamatan didalam kelas. Kegiatan penelitian pratindakan ini
meliputi:
a. Perencanaan
Kegiatan pembelajaran pada penelitian pratindakan ini belum dilakukan
tindakan yang akan mengubah proses belajar mengajar. Kegiatan
pembelajaran dimulai dengan perkenalan antara peneliti dan siswa dengan
menyampaikan maksud tujuan peneliti. Kemudian peneliti mempersiapkan
instrumen yang akan digunakan. Penyusunan instrumen dikonsultasikan
dengan guru mata pelajaran dan dosen pembimbing.
b. Pelaksanaan
Berisi kegiatan pembelajaran oleh guru dan siswa seperti biasanya tanpa
adanya tindakan pada akhir pertemuan guru memberikan soal Pre test kepada
siswa sebagai nilai awal siswa dalam pembelajaran sebelum adanya tindakan
c. Pengamatan
Penelitian mengamati keaktifan belajar siswa sebelum adanya tindakan
dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disipkan
Saepuloh, 2016
Peneliti menyimpulkan kegiatan pratindakan sehingga diketahui kondisi
awal aktifitas belajar dan kemampuan awal siswa sebagai data awal dan
digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan penelitian
2. Penelitian siklus I
Penelitian siklus I dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Identifikasi masalah yang muncul dan solusi masalah yang akan
diterapkan pada siklus I. Langkah-langkah persiapanya adalah
sebagai berikut:
2) Menyiapkan instrumen penelitian pada siklus I
3) Membuat RPP siklus I model pembelajaran Eksperimen
4) Menyiapkan materi yang akan diajarkan
5) Mempersiapkan pasilitas dan saran pendukung
b. Pelaksanaan
Guru menerapkan metode pembelajaran Eksperimen pada mata
pelajaran Teknik Listrik Dasar Otomotif sesuai dengan langkah-langkah
yang telah direncakan dalam RPP
c. Pengamatan
Peneliti mengamati seluruh kegiatan pembelajaran siklus I, yang
diamati yaitu aktivitas belajar, sikap dan psikomotor siswa dalam
pembelajaran
d. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan mengulas kembali secara kritis apa yang
telah dilakukan pada siklus I kemudian diberikan penilaian terhadap proses
yang telah terjadi berdasarkan masalah yang muncul dan segala hal yang
berkaitan dengan tindakan pada siklus I sehingga akan lahir perencanaan
baru sebagai upaya memperbaiki kekurangan siklus I dan disempurnakan
pada siklus II apabila aktivitas, sikap dan psikomotor siswa masih banyak
yang belum mencapai keberhasilan yang telah ditetapkan maka dilanjutkan
3. Penelitian Siklus II
Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I dengan kegiatan sebagai
berikut:
a. Perencanaan
1) Identifikasi masalah yang muncul pada penelitian siklus I dan solusi
masalah yang akan diterapkan pada siklus II. Langkah-langkah
persiapanya adalah sebagai berikut:
2) Menyiapkan instrumen penelitian pada siklus II
3) Membuat RPP siklus II
4) Menyiapkan materi yang akan diajarkan
5) Mempersiapkan pasilitas dan saran pendukung
b. Pelaksanaan
Guru menerapkan metode pembelajaran Eksperimen pada mata pelajaran
Teknik Listrik Dasar Otomotif sesuai dengan langkah-langkah yang telah
direncakan dalam RPP siklus II
c. Pengamatan
Peneliti mengamati seluruh kegiatan pembelajaran siklus II, yang diamati
yaitu aktivitas belajar, sikap dan psikomotor siswa dalam pembelajaran
d. Refleksi
Keseluruhan kegiatan hasil pada siklus II berupa jawaban soal dan
lembar observasi dianalisis untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan
perbaikan siklus I. Hasil tes dan hasil observasi yang diperoleh pada siklus II
dibandingkan dengan siklus I. Hasil dari siklus II ini diharapakan dapat
terjaid peningkatan hasil belajar.
G. Teknik Pengolahan Data
1. Pengolahan data aktivitas belajar
Data aktivitas belajar siswa diperoleh dari lembar pengamatan kemudian
dianalisis untuk menganalisis data maka pertama-tama perlu mengubah data
Saepuloh, 2016
tersedia sehingga dapat dihitung total skor yang diperoleh dari setiap opsi
yang dipilih. Penliaian aktivitas belajar siswa menggunakan skala likert
sehingga tersedia 4 opsi yaitu:
a. 1-9 siswa diberi sekor 1
b. 10-18 siswa diberi skor 2
c. 19-27 siswa diberi sekor 3
d. 28-38 siswa diberi sekor 4
Langkah selanjutnya yaitu mencri persentase skor dengan rumus
deskriptif persentase sebagai berikut:
(Ali, M. 2013, hlm. 201)
Persentase skor aktivitas belajar siswa kemudian dapat dikatagorikan
tingkatnya sesuai kriteria. Kriteria tingkat aktivitas belajar siswa dibuat
dengan cara:
a. Mencari persentase tertinggi
b. Mencari persentase terendah
c. Mencari rentang persentase = 100% - 25% = 75%
d. Menetapkan kelas interval = 4
e. Interval kelas persentase
Berdasarkan perhitungan diatas, tabel dan kriteria aktivitas siswa adalah:
Tabel 3.4
Kriteria Tingkat Aktivitas Belajar Siswa
No Prosentase Kategori
2 61% A < 80% Tinggi
3 41% A < 60% Sedang
4 21% A <40% Rendah
5 0% A <20% Sangat rendah
Sumber : (Damayanti, N. 2012, hlm. 63)
2. Pengolahan data hasil tes belajar
Hasil tes belajar yang akan di olah adalah hasil tes awal pre test, hasil
belajar apektif, hasil belajar psikomotor dan hasil tes akhir post test.
a. Data Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar dapat dilihat dari pengolahan data hasil belajar aspek
kognitif, psikomotor dan afektif. Data-data tersebut kemudian dapat
menunjukan peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan rumus:
NA = NK (30%) + NP (50%) + NA (20%)
Dimana :
NA = Nilai Akhir
NK = Nilai hasil belajar aspek kognitif
NP = Nilai hasil belajar aspek psikomotor
NA = Nilai hasil belajar aspek afektif
(SMKN 1 Katapang)
Tabel 3.5
Klasifikasi Nilai Hasil Belajar
NO SKALA
100 KATAGORI PEDIKAT
Saepuloh, 2016
Nomor 104 Tahun 2014)
b. Hasil Belajar Aspek Kognitif
Peningkatan kemampuan siswa pada aspek kognitif dapat dilihat setelah
peneliti mendapatkan data hasil belajar dari Pre-Test dan Post-Test, kemudian
data hasil belajar tersebut diolah. Data-data tersebut kemudian dapat
menunjukan peningkatan kemampuan siswa pada aspek kognitif ditiap
siklusnya setelah diinterpretasikan ke dalam Indeks Prestasi Kelas (IPK),
untuk mencari IPK maka digunakan rumus berikut:
100
Untuk mengukur hasil belajar aspek kognitif siswa, data yang diperoleh
diiterpretasikan ke dalam lima kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang,
tinggi dan sangat tinggi sesuai dengan tabel 3.6.
Tabel 3.6
Kategori Interpretasi Untuk IPK Aspek Kognitif
No IPK Kategori
1 81,00 – 100,0 Sangat Baik
2 67,00 – 80,00 Baik
3 51,00 – 66,00 Cukup
4 00,00 – 50,00 Kurang
Sumber : (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014)
c. Hasil Belajar Aspek Afektif
Peningkatan kemampuan siswa pada aspek afektif dapat terlihat apabila
data-data yang dihasilkan dari angket siswa pada aspek afektif sudah
diperoleh. angket ini kemudian diinterpretasikan dalam bentuk IPK aspek
afektif, sebagai berikut:
Tabel 3.7
Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Kelompok Untuk Aspek Afektif
No IPK Kategori
2 67,00 – 80,00 Baik
3 51,00 – 66,00 Cukup
4 00,00 – 50,00 Kurang
Sumber : (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014)
d. Hasil Belajar Aspek Psikomotor
Peningkatan kemampuan siswa pada aspek psikomotor tiap siklus dapat
diperoleh dari lembar observasi hasil belajar siswa aspek psikomotor yang
telah diolah. Hasil tersebut kemudian diinterpretasikan ke dalam bentuk IPK
aspek psikomotor, sebagai berikut:
Tabel 3.8
Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Kelas Untuk Aspek Psikomotor
No IPK Kategori
1 81,00 – 100,0 Sangat Terampil
2 67,00 – 80,00 Terampil
3 51,00 – 66,00 Kurang Terampil
4 00,00 – 50,00 Tidak Terampil
Sumber : (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014)
3. Menghitung N-Gain
Menyatakan Gain (peningkatan) dalam hasil proses pembelajaran
tidaklah mudah, dengan menggunakan gain absolut (selisih antara skor Pre
Test dan Post Test) kurang dapat menjelaskan mana sebenarnya yang
dikatakan Gain tinggi dan mana yang dikatakan gain rendah. Misalnya, siswa
yang memiliki Gain 2 dari 4 ke 6 dan siswa yang memiliki Gain dari 6 ke 8
dari suatu soal dengan nilai maksimal 8. Gain absolut menyatakan bahwa
kedua siswa memiliki Gain yang sama. Secara logis seharusnya siswa kedua
memiliki Gain yang lebih tinggi dari siswa pertama. Hal ini karena usaha
untuk meningkatkan dari 6 ke 8 (nilai maksimal) akan lebih berat dari pada
meningkatkan 4 ke Menyikapi kondisi bahwa siswa yang memiliki Gain
absolut sama belum tentu memiliki Gain hasil belajar yang sama. Gain
ternormalisasi (N-gain) diformulasikan dalam bentuk persamaan seperti
Saepuloh, 2016
N–Gain =
Kategori gain ternormalisasi disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.9.
Kriteria Normalized Gain
Skor N-Gain Kriteria Normalized Gain
0,70 < N-Gain Tinggi
0,30 < N-Gain< 0,70 Sedang
N-Gain < 0,30 Rendah
Sumber : (Hake, 1998)
H. Kriteria Keberhasilan
Kriteria yang diukur adalah seberapa besar peningkatan aktivitas dan hasil
belajar setelah penerapan metode pembelajaran eksperimen pada mata pelajaran
Teknik Listrik Dasar Otomotif pada kelas X TKR 1 SMK Negeri 1 Katapang.
Penelitian ini berhasil apabila keaktifan dan hasil belajar siswa setelah penerapan
metode pembelajaran eksperimen mencapai (75%).
Menurut Mulyasa. (2009, hlm. 209) “kualitas pembelajaran dan pembentukan
kompetensi peserta didik dilihat dari segi proses dan hasil”. Dari segi proses,
pembelajaran dan pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas
apabila seluruh atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlihat
secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses belajar pembelajaran
dan pembentukan kompetsni dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan
kompetensi dari prilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau